laporan peneraan volumetrik
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dasar-Dasar Kimia AnalitikTRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I
PERCOBAAN I
PENERAAN VOLUMETRI
O L E H :
NAMA : NOVA PERMATA INTAN
STAMBUK : A1C4 12 043
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ASHAR, S.Pd
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
1

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan tujuan agar mahasiswa dapat melakukan peneraan terhadap alat-alat ukur volume. Tujuan pengukuran kimia pada prinsipnya adalah untuk mecari “nilai sebenarnya” dari suatu parameter kuantitas kimiawi. Peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet volume dilakukan sebelum digunakan dalam pengerjaan-pengerjaan volumetrik karena alat-alat gelas bervariasi terhadap perubahan suhu. Pada peneraan pipet volume atau pipet seukuran dilakukan perlahan-lahan pada saat menuangkan isinya yang berupa aquades pada gelas kimia, hal ini dilakukan agar pada titrasi dengan menggunakan larutan lain akan lebih baik hasil titrasi yang diperoleh , demikian pula tingkat kesalahannya cenderung lebih kecil. Pada perberapa pipet volume yang berat air diudara yaitu 6,5969 gram, diperoleh berat air pada suhu penimbangan kerja (Wt) Sebesar 6,59 gram dan diperoleh Vt dan Vo sebesar 6,6171 mL dan 6,6156 mL. Untuk perlakuan ke 2 dan ke 3 nilai suhu penimmbangan kerja sebesar 9,86 gram dan 9,87 gram. Ini menunjukkan bahwa alat tersebut masih layak pakai karena masih menjaungkaui batas toleransi yang ditetapkan. Hasil yang sama juga ditunjukan pada labu takar dan buret, sehingga % penyimpangannya adalah 100%.
Kata kunci : Peneraan alat ukur volume, nilai sebenarnya.
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu proses yang dilakukan terkait dengan pekerjaan dan riset dalam
bidang kimia adalah pengukuran analitik. Tujuan pengukuran kimia pada
prinsipnya adalah untuk mecari “nilai sebenarnya” dari suatu parameter kuantitas
kimiawi. Nilai sebenarnya adalah nilai yang mengkararakterisasi suatu kuantitas
tersebut diukur
Dalam kegiatan penelitian maupun praktikum, peralatan laboratorium
sangatlah diperlukan keberadaannya, karena tanpa alat-alat tersebut kegiatan
penelitian atau praktikum tidak dapat berjalan. Nilai sebenarnya adalah nilai yang
mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi
tertentu yang eksis pada saat kuantitas tersebut diukur, beberapa contoh parameter
yang dapat ditentukan secara analitik adalah pengerjaan-pengerjaan volumetri
alat-alat gelas yang ada tanda teranya, dan lain lain. Pengukuran parameter-
parameter ini sangat penting, karena data yang diperoleh nantinya tidak hanya
sebagai ukuran angka-angka biasa namun juga baik kualitatif maupun kuantitatif
dengan dapat menunjukkan nilai besaran yang sebenarnya.
Sebagaimana biasa dalam pengamatan eksperimen secara umum, hasil
yang diperoleh pasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter
sebenarnya yang akan ditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah
ukuran ideal. Nilai tersebut ini hanya bisa diperoleh jika semua penyebab
kesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Faktor
3

penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah
faktor bahan kimia, peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran dan lain-lain.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam
pengukuran analitik ini adalah dengan proses kalibrasi. Maka dari itu dilakukan
percobaan ini.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa dapat melakukan peneraan
terhadap alat-alat ukur volume yaitu buret, labu takar, dan pipet volume/pipet
skala.
C. PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip percobaan adalah peneraan terhadap buret, labu takar, dan pipet
volume dilakukan sebelum digunakan dalam pengerjaan-pengerjaan volumetrik
karena alat-alat gelas bervariasi terhadap perubahan suhu.
4

BAB II
TEORI PENDUKUNG
Dalam ilmu pengetahuan seperti kimia, begitu banyak usaha dilakukan
untuk mengumpulakan data kuantitatif. Data tersebut didapat dari perhitungan
dalam percobaan dan karenanya mempunyai galat. Penting bagi mahasiswa kimia
untuk mempelajari galat-galat yang terjadi dalam pengukuran mereka, agar galat-
galat itu dapat diminimalkan. Mahasiswa juga harus mengembangkan kemampuan
untuk mengevaluasi data eksperimen dan menarik kesimpulan, serta membuang
interpretasi yang mungkin tidak dapat dijamin kebenarannya.
Dasar umum dalam peneraan adalah untuk menentukan berat air yang
dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas
air yang diketahui volume yang betul dapat dihitung. National Bureau of
Standaris telah menetapkan 20oC sebagai suhu untuk mengadakan kalibrasi
peralatan gelas. Karena suhu laboratorium biasanya tidak akan tepat 20oC, maka
peralatan gelas pada hakikatnya, harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu lain
(Underwood, 1981).
Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap
penentuan kuantitatif. Dari sifat dan fungsi dapat dibedakan yaitu pipet, buret, dan
labu takar. Pipet merupakan alat untuk mengukur volume kecil. Pipet volume
digunakan untuk mengukur volume tertentu. Pipet harus ditera sebelum
digunakan, yaitu pada penggunaan pipet volume tertentu cairan harus mengalir
keluar secara kuantitatif. Buret mempunyai ujung pelepasan yang dapat diatur,
berupa tabung kaca dengan ukuran isi 5, 10, 20, atau 50 ml yang bagian bawahnya
5

ditutup dengan keran gelas. Buret ditera melalui pelepasannya. Labu takar atau
labu ukur adalah labu berleher panjang yang mempunyai bagian bundar (perut)
dengan volume 10, 25, 50, 100, 250 atau 1000 ml, yang ditutup dengan sumbat
gelas yang diasah atau sumbat dari zat sinafsis. Ruang isinya ditandai dengan
batas garis pada lehernya (Herman, 1988).
Salah satu proses yang dilakukan terkait dengan pekerjaan dan riset
dalam bidang kimia adalah pengukuran analitik. Tujuan pengukuran kimia pada
prinsipnya adalah untuk mencari “nilai sebenarnya” dari suatu parameter
kuantitas kimiawi. Nilai sebenarnya adalah nilai yang mengkarakterisasi suatu
kuantitas secara benar dan diidentifikasikan pada kondisi tertentu yang eksis pada
saat kuantitas tersebut diukur, beberapa contoh parameter yang dapat ditentukan
secara analitik adalah konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi,
dan lain-lain. Pengukuran parameter-parameter ini sangat penting, karena data
yang diperoleh nantinya tidak hanya sebagai ukuran angka-angka biasa namun
juga baik kuantitatif maupun dengan menunjukan nilai besaran yang sebenarnya.
Sebagaimana biasa dalam pengamatan eksperimen secara umum, hasil yang
diperoleh pasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter
sebenarnya yang akan ditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah
ukuran ideal. Nilai tersebut hanya bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan
pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Faktor penyebab
kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah faktor bahan
kimia, peralatan, pemakaian dan kondisi pengukuran dan lain-lain. Salah satu cara
6

yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran analitik ini
adalah dengan proses kalibrasi (Tahir, 2004).
Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat
pada alat ukur volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret) memperhatikan
angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat.
Pembacaan skala pada alat ukur volumetri (buret, pipet gondok, labu takar, labu
ukur) harus benar-benar diperhatikan, dalam hal melihat skala, kedudukan badan,
jenis alat maupun jenis larutan, dengan memperhatikan angka signifikan, toleransi
pembacaan skala, dan sifat ketelitian alat. Kalibrasi dilakukan agar hasil
pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar/alat ukur yang sudah ditera
(Skoog, 1997).
Semua barang volumetrik yang akan diteliti seharusnya terbebas ari air
Sebelum diuji. Buret dan pipet tidak perlu dikeringkan. Botol volumetric
seharusnya kosong dan kering pada suhu ruang. Air yang digunakan untuk
pengujian seharusnya dalam keadaan panas yang seimbang dengan keadaan
sekelilingnya. Kondisi yang baik dibuktikan oleh gambaran yang baik. Pentingnya
teori umum kesalahan dalam praktek tidak terletak pada perhitungan kesalahan,
tetapi dalam mencari kondisI ideal, dimana kesAlahan akan menjadi minimum.
Disini akan ditunjukkan prosedurnya saja. Dari matematika diketahui bahwa
sebuah fngsi mencapai minimum untuk nilai-nilai variable bebas kalau turunan
pertama sebuah variable sama dengan nol (syarat yang perlu). Dengan demikian,
kita cari turunan partial orde pertama untuk semua variable yang mungkin dari
fungsi perhitungan kesalahan, menyamakannya dengan nol dan menghitung
7

persamaan itu dari suatu variable. Lebih jauh kemungkinan kesalahan alat yang
digunakan tidak turur dipertimbangkan dalam perhitungan ini. Jadi hasil
perhtngan semacam itu harus selalu diperkuat dengan pertimbangan logika, dan
teristimewa harus dibuktikan dengan percobaan Dalam menaksir kesalahan
volume dengan buret, di satu pihak kita harus memperhatikan kesalahan waktu
menetapkan titik nol dan pembacaan volume akhir (misalnya kesalahan akibat
paralaks, pembacaan skala). Jika yang diguanakn adalah alat gelas yang ditera,
kesalahan volume yang mungkin dikehtahui dari standar yang telah ditetapkan
dengan aturan peneraan resmi.. (Eckschlager, 1972).
8

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
- Buret 50 mL 1 buah
- Labu takar 50 mL 1 buah
- Labu takar 100 mL 1 buah
- Pipet volume 10 mL 1 buah
- Pipet volume 25 mL 1 buah
- Erlenmeyer 250 mL 3 buah
- Statif dan klem 1 buah
- Filler 1 buah
- Botol semprot 1 buah
Gelas kimia 3 buah
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah aquades.
9

- Berat air + Erlenmeyer- Berat air
Ditentukan volume air pada suhu tersebut (Vt)
Ditentukan volume air sesungguhnya (Vo)
Ditentukan harga b-nya
Volume air pada suhu tersebut (Vt)Volume air sesungguhnya (Vo)
B. PROSEDUR KERJA
a. Peneraan terhadap Buret
Keterangan :
Pengerjaan di atas dilakukan pada skala yang berurutan (10 mL, 20 mL,
30 mL,40 mL dan 50 mL.
10
Aquades
Dimasukkan ke dalam buret yang bersih dan kering hingga tanda peneranya
Dikeluarkan isinya secara perlahan-lahan
Ditampung dalam Erlenmeyer yang telah ditimbang berat kosongnya
- Aquades (dalam Erlenmeyer )- Berat erlenmeyer kosong
Ditimbang
Ditentukan berat airnya

- Berat air + Erlenmeyer- Berat air
Ditentukan volume air pada suhu tersebut (Vt)
Ditentukan volume air sesungguhnya (Vo)
- Volume air pada suhu tersebut (Vt)- Volume air sesungguhnya (Vo)
b. Peneraan terhadap Labu Takar
Keterangan :
Labu takar yang digunakan adalah labu takar 50 mL dan labu takar 100
11
Aquades
Dimasukkan ke dalam labu takar yang bersih dan kering hingga tanda peneranya
Dikeluarkan isinya secara perlahan-lahan
Ditampung dalam erlenmeyer yang telah ditimbang berat kosongnya
- Aquades (dalam Erlenmeyer )- Berat erlenmeyer kosong
Ditimbang
Ditentukan berat airnya

- Berat air + Erlenmeyer- Berat air
Ditentukan volume air pada suhu tersebut (Vt)
Ditentukan volume air sesungguhnya (Vo)
Ditentukan harga b-nya
- Volume air pada suhu tersebut (Vt)- Volume air sesungguhnya (Vo)
c. Peneraan terhadap Pipet Volume
Keterangan :
Pipet volume yang digunakan adalah pipet volume 10 mL dan pipet
volume 25 mL.
12
Aquades
Dimasukkan ke dalam pipet volume yang bersih dan kering hingga tanda peneranya
Dikeluarkan isinya secara perlahan-lahan
Ditampung dalam Erlenmeyer yang telah ditimbang berat kosongnya
- Aquades (dalam Erlenmeyer )- Berat erlenmeyer kosong
Ditimbang
Ditentukan berat airnya

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
a. Peneraan terhadap Buret
Buret (mL)
erlenmeyer kosong (gram)
Erlenmeyer berisi air (gram)
Berat air pada suhu
penimbangan
10 107,86 122,1450 14,285
20 107,86 132,0973 24,237
30 107,86 141,9711 34,111
40 107,86 151,7369 43,869
50 107,86 161,6222 53,7622
b. Peneraan terhadap Labu Takar
labu takarlabu takar
kosong (gram)
labu takar yang berisi air
(gram)
berat air pada suhu
penimbangan
50 mL
35,4904 84,6615 491711
35,5167 85,0172 49,5005
35,7067 84,7691 49,0624
rata-rata 35,5712 84,8159 49,2469
100 mL
59,4227 158,4490 99,0263
59,6542 158,0719 98,4177
59,3882 158,3891 99,3014
rata-rata 59,3882 158,30333 98,915133
c. Peneraan terhadap Pipet Volume
13

kapasitas pipet
volume
erlenmeyer kosong (gram)
erlenmeyer berisi air (gram)
berat air pada suhu
penimbangan
10 mL
107,86 114,45 6,59104,93 114,79 9,86104,89 114,76 9,87
Rata-rata 105,89 144,66 8,7733
25 mL
104,9407 130,8701 25,92
104,897 129,273 24,37
104,925 129,864 24,94
Rata-rata 104,92 130,002 75,23
A. PERHITUNGAN
a. Pipet Volume
Wo=Wt+0,0012( WtBj (t)
− Wt8,4 )
¿6,59+0,0012( 6,590,9959
−6,598,4 )
¿6,5969
Vt= WtBj (t)
¿ 6,590,9959
= 6,6171Vo = Vt + 0,000025 Vt (to-t)
= 6,6171 + 0,000025 (6,6171) (20-29) = 6,6156
kapasitas Wt Wo Vt Vo
14

pipet volume
10 mL
6,59 6,5969 6,6171 6,6156
9,86 9,8704 9,9005 9,8982
9,87 9,8804 9,9106 9,9083
25 mL
25,92 25,9475 26,0267 26,0208
24,37 24,3958 24,4703 24,4647
24,94 24,9664 25,0426 25,0371
b. Labu Takar
Wo=Wt+0,0012( WtBj (t)
− Wt8,4 )
¿49,1711+0.0012( 35,49040,9959
−35,49048,4 )
¿49,1721
Vt= WtBj (t)
¿ 49,17110,9959
= 49,3735Vo = Vt + 0.000025 Vt (to-t) = 49,3735 + 0.000025 (49,3735) (20-29) = 49,3623
15

kapasitas labu takar
Wt Wo Vt Vo
50 mL
49,1711 49,2233 49,3735 49,3623
49,5072 49,5597 47,71101 47,7002
49,0624 49,1145 49,2643 49,2532
25 mL
99,0263 99.1314 99,4339 99,4115
98, 4177 98,5222 98,8228 98,8005
99,3014 99,4068 99,7102 99,6877
c. Buret
Vti= WtBj(t )
¿ 14,2850,9959
= 14,3438Voi = Vt + 0,000025 Vt (to-t) = 14,285 + 0,000025 (14,285) (20-29)
= 14,2817kapasitas
buretVt Vo Vtr Vor Vt-Vtr Vo-Vor
(Vt-Vtr)(Vo-Vor)
(Vt-Vtr)2
5014,34
3814,28
1734,1946 34,1869 -19,8508 -19,9052
395,13414416
394,05426064
4024,33
6724,32
1534,1946 34,1869 -9,85796 -9,8654
97,252718584
97,1793753616
3034,25
1434,10
3334,1946 34,1869 0,0568 -0,0836 -0,00474848
0,00322624
2044,05
7543,86
734,1946 34,1869 9,8629 9,6801 95,47385829
97,27679641
1053,98
3553,75
0134,1946 34,1869 19,7889 19,5632
387,13420848
391,60056321
∑170,9
73170,3
24 -0,00015 -0,6109
972,990181043
980,1113182465
16

b=∑ (Vti−Vtr)(Voi−Vor)
∑ (Vti−Vtr )2
¿ 972,990181043980,1113182465
¿0,992734 ≈ 1
% penyimpangan = (b – 1) x 100%
= 0%
Recovery = 100%
B. PEMBAHASAN
Dasar umum dalam peneraan adalah untuk menentukan berat air yang
dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu, kemudian dengan densitas
air yang diketahui volume yang betul dapat dihitung. National Bureau of
Standaris telah menetapkan 20oC sebagai suhu untuk mengadakan kalibrasi
peralatan gelas, karena suhu Laboratorium biasanya tidak akan tepat 20oC. Maka
peralatan gelas pada hakikatnya, harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu
lain.
Alat perngukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap
penentuan kuantitatif dari sifat dan fungsi dapat dibedakan : pipet volume, buret,
dan labu takar. Pipet volume digunakan untuk mengukur volume tertentu. Pipet
harus ditera sebelum digunakan, yaitu pada penggunaan pipet volume tertentu
cairan harus mengalir keluar secara kuantitatif. Buret mempunyai ujung pelepasan
yang dapat diatur, berupa tabung kaca dengan ukuran isi, 5, 10, 20, atau 50 mL
yang bagian bawahnya ditutup dengan keran gelas. Buret ditera melalui
pelepasannya.
17

Peralatan volumetrik yang digunakan sebagai alat ukur volume yang
mempengaruhi hasil uji dan/atau pengukuran harus dikalibrasi secara individu.
Kalibrasi dan/atau rekalibrasi peralatan volumetrik mungkin tidak diperlukan bila
pengukuran volume di mana peralatan tersebut digunakan tidak mempengaruhi
hasil uji dan/atau pengukuran atau terdapat bukti yang menunjukkan bahwa
kontribusi ketidakpastian pengukuran volumetrik tidak berkontribusi signifikan
terhadap ketidakpastian total pengujian dan/atau pengukuran dimana peralatan
tersebut digunakan. Kapasitas peralatan volumetrik dapat berubah karena waktu
dan penggunaan.
Dari percobaan menunjukkan bahwa peneraan yang dilakukan pada
beberapa bahan gelas seperti pipet ukur, buret, daan labu takar menggunakan suhu
yang telah dipilih yaitu 20OC sedang suhu yang dipergunakan pada suhu kerja
adalah 29OC. sebelum dilakukan pengerjaan-pengerjaan volumetric ini harus
terlebih dahulu ditera pada suhu yang telah ditentukan.
Pada peneraan pipet volume atau pipet seukuran dilakukan perlahan-lahan
pada saat menuangkan isinya pada gelas kimia, hal ini dilakukan agar pada titrasi
dengan menggunakan larutan lain akan lebih baik hasil titrasi yang diperoleh ,
demikian pula tingkat kesalahannya cenderung lebih kecil. Pada perberapa pipet
volume yang berat air diudara yaitu 6,5969 gram, diperoleh berat air pada suhu
penimbangan kerja (Wt) Sebesar 6,59 gram dan diperoleh Vt dan Vo sebesar
6,6171 mL dan 6,6156 mL. Untuk perlakuan ke 2 dan ke 3 nilai suhu
penimmbangan kerja sebesar 9,86 gram dan 9,87 gram. Ini menunjukkan bahwa
18

alat tersebut masih layak pakai karena masih menjaungkaui batas toleransi yang
ditetapkan.
Peneraan pada labu takar dilakukan sama dengan peneraan terhadap pipet
volume dan di dapatkan nilai yang menunjukkan bahwa labu takar yang
digunakan masih layak pakai. Nilai Wo (berat air di udara) yaitu 49,2233 gram,
diperoleh berat air pada suhu penimbangan (Wt) sebesar 49,1711 gram dan
diperoleh Vt dan Vo sebesar 49,3735 mL dan 49,3632 mL. Begitu pula peneraan
yang dilakukan pada buret, nilai perhitungan yang didapatkan masih menjangkaui
batas toleransi yang ditetapkan. Sehingga nilai b yang didapatkan adalah 0,99273
≈ 1, dan % penyimpangannya 100%.
19

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peneraan terhadap alat-alat gelas laboraturium seperti pipet volume, labu
takar dan buret dilakukan sebelum digunakan dalam pengerjaan volumetri. Nilai
perhitungan yang didapatkan masih menjangkaui batas toleransi yang didapatkan,
sehinggan nilai b yang didapatkan adalah 1 dan % penyimpangannya sebesar
100%.
B. SARAN
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum kali ini ini adalah sebaiknya
perlu diadakan peneraan terhadap alat-alat ukur lain maupun timbangan, agar
dapat diketahui kelayakan pakai dari alat-alat tersebut.
20

DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A dan Underwood, L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam. Erlangga. Jakarta.
Harmita. 2004. Petunjuk Penggunaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmsian. Vol.1, Hal. 117 [diakses pada tanggal 02 Novemver 2013].
Khopkar S.M. 2002 dasar-dasar kimia analitik. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sajima, Indriati, Tanjung dan Mulyono. 2007. Pembuatan Larutan Umpan Proses Pengendapan Zr(OH)4 Menggunakan Metode Re-ekstraksi. Seminar Nasional III SDM Seminar Nuklir. Vol.2 No.1. Hal.75 [diakses pada tanggal 02 November 2013].
Sulaeman, Cecep. 2011. Kalibrasi Temperatur pada PT100 dan Thermocouple. Jurnal Ilmiah Elektro. Vol.2, No.1. Hal.99 [diakses pada tanggal 01 November 2013].
Widodo, dkk. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Graha Ilmu. Jakarta.
21