laporan pkp pud

80
Sabtu, 21 September 2013 Laporan PKP LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP) PENGGUNAAN MEDIA GUNTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI TK QANITAH KECAMATAN CIPATAT KABUPATEN BANDUNG BARAT Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional – PAUD 4501 Disusun Oleh : Nama : Siti Khodijah Nim : 815118466 Pokjar : BANDUNG

Upload: muh-yusuf-manguluang

Post on 19-Jan-2016

139 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pkp Pud

Sabtu, 21 September 2013

Laporan PKP

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL(PKP)

PENGGUNAAN MEDIA GUNTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI TK QANITAH KECAMATAN CIPATAT KABUPATEN BANDUNG BARAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional – PAUD 4501

Disusun Oleh :

Nama : Siti Khodijah

Nim : 815118466

Pokjar : BANDUNG

 

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

2011

Page 2: Laporan Pkp Pud

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya setiap manusia bersifat dinamis dan memiliki dorongan

ingin tahu tentang segala sesuatu, baik yang berhubungan dengan makhluk hidup

lain, kebendaan, kejadian maupun perbuatan. Sifat dinamis dan rasa ingin tahu

merupakan potensi dasar yang harus dikembangkan secara terarah dan optimal.

Dengan sifat dasar alami setiap manusia, kita bisa melihat dengan nyata

dimana anak-anak begitu sering asyik bermain-main dengan sesuatu benda atau

melakukan sesuatu perbuatan yang dirinya sendiri belum mengetahui manfaat dan

bahayanya. Kondisi ini merupakan indikasi objektif yang membenarkan bahwa

setiap manusia bersifat dinamis dan memiliki rasa ingin tahu, misalnya tentang

benda-benda tajam seperti pisau, silet, cutter, alat mencocok, gunting dan lain-

lain.

Gunting sebagai salah satu dari sekian banyak benda tajam sering anak-

anak temukan, baik di rumah maupun di sekolah. Aktivitas yang dilakukan anak-

anak dengan menggunakan gunting, itu sebenarnya suatu gejala awal yang positif

dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak, semestinya mendapat

respon yang positif dari guru dan orang tua. Gejala tersebut merupakan modal

dasar dan momentum awal yang baik bagi suatu proses belajar, karena belajar

hakikatnya adalah proses aktivitas yang terencana dan sadar tujuan. Namun

demikian kenyataan yang dilakukan pada umumnya oleh guru dan orang tua

justru bersifat kontradiktif dengan dasar-dasar kependidikan. Umumnya guru TK

atau orang tua justru melarang murid dan anak-anak mereka untuk memegang dan

menggunakan gunting, tanpa memberi penjelasan kepada anaknya. Sikap perilaku

tersebut semata-mata hanya karena kekhawatiran guru dan orang tua yang takut

anaknya terluka karena tergunting, barang-barangnya rusak/berantakan atau

mungkin merasa jengkel dengan segala aktivitas anaknya tersebut. Sikap

Page 3: Laporan Pkp Pud

semacam itu bukan hanya tidak bijaksana, tetapi juga sekaligus dapat mematikan

potensi positif dalam diri anak.

Sebenarnya aktivitas anak merupakan kunci pokok dari suatu kegiatan

belajar. Sementara itu interaksi anak dengan sesuatu benda atau suatu perbuatan

yang dilakukan anak merupakan suatu kegiatan yang dapat direkayasa sedemikian

rupa, sehingga menjadi suatu kegiatan belajar. Seperti halnya kegiatan

menggunting. Dengan demikian sifat dinamis dan rasa ingin tahu anak tentang

sesuatu benda atau perbuatan bisa didesain menjadi suatu proses edukatif. Dalam

hal ini anak dapat diarahkan pada perkembangan motorik.

Sujiono (2007: 1.12), Perkembangan motorik adalah proses seorang anak

belajar untuk terapil menggerakan anggota tubuh. Perkembangan motorik pada

anak meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang

menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang

dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Seperti brrjalan, melompat, berlari,

naik sepeda. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus

atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk

belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,

mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua

kemampuan tersebut jelas sangat diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal.

Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan

di TK adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan

fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif,

bahasa, fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.

Untuk itu anak TK belajar dari guru tentang berbagai hal termasuk gerakan

motorik halus.

Berdasarkan observasi di TK Qanitah anak-anak menunjukkan keterlambatan

dalam keterampilan motorik halusnya, yang ditandai dengan kurang terampilnya

siswa dalam penggunaan media gunting. Ketidakmaksimalan ini penyebabnya

adalah pengelolaan kelas, yaitu penggunaan media dalam menumbuhkembangkan

kreativitas anak dalam meningkatkan keterampilan motorik halusnya.

Page 4: Laporan Pkp Pud

Pendidikan di TK dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus mempunyai

kemampuan menyesuaikan media sesuai dengan karakteristik tujuan anak yang

diberi pembelajaran.

Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan

motorik halusnya, maka guru-guru TK Qanitah akan membantu meningkatkan

keterampilan motorik halus anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan

halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan

koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh sehingga dapat menunjang

pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.

Dengan demikian, belajar melalui benda konkrit seperti media gunting untuk

meningkatkan motorik halus anak dipandang akan lebih efektif. Oleh karena itu

dalam penelitian ini akan diangkat suatu judul “Penggunaan Media

Gunting untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik

Halus Anak di Tk Qanitah Kecamatan Cipatat

Kabupaten Bandung Barat”

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka secara umum

pokok permasalahan penelitian ini adalah : Bagaimana penggunaan media gunting

dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Qanitah. Mengingat

luasnya permasalahan tersebut maka penulis batasi pada sub-sub masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana Gambaran kemampuan motorik halus anak di TK

Qanitah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat?

2. Bagaimana Efektivitas penggunaan media gunting dalam

pembelajaran 3M di TK Qanitah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung

Barat ?

3. Bagaimana pengaruh penggunaan media gunting dalam meningkatkan

kemampuan motorik halus anak di TK Qanitah Kecamatan Cipatat Kabupaten

Bandung Barat?

Page 5: Laporan Pkp Pud

C. Tujuan Perbaikan

1. Tujuan Secara Umum :

Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media gunting dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Qanitah Kecamatan Cipatat

Kabupaten Bandung Barat.

2. Tujuan Secara Khusus :

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a.       Untuk memperoleh Gambaran kemampuan motorik halus anak

di TK Qanitah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat.

b.      Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media gunting dalam

pembelajaran 3M di TK Qanitah Kecamatan Cipatat Kabupaten

Bandung Barat?

c.       Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gunting dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Qanitah

Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat?

D. Manfaat Perbaikan

1. Manfaat Secara Teoritis :

a.       Penelitian ini senantiasa menjadi wahana untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan guru dalam penggunaan media pembelajaran pada jenjang TK.

b.      Penelitian ini senantiasa menjadi wahana untuk menerapkan kemampuan

penelitian ilmiah dalam mengkaji permasalahan di bidang pendidikan pada

jenjang TK

2. Manfaat Secara Praktis :

a.       Bagi Guru, penelitian ini semoga menjadi masukan untuk meningkatkan

kemampuan dalam pemilihan media pembelajaran yang efektif bagi pembelajaran

di tingkat TK.

Page 6: Laporan Pkp Pud

b.      Bagi Siswa, senantiasa membangkitkan motivasi serta meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa di tingkat TK.

c.       Bagi Lembaga, senantiasa menjadi masukan yang baik dalam pengambilan

kebijakan khususnya dalam kebijakan pengadaan media pembelajaran di tingkat

TK.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Page 7: Laporan Pkp Pud

A. Media Pembelajaran

1.      Pengertian Media

Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

“medium”. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi

kepada penerima informasi.

Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk

menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar.

Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa

agar terjadi proses belajar

2. Media Pembelajaran

Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru

untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran

tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada

para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si

belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang

guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum

dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada

dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.

Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai

kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian

materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan

pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara

lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar.

Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan

agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan

berbagai sumber balajar yang ada.

Page 8: Laporan Pkp Pud

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam

pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar

serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima

pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan,

media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru

menyajiakan informasi belajar kepada siswa.

Peran media dalam komunikasi pembelajaran di TK sangat penting artinya

mengingat perkembangan anak saat itu berada pada masa konkrit. Oleh karena itu,

salah satu prinsip pembelajaran di TK adalah kekonkritan. Dengan demikian

pembelajaran di TK harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat

belajar secara konkret. Prinsip kekonkritan tersebut mengisyaratkan perlunya

digunakan media sebagai saluran penyampai pesan dari guru kepada anak agar

pesan tersebut dapat diserap anak dengan baik. Dengan demikian diharapkan

terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan dalam pengetahuan,

sikap dan keterampilan.

Banyak hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran akan lebih

berhasil bila anak turut aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Dengan kata

lain yang menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran bukanlah guru melainkan

anak. Hal ini berarti perlunya beragai fasilitas belajar, termasuk media

pembelajaran.

Hasil penelitian British Audio-Visual Association menghasilkan temuan

bahwa rata-rata jumlah informasi yang diterima indra adalah :

75 % melalui indra penglihatan

13 % melalui indra pendengaran

6 % melalui indra sentuhan dan perabaan

6 % melalui indra penciuman dan lidah.

Dari data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media yang dapat dilihat

(visual) dalam pembelajaran di TK lebih menguntungkan dibandingkan dengan

penyampaian secara verbal. Gunting sebagai salah satu media pembelajaran dapat

digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3. Gunting

Page 9: Laporan Pkp Pud

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar hal 249 dituliskan

“Gunting” kb 1 alat perkakas untuk memotong kain (rambut dan sebagainya) 2

menggunting kk memotong (memangkas dan sebagainya) dengan memakai

gunting.

4. Langkah-langkah Penggunaan Media Gunting

a.       Guru menyediakan peralatan gunting sesuai dengan

jumlah anak

b.      Guru menyediakan lembaran kertas kosong sesuai

dengan jumlah anak

c.       Guru menjelaskan kepada anak cara memegang gunting

yang benar

d.      Guru menjelaskan kepada anak cara menggunting kertas

yang baik dan benar

e.       Guru memeriksa hasil pekerjaan anak dalam

menggunting kertas

f.       Guru memperbaiki beberapa anak yang kurang mampu

cara menggunting kertas yang baik dan benar

g.      Guru membagikan kertas berpola gambar yang sudah

disiapkan sebelumnya

h.      Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola

gambar yang baik dan benar

i.        Anak mempraktekan cara menggunting kertas berpola

gambar seperti yang telah diperagakan guru

j.        Guru dan anak melakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan

k.      Guru memberikan penilaian hasil pekerjaaan anak

5. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat media pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga

Page 10: Laporan Pkp Pud

kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan

secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:

a.       Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang

berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi

terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun

berada.

b.      Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,

gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi,

sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar

menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

c.       Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara

aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

d.      Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai

secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin.

Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-

ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa

akan lebih mudah memahami pelajaran.

e.       Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap

materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar

informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami

pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat,

menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media

pemahaman siswa akan lebih baik.

f.       Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana

saja dan kapan saja

Page 11: Laporan Pkp Pud

Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa

sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih

leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang

guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas

dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

g.      Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi

dan proses belajar

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga

mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar

mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

h.      Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak

memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek

edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa,

pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain

B. Perkembangan Motorik Halus

1. Pengertian Perkembangan Motorik Halus

Menurut Nursalam (2005) perkembangan motorik halus adalah

“kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak yang

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan

koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga.”

Sedangkan menurut Moelichatoen (2004) motorik halus adalah

“merupakan kegiatan yang menggunakan otot-otot halus pada jari dan tangan.

Gerakan ini keterampilan bergerak”.

2. Kemampuan Motorik Halus Anak TK

a. Anak Usia 3-4 Tahun

1)      Menggunting kertas menjadi dua bagian

2)      Mencuci dan mengelap tangan sendiri

3)      Mengaduk cairan dengan sendok

Page 12: Laporan Pkp Pud

4)      Menuang air dari teko

5)      Memegang garpu dengan cara menggenggam

6)      Membawa sesuatu dengan penjepit

7)      Apabila diberikan gambar kepala badan manusia yang belum

lengkap, ia akan dapat menambahkan paling sedikit dua organ

tubuh

8)      Membuka kancing dan melepas ikat pinggang

9)      menggambar lingkaran namun bentuknya masih kasar.

b. Anak Usia 4-5 Tahun

1)      mengikat tali sepatu

2)      memasukan surat ke dalam amplop

3)      memoleskan selai di atas roti

4)      membentuk berbagai objek dengan tanah liat

5)      mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju

6)      memasukan benang ke dalam lubang jarum (Sujiono, 2007:1.15-

1.16)

3. Fungsi Perkembangan Motorik Halus

Menurut Mudjito (2007: ) mencatat beberapa alasan tentang fungsi

perkembangan motorik halus yaitu :

a.       Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh

perasaan senang.

b.      Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helpessness

(tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya.

c.       Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan

lingkungan sekolah.

4. Karakter Perkembangan Motorik Halus Anak

Page 13: Laporan Pkp Pud

Karakter perkembangan motorik halus menurut Walkay dalam Mudjito

(2007) dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus yang paling utama

adalah:

a.       Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari

kemampuan gerak halus anak bayi.

b.      Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah

mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung

sempurna.

c.       Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan,

lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata.

d.      Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan

jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan ujung pensil.

5. Faktor – Faktor Perkembangan Motorik Anak

Faktor-faktor yang membantu meningkatkan motorik anak yang dapat

dilakukan oleh guru TK adalah :

a.       Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak melatih

keterampilan motoriknya.

b.      Setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu keterampilan.

c.       Aktivitas fisik anak yang bervariasi, yaitu aktivitas fisik untuk bermain dan

bergembira sambil menggerakkan anggota tubuh.

d.      Aktivitas fisik anak dapat mencapai kemampuan yang diharapkan sesuai dengan

perkembangannya.

6. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak TK

Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh

tubuh, sedangkan gerakan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur

kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini erat

kaitannya dengan pusat motorik di otak. Perkembangan motorik berkembang

sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang

dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi

Page 14: Laporan Pkp Pud

yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak, otaklah

yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan

mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.

Aktivitas anak terjadi di bawah kontrol otak. Secara simultan dan

berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan

dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat

yang mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam

kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan motorik

berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan

unsur utama dalam perkembangan motorik anak, oleh sebab itu, perkembangan

kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai

gerakan dan permainan yang mereka lakukan.

Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu gerakan

motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah

kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.

Seperti meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda, berdiri dengan satu kaki dan

sebagainya. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-

bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan

menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.

Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.

Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak

mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, menggunting

dan sebagainya.

Pengembangan motorik pada anak TK adalah merupakan proses

memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Dalam

mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan

dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan

anak belajar berkreasi dan berimajinasi.

Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat

berkreasi, seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas,

Page 15: Laporan Pkp Pud

menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai

kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak

juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental ( Sujiono,

2007: 1.14).

Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK sudah barang

tentu memerlukan bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat menjalankan

perannya sebagai guru TK sehingga anak benar-benar dapat berkembang secara

optimal.

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Informasi Subjek Penelitian

Perbaikan kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Qanitah

Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan

media gunting. Seberapa besar kontribusi yang diberikan dengan media ini,

sehingga akan tercapai kegiatan belajar yang menyenangkan dan menarik bagi

anak.

Nama Lokasi : Taman Kanak-kanak Qanitah

Kelompok : B

Tema / Sub Tema : Siklus I Makanan/Macam-macam makanan

Siklus II Pakaian/macam-macam pakaian

Waktu : Siklus I Tanggal 3 - 7 Oktober 2011

Siklus II Tanggal 10 – 14 Oktober 2011

Jumlah seluruh siswa kelompok B adalah 13 orang, terdiri dari 7 orang anak

laki-laki dan 6 orang anak perempuan. Kemampuan masing-masing anak di TK

Qanitah berbeda satu sama lainnya. Hal ini dianggap wajar karena memang

Page 16: Laporan Pkp Pud

mereka datang dari latar belakang yang berbeda seperti latar belakang keluarga

dan tempat tinggal.

Tapi secara umumnya tumbuh kembang semua anak di sekolah terlihat baik,

karena guru memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

perkembangan anak TK.

B. Deskripsi per Siklus

Kegiatan pengembangan ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-

masing siklus terdiri dari lima hari pembelajaran, 5 SKH, 5 skenario perbaikan

dan 5 lembar observasi.

Dalam melaksanakan kegiatan perbaikan perkembangan, disusun secara

rinci yang dimulai dengan membuat perencanaan, pelaksanaan pembelajaran,

lembar observasi dan lembar refleksi, yang digunakan untuk mengetahui sejauh

mana kelebihan dan kelemahan pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat

diperbaiki pada kegiatan yang akan dilaksanakan berikutnya.

1.      Siklus I

a.       Perencanaan

Perencanaan pada siklus 1 diawali dengan membuat perencanaan pembelajaran

atau SKH (Satuan Kegiatan Harian).

SKH 1

1)      Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang macam-

macam makanan kesukaan dan bernyanyi “aku anak sehat”.

2)      Inti

Di kegiatan ini anak menggunting gambar buah apel, menghubungkan tulisan

dengan gambar dan mengelompokkan gambar macam-macam makanan.

3)      Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4)      Penutup

Page 17: Laporan Pkp Pud

Di kegiatan akhir anak bermain tepuk “tepuk sate”, evaluasi, berdo’a,

mengucapkan salam dan pulang.

SKH 2

1)        Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang makanan

kesukaan dan bertepuk “tepuk kuman”.

2)        Inti

Di kegiatan ini anak menggunting gambar es krim, mengurutkan gambar dengan

huruf dan menghitung jumlah makanan.

3)        Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4)        Penutup

Di kegiatan akhir anak bernyanyi “buah-buahan (Bahasa Inggris)”, evaluasi,

berdo’a, mengucapkan salam dan pulang.

SKH 3

1)   Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang makanan

binatang dan bernyanyi individual.

2)        Inti

Di kegiatan ini anak menggunting gambar ikan, menghubungkan makanan

binatang dengan tulisannya dan mengelompokkan makanan binatang.

3)        Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4)    Penutup

Di kegiatan akhir anak bermain tepuk “tepuk ikan”, evaluasi, berdo’a,

mengucapkan salam dan pulang.

Page 18: Laporan Pkp Pud

SKH 4

1)        Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang macam-

macam minuman dan bernyanyi “pok ame-ame”.

2)        Inti

Di kegiatan ini anak menggunting gambar gelas, menebalkan tulisan macam-

macam minuman dan menghubungkan gambar dengan bilangan.

3)        Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4)        Penutup

Di kegiatan akhir anak mendengarkan sajak sederhana “aku sehat”, evaluasi,

berdo’a, mengucapkan salam dan pulang.

SKH 5

1)        Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang minuman

kesukaan dan menebak judul lagu .

2)        Inti

Di kegiatan ini anak menggunting gambar minuman kesukaan dari koran atau

majalah, menghubungkan gambar dengan tulisannya dan mengelompokkan

gambar minuman.

3)        Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4)        Penutup

Di kegiatan akhir anak bernyanyi “kalau kau senang hati”, evaluasi, berdo’a,

mengucapkan salam dan pulang.

Page 19: Laporan Pkp Pud

b.      Langkah-langkah perbaikan

1)      Skenario perbaikan SKH 1

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

2)      Skenario perbaikan SKH 2

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

3)      Skenario perbaikan SKH 3

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

Page 20: Laporan Pkp Pud

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

4)      Skenario perbaikan SKH 4

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

5)      Skenario perbaikan SKH 5

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

c.       Pelaksanaan

Page 21: Laporan Pkp Pud

1)      Menentukan Penilai 1 dan 2

Penilai 1 adalah Ibu Nani Cahyani, S.Pd, dan penilai 2 adalah Bapak

Carlim, S.Ag., dengan menggunakan surat pernyataan kesediaan berperan menjadi

penilai dan ditandatangani oleh kepala sekolah TK Qanitah yang beralamat di Kp.

Kiara RT 01 RW 12 Desa Mandalawangi Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung

Barat.

2)      Tugas Penilai 1 dan 2

Tugas penilai 1 adalah mempelajari buku panduan PKP, mempelajari

APKG 1 dan 2, menilai SKH, menilai skenario perbaikan, mengisi lembar

observasi dan menyerahkan APKG 1 dan 2 kepada Praktikan.

Tugas penilai 2 adalah mempelajari buku panduan PKP, mempelajari

APKG 1 dan 2, menilai SKH, menilai skenario perbaikan, mengisi lembar

observasi, menyerahkan APKG 1 dan 2, dan menilai PKP bersama Supervisor.

3)      Tugas Supervisor

Memberikan orientasi PKP, membimbing dan memberikan supevisi, menilai

rancangan satu siklus dalam tiap siklus, mereview SKH, skenario perbaikan,

lembar observasi, refleksi dan mereview hasil APKG 1 dan 2, menilai simulasi,

membimbing dan memberi masukan terhadap laporan PKP, menilai laporan,

merekapitulasi nilai praktek dan menyerahkan rekapitulasi nilai praktek dan

laporan PKP ke UPBJJ UT.

d.      Prosedur Kegiatan Pengembangan

Prosedur kegiatan pengembangan yang utama adalah memberikan

penjelasan tentang gunting, mengenal bentuk, cara memegang, dan menyuruh

anak menggunting gambar yang telah disediakan guru juga yang di ambil dari

Page 22: Laporan Pkp Pud

koran dan majalah dengan mengutamakan proses pelaksanaan pembelajaran dari

pada melihat hasil akhir.

e.       Pengamatan/Pengumpulan data/instrumen

Dalam melaksanakan perbaikan pengembangan pembelajaran pada siklus 1

dan 2 menggunakan pengumpulan data melalui hasil karya atau penugasan kepada

anak, menetapkan instrumen penilaian dan data observasi

f.       Refleksi

Setelah melaksanakan perbaikan dalam kegiatan pengembangan penelitian

meninjau kembali apa saja kelemahan dan kekuatan dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan apa saja hal-hal yang perlu diperbaiki selanjutnya. Hasil refleksi

dari skenario perbaikan 1-5 kekuatan dan kelemahan tindakan perbaikan setelah

melaksanakan :

           Skenario perbaikan 1

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk, cara menggunakan dan

bahaya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa gunting selain berguna juga

berbahaya.

Kelemahan : masih ada anak yang belum bisa memegang gunting dengan benar.

           Skenario perbaikan 2

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk, cara menggunakan dan

bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa gunting selain berguna

juga berbahaya.

Kelemahan: masih ada anak yang belum bisa menggunakan gunting dengan benar.

           Skenario perbaikan 3

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang cara menggunakan, memegang dan

melaksanakan kegiatan menggunting sehingga anak menjadi tahu menggunting

bentuk.

Kelemahan: masih ada anak yang belum bisa menggunting gambar dengan benar.

Page 23: Laporan Pkp Pud

           Skenario perbaikan 4

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk, cara menggunakan dan

bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa gunting selain berguna

juga berbahaya.

Kelemahan : masih ada anak yang belum rapi dalam menggunting gambar pola.

           Skenario perbaikan 5

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk, cara menggunakan dan

bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa gunting selain berguna

juga berbahaya.

Kelemahan : masih ada anak yang belum rapi dalam menggunting gambar dari majalah atau

koran.

Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran teradapat

kekuatan dan kelemahan diri. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kegiatan

pembelajaran yang menggunakan media gunting, sehingga setelah melaksanakan

tindakan perbaikan pengembangan dalam rancangan satu siklus, dapat

disimpulkan :

Kekuatan diri : sebelum membuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, terlebih dahulu melihat

kemampuan dan karakteristik anak, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan

perbaikan pengembangan pembelajaran dapat terlaksana dengan hasil yang sesuai,

dan merupakan tantangan baru bagi peneliti untuk menggunakan strategi

pembelajaran dan anak merasa senang dengan kegiatan yang dilaksanakan.

Kelemahan diri : selain memberikan penjelasan peneliti juga harus dapat memberikan kegiatan

yang tidak membosankan bagi anak, melaksanakan kegiatan pengembangan

pembelajaran dengan menggunakan media gunting sering dilakukan.

2.      Siklus II

a.    Perencanaan

Page 24: Laporan Pkp Pud

Perencanaan pada siklus II diawali dengan membuat perencanaan

pembelajaran atau SKH (Satuan Kegiatan Harian).

SKH 6

1). Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang macam-

macam jenis pakaian dan bermain tepuk “tepuk polisi”.

2). Inti

Di kegiatan ini anak menggunting gambar baju, menghubungkan gambar macam-

macam pakaian dengan tulisannya dan mengelompokkan gambar macam-macam

pakaian.

3). Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4). Penutup

Di kegiatan akhir anak bernyanyi “polingga”, evaluasi, berdo’a, mengucapkan

salam dan pulang.

SKH 7

1)        Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang pakaian

untuk bekerja dan bertepuk “tepuk dokter”.

2)        Inti

Di kegiatan ini anak menggunting gambar jenis-jenis pakaian untuk bekerja,

menebalkan tulisan dan menghitung gambar pakaian.

3)        Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4)        Penutup

Page 25: Laporan Pkp Pud

Di kegiatan akhir anak bernyanyi “pak pilot”, evaluasi, berdo’a, mengucapkan

salam dan pulang.

SKH 8

1)   Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang pakaian

daerah dan bernyanyi “senggol dendang”.

2)        Inti

Di kegiatan ini anak menggunting gambar pakaian adat,menulis huruf depan

gambar dan menyebutkan urutan bilangan dengan gambar.

3)        Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4)    Penutup

Di kegiatan akhir anak bermain tepuk “tepuk kabayan”, evaluasi, berdo’a,

mengucapkan salam dan pulang.

SKH 9

1)        Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang baju

boneka dan bernyanyi “abdi gaduh boneka”.

2)        Inti

Di kegiatan ini anak menggunting gambar boneka, menebalkan tulisan minuman

dan mengelompokkan gambar dengan bilangan.

3)        Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4)        Penutup

Di kegiatan akhir anak bermain tepuk “tepuk badut”, evaluasi, berdo’a,

mengucapkan salam dan pulang.

Page 26: Laporan Pkp Pud

SKH 10

1)        Pembukaan

Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, bercakap-cakap tentang asal mula

pakaian dan bernyanyi kelompok.

2)        Inti

Di kegiatan ini anak menggunting kain, menghubungkan gambar dengan

tulisannya dan mengurutkan gambar dengan angka.

3)        Istirahat

Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu, kemudian bermain

bersama.

4)        Penutup

Di kegiatan akhir anak bermain tepuk “tepuk kupu-kupu”, evaluasi, berdo’a,

mengucapkan salam dan pulang.

b.      Langkah-langkah perbaikan

1)      Skenario perbaikan SKH 6

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

2)      Skenario perbaikan SKH 7

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

Page 27: Laporan Pkp Pud

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

3)      Skenario perbaikan SKH 8

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

4)      Skenario perbaikan SKH 9

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

Page 28: Laporan Pkp Pud

5)      Skenario perbaikan SKH 10

Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan

menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, menggunakan alat peraga,

memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,

memberikan contoh cara menggunting, memberi kesempatan anak untuk bertanya,

meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting, meminta anak untuk

memegang gunting, menyuruh anak untuk menggunting gambar, melihat proses

menggunting, membantu anak yang belum bisa menggunting, memberikan

penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses menggunting dan

menyimpan kembali gunting ke tempat semula.

c.       Pelaksanaan

1)      Menentukan Penilai 1 dan 2

Penilai 1 adalah Ibu Nani Cahyani, S.Pd, dan penilai 2 adalah Bapak

Carlim, S.Ag., dengan menggunakan surat pernyataan kesediaan berperan menjadi

penilai dan ditandatangani oleh kepala sekolah TK Qanitah yang beralamat di Kp.

Kiara RT 01 RW 12 Desa Mandalawangi Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung

Barat.

2)      Tugas Penilai 1 dan 2

Tugas penilai 1 adalah mempelajari buku panduan PKP, mempelajari

APKG 1 dan 2, menilai SKH, menilai skenario perbaikan, mengisi lembar

observasi dan menyerahkan APKG 1 dan 2 kepada Praktikan.

Tugas penilai 2 adalah mempelajari buku panduan PKP, mempelajari

APKG 1 dan 2, menilai SKH, menilai skenario perbaikan, mengisi lembar

observasi, menyerahkan APKG 1 dan 2, dan menilai PKP bersama Supervisor.

3)      Tugas Supervisor

Memberikan orientasi PKP, membimbing dan memberikan supevisi, menilai

rancangan satu siklus dalam tiap siklus, mereview SKH, skenario perbaikan,

lembar observasi, refleksi dan mereview hasil APKG 1 dan 2, menilai simulasi,

membimbing dan memberi masukan terhadap laporan PKP, menilai laporan,

Page 29: Laporan Pkp Pud

merekapitulasi nilai praktek dan menyerahkan rekapitulasi nilai praktek dan

laporan PKP ke UPBJJ UT.

d.      Prosedur Kegiatan Pengembangan

Prosedur kegiatan pengembangan yang utama adalah memberikan pejelasan

tentang gunting, mengenal bentuk, cara memegang, dan menyuruh anak

menggunting gambar yang telah disediakan guru juga yang di ambil dari koran

dan majalah dengan mengutamakan proses dari pada hasil akhir.

e.       Pengamatan/Pengumpulan data/instrumen

Dalam melaksanakan perbaikan pengembangan pada siklus 1 dan 2

menggunakan pengumpulan data melalui hasil karya atau penugasan kepada anak,

menetapkan instrumen penilaian dan data observasi.

f.       Refleksi

Setelah melaksanakan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran dan

pengembangan, peneliti melakukan refleksi diri apakah selama melaksanakan

perbaikan pengembangan memiliki kelebihan atau kekurangan untuk diperbaiki

selanjutnya.

           Skenario perbaikan 6

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk, cara menggunakan dan

bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa gunting selain berguna

juga berbahaya.

Kelemahan : masih ada anak yang belum bisa memegang gunting dengan benar.

           Skenario perbaikan 7

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk, cara menggunakan dan

bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa gunting selain berguna

juga berbahaya.

Kelemahan: masih ada anak yang belum bisa menggunakan gunting dengan benar.

Page 30: Laporan Pkp Pud

           Skenario perbaikan 8

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang cara menggunakan, memegang dan

melaksanakan kegiatan menggunting sehingga anak menjadi tahu menggunting

bentuk.

Kelemahan: masih ada anak yang belum bisa menggunting gambar dengan benar.

           Skenario perbaikan 9

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk, cara menggunakan dan

bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa gunting selain berguna

juga berbahaya.

Kelemahan : masih ada anak yang belum rapi dalam menggunting gambar pola.

           Skenario perbaikan 10

Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk, cara menggunakan dan

bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa gunting selain berguna

juga berbahaya.

Kelemahan : masih ada anak yang belum rapi dalam menggunting gambar dari majalah atau

koran.

Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran terdapat

kekuatan dan kelemahan diri. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kegiatan

pembelajaran yang menggunakan media gunting, sehingga setelah melaksanakan

tindakan perbaikan pengembangan dalam rancangan satu siklus, dapat

disimpulkan :

Kekuatan diri : sebelum membuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, terlebih dahulu melihat

kemampuan dan karakteristik anak, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan

perbaikan pengembangan pembelajaran dapat terlaksana dengan hasil yang sesuai,

dan merupakan tantangan baru bagi peneliti untuk menggunakan strategi

pembelajaran dan anak merasa senang dengan kegiatan yang dilaksanakan.

Kelemahan diri : selain memberikan penjelasan peneliti juga harus dapat memberikan kegiatan

yang tidak membosankan bagi anak, melaksanakan kegiatan pengembangan

pembelajaran dengan menggunakan media gunting sering dilakukan.

Page 31: Laporan Pkp Pud

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Deskripsi Per Siklus

Berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan perbaikan yang

dilakukan selama 2 siklus yang terdiri dari 10 kali tampilan di

kelas, baik yang berkaitan dengan perolehan hasil belajar anak

maupun peneliti serta temuan-temuan pengamatan teman

sejawat yang berkaitan dengan pelaksanaan perbaikan

pengembangan diperoleh data sebagai berikut :

1.    Siklus I

a.       Hasil Belajar Anak

Siklus I saya laksanakan dari tanggal 3 – 7 Oktober 2011.

Dari siklus I diperoleh data hasil belajar siswa dengan

menggunakan media gunting sebagai berikut :

Tabel : 1Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-1

NilaiSiklus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 2 15,38 Baik

√ 3 23,08 Sedang

O 8 61,54 Kurang

Jumlah 13 100 Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 2 orang

Page 32: Laporan Pkp Pud

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 3 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 8

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

belum sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik baru 15,38 %. Hal ini

menunjukan bahwa pembelajaran belum berhasil.

Tabel : 2Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-2

NilaiSiklus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 3 23,08 Baik

√ 4 30,77 Sedang

O 6 46,15 Kurang

Jumlah 13 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 3 orang

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 4 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 6

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

belum sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik baru 23,08 %. Hal ini

menunjukan bahwa pembelajaran belum berhasil.

Tabel : 3

Page 33: Laporan Pkp Pud

Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-3

NilaiSiklus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 4 30,77 Baik

√ 4 30,77 Sedang

O 5 38,46 Kurang

Jumlah 13 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 4 orang

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 4 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 5

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

belum sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik baru 30,77 %. Hal ini

menunjukan bahwa pembelajaran belum berhasil.

Tabel : 4Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-4

NilaiSiklus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 5 38,46 Baik

√ 3 23,08 Sedang

O 5 38,46 Kurang

Jumlah 13 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 5 orang

Page 34: Laporan Pkp Pud

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 3 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 5

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

belum sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik baru 38,46 %. Hal ini

menunjukan bahwa pembelajaran belum berhasil.

Tabel : 5Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-5

NilaiSikulus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 6 46,15 Baik

√ 3 23,08 Sedang

O 4 30,77 Kurang

Jumlah 13 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 6 orang

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 3 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 4

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

belum sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik baru 46,15 %. Hal ini

menunjukan bahwa pembelajaran belum berhasil.

Page 35: Laporan Pkp Pud

b. Tampilan Guru Dalam Pembelajaran

Data hasil observasi Siklus I yang dilakukan observer

terhadap penampilan guru dalam pembelajaran dengan

mengunakan gunting untuk meningkatkan kemampuan motorik

halus anak dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel : 6Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus I

Tampilan 1

Kemunculan

Aspek yang DiamatiKomentar

FrekuensiProsentase

(%)ya 13 87

tidak 2 13

Jumlah 15 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari Tabel di atas diketahui bahwa penampilan guru dari 15

aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi 13

aspek menunjukan kemunculan ya dan 2 aspek sisanya

menunjukan kemunculan tidak . Ini artinya bahwa penampilan

guru masih belum sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 87 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel : 7

Page 36: Laporan Pkp Pud

Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus I Tampilan 2

Kemunculan

Aspek yang DiamatiKomentar

FrekuensiProsentase

(%)Ya 14 93

Tidak 1 7

Jumlah 15 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari Tabel di atas diketahui bahwa penampilan guru dari 15

aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi 14

aspek menunjukan kemunculan ya dan 1 aspek sisanya

menunjukan kemunculan tidak . Ini artinya bahwa penampilan

guru masih belum sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 93 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel : 8Data Hasil Observasi Tentang Peanampilan Guru Siklus I

Tampilan 3

TampilanAspek yang Diamati

Komentar Frekuensi

Prosentase

(%)ya 15 100 2

tidak 0 0

Jumlah 15 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari Tabel di atas diketahui bahwa penampilan guru dari 15

aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi 15

Page 37: Laporan Pkp Pud

aspek menunjukan kemunculan ya dan 0 aspek sisanya atau

tidak ada aspek yang menunjukan kemunculan tidak . Ini artinya

bahwa penampilan guru sudah sesuai dengan perencanaan yang

dibuat. Namun demikian masih ada 2 komentar yang merupan

kekurangan yang ditunjukan oleh guru dalam pembelajaran.

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 100 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel : 9Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus I

Tampilan 4

TampilanAspek yang Diamati

Komentar Frekuensi

Prosentase

(%)Ya 15 100 1

Tidak 0 0

Jumlah 15 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari Tabel di atas diketahui bahwa penampilan guru dari 15

aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi

semua aspek menunjukan kemunculan ya. Ini artinya bahwa

penampilan guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Namun demikian masih ada 1 komentar yang merupan

kekurangan yang ditunjukan oleh guru dalam pembelajaran.

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 100 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel : 10Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus I

Tampilan 5

Tampilan Aspek yang Diamati Komentar

Page 38: Laporan Pkp Pud

FrekuensiProsentase

(%)Ya 15 100

Tidak 0 0

Jumlah 15 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari

15 aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi

semua aspek menunjukan kemunculan ya dan dalam kolom

komentar menunjukan tidak ada komentar. Ini artinya bahwa

penampilan guru benar-benar sudah sesuai dengan perencanaan

yang dibuat.

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 100 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

c. Refleksi

Data temuan penelitian bersama teman sejawat yang dapat

dihimpun adalah sebagai berikut :

1)        Refleksi komponen pembelajaran.

Kegiatan yang telah dilaksanakan suadah sesuai dengan

indikator yang ditentukan, materi yang disajikan juga sesuai

dengan tingkat perkembangan anak, media pembelajaran telah

sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, reaksi anak

terhadap metode pembelajaran yang digunakan dapat diterima

sebagai pengalaman yang beragam. Alat penilaian yang

digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Page 39: Laporan Pkp Pud

2)      Refleksi proses kegiatan

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan

SKH yang telah disusun, namun masih ada kelemahan dalam hal

penataan kegiatan, pengelolaan kelas, juga pemanfaatan waktu

yang belum maksimal. Penyebabnya karena mungkin guru baru

pertama dan belum beradaptasi dengan lingkungan serta belum

optimalnya penataan kegiatan. Dalam memperbaiki kelemahan

tersebut guru melakukannya dengan cara menyesuaikan

keadaan dan kegiatan yang biasa/rutin dilaksanakan. Kekuatan

guru dalam merancang kegiatan sudah disesuaikan dengan tema

dan perkembangan anak. Penyebab kekuatan dalam merancang

kegiatan disesuaikan dengan atan dengan memberi kesempatan

kepada anak agar dapat berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Hal-hal unik positif yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran adalah sebagian besar anak dapat menerima dan

melaksanakan kegiatan tersebut. Alasan guru yang dapat

dipertangungjawabkan dalam mengambil keputusan dan

tindakan mengajar adalah menerapkan prinsip belajar sambil

bermain dan bermain seraya belajar. Reaksi anak terhadap

pengelolaan kelas belum sepenuhnya dapat menerima

pembelajaran yang dilaksanakan guru karena masih ada anak

yang asyik dengan kegiatannya sendiri. Sebagaian anak dapat

menangkap penjelasan yang diberikan guru. Dalam penilaian

reaksi anak sangat antusias karena anak senang dengan pujian

dan tanda bintang. Anak telah mencapai indikator kemampuan

yang ditetapkan guru. Guru juga telah dapat mengatur dan

memanfaatkan waktu kegiatan sebaik mungkin. Untuk kegiatan

penutup telah dapat meningkatkan penguasaan anak terhadap

materi yang disampaikan.

2.       Siklus II

Page 40: Laporan Pkp Pud

a.        Hasil Belajar Anak

Siklus kedua saya laksanakan berdasarkan hasil yang belum

maksimal dari siklus I maka diadakan pendekatan bagi siswa

yang masih jauh dari yang diharapkan tentang pelaksanaan

kegiatan pembelajarannya. Penulis memberikan dorongan

kepada siswa untuk lebih berani mencoba menggunakan gunting

dan pemberian motivasi melalui pejelasan tentang penggunaan

gunting.

Siklus II dilaksanakan tanggal 10 – 14 Oktober 2011, dari

kegiatan siklus II ini diperoleh data sebagai berikut :

Tabel : 11Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-1

NilaiSiklus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 7 53,85 Baik

√ 2 15,38 Sedang

O 4 30,77 Kurang

Jumlah 13 100 Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 7 orang

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 2 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 4

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

belum sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik baru 53,85 %. Hal ini

menunjukan bahwa pembelajaran belum berhasil.

Page 41: Laporan Pkp Pud

Tabel : 12Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-2

NilaiSiklus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 8 61,54 Baik

√ 3 23,08 Sedang

O 2 15,38 Kurang

Jumlah 13 100 Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 8 orang

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 3 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 2

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

sudah sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik baru 61,54%. Hal ini

menunjukan bahwa pembelajaran belum berhasil.

Tabel : 13Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-3

NilaiSikulus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 9 69,23 Baik

Page 42: Laporan Pkp Pud

√ 2 15,38 Sedang

O 2 15,38 Kurang

Jumlah 13 100 Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 9 orang

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 2 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 2

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

sudah sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik baru 69,23 %. Hal ini

menunjukan bahwa pembelajaran sudah berhasil.

Tabel : 14Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-4

NilaiSiklus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 10 76,92 Baik

√ 3 23,08 Sedang

O 0 0,00 Kurang

Jumlah 13 100 Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 10 orang

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 3 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 0

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

Page 43: Laporan Pkp Pud

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

sudah sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik mencapai 76,92 %. Hal ini

menunjukan bahwa pembelajaran sudah berhasil.

Tabel : 15Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-5

NilaiSiklus I

KeteranganFrekuensi

Prosentase

(%)• 12 92,31 Baik

√ 1 7,69 SedangO 0 0,00 Kurang

Jumlah 13 100 Sumber : Data Hasil Observasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik yaitu berjumlah 12 orang

anak, jumlah anak yang berhasil menggunting dengan kategori

sedang 1 orang anak dan sisanya anak yang kurang berjumlah 0

orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar

sudah sesuai dengan yang diharapkan guru.

Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil

menggunting dengan kategori baik baru mencapai 92,31 %. Hal

ini menunjukan bahwa pembelajaran sangat berhasil.

Secara keseluruhan dari tabel data hasil belajar anak

dengan menggunakan media gunting siklus I dan II di atas dapat

kita lihat untuk kategori Baik (B) adalah sebagai berikut

Tampilan 1 sebanyak 2 orang anak atau = 15,38 %, Tampilan 2

bertambah menjadi 3 orang anak atau = 23,08 %, Tampilan 3

Page 44: Laporan Pkp Pud

bertambah menjadi 4 orang anak atau = 30,77 %, Tampilan 4

bertambah menjadi 5 orang anak atau 38,46 %, Tampilan 5

bertambah menjadi 6 orang anak atau = 46,15 %, Tampilan 1

Siklus II bertambah 7 orang anak atau = 53,85 %, Tampilan 2

bertambah menjadi 8 orang anak atau = 61,54%, Tampilan 3

bertambah menjaadi 9 orang anak atau 69,23, Tampilan 4

bertambah menjadi 10 orang anak atau = 76,92 % dan Tampilan

5 bertambah menjadi 12 orang anak atau = 92,31 %. Hasil

belajar anak dalam pembelajaran dengan menggunakan media

gunting untuk kategori Sedang (S) siklus I adalah sebagai berikut

: Tampilan 1 sebanyak 3 siswa atau = 23,08 %, Tampilan 2

bertambah menjadi 4 siswa atau = 30,77 %, Tampilan 3 tetap 4

siswa atau = 30,77 %, Tampilan 4 tetap 3 siswa atau 23,08 %,

Tampilan 5 tetap 3 orang anak atau = 23,08 %, Siklus II

Tampilan 1 berkurang lagi menjadi 2 orang anak atau = 15,38

%, Tampilan 2 bertambah menjadi 3 orang anak atau = 23,08%,

Tampilan 3 berkurang menjadi 2 orang anak atau 15,38,

Tampilan 4 bertambah menjadi 3 orang anak atau = 23,08 %

dan Tampilan 5 berkurang menjadi 1 orang anak atau =7,69 %.

Hasil belajar anak dalam pembelajaran dengan menggunakan

media gunting untuk kategori Kurang (K) siklus I adalah sebagai

berikut : Tampilan 1 sebanyak 8 orang anak atau = 61,54 %,

Tampilan 2 berkurang menjadi 6 orang anak atau = 46,15 %,

Tampilan 3 bertambah menjadi 5 orang anak atau = 38,46 %,

Tampilan 4 tetap 5 orang anak atau 38,46 %, Tampilan 5

berkurang menjadi 4 orang anak atau = 30,77 %, siklus II

Tampilan 1 berkurang menjadi 4 orang anak atau = 30,77 %,

Tampilan 2 berkurang menjadi 2 oranag anak atau = 15,38%,

Tampilan 3 tetap 2 orang anak atau = 15,38 %, Tampilan 4 dan

Tampilan 5 berkurang menjadi 0 siswa atau = 0,00 %.

Page 45: Laporan Pkp Pud

Dari siklus I dan II dengan 10 kali tampilan hasil belajar

siswa dengan menggunakan media gunting menunjukan

peningkatan yang signifikan. Hal ini berarti juga bahwa

kemampuan motorik halus anak dalam pembelajaran dengan

menggunakan media gunting meningkat secara signifikan. Lebih

lanjut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik : 1Grafik Jumlah Anak Dalam Pencapaian Hasil Belajar

Siswa  

Sumber : Olah Data Hasil Observasi

Dari grafik 1 di atas dapat dilihat jumlah anak dalam

pencapaian hasil belajar untuk kategori baik menunjukan adanya

peningkatan dari 2 orang anak pada tampilan satu siklus I

bertambah menjadi 6 orang anak pada tampilan 5 akhir siklus I,

dan 7 orang anak pada tampilan 1 siklus II meningkat menjadi 12

orang anak pada tampilan 5 siklus II. Untuk kategori sedang

terjadi perubahan secara dinamis dari 3 orang anak pada

tampilan 1 siklus I menjadi 1 orang anak pada tampilan 5 akhir

siklus II. Untuk kategori kurang terjadi penurunan dari 8 orang

anak pada tampilan 1 siklus I berkurang menjadi 0 orang anak

pada tampilan 5 akhir siklus II.

Grafik : 2Grafik Prosentase Pencapaian Hasil Belajar Siswa Per

TampilanSum

Sumber : Olah Data Hasil Observasi

Dari grafik 2 terlihat bahwa prosentase anak yang hasil

belajarnya Kurang (K) dari 61,54 % pada tampilan ke-1 siklus I

berkurang terus sampai tidak ada atau 0 % anak pada tampilan

ke-5. Anak yang Sedang (S) dari 23,08 % pada tampilan ke-1

Page 46: Laporan Pkp Pud

mengalami perubahan secara dinamis sehingga pada tampilan

ke-5 tinggal 7,69 %, sedangkan untuk anak Baik (B) dari 15,38

% pada tampilan ke-1 bertambah terus menjadi 92,31 % diakhir

tampilan siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan

media gunting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus

anak TK. Dalam penelitian ini penulis melaksanankannya dalam

2 siklus dan masing-masing siklus sebanyak 5 kali tampilan. Dan

tiap tampilan sekitar 30 menit.

Secara keseluruhan perkembangan hasil belajar anak

dengan menggunakan media gunting dengan kategori Baik

dapat kita lihat pada grafik berikut :

Grafik : 3

Grafik Pencapaian Hasil Belajar Siswa Berkriteria Baik

Sumber : Olah Data Hasil Observasi

Dari grafik 3 di atas diketahui andanya peningkatan jumlah

siswa dalam belajar yang mencapai hasil belajar kategori baik

pada setiap tampilan. Secara keseluruhan hasil belajar siswa

akhir siklus I Baik (B) 6 orang naik menjadi 12 orang pada siklus

ke-II.

Grafik : 4

Grafik Prosentase Pencapaian Hasil Belajar Siswa Per Siklus

Berkategori Baik

Page 47: Laporan Pkp Pud

Sumber : Olah Data Hasil Observasi

Dari grafik 4 di atas diketahui andanya peningkatan

prosentase jumlah anak dalam belajar yang mencapai hasil

kategori baik pada setiap tampilan. Secara keseluruhan hasil

belajar anak siklus I Baik (B) 46,15% naik menjadi 92,31 % pada

siklus ke-II.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan

menggunakan media gunting ada kecenderungan dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Qanitah

Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Peningkatan

tersebut harus dibarengi dengan tersedianya kesempatan waktu

belajar yang lebih panjang dan fleksibel. Artinya waktu belajar

diperpanjang durasinya dan waktu kegiatannya dapat

dilaksanakan sebelum masuk, waktu istirahat maupun waktu

siswa hendak pulang.

b. Tampilan Guru Dalam Pembelajaran `

Data hasil observasi Siklus I yang dilakukan observer

terhadap penampilan guru dalam pembelajaran dengan

menngunakan gunting untuk meningkatkan kemampuan motorik

halus anak dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel : 16Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II

Tampilan 1

TampilanAspek yang Diamati

Komentar Frekuensi

Prosentase

(%)ya 15 100

Tidak 0 0

Jumlah 15 100Sumber : Olah Hasil Observasi

Page 48: Laporan Pkp Pud

Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari

15 aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi

semua aspek menunjukan kemunculan ya. Ini artinya bahwa

penampilan guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Dalam kolom komentar tidak ada komentar.

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 100 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel : 17Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II

Tampilan 2

TampilanAspek yang Diamati

Komentar Frekuensi

Prosentase

(%)Ya 15 100

Tidak 0 0

Jumlah 15 100Sumber : Olah Hasil Observasi

Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari

15 aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi

semua aspek menunjukan kemunculan ya. Ini artinya bahwa

penampilan guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 100 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel : 18Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II

Tampilan 3

Tampilan Aspek yang Diamati Komentar

Page 49: Laporan Pkp Pud

FrekuensiProsentase

(%)Ya 15 100

Tidak 0 0

Jumlah 15 100 Sumber : Data Hasil Observasi

Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari

15 aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi

semua aspek menunjukan kemunculan ya. Ini artinya bahwa

penampilan guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 100 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel : 19Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II

Tampilan 4

TampilanAspek yang Diamati

Komentar Frekuensi

Prosentase

(%)Ya 15 100

Tidak 0 0

Jumlah 15 100 Sumber : Data Hasil Observasi

Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari

15 aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi

semua aspek menunjukan kemunculan ya. Ini artinya bahwa

penampilan guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Page 50: Laporan Pkp Pud

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 100 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

Tabel : 20Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II

Tampilan 5

TampilanAspek yang Diamati

Komentar Frekuensi

Prosentase

(%)Ya 15 100

Tidak 0 0

Jumlah 15 100Sumber : Data Hasil Observasi

Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari

15 aspek yang diamati oleh observer dalam lembar observasi

semua aspek menunjukan kemunculan ya. Ini artinya bahwa

penampilan guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya

sebesar 100 %. Hal ini menunjukan bahwa langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

Jika dirata-ratakan aspek penampilan guru pada tiap siklus

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel : 21Penampilan guru pada siklus I

Kemunculan

Aspek yang DiamatiKomentar Rata-rata

Frekuensi

Prosentase

(%)Ya 14,4 96 4

Tidak 0,6 4

Jumlah 15 100Sumber : Data Hasil Observasi

Page 51: Laporan Pkp Pud

Dari Tabel 21 di atas rata-rata aspek kemunculan ya

penampilan guru mencapai 96 % dengan 4 komentar dari

observer. Ini artinya penampilan guru sudah dikatakan baik,

walaupun masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki.

Tabel : 22Penampilan guru pada siklus II

Kemunculan

Aspek yang DiamatiKomentar Rata-rata

Frekuensi

Prosentase

(%)Ya 15 100

Tidak 0 0

Jumlah 15 100 Sumber : Data Hasil Observasi

Dari Tabel 22 di atas rata-rata aspek kemunculan ya

penampilan guru mencapai 100 % dengan tidak ada komentar

dari observer. Ini artinya penampilan guru sudah baik dan sesuai

dengan rencana yang dibuat sebelumnya.

Data penampilan guru dari siklus I dan II tersebut lebih

lanjut dapat dilihat dalam grafik berikut :

Grafik : 5Grafik Penampilan Guru per siklus

Sumber : Data Olah Hasil observasi

Darai grafik 5 di atas menunjukan adanya perbaikan

penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dari rata-rata

96 % pada siklus I naik menjadi 100 % pada silkus II. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa penampilan guru sudah baik

dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang dibuat.

c. Refleksi

Page 52: Laporan Pkp Pud

Data temuan penelitian bersama teman sejawat yang dapat

dihimpun adalah sebagai berikut :

1)        Refleksi komponen pembelajaran.

Kegiatan yang telah dilaksanakan suadah sesuai dengan

indikator yang ditentukan, materi yang disajikan juga sesuai

dengan tingkat perkembangan anak, media pembelajaran telah

sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, reaksi anak

terhadap metode pembelajaran yang digunakan dapat diterima

sebagai pengalaman yang beragam. Alat penilaian yang

digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

2)      Refleksi proses kegiatan

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan

SKH yang telah disusun, namun masih ada kelemahan dalam hal

penataan kegiatan, pengelolaan kelas, juga pemanfaatan waktu

yang belum maksimal. Penyebabnya karena mungkin guru baru

pertama dan belum beradaptasi dengan lingkungan serta belum

optimalnya penataan kegiatan. Dalam memperbaiki kelemahan

tersebut guru melakukannya dengan cara menyesuaikan

keadaan dan kegiatan yang biasa/rutin dilaksanakan. Kekuatan

guru dalam merancang kegiatan sudah disesuaikan dengan tema

dan perkembangan anak. Penyebab kekuatan dalam merancang

kegiatan disesuaikan dengan atan dengan memberi kesempatan

kepada anak agar dapat berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Hal-hal unik positif yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran adalah sebagian besar anak dapat menerima dan

melaksanakan kegiatan tersebut. Alasan guru yang dapat

dipertangungjawabkan dalam mengambil keputusan dan

tindakan mengajar adalah menerapkan prinsip belajar sambil

bermain dan bermain seraya belajar. Reaksi anak terhadap

pengelolaan kelas belum sepenuhnya dapat menerima

Page 53: Laporan Pkp Pud

pembelajaran yang dilaksanakan guru karena masih ada anak

yang asyik dengan kegiatannya sendiri. Sebagaian anak dapat

menangkap penjelasan yang diberikan guru. Dalam penilaian

reaksi anak sangat antusias karena anak senang dengan pujian

dan tanda bintang. Anak telah mencapai indikator kemampuan

yang ditetapkan guru. Guru juga telah dapat mengatur dan

memanfaatkan waktu kegiatan sebaik mungkin. Untuk kegiatan

penutup telah dapat meningkatkan penguasaan anak terhadap

materi yang disampaikan.

B.     Pembahasan

Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh

seluruh tubuh, sedangkan gerakan motorik dapat disebut sebagai perkembangan

dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini

erat kaitannya dengan pusat motorik di otak. Perkembangan motorik berkembang

sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang

dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi

yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak, otaklah

yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan

mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.

Aktivitas anak terjadi di bawah kontrol otak. Secara simultan dan

berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan

dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat

yang mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam

kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan motorik

berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan

unsur utama dalam perkembangan motorik anak, oleh sebab itu, perkembangan

kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai

gerakan dan permainan yang mereka lakukan.

Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagin

tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan

Page 54: Laporan Pkp Pud

menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.

Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.

Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak

mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, menggunting

dan sebagainya.

Pengembangan motorik pada anak TK adalah merupakan proses

memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Dalam

mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan

dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan

anak belajar berkreasi dan berimajinasi.

Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat

berkreasi, seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas,

menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai

kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak

juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental ( Sujiono,

2007: 1.14).

Secara umum menurut pengamatan penulis kemampuan motorik halus anak

TK Qanitah sebelum dilakukan perbaikan sangat lemah, kemampuan motorik

halusnya baru mencapai di bawah 15 % dari jumlah siswa kelompok B yang

berjumlah 13 orang anak. Lemahnya kemampuan motorik halus anak terlihat

ketika guru menyuruh anak untuk melakukan menggunting kertas, menyatukan

dua lembar kertas, dan menganyam kertas, Pada umumnya mereka masih kurang

terampil dalam menggerakan otot halusnya. Perhatian mereka masih tidak focus

dalam pembelajaran dan anak kurang berani dalam melakukan tindakan atau

melakukan gerakan-gerakan yang menuntut otot halusnya. Hal ini dapat

dimengerti karena memang banyak foktor yang mempengaruhinya. Selain factor

kematangan anak itu sendiri juga cara mengajar guru.

Dari temuan-temuan dan hasil diskusi dengan teman sejawat tentang

penggunaan gunting dalam pembelajaran untuk meingkatkan kemampuan motorik

halus anak perlu direncanakan dengan sebaik-baiknya dan pelaksanaannya harus

Page 55: Laporan Pkp Pud

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Di

samping pemberian kesempatan waktu belajar yang lebih panjang

dan fleksibel. Artinya waktu belajar diperpanjang durasinya dan

waktu kegiatannya dapat dilaksanakan sebelum masuk, waktu

istirahat maupun waktu siswa hendak pulang.

Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK sudah barang

tentu memerlukan bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat menjalankan

perannya sebagai guru TK sehingga anak benar-benar dapat berkembang secara

optimal.

Berdasarkan data-data penelitian di atas yang diperoleh dari temuan-

temuan selama melakukan perbaikan pembelajaran dapat dilihat bahwa

penggunaan gunting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak

TK Qanitah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011/2012.

Peningkatan dapat kita lihat dari hasil belajar anak yang berkategori baik terus

meningkat dari setiap tampilan sementara itu anak yang berkategori sedang dan

kurang mengalami penurunan hampir di setiap tampilan. Bahkan untuk anak

dengan kategori kurang mereka sudah tidak ada lagi pada akhir tampilan siklus ke

II. Hal berbalik dengan data sebelum dilakukan perbaikan keberhasilan anak

menurut pengamatan penulis sebelum dilakukan perbaikan menunjukan hanya

kurang lebih 15 % anak yang berhasil dalam belajar. Berikut grafik prosentase

peningkatan hasil belajar anak dalam meningkatkan motorik halus dengan

menggunakan gunting.

Grafik : 6Grafik Prosentase Hasil Belajar Anak

Sumber : Olah Data Hasil Observasi

Berdasarkan Grafik 6 di atas dapat kita lihat hasil belajar anak yang

berketegori baik meningkat dari 15 % menjadi 38,46% pada siklus I dan menjadi

92,31% di siklus II. Hal ini menunjukan kemampuan motorik halus anak setelah

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan gunting meningkat cukup besar

yaitu sekitar 77,31 % . Dengan demikian kemampuan motorik halus anak dapat

ditingkatkan dengan menggunakan gunting.

Page 56: Laporan Pkp Pud

Seperti halnya hasil belajar anak, kemampuan guru pun semakin

bertambah. Hal ini ditunjukan dengan adanya keinginan dan usaha guru untuk

terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang dirasakan selama proses

pembelajaran dalam setiap tampilan dan siklus perbaikan. Dari data aspek

penampilan guru menunjukan adanya peningkatan dari rata-rata 96 % dengan 4

komentar pada siklus I naik menjadi 100 % pada siklus II dan tampa komentar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penampilan guru dalam hal ini

kemampuan guru atau cara mengajar guru sudah tidak diragukan lagi. Ia sudah

dapat mengajar dengan baik dan sesuai dengan perencanaan yang dibuatnya. Hal

ini berarti pula bahwa pelaksanaan pembelajaran di TK Qanitah sudah dapat

dilaksanakan dengan baik dan penggunaan media gunting dalam pembelajaran

efektif karena dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Qanitah

Kabupaten Bandung Barat.

 BAB V

                     PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan-temuan selama perbaikan pembelajaran dengan

menggunakan gunting sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa : sebelum dilakukan perbaikan kemampuan motorik halus

anak TK Qanitah secara umum sangat lemah. Lemahnya kemampuan motorik

halus anak terlihat ketika guru menyuruh anak untuk melakukan menggunting

kertas, menyatukan dua lembar kertas, dan menganyam kertas, Pada umumnya

mereka masih belum terampil dalam menggerakan otot halusnya. Perhatian

mereka masih tidak fokus dalam pembelajaran dan anak kurang berani dalam

melakukan tindakan atau melakukan gerakan-gerakan yang menuntut otot

halusnya. Hal ini dapat dimengerti karena memang banyak foktor yang

Page 57: Laporan Pkp Pud

mempengaruhinya. Selain faktor kematangan anak itu sendiri juga cara mengajar

guru.

Dari temuan-temuan dan hasil diskusi dengan teman sejawat tentang

penggunaan gunting dalam pembelajaran untuk meingkatkan kemampuan motorik

halus anak perlu direncanakan dengan sebaik-baiknya dan pelaksanaannya harus

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Di

samping pemberian kesempatan waktu belajar yang lebih panjang

dan fleksibel. Artinya waktu belajar diperpanjang durasinya dan

waktu kegiatannya dapat dilaksanakan sebelum masuk, waktu

istirahat maupun waktu siswa hendak pulang.

Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK sudah barang

tentu memerlukan bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat menjalankan

perannya sebagai guru TK sehingga anak benar-benar dapat berkembang secara

optimal.

Berdasarkan data-data penelitian di atas yang diperoleh dari temuan-

temuan selama melakukan perbaikan pembelajaran dapat dilihat bahwa

penggunaan gunting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak

TK Qanitah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011/2012.

Peningkatan dapat kita lihat dari hasil belajar anak yang berkategori baik terus

meningkat dari setiap tampilan sementara itu anak yang berkategori sedang dan

kurang mengalami penurunan hampir di setiap tampilan. Bahkan untuk anak

dengan kategori kurang mereka sudah tidak ada lagi pada akhir tampilan siklus ke

II. Hal berbalik dengan data sebelum dilakukan perbaikan keberhasilan anak

menurut pengamatan penulis sebelum dilakukan perbaikan menunjukan hanya

kurang lebih 15 % anak yang berhasil dalam belajar.

Pada umumnya kemampuan motorik halus anak TK Qanitah setelah

dilakukan perbaikan menunjukan peningkatan yang sangat memuaskan. Hal ini

terlihat dari keterlibatan anak secara langsung dalam berbagai kegiatan baik

pendahuluan, inti dan kegiatan akhir sehingga menambah motivasi anak untuk

Page 58: Laporan Pkp Pud

lebih aktif mengikuti proses pembelajaran penggunaan media dan alat

pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan mejadikan pembelajaran menjadi

lebih efektif. Dari pembelajaran yang efektif ini menghantarkan hasil belajar

yang optimal. Penggunaan media gunting efektif untuk meningktakan

kemampuan motorik halus pada anak kelompok B di TK Qanitah Kecamatan

Cipatat Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Setelah diadakan

perbaikan hasil belajar anak meningkat dari 46,15 % pada siklus I menjadi

92,31% pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian tindakan perbaikan tentang penggunaan

media gunting untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK Qanitah

Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat disarankan sebagai berikut:

1.      Upaya peningkatan kemampuan motorik halus anak di TK Qanitah selain selain

dengan upaya-upaya di atas juga harus dibarengi dengan tersedianya kesempatan

waktu belajar yang lebih panjang dan fleksibel. Artinya waktu belajar

diperpanjang durasinya dan waktu kegiatannya dapat dilaksanakan sebelum

masuk, waktu istirahat maupun waktu siswa hendak pulang.

2.      Agar hasil belajar lebih baik disarankan kesiapan belajar siswa ditingkatkan lagi.

3.      Media gunting dapat diterapkan lebih lanjut pada bidang pengembangan

kemampuan motorik halus sejenis atau yang lain dengan mengambil tema yang

berbeda.

4.      Pemilihan gambar-gambar berpola agar lebih bervariatif dan menarik supaya

kemampuan motorik halus anak betul-betul terlatih.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nugraha, 2008. “Kurikulum dan Bahan Belajar TK” Universitas Terbuka, Jakarta.

Page 59: Laporan Pkp Pud

Bambang Sujiono, dkk, 2007, “Metode Pengembangan Fisik”, Universitas Terbuka, Jakarta

IGAK Wardhani, dkk, 2008,”Penelitian Tindakan Kelas”, Universitas Terbuka, Jakarta

Tim PKP PG-PAUD, 2009, “Panduan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan

Mengajar (PKM) Program D-II PGTK”, Universitas Terbuka, Jakarta

Tim PKP PG-PAUD, 2010, “Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional”,

Universitas Terbuka, Jakarta

Tim TAP FKIP UT, 2011, “Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP”, Universitas

Terbuka, Jakarta