laporan pengenalan hewan vertebrata berdasarkan karakter morfologi dan habitat bagian 3 (repaired)...

37
PENGENALAN HEWAN VERTEBRATA BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN HABITAT Oleh : Nama : Harris Hermawan NIM : B1J012172 Rombongan : VI Kelompok : 5 Asisten : Faizal Rachman Dwi Putra LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN

Upload: haris-hermawan

Post on 26-Nov-2015

579 views

Category:

Documents


80 download

DESCRIPTION

laporan pengenalan hewan vertebrata berdasarkan morfologi dan habitatnya

TRANSCRIPT

PENGENALAN HEWAN VERTEBRATA BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN HABITAT

Oleh :

Nama

: Harris HermawanNIM

: B1J012172Rombongan

: VIKelompok

: 5

Asisten

: Faizal Rachman Dwi PutraLAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2014I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung (Anwar, 1985).Hewan vertebrata adalah subfilum dari Chordata, hewan yang memiliki tulang belakang atau golongan hewan yang memiliki sistem otot yang banyak dan terdiri dari pasangan massa serta sistem syaraf pusat yang letaknya didalam tulang belakang. Anggota yang termasuk kedalam hewan vertebrata adalah Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia (Radiopoetro, 1977).Morfologi atau tata bentuk adalah pengetahuan tentang bentuk yang mempelajari atau menganalisis susunan bagian-bagian dari struktur, bentuk, dan klasifikasi suatu organisme. Karakter dari morfologi meliputi morfologi luar, morfologi dalam, struktur khusus, embryologi, dan karyologi. Hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu hewan vertebrata, dan hewan avertebrata (Pratt, 1935).Hewan vertebrata sebagian besar memiliki habitat terestrial (Amfibia, Reptilia, Aves dan Mamalia). Adapun yang aktivitasnya lebih banyak di habitat akuatik antara lain adalah anggota dari Pisces, vertebrata semi-akuatik diantaranya adalah anggota dari Amibia. Habitat aboreal antara lain adalah anggota Amfibia (katak pohon) dan Aves (Widiyati, 2009).B. TujuanTujuan praktikum acara kedua yaitu untuk mengenali ciri-ciri (karakter) yang tampak pada berbagai hewan vertebrata yang hidup pada habitat yang berbeda dan dapat mendeskripsikan dan mengelompokkan hewan vertebrata berdasarkan karateristik yang diamati.

II. TINJAUAN PUSTAKAKarakter taksonomi merupakan suatu sifat dari anggota suatu takson yang membedakan dari suatu anggota takson lainnya. Karakter taksonomi dibagi menjadi dua, yaitu karakter kualitatif, dan karakter kuantitatif. Karakter kualitatif adalah suatu karakter taksonomi yang dilihat dari gambar, dan suatu kata-kata. Sedangkan karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat dihitung ataupun diukur (Anwar, 1985).

Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut. Morfologi adalah bentuk tubuh (termasuk warna) yang kelihatan dari luar. Oleh karena itu, untuk membuat suatu pengklasifikasian dibutuhkan adanya pengamatan morfologi dari parameter yang sudah ditentukan, sehingga dari parameter morfologi dapat dilakukan pengenalan dan pengklasifikasian hewan vertebrata (Radiopoetro 1977).Morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya mempunyai kemiripan-kemiripan, Hal yang sama juga akan kita dapati pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan lainya. Kita mengenal berbagai jenis hewan air, diantaranya yang paling umum kita kenal adalah ikan, udang, moluska, amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup di air, bergerak dan mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan paru-paru (Song Hojun, 2010).

Vertebrata memiliki Tubuh simetri bilateral, dengan pembagian tubuh terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Memiliki susunan ruas tulang belakang (kolumna vertebralis) dan memiliki otak di dalam cranium (tulang tengkorak). Tubuh simetri bilateral dengan system alat tubuh yang beruas-ruas. Mempunyai endoskeleton (rangka dalam) dengan ruas tulang belakang sebagai kerangka penguat tubuh. Pada kerangka melekat otot-otot kerangka. Kulit berlapis-lapis, terdiri atas epidermis (bagian kulit yang paling luar) dan dermis (kulit bagian dalam) serta menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar atau zat tanduk. Otak terletak di kepala terlindung tulang-tulang tengkorak. Mempunyai selom (rongga badan) yang dindingnya dilapisi selaput peritoneum. Semua anggota vertebrata mempunyai rahang dua pasang kecuali kelas Agnata (contoh Cylostomata). Faring bercelah, yang merupakan tempat insang (pada pisces) namun pada hewan darat terdapat pada tingkat embrio. Otot melekat pada endoskeleton untuk alat gerak aktif. Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar makanan berupa pancreas, hati dan empedu. Jantung beruang 2 hingga 4. Darah mengandung sel darah putih, sel darah merah dan hemoglobin dan peredaran darahnya tertutup. Rongga tubuh mengandung organ visceral (organ bagian dalam). Memiliki sepasang ginjal sebagai alat ekskresi yang berupa urine dan termasuk Poikioterm yaitu suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan (berdarah dingin) yaitu pada kelas pisces, amphibian dan reptile dan Homoioterm yaitu suhu tubuh tidak mengikuti lingkungan sekitar karena memiliki kemampuan mengatur suhu tubuh (berdarah panas) yaitu pada kelas aves dan mamalia (Lilies, 1991).

Vertebrata hanya dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu melalui peleburan antara ovum dan spermatozoid. Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi di luar tubuh maupun di dalam tubuh. Bila terjadi di luar tubuh disebut fertilisasi eksternal, misalnya pada ikan dan katak. Bila pembuahannya terjadi di dalam tubuh disebut fertilisasi internal. Misalnya pada reptilia, burung, dan hewan menyusui (Siwi, 1991).Perkembangbiakan pada vertebrata dapat dibedakan atas ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya. Embrio berkembang di dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari cadangan makanan dalam telur. Misalnya ikan, burung, amfibia, dan sebagian reptilia. Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan telur, dan embrio berkembang dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok hewan ovovivipar tidak mengeluarkan telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetap tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di dalam tubuh induk. Saat menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti melahirkan. Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular. Vivipar (beranak), ialah hewan yang melahirkan anaknya. Embrio berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari). Misalnya, manusia (mamalia) dan hewan menyusui lainnya (Siwi,1991).Hewan vertebrata memiliki ciri-ciri khusus tiap kelasnya, yaitu kelas pisces memiliki habitat hidup di perairan baik di sungai maupun di laut. Tubuhnya dilengkapi dengan sirip-sirip yang berfungsi untuk membantu berenang dan menjaga keseimbangan tubuh. Sirip ikan dibedakan atas sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, sirip ekor. Ikan mempunyai gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air. Tubuh ikan ditutupi oleh sisik yang licin dan berlendir, sehingga dapat bergerak dengan cepat di dalam air. Ikan berkembangbiak dengan cara bertelur (ovivar), namun ada juga yang melalui fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal. Kelas Pisces terdiri dari 2 subkelas yaitu Kelompok ikan bertulang rawan (Subkelas Chondrichthyes) contohnya ikan bertulang rawan adalah hiu (Galeocerda sp.) dan Ikan pari (Dasyatis sp.) dan kelompok ikan bertulang sejati (Subkelas Osteichthyes) contoh ikan bertulang sejati adalah lele (Clarias batrachus) (Suhardi, 1983).

Kelas Amphibia (Amfibi) memiliki ciri khusus yaitu hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan atau hidup di dua alam. Hewan ini merupakan hewan peralihan dari kehidupan air ke kehidupan darat. Pada saat larva, hidupnya di air dan bernapas menggunakan insang, sedangkan pada waktu dewasa hidupnya di darat dan bernapas dengan paru-paru. Seperti halnya ikan, amfibia jua merupakan hewan berdarah dingin. Tubuh Amfibia terdiri atas kepala, badan, dan anggota gerak, namun tidak mempunyai leher. Anggota gerak amfibi pada dasarnya adalah pentadactylus dan tidak memiliki kuku atau cakar. Pentadactylus adalah alat gerak belakang yang memiliki lima jari (pentadactylus), dengan selaput renang (webb) yang terdapat antara jari-jari serta bervariasi pada tiap jenisnya. Kulit memiliki kelenjar mukosa atau kelenjar racun (berbintil-bintil), misalnya pada beberapa jenis katak dan Amfibia mengalami metamorfosis secara sempurna (Widiyati, 2009).Kelas Reptilia merupakan hewan melata. Tubuh hewan ini terdiri atas kepala, badan, ekor dan 2 pasang alat pergerakan. Seluruh tubuhnya teradaptasi secara maksimal untuk kehidupan terestrial, termasuk dijumpai adanya selaput embrio dan kulit yang tahan terhadap kekeringan, hal ini karena reptilia merupakan kelas pertama dari Superkelas Tertrapoda. Reptilia berkembang biak dengan bertelur (ovipar), namun ada juga yang ovovivipar (hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur dan beranak, embrionya berkembang di dalam telur, dan telur tetap berada di dalam tubuh induknya sampai telur menetas. Setelah telur menetas, individu baru tersebut keluar dari tubuh induknya, contohnya adalah kadal dan beberapa jenis ular). Sebagian besar reptilia hidup di darat dan beberapa ada yang hidup di air. Berdasarkan ada tidaknya lubang temporal pada tulang tengkoraknya kelas reptilia diklasifikasikan menjadi 4 ordo, yaitu :1. Ordo Chelonia Ordo Chelonia merupakan subkelas Anasipda, hal ini berarti bahwa tidak ada lubang pada tulang yang menjadi bagian atas dari daerah temporalnya. Contoh Ordo Chelonia adalah penyu dan kura-kura (Widiyati, 2009).2. Ordo Rhynchocephalia Ordo Rynchocephala termasuk Subkelas Lepidosauria, hal ini berarti bahwa pada tengkoraknya terdapat dua lubang pada tulang-tulang yang menjadi atapnya di daerah temporal (jika tidak ada perubahan sekunder, lubang-lubang di antara tulang langit-langit dan gigi selalu berada pada atap rongga mulut dan pada tepi rahang). Ordo Rhynchocephalia hanya memiliki 1 jenis yang masih hidup, yaitu tuatara (Spenodon punctatum) (Widiyati, 2009).3. Ordo Squamata Ordo Squamata juga termasuk Subkelas Lepidosauria. Contoh Ordo Squamata adalah ular, komodo dan kadal (Widiyati, 2009).4. Ordo Crocodilia Ordo Crocodilia merupakan anggota Subkelas Archosaurus. Ciri-ciri utama Subkelas Archosaurus adalah tengkoraknya memiliki dua lubang temporal selalu berlipat pada pelat tulang yang terbuka. Sering terdapat lubang-lubang pada tengkorak Crocodilia, yaitu di depan mata dan pada pinggiran rahang bawah, sedangkan gigi semuanya marginal. Contoh Ordo Crocodilia adalah buaya (Widiyati, 2009).Kelas Aves (Burung) Secara umum tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya ditutupi oleh bulu. Lengan depannya mengalami modifikasi sebagai sayap yang umumnya digunakan untuk terbang. Alat gerak belakang digunakan untuk berjalan, bertengger, mencengkram atau berenang, dan umumnya dilengkapi dengan 4 jari. Mulut Aves meluas sebagai paruh dan tidak bergigi. Bentuk paruhnya bervariasi. Kelas aves digolongkan menjadi 2 subkelas, yaitu Subkelas Archaeornithes dan Subkelas Neornithes (Haryono, 2001).1. Subkelas ArchaeornithesArchaeornithes adalah burung purba dan saat ini telah punah. Ciri-ciri Archaeornithes antara lain memiliki gigi pada paruhnya, ekornya masih bertulang, serta sayapnya masih bercakar. Contoh Subkelas Archaeornithes adalah (Archaeopteryx sp.) (Haryono, 2001).2. Subkelas NeornithesNeornithes adalah kelompok burung sejati. Ciri-ciri Subkelas Neornithes adalah memiliki tulang metacarpalia bersatu membentuk carpometacarpus, Jari kaki keduanya merupakan jari terpanjang, Memiliki 13 vertebrae caudal atau kurang, Tulang dada (sternum) dengan atau tanpa carina, dan Ekornya berbulu dan berukuran pendek. Neornithes merupakan kelompok burung modern yang sering kita jumpai pada saat ini. Contoh Subkelas Neornithes antara lain : Burung pelari yang cepat, misalnya burung unta (Struthio camelus), burung terestial yang tidak dapat terbang, misalnya kiwi (Apteryx sp.), burung perenang di Antartika, pinguin (Aptenodytes sp.), dan kelompok burung penyanyi, misalnya burung gelatik (Padda oryzivora) (Haryono, 2001).Kelas Mamalia memiliki ciri utamanya adalah mempunyai kelenjar susu (glandula mammae) yang berfungsi untuk menyusui anaknya yang baru lahir. Tubuhnya umumnya ditutupi oleh rambut. Kulitnya dilengkapi dengan berbagai macam kelenjar. Rahangnya umumnya dilengkapi dengan gigi. Mammalia memiliki tungkai yang sesuai untuk berjalan, memanjat, menggali, berenang, dan terbang. Jarinya dilengkapi cakar, kuku atau teracak (Widiyati, 2009).Perkembangbiakan dengan beranak atau melahirkan (vivipar) dan bertelur (ovipar). Ordo Monotremata merupakan satu-satunya Mamalia yang berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Contoh Ordo Monotremata yang terkenal adalah (Platypus sp.) dari Australia, yang hidupnya di sungai. Sedangkan contoh dari Indonesia adalah nokdiak atau landak irian (Zaglossus bruijni). Ciri-ciri tersebut telah menunjukkan bahwa Mamalia merupakan kelas yang paling maju di antara kelas-kelas yang lain dari filum animalia. Kelas mamalia dibagi menjadi 28 ordo, dan beberapa ordo diantaranya telah punah (Darbohoesodo, 1976).1. Ordo MarsupialiaOrdo Marsupialia merupakan kelompok hewan dari Kelas Mamalia yang memiliki kantung (berkantung), yaitu Ordo Marsupialia. Ciri-ciri Ordo Marsupialia antara lain kantung (marsupium) ini umumnya dijumpai pada hewan betina di bagian ventral tubuh (Ventral berarti perut. Istilah ini dipakai untuk menyatakan sisi depan/perut dari suatu bagian tubuh, atau sisi yang lebih jauh dengan poros (axis) atau lipatan marsupial di sekeliling puting susu pada abdomen. Umumnya ordo ini tidak memiliki plasenta sehingga telurnya dibuahi secara internal dan mulai berkembang di dalam uterus. Selanjutnya anak-anaknya akan dilahirkan dalam keadaan prematur yang kemudian bergerak perlahan-lahan atau merambat ke kantung marsupium. Kantung tersebut merupakan tempat yang sangat dekat dengan puting susu induknya. Contoh Ordo Marsupialia adalah kanguru yang hidup di Australia (Macropus sp.) dan contoh Ordo Marsupialia yang hidup di Indonesia adalah tikus berkantung ekor panjang (Muretia longicauda) dan tikur berkantung ekor hitam (Abthechinus melanurus) (Campbell, 2004).2. Ordo ChiropteraOrdo Chiroptera adalah kelompok Mammalia yang dapat terbang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenalnya sebagai kelelawar. Kelelawar adalah mamalia terbang. Ciri-ciri kelelawar adalah berukuran kecil, dengan lengan depan dan jari ke-2 dan ke-5 sangat panjang, disokong dengan lapisan membran kulit integumental atau bisa disebut sayap, yang juga menyelingkupi tungkai belakang. Pada beberapa jenis, bahkan ada yang sampai menyelingkupi ekornya. Ordo Ordo Chiroptera dibagi lagi menjadi 2 subordo, yaitu Megachiroptera dan Microchiroptera. Contoh subordo Megachiroptera yang hidup di Indonesia adalah kalong (Pteropus vampyrus) dan cecudu pisang (Macroglossus maximus). Sedangkan yang merupakan contoh subordo Microcheroptiera yang ada di Indonesia adalah kelelawar coklat (Myotis sp.) dan kelelawar ekor bebas (Tadarida sp.) (Campbell, 2004).3. Ordo Karnivora (Carnivora)Karnivora adalah kelompok mamalia pemakan daging. Kelompok ini terdiri atas hewan-hewan yang berukuran kecil sampai besar. Ciri-ciri karnivora adalah jari kaki umumnya berjumlah 5 atau paling sedikit 4 dan semuanya bercakar. Carnivora juga memiliki gigi taring. Contohnya Karnivora adalah anjing peliharaan (Canis sp.), beruang madu (Helarcos malayanus), dan harimau (Panthera tigris) (Widiyati, 2009).4. Ordo PrimataCiri utama Ordo Primata adalah matanya stereoskopik menghadap ke depan. Contoh Ordo Primata yang mudah kita jumpai di Indonesia adalah kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan orang utan (Pongo pygmeus) (Borror, 1996).III. MATERI DAN METODEA. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara 2 adalah bak preparat, pinset, mikroskop, alat tulis dan laporan sementara.Bahan-bahan yang digunakan adalah beberapa specimen hewan vertebrata meliputi Pari (Dasyatis sp.), Ikan nilem (Oestichilus hasselti), Katak sawah (Fejervarya cancrivora), Ular kadut (Homalopsis sp.), Burung merpati (Columba domestica), Mencit (Mus musclus) dan Burung Hantu (Tyto alba).B. MetodeMetode yang dilakukan dalam praktikum antara lain :1.) Hewan vertebrata diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi yang dimiliki.2.) Hewan vertebrata yang diamati kemudian dideskribsikan dan digambar serta diberi keterangan berdasarkan ciri-ciri morfologinya.

3.) Hasil praktikum dibuat laporan sementara

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

Nama Lokal: PariNama Ilmiah : Dasyatis sp.

Nama Lokal : Ikan NilemNama Ilmiah : Osteochilus hasselti

Nama Lokal : Katak sawahNama Ilmiah : Fejervarya cancrivora

Nama Lokal : Ular kadutNama Ilmiah : Homalopsis sp.

Nama Lokal : Burung merpatiNama Ilmiah : Columba domestica

Perbandingan Paruh dan Kaki pada Merpati (Columba domestica) dan Burung Hantu (Tyto alba)

Nama Lokal : MencitNama Ilmiah : Mus musculus

B.Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum menunjukkan bahwa hewan vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang disebut vertebra. Vertebrata memiliki sistem otot yang banyak terdiri dari pasangan massa, dan juga sistem saraf pusat yang biasanya terletak di dalam tulang belakang.Berikut ini adalah deskripsi dari preparat yang digunakan selama praktikum :1. Ikan pari (Dasyatis sp.)Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kelas Chondrichthyes. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan ini diperkirakan memiliki lebih dari 300 spesies dan bersifat kosmopolitan di laut. Ikan pari memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Bagian tubuh sangat pipih sehingga memungkinkan untuk hidup di dasar laut. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal dan hewan ini termasuk tipe hewan berdarah dingin (Poikioterm).Ikan yang relatif lebih datar dibandingkan hiu ini, mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed). Sepasang sirip dada (pectoral fins) yang melebar dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, membuat tampak atas dan tampak bawah ikan ini terlihat bundar atau oval. Lebar ukuran tubuh ini umumnya dijadikan sebagai acuan untuk melihat pola pertumbuhan dan ukuran saat kematangan gonad. Ikan pari umumnya mempunyai ekor yang sangat berkembang, berukuran panjang dan menyerupai cemeti. Ikan pari memiliki sisik tipe placoid yang dimana sisik tipe ini dijumpai pada ikan Chondrichthyes seperti ikan hiu dan pari. Hal ini dikarenakan pengertian tersebut lebih sesuai jika digunakan pada gigi mamalia. Sisik placoid sendiri berbentuk segitiga yang bagian basalnya mendatar dan menempel pada lapisan dermis serta ujung yang menonjol menghadap ke arah posterior. Pada lapisan terluar sisik placoid memiliki susunan enamel keras seperti vitrodentine yang merupakan komponen nonselular yang berasal dari derivat lapisan ektoderm yang kandungan organiknya rendah. Adapun pada bagian ujung dari sisik terdapat rongga yang penuh dengan pembuluh darah kapiler. Struktur inilah yang mirip seperti pada gigi mamalia sehingga sisik placoid dikatakan sebagai dermal denticle. Pada saat pertumbuhan sisik tidak mengalami penambahan ukuran, namun sebagai gantinya sisik baru akan menggantikan sisik yang lama. Ikan pari memiliki celah insang, mulut, anus, serta klasper yang terletak disisi ventral kepala. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal. Ekor ikan pari pada beberapa spesies dilengkapi duri penyengat yang mengandung racun sehingga disebut stingrays. Mata ikan pari umumnya terletak pada kepala bagian samping. Posisi dan bentuk mulutnya terminal. Alat pernapasan berupa celah insang (gill openings atau gill slits), berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang berada di dekat mulut pada bagian ventral. Ukuran ikan pari dewasa bervariasi. Ikan pari yang berukuran relatif kecil memiliki panjang 10 cm dan lebar 5 cm. Ikan pari terbesar, dikenal juga pari manta, berukuran panjang 700 cm, lebar 610 cm, dan berat 1-3 ton. Ikan pari (famili Dasyatidae) mempunyai variasi habitat yang sangat luas dengan pola sebaran yang unik. Daerah sebaran ikan pari adalah perairan pantai dan kadang masuk ke daerah pasang surut (berada pada daerah akuatik). Ikan pari biasa ditemukan di perairan laut tropis, subtropics (beriklim sedang) dan perairan antartika yang dingin. Klasifikasi ikan pari (Dasyatis sp.) adalah :

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Sub phylum: Vertebrata

Class

: Chondrichthyes

Sub class: Elasmobranchii

Super ordo: Batoidea

Ordo

: Myliobathiformes

Family

: Dasyatidae

Genus

: Dasyatis

Species: Dasyatis sp.

2. Ikan nilem (Osteochilus hasselti)

Ikan nilem (Osteochillus hasselti) termasuk kedalam keluarga Cyprinidae dan termasuk kedalam hewan vertebrata, dengan bentuk tubuhnya langsing sehingga dapat bergerak lincah. Ikan nilem (Osteochilus hasselti) memiliki sirip punggung yang bentuknya memanjang, dan terletak di bagian permukaan, sirip dubur bagian belakang juga memiliki jari-jari keras dengan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran simetris. Dan beberapa contoh pada famili Cyprinidae lainnya adalah pada jenisjenis anggota Puntius dicirikan oleh karakter sisik yang mempunyai proyeksi dari pusat ke pinggir yang nampak seperti jari-jari yang kearah samping tidak melengkung ke belakang, dan tidak terdapat tonjolan keras dan ikan nilem termasuk hewan berdarah dingin (Poikioterm).Sirip adalah suatu perluasan integument (pembungkus tubuh) yang tipis yang disokong oleh jari-jari sirip. Fungsi sirip adalah untuk mempertahankan kesetimbangan dalam air dan untuk berenang. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung (dorsal fin), sirip ekor(caudal fin), dan sirip dubur (anal fin) disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (abdominal fin).

Ikan nilem mempunyai sisik tipe cycloid yang memiliki ciri sisik ini adalah bagian anterior pada umumnya saling tumpang tindih dengan bagian posterior sisik yang ada di depannya. Terjadinya tumpang tindih atau yang disebut dengan imbricate pada sisik ikan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan pada tipe sisik yang lain seperti sisik tipe cosmoid dan ganoid. Untuk sisik ctenoid memiliki modifikasi berupa tepi pada bagian posterior yang berupa berduri yang berbentuk seperti sisir (cteno = sisir) yang biasanya terdapat pada ikan mas (Cyprinus carpio). Sisik tipe ctenoid sendiri dibagi lagi menjadi tiga tipe yakni crenate, yang memiliki lekukan sederhana pada bagian tepinya, spinoid, yakni hasil dari perkembangan duri yang berasal dari bagian tubuh, dan ctenoid, dimana sisik ini berkembang secara terpisah dengan bagian tubuh. Adapun sisik tipe cycloid (cyclo=lingkaran) memiliki dua bagian, yakni bagian yang berupa tulang yang tersusun dari bahan organik berupa garam kalsium dan bagian berikutnya adalah lapisan fibrous (serat) yang tersusun dari kolagen. Sisik sikloid maupun sisik ctenoid berasal dari sisik ganoid yang mana komposisi ganoine menghilang serta bentuk sisik mengalami penipisanKlasifikasi Ikan nilem (Osteochilus hasselti) adalah :

Kerajaan: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Pisces

Ordo

: Ostariophysi

Famili

: Cyprinidae

Genus

: Osteochillus

Spesies: Osteochilus hasselti3. Katak sawah (Fejervarya cancrivora)Katak sawah memiliki tubuh dari yang kecil sampai agak besar, dan mempunya kaki yang kuat dan paha yang berotot besar. Katak jantan dewasa memiliki ukuran sekitar 60 mm dan betina dewasa berukuran sekitar 70-80 mm. Namun yang terbesar bisa sampai dengan 120 mm SVL (snout vent length, dari moncong ke anus). Pungungnya berwarna lumpur kecoklatan dengan bercak-bercak gelap yang tidak simetris.Terkadang terdapat warna hijau lumut terang pada individu dengan ukuran yang besar. Sisi tubuh dan lipatan paha dengan bercak-bercak hitam. Kaki depan dan belakang kerap bercoreng-coreng hitam. Bibir juga berbelang 2-3 belang hitam. Terdapat lipatan-lipatan kulit tipis memanjang di atas punggung, serupa jalur bintil atau pematang. Kaki dengan selaput renang yang penuh sampai ujung jari, kecuali pada jari kaki keempat. Bintil metatarsal tunggal, terdapat sisi dalam (pangkal jari pertama) kaki yang bentuknya memanjang.Tubuh katak sawah terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang).Kulit lunak, tidak bersisik. Lubang hidung antori-dorsal, memiliki membran timpani, yang berada di belakang dekat mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari. Tiap kaki mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari jari (web). Kulit katak sawah memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir yang licin. Warna kulit katak dapat berubah sesuai dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk dapat berubah. Perubahan warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk melindungi diri dari perhatian hewan pemangsa dan katak termasuk hewan berdarah dingin (poikioterm). Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas. Habitat katak sawah sangat banyak dijumpai di sawah-sawah. Terdapat dalam jumlah banyak di sekitar rawa dan bahkan di daerah berair asin, seperti tambak atau hutan bakau.

Klasifikasi katak sawah (Fejervarya cancrivora) adalah :

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class

: Amphibi

Ordo

: Anura

Family

: Ranidae

Genus

: Fejervarya

Species: Fejervarya cancrivora4. Ular kadut (homalopsis sp.)Ular kadut memiliki ciri-ciri fisik yaitu Panjang tubuh dewasa sekitar 70 100 cm, tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan atau kelabu tua gelap sampai hitam, corak belang dengan bentuk yang tak beraturan, tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih, tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam, terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya, terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya. Habitat ular kadut terdapat di Sawah dan sungai. Makananannya berupa Katak, ikan, dan reptile kecil lainnya. Ular kadut juga salah satu hewan Nokturnal yaitu aktif mecari makan dan beraktivitas pada malam hari. Tipe gigi ular kadut ini adalah Ophistoglypha, jika menggigit, giginya cenderung tertinggal. Ular kadut juga memiliki racun yang mengakibatkan efek pada luka gigitan tidak terlalu sakit dan sedikit rasa gatal pada luka. Kebanyakan ular bereproduksi dengan cara bertelur (ovipar), namun ada beberapa jenis ular yang melahirkan (vivipara) seperti ular kadut. Tubuh ular kadut ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilotherm).Klasifikasi ular kadut (homalopsis sp.) adalah :

Kingdom: Animalia

Phylum: ChordataClass

: Reptilia

Ordo

: Squamata

Family

: Homalopsidae

Genus

: Homalopsis

Species: Homalopsis sp.5. Burung merpati (Columba domestica)Tubuh burung merpati (Columba domestica) terbagi atas caput, cervix, truncus dan cauda. Caputnya relative kecil, terdapat paruh yang dibentuk oleh maksilla dan mandibula, nares terletak pada bagian lateral paruh bagian atas. Selain itu. Anggota badan (extrimitas) yang seluruhnya tertutup bulu kecuali pada paruh dan kakinya. Kakinya dapat digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan selaput interdigital), tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis makanannya. Columba domestica merupakan salah satu dari class aves. Burung ini termasuk hewan berdarah panas dan mempunyai ciri khas yaitu tubuhnya terbungkus oleh bulu yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuhnya serta berkembang biak dengan ovipar atau bertelur dan termasuk tipe hewan berdarah panas (homoioterm). Sisik burung terdiri dari keratin yang sama seperti yang terdapat pada paruh, cakar, dan taji. Sisik-sisik ini ditemukan terutama pada jari kaki dan metatarsus, namun pada beberapa burung dapat ditemukan juga di pergelangan kaki. Sisik burung dianggap homolog dengan sisik pada reptil dan mamalia.Berdasarkan cara hidup dan makanannya, kaki burung di bedakan beberapa macam, yaitu kaki burung pemanjat, Mempunyai dua jari ke depan dan dua jari ke belakang, contohnya adalah kaki burung pelatuk. Kaki burung perenang memiliki celah antar jari-jarinya terdapat selaput renang, contohnya adalah itik dan angsa. Kaki burung buas atau pencengkram, Mempunyai ukuran pendek dan cakarnya sangat tajam, contohnya pada kaki burung elang, rajawali dan burung hantu dan kaki burung petenges/petengger, Mempunyai jari kaki panjang dan semua jari terletak pada satu bidang datar. Bentuk paruh pada class aves dibagi menjadi 6 yaitu paruh yang bentuknya pendek tebal dan runcing sesuai dengan jenis makanannya yaitu untuk memecah biji-bijian. Bentuk paruh seperti ini juga terdapat pada ayam. Paruh yang pada pangkalnya terdapat seperti sisir, berguna untuk menyaring makanan dari air,contohnya paruh bebek. Paruh burung pelikan yang dimana paruh bagian bawah seperti kantong untuk menangkap ikan besar. Paruh burung pelatuk, runcing agak panjang yang berfungsi untuk memahat kayu pohon dan memakan serangga di dalamnya. Paruh burung kolibri, panjang, kecil dan runcing sesuai dengan jenis makanannya yaitu untuk menghisap madu dari bunga dan paruh pemangsa yaitu yang memiliki bentuk runcing, agak panjang dengan ujung agak membengkok sesuai dengan jenis makanannya yang berupa daging, contoh pada burung elang dan burung hantu. Kaki burung diklasifikasikan menjadi anisodactyl, zygodactyl, heterodactyl, syndactyl atau pamprodactyl. Anisodactyl merupakan bentuk kaki burung yang paling umum, dengan tiga jari di depan dan satu di belakang. Bentuk seperti ini banyak ditemui di burung penyanyi, burung pengicau, elang, dan rajawali. Beberapa burung memiliki bentuk kaki syndactyl yakni bentuk kaki yang menyerupai anisodactyl namun jari ke tiga dan ke empat atau ketiga jari depan menyatu seperti yang terdapat pada burung raja udang. Jenis kaki ini merupakan karakteristik burung dari ordo Coraciiformes. Zygodactyl adalah bentuk kaki burung, dengan dua jari kaki menghadap ke depan (jari 2 dan 3) dan dua jari menghadap ke belakang (jari 1 dan 4). Pengaturan ini paling sering terjadi pada spesies arboreal, terutama spesies yang naik batang pohon atau memanjat melalui dedaunan. Bentuk kaki zygodactyl dapat dijumpai pada burung bayan, burung pelatuk dan beberapa burung hantu dan tipe Heterodactyl menyerupai zygodactyl, yang membedakan hanya pada heterodactyl jari 3 dan 4 menghadap ke depan sedang jari 1 dan 2 menghadap ke belakang. Bentuk kaki seperti ini hanya ditemukan pada trogon, sedangkan pamprodactyl adalah susunan jari kaki dimana keempat jari dapat menghadap ke depan, atau burung dapat memutar kedua jari belakang. Bentuk kaki seperti ini merupakan karakteristik dari burung walet.Klasifikasi(Columba domestica) adalah sebagai berikut :

Phylum: Chordata

Subphylum: Vertebrata

Class: Aves

Ordo: Columbiformes

Famili: Columbidae

Genus: Columba

Species:Columba domestica6. Mencit (Mus muscullus)Mencit hidup di berbagai daerah mulai dari iklim dingin, sedang maupun panas dan dapat hidup dalam kandang atau hidup bebas sebagai hewan liar. Bulu mencit liar berwarna abu-abu dan warna perut sedikit lebih pucat, mata berwarna hitam dan kulit berpigmen. Karena masih termasuk dalam kingdom animalia dan kelas mamalia (kelas yang sama dengan manusia), maka mencit ini memiliki beberapa ciri-ciri yang sama dengan manusia dan mamalia lainnya yaitu memiliki tulang belakang (back bone), jantung terdiri dari 4 ruang, badan dilitupi oleh rambut, mempunyai kelenjar susu, memiliki paru-paru untuk bernapas dan berdarah panas.Klasifikasi mencit (Mus muscullus) adalah :Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class

: Mamalia

Ordo

: Rodentia

Family

: Rusidae

Genus

: Mus

Species: Mus musculus

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan,dapat disimpulkan bahwa :

1. Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata.2. Hewan vertebrata adalah subfilum dari Chordata, hewan yang memiliki tulang belakang atau golongan hewan yang memiliki sistem otot yang banyak dan terdiri dari pasangan massa serta sistem syaraf pusat yang letaknya didalam tulang belakang.3. Vertebrata hanya dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu melalui peleburan antara ovum dan spermatozoid. Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi di luar tubuh maupun di dalam tubuh.B. Saran

Praktikum pengenalan hewan vertebrata berdasarkan karakter morfologi dan habitatnya dibutuhkan ketelitian dalam mengamati bagian-bagian tubuh hewan-hewan yang tersedia serta praktikan sebaiknya lebih cepat dalam membuat gambar.DAFTAR REFERENSI

Anwar, A. 1985. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact, Bandung.

Borror, D., C.A.Triplehorn, N.F. Johnson. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta..

Campbell, N.A., J.B. Reece dan L.G.Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima-Jilid III. Erlangga, Jakarta.

Darbohoesodo, R.B .1976. Penuntun Praktikum Taxonomi Avertebrata. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.Haryono, 2001. Variasi Morfologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius lateristriga) di Sumatera. Balitbang Zoologi, Cibinong.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.Lilies, C. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Pratt, H.S. 1935. A Manual of The Common Invertebrates Animals. McGraw Hill. Company Inc : New York.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.Siwi, Sri Suharni. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius, Yogyakarta.

Song, H. 2010. Density Dependent Phase Polyphenism in Nonmodel Locust : A Minireview. University of Central Florida, USA.

Suhardi. 1983. Evolusi Avertebrata. UI-Press, Jakarta.Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290..

10

5

6

2

9

8

12

7

1

3

4

KLASIFIKASI:

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Sub phylum: Vertebrata

Class: Chondrichthyes

Sub class: Elasmobranchii

Super ordo: Batoidea

Ordo: Myliobathiformes

Family: Dasyatidae

Genus: Dasyatis

Species: Dasyatis sp.

KETERANGAN:

Nostril

Organonvisus

Prima oris

Celah insang

Spirakel

Pinna dorsalis

Pinna pectoralis

Pinna analis

Ekor

Sting organ

Kloaka/Porus urogenitalis

Sisik placoid

Habitat : Akuatik

10

2

1

3

4

6

5

11

7

8

9

KLASIFIKASI:

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Pisces

Ordo: Ostariophysi

Family: Cyprinidae

Genus: Osteochilus

Species: Osteochilus hasselti

KETERANGAN:

Organonvisus

Nostril

Operculum

Pinnae pectoralis

Pinnae ventralis

Pinna dorsalis

Pinnae lateralis

Pinna analis

Pinna caudalis

Mulut

Porus urogenitalis

Sisik cycloid

Habitat : Akuatik

4

2

3

12

11

10

9

8

7

6

5

1

KLASIFIKASI:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Amphibi

Ordo : Anura

Family : Ranidae

Genus : Fejervarya

Species : Fejervarya cancrivora

KETERANGAN:

Organon visus

Nostril

Prima oris

Membrane tympanum

Lipatan dorsolateral

Brachium

Antebrachium

Digiti

Femur

Crus

Pes

Manus

Habitat : Teresterial

6

11

2

3

4

10

9

1

7

8

KLASIFIKASI:

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Reptilia

Ordo: Squamata

Family: Homalopsidae

Genus: Homalopsis

Species: Homalopsis sp.

KETERANGAN:

Organonvisus

Nostril

Maxilla

Mandibular

Sisik ventral

Sisik dorsal

Sisik anal

Sisik subcaudal

Sisik kepala

Kloaka

Ekor

Habitat : Semi-akuatik

6

5

4

3

2

1

10

9

8

7

KLASIFIKASI:

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Ordo: Columbiformes

Family: Columbidae

Genus: Columba

Species: Columba domestica

KETERANGAN:

Mata

Paruh superior

Paruh inferior

Palpebral superior

Palpebral inferior

Lubang hidung

Cerome

Caput

Truncus

Sayap

Ekstremitas

Ekor

Habitat : Arboreal

Paruh burung merpatiParuh burung hantu

(Columba domestica)(Tyto alba)

Kaki burung merpatiKaki burung hantu

(Columba domestica)(Tyto alba)

10

4

2

1

12

9

8

7

6

5

3

KLASIFIKASI:

Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Mamalia

Ordo: Rodentia

Family: Rusidae

Genus: Mus

Species: Mus musculus

KETERANGAN:

Hidung

Mata

Vibrissae

Kuping

Mulut

Ektremitas anterior

Ekstremitas posterior

Ekor

Caput

Truncus

Gigi seri (incisivus)

Anus

Habitat : Teresterial