laporan pengenalan alat

15
BAB I PENDAHULUAN I. Maksud dan Tujuan Maksud dari adanya praktikum kali ini adalah agar praktikan dapat mengenal alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi nantinya. Sedangkan tujuannya adalah agar praktikan dapat mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, serta mengetahui bagaimana cara pembersihan, penyiapan maupun penggunaan alat. II. Prinsip praktikum Dapat memahami prinsip kerja, kegunaan, dan fungsi dari masing-masing alat, beserta bagaimana cara mensterilkan dari masing-masing alat.. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Umum Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop. Dalam teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting, misalnya dalam hubungannya dengan kerusakan atau kebusukan makanan sehingga dapat diketahui tindakan pencegahan atau

Upload: bintang-u-know

Post on 08-Dec-2014

129 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan pengenalan alat

BAB I

PENDAHULUAN

I. Maksud dan Tujuan

Maksud dari adanya praktikum kali ini adalah agar praktikan

dapat mengenal alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum

mikrobiologi nantinya. Sedangkan tujuannya adalah agar praktikan dapat

mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, serta

mengetahui bagaimana cara pembersihan, penyiapan maupun penggunaan

alat.

II. Prinsip praktikum

Dapat memahami prinsip kerja, kegunaan, dan fungsi dari

masing-masing alat, beserta bagaimana cara mensterilkan dari masing-

masing alat..

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Umum

Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk

yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu

makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya

dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop. Dalam teknologi pangan,

mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting, misalnya dalam

hubungannya dengan kerusakan atau kebusukan makanan sehingga dapat

diketahui tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk

menghindari terjadinya kerusakan tersebut. Di samping itu, mikrobiologi juga

penting dalam fermentasi makanan, sanitasi, pengawasan mutu pangan, dan

sebagainya. Adanya jasad renik di dalam makanan mungkin tidak diinginkan

jika jasad renik tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan

Page 2: laporan pengenalan alat

makanan, atau menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya. Tetapi

dalam fermentasi makanan dan minuman, pertumbuhan jasad renik justru

dirangsang untuk mengubah komponen-komponen di dalam bahan pangan

tersebut menjadi produk-produk yang diinginkan (4, hal 3).

Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari

alat-alat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman

tentang fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang

digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-

peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-

alat gelas antara lain : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet

volumetrik, labu ukur (tentukur), labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas

arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes

dan rak tabung.

Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi

masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop,

jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang

kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan

suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau

larutan. Penangas air untuk mencairkan medium, maknetik stirrer untuk

mengaduk dan tabung durham untuk penelitian fermentasi.

Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk

melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah

mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat

mengamati objek yang berukuran kecil. Mikroskop dalam bahasa Yunani dari

micron yaitu kecil dan scopos yaitu tujuan. Jadi, mikroskop adalah sebuah alat

untuk melihat objek yang terlalu kecil. Ilmu yang mempelajari benda kecil

dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti

sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Daya pembesaran mikroskop

menyebabkan kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat

terlihat dengan mata telanjang. Pembesaran yang dapat mikroskop adalah

sekitar 100 kali sampai 400.000 kali. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan

pada kenampakan objek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop

cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan

Page 3: laporan pengenalan alat

berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop

cahaya dan mikroskop electron (3).

Berdasarkan konstruksi dan kegunaan, maka mikroskop cahaya

dibagi menjadi biological microscope (mikroskop biologis) dan stereo

microscope (mikroskop stereo). Berdasarkan cahaya yang melewati mikroskop

maka mikroskop cahaya dibagi menjadi mikroskop stereo, mikroskop medan

terang, mikroskop fourensensi, mikroskop fase kontras, mikroskop interferensi,

mikroskop polarisasi, dan mikroskop ultraviolet (1, hal 121).

Perbesaran yang dicapai oleh suatu mikroskop adalah hasil kerja dua

sistem lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif yang terdekat

dengan spesimen, dan lensa okuler, terletak pada ujung atas mikroskop,

terdekat dengan mata. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula

dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa

okuler. Bayangan nyata tersebut, pada gilirannya, diperbesar oleh okuler untuk

menghasilkan bayangan pada mikroskop (2, hal 6).

Pada mikroskop cahaya atau mikroskop monokuler mempunyai

perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop ini mempunyai kaki yang berat dan

kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya

memiliki tiga sistem lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor.

Lensa okuler bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler).

Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa

dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja

mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah

kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa

mikroskop yang lain (3).

Kondensor adalah sistem lensa pengumpul cahaya di bawah pentas

yang memusatkan cahaya yang tersedia pada spesimen. Kondensor dapat

digerakkan ke atas dan ke bawah oleh pengatur kondensor. Kondensor

berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan

difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperolehdaya pisah maksimal.

Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu.

Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik (2,

hal 9).

Page 4: laporan pengenalan alat

Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-

benar aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-

benar steril. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Sterilisasi

dilakukan pada suhu 121 oC selama 30 menit, yaitu agar spora atau mikroba

dapat dimatikan. Spora adalah sel istirahat yang resisitan terhadap panas dan

lingkungan yang berfungsi sebagai tunas untuk berkembang biak selanjutnya.

Udara tekan yang digunakan juga harus dalam kondisi steril. Substrat yang

berisi nutrien tidak peka terhadap suhu, maka sterilisasi media substrat

dilakukan pada 138 oC selama 5 menit. Pada substrat yang berisi nutrien tetapi

peka terhadap suhu, maka sterilisasi media substrat dilakukan dengan

penyaringan bertekanan melalui saringan milipore diameter 0,22 µm (5, hal 11).

Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses

untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu

benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri

secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara

sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang

umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar.

Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (2, hal 55).

Sterilisasi diperlakukan pada :

1. Sterilisasi produk pangan dalam kaleng, botol, dan kemasan lain.

2. Sterilisasi media cair dan nutrien untuk industry bioteknologi misalnya, obat-

obatan dan enzim.

3. Sterilisasi bioreaktor dengan alat pengendali dan pemonitor.

(5, hal 194)

Jenis-jenis sterilisasi berdasarkan cara sterilisasi dapat dibedakan atas:

1. Sterilisasi secara fisik

2. Sterilisasi secara kimia

3. Sterilisasi secara mekanik

Page 5: laporan pengenalan alat

4. Sterilisasi secara gas mikroksidal

5. Sterilisasi dengan saringan membrane

(5, hal 195)

Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu

penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas

digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab

atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas

kering atau sterilisasi panas kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat

dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan

pada sifat bahan yang akan disterilkan. Metode sterilisasi yang umum

digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah yang menggunakan

panas (2, hal 55).

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau

sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunkan uap air

jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Karena titik didih air

menjadi 121 oC itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada ketinggian

permukaan laut, maka daur sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan

sebagai : 1 atm 15 menit. Pada tempat-tempat yang lebih tingginya diperlukan

tekanan lebih besar untuk mencapai suhu 121 oC. Karena itu daripada

menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan bahwa keadaan steril

dicapai dengan cara mempertahankan suhu 121 oC selama 15 menit (2, hal 55).

Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja

yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang

berkisar antara 110 oC dan 121 oC. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan

cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling,peralatan

laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan

dari karet (2, hal 56).

Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah ;

1. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-

betul dari ruang sterilisator.

Page 6: laporan pengenalan alat

2. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap, karena itu tabung

dan labu kosonga harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak

terperangkap di dasarnya.

3. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeabel terhadap

uap.

4. Suhu sebagaimana yang terukur oleh thermometer harus mencapai 121 oC

dan dipertahankan stinggi itu 15 menit.

(2, hal 56)

Sterilisasi panas kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak

merusak, menyala, hangus, dan menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan

yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet,

tabung reaksi, cawan petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seperti jarum

suntik, dan bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak,

vaselin, dan bahan-bahan berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus

dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam

suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari

oven (2, hal 57).

Proses sterilisasi lain yang juga dilakukan pada suhu kamar ialah

penyaringan. Dengan cara ini larutan atau suspensi dibebaskan dari semua

organisme hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran

pori yang sedemikian kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar

tertahan di atasnya, sedangkan filtratnya ditampung di dalam wadah yang

steril. Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini ialah

serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin bakteri, medium sintetik tertentu, dan

antibiotik (2, hal 58).

BAB III

METODE KERJA

Cara Kerja

Page 7: laporan pengenalan alat

Mengamati alat-alat yang akan digunakan dalam laboratorium

mikrobiologi, serta dapat memahami prinsip kerja dan fungsi dari masing-

masing alat, dan dapat menggambar masing-masing alat yang digunakan.

BAB V

PEMBAHASAN

1. Alat-alat Sterilisasi

Alat-alat sterilisasi meliputi Otoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan

Lampu Spritus. Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan

udara panas kering, dimana oven berfungsi mensterilisasi alat-alat gelas

yang tidak bersekala. Perinsip dari oven ini sendiri adalah menghancurkan

lisis mikroba menggunakan udara panas kering.

Ozonsterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang tidak

bersekala. Ozonsterilizer terdiri atas dua bagian, yakni bagian atas dan

bagian bawah. Bagian atas ozonsterilizer mempunyai prinsip kerja

membunuh mikroba menggunakan ozon (O3), dimana ozon dapat merusak

mekanisme dari mikroba sehingga sel protein pada mikroba mengalami

oksidasi yang mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada

mikroba, dan ozon (O3) itu sendiri bersifat racun. Bagian bawah dari

ozonsterilizer (elektra) berfungsi mensterilisasikan medium menggunakan

sinar lampu dengan panas tinggi, dimana cara kerjanya hampir sama

dengan oven.

Otoclaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat bersekala

menggunakan uap air panas. Dimana uap air panas akan merusak protein

mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu protein akan

mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat

penggunaan otoclaf penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang

bertekanan tinggi masuk kedalam atau beruduksi ke alat.

Page 8: laporan pengenalan alat

Lampu spritus merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran

serta untuk mensterilisasikan mikroba. Lampu spritus juga mempunyai

fungsi lain, yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman

medium.

2. Alat-alat perhitungan koloni mikroorganisme.

Alat-alat yang tergolong dari alat perhitungan koloni adalah coloni

counter dan cawan petri. Coloni counter merupakan alat yang berfungsi

sebagai penghitung jumlah mikroba pada cawan petri menggunakan sinar

dan luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan perbesaran

menggunakan luv atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat

pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni counter

dan juga menggunakan tombol check.

Cawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba

secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel.

3. Alat lainnya

Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat

mikroorganisme yang tak dapat dilihat oleh mata. Cara penggunaan

mikroskop adalah dengan membelakangi bagian belakang mikroskop.

Mikroskop yang digunakan antara lain elektron, mikroskop cahaya, dan

mikroskop kemera. Mikroskop cahaya (Monokoler) berfungsi untuk melihat

objek dengan bantuan cahaya. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata,

sehingga bayangan yang terlihat hanya memilki panjang dan lebar, dan

memberikan gambaran mengenai tingginya. Prinsip kerja dari mikroskop ini

adalah dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga

lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya,

terbalik dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan

menghasilkan bayangan tegak, nyata dan diperbesar oleh mata pengamat.

Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui cermin, maka akan

semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop ini memiliki

pembasaran objektif (10x dan 40x) serta pembesaran okuler (10x).

Mikroskop elektron (Biokuler) berfungsi untuk melihat objek dengan

bantuan elektron atau cahaya lampu. terdiri atas empat lensa objektif

dengan empat pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat pengunaan

Page 9: laporan pengenalan alat

menggunakan pembesaran 100x, ditambahkan minyak emersi di atas gelas

objek. Tujuannya adalah untuk mengurangi sudut bias akibat banyaknya

cahaya yang dipantulkan. Tanpa minyak emersi, maka objek yang akan

diteliti, tidak akan terllihat. Mikroskop ini digunakan saat melihat struktur

dan melakukan pewarnaan bakteri. Mikroskop kamera (Triokuler) berfungsi

sebagai pengambil gambar (objek). Lensa okuler yang terdapat dalam

mikroskop ini sejumlah tiga lensa okuler. Mikroskop ini dapat mengambil

gambar dari preparat. Maka dari itu, mikroskop ini hanya akan digunakan

bila ingin mengambil gambar objek yang akan diamati. Prinsip kerjanya

sama seperti mikroskop cahaya, hanya ada sedikit perbedaan dalam

mengoperasikannya.

Centrifuge merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah zat

dalam cairan yang diduga dapat mengendap dengan cara pemutaran

menggunakan kekuatan rotasi. Dengan pemutaran kecepatan tertentu, zat-

zat yang tidak terlarut akan mengendap. Satuaan yang digunakan pada

centrifuge adalah Rpm (Rotation per meter). Perinsip kerja dari alat ini

adalah zat yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam tabung yang terdapat

pada centrifuge, kemudian menutup lubang pada centrifuge agar udar yang

masuk tidak mempengaruhi zat yang akan dipisah. Setelah itu tentukan

waktu dan rotasi putaran yang diinginkan, dengan memutar tombol Timer

dan Rotation.

Sepektrometri adalah alat yang berfungsi untuk mengukur

kepekatan dalam larutan menggunakan cahaya. Prinsip kerja alat ini adalah

membiaskan cahaya kedalam kupet yang berisi sampel (zat), sebagian sinar

akan ada yang diteruskan dan sebagian lagi akan diserap. Saat pemasangan

kupet ke dalam sepektometri tidak boleh menggunakan tangan, karena

minyak yang terdapat pada tangan akan menempel pada kupet dan

mempengaruhi hasil akhirnya.

Pipet volume adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil

larutan atau sampel sesuai dengan jumlah yang kita tentukan. Pipet gondok

berfungsi sama seperti pipet volum, hanya saja pengambilan larutan sudah

ditentukan. Cara sterilisasinya menggunakan otoklaf.

Page 10: laporan pengenalan alat

Lumpang dan Alu berfungsi sebagai tempat menggerus bahan

yang akan diuji, disterilisasi dengan cara dimasukkan alkohol 70%, lalu

dimasukkan api sampai padam. Objek gelas digunakan dalam meneliti

kapang dan cover glass berfungsi melindungi sampel.

Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan

mikroba alam bentuk media tegak atau miring yang disumbat dengan kapas,

dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya dan diikat,

sedangkan rak tabung sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi.

Tabung Durham berfungsi untuk menangkap gas O2 yang

dihasilkan dari hasil fermentasi mikroorganisme biasa digunakan dalam

medium cair. Cara sterilisasinya menggunakan alat otoklaf.

Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari

ose lurus untuk menanam MO dan ose bulat untuk menggores MO yang

biasanya berbentuk zig-zag.

Paper Disk merupakan alat yang terbuat dari kertas saring dan

dicelupkan ke dalam cairan antibiotik, disterilisasi dengan oven.

Pinset berfungsi untuk menjepit atau mengambil pencadang,

sterilisasinya dapat dilakukan dengan dibakar menggunakan lampu spiritus.

Sedangkan pencadang berfungsi untuk melihat daerah hambatan atau zona

halo yang diisi dengan antibiotik. Ukurannya yaitu diameter luar = 8 mm,

diameter dalam = 6 mm, panjang = 10 mm. Pencadang disterilisasi dengan

dimasukkan ke dalam cawan petri lalu dimasukkan ke dalam oven.

Timbangan Analitik berfungsi untuk menimbang bahan kimia.

Timbangan ini memiliki batas maksimal penimbangan. Jika melewati batas

tersebut, maka ketelitian perhitungan akan berkurang.

Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan bahan,

menampung larutan, dan tempat untuk mencampurkan bahan lalu

dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Alat ini dapat disterilisasikan

dengan dibungkus terlebih dahulu dengan kertas saring bagian atasnya lalu

dibungkus dengan kertas dan diikat, lalu dimasukkan ke dalam otoklaf.

Page 11: laporan pengenalan alat

Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium,

memanaskan larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat

disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas,

lalu disterilisasi dengan menggunakan otoklaf.

Neraca Ohauss 311 merupakan alat yang digunakan untuk

menimbang medium. Pada saat dilakukan penimbangan, digunakan kertas

timbang.

Spoid berfungsi untuk mengambil larutan, zat hasil pengukuran,

atau zat yang mau diuji. Alat ini dapat disterilisasikan dengan menggunakan

otoklaf (uap air bertekanan) dimana sebelum disterilisai dibungkus terlebih

dahulu.

Mikrometer skrup berfungsi untuk mengukur tebal dan tipis

(diameter) atau luas daerah anti bakteri. Alat ini memiliki dua skala,

sehingga memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dan tidak perlu

disterilisasikan.

BAB VI

PENUTUP

I. Kesimpulan

Alat-alat Sterilisasi : Ozontsterilizer, Oven, Otoclaf, Lampu spiritus, Alat-alat

Perhitungan Koloni Mikroorganisme, Coloni counter.

Alat-alat lainnya : Centrifu, Gelas ukur, Gelas kimia, Labu ukur, Labu

erlenmeyer, Lumpan dan alu, Neraca ohauss, Pipet volume, Pipet gondok,

Mikropipet, Mukrometr skrub, Pinset, Spoid, Glass objek, Cover glass,

Inkubator, Kulkas, Tabung reaksi,Tabung durham, Ose lurus, Ose bulat,

Peperdisk.

Timbangan analitik : Spektrofotometri, Pencadang, Mikroskop cahaya,

Mikroskop elektron, Mikroskop kamera

II.Saran

Page 12: laporan pengenalan alat

Alat yang akan digunakan terlebih dahulu harus disterilisasikan

atau benar-benar steril. Praktikan sudah dapat mengetahui pengelompokkan

alat-alat yang akan distrilisasi dan cara mensterilisasi, seperti perlakuan

khusus pada alat-alat berskala maupun lainnya. Saat memegang alat

sebaiknya praktikan menggunakan handspon, agar dipastikan alat benar-

benar steril.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gabriel, J.F., 1988, Fisika Kedokteran, EGC; Jakarta, hal.

2. Hadioetomo, Ratna Siri, 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia

Pustaka Utama; Jakarta, hal. 6, 9, 55-58.

3. Http://bima.ipb.ac.id/

4. Kardiaz, Srikandi, 1992, Mikrobiologi Pangan I, Gramedia; Jakarta, hal. 3.

5. Suharto, Ign., 1995, Bioteknologi dalam Dunia Industri, Andi Offset;

Yogyakarta, hal. 11, 194-195.

http://farmasiq.blogspot.com/