laporan pkn

28
Tugas : PKN IDENTITAS NASIONAL Nama Anggota Kelompok 3 : Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan UPT : Mata Kuliah Umum UNIVERSITAS HASANUDDIN

Upload: firda-amalia-hamid

Post on 04-Aug-2015

50 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PKN

Tugas : PKN

IDENTITAS NASIONAL

Nama Anggota Kelompok 3 :

Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan

UPT : Mata Kuliah Umum

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: Laporan PKN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan PKN yang berjudul “Identitas Nasional”.

Penulisan laporan adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Hasanuddin Makassar.

Dalam Penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota kelompok. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan laporan ini, kami mengambil beberapa referensi dari berbagai sumber di internet.

Laporan ini merupakan hasil karya dari kami semua selaku kelompok 3. Oleh karena itu, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, September 2012

ii

Page 3: Laporan PKN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG ..........................................................1

2. TUJUAN ................................................................................2

3. RUMUSAN MASALAH .......................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Identitas Nasional ........................................................................4

B.     Faktor-faktor yang Mendukung Kelahiran

Identitas Nasional ..........................................................................................4

C.     Unsur-Unsur Identitas Nasional ....................................................................6

D.    Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisasi .......................................7

E.     Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional ...............................10

F.      Keterkaitan Identitas Nasional dengan Integrasi

Nasional Indonesia .......................................................................................12

BAB III PENUTUP

1.    Kesimpulan ..............................................................................................14

2.     Saran ..............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................17

BAB I

iii

 

Page 4: Laporan PKN

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat

memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia.

Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan

suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata nasion

yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang

memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan

Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang

membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Uraiannya mencakup :1.identitas manusia

Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan monopluralistik. Keadaan

manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus monopluralistik tersebut akan

mempengaruhi eksistensinya.

Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang

membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam

suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai

yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan

diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang mempengaruhi

identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk

ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.

2. TUJUAN1

Page 5: Laporan PKN

1.      Mahasiswa memahami identitas nasional.

2.      Mahasiswa dapat memahami realitas masyarakat yang majemuk dan dapat menempatkan diri di

tengah-tengah masyarakat majemuk itu dengan baik

3. RUMUSAN MASALAH2

Page 6: Laporan PKN

1.      Apa pengertian Identitas Nasional?

2.      Apa saja unsur-unsur Identitas Nasional?

3.      Apa saja faktor-faktor pendukung kelahiran Idetitas Nasinal?

4.      Apa pengertian pancasila sebagai kepribadian dan Identitas Nasional?

3

Page 7: Laporan PKN

BAB IIPEMBAHASAN

A.    Pengertian Identitas Nasional

Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu

bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan

pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-

sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula

hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.

Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan maka identitas

nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau yang lebih

popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya adalah

bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya aalah sekelompok besar

manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai

persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama mendiami suatu

wilayah tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional”

B.     Faktor-faktor yang Mendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memilki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-

sendiri, yang sangat ditentukan oleh factor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional

tersebut. Adapun factor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia

meliputi (1) factor objektif, yaitu meliputi factor geografis, ekologis, dan demografis, (2) factor

subjektif, yaitu factor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimilki bangsa Indonesia.

Robert de Ventos mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu

bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat factor penting, yaitu factor primer, faktor

pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif.

4

Page 8: Laporan PKN

Faktor pertama, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi

bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah serta bahasa

daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing.

Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan

bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan bernegara. Dalam hubungan ini

bagu suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan

bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang dinamis.

Faktor ketiga, meliputi kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya

birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah

merupakan bahasa persatauan dan kesatuan nasional sehingga bahasa Indonesia dipilih sebagai

bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia.

Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui

memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa

lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat

Indonesia.

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut

1.      Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan bangsa asing lebih

kurang selama 350 tahun.

2.      Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari belenggu penjajahan

3.      Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang dari Sabang sampai

Merauke.

4.      Adanya cita-cita, tujuan dan visi bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai

suatu bangsa.

5

Page 9: Laporan PKN

C.    Unsur-Unsur Identitas Nasional

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:

1.      Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang

sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali

suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.

2.      Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh

dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu

Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun

sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

3.      Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-

perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-

pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan

sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda

kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4.      Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai

system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang

digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian

sebagai berikut :

         Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi

Negara

         Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,

Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.

         Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku,

bahasa, budaya, dan agama, sertakepercayaan.

6

Page 10: Laporan PKN

Menurut sumber lain ( http://goecities.com/sttintim/jhontitaley.html) disebutkan bahwa:

Satu jati diri dengan dua identitas:

1. Identitas Primordial

         Orang dengan berbagai latar belakang etnik dan budaya: jawab, batak, dayak, bugis, bali,

timo, maluku, dsb.

         Orang dengan berbagai latar belakang agama: Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan

sebagainya.

2. Identitas Nasional

        Suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya.

        Perlu diruuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara terminologis

adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa

tersebut dengan bangsa lain.

        Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh

kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, era globalisasi

dewasa ini, ideology kapitalisme yang akan menguasai dunia.

D.    Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisasi

Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan

tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi

informasi sehingga interaksi manusia nienjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era

Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi

tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.

Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan

ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan

berinovasi di segala aspek kehidupan. Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin ketat.

Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di7

Page 11: Laporan PKN

Dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi,

saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing.

Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional juga sesuatu yang terbuka,

dinamis, dan dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan funsional

dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat kita menyadarkan bahwa

pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan

sebagai komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam

Pembukaan, khususnya dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : “Pemerintah

memajukan Kebudayan Nasional Indonesia“ yang diberi penjelasan : ” Kebudayan bangsa ialah

kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan

lama dan asli terdapat ebagi puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia,

terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab,

budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat

memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat

kemanusiaan bangsa Indonesia “.

Dengan demikian secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk membina dan

mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya, terlepas dari apa dan

bagaimana kebudayaan itu dipahami yang dalam khasanah ilmiah terdapat tidak kurang dari 166

definisi sebagaimana dinyatakan oleh Kroeber dan Klukhohn di tahun 1952 Kata "globalisasi"

diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi

yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi

mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses

sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin

terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi

dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

8

Page 12: Laporan PKN

Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk

diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut

oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.

Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa

yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila

disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran

orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah

kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh

dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal

bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa

Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).

Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20

dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik

sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi

antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan

globalisasi kebudayaan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan:

1.      Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.

2.      Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu

terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.

3.      Berkembangnya turisme dan pariwisata.

4.      Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.

5.      Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.

6.      Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.

9

Page 13: Laporan PKN

Munculnya arus globalisme yang dalam hal ini bagi sebuah Negara yang sedang

berkembang akan mengancam eksistensinya sebagai sebuah bangsa. Sebagai bangsa yang masih

dalam tahap berkembang kita memang tidak suka dengan globalisasi tetapi kita tidak bisa

menghindarinya. Globalisasi harus kita jalani ibarat kita menaklukan seekor kuda liar kita yang

berhasil menunggangi kuda tersebut atau kuda tersebut yang malah menunggangi kita. Mampu

tidaknya kita menjawab tantangan globalisasi adalah bagaimana kita bisa memahami dan

malaksanakan Pancasila dalam setiap kita berpikir dan bertindak.

Persolan utama Indonesia dalam mengarungi lautan Global ini adalah masih banyaknya

kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang masih lebar. Dari beberapa persoalan diatas

apabila kita mampu memaknai kembali Pancasila dan kemudian dimulai dari diri kita masing-

masing untuk bisa menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka globalisasi akan dapat kita

arungi dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.

E.     Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki

sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala

bangsa Indonesia berkembang menujufase nasionalisme modern, diletakanlan prinsip-prinsip

dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip

dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia,

yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila.

Jadi, filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber

pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat

bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan

keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat

pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan

melalui suatu historis yang cukup panjang.

10810

Page 14: Laporan PKN

Sejarah budaya bangsa sebagai akar Identitas Nasional. Menurut sumber lain :

(http://unisosdem.org.kliping_detail.php/?aid=7329&coid=1&caid=52)

Disebutkan bahwa : kegagalan dalam menjalankan dan medistribusikan output berbagia agenda

pembangnan nasional secaralebih adil akan berdampak negatif pada persatuan dan kesatuan

bangsa. Pada titik inilah semangat Nasionalisme akan menjadi slah satu elemen utama dalam

memperkuat eksistensi Negara/Bangsa. Study Robert I Rotberg secara eksplisit

mengidentifikasikan salah satu karakteristik penting Negara gagal (failed states) adalah

ketidakmampuan negara mengelola identitas Negara yang tercermin dalam semangat

nasionalisme dalam menyelesaikan berbagai persoalan nasionalnya. Ketidakmampuan ini dapat

memicu intra dan interstatewar secara hamper bersamaan. Penataan, pengelolaan, bahkan

pengembangan nasionalisme dalam identitas nasional, dengan demikian akan menjadi prasyarat

utama bagi upaya menciptakan sebuah Negara kuat (strong state). Fenomena globalisasi dengan

berbagai macam aspeknya seakan telah meluluhkan batas-batas tradisional antarnegara,

menghapus jarak fisik antar negara bahkan nasionalisme sebuah negara. Alhasil, konflik

komunal menjadi fenomena umum yang terjadi diberbagai belahan dunia, khususnya negara-

negara berkembang. Konflik-konflik serupa juga melanda Indonesia.

Dalam ulang tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya

menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan operatif.Identitas nasional kita terdiri

dari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus nasional. Konsensus dimaksud adalah

Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan

Bhinneka Tunggal Ika.

Revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi Pancasila sebagai ideologi

bangsa dan negara. Karena ideologi adalah belief system, pedoman hidup dan rumusan cita-cita

atau nilai-nilai (Sergent, 1981), Pancasila tidak perlu direduksi menjadi slogan sehingga seolah

tampak nyata dan personalistik. Slogan seperti "Membela Pancasila Sampai Mati" atau "Dengan

Pancasila Kita Tegakkan Keadilan" menjadikan Pancasila seolah dikepung ancaman dramatis

atau lebih buruk lagi, hanya dianggap sebatas instrumen tujuan. Akibatnya, kekecewaan bisa

mudah mencuat jika slogan-slogan itu tidak menjadi pantulan realitas kehidupan masyarakat.

11810

Page 15: Laporan PKN

Karena itu, Pancasila harus dilihat sebagai ideologi, sebagai cita-cita. Maka secara

otomatis akan tertanam pengertian di alam bawah sadar rakyat, pencapaian cita- cita, seperti

kehidupan rakyat yang adil dan makmur, misalnya, harus dilakukan bertahap. Dengan demikian,

kita lebih leluasa untuk merencanakan aneka tindakan guna mencapai cita-cita itu.

Selain perlunya penegasan bahwa Pancasila adalah cita-cita, hal penting lain yang

dilakukan untuk merevitalisasi Pancasila dalam tataran ide adalah mencari maskot. Meski dalam

hal ini ada pandangan berbeda karena dengan memeras Pancasila berarti menggali kubur

Pancasila itu sendiri, namun dari sisi strategi kebudayaan adalah tidak salah jika kita mengikuti

alur pikir Soekarno, jika perlu Pancasila diperas menjadi ekasila, Gotong Royong. Mungkin

inilah maskot yang harus dijadikan dasar strategi kebudayaan guna penerapan Pancasila.

Pendeknya, ketika orang enggan menyebut dan membicarakan Pancasila, Gotong Royong dapat

dijadikan maskot dalam rangka revitalisasi Pancasila.

F.     Keterkaitan Identitas Nasional dengan Integrasi Nasional Indonesia

Berbagai peristiwa sejarah di negeri ini telah menunjukkan bahwa hanya persatuan dan

kesatuanlah yang membawa negeri Indonesia ini menjadi negeri yang besar. Besarnya kerajaan

Sriwijaya dan Majapahit tidaklah mengalami proses kejayaan yang cukup lama, karena pada

waktu itu persatuan cenderung dipaksakan melalui ekspansi perang dengan menundukkan

Negara- Negara tetangga.

Sangat berbeda dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang

sebelum proklamasi tersebut telah didasari keinginan kuat dari seluruh elemen bangsa Indonesia

untuk bersatu dengan mewujudkan satu cita-cita yaitu bertanah air satu tanah air Indonesia,

berbangsa satu bangsa Indonesia dan menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan

(Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928).

12810

Page 16: Laporan PKN

Dilihat dari banyak ragamnya suku, bangsa, ras, bahasa dan corak budaya yang ada

membuat bangsa ini menjadi rentan pergesekan, oleh karena itu para pendiri Indonesia telah

menciptakan Pancasila sebagai dasar bernegara.

Dilihat dari bentuknya Pancasila merupakan pengalaman sejarah masa lalu untuk menuju

sebuah cita-cita yang luhur. Pancasila dilambangkan seekor burung Garuda yang mana burung

tersebut dalam kisah pewayangan melambangkan anak yang berjuang mencari air suci untuk

ibunya, sedangkan pita bertuliskan Bhineka Tunggal Ika berartikan berbeda tetapi tetap satu.

Kemudian tergantung di dada burung tersebut sebuah perisai yang mana biasanya perisai adalah

alat untuk menahan serangan perang pada jaman dulu, jadi kalau diartikan untuk menjaga

integritas bangsa Indonesia baik itu ancaman dari dalam maupun dari luar yaitu dengan

menggunakan perisai yang didalam nya terkandung lima sila.

Dalam pidato bahasa Inggris di Washington Sukarno telah mendapatkan apresiasi yang

luar biasa dari bangsa Amerika yang mana Sukarno pada waktu itu mengenalkan ideologi

Indonesia yaitu Pancasila. Panca berarti Lima dan sila berarti landasan atau dasar yang mana

dasar pertama Negara Indonesia ini dalah berdasar Ketuhanan, kedua berdasar Kemanusiaan,

ketiga persatuan , dan keempat adalah demokrasi, serta kelima adalah keadilan social.

Seringkali bangsa kita ini mengalami disintegrasi dan kemudian bersatu kembali konon

kata beberapa tokoh adalah berkat kesaktian Pancasila. Sampai pemerintah juga menetapkan hari

kesaktian pancasila tanggal 1 Oktober. Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya Pancasila hingga

saat ini masih kuat relevansinya bagi sebuah ideology Negara seperti Indonesia ini.

Untuk itu dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas asional kita

sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang

aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya

dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,

moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di

dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional.

13810

Page 17: Laporan PKN

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Sekilas kata-kata diatas memang membuat tanda tanya besar dalam memaknainya.

Beribu-ribu kemungkinan yang terus melintas dibenak pikiran, untuk menjawab sebuah

pertanyaan yang membahas tentang identitas nasional.Kendatipun, dalam hidup keseharian yang

mencakup suatu negara berdaulat, Indonesia sendiri sudah menganggap bahwa dirinya memiliki

identitas nasional. Identitas nasional merupakan pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa,

filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling

tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Unsur-unsur dari identitas nasional

adalah Suku Bangsa: gol sosial (askriptif : asal lhr), golongan,umur. Agama : sistem keyakinan

dan kepercayaan. Kebudayaan: pengetahuan manusia sebagai pedoman nilai,moral, das sein das

sollen,dlm kehidupan aktual. Bahasa : Bahasa Melayu-penghubung (linguafranca). Faktor-faktor

kelahiran identitas nasional adalah Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional

bangsa Indonesia meliputi faktor subjektif dan factor objektif, Faktor primer, mencakup etnisitas,

territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Faktor pendorong, meliputi pembangunan

komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembanguanan lainnya

dalam kehidupan bernegara. Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang

resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor reaktif, pada

dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia yang telah

berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa

lain.

14810

Page 18: Laporan PKN

2. SARAN

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat

membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan keunika-keunikan dari

bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus menanamkan akan cinta tanah air yang diwujudkan

dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan serta

mengamalkan nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila yang dijadikan

sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah, Indonesia menjadi

suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain dan itu semua tidak akan pernah

lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga Indonesia itu sendiri untuk tetap menjaga

nama baik bangsanya.

15810

Page 19: Laporan PKN

DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedia.com

http://www.google.com

http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/identitas-nasional.html

16810