laporan pkpa guardian pharmatama citeureup

177
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri farmasi merupakan salah satu industri yang menyangkut kesehatan manusia dalam rangka perwujudan kesehatan nasional. Industri farmasi mempunyai tanggung jawab untuk senantiasa menghasilkan produk obat yang memenuhi standar mutu, khasiat, dan keamanan. Oleh karena itu, industri farmasi menjadi salah satu industri yang dikontrol dan diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) baik ditinjau dari segi perizinan, produksi, peredaran maupun kualitas obat yang diedarkan. Dalam pembuatan obat, industri farmasi harus memenuhi persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010. CPOB merupakan pedoman pembuatan obat yang baik dan benar pada seluruh aspek produksi yang bertujuan untuk memastikan bahwa sifat maupun mutu obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Pedoman ini juga dimaksudkan untuk digunakan oleh industri farmasi sebagai dasar pengembangan aturan internal sesuai kebutuhan. 1

Upload: anggi-chelsea

Post on 17-Feb-2016

363 views

Category:

Documents


60 download

DESCRIPTION

tugas pkpa

TRANSCRIPT

Page 1: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Industri farmasi merupakan salah satu industri yang menyangkut kesehatan manusia

dalam rangka perwujudan kesehatan nasional. Industri farmasi mempunyai tanggung

jawab untuk senantiasa menghasilkan produk obat yang memenuhi standar mutu,

khasiat, dan keamanan. Oleh karena itu, industri farmasi menjadi salah satu industri

yang dikontrol dan diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan Badan Pengawasan

Obat dan Makanan (BPOM) baik ditinjau dari segi perizinan, produksi, peredaran

maupun kualitas obat yang diedarkan.

Dalam pembuatan obat, industri farmasi harus memenuhi persyaratan CPOB

(Cara Pembuatan Obat yang Baik) seperti tercantum dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010. CPOB

merupakan pedoman pembuatan obat yang baik dan benar pada seluruh aspek

produksi yang bertujuan untuk memastikan bahwa sifat maupun mutu obat yang

dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan dan

disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Pedoman ini juga dimaksudkan untuk

digunakan oleh industri farmasi sebagai dasar pengembangan aturan internal sesuai

kebutuhan.

Salah satu tenaga inti dalam industri farmasi yang turut berperan dalam

menghasilkan obat yang bermutu, aman, dan berkhasiat adalah Apoteker. Kedudukan

Apoteker juga diatur dalam CPOB, yaitu sebagai penanggung jawab produksi,

pengawasan mutu, dan pemastian mutu sehingga seorang Apoteker dituntut untuk

mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam

mengaplikasikan dan mengembangkan ilmunya secara profesional agar dapat

mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di industri farmasi.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, calon Apoteker perlu mendapatkan

bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai yang salah satu caranya dapat

diperoleh melalui kegiatan praktek kerja profesi di industri farmasi. Oleh karena itu,

Universitas Pancasila bekerja sama dengan PT. Guardian Pharmatama

1

Page 2: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Pada PKPA ini, peserta

mendapat tugas untuk mengamati dan mempelajari langsung kegiatan yang

dilaksanakan di PT. Guardian Pharmatama. Dengan adanya praktek kerja ini

diharapkan mahasiswa calon Apoteker dapat mengambil manfaat dan ilmu sebanyak

mungkin agar nantinya dapat diaplikasikan dengan baik untuk kepentingan dunia

kesehatan.

B. TUJUAN

Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Guardian Pharmatama, memiliki

tujuan, yaitu :

1. Mengetahui peran, tugas dan fungsi apoteker dalam industri farmasi.

2. Mendapatkan gambaran ruang lingkup secara luas dari kegiatan industri farmasi di

PT. Guardian Pharmatama

3. Melihat secara langsung penerapan konsep CPOB serta managerial yang

diterapkan di PT. Guardian Pharmatama

2

Page 3: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. INDUSTRI FARMASI

1. Pengertian Industri Farmasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1799/Menkes/Per/XII/2010, industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin

dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka

penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan

dan kontrasepsi untuk manusia. Bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat

maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan

mutu sebagai bahan baku farmasi.

Industri farmasi dapat melakukan kegiatan proses pembuatan obat dan/atau

bahan obat untuk semua tahapan dan/atau sebagian tahapan proses. Industri farmasi

yang melakukan kegiatan proses pembuatan obat dan/atau bahan obat harus

berdasarkan penelitian dan pengembangan yang menyangkut produk sebagai hasil

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Fungsi Industri Farmasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1799/Menkes/PER/XII/2010, Industri Farmasi berfungsi sebagai berikut :

a. Pembuatan obat dan/atau bahan obat.

b. Pendidikan dan pelatihan.

c. Penelitian dan pengembangan

3. Izin Usaha Industri Farmasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1799/Menkes/PER/XII/2010, pasal 8 mengenai pendirian industri farmasi wajib

memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di

bidang tata ruang dan lingkungan hidup. Pada pasal tersebut menjelaskan bahwa :

a. Industri Farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB.

3

Page 4: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

b. Pemenuhan persyaratan CPOB dibuktikan dengan sertifikat CPOB.

c. Sertifikat CPOB berlaku selama 5 (lima) tahun sepanjang memenuhi persyaratan.

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara sertifikasi CPOB diatur

oleh Kepala Badan.

4. Persyaratan Izin Usaha Industri Farmasi

Setiap industri farmasi wajib memiliki izin industri farmasi dari Direktur Jenderal

Kementerian Kesehatan yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang pembinaan

kefarmasian dan alat kesehatan.

Persyaratan untuk memperoleh izin industri farmasi sebagaimana yang tercantum

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1799/Menkes

/Per/XII/2010 wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Berbadan usaha berupa perseroan terbatas (kecuali pemohon izin industri

farmasi milik Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia);

2) Memiliki rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat;

3) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

4) Memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker Warga Negara

Indonesia masing-masing sebagai penanggung jawab pemastian mutu, produksi,

dan pengawasan mutu;

5) Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung

dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kefarmasian.

Industri farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB, dibuktikan melalui

Sertifikat CPOB yang berlaku selama 5 tahun sepanjang memenuhi persyaratan.

Selain itu, industri farmasi wajib melakukan farmakovigilans. Apabila industri

farmasi menemukan obat dan/atau bahan obat hasil produksinya tidak memenuhi

standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu, industri farmasi wajib

melaporkan hal tersebut kepada Kepala Badan POM.

Untuk memperoleh izin industri farmasi, diperlukan persetujuan prinsip.

Pengajuan permohonan persetujuan prinsip disampaikan kepada Direktur Jenderal

Kementrian Kesehatan setelah pemohon memperoleh persetujuan Rencana Induk

Pembangunan (RIP) dari Kepada Badan POM. Bila permohonan persetujuan prinsip

telah diberikan, pemohon dapat langsung melakukan persiapan, pembangunan,

4

Page 5: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

pengadaan, pemasangan, instalasi peralatan, dan termasuk produksi percobaan dengan

memperhatikan ketentuan perundang-undangan di bidang obat.

5. Pencabutan Izin Usaha Industri Farmasi

Pencabutan izin usaha industri farmasi dilakukan apabila industri yang bersangkutan

melakukan pelanggaran :

a. Melakukan pemindah tanganan hak milik izin usaha industri farmasi dan

perluasan tanpa izin.

b. Tidak menyampaikan informasi industri secara berturut-turut 3 kali atau dengan

sengaja menyampaikan informasi yang tidak benar.

c. Melakukan pemindahan lokasi usaha industri farmasi tanpa persetujuan tertulis

terlebih dahulu dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

d. Dengan sengaja memproduksi obat jadi atau bahan baku yang tidak memenuhi

persyaratan dan ketentuan yang berlaku (obat palsu).

e. Tidak memenuhi ketentuan dalam izin usaha industri farmasi.

B. PERANAN APOTEKER MENURUT CPOB DI INDUSTRI FARMASI

Berdasarkan Pedoman CPOB tahun 2012, terdapat tiga personil inti dalam sebuah

industri farmasi yang diduduki oleh apoteker, yaitu kepala bagian produksi, kepala

bagian pengawasan mutu, dan kepala bagian pemastian mutu.

1. Apoteker sebagai Penanggung Jawab Produksi

Seorang penanggung jawab produksi (Kepala Bagian Produksi atau Manajer

Produksi) adalah seorang apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh

pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai dalam bidang

pembuatan obat dan keterampilan manajerial sehingga memungkinkan untuk

melaksanakan tugas secara profesional. Seorang penanggung jawab produksi

memiliki kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam produksi obat, termasuk:

a. Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar

memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.

b. Memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan

memastikan bahwa petunjuk kerja diterapkan secara tepat.

c. Memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh

Kepala Bagian Produksi sebelum diserahkan kepada kepala bagian Manajemen

Mutu (Pemastian Mutu)

5

Page 6: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

d. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian

produksi.

e. Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan.

f. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil.

g. Di samping itu, Kepala Bagian Produksi bersama dengan Kepala Bagian

Pengawasan Mutu dan penanggung jawab teknik hendaklah memiliki tanggung

jawab bersama terhadap aspek yang berkaitan dengan mutu.

2. Apoteker sebagai Penanggung Jawab Pengawasan Mutu

Seorang penanggung jawab pengawasan mutu (Kepala Bagian Pengawasan Mutu

atau Manajer Pengawasan Mutu) adalah seorang apoteker yang terkualifikasi,

memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai

dalam bidang pembuatan obat dan keterampilan manajerial sehingga memungkinkan

untuk melaksanakan tugas secara profesional. Seorang penanggung jawab

pengawasan mutu memiliki kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam

pengawasan mutu, termasuk:

a. Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk

ruahan, dan produk jadi.

b. Memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan.

c. Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan contoh,

metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain.

d. Memberikan persetujuan dan memantau semua kontrak analisis.

e. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian

pengawasan mutu.

f. Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan.

g. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di

departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.

3. Apoteker sebagai Penanggung Jawab Pemastian Mutu

Seorang penanggung jawab Pemastian Mutu atau Manajemen Mutu (Quality

Assurance) adalah seorang apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh

pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai dalam bidang

pembuatan obat dan keterampilan manajerial sehingga memungkinkan untuk

melaksanakan tugas secara profesional. Penanggung jawab Pemastian Mutu atau

Manajemen Mutu memiliki kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam sistem

mutu, termasuk:

6

Page 7: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

a. Memastikan penerapan (bila diperlukan, membentuk) sistem mutu.Ikut serta

dalam atau memprakarsai pembentukan acuan mutu perusahaan.

b. Memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala.

c. Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian pengawasan mutu.

d. Memprakarsai dan mengawasi audit eksternal (audit terhadap pemasok).

e. Memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi.

f. Memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan Otoritas Pengawasan

Obat (OPO) yang berkaitan dengan mutu produk jadi.

g. Mengevaluasi/mengkaji catatan bets.

h. Meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan

mempertimbangkan semua faktor terkait.

B. CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah pedoman cara pembuatan obat yang

bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan

dan tujuan penggunaan. Penerapan CPOB pertama kali didasarkan pada keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.43/Menkes/SK/II/1988 tentang CPOB, CPOB

pertama kemudian direvisi dengan keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan

Makanan No.HK.00.05.3.02152 tahun 2001 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan

Obat yang Baik. Pedoman CPOB edisi 2001 direvisi kembali menjadi pedoman CPOB

yang dinamis edisi tahun 2006, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas

Obat dan Makanan No.HK.00.06.0511, tanggal 24 Januari 2006. Pedoman CPOB edisi

2006 mengalami revisi menjadi pedoman CPOB tahun 2012, berdasarkan Peraturan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.

03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012, tanggal 21 Januari 2013.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1799/Menkes/PER/XII/2010 pasal 8 tentang izin industri farmasi wajib memenuhi

persyaratan CPOB. Jadi, CPOB adalah suatu konsep yang ditetapkan dalam industri

farmasi mengenai langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam suatu industri

farmasi untuk menjamin mutu obat yang diproduksi dengan menerapkan “Good

Manufacturing Practices” dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan produksi. CPOB

dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan mengadakan pengawasan baik sebelum,

selama, dan sesudah proses produksi berlangsung untuk memastikan mutu produk obat

agar memenuhi standart yang telah ditetapkan.

7

Page 8: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi farmasi menyebabkan perubahan-

perubahan dalam konsep CPOB terjadi karena semakin pesatnya perkembangan teknologi

farmasi. Konsep CPOB bersifat dinamis yang memerlukan penyesuaian dari waktu ke

waktu mengikuti tuntutan globalisasi di bidang farmasi.Berdasarkan Pedoman CPOB

2012, ada 12 aspek yang harus diperhatikan, yaitu manajemen mutu; personalia;

bangunan dan fasilitas; peralatan; sanitasi dan higiene; produksi; pengawasan mutu;

inspeksi diri dan audit mutu; penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali

produk dan produk kembalian; dokumentasi; pembuatan dan analisis berdasarkan

kontrak; kualifikasi dan validasi.

1. Manajemen Mutu

Manejemen mutu bertanggung jawab membuat obat sedemikian rupa agar sesuai

dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam

dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan

penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif melalui suatu

“Kebijakan Mutu”. Kebijakan mutu memerlukan partisipasi dan komitmen jajaran di

semua departemen di dalam perusahaan, para pemasok dan para distributor.

Pencapaian tujuan mutu secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan sistem

Pemastian Mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar serta

menginkorporasi Cara Pembuatan Obat yang Baik termasuk Pengawasan Mutu dan

Manajemen Resiko Mutu. Hal ini hendaklah didokumentasikan dan dimonitor

efektivitasnya.

Semua bagian sistem Pemastian Mutu hendaklah didukung dengan ketersediaan

personil yang kompeten, bangunan dan sarana serta peralatan yang cukup dan

memadai. Unsur dasar manajemen mutu adalah:

a. Suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi,

prosedur, proses dan sumber daya

b. Tindakan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat

kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa pelayanan) yang dihasilkan

akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan

tersebut disebut Pemastian Mutu.

c. Konsep manejemen mutu berdasarkan CPOB, meliputi:

1) Pemastian Mutu

8

Page 9: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik

secara tersendiri maupun secara kolektif, yang akan memengaruhi mutu dari

obat yang dihasilkan. Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang

dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu

yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

2) Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat

dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang

sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan

spesifikasi produk. CPOB mencakup Produksi dan Pengawasan Mutu.

3) Pengawasan Mutu

Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan

pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, organisasi, dokumentasi dan

prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan

relevan dan telah dilakukan. Bahan yang belum diluluskan tidak digunakan

serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum

mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat. Fungsi Pengawasan Mutu

hendaklah independen dari bagian lain dan hendaklah memiliki akses ke area

produksi untuk melakukan pengambilan sampel dan investigasi bila

diperlukan. Sumber daya yang memadai hendaklah tersedia untuk memastikan

bahwa semua fungsi Pengawasan Mutu dapat dilaksanakan secara efektif dan

dapat diandalkan.

4) Pengkajian Mutu Produk

Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap semua

obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan

konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas

dan produk jadi. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya dilakukan

tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil kajian

ulang sebelumnya.

Industri farmasi hendaklah melakukan evaluasi terhadap hasil kajian, dan

suatu penilaian hendaklah dibuat untuk menentukan apakah tindakan

perbaikan dan pencegahan ataupun validasi ulang hendaklah dilakukan.

Tindakan pencegahan dan perbaikan yang telah disetujui diselesaikan secara

efektif dan tepat waktu. Hendaklah tersedia prosedur manajemen untuk

9

Page 10: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

manajemen yang sedang berlangsung dan pengkajian aktivitas serta efektivitas

prosedur tersebut yang diverifikasi pada saat inspeksi diri. Bila dapat

dibenarkan secara ilmiah, pengkajian mutu dapat dikelompokkan menurut

jenis produk, misalnya sediaan padat, sediaan cair, produk steril dan lain-lain.

5) Manajemen Resiko Mutu

Manajemen resiko mutu adalah suatu proses sistematis untuk melakukan

penilaian, pengendalian dan pengkajian resiko terhadap mutu suatu produk.

Hal ini dapat diaplikasikan secara proaktif maupun retrospektif.

2. Personalia

Industri farmasi bertanggung jawab menyediakan personil yang terkualifikasi dan

berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil hendaklah tidak

dibebani tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindarkan resiko terhadap mutu

obat.Tiap personil hendaklah memahami tanggung jawab dan memahami prinsip

CPOB serta memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi

mengenai higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Struktur organisasi yang jelas harus diperhatikan selain jumlah personil. Tugas

spesifik dan kewenangan dari personil pada posisi penanggung jawab hendaklah

dicantumkan dalam uraian tugas tertulis. Tugas mereka boleh didelegasikan kepada

wakil yang ditunjuk serta mempunyai tingkat kualifikasi yang memadai. Hendaklah

aspek penerapan CPOB tidak ada yang terlewatkan ataupun tumpang tindih dalam

tanggung jawab yang tercantum pada uraian tugas. Unsur-unsur personil berdasarkan

CPOB:

a. Personil Kunci

Personil Kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian Pengawasan

Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Posisi utama

tersebut dijabat oleh personil purnawaktu. Kepala bagian Produksi dan kepala

bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu)/ kepala bagian Pengawasan Mutu

harus independen satu terhadap yang lain.

b. Organisasi, Kualifikasi dan Tanggung Jawab

Struktur organisasi industri farmasi hendaklah sedemikian rupa sehingga bagian

produksi, pengawasan mutu, manajemen mutu (pemastian mutu) dipimpin oleh

orang yang berbeda serta tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain.

Masing-masing personil hendaklah diberi wewenang penuh dan sarana yang

10

Page 11: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

memadai yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif.

Hendaklah personil tersebut tidak mempunyai kepentingan lain di luar organisasi

yang dapat menghambat atau membatasi kewajibannya dalam melaksanakan

tanggung jawab atau yang dapat menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau

finansial.

c. Pelatihan

Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil di dalam

area produksi, gudang penyimpanan atau laboratorium (termasuk personil teknik,

perawatan dan petugas kebersihan), dan bagi personil lain yang kegiatannya dapat

berdampak pada mutu produk.

Di samping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil baru

hendaklah mendapat pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan. Pelatihan

berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektifitas penerapannya

hendaklah dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang

disetujui kepala bagian masing-masing. Catatan pelatihan hendaklah disimpan.

Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personil yang bekerja di area

di mana pencemaran merupakan bahaya, misalnya area bersih atau area

penanganan bahan berpotensi tinggi, toksik atau bersifat sensitisasi. Pengunjung

atau personil yang tidak mendapat pelatihan sebaiknya tidak masuk ke area

produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Bila tidak dapat dihindarkan,

hendaklah mereka diberi penjelasan lebih dahulu, terutama mengenai higiene

perorangan dan pakaian pelindung yang dipersyaratkan serta diawasi dengan

ketat.

3. Bangunan dan Fasilitas

Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain, konstruksi dan

letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk

memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Penentuan rancangan bangunan dan

penataan gedung dipertimbangkan kesesuaiannya dengan kegiatan lain untuk

menjamin mutu obat dan kelangsungan produksi. Tata letak dan desain ruangan harus

dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil resiko terjadi kekeliruan, pencemaran

silang dan kesalahan lain, serta memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan

yang efektif untuk menghindarkan pencemaran silang, penumpukan debu atau

11

Page 12: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat. Syarat-syarat bangunan

dan fasilitas menurut CPOB adalah sebagai berikut:

a. Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran

dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air serta

dari kegiatan industri lain yang berdekatan. Apabila letak bangunan tidak sesuai,

hendaklah diambil tindakan pencegahan yang efektif terhadap pencemaran

tersebut.

b. Bangunan dan fasilitas hendaklah didesain, dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat

sedemikian agar memperoleh perlindungan maksimal terhadap pengaruh cuaca,

banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan bersarang serangga, burung, binatang

pengerat, kutu atau hewan lain. Hendaklah tersedia prosedur untuk pengendalian

binatang pengerat dan hama.

c. Bangunan dan fasilitas hendaklah dirawat dengan cermat, dibersihkan dan bila

perlu didisinfeksi sesuai prosedur tertulis rinci. Catatan pembersihan dan

disinfeksi hendaklah disimpan.

d. Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area

penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling bangunan hendaklah dirawat

dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi bangunan hendaklah ditinjau secara teratur

dan diperbaiki jika perlu. Perbaikan serta perawatan bangunan dan fasilitas

hendaklah dilakukan hati-hati agar kegiatan tersebut tidak memengaruhi mutu

obat.

e. Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi hendaklah tepat

agar tidak mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap produk selama proses pembuatan dan penyimpanan, atau

terhadap ketepatan/ ketelitian fungsi dari peralatan.

f. Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan :

1) Kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di

dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan

2) Pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi

personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau

produk selain yang sedang diproses.

g. Tindakan pencegahan hendaklah diambil untuk mencegah personil yang tidak

berkepentingan masuk. Area produksi, area penyimpanan dan area pengawasan

mutu tidak boleh digunakan sebagai jalur lalu lintas bagi personil yang tidak

12

Page 13: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

bekerja di area tersebut. Kegiatan di bawah ini hendaklah dilakukan di area yang

ditentukan:

1) Penerimaan bahan

2) Karantina barang masuk

3) Penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas

4) Penimbangan dan penyerahan bahan atau produk

5) Pengolahan

6) Pencucian peralatan

7) Penyimpanan peralatan

8) Penyimpanan produk ruahan

9) Pengemasan

10) Karantina produk jadi sebelum memperoleh pelulusan akhir

11) Pengiriman produk

12) Laboratorium pengawasan mutu

h. Tingkat kebersihan ruang/ area untuk pembuatan obat hendaklah diklasifikasikan

sesuai dengan jumlah maksimum partikulat udara yang diperbolehkan untuk tiap

kelas kebersihan sesuai tabel di bawah ini:

Ukuran partikel kelas

Non operasional OperasionalJumlah maksimum partikel /m2 yang diperoleh

≥ 0,5 µm ≥ 5 µm ≥ 0,5 µm ≥ 5 µmA 3.520 29 3.520 20B 3.520 29 352.000 2.900C 352.000 2900 3.520.000 2.900D 3.520.000 29.000 Tidak ditetapkan Tidak ditetapkanE 3.520.000 29.000 Tidak ditetapkan Tidak ditetapkan

Catatan: Kelas A, B, C dan D adalah kelas kebersihan ruang untuk pembuatan

produk steril. Kelas E adalah kelas kebersihan ruang untuk pembuatan produk

nonsteril.

4. Peralatan

Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi yang tepat,

ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat, agar mutu

obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan untuk memudahkan

pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah kontaminasi silang, penumpukan

debu atau kotoran dan hal-hal yang umumnya berdampak buruk pada mutu produk.

Syarat-syarat peralatan yang ditentukan CPOB adalah sebagai berikut:

13

Page 14: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

a. Desain dan konstruksi

1) Peralatan manufaktur hendaklah didesain, ditempatkan dan dirawat sesuai

dengan tujuannya.

2) Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk antara atau

produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau absorbsi yang dapat

mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di luar batas yang ditentukan.

3) Bahan yang diperlukan untuk pengoperasian alat khusus, misalnya pelumas

atau pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang sedang diolah

sehingga tidak mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian bahan awal,

produk antara ataupun produk jadi.

4) Peralatan tidak boleh merusak produk akibat katup bocor, tetesan pelumas dan

hal sejenis atau karena perbaikan, perawatan, modifikasi dan adaptasi yang

tidak tepat.

5) Peralatan manufaktur hendaklah didesain sedemikian rupa agar mudah

dibersihkan. Peralatan tersebut hendaklah dibersihkan sesuai prosedur tertulis

yang rinci serta disimpan dalam keadaan bersih dan kering.

6) Peralatan pencucian dan pembersihan hendaklah dipilih dan digunakan agar

tidak menjadi sumber pencemaran.

7) Peralatan produksi yang digunakan hendaklah tidak berakibat buruk pada

produk. Bagian alat produksi yang bersentuhan dengan produk tidak boleh

bersifat reaktif, aditif atau absorbtif yang dapat mempengaruhi mutu dan

berakibat buruk pada produk.

8) Semua peralatan khusus untuk pengolahan bahan mudah terbakar atau bahan

kimia atau yang ditempatkan di area dimana digunakan bahan mudah terbakar,

hendaklah dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosif serta

dibumikan dengan benar.

9) Hendaklah tersedia alat timbang dan alat ukur dengan rentang dan ketelitian

yang tepat untuk proses produksi dan pengawasan.

10) Peralatan untuk mengukur, menimbang, mencatat dan mengendalikan

hendaklah dikalibrasi dan diperiksa pada interval waktu tertentu dengan

metode yang ditetapkan. Catatan yang memadai dari pengujian tersebut

hendaklah disimpan.

11) Filter cairan yang digunakan untuk proses produksi hendaklah tidak

melepaskan serat ke dalam produk. Filter yang mengandung asbes tidak boleh

14

Page 15: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

digunakan walaupun sesudahnya disaring kembali menggunakan filter khusus

yang tidak melepaskan serat.

12) Pipa air suling, air deionisasi dan bila perlu pipa air lain untuk produksi

hendaklah disanitasi sesuai prosedur tertulis. Prosedur tersebut hendaklah

berisi rincian batas cemaran mikroba dan tindakan yang harus dilakukan.

b. Pemasangan dan Penempatan

1) Peralatan hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk mencegah resiko

kesalahan atau kontaminasi.

2) Peralatan satu sama lain hendaklah ditempatkan pada jarak yang cukup untuk

menghindarkan kesesakan serta memastikan tidak terjadi kekeliruan dan

kecampurbauran produk.

3) Semua sabuk (belt) dan pulley mekanis terbuka hendaklah dilengkapi dengan

pengaman.

4) Air, uap dan udara bertekanan atau vakum serta saluran lain hendaklah dipasang

sedemikian rupa agar mudah diakses pada tiap tahap proses. Pipa hendaklah

diberi penandaan yang jelas untuk menunjukkan isi dan arah aliran.

5) Tiap peralatan utama hendaklah diberi tanda dengan nomor identitas yang jelas.

Nomor ini dicantumkan di dalam semua perintah dan catatan bets untuk

menunjukkan unit atau peralatan yang digunakan pada pembuatan bets tersebut

kecuali bila peralatan tersebut hanya digunakan untuk satu jenis produk saja.

6) Peralatan yang rusak, hendaklah dikeluarkan dari area produksi dan pengawasan

mutu, atau setidaknya diberi penandaan yang jelas.

c. Perawatan

1) Peralatan hendaklah dirawat sesuai jadwal untuk mencegah malfungsi atau

pencemaran yang dapat mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian produk.

2) Kegiatan perbaikan dan perawatan hendaklah tidak menimbulkan resiko

terhadap mutu produk.

3) Bahan pendingin, pelumas dan bahan kimia lain seperti cairan alat penguji

suhu hendaklah dievaluasi dan disetujui dengan proses formal.

4) Prosedur tertulis untuk perawatan peralatan hendaklah dibuat dan dipatuhi.

5) Pelaksanaan perawatan dan pemakaian suatu peralatan utama, hendaklah

dicatat dalam buku log alat yang menunjukkan tanggal, waktu, produk,

kekuatan dan nomor setiap bets atau lot yang diolah dengan alat tersebut.

15

Page 16: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Catatan untuk peralatan yang digunakan khusus untuk satu produk saja dapat

ditulis dalam catatan bets.

6) Peralatan dan alat bantu hendaklah dibersihkan, disimpan, dan bila perlu

disanitasi dan disterilisasi untuk mencegah kontaminasi atau sisa bahan dari

proses sebelumnya yang akan memengaruhi mutu produk termasuk produk

antara di luar spesifikasi resmi atau spesifikasi lain yang telah ditentukan.

7) Bila peralatan digunakan untuk produksi produk dan produk antara yang sama

secara berurutan atau secara kampanye. Peralatan hendaklah dibersihkan

dalam tenggang waktu yang sesuai untuk mencegah penumpukan dan sisa

kontaminan (misal: hasil urai atau tingkat mikroba yang melebihi batas).

8) Peralatan umum (tidak didedikasikan) hendaklah dibersihkan setelah

digunakan memproduksi produk yang berbeda untuk mencegah kontaminasi

silang.

9) Peralatan hendaklah diidentifikasi isi dan status kebersihannya dengan cara

yang baik.

10) Buku log untuk peralatan utama dan kritis hendaklah dibuat untuk pencatatan

validasi pembersihan dan pembersihan yang telah dilakukan termasuk tanggal

dan personil yang melakukan kegiatan tersebut.

5. Sanitasi dan Higiene

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap aspek

pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil, bangunan,

peralatan dan perlengkapan, bahan produksi dan wadahnya, bahan pembersih dan

desinfeksi, serta segala sesuatu yang dapat merupakan sumber pencemaran produk.

Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi

dan higiene yang menyeluruh dan terpadu. Syarat-syarat sanitasi dan higiene yang

ditentukan CPOB adalah sebagai berikut:

a. Higiene Perorangan

1) Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian

pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakannya.

2) Prosedur higiene perorangan termasuk persyaratan untuk mengenakan pakaian

pelindung hendaklah diberlakukan bagi semua personil yang memasuki area

produksi, baik karyawan purna waktu, paruh waktu atau bukan karyawan yang

16

Page 17: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

berada di area pabrik, misal karyawan kontraktor, pengunjung, anggota

manajemen senior dan inspektur.

3) Untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran dan untuk keselamatan

personil, hendaklah personil mengenakan pakaian pelindung yang bersih dan

sesuai dengan tugasnya termasuk penutup rambut. Pakaian kerja kotor dan lap

pembersih kotor (yang dapat dipakai ulang) hendaklah disimpan dalam wadah

tertutup hingga saat pencucian, dan bila perlu, didisinfeksi atau disterilisasi.

4) Program higiene yang rinci hendaklah dibuat dan diadaptasikan terhadap

berbagai kebutuhan di dalam area pembuatan. Program tersebut hendaklah

mencakup prosedur yang berkaitan dengan kesehatan, praktik higiene dan

pakaian pelindung personil. Prosedur hendaklah dipahami dan dipatuhi secara

ketat oleh setiap personil yang bertugas di area produksi dan pengawasan.

Program higiene hendaklah dipromosikan oleh manajemen dan dibahas secara

luas selama sesi pelatihan.

5) Semua personil hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat

direkrut. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban bagi industri agar tersedia

instruksi yang memastikan bahwa keadaan kesehatan personil yang dapat

mempengaruhi mutu produk diberitahukan kepada manajemen industri.

Setelah pemeriksaan kesehatan awal hendaklah dilakukan pemeriksaan

kesehatan kerja dan kesehatan personil secara berkala. Petugas pemeriksa

visual hendaklah menjalani pemeriksaan mata secara berkala.

6) Semua personil hendaklah menerapkan higiene perorangan yang baik.

Hendaklah mereka dilatih mengenai penerapan higiene perorangan. Semua

personil yang berhubungan dengan proses pembuatan hendaklah

memperhatikan tingkat higiene perorangan yang tinggi.

7) Tiap personil yang mengidap penyakit atau menderita luka terbuka yang dapat

merugikan mutu produk hendaklah dilarang menangani bahan awal, bahan

pengemas, bahan yang sedang diproses dan obat jadi sampai kondisi personil

tersebut dipertimbangkan tidak lagi menimbulkan resiko.

8) Semua personil hendaklah diperintahkan dan didorong untuk melaporkan

kepada atasan langsung tiap keadaan (pabrik, peralatan atau personil) yang

menurut penilaian mereka dapat merugikan produk.

17

Page 18: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

9) Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara tangan operator dengan

bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang terbuka, bahan pengemas

primer dan juga dengan bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk.

10) Personil hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan sarana mencuci

tangan dan mencuci tangannya sebelum memasuki area produksi. Maka

diperlukan pemasangan poster yang sesuai.

11) Merokok, makan, minum, mengunyah, memelihara tanaman, menyimpan

makanan, minuman, bahan untuk merokok atau obat pribadi hanya

diperbolehkan di area tertentu dan dilarang dalam area produksi, laboratorium,

area gudang dan area lain yang mungkin berdampak terhadap mutu produk.

b. Sanitasi Bangunan dan Fasilitas

1) Bangunan yang digunakan untuk pembuatan obat hendaklah didesain dan

dikonstruksi dengan tepat untuk memudahkan sanitasi yang baik.

2) Hendaklah tersedia dalam jumlah yang cukup sarana toilet dengan ventilasi

yang baik dan tempat cuci bagi personil yang letaknya mudah diakses dari area

pembuatan.

3) Hendaklah disediakan sarana yang memadai untuk penyimpanan pakaian

personil dan milik pribadinya di tempat yang tepat.

4) Penyiapan, penyimpanan dan konsumsi makanan dan minuman hendaklah

dibatasi di area khusus, misalnya kantin. Sarana ini hendaklah memenuhi

standar saniter.

5) Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk. Sampah hendaklah dikumpulkan di

dalam wadah yang sesuai untuk dipindahkan ke tempat penampungan di luar

bangunan dan dibuang secara teratur dan berkala dengan mengindahkan

persyaratan saniter.

6) Rodentisida, insektisida, agens fumigasi dan bahan sanitasi tidak boleh

mencemari peralatan, bahan awal, bahan pengemas, bahan yang sedang

diproses atau produk jadi.

7) Hendaklah ada prosedur tertulis untuk pemakaian rodentisida, insektisida,

fungisida, agens fumigasi, pembersih dan sanitasi yang tepat. Prosedur tertulis

tersebut hendaklah disusun dan dipatuhi untuk mencegah pencemaran terhadap

peralatan, bahan awal, wadah obat, tutup wadah, bahan pengemas dan label

18

Page 19: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

atau produk jadi. Rodentisida, insektisida dan fungisida hendaklah tidak

digunakan kecuali yang sudah terdaftar dan digunakan sesuai peraturan terkait.

8) Hendaklah ada prosedur tertulis yang menunjukkan penanggung jawab untuk

sanitasi serta menguraikan dengan cukup rinci mengenai jadwal, metode,

peralatan dan bahan pembersih yang harus digunakan untuk pembersihan

sarana dan bangunan. Prosedur tertulis terkait hendaklah dipatuhi.

9) Prosedur sanitasi hendaklah berlaku untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh

kontraktor atau karyawan sementara maupun karyawan purnawaktu selama

pekerjaan operasional biasa.

10) Segala praktik tidak higienis di area pembuatan atau area lain yang dapat

berdampak merugikan terhadap mutu produk, hendaklah dilarang.

11) Persyaratan khusus untuk pembuatan produk steril dicakup dalam Pembuatan

Produk Steril.

c. Pembersihan dan Sanitasi Peralatan

1) Setelah digunakan, peralatan hendaklah dibersihkan baik bagian luar maupun

bagian dalam sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta dijaga dan

disimpan dalam kondisi yang bersih. Tiap kali sebelum dipakai, kebersihannya

diperiksa untuk memastikan bahwa semua produk atau bahan dari bets

sebelumnya telah dihilangkan.

2) Metode pembersihan dengan cara vakum atau cara basah lebih dianjurkan.

Udara bertekanan dan sikat hendaklah digunakan dengan hati-hati dan bila

mungkin dihindarkan karena menambah resiko pencemaran produk.

3) Pembersihan dan penyimpanan peralatan yang dapat dipindah-pindahkan dan

penyimpanan bahan pembersih hendaklah dilaksanakan dalam ruangan yang

terpisah dari ruangan pengolahan.

4) Prosedur tertulis yang cukup rinci untuk pembersihan dan sanitasi peralatan

serta wadah yang digunakan dalam pembuatan obat hendaklah dibuat,

divalidasi dan ditaati. Prosedur ini hendaklah dirancang agar pencemaran

peralatan oleh agen pembersih atau sanitasi dapat dicegah. Prosedur ini

setidaknya meliputi penanggung jawab pembersihan, jadwal, metode,

peralatan dan bahan yang dipakai dalam pembersihan serta metode

pembongkaran dan perakitan kembali peralatan yang mungkin diperlukan

untuk memastikan pembersihan yang benar terlaksana. Jika perlu, prosedur

19

Page 20: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

juga meliputi sterilisasi peralatan, penghilangan identitas bets sebelumnya

serta perlindungan peralatan yang telah bersih terhadap pencemaran sebelum

digunakan.

5) Catatan mengenai pelaksanaan pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan inspeksi

sebelum penggunaan peralatan hendaklah disimpan secara benar.

6) Disinfektan dan deterjen hendaklah dipantau terhadap pencemaran mikroba;

enceran disinfektan dan deterjen hendaklah disimpan dalam wadah yang

sebelumnya telah dibersihkan dan hendaklah disimpan untuk jangka waktu

tertentu kecuali bila disterilkan.

7) Validasi Prosedur Pembersihan dan Sanitasi

a) Prosedur tertulis hendaklah ditetapkan untuk pembersihan alat dan

persetujuan untuk penggunaan bagi produksi obat, termasuk produk antara.

Prosedur pembersihan hendaklah rinci supaya operator dapat melakukan

pembersihan tiap jenis alat secara konsisten dan efektif. Prosedur

hendaklah mencantumkan:

- Penanggung jawab untuk pembersihan alat

- Jadwal pembersihan, termasuk sanitasi, bila perlu

- Deskripsi lengkap dari metode pembersihan dan bahan pembersih yang

digunakan termasuk pengenceran bahan pembersih yang digunakan

- Instruksi pembongkaran dan pemasangan kembali tiap bagian alat, bila

perlu, untuk memastikan pembersihan yang benar

- Instruksi untuk menghilangkan atau meniadakan identitas bets

sebelumnya

- Instruksi untuk melindungi alat yang sudah bersih terhadap

kontaminasi sebelum digunakan

- Inspeksi kebersihan alat segera sebelum digunakan; dan

- Menetapkan jangka waktu maksimum yang sesuai untuk pelaksanaan

pembersihan alat setelah selesai digunakan produksi

b) Prosedur pembersihan, sanitasi dan higiene hendaklah divalidasi dan

dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas prosedur memenuhi

persyaratan.

c) Hendaklah tersedia prosedur tertulis dan catatan pelaksanaan tindakan serta

bila perlu kesimpulan yang dicapai untuk pembersihan dan sanitasi,

20

Page 21: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

termasuk juga hal-hal tentang personel termasuk pelatihan, seragam kerja,

higiene, pemantauan lingkungan dan pengendalian hama.

6. Produksi

Produksi mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB,

yang menjamin senantiasa menghasilkan obat jadi yang memenuhi persyaratan

mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar. Persyaratan mutu

tersebut harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan dari :

a. Bahan Awal

Pembelian bahan awal adalah suatu aktifitas penting dan melibatkan staf yang

mempunyai pengetahuan khusus yang menyeluruh perihal pemasok. Pembelian

bahan awal dari pemasok yang telah disetujui yang memenuhi spesifikasi yang

relevan langsung dari produsen. Disarankan spesifikasi yang ditetapkan oleh

pabrik pembuat untuk bahan awal dibicarakan dengan pemasok. Sangat

menguntungkan bila semua aspek produksi dan pengawasan bahan awal tersebut

sangat menguntungkan termasuk persyaratan penanganan, pemberian label dan

pengemasan, prosedur penanganan keluhan dan penolakan.

b. Validasi Proses

Studi validasi untuk memperkuat pelaksanaan CPOB dan dilakukan sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil validasi dan kesimpulan hendaklah

dicatat.

c. Pencegahan Pencemaran Silang

Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus

dihindarkan. Resiko pencemaran silang ini dapat terjadi akibat tidak

terkendalinya debu, gas, uap, percikan atau organisme dari bahan atau produk

yang sedang diproses, dari sisa yang tertinggal pada alat dan pakaian kerja

operator. Tingkat resiko pencemaran ini tergantung dari jenis pencemar dan

produk yang tercemar. Pencemar yang paling berbahaya adalah bahan yang

dapat menimbulkan sensitisasi kuat, preparat biologis yang mengandung

mikroba hidup, hormon tertentu, bahan sitotoksik, dan bahan lain berpotensi

tinggi. Produk yang paling terpengaruh oleh pencemaran adalah sediaan

parenteral, sediaan yang diberikan dalam dosis besar dan/atau sediaan yang

diberikan dalam jangka waktu yang panjang.

d. Sistem Penomoran Bets/ Lot

21

Page 22: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Tersedia sistem yang menjelaskan secara rinci penomoran bets/ lot dengan

tujuan untuk memastikan bahwa tiap bets/ lot produk antara, produk ruahan atau

produk jadi dapat diidentifikasi.

e. Penimbangan dan Penyerahan

Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan pengemas,

produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus produksi

dan diperlukan dokumentasi serta rekonsiliasi yang lengkap. Pengendalian

terhadap pengeluaran bahan dan produk tersebut untuk produksi, gudang, area

penyerahan, atau antar bagian produksi, merupakan hal yang sangat penting.

f. Pengembalian

Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang

dikembalikan ke gudang penyimpanan hendaklah didokumentasikan dengan

benar dan direkonsiliasi. Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan

produk ruahan hendaklah tidak dikembalikan ke gudang penyimpanan kecuali

memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

g. Operasi PengolahanProduk Antara Dan Produk Ruahan

Semua bahan yang dipakai di dalam pengolahan hendaklah diperiksa sebelum

dipakai.

h. Bahan Dan Produk Kering

Untuk mengatasi masalah pengendalian debu dan pencemaran silang dapat

terjadi pada saat penanganan bahan dan produk kering, perlu perhatian khusus

hendaklah diberikan pada desain, pemeliharaan serta penggunaan sarana dan

peralatan. Apabila layak hendaklah dipakai sistem pembuatan tertutup atau

metode lain yang sesuai.

i. Pencampuran dan Granulasi

Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk hendaklah dilengkapi dengan sistem

pengendali debu, kecuali digunakan sistem tertutup. Parameter operasional yang

kritis (misal: waktu, kecepatan dan suhu) untuk tiap proses pencampuran,

pengadukan dan pengeringan hendaklah tercantum dalam dokumen produksi

induk, dan dipantau.

j. Prosedur terperinci diperlukan agar tidak terjadi kontaminasi pada proses:

1) Pencetakan Tablet

2) Penyalutan

3) Pengisian Kapsul Keras

22

Page 23: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

4) Penandaan Tablet Salut dan Kapsul

5) Produk Cair, Krim Dan Salep (Nonsteril)

6) Produk steril

7) Bahan Pengemas

Pengadaan, penanganan, pengawasan bahan pengemas primer dan bahan

pengemas cetak serta bahan cetak lain hendaklah diberi perhatian yang sama

seperti terhadap bahan awal.

- Kegiatan Pengemasan

Pada umumnya, proses pengisian dan penutupan hendaklah segera disertai

dengan pemberian label. Maka diterapkan prosedur yang tepat untuk

memastikan agar tidak terjadi kecampurbauran atau salah pemberian label.

- Pengawasan Selama Proses

Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis

yang menjelaskan pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan yang

harus dilakukan selama proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan

sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian Manajemen

Mutu (Pemastian Mutu) dan hasilnya dicatat. Pengawasan tersebut

dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi kinerja dari proses

produksi yang mungkin menjadi penyebab variasi karakteristik produk

dalam proses.

k. Bahan Dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan dan Dikembalikan Bahan dan

produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan disimpan

terpisah di “area terlarang” (restricted area). Bahan atau produk tersebut

hendaklah dikembalikan kepada pemasoknya atau bila dianggap perlu, diolah

ulang atau dimusnahkan. Langkah-langkah yang diambil hendaklah lebih dulu

disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan dicatat.

l. Pemulihan semua atau sebagian dari bets sebelumnya, yang memenuhi

persyaratan mutu, dengan cara penggabungan ke dalam bets lain dari produk

yang sama pada suatu tahap pembuatan obat, hendaklah diotorisasi sebelumnya.

Pemulihan ini hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan setelah dilakukan evaluasi terhadap resiko yang mungkin terjadi,

termasuk kemungkinan pengaruh terhadap masa edar produk. Pemulihan ini

hendaklah dicatat.

m. Karantina dan Penyerahan Produk Jadi

23

Page 24: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Karantina produk jadi merupakan tahap akhir pengendalian sebelum penyerahan

ke gudang dan siap untuk didistribusikan. Sebelum diluluskan untuk diserahkan

ke gudang, pengawasan yang ketat hendaklah dilaksanakan untuk memastikan

produk dan catatan pengemasan bets memenuhi semua spesifikasi yang

ditentukan.

n. Catatan Pengendalian Pengiriman Obat

Sistem distribusi hendaklah menghasilkan catatan sedemikian rupa sehingga

distribusi tiap bets/lot obat dapat segera diketahui untuk mempermudah

penyelidikan atau penarikan kembali jika diperlukan.

o. Penyimpanan Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara, Produk Ruahan

dan Produk Jadi .

Semua bahan dan produk hendaklah disimpan secara rapi dan teratur untuk

mencegah resiko kecampurbauran atau pencemaran serta memudahkan

pemeriksaan dan pemeliharaan.

7. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan Obat yang

Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu

yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Pengawasan Mutu mencakup

pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta termasuk pengaturan, dokumentasi

dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa semua pengujian yang relevan

telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan

untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi persyaratan.

Pengawasan mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus

terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk.

Ketidaktergantungan pengawasan mutu dari produksi dianggap hal yang

fundamental agar pengawasan mutu dapat melakukan kegiatan dengan memuaskan.

Bagian pengawasan mutu secara keseluruhan juga mempunyai tanggung jawab,

antara lain adalah:

a. membuat, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu

b. menyimpan sampel pembanding dari bahan dan produk

c. memastikan pelabelan yang benar pada wadah bahan dan produk

d. memastikan pelaksanaan pemantauan stabilitas dari produk

e. mengikuti investigasi dari keluhan yang terkait dengan mutu produk, dll

24

Page 25: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Semua kegiatan tersebut hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur tertulis,

dan dicatat di mana perlu.

8. Inspeksi Diri dan Audit Mutu

Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan

pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB. Program inspeksi

diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOB

dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan. Inspeksi diri hendaklah

dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang kompeten dari perusahaan

yang dapat mengevaluasi penerapan CPOB secara obyektif.

Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara rutin dan, pada situasi khusus,

misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi penolakan yang

berulang. Dimana saran untuk tindakan perbaikan supaya dilaksanakan. Prosedur

dan catatan inspeksi diri hendaklah didokumentasikan dan dibuat program tindak

lanjut yang efektif. Persyaratan inspeksi diri berdasarkan CPOB:

a. Hendaklah dibuat instruksi tertulis untuk inspeksi diri yang menyajikan standar

persyaratan minimal dan seragam. Daftar ini hendaklah berisi pertanyaan

mengenai ketentuan CPOB yang mencakup antara lain:

1. Personalia

2. Bangunan termasuk fasilitas untuk personil

3. Perawatan bangunan dan peralatan

4. Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi

5. Peralatan

6. Pengolahan dan pengawasan selamaproses

7. Pengawasan Mutu

8. Dokumentasi

9. Sanitasi dan higiene

10. Program validasi dan revalidasi

11. Kalibrasi alat atau sistem pengukuran

12. Prosedur penarikan kembali obat jadi

13. Penanganan keluhan

14. Pengawasan label

15. Hasil inspeksi diri sebelumnya dan tindakan perbaikan

25

Page 26: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Aspek-aspek tersebut hendaklah diperiksa secara berkala menurut program

yang telah disusun untuk memverifikasi kepatuhan terhadap prinsip pemastian

mutu.

b. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara indipenden dan rinci oleh personil

perusahaan yang kompeten. Manajemen hendaklah membentuk tim inspeksi diri

yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing dan memahami CPOB.

Audit independen oleh pihak ketiga juga dapat bermanfaat.

c. Inspeksi diri dapat dilaksanakan perbagian sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

namun inspeksi diri yang menyeluruh hendaklah dilaksanakan minimal 1 (satu)

kali dalam setahun. Frekuensi inspeksi diri hendaklah tertulis dalam prosedur

inspeksi diri.

d. Semua hasil inspeksi diri hendaklah dicatat. Laporan hendaklah mencakup:

1) Semua hasil pengamatan yang dilakukan selama inspeksi.

2) Saran untuk tindakan perbaikan.

3) Pernyataan dari tindakan yang dilakukan hendaklah dicatat.

e. Hendaklah ada program penindak-lanjutan yang efektif. Manajemen perusahaan

hendaklah mengevaluasi baik laporan inspeksi diri maupun tindakan perbaikan

bila diperlukan.

f. Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit

mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem

manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkannya. Audit mutu

umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau suatu tim

yang dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. Audit mutu

juga dapat diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak.

g. Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah bertanggung

jawab bersama bagian lain yang terkait untuk memberi persetujuan pemasok

yang dapat diandalkan memasok bahan awal dan bahan pengemas yang

memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

h. Hendaklah dibuat daftar pemasok yang disetujui untuk bahan awal dan bahan

pengemas. Daftar pemasok hendaklah disiapkan dan ditinjau ulang.

i. Hendaklah dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui dan dimasukkan ke

dalam daftar pemasok atau spesifikasi. Evaluasi hendaklah mempertimbangkan

riwayat pemasok dan sifat bahan yang dipasok. Jika audit diperlukan, audit

26

Page 27: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

tersebut hendaklah menetapkan kemampuan pemasok dalam pemenuhan standar

CPOB.

j. Semua pemasok yang telah ditetapkan hendaklah dievaluasi secara teratur.

9. Penanganan Keluhan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan

Produk Kembalian

Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi

kerusakan obat harus dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis. Untuk

menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu sistem, bila perlu

mencakup penarikan kembali produk yang diketahui atau diduga cacat dari

peredaran secara cepat dan efektif.

Penanganan keluhan, penarikan kembali produk dan produk kembalian diatur

dalam CPOB sebagai berikut:

a. Hendaklah ditunjuk personil yang bertanggung jawab untuk menangani keluhan

dan memutuskan tindakan yang hendak dilakukan bersama staf yang memadai

untuk membantunya. Apabila personil tersebut bukan kepala bagian Manajemen

Mutu (Pemastian Mutu), maka ia hendaklah memahami cara penanganan

seluruh keluhan, penyelidikan atau penarikan kembali produk.

b. Hendaklah tersedia prosedur tertulis yang merinci penyelidikan, evaluasi, tindak

lanjut yang sesuai, termasuk pertimbangan untuk penarikan kembali produk,

dalam menanggapi keluhan terhadap obat yang diduga cacat.

c. Penanganan keluhan dan laporan suatu produk termasuk hasil evaluasi dari

penyelidikan serta tindak lanjut yang dilakukan hendaklah dicatat dan

dilaporkan kepada manajemen atau bagian yang terkait.

d. Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk menetapkan apakah keluhan

disebabkan oleh pemalsuan.

e. Tiap keluhan yang menyangkut kerusakan produk hendaklah dicatat yang

mencakup rincian mengenai asal-usul keluhan dan diselidiki secara menyeluruh

dan mendalam. Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah dilibatkan dalam

pengkajian masalah tersebut.

f. Jika produk pada suatu bets ditemukan atau diduga cacat, maka hendaklah

dipertimbangkan untuk memeriksa bets lain untuk memastikan apakah bets lain

juga terpengaruh. Khusus bets yang mengandung hasil pengolahan ulang dari

bets yang cacat hendaklah diselidiki.

27

Page 28: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

g. Setelah melakukan penyelidikan dan evaluasi terhadap laporan dan keluhan

mengenai suatu produk hendaklah dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut ini

mencakup:

1) tindakan perbaikan bila diperlukan

2) penarikan kembali satu bets atau seluruh produk akhir yang bersangkutan

3) tindakan lain yang tepat

h. Catatan keluhan hendaklah dikaji secara berkala untuk mengidentifikasi hal

yang spesifik atau masalah yang berulang terjadi, yang memerlukan perhatian

dan kemungkinan penarikan kembali produk dari peredaran.

i. Badan POM hendaklah diberitahukan apabila industri farmasi

mempertimbangkan tindakan yang terkait dengan kemungkinan kesalahan

pembuatan, kerusakan produk, pemalsuan atau segala hal lain yang serius

mengenai mutu produk.

j. Hendaklah ditunjuk personil yang bertanggung jawab untuk melaksanakan dan

mengkoordinasikan penarikan kembali produk dan hendaklah ditunjang oleh

staf yang memadai untuk menangani semua aspek penarikan kembali sesuai

dengan tingkat urgensinya. Personil tersebut hendaklah independen terhadap

bagian penjualan dan pemasaran. Jika personil ini bukan kepala bagian

Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), maka ia hendaklah memahami segala

operasi penarikan kembali.

k. Hendaklah tersedia prosedur tertulis, yang diperiksa secara berkala dan

dimutakhirkan jika perlu, untuk mengatur segala tindakan penarikan kembali.

l. Operasi penarikan kembali hendaklah mampu untuk dilakukan segera dan tiap

saat.

m. Pelaksanaan Penarikan Kembali

1) Tindakan penarikan kembali produk hendaklah dilakukan segera setelah

diketahui ada produk yang cacat mutu atau diterima laporan mengenai reaksi

yang merugikan

2) Pemakaian produk yang beresiko tinggi terhadap kesehatan, hendaklah

dihentikan dengan cara embargo yang dilanjutkan dengan penarikan kembali

dengan segera. Penarikan kembali hendaklah menjangkau sampai tingkat

konsumen

28

Page 29: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

3) Sistem dokumentasi penarikan kembali produk di industri farmasi,

hendaklah menjamin bahwa embargo dan penarikan kembali dilaksanakan

secara cepat, efektif dan tuntas

4) Pedoman dan prosedur penarikan kembali terhadap produk hendaklah dibuat

untuk memungkinkan embargo dan penarikan kembali dapat dilakukan

dengan cepat dan efektif dari seluruh mata rantai distribusi

n. Catatan dan laporan termasuk hasil tindakan embargo dan penarikan kembali

produk hendaklah didokumentasikan dengan baik.

o. Otoritas pengawas obat negara ke mana produk didistribusikan hendaklah

diinformasikan segera apabila akan dilakukan penarikan kembali karena cacat

atau dugaan cacat.

p. Catatan distribusi hendaklah tersedia untuk digunakan oleh personil yang

bertanggung jawab terhadap penarikan kembali. Catatan distribusi hendaklah

berisi informasi yang lengkap mengenai distributor dan pelanggan yang dipasok

secara langsung (dengan alamat, nomor telepon, dan/atau nomor fax pada saat

jam kerja dan di luar jam kerja, nomor bets dan jumlah yang dikirim), termasuk

distributor di luar negeri untuk produk yang diekspor dan sampel medis.

q. Produk yang ditarik kembali hendaklah diberi identifikasi dan disimpan terpisah

di area yang aman sementara menunggu keputusan terhadap produk tersebut.

r. Perkembangan proses penarikan kembali hendaklah dicatat dan dibuat laporan

akhir, termasuk hasil rekonsiliasi antara jumlah produk yang dikirim dan yang

ditemukan kembali.

s. Efektivitas penyelenggaraan penarikan kembali hendaklah dievaluasi dari waktu

ke waktu.

10. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan dokumentasi

yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.Dokumentasi yang

jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap personil menerima uraian

tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil resiko terjadi salah

tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi

lisan. Spesifikasi, Dokumen Produksi Induk/Formula Pembuatan, prosedur, metode

dan instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara

tertulis. Keterbacaan dokumen adalah sangat penting.

29

Page 30: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Berdasarkan CPOB dokumen yang diperlukan, yaitu:

a. Spesifikasi

Hendaklah tersedia spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan produk jadi

yang disahkan dengan benar dan diberi tanggal, hendaklah juga tersedia

spesifikasi bagi produk antara dan produk ruahan.

Spesifikasi Bahan Awal

Spesifikasi bahan awal hendaklah mencakup, di mana diperlukan:

1) Deskripsi bahan, termasuk:

- nama yang ditentukan dan kode produk internal

- rujukan monografi farmakope, bila ada

- pemasok yang disetujui dan, bila mungkin, produsen bahan

- standar mikrobiologis, bila ada

2) petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan

3) persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan

4) kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan

5) batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali

Spesifikasi Bahan Pengemas

Spesifikasi bahan pengemas hendaklah mencakup, di mana diperlukan:

1) deskripsi bahan, termasuk :

- nama yang ditentukan dan kode produk internal

- rujukan monografi farmakope, bila ada

- pemasok yang disetujui dan, bila mungkin, produsen bahan

- standar mikrobiologis, bila ada

- spesimen bahan pengemas cetak, termasuk warna

2) petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan

3) persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan

4) kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan

5) batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali

Spesifikasi Produk Antara dan Produk Ruahan

Spesifikasi produk antara dan produk ruahan hendaklah tersedia, apabila

produk tersebut dibeli atau dikirim apabila data dari produk antara

digunakan untuk mengevaluasi produk jadi. Spesifikasi hendaklah mirip

dengan spesifikasi bahan awal atau produk jadi, sesuai keperluan.

Spesifikasi Produk Jadi

30

Page 31: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Spesifikasi produk jadi hendaklah mencakup:

1) Nama produk yang ditentukan dan kode referen (kode produk)

2) Formula/komposisi atau rujukan

3) Deskripsi bentuk sediaan dan uraian mengenai kemasan, termasuk

ukuran kemasan

4) Petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan

5) Persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan

6) Kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan khusus, bila diperlukan

7) Masa edar/simpan

b. Dokumen Produksi

Dokumen yang esensial dalam produksi adalah:

1) Dokumen Produksi Induk yang berisi formula produksi dari suatu produk

dalam bentuk sediaan dan kekuatan tertentu, tidak tergantung dari ukuran

bets. Dokumen Produksi Induk yang disahkan secara formal hendaklah

mencakup nama, bentuk sediaan, kekuatan dan deskripsi produk, nama

penyusun dan bagiannya, nama pemeriksa serta daftar distribusi dokumen

dan berisi hal sebagai berikut:

a) informasi bersifat umum yang menguraikan jenis bahan pengemas

primer yang harus digunakan atau aternatifnya, pernyataan mengenai

stabilitas produk, tindakan pengamanan selama penyimpanan dan

tindakan pengamanan lain yang harus dilakukan selama pengolahan dan

pengemasan produk

b) komposisi atau formula produk untuk tiap satuan dosis dan untuk satu

sampel ukuran bets

c) daftar lengkap bahan awal, baik yang tidak akan berubah maupun yang

akan mengalami perubahan selama proses

d) spesifikasi bahan awal

e) daftar lengkap bahan pengemas

f) spesifikasi bahan pengemas primer

g) prosedur pengolahan dan pengemasan

h) daftar peralatan yang dapat digunakan untuk pengolahan dan

pengemasan

i) pengawasan selama-proses pengolahan dan pengemasan

j) masa edar/simpan

31

Page 32: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

2) Prosedur Produksi Induk, terdiri dari :

Prosedur Pengolahan Induk

Prosedur Pengolahan Induk yang disahkan secara formal hendaklah

tersedia untuk tiap produk dan ukuran bets yang akan dibuat. Prosedur

Pengolahan Induk hendaklah mencakup:

a) nama produk dengan kode referen produk yang merujuk pada

spesifikasinya

b) deskripsi bentuk sediaan, kekuatan produk dan ukuran bets

c) daftar dari semua bahan awal yang harus digunakan dengan

menyebutkan masing-masing jumlahnya, dinyatakan dengan

menggunakan nama dan kode produk yang khusus bagi bahan tersebut,

hendaklah dicantumkan apabila ada bahan yang hilang selama proses

d) pernyataan mengenai hasil akhir yang diharapkan dengan batas

penerimaan, dan bila perlu, tiap hasil antara yang relevan

e) pernyataan mengenai lokasi pengolahan dan peralatan utama yang

harus digunakan

f) metode atau rujukan metode yang harus digunakan untuk

mempersiapkan peralatan kritis (misalnya pembersihan, perakitan,

kalibrasi, sterilisasi)

g) instruksi rinci tahap proses (misalnya pemeriksaan bahan, perlakuan

awal, urutan penambahan bahan, waktu pencampuran, suhu)

h) instruksi untuk semua pengawasan selama-proses dengan batas

penerimaannya

i) bila perlu, syarat penyimpanan produk ruahan; termasuk wadah,

pelabelan dan kondisi penyimpanan khusus, di mana perlu

j) semua tindakan khusus yang harus diperhatikan.

Prosedur Pengemasan Induk

Prosedur Pengemasan Induk yang disahkan secara formal hendaklah

tersedia untuk tiap produk dan ukuran bets serta ukuran dan jenis

kemasan. Dokumen ini umumnya mencakup, atau merujuk, pada hal

berikut:

a) nama produk

b) deskripsi bentuk sediaan dan kekuatannya, di mana perlu

32

Page 33: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

c) ukuran kemasan yang dinyatakan dalam angka, berat atau volume

produk dalam wadah akhir

d) daftar lengkap semua bahan pengemas yang diperlukan untuk satu bets

standar, termasuk jumlah, ukuran dan jenis bersama kode atau nomor

referen yang berkaitan dengan spesifikasi tiap bahan pengemas

e) di mana sesuai, contoh atau reproduksi dari bahan pengemas cetak

yang relevan dan spesimen yang menunjukkan tempat untuk mencetak

nomor bets dan tanggal daluwarsa bets

f) tindakan khusus yang harus diperhatikan, termasuk pemeriksaan secara

cermat area dan peralatan untuk memastikan kesiapan jalur (line

clearance) sebelum kegiatan dimulai

g) uraian kegiatan pengemasan, termasuk segala kegiatan tambahan yang

signifikan serta peralatan yang harus digunakan

h) pengawasan selama-proses yang rinci termasuk pengambilan sampel

dan batas penerimaan

3) Catatan Produksi Bets, terdiri dari :

Catatan Pengolahan Bets

Catatan Pengolahan Bets hendaklah tersedia untuk tiap bets yang diolah.

Dokumen ini hendaklah dibuat berdasarkan bagian relevan dari Prosedur

Pengolahan Induk yang berlaku. Metode pembuatan catatan ini hendaklah

didesain untuk menghindarkan kesalahan transkripsi. Catatan hendaklah

mencantumkan nomor bets yang sedang dibuat. Selama pengolahan,

informasi sebagai berikut hendaklah dicatat pada saat tiap tindakan

dilakukan dan setelah lengkap hendaklah catatan diberi tanggal dan

ditandatangani dengan persetujuan dari personil yang bertanggung jawab

untuk kegiatan pengolahan :

a) nama produk

b) tanggal dan waktu dari permulaan, dari tahap antara yang signifikan

dan dari penyelesaian pengolahan

c) nama personil yang bertanggung jawab untuk tiap tahap proses

d) paraf operator untuk berbagai langkah pengolahan yang signifikan dan,

di mana perlu, paraf personil yang memeriksa tiap kegiatan ini

(misalnya penimbangan)

33

Page 34: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

e) nomor bets dan/atau nomor kontrol analisis dan jumlah nyata tiap

bahan awal yang ditimbang atau diukur (termasuk nomor bets dan

jumlah bahan hasil pemulihan atau hasil pengolahan ulang yang

ditambahkan)

f) semua kegiatan pengolahan atau kejadian yang relevan dan peralatan

utama yang digunakan

g) catatan pengawasan selama-proses dan paraf personil yang

melaksanakan serta hasil yang diperoleh

h) jumlah hasil produk yang diperoleh dari tahap pengolahan berbeda dan

penting

i) catatan mengenai masalah khusus yang terjadi termasuk uraiannya

dengan tanda tangan pengesahan untuk segala penyimpangan terhadap

Prosedur Pengolahan Induk

Catatan Pengemasan Bets

Catatan Pengemasan Bets hendaklah tersedia untuk tiap bets yang

dikemas. Dokumen ini hendaklah dibuat berdasarkan bagian relevan dari

Prosedur Pengemasan Induk yang berlaku dan metode pembuatan catatan

ini hendaklah didesain untuk menghindarkan kesalahan transkripsi.

Catatan hendaklah mencantumkan nomor bets dan jumlah produk jadi

yang direncanakan akan diperoleh.

Sebelum suatu kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan

pemeriksaan yang dicatat, bahwa peralatan dan tempat kerja telah bebas

dari produk dan dokumen sebelumnya atau bahan yang tidak diperlukan

untuk pengemasan yang direncanakan, serta peralatan bersih dan sesuai

untuk penggunaannya.

Selama pengemasan, informasi sebagai berikut hendaklah dicatat

pada saat tiap tindakan dilakukan dan setelah lengkap hendaklah catatan

diberi tanggal dan ditandatangani dengan persetujuan dari personil yang

bertanggung jawab untuk kegiatan pengemasan:

a) nama produk

b) tanggal dan waktu tiap kegiatan pengemasan

c) nama personil yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan

pengemasan

d) paraf operator dari berbagai langkah pengemasan yang signifikan

34

Page 35: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

e) catatan pemeriksaan terhadap identitas dan konformitas dengan

Prosedur Pengemasan Induk (PPI) termasuk hasil pengawasan selama

proses

f) rincian kegiatan pengemasan yang dilakukan, termasuk referensi

peralatan dan jalur pengemasan yang digunakan

g) apabila dimungkinkan, sampel bahan pengemas cetak yang digunakan,

termasuk spesimen dari kodifikasi bets, pencetakan tanggal

kadaluwarsa serta semua pencetakan tambahan

h) catatan mengenai masalah khusus yang terjadi termasuk uraiannya

dengan tanda tangan pengesahan untuk semua penyimpangan terhadap

Prosedur Pengemasan Induk (PPI)

i) jumlah dan kode produk atau identifikasi dari semua bahan pengemas

cetak dan produk ruahan yang diserahkan, digunakan, dimusnahkan

atau dikembalikan ke stok dan jumlah produk yang diperoleh untuk

melakukan rekonsiliasi yang memadai

4) Prosedur dan Catatan

1. Penerimaan

Hendaklah tersedia prosedur tertulis dan catatan penerimaan, penandaan

karantina internal serta penyimpanan untuk tiap pengiriman tiap bahan

awal, bahan pengemas primer dan bahan pengemas cetak.

2. Pengambilan Sampel

Hendaklah tersedia prosedur tertulis untuk pengambilan sampel yang

mencakup personil yang diberi wewenang mengambil sampel, metode

dan alat yang harus digunakan, jumlah yang harus diambil dan segala

tindakan pengamanan yang harus diperhatikan untuk menghindarkan

kontaminasi terhadap bahan atau segala penurunan mutu.

3. Pengujian

Hendaklah tersedia prosedur tertulis untuk pengujian bahan dan produk

yang diperoleh dari tiap tahap produksi yang menguraikan metode dan

alat yang harus digunakan. Pengujian yang dilaksanakan hendaklah

dicatat.

11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

35

Page 36: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar, disetujui dan

dikendalikan untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat menyebabkan

produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara

Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus dibuat secara jelas yang menentukan

tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak. Kontrak harus menyatakan

secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan yang menjadi

tanggung jawab penuh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Dalam

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak terdapat 3 komponen penting, yaitu:

a. Pemberi Kontrak

1. Pemberi Kontrak bertanggung jawab untuk menilai kompetensi Penerima

Kontrak dalam melaksanakan pekerjaan atau pengujian yang diperlukan dan

memastikan bahwa prinsip dan pedoman CPOB diikuti.

2. Pemberi Kontrak hendaklah menyediakan semua informasi yang diperlukan

kepada Penerima Kontrak untuk melaksanakan pekerjaan kontrak secara

benar sesuai izin edar dan persyaratan legal lain. Pemberi Kontrak hendaklah

memastikan bahwa Penerima Kontrak memahami sepenuhnya masalah yang

berkaitan dengan produk atau pekerjaan atau pengujian yang dapat

membahayakan gedung, peralatan, personil, bahan atau produk lain.

3. Pemberi Kontrak hendaklah memastikan bahwa semua produk yang diproses

dan bahan yang dikirimkan oleh Penerima Kontrak memenuhi spesifikasi

yang ditetapkan atau produk telah diluluskan oleh kepala bagian Manajemen

Mutu (Pemastian Mutu)

b. Penerima Kontrak

1. Penerima Kontrak harus mempunyai gedung

dan peralatan yang cukup, pengetahuan dan pengalaman, dan personil yang

kompeten untuk melakukan pekerjaan yang diberikan oleh Pemberi Kontrak

dengan memuaskan. Pembuatan obat berdasarkan kontrak hanya dapat

dilakukan oleh industri farmasi yang memiliki sertifikat CPOB yang

diterbitkan oleh Badan POM.

2. Penerima Kontrak hendaklah memastikan

bahwa semua produk dan bahan yang diterima sesuai dengan tujuan

penggunaannya.

3. Penerima Kontrak hendaklah tidak

mengalihkan pekerjaan atau pengujian apa pun yang dipercayakan

36

Page 37: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

kepadanya sesuai kontrak kepada pihak ketiga, tanpa terlebih dahulu

dievaluasi dan disetujui oleh Pemberi Kontrak. Pengaturan antara Penerima

Kontrak dan pihak ketiga mana pun hendaklah memastikan bahwa informasi

pembuatan dan analisis disediakan kepada pihak ketiga dengan cara yang

sama seperti yang dilakukan pada awalnya antara Pemberi Kontrak dan

Penerima Kontrak.

4. Penerima Kontrak hendaklah membatasi diri

dari segala aktifitas yang dapat berpengaruh buruk pada mutu produk yang

dibuat dan/atau dianalisis untuk Pemberi Kontrak.

c. Kontrak

1. Kontrak hendaklah dibuat antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak

dengan menetapkan tanggung jawab masing-masing pihak yang

berhubungan dengan produksi dan pengendalian mutu produk. Aspek teknis

dari kontrak hendaklah dibuat oleh personil yang kompeten yang

mempunyai pengetahuan yang sesuai di bidang teknologi farmasi, analisis

dan Cara Pembuatan Obat yang Baik. Semua pengaturan pembuatan dan

analisis harus sesuai dengan izin edar dan disetujui oleh kedua belah pihak.

2. Kontrak hendaklah menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets

produk untuk diedarkan dan memastikan bahwa tiap bets telah dibuat dan

diperiksa pemenuhannya terhadap persyaratan izin edar yang menjadi

tanggung jawab penuh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).

3. Kontrak hendaklah menguraikan secara jelas penanggung jawab pengadaan,

pengujian dan pelulusan bahan, produksi dan pengendalian mutu, termasuk

pengawasan selama proses, dan penanggung jawab pengambilan sampel dan

fungsi analisis. Dalam hal analisis berdasarkan kontrak, kontrak hendaklah

menyatakan apakah Penerima Kontrak mengambil atau tidak mengambil

sampel di sarana pembuat obat.

4. Catatan pembuatan, analisis dan distribusi, serta sampel pertinggal

hendaklah disimpan oleh, atau disediakan untuk, Pemberi Kontrak. Semua

catatan yang relevan untuk penilaian mutu produk, bila terjadi keluhan atau

cacat produk, harus dapat diakses dan ditetapkan dalam prosedur

penanganan produk cacat dan penarikan kembali obat yang dibuat oleh

Pemberi Kontrak.

37

Page 38: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

5. Kontrak hendaklah memuat izin Pemberi Kontrak untuk menginspeksi

sarana Penerima Kontrak.

6. Dalam hal analisis berdasarkan kontrak, Penerima Kontrak hendaklah

memahami bahwa dia merupakan subjek untuk diinspeksi oleh Badan POM.

7. Kontrak hendaklah menguraikan penanganan bahan awal, bahan pengemas,

produk antara dan ruahan, dan produk jadi bila bahan atau produk tersebut

ditolak. Kontrak hendaklah juga menguraikan prosedur yang harus diikuti

bila analisis berdasarkan kontrak menunjukkan bahwa produk yang diuji

harus ditolak.

12. Kualifikasi dan Validasi

CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang

perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan yang

dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan dan proses yang dapat

memengaruhi mutu produk hendaklah divalidasi. Pendekatan dengan kajian resiko

hendaklah digunakan untuk menentukan ruang lingkup dan cakupan validasi.

Unsur-unsur kualifikasi dan validasi yang diatur CPOB, meliputi:

a. Perencanaan Validasi

Seluruh kegiatan validasi hendaklah direncanakan. Unsur utama program

validasi hendaklah dirinci dengan jelas dan didokumentasikan di dalam Rencana

Induk Validasi (RIV) atau dokumen setara.

b. Dokumentasi

Protokol validasi tertulis hendaklah dibuat untuk merinci kualifikasi dan validasi

yang akan dilakukan. Protokol hendaklah dikaji dan disetujui oleh kepala bagian

Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Protokol validasi hendaklah merinci

langkah kritis dan kriteria penerimaan. Hendaklah dibuat laporan yang mengacu

pada protokol kualifikasi dan/atau protokol validasi dan memuat ringkasan hasil

yang diperoleh, tanggapan terhadap penyimpangan yang terjadi, kesimpulan dan

rekomendasi perbaikan. Tiap perubahan terhadap rencana yang ditetapkan

dalam protokol hendaklah didokumentasikan dengan pertimbangan yang sesuai.

c. Kualifikasi

1) Kualifikasi Desain (KD)

38

Page 39: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Kualifikasi Desain (KD) adalah unsur pertama dalam melakukan validasi

terhadap fasilitas, sistem atau peralatan baru. Desain hendaklah memenuhi

ketentuan CPOB dan didokumentasikan.

2) Kualifikasi Instalasi (KI)

Kualifikasi Instalasi (KI) hendaklah dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan

peralatan baru atau yang dimodifikasi.

3) Kualifikasi Operasional (KO)

KO hendaklah dilakukan setelah KI selesai dilaksanakan, dikaji dan

disetujui.

4) Kualifikasi Kinerja (KK)

KK hendaklah dilakukan setelah KI dan KO selesai dilaksanakan, dikaji dan

disetujui.

5) Kualifikasi Fasilitas, Peralatan dan Sistem Terpasang yang telah

Operasional. Hendaklah tersedia bukti untuk mendukung dan memverifikasi

parameter operasional dan batas variabel kritis pengoperasian alat. Selain

itu, kalibrasi, prosedur pengoperasian, pembersihan, perawatan preventif

serta prosedur dan catatan pelatihan operator hendaklah didokumentasikan.

d. Validasi Proses

Pada umumnya validasi proses dilakukan sebelum produk dipasarkan (validasi

prospektif). Dalam keadaan tertentu, jika hal di atas tidak memungkinkan,

validasi dapat juga dilakukan selama proses produksi rutin dilakukan (validasi

konkuren). Proses yang sudah berjalan hendaklah juga divalidasi (validasi

retrospektif).

Fasilitas, sistem dan peralatan yang digunakan hendaklah telah terkualifikasi

dan metode analisis hendaklah divalidasi. Personil yang melakukan validasi

hendaklah mendapat pelatihan yang sesuai. Fasilitas, sistem, peralatan dan

proses hendaklah dievaluasi secara berkala untuk verifikasi bahwa fasilitas,

sistem, peralatan dan proses tersebut masih bekerja dengan baik. Validasi proses

terdiri dari 3 macam, yaitu:

1) Validasi Prospektif

Secara umum, 3 (tiga) bets berurutan yang memenuhi parameter yang

disetujui dapat diterima telah memenuhi persyaratan validasi proses. Ukuran

bets yang digunakan dalam proses validasi hendaklah sama dengan ukuran

bets produksi yang direncanakan. Jika bets validasi akan dipasarkan, kondisi

39

Page 40: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

pembuatannya hendaklah memenuhi ketentuan CPOB, hasil validasi tersebut

hendaklah memenuhi spesifikasi dan sesuai izin edar.

2) Validasi Konkuren

Dalam kondisi khusus, dimungkinkan tidak menyelesaikan program validasi

sebelum produksi rutin dilaksanakan. Keputusan untuk melakukan validasi

konkuren harus dijustifikasi, didokumentasikan dan disetujui oleh kepala

bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Persyaratan dokumentasi untuk

validasi konkuren sama seperti validasi prospektif.

3) Validasi Retrospektif

Validasi retrospektif hanya dapat dilakukan untuk proses yang sudah

berjalan, namun tidak berlaku jika terjadi perubahan formula produk,

prosedur pembuatan atau peralatan.

e. Validasi Pembersihan

Validasi pembersihan hendaklah dilakukan untuk konfirmasi efektivitas prosedur

pembersihan. Penentuan batas kandungan residu suatu produk, bahan pembersih

dan pencemaran mikroba, secara rasional hendaklah didasarkan pada bahan yang

terkait dengan proses pembersihan. Batas tersebut hendaklah dapat dicapai dan

diverifikasi.

Hendaklah digunakan metode analisis tervalidasi yang memiliki kepekaan

untuk mendeteksi residu atau cemaran. Batas deteksi masing-masing metode

analisis hendaklah cukup peka untuk mendeteksi tingkat residu atau cemaran

yang dapat diterima.

Biasanya validasi prosedur pembersihan dilakukan hanya untuk permukaan

alat yang bersentuhan langsung dengan produk. Hendaklah dipertimbangkan juga

untuk bagian alat yang tidak bersentuhan langsung dengan produk. Interval waktu

antara penggunaan alat dan pembersihan hendaklah divalidasi demikian juga

antara pembersihan dan penggunaan kembali. Hendaklah ditentukan metode dan

interval pembersihan.

Prosedur pembersihan untuk produk dan proses yang serupa, dapat

dipertimbangkan untuk memilih suatu rentang yang mewakili produk dan proses

yang serupa. Studi validasi tunggal dapat dilakukan menggunakan pendekatan

kondisi terburuk dengan memerhatikan isu kritis.

Validasi prosedur pembersihan hendaklah dilakukan tiga kali berurutan

dengan hasil yang memenuhi syarat untuk membuktikan bahwa prosedur

40

Page 41: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

pembersihan tersebut telah tervalidasi. ”Uji sampai bersih” (test until clean)

bukan merupakan pilihan untuk melakukan validasi prosedur pembersihan. Untuk

produk yang beracun atau berbahaya dalam keadaan tertentu dapat disimulasikan

dengan produk lain yang mempunyai sifat fisika-kimia yang sama

f. Pengendalian Perubahan

Hendaklah tersedia prosedur tertulis yang merinci langkah yang diambil jika ada

usul perubahan terhadap bahan awal, komponen produk, peralatan proses,

lingkungan kerja pabrik, proses produksi atau pengujian ataupun perubahan

yang berpengaruh terhadap mutu atau reprodusibilitas proses. Prosedur

pengendalian perubahan hendaklah memastikan bahwa data pendukung cukup

untuk menunjukkan bahwa proses perubahan yang diperbaiki akan

menghasilkan suatu produk sesuai mutu yang diinginkan dan konsisten dengan

spesifikasi yang telah ditetapkan.

Semua perubahan yang dapat memengaruhi mutu produk atau

reprodusibilitas proses hendaklah secara resmi diajukan, didokumen-tasikan dan

disetujui. Kemungkinan dampak perubahan fasilitas, sistem dan peralatan

terhadap produk hendaklah dievaluasi, termasuk analisis resiko. Hendaklah

ditentukan kebutuhan dan cakupan untuk melakukan kualifikasi dan validasi

ulang.

6) Validasi Ulang

Fasilitas, sistem, peralatan dan proses termasuk proses pembersihan hendaklah

dievaluasi secara berkala untuk konfirmasi keabsahannya. Jika tidak ada

perubahan yang signifikan terhadap status validasi, peninjauan dengan bukti

bahwa fasilitas, sistem, peralatan dan proses memenuhi persyaratan yang

ditetapkan akan kebutuhan revalidasi. Validasi Metode Analisis bertujuan

validasi metode analisis adalah untuk menunjukkan bahwa metode analisis

sesuai tujuan penggunaannya. Perlu dipertimbangkan tabel mengenai

karakteristik yang berlaku untuk identifikasi, pengujian terhadap impuritas dan

prosedur penetapan kadar.

C. PENGOLAHAN LIMBAH

Semua sarana termasuk daerah produksi, laboratorium, gudang, dan daerah sekitar

gudang sebaiknya dijaga agar senantiasa dalam keadaaan bersih dan rapi. Saluran

41

Page 42: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

pembuangan sebaiknya berukuran layak, memiliki bak kontrol, saluran yang terbuka dan

dangkal agar mudah dibersihkan. Sumber pencemaran limbah farmasi antara lain :

1. Limbah Padat

Sumber pencemaran limbah padat berasal dari debu atau serbuk obat dari sistem

pengendali debu (dust collector), obat rusak, obat kadaluarsa, obat sub standart

(reject), kertas, karton, plastik bekas, botol, dan aluminium foil. Adapun yang

menjadi tolak ukur dampak limbah padat Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

No.50/MENLH/1995 tentang baku mutu tingkat kebauan lingkungan pabrik yang

bersih, tidak berbau, tidak ada limbah B-3, sampah tertata rapi. Upaya pengelolaan

limbah padat :

a. Sampah domestik dibuatkan tempat sampah

b. Sisa-sisa kertas, karton, plastik, dan aluminium foil dikumpulkan kemudian dijual

ke pengumpul sampah (perusahaan daur ulang sampah)

c. Debu/sisa serbuk obat, obat rusak/kadaluarsa dibakar di insenerator

2. Limbah Cair

Sumber pencemaran limbah cair berasal dari bekas cucian peralatan produksi,

laboratorium, kamar mandi/WC, bekas reagensia di laboratorium dan lain-lain.

Dengan selalu dilakukan pemantauan kualitas badan air permukaan inlet dan outlet

saluran limbah, yang meliputi COD, BOD, pH, TSS, N total serta parameter lain

termasuk indicator biologis, mikrobiologi, dan kualitas bahan sungai sebelum dan

sesudah outlet IPAL. Upaya pengelolaan limbah cair :

a. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah

1) Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum

2) Saluran dari kamar mandi/WC langsung dialirkan ke septic tank

3) Saluran dari tempat pencucian alat-alat/sisa produksi dan laboratorium

dialirkan IPAL

b. Membuat Instalasi Pengolaan Air Limbah (IPAL)

c. Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan β-laktam sebelum dicampur

dengan limbah non β-laktam, sebaiknya ditambahkan NaOH untuk memecah

cincin β-laktam.

3. Limbah Gas

42

Page 43: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Sumber pencemaran limbah gas/udara berasal dari debu selama proses produksi, uap

lemari asam di laboratorium, pelarut uap, proses film coating, asap dari pemanas uap

(steam boller), generator listrik dan incinerator. Adapun yang menjadi tolak ukur

dampak limbah gas adalah Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

No.13/MENLH/1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak. Pemantauan

kualitas udara didalam dan diluar lingkungan industri, meliputi H2S, NH3, SO2, CO,

NO2, TPS (debu), dan Pb.

Upaya pengelolaan limbah gas :

a. Lemari asam dilengkapi dengan exhaust fan dan cerobong asap ± 6 m yang

dilengkapi dengan absorbent

b. Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)

c. Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector unit

d. Asap dari genset dan insenerator dibuat cerobong asap ± 6 m

43

Page 44: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

PT. GUARDIAN PHARMATAMA

PLANT CITEUREUP

A. PROFIL PT. GUARDIAN PHARMATAMA

PT. Guardian Pharmatama merupakan Industri Farmasi yang didirikan pada bulan

September 1992 menggantikan Industri Farmasi Hasto Husodo, Kantor pusat PT.

Guardian Pharmatama terletak di Komplek Green Ville Maisonette Blok FA 18-19

Jakarta 11510, sedangkan pabriknya terletak di Jalan pahlawan No 25 RT 04 RW 07

Desa Tarikolot dan karang Asem Timur Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.

B. IZIN INDUSTRI FARMASI DAN SERTIFIKAT CPOB

PT. Guardian Pharmatama yang beralamat di Jalan Pahlawan No. 25 RT 04 RW 07 Desa

Tarokolot dan karang Asem Timur Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor hingga saat

ini sedang mengajukan izin industry dari Kementrian Kesehatan RI dan juga sedang

mengajukan sertifikat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan untuk bentuk sediaan

sebagai berikut :

Untuk Area PG 1 :

No Bentuk Sediaan

1 Tablet biasa dan tablet salut non antibiotik

2 Tablet biasa dan tablet salut antibiotic

3 Kapsul keras non antibiotic

4 Kapsul keras antibiotic

5 Cairan oral non antibiotic

6 Cairan oral anibiotik

7 Cairan obat luar non betalaktam

8 Semi solid non betalaktam

44

Page 45: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Untuk Area PG 2

9 Tablet biasa non antibiotic (supplemen makanan)

10 Dry syrup antibiotika non betalaktam

Juga rencana penggunaan fasilitas bersama untuk

11 Suplemen makanan bentuk sediaan cairan oral

12 Suplemen makanan bentuk sediaan kapsul keras

13 Suplemen makanan bentuk sediaan tablet biasa dan tablet salut

C. AKTIFITAS PRODUKSI LAINNYA

Selain untuk produksi obat, fasilitas produksi obat PT. Guardian Pharmatamajuga

mengajukan izin dari Badan POM RI untuk digunakan juga dalam memproduksi

suplemen makanan dalam bentuk kapsul keres, cairan oral, serta tablet biasa dan tablet

salut.

D. JENIS PRODUK

Sediaan yang diproduksi oleh PT. Guardian Pharmatama berupa sediaan non steril yaitu

a. Sediaan padat berupa tablet dan kapsul

b. Sediaan cair

c. Sediaan semi solid

d. Dry syrup antibiotic non betalaktam

Sediaan yang diproduksi oleh Toll Manufacturer, berupa :

a. Sediaan steril

Injeksi volume kecil dengan sterilisasi akhir

Injeksi volume besar dengan sterilisasi akhir

Serbuk injeksi

b. Sediaan khusus dan berbahaya

Sefalosporin

Betalaktam

E. VISI DAN MISI

1. Visi

45

Page 46: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

“ To be dominant in the health care industry by providing significant satisfaction

to our consumers and stakeholders through professional management. “

“ Menjadi Industri farmasi yang mendominasi di bidang kesehatan dengan cara

memberikan kepuasan kepada konsumen dan seluruh pemilik modal melalui

manajemen yang profesional.”

2. Misi

“To provide a better health for life through:

1. Products niche and continous improvement.

2. Delivering quality products.

3. Establishing strategic alliances. “

“Untuk menyediakan kesehatan yang lebih baik bagi kehidupann melalui

1. Menghasilkan produk yang khas dan terus melakukan peningkatan.

2. Mengirim produk yang berkualitas.

3. Mengembangkan hubungan kerjasama yang strategis.”

F. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi di PT. Guardian Pharmatama dipimpin oleh seorang Plant

Manager, dalam tugasnya Plant Manager membawahi R&D Manager, QC Manager,

QA Manager, TSS Manager, Production Manager, Production Planning and Inventory

Control (PPIC) manager, Ware House Manager, Engineering manager. Berikut ini

akan dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing Departemen.

1. Departemen QA ( Quality Assurance)

Depaetemen QA (Quality Assurance) PT. Guardan Pharmatama dipimpin oleh

seorang QA Manager membawahi Assistant QA Manager dan membawahi

langsung Spv. Pharmacovigilance, Spv. Document Controller, dan Spv. Trend

evaluator. Assistant QA Manager membawahi Inspektor QA, Spv Regulatory QA

dan Spv. Sistem Manajemen Mutu Tugas QA (Quality Assurance) pada PT.

Guardian Pharmatama diantaranya adalah :

a. Pelulusan produk jadi

Departemen QA bertanggung jawab dalam proses pereleasan produk sebelum

didistribusikan. Sebelum bets diluluskan untuk direlease dibutuhkan

pengawasan terhadap kelengkapan dokumen dan investigasi terhadap seluruh

hasil formulasi dan analisa dari sediaan tersebut yang tercantum dalam batch

file. Setelah mendapat persetujuan release dari departemen QA pada nota PDN

46

Page 47: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

(Product Delivery Note), maka produk jadi pun bisa didistribusikan.

b. Penanganan penyimpangan batch

Seluruh penyimpangan yang terjadi di semua departemen akan dilaporkan ke

Departemen QA. Penyimpangan tersebut akan dianalisis resiko yang

disebabkan oleh penyimpangan tersebut kemudian diputuskan tindakan

koreksi terbaik untuk mencegah terjadinya resiko tadi.

c. Penanganan barang kembalian, penarikan produk, dan keluhan produk.

1. Penanganan keluhan produk

Biasanya keluhan terhadap produk berasal dari dokter, apotek maupun

pasien. Keluhan tersebut bisa terhadap kualitas produk, efek yang

merugikan ataupun efek terapeutik dari produk tersebut. Keluhan produk

tersebut diterima oleh marketing yang kemudian disampaikan kepada

departemen QA, kemudian, Departemen R&D Analisa-Registrasi dan QC

akan menganalisis produk yang dikeluhkan tersebut. Setelah itu, QA akan

memberikan surat jawaban ke Marketing yang berisi alasan dan tindak

lanjut terhadap keluhan tersebut.

2. Penanganan produk kembaliaan

Produk dapat dikembalikan dan digantikan atau di-CN atau dengan batch

baru, akan tetapi harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:

a. Produk dengan ED ± 1 bulan, misal produk tersebut ED-nya bulan

Agustus maka produk tersebut dapat diganti jika dilaporkannya antara

bulan Juli sampai September.

b. Kemasan produk masih tersegel terutama untuk sediaan liquid/semi

solid

c. Untuk kondisi khusus, seperti terjadi bencana, produk yang

mengalami kecacatan fisik, seperti pecah atau bocor, label tidak ada,

tidak ada penandaan tanggal kadaluarsa, penanganannya dapat berupa

repack atau penggantian barang.

3. Penarikan kembali obat.

Penarikan kembali obat bisa dilakukan oleh Badan POM dan pabrik itu

sendiri.Penarikan yang dilakukan oleh Badan POM disebabkan dari hasil

pemeriksaan yang Badan POM lakukan. Contohnya adalah jika obat

tersebut mempunyai dampak yang membahayakan bagi kesehatan ataupun

jika berdasarkan uji stabilitas on going pada waktu tertentu akan terjadi

47

Page 48: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

perubahan pada sediaan yang dapat membahayakan bagi pasien yang

mengkonsumsi obat tersebut dan bisa juga karena produk tersebut sudah

sampai pada masa expired date-nya maka berdasarkan inisiatif industri

sendiri akan ditarik dari peredaran. QA akan segera memberitahukan pada

marketing untuk menarik produk tersebut. Produk yang ditarik kembali

dari peredaran akan dimusnahkan dan dibuat berita acaranya.

4. Pengkajian produk tahunan (PPT)

Produk tahunan yang akan dikaji hanya untuk produk yang minimal

diproduksi 3 batch dalam tahun tersebut. Pengkajian tersebut meliputi

bahan baku, bahan kemas, sistem HVAC, pengawasan mutu, produksi,

pemantauan lingkungan, pengendalian perubahan, stabilitas, evaluasi

keluhan produk dan barang kembalian serta rekomendasi tindak lanjut.

Produk yang dikaji akan dimasukkan dalam laporan pengkajian produk

tahunan.

5. Penanganan Batchfile

Batch file merupakan suatu dokumen yang berisi seluruh rekaman proses

pembuatan suatu batch produk. Batch file dibuat oleh departemen

Research and Development (R&D) Formulasi yang kemudian diisi oleh

departemen Produksi, QC Bahan Awal dan QC Bahan Kemas. Batch file

akan disimpan sampai dengan bulan expired date tiap produk yang

ditambah 2 tahun dari bulan expired datenya. Batch file yang telah

melewati masa simpannya akan dimusnahkan dan dibuat berita acaranya.

6. Document Controller

Bertugas untuk mengatur distribusi Protap dan KTP (Kontrol Tehadap

Perubahan) dari tiap-tiap departemen. Distribusi protap dilakukan dengan

cara manual dan komputerisasi. Protap yang akan didistribusikan pada

setiap departemen diberikan cap controlled copy yang artinya tidak boleh

diperbanyak sembarangan. Protap berlaku selama 3 tahun kecuali ada

perubahan. Departemen QA akan mendata protap yang masa berlakunya

akan habis setiap bulan, kemudian Departemen QA akan mengirimkan

reminder ke departemen terkait. Semua perubahan harus ada KTPnya

seperti perubahan desain bahan kemas yang dapat mempengaruhi

registrasi yang berubah.

48

Page 49: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

2. Departemen TSS ( Technical Support Services)

Departemen TSS (Technical Support Services) merupakan departemen pecahan

dari departemen QA (Quality Assurance). TSS dipimpin oleh Manager TSS yang

membawahi dua assisten manager yaitu Asisten Validasi dan Stabilitas Manager

serta Asisten GMP compliance. Tanggung jawab dan wewenang dari setiap

assistan manager berbeda-beda. Asisten Manager Validasi dan Stabilitas

membawahi Supervisor Validasi Proses dan Supervisor Validasi Pembersihan &

Stabilitas, masing-masing Supervisor membawahi dua orang analis. Supervisor

Validasi Proses membawahi analis validasi proses. Tugas Asisten Manager

Validasi dan Stabilitas diantaranya:

a) Validasi

TSS hanya menangani validasi proses dan validasi pembersihan, sedangkan

validasi metoda analisis dilakukan oleh bagian R&D An-Reg.

i. Validasi Proses

Validasi proses adalah bukti terdokumentasi yang menunjukkan bahwa

proses yang dioperasikan dalam parameter yang ditetapkan dapat

terlaksana secara efektif dan reprodusibel untuk memproduksi produk

antara dan produk jadi yang memenuhi spesifikasi dan atribut mutu yang

telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pelaksanaan validasi proses

dibutuhkan suatu protokol validasi proses agar validasi yang dilakukan

dapat terjamin. Protokol validasi proses merupakan dokumen yang

menguraikan metode kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka

validasi suatu sistem atau proses, termasuk metode pengujian dan kriteria

penerimaan atas hasil validasi dengan kata lain protokol merupakan

dokumen kunci bagaimana validasi proses akan dilaksanakan. PT.

Guardian Pharmatama secara konsisten melakukan validasi ulang setiap 5

tahun sekali, namun jika terjadi perubahan seperti perubahan cara kerja

dan mesin yang digunakan pada proses pengolahan obat, perubahan

produsen bahan aktif dan bahan tambahan yang digunakan, perubahan

besar batchsize ≥ 10 kali dari batch sebelumnya, perubahan terhadap

parameter/spesifikasi obat serta perubahan komposisi formula maka

produk tersebut harus segera dilakukan revalidasi, sesuai pedoman yang

termuat dalam protokol revalidasi proses. Hal tersebut dilakukan untuk

49

Page 50: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan memberikan khasiat

dan mutu yang konsisten. Validasi proses yang dilakukan mulai dari

proses pengolahan sampai proses pengemasan. Validasi proses

pengolahan merupakan tindakan pembuktian bahwa dengan prosedur

pengolahan yang digunakan akan senantiasa menghasilkan obat yang

memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Pendekatan validasi yang digunakan adalah validasi konkuren dan

retrospektif.

ii. Validasi Pembersihan

Validasi pembersihan dilakukan bertujuan untuk menunjukkan bahwa

pembersihan yang dilakukan sudah sesuai dengan spesifikasi atau

tervalidasi. Validasi ini dilakukan setelah proses produksi selesai

dilaksanakan. Setiap alat memiliki product marker karena tidak semua

produk diuji. Parameter yang digunakan untuk memilih product marker

diantaranya adalah produk yang paling sulit dibersihkan, produk yang

paling toksik, kelarutan dalam air atau alkohol, zat aktif dengan dosis

kecil, produk yang paling sering diproduksi. Residu yang dianalisa yaitu

residu zat aktif dan adanya mikrobiologi (bakteri dan jamur).Penentuan

residu zat aktif dapat dilakukan secara fisik (visual) dan kimia

(HPLC).Selain penentuan residu zat aktif juga dilakukan pemeriksaan

mikrobiologi. Sampel yang biasanya digunakan adalah:

i. Air bilasan: bilasan terakhir dengan menggunakan purified water. Air

bilasan tersebut diambil untuk di cek residu dengan HPLC dan Total

Organic Carbon (TOC)

ii. Usapan (swab): pada beberapa bagian alat yang sulit untuk

dibersihkan diusap dengan kapas pada area 5x5 cm. Hasil yang

didapatkan kemudian dikonversikan dengan keadaan (luas mesin)

yang sebenarnya. Pendekatan validasi yang digunakan untuk validasi

pembersihan adalah validasi konkuren.Validasi minimal dilakukan

terhadap 3 batch. Jika hasil validasi tidak memenuhi syarat, validasi

dapat diulang kembali. Jika hasil ulangan tersebut juga tidak

memenuhi syarat maka dapat diusulkan perubahan pada proses

pembersihan. Kriteria penerimaan proses pembersihan untuk mikroba

yaitu < 100 koloni/swab dan untuk jamur < 10 koloni/swab. Jika

50

Page 51: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

prosedur pembersihan berubah, maka akan dilakukan revalidasi

pembersihan.

b) Stabilitas

Uji stabilitas untuk produk baru dilakukan oleh R&D analisa (2 batch pertama)

sampai dengan 24 bulan, selanjutnya dilakukan oleh TSS. Uji stabilitas yang

dilakukan oleh TSS meliputi stabilitas produk rework dan produk telah

dipasarkan (existing) serta produk existing dengan perubahan. Uji stabilitas

dari produk existing masing-masing produk diambil 1 batch pertahunnya.

Interval analisanya yaitu 12 bulan, 24 bulan, 36 bulan, 48 bulan sampai ED+1

tahun dengan maksimal analisis 5 tahun namun jika produk memiliki ED 5

tahun berarti analisa hanya sampai 5 tahun. Khusus untuk produk rework,

interval analisa diperketat menjadi tiap 6 bulan karena produk tersebut

diluluskan untuk release dengan pengecualian. Kondisi untuk uji stabilitas

dilakukan disuhu 30ºC ± 2ºC, kelembaban 75% ± 5% dalam climatic chamber.

Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran produk yang sudah ada di

pasaran, memastikan produk yang ada di pasaran masih memenuhi syarat

sampai dengan waktu expired date dan dapat juga untuk memperpanjang

expired date untuk produk selanjutnya. TSS juga melakukan uji stabilitas post

market di mana sampel diambil langsung dari apotek oleh pihak marketing.

Uji stabilitas ini dilakukan untuk beberapa produk yang mengalami masalah di

stabilitas on going..

Assistant Manager GMP Compliance membawahi Supervisor GMP

Compliance yang membawahi inspektor GMP Compliance. Assistant Manager

GMP Compliance memiliki 4 tugas utama:

a. Kalibrasi dan kualifikasi

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

membandingkan antara hasil pengukuran yang ada dengan standar.Standar

yang digunakan juga harus tertelusur dan memiliki alur penelusuran

kalibrasi alat yang berada pada lampiran. Kalibrasi dilakukan bagi alat

yang memiliki parameter ukur. Tujuan dari dilakukannya kalibrasi adalah

untuk menjaga kinerja dari alat tersebut. Biasanya kalibrasi dilakukan

setiap 6 bulan, tapi untuk alat-alat tertentu bisa lebih sering karena sering

digunakan, ataupun bisa lebih jarang dikalibrasi. Kalibrasi dapat dibagi 2,

yaitu kalibrasi internal (kalibrasi yang dilakukan oleh pihak dalam pabrik

51

Page 52: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

yang telah mendapatkan pelatihan kalibrasi) menggunakan kalibrator yang

telah terkalibrasi dan tertelusur, serta kalibrasi eksternal (dilakukan oleh

laboratorium yang telah terakreditasi, contohnya; HPLC,

Spektrofotometer, timbangan, jangka sorong, dll). Proses kalibrasi

termasuk dalam dokumen kualifikasi operasional yang merupakan

persyaratan CPOB. Dalam laporan kalibrasi, harus dicantumkan standar

apa yang digunakan terakhir kali dan kapan terakhir dikalibrasi sehingga

dapat tertelusur.

TSS melakukan kualifikasi dalam hal perencanaan, penjadwalan,

persetujuan protokol dan laporan kualifikasi serta rekualifikasi.Sedangkan

pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing departemen yang

bersangkutan. Tahapan kualifikasi yang dilakukan adalah :

a) Kualifikasi design

Kualifikasi yang dilakukan sebelum pembelian alat.

b) Kualifikasi instalasi

Kualifikasi yang dilakukan ketika alat baru dating dan akan dilakukan

pemasangan.

c) Kualifikasi operasional

Kualifikasi yang dilakukan untuk melihat apakah alat tersebut dapat

berjalan dengan bener. Pada kualifikasi operasional, biasanya

dilakukan dalam kondisi ekstrim seperti contoh ketika alat tiba-tiba

dimatikan, apakah masih dapat berjalan dengan baik atau tidak.

d) Kualifikasi kinerja

Kualifikasi ini dilakukan dengan melihat hasil dari alat tersebut

apakah hasilnya sesuai dengan ekspektasi.

Selain terhadap peralatan, kualifikasi juga dilakukan terhadap sarana

penunjang lainnya, yaitu:

a. Sistem tata udara (HVAC)

Kualifikasi kinerja HVAC meliputi parameter suhu, kelembaban

relatif, pertukaran udara. Perbedaan tekanan antara ruang produksi

dan ruang penyangga serta jumlah partikel di udara. Untuk memantau

efektifitas kinerja, juga dilakukan pemeriksaan berkala, yaitu:

i. Pemeriksaan suhu dan RH yang dilakukan setiap hari

52

Page 53: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

ii. Pemeriksaan perbedaan tekanan udara dan pertukaran udara

dilakukan setiap bulan

iii. Pemeriksaan bahan cemaran dilakukan setiap enam bulan.

b. Sistem pengolahan air

c. Sistem udara bertekanan (compressed air)

b. Mengadakan pelatihan bagi karyawan

Bertugas untuk membuat jadwal pelatihan bagi karyawan setiap akhir

tahun.Tiap bulan dilaksanakan realisasi pelatihan bekerjasama dengan

HRD. Departemen yang ingin melakukan pelatihan bagi karyawannya

dapat menulis pada surat yang diedarkan oleh TSS setiap akhir tahun.

Pelatihan untuk karyawan dapat dilakukan sendiri oleh bagian pihak

internal pabrik dan bisa trainner dari luar yang di datangkan ke pabrik.

c. Pengendalian perubahan

Pengendalian perubahan terutama berhubungan dengan mutu produk baik

langsung maupun tidak langsung. Departemen yang ingin melakukan

perubahan mengisi form KTP (Kontrol Terhadap Perubahan) yang berisi

perubahan yang dilakukan, alasan perubahan beserta dampak perubahan.

Kemudian diedarkan ke semua departemen yang terkait untuk minta

persetujuan perubahan. Siapapun yang mengusulkan perubahan akan

membuat KTP kemudian nanti akan dievaluasi. Jika disetujui maka

perubahan dapat dilakukan dan apabila sudah disetujui maka acuan yang

digunakan selanjutnya untuk proses kegiatan mengikuti hasil perubahan

tersebut.

d. Sertifikasi

Sertifikasi disini merupakan jalur untuk mendapatkan sertifikat CPOB dan

izin industri. Tahapan dari sertifikasi adalah :

a. Izin prinsip yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan sejalan

dengan RIP (Rancangan Induk Pembangunan) yang disetujui oleh

BPOM. Jika sudah disetujui maka baru diperbolehkan membangun

b. Pembangunan selama tiga bulan harus dilaporkan

c. Setelah jadi, siapkan sarana penunjang. Contoh: HVAC, air, udara

bertekanan, boiller, dan sarana yang dipersyaratkan oleh BPOM

d. Mengajukan untuk sertifikat CPOB

53

Page 54: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

3. Departemen Researrch and Development (R&D)

A. Researrch and Development Formulasi

Research and Development Formulasi dikepalai oleh seorang Manager R&D

formulasi dan membawahi seorang Manager formulation, asisten Manager

produk baru solid dan produk BABE, empat orang supervisor formulasi

untuk produk baru dan dua orang supervisor formulasi untuk produk existing,

serta seorang asisten Manager packaging development. R&D formulasi

memiliki tanggung jawab dalam memastikan produk memenuhi spesifikasi

dari parameter yang digunakan yaitu efficacy (manfaat), quality (kualitas),

safety (keamanan), dan consumen satisfaction (kepuasan pelanggan).

Tanggung jawab lainnya adalah menerapkan CPOB yang berlaku saat ini. Di

PT. Guardian Pharmatama terdapat tiga bagian formulasi yaitu:

(1) Bagian Formulasi Produk Baru

Formulasi produk baru merupakan suatu trial atau pengembangan

obat baru yang diterima berdasarkan forecast marketing mengacu pada

kebutuhan masyarakat pada saat itu yang belum pernah diedarkan oleh

PT. Guardian Pharmatama. Produk baru akan dibuat berdasarkan dari

instruksi atau usulan produk baru yang belum diedarkan oleh PT

Guardian Pharmatama dari marketing PT Guardian Pharmatama kepada

plant Manager, selanjutnya ke R&D Manager Formulasi dan R&D

bagian analisa dan registrasi.Departemen R&D Formulasi akan mencari

formula yang tepat dengan cara studi literatur, studi produk innovator

yang memiliki bahan aktif yang sama kemudian menyusun estimasi

formula baha baku & bahan kemas kemudian akan dikirimkan kepada

finance untuk dilihat estimasi harga produksi produknya Setelah

perkiraan formula dan kemasan yang akan dipakai disetujui,

pengembangan produk baru dapat dilakukan. Kemudian R&D analisa

dan registrasi akan melakukan pemeriksaan bahan aktif yang akan

dipakai, apabila sudah direlease akan dipakai untuk formulasi.

Selanjutnya R&D formulasi akan melakukan trial skala laboratorium dan

formula yang diperoleh dari hasil studi literatur. Sampel trial skala

laboratorium yang telah memenuhi persyaratan fisik dilanjutkan ke

bagian analisa untuk diperiksa secara kimia, seperti kadar dan

disolusinya. Formula hasil trial skala laboratorium yang telah memenuhi

54

Page 55: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

persyaratan fisik dan kmia, dilanjutkan untuk trial skala pilot dengan

jumlah sampel trial lebih banyak, yaitu 1/10 dari batch-size produksi.

Jumlah batch trial pilot adalah minimal 2 batch. Pada setiap tahap skala

pilot produk harus dianalisis terlebih dahulu oleh R&D analisa. Bulk

pada skala pilot dengan jumlah ukurannya adalah 10% dari batch size

produksi dan dilakukan dua kali atau secara duplo. Setelah skala pilot

memenuhi spesifikasi fisik dan kimia sampel akan dikirimkan ke

marketing untuk persetujuan bentuk, warna dan kemasan. Kemudian

dilanjutkan dengan uji stabilitas oleh bagian R&D analisa dan registrasi,

selanjutnya mulai membuat registrasi. Setelah mendapat nomor

registrasi, dilakukan proses produksi.

(2) Bagian Formulasi Produk existing

Formulasi produk existing adalah tahapan formulasi terhadap produk

yang sudah mempunyai NIE (Nomor izin edar) yang artinya sudah

diedarkan dan memiliki perubahan seperti pembesaran batch, perubahan

bahan baku, perubahan mesin, serta memperbaiki kualitas produk seperti

perbaikan disolusi. Usulan pengembangan terhadap produk existing

dapat muncul dari Departemen Produksi jika ada mesin yang diganti,

QA, QC, marketing maupun purchasing. Pada bagian ini akan dilakukan

tahapan studi literatur tapi tidak dari awal dan kemudian dilakukan trial

laboratorium, kemudian ke tahap pilot produksi lalu dilakukan stabilitas

dan jika hasilnya memenuhi syarat akan dilanjutkan pada registrasi

untuk diajukan registrasi variasi.

(3) Bagian Packaging Development

Bagian ini bertugas untuk mengkoordinasikan sirkulasi desain kemasan

yang diterima dari marketing. Desain kemasannya bisa untuk produk

baru, produk existing yang mengalami perubahan jenis bahan kemas

ataupun produk yang mengalami perpindahan mesin seperti perubahan

sealing roll pada mesin stripping, memeriksa desain bahan pengemas

yang akan dibuat meliputi desain untuk produk baru dan desain untuk

produk existing yang mengalami perubahan bahan pengemas dari

marketing. Pemeriksaan meliputi ukuran bahan pengemas, jenis material

bahan kemas, redaksi, tata letak, nomor registrasi, nomor kode dan

spesifikasi bahan pengemas dengan mengacu pada protap-protap yang

55

Page 56: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

ada. Desain kemasan yang telah disetujui oleh departemen terkait yaitu

produksi, QC bahan kemas, registrasi, QA, plant manager dan

marketing, kemudian diteruskan ke purchasing untuk pemesanan

material bahan kemas.

Bagian Packaging Development juga bertanggung jawab untuk

menyiapkan FKB (formula pengemasan) dan PAD (Packaging

Direction) yang akan digunakan untuk keperluan produksi. FKB, PAD

harus disetujui oleh Departemen Produksi, QA, QC Bahan Kemas dan

plant manager.

B. Research and development Analisa dan Registrasi

1. Sub Departement Reasearch and Development Registrasi

Registrasi atau pendaftaran obat dilakukan untuk memperoleh nomor

izin edar.Izin edar tersebut berlaku selama jangka waktu 5 tahun.Bila

masa izin edar tersebut habis maka industri farmasi harus mendaftarkan

ulang izin edar dari produk tersebut. Berdasarkan peraturan Badan

Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor

HK.03.1.23.10.11.08481 tahun 2011, registrasi obat terdiri atas:

a. Registrasi baru

i. Kategori 1 : untuk obat baru, produk biologi, termasuk produk

biologi sejenis

ii. Kategori2 : obat copy

iii. Kategori3 : sediaan lain yang belum mengandung obat

b. Registrasi variasi

i. Kategori4 : variasi mayor

ii. Kategori5 : variasi minor yang memerlukan persetujuan

iii. Kategori6 : variasi minor dengan notifikasi

c. Registrasi ulang

Kategori7 : registrasi ulang

Obat yang mendapat izin edar harus memenuhi kriteria berikut:

(1) Khasiatnya pasti dan keamanannya memadai dibuktikan melalui

uji non klinik dan uji klinik atau bukti-bukti lain sesuai dengan

status perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan.

(2) Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi

sesuai cara pembuatan obat yang baik (CPOB), spesifikasi dan

56

Page 57: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

metode analisis terhadap semua bahan yang digunakan serta

produk jadi dengan bukti yang sahih.

(3) Penandaan dan informasi produk berisi informasi lengkap,

objektif dan tidak menyesatkan yang dapat menjamin

penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman.

(4) Sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

(5) Khusus untuk psikotropika baru harus memiliki keunggulan

dibandingkan dengan obat yang telah disetujui beredar di

Indonesia. Dan untuk kontrasepsi atau obat lain yang digunakan

dalam program nasional dapat dipersyaratkan uji klinik di

Indonesia.

Registrasi obat produksi dalam negeri dilakukan oleh pendaftar yang

harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki izin industri farmasi dan

memiliki sertifikat CPOB yang masih berlaku sesuai dengan jenis dan

bentuk sediaan yang diregistrasi. Proses registrasi dimulai dengan

pendaftar mengajukan permohonan pra registrasi secara online (untuk

obat copy) atau secara tertulis kepada BPOM dengan tujuan untuk

menentukan jalur registrasi. Kepala Badan POM memberikan Hasil Pra

Registrasi (HPR). HPR berlaku selama satu tahun sejak tanggal

dikeluarkan. Setelah itu, kemudian baru dilakukan proses registrasi

dengan menyusun dan melengkapi dokumen registrasi.

BPOM akan memberikan suatu surat yaitu approvable letter.

Approvable letter adalah surat yang berisikan informasi NIE (nomor izin

edar) yang akan dicantumkan pada kemasan produk. Kemudian pihak

industri farmasi menyiapkan diri untuk produksi, dengan kemasan sudah

mencantumkan NIE. Jika industry farmasi sudah siap untuk produksi,

maka dilakukan konfirmasi terhadap BPOM untuk dilakukan audit in

situ. BPOM akan memeriksa langsung kesesuaian dalam proses produksi

obat tersebut dengan dokumen yang sudah dikumpulkan, dari awal yaitu

formulasi, raw data, hingga log book diperiksa. Jika ada penyimpangan,

maka BPOM akan meminta surat klarifikasi terhadap penyimpangan

tersebut. Jika semua proses sudah selesai, BPOM akan mengeluarkan

surat dari hasil inspeksinya. Jika dibutuhkan penambahan data maka

57

Page 58: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

BPOM akan memberikan surat permintaan tambahan. Dokumen

registrasi terdiri dari:

a. Bagian I : Dokumen administratif, informasi produk dan penandaan

b. Bagian II : Dokumen mutu

c. Bagian III : Dokumen non klinik (untuk obat baru)

d. Bagian IV : Dokumen klinik (untuk obat baru)

Jika dokumen registrasi memenuhi syarat pendaftaran obat maka

BPOM akan memberikan nomor izin edar. Tahap registrasi dapat selesai

dalam jangka waktu 1-2 tahun. Izin edar terdiri dari 15 digit yaitu:

a. 1 Digit I : Obat dagang (D) atau generik (G)

b. 1 Digit II : Bebas (B), bebas terbatas (T), keras (K), narkotika (N),

psikotropika (P)

c. 1 Digit III : Lokal (L), ekspor (E), atau impor (I)

d. 2 digit IV dan V : periode tahun pendaftaran

e. 3 digit VI, VII, VIII : nomor urut pabrik yang disetujui masing-

masing pabrik (antara 100-1000)

f. 3 digit IX, X, XI : nomor urut obat yang disetujui masing-masing

pabrik

g. 2 digit XII dan XIII : Macam bentuk sediaan yang ada.

h. 1 digit XIV : urutan kekuatan dosis (contoh A untuk kekuatan

sediaan obat yang pertama disetujui dan B untuk kekuatan sediaan

yang kedua disetujui)

i. 1 digit XV : urutan kemasan yang didaftarkan (contoh 1 untuk

kemasan utama dan 2 untuk kemasan beda kemasan pertama).

2. Sub Departement Reasearch and Development Analisa

Manager R&D analisa membawahi lima orang supervisor, yaitu

supervisor trial produk jadi, supervisor trial bahan baku, supervisor

validasi bahan baku, supervisor stabilitas dan supervisor validasi produk

jadi. Supervisor tersebut masing-masing membawahi analis. Sub

departemen R&D analisa menerima free sampel dari Departemen

purchasing, kemudian dilakukan analisa terhadap sampel bahan baku

tersebut. Kemudian setelah melakukan analisa, R&D analisa

membuatkan rating manufacturer tersebut berdasarkan analisa bahan

58

Page 59: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

baku. Rating tersebut dibuat berdasarkan kualitas dari bahan baku itu

sendiri serta hasil pembandingan hasil analisa dengan sertifikat analisis

(CoA). Rating tersebut akan masuk ke departemen terkait yang

kemudian akan ditentukan bahan baku yang dipilih. Jika sudah

ditentukan bahan bakunya akan dilakukan trial oleh R&D formulasi

nanti sediaan yang sudah dibuat oleh R&D formulasi akan masuk ke

R&D analisis dan registrasi.

Pengembangan metode analisa menjadi tugas dari supervisor

produk jadi. Pengembangan dilakukan dengan mengacu kepada literatur

resmi seperti USP, BP, EP, CP Jurnal, literatur lainnya, dan dari COA

bahan tersebut. Setelah trial dan error terhadap metode analisa

dilakukan, metode tersebut disimpan dulu sampai mencapai trial pilot

pada tahap produksi karena nanti sampelnya akan masuk kembali ke

R&D analisis dan registrasi. Kemudian metode tersebut akan divalidasi

meliputi persyaratan validasi pada CPOB dengan batch formula skala

pilot. Metode analisa yang telah divalidasi akan disusun dengan nomor

protap R&D dan didistribusikan ke laboratorium QC. Pada batch

pertama skala produksi, R&D analisa akan melakukan transfer metode

analisa ke laboratorium QC. Transfer metode meliputi pelatihan teknis

ke Departemen QC mengenai tahapan analisa dan verifikasi metode

antara laboratorium R&D dan laboratorium QC. Pada trial skala pilot

dan 3 batch pertama produksi, sampel produk jadi diambil untuk uji

stabilitas dipercepat pada suhu 40°C ± 1°C dan RH 75% ± 5% selama 6

bulan. Sedangkan uji stabilitas real time pada suhu 30°C ± 1°C dan RH

75% ± 5% minimal 2 (dua) tahun. Data yang diperoleh lewat uji

stabilitas tersebut digunakan sebagai data dalam menentukan expire date

(ED).

4. Departemen Quality Control Bahan Awal, Produk Jadi dan IPC

Departemen QC merupakan suatu departemen yang melakukan kontrol atau

pengawasa terhadap mutu suatu produk. Departemen QC terbagi menjadi dua

bagian, yakni QC bahan awal dan IPC serta bahan kemas.

A. Quality Control Bahan Awal

59

Page 60: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Departemen ini terdiri dari bagian bahan awal dan IPC. Untuk QC bahan

awal memeriksa dari bahan awal berupa zat aktif, zat tambahan, air, dan

limbah. Untuk bahan baku zat aktif dan zat tambahan yang baru datang akan

diterima dan diperiksa oleh pihak gudang (warehouse). Pihak gudang akan

memeriksa kelengkapan dokumen, antara lain berupa surat jalan, Purchasing

Order (PO), sertifikat analisis bahan (CoA) dari bahan awal tersebut serta

tampilan fisik atau kemasan luar, kesesuaian label dengan bahan, kesesuaian

dengan expired date dan kondisi bahan awal. Bila kelengkapan dokumen

telah tersedia dan pemeriksaan secara fisik telah memenuhi syarat, maka

gudang akan membuat BPB (Bukti Penerimaan Barang). BPB yang terdiri

dari 4 rangkap ini, setelah dikembalikan oleh QC akan didistribusikan ke

berbagai Departemen lainnya seperti QC, Warehouse, finance dan lain-lain.

Departemen QC akan melakukan analisa sementara Departemen Warehouse

akan menentukan nomor kontrol untuk setiap bahan awal. Pada nomor

kontrol terdapat kode RA (Raw Active) untuk zat aktif dan RT (Raw

Tambahan) untuk eksipien. Nomor kontrol itu sendiri merupakan urutan

bahan yang datang pada bulan tersebut. Setelah bahan awal dianalisa dan

mendapatkan status dari departemen QC, maka rangkap ketiga dari BPB

akan diberikan kepada departemen QC sedangkan 3 rangkap lainnya

dikembalikan ke Warehouse.

Pihak QC akan melakukan pemeriksaan kesesuaian antara BPB dengan

label bahan awal, kesesuaian antara CoA dengan label bahan awal dan

kesesuaian antara CoA yang datang dengan CoA pada kedatangan

sebelumnya. Data-data tersebut kemudian didokumentasikan pada form

checklist kedatangan barang. Jika disetujui, maka QC bahan awal

mengeluarkan form pengambilan sampel.

Bila dokumen yang telah lengkap tersebut diterima dan disetujui, maka

pihak QC akan melakukan analisa mutu terhadap bahan tersebut. Jika

terdapat temuan, maka pihak QC bahan awal membuat surat keluhan yang

akan diberikan kepada departemen purchasing yang nantinya akan diteruskan

ke pihak supplier. Pihak supplier memiliki kewajiban untuk memberikan

tanggapan atau jawaban terhadap surat tersebut dan berdasarkan jawaban

tersebut dapat diterima atau tidak oleh pihak QC. Follow up kepada pihak

60

Page 61: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

supplier dilakukan setiap awal minggu. Penyimpangan didokumentasikan

sebagai resume untuk masing-masing supplier nantinya.

Sampel yang diambil oleh pihak QC bahan awal digunakan untuk

analisis kimia dan analisis mikro (pada bahan awal tertentu). Jumlah

sampling ditentukan berdasarkan:

1) Pola n

Pola ini digunakan untuk bahan baku existing atau hanya jika bahan

yang akan diambil sampelnya diperkirakan homogen dan diperoleh dari

pemasok yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian manapun dari

wadah namun umumnya pada bagian atas, dimana rumus pola n sebagai

berikut.

N = 1 + √n

dimana N adalah jumlah wadah yang dibuka/diambil; n adalah jumlah

wadah yang diterima. Apabila n ≤4 maka sampel diambil tiap wadah.

2) Pola p

digunakan jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui

dan tujuan utama adalah pengujian identitas. Rumusnya yaitu:

P = 0,4 √n

dimana P adalah jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan

pembulatan keatas; n adalah jumlah wadah yang diterima.

3) Pola r

digunakan untuk bahan yang diperkirakan tidak homogen dan/atau

diterima dari pemasok yang belum dikualifikasi. Pola r dapat digunakan

untuk produk herbal yang digunakan sebagai bahan awal. Rumusnya

yaitu:

R = 1,5 √n

dimana R adalah jumlah sampel yang akan diambil berdasarkan

pembulatan ke atas; n adalah jumlah wadah yang diterima/dambil

sampel. Analisa kimia yang dilakukan terdiri dari analisa secara manual

seperti titrasi dan analisis dengan menggunakan instrument analisis

seperti HPLC atau spektrofotomeri. Pengujian ulang (retest) dilakukan

pada sampel dengan mengacu kepada surat/ keterangan dari pemasok

bahan awal yang bersangkutan. Untuk bahan awal yang dibutuhkan oleh

produk yang diproduksi diluar (produk makloon) analisa dilakukan oleh

61

Page 62: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

kedua pihak. Sampel yang dianalisa oleh QC PT. Guardian Pharmatama

disampling oleh perusahaan yang bersangkutan.

Bahan awal dibakukan menggunakan baku pembanding dimana baku

pembanding tersebut telah dibakukan dengan baku pembanding primer.

Dua data hasil analis tersebut kemudian dibandingkan, dengan

simpangan deviasi < 1%. Analisa terhadap bahan awal dilakukan sesuai

dengan protap yang telah tersedia, kemudian hasil dari analisa tersebut

dilaporkan dalam HPBA (Hasil Pemeriksaan Bahan Awal). Waktu

pemeriksaan maksimum dari bahan awal adalah 7 hari. Jika tidak ada

permasalahan dan semuanya memenuhi spesifikasi maka bahan awal

dapat diberi status release. Sedangkan jika terdapat masalah atau sampel

tidak memenuhi spesifikasi maka bahan awal akan diberi status reject.

QC bahan awal juga bertanggung jawab terhadap penanganan

penyimpangan bahan awal. QC bahan awal juga bertanggung jawab

untuk memantau pelaksanaan dan menyetujui analisa limbah cair.

Limbah cair yang terdapat di pabrik PT. Guardian Pharmatama terdiri

dari 2 macam, yaitu:

a) Limbah laboratorium

Limbah ini terdiri dari limbah sisa analisa kimia baik pelarut, fase gerak,

maupun limbah sisa analisis obat jadi serta limbah sisa destruksi

mikrobiologi. Limbah ini dimusnahkan di pihak ketiga dengan beberapa

klasifikasi keamanan.

b) Limbah domestik dan produksi

Limbah ini adalah limbah dari ruang produksi wastafel dan toilet.Limbah

ini diolah dalam waste water treatment oleh Departemen Engineering.

Limbah ini dianalisis 1 minggu sekali di 3 titik yaitu titik inlet (awal),

titik bak anaerob dan titik outlet (akhir), serta setiap 1 bulan sekali pada

minggu pertama dilakukan analisi keluar. Titik inlet dan titik bak

anaerob diperiksa setiap hari senin sementara titik outlet diperiksa setiap

hari kamis. Pemerikasaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan

pemerian, suhu, pH, BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD

(Chemical Oxygen demand), DO (Dissolved Oxygen). Hasil

pemeriksaan harus memenuhi spesifikasi Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup yang berlaku..

62

Page 63: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Selain melakukan analisa terhadap bahan awal dan limbah, bagian

QC bahan awal juga bertanggung jawab untuk memantau pelaksanaan

dan memberikan persetujuan terhadap kualitas purified water yang

digunakan untuk produksi. Departemen QC dalam melakukan analisa

dibantu oleh departemen Engineering sebagai departemen yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan pengolahan purified water

untuk produksi tersebut. Adapun parameter yang harus dianalisa oleh

departemen QC terhadap purified water tersebut adalah :

1) Setelah Raw Water Tank, berupa pemerian, kesadahan, total koloni

dan E.coli.

2) Setelah Raw Water Tank dengan penambahan klorin, berupa

pemerian, klorin ≤ 0,5 mg/L, total klorin dan E. coli.

3) Setelah Multimedia filter, berupa pemerian, pH, konduktivitas,

klorida, sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total,

karbon dioksida, kesadahan, total mikroba dan E. coli.

4) Setelah carbon Filter, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida,

sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon

dioksida, kesadahan total mikroba dan E. coli.

5) Setelah Softener, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida,

sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total,

karbondioksida, kesadahan, total mikroba dan E. coli.

6) Setelah Reverse Osmosis, berupa pemerian, pH, konduktivitas,

klorida, sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total,

karbondioksida, kesadahan, total mikroba dan E. coli.

7) Setelah Ultra Filter, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida,

sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon

dioksida, kesadahan, total mikroba dan E. coli.

8) Setelah Ultra Violet, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida,

sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon

dioksida, TOC (Total Organic Carbon), logam berat, ammonia, total

mikroba dan E. coli.

9) Setelah Purified Water tank, berupa pemerian, pH, konduktifitas,

klorida, sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total,

63

Page 64: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

karbon dioksida, TOC (Total Organic Carbon), logam berat,

ammonia, total mikroba dan E. coli.

10) Ruang Emulsifier, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida,

sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon

dioksida, TOC, logam berat, ammonia, total mikroba dan E. coli.

11) Ruang Mix Liquid, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida,

sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon

dioksida, TOC, logam berat, ammonia, total mikroba dan E. coli.

12) Ruang cuci botol, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida,

sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon

dioksida, TOC, logam berat, ammonia, total mikroba dan E. coli.

Ruang cuci, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon dioksida,

TOC, logam berat, ammonia, total mikroba dan E. coli.

B. Quality Control/Produk Jadi dan IPC

Quality Control IPC berjalan dibawah tanggung jawab seorang asisten

manager. Bagian ini terdiri dari 3 sub bagian, yaitu QC pengolahan, QC

analisa, dan QC mikrobiologi. Masing-masing bagian tersebut dikepalai oleh

supervisor yang membawahi analis. QC IPC bertanggung jawab dalam

pengendalian kualitas produk dari produk awal (ketika proses produksi masih

berjalan) hingga produk ruahan. Pada kegiatan ini yang melakukan sampling

pada saat proses produksi adalah operator dari departemen produksi. Hal ini

bertujuan untuk meminimalisir intensitas orang keluar masuk dari ruang

produksi yang dapat menyebabkan cross contamination. Setelah produk

dinyatakan release oleh IPC, sampel diambil oleh operator Lab untuk

selanjutnya diserahkan kepada pihak analis QC IPC yang akan membawanya

ke QC untuk dianalisa lebih lanjut. Analis IPC melakukan analisis parameter

fisik seperti kekerasan, ketebalan, diameter, kerapuhan, keseragaman bobot

tablet dan dimensi tablet pada awal, tengah dan akhir proses produksi untuk

solid, dan untuk semi solid dilakukan pemeriksaan dari pemerian, pH,

viskositas, kehalusan, dan homogenitas. Analisis secara kimia dilakukan oleh

analis QC di laboratorium seperti penentuan kadar, disolusi dan keseragaman

kandungan tablet. Analisa dan pengujian ini dilakukan terhadap produk

64

Page 65: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

antara dan produk ruahan.Metode Metode analisa yang digunakan oleh pihak

QC mengacu kepada protap yang telah ditetapkan oleh R&D Analisa yang

kemudian berubah menjadi protap QC setelah dilakukan transfer metode.

Sampel yang diterima didokumentasikan pada buku ekspedisi.Produk antara

akan dilanjutkan proses pembuatannya bila telah release oleh departemen QC

berdasarkan hasil uji yang didapatkan (telah memenuhi spesifikasi).

Parameter yang dianalisa oleh IPC terdapat pada form HPOJ (Hasil

Pemeriksaan Obat Jadi) termasuk spesifikasi dan hasilnya.

Pada saat proses sampling terdiri dari 3 titik sampling yaitu atas,

tengah dan bawah. Namun terkadang titik sampling bisa mencapai 5 titik

bahkan 10 titik hal ini disesuaikan dengan produk yang diperiksa. Untuk

tablet dengan bobot dibawah 250 mg maka diambil sepuluh titik, bobot 250

mg – 500 mg diambil lima titik, dan bobot diatas 500 mg diambil tiga titik.

Analisa dilakukan maksimum dalam 6 hari dan apabila terjadi perubahan

metode analisa, maka metode analisa tersebut harus divalidasi kembali oleh

departemen R&D.

Produk jadi sisa dari analisa harus dimusnahkan ke pihak luar atau

pihak ketiga. Bila terjadi penyimpangan pada proses produksi maka seluruh

departemen akan mengevaluasi setiap hal yang berkaitan dengan produk

tersebut sepertiproduksi meninjau dari sisi operator, mesin dan prosesnya,

atau QC bahan awal meninjau sumber bahan awal yang digunakan untuk

produksi batch tersebut.Kemudian berdasarkan evaluasi tersebut departemen

QA akan memutuskan tindakan koreksi yang tepat untuk penyimpangan yang

terjadi.

5. Departemen Quality Control Bahan Kemas

Pada awalnya QC bahan kemas berada di bawah departemen Quality

Control, bersama dengan QC bahan awal, IPC dan produk jadi. Namun pada

tahun 2012, QC bahan kemas dipisah dari departemen lainnya membentuk

departemen QC Bahan Kemas. Tugas Departemen QC Bahan Kemas, antara lain:

1) Incoming control packaging material

Pengambilan pada kedatangan sampel bahan kemas selain menggunakan

tabel dari AQL (Acceptable Quality Level) yang diadaptasi dari ANSI

(American National Standarization Inspection) juga digunakan pola N. Pada

65

Page 66: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

AQL terdapat special inspection dan general inspection. Cara pengambilan

jumlah box sampel adalah dengan pola N yaitu √n + 1. Sampel yang telah di

sampling diberikan label “Telah Disampling”. Bahan kemas yang telah

memenuhi spesifikasi diberi labe “Release” dan yang tidak memenuhi

spesifikasi diberikan label “Reject”. Hasil analisa dari bahan kemas dicatat

didalam HPBK atau Hasil Pemeriksaan Bahan Kemas.

2) IPC pengemasan primer dan sekunder.

IPC dilakukan setiap tiga jam sekali selama proses pegemasan primer

(blistering, dan stripping) sedangkan pada proses filling, liquid san semisolid

dilakukan pada saat awal, tengah, dan akhir dari proses filling. IPC

pengemasan sekunder (coding, dan packing) dilakukan setiap tiga jam sekali

dan diperiksa kelengkapannya dalam setiap kemasan produk jadi.

3) Verifikasi visual larutan injeksi

Dilakukan oleh personel yang terlatih.Dilakukan dalam ruangan gelap,

dilakukan pengamatan di bawah lampu visual dengan kekuatan minimal

10000 lux dengan menggunakan latar hitam untuk melihat partikel asing

berwarna putih dan menggunakan latar putih untuk melihat partikel asing

berwarna hitam.

4) Penyimpanan retained sample

Diambil sebanyak kebutuhan tiga kali pemeriksaan lengkap.Disimpan

pada suhu yang sesuai dengan yang tertera pada etiket, terdapat dua suhu

penyimpanan yakni suhu 15-250C dan suhu 25-300C.Penyimpanan produk

jadi dilakukan dalam kemasan utuh (kemasan primer dan kemasan sekunder).

Penyimpanan dilakukan selama dalam rentang daluarsa ditambah satu tahun

(ED + 1).

5) Audit pemasok bahan kemas

Dilakukan pemeriksaan terhadap kriteria penerimaan, jika supplier

memenuhi kriteria penerimaan dapat dimasukkan dalam daftar suplier tetap.

Untuk suplier baru pihak purchasing akan menilai kesesuaian harga terlebih

dahulu sebelum melakukan pemesanan bahan kemas. Audit terhadap supplier

bahan kemas dilakukan oleh QC. Bahan Kemas bekerja sama dengam QA

dan purchasing packaging. Audit terhadap suplier bahan kemas dilakukan

setiap tiga tahun.Hal-hal yang diperiksa meliputi fasilitas, mesin, bangunan,

dan pengawasan mutu dari pemasok tersebut.

66

Page 67: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Bahan kemas terdiri atas dua macam, yakni printed dan non printed. Bahan

kemas non printed contohnya botol volume 60 ml, vial, dan ampul. Bahan

kemas printed merupakan bahan kemas yang memberikan penandaan dan ciri

khas tertentu kepada suatu produk hasil produksi suatu pabrik (artwork).

Spesifikasi dari bahan kemas tersebut telah ditentukan oleh R&D formulasi.

Kemudian untuk desain bahan kemas printed akan dibuat oleh artwork

designer yang berada di bawah departemen bussines and development.

Desain tersebut disosialisasikan kepada semua bagian dan dilakukan

konsultasi antara R&D formulasi dengan marketing untuk merampungkan

desain kemasan menjadi Final Artwork (FA). FA akan diteruskan ke bagian

purchasing untuk dicarikan supplier pembuat kemudian suplier tersebut akan

mengirimkan proof print sebagai contoh. Proofprint merupakan berkas yang

dibuat oleh suplier untuk memastikan bahwa suplier mampu memproduksi

bahan kemas sesuai dengan kualitas yang diminta oleh PT. Guardian

Pharmatama.Selain dikirimkan kepada Departemen purchasing FA juga

dikirimkan ke Departemen QA dan QC bahan kemas yang selanjutnya

digunakan sebagai dasar dalam pembuatan Spesifikasi Bahan Kemas (SPBK)

dan Hasil Pemeriksaan Bahan Kemas (HPBK). Kemudian HPBK dan

proofprint menjadi acuan dalam penerimaan bahan kemas.Kesesuaian antara

HPBK dan proofprint merupakan indikator penerimaan (masuk dalam

spesifikasi).Apabila bahan kemas yang didapat dari pemasok tidak

memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan, pihak PT. Guardian Pharmatama

maka dinyatakan adanya penyimpangan.

Penyimpangan itu sendiri terbagi 3 yaitu:

a) Minor, penyimpangan yang dapat diabaikan.

b) Mayor, penyimpangan yang masih bisa diterima tapi cukup mengganggu

dan PT. Guardian Pharmatama melayangkan surat keluhan kepada

suplier.

c) Kritikal, penyimpangan tidak dapat ditoleransi dan bahan kemas tersebut

di tolak.

6. Departemen Warehouse

Struktur organisasi dari gudang pabrik PT. Guardian Pharmatama dikepalai oleh

seorang Manager yang membawahi seorang asisten manager dan tiga orang

67

Page 68: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

supervisor yaitu Supervisor Bahan Awal, Supervisor Bahan Kemas dan

Supervisor Produk Jadi. Adapun tanggung jawab di gudang diantaranya:

a. Menangani penerimaan bahan baku dan bahan kemas yang datang dari

pemasok, dan produk jadi dari bagian produksi.

b. Menjaga kondisi dan mengontrol stok barang sesuai dengan system

FEFO(First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out).

c. Menyimpan dan menyediakan barang yang dibutuhkan untuk produksi.

d. Menangani pengeluaran barang untuk kebutuhan produksi, penerimaan

sisabarang dari produksi.

e. Mendistribusikan produk jadi ke distributor sesuai dengan Delivery Order.

Sebelum barang masuk ke gudang bahan baku atau gudang bahan kemas,

sebelumnya disimpan di ruang karantina untuk di sampling oleh QC. Setelah hasil

analisa keluar, maka akan ditentukan barang tersebut akan di reject atau di release

(masuk ke gudang masing-masing). Gudang dapat dibagi menjadi 3 bagian besar:

1) Gudang Bahan Baku

Terdapat 3 kondisi penyimpanan bahan baku:

a) Suhu 2-8 C, biasanya untuk tempat penyimpanan flavour seperti minyak

ikan.

b) Suhu 15-25 C, misalnya untuk penyimpanan soft capsule, cangkang

kapsul, vitamin E dan vitamin C.

c) Suhu < 30C, misalnya untuk penyimpanan gliserin, sorbitol, sukrosa dll.

Gudang bahan baku terbagi atas beberapa bagian:

a. Bahan baku psikotropika dan prekursor

Bahan baku ini disimpan pada suhu 25-30 C. Penyimpanannya didalam

tempat khusus yang terkunci. Setiap penggunaannya dicatat dan

dilaporkan ke Badan POM setiap bulannya oleh departemen produksi.

b. Bahan baku beta laktam

Bahan baku beta laktam disimpan di ruangan yang terpisah dari bahan

baku lainnya, yaitu di tempat makloon dari produk tersebut.

c. Bahan additional

Bahan baku ini disimpan pada suhu 15-25C, kecuali untuk bahan baku

yang di COAnya mensyaratkan untuk disimpan pada suhu 2-80C.

d. Bahan baku yang mudah terbakar

Bahan baku yang mudah terbakar seperti alkohol disimpan terpisah dari

68

Page 69: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

gudang bahan baku lainnya dan Badan POM mensyaratkan gudang ini

terletak di ruangan terbuka.

2) Gudang bahan kemas

Gudang bahan kemas dibagi menjadi dua yaitu gudang bahan kemas primer

dan gudang bahan kemas sekunder. Penyimpanan barang dilakukan terpisah

dari masing-masing batchnya, serta menggunakan sistem FIFO. Pada

masing-masing rak ditempelkan nama-nama bahan yang ada pada rak

tersebut. Bahan kemas primer merupakan bahan kemas yang berkontak

langsung dengan produk seperti PLCN, PVC, alufoil, botol, ampul, dll

biasanya disimpan pada suhu 15-25 C, sedangkan bahan kemas sekunder

bahan pengemas sekunder seperti box dan shipper yang disimpan pada suhu

25-30 C. Untuk leaflet dan label disimpan di dalam ruangan khusus yang

terdapat pada gudang bahan kemas sekunder.

3) Gudang produk jadi (finishing goods)

Sebelum produk jadi di release oleh QA, produk jadi tersebut disimpan di

ruang karantina produksi, setelah dinyatakan release maka akan dipindahkan

ke gudang produk jadi. Untuk produk jadi tersebut ada 5 ruangan, yaitu:

a. R. Psikotropika

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk jadi yang mengandung

obat psikotropika.Ruangan ini terkunci dan dikondisikan pada suhu 25-

30C.

b. R. Produk Jadi

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk jadi pada suhu

<300C.Sebagian besar produk jadi disimpan disini.

c. R. Cool Room

Ruangan ini dikondisikan pada suhu 15-250C. Produk jadi yang

biasanya disimpan disini berupa injeksi, krim, salep, soft capsule,dll.

d. R. Beta laktam

Ruangan ini dikondisikan pada suhu 15-250C, dan dikhususkan untuk

menyimpan produk beta laktam dan derivatnya.

e. R. Cephalosporin

Ruangan ini dikondisikan pada suhu 15-250C, dan dikhususkan untuk

produk cephalosporin dan derivatnya.

f. R. Prekursor

69

Page 70: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Ruangan ini dikondisikan pada suhu 15-250C, dan dikhususkan untuk

produk prekursor.

Produk jadi yang telah dipasarkan dapat dikembalikan maupun ditarik

kembali untuk kemudian di evaluasi tindak lanjutnnya. Untuk itu disediakan

2 ruangan, yaitu:

a. R. Return Goods

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk-produk yang

dikembalikan oleh distributor yang dikondisikan pada suhu 15-250C.

Pengaturan suhu dan kelembaban pada setiap ruangan di gudang

dilakukan setiap hari secara rutin pada jam 8 pagi dan jam 3

sore.Kelembaban ruangan diatur < 75%. Pembersihan rak-rak di gudang

dilakukan secara rutin setiap dua hari sekali.Perawatan di gudang dari

pest dilakukan, berkerjasama dengan PT. Etos yang menangani pest

control terhadap tikus, rayap, nyamuk dan serangga lainnya.

b. R. Rejected Goods

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk-produk kembalian

yang telah berstatus reject (ditolak). Kemudian produk tersebut

dipisahkan dari kemas primernya. Setelah dikumpulkan, kemasan

dihancurkan dan produk-produk tersebut ditimbang dan dipindahkan ke

gudang penampungan sementara dan menunggu proses pemusnahan dari

pihak ketiga.

A. Prosedur Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Kemas.

Bagian PPIC mengirimkan permintaan pembelian (PP) ke bagian

Purchasing. Kemudian bagian pembelian akan mengirimkan Purchasing

Order (PO) ke supplier, sedangkan copy dari PO akan dikirimkan ke bagian

gudang. Pada saat pengiriman barang dari pemasok, surat jalan yang

dibawa oleh supplier diperiksa kesesuaiannya oleh pihak gudang dengan

PO yang berisi jenis, jumlah dan tanggal kebutuhan barang dan suplai yang

disetujui. Jika sesuai, maka barang yang diterima akan disimpan di gudang

karantina dan diberi label karantina yang berwarna kuning dan dibuatkan

Bukti Penerimaan Barang (BPB) yang mencamtumkan nama barang, nomor

kontrol, nomor kode, jumlah barang dan nama pemasok. BPB terdiri dari 4

rangkap, yang asli diberikan kepada bagian Accounting untuk proses

pembayarannya. BPB juga diserahkan ke bagian QC, setelah QC menerima

70

Page 71: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

BPB dari gudang, maka QC akan melakukan sampling dan menganalisa

sampel. Setelah itu baru didapatkan hasil apakah barang yang masuk

tersebut akan direlease (berwarna hijau) yang kemudian disimpan di gudang

bahan baku atau bahan kemas atau direject (berwarna merah) yang

kemudian disimpan di ruang tertentu sebelum diberitahukan dan

dikembalikan kepada pemasok untuk mendapat gantinya.

B. Prosedur Keluar Masuk Barang ke Ruang Produksi

Bagian PPIC akan mengeluarkan FPB (formula Pengolahan Batch) untuk

meminta bahan baku dan FKB (Formula Pengemasan Batch) untuk

meminta bahan kemas sebelum memproduksi suatu batch. Setelah itu

bagian gudang akan melakukan penimbangan sesuai dengan FPB tadi. Hasil

penimbangan tadi kemudian akan di crosscheck (pemeriksaan silang)

dengan bagian produksi untuk memastikan hasil penimbangan pada saat

serah terima barang. Jika bagian produksi kekurangan bahan dan ingin

meminta bahan baku diluar FPB, maka produksi akan mengeluarkan surat

permintaan berupa SIV (Store Issue Voucher) yang disetujui oleh Manager

produksi dan diterima oleh manager gudang serta didokumentasikan oleh

bagian akuntansi. Seandainya setelah produksi ternyata terdapat kelebihan

bahan, maka bagian produksi akan mengeluarkan surat pengembalian SRV

(Store ReturnVoucher) yang disetujui oleh Manager produksi dan diterima

oleh manager gudang serta didokumentasikan oleh bagian akuntansi.

Permintaan bahan dari bagian lain seperti R&D dan QC harus menyertakan

nota Bon Permintaan Barang (PB) dan Bon pengembalian (BP) jika ada

sisa.

C. Prosedur keluar Barang ke Distributor.

Jika pihak distributor membutuhkan kiriman produk, maka distributor akan

membuat Purchasing Order (PO) dan marketing akan membuat Delivery

Instruction Note (DIN) yang berisi nomor kode, nama produk, satuan dan

tujuan pengiriman. DIN yang telah disetujui oleh departemen accounting ini

kemudian dikirim ke Departemen Warehouse. Berdasarkan DIN tersebut,

gudang akan mengeluarkan Delivery Order (DO) untuk diberikan kepada

distributor beserta barang yang dipesan.

D. Prosedur Penerimaan Barang Kembalian

Prosedur penerimaan barang kembalian diawali dengan Departemen QA

71

Page 72: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

akan menentukan disposisi barang yang harus disetujui oleh pihak

management. Jika barang akan di repack, maka bagian produksi akan

mengeluarkan SIV. Setelah produk selesai direpack maka bagian produksi

akan mengeluarkan SRV untuk disimpan kembali di gudang produk jadi.

7. Departemen Produksi

Departemen produksi dikepalai oleh seorang Manager Produksi Solid yang

membawahi Asisten Manager produksi solid yang secara langsung membawahi

supervisor stripping & blistering, leader dan peutgas sanitasi juga membawahi.

Asisten manajer produksi liquid dan semisolida membawahi supervisor packing

liquid dan semisolida, supervisor packing solid, administrator toll manufacturing

dan administrator produksi.

Departemen ini bertanggung jawab terhadap proses pengolahan obat sejak

bahan baku mulai ditimbang oleh departemen gudang hingga pengemasan produk

ruhan yang kemudian akan disimpan ke gudang finished good. Proses pengolahan

tersebut dilaksanakan sesuai dengan jadwal produksi bulanan yang telah disusun

oleh departemen PPIC. Jika jadwal tersebut telah disetujui oleh departemen

produksi, maka jadwal itu akan dipecah menjadi jadwal produksi perminggu.

Alur proses produksi diawali dengan proses penimbangan oleh departemen

gudang hingga proses pengemasan.

A. Proses Produksi Tablet Biasa.

Metoda pembuatan tablet yang digunakan di PT. Guardian Pharmatama ada

dua metoda yaitu metoda langsung dan granulasi basah. Proses pembuatan

tablet dengan metoda granulasi basah diawali dari penimbangan terhadap

bahan baku kemudian dilakukan mixing dengan menggunakan mixer.

Sebelum itu, bahan harus diayak terlebih dahulu dengan mesh

tertentu.Pencampuran pada mesin Mixer dilakukan dengan penambahan

bahan pengikat yang sebelumnya telah dilarutkan. Kemudian massa yang

dihasilkan dikeringkan. Massa granul yang telah kering kemudian diayak

dengan ukuran mesh tertentu menggunakan Hammer Granulator. Selanjutnya

dilakukan lubrikasi dalam double cone mixer dengan penambahan bahan

pelincir. Setelah semua selesai, dilakukan proses pencetakan tablet.

Sementara itu, untuk proses kempa langsungmembutuhkan waktu yang lebih

singkat, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, alat dan ruang produksi.

72

Page 73: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Pada proses kempa langsung, bahan baku yang sudah ditimbang dilakukan

mixing dengan menggunakan mixer. Seteleh dilakukan mixer, massa

langsung dicetak sehingga menjadi tablet.

Proses kempa langsung diawali dengan penimbangan bahan baku yang

dilakukan oleh petugas gudang. Kemudian dilanjutkan dengan proses mixing

dengan menggunakan v-mixer, lalu hasil mixing tersebut dicetak dengan

menggunakan mesin pencetak tablet JCMCO atau CADMACH.

B. Proses Produksi Tablet Salut

Penyalutan yang digunakan di PT. Guardian Pharmatama adalah penyalutan

film. Tablet inti yang akan disalut harus telah lulus uji dari departemen QC.

Pemeriksaan yang dilakukan pada tablet inti seain sesuai dengan persyaratan

umum untuk tablet, juga perlu diperhatikan hal-hal lainnya, yaitu

permukaannnya halus, berbentuk cembung, bebas debu dan kerapuhannya

serendah mungkin. Proses penyalutan dilakukan dalam ruang coating

menggunakan mesin “Narong Rama Cota”.

C. Proses Produksi Kapsul

Setelah bahan baku ditimbang, bahan baku kemudian dicampur, kemudian

diperiksa kadar air dan kadar zat aktif oleh departemen QC. Bila telah

dinyatakan lulus uji, maka dilakukan proses pengisian dengan mesin filling

kapsul (Chin Yi tipe ACF-52) atau mesin filling semi otomatis Chuan Yung.

Kapsul yang telah diisi kemudian dimasukkan ke dalam mesin polishing

kapsul untuk membersihkan kapsul dari debu yang menempel dan agar

kapsul menjadi mengkilap.

D. Proses Produksi Sirup

Proses produksi sirup diawali dengan pencucian botol dengan purified water

yang selanjutnya dibilas dengan alkohol 70%. Bahan-bahan yang telah lulus

uji oleh departemen QC kemudian ditimbang dan dilarutkan dengan

menggunakan purified water (PW). Setelah itu baru dilakukan pencampuran

semua bahan dalam tangki pencampuran dan dilakukan penambahan PW

hingga volume yang dikehendaki.Pencampuran dan pengadukan dilakukan

hingga homogen.Sirup yang telah jadi, kemudian disaring dan selanjutnya

dikarantina sambil menunggu hasil pemeriksaan dari bagian QC.

Pemeriksaan pada sirup meliputi kadar zat aktif, pH, viskositas, berat jenis

dan cemaran mikroba. Jika telah dinyatakan lulus uji kemudian dilakukan

73

Page 74: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

pengisian sirup ke dalam botol. Pengisian dilakukan menggunakan mesin LF

Avanty atau CVC dan dilanjutkan dengan penutupan botol dengan

capperrmachine.Hasil pengisian ini kemudian diperiksa lagi oleh departemen

QC, yang meliputi pemeriksaan keseragaman volume dan kekerasan segel

atau kebocoran.

E. Proses Produksi Suspensi

Proses pembuatan suspensi hampir sama dengan pembuatan sediaan sirup,

hanya saja pada suspensi menggunakan suspending agent agar dapat

menghasilkan suspensi. Pada mulanya, bahan-bahan yang diperlukan untuk

pembuatan suspensi ditimbang terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan sirup dalam Homogenizer hingga dihasilkan larutan sirup yang

homogen dan jernih.Sementara itu juga dibuat larutan suspensi dengan

mendispersikan bahan aktif dan suspending agent dalam PW, dan dilanjutkan

dengan penghalusan larutan suspensi dengan menggunakan Thorax

Homogenizer.Sirup simpex dan larutan suspensi kemudian dicampur dalam

Vacuum Emulsifier mixer. Suspensi yang telah jadi kemudian diperiksa berat

jenisnya, pH, kadar zat aktif dan viskositas, serta cemaran mikrobanya. Jika

telah dinyatakan lulus uji, suspensi akan diisikan ke dalam botol, kemudian

diperiksa lagi oleh QC yang meliputi pemeriksaan keseragaman volume,

kekerasan segel dan kebocoran.

F. Proses Produksi Sediaan Semi Solid

Tahapan dalam proses pembuatan salep atau krim diawali dengan

penimbangan bahan baku salep atau krim. Kemudian dilanjutkan dengan

proses pelelehan dan pencampuran. Proses pencampuran diawali dengan

pelelehan dan pencampuran fase air dan fase minyak sehingga menjadi basis

krim. Setelah basis salep atau krim jadi, baru dilakukan pencampuran bahan

aktif dalam basis tersebut. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin

vacuum emulsifier mixer. Fungsi dari vakum disini adalah untuk mengurangi

timbulnya buih atau busa saat proses berjalan. Salep atau krim yang telah jadi

kemudian dimasukkan ke dalam tube alumunium menggunakan mesin

Kentex. Mesin ini juga melakukan pelipatan pada ujung tube dan penomoran

batch dengan emboss pada lipatan tersebut. Selama proses produksi setengah

padat, dilakukan pengawasan selama proses (IPC) yang meliputi

74

Page 75: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

homogenitas pada saat pelehan dan pencampuran, pemeriksaan kadar zat

aktif dan pemeriksaan keseragaman bobot pada saat pengisian tube.

Proses produksi dilakukan di ruang kelas E. Kondisi ruang kelas E ada

PT. Guardian Pharmatama adalah sebagai berikut:

a. Bangunannya kokoh, permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai

dan langit-langit) licin, menggunakan cat epoxy, mudah dibersihkan dan

tidak membentuk sudut.

b. Bebas dari retakan dan sambungan.

c. Memiliki ventilasi dengan sistem pengendali udara HVAC (Heating

Ventilation Air Conditioning) yang mendukung persyaratan untuk ruang

kelas E.

Setiap personil yang bekerja di dalam atau hendak masuk ke dalam

ruang kelas E harus memiliki persyaratan:

a. Menggunakan pakaian pelindung, penutup kepala, sarung tangan,

masker dan sepatu khusus untuk ruang kelas E.

b. Tidak menggunakan arloji, perhiasan atau aksesori dan kosmetika yang

berlebihan.

c. Dalam kondisi sehat, dapat melaksanakan tugas dengan baik yang

didukung dengan data medical check up secara periodik.

d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan mengeringkannya sebelum

memasuki ruang kelas E.

Ruangan yang terdapat pada ruangan kelas E:

a. Ruang timbang

Ruang ini digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang akan

digunakan dalam proses produksi. Letak ruang timbang berdekatan

dengan gudang bahan baku. Tiap bahan yang akan masuk ke ruang

timbang harus melewati ruang antara. Di dalam ruang timbang tersebut

terdapat alat timbang, baik untuk kapasitas besar maupun kecil. Selain

itu terdapat juga dust collector untuk menyedot debu yang ada pada

ruangan tersebut.

b. Ruang Staging

Ruang ini digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang telah

ditimbang dan menunggu untuk diolah pada proses produksi.

c. Ruang Solid Compound

75

Page 76: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Ruangan ini digunakan untuk proses pencampuran bahan-bahan yang

telah ditimbang. Ruangan ini digunakan pada proses pencampuran untuk

pembuatan sediaan solid yang menggunakan metode granulasi basah.

Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan mesin Diosna

mixer.

d. Ruang drying

Pada ruangan ini terjadi proses pengeringan granul menggunakan Fluid

Bed Dryer (FBD).

e. Ruang granulator

Ruangan ini digunakan untuk proses granulasi banas ataupun kering

menggunakan mesin hammer granulator.

f. Ruang mix dry

Ruangan tersebut terdapat alat double cone mixer dan V-mixer untuk

mencampur granulat dengan bahan lubrikan atau bahan pelincir.

Doublecone mixer lebih sering digunakan untuk mixing terakhir pada

proses granulasi basah, sedangkan V-mixer lebih sering digunakan untuk

mixing pada proses cetak lansung dan pada pembuatan kapsul.

g. Ruang cetak tablet

Granul yang telah mendapat status release dari QC selanjutnya akan

dicetak menjadi tablet atau kaplet. Pencetakan dilakukan dengan

menggunakan mesin JMCO atau CADMACH.

h. Ruang coating

Ruang coating merupakan tempat penyalutan tablet. Jika tablet

memerlukanpenyalutan film, maka tablet akan disalut menggunakan

mesin penyalutNarong Rama Cota.

i. Ruang filling kapsul

Ruangan ini digunakan untuk melakukan pengisian granul ke dalam

cangkang kapsul.Pengisisan dilakukan dengan menggunakan mesin Chin

Yi tipe ACF-52 atau mesin filling semi otomatis Chuan Yung.

j. Ruang Stripping

Ruangan ini digunakan untuk mengemas tablet, kaplet, kapsul dalam

bentukstrip dengan menggunakan mesin ACCEDE, Kung Long atau

Chuan Yung.

k. Ruang Blistering

76

Page 77: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Ruangan ini digunakan untuk mengemas kaplet dalam bentuk blister

menggunakan mesin Lenze atau Ulhmann.

l. Ruang Liquid Compound

Ruangan ini digunakan untuk pencampuran semua bahan yang

digunakan untuk pembuatan sediaan cair. Proses pencampuran dilakukan

dengan menggunakan mesin Thorax Homogenizer.

m. Ruang filling liquid

Ruangan ini digunakan untuk melakukan proses pengisian sediaan cair

ke dalam botol sekaligus menutup botol dengan cap. Pengisian sediaan

cair dalam botol dilakukan dengann menggunakan alat LF Avanty atau

CVC, sedangkan untuk penutupan botol (capping) dilakukan dengan

cappermachine.

n. Ruang compound setengah padat

Ruang ini digunakan untuk membuat sediaan setengah padat. Proses

pencampuran dilakukan dengan menggunakan mesin Vacuum

Emulsifiermixer.

o. Ruang filling tube

Ruang ini digunakan untuk memasukkan sediaan setengah padat ke

dalam tube alumunium.Filling dilakukan dengan menggunakan mesin

Kentex.

p. Ruang clean bottle

Pada ruang ini terdapat oven double door yang menghubungkan ruang

kelas E dan kelas F. Botol-botol yang akan digunakan dicuci dengan PW

dan kemudian dibilas dengan alkohol 70%. Pencucian botol ini

dilakukan di ruang kelas F. Botol yang telah dicuci kemudian

dimasukkan ke dalam oven double door dari ruangan kelas F. Botol

kemudian disterilisasi pada suhu 120°C selama 3 jam, setelah botol

kering kemudian diambil dan disimpan diruang kelas E.

q. Ruang WIP

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk antara dan produk

ruahan yang menunggu untuk proses selanjutnya.

r. Ruang IPC (In Process Control)

Ruangan ini digunakan untuk mengawasi dan mengontrol kualitas

produk selama proses produksi. Dalam ruangan ini terdapat alat

77

Page 78: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

timbangan, disintegration test, hardness tester sekaligus alat pengukur

dimensi tablet dan friability tester.

s. Ruang washing

Ruangan ini digunakan untuk mencuci alat yang telah digunakan untuk

proses produksi.

t. Ruang equipment

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan alat atau spare part dari mesin.

u. Ruang R&D

Ruangan ini digunakan oleh bagian R&D untuk melakukan trial dalam

pilot project. Dalam ruangan ini terdapat alat super-mixer mini, FBD

mini, thorax homogenizer mini, mesin cetak tablet mini dan alat uji tap

density. Pengontrolan ruang kelas E dilakukan dengan sedemikian rupa

agar senantiasa memenuhi persyaratan untuk ruang kelas E.

Pengendalian hama atau pest control dilakukan dengan bekerja sama

dengan pihak ketiga. Pengendalian dilakukan terhadap serangga,

nyamuk dan tikus. Pengendalian dilakukan dengancara fogging setiap 1

bulan sekali, sedangkan pengendalian terhadap partikel dan mikrobiologi

udara dilakukan dengan pemasangan HEPA (High Efficacy Particulate

Air) filter dengan efisiensi 99,95% pada sitem AHU (Air Handling Unit)

dan melakukan desinfeksi udara (air borne desinfectan).

Desinfeksiterhadap udara dalam ruang proses produksi dilakukan 2

bulan sekali. Desinfektan yang digunakan merupakan derivate

formaldehid. Ruangan produksi disemprot menggunakan cairan

desinfektan (aplikasinya selama ± 5 menit tergantung volume ruangan

dan kecepatan penyemprotan), kemudian udara yang ada di ruang

produksi ditarik keluar menggunakan blower. Sisa residu di udara dapat

diantisipasi dengan mengosongkan ruangan selama 3 jam (tidak ada

aktifitas dan tidak ada personil)

Alur Proses Pengemasan

Pengemasan merupakan proses pengolahan produk ruahan menjadi

produk jadi sebelum dikirim ke gudang dan dapat didistribusikan.

Kemasan suatu produk berfungsi untuk memberikan identitas yang

berupa nama produk, isi dan kekuatan, nomor batch, nama pabrik

78

Page 79: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

pembuat, nomor registrasi, tanggal kadaluarsa dan Harga Eceran

Tertinggi (HET). Kemasan juga dapt melindungi produk dari hal-hal

yang dapat mengakibatkan berkurangnya khasiat obat, melindungi dari

kerusakan fisik dan kontaminasi.

Proses pengemasan dilakukan di ruang kelas E dan F. Pengemasan

primer dilakukan ada ruang kelas E sedangkan pengemasan sekunder

dan tersier dilakukan di ruang kelas F. PT. Guardian Pharmatama

melakukan pengkodean yang meliputi HET, waktu kadaluarsa dan

nomor batch dilakukan dengan 2 cara, yaitu emboss (cetak timbul

langsung pada kemasan primer) dan ink jet. Pencetakan dengan sistem

emboss dilakukan di ruang kelas E, sedangkan system ink jet dilakukan

di ruang kelas F pada stiker label untuk kemasan botol, pada bagian luar

kemasan yang telah melewati proses stripping, blistering, dan fillingtube

alumunium.

Ruang kelas F di PT. Guardian Pharmatama terdiri dari 2 ruang,

yaitu ruang secondary packaging preparation dan ruang

packaging.Ruang secondary packaging preparation digunakan untuk

melakukan coding pada stiker label/etiket, dos, strip, blister dan

tube.Coding yang dilakukan pada ruang ini menggunakan sistem ink

jet.Ruang packaging digunakan untuk penempelan etiket pada botol atau

labeling, pengemasan sekunder, pengemasan tersier serta penimbangan

hasil pengemasan.In Process Control (IPC) pada proses pengemasan

dilakukan oleh QC.

Pemeriksaan pada saat pengemasan sekunder meliputi uji

kebocoran kemasan dan estetika. Pada penyelesaian proses pengemasan

produk, dilakukan pemeriksaan akhir oleh QC. Pemeriksaan meliputi

kelengkapan kemasan, adanya etiket, leaflet, sendok takar, nomor batch,

waktu kadaluarsa, jenis dan nama produk serta segel pada box (kemasan

sekunder) dan shipper (kemasan tersier). Setelah produk diperiksa,

produk dikemas dalam shipper.Shipper yang telah disegel kemudian

ditimbang dan disimpan dalam ruang karantina produk jadi sebelum

akhirnya dikirim dan disimpan dalam gudang finishing goods setelah

ditetapkan release oleh QA.

79

Page 80: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

8. Deparemen Engineering

Departemen Engineering dipimpin oleh seorang Manager Engineering yang

bertanggung jawab langsung kepada Plant Manager. Supervisor Engineering dan

membawahi dua bagian, yaitu maintenance manager dan utility manager.

Maintenance manager membawahi supervisor mintenance, planner, dan

production. Utility manager membwahi supervisor utility dan HVAC.

Manager mengontrol tugas yang dikerjakan oleh staf dibawahnya agar sesuai

dengan syarat dan peraturan yang berlaku. Supervisor bertugas menangani

masalah administrasi (membuat laporan bulanan, jadwal preventif, logbook),

dokumentasi, penanganan masalah mendesak yang berhubungan dengan QC dan

proses produksi, serta persiapan audit internal (tiap 6 bulan sekali). Staf bertugas

menangani permasalahan yang berkaitan dengan subdivisi mereka.Akan tetapi,

staf antar divisi saling berintegrasi dalam menangani masalah peralatan yang ada

dalam divisi mereka.

A. Maintenance

Maintenance merupakan suatu fungsi di dalam perusahaan manufacture yang

sama pentingnya dengan produksi. Konsep dasar yang dimiliki oleh

maintenance adalah pemeliharaan, yaitu aktivitas yang diperlukan untuk

menjaga atau mempertahankan peralatan/ mesin agar selalu dalam kondisi

seperti awal. Maintenance manager bertanggung jawab pada supervisor

maintenance, planner, dan production.Bagian planner bertanggung jawab

mengatur jadwal perawatan maupun pemeliharaan.Bagian production

merupakan jembatan antara departemen produksi dengan engineering.Bagain

tersebut berkaitan langsung dengan protokol terutama alat baru, training

mesin, dan analisis trouble setting.Bagain maintenance bertanggung jawab

pada perawatan mesin untuk menghilangkan corrective dan melakukan

preventif.

Maintenance dilakukan bertujuan sebagai berikut.

a. Peralatan atau mesin dapat beroperasi memenuhi kebutuhan sesuai

dengan perencanaan produksi (troubleshooting)

b. Menjaga kualitas peralatan atau mesin

c. Memperpanjang umur peralatan atau mesin akibat usia pakai

(preventive)

d. Menjaga modal investasi perusahaan

80

Page 81: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

e. Mengurangi line stop atau downtime pada proses produksi.

Konsep pemeliharaan yang diterapkan pada PT. Guardian Pharmatama

adalah TPM (Total Productive Maintenance). TPM merupakan yang diikuti

oleh seluruh karyawan yang terlibat dalam suatu perusahaan untuk

menghilangkan breakdown, mengurangi down time, serta memaksimalkan

utilisasi, produksi, dan kualitas produksi yang dihasilkan. Faktor yang

menyebabkan TPM perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Makin ketatnya persaingan antara dunia usaha

b. Tuntutan konsumen akan kualitas semakin tinggi

c. Makin menguatnya tuntutan waktu pengiriman yang singkat dan

kebutuhan konsumen yang bervariasi

d. Lingkungan kerja yang manusiawi, memperpendek jam kerja, dan

mengarah ke industri negara berkembang

Preventivemaintenance salah satunyadengan melakukan pencucian

system HVAC setelah fogging. Sanitasi total dilakukan untuk pembasmian

sisa hasil fogging. Selanjutnya departemen QC melakukan pengecekan

mikroba. Sanitasi tidak dilakukan terhadap mesin produksi karena

merupakan tugas dari bagian produksi. Selain dengan melakukan fogging,

tindakan preventive yang dilakukan juga meliputi monitoring unit sirkulasi

dan unit motor fresh air, pelumasan, monitoring pendingin baling-baling

yang ada di sistem HVAC, memeriksa tekanan liquid, serta instalasi listrik.

B. Utility

Bagian Utility bertugas menangani mesin-mesin pendukung (seperti Genset,

dust collector, compressor) dan juga bertanggung jawab terhadap pengolahan

limbah pabrik yang bekerja sama dengan departemen QC, kelancaran sarana

penunjang, perawatan bangunan pabrik termasuk HVAC (operator).

Lingkup kegiatan di bagian Engineeringmeliputi :

a. Pengontrolan mesin dan sistem HVAC di area produksi

HVAC system di PT Guardian Pharmatama terbagi menjadi 2 zona,

yaitu zona A, dengan ruang lingkup proses produksi sediaan tablet,

kaplet, dan kapsul, dan zona B, dengan ruang lingkup proses produksi

sediaan solid dan semi solid. Penggunaan 2 zona ini dimaksudkan untuk

memperketat pencegahan kontaminasi. HVAC system dilengkapi dengan

3 filter khusus, yaitu washable filter (efisiensi penyaringan 80-85%),

81

Page 82: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

medium filter (efisiensi penyaringan 95%), dan High Efficiency

Particulate Air (HEPA) filter (efisiensi penyaringan 99,997%). Pada tiap

unit HVAC, terdapat unit sirkulasi dan fresh air. Pengontrolan mesin-

mesin dilakukan dengan cara menginspeksi jalannya pengontrolan

dengan acuan sesuai dengan ketetapan CPOB seperti :

i. perbedaan tekanan antara ruang bagian dalam tempat produksi

dengan bagian luar ruangan koridor antara 5-20 Pascal,

ii. pertukaran udaranya 5-20 kali tiap jam untuk ruangan produksi,

iii. suhu ruangan antara 20-27ºC,

iv. Relatif humidity maksimal 70%.

b. Kalibrasi mesin

Alat-alat yang dikalibrasi antara lain thermometer, termograf, pressure

grid, vacuum grid, timer pengukuran rpm. Semua alat dikalibrasi

menggunakan kalibrator yang telah tersedia.

c. Sistem Pengendalian Udara

Sistem pengendalian udara dilakukan dengan menggunakan unit AC

sentral yang dialirkan ke ruang-ruang yang memerlukan sirkulasi udara

(seperti ruang produksi) melalui saluran pipa (ducting) mencegah

terjadinya kondensasi (lapisan air yang menempel di saluran pipa AC

sentral).Saluran (ducting) tersebut didistribusikan ke ruangan-ruangan

melewati atap ruangan (ductingsupply).

Perbedaan tekanan udara antara ruang produksi dengan koridor

diukur antar 10-15 Pa dengan suhu 20-27 ºC dan kelembapan (RH)

maksimal 70%. Pertukaran udara dalam ruangan sebanyak 5-20 kali per

jam. Sistem udara di ruang produksi menganut sistem koridor bersih,

yaitu sistem dengan tekanan koridor lebih tinggi daripada tekanan di

ruangan.Udara dari sistem HVAC masuk dari atas koridor dan keluar

dari bawah. Hal ini dimaksudkan agar seluruh partikel dapat tersaring.

Pengawasan jumlah partikel dilakukan oleh bagian produksi dan TSS.

d. Purified Water System

Merupakan suatu sistem pengolahan air yang digunakan untuk proses

produksi. Pada proses pengolahan air ini, air yang digunakan adalah air

yang terdapat pada sumur penampungan air. Kemudian air tersebut

diproses dengan menggunakan sistem pemurnian air atau yang dikenal

82

Page 83: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

dengan Purified Water System. Adapun proses yang dilalui dalam

pengolahan air tersebut adalah:

1) Pretreatment

Proses ini digunakan untuk menyisihkan mineral-mineral yang

terlarut yang terjadi didalam R/O (Reverse Osmosis) dapat lebih

optimum dan membrane R/O tidak cepat rusak. Proses yang dilalui

dalam fase pretreatment adalah:

i. Klorinasi

Air sumur dipompakan masuk ke raw meter storage tank yang

terlebih dahulu telah diinjeksi dengan Na Hipoklorida. Na

Hipoklorida ini dalam raw water storage tankakan melepaskan

klorin. Klorin akan memutuskan ikatan organik, mengoksidasi

besi dan oksidan lainnya dan sekaligus sebagai desinfektan

untuk membunuh bakteri yang ada.

ii. Multimedia filter

Berisi anthracite dan silica gravel sebagai media pendukung.

Fungsi dari filter ini adalah mengurangi kotoran dan partikel-

partikel yang terdapat dalam air. Proses penyaringan ini akan

berjalan secara terus-menerus. Bila terjadi perbedaan tekanan

pada multimedia filter, hal ini menandakan adanya

penumpukan kotoran/partikel di atas media filter. Maka pada

saat ini perlu dilakuka pencucian terhadap filter. Proses

pencucian filter terdiri dari dua tahap yaitu backwash (cuci

balik) dan rinsing (pembilasan).

iii. Activated carbon filter

Fungsi dari filter ini adalah menyerap bau, warna organik dan

sisa klorin yang ada pada air saat melalui media filter. Prinsip

penyerapan klorin pada air ini dengan cara absorbsi. Media

utama Activated Carbon Filter adalah karbon aktif dan silica

gravel sebagai media pendukung. Mekanisme kerja dari filter

ini adalah air akan mengalir dari bagian atas filter, melewati

media filter dan pori filter, keluar dari bagian bawah filter,

sehingga menyebabkan partikel-partikel dalam air akan

tertahan pada filter bagian atas. Hingga nantinya air yang

83

Page 84: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

keluar melalui filtertersebut akan jernih dan pada saat yang

sama media carbon active menyerap sisa klorin yang masih

terdapat pada air. Namun, adanya kotoran yang tertahan pada

pori tersebut akan menyebabkan naiknya tekanan masuk dan

menghambat penyerapan klorin, sehingga proses penyaringan

dan pengabsorbsian tidak berlangsung dengan tidak baik.

Pada saat ini lah perlu dilakukan pencucian terbalik atau

backwash terhadap filter. Aliran yang seharusnya berjalan dari

atas kebawah diubah menjadi dari bawah ke atas. Sehingga

partikel yang melekat pada filter dapat dilepaskan dan pada

saat yang sama klorin yang terkandung didalam air dapat

membunuh bakteri yang mulai tumbuh pada bagian bawah

filter. Kemudian filter dibilas dengan tujuan untuk membuang

sisa kotoran dan sisa klorin yang terdapat didalam tabung

filter. Proses ini dilakukan secara berkala untuk menghindari

kemungkinan tumbuhnya mikroorganisme pada media filter.

iv. Water softener

Pada water softener proses yang terjadi adalah

pertukaran ion. Kandungan hardness (kesadahan) yang

terdapat dalam air sumur (Ca hardness dan Mg hardness) ini

akan diikat oleh resin kation. Sedangkan resin kation akan

melepaskan Na+ ke dalam air. Proses pertukaran ion Ca2+ dan

Mg2+ dengan Na+ akan berlangsung terus menerus selama

proses sehingga muatan Na+ akan berlangsung terus menerus

selama proses, sehingga muatan Na+ dalam resin habis. Pada

saat inilah softener memerlukan proses pengaktifan kembali

(regenerasi). Pada waktu regenerasi, ion kalsium dan

magnesium yang terikat di dalam resin akan dilepas dan

ditukar kembali dengan ion Na+ dan NaCl sebagai regeneran,

sehingga resin aktif kembali dan siap untuk mengikat ion

kalsium dan magnesium.

2) Reverse osmosis

Setelah proses pretreatment dilakukan, air telah diolah sudah

memenuhi standar sebagai air baku untuk sistem R/O.

84

Page 85: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

i. Antiscalant Dosing System

Pendosisan anti scalant dilakukan untuk membantu menjaga

agar membran tidak mudah rusak oleh adanya oksidator yang

masuk kedalam membran dan mengurangi kecenderungan

terjadinya pengendapan pada permukaan membran.

ii. Cartridge filter

Berfungsi untuk menyaring sisa partikel yang berukuran diatas

5 mikron yang masih terdapat di dalam air sehingga tidak

mengakibatkan penyumbatan pada membran R/O.

iii. Reverse osmosis membrane

Sistem penyaringan air dengan menggunakan membran

semipermeable dengan tekanan tinggi (sesuai spesifikasi).

Membran semi permeabel ini mempunyai pori yang sangat

kecil (sekitar 0,0001 mikron) sehingga dapat memisahkan zat-

zat yang terlarut, logam berat, organik, pirogen, koloidal dan

bakteri. Pencemaran ini akan terkonsentrasi dan harus

disalurkan sebagai konsetrat atau reject. Proses ini akan

menghasilkan air dengan kandungan mineral yang rendah.

Concentrate outlet harus disambungkan ke saluran

pembuangan atau ditampung dalam tangki penampung untuk

digunakan bagi keperluan lain yang tidak memerlukan kualitas

air yang tinggi. Saluran konsetrat ini tidak boleh tertutup rapat

sehingga air dapat megalir dengan lancer tanpa adanya

penghambat aliran.

iv. Reverse osmosis circulation system

Sistem sirkulasi digunakan untuk mencegah tumbuhnya

biofilm di dalam membran R/O karena tidak terjadinya aliran

air pada saat reverse osmosis tidak bekerja. Tangki

penampungan dan pompa sirkulasi yang berfungsi untuk

menampung air R/O terlebih dahulu dan kemudian digunakan

untuk keperluan sirkulasi dan juga digunakan pada saat

chemical cleaning untuk pembersihan mebran R/O.

v. Reverse osmosis storage

85

Page 86: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Tangki penampungan air produksi reverse osmosis sebelum

dilakukan proses mixed bed polisher dan ultrafiltration untuk

menghasilkan purified water sesuai standar USP. Tangki R/O

ini juga berfungsi untuk sirkulasi pada mixed bedfilter untuk

mencegah terjadinya biofilm, mempertahankan konduktivitas

air sehingga siap untuk pengisian ke purified water storage

tank apabila diperlukan.

3) Polisher

i. Mixed Bed Exchanger

Mixed bed exchanger merupakan ion removal polisher

untuk mendapatkan kualitas akhir air murni yang tinggi

dengan daya hantar listrik dibawah 1,3 microsimens/cm2.

Kolom mixed bed exchanger ini berisi resin kation dan anion

yang tercampur secara merata untuk mendapatkan kualitas air

yang tinggi.

Resin kimia yang terjadi pada kolom ini dengan cara

menukar ion-ion yang terkandung dalam air, ion positif diikat

oleh resin kation sedangkan resin kation akan melepaskan ion

hydrogen dan ion negatif diikat oleh resin anion sedangkan

resin anion melepaskan ion hidroksida.

Jika ion hydrogen dan ion hidroksida yang terdapat

pada resin telah habis tertukar dengan ion-ion positif dan

negatif yang terkandung dalam air yang dialirkan ke dalam

kolom mixed bed exchanger. Perlu dilakukan regenerasi untuk

mendapatkan hasil kualitas yang baik lagi.

Proses regenerasi terdiri dari beberapa tahapan sebagai

berikut:

a) Backwash

Dilakukan untuk membuang kotoran sekaligus terjadi

proses pemisahan resin kation dan anion. Resin kation akan

berada pada bagian bawah dan resin anion akan berada

pada bagian atas karena adanya perbedaan berat jenis. Saat

pemisahan ini akan terbentuk rongga antara resin menjadi

lebih besar sehingga proses regenerasi dapat berlangsung

86

Page 87: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

dengan baik. Pada tahap ini, air mengalir dari bawah ke

atas lalu keluar menuju saluran buangan umum.

b) Settle

Pada tahap ini tidak ada aliran dalam kolom, sehingga resin

kation akan turun keagian bawah dan resin anion akan

berada pada bagian atas.

c) Regenerasi resin anion

Proses ini berlangsung dengan aliran regeneran dari atas ke

bawah (concurrent) melewati resi anion dan keluar melalui

kolektor tengah menuju bak penampungan limbah.

d) Pembilasan resin anion

Proses ini berlangsung dengan aliran air dari atas ke bawah

dan keluar dari kolektor tengah menuju tangki penampung

limbah tanpa adaya regeneran masuk.

e) Regenerasi resin kation

Proses ini berlangsung dengan aliran regeneran dari bawah

ke atas (counter current) melewati resin kation lalu keluar

dari kolektor tengah menuju bak penampungan lumbah

untuk dinetralkan tanpa adanya regeneran yang masuk.

f) Fast rinse

Proses pembilasan ini berlangsung dengan aliran air dari

atas dan dari bawah bersamaan melewati resin anion dan

kation lalu keluar melalui kolektor tengah menuju tangki

penampungan limbah tanpa adanya regeneran yang masuk.

g) Drain down

Tahap ini merupakan persiapan pencampuran resin kation

dan resin anion dengan membuang sebagian air yang ada

pada tabung mixed bed hingga diatas permukaan resin agar

dapat melakukan proses pencampuran dengan baik.

h) Pencampuran

Tahap ini merupakan tahap pencampuran kembali resin

kation dan resin anion yang telah diregenerasi dengan

menggunakan udara yang bebas dari minyak dengan

kapasitas aliran dan tekanan tertentu untuk mendapatkan

87

Page 88: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

hasil yang maksimal. Pada proses ini udara bertekanan

dialirkan dari bagian bawah resin agar resin kation dapat

tercampur dengan anion secara merata.

i) Pembilasan akhir

Pada tahap ini air mengalir dari bagian atas ke bagian

bawah lapisan resin yang telah tercampur lalu keluar dari

bagian bawah.

i. Cartridgefilter

Filter yang digunakan untuk menjaga agar tidak ada

partikel resin yang lolos pada saat mixed bedfilter

bekerja (dapat juga disebut resin trap). Bagian ini harus

diganti secara berkala untuk memperoleh hasil yang

maksimal.

ii. Ultra filter

Merupakan filter akhir sebelum air masuk kedalam

ultraviolet sterilizer. Ukuran porinya sangat kecil 1,1-

0,01 micron yang digunakan untuk memastikan bahwa

partikel kotoran yang terkontaminasi dalam tangki

penampungan tersaring dengan baik dan ultraviolet

sterilizer dapat bekerja maksimal.

iii. Ultra violet sterilizer

Sinar ultra violet telah dikenal dapat membunuh

mikroorganisme.Sinar UV dapat mebunuh kelompok

mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, alga dan

protozoa. Ketika mikroorganisme dihadapkan ke sinar

ultra violet, asam nuklida dari mikroorganisme

menyerap energi dan akan merusak DNA dari

mikroorganisme dan menghambat reproduksi dari

mikroorganisme tersebut. Intensitas penyinaran dari

sistem ini adalah 30.000 microwatt detik/cm2 dimana

standar pemakaian sinar UV untuk air minum 16.000

microwatt detik/cm2. Selain intensitas penyinaran yang

besar, sistem ini juga perlu didukung filter untuk

menyaring suspended solid yang kemungkinan dapat

88

Page 89: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

digunakan sebagai tempat berlindung bagi

mikroorganisme saat dipaparkan dengan UV. Setelah

dilewatkan dalam UV sterilizer ini, air diharapakn

benar-benar telah memenuhi persyaratan secara fisik,

kimia dan biologi untuk digunakan sebagai air baku

sesuai standar USP

e. Pengolahan Limbah

Sistem pengolahan air limbah di PT. Guardian Pharmatama dilakukan

terhadap pengolahan limbah cair yang berasal dari produksi (pencucian

alat produksi) dan limbah domestik.Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) PT. Guardian Pharmatama didesain pada kapasitas 15 m3

/hari.Ada beberapa parameter pemeriksaan air limbah di PT Guardian

Pharmatama.

1) BOD5 (Biological Oxygent Demand)

BOD5 adalah senyawa-senyawa pencemar yang dapat diurai secara

ilmiah oleh mikroorganisme pengurai.

2) COD (Chemical Oxygent Demand)

COD meliputi semua pencemar yang mengonsumsi oksigen dan dapat

dioksidasi seperti garam-garam mineral serta sebagian besar senyawa

organik.

3) TSS (Total Suspended Solid)

4) Total Nitrogen

Nitrogen merupakan zat yang berguna bagi tumbuhan.Akan tetapi

nitrogen yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan jumlah

mikroorganisme di dalam sistem.

5) Fenol Total

Fenol merupakan zat beracun yang dihasilkan dari pemecahan zat-zat

karboksil.

6) pH

pH normal yang dapat diterima di lingkungan adalah 6-7.

Proses yang terdapat dalam pengolahan limbah adalah proses fisika dan

kimia sebagai berikut.

1. Proses penyaringan (screening)

89

Page 90: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Air limbah yang berasal dari limbah pencucian alat-alat produksi

masuk ke penyaringan I, sedangkan air limbah domestik masuk ke

penyaringan II. Penyaringan ini berfungsi untuk memisahkan air

limbah dengan benda padat terapung seperti daun, plastik, tutup

botol, dan lainnya.Dengan tersaringnya benda-benda padat yang

mengapung ini dapat menjaga keawetan peralatan seperti pompa,

mixer dan lain-lain.

Fasilitas Desain, yaitu berupa bak saringan terdiri atas 2 bak

yang dilengkapi dengan saringan stainless steel. Ukuran bak 1,5 m,

1,4 m, dan 2 m (panjang x lebar x kedalaman). Masing-masing bak

disekat.

2. Proses Equalisasi

Proses equalisasi yaitu proses penyeragaman karakteristik parameter

air limbah seperti COD, BOD, TSS, pH dan parameter lainnya.

Biasanya air limbah yang masuk ke bak equalisasi ini fluktuatif

kandungan parameternya dari setiap pencucian. Pencucian pertama

kali akan lebih tinggi dibanding pencucian kedua (pembilasan). Air

limbah ini berasal dari bak screening atau bak penyaringan sebagai

alat penyalur dengan menggunakan pompa penyalur.

3. Proses Kimia (Koagulasi, Flokulasi dan Netralisasi)

Air yang berasal dari bak equalisai pertama (penampungan hasil

cucian alat produksi) masuk ke bak pengolahan kimia. Pada proses

ini disertai penambahan kapur hingga pH mencapai 9-11 kemudian

ditambahkan PAC (Poly Alumunium Chloride) dengan kecepatan

100-140 rpm atau reducer kontrol berada di angka nol. Setelah 5-10

menit baru ditambahkan dengan bahan kimia polimer (flokulen)

dengan kekentalan seperti minyak, Kecepatan pengaduk pada proses

flokulasi ini yaitu 40-70 rpm, kebutuhan PAC 400-600 ml/m3

sedangkan flokulan 300-700 mL/m3, dan pH pada proses ini dijaga

pada angka 7-8.

4. Bak netralisasi

Air limbah yang sudah diolah dengan proses kimia akan terbentuk

agregatagregat yang lebih besar, sehingga apabila diendapkan akan

lebih mudah mengendap. Proses pengendapan ini juga terjadi pada

90

Page 91: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

koagulasi, flokulasi yang didiamkan kira-kira 15-30 menit.

Lumpurnya dialirkan ke drying bed, sedangkan air yang beningnya

dialirkan ke bak sedimentasi, di bak sedimentasi inilah terjadi

pengendapan yang lebih sempurna. Sistem pengalirannya dengan

cara gravitasim yaitu dengan cara membuka valve di drying bed

pertama atau kedua. Setelah lumpurnya dialirkan ke drying bed

seluruhnya kemudian katup ditutup dan dibuka

valve ke bak sedimentasi untuk mengalirkan air limbah yang

beningnya.

Untuk mengatur supaya pH mencapai netral 7 (tujuh),maka

dilakukan penambahan kapur. Pada dasarnya air limbah yang

didapat pHnya sudah mendekati 7. Namun karena terjadi proses

koagulasi (terjadi penurunan pH bersifat asam), sehingga pH bisa

turun drastis. Oleh sebab itu terlebih dahulu pH dinaikkan menjadi

9-11 (dengan kapur), kemudian dengan penambahan PAC pH akan

kembali normal 7-8. Penanmbahan kapur ini juga akan

mempermudah proses sedimentasi (pengendapan).

5. Proses Aerasi

Air limbah yang berasal dari equalisasi dua (limbah domestik),

langsung mengalir ke bak aerasi I, kemudian masuk ke bak aerasi II.

Pada tahap ini terjadi penambahan oksigen ke dalam air dengan

menggunakan blower.Bak ini dilengkapi dengan difuser sehingga

oksigen yang dimasukkan ke dalam limbah dapat merata. Pada

proses ini juga dimanfaatkan bakteri / lumpur aktif untuk mengurai

bahan organik limbah, sehingga dapat menurunkan BOD5 dan COD

hingga mencapai 90%.

6. Proses Clarifier (Pengendapan Biologi)

Air limbah yang sudah melalui proses aerasi kemudian lumpur

aktifnya diendapkan di clarifier. Dari clarifier ini lumpur aktif ini

ada yang di recycledan ada juga yang akan dibuang melalui drying

bed. Secondary clarifier berfungsi untuk menjaga tersedianya

konsentrasi lumpur aktif dalam jumlah yang cukup pada bak aerasi,

sehingga derajat pengolahan yang diperlukan dapat dipenuhi

dalam waktu yang tidak dapat ditentukan.

91

Page 92: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

7. Proses filtrasi

Proses filtrasi ini berfungsi untuk menyaring endapan yang terbawa

dan menurunkan kadar besi dan mangan serta menghilangkan bau.

8. Drying Bed

Drying Bed adalah bak pengering lumpur, bak ini menyaring lumpur

yang berasal dari proses kimia. Pada bak ini dilengkapi media batu

kali, batu koral, pasir, ijuk, dan karung goni.Bak ini diatapi oleh atap

transparan sehingga cahaya matahari dapat menembus lumpur.Air

saringannya dialirkan ke bak sedimentasi kimia.

9. Bak Stabilisasi

Bak stabilisasi merupakan bak indikator dari hasil pengolahan air

limbah. Indikator yang digunakan merupakan ikan mas dan lele.

Jika hasil pengolahanlimbah baik, maka ikan akan tetap hidup. Jika

hasil pengolahan buruk, maka ikan akan mati.

10. Flow Meter

Agar hasil pengolahan limbah lebih sempurna maka instalasi

pengolahan air limbah ini dilengkapi dengan flow meter berukuran 2

inchi sehingga air limbah yang diolah setiap harinya dapat

terukur.Penambahan zat-zat kimia ke dalam limbah dilakukan secara

manual. Limbah baik hasil pengolahan yang berbentuk padat, akan

dikirimkan ke PT Wastek untuk mengalami pengolahan lebih lanjut.

Sedangkan limbah cair dibuang ke lingkungan setelah memenuhi

parameter yang digunakan.

9. Departemen Information System

Information System merupakan sistem pendukung proses transaksi yang

terjadi di industri farmasi. Departemen ini bertanggung jawab terhadap semua

sistem komputer yang ada di PT. Guardian Pharmatama untuk menjaga integritas

jaringan dan database, sehingga semua data dari setiap departemen dapat diproses

dengan baik agar dapat memberikan informasi yang diperlukan.

Departemen IS ini dikepalai oleh seorang Manager IS yang membawahi

assistant manager technical support dan assistant manager programmer.

Masingmasing asisten membawahi supervisor dan staff.

Tugas dan tanggung jawab dari departemen IS antara lain;

92

Page 93: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

a. Maintanance yaitu merawat atau menjaga hardware dan software computer

yang digunakan di pabrik.

b. Development yaitu mengembangkan sistem komputer yang telah ada dipabrik.

c. Trouble shooting yaitu memperbaiki kesalahan yang terjadi di pabrik baik

hardware maupun software. Serta membantu user menyelesaikan masalah

yang ada di komputer.

d. Backup data yaitu membuat copy dari databse terakhir, sehingga jika terjadi

kerusakan pada database yang digunakan, backup data dapat digunakan.

e. Mengatur jaringan lokal agar setiap komputer yang masuk dalam jaringan

PT. Guardian Pharmatama memiliki suatu aplikasi program khusus yang lain.

membantu jalannya beberapa transaksi di pabrik yaitu GIS Application dan GIS

report.

10. Departemen PPIC

Departemen PPIC di PT. Guardian Pharmatama dikepalai seorang manager yang

membawahi dua orang assistant manager PPIC, yaitu PPIC I untuk sediaan solid

dan liquid juga PPIC II untuk sediaan semi solid dan makloon (toll

manufacturing), dimana masing-masing membawahi satu orang supervisor

inventory control.

A. Production Planning

Marketing mengeluarkan forecast berdasarkan pada data penjualan

selama 3 bulan terakhir. Dengan mempertimbangkan lewat stok finished

goods yang ada di gudang dan produk WIP (work in process) yang masih

belum masuk gudang dan lead time dari produk tersebut, maka produk yang

perlu diproduksi dapat dikalkulasi dan ditentukan. Lead time merupakan

waktu yang dibutuhkan untuk mengolah suatu produk yaitu sejak bahan awal

keluar dari gudang untuk ditimbang hingga produk jadi masuk gudang. Lead

time untuk suatu produk berbeda-beda.

Rencana produksi dibuat pertama kali lewat estimasi rencana produksi

6 bulanan, kemudian akan dibuat lebih spesifik lagi yaitu rencana produksi

bulanan dan kemudian rencana produksi per minggu sesuai dengan lead time

dari masing masing produk. Rencana produksi bulanan memiliki ketepatan

93

Page 94: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

sekitar 80-90% untuk dijalankan pada proses produksi. Rencana produksi

bulanan ini dikeluarkan satu minggu sebelum bulan berjalan. Rencana

produksi per minggu tersebut akan dibuat semakin spesifik lagi oleh

departemen produksi yaitu rencana produksi harian oleh scheduler dengan

mempertimbangkan lead time produk, satuan batch size, dan tanggal butuh

masuk gudang. Rencana packing bulanan merupakan sebagai penandaan akhir

yang digunakan sebagai panduan barang memasuki gudang dan diberikan

setiap awal bulan. Rencana produksi mingguan memiliki tingkat ketepatan

99% untuk dijalankan sebagai proses produksi. Rencana produksi mingguan

ini disesuaikan dengan kedatangan material yang biasanya dikeluarkan setiap

hari kamis.

Untuk batch file formula pengolahan batch, formula pengemasan

batch, manufacturing direction, dan packaging direction dibuat oleh

departemen R&D formulasi dan salinannya diberikan ke PPIC. Copy MFD

dan PAD diberikan kepada bagian produksi 1 hari sebelum penimbangan dan

FPB dan FKB dibuat 3 salinan yaitu untuk bagian accounting, gudang dan

melekat pada batch file.Batchfile ini dikeluarkan sesuai dengan schedule

harian yang ditentukan oleh bagian produksi (scheduler). Departemen PPIC

bertanggung jawab dalam mengendalikan tenggat waktu proses produksi

dengan tanggal butuh. Tanggal butuh merupakan waktu deadline ketika

produk jadi harus masuk ke gudang.Informasi tersebut diberikan oleh

departemen PPIC ke departemen produksi berupa rencana packing bulanan.

Rencana produksi bulanan akan direkap selama 1 tahun ke dalam GIS

(Guardian Information System).

B. Inventory Control

Pengendalian stok bahan yang ada di gudang dilakukan oleh supervisor

inventory control.Setiap produk yang diproduksi PT. Guardian Pharmatama

telah memiliki bill of material tersendiri.Bill of material adalah dokumen yang

mengandung informasi bahan-bahan baku dan bahan kemas yang dibutuhkan

untuk proses produksi utnuk setiap produk. Berdasarkan bill of material

tersebut dibuat suatu laporan yang mengandung informasi tentang jenis bahan

yang akan dibeli (laporan requirement), jumlah dari bahan tersebut dan waktu

disaat bahan tersebut dibutuhkan. Laporan requirement material tersebut

kemudian diberikan ke departemen purchasing. Laporan tersebut akan ditinjau

94

Page 95: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

oleh purchasing dan akan dibuat ratingnya berdasarkan kualitas dan harga dari

bahan. Hasil tinjauan tersebut akan diberikan kembali ke departemen PPIC dan

berdasarkan hasil rating maka PPIC akan membuat permohonan pembelian

(PP) dan purchasing akan membuat Purchasing Order (PO) ke pemasok.

Laporan material requirement dibuat berdasarkan pertimbangan :

a. Jumlah bahan yang ada di gudang.

b. Outstanding PP atau bahan yang telah dipesan tapi belum sampai.

Supervisor IC juga bertanggung jawab atas review outstanding PP

yaitu jika sales dari produk turun, maka outstanding PP dapat diundur atau

dibatalkan Kemudian supervisor IC juga bertugas untuk memonitor

outstanding PP yaitu memastikan jadwal kedatangan bahan baku sama dengan

waktu kedatangan yang sesungguhnya. Materi atau bahan baku yang

dibutuhkan per produk mengacu pada FPB (Formula Pengolahan Batch) dan

FKB (Formula Pengemasan Batch) yang telah dibuat oleh departemen R&D

(Research and Development). Sedangkan jadwal produksi mempertimbangkan

MFD (Manufacturing Direction) dan PAD (Packaging Direction).

95

Page 96: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

BAB IV

PEMBAHASAN

PT. Guardian Pharmatama sebagai industri farmasi yang telah mendapatkan izin dari

Menteri Kesehatan untuk melakukan kegitan pembuatan bahan obat atau obat. Pengendalian

secara menyeluruh pada pembuatan obat merupakan hal yang sangat esensial untuk

menjamin bahwa konsumen menerima produk obat yang bermutu tinggi. Produk jadi harus

lulus dari serangkaian pengujian, juga mutu dapat dipertanggungjawabkan hingga dikonsumsi

oleh konsumen. Mutu obat tersebut bergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses

produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai, dan personil yang

terlibat. Oleh sebab itu, industri farmasi membutuhkan pedoman sebagai dasar

pengembangan aturan internal sesuai kebutuhan. Pedoman ini mencakup seluruh kegiatan

penerimaan bahan, produksi, pengemasan ulang, pelabelan, pelabelan ulang, pengawasan

mutu, pelulusan, penyimpanan, dan distribusi obat serta pengawasan terkait.

Selama pelaksanaan, proses, hingga terbentuknya bahan obat maupun produk obat,

PT. Guardian Pharmatama telah menerapkan aspek yang telah diatur dalam pedoman Cara

Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Adapun aspek CPOB yang telah diterapkan oleh PT.

Guardian Pharmatama meliputi aspek menejemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas,

peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu,

penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk kembalian,

dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, kualifikasi, dan validasi.

PT. Guardian Phamatama memproduksi obat-obat ethical dan Over the Counter

(OTC). PT. Guardian Pharmatama memproduksi obat dalam bentuk sediaan solid, semisolid,

maupun liquid. Untuk produk steril, antibiotik dan sirup kering, PT. Guardian Pharmatama

melakukan kerjasama dan/atau makloon dengan perusahaan farmasi lainnya. Produk yang

diproduksi oleh PT. Guardian Pharmatama diklasifikasikan bedasarkan efektivitas

farmakologinya antara lain golongan obat anti alergi, anti piretik dan analgetik, antibiotik,

obat kulit, obat saluran pencernaan, obat serebrovaskular, suplemen, vitamin, dan lain-lain.

Kualitas obat yang diproduksi oleh suatu perusahaan farmasi dapat terjamin dan ditingkatkan

kualitasnya melalui penerapan CPOB. Hal tersebut telah dibuktikan dan diterapkan oleh PT.

Guardian Pharmatama yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan ini.

96

Page 97: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

1. Manajemen Mutu

Sebagai industri farmasi, PT. Guardian Pharmatama harus memproduksi obat

dengan cara yang telah ditetapkan agar sesuai dengan tujuan penggunaannya,

memenuhi persyaratan yang ditetapkan, dan tidak menimbulkan resiko yang

membahayakan bagi pasien yang menggunakannya. Untuk mengatasi hal tersebut,

manajemen PT. Guardian Pharmatama bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan

tersebut melalui suatu “Kebijakan Mutu”. Untuk mencapai tujuan mutu secara

konsisten diperlukan sistem manajemen mutu yang sesuai dengan CPOB sebagai

pedoman.

Manajemen mutu memiliki unsur-unsur seperti infrastruktur atau sistem mutu

yang mencakup organisasi, prosedur, proses, dan sumber daya, juga tindakan

sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan

yang tinggi. Sesuai dengan hal tersebut PT. Guardian Pharmatama sebagai industri

farmasi yang berpedoman tehadap CPOB memiliki personil yang berkompeten,

bangunan, sarana, serta peralatan yang memadai dalam menjalankan sistem pemastian

mutu.

2. Personalia

Suatu sumber daya manusia yang berkompeten dapat mendukung suatu

organisasi berjalan dengan baik. PT. Guardian Pharmatama sebagai suatu industri

farmasi berusaha untuk menyediakan personil yang terampil dan terkualifikasi sesuai

dengan keahlian masing-masing.. Karyawan tesebut berasal dari berbagai tingkat

pendidikan.

Berdasarkan CPOB, sebuah industri farmasi sekurang-kurangnya memiliki

tiga orang apoteker, yaitu sebagai manajer produksi, manajer pemastian mutu, dan

manajer pengawasan mutu. Sesuai dengan persyaratan dari CPOB tersebut PT.

Guardian Pharmatama sebagai sebuah industri farmasi telah memenuhi

persyaratannya, walaupun lebih 3 apoteker yang ada di dalam industri tersebut. Hal

ini diperuntukan agar lebih dapat menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan. PT.

Guardian Pharmatama terdiri dari sebelas departemen, yaitu Quality Assurance,

Quality Control Bahan Awal & IPC, Quality Control Bahan Kemas, Technical

Support Service (TSS), Research and Development Analisa dan Registrasi, Research

and Development Formulasi, Production Planning and Inventory Control (PPIC),

Production, Warehouse, Information System, dan Enginering.

97

Page 98: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

PT. Guardian Pharmatama juga menerapkan pelatihan mengenai CPOB untuk

karyawan. Kecakapan setiap karyawan selalu dimonitor oleh masing-masing manajer

pada tiap departemen terkait sehingga kesalahan yang dilakukan oleh karyawan dapat

ditelusuri dan segera diatasi.

3. Bangunan dan Fasilitas

PT. Guardian Pharmatama memiliki bangunan dengan letak, desain dan

konstruksi yang memadai. Desain dan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga

memperkecil resiko terjadinya kekeliruan maupun pencemaran silang. Letak

bangunan dibuat sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran dari lingkungan

sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah, dan air serta dari kegiatan

industri lain yang berdekatan.

Bangunan ruang produksi dibuat saling berhubungan yang dipisahkan dengan

sekat dari kaca bening dan tertutup, sehingga menghindari kontaminasi silang. Pada

lantai, dinding, dan langit-langit di bagian ruang produksi memiliki permukaan yang

rata, halus, kedap air, dan tidak memiliki celah atau sambungan, dan juga sudut tiap

ruangan dibuat melengkung (coving) sehingga debu ditak mudah menumpuk pada

sudut ruangan dan agar debu tersebut lebih mudah dibesihkan. Jalur barang dan jalur

personil juga dipisahkan untuk mencegah kontaminasi.

Area produksi pada PT. Guardian Pharmatama terpisah dengan area

penyimpanan, area pengawasan mutu, dan area pemastian mutu. PT. Guardian

Pharmatama hanya memiliki dua area produksi, yaitu area kelas E (Grey area) dan

area kelas F (Black area) sehingga PT. Guardian Pharmatama hanya dapat

memproduksi sediaan non steril, baik solid, semisolid, maupun liquid. Sedangkan,

sediaan steril dan antibiotika ß-laktam diproduksi dengan cara bekerja sama dengan

perusahaan lain (Toll Manufacturing).

Area penyimpanan di PT. Guardian Pharmatama juga mempunyai mempunyai

kapasitas yang memadai untuk menyimpan berbagai macam bahan kemas, bahan awal

dan produk jadi. Kondisi penyimpanan disesuaikan dengan kebutuhan dan kestabilan

produk, baik suhu maupun kelembaban. Untuk penyimpanan produk psikotropik dan

prekursor disimpan pada ruangan yang terpisah dari produk lain dan dikunci.

4. Peralatan

Peralatan di PT. Guardian Pharmatama telah didesain dan dikonstruksikan

sesuai dengan tujuan penggunaannya. Peralatan mempunyai ukuran yang memadai

serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat sehingga mutu obat terjamin seragam

98

Page 99: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

dari batch ke batch. Peralatan telah dikualifikasi, baik kualifikasi instalasi, kualifikasi

operasional, kualifikasi kinerja, serta dikalibrasi. Kalibrasi peralatan dilakukan secara

berkala sesuai dengan jadwal atau terprogram untuk menjamin keseragaman produk

yang dihasilkan. Pembersihan dan perawatan peralatan untuk mencegah kontaminasi

silang dan penumpukan debu atau kotoran turut menentukan mutu produk yang

dihasilkan. Perawatan alat-alat yang digunakan bekerjasama dengan Departemen

Enginering dimana dibuatkan Program Preventive Maintenance untuk mengatur

jadwal dari perawatan alat-alat yang digunakan.

Peralatan yang digunakan PT. Guardian Pharmatama telah memenuhi

persyaratan CPOB, yaitu terbuat dari stainless steel 316L, kaca, atau bahan inert

untuk mencegah terjadinya reaksi kimia. Peralatan di desain sedemikian rupa

sehingga mudah untuk dibersihkan sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya

kontaminasi silang. Selain itu peralaan juga didesin agar kontak antara produk dengan

personil seminimal mungkin. Peralatan produksi ditempatkan dalam ruang produksi

yang sesuai dan dalam satu ruangan hanya digunakan untuk pengolahan satu macam

produksi pada satu waktu, sehingga resiko tercampur antara komponen obat ataupun

terjadi komunikasi silang dapat dihindarkan. Setiap peralatan mempunyai prosedur

tetap pengoperasian, pembersihan, dan kalibrasi sebagai pedoman untuk

menghasilkan produk obat yang terjamin dari batch ke batch.

5. Sanitasi dan Higiene

Obat digunakan untuk menjaga kesehatan tubuh, sehingga obat tersebut harus

bebas dari segala pencemaran. Sumber pencemaran dapat dibagi dua, yaitu partikulat

asing dan mikroba. Untuk menjaga higienitas tersebut, maka setiap orang yang

memasuki daerah produksi dan laboratorium harus menaati peraturan sanitasi,

termasuk tamu, teknisi, untuk perbaikan dan perawatan, staf manajemen, pemerintah

dan inspektur mutu, tenaga lepas, dan personalia instruktur.

PT. Guardian Pharmatama telah memberikan pelatihan untuk sanitasi dan

higiene dari karyawan. Sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan atau

ruangan, dan peralatan. Pada personalia, higiene diterapkan pada semua karyawan

yang bekerja dalam pabrik, mulai dari adanya pemeriksaan kesehatan sebelum dan

sesudah diterima bekerja sebagai karyawan pabrik secara berkala. Pemeriksaan arutin

yang dilakukan satu tahun sekali meliputi pemeriksaan hematologi, foto torax, serta

pemeriksaan mata khusus untuk karyawan yang memiliki tugas yang berhubungan

99

Page 100: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

dengan visual atau penglihatan dilakukan tes buta warna, karyawan yang memiliki

penyakit infeksi pernafasan, penyakit kulit atau luka tidak boleh bekeja di are

produksi kelas E serta tidak diperbolehkan menangani bahan baku, bahan pengemas,

dan proses pembuatan obat sampai penyakit atau luka sembuh.

Setiap karyawan sebelum memasuki area produksi harus dipastikan telah

mandi dan memakai pakaian kerja yang bersih sesuai dengan tugasnya. Karyawan

produksi pada saat memasuki ruang produksi harus mencuci tangan dengan

desinfektan dan menggunakan pakaian khusus yang bersih dilengkapi dengan penutup

rambut dan sepatu khusus. Untuk tamu disediakan pakaian khusus, kain penutup

rambut, dan sepatu khusus. Karyawan yang akan melakukan proses pengolahan

produk harus menggunakan sarung tangan untuk menghindari kontak langsung antara

tangan dengan bahan baku maupun produk yang dihasilkan.

Sanitasi untuk bangunan atau ruangan, misalnya pada ruangan produksi

dilakukan setiap kali proses produksi berlangsung yang meliputi kebersihan ruang dan

peralatan setiap kali selesai digunakan. Setiap akan memulai proses produksi maka

peralatan dan ruangan harus dilengkapi dengan label bersih dari departemen QC.

Prosedur pembersihan untuk mesin telah tervalidasi. Validasi dilakukan terhadap

produk marker pada setiap mesinnya dan pemeriksaannya dilakukan secara kimia dan

mikrobiologi. Sanitasi ruangan produksi dilakukan setiap hari sesuai dengan prosedur

tetap sanitasi. Guna menjamin kebersihan ruangan produksi disediakan ruang

penyangga yang berfungsi sebagai pembatas antara grey area dan black area. Alur

barang yang akan masuk ruang produksi harus melalui ruang penyangga yang terpisah

dengan ruang penyangga personil. Sistem pest control juga dilakukan dalam rangka

pemeliharaan bangunan untuk menghindari adanya binatang kecil, tikus, lalat, semut,

cicak, atau binatang lainnya dalam bangunan pabrik.

6. Produksi

Departemen produksi di PT. Guardian Pharmatama melaksanakan produksi

sesuai dengan jadwal produksi yang dibuat oleh PPIC berdasarkan forecast bagian

marketing dan stok produk jadi yang tersedia. Produk obat yang dihasilkan oleh PT.

Guardian Pharmatama adalah berupa sediaan non steril antara lain sediaan tablet,

tablet salut selaput, kaplet, kapsul, krim, sirup, suspensi, balsem, dan shampo; serta

sediaan injeksi, produk yang mengandung ß-laktam dan sefalosporin dikerjakan di

tempat toller.

100

Page 101: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Pelaksanaan produksi di PT. Guardian Pharmatama ini mengikuti prosedur

yang tecantum dalam manufacturing direction dan packaging direction yang memuat

semua catatan yang berhubungan dengan produksi seperti penimbangan, prosedur

pengolahan sampai dengan pengemasan. Proses produksi dilakukan dalam ruang dan

kondisi yang telah sesuai dengan persyaratan CPOB, juga system serta peralatan yang

senantiasa divalidasi. Saat produksi skala pabrik pertama kali untuk satu produk,

depatemen R&D, QC, dan produksi bekerja sama untuk menentukan parameter-

parameter untuk mengoptimalkan pembuatan produk tersebut

Proses produksi dilaksanakan oleh operator produksi yang telah mengalami

training terlebih dahulu dan diawasi oleh personil yang kompeten. Penanganan bahan

dan produk jadi, seperti penerimaan dan karantina pengambilan sampel,

penyimpanan, penandaan, penimbangan, pengolahan, pengemasan, hingga distribusi

dilakukan sesuai dengan prosedur atau instruksi tertulis dan dilakukan dokumentasi

dengan pencatatan. Pada saat proses, dilakukan pemeriksaan hasil produk yang

dikenal dengan in process control (IPC) untuk memastikan keseragaman bets dan

keutuhan obat. Prosedur tertulis yang menjelaskan pengambilan sampel, pengujian,

atau pemeriksaan yang dilakukan selama proses pada setiap bets produk, PT.

Guardian Pharmatam melaksanakan sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh

kepala bagian Pemastian Mutu. Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk memantau

hasil dan memvalidasi kinerja operator dari poses produksi yang memungkinkan

menjadi penyebab variasi karakteristik produk dalam proses.

7. Pengawasan Mutu atau Quality Control (QC)

Bagian pengawasan mutu di PT. Guardian Pharmatama terdiri dari bagian

pengawasan mutu bahan awal, bahan kemas dan IPC. Bagian pengawasan mutu bahan

awal telah melaksanakan tugasnya dengan baik dengan melakukan pengujian terhadap

bahan awal sesuai dengan spesifikasi bahan awal, produk antara, produk ruangan dan

produk jadi. Obat yang diproduksi olah PT. Guardian Pharmatama telah memenuhi

beberapa kriteria yang dipersyaratkan dalam CPOB 2012 yaitu:

a. Mengandung bahan aktif sesuai yang dipersyaratkan

b. Bebas dari zat asing

c. Ketersediaan hayati (Bioavaibilitas)

d. Bekerja atau mempunyai efek sesuai yang diinginkan.

101

Page 102: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Bagian pengawasan mutu memiliki wewenang antara lain untuk meluluskan

bahan awal, produk antara, produk ruahan yang sesuai dengan spesifikasinya, atau

menolaknya bila tidak cocok dengan spesifikasinya termasuk bila tidak dibuat

sesuai dengan prosedur yang disetujui dan kondisi yang ditentukan. Namun, untuk

pelulusan akhir suatu produk untuk dijual menjadi tanggung jawab Quality

Assurance. Bagian pengawasan mutu juga berwenang dalam melakukan

pengambilan contoh atau sampel barang yang akan diuji serta dalam hal proses

pengujiannya.

Personil yang bertugas dalam pengambilan sampel memiliki kompetensi dan

pengalaman serta memperoleh pelatihan awal dan berkelanjutan secara teratur

tentang cara pengambilan sampel yang benar. Saat proses produksi berlangsung,

dilakukan In Process Control (IPC) pada setiap tahapan proses produksi. Bagian

pengawasan mutu PT.Guardian Pharmatama telah sesuai dengan CPOB 2012

dimana telah memiliki otoritas tunggal untuk meluluskan atau menolak bahan awal

dan produk jadi tersebut. Selain itu, karena tidak merupakan bagian dari

departemen produksi, maka dapat dipastikan bahwa departemen pengawasan mutu

ini telah berdiri sendiri atau independen. PT. Guardian Pharmatama menggunakan

metode analisis yang dianjurkan dalam FI, USP, GP, BP, JP, dan EP serta

disesuaikan dengan fasilitas analisa yang ada dalam laboratorium dalam hal

pengendalian mutu baku, bahan pengemas, dan produk yang dihasilkan. Metode

analisis tersebut sebelumnya telah divalidasi atau diverifikasi oleh bagian analitical

research and development. Setiap perubahan atau modifikasi pada metode tersebut

harus divalidasi kembali. Alat-alat analisa dikalibrasi secara berkala sesuai dengan

prosedur yang telah baku. Hal yang diharapkan dari pelaksanaan tersebut adalah

bahwa setiap metode setiap metode dan analisa memberikan hasil yang sensitif,

teliti, dan akurat sehingga dapat memberikan data yang sesungguhnya. Maka mutu

bahan baku, bahan kemas, dan produk yang dihasilkan selalu dapat dikontrol sesuai

spesifikasi yang ditentukan.

Secara aspek bangunan, laboratorium pengawasan mutu PT. Guardian

Pharmatama telah memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

2012. Ruangan laboratorium untuk pengujian dibuat terpisah dari ruangan produksi

dan telah dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai untuk menunjang

pemeriksaan secara fisika, kimia, dan mikrobiologi terhadap produk yang diuji.

Semua peralatan laboratorium dikalibrasi sesuai dengan periode yang ditetapkan

102

Page 103: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

dan prosedur yang disetujui. Status kalibrasi ditempelkan pada tiap instrument dan

peralatan laboratorium. Secara aspek personel, tiap karyawan berkewajiban untuk

memakai pakaian pelindung, yaitu jas laboratorium dan alat pengaman seperti

masker dan sarung tangan yang sesuai dengan keperluan tugasnya.

8. Inspeksi diri atau Audit Mutu

Inspeksi diri dau audit mutu merupakan aspek yang penting untuk dilakukan

oleh setiap industri termasuk industri farmasi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan

untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu suatu

perusahaan farmasi telah memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik

(CPOB) 2012 atau belum. Inspeksi diri dan audit mutu dapat mencegah maupun

memperbaiki kekeliruan serta ketidak disiplinan proses produksi sedini mungkin. PT.

Guardian Pharmatama telah melaksanakan inspeksi diri dan audit mutu sesuai dengan

ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) 2012 secara rutin. Program

kegiatan inspeksi diri PT. Guardian Pharmatama dirancang dan dilaksanakan dengan

melibatkan semua pihak yang terkait baik proses produksi, maupun fasilitas dan

infrastrukturnya. Inspeksi diri mencakup aspek manusia, perangkat keras (hardware)

dan perangkat lunak (software) serta mencakup sistem manajemennya.

9. Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk, dan produk

kembalian

Untuk penanganan keluhan produk biasanya keluhan terhadap produk berasal

dari dokter, apotek, maupun pasien. Keluhan tersebut bisa terhadap kualitas produk,

efek yang merugikan, maupun efek terapeutik dari produk tersebut. Keluhan produk

tersebut diterima oleh marketing kemudian disampaikan kepada departemen QA,

kemudian dengan bantuan R&D akan menganalisa produk yang dikeluhkan. Setelah

itu, QA akan memberikan surat jawaban ke marketing yang berisi alasan dan tindak

lanjut terhadap keluhan tersebut. Secara garis besar, pelaksanaan penanganan keluhan

adalah berupa: pendataan (asal keluhan); investigasi, sampel dan sampel pertinggal;

investigasi batch lain; dan kemungkinan pemalsuan.

Penarikan kembali obat jadi dapat berupa penarikan kembali satu atau

beberapa batch atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai distribusi.

Penarikan kembali dilakukan apabila ditemukan adanya produk yang tidak memenuhi

syarat kualitas atau atas dasar penimbangan adanya efek samping yang tidak

103

Page 104: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

diperhitungkan yang merugikan kesehatan. Penarikan kembali seluruh obat jadi

tertentu dapat merupakan tindak lanjut penghentian pembuatan satu jenis obat jadi

yang bersangkutan.

PT. Guardian Pharmatama membagi produk kembalian menjadi dua jenis,

yaitu obat kadaluarsa dan obat yang cacat atau rusak. Produk kembalian diterima PT.

Guardian Pharmatama melalui melalui distributor-distributornya. Pabrik akan

menerima melalui gudang obat jadi. Obat yang diterima akan diperiksa

kelengkapannya, kemudian bagian pengawasan mutu akan melakukan pemeriksaan

sesuai dengan prosedur yang berlaku. Barang yang diterima diperiksa jumlahnya,

nomor batch, dan dibandingkan dengan retained sample (contoh pertinggal). Jika obat

tersebut sudah kadaluarsa maka akan dimusnahkan, sedangkan jika dikembalikan ke

PT. Guardian Pharmatama tiga bulan sebelum tanggal kaadaluarsanya, maka produk

akan diganti dengan produk yang baru. Obat kembalian yang masih memenuhi

spesifikasi dapat dimanfaatkan atau dikembalikan sebagai stock. Jika yang rusak

hanya kemasannya saja, maka akan dilakukan proses pengemasan ulang. Prosedur

pemusnahan harus dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan

kemungkinan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

10. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen untuk

perencanaan, pelaksanaan atau penerapan, penyelidikan atau penerapan dan evaluasi

dalam seluruh aktivitas pembuatan produk/ obat. Dokumentasi merupakan bagian

penting dalam suatu sistem informasi untuk menunjukan bahwa seluruh prosedur dan

persyaratan telah dilaksanakan dengan baik. Sistem dokumentasi harus

menggambarkan secara lengkap dan terperinci bahwa seluruh prosedur, metode,

spesifikasi, instruksi, perencanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh rangkaian

kegiatan pembuatan obat telah dilaksanakan dengan baik, sehingga apabila terjadi

masalah dapat memudahkan dalam proses penelusuran produk tersebut.

Seluruh dokumen dalam rangkaian tahap produksi baik itu dokumen produksi,

dokumen laboratorium mulai dari bahan awal dan bahan kemas, penimbangan, proses

produksi, hasil laboratorium, serta pelaksanaannya dan hal-hal yang menyimpang

dikumpulkan dalam batch record yang disimpan oleh Departemen QA. Seluruh

kegiatan kalibrasi alat dan validasi yang dilakukan selalu didokumentasikan.

Penanganan semua dokumentersebut dilakukan oleh departemen QA.

104

Page 105: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

Dokumentasi di PT. Guardian Pharmatama dilakukan secara manual dan

elektronik. Dokumen elektronik menggunakan program GIS ( Guardian Information

System). Dokumen di PT. Guardian dilihat dari segi pengendalian dibedakan menjadi

dua yaitu dokumen dikendalikan dan dokumen tidak dikendalikan. Semua dokumen

yang berasal dari luar dan semua dokumen elektronik memiliki “master” yang

disimpan oleh pengendalian dokumen. Penggandaan dokumen berasal dari “master”

dokumen.

11. Pembuatan Dan Analisis Berdasarkan Kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,

disetujui dan dikendalikan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat

menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak

tertulis antara pemberi kontrak dan penerima kontrak harus dibuat secara jelas

menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak. Kontrak harus

menyatakan secara jelas prosedur pelulusan setiap bets produk untuk diedarkan yang

menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian pemastian mutu. PT. Guardian

Pharmatama melakukan kontrak pembuatan produk dengan beberapa perusahaan

untuk produk steril, preparat hormon, antibiotik betalaktam dan sefalosporin serta

produk lainnya yang fasilitasnya belum ada di PT. Guardian Pharmatama.

12. Kualifikasi dan Validasi

PT. Guardian Pharmatama telah menerapkan CPOB dalam setiap kegiatannya,

salah satunya adalah melaksanakan validasi. Validasi merupakan suatu tindakan

pembuktian yang sesuai dengan prinsip-prinsip CPOB bahwa prosedur, proses,

peralatan, bahan-bahan, aktivitas, atau sistem telah berfungsi sesuai yang

dipersyaratkan. Validasi ini digunakan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek

kritis dari kegiatan yang dilakukan. Selain itu, validasi juga bertujuan untuk menjamin

bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang konsisten. Oleh karena itu,

diperlukan serangkaian kegiatan untuk melakukan validasi terhadap prosedur tersebut

sehingga proses produksi dapat menghasilkan produk yang berkualitas secara terus

menerus dan reproducible. Setiap enam bulan bagian tim validasi menyusun rencana

validasi induk (RIV). Rencana induk validasi ini mencakup informasi tentang

vasilitas, peralatan atau proses yang akan divalidasi, format dokumen berupa format

protokol, laporan validasi dan jadwal perencanaan pelaksanaan validasi, acuan

105

Page 106: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

dokumen yang digunakan dan struktur organisasi yang melaksanakan kegiatan

validasi tersebut.

Selain melakukan validasi proses, PT. Guardian Pharmatama juga melakukan

validasi pembersihan dan validasi metode analisa. Validasi metode analisa dilakukan

oleh bagian R&D analisa. Selain validasi, PT. Guardian Pharmatama juga melakukan

kualifikasi alat. Kualifikasi alat di PT. Guardian Pharmatama dilakukan oleh masing-

masing departemen. Kualifikasi yang dilakukan diantaranya adalah kualifikasi

instalasi, kualifikasi operasional, dan kualifikasi kinerja. Kualifikasi tersebut

memastikan bahwa alat yang dipasang dapat dioperasikan dengan baik serta telah

mencapai kinerja yang diinginkan.

106

Page 107: laporan pkpa Guardian Pharmatama Citeureup

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan selama PKPA di PT. Guardian

Pharmatama, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Mahasiswa PKPA telah mengetahui tentang peran, fungsi, dan posisi apoteker dalam

industri farmasi khususnya di PT Guardian Pharmatama yang telah sesuai dengan

CPOB 2012.

2. Mahasiswa PKPA telah dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman bekerja di

Departemen RnD Analisis dan Registrasi serta Departemen TSS (Technical Support

Service) yang dapat menjadi bekal untuk terjun sebagai tenaga professional.

3. PT. Guardian Pharmatama telah menerapkan seluruh aspek CPOB yang meliputi

aspek manajemen mutu; personalia; bangunan dan fasilitas; peralatan; sanitasi dan

higiene; produksi; pengawasan mutu; inspeksi diri dan audit mutu; penanganan

keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk kembalian;

dokumentasi; pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak; kualifikasi dan validasi

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan selama PKPA di PT. Guardian

Pharmatama, maka disarankan beberapa hal berikut:

1. Regenerasi personil sebaiknya dilakukan sejak dini (khususnya yang

membutuhkan keterampilan khusus) agar saat personil yang lama berhenti, maka

penggantinya dapat langsung tersedia.

2. Untuk mahasiswa PKPA selanjutnya, sebaiknya ditempatkan di berbagai bagian

secara bergantian selama waktu PKPA (tidak hanya 1 bagian saja selama waktu

PKPA) sehingga dapat benar-benar mengetahui dengan baik mengenai peran dan

tugas apoteker di semua bagian.

107