laporan pkl bejana tekan

21
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Definisi area kerja menurut UU no. 1 tahun 1970 tentang keselamtan kerja adalah salah satunya mengandung sumber bahaya. Dalam menanggulangi sumber bahaya tersebut diperlukan upaya pelaksanaan K3. Salah satunya adalah pengendalian terhadap bejana bertekanan. Bejana bertekanan yang kurang memenuhi standar memiliki potensi bahaya bagi tenaga kerja maupun kerusakan fatal bagi lingkungan. Bahaya tersebut berupa bahaya kebakaran, keracunan, gangguan pernafasan, dan peledakan. Oleh sebab itu untuk mengurangi angka kejadian kecelakaan kerja maka harus dilakukan penempatan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian terhadap bejana tekan dengan baik. Semakin meningkatnya penggunaan bejana bertekanan di industri, rumah tangga maupun transportasi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Taman Wisata Hobi-hobi merupakan tempat yang tidak hanya menjadi tempat kerja bagi tenaga kerja sekaligus tempat wisata yang terbuka untuk umum sehingga potensi bahaya di tempat tersebut dapat membahayakan tenaga kerja sekaligus

Upload: haris-risdiana

Post on 16-Dec-2015

161 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

bejana tekan

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG

Definisi area kerja menurut UU no. 1 tahun 1970 tentang keselamtan kerja adalah salah satunya mengandung sumber bahaya. Dalam menanggulangi sumber bahaya tersebut diperlukan upaya pelaksanaan K3. Salah satunya adalah pengendalian terhadap bejana bertekanan. Bejana bertekanan yang kurang memenuhi standar memiliki potensi bahaya bagi tenaga kerja maupun kerusakan fatal bagi lingkungan. Bahaya tersebut berupa bahaya kebakaran, keracunan, gangguan pernafasan, dan peledakan. Oleh sebab itu untuk mengurangi angka kejadian kecelakaan kerja maka harus dilakukan penempatan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian terhadap bejana tekan dengan baik.

Semakin meningkatnya penggunaan bejana bertekanan di industri, rumah tangga maupun transportasi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Taman Wisata Hobi-hobi merupakan tempat yang tidak hanya menjadi tempat kerja bagi tenaga kerja sekaligus tempat wisata yang terbuka untuk umum sehingga potensi bahaya di tempat tersebut dapat membahayakan tenaga kerja sekaligus pengunjung. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi potensi bahaya dari bejana bertekanan yang digunakan melalui kegiatan observasi dan upaya pengendalian terhadap bejana bertekanan di Taman Wisata Hobi-hobi.1. 2. RUANG LINGKUP

Laporan ini memiliki ruang lingkup untuk melihat dan menilai norma bejana tekan di Taman Wisata Hobi-hobi yang dilakukan pada tanggal 24 Januari 2015.Adapun ruang lingkup dalam observasi kelayakan bangunan pada taman wisata hobi-hobi antara lain adalah:1. Kegiatan observasi hanya terbatas pada ruang yang ada pada wisma dan taman wisata hobi-hobi.

2. Masalah yang diobservasi adalah keselamatan dalam bejana tekan.

3. Risiko yang diidentifikasi adalah risiko dalam K3 khususnya safety manager dan safety officer.

4. Sumber data adalah para pekerja pada wisma dan taman wisata hobi hobi.1. 3. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud dilaksanakan PKL ini adalah untuk mempraktekkan materi pembelajaran yang telah di terima calon AK3 selama pendidikan mengenai K3.

2. Tujuan dilaksanakan PKL adalah melihat kesesuaian peraturan pelaksanaan K3 di tempat kerja, pengetahuan, materi pembelajaran tentang K3 dengan penerapannya dilapangan, apakah keadaan dilapangan sudah sesuai dengan peraturan pelaksanaan K3 ditempat kerja yang diberlakukan.

1. 4. DASAR HUKUMDasar hukum terkait bejana bertekanan adalah:

1. UU no. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu:

a) Pasal 2 ayat (2) terkait kegiatan yang menggunakan bejana tekan.

b) Pasal 3 ayat (1) terkait upaya keselamatan kerja.

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per. 1/Men/1982 tentang Bejana Tekan yang berisi ketentuan teknis dan administrasi bejana tekan

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. Per. 02/Men/1982 tentang Kwalifikasi dan Syarat-Syarat Juru Las yang berisi Konstruksi bejana tekan pada umumnya di las, maka juru lasnya harus memenuhi syarat klasifikasi juru las.

4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 06/Men/1990 tentang Ketentuan Pewarnaan Tabung Gas Bertekanan

BAB II

HASIL PENGAMATAN

2. 1. PROFIL PERUSAHAANWisata keluarga Hobi-hobi merupakan salah satu tempat wisata di Tangerang, Banten tepatnya di Jl. Raya Hankam 33 Pondok Gede, Bekasi, Tangerang, Indonesia, 17415. Tempat wisata Hobi-hobi ini dikemas rapi dalam area seluas 15000 m2 yang menyediakan fasilitas arena kegiatan bermain dan istirahat untuk keluarga. Hobi-hobi menyediakan berbagai sarana permainan mulai dari outbond, kolam renang, dan playground indoor selain itu juga tersedia kamar-kamar yang dapat digunakan pengunjung untuk menginap dan juga restoran yang menyediakan aneka masakan yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. Bagi warga yang bermukim di sekitar Pondok Gede dan Bekasi, fasilitas pendidikan TK dan Playgroup tersedia bagi putra-putrinya. Pengunjung dari wisma keluarga Hobi-hobi terdiri dari berbagai golongan usia namun sebagian besar anak-anak yang menggunakan fasilitas outbond dan kolam renang.Jumlah pekerja di tempat wisata hobi-hobi ini berjumlah sekitar 60 orang yang terbagi menjadi 3 shift kerja. Tidak semua jenis pekerjaan bekerja dengan sistem 3 shift misalkan pekerja yang berada di dapur dan penyajian di ruang makan. Salah satu jenis pekerjaan yang bekerja dengan sistem 3 shift adalah pekerja di lobby wisma. 2. 2. KONDISI AREA KERJAWisma Hobi-hobi mempunyai total karyawan sebanyak 60 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 45 orang dan perempuan sebanyak 15 orang. Jam Operasional Wisma Hobi-hobi adalah 24 jam, sedangkan jam operasional lainnya terbagi menjadi 2 bagian yaitu jam pengunjung umum mulai jam 08.00-17.00 WIB dan restoran mulai jam 08.00-22.00 WIB. Dalam pengoperasionalnya, tiap area kerja yang ada di wisma terdapat shift kerja dan masing-masing area tersebut mempunyai shift kerja yang berbeda. Tidak semua jenis pekerjaan bekerja dengan sistem 3 shift misalkan pekerja yang berada di dapur dan penyajian di ruang makan. Salah satu jenis pekerjaan yang bekerja dengan sistem 3 shift adalah pekerja di lobby wisma. Pada tempat wisata hobi-hobi dengan kondisi bangunan yang permanen dengan 3 bangunan utama yaitu bangunan lama, bangunan baru dan bangunan belakang. Tentunya di wilayah ini akan ditemukan berbagai temuan bahaya dan risiko dalam bejana tekan yang digunakan pada area kerja yang cukup luas dengan berbagai fasilitas wisata.

Tempat wisata hobi-hobi menggunakan berbagai bejana bertekanan antara lain adalah :

1. Tabung gas LPG 3 kg sebanyak 6 buah

2. Tabung gas LPG 12 kg sebanyak 15 buah

3. APAR sebanyak 3 buah2. 3. TEMUAN / FAKTA

No.TempatLingkungan Kerja

KelebihanKelemahan

1.Dapur a) APD pada petugas dapur??b) Terpasang regulator LPG dengan kondisi yang tepat.

c) Mudah terdeteksi bila terdapat kebocoran.

d) LPG diberi pelat nama pada pundak tabung

e) Tabung gas LPG di cat warna biru dengan tanda warna pada bagian sekeliling valve.

f) Terdapat alat pengaman a) Tempat LPG satu dengan yang lain berdekatanb) Jarak antara tabung LPG dengan sumber api sekitar 0,8 m.

c) Tersedia 2 APAR dengan ukuran 3,5 kg namun telah kadaluarsa.

2.Gudang LPGa) Tabung LPG yang masih berisi, tersegel dengan benar.

b) Tempat penyimpanan tabung LPG ruangannya terbuka, ventilasi memadai.

c) Jauh dari sumber api.d) Jauh dari jangkauan anak kecil.a) Kalau ada kebocoran tabung LPG, sulit untuk terdeteksi karena jauh dari jangkauan manusia.b) Tabung LPG mudah keropos karena penempatannya di tempat yang becek / berair.

3

Stand bazara) Bisa terdeteksi dengan mudah saat terjadi kebocoranb) Tabung LPG di tempatkan di area stant sehingga sulit di jangkau oleh anak-anaka) Tabung LPG terpapar panas terus menerus ( 06.00 10.00 WIB)b) LPG diletakkan pada tempat yang mempunyai dinding penghantar panas.

BAB III

ANALISIS MASALAHNo.LOKASITEMUANKRITERIAPOTENSI BAHAYAREKOMENDASI

1.Dapur Penempatan tabung LPG berada di dalam ruangan sehingga tidak ada sekat antara kompor dan tabung LPG

Penempatan tabung LPG seharusnya diletakkan di tempat yang terpisah dengan kompor dengan dihubungkan regulator sehingga mampu mencegah terjadinya ledakan bila terjadi kebocoran gas. (Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Di Tempat Kerja (Pasal 5 ayat 6))Kebocoran gas LPG dapat mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan yang paling fatal dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa sehingga dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi perusahaan (dalam hal ini Pondok Wisata Hobi-hobi).

Perlu dilaksanakan perbaikan pada penempatan tabung gas LPG dengan kompor dengan mempertimbangkan berat/ringannya kerugian ekonomi, kerusakan gedung dan jatuhnya korban jiwa untuk mengurangi adanya kerugian bagi perusahaan (dalam hal ini Pondok Wisata Hobi-hobi) harus diadakan perbeeaikan tersebut.

2. Gudang LPGPenempatan tabung berada di tempat yang basah dan jauh dari dapur. Pelat nama pada botol atau tabung baja sudah memudar.Setiap bejana harus di berikan tanda pengenal yaitu terdiri dari: Nama pemilik

Nama dan nomer urut pabrik

Nama gas yang diisikan (bukan symbol kimia)

Berat botol baja dalam keadaan kosong tanpa keran dan tutup

Tekanan pengisian yang diizinkan kg/cm2 (PO)

Berat maksimum dari isinya untuk bejana berisi gas yang dikempa cair

Besarnya volume bila diisi air untuk bejana berisi gas yang di kempa

Tanda dari bahan pengisi (untuk botol baja yang berisi larutan acetyllen).

Bulan dan tahun pemadatan pertama dan berikutnya

(peraturan menteri nomer : 01/MEN/1982

Pasal 22 ayat 1)1. Tidak terdapat tanda pengenal pada tabung LPG tersebut, pada saat akan menggunakan tabung LPG tersebut tidak tahu tanggal kadaluarsa ataupun nama pemilik bapbrik. saat menggunakan tabung LGP akan berbahaya bila telah kadaluarsa, karena dapat mengakibatkan tabung tersebut meledak.

2. Kalau ada kebocoran tabung LPG, sulit untuk terdeteksi karena jauh dari jangkauan manusia.3. Tabung LPG mudah keropos karena penempatannya di tempat yang becek / berair.1. Mengembalikan kembali tabung LPG tersebut dengan tabung LPG yang baru dengan tanda pengenal yang jelas tertera pada tabung LPG kepada pihak penjual.2. Simpan di tempat yang dekat dengan jendela, ruangan yang terbuka berventilasi, dan jauh dari aliran listrik.

3. Simpan tabung LGP di tempat yang kering dan jauh dari air, pakai alas untuk penampang agar tidak terjadi benturan yang keras pada waktu penyimpanan gas LGP

2Area bermain kolam belakangDi sebelah kamar mandi kolam renang terdapat tangga yang kurang mendapatkan pencahayaan. Karena sumber cahaya terhalang oleh pohon1. Jarak antara gedung atau bangunan lainnya harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu masuknya cahaya siang ke tempat kerja.

2. Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup untuk melakukan pekerjaan

(Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Di Tempat Kerja (Pasal 10 ayat 1 dan 2))Pandangan terganggu dan dapat menyebabkan terpeleset dan tersandungMenambahkan pencahayaan buatan dengan jumlah yang mencukupi sesuai perhitungan dan pengukuran yang dapat dilakukan teknisi ahli.

3Penginapan Kolam depan

Tidak terdapat alat penerangan daruratTiap-tiap tempat kerja yang dipergunakan waktu malam hari harus selalu menyediakan alat-alat penerangan darurat

(Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Di Tempat Kerja (Pasal 13 ayat 1))Terpeleset, terjatuh, tercebur kedalam kolam.Setiap kamar sebaiknya diberi emergency lamp dan sepanjang jalan yang berisiko tinggi sebaiknya diberi emergency lamp dengan jumlah yang mencukupi sesuai perhitungan dan pengukuran yang dapat dilakukan teknisi ahli.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARANLiat lagi di fotonya.