laporan pengindraan jauh
DESCRIPTION
Yoga Hepta Gumilar jurusan pendidikan geografi universitas pendidikan indonesiaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa ini kemajuan teknologi sangat pesat ini juga berpengaruh pada
perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu perpetaan adalah salah satu ilmu yang
sangat besar di pengaruhi oleh kemajuan teknologi tersebut di tandai dengan
proses perekaman jarak jauh yang perekamannya melalui satelit. Peta yang
dihasilkan oleh perekaman jarak jauh ini dikenal dengan nama citra pengindraan
jauh. Namun pada dasarnya citra satelit dengan peta mempunyai perbedaan yang
mencolok dan tidak bisa dikatakan sama.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini membawa dampak positif
bagi manusia, karena dengan pengindraan jarak jauh tersebut manusia dapat
melakukan penelitian tanpa terjun langsung kelapangan melainkan hanya melihat
pada citra tersebut. Geografi adalah salah satu ilmu yang bisa dikatakan terbantu
dengan adanya pengindraan jarak jauh tersebut karena objek atau fenomena yang
ada di permukaan bumi dapat diperoleh data dan informasinya dengan citra
pengindraan jarak jauh tersebut. Dengan menggunakan data pengindraan jarak
jauh tersebut, secara langsung kita dalam mengkaji objek permukaan bumi yang
tergambar pada citra tersebut secara langsung menunjukan pendekatan
kewilayahan, kelingkungan dalam konteks keruangan. Hal ini didasarkan bahwa
sifat dan karakteristik objek di permukaan bumi terjadi relasi , interaksi dan
interpedensi antara suatu factor dengan factor lainnya dalam suatu ruang maupun
factor-faktor antar ruang.
Pengindraan jauh bertujuan untuk mengambil data dan informasi dari citra
foto maupun non foto dari berbagai objek yang ada di permukaan bumi . citra
pengindraan jarak jauh ini antara lain berupa foto udara, citra landsat, citra SPOT,
citra quickbird dan citra IKONOS.
Citra penginderaan jauh merupakan gambar kenampakan yang tidak
tergeneralisasi. Misalnya pada skala 1: 50.000, jalan dengan lebar 10 m
digambarkan dengan ukuran 0,2 mm. Sekalipun ukurannya sangat kecil,
kenampakan jalan tersebut masih terlihat pada citra penginderaan jauh. Pada peta
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 1
skala 1: 50.000, kenampakan jalan dengan lebar 10 m seharusnya berukuran 0,2
mm. Apabila jalan tersebut merupakan kenampakkan yang penting maka
kenampakkan jalan akan tetap ditonjolkan. Misalkan digambarkan dengan ukuran
1mm.
Citra penginderaan jauh mengandung ketidaktelitian dalam hal ukuran
planimetriknya, terutama foto udara yang mempunyai proyeksi sentral. Walaupun
hal ini tidak mengganggu interorentasi, namun dalam memplotkan hasil
interpretasi pada peta akan mengalami kesulitan. Hal ini karena skala di berbagai
bagian tidak sama.Teknik-teknik memindahkan hasil interpretasi ke dalam peta
memerlukan yang mahal seperti camera, stereo, Analog, optical photograph,
rectifier, zoom transfercope dan plotter analytical.
Dalam menganalisis atau mengedintifikasi suatu citra, pengenalan objek
dan unsur-unsur interpretasi sangatlah penting karena jika kita tidak menguasai
unsur-unsur interpretasi tersebut kita tidak mungkin bisa dalam memperoleh data
dengan cara interpretai tersebut. Ini juga berlaku untuk menentukan karakteristik-
karakteristik suatu objek di dalam citra tersebut.
Citra pengindraan jarak jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang
dan kepentingan, salah satunya adalah untuk mengidentifikasi marine. Melalui
citra pengindraan jauh ini kita dapat mengetahui bentukan-bentukan apa saja yang
terdapat di wilayah marine. Salah satunya adalah mengidentifikasi bentukan delta
yang di akibatkan oleh sedimentasi sungai yang arus airnya melambat. Delta ini
ada beberapa jenis dan bisa dilihat di citra pengindraan jauh.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin diperoleh dari praktikum ini adalah
Untuk mengetahui bentukan-bentukan marine yang ada di desa jayagiri kecamatan
sindangbarang, cianjur selatan. Jawa barat
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 2
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari laporan praktikum ini diantaranya :
1. Dapat memperkaya pengetahuan tentang pengindraan jauh
2. Dapat mengetahui tindak lanjut pemerintah atau aparat yang
berwenang tentang masalah dan pemanfaatan di daerah marin
khususnya merine di wilayah sindangbarang.
3. Untuk menambah wawasan
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Marine
Geomorfologi asal marin merupakan bentuk lahan yang terdapat di
sepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin
mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut
maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain
dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga
dipengaruhi oleh:
1. Struktur dan tekstur batuan
2. Keadaan bentang alam daerayh pantai
3. Proses geomorfologi yang disebabakan oleh angin, air, gelombang, es dan
arus laut
4. Prosesd geologi yang berasal dari dalam bumi
adapun macam-macam bentukan marine, yaitu :
1) Delta Delta terbentuk pada muara sungai yang memasuk tubuh air
tenang (danau dan lautan). Kecepatan air sungai berkurang dengan cepat
dan pengendapan sedimen terjadi.
2) Dataran Abrasi merupakan suatu dataran hasil erosi gelombang laut
yang menghancurkan dinding pantai.
3) Split merupakan endapan pantai dengan suatu bagian tergabung dengan
daratan dan bagian lainnya menjorok ke laut.
4) Tombolo merupakan suatu endapan tipis yang menghubungkan suatu
pulau dengan daratan utama.
5) Bars bars hamper sama dengan split, tapi bars menghubungkan
“headland” satu dengan yang lainnya yang bisa terbentuk di muara sungai.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 4
6) Gisik (beach) merupakan bentang lahan yang masih dipengaruhi pasang
terendah dan pasang tertinggi air laut, yang merupakan akumulasi pasir
pantai.
7) Beting Gisik (beach ridge) merupakan perkembangan dari gisik yang
biasanya telah banyak dimanfaatkan untuk lahan-lahan permukiman atau
pertanian yang tidak dipengaruhi lagi oleh aktivitas pasang surut, tetapi
proses pembentukannya merupakan kerjasama antara aktifitas marin dan
fluvial, biasanya tersusun oleh endapan pasir dan lempung.
8) Rataan pasang surut(tidal flat) merupakan suatu dataran pantai yang
masih dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut air laut , dengan material
penyusun umumnya lempung pasiran (pantai berlempung).
9) Rataan lumpur( mud flat) tidal flat yang apabila tidak ada vegetasi
apapun yang tumbuh
10) Rawa payau(saltmars) tidal flat yang apabiloa ada vegetasi yang
tumbuh diatasnya seperti mangrove.
11) Rataan terumbu (coral flat) merupakan suatu daratan yang terbentuk
akibat pendangkalan pantai dan sedimentasi yang besar diatas suatu
formasi batuan yang tersusun oleh terumbu karang.
12) Swale merupakan bentukan morfologi berupa ledokan yang terdapat
diantara dua beting gisik atau diantara dua gumbuk pasir.
13) Lagoon merupakan morfologi ledokan yang berada diantara dua beting
gisik (swale) yang berisi air asin atau bagian perairan laut yang
menggenang dan terpisah dengan tubuh perairan laut utama akibat adanya
bar di depan muara sungai.
14) Dataran alluvial pantai (coastal alluvial plain) merupakan bentang
lahan daratan sebagai akibat perkembangan pantai yang telah lanjut dan
bergeser kearah darat, yang telah tertutup oleh material-material hasil
sedimentasi proses fluvio-marine, tersusun oleh material alluvium (pasir
berlempung) yang relative subur, dan banyak dipergunakan untuk kawasan
pertanian irigasi dan pemukiman.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 5
B. Delta
Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti
huruf D), terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen
yang dibawa air sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh proses-
proses di pantai.
a. Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta
1. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi dalam
semua komponen sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume
air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap
tingkat sedimentasi.
2. Debit Sungai
Debit sungai tergantung dari faktor iklim, mempengaruhi bentuk
geometri delta. Delta dengan debit air dan sedimennnya tinggi dan
konstan tiap tahunnya menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan
lurus serta umumnya membentuk sudut yang besar terhadap garis pantai.
Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi debit air setiap tahunnya
berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya
diendapkan oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh
delta yang sejajar dengan garis pantai.
3. Produk Sedimen
Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.
4. Energi Gelombang
Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam merubah dan
mencetak sedimen delta yang berada di laut menjadi suatu bentuk tubuh
pasir di daerah pantai.
5. Proses Pasang Surut
Beberapa delta mayor di dunia didominasi oleh aktivitas pasang yang
kuat. Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh,
dan delta Ord di Australia.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 6
6. Arus Pantai
Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk
sejajar atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai.
7. Kelerengan Paparan
Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola
perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.
8. Bentuk Cekungan Penerima dan Proses Tektonik
Bentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap
konfigurasi delta serta pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang
aktif dengan akumulasi sedimen yang sedikit, sulit terbentuk delta .
sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sedimen
yang banyak akan terbentuk delta yang baik.
b. Syarat-syarat Terbentuknya Delta
1. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum.
2. Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak.
3. Laut pada daerah muara sungai cukup tenang.
4. Pantainya relatif landai.
5. Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut.
6. Tidak ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang
dengan pengendapan sungai
c. Unsur-unsur Delta
1. Sungai : sebagai sarana pengangkut material
2. Distributary Channel
3. Delta Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan
rawa-rawa.
4. Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain,
dan merupakan laut dangkal.
5. Pro delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 7
d. Klasifikasi Delta
1. Menurut Fisher, (1969)
Dasar klasifikasi :
Proses fluvial dan influks sedimen.
Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan).
Dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :
Cuspate Delta.
Lobate Delta.
Elongate Delta / Bird Food Delta
2. Menurut Galloway (1975) :
Dasar : dominasi proses fluvial, gelombang dan pasang surut.
Contoh Deltanya yaitu :
Bird foot delta : jika pengaruh fluvial paling dominan.
Cuspate delta : jika pengaruh gelombang paling dominan.
Estuarine delta : jika pengaruh pasang surut paling dominan.
C. Pengindraan jauh
a. Pengertian
Dewasa ini perkembangan pengindraan jauh sangat pesat, perkembangan
ini menyangkut wahana, atau alat/kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta
liputan dan ketersediaanya , alat dan analisis data serta penggunaan dan bidang
penggunaannya.
Untuk lebih jelasnya ada beberapa pengertian pengindraan jauh atau
indraja dari para ahli,
Pengindraan jauh berasal dari kara remote sensing memiliki
pengertian bahwa pengindraan jauh merupakan suatu ilmu dan seni
untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan
bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung
dengan objek yang dikajinya (Lillesand dan Kiefer, 1979).
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 8
Pengindraan jauh merupakan variasi teknik yang dikembangkan untuk
memperoleh dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut
berbentuk padiasi elektromagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan
dari permukaan bumi (lindgren, 1859).
Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh,
menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan
sensor pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985).
b. Sejarah Pengindraan Jauh
Perkembangan Pengindraan Jauh dibedakan menjadi dua tahap, yaitu
sebelun tahun 1960 yang masinh menggunakan foto udara dan sesudah taun 1960
yang sudah menggunakan satelit.
1. Sebelum Tahun 1960
Perkembangan kamera diperoleh oleh Aristoteles dengan ditemukannya
teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan
melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap. Percobaan ini dilanjutkan oleh
beberapa ahli lagi yang kemudian mulai ditemukannya proses fotografi yang
akhirnya berkembang menjadi teknik fotografi. Teknik fotografi terus
berkembang setelah diproduksinya rol filem yang awalnya di buat untuk
mempotret desa dan kota di Paris dengan menggunakan balon udara. Pada yahun
1903 di Jerman, kamera pertama yang diluncurkan melalui roket yang
dimaksudkan untuk melakukan pemotretan udara dari ketinggian 800 m dan
kamera tersebut kembali ke bumi dengan parasut. Foto udara pertama kali dibuat
oleh Wilbur Wright pada tahun 1909. Selama periode Perang Dunia I, foto udara
digunakan untuk berbagai keperluan antara lain untuk pelacakan dari udara yang
dilakukan dengan pesawat kecil dilengkapi dengan kamera untuk mendapatkan
informasi kawasan militer strategis, juga dalam hal peralatan interpretasi foto
udara, kamera dan film. Sejak tahun 1920 di Amerika, pemanfaatan foto udara
telah berkembang pesat yang mana banyak digunakan sebagai alat bantu dalam
pengelolaan lahan, pertanian, kehutanan, dan pemetaan penggunaan tanah.
Dimulai dari pemanfaatan foto hitam putih yang pada gilirannya memanfaatkan
foto udara berwarna bahkan juga foto udara infra merah. Selama perang dunia ke
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 9
II, pemanfaatan foto udara telah dikembangkan menjadi bagian integral aktifitas
militer yang digunakan untuk pemantauan ketahanan militer dan aktifitas daerah
di pasca perang.
2. Sesudah Tahun 1960
Perekaman bumi pertama dilakukan oleh satelit TIROS (Television and
Infrared Observation Satellite) pada tahun 1960 yang merupakan satelit
meteorology. Sejak saat ini peluncuran manusia ke angkasa luar dengan kapsul
Mercury, Gemini dan Apollo dan lain-lain digunakan untuk pengambilan foto
pemukaan bumi. Sensor multispektral fotografi S065 yang terpasang pada Apollo-
9 (1968) telah memberikan ide pada konfigurasi spektral satelit ERTS-1 (Earth
Resources Technology Satellite), yang akhirnya menjadi Landsat (Land Satellite).
Satelit ini merupakan satelit untuk observasi sumber daya alam. Setiap program
satelit mempunyai misi khusus mengindera dan mengamati permukaan bumi,
sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan aplikasi yang menjadi tujuannya. Misi
satelit PJ resolusi tinggi sebagian berorientasi untuk inventarisasi, pantauan, dan
penggalian lahan atau daratan, sebagian untuk mendapatkan informasi kelautan
dan lingkungan. Tabel 1 menunjukkan program satelit PJ operasional mulai dari
tahun 1990 sampai menjelang tahun 2000, yang distribusi datanya bagi
masyarakat di seluruh dunia. Data PJ tersebut dapat dipesan, dibeli, atau diminta
melalui operator satelit atau stasiun bumi di negara atau kawasan setempat.
c. Fisika Pengindraan Jauh
Karakter utama dari suatu image (citra) dalam penginderaan jauh adalah
adanya rentang panjang gelombang (wavelength band) yang dimilikinya.
Beberapa radiasi yang bisa dideteksi dengan sistem penginderaan jarak jauh
seperti : radiasi cahaya matahari atau panjang gelombang dari visible dan near
sampai middle infrared, panas atau dari distribusi spasial energi panas yang
dipantulkan permukaan bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap
material pada permukaan bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda
terhadap cahaya matahari. Sehingga material-material tersebut akan mempunyai
resolusi yang berbeda pada setiap band panjang gelombang.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 10
Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra
satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital
Number bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam
(greyscale), tergantung level energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam
order yang benar akan membentuk sebuah citra. Berdasarkan resolusi yang
digunakan, citra hasil penginderaan jarak jauh bisa dibedakan atas (Jaya, 2002):
Resolusi spasial
Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan
bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk permukaan disekitarnya, atau
sesuatu yang ukurannya bisa ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan
kita untuk mengidentifikasi (recognize) dan menganalisis suatu objek di
bumi selain mendeteksi (detectable) keberadaannya.
Resolusi spektral
Merupakan dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang
sensitive terhadap sensor
Resolusi radiometrik
Merupakan ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran
radiasi (radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh
permukaan bumi.
Resolusi Temporal
Merupakan frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang
sama (revisit). Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16
hari, SPOT 26 hari dan lain sebagainya.
Kebanyakan citra satelit yang belum diproses disimpan dalam bentuk
grayscale, yang merupakan skala warna dari hitam ke putih dengan derajat
keabuan yang bervariasi. Untuk penginderaan jauh, skala yang dipakai adalah 256
shade grayscale, dimana nilai 0 menggambarkan hitam, nilai 255 putih.
Untuk citra muktispektral, masing-masing piksel mempunyai beberapa
DN, sesuai dengan jumlah band yang dimiliki. Sebagai contoh, untuk Landsat 7,
masing-masing piksel mempunyai 7 DN dari 7 band yang dimiliki. Citra bisa
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 11
ditampilkan untuk masing0masing band dalam bentuk hitan putih maupun
kombinasi 3 band sekaligus, yang disebut color composites.
Citra, sebagai dataset, bisa dimanipulasi menggunakan algorithm
(persamaan matematis). Manipulasi bisa merupakan pengkoreksian error,
pemetaan kembali data terhadap suatu referensi geografi tertentu, ataupun
mengekstrak informasi yang tidak langsung terlihat dari data. Data dari dua citra
atau lebih pada lokasi yang sama dikombinasikan secara matematis untuk
membuat composite dari beberapa dataset. Produk data ini, disebut derived
products, bisa dihasilkan dengan beberapa penghitungan matematis atas data
numerik mentah (DN) (Puntodewo, dkk, 2003
Reflektansi obyek pada Berbagai Panjang Gelombang
Adapun jenis-jenis gelombang atau spectrum yaitu,
1) Gelombang Radio
Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau
frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya
rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke
atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang
radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui
kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh
rangkaian elektronika yang disebut osilator. Gelombang radio ini
dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 12
mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah
terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.
2) Gelombang mikro
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan
frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap
oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu.
Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan
menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah
yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan
dengan cepat dan ekonomis. Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada
pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR berarti
mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan
gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan
gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3
X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran
dengan penerimaan.
3) Sinar Inframerah
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014
Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu
memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan
detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum
ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat
tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi
inframerah.
Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul
yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti
memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang
dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda.
4) Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling
dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum
gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 13
Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari
panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu)
sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya
adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi
dan kedokteran.
5) Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz
sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m.
gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik.
Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet
dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah
yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar
ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.
6) Sinar X
Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang
gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun
seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus
buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal
1cm.
7) Sinar Gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz
atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling
besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan
tubuh.
Pemanfaatan Radiasi
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 14
d. Unsur-unsur Interpretasi
1) Rona dan Warna
Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada
citra. Sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan
menggunakan spectrum sempit, lebih sempit dari spectrum tampak
2) Bentuk
Bentuk merupakan variable kualitatif yang memberikan konfigurasi
atau kerangka suatu objek (Lo, 1976).
3) Ukuran
Ukuran ialah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume.
4) Tekstur
Tekstur merupakan perubahan rona pada citra atau pengulangan rona
kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.
5) Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi
banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah.
6) Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di
daerah gelap.
7) Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
8) Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang stau dengan objek yang
lainnya. Misalnya fasilitas listrik yang besar sering menjadi petunjuk bagi
jenis pabrik aluminium, gedung sekolah yang berbeda dengan tempat
ibadah.
9) Konfergensi bukit
Konfergensi bukit ialah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra
sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit kea rah satu simpulan
tertentu.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 15
e. Keunggulan dan Kelemahan Pengindraan Jauh
1. Keunggulan Inderaja
Menurut Sutanto (1994-18-23), penggunaan penginderaan jauh baik
diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi
penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi
dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di
permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta
bersifat permanen.
Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga
dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang
disebut stereoskop.
Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam
bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit
dijelajahi secara terestrial.
Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
2. Kelemahan Inderaja
Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga
memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut
Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
Peralatan yang digunakan mahal;
Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.
D. Citra Landsat
Satelit LANDSAT (Land satellite) merupakan salah satu contoh satelit
sumber daya yang menghasilkan citra multispektral. Satelit ini milik Amerika
Serikat yang diluncurkan pertama kali tahun 1972 dengan nama ERST-1.
Keberhasilan satelit ini, dilanjutkan dengan peluncuran satelit kedua dengan nama
Landsat-1, hingga tahun 1991 telah diluncurkan sebanya lima satelit (Landsat-1
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 16
sampai Landsat-5). Landsat TM (Land satellite Thematic Mapper) adalah satelit
sumber daya bumi generasi kedua yang merupakan penyempurnaan dari landsat
generasi pertama. Keunggulan dari satelit ini adalah pada jumlah saluran yang
digunakan sebanyak 7 saluran (band) serta digunakan saluran inframerah tengah
dan inframerah termal. Citra Landsat ETM+ mempunyai spesifikasi antara lain
resolusi spektral tinggi, yaitu mempunyai 8 saluran sehingga kemampuan
membedakan obyek relatif tinggi. Liputan citra yang luas membuat citra ini
mempunyai kemampuan memberikan gambaran suatu daerah secara kenampakan
yang berkesinambungan (sinoptic overview) sehingga akan memudahkan dalam
interpretasi suatu daerah yang luas. Hal ini karena perbandingan mapun
keterkaitan kenampakan antara satuan wilayah dapat dilihat secara langsung pada
citra yang sama. Citra Landsat ETM+ mempunyai resolusi temporal atau mampu
merekam daerah yang sama setiap 16 hari sekali, hal ini sangat bermanfaat untuk
memperoleh data terbaru tentang daerah penelitian. Pada citra Landsat generasi
ke-7 telah ditingkatkan resolusi spasialnya, yaitu dengan sensor ETM+ selain
menghasilkan citra dengan 7 saluran seperti pada sensor TM, ditambah saluran
(band) ke-8 yang mempunyai resolusi spasial 15 meter (pankromatik) kemudian
dari sensor HRMSI dihasilkan citra multispectral (4 band) dengan resolusi spasial
10 meter serta 1 band citra pankromatik dengan resolusi spasial 5 meter.(Khakhim
N, 2003) Landsat yang masih berotasi sampai sekarang adalah landsat 5 yang
merupakan satelit sumber alam generasi baru yang telah beroprasi penuh. Satelit
ini berada pada ketinggian 705 km yang terdiri atas multimission modular
spesecraft, yaitu modul pesawat sebagai pendukung posisi dan keberadaan satelit,
dan instrumen modul yaitu modul instrumen penginderaan jauh. Satelit ini
mempunyai orbit yang tidak berubah (sunsynchronous) dan hampir polar karena
orbitnya tidak berhimpitan dengan bumi, melainkan beda sebesar 8.20 searah
jarum jam. Orbit sunsynchronous disebapkan sudut antara bidang matahari, pusat
bumi dan bidang orbit satelit dibuat tetap sebesar 37,50 (Lillesand dan Kiefer,
1994). Rotasi bumi dari barat ke timur dan orbit satelit yang sunsynchronous
menyebapkan satelit mengitari bumi lebih dari 10 kali sehari. Setiap putaran
membutuhkan waktu sekitar 98 menit. Proyeksi lintasan satelit bergeser dari arah
timur ke barat sejauh 2,752 Km di sepanjang katulistiwa. Landsat bergerak dari
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 17
utara ke selatan dengan menyapu permukaan bumi selebar 185 Km dan dapat
meliput hampir seluruh permukaan bumi dan beberapa daerah laut (Lillesand dan
Kiefer, 1994) . Menurut Lillesand dan Kiefer (1994) dalam Purwadhi (2001)
bahwa satelit LANDSAT 7 saat ini membawa dua sensor, yaitu ETM+ dan High
Resolution Multispectral Stereo Imager (HRMSC). Desain ETM + titik beratnya
untuk berkelanjutan (continuity) dari program LANDSAT 4, 5, dan 6, yaitu lebar
liputan 185 Km. Desain sensor ETM + seperti ETM pada LANDSAT 7 ditambah
dua sistem model kalibrasi untuk gangguan kalibrasi untuk gangguan radiasi
matahari (Dua Model Solar kallibrator Sistem) dengan penambahan lampu
kalibrasi untuk fasilitas koreksi radiomatrik. Menurut Lillesand dan Kiefer (1994),
ke tujuh band pada landsat untuk pemetaan tematik adalah :
Band Panjang
Gelombang(µm)
Spektral Kegunaan
1 0.45 - 0.52 Biru Tembus terhadap tubuh air, dapat untuk
pemetaan air, pantai,pemetaan tanah,
pemetaan tumbuhan, pemetaan
kehutanan dan mengidentifikasi
budidaya manusia
2 0.52 - 0.60 Hijau Untuk pengukuran nilai pantul hijau
pucuk tumbuhan dan penafsiran
aktifitasnya, juga untuk pengamatan
kenampakan budidaya manusia
3 0.63 - 0.69 Merah Dibuat untuk melihat daerah yang
menyerap klorofil, yang dapat
digunakannuntuk membantu dalam
pemisahan spesies tanaman juga untuk
pengamatan budidaya manusia
4 0.76 - 0.90 Infra merah
dekat
Untuk membedakan jenis tumbuhan
aktifitas dan kandungan biomas untuk
membatasi tubuh air dan pemisahan
kelembaban tanah
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 18
5 1.55 - 1.75 Infra merah
sedang
Menunjukkan kandungan kelembaban
tumbuhan dan kelembaban tanah, juga
untuk membedakan salju dan awan
6 10.4 - 12.5 Infra Merah
Termal
Untuk menganallisis tegakan tumbuhan,
pemisahan kelembaban tanah dan
pemetaan panas
7 2.08 - 2.35 Infra merah
sedang
Berguna untuk pengenalan terhadap
mineral dan jenis batuan, juga sensitif
terhadap kelembaban tumbuhan
Karakteristik ETM + Landsat
E. Pengindraan Jauh Untuk Marine
Pengindraan jauh sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia
begitupun bagi geografi, karena dengan pengindraan jauh ini geografi dalam
mengkaji sebuah objek di permukaan bumi tanpa harus terjun ke lapangan namun
dengan hanya menginterpretasi citra pengindraan jauh tersebut. Dalam kajian
geografi terdapat pula geomorfologi bentukan marine. Dengan bantuan
pengindraan jauh ini dalam pengkajian marine dapat lebih mudah dalam hal
penelitian dilapangan dari pada menggunakan peta geologi. Karena citra ini lebih
nyata dan keakuratannya lebih bagus karena merupakan sebuah foto, sedangkan
peta adalah sebuah gambar yang distorsinya bisa dibilang cukup besar.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 19
Sedangkan manfaat yang diperoleh apabila menggunakan pengindraan
jauh dalam kajian marine, diantaranya :
Pengamatan sifat fisis air laut.
Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 20
BAB III
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum ini diantarnaya:
1. Peta rupabumi peta rupa bumi dipergunakan untuk membantu
mengidentifikasi penggunaan lahan dan bentukan lahan pada citra satelit.
Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mempermudah mengetahui lokasi
atau tempat yang kita tuju atau cari.
2. Peta geologi dipergunakan untuk membantu mencari atau
mengidentifikasi jenis tanah di daerah praktikum
3. Citra satelit Landsat lembar Cipatujah untuk menginterpretasikan
bentukan marine apa saja yang terdapat di daerah Cipatujah.
4. GPS untuk membantu kita menemukan dan mengetahui koordiant (grid
atau geodetic) daerah praktikum. Caranya yaitu kita ambil data tentang
suatu tempat dilihat dari ketinggiannya. Kemudian setelah ditentukan
ketinggiannya maka arahkan arah itu terhadap garis koordinat, maka
didapatkan garis lintang dan garis bujur yang sesuai dengan ketinggian
tempat yang telah ditentukan.
5. Kompas untuk mengetahui arah dan letak tempat yang akan disajikan
titik pengamatan. Cara kerja kompas yaitu: kompas harus terletak diatas
permukaan yang datar sehingga kinerja kompas itu bisa menentukan suatu
arah yang lebih tepat dimana jarum kompas selalu menggarah kea rah utara
sehingga memungkinkan kita untuk dapat dengan mudah menentukan arah
utara pada suatu daerah yang tidak di ketahui kemana arah mata
anginnya.Kemudian setelah penempatan kompas itu dalam keadaan stabil
dan datar, kita arahkan kompas pada satu titik yang akan menjadi tiitik focus
penelitian, setelah kita mendapatkan satu titik focus kemudian ambil garis
lurus sehingga menghasilkan sebuah titik pertemuan, maka itulah titik atau
tempatyang harus di jadikan penelitian.
6. Klinometer untuk mengukur derajat kemiringan lereng
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 21
7. Kamera untuk memotret bentukan-bentukan di daerah marine
B. Langkah-langkah komputerisasi
a. Membuka Program Ermapper 6.4
Apabila kita kita ingin membuka mengedit citra satelit yang ada
dikomputer dan mengklassifikasikannya dengan menggunakan klassifikasi
unsupervised. Maka kita harus membuka terlebih dahulu program ERMapper nya
terlebih dahulu. Dan yang sekarang kita gunakan adalah ERMapper 6.4
Pertama-tama klik Start menu pada desktop anda, setelah itu pilih ER
Mapper 6.4.
Setelah itu atan muncul tampilan proses loading seperti gambar di bawah ini:
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 22
Dan selanjutnya akan muncul kotak seperti di bawh ini:
Setelah itu klik ikon untuk membuka file, sehingga akan muncul tampilan
seperti dibawah ini
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 23
Lalu pilih file yang akan di buka. Klik OK
b. Membuat Band 321 dan Cara Menyimpan
Buka terlebih dahulu program ER Mapper 6.4, setelah itu akan muncul
tampilan seperti ini,
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 24
Setelah tampil kotak seperti diatas klik ikon ini, lalu akan muncul
tampilan seperti dibawah ini,
Setelah tampil kotak dialog seperti diatas klik ikon duplicate
sebanyak 2 kali, sehingga akan muncul tampilan seperti ini
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 25
Setelah itu masukan data TIF dengan cara klik ikon maka akan tampil
seperti ini,
Lalu masukan setiap data TIF ini ke semua pseudo layer dengan cara
mengklik ok this layer only. Maka akan tampil seperti ini.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 26
[Ps] default Surface nya di ubah ke “Red Green Blue” seperti tampilan di
atas. Lalu selanjutnya ke tiga pseudo layer ini di ubah menjadi RGB,
Ketiga band tersebut diganti, no 1 jadi red, 2 jadi green dan yang ke tiga
blue, setelah langkah itu di lakukan maka klik ikon dan untuk
memperjelas citra, dan hasilnya akan seperti ini
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 27
Untung save data citra di atas dilakukan dengan cara klik ikon terus
dilakukan 2 kali, yang pertama dengan ER Mapper Raster Data dan yang ke dua
dengan ER Mapper Alogarithm.
Setelah itu klik OK maka akan muncul tampilan seperti ini
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 28
Lalu tekan ok maka akan muncul gambar seperti ini loading
jika sudah selesai maka akan tampil seperti dibawah ini, jika ini tampil maka
penyimpanan data “ers” sudah berhasil.
Setelah berhasil mengsave data “ers” maka harus di lanjutkan dengan mengsave
data logarithm dengan cara sama seperti tadi klik ikon save , lalu pada kotak
dialog pilih ER Mapper alogarithm(.alg)
Lalu klik ok dan penyimpanan berhasil.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 29
c. Cara Crop Citra
Pertama buka terlebih dahulu citra yang akan di crop lalu klik ikon .
Ini dilakukan untuk memperjelas wilayah penelitian. Setelah di klik ikon tersebut
dan arahkan ke tempat atau wilayah yang akan di teliti maka hasilnya akan seperti
ini.
d. Membuat ISSOCLASS Unsuperviseed Clasification
Setelah kita memiliki citra dengan band 321, selanjutnya klik Process lalu
pilih Calculate Statistic
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 30
Lalu pilih calculate statistic, maka akan muncul tampilan sebagai berikut
Pada baris bataset pilih data citra yang akan di analisis, lalu klik ok
sehingga computer akan memprosesnya maka akan muncul seperti ini
Setelah melakukan kalkulasi statistic, selanjutnya klik Process lalu pilih
Classification dan pilih ISSOCLASS Unsupervised Classification.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 31
Setelah itu akn muncul bookmark seperti dibawah ini:
Pada input data set pilih untuk memasukan data yang akan di olah,
jika ikon tersebut di klik maka terjadi tampilan seperti ini, lalu klik OK
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 32
Setelah langkah tersebut dilakukan selanjutnya pilih pada output data set
pilih seperti tadi lalu pada tampilan output dataset tulis nama yang khas
sehingga mudah di ingat seperti “citraplot9yoga321clasification” lalu OK
Setelah itu dilakukan maka akan ada tampilan seperti dibawah ini
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 33
Pada maximum iteration udah dari 99999 menjadi 10 untuk
mempersingkat waktu dan juga pada maximum number of classes ubah menjadi
10 dari asalnya 225. Setelah ini dilakukan maka klik OK pada bagian atas kanan
pada kotak dialog. Maka secara otomatis computer akan memproses data tersebut
seperti tampilan berikut
Setelah keluar perintah seperti di atas klik OK, maka anda sudah
melakukan proses classification. Lalu semuanya close lalu klik pada toolbar
ER Mapper untuk membuka file yang telah melalui proses classification tadi, lalu
akan muncul tampilan ngblank hitam seperti berikut.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 34
Tidak usah khawatir dengan tampilan seperti itu karena tampilan ngblank
seperti itu merupakan hal yang biasa, bisa di atasi dengan klik ikon , maka
akan muncul tampilan alogarithm yang sudah di jelaskan di atas, pada tampilan
alogatithm ini klik kanan pada pseudo layer lalu pilih class display.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 35
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 36
Klik kanan pada citra trus pilih cell values profile, cell values profile ini
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis data. Setelah semua
dilakukan pilih edit di menu bar ER Mapper lalu pilih edit class/region color and
name… seperti tampilan di bawah.
Data 1-10 ini di analisis sesuai apa yang ada dip eta dan di lapangan, cara
pengisian ini dilakukan dengan menyorot data dengan ikon pada cell values
profile yang akan menghasilkan sebuah angka lalu isikan kepada data yang 10
tersebut.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 37
Setelah semuanya selesai klik tanda save di sisi kanan atas, lalu close
semua file setelah itu buka lagi file tadi dengan mangklik ikon , dan inilah
hasilnya.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 38
e. Cara membuat layout pada cita
Pertama buka terlebih dahulu file isoclass lalu pilih file dan pilih page
setup.
Setelah kita klik page setup maka akan muncul tampilan seperti ini.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 39
Setelah muncul tampilan seperti itu kita ubah backgrundnya menjadi putih
dengan cara klik ikon yang tadinya hitam menjadi putih, lalu ubah
semuanya hingga tampilannya seperti berikut
Klik apply dan ok maka prosesnya akan selesai. Dan citranya akan seperti ini.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 40
Selanjutnya buka alogarithm dan dan klik menu editpilih add vector layer lalu
pilih annotation/map composition
Lalu pilih annotation layer sehingga muncul tool seperti ini.
Klik map rectangle untuk memberi grid,skala,legenda dan arah mata angin.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 41
a. Grid
Pertama munculkan dulu tools seperti di atas lalu klik map rectangle
lalu akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini dan pilih grid pada kategori
maka akan muncul seperti ini dan pilih LL.
Lalu drag grid LL ini ke dalam citra maka akan muncul tampilan sebagai
berikut
Klik fit grid untuk memasang pada citra sehingga tampilannya seperti di atas.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 42
b. Judul
Prosesnya sama seperti member grid, untuk member judul (text) klik ikon
pada tools lalu akan muncul kotak dialog seperti di bawah dan kita ketik apa
judul peta citra tersebut. Lalu pilih apply
c. Mata Angin
Sama seperti memberikan grid klik dulu ikon pada tools lalu pilih
North_arrow
Lalu pilih salah satu jenis mata angin dan drag ke citra. Dan hasilnya seperti
ini.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 43
d. Skala
pilih scale_bar pada menu category maka tampilannya seperti ini
Lalu drag ke dalam citra maka hasilnya akan seperti ini.
e. Legenda
Pilih Legend_Item pada menu category maka akan muncul seperti berikut dan
drag jenis legenda yang akan di pilih
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 44
Setelah di drag akan muncul tampilan sebagai berikut
Pada classified raster file pilih data isoclass agar legendanya mengisi secara
otomatis. Dengan cara klik ikon lalu akan tampil seperti ini,
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 45
Klik OK, maka akan muncul tampilan seperti ini, hilangkan tanda pada Fast
Preview lalu close tampilan ini
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 46
Setelah itu semua dilalui maka hasil akhirnya adalah seperti di bawah ini
f. Cara menyimpen
Klik ikon pada tools untuk menyipan file dengan format erv trus klik ok,
dan juga harus menyimpan juga dengan format alg nya.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 47
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Daerah Praktikum
Daerah praktikum ini adalah daerah Cianjur Selatan yang meliputi Kecamatan
Sindang barang. Sebelah barat berbatasan dengan Garut, sebelah selatan
berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Sukabumi
dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Daerah ini memiliki suhu
panas karena terletak di daerah dataran rendah tepatnya di selatan pulau jawa.
a. Kondisi fisik
a) Geologi daerah penelitian
Data geologi di daerah penelitian tersebut disajikan berdasarkan peta
geologi lembar sindangbarang berskala 1 : 100.000.
Yang paling banyak ditemukan di derah penelitian saya adalah batu
pasir, dan juga mineral pasir besi karena pada plot 9 ini tepat
dijadikan tambang pasir besi oleh warga ataupun oleh perusahaan-
perusahaan tertentu.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 48
b) Geomorfologi
Banyak bentukan-bentukan di daerah praktikum ini, seperti:
Struktural, Perbukitan landai, denudasional datar, Fluvial, Dataran
banjir, sedimentasi, Marin dan Karst.
c) Iklim
Keadaan iklim di daerah praktikum ini pada umumnya beriklim
tropic basah, hal ini ditandai dengan adanya hutan homogeny dengan
kerapatan padat (tinggi). Namun di daerah selatannya, daerah dekat
pantai, hawanya panas. Hal ini dikarenakan terpengaruh kondisi
pantai.
d) Tanah
Kondisi tanah di daerah praktikum beragam, sebab batuannya pun
beragam. pH rata-rata daerah tersebut berkisar antara 6 – 7.
Drainasenya pun berbeda-beda sesuai bengan batuan yang
terkandung.
b. Kondisi sosial
Pola pemukiman di daerah praktikum sangat beragam dari mulai
memanjang sepanjang jalan, ada juga yang terpencar. Aksebilitas di wilayah
penelitian dapat dikatakan baik karena alat transportasi umun sudah banyak
ditemui dan yang paling banyak adalah kendaraan elf sedangkan untuk pepergian
jarak dekat masyarakat di daerah penelitian ini menggunakan motor, seperti untuk
kesekolah kepasar dll.
Dilihat dari mata pencaharian penduduk di daerah penelitian kami di desa
jayagiri kecamatan sindangbarang sangat beragam, mulai dari petani, nelayan,
pedagang, PNS dan yang paling dominan di wilayah penelitian kami
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani jagung. Petani ini mendapatkan
lahan buat pertanian dengan cara menyewa tanah kepada pemerintah dengan
harga Rp 10.000/tahun dengan luas lahan 400m2. Sarana prasarananya juga bisa
dikatakan cukup baik karena disana sudah didirikan alpamart yang dapat melayani
penduduk akan kebutuhan rumah tangganya, dan juga sudah berdiri sekolah dari
mulai TK sampai SMA.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 49
B. Analisis
a. Bentukan marine
Seperti yang telah dijelaskan diatas tentang deskripsi daerah
penelitian dahwa di temukan bentukan fenomena geomorfologi yaitu
bentukan marine delta . Pada daerah raktikum ini yaitu plot 9 yang berada
pada koordinat 7 28’5,76” LS - 10713’00,8” BT terdapat bentukan delta
yang di sebabkan oleh sungai yang bernama cidaun atau ci ujung (sebutan
warga setempat). Delta artinya sedimentasi atau pengendapan di muara
sungai karena debit sungai yang berkurang. Delta ini terbagi menjadi
beberapa bentukan delta yaitu :
1. Bird Foot Delta,
2. Cuspate Delta,
3. Estuarine Delta.
Jenis-jenis delta ini berbeda satu sama lain, perbedaan ini disebabkan
oleh cara pembentukannya. Misalnya Bird Foot Delta, bentukan delta ini
di sebabkan oleh pengaruh flufial yang sangat dominan. Delta ini
terbentuknya lama karena material yang di angkut berjumlah relative kecil
namun berkelanjutan.
Dibawah ini adalah peta geologi plot 9 yang membahas tentang
delta.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 50
Untuk mengetahui ketelitian hasil interpretasi, maka harus diuji melalui
tabel penguji ketelitian interpretasi bentukan marine sebagai berikut.
NOObjek Kajian
Lapangan
Total
Sample
Kenyataan
Dilapangan
Persentase
Ketepatan
(%)M1
1 M1 1 1 100
Keterangan M1 = bentukan Delta
Dari Data diatas dapat disimpulkan bahwa 100% interpretasinya benar.
Terumbu Karang dan Garis Pantai Terdapat dilapangan dan sesuai dengan Citra.
b. Potensi pantai ciujung
a. Potensi sumberdaya
Dengan ombaknya yang begitu besar pantai ciujung (sebutan dari warga
setempat) sangat berpotensi untuk dijadikan sumber energi listrik tenaga
gelombang laut, hal ini akan membantu pasokan listrik jawa bali. Selain itu
pantai ini juga terkenal dengan pasir besi yang sangat melimpah, pasir besi ini
akan dapat mendongkrak perekonomian warga setempat apabila diolah dan
dikelola dengan baik jangan di monopoli oleh suatu perusahaan saja.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 51
Pasir Besi
b. Potensi bencana
Dengan ombak yang sangat besar karena berbatasan langsung
dengan samudra Indonesia potensi abrasi pantai sangat besar ditambah
lagi dengan penambangan pasir besi yang memperparah terjadinya
abrasi ini.
Abrasi Pantai
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 52
c. Pantai yang kotor
Pantai ciujung ini memeang cukup kotor dikarenakan ada sampah
yang di bawa oleh sungai ciujung, namun permasalahan ini tidak
terlalu besar karena jumlah sampah yang relative sedikit.
Pantai Cidaun yang kotor
d. Kerusakan pantai
Kerusakan ini disebabkan karena adanya penambangan pasir besi
yang dilakukan tanpa memperdulikan dampak negatif terhadap
lingkungan. Jika ini tidak di cegah maka kerusakan ini akan sangat
menjadi-jadi dan tidak terkendali.
Tempat penambangan pasir besi
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil interpretasi citra dan pengamatan langsung di lapangan diketahui
bahwa terdapat salah satu bentukan marine yaitu delta, delta ini tidak begitu luas.
Dengan band 321 bentukan-bantukan marine terlihat,
Perairan berwarna berwarna biru
Vegetasi berwarna hijau
Sedimentasi berwarna coklat
Namun untuk terumbu karang pada band 321 tidak begitu terlihat
Delta adalah suatu bentukan geomorfologi marine ya terbentuk akibat
sedimentasi sungai pada sungai yang arusnya melambat, delta ini terlihat di
kawasan desa jayagiri kecamatan sindangbarang cianjur selatan. Namun delta ini
terlihat seperti delta muda sebab bentukannya tidak terlalu besar dan blum banyak
vegetasinya.
Namun pada kenyataannya di lapangan banyak sekali penggunaan lahan
yang berubah, ada juga perbedaan antara citra RGB 321 dan peta RBI yang
mempersulit dalam praktikum di lapangan.
B. Saran
Untuk penelitian selanjutnya, agar lebih baik maka diharapkan:
1. Penggunaan alat-alat praktikum yang lengkap misalnya GPS harus tersebar
ke semua plot sebab jika tidak memiliki GPS akan lebih sulit menentukan
koordinat.
2. Menggunakan alat praktikum yang lebih canggih, misalnya dalam hal
GPS, hendaknya menggunakan GPS yang distorsinya seminim mungkin
agar memudahkan pengecekan.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 54
3. Untuk menginterpretasi citra dan mengidentifikasinya, agar lebih akurat,
kualitas lebih bagus dan pengoperasiannya lebih mudah, maka hendaknya
menggunakan software yang lebih canggih seperti ENVI 4.2 yang hasil
zoom gambarnya lebih jelas.
4. Harus ada kecocokan antara citra satelit dengan peta RBI sehingga
kesalahan dalam pengidentifikasian penggunaan lahan tidak terlalu sulit.
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 55
Daftar Pustaka
________.informasi desajayagiri.[online][7 desember 2011]
________.sejarah pengindraan jauh.[online][7 desember 2011]
Data-data praktikum pengindraan jauh
Hani, 2007.karya ilmiah pengindraan jauh.bandung:universitas pendidikan
Indonesia
Indraja.blogspot.com
Instrument pengamatan geologi lingkungan
Mulawarmandhani, adithya. 2009 bentang alam laut pantai [online]. Tersedia :
http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-laut-pantai.htm
Sugandi,dede Drs M.Si,2010. Pengindraan jauh dan aplikasinya.buana nusantara
press :Bandung
Tersedia : http://geoenviron.blogspot.com/2011/10/remote-sensing.html
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 56
LAMPIRAN
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 57