laporan praktek kerja lapangan apotek lum slsai

71
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI APOTEK NUR AKBAR II SAMARINDA DI SUSUN OLEH : Rabiatul Adawiyah (723901S.08.054) Rahma (723901S.08.056)

Upload: wahyu-chaquw

Post on 25-Jul-2015

738 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI APOTEK NUR AKBAR II

SAMARINDA

DI SUSUN OLEH :

Rabiatul Adawiyah (723901S.08.054)

Rahma (723901S.08.056)

AKADEMI FARMASI SAMARINDA

SAMARINDA

2011

Page 2: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANDI APOTEK NUR AKBAR II SAMARINDA

Samarinda, 31 Maret 2011

Disetujui Oleh :Pembimbing PKL Pembimbing Lahan

Akademi Farmasi Samarinda Apotek Nur Akbar II

Sapri, S. Si NIDON :1117087802

Mengetahui,

dr. Nata SiswantoNIP : 19710201 200312 1 004

Disahkan Oleh:

Akademi Farmasi Samarinda

Direktur,

Risa Supringrum, S.SiNIDON : 1110016801

Page 3: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktik Kerja

Lapangan dan menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan di Apotek Nur Akbar II

Samarinda.

Praktik Kerja Lapangan di Apotek ini adalah salah satu program

pendidikan di tingkat Ahli Madya Farmasi di Akademi Farmasi Samarinda yang

bekerja sama dengan Apotek Nur Akbar II Samarinda. Tujuan Praktik Kerja

Lapangan ini adalah agar mahasiswa mampu menerapkan teori-teori yang

diperoleh dari mata kuliah yang telah di pelajari dibidang kefarmasian. Semoga

Laporan Praktik Kerja Lapangan di Apotek Nur Akbar II dapat memberikan

manfaat bagi pembaca.

Dalam menyelesaikan laporan ini banyak pihak yang memberi bantuan

baik moril maupun materil, sehingga pada kesempatan ini kami menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. selaku Pemilik Apotek Nur Akbar II Samarinda

2. Rika selaku Pembimbing Lahan di Apotek Nur Akbar II Samarinda

3. Sapri, S. Si selaku Pembimbing PKL di Akademi Farmasi Samarinda

4. Risa Supriningrum, S.Si selaku Direktur Akademi Farmasi Samarinda

5. Seluruh Staf Apotek Nur Akbar II Samarinda

6. Semua pihak yang turut membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu

persatu

Page 4: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya kepada kita. Semoga laporan ini bermanfaat untuk menambah wawasan kita

dalam hal pengetahuan tentang kefarmasian umumnya dan pengetahuan tentang

Apotek Nur Akbar II Samarinda khususnya.

Samarinda, 31 2011

Penulis

Page 5: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………….ii

KATA PENGANTAR……………………..…………………………………iii

DAFTAR ISI……………………………..…………………………………..v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………1

B. Tujuan PKL……………………………………………………….2

C. Manfaat PKL……………………………………………………...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Puskesmas…………………………………………….4

B. Azas Puskesmas…………………………………………………..4

C. Kedudukan Puskesmas…………………………………………...6

D. Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan Obat di Puskesmas……8

E. Pengelolaan Obat di Puskesmas…………………………………..12

BAB III KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Data Puskesmas Karang Asam……………………………………34

B. Peran Asisten Apoteker di Puskesmas Karang Asam…………….36

C. Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan di Puskesmas

Karang Asam……………………………………………………...36

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………43

Page 6: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………47

B. Saran………………………………………………………………..47

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….48

Page 7: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Jumlah Kunjungan Tahun 2010 Puskesmas Karang Asam

Kecamatan Sungai Kunjang……………………………………......49

Lampiran 2. Daftar Sepuluh Jumlah Penyakit Terbanyak……………………….50

Lampiran 3. Gambar Puskesmas Karang Asam

Kecamatan Sungai Kunjang………………………………………..51

Lampiran 4. Gambar Ruang Peracikan Obat di Apotek Puskesmas Karang Asam

Kecamatan Sungai Kunjang………………………………………..52

Lampiran 5. Gambar Gudang Farmasi di Puskesmas Karang Asam Kecamatan

Sungai Kunjang…………………………………………………….53

Lampiran 6. Contoh Etiket………………………………………………………54

Lampiran 7. Contoh Kartu Berobat Puskesmas Karang Asam…………………..55

Lampiran 8. Struktur Organisasi Puskesmas Karang Asam Kecamatan Sungai

Kunjang…………………………………………………………….56

Lampiran 9. Laporan LB1 Puskesmas Karang Asam Kecamatan Sungai

Kunjang…………………………………………………………….57

Page 8: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

kefarmasian, serta makin tinggi kesadaran masyarakat dalam meningkatkan

kesehatan, maka dituntut juga kemampuan dan kecakapan para petugas dalam

rangka mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan

pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Dengan demikian pada dasarnya

kaitan tugas pekerjaan Farmasis dalam melangsungkan berbagai proses

kefarmasian, bukannya sekedar membuat obat, melainkan juga menjamin serta

meyakinkan bahwa produk kefarmasian yang diselenggarakan adalah bagian

yang tidak terpisahkan dari proses penyembuhan penyakit yang diderita

pasien. Mengingat kewenangan keprofesian yang dimilikinya, maka dalam

menjalankan tugasnya harus berdasarkan prosedur-prosedur kefarmasian demi

dicapainya produk kerja yang memenuhi : syarat ilmu pengetahuan

kefarmasian, sasaran jenis pekerjaan yang dilakukan serta hasil kerja akhir

yang seragam, tanpa mengurangi pertimbangan keprofesian secara pribadi

(ISFI, 2004).

WHO dalam rapatnya tahun 1997, mengenalkan lahirnya asuhan

kefarmasian. Dimensi pekerjaan profesi farmasis tidak kehilangan bentuk,

tetap menjadi seorang ahli dalam bidang obat. Pasien menikmati layanan

Page 9: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

professional dari seorng farmasis dalam bentuk penjelasan tentang obat,

sehingga pasien memahami program obatnya.

Dengan demikian sebagai seorang Ahli Madya Farmasi dirasa perlu

membekali diri dengan pengetahuan mengenai Apotek. Oleh sebab itu,

pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) apotek bagi mahasiswa Akademi

Farmasi Samarinda sangatlah perlu dilakukan dalam rangka mempersiapkan

diri untuk berperan langsung dalam rangka mempersiapkan diri untuk

berepran langsung dalam pengelolaan apotek sesuai fungsi dan kompetensi

Ahli Madya Farmasi.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana manajemen apotek yang

meliputi pengelolaan obat, pendistribusian, perencanaan, pengadaan,

penerimaan, penyimpanan, dan pelaporan obat di apotek.

2. Untuk bisa lebih terampil dalam membuat sediaan obat terutama pada

bagian peacikan obat, perhitungan dosis, membagikan sediaan obat,

membungkus sediaan obat dan member etiket obat.

C. Manfaat

1. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang teori yang didapat

dengan terjun ke lapangan.

2. Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada iklim kerja

kefarmasian sebenarnya, khususnya di Apotek.

Page 10: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

3. Membangkitkan sifat entrepreneur sehingga suatu saat mampu membaca

dan menggeluti aspek-aspek usaha yang potensial di bidang farmasi.

Page 11: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Apotek

1. Pengertian Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1332/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahan Permenkes

No.922/MENKES/Per/X/1993 tentang dan tata cara pemberian izin

Apotek, pasal 1 ayat 1 : Apotek adalah suatu tempat, tertentu dilakukan

pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek adalah sarana pelayanan

kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker (PP No

51 Tahun 2009). Apotek merupakan suatu sarana pelayanan kefarmasian

dan penyaluran perbekalan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional,

bahan obat tradisional, alat kesehatan, dan kosmetika) kepada masyarakat

(Kepmenkes No.1027/MENKES/SK/IX/2004).

Syarat Apotek

Harus siap dengan tempat, perbekalan farmasi dan perlengkapan

teknis dan administrasi (buku resep, buku SP, Kop surat, Amplop.

Form laporan narkotik/psikotropik, timbangan, lemari narkotik

yang berkunci, lemari es, alat pemadam).

Dapat melayani komoditi selain farma (boleh jual apa saja selain

obat).

Page 12: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Fungsi Apotek

Pengelolaan obat/bahan obat, distribusi dan pelayanan informasi

kepada tenaga kesehatan lain dan masyarakat, termasuk pengamatan

dan pelaporan mengenai khasiat, keamanan, dan mutu obat.

Kewajiban Apotek

Melayani resep dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter

hewan dengan tanggung jawab APA.

Perbekalan farmasi yang tidak memenuhi syarat harus

dimusnahkan dengan membuat beita acara.

Menyediakan perbekalan farmasi yang bermutu dan asbah.

Tidak boleh mengganti obat generic dengan obat paten.

Pasien tidak mampu menebus obat, konsultasi dengan dokter untuk

mengganti dengan obat lain yang memiliki kandungan zat aktif

yang sama.

Member informasi penggunaan atas permintaan masyarakat.

Keharusan apotek

Bila dianggap ada yang keliru, konsultasi pada dokter yang

bersangkutan.

Salinan resep ditandatangani oleh APA.

Resep-resep di apotek disimpan 3 tahun.

Resep-resep boleh diperhatikan pada dokter yang menulis, pasien,

petugas kesehatan, polisi yang memenuhi peraturan yang berlaku

(Hartono, 2003).

Page 13: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

2. Peranan Apotek

Peranan APA diapotek yang terpenting adalah sebagai informasi obat

kepada masyarakat dan segala sesuatu yang ingin diketahuinya. Dengan

pemberian informasi kepada para pasien, maka dapat dijalin hubungan

yang baik sehingga dapat mengurangi atau menghindarkan kemungkinan

yang biasa terjadi yaitu kesalahan penyerahan obat.

3. Pengelolaan Apotek

Pengelolaan apotek meliputi :

Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pencampuran, penyimpanan, dan

penyerahan obat dan bahan obat.

Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan perbekalan farmasi lainnya.

Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi

4. Manajemen Apotek

Manajemen menurut Mery Parker Follet adalah suatu seni. Dalam

bahasa Inggrisnya terkenal dengan kata-kata sebagai berikut :

Art of getting things done through people.

Dalam bahasa Indonesia, manajemen dapat disamakan dengan

pengelolaan, dimana tercakup kemampuan/keterampilan untuk

memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan dengan melibatkan orang

lain.

Jadi seorang manager (menejer) atao pengelola harus memiliki

kemampuan dalam 4 hal, yaitu :

Perencanaan (Planning) = P

Page 14: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Mengorganisir (Organizing) = O

Memimpin (Acuating) = A

Pengawas (Controling) = C (Hartono, 2003)

5. Sarana dan Prasarana Apotek

Berdasarkan Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenli

oleh masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas

tertulis kata apotek. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh

anggota masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat

yang terpisah dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal

ini berguna untuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta

mengurangi resiko kesalahan penyerahan. Masyarakat harus diberi akese

secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk memperoleh informasi

dan konseling.

Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Apotek harus bebas

dari hewan pengerat, serangga. Apotek memiliki suplai listrik yang

konstan, terutama untuk lemari pendingin.

Apotek harus memiliki:

Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.

Tempat untuk memberikan informasi bagi pasien, temasuk

penempatan brosur/materi informasi.

Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan

meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.

Ruang peracikan.

Page 15: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Tempat pencucian alat.

Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan

obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi, terlindung dari

debu, kelembaban dan cahaya yang berlebihan serta diletakkan pada

kondisi ruangan dengan temperature yang telah ditetapkan (Depkes RI,

2006).

6. Kemudahan Apotek

APA, Apoteker Pendamping atau Apoteker pengganti diizinkan

menjual obat keras (Daftar G) tanpa resep yang dinyatakan sebagai

daftar Obat Wajib Apotek (OWA), yang telah ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan.

Bila APA berhalangan hadir dapat menunjukkan Apoteker

Pendampng.

Bila APA lebih dari 3 bulan berhalangan hadir, ditunjuk Apoteker

pengganti.

Bila APA berhalangan 2 tahun terus-menerus maka dapat mengganti

Apoteker (Hartono, 2003)

7. Pelayanan Apotek

Apotek wajib melayani resep Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter Hewan.

Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab Apoteker yaitu

Apoteker pengelola Apotek (APA). Dalam melayani resep harus sesuai

dengan tanggung jawab dan keahlian profesi Apoteker dengan

dilandasi kepentingan masyarakat.

Page 16: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Tenaga farmasis tidak boleh mengganti obat generic dalam resep

dengan obat paten. Bila tidak menebus obat yang tertulis dalam resep

Apoteker wajib konsultasi dengan dokter untuk memilih obat yang

lebih tepat.

Apoteker wajib member informasi yang berkaitan dengan penggunaan

obat yang diserahkan pada pasien. Penggunaan obat yang tepat, aman,

rasional atas permintaan masyarakat.

Bila Apoteker berpendapat ada kekeliruandalam resep atau penulisan

tidak tepat, Apoteker harus memberitahu dokter penulis resep tetap

pada pendirinya, dokter wajib menyatakan secara tertulis atau

membubuhkan tanda tangan yang lazim diatas resep.

Copy resep (salinan resep) harus ditandatangani Apoteker.

Resep harus dirahasiakan dan disimpan baik dalam waktu tiga tahun.

Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter

penulis resep atau yang merawat pasien bersangkutan, petugas lain

yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Di Apotek : Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping atau

Apoteker Pengganti diizinkan menjual obat keras yang termasuk

Daftar Obat Wajib Apotek tanpa resep.

Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugas

pada jam buka apotek, dapat menunjuk Apoteker Pendamping. Apabila

Apoteker Pendamping juga berhalangan dapat menunjuk Apoteker

Page 17: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Pengganti. Penunjukkan tersebut harus dilaporkan kepada Dinas

Kesehatan dengan tembusan kepada Balai Pengawas Obat dan

Makanan setempat.

Bila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugas lebih

dari 2 tahun terus-menerus, SIA atas nama Apoteker bersangkutan

dicabut.

Kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker Pendamping, Apoteker

Pengganti dalam mengelola Apotek, Apoteker Pengelola turut

bertanggung jawab.

Apoteker Pengelola Apotek data dibantu oleh Asisten Apoteker dalam

mengelola apotek.

Asisten Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasiannya di Apotek

harus dibawah pengawasan Apoteker (Hartono, 2003).

8. Pengalihan Tanggung Jawab Pengelola Apotek

Setiap pergantian Apoteker apotek kepada Apoteker pengganti wajib

dilakukan serah terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi

lainnya serta kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika.

Pada serah terima wajib dibuat berita acara sesuai dengan ketentuan

dalam rangkap empat ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Apabila Apoteker Pengelola Apotek meninggal dunia ahli warisnya

dalam jangka 2 x 24 jam wajib melapor secara tertulis kepada Kepala

Dinas Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang olehnya. Apabila

Apotek tidak ada Apoteker Pendamping pelaporan tersebut wajib

Page 18: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

disertai penyerahan resep, narkotika, psikotropika, obat keras dan

kunci tempat penyimpanan dan psikotropika. Penyerahan disertai

berita serah terima (Hartono, 2003).

B. Pelayanan Obat Bebas dan Resep

Pelayanan di apotek meliputi pelayanan obat-obat bebas, resep kontan dan

resep kredit. Obat-obat bebas membutuhkan penentuan dilemari etalasi secara

farmakologis. Karena itu petugas penjual obat-obat bebas harus diberi

pengertian dan pengetahuan tentang khasiat obat.

Resep

Resep adalah permintaan tertulis darii seorang dokter kepada apoteker

untuk membuat dan atau menyerahkan obat kepada pasien. Yang berhak

menulis resep adalah:

1) Dokter

2) Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut

3) Dokter hewan sebatas pengobatan hewan

Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap, apabila resep tidak dapat

dibaca jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menyakan kepada dokter

penulis resep. Resep memuat :

1) Nama, alamat dan nomer izin praktek dokter, doter gigi dan dokter

hewan.

2) Tanggal penulis resep.

3) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulis resep. Nama setiap obat atau

komposisi obat.

Page 19: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

4) Aturan pemakaian obat yang tertulis

5) Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku.

6) Jenis hewan dan beserta nama dan alamat pemiliknya untuk resep

dokter hewan.

7) Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang

mengandung dosis maksimal.

Apograph

Copy resep adalah salinan tertulis dari suatu resep. Istilah lain dari kopi

resep adalah apograph, exemplum. Salinan resep selain memuat

keterangan yang termuat dalam resep asli harus memuat pula:

1) Nama dan alamat apotek

2) Nama dan nomor SIK apoteker pengelola apotek

3) Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek

4) Tanda Det = detur untuk obat yang telah diserahhkan atau tanda ne det

= me detur untuk obat yang belum diserahhkan.

5) Nomor resep dan tanggal pembuatan

Ketentuan mengenai salinan resep yaitu :

1) Salinan resep harus ditandatangani oleh apoteker. Apabila pengelola

apotik berhalangan, penandatanganan atau paraf salinan resep dapat

dilakukan oleh pendamping apoteker atau apoteker pengganti dengan

mencantumkan nama terang dan status bersangkutan.

Page 20: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

2) Resep harus dirahasiakan dan disimpan didalam apotek dengan baik

selama 3 tahun.

3) Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter

penulis resep atau penderita yang berasangkutan, petugas kesehatan,

petugas kehakiman atau kepolisian yang berwenang menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4) Apoteker pengelola apotek, apoteker pendamping atau pengganti

diizinkan menjual obat keras yang disebut Daftar Obat Wajib Apotek

tanpa resep. Daftar obat tersebut ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

(Lestari, 2002).

Tata Cara Penulisan Resep

Proses pengobatan akan berhasil jika resepnya harus rasional sesuai

dengan penyakit dan kondisi pasien. Resep yang baik ditulis lengkap dan

jelas.

Resep yang lengkap menurut SK. Menkes RI Nomor :

26/Menkes/per/1981, Bab III pasal 10, memuat :

1) Nama, alamat dan Nomor Surat Izin Praktek dokter

2) Tanggal penulisan resep

3) Nama setiap obat/komponen obat

4) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep

5) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep

6) Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang

jumlahnya melebihi dosis maksimum

Page 21: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Atau dapat dibedakan menjadi 4 (empat) bagian :

1) Inscription

Bahasa latin yang artinya alamat, isinya dokter (nama, nomor surat

izin praktek, dan alamat), tempat dan tanggal penulisan resep, serta

tanda R/ sebelah kiri (pembuka resep atau incovation).

2) Praescription

Bahasa latin yang artinya perintah atau pesanan atau merupakan inti

resep, ialah bagian resep yang pokok, terdiri dari nama obat, BSO

(bentuk sediaan obat) dan dosis obat.

3) Signatura

Bahasa latin yang artinya tanda yang harus ditulis di etiket obatnya,

terdiri dari nama penderita dan petunjuk mengenai obatnya (biasanya

cara pemakainya).

4) Subscription

Bahasa latin yang artinya tanda tangan atau paraf. Masing-masing

bagian tersebut mempunyai kegunaan penting. Oleh karenanya, apabila

resep tidak lengkap akan mengganggu kelancaran penyediaan obat.

Resep yang jelas adalah tulisannya terbaca. Misalnya nama obatnya

ditulis secara betul dan sempurna/lengkap.

Resep yang tepat, aman dan rasional adalah resep yang memenuhi 6

(enam) tepat ialah sebagai berikut : setelah diagnosanya tepat maka

kemudian memilih obatnya tepat sesuai dengan penyakitnya diberikan

dosis yang tepat dalam bentuk sediaan yang tepat, diberikan pada

Page 22: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

waktu yang tepat dan cara yang tepat untuk penderita yang tepat

(Lestari, 2002).

Bahasa dalam Resep

Dalam menulis resep, bahasa yang digunakan adalah bahasa negeri

sendiri atau bahasa latin. Bahasa latin sampai saat ini masih digunakan

dalam menulis resep khususnya pada bagian siganature, karena bahasa

latin mempunyai beberapa keuntungan antara lain :

Bahasa latin merupakan bahasa yang statis/mati, dimana tidak

mengalami perkembangan/perubahan. Hal ini menjamin tidak akan salah

tafsir sepanjang jaman.

1) Bahasa latin merupakan bahasa dunia untuk ilmu kesehatan sehingga

apabila resep ditulis dengan bahasa latin oleh siapapun dan dimana pun

selalu akan dilayani secara tepat/dimengerti oleh yang terkait (APA).

2) Nama obat yang ditulis dengan bahasa latin tidak akan terjadi salah

tafsir (salah obat).

3) Bahasa latin dapat merahasiakan sesuatu untuk kepentingan penderita.

Singkatan bahasa latin sering digunakan pada bagian signature. Ada

beberapa yang penting, antara lain Cito, Iter dan lain-lain. Penting untuk

diperhatikan adalah cara menyingkat, meletakkan pada resep, dan

digunakan (Lestari, 2002).

C. Obat

Page 23: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan kesehatan dan kotrasepsi (Undang-Undang Kesehatan No. 23

tahun 1992).

Penggolongan Obat

Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat

dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan ekiet obat

bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh : Parasetamol

Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat

keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter,

dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan

etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi

berwarna hitam.

Contoh : CTM.

Obat Keras dan Psikotropika

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan

resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K

dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.

Page 24: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Contoh : Asam Mefenamat

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis

bukan narkotik, yang berkhasiat psikotropika melalui pengaruh selektif

pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada

aktivitas mental dan perilaku.

Contoh : Diazepam, Phenobarbital.

Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.

Contoh : Morfin, Peidin (Depkes RI, 2006).

Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur

Sebelum menggunakan obat, bacalah sifat dan cara pemakaiannya pada

etiket, brosur atau kemasan obat agar penggunaannya tepat dan aman.

Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu dicantumkan :

Nama obat

Komposisi

Indikasi

Informasi cara kerja obat

Aturan pakai

Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas)

Perhatian

Page 25: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

P no.1Awas! Obat Keras

Bacalah aturan memakainya

P no.4Awas! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

P no.2Awas! Obat Keras

Hanya untuk kumur, jangan ditelan

P no.5Awas! Obat KerasTidak boleh ditelan

P no.3Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar badan

P no.6Awas! Obat Keras

Obat wasir, jangan ditelan

Nama produsen

Nomor batch/lot

Nomor registrasi

Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda ijin edar abash yang

diberikan oleh pemerintah pada setiap kemasan obat.

Tanggal kadaluwarsa (Depkes RI, 2006)

Tanda Peringatan

Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas,

berupa empat persegi panjang bewarna hitam berukuran panjang 5 (lima)

sentimeter, lebar 2 (dua) sentimeter dan memuat pemberitahuan berwarna

putih sebagai berikut :

(Depkes RI, 2006).

Cara Pemilihan Obat

Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan :

Page 26: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Gejala atau keluhan penyakit

Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes meliitus

dan lain-lain.

Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu.

Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping, dan

interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brodur obat.

Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat

dengan obat yang sedang diminum.

Untuk pemilihan obat yang tepat dan informasi yang lengkap, tanyakan

kepada Apoteker (Depkes RI, 2006).

Cara Penggunaan Obat

Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus.

Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.

Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,

hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter.

Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.

Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap tanyakan

kepada Apoteker.

Cara Pemakaian Obat yang Tepat

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan

dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran.

a) Petunjuk Pemakaian Obat Oral (pemberian obat melalui mulut)

Adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis, mudah dan aman.

Yang terbaik adalah minum obat dengan segelas air.

Page 27: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Ikuti petunjuk dari profesi pelayanan kesehatan (saat makan atau saat

perut kosong)

Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak

boleh dipecah atau dikunyah.

Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran

untuk ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.

Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter

minta pilihan bentuk sediaan lain (Depkes RI, 2006).

b) Petunjuk Pemakaian Obat Oral untuk Bayi/Anak Balita

Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok

takar dalam kemasan obatnya.

Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang

terasa tidak enak/pahit (Depkes RI, 2006).

c) Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata

Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata)

dan selalu ditutup rapat setelah digunakan.

Untuk glaucoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada

kemasan harus diikuti dengan benar.

Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari

telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka

kantung konjungtiva, obat diteteskan pada kantung konjungtiva, dan

mata ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip.

Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit

Cuci tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar

pada tangan.

Page 28: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

d) Petunjuk Pemakaian Obat Salep Mata

Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata).

Cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata

bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva,

tube salep mata ditekan hingga salep masuk dalam kantung konjungtiva

dan mata ditutup selama 1-2 menit. Mata digerakkan ke kiri-kanan, atas-

bawah.

Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tisu bersih

(jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat.

Cuci tangan untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada

tangan (Depkes RI, 2006).

e) Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung

Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat

dilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja.

Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama

beberapa menit agar obat dapat tersebar di dalam hidung.

Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan dilemparkan diantara dua paha.

Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan

keringkan dengan tisu bersih (Depkes RI, 2006).

f) Petunjuk Pemakaian Obat Semprot Hilang

Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak. Kemudian obat disemprotkan

kedalam lubang hidung sambil menarik napas dengan cepat.

Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha.

Page 29: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi

jangan sampai air masuk ke dalam botol kemudian dikeringkan dengan

tissue bersih (Depkes RI, 2006).

g) Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga

Ujung alat penetes hangan menyentuh benda apapun termasuk telinga.

Cuci tangan sebelum menggunkan obat tetes telinga.

Bersihkan bagian luar telinga dengan “cotton bud”.

Jika sediaan berupa suspense, sediaan harus dikocok terlebih dahulu.

Cara penggunaan adalah penderita berbaring miring dengan telinga yang

akan ditetesi obat menghadap ke atas. Untuk membuat lubang telinga

lurus sehingga mudah ditetesi maka bagi penderita dewasa telinga ditarik

ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi anak-anak telinga ditarik ke

bawah dan ke belakang. Kemudian obat diteteskan dan dibiarkan selama

5 menit.

Bersihkan ujung penetes dengan tisu bersih (Depkes RI, 2006).

h) Petunjuk Pemakaian Obat Suppositoria

Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria

dibasahi dengan air.

Penderita berabring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan

kedalam rektum.

Masukkan suppositoria dengan cara bagian ujung suppositoria didorong

dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rectal; kira-kira ½ - 1

inci pada dewasa.

Page 30: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum

digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit

kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka.

Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih (Depkes

RI, 2006).

i) Petunjuk Pemakaian Obat Krim/Salep Rektal

Bersihkan dan keringkan daerah rectal, kemudian masukkan salep atau

krim secara perlahan ke dalam rectal.

Cara lain adalah dengan menggunakan aplikator. Caranya adalah

aplikator dihubungkan dengan wadah salep/krim yang sudah dibuka,

kemudian dimasukkan ke dalam rectum dan sediaan ditekan sehingga

salep/krim keluar.

Buka aplikator dan cuci bersih dengan air hangat dan sabun.

Setelah penggunaan, tangan penderita dicuci bersih (Depkes RI, 2006).

j) Petunjuk Pemakaian Obat Vagina

Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai

dengan petunjuk penggunaan dari industri penghasil sediaan.

Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya

berkonsultasi terlebih dahulu dengan professional perawatan kesehatan.

Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan

menggunakan aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh

mungkin tanpa dipaksakan dan dibiarkan selama beberapa waktu.

Setelah penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan

sabun dan air hangat (Depkes RI, 2006).

Efek Samping

Page 31: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak

diharapkan yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran

normal pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. Yang perlu

diketahui tentang efek samping adalah :

Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang mungkin

timbul.

Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap dan

apa yang harus dilakukan bila mengalaminya, tanyakan pada Apoteker.

Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatal-gatal,

ruam, mengantuk, mual dan lain-lain.

Penggunaan pbat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui,

lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang

fatal, penggunaan obat harus dibawah pengawasan dokter-Apoteker (Depkes

RI, 2006).

Cara Penyimpanan Obat

Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.

Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau

seperti yang tertera pada kemasan.

Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat

menimbulkan kerusakan.

Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku,

kecuali jika tertulis pada etiket obat.

Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.

Jauhkan dari jangkauan anak-anak (Depkes RI, 2006).

Tanggal Kadaluwarsa

Page 32: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Tanggal kadaluwarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang

dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat.

Tanggal kadaluwarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Obat rusak

merupakan obat yang mengalami perubuhan mutu, seperti :

a) Tablet

Terjadinya perubahan warna, bau dan rasa.

Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak

dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab.

Kaleng atau botol rusak.

b) Tablet Salut

Pecah-pecah, terjadi perubahan warna.

Basah dan lengket satu dengan yang lainnya.

Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik.

c) Kapsul

Perubahan warna isi kapsul.

Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain.

d) Cairan

Menjadi keruh atau timbul endapan

Konsistensi berubah

Warna atau rasa berubah

Botol plastik rusak atau bocor

e) Salep

Warna berubah

Pot atau tube rusak atau bocor

Bau berubah (Depkes RI, 2006)

Page 33: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Dosis

Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan jumlah gram atau

volume dan frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat

badan pasien.

a) Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian.

Contoh :

Tiga kali sehari berarti obat diminm setiap 8 jam sekali.

Obat diminum sebekum atau sesudah makan.

Jika menggunakan obat-obar bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau

brosur/leaflet.

b) Bila terlupa minum obat :

Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hamper

mendekati dosis berikutnya, maka abaikan dosis yg terlupa dan kembali

ke jadwal selanjutnya sesuai aturan.

Jangan menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang

berdekatan (Depkes RI, 2006).

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

a) Kemasan/wadah

Harus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal kadaluarsa

jelas terbaca.

b) Penandaan pada wadah

Baca zat berkhasiat dan manfaatnya.

Baca aturan pemakaiannya, misalnya sebelum atau sesudah makan.

Untuk pncegahan overdosis, jangan minum obat 2 kali dosis bila

sebelumnya lupa minum obat.

Page 34: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Baca kontraindikasinya.

Misalnya :

Tidak boleh diminum oleh ibu hamil/menyusui.

Tidak boleh diminum oleh penderita gagal ginjal.

Baca efek samping yang mungkin timbul.

Baca cara penyimpanannya.

Bila ragu Tanya pada Apoteker.

Bila sakit berlanjut hubungi dokter (Depkes RI, 2006).

D. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek

Perencanaan Pembelian

Setiap pembelian harus dilakukan secara terencana, disesuaikan dengan

kebutuhan pelayanan setempat. Perencanaan pembelian biasanya berdasarkan

obat-obat yang cepat terjual. Jenis obat yang diperlukan dapat dilihat dari buku

defacto baik dari bagian penerimaan resep obat bebas di counter depan maupun

dari gudang, juga dapat melalui kartu stock dan bukti penjualan. Fungsi dari kartu

stock adalah mengontrol obat yang dikeluarkan serta mengontrol obat yang

masuk. Kartu stok dibuat untuk ketertiban administrasi dan untuk perencanaan

pembelian, sedangkan defacto dibuat untuk permintaan pembelian.

Pembelian

Cara melalukan pembelian dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :

a) Pembelian dalam jangka terbatas (Hand to mouth buying)

Pembelian dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu

pendek, misalnya satu minggu. Pembelian ini dilakukan bila modal terbatas

dan PBF berada dalam jarak tidak jauh dari Apotek, misalnya satu kota dan

Page 35: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

selalu siap dapat segera melayani kebutuhan obat dan segera obatnya dapat

dikirim.

b) Pembelian secara spekulasi

Pembelian ini dapat dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari

kebutuhan, dengan harapan aka nada kenaikan harga dalam waktu dekat atau

karena ada diskon atau bonus. Meskipun apabila spekulasinya benar dapat

untung besar, tetapi cara ini mengandung resiko mengenai rusak dan

kadaluwarsa.

c) Pembelian berencana

Cara pembelian ini erat hubungannya dengan pengendalian persediaan

barang. Penawasan stok obat/barang dagangan penting sekali dengan

demikian dapat diketahui nama yang laku keras dan mana yang kurang laku

hal ini dilihat pada kartu stok. Selajnutnya dapat dilakukan perencanaan

pembelian sesuai dengan kebutuhan per item (Anief, 2005).

Tahap-tahap pembelian adalah sebagai berikut :

Persiapan

Pengumpulan data obat-obatan yang maau dipesan dari buku defacto

maupun gudang termasuk oabt baru yang ditawarkan oleh supplier.

Pemesanan

Menyiapkan Sura Pemesanan untuk supplier, sebaiknya minimal

rangkap dua, satu untuk supplier yang harus dilampirkan dengan faktur

pada waktu mengirim barang dan yang satu lagi untuk arsip pembelian

atau petugas gudang untuk mengontrol apakah kiriman barang sesuai

dengan pesanan.

Penerimaan

Page 36: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Petugas yang menerima harus mencocokkan barang dengan faktur

surat pemesanan lembar kedua dari gudang, petugas harus memeriksa

apakah jumlah, merk, nama obat, harga satuan, diskon perhitungannya

benar semua lalu mencatat apabila ada obat dengan kadaluwarsa dalam

buku tersendiri dengan urutan tanggalnya selain itu perlu dicocokkan

dengan nomor batch yang tercantum dalam faktur, untuk mempermudah

pada saat retur barang, baik retur ED.

Penyimpanan

Barang disimpan dalam tempat yang aman, tidak terkena sinar

matahari langsung, bersih dan tidak lembab, disusun sistematis, untuk

insulin, vaksin atau serum yang perlu disimpan dalam lemari es, untuk

bahan yang mudah terbakar disimpan terpisah. Setiap barang diberi kartu

stok.

Pada penyimpanan obat golongan narkotika disimpan dalam lemari

khusus sesuai dengan PERMENKES No. 28/Menkes/per/1978 dan

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Dibuat dari kayu atau bahan lain yang kuat.

Harus mempunyai kunci yang kuat

Almari dibagi menjadi 2 pintu yang berlainan

Apabila ukuran almari kurang dari 40 x 80 x 100 cm maka almari

tersebut harus dibuat dipaku pada tembok atau lantai.

Almari tidak boleh menyimpan barang lain kecuali yang tentukan

oleh menteri.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

Page 37: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, menurukan sampai

menghilangkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan ketergantungan.

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotik yang berkhasiat psikoaktif memalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas

mental dan perilaku (Lestari, 2002).

E. Stock Opname

Stock opname biasanya dilakukan secara berkala yang berfungsi untuk mengetahui

untung rugi perusahaan pada apotek tersebut. Untuk obat narkotika diadakan stock

opname sebulan sekali pada tiap bulan tanggal 1 (satu) bulan berikutnya, untuk

dilaporkan kepada kantor wilayah Departemen Kesehatan daerah tingkat 1. Stock

opname juga dilakukan untuk memenuhi ED sehingga mempermudah dalam

pengembalian retur barang.

F. Perhitungan Nilai (Harga Obat) Persediaan

Harga obat dalam persediaan dapat ditentukan dengan bermacam-macam metode

ialah sebagai berikut :

Metode harga standar, merupakan suatu harga yang ditetapkan lebih dulu untuk

jangka pendek dan bukan untuk jangka panjang.

Metode FIFO = First in first out, yaitu menurut harga pertama dibeli. Jadi

meskipun harga sudah naik, tetap digunakan harga lama pada waktu obat ini

dibeli.

Metode LIFO = Last in first out, yaitu menurut pembelian harga terkahir (Anief,

2005).

Page 38: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

G. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan

Dari faktur disalin dalam buku penerimaan barang, dimana selain ditulis nama

supplier, nama obat, banyaknya, harga satuan, jumlah harga, nomor urut, tanggal.

Setiap hari dijumlah untuk mengetahui berapa banyaknya utang apotik, dari

catatan inilah kita harus waspada jangan sampai jumlah pembelian kita setiap

bulannya melebihi anggaran yang telah ditetapkan, kecuali bila ada kesempatan.

Pelaporan

Laporan narkotik dan psikotropik dilakukan setiap satu bulan sekali ke Dinas

Kesehatan Kota dengan tembusan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan

(BPPOM) dan Dinas Kesehatan Provinsi Setempat.

H. Pemusnahan

Pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan dibidang farmasi karena rusak, hilang

atau kadaluwarsa dilakukan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara yang

lain yang ditetapkan oleh peraturan. Pemusnahan dilakukan dengan cara apoteker

pengelola apotek melaporkan tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota dengan

mencantumkan :

Nama dan alamat apotek

Nama APA

Perincian obat dan perbekalan kesehatan dibidang farmasi yang akan

dimusnahkan

Rencana tanggal dan tempat pemusnahan

Cara pemusnahan

Page 39: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Pemusnahan dilakukan oleh apoteker pengelola apotek dengan sekurang-

kurangnya seorang asisten apoteker yang bersangkutan disaksikan oleh petugas Dinas

Kesehatan Kota. Pada pemusnahan dibuat berita acara pemusnahan sesuai petunjuk

dalam rangkap 5 (lima) dan ditandatangani oleh apoteker pengelola apotek dan Dinas

Kesehatan.

I. Gambaran Umum Apotek Nur Akbar II Samaarinda

Perizinan

Nama Apotek : NUR AKBAR II

Alamat Apotek : Jl. Palang Merah No. 18

Nomor dan Tanggal SIA : No.

Susunan Personalia

Pemilik Sarana Apotek (PSA)

- Nama : Rosita Hafiedz, SE

Apoteker Pengelola Apotek (APA)

- Nama : Rika, S. Farm

- KP : 01.03.1.3.4376

Asisten Apoteker

Zakaria Taddori, Amd. Far

Suzan, Amd. Far

Lorenita Juniar, Amd. Far

Ulfa. N, Amd. Far

Dokter

- dr. H.S Rusdi, Sp A

Page 40: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

BAB III

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Sejarah Apotek

Apotek NUR AKBAR II didirikan pada tahun 2009 berdasarkan PP No. tahun ,

dan terletak dijalan Palang Merah No. 18 Samarinda.

B. Tata Ruang Apotek

Gedung yang ditempati oleh Apotek Nur Akbar II berstatus milik sendiri atas

nama Ibu Rosita Hafiedz, SE selaku pemilik Sarana Apotek di Apotek Nur Akbar II

ini. Ruangan apotek Nur Akbar II hanya mempunyai satu lantai yang terdiri dari

ruang tunggu pasien, ruang etalase, ruang peracikan obat, ruang praktek Dokter

Spesialis Anak, dan WC.

C. Struktur Organisasi

Page 41: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Untuk mencegah tumpang tindih kewajiban serta wewenang maka dengan adanya

suatu struktur organisasi sebuah Apotek akan memperjelas posisi hubungan antar

elemen orang.

Struktur Organisasi Apotek Nur Akbar II

Pemilik Sarana Apotek

Tugas, Kewajiban dan Wewenang :

a) Mengawasi Kinerja Pegawai

b) Keuangan

c) Administrasi umum

Apoteker Pengelola Apotek

Pemilik Sarana Apotek

Asisten 1 Asisten 2 Asisten 3 Asisten 4

Page 42: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Apoteker Pengelola Apotek

Tugas, Kewajiban dan Wewenang :

a) Memimpin semua kegiatan Apotek, antara lain mengelola kegiatan

Kefarmasian serta membina karyawan yang menjadi bawahan apotek.

b) Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan

dan mengembangkan hasil usaha apotek.

c) Mengatur dan mengawasi penyimpanan serta kelengkapan terutama diruang

peracikan.

d) Membina serta member petunjuk teknis Farmasi kepada bawahannya

terutama dalam memberikan informasi kepada pasien.

Asisten Apoteker

a) Mengerjakan sesuai dengan profesinya sebagai Asisten Apoteker, yaitu :

Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari menerima pasien

sampai menyerahkan obat yang diperlukan)

Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat Narkotika, obat

Psikotropika, obat KB, obat Bebas Terbatas dan obat Keras.

Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan tanggal lalu disimpan.

Memelihara kebersihan ruangan peracikan, lemari obat.

b) Dalam hal darurat, dapat menggantikan pekerjaan sebagai kasir dalam

pelayanan obat bebas maupun juru resep.

Tanggung jawab :

Asisten Apoteker bertanggung jawab kepada Apoteker Pengelola Apotek

sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya, artinya bertugas atas

kebenaran segala tugas yang diselesaikannya, tidak boleh ada kesalahan,

kehilangan dan kerusakan.

Page 43: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Wewenang :

Asisten Apoteker berwewenang melaksanakan pelayanan kefarmasian

sesuai dengan petunjuk atau instruksi dari Apoteker Pengelola Apotek dan

semua peraturan perundang-undangan yang berlaku (Anonim, 2003).

D. Kegiatan Apotek

Kegiatan pelayanan di Apotek Nur Akbar II terbagi atas 2 waktu kerja (shift) yaitu

pukul 08.00-15.00 dan pukul 15.00-22.00 WITA. Untuk mendukung kelancaran

kegiatan pelayanan tersebut maka diadakan pembagian jam kerja bagi para karyawan.

Kegiatan pelayanan di Apotek Nur Akbar II meliputi dua bagian yaitu

pelayanan/penjualan obat bebas atau over the counter (OTC) dan pelayanan obat

dengan menggunkan resep. Di apotek Nur Akbar II juga terdapat tempat Dokter

Spesialis Anak, yang setiap senin-sabtu melakukan pelayanan kepada pasien.

E. Pengelolaan Apotek

Selama Apotek Nur Akbar berdiri telah diakukan upaya-upaya pengelolaan

Apotek dengan baik, agar Apotek ini terus berkembang dan dapat bertahan dengan

adanya pesaing-pesaing baru dibidang perapotekan.

Sistem pengelolaan apotek Nur Akbar II sesuai dengan fungsi dan tugas Apotek

meliputi :

Membuat, mengelola, meracik, mengubah bentuk, mencampur obat dan bahan

obat untuk melayani resep Dokter yang praktek di Apotek Nur Akbar II, serta

menyerahkan kepada pasien.

Memberi pelayanan lanngsung tanpa resep khusus untuk obat bebas dan obat

bebas terbatas.

Page 44: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan farmasi, meliputi obat,

bahan obat dan alat-alat kesehatan.

Secara garis besar ada tiga hal yang sangat penting dalam pengelolaan apotek

Nur Akbar II yaitu :

Pengelolaan Umum (Administrasi dan Umum)

Pengelolaan administrasi dan umum di Apotek Nur Akbar II sebagian besar

dilakukan oleh Pemilik Sarana Apotek (PSA) sendiri tetapi ada juga AA yang

membantu, baik dalam penjualan melalui resep maupun obat bebas. Laporan

keuangan kemudian dibukukan dan dibakukan rekapitulasi bulanan dan tahunan.

Pemasukan Apotek Nur Akbar II antara lain berasal dari penjualan obat bebas

(OTC) dan penjualan obat melalui resep. Pengeluaran antara lain untuk

pembelian perbekalan farmasi, pembayaran hutang, gaji karyawan, tunjangan dan

pajak.

Pengelolaan Obat

Perencanaan Barang

Untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pembeli, dilakukan suatu

kegiatan perencanaan barang, tentunya dengan mempeetimbangkan factor-

faktor ekonomis. Barang disini meliputi obat, alat kontrasepsi dan alat-alat

kesehatan yang diperdagangkan oleh Apotek Nur Akbar II. Perencanaan

barang yang akan dilaksanakan perlu mempertimbangkan faktor-faktor

seperti perbekalan farmasi yang laris terjual, obat-obat yang sering

diresepkan oleh dokter dan juga mempertimbangkan diskon serta bonus yang

ditawarkan oleh PBF tertentu.

Pengadaan Barang

Page 45: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Pengadaan barang dilakukan setiap hari dengan order ke PBF melalui

salesman yang datang setiap hari, untuk melaksanakan pengadaan barang di

apotek Nur Akbar II harus diketahui oleh Pemilik Sarana Apotek (PSA),

Apoteker kemudian dilaksanakan oleh asisten Apoteker.

Sebelum melakukan kegiatan pengadaan barang perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a) Stok barang

b) Rencana Anggaran pembelian

c) Daftar harga terakhir

d) Pemilihan PBF yang sesuai dengan pertimbangan diskon jangka waktu

pembayaran, pelayanan yang baik dan tepat waktu serta kualitas barang.

Pada saat penerimaan barang, salesman membawa SP disertai faktur

pembelian sebanyak 4 lembar, dua lembar untuk PBF, satu lembar untuk

penagihan dan satu lembar untuk apotek. Faktur ini dibuat sebagai bukti yang

sah dari pihak kreditur mengenai transaksi penjualan barang, surat pesanan

digunakan untuk mencocokkan barang yang dipesan dengan barang yang

dikirim. Apabila sesuai dengan pemasanan, Apoteker Pengelola Apotek atau

Asisten Apoteker yang menerima menandatangani faktur dan memberi cap

apotek sebagai bukti penerimaan barang kemudian barang di entri kedalam

komputer dan kartu stok agar mempermudah pemantauan distribusi obat.

Untuk barang yang memiliki masa kadaluwarsanya sudah dekat dilakukan

dekat dilakukan perjanjian terlebih dahulu, apakah barang tersebut boleh

dikembalikan atau tidak, dengan waktu pengembalian yang telah ditentukan.

Penyimpanan Barang

Page 46: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Penyimpanan barang di Apotek NUR AKBAR II secara umum digolongkan

menjadi tiga yaitu :

Secara Alphabetis juga dibedakan berdasarkan bentuk sediaan :

Obat Bebas dan Bebas Terbatas

Obat Keras

Syrup Vitamin

Syrup Obat Keras

Obat-obat yang memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu yang dingin

disimpan dalam lemari Es, Misalnya : Suppositoria, Vaksin dan Obat

tertentu.

Obat Narkotika dan Psikotropika, disimpan dalam lemari khusus dan sesuai

dengan ketentuannya.

Penyimpanan persediaaan barang/obat di Apotek NUR AKBAR II

diperuntukkan bagi obat yang pergerakannya cepat ( fast moving ) yaitu obat dan

bahan obat yang paling banyak dan cepat dan terjual dan sering digunakan dan

diresepkan oleh Dokter. Dengan adanya penyimpanan barang, maka persediaan

barang dapat terkontrol sehingga dapat mencegah terjadinya kekosongan. Untuk

sediaan Narkotika dan Psikotropika, disimpan secara terpisah dari bahan lainnya,

yaitu didalam lemari khusus dan selalu dalam keadaan terkunci. Lemari

penyimpaanan tersebut hanya di buka jika terdapat permintaan resep terhadap

obat-obatan tersebut.

Penjualan

Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 280/1980 pasal 24 menyatakan

bahwa harga obat dengan jasa apotek diekan serendah mungkin berdasarkan

struktur harga yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan atas asal usul panitia

Page 47: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

terdiri atas wakil-wakil Dirjen POM, Industri Obat dan lain-lain. Struktur harga

yang ditetapkan oleh Gabungan Pengusaha Farmasi (GPF) dan disetujui oleh

Pemerintah yaitu harga eceran tertinggi kepada konsumen yang tidak boleh

dicampuri oleh pedagang eceran.

Pada prinsipnya pemberian harga obat di Apotek NUR AKBAR II adalah sebagai

berikut :

HJA = B + FK + PPN + BP

Keterangan :

HJA = Harga Jual Apotek

B = Harga Barang

FK = Faktor Keuntungan ( Etical = 30%, OTC = 20 %)

PPN = Pajak 10%

BP = Biaya pelayanan ( service )

Pelayanan Resep Dokter

Resep yang masuk diterima oleh asisten Apoteker kemudian diteliti apakah

obat yang diresepkan tersedia di Apotek atau tidak, jika tersedia maka resep

diberikan harga sesuai dengan harga yang berlaku di Apotek. Di jelaskan obat-

obat yang diresepkan dan kegunaanya. Jika pembeli setuju dengan harga yang

ditawarkan, maka resep dikerjakan kemudian diberi etiket, dan diperiksa lagi oleh

Apoteker Pengelola Apotek dan diserahkan kepada pasien disertai dengan

informasi mengenai aturan penggunaan obat. Bila diminta atau diperlukan copy

resep atau kwitansi pembelian.

Pelayanan Obat wajib Apotek

Apotek NUR AKBAR II juga dapat menyerahkan obat keras tanpa resep

dengan jumlah terbatas yaitu Obat Wajib Apotekyang harus diserahkan Oleh

Page 48: Laporan Praktek Kerja Lapangan Apotek Lum Slsai

Apoteker kemudian data pembeli dicatat dalam buku penggunaan Obat Wajib

Apotek ( OWA ) yang terdiri dari Nama, Alamat, No Telepon , Nama Obat dan

Jumlah. Hal tujuan agar mudah dalam pemantauan penggunaan obat.