laporan praktikum 3
TRANSCRIPT
![Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
ISOLASI DAN PEMURNIAN MIKROBA
OLEH :
NAMA : RINI WIDYAWATI
NIM : H1E108061
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : NOOR HARIYATI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
Oktober, 2010
![Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi
terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri
ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat
dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya (Pradika, 2008).
Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,
maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewati
makanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali
yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai mikroorganisme. Bahan pangan
selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi
perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau perkembangan
mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan
manusia (Penn,1991).
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik di
tanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk
mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan
berbagai mikroba terdapat dalam tubu manusia termasuk dimulut, saluran
pencernaan dan kulit (Sutedjo, 1991).
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur
murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel
tunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena semua metode
![Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/3.jpg)
mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi
mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,
maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993).
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang
ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai
medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan berkembang
biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-
agar. Untuk bakteri heterotrof, medium dilengkapi dengan air, molekul makanan
(misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil yang lebih baik agar
bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu
(Lay,1992).
Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan menyebabkan
perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan dari segi mutu
baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya. Pada
umumnya melibatkan proses fermentasi (bahan pangan) oleh mikroorganisme dan
sebagai contoh adalah keju, yogurt (dari susu), tempe (dari kedelai) dan tape (dari
ubi kayu). Penggunan mikroorganismenya sendiri sebagai sumber protein dan
vitamin bagi konsumsi manusia dan ternak (single cell protein). Kelompok
mikroorganisme yang umumnya berhubungan dengan bahan pangan adalah
bakteri, kapang. Khamir. Fungi, dan virus (Buckle, 1987).
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri
yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi
sebagai medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan
![Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/4.jpg)
berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini
adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof, medium dilengkapi dengan air,
molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil yang
lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih
dahulu (Lay,1992).
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan medium yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorgan-
isme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel,
keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan
berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat,
oksigen, hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar
medium dapat pula ditambahkan faktor-faktor tumbuhan berupa asam amino, vita-
min dan nuleotida. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme dalam bentuk padat, semi padat dan cair. Metode agar-cawan
merupakan metode yang paling sering dipakai. Metode ini telah lama digunakan
dalam penetapan mikroorganisme yang terdapat dalam tanah yang terbawa erosi,
air, air selokan, hasil pertanian dan makanan. Prinsip penetapan jumlah mikroor-
ganisme dalam bahan tersebut adalah sama. Perbedaannya adalah dalam pengam-
bilan dan penanganan contoh, pemilihan media dan lama inkubasi serta kondisi
inkubasi. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa agar harus mengandung
seminimum mungkin senyawa yang mempunyai energi segera tersedia seperti
gula dan protein. Alasannya adalah agar mikroorganisme yang tumbuhnya cepat
tidak mendominasi pertumbuhan pada cawan dan menghambat petumbuhan
![Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/5.jpg)
mikroorganisme yang tumbuhnya lambat walaupun jumlah spesiesnya banyak
(Waluyo, 2005).
Fungi atau jamur biasanya bersifat multiselluler, setiap pertumbuhan jamur
terdiri atas lebih dari satu sel. Namun demikian tiap-tiap sel memiliki kemampuan
untuk tumbuh sendiri oleh karenanya jamur dapat diklasifikasikan sebagai
mikroorganisme. Jamur terdiri atas untaian seperti benang tipis, disebut hifa. Hifa
tumbuh sebagai masa di permukaan atau menembus medium tempat jamur
tersebut tumbuh. Masa hifa disebut misellium (Lim, 1998).
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 - 20
mikron. Biasanya berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri. Terdapat berbagai
macam bentuk ragi dan bentuk seringkali tergantung dari cara pembelahan selnya.
Sel khamir dapat berbentuk lonjong, bentuk batang atau bulat. Sel-sel khamir
sering dijumpai secara tunggal tetapi apabila anak-anak sel tidak dilepaskan dari
induknya setelah pembelahan maka akan terjadi bentuk yang disebut
pseudomisellium. Khamir tidak bergerak, karena itu tidak mempunyai struktur
tambahan di bagian luar selnya seperti flagella. Tipe endospora aseksual yang
tahan panas seperti yang diproduksi oleh bakteri bacillus dan clostridium tidak
dihasilkan oleh khamir (Breed, 1959).
Ada beberapa metode dalam mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir
(mikroorganisme), yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang,
metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang
paling sering digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua
metode ini didsarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme
![Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/6.jpg)
sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya.
(Dwidjoseputro, 1994).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari teknik-teknik isolasi
mikroba dan pemurniannya
![Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 10.45-13.00 WITA, hari Selasa tanggal
12 Oktober 2010. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Lab. Dasar FMIPA
UNLAM, Banjarbaru.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum imi adalah tabung reaksi steril, cawan
petri, vortex mixer, ependorf pipet, pipet volumetrik, lampu sritus, kertas lebel,
alkohol 70%, spritus, aluminium foil, kapas dan karet.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah media nutrient agar,
akuades, sumber bakteri (air sumur, air kemasan, air ledeng, tanah kebun, dan
tanah sampah.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Sampel Air ( isolasi dan pemurnian bakteri)
Langkan kerja pada isolasi pemurniaan bakteri adalah sebagai berikut :
1. Diambil 1 ml sampel air dengan ependorf
2. Diencerkan sampai 10-6 (khusus untuk sampel air kemasan pengenceran
dilakukan samapai 10-3) dan mulut tanubg reaksi dipanaskan terlebih dahulu
dengan api bunsen.
3. Tabung reaksi dimasukkan ke vortex mixer
4. Diambil sampel sebanyak 1 ml dari pengenceran 10-4, dengan sistem doplo.
5. Cawan petri dipanaskan sekelilingnya dengan api
![Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/8.jpg)
6. Dimasukkan sampel dan ditambahakan media sampai memenuhi dasar cawan
7. Diputar cawan petri searah angka delapan
8. Direkatkan cawan petri dengan mengelilingkan plastik penutup pada
sekeliling cawan
9. Dilakukan langakah 4 sampai seterusnya untuk pengenceran 10-5, 106.Cawan-
cawan tersebut diinkubasi selama 2 x 24 jam
10. Dari koloni yang telah terpisah dimurnikan secara goresan. Selanjutnya
dipindahkan ke media agak miring.
2.3.2 Sampel Tanah ( isolasi dan pemurnian jamur)
Langkan kerja pada isolasi pemurniaan jamur adalah sebagai berikut :
1. Dibuat media Potato Dexrose Agar, sebagian dimasukkan ke tabung reaksi @
5 ml untuk media miring, sedangkan sisanya dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer
2. Disterilkan media pada 121°C selam 15 menit
3. Dibuat serangkaian pengenceran sampel tanah dari 10-1-10-6
4. Dari pengenceran tertinggi dimasukkan 1 ml suspensi fungi kedalam cawan
petri steril, diratakan pada dasar cawan dengan digoyangkan
5. Dituang cawan-cawan yang berisi suspensi dengan 10-15 ml dengan media
PDA bersuhu 45 °C, digoyang dengan dibentuk angka delapan dan dibiarkan
memadat
6. Diinkubasi terbalikpada 28 °C selama 2 x 24 jam
7. Dari koloni yang terpisah dimurnikan secara goresan. Selanjutnya
dipindahkan ke media agak miring
![Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Hasil yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Praktikum Isolasi dan Pemurnian Bakteri
No. Gambar ∑ Koloni Bentuk Tepian Warna Elevasi Ket.
1. Air sungai 10-4 (1)
1 bundar licin putih
susu
datar -
2. Air sungai 10-4 (2)
0 - - - -
Terkonta
minasi
fungi
3. Air sungai 10-5 (1)
7
rizoid
bundar
bercabang
licin putih
susu
datar
timbul
-
4. Air sungai 10-5 (2)
3
tdk
beraturan
&
menyebar
bundar
berombak
licin
putih
susu
datar
datar
-
![Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/10.jpg)
No. Gambar ∑ Koloni Bentuk Tepian Warna Elevasi Ket.
5. Air sungai 10-6 (1)
8
tdk
beraturan
&
menyebar
bundar
berlekuk
licin
putih
susu
datar
datar
-
6. Air sungai 10-6 (2)
2
rizoid
bundar
bercabang
licin putih
susu
datar
cembu
ng
-
7. Air kemasan 10-4(1)
1
tdk
beraturan
&
menyebar
siliat putih
susu
datar -
8. Air kemasan 10-4(2)
5
tdk
beraturan
&
menyebar
berlekuk putih
susu
datar -
9. Air kemasan 10-5(1)
1 tdk
beraturan
berombak putih
susu
datar -
10. Air kemasan 10-5(2)
2 rizoid bercabang putih
susu
datar -
![Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/11.jpg)
No. Gambar ∑ Koloni Bentuk Tepian Warna Elevasi Ket.
11. Air kemasan 10-6(1)
0 - - - -
tidak
terkontam
inasi
12. Air kemasan 10-6(2)
0 - - - -
tidak
terkontam
inasi
Tabel 2. Isolasi dan Pemurnian Fungi
No. Gambar ∑
Koloni
Bentuk Tepian Warn
a
Elevasi Ket.
1. Tanah bawah
pohon 10-4 (1)
0 - - - -
terkonta
minasi
bakteri
2. Tanah bawah
pohon 10-4 (2)
0 - - - -
terkonta
minasi
bakteri
3. Tanah bawah
pohon 10-5 (1)
2 berbena
ng-
benang
siliat putih
susu
datar -
![Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/12.jpg)
No. Gambar ∑ Koloni Bentuk Tepian Warna Elevasi Ket.
4. Tanah bawah
pohon 10-5 (2)
1 berbenan
g-benang
siliat putih
susu
datar -
5. Tanah bawah
pohon 10-6 (1)
0 - - - -
terkontam
inasi
bakteri
6. Tanah bawah
pohon 10-6 (2)
0 - - - -
terkontam
inasi
bakteri
7. Tanah sampah 10-4
(1)
0 - - - -
terkontam
inasi
bakteri
8. Tanah sampah 10-4
(2)
0 - - - -
terkontam
inasi
bakteri
![Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/13.jpg)
No. Gambar ∑ Koloni Bentuk Tepian Warna Elevasi Ket.
9. Tanah sampah 10-5
(1)
0 - - - - tidak
tumbuh
10. Tanah sampah 10-5
(2)
0 - - - -
terkontam
inasi
bakteri
11. Tanah sampah 10-6
(1)
0 - - - -
terkontam
inasi
bakteri
12. Tanah sampah 10-6
(2)
0 - - - -
terkontam
inasi
bakteri
1.2 Pembahasan
Isolasi mikroba dilakukan untuk mendapatkan kultur murni atau biakan
murni dari lingkungan. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya
berasal dari pembelaha tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua metode
mikrobiologisnya yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroba,
![Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/14.jpg)
termasuk penelaah ciri-ciri kultur, morfologis, fisiologis maupun seralogis
memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja.
Proses isolasi yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi semua peralatan
yang digunakan harus selalu dalam keadaan steril sehingga dapat diperoleh kultur
murni. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam suatu proses pengisolasian
adalah ketelitian. Sebelum melakukan pengisolasian tangan terlebih dahulu harus
diseterilkan dengan menggunakan alkohol, cawan petri yang akan digunakan
terlebih dahulu harus disterilisasi dalam otoklaf dan bahkan sebelum meletakkan
medium atau sampel ke dalam cawan petri terlebih dahulu juga harus dipanaskan
di atas atau di samping nyala api lampu spritus. Untuk menghindari terjadinya
kontaminasi terhadap medium yang akan digunakan, semua peralatan yang
digunakan dalam membuat medium harus disterilisasi terlebih dahulu. Setelah
medium dibuat medium disimpan dalam erlenmeyer yang ditutup dengan
aluminium foil dan kemudian disimpan dalam refrigerator pada suhu dingin.
Dalam proses pengisolasian, ketika akan menumpahkan medium kedalam cawan
petri mulut labu erlenmeyer terlebih dahulu harus disterilisasi diatas api lampu
spritus, dan ketika menumpah harus selalu dekat dengan nyala api.
Beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara
lain, untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak
plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pen-
genceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator
method). Dari kelima cara teknik isolasi tersebut, pada praktikum yang telah di-
lakukan menggunakan metode pengenceran dan tuang. Metode pengenceran
bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
![Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/15.jpg)
dalam cairan, dengan cara melakukan pengenceran bertingkat terhadap sampel air.
Sedangkan metode tuang adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara mema-
sukkan sampel yang telah diencerkan terlebih dahulu ke dalam cawan petri, kemu-
dian dituangi dengan medium.
Pada isolasi dan pemurnian bakteri yang berada pada air sungai dengan pen-
genceran 10-4 pada pengambilan sampel pertama jumlah koloni 1(satu) dengan
bentuk bundar, tepiannya licin dan berelevasi datar sedangkan pada pengambilan
sampel kedua terjadi kontaminasi. Pada pengenceran 10-5 pada pengambilan sam-
pel pertama jumlah koloni 7 (tujuh) dengan bentuk bundar dan rizoid, tepiannya
licin dan bercabang dengan elevasi datar dan timbul sedangkan pada pengambilan
sampel kedua jumlah koloni 3 (tiga) dengan bentuk bundar, tidak beraturan dan
menyebar, tepiannya licin dan berombak dengan elevasi datar. Pada pengenceran
10-6 pada pengambilan sampel pertama jumlah koloni 8 (delapan) dengan bentuk
bundar, tidak beraturan dan menyebar , tepiannya licin dan bercabang dengan el-
evasi datar sedangkan pada pengambilan sampel kedua jumlah koloni 2 (dua) den-
gan bentuk bundar dan rizoid, tepiannya licin dan tertekuk dengan elevasi datar
dan cembung. Pada air sungai semua bakteri berwarna putih susu.
Pada isolasi dan pemurnian bakteri yang berada pada air kemasan dengan
pengenceran 10-4 pada pengambilan sampel pertama jumlah koloni 1 (satu) dengan
bentuk tidak beraturan dan menyebar, tepiannya siliat dan berelevasi datar sedan-
gkan pada pengambilan sampel kedua jumlah koloni 5 (lima) dengan bentuk tidak
beraturan dan menyebar, tepiannya terlekuk dan berelavasi datar. Pada pen-
genceran 10-5 pada pengambilan sampel pertama jumlah koloni 1 (satu) dengan
bentuk tidak beraturan, tepiannya berombak dengan elevasi datar sedangkan pada
![Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/16.jpg)
pengambilan sampel kedua jumlah koloni 2 (dua) dengan bentuk rizoid, tepi-
annya bercabang dengan elevasi datar. Pada pengenceran 10-6 pada pengambilan
sampel pertama dan kedua mengalami kontaminasi. Pada air kemasan semua bak-
teri berwarna putih susu.
Pada isolasi dan pemurnian fungi dengan menggunakan sampel tanah bawah
pohon dengan pengenceran 10-4 dan 10-6 sampelnya mengalami kontaminasi. Pada
pengenceran 10-5 pada pengambilan sampel pertama jumlah koloni 2 (satu) den-
gan bentuk berbenang-benang, tepiannya silikat dengan elevasi datar sedangkan
pada pengambilan sampel kedua jumlah koloni 1 (satu) dengan bentuk berbenang-
benang, tepiannya silikat dengan elevasi datar. Pada tanah bawah pohon semua
fungi berwarna putih susu. Pada isolasi dan pemurnian fungi yang berada pada
tanah sampah dengan pengenceran 10-4, 10-5 dan 10-6 semuanya mengalami kon-
taminasi bakteri.
Sebenarnya bakteri itu banyak terdapat dan tersebar dialami ini yaitu air,
tanah dan lain-lain begitu halnya dengan fungsi. Mikroorganisme ini hidup di
sembarab tempat saja asalkan sesuai dengan kondisi lingkungan untuk mikroor-
gaisme hidup. Dalam percobaan ini sampel bakteri diambil dari air kemasan dan
air sungai sedangkan sampel fungi diambil dari tanah bawah pohon dan tanah
sampah.
Pada suatu percobaan isolasi dan pemurnian mikroba kadang- kadang ada
yang mengalami suatu kegagalan. Salah satu kegagalan tersebut adalah terjadinya
suatu kontaminasi. Hal ini terjadi karena karena kesalahan praktikan sendiri
misalnya terlalu berbicara pada saat melakukan praktikum dan juga praktikan
yang masuk ke dalam ruang praktikum terlalu banyak. Kontaminasi tidak hanya
![Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/17.jpg)
terjadi pada saat mengisolasi mikroba tapi juga terjadi pada waktu pembuatan
media. Ini terlihat juga pada media control yang juga terkontaminasi.
BAB IV
![Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/18.jpg)
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Beberapa
cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk
mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara
taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran
(dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method).
Sumber-sumber bakteri dan fungi banyak terdapat dan tersebar dialam.
Sumber bakteri yang digunakan pada praktikum ini adalah air kemasan dan air
sungai sedangkan sumber fungi berasal dari tanah sampah dan tanah bawah
pohon.
4.2 Saran
Saat melakukan praktikum hendaknya benar-benar diusahakan agar selalu
dalam kondisi steril, baik keadaan alat/bahan maupun pengerjaannya. Sehingga
dapat diperoleh hasil yang akurat.
![Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM 3](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081718/5571f9bc4979599169904ef4/html5/thumbnails/19.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Breed, R.S., dkk. 1959. Bergeys Manual of Determinative Bacteriology. 7 th ed. Baltimore, The Williams and Wilkins Co.
Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia,Jakarta
Dwidjoseputro, O. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik danProsedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Lay, W. 1992. Mikrobiologi. Rajawali Pers, Jakarta
Lim, D. 1998.Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book. New York.
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University. Milton Keynes, Philadelphia
Pradhika, E. I. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-1-pengenalan-alat.html. Diakses tanggal 12 Oktober 2010.
Sutedjo, dkk. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.