laporan praktikum biologi
DESCRIPTION
Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel HewanTRANSCRIPT
PERBEDAAN SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
Oleh:
Nama : Devi Pramanik Lisnasuri
NIM : J1C112029
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Rudy Hermawan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
BANJARBARU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya organisme kehidupan yang ada di bumi ini terdiri atas banyak
sel. Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Pada
makhluk hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel-sel
itu sendiri, misalnya pertukaran zat dan energi dengan respon terhadap berbagai
rangsangan dari lingkungannya, tumbuh dan berkembang biak pun dilakukan oleh sel
itu sendiri. Sedangkan pada makhluk bersel banyak yang tentunya lebih kompleks,
berbagai fungsi kehidupan itu dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda,
walaupun masih ada fungsi-fungsi kehidupan yang dilakukan oleh semua sel,
misalnya respirasi. Karena itu agar fungsi-fungsi kehidupan berjalan baik maka
masing-masing kelompok sel akan saling bekerja sama(Kimbal, 1999).
Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Istilah selula
digunakan pertama kali oleh Robert Hook pada tahun 1665. Hook menggunakan
istilah tersebut untuk memberi nama pada ruang yang dibatasi oleh dinding yang
dilihatnya pada gabus (Fhan, 1991).
Setelah kurun waktu yang cukup lama, dinding sel dianggap sebagai zat mati
hasil ekskresi zat hidup dalam sel, terbukti dengan ditemukannya bahwa ada satuan
organik antara protoplasma dan dinding sel khususnya pada sel muda, keduanya
bersama-sama merupakan satuan tunggal biologis (Fhan, 1991).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati bentuk-bentuk sel mati
dan bagian-bagian sel yang hidup pada tumbuhan dan hewan serta untuk mengenali
perbedaan antara sel sel tumbuhan dan sel hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel berasal dari kata cella, yang artinya ruang kecil. Sel merupakan unit
terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan fugsi kehidupan. Sel yang ada
dalam makhluk hidup mampu melaksanakan fungsi hidup. Oleh karena itu, sel
disebut juga satuan fungsi hidup. Dalam pengertian sel tidak dapat berdiri sendiri
(Syamsuri, 1999).
Pada teori lama menyatakan sel adalah suatu kesatuan struktural saja dan
makhluk hidup tersusun atas sel sedangkan teori yang baru menyatakan sel adalah
merupakan suatu satuan struktural maupun fungsional dan merupakan penentu sifat
atau faktor genetika dari makhluk hidup, sel merupakan suatu yang berasal dari sel
yang telah ada sebelumnya (Subowo, 1992).
Seorang sarjana bernama Schawann (1839), mengatakan bahwa organisme
tumbuh-tumbuhan dan hewan terdiri atas kumpulan sel-sel. Schawann
mengemukakan “teori sel” yaitu bahwa sel merupakan sebuah organisme baik hewan
maupaun tumbuhan merupakan kumpulan sel atau organisme. Schawann dianggap
sebagai bapak sotologi modern (Subowo, 1998).
Menurut teori yang dikemukakan oleh M.J. Scheleden dan T. Schwan pada
tahun 1839 tentang sel, menurut mereka sel adalah sebagian menganut dasar secara
morfologi dan fungsional. Mengenai pembentukannya, sel berbentuk kristal dan
berwarna putih. Pada tahun berikutnya Virchow menyatakan bahwa sel berasal dari
sel yang telah ada sebelumnya dan terus berkembang (Setijadi, 1981).
Sel sendiri sebagai dasar penyusun suatu organisme yang terdiri dari inti yang
terbungkus oleh membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari
pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel sebelumnya. Sel disirikan oleh
adanya molekul makro sitoplasma sehingga ruang antar selnya kosong (Purnomo,
2003).
Pada bagian luar sel tumbuhan terdapat dinding sel, tetapi pada hewan tidak.
Adanya dinding sel inilah yang menyebabkan sel-sel tumbuhan memiliki sifat keras
dan kaku. Pada tumbuhan, dinding sel berfungsi antara lain untuk melindungi
protoplasma, sebagai penguat tanaman dan mencegah terjadinya dehidrasi.
Komponen utama penyusun dinding sel adalah polisakarida. Dinding sel tumbuhan
muda masih terlihat tipis yang terdiri atas selaput zat pektin. Setelah sel tumbuhan
bertambah tua, maka dinding sel akan menebal dan zat pembentuknya adalah
selulosa. Dinding sel bagian dalam berhubungan langsung dengan membran plasma.
Membran ini bisa terlihat apabila sel berada di dalam larutan yang lebih pekat
daripada larutan dalam sel, sehingga membran plasma akan lepas (Wibowo, 2005).
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan
Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang
dirancangnya sendiri. Kata selberasal dari kata bahasa Latin cellula yang
berarti rongga atau ruangan (Wibowo, 2005).
Pada tahun 1835, sebelum teori Sel merupakan unit organisasi terkecil yang
menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan
seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi (Wibowo, 2005).
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk
semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan
besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri. Sel-
sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-
sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang
sangat rapi (Wibowo, 2005).
Sel mengandung materi genetik yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk
hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada
keturunannya. Sifat-sifat makhluk hidup tergantung pada sifat sel secara individual
(Taryono, 1996).
Berikut adalah bagian-bagian sel beserta fungsinya:
Dinding sel merupakan penyusun sel tumbuhan yang tersusun atas serat-serat
selulosa, bersifat tebal dan kaku untuk membantu mempertahankan bentuk sel
dan melindungi sel dari kerusakan mekanis. Di dinding sel terdapat
plasmodesmata yang berfungsi untuk hubungan dengan sel disebelahnya.
Vakuola adalah suatu rongga yang berisi cairan yang dikelilingi oleh selapis
membran yang disebut tonoplas. Vakuola berisi cairan yang berupa larutan
garam mineral, gula, oksigen, asam organik, CO2, pigmen, enzim dan sisa
metabolime yang lain. Vakuola merupakan organela yang berfungsi untuk
menimbun sisa-sisa metabolisme dan untuk penguraian molekul-molekul
sederhana (berfungsi seperti lisosom). Pada hewan terdapat vakuola tetapi sangat
kecil atau justru tidak terlihat.
Mitokondria adalah organel yang memiliki struktur amat kompleks yang
berfungsi untuk membentuk energi atau disebut “the power house”. Mitokondria
merupakan tempat berlangsungya respirasi aerobik pada tingkat seluler.
Mitokondria memiliki enzim-enzim yang berperanan untuk mengatur daur krebs
yaitu sitokrom.
Kloroplas adalah organel yang berperanan dalam fotosintesis karena adanya
klorofil dan pigmen-pigmen fotosintetik.
Lisosom merupakan organel yang berperanan dalam kegiatan fagositik karena di
dalam lisosom banyak terkandung enzim pencerna hidrolitik seperti protease,
nuklease, lipase, dan fosfatase. Secara umum fungsi lisosom adalah untuk
penguraian molekul-molekul.
Mikrotubulus adalah organel berbentuk benang-benang silindris yang tersusun
atas protein. Mikrotubulus bersifat kaku sehingga berfungsi sebagai ‘rangka sel’
yang berfungsi untukmempertahankan bentuk sel. Pada saat pembelahan,
mikrotubulus berperanan dalam pembelahan dengan menjadi benang-benang
gelendong.
Mikrofilamen adalah organel sejenis mikrotubulus yang tersusun atas protein
aktin dan meiosin. Fungsi dari mikrofilamin adalah dalam pergerakan sel dalam
makhluk hidup tingkat tinggi. Pergerakan atau aliran sitoplasma di atur oleh
mikrofilamen.
Peroksisom merupakan organel yang senantiasa berasosiasi dengan organel lain,
dan banyak mengadnung katalase dan oksidase. Enzim ini akan mengkatalisis
H2O2 yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu lisosom berfungsi untuk perubahan
lemak menjadi karbohidrat seta perubahan purin.
Membran sel merupakan bagian terluar sel hewan yang membatasi isi sel dengan
lingkungan. Organel ini berfungsi sebagai selaput pelindung dan pengontrol
yang bersifat semi permeabel untuk mengendalikan pertukaran zat antara
sitoplasma dengan lingkungan sel. Membran sel tersusun atas selaput lipoprotein
(lipida dan protein).
Sitoplasma/protoplasmma adalah cairan sel yang mengisi ruangan antara
membran sel dengan inti sel. Sitoplasma tersusun atas bahan dasar cair yang
disebut sitosol yang berisi air dan senyawa organik terlarut seperti : garam, asam
lemak, asam amino, gula nukleotida, dan protein. Sitoplasma merupakan
sumber bahan kimia yang penting dan merupakan tempat berlangsungnya
metabolisme tertentu seperti glikolisis, sintesis protein, sintesis asam lemak, dan
sebagainya.
Nukleus adalah organel terbesar yang berbentuk bulat hingga oval, berfungsi
untuk mengendalikan seluruh kegiatan sel. Sel eukariotik memiliki membran
inti/karioteka sementara sel prokariotik tidak memiliki membran inti/karioteka.
Retikulum endoplasma adalah organel yang bertindak sebagai saluran-saluran
dalam sitoplasma yang menghubungkan membran sel dengan nukleus. Fungsi
dari retikulum endoplasma adalah untuk transportasi protein.
Ribosom adalah organel yang terdapat bebas di dalam sitoplasma atau menempel
pada retikulum endoplasma yang tersusun atas protein dan RNA. Ribosom
berfungsi untuk sisntesis protein.
Apparatus golgi adalah organel yang berbentuk seperti kantong pipih yang
berbentuk jala yang terpusat pada salah satu sisi nukleus. Organel ini berfungsi
untuk pengemasan dan sekresi protein.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasatanggal 9 Oktober 2012 pukul
08.00 – 10.00 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam prosedur ini adalah mikroskop, kaca benda,
kaca penutup, cutter/silet, pipet tetes, dan kain flanel.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah penampang
melintang sel gabus batang ubi kayu (Manihot utilissima), rambut buah kapuk (Ceiba
petandra), rambut buah kapas (Gossypium sp.), penampang melintang daun Ficus
Elastica, daun Hydrilla verticillata, selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah
(Allium cepa), preparat jadi otot polos dan preparat jadi sel darah merah/eritrosit.
3.3 Prosedur Kerja
Metode kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Mikroskop, kaca benda dan kaca penutupnya disiapkan pada posisi yang tepat.
2. Masing-masing preparat yang akan diamati disiapkan di bawah mikroskop sesuai
caranya.
3. Bentuk sel, bagian-bagian sel yang hidup diamati dan hasil pengamatan
digambar.
4. Gambar dilengkapi dengan keterangan yang jelas, dibuat hasil pengamatan,
pembahasan dan kesimpulannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar Keterangan
Gambar 1. Sel gabus batang ubi kayu (Manihot
utilissima
Gambar 1. Referensi
Keterangan :
a. Dinding sel
b. Ruang sel
c. Ruang antarsel
a. Rongga sel
b.Gelembung udara
c. Dinding sel
Gambar 2. Rambut buah kapuk (Ceiba
pentandra)
Gambar 2.
Referensi
Gambar 3. Rambut biji kapas (Gossypium sp)
Gambar 3. Referensi
a. Dinding sel
b. Torsi
Gambar 4. Penampang melintang daun Ficus
elastica
Gambar 4. Referensi
a. Inti sel
b. Dinding sel
Gambar 5. Daun Hydrilla verticillata
Gambar 5. Referensi
a. Dinding sel
b. Kloroplas
c. Inti sel
d. Ruang antarsel
Gambar 6. Bawang merah (Allium cepa)
Gambar 6. Referensi
a. Dinding Sel
b. Inti Sel
Bentuk sel heksagonal
dengan inti
Gambar 7. Otot Polos
Gambar 7. Referensi
Gambar 8. Darah Manusia
Gambar 8. Referensi
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Secara umum perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yaitu sel hewan tidak
memiliki dinding sel, tidak memiliki butir plastida, bentuk tidak tetap karena hanya
memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku dan jumlah mitokondria relatif
banyak. Sedangkan pada sel tumbuhan memiliki dinding sel memiliki butir plastida
bentuk tetap ada dinding sel yang terdiri dari selulosa dan jumlah mitokondria relatif
sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastida.
Sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai beberapa perbedaan. Sel tumbuhan
lebih besar daripada sel hewan. Sel tumbuhan mempunyai bentuk yang tetap
sebaliknya pada sel hewan tidak mempunyai bentuk yang tetap.Pada sel tumbuhan
terdapat dinding sel sedangkan pada sel hewan tidak. Sel tumbuhan terdapat klorofil
namun pada sel hewan tidak. Pada sel tumbuhan terdapat vakuola atau rongga sel
yang besar sedangkan pada sel hewan tidak memiliki vakuola, namun pada sel
beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola tapi tidak sebesar yang terdapat pada sel
tumbuhan. Sel tumbuhan menyimpan tenaga dalam bentuk biji kanji sedangkan pada
hewan dalam bentuk glikogen.
Berikut adalah gambaran mengenai perbedaan antara sel hewan dan
tumbuhan:
No
.
Sel Tumbuhan Sel Hewan
1 Memiliki dinding sel Tidak memiliki dinding sel
2 Memiliki plastida Tidak memiliki plastida
3 Tidak memiliki lisosom Memiliki lisosom untuk mencerna
makanan
4 Tidak mempunyai sentriol Mempunyai sentriol
5 Vakuola pada sel muda lebih
kecil dan banyak, dan pada sel
dewasa tunggal dan besar
Vakuola berukuran kecil pada sel
dewasa maupun sel muda
6 Tidak mempunyai flagellata Mempunyai flagellata
7 Memiliki membran sel/plasma
yang terletak di sebelah dalam
dinding sel
Batas terluar sel adalah membran
sel atau membran plasma yang
lembut
8 Diantara dua sel yang
berdekatan terdapat lamela
tengah dan plasmodemata
Tidak terdapat lamela tengah dan
plasmodemata
4.2.2 Perbedaan Sel Hidup dengan Sel Mati
Perbedaan sel hidup dengan sel mati adalah pada struktur dan aktifitas dari
masing-masing sel tersebut. Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peranan
penting dalam metabolism kehidupan dari makhluk hidup, hal itu ditandai dengan
adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil meabolisme
yang berupa bahan ergastik. Sedangkan sel mati adalah sel yang sudah tidak
memiliki peranan dalam proses kelangsungan kehidupan dan hanya berupa dinding
sel. Sel hidup antara lain pada umbi bawang merah, daun hydrilla, daun Ficus
elastica,sel darah merah dan otot polos. Sedangkan sel mati terdapat pada serat
kapuk, kapas, dan empulur ubi kayu.
4.2.3 Penjelasan Sel-Sel pada Percobaan
Pada percobaan ke dua menggunakan 9 jenis preparat yang tentunya memiliki
karakteristik yang berbeda–beda untuk setiap tipenya. Bahan–bahan yang diujikan
yaitu penampang melintang sel gabus batang ubi kayu(Manihot utilissima), rambut
buah kapuk (Ceiba pentandra), rambut biji kapas (Gossypium sp), penampang
melintang daun karet (Ficus elastic), daun Hydrilla verticillata, selaput bagian dalam
umbi lapis bawang merah (Allium cepa), preparat jadi otot polos, dan sel darah
merah/eritrosit.
Pada percobaan kali ini, sebenarnya hanya ada beberapa yang dapat dilihat
oleh kelompok praktikum menggunakan mikroskop, seperti daun Hydrilla
verticilladan rambut biji kapas. Hal ini dikarenakan waktu yang kurang memadai
sehingga pengamatan preparat dibagi-bagi pada setiap kelompok praktikum yang
lain. Gambar yang ditulis pada hasil pengamatan di atas merupakan hasil penelitian
kelompok 1 dan kelompok lain. Namun, disini akan dijelaskan semua walaupun
sebenarnya tidak semua yang diamati.
1. Sel penyusun empulur ubi kayu berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar
sel yang besar. Sel tersebut bersifat mati karena hanya berupa ruang kosong. Sel
empulur tersebut berasal dari jaringan parenkim yang sudah mati. Pada beberapa
tumbuhan, sel empulur dapat berfungsi sebagai penyimpan air (teratai) dan
penyimpan cadangan makanan (sagu).
2. Sel kapas berbentuk memanjang seperti pita. Sel tersebut memiliki puntiran
(torsi) di beberapa bagian, dan tidak memiliki organel-organel di dalam selnya,
sehigga sel kapas merupakan sel mati. Sel tersebut termasuk jenis sel
sklerenkim, yang berfungsi jaringan penguat pada tumbuhan.Serat kapas tumbuh
menutupi seluruh permukaan biji kapas.
3. Sel kapuk seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang, perbedaannya; pada
sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga
sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar. Oleh karena itu sel
kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik digunakan sebagai bahan isolasi.
Serat kapuk banyak digunakan sebagai bahan kasur atau bantal. Serat kapuk
berasal dari sel epidermis dari kulit buah.
4. Sel darah merah berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang
berfungsi mengikat oksigen pada saat transportasi gas, berbentuk bintik-bintik
kecil yang menyebar acak. Menurut peninjauan dibuku bentuknya adalah
bikonkaf. Sel darah merah adalah sel yang hidup karena di dalamnya terdapat
plasma.
5. Struktur otot polos berbentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung
runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagian tengah. Kontraksi pada
otot polos tidak menurut kehendak atau di luar kendali sistem saraf pusat,
gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
6. Sel bawang merah (Alium cepa) terlihat seperti papan-papan atau segi enam
tidak beraturan yang disusun seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang
terletak di tengah sel. Selain itu di di dalam bawang merah terdapat pigmen yang
menyebabkan sel/jaringan berwarna merah (ada yang mengatakan bahwa
pigmen tersebut adalah fikoeritrin, bagi saya hal tersebut masih kurang jelas,
karena pigmen fikoeritrin biasanya terdapat dalam alga seperti pigmen yang lain;
fikosantin, fikobilin dll, mungkin saja pigmen tersebut adalah golongan
karotenoid).
7. Sel hydrilla berbentuk segi empat beraturan yang tersusun seperti batu bata.
Memiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat di dalamnya. Pada daun hydrilla,
dapat pula diamati proses aliran sitoplasma, yaitu pada bagian sel-sel penyusun
ibu tulang daun yang memanjang di tengah-tengah daun. Pada hydrilla juga
terdapat trikoma yang berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebih.
8. Pada daun ficus elastica (karet), yang diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 40X terlihat jaringan parenkim berupa parenkim palisade dan bunga
karang. Parenkim palisade memiliki bentuk sel yang panjang, tegak dan terdapat
kloroplas. Karena mengandung banyak kloroplas parenkim palisade sangat
bermanfaat bagi berlangsungnya fotosintesis (sintesa karbohidrat). Di dalam
kloroplas sering terdapat butir-butir tepung asimilasi. Parenkim bunga karang
terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk hampir bulat dengan ruang antarsel yang
ukurannya relatif besar. Jaringan palisade masing-masing selnya mempunyai
sitoplasma.
Sel mati dari keseluruhan preparat yang telah diamati tadi adalah sel rambut biji
kapuk, sel rambut kapas, dan sel gabus batang ubi kayu.
Preparat yang digunakan dalam percobaan ini adalah preparat basah, yaitu
preparat yang dibuat ketika penelitian berlangsung, yaitu dengan cara memotong
bahan yang akan diamati setipis mungkin, kemudian ditaruh di kaca obyektif,
kemudian ditetesi air dan ditutup dengan kaca penutup yang berukuran kecil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap sel pada makhluk hidup memiliki bentuk dan fungsinya masing-masing.
2. Sel dikatakan hidup apabila mengadakan proses–proses seperti oksidasi,
metabolisme dan proses lainnya serta masih diselubungi oleh membran dan
sitoplasma. Sedangkan sel mati hanya berupa ruang kosong yang dibatasi oleh
dinding sel.
3. Antara sel tumbuihan dan hewan memiliki karakteristik yang berbeda–beda
dalam hal bentuk, struktur dan organel–organelnya.Perbedaan yang khas antara
sel tumbuhan dan sel hewan adalah ada tidaknya dinding sel pada sel tersebut.
5.2 Saran
Saran saya untuk praktikumselanjutnya adalah praktikan dapat menguasai
bahan dengan baik serta gunakanlah peralatan laboratorium dengan hati-hati.Dalam
melakukan percobaan ini sebaiknya praktikan membuat sediaan dengan cara
memotong setipis-tipisnya, sehingga didapatkan gambaran mikroskopik sel yang
jelas, selain itu juga diperlukan ketelitian dan kecermatan agar didapat hasil yang
sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Bentuk Sel Tumbuhan dan Hewan.http://www.sarjanaku.com/2010/10/bentuk-sel-tumbuhan-dan-hewan.htmldiakses pada tanggal 10 Oktober 2012
Kimball, J.W. 1999. Biologi. Erlangga: Jakarta
Subowo. 1992. Histologi Umum.Bumi Aksara: Jakarta.
Subowo. 1998. Biologi Sel. Angkasa: Bandung.
Suryani, 2011. Laporan Praktikum Anatomi Daun.http://suryanieti.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-antum-anatomi-daun.htmldiakses pada tanggal 10 Oktober 2012
Syamsuri. 1997. Biologi Umum. Erlangga: Jakarta.
Wibowo, Y. 2005. Struktur Sel Tumbuhan dan Hewan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta