laporan praktikum bu ristina

49
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN I UJI KARBOHIDRAT PERCOBAAN II UJI PROTEIN DAN LIPID OLEH : NAMA : CECEP MUHAMMAD NM NIM : KHG.C10006 PROG. STUDI : SI KEPERAWATAN KELOMPOK : II

Upload: amhar-syukur-rizki

Post on 12-Aug-2015

226 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Bu Ristina

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN I UJI KARBOHIDRAT

PERCOBAAN II UJI PROTEIN DAN LIPID

 

 

OLEH :

 

NAMA : CECEP MUHAMMAD NM

 

NIM : KHG.C10006

 

PROG. STUDI : SI KEPERAWATAN

  

KELOMPOK : II

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KARSA HUSADA GARUT

2010

Page 2: Laporan Praktikum Bu Ristina

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya kami

dapat menyelesaikan tugas kami dalam praktikum biokimia tentang “analisis kualitatif

karbohidrat dan reaksi uji terhadap protein dan lipid”.

Kami ucapakan banyak terima kasih kepada kelompok kami karena atas kerja samanya

tugas ini dapat selesai dan kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen kami yang telah

memberikan bimbingannya kepada kami, karena tanpa bimbingannya kami tidak akan bisa

mengerjakan tugas ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini kami belum bisa memberikan yang terbaik tapi

mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami sebagai penyusun dan

umumnya bagi teman-teman.

Ada peribahasa mengatakan tiada gading yang tak retak, kami menyadari atas

kekurangan pembuatan makalah ini maka kritik dan saran pembaca maupun dosen yang

sifatnya membangun, kami terima dengan lapang dada demi membuat makalah ini lebih

sempurna.

Garut , Desember 2010

Penulis

Page 3: Laporan Praktikum Bu Ristina

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Masalah

C. Sistematika

BAB II PEMBAHASAN

Percobaan I : Analisis Kualitatif Karbohidrat

Percobaan II : Analisis Kualitataif Protein dan Lipid

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Laporan Praktikum Bu Ristina

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karbohidrat merupakan zat makanan yang banyak menghasilkan energi yang

diperlukan tubuh. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfuungsi dalam

penyediaan bahan pembentuk protein dan lemak serta menjaga keseimbangan asam

dan basa. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,

hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat

adalah penghasil energi didalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi

akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi

(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk

menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantungdan otot

serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.

Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam

makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke

dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang

bekerja pada tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin adalah beton, maka protein

struktural adalah dinding batu-batanya. Beberapa protein struktural, fibrous protein,

berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh dan -keratin yang terdapat pada

kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan protein struktural lain ada juga yang berfungsi

sebagai perekat, seperti kolagen.

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana membandingkan karbohidrat dan protein

Mengamati bagaimana ciri-ciri karbohidrat dan protein

C. Sistematik

Kata Pengantar

Daftar Isi

Pendahuluan

Pembahasan

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 5: Laporan Praktikum Bu Ristina

BAB II

ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

A.  Tujuan Percobaan

1. Mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan beberapa

reagen uji.

2. Mengetahui perubahan waarna yang terjadi.

3. Membuktikan teori mengenai pengujian karbohidrat, protein dan lipid.

B. Prinsip Dasar

Gula sederhana dan zat-zat yang dengan hidrolisis menghasilkan gulas sederhana

disebut karbohidrat. Aslinya nama karbohidrat digunakan karena kompoposi

kebayanyakan gula, pati, dan selulosa berpadanan dengan hidrat hipotetis dari karbon,

Harga x dan y dapat berjangka antara 3 sampai ribuan. Suatu pengelompokkan yang luas

dari sejumlah besar karbohidrat, terdiri dari sekitar setengah lusin kelas utama, dengan

barangkali 40 subkelas. Pada umumnya, semua karbohidrat disebut sakarida (Yunani,

sacbaron, gula). Pembahasan akan dibatasi pada zat berikut: (1) monosakarida, yang

tidak dapat dihidrolisis; (2) disakarida, yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul

monosakarida; dan (3) polisakarida, yang membentuk banyak molekul monosakarida

dengan hidrolisis.

Diantara monosakarida yang terpenting terdapat molekul yang mengandung enam

atom karbon, yang kenal dengan nama heksosa, C6H12O6 Bila suatu heksosa mengandung

suatu gugus aldehida, senyawaan itu dikenal sebagai suatu aldoheksosa; jika mengandung

suatu gugus keton, disebut ketoheksosa Heksosa adalah zat manis, kristalin dan larut yang

terdapat dalam madu dan buah matang karbohidrat yang terhidrolisis dan menghasilkan

heksosa adalah gula tebu, gula gandum, gula susu, pati dan selulosa.

Gambar molekul monosakarida adalah sebagai berikut: Sukrosa (gula tebu),

maltosa (gula gandum) dan laktosa (gula susu) merupakan anggota penting dari grup

disakarida, C12H22O11. Seperti dinyatakan oleh namanya, tiap molekul gula ini terdiri dari

dua satuan monosakarida Dapat dibanyangkan bahwa satuan-satuan ini dihubungkan satu

sama lain oleh ikatan-ikatan yang dihasilkan dari eliminasi (pembuangan) sebuah molekul

air (Pudjaatmaka, 1992:409-412).

Page 6: Laporan Praktikum Bu Ristina

Terdapat 4 kumpulan utama molekul biologi yang besar, iaitu karbohidrat,

lemak, protein dan asid nukleik. Kebanyakan makromolekul adalah polimer, terbina

daripada satu unit (monomer) yang banyak. Karbohidrat memainkan peranan sebagai

pembekal tenaga (bahanapi) dan juga untuk pembinaan sel-sel organisme. Lipid adalah

molekul hidrofobik yang sangat luas ciri-cirinya. Protein pula mempunyai berbagai

struktur, lalu menghasilkan kepelbagaian fungsi sementara asid nukleik mempunyai tugas

yang tidak berbelah-bagi: menyimpan dan memancarkan maklumat perwarisan.

Fungsi utama karbohidrat, adalah sebagai sumber tenaga untuk sel. Contohnya,

1g karbohidrat berupaya membebaskan 17 kilojoule (kJ) tenaga.

Karbohidrat adalah sebutan umum untuk molekul yang terdiri daripada karbon,

hydrogen dan oksigen dengan setaip satu unsur berada pada nisbah 1:2:1. Dengan itu,

cara menulis formula untuk karbohidrat ialah (CH2O)n, dimana n ialah bilangan karbon

pada rangka molekul tersebut. Daripada formula ini dapat difahami kenapa kumpulan

makromolekul ini di panggil ‘karbohidrat’ yang memberi makna karbon dan air.

Karbohidrat merupakan hasil alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Karena senyawa ini merupakan makanan pokok bagi manusia. Pembentukkan karbohidrat

pada alam terjadi dalam tumbuh-tumbuhan yang dikenal dengan istilah fotosintesis.

Karbohidrat terbagi atas beberapa golongan yaitu:

Monosakarida, yang umumnya mempunyai 5 atom C seperti ribose, araribosa,

ksilosa, dan yang mempunyai 6 atom C seperti glukosa, mannose, galaktosa dan fruktosa.

Disakarida, yang disusun oleh dua molekul monosakarida seperti sukrosa, laktosa, dan

maltosa.

Polisakarida, yang disusun oleh banyak sekali molekul monosakarida seperti

amilun dan selulosa

Glikosida, yaitu molekul monosakarida yang berikatan dengan molekul bukan

gula, molekul bukan gula ini dinamakan aglikon dan umumnya merupakan senyawa

aromatik.

C. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1.   Alat    :

1. Tabung reaksi

2. Gelas ukur 100 mL

3. Rak tabung

Page 7: Laporan Praktikum Bu Ristina

4. Pipet tetes

5. Penangas air

6. Gegep kayu

7. Keping tetes

2.   Bahan :

1. Larutan glukosa 0,1 M

2. Larutan sukrosa 0,1 M

3. Larutan galaktosa 0,1 M

4. Pati 1℅(Amilum)

5. Larutan molisch

6. Larutan benedict

7. Larutan seliwanof

8. Iodium 0,05 M

D. Prosedur Kerja

1. Uji Molisch

Uji molisch adalah uji umum untuk karbohidrat walaupun hasilnya bukan hasil reaksi

yang spesifik untuk karbohidrat. Hasil yang negatif merupakan petunjuk yang jelas tidak

adanya karbohidrat dalam sampel.

Pereaksi :

Molisch : larutan 10 g α-naftol dalam 100 ml etanol 95%.

Prosedur :

1. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch ke dalam 1 mL larutan karbohidrat, kocok

pelan-pelan.

2. Tambahkan 1 mL asam sulfat pekat melalui dinding dalam tabung yang dimiringkan.

3. Terjadinya warna dalam bidang batas antara ke dua lapisan cairan menunjukan reaksi

positif.

4. Ulangi prosedur di atas untuk semua sampel yang tersedia dan bandingkan dengan

sampel yang bukan karbohidrat ( misanya larutan protein atau lipid).

Page 8: Laporan Praktikum Bu Ristina

2. Uji Benedict

Uji benedict berdasarkan pada reduksi dari Cu2+ menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang

mempunyai gugus aldehid atau keton bebas ( gula pereduksi). Disakarida seperti maltosa dan

laktosa dapat mereduksi larutan benedict karena memiliki gugus keton bebas.

Pereaksi :

Benedict : 175 g Natrium Sitrat dan 100 g Na2CO3 anhidrat dilarutkan dalam 100 mL

aquades. Tambahkan 17,3 g tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100mL

aquades. Volume total dibuat menjadi 1000 mL dengan penambahan air.

Prosedur :

1. Tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat pada tabung reaksi yang telah di isi 2 mL

reagen benedict, lalu kocok. Tempatkan tabung dalam penangas air mendidih

selama beberapa menit. , biarkan sampai dingin. Amati perubahan warna dan

perhatikan apakah terbentuk endapan atau tidak.

2. Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi positif.

3. Untuk melihat limit deteksi uji benedict dapat dilakukan pengujian pada larutan

glukosa 0,1 M di encerkan 2 kali, 10 kali, 50 kali dan 100 kali.

3. Uji Seliwanof

Uji seliwanof merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan ketosa. Disakarida

sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa memberi reaksi positif

dengan uji seliwanof. Glukosa dan karbohidrat lain dalam jumlah banyak dapat juga

memberi warna yang sama.

Pereaksi :

Seliwanof : larutkan 0,05 g resolsinol dalam 100 mL HCL encer ( HCL : air 1: 2)

Prosedur :

1. Kedalam tabung reaksi yang telah di isi dengan 2 mL larutan seliwanof

tambahkan beberapa tetes larutan fruktosa 0,1 M. Panaskan tabung tersebut

dalam air mendidih selama 60 detik.

2. Terjadinya perubahan warna merah dan endapan menunjukan reaksi positif untuk

keton, bila endapan di larutkan dalam alkohol terjadi larutan warna merah.

Page 9: Laporan Praktikum Bu Ristina

4. Uji Iodium Pati

Pati dengan iodium akan membentuk kompleks berwarna biru. Dextrin dengan

iodium akan menghasilkan warna merah anggur.

Pereaksi :

Iodium 0,5 M : larutan 10 g Kl dalam satu liter air kemudian tambahkan 2,5 g iodium dan

aduk.

Prosedur :

1. pada keping tetes, tambahkan satu tetes keping iodium pada satu tetes larutan pati 1%

segera amati warna yang terjadi.

E. Hasil pengamatan

1. Uji molisch

Sampel Hasil Pengujian

1. Larutan glukosa 0,1 M

2. Larutan sukrosa 0,1 M

3. Larutan galaktosa 0,1 M

4. Pati 1℅

Cincin Merah keunguan

Cincin keunguan

Cincin keunguan

Cincin ungu

2. Uji benedict

 

Sampel Setelah diberi reagen

benedict

Setelah

dipanaskan

Endapan

Larutan glukosa 0,1

M

Biru muda jernih Warna

tidak

berudah

Endapan kehijauan

Larutan sukrosa 0,1

M

Biru muda jernih Warana

tidak

berubah

Tidak ada endapan

Larutan galaktosa

0,1 M

Biru muda jernih Warana

tidak

berubah

Endapan kehijauan

Page 10: Laporan Praktikum Bu Ristina

Pati 1℅

Biru muda jernih Warana

tidak

berubah

Tidak ada endapan

3. Uji saliwanof

Sampel Sebelum

pemanasan

Setelah pemanasan

Larutan glukosa 0,1 M

Larutan sukrosa 0,1 M

Larutan galaktosa 0,1 M

Pati 1℅

Jernih /bening

Jernih /bening

Jernih /bening

Jernih /bening

Tidak terjadi perubahan warna (-)

Kuning kemerahan (+)

Tidak terjadi perubahan warna (-)

4. Uji iodium pati

Sampel Hasil

Larutan glukosa 0,1 M

Larutan sukrosa 0,1 M

Larutan galaktosa 0,1 M

Pati 1℅

Kuning (-)

Kuning (-)

Kuning (-)

Merah anggur (+)

F. PEMBAHASAN

1. Uji molisch

Uji molisch adalah uji umum untuk karbohidrat,uji ini sangat efektif untuk

senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furtural atau

senyawa furtural yang tersubsidi seperti hidroksimetil furtural. Pada uji molisch, hasil

uji menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji adalah karbohidrat. Pereaksi molisch

membentuk cincin yaitu pada larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan

pati menghasilkan cincin berwarna ungu hal ini menunjukkan bahwa uji molish

sangat spesifik untuk membuktikan adanya golongan monosakarida, disakarida dan

polisakaida pada larutan karbohidrat.

2. Uji Beneditct

Page 11: Laporan Praktikum Bu Ristina

Uji benedict berdasarkan reduksi CU++ menjadi CU+.pada proses kupri

dalam suasana alkalis biasanya ditambah zat pengkompleks seperti citrate pada

larutan benedict atau larutan fehling untuk mencegah pengendapan Cu(OH)2 atau

CuO dalam natrium hidroksida. Pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh

fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis sukrosa

dan pati menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam

bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah

kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat

mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan

hasil reaksi positif dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh

glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga

pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang

dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat

mereduksi pereaksi benedict. Pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka

pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna

hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.

Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi

sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara

polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi

dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan

monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar

monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih

kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida. Pada tabel 3. terlihat bahwa

monosakarida menunjukkan kereaktifan yang lebih besar daripada disakarida maupun

polisakarida. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa uji barfoed digunakan untuk

membedakan reaktifita antara monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

3. Uji saliwanof

Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton, adanya gugus keton tersebut

dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Jika karbohidrat yang mengandung gugus

keton direaksikan dengan seliwanoff akan menunjukkan warna merah sebagai reaksi

positifnya.

Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang

sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses

Page 12: Laporan Praktikum Bu Ristina

pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa oleh asam

klorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metil furfural.

Pada percobaan II laktosa, amilum, dan kanji, masing-masing di tambah

seliwanof tidak ada perubahan dan yang sukrosa di tambah seliwanof menjadi warna

orange.

4. Uji iod

Pada uji iod, terlihat pada tabel.7 hanya pati lah yang menunjukkan reaksi

positif bila direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati,

terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan

konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat

membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya,

sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.

G. KESIMPULAN

1. Uji molisch

Dari percobaan uji molisch dapat disimpulkan bahwa setelah larutan tersebut diberi

reagen molisch dan H2SO4 (P) maka larutan tersebut mengandung karbohidrat

2. Uji Benedich

Dari percobaan uji benedich maka dapat disimpulkan bahwa kelima larutan tersebut dapat

mereduksi karena memiliki gugus aldehid.

3. Uji Seliwanof

Uji seliwanof digunakan untuk membedakan zat karbohidrat sukrosa dan fruktosa dimana

akan menghasilkan warna orange.

4. Uji Iodin

Dengan Penambahan amylum pada air,HCL dan NaOH lalu ditambah dengan iodine akan

terjadi warna biru tua.jadi dapat disimpulkan bahwa sample tersebut memiliki amylum

(bersifat spesifik) yang sangat kuat.

Page 13: Laporan Praktikum Bu Ristina

TUGAS PENDAHULUAN

1. Uji karbohidrat secara teoris

2. Gambarkan rumus struktur dari sukrosa, laktosa, maltosa, fruktosa, galaktosa, dan

glukosa.

3. Salin skema pengujian karbohidrat dan atas dan tempatkan : amilum, dextran,

sukrosa, laktosa, maltosa, fruktosa, galaktosa dan glukosa.

4. Tuliskan prinsip /persamaan reaksi dari :

a. Reaksi molisch

b. Reaksi benedict

c. Reaksi barfoed

d. Reaksi seliwanof

5. Suatu sampel memberi hasil positif dengan uji molich, tetapi memberikan uji negatif

untuk uji-uji iod, benedict, barfoed, dan seliwanof. Apa yang dapat anda duga dari

sampel tersebut?

6. Apa funsi Na sitrat pada uji benedict, dapatkah diganti dengan asam sitrat, jelaskan!

Dan apa fungsi Na karbonat pada uji benedict tersebut ?

Jawaban dari tugas pendahuluan

Jawaban

1. Tabel 1. Uji Karbohidrat secara teoritis

Sampel Molish Iod Benedict Seliwanof

Amilum +ungu -tdk warna

Dextran

Sukrosa +ungu

Laktosa +ungu

Maltosa +ungu

Fruktosa +ungu

Galaktosa +ungu

Glukosa +ungu

2.

Page 14: Laporan Praktikum Bu Ristina

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena

mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di

alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam

glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan

bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun.

Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar

cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa.

Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa.

Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff,

yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalam asam clorida.

Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula

yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang

cahaya terpolarisasi ke kanan. Pada proses oksidasi oleh asam nitrat

pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat

yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam sakarat

yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa.

Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi

bebas pda residu glukosa. Laktosa adalah

disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan,

laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik

oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.

Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari

glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh

banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan

tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar

cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang

diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa

dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular.

3.

Sampel Molish Iod Benedict Seliwanof

Amilum +ungu -tdk warna

Dextran

Sukrosa +ungu

Page 15: Laporan Praktikum Bu Ristina

Laktosa +ungu

Maltosa +ungu

Fruktosa +ungu

Galaktosa +ungu

Glukosa +ungu

4. a. Uji molisch

Uji molisch adalah uji umum untuk karbohidrat,uji ini sangat efektif untuk

senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furtural atau

senyawa furtural yang tersubsidi seperti hidroksimetil furtural. Pada uji molisch, hasil

uji menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji adalah karbohidrat. Pereaksi molisch

membentuk cincin yaitu pada larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan

pati menghasilkan cincin berwarna ungu hal ini menunjukkan bahwa uji molish

sangat spesifik untuk membuktikan adanya golongan monosakarida, disakarida dan

polisakaida pada larutan karbohidrat.

b. Uji Beneditct

Uji benedict berdasarkan reduksi CU++ menjadi CU+.pada proses kupri

dalam suasana alkalis biasanya ditambah zat pengkompleks seperti citrate pada

larutan benedict atau larutan fehling untuk mencegah pengendapan Cu(OH)2 atau

CuO dalam natrium hidroksida. Pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh

fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis sukrosa

dan pati menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam

bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah

kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat

mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan

hasil reaksi positif dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh

glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga

pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang

dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat

mereduksi pereaksi benedict. Pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka

pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna

hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.

Page 16: Laporan Praktikum Bu Ristina

Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi

sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara

polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi

dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan

monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar

monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih

kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida. Pada tabel 3. terlihat bahwa

monosakarida menunjukkan kereaktifan yang lebih besar daripada disakarida maupun

polisakarida. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa uji barfoed digunakan untuk

membedakan reaktifita antara monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

c. Uji saliwanof

Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton, adanya gugus keton tersebut

dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Jika karbohidrat yang mengandung gugus

keton direaksikan dengan seliwanoff akan menunjukkan warna merah sebagai reaksi

positifnya.

Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang

sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses

pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa oleh asam

klorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metil furfural.

Pada percobaan II laktosa, amilum, dan kanji, masing-masing di tambah

seliwanof tidak ada perubahan dan yang sukrosa di tambah seliwanof menjadi warna

orange.

d. Uji iod

Pada uji iod, terlihat pada tabel.7 hanya pati lah yang menunjukkan reaksi

positif bila direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati,

terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan

konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat

membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya,

sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.

5. Dalam uji molish mengalami hasil positif yang berarti dalam pengujian ini terdapat

karbohidrat, tetapi dalm pengujian yang lain menghasilkan hasil yang negatif maka

dapat diisimpulkan yang telah diuji tidak mengandung karbohidrat.

Page 17: Laporan Praktikum Bu Ristina

6. Fungsi Na Sitrat dan Na karbonat yaitu membuat pereaksi benedict bersifat basa

lemah. Dalam pengujian uji benedict Na sitrat dapat diganti dengan Na karbonat

karena mempunyai fungsi yang sama.

B.   UJI PROTEIN DAN LIPID

a. Kognitif :

praktikum dapat memahami protein di tinjau dari segi kimia,

b. Afektif :

- dihadapkan pada gejala-gejala percobaan protein, praktikum menjadi giji minded

c. Pesikomotor :

- praktikan trampil melaksanakan percobaan-percobaan protein.

B.LANDASAN TEORI

Kata protein sebenarnya berasal dari kata yunani yang berarti pertama yang paling

penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan makromolekul

heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan berat

molekul yang tinggi, secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari

polipeptida dengan berat molekkul yang tinggi.

Page 18: Laporan Praktikum Bu Ristina

Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida

dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern, karbohidrat,

lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan aproprotein

dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan

banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan

molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari

berbagai asam amino melalui ikatan peptida(Hart, 1987).

Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan

hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N ditambah

beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino.

Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang

lain, menentukan sifat biologis suatu protein(Girinda, 1990).

Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki

oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang, dan ada jenis

protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga(Winarnno, 1997).Sifat-sifat

protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air,

beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Semua molekul

dengan jenis protein tertentu mempunyai komposisi dan deret asam amino dan panjang rantai

polipeptida yang sama. Protein memiliki fungsi sebagai berikut(Lehninger, 1996):

enzim, merupakan katalis biokimia

pengukur pergerakanalat pengangkut dan penyimpan

penunjang mekanisme tubuh

pertahanan tubuh (imune atau anti-bodi)

media perambatan impuls saraf

pengendali pertumbuhan

C.ALAT DAN BAHAN

1. Alat

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Pembakar

Page 19: Laporan Praktikum Bu Ristina

- Perangkat pemanas air

- Pipet tetes tangkai panjang

2. Bahan

- Pereaksi xhantoprotein

- Pereaksi biuret

- Larutan (NH4)2 SO4 jenuh

- Larutan HgCl 2 0,1 M

- Larutan pb-asetat 0,1 M

- Larutan asam pikarat jenuh

- Larutan HCl 0,1 M

NaOH 10 %

CuSO4 0,1 %

Urea

Albumin 2 %

D. PROSEDUR

1. Uji Biuret

Larutan protein dalam basa kuat yang diberi beberapa tetes larutan kuprisulfat encer

akan membentuk warna ungu dan reaksi ini di beri nama reaksi biuret. Senyawa biuret di

peroleh dengan cara memanaskan senyawa urea pada suhu kra-kira 180oC. Reaksi biuret

terjadi karena pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida

dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-asam amino ( kecuali histidin, serin dan tirosin)

tidak memberikan hasil positif terhadap uji ini.

Pereaksi :

NaOH 10 % : larutkan 10 g NaOH dalam 100 mL air.

CuSO4 0,1 % : larutkan 0,1 g CuSO4 dalam 100 mL air.

Urea

Prosedur :

Page 20: Laporan Praktikum Bu Ristina

1. 1 mL albumin 2 % dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 1 mL NaOH 100% dan

di aduk kuat-kuat (vortek). Tambahkan satu tetes CuSO4 0,1%, aduk baik-baik. Jika

tidak timbul warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4 0,1% sampai terbentuk

ungu.

2. 0,04 g (lebih kurang ) urea dalam tabung reaksi dipanaskan huingga melebur.

Dinginkan dan perhatikan baunya. Tambahkan 2 mL air hingga larut dan lakukan

reaksi biuret seperti di atas.

2. Uji reaksi Xanthoprotein

Pada uji ini terjadi proses nitrasi terhadap inti benzena yang terdapat dalam protein

membentuk suatu senyawa berwarna kuning yang berubah enjadi warna orange setelah

penambahan amonia. Adanya tirosin, fenilalanin dan triptofan dalam molekul protein akan

memberikan reaksi positif.

Pereaksi :

Asam nitrat pekat

NaOH atau NH4OH (pekat)

Prosedur :

1. 2 mL albimin 2% ditambah 1 mL asm nitrat pekat . kocok hati-hati dan amati.

Endapam berwarna putih yang terjadi. Panaskan hati-hati selama 30 detik lalu amati

perubahan warna menjadi kuning.

2. Dinginkan dalam air mengalir kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan natrium

hidroksida atau amonium hidroksida pekat. Warna kuning tua akan \berubah menjadi

orange.

3. Ulangi percobaan tersebut di atas untuk larutan tirosin, kasein dan gelatin, amati

perubahan warna yag terjadi.

LIPID

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Page 21: Laporan Praktikum Bu Ristina

B. PRINSIP DASAR

Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme

disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan

asam-asam lemak.

Gambar 1. Struktur Asam Lemak

Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang dijumpai pada trigliserida,

umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu

genap.

Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida campuran.

Trigliserida sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai

penyusunnya, sedangkan trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam

lemak yang berbeda. Pada umumnya, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak

jenuh bersifat cairan pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan trigliserida yang

mengandung asam lemak jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak.

Trigliserida bersifat tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam pelarut

nonpolar seperti kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika

dididihkan dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH atau

NaOH) akan menghasilkan suatu campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol.

Hidrolisis trigliserida dengan asam akan menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak

penyusunnya.

Trigliserida dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah secara

kimia menjadi lemak padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandanya. Jika

terkena udara bebas, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung

mengalami autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam

lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini

menyebabkan minyak mengalami ketengikan.

Kelas lipida yang lain adalah steroid dan terpen. Steroid merupakan molekul

kompleks yang larut di dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung.

Page 22: Laporan Praktikum Bu Ristina

Steroid yang paling banyak adalah sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolesterol

adalah sterol utama pada jaringan hewan. Kolesterol dan senyawa turunan esternya,

dengan asam lemaknya yang berantai panjang adalah komponen penting dari plasma

lipoprotein.

C. PROSEDUR

1. Uji kelarutan lipid/ lemak

Uji kelarutan lipid/ lemak dapat dilakukan dengan cara menambahkan sedikit

contoh lemak kedalam beberapa mL pelarut lemak dan kemudian diselidiki

kelarutannya. Derajat kelarutan dapat ditentukan secara langsung dengan

mengidentifikasi lemak tersebut setelah dikeringkan atau larutan yang pelarutnya

diuapkan diatas penangas air mendidih. Ada atau tidak adanya sisa memperlihatkan

zat tersebut dapat atau tidak dapat melarutkan lipid.

Pereaksi :

Alkohol (teknis)

Kloroform

Prosedur :

1. Sediakan 4 tabung yang berisi :

Tabung 1 : 2 mL air

Tabung 2 : 2 mL alkohol dingin

Tabung 3 : 2 mL alkohol panas

Tabung 4 : 2 mL kloroform

Kemudian masukan dalam tiap tabung 0,2 mL minyak goreng, kocok hati-hati. Kemudian

amati apa yan terjadi.

2. Uji penyabunan

Page 23: Laporan Praktikum Bu Ristina

Minyak atau lemak dalam bentuk trigliserida dapat mengalami hidrolisis menjadi

gliserol dam menjadi asam lemak bebas oleh pemanasan ataupun secara enzimatik

(lipase). Asm lemak bebas dapat bereaksi dengan alkali membentuk sabun ( reaksi

penyabunan/ safonifikasi). Safonifikasi ini dapat meningkatkan kelarutan asam lemak

bahkan dapat menjadi emulsifier bagi senyawa nonpolar agar terlarut dalam air yang

bersifat polar. Basa alkali dapat mempolarisasi molekul asam lemak sehingga membentuk

misel dengan bagian nonpolar disebelah dalam dimana senyawa-senyawa nonpolar dapat

terbungkus dan diemulsikan dalam air.

Pereaksi :

KOH Alkoholis

HCl

Prosedur :

1. 0,5 mL minyak kelapa dalam tabung reaksi ditambah 3 mL larutan KOH Alkoholis.

Tabung d tutup dengan kelereng.

2. Panaskan diatas panangas air mendidih sampai penyambunan sempurna. Tambahkan

2 mL air dan panaskan kembali sampai semua alkohol menguap. Amati pembentukan

busa apabila larutan tersebut diaduk.

3. Ambil larutan tahap 2 yang telah dingin kemudian di tambah beberapa tetes asam

klorida, selama penambahan kocok perlahan-lahan dengan baik. Amati peristiwa yang

terjadi.

3. Uji peroksida

Lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap mudah mengalami proses oksidasi bahkan

oleh udara terbukan yang menyebabkan minyak menjadi tengik / rancidity. Proses

oksidasi akan meningkatkan pada suhu tinggi atau terdapat katalisator logam dan minyak

dan ditentukan juga oleh karakter ikatan rangkap yang ada dalam minyak tersebut. Proses

oksidasi akan menyebabkan hilangnya ikatan rangkap dan terbentuknya berbagai

Page 24: Laporan Praktikum Bu Ristina

senyawa turunan peroksida. Keberadaan peroksida dapat diketahui dari kemampuan

minyak tengik dalam mengoksidasi iod dalam KI membentuk I2.

Pereaksi :

KI 10% : larutan 10 g KI dalam 100 mL air.

Prosedur :

1. 1 mL minyak kelapa ditambah 1 mL kloroform, kocok perlahan hingga tercampur, di

tambah 2 mL asam asetat glasial dan 1 tetes larutan KI 10%. Kocok sempurna.

2. Ulangi prosedur satu untuk minyak yang tengik.

3. Panaskan minyak goreng pada suhu 100-120oC ( dengan api kecil, jaga agar tidak

melewati titik api dan terbakar) selama 15 meni dan 30 menit. Gunakan seagai sampel

uji peroksida.

D. Hasil Pengamatan

1. Uji biuret

Setelah albumin di larutkan dalam biuret hasil yang di dapat adalah berwarna ungu.

2. Reaksi xanthoprotein

2 mL Albumin 2 % ( 40 tetes Albumin 2%) kemudia di masukan asam sitrat pekat sebanyak

1 mL. Terjadi reaksi endapan berwarna putih dan terjadi warna kuning muda.

Setelah di dinginkan dalam air mengalir dan di tambahkan beberapa tetes amilum hidroksida

pekat terjadi perubahan menjadi orange.

Lipid

Uji kelarutan lipid

Tabung Hasil

Tabung 1 : 2 mL air

Tabung 2 : 2 mL alkohol dingin

Tabung 3 : 2 mL alkohol panas

Tidak larut

Tidak larut, minyak mengendap di bawah

Tidak larut, endapan minyak di sebelah atas

Page 25: Laporan Praktikum Bu Ristina

Tabung 4 : 2 mL kloroform Larut ( bercampur)

Uji penyabunan

Setelah dipanaskan di atas penangas air yang mendidih terjadi gelembung busa. Kemudian

larutan menjadi putih pekat dan minyak brada di atas dan tidak bercampur dengan larutan di

bawahnya.

Uji perioksida

F.      PEMBAHASAN

Karbohidrat merupakan polihidroksil aldehida atau keton atau senyawa yang

menghasilkan senyawa-senyawa ini bila hidroksil. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan

bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan

bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan yang memiliki nisbah karbon terhadap

hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh rumus empiris D-glukosa

adalah C6H12O6 atau dapat ditulis sebagai C6(H2O)6. Walaupun karbohidrat yang umum sesuai

dengan rumus empiris tersebut namun yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan

beberapa yang lain lagi juga mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur.

 Terdapat tiga golongan utama dari karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida,

dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana terdiri hanya dari satu unit polihidroksi

aldehida atau keton.

Oligosakarida merupaka polimer dengan derajat polimerasasi 2 sampai 10 dan biasanya

bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari dua molekul disebut disakarida, bila

tiga molekul disebut triosa, bila sukrosa terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa, laktosa

terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa.  Polisakarida merupakan polimer yang tersusun

lebih dari 10 monomer yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis

dengan enzim-enzim tertentu.

Jenis karbohidrat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain adalah glukosa,

maltosa, sukrosa dan fruktosa. Glukosa merupakan jenis monosakarida yang tidak dapat

dihidrolisis. Sedangkan maltosa dan sukrosa merupakan disakarida, dimana maltosa

Page 26: Laporan Praktikum Bu Ristina

merupakan hasil hidrolisis dari hasil hidrolisis pati, yang apabila 1 mol maltosa dihidrolisis

lebih lanjut akan dihasilkan 1 mol α-D-glukosa dan 1 mol β-D-glukosa sedangkan sukrosa

apabila dihidrolisis akan menghasilkan 50% α-D-glukosa dan 50% β-D-fruktosa. Fruktosa

merupakan molekul yang mengandung gugus hidroksil dan gugus karbonil keton pada C-2

dari rantai enam karbon.

Dalam percobaan ini digunakan test benedict dan test fehling untuk mendeteksi

keberadaan gugus aldehid ataupun keton dalam suatu senyawa karbohidrat. Pada test

benedict, larutan benedict masing-masing dicampurkan dengan larutan glukosa, fruktosa,

sukrosa dan maltosa. Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan bahwa didalam larutan

glukosa dan maltosa terdapat endapan merah bata yang disebabkan oleh larutan benedict

yang terdiri dari tembaga sulfat (CuSO4) dan glukosa memiliki gugus aldehid yang terikat

pada ujungnya dan maltosa, dimana 1 molekul maltosa sama dengan 2 molekul glukosa

sehingga mampu mereduksi karena mempunyai gugus aldehid bebas.  Maka glukosa maupun

maltosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2 sehingga

terbentuk tembaga oksida (Cu2O), yang kita lihat sebagai endapan merah bata. Didalam

larutan fruktosa dan sukrosa pun didapatkan endapan merah bata, padahal kedua senyawa ini

tidak mengandung gugus aldehid tetapi gugus keton, dimana gugus keton tidak mampu

mengoksidasi senyawa hanya mampu meruduksi. Hal ini mungkin disebabkan oleh peralatan

yang kurang bersih sehingga larutan yang mengandung gugus aldehid tercampur didalamnya.

Pada test fehling, larutan fehling dicampurkan kedalam larutan glukosa, fruktosa,

sukrosa dan maltosa, dan hasil yang didaptkan sama dengan hasil yang didapatkan pada test

benedict.

Pada test iodida digunakan untuk mendeteksi adanya pati (suatu polisakarida).

Larutan pati + 1 tetes larutan I2 masing-masing dicampurkan ke dalam 2 tetes air, 2 tetes

larutan HCl 6 N, dan 2 tetes larutan NaOH 6 N. Pada percobaan larutan pati + 1 tetes larutan

I2 + 2 tetes air dan larutan pati + 1 tetes larutan I2 + 2 tetes larutan HCl 6 N , sebelum

dipanaskan larutan berwarna biru. Hal ini disebabkan karena pati yang berikatan dengan

Iodin. Hal ini disebabkan  karena struktur molekul pati yang berbentuk spiral mampu

mengikat iodin dan terbentuklah warna biru. Bila pati dipanaskan, akan menyebabkan spiral

merenggang sehingga molekul-molekul iodin akan menguap dalam bentuk gas, sehingga I22+

I- dan warna larutan berubah menjadi bening. Pada percobaan  larutan pati + 1 tetes larutan I2

+ 2 tetes larutan NaOH 6 N, larutan tetap berwarna bening, sebelum maupun sesudah

dipanaskan. Hal ini terjadi karna NaOH tidak mampu meionisasi I22+

   I-.

Page 27: Laporan Praktikum Bu Ristina

Pada percobaan kedua, dilakukan uji protein dengan test millon untuk mendeteksi

adanya raksa dan asam amino untuk mendeteksi adanya gugus fenil. Protein adalah bahan

organik kompleks yang terdiri daripada satu atau lebih rangkaian subunit asid amino.

Sesetengah molekul protein mempunyai beribu-ribu asid amino. Sel-sel hidupan memerlukan

protein untuk menjalankan berbagai fungsi. Fungsi protein yang paling penting ialah sebagai

enzim, molekul struktur, hormon dan molekul pengangkut oksigen. Selain daripada irtu ia

juga adalah bahan utama untuk sintesis antibodi dan protein plasma darah.

Protein adalah polimer asid amino. Ia mempunyai unsur C, H, O dan N. Semua asid

amino mempunyai struktur asas yang sama, iaitu karbon utama yang mempunyai ikatan

kepada 4 jenis kumpulan berfungsi. Kumpulan-kumpulan tersebut ialah (i) kumpulan amino

(-NH2), (ii) kumpulan karboksil (- COOH), (iii) satu hidrogen dan (iv) satu kumpulan

variable, diwakili dengan ‘R’. Struktur dan fungsi protein adalah ditentukan oleh kelainan

pada kumpulan R ini. Adapun ciri-ciri dari molekul protein adalah berat molekulnya besar,

ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul. Umumnya terdiri dari 20

macam asam amino. Terdapat ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya

lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein.  Strukturnya

tidak stabil terhadap beberapa faktor : PH, radiasi, temperatur, medium pelarut orgenik dan

detergen. Dan umumnya reaktif dan sangat spesifik.

Pada percobaan pertama kita melakukan test pada peraksi millon dan protein yang

melibatkan penambahan senyawa Hg (mercuri) ke dalam protein sehingga pada penambahan

logam ini akan menghasilkan endapan putih dari senyawa merkuri. Untuk protein yang

mengandung triosin atau triptofan, penambahan perekasi millon akan memberikan warna

merah.  

Pada percobaan kedua yaitu tets ninhidrin dilakukan test ninhidrin, test ini akan

berwarna biru atau ungu apabila didalamnya terdapat senyawa protein , khususnya gugus

fenil. Dalam percobaan pertama kita kakan menggunakan albumin sebagai senyawa protein.

Albumin merupakan senyawa protein yang terdapat di dalam putih telur. Dari hasil

pengamatan di dapatkan bahwa sebelum pemanasan larutan berwarna putih keruh dan

sesudah pemanasan berwarna ungu muda. Hal ini menandakan bahwa di dalam larutan

tersebut terdapat gugus fenil. Pada percobaan kedua digunakan asam amino dimana asam

amino merupakan senyawaan dengan molekul yang mengandung baik gugus fungsional

amino (-NH2) maupun karboksil (-CO2H). Meskipun ratusan sintesis ini telah disintesis,

hanya 20 yang telah diperoleh dengan hidrolisis protein. Dari hasil percobaan ini juga setelah

dipanaskan larutan berwarna ungu tua. Hal ini juga menandakan adanya gugus fenil. 

Page 28: Laporan Praktikum Bu Ristina

G. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

a.       Kelompok monosakarida adalah glukosa dan fruktosa dan kelompok disakarida adalah

sukrosa dan maltosa.

b.      Uji spesifik monosakarida dilakukan dengan test benedict dan test fehling, karbohidrat

menandakan test positif apabila terbentuk endapan merah bata. Uji spesifik pada

polisakarida dilakukan dengan test iodida yang menghasilkan warna biru dan apabila

dipanaskan akan menjadi bening yang disebabkan karena adanya pelepasan I2.

c.       Uji protein dan asam amino dilakukan dengan test millon dan test ninihidrin. Test millon

akan terjadi tereksitasi sehingga larutan dari warna bening menjadi merah. Pada test asam

amino dilakukan untuk mendeteksi adanya gugus fenil. 

H.  SARAN

Diharapkan dalam melakukan praktikum agar bahan yang disediakan sebagai bahan

praktikum diperiksa apakah masih layak digunakan atau tidak.

 

Page 29: Laporan Praktikum Bu Ristina

Tugas pendahuluan

1. Tuliskan mekanisme reaksi transaminase lengkap dengan enzim yang terlibat. Asam

amino apa saja yang dapat mengalami transaminase?

2. Apa pengertian asam amino, protein, struktur sekunder protein?

3. Gambarkan struktur primer tripeptida, Ala- Gly-Tyr, tunjuka ikaan peptidanya, gugus

samping, matan total dan bentuk zwiter ion dari moleul tersebut?

4. Apa pengertian istilah berikut untuk protein, koagulasi, denaturasi, titik iso elektrik,

salting in dan salting out?

5. Tuliskan persamaan reaksi ninhidrin ( tiga tahap reaksi).

6. Gambarkan struktur kimia tripalminat!

7. Bagaimana hubungan kelarutan lemak dalam air dengan panjang rantai R nya?

8. Bagaimana hubungan titik beku/ titik leleh lemak dengan panjang rantai dengan

kejenuhannya. Jelaskan!

9. Apa yang dimaksud dengan emulsifier, mengapa phospolipid ataupun sabun ( hasil

reaksi lemak dengan alkali) dapat bertindak sebagai emulsifier?

10. Mengapa minyak tengik berbahaya bagi kesehatan dan bagaimana mencegah

ketengikan ?

Jawaban :

1. Mekanisme reaksi transaminase

Page 30: Laporan Praktikum Bu Ristina

Katabolisme asam amino terjadi melalui reaksi transaminasi yang melibatkan

pemindahan gugus amino secara enzimatik dari satu asam amino ke asam amino lainnya.

Enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalaht transaminase atau amino transaminase .

Enzim ini spesifik bagi ketoglutarat sebagai penerima gugus amino namun tidak spesifik

bagi asam amino sebagai pemberi gugus amino.

Transaminase mempunyai gugus prostetik, piridoksal fosfat, pada sisi aktifnya

yang berfungsi sebagai senyawa antara pembawa gugus amino menuju ketoglutarat.

Molekul ini mengalami perubahan dapat balik di antara bentuk aldehidanya (piridoksal

fosfat), yang dapat menerima gugus amino, dan bentuk

teraminasinya (piridoksamin fosfat), yang dapat memberikan gugus

aminonya seperti terlihat pada reaksi berikut.

transaminase

Asam L-amino + ketoglutrat= = = = = Asam keto + L-

glutamat

alanin transaminase

Alanin + ketoglutarat= = = = = = = piruvat + glutamat

Aspartat transaminase

Aspartat + ketoglutarat= = = = = = = oksaloasetat +

glutamat

leusin transaminse

Leusin + ketoglutarat= = = = = = = ketoisokaproat +

glutamat

tirosin transaminase

Tirosin + ketoglutarat= = = = = = hidroksifenilpiruvat

Page 31: Laporan Praktikum Bu Ristina

+glutamat

Dalam reaksi ini tidak terjadi deaminasi total, karena ketoglutarat teraminasi pada

saat asam amino mengalami deaminasi. Dan reaksinya bersifat dapat balik karena

tetapan keseimbangannya mencapai 1.0. Harga delta G°' bagi reaksi tersebut mendekati

nol. Tujuan keseluruhan reaksi transaminasi adalah mengumpulkan gugus amino dari

berbagai asam amino ke bentuk asam amino glutamat.

Ada sekitar 12 asam amino protein yang mengalami reaksi transaminasi dalam

proses degradasinya. Beberapa asam amino lain mengalami proses deaminasi dan

dekarboksilasi.

2. – Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional

karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali

pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama

(disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus

amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik:

cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.

Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino

termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu

fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

- Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika

berada di luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Untuk

mempertahankan fungsi dan nya, setiap jenis protein membutuhkan kondisi tertentu

ketika diekstraksi dari normal biological milieu. Protein yang diekstraksi hendaknya

dihindarkan dari proteolisis atau dipertahankan aktivitas enzimatiknya.

- Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat

satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat).

Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang

dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein

adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein

yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya

ialah sebagai berikut:

Page 32: Laporan Praktikum Bu Ristina

alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino

berbentuk seperti spiral;

beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun

dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau

ikatan tiol (S-H);

beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan

gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").

3.

4.a. Koagulasi (en:coagulation, clotting) adalah suatu proses yang rumit di dalam sistem

koloid darah yang memicu partikel koloidal terdispersi untuk memulai proses pembekuan

(en:agglomerate) dan membentuk trombus. Koagulasi adalah bagian penting dari

hemostasis [1] , yaitu saat penambalan dinding pembuluh darah yang rusak oleh keping darah

dan faktor koagulasi (yang mengandung fibrin) untuk menghentikan pendarahan

(en:hemorrhage) dan memulai proses perbaikan. Kelainan koagulasi dapat meningkatkan

resiko pendarahan atau trombosis.

b. Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur

tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa,

seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik

(cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini

menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein

didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk

agregasi komunal. Denaturisasi dalam pengertian ini tidak digunakan dalam penyusunan

bahan kimia industri alkohol didenaturasi.

c. Titik Isoelektrik adalah derajat keasaman atau pH ketika suatu makromolekul bermuatan

nol akibat bertambahnya proton atau kehilangan muatan oleh reaksi asam-basa. Pada koloid,

jika pH sama dengan titik isoelektrik, maka sebagian atau semua muatan pada partikelnya

akan hilang selama proses ionisasi terjadi. Jika pH berada pada kondisi di bawah titik

isoelektrik, maka matan partikel koloid akan bermuatan positif. Sebaliknya jika pH berada di

atas titik isoelektrik maka muatan koloid akan berubah menjadi netral atau bahkan menjadi

negatif.

Page 33: Laporan Praktikum Bu Ristina

d. salting out adalah metode pemisahan protein berdasarkan prinsip bahwa protein kurang

larut pada konsentrasi garam tinggi.konsentrasi garam yang diperlukan untuk protein untuk

mempercepAT keluar dari solusi berbeda dari protein terhadap protein.proses ini juga

digunakan untuk berkonsentrasi encer solusi protein. Dialysis dapat digunakan untuk

menghilangkan garam jika diperlukan.

e. salting in adalah

6. struktur kimia tranpalmitat

Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol . Dalam

pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul

gliserol dan tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut

berbeda –beda), yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu molekul air .

O O

CH 2OH R 1COH CH 2OCR1 O O CHOH + R 2C OH CHO C R2 + 3 H 2O O O CH2 OH R 3C OH CH 2 O CR2 Gliserol asam lemak trigliserida

Bila R1=R2=R3 , maka trigliserida yang terbentuk disebut trigliserida sederhana

(simple triglyceride), sedangkan bila R1, R2,R3, berbeda , maka disebut trigliserida

campuran (mixed triglyceride)

10. karena minyak tengik dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan

metabolisme kolesterol yang berujung pada penyakit tekanan darah tinggi dan jantung serta akan

membentuk akrolein yaitu suatu senyawa yang menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan dan

menimbulkan batuk. Selain itu, pengonsumsi minyak ini juga beresiko terkena penyumbatan

pembuluh darah dan jantung koroner. Dan yang tak kalah berbahaya, minyak ini juga bersifat

karsinogen sehingga bisa menyebabkan kanker. Dan sebaiknya dalam pencegahannya yaitu dengan

melihat dan memilah minyak yang akan dipakai.

Page 34: Laporan Praktikum Bu Ristina

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pssplab.com/journal/03.pdf.

Karbohirat. 2008. diakses tanggal  

Pudjaatmaka, H.,A., 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Respati, 1980. Pengantar Kimia Organik. Aksara Baru. Jakarta.