laporan praktikum genetika tata cara menangani drosophila, pengamatan siklus hidup drosophila,...

27
  LAPORAN PRAKTIKUM Tata cara menangani drosophila , pengamatan siklus hidup drosophila , determinasi drosophila , & pengenalan mutan drosophila  Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Genetika Dosen: Milla Listiawati M.Pd Disusun Oleh: KELOMPOK 1  AHMAD RAMDANI (1209206002)  DEWI ASTUTI (1209206011 )  M. FAISAL ANSORI (1209206034)  MELLAWATI (1209206035)  NISA FAUZIAH (1209206044) PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI/A/VI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012

Upload: nurlaela-pujianti

Post on 08-Oct-2015

523 views

Category:

Documents


82 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Genetika Tata Cara Menangani Drosophila, Pengamatan Siklus Hidup Drosophila, Determinasi Drosophila, & Pengenalan Mutan Drosophila KELOMPOK A

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    Tata cara menangani drosophila, pengamatan siklus

    hidup drosophila, determinasi drosophila, &

    pengenalan mutan drosophila

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

    Pada Mata Kuliah Genetika

    Dosen: Milla Listiawati M.Pd

    Disusun Oleh:

    KELOMPOK 1

    AHMAD RAMDANI (1209206002)

    DEWI ASTUTI (1209206011)

    M. FAISAL ANSORI (1209206034)

    MELLAWATI (1209206035)

    NISA FAUZIAH (1209206044)

    PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI/A/VI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SUNAN GUNUNG DJATI

    BANDUNG

    2012

  • TANGGAL PRAKTIKUM : 07 Mei dan 14 Mei 2012

    JUDUL PRAKTIKUM : Tata Cara Menangani Drosophila,

    Pengamatan Siklus Hidup Drosophila,

    Determinasi Drosophila, dan Pengenalan

    Mutan Drosophila

    TUJUAN PRAKTIKUM :

    Melakukan pengamatan siklus hidup Drosophila

    Membedakan stadia telur-larva-pupa-imago dalam siklus hidup Drosophila

    Membuat kesimpulan tentang siklus hidup Drosophila

    Membedakan lalat jantan dan betina berdasarkan struktur tubuh dan ciri

    morfologinya

    Mengidentifikasi tipe-tipe mutan Drosophila berdasarkan pengamatan

    fenotip morfologinya

    I. TEORI DASAR

    Drosophila mudah ditemukan disekitar buah-buahan yang sudah matang

    atau makanan yang mengalami fermentasi. Drosophila membutuhkan media

    yang tepat supaya dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Untuk

    pemeliharaan Drosophila dapat digunakan bermacam-macam medium mulai

    dari medium sederhana hingga medium lengkap. (Tim Penyusun, 2012)

    Drosophila adalah serangga bersayap yang masuk ke ordo Diptera.

    Drosophilia ini merupakan jenis serangga yang satu ordo dengan Drosophila

    ananase. Spesies ini umumnya diketahui sebagai lalat buah umum dan

    merupakan organisme yang paling banyak digunakan dalam penelitian

    genetika. (Borror, 1992).

    Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha

    (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw

    hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan

    keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981)

    Adapun ciri umum dari Drosophila melanogaster diantaranya:

  • 1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh

    bagian belakang.

    2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.

    3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus

    dekat dengan tubuhnya.

    4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.

    5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.

    6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.

    7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil

    dibanding mata majemuk.

    8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen

    bersegmen lima dan bergaris hitam.

    9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.

    Drosophila ini memiliki siklus hidup yang sangat singkat, yaitu kurang

    lebih 14 hari. Serangga ini akan kawin setelah berumur 8 jam. Dengan demikian

    lalat betina dapat bertelur pada hari berikutnya. Seekor lalat betina

    menghasilkan telur berkisar antara 50 57 telur dalam 10 hari telurnya

    berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 0,5 mm.Telur telur tersebut baru

    mengalami perkembangan setelah kurang lebih 2 jam dan menetas menjadi

    larva. (Wildan, 1994)

    Selanjutnya terjadi 4 kali pergantian sehingga mencapai stadium pupa.

    Pupa akan menetas setelah 5-11 hari, tergantung kondisi lingkungan. Lalat

    buah jantan mengenali pasangannya selain feromon juga melalui kilatan warna

    tubuh dan pita atau bercak pada sayap. Lalat buah pada umumnya jarang di

    temui pada pagi hari (saat matahari terbit), tetapi pada siang sampai sore hari

    menjelang senja, lalat buah ini dapat di temui.

  • Sumber: http://biology.kenyon.edu/courses/biol114/Chap13/fcycle2.gif

    Gambar Siklus Hidup Drosophila

    Lalat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva,

    pupa, dan imago (serangga dewasa).

    1. Telur

    Lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan

    ovipositornya (alat peletak telur). Bekas tusukan itu ditandai adanya noda/titik

    hitam yang tidak terlalu jelas dan hal ini merupakan gejala awal serangan lalat

    buah. Lalat buah betina mencari buah yang sesuai untuk meletakkan telur

    dengan bantuan indera penciuman pada antena dan indera mata. Proses ini

    juga dipengaruhi oleh pencernaan dan penglihatan. Telur berwarna putih,

    berbentuk bulat panjang, dan diletakkan berkelompok 215 butir. Lalat buah

    betina dapat meletakkan telur 140 butir/hari. Satu ekor betina B. Dorsalis

    dapat menghasilkan telur 1200-1500 butir. (Sarwono dkk, 1993)

    2. Larva

    Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat

    panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah terdiri atas 3

    bagian; yaitu kepala, toraks (3 ruas), dan abdomen (8 ruas). Kepala berbentuk

    runcing dengan dua buah bintik hitam yang jelas, mempunyai alat kait

  • mulut.Stadia larva terdiri atas tiga instar. Larva membuat saluran-saluran di

    dalam buah dan mengisap cairan buah.

    Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing,

    dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk

    pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada

    pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).

    Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit

    untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru

    diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian

    kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai

    pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah

    gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar

    ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva

    instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang

    kering dan berhenti bergerak.

    3. Pupa

    Pupa (kepompong) berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5

    mm. Masa pupa adalah 410 hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa

    (imago) lalat buah. Pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada proses

    pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia

    instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar

    III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).

    4. Imago

    Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7 mm x 0,3 mm dan terdiri atas

    menjadi kepala, toraks dada), dan abdomen. Toraks terdiri atas tiga ruas yaitu

    berwarna orange, merah kecoklatan, coklat atau hitam, dan memiliki sepasang

    sayap. Pada abdomen umumnya terdapat dua pita melintang dan satu pita

    membujur warna hitam atau bentuk huruf T dan kadang-kadang tidak jelas.

    Ujung abdomen lalat betina lebih runcing dan mempunyai alat pelekat telur

    yang cukup kuat untuk menembus kulit buah. (Suryo, 1996)

  • Adapun ciri-ciri Dorsophila antara lain warna tubuh kuning kecoklatan

    dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Berukuran kecil

    antara 3-5 mm. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang

    terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya berbentuk bulu,

    memiliki 7-12 pecabangan. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak

    melengkung. Mata majemuk berbentuk bulat agak elips dan berwarna merah.

    Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil

    dibandinkan dengan mata majemuk. Thoraks berbulu- bulu dengan warna

    dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam. Sayap

    panjang, berwarna transparent, dan posisi bermula di thoraks.

    Drosophila memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan

    betinanya. Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila

    dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan

    memiliki sisir kelamin.Sedangkan pada yang betina ukuran relatif lebih besar,

    memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin.

    Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap, dan berukuran kecil. Maka

    dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat Bantu

    seperti LUV ataupun kaca pembesar (Soemartomo, 1979)

    Determinasi di Indonesia tercatat sekitar 500 jenis Drosophila dari family

    Drosophilidae, dan dipulau jawa terdapat sekitar 120 jenis Drosophila (wheeler,

    1981), sedangkan dibandung terdapat sekitar : 150 jenis Drosophila, beberapa

    diantaranya belum dipertelakkan (Djoko T. Iskandar, 1987).

    Drosophila yang sering ditemukan di Indonesia dan Asia Tengara adalah

    jenis Drosophila annassae, D. kikkiwai, D. Malerkotliana, D. Repleta, D. Hypocausta,

    D imigrans. Drosophila termasuk phylum Arthropoda, kelas insect, ordo

    dipteral, sub ordo cyclorrharpa (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat

    pada kulit instar ketiga, mempunyai jaw hooks, seri Acalyptra yaitu imago

    menetas keluar dari bagian anterior pupa). Ciri umum Drosophila sp. Adalah

    sebagai berikut :

    1. Berukuran kecil, antara 3-5 mm

  • 2. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus

    3. Sungut dan arista umumnya berbentuk bulu, mempunyai 7-12

    percabangan

    4. Posterior cross vein umumnya lurus, tidak melengkung

    5. Mata berwarna merah

    Pada drosophila ditemukan 4 pasang kromosom.Pada lalat jantan dan

    lalat betina umumnya adalah sama, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada

    salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing.

    (Sepoetro.D, 1975)

    Pada Drosophila jantan dan betina dapat mudah dipisahkan dalam

    bentuk segmen-segmen abdomen. Abdomen betina mempunyai ujung

    meruncing dan pola garis-garis yang berbeda dari pada abdomen

    jantan.Kelamin lalat ditentukan sebagian oleh kromosom X yang dimiliki

    individu. Normalnya lalat betina akan memiliki 2 kromosom X.Sedangkan lalat

    jantan hanya memiliki 1 kromosom X ditambah 1 Y heterokromatik.Pada lalat

    buah kromosom Y tidak memiliki peranan penting dalam penentuan jenis

    kelamin. Pada kromosom Drosophilla hanya sedikit gen aktif. (Goodenough

    1984)

    Penampakan morfologis dari mutan tersebut antara lain adalah dalam hal

    mata, sayap, warna tubuh, dan rambut-rambut pada tubuh. Fenotip mutan

    yang mudah diamati melalui mata drosophila adalah dalam hal warna dan

    ukuran dibandingkan tipe liar. Fenotip mutan yang mudah diamati melalui

    sayap adalah dalam hal ukuran, posisi waktu istirahat, pola venasi dan

    warnanya. (Tim Penyusun, 2012)

    II. ALAT DAN BAHAN

    No. Alat Bahan

    1 Mikroskop Drosophila liar

    2 Botol Kultur Pisang Ambon

  • III.

    IV.

    V.

    VI.

    VII.

    III. CARA KERJA

    Cara Pembuatan Medium Pisang-Tape

    Cara Membius Drosophila

    Menumbuk Pisang Ambon dan Tape dengan perbandingan 6:1

    Memasukkan hasil tumbukkan tersebut ke dalam botol kultur

    Memasangkan kertas saring dengan posisi miring

    Menutup botol kultur dengan kasa

    Botol kultur disentakan pelan-pelan pada bantalan karet atau styrofoam agar semua lalat yang ada dalam ruangan botol sebelah atas akan jatuh ke bawah

    Memasukan beberapa Drosophila ke dalam botol yang akan ditetesi eter tunggu hingga drosophilanya pingsan (sekitar 30-60 detik)

    Mengeluarkan lalat yang sudah pingsan dan mengamatinya dibawah mikroskop

    Dalam melakukan pemisahan mutan atau perhitungan gunakan kuas kecil.

    3 Lup Tape Singkong

    4 Lumpang dan Alu Kertas saring

    5 Timbangan Kasa

    6 Pengaduk Stock mutan Drosophila

    7 Kaca objek+penutup Eter

    8 Jarum serangga Larutan Detergen

  • Cara Pengamatan Siklus Hidup Drosophila

    Cara Pengamatan Determinasi Drosophila

    Cara Pengamatan Determinasi spesies Drosophila

    Memasukkan Drosophila hasil tangkapan ke dalam botol kultur

    Mengamati perubahan yang terjadi pada medium dan mencatat saat terjadinya telur, larva, pupa, dan imago

    Melakukan pengamatan secara periodik sekitar 4-6 jam sekali setiap hari

    Menyediakan Drosophila hasil tangkapan ke dalam botol kultur

    Melakukan pembiusan lalat dengan meneteskan eter melalui tutup botol bius

    Melakukan pengamatan menggunakan lup atau mikroskop dan mengamati ciri morfologinya

  • Cara Pengamatan Pengenalan Mutan Drosophila

    Menyediakan Drosophila jantan yang baru dimatikan pada kaca obyek yang berisi alkohol 70%

    Mengamati di bawah mikroskop kemudian memisahkan sepasang sayap, kaki depan dan ujung abdomen dengan menggunakan jarum serangga

    Menempatkan bagian-bagian tersebut pada gelas obyek tepat di atas tetesan alkohol

    Mengatur sayap agar tidak melipat, kaki depan satu terlihat pada bagian luar dan yang satu lagi terlihat bagian dalam

    Kemudian ditetesi alkohol dan tutup dengan kaca objek

    Mengamati di bawah mikroskop

    Melakukan determinasi dengan kunci determinasi (pada lampiran) untuk setiap kultur

    Menyediakan Drosophila mutan hasil tangkapan ke dalam botol kultur

    Melakukan pembiusan lalat dengan meneteskan eter melalui tutup botol bius

    Melakukan pengamatan menggunakan lup atau mikroskop dan mengamati ciri morfologinya dan membandingkan dengan tipe liar

    Mendeskripsikan setiap tipe mutan berdasarkan hasil pengamatan

    Mutan yang telah diamati dimasukan ke dalam larutan detergen

  • IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengamatan Penanganan Drosophila

    Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur

    Botol Kultur dengan Medium

    Pisang+Tape Singkong yang

    ditumbuk

    Sumber:

    http://01.educdn.com/files/static/wiley/DROSOP

    HILA_METAMORPHOSIS_01.GIF

    Botol kultur dengan medium

    pisang

    PEMBAHASAN:

    Drosophila mudah ditemukan disekitar buah-buahan yang sudah

    matang atau makanan yang sudah mengalami fermentasi. Namun untuk

    pembiakan dan pemeliharaan Drosophila membutuhkan media yang

    tepat supaya Drosophila tersebut dapat hidup dan berkembangbiak

    dengan baik. Pada praktikum ini kelompok kami menggunakan medium

    pisang dan tape dengan perbandingan 6:1 (dalam berat), pisang 6 gram

    dan tape 1 gram, kemudian keduanya ditumbuk hingga halus dan

    dimasukan ke dalam botol kultur yang telah disediakan. Selanjutnya

    diberi kertas saring di dalamnya diberdirikan atau dimiringkan. Botol

    kultur dibuka tutupnya supaya Drosophilanya pada masuk. Setelah

    beberapa drosophila masuk dalam medium kemudian botolnya ditutup

    dengan kain kasa. Dan terakhir kita bisa mengamati perkembangannya.

  • B. Tabel Siklus Hidup Lalat Buah

    TANGGAL WAKTU STADIUM

    PERKEMBANGAN FOTO

    14 MEI 2012 13.00 Lalat masuk ke

    dalam botol kultul

    15 MEI 2012 19.00 Telur

    16 MEI 2012 13.00 Larva Instar 1

    17 MEI 2012 19.00 Larva Instar 2

    18 MEI 2012 13.00 Larva Instar 3

  • 19 MEI 2012 13.00 Pupa

    22 MEI 2012 19.00 Imago

    PEMBAHASAN:

    Pada praktikum siklus hidup Drosophila ini, kami mengambil beberapa

    lalat buah yang ada disekitar rumah. Sebelumnya kami membuat botol kultul

    yang diisi oleh medium pisang ambon dan tape dengan perbandingan 6:1 yang

    sudah ditumbuk halus menggunakan lumpang dan alu. Selanjutnya

    memasukkan kertas saring ke dalam botol kultur tersebut dan menyimpan

    botol kultul tersebut di rumah dengan membiarkan botol kulturnya terbuka

    supaya lalat buah dapat masuk ke dalam botol kultul tersebut. Setelah banyak

    lalat buah yang masuk botol tersebut ditutup menggunakan kasa. Yang

    nantinya akan diamati siklus hidupnya.

    Menurut Ashburner (1985), lama fase telur sekitar 19 jam, larva instar I

    sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva instar III sekitar 1 hari, prepupa

    sekitar 2 hari, dan pupa selama 3 hari. Sehingga lama siklus hidup drosophila

    dari telur hingga menjadi imago ialah sekitar 10-11 hari.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup

    Drosophila diantaranya sebagai berikut:

    1. Suhu Lingkungan

    Drosophila mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi

    ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C. Pada suhu ini lalat

  • akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu

    rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

    siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari.

    Pada suhu 30C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.

    2. Ketersediaan Media Makanan

    Jumlah telur Drosophila yang dikeluarkan akan menurun bila kekurangan

    makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan

    menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa

    berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu

    dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan

    sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan

    jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks,1972).

    3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan

    Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan

    tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam

    botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang

    saja. Pada Drosophila dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang

    (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40

    hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan

    menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah

    kematian pada individu dewasa.

    4. Intensitas Cahaya

    Drosophila lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami

    pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

    C. Tabel Pengamatan Determinasi Drosophila

    NO. PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN

    1 Mata Majemuk

    a. Bentuk

    Bulat, Elips

  • b. Ukuran

    c. Warna

    Sedang

    Merah

    2 Mata Ocelli 3 buah kecil

    3 Antena

    Arista

    Antena 2 panjang, lurus,

    Arista (Kanan: 10, kiri: 9),

    lurus, ada yang melengkung

    4 Kepala Bulat

    5 Thorax (warna dasar) Coklat

    6 Abdomen (garis hitam) 4 garis hitam

    7 Jenis Kelamin Betina

    8 Sayap

    a. Bentuk

    b. Ukuran tubuh

    Lonjong

    Lebih panjang melebihi tubuh

    Morfologi Bentuk Mata dan Kepala

    Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur

    Bentuk mata bulat elips, berwarna

    merah, memiliki 3 buah mata

    ocelli, antena, arista dan bentuk

    kepalanya bulat.

    Sumber.

    http://www.unjabisnis.net/morfo

    logi-drosophila.html

    Morfologi Abdomen

    Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur

  • Abdomennya terdiri dari 4 garis

    hitam dan berjenis kelamin

    jantan karena ujung

    abdomennya tumpul

    Sumber. http://dc428.4shared.com/doc/-

    FoPOHcl/preview.html

    Morfologi Sayap

    Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur

    Bentuk sayap lonjong dan lebih

    panjang melebihi tubuhnya

    Sumber.

    http://www.unjabisnis.net/morfologi

    -drosophila.html

    Perbedaan Jantan dan Betina pada Drosophila

    NO. JANTAN BETINA

    1 Ukuran tubuh lebih kecil dari

    betina

    Ukuran tubuh lebih besar dari

    jantan

  • 2 Sayap lebih pendek dari sayap

    betina

    Sayap lebih panjang dari sayap

    jantan

    3 Terdapat sisir kelamin (sex comb)

    Tidak terdapat sisir kelamin (sex

    comb)

    4 Ujung abdomen tumpul dan lebih

    hitam

    Ujung abdomen lebih runcing

    PEMBAHASAN:

    Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami Drosophila yang kami

    amati yaitu termasuk kedalam spesies Drosophila melanogaster. Drosophila

    melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo

    Diptera, (bangsa lalat).

  • Karena yang kita amati itu semuanya betina dilihat dari ciri-cirinya yaitu

    yang memiliki ukuran tubuh betinanya lebih besar bila dibandingkan dengan

    lalat jantannya, Ujung abdomen betina agak runcing, Pada lalat betina dewasa

    abdomen menjadi lebih besar karena berisi telur-telur yang siap dikeluarkan,

    garis-garis gelap dan terang yang berjumlah tujuh segmen dapat terlihat pada

    abdomen lalat betina.

    Drosophila jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm,

    berwarna cokelat atau cokelat tua. Warna matanya merah. Terdapat antenna

    dan arista. Sayap umunya lurus. Abdomen terlihat bersegmen-segmen, dan

    terlihat abdomen lalat betina agak runcing sedangkan lalat jantan ujung

    abdomennya agak membulat dan terlihat ujung abdomen beberapa

    segemennya berwarna hitam.

    D. Tabel Pengamatan Pengenalan Mutan Drosophila

    No. Sex Warna

    Tubuh

    Warna

    Mata

    Kondisi

    Sayap

    Tipe

    Mutan

    1. Jantan Coklat

    kekuningan

    Merah Panjang

    lebar

    -

    Keterangan : Berdasarkan hasil pengamatan pada Drosophila melanogaster

    yang kita isolasi tidak terdapat ciri-ciri Drosophila mutan. Semua

    Drosophila yang diamati memiliki ciri-ciri mata berwarna merah cerah dan

    sayapnya yang normal yaitu panjangnya melebihi tubuh serta tubuhnya

    yang berwarna kecoklatan. Yang kami amati hanya Drosophila liar biasa.

    Warna Mata Drosophila

    Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur

  • Warna matanya berwarna merah

    berarti Drosophila ini normal tidak

    mutan

    Sumber. http://microscopy4kids.org/webpage/pages/ideasfruitflies.html Drosophila yang mutan memiliki warna putih dan merah mata yang normal.

    Foto Hasil Pengamatan Foto Literatur

    Drosophila melanogaster Drosophila melanogaster normal

    Sumber.http://www.exploratorium.edu/imaging_

    station/gal_media/drosophila/fly_wildtype/fly_wild

    type_800.jpg

    Tipe-Tipe Mutan Drosophila Melanogaster pada Literatur

  • Gambar Drosophila apricot Gambar Drosophila ebony

    Gambar Drosophila white Gambar Drosophila curly

    Gambar Drosophila eyeless Gambar Drosophila vestigial

    Gambar Drosophila yellow

    PEMBAHASAN:

    Mutasi merupakan perubahan turun-temurun pada susunan basa

    nukloetida dari genom DNA (deoxyribonucleic acid) atau pada urutan angka dari

    gen atau kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara spontan atau dengan

  • melalui media lain. Mutasi disebabkan oleh agen-agen tertentu. Satu agen yang

    menyebabkan satu permanen turun temurun perubahan ke dalam DNA dari

    satu organisme disebut mutagen. (Rittner & Timothy, 2004)

    Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi

    disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan

    individu yang tidak mengalami perubahan sifat.

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi).

    Mutasi pada Drosophila melanogaster dapat menyebabkan perbedaan

    fenotipe pada organisme tersebut atau disebut juga sebagai mutan. Beberapa

    jenis mutasi pada Drosophila melanogaster yang dapat terlihat dari fenotipenya

    adalah mutasi warna mata, bentuk mata, bentuk sayap dan warna tubuh.

    Lalat buah normal (wild type) memiliki warna mata merah. Namun, pada

    mutasi warna mata, telah diamati warna mata lalat yang tidak merah (tidak

    normal). Beberapa warna mata mutan yang teramati yaitu white, clot, claret

    dan sepia. Pada mutan tipe white (w) mengalami mutasi pada kromosom

    nomor 1, lokus 1,5. Pigmen merah yang seharusnya dihasilkan sebagai warna

    pada faset mata lalat tidak dihasilkan. Sehingga yang terjadi adalah

    penyimpangan gen white yang memberikan warna putih pada faset matanya.

    Sementara pada mutan tipe clot (cl) warna mata yang teramati adalah cokelat

    akibat mutasi pada kromosom nomor 2, lokus 16,5. Mutasi pada kromosom

    nomor 3, lokus 100,7 pada lalat buah mengakibatkan mata berwarna merah

    terang atau disebut juga sebagai tipe claret (ca). Warna matanya lebih terang

    bila dibandingkan dengan warna merah pada lalat normal. Mutan tipe sepia

    (se) mengalami kecacatan pada kromosom no 3, lokus 26,0 dan menyebabkan

    lalat kekurangan enzim sintase PDA yang disebabkan adanya mutasi pada

    struktur gen dari DNA sintase. Mutasi ini dapat diturunkan pada keturunan-

    keturunan dari lalat sepia itu sendiri. Kecacatan ini menyebabkan lalat bermata

    cokelat tua kehitaman.

    Mutasi juga dapat terjadi pada fenotipe atau penampakan bentuk mata.

    Pada pengamatan bentuk mata, ditemukan lalat buah yang tidak memiliki mata

  • atau hanya berupa titik yang disebut juga dengan eyemissing (eym).

    Kromosom lalat nomor 3, lokus 67,9 mengalami kerusakan yang berakibat pada

    keabnormalan gen mata absen yang memberikan perintah pada sel yang ada

    di larva untuk memunculkan mata. Mutasi ini menyebabkan mutan lalat buah

    terganggu penglihatannya bahkan mungkin tidak dapat melihat.

    Sayap pada lalat wild type panjang dan lurus sehingga lalat dapat terbang

    dengan normal atau tanpa mengalami kesulitan. Perubahan yang terjadi pada

    materi genetis lalat buah dapat menyebabkan perbedaan bentuk sayap, yaitu

    dumpy, miniature, curled dan taxi. Mutasi tipe curled (cu) terjadi karena

    adanya kecacatan pada kromosom nomer 3, lokus 50,0. Pada tipe ini gen

    curled merupakan gen dominan yang memunculkan bentuk sayap

    melengkung ke atas. Mutan bentuk sayap lainya adalah taxi (tx), sayapnya

    membentang 75 dari sumbu tubuh. Hal ini diakibatkan oleh kecacatan pada

    kromosom nomor 3, lokus 91,0. Mutan miniature (m) terjadi karena adanya

    kecacatan pada kromosom nomor 1, lokus 36,0 yang memunculkan fenotipe

    bentuk sayap hanya mencapai ujung abdomen dan menjadi pendek. Selain itu,

    ukuran tubuh lalat miniature lebih kecil dibadingkan dengan lalat normal.

    Mutasi yang terjadi pada kromosom nomor 2, lokus 13,0 memunculkan

    fenotipe lalat dumpy (dp) yang terlahir dengan sayap pendek (2/3 dari ukuran

    sayap normal) mutan ini adalah mutasi yang resesif yang dibawa oleh kedua

    lalat parental. Mutasi-mutasi yang terjadi dapat menyebabkan lalat tidak bisa

    terbang dengan sempurna, bahkan beberapa tipe mutan miniature tidak dapat

    terbang.

    Perbedaan warna tubuh juga merupakan salah satu akibat dari mutasi

    pada lalat buah. Warna tubuh lalat normal adalah cokelat muda. Pada

    pengamatan, ditemukan tipe warna tubuh ebony dan black. Warna tubuh tipe

    ebony (e) muncul karena adanya kelainan pada gen eboni, gen yang secara

    memberikan pigmen warna cokelat pada lalat Drosophila melanogaster wild type

    mengakibatkan lalat memiliki warna tubuh warna tubuhnya hitam mengkilat.

    Mutan black (b) pada Drosophila melanogaster diakibatkan oleh kerusakan pada

  • kromosom nomor 2, lokus 48,5 yang menyebabkan keabnormalan warna

    badan, kaki, dan urat sayap yang hitam namun tidak mengkilat.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tidak ditemukan mutan

    Drosophila melanogaster pada beberapa Drosophila yang kita isolasi. Semua

    Drosophila yang diamati memiliki ciri-ciri mata berwarna merah cerah dan

    sayapnya yang normal yaitu panjangnya melebihi tubuh serta tubuhnya yang

    berwarna kecoklatan.

    V. PERTANYAAN DAN JAWABAN

    Pertanyaan Diskusi Siklus Hidup

    1. Bandingkan stadium perkembangan hasil pengamatan anda dengan hasil

    pengamatan teman dalam satu kelompok. Adakah persamaan dan

    perbedaannya?

    Jawab: Ada. Persamaannya stadium perkembangannya rata-rata dalam

    waktu kurang lebih 9 hari. Dan perbedaannya dari waktu dan tanggal

    memasukkan drosophila dan melakukan pengamatannya yang berbeda.

    2. Berapa harikah rata-rata siklus hidup Drosophila berdasarkan tabel

    pengamatan semua anggota kelompok anda?

    Jawab: Rata-rata siklus hidup lalat buah sekitar 9 hari.

    Pertanyaan Diskusi Determinasi

    1. Apakah persamaan dan perbedaan yang menonjol antara lalat buah betina

    dan lalat buah jantan?

    Jawab:

    Persamaan Betina dan Jantan Perbedaan Betina dan Jantan

    Warna tubuh kecoklatan atau coklat

    tua dengan cincin berwarna hitam di

    tubuh bagian belakang.

    Berukuran kecil, antara 3mm.

    Ukuran tubuh: Secara umum betina

    berukuran lebih besar daripada lalat

    jantan

    Abdomen: Ujung abdomen betina

  • Urat tepi sayap (costal vein)

    mempunyai dua bagian yang

    terinteruptus dekat dengan

    tubuhnya.

    Sungut (arista) umumnya berbentuk

    bulu, memiliki 7-12 percabangan.

    Crossvein posterior umumnya lurus,

    tidak melengkung.

    Mata majemuk berbentuk bulat agak

    ellips dan berwana merah.

    Terdapat mata oceli pada bagian atas

    kepala dengan ukuran lebih kecil

    dibanding mata majemuk.

    Thorax berbulu-bulu dengan warna

    dasar putih, sedangkan abdomen

    bersegmen lima dan bergaris hitam

    Sayap panjang, berwarna transparan,

    dan posisi bermula dari thorax.

    agak runcing, sedangkan ujung

    abdomen lalat jantan agak

    membulat. Pada lalat betina dewasa

    abdomen menjadi lebih besar karena

    berisi telur-telur yang siap

    dikeluarkan.

    Tanda pada abdomen: Haris-garis

    gelap dan terang yang berjumlah

    tujuh segmen dapat terlihat pada

    abdomen lalat betina, sementara

    pada lalat jantan, beberapa segmen

    terakhir berfusi sehingga terlihat

    warna hitam.

    Sex comb: Lalat jantan mempunyai

    sisir kelamin, yaitu serabut-serabut

    bristle pada permukaan distal dari

    sendi tarsal depan, dan pada lalat

    betina tidak memiliki sisir kelamin.

    2. Bandingkan hasil determinasi saudara dengan anggota kelompok saudara!

    Jenis mana saja yang ditemukan berdasarkan hasil determinasi tersebut?

    Jawab: Dari hasil determinasi yang diamati jenis Drosophila yang

    ditemukan hanya satu jenis yaitu Drosophila melaogaster dengan kunci

    determinasi yaitu 1b-7b-8a-9b-10a.

    3. Jenis drosophila manakah yang paling banyak ditemukan dalam kelas

    saudara?

    Jawab: Jenis Drosophila jantan yang ditandai dengan ujung abdomen yang

    runcing dan terdapat sex comb pada tangkai kaki depannya, ukurannya

    pun relatif kecil.

    Pertanyaan Diskusi Mutan

    1. Apakah setiap tipe mutan dapat diamati fenotipnya secara morfologis ?

  • Jawab : Setiap tipe mutan dapat diamati secara morfologis, karena

    Drosophila dapat dikatakan berjenis mutan apabila memiliki warna tubuh,

    warna mata, dan kondisi sayap yang berbeda dengan tipe liar.

    2. Mutan manakah menurut saudara yang fenotipnya sangat mudah

    dibedakan dengan fenotip tipe liar ?

    Jawab : Mutan yang fenotipnya sangat mudah dibedakan dengan tipe liar

    adalah mutan tipe white (w) karena memiliki mata berwarna putih yang

    jauh berbeda dengan tipe liar yaitu merah cerah.

    VI. KESIMPULAN

    1) Berdasarkan praktikum Siklus Hidup Drosophila dapat disimpulkan sebagai

    berikut:

    Tahapan-tahapan fase pertumbuhan Drosophila adalah telur larva

    instar Ilarva instar IIlarva instar IIIpupaimago.

    Waktu yang dibutuhkan pada fase pertumbuhan Drosophila kurang

    lebih 9 hari.

    Lingkungan mempengaruhi dalam siklus pertumbuhan Drosophila

    tersebut seperti suhu, ketersediaan media makanan, tingkat kepadatan

    botol pemeliharaan, dan intensitas paparan cahaya.

    2) Berdasarkan praktikum Determinasi Drosophila dapat disimpulkan sebagai

    berikut:

    Drosophila yang diamati termasuk kedalam spesies Drosophila

    melanogaster. Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang

    masuk ke dalam ordo Dipteria, (bangsa lalat).

    Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang

    ditentukan oleh kromosom seks (gonosom). Untuk lalat buah dikenal 1

    pasang kromosom seks yaitu kromosom X dan kromosom Y. Individu

    jantan terjadi jika terdapat komposisi kromosom seks XY sedang betina

    jika komposisinya XX.

  • Dari hasil pengamatan Drosophila yang telah dilakukan bahwa

    kebanyakan lalat buah yang diamati adalah betina dengan ciri-cirinya

    yaitu abdomennya runcing, ukurannya lebih besar dari jantan, memiliki

    tujuh segmen segmen, dan tidak memiliki sex comb.

    3) Berdasarkan praktikum pengenalan mutan Drosophila dapat disimpulkan

    bahwa pengamatan terhadap Drosophila yang diisolasi tidak didapatkan

    Drosophila mutan karena semuanya menunjukkan warna mata merah cerah,

    sayap lebih panjang dari tubuh, dan warna tubuh kecoklatan. Yang

    merupakan ciri dari Drosophila normal seperti pada umumnya.

    VII. DAFTAR PUSTAKA

    Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA:

    Coldspring Harbor Laboratory Press.

    Borror. J. D, Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga.

    Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

    Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

    Goodenough. 1984. Genetika Edisi ketiga Jilid Satu. Jakarta: Erlangga

    Isiayati. 2004. Pengaruh Suhu Terhadap Reproduksi Lalat Buah.

    Bandung: ITB.

    Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster.

    California: Academic Press Inc.

    Nio.T.K. 1990. Genetika Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung

    Sepoetro. 1975. Pengantar Genetika Dasar. Jakarta: Universitas

    Indonesia Press

    Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Konsenterasi Formaldehida

    Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung: Jurusan

    Biologi Universitas Padjadjaran.

    Soemartono. 1979. Pedoman Praktikum Biologi Umum 3. Jakarta:

    Djambatan

    Stricberger. 1985. Genetics. New York: Macmillan Publishing

  • Company.

    Suryo, 1996. GENETIKA. Yogyakarta: Universitas Gadjah Madah

    Tim penyusun. 2012. Pedoman praktikum Genetika. Bandung: Prodi

    Pendidikan Biologi UIN SGD.

    Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The

    genetics and biology of Drosophila.

    Yatim, Wildan. 1994. Genetika. Bandung: Tarsito.

    http://supportme5.wordpress.com/2009/12/08/siklus-hidup-dan-

    determinasi-lalat-buah-drodophila-sp/

    http://zarzen.wordpress.com/pengenalan-mutan-drosophila-melanogaster/