laporan pendahuluan trauma dada.docx

Upload: limbunglinglung

Post on 02-Jun-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    1/15

    LAPORAN PENDAHULUAN

    ASUHAN KEPERAWATAN CORPUS ALIENUM

    PADA HIDUNG

    A. LAPORAN PENDAHULUAN

    1. DEFINISI

    Corpus alienum pada hidung adalah benda asing yang berasal dari

    luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada

    pada saluran nafas tersebut.

    2. ETIOLOGI

    Corpus alienum pada hidung dapat disebabkan oleh makhluk hidup

    maupun benda mati.

    Hidup : larva lalat, lintah, pacat.

    Mati : Benda asing seperti biji bijian yang kecil seperti jagung,

    kacang, dan juga kedelai, manik manik, kapur barus, nyamuk,

    lalat, kerikil dan lainnya

    3. FAKTOR PREDISPOSISI

    Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke

    dalam saluran napas, antara lain:

    a. Faktor individual : umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial,

    tempat tinggal.

    b.

    Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain : keadaantidur, kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi.

    c. Faktor fisik : kelainan dan penyakit neurologik.

    d. Proses menelan yang belum sempurna pada anak.

    e.

    Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah,

    ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang

    dari 4 tahun.

    f.

    Faktor kejiwaan, antara lain, emosi, gangguan psikis

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    2/15

    g. Ukuran, bentuk dan sifat benda asing

    h. Faktor kecerobohan, antara lain; meletakkan benda asing di mulut,

    persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa-

    gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau permen pada

    anak yang gigi molarnya belum tumbuh.

    4. GEJALA KLINIS

    Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada

    lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk

    dan ukuran benda asing. Benda asing yang masuk melalui hidung dapat

    tersangkut di hidung, nasofaring, laring, trakea dan bronkus. Benda yang

    masuk melalui mulut dapat tersangkut di orofaring, hipofaring, tonsil,

    dasar lidah, sinus piriformis, esofagus atau dapat juga tersedak masuk ke

    dalam laring, trakea dan bronkus. Gejala yang timbul bervariasi, dari tanpa

    gejala hingga kematian sebelum diberikan pertolongan akibat sumbatan

    total. Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing pada saluran napas

    akan mengalami 3 stadium, yaitu:

    a. Stadium pertama merupakan gejala permulaan yaitu batuk-batuk hebat

    secara tiba-tiba (violent paroxysms of coughing), rasa tercekik

    (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan

    napas yang terjadi dengan segera.

    b. Stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh interval

    asimtomatis. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-

    refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang.Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis

    atau cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing

    karena gejala dan tanda yang tidak jelas.

    c.

    Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi

    atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga

    timbul batuk-batuk, hemoptisis, pneumonia dan abses paru.

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    3/15

    5. PATOFISIOLOGI

    Benda asing mati di hidung cenderung menyebabkan udema dan

    inflamasi mukosa, sehingga dapat terjadi ulserasi, epistaksis, jaringan

    granulasi, dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing tersebut

    menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat bervariasi, dari infeksi lokal

    sampai destruksi masif, tulang rawan dan tulang hidung dengan

    membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau. Cacing askaris di

    hidung dapat menimbulkan iritasi dengan derajat yang bervariasi karena

    gerakannya.

    6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan

    pemeriksaan radiologis dan laboratorium untuk membantu menegakkan

    diagnosis. Benda asing yang bersifat radiopak dapat dibuat rongent foto

    segera setelah kejadian, benda asing radiolusen dibuatkan rongent foto

    setelah 24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam kejadian belum

    menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. Biasanya setelah 24 jam

    baru tampak tanda-tanda atelektasis atau emfisema.

    Video fluoroskopi merupakan cara terbaik untuk melihat

    saluran napas secara keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi

    dan inspirasi dan adanya obstruksi parsial. Pemeriksaan laboratorium

    darah diperlukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam

    basa, serta tanda-tanda infeksi saluran napas

    7.

    PENATALAKSANAAN

    a. Bila yang masuk tidak terlalu dalam dan masih bisa terlihat, bisa

    diambil dengan sebatang pinset. Secara perlahan pinset tersebut

    dimasukkan kedalam hidung tarik benda tersebut dengan perlahan

    keluar dengan hatihati.

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    4/15

    b. Bisa juga dilakukan dengan menutup liang hidung yang tidak

    tersumbat tarik nafas dengan mulut lalu buang hembuskan kuat

    kuat udara hingga benda asing itu keluar

    c. Bila gagal letakkan korban dalam posisi sedikit menunduk condong

    kedepan cobalah benda asing dikait kearah keluar dengan pengait

    yang ujungnya tumpul agar tidak melukai. Bila gagal lagi, bawa

    segera kerumah sakit atau ahli THT

    d. Apabila benda itu lintah maka jepit dengan kuat lintah tersebut,

    hidung yang tersumbat ditetesi dengan air perasan tembakau sambil

    menarik jepitan tersebut.

    B. ASKEP TEORI

    I. Pengkajian

    Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan

    secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10). Pengkajian pada pasien

    dengan corpus alienum pada hidung (. Doenges, 1999) meliputi :

    a. Identitas

    Pada tahap ini perlu mengkaji mengenai identitas pasien dan

    penanggung jawab, meliputi nama, jenis kelamin, usia, status

    perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan,

    pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya dan hubungandengan pasien.

    b. Riwayat Keperawatan

    Pada tahap ini perlu mengkaji mengenai bagaimana riwayat

    keperawatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu dan riwayat

    kesehatan keluarga. Riwayat keperawatan sekarang meliputi alasan

    pasien masuk rumah sakit, keluhan utama seperti keluhan yang

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    5/15

    dirasakan sakit dan hal spesifik. Kronologi kejadian yang dialami

    pasien seperti penyebab dari masuknya benda asing tersebut, waktu

    terjadinya, kapan kejadianya dan jam berapa kejadiannya, berapa berat

    keluhan yang dirasakan bila nyeri, bagaimana sifatnya pada quadran

    mana yang dirasakan paling nyeri atau sakit sekali.

    Riwayat kesehatan masa lalu seperti kemungkinan pasien

    sebelumnya pernah mengalami kejadian yang sama seperti yang

    dialami sekarang, apakah pasien menderita penyakit asthma atau

    diabetes mellitus dan gangguan faal hemostasis.

    c.

    Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

    Virgina Henderson merumuskan teori dasar keperawatan yang

    mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar manusia berdasarkan asuhan

    keperawatan yang akan diberikan. Teori ini berkontribusi dalam

    memenuhi kebutuhan dasar klien sebagai respons ketidakberdayaan

    terhadap suatu penyakit, membantu meningkatkan hubungan antara

    perawat dan klien, mengembangkan konsep pertolongan pada diri

    sendiri, dan menurunkan ketergantungan pasien (Alligood, 2006). 14

    kebutuhan itu meliputi :

    1) Bernafas

    Saat pengkajian pasien akan mengeluh sulit untuk bernafas dan

    terkadang terasa perih saat bernafas (tergangtung benda asing

    yang masuk).

    2) Makan dan Minum

    Sasat pengkajian pasien akan mengeluh dan memperlihatkanperilaku penurunan nafsu makan maupun minum akibat kesulitan

    bernafas yang dialami.

    3) Eleminasi

    Akibat dari masukan yang tidak adekuat sehingga pasien akan

    mengalami gangguan dalam proses BAB dan BAK.

    4) Gerak dan aktivitas

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    6/15

    Sebagian atau bahkan keseluruhan gerak dan aktivitas pasien

    akan terganggu akibat dari masuknya benda asing tersebut.

    5)

    Istirahat tidur

    Istirahat pasien akan mengalami gangguan karena gangguan pada

    proses masuk dan keluarnya udara pernapasan melalui hidung..

    6)

    Pengaturan suhu

    Suhu tubuh pasien kemungkinan akan lebih dari suhu tubuh

    normal yang berkisar antara 360C sampai 37,50C karena reaksi

    peradangan akibat masuknya benda asing.

    7) Kebersihan diri

    Pada pasien dengan corpus alienum pada hidung biasanya jarang

    mengalami gangguan pada kebersihan dirinya.

    8) Rasa nyaman

    Pasien akan mengatakan dan terlihat tidak nyaman dengan

    hidungnya akibat rasa pedas dan sakit yang dirasakan pada daerah

    hidung dan disekitarnya.

    9) Rasa aman

    Pada umumnya pasien akan merasa cemas dengan kondisi yang

    dialaminya.

    10) Interaksi sosial

    Interaksi sosial akan terganggu apabila pasien merasakan

    ketidaknyamanan seperti menahan rasa nyeri yang dirasakan.

    11) Pengetahuan

    Meliputi tingkat pengetahuan keluarga maupun pasien mengenai

    kondisi yang dideritanya saat ini.12) Rekreasi

    Melihat seberapa besar tingkat kemampuan pasien maupun

    keluarga untuk memberikan hiburan dan ketenagan untuk pasien.

    13)

    Prestasi

    Melihat bagaiman respon pasien terhadap proses keperawatan

    yang diberikan selama di rumah sakit.

    14)

    Spiritual

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    7/15

    Melihat bagaimana keluarga mampu membantu dan menuntun

    pasien dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya, baik dengan cara

    tri sandya, membaca kitab suci atau berdoa dari tempat tidur.

    d. Pemeriksaan Fisik

    1. Inspeksi

    a) Lihat apakah ada hematoma pada hidung dan sekitarnya

    b) Lihat adanya perubahan bentuk hidung yang abnormal

    c) Lihat terjadinya perdarahan dari hidung dengan menetes atau

    mengalir dengan deras bahkan mengalir kebagian belakang

    kearah mulut.

    d) Pasien akan terlihat tidak nyaman akibat adanya nyeri pada

    hidung

    e) Pasien akan nampak kesulitan dalam bernafas akibat

    tersumbatnya hidung yang kemasukan benda asing

    f) Terkadang pasien terlihat mengalami pilek menahun dan

    berbau busuk pada hidung

    g) Sputum timbul seperti susu bahkan terkadang terjadi

    komplikasi berlanjut seperti congek atau OMK bahkan lebih

    lanjutnya timbul tanda tanda meningitis.

    2. Palpasi

    a) Raba daerah hidung apakah ada nyeri tekan yang dirasakan

    b)

    Raba daerah hidung apakah terdapat benjolan atau tidak

    c)

    Raba daerah hidung untuk mengetahui letak dan tekstur

    benda asing tersebut

    II. Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan merupaka suatu pernyataan dari masalah pasien

    yang nyata ataupun potensial dan membutuhkan tindakan keperawatan

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    8/15

    sehingga masalah pasien dapat ditanggulangi atau dikurangi. Adapun

    masalah keperawatan yang ditemukan :

    a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan nyeri, penyumbatan

    saluran napas bagian atas

    b. Gangguan sensori persepsi : penciuman berhubungan dengan

    perubahan sensori persepsi, perubahan penerimaan sensori,

    stimulus lingkungan yang berlebihan

    c. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

    d. Risiko infeksi berhubungan dengan trauma, pertahanan primer tak

    adekuat, penyakit sinusitis kronis

    III. Rencana Keperawatan

    No Diagnosa

    Keperawatan

    Tujuan/Outcome Intervensi Rasional

    1 Pola napas tidak

    efektif

    berhubungan

    dengan nyeri,penyumbatan

    saluran napas

    bagian atas

    Setelah

    diberikan

    asuhan

    keperawatanselama 3x24

    jam, diharapkan

    pola nafas

    pasien efektif

    dengan kriteria

    hasil :

    1. Awasi kecepatan/

    kedalam

    pernafasan.

    Ausklutasi bunyinafas, selidiki

    adanya sianosis.

    1). Pernafasan

    mengorok atau

    pengaruh anestesi

    menurunkanventilasi.

    Potensial

    atelektasis dapat

    mengakibatkan

    hipoksia.

    2. Mendorong

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    9/15

    1. Pasien tidak

    sesak

    2. TTV dalam

    batas normal

    2. Tinggikan kepala

    tempat tidur 30

    derajat

    3. Observasi TTV

    4.Kolaborasi dengan

    tim medis untuk

    mengeluarkan

    benda asing.

    pengembangan

    diafragma/

    ekspansi paru

    optimal dan

    meminimalkan

    tekanan isi

    abdomen pada

    rongga torak.

    3. Mengetahui

    perkembangan

    klien.

    4.Untuk mengatasi

    ketidakefektifan

    pola nafas pasien .

    2Gangguan

    sensori persepsi

    : penciuman

    berhubungan

    dengan

    perubahansensori persepsi,

    perubahan

    penerimaan

    sensori,

    stimulus

    lingkungan

    yang berlebihan

    Setelah

    diberikan

    asuhan

    keperawatan

    selama 1x24

    jam, diharapkan

    gangguansensori persepsi

    (penciuman)

    pasien teratasi

    dengan kriteria

    hasil :

    1. Pasien dapat

    mencium bau

    1. Kaji seberapa

    besar kehilangan

    sensasi bau pada

    klien

    2.

    Kenalkan pasien

    dengan berbagai

    sensasi bau seperti

    aroma makanan,

    parfum dll

    3. Jelaskan pada

    pasien tentang

    keadaannya dan

    1.Mengetahui

    seberapa besar

    pasien tidak dapat

    mengenali bau

    2.Mengetauhi

    respon pasien

    terhadap berbagai

    sensasi bau

    3. Agar pasien tidak

    cemas akan

    keadaannya dan

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    10/15

    secara

    normal

    2. Pasien

    mampu

    membedakan

    berbagai

    macam bau

    mekanisme bau

    sehingga pasien

    jelas dengan

    keadaannya

    4. Kolaborasikan

    pemeriksaan

    selanjutnya dan

    terapi

    mengetahui dan

    keadaannya yang

    sebenarnya

    4.Mempercepat

    proses

    penyembuhan

    3Nyeri akut

    berhubungan

    dengan agen

    cidera fisik

    Setelah

    diberikan

    asuhan

    keperawatan

    selama 2x24

    jam, diharapkan

    nyeri pasien

    berkurang

    dengan kriteria

    hasil :

    - Skala (0-2)

    - Wajah klien

    tampak rileks

    - TTV dalam

    1. Beri posisi yang

    nyaman dan

    menyenangkan

    pasien

    2. Kaji adanya

    penyebab nyeri,

    seberapa kuatnya

    nyeri, minta

    pasien untuk

    menetapkan padaskala nyeri

    3. Observasi tanda-

    tanda vital

    1. Untuk

    menurunkan

    ketegangan otot

    2. Membantu

    menentukan

    pilihan intervensi

    dan memberikan

    dasar untuk

    perbandingan

    evaluasi terhadaptherapy.

    3. Untuk

    mengidentifikasi

    adanya nyeri.

    4. Untuk mengurangi

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    11/15

    batas normal 4. Anjurkan istirahat

    yang cukup

    5. Berikan kompres

    es pada hidung

    dan dahi

    6. Kolaborasi dengan

    dokter tentangpemberian

    analgesik :

    energi yang

    berlebihan.

    5. Untuk mengurangi

    sensasi nyeri

    yang dirasakan

    pasien

    6. Untuk

    meningkatkan

    efektivitaspengobatan

    4Risiko infeksi

    berhubungan

    dengan trauma,

    pertahanan

    primer tak

    adekuat,

    penyakit

    sinusitis kronis

    Setelah

    diberikan

    asuhan

    keperawatan

    selama 2x24

    jam, diharapkan

    pasien tidak

    mengalami

    infeksi

    1. Kaji tanda tanda

    vital dengan sering.

    Catat adanya

    penurunan TD,

    Nadi, RR, dan

    peningkatan Suhu

    2. Catat adanya

    perubahan

    kesadaran

    3. Pertahankan teknik

    aseptik pada

    penghentian

    perdarahan dan

    penggantian

    balutan

    4. Kolaborasikan :

    ambil hapusan

    1. Untuk

    mengidentifikasi

    adanya infeksi dan

    mengetahui

    kondisi pasien

    2. Untuk

    mengetahui tingkat

    kesadaran pasien

    3. Mengurangirisiko adanya infeksi

    4. Untuk

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    12/15

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    13/15

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    14/15

  • 8/10/2019 LAPORAN PENDAHULUAN trauma dada.docx

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

    NANDA, 2005

    2006 . Diagnosa Keperawatan : defenisi dan klasifikasi. Prima medika

    Kurniadi, Rizki.2011. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Sistem Pengelihatan dan

    Sistem penghidu ( Dalam: http://asuhankeperawatanonline. blogspot.com/2011_

    12_16_archive.html). Diakses pada 28 Oktober 2013 pukul13.00 wita.