laporan preferensi suhu black

21
Praktikum II PREFERENSI SUHU DAN GUPPY (Poecillia reticulata) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan yang dihadapi organisme tersebut. Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan dir iterhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan. Bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas, 2005). Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan (Ewusie, 1990). Kenaikan suhu air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu (Afrianto, dkk., 1992). Menurut Soetjipta (1993), air memiliki beberapa sifat termal yang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih

Upload: farchatul-himmah

Post on 30-Sep-2015

34 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan suhu ikan black moly

TRANSCRIPT

Praktikum II

PREFERENSI SUHU DAN GUPPY (Poecillia reticulata)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan yang dihadapi organisme tersebut. Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan dir iterhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan. Bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas, 2005).

Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan (Ewusie, 1990). Kenaikan suhu air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu (Afrianto, dkk., 1992). Menurut Soetjipta (1993), air memiliki beberapa sifat termalyang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat dari pada udara. Selanjutnya Soetjipta menambahkan bahwa walaupun suhu kurang mudah berubah di dalam air dari pada di udara, namun suhu merupakan faktor pembatas utama. Oleh karena itu, mahluk akuatik sering memiliki toleransi yang sempit.

Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan suhu lingkungan sekelilingnya (Hoole et al, dalam Tunas, 2005). Sebagai hewan air, ikan memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Secara kesuluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air, beberapa species mampu hidup pada suhu air mencapai 29C, sedangkan jenis lain dapat hidup pada suhu air yang sangat dingin, akan tetapi kisaran toleransi individual terhadap suhu umumnya terbatas (Sukiya, 2005). Ikan yang hidup di dalam air yang mempunyai suhu relatif tinggi akan mengalami kenaikan kecepatan respirasi.

1.2 Tujuan

Mengamati preferensi suhu ikan Poecillia serta perilaku yang muncul untuk berada disatu kisaran suhu tertentu, yang akan menunjukan area yang paling disukai untuk bertahan hidup.

1.3 Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara mengetahui preferensi suhu ikan guppy (Poecillia reticulate)?

b. Bagaimana perilaku ikan guppy (Poecillia reticulata) dan suhu yang disukai untuk bertahan hidup?

c. Bagaimana morfologi ikan guppy (Poecillia reticulata)?

1.4 Hipotesis

Perilaku ikan guppy(Poecillia reticulata) akan berubah seiring dengan adanya perubahan suhu disekitarnya. Dan ia akan memilih tempat dimana ia tinggal sesuai dengan tingkat suhu yang ada.

1.5 Manfaat Penelitian

Dapat mengetahui perilaku ikan guppy(Poecillia reticulata) pada saat preferensi suhu. Dapat mengetahui suhu yang sesuai untuk ikan guppy(Poecillia reticulata) serta mengetahui morfologinya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan yang dihadapi organisme tersebut Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dantingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan. bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas, 2005).

Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan (Ewusie, 1990). Kenaikan suhu air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu (Afrianto dan Liviawati, 1992). Menurut Soetjipta (1993), air memiliki beberapa sifat termal yang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat dari pada udara. Selanjutnya Soetjipta menambahkan bahwa walaupun suhu kurang mudah berubah di dalam air daripadadi udara, namun suhu merupakan faktor pembatas utama. Oleh karena itu, mahluk akuatiksering memiliki toleransi yang sempit.

Menurut Laevastu dan Hela (1981), pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses metabolisme, seperti pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang, serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau memperlambat mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus selama dan setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang menentukan kekuatan keturunan dan daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang paling penting secara komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning ground) selama musim pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah di daerah lain daripada di daerah tersebut.Nybakken (1988), sebagian besar biota laut bersifat poikilometrik (suhu tubuh dipengaruhi lingkungan) sehingga suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme.

Terdapat pula zona peralihan antara daerah-daerah ini, tetapi tidak mutlak karena pembatasannya dapat agak berubah sesuai dengan musim. Organisme perairan seperti ikan maupun udang mampu hidup baik pada kisaran suhu 20-30C. Perubahan suhu di bawah 20C atau di atas 30C menyebabkan ikan mengalami stres yang biasanya diikuti oleh menurunnya daya cerna (Tunas, 2005).

Poecilia reticulata memiliki toleransi ekologi yang luas : eurythermal, euryhaline dan hipoksia toleran. Poecilia reticulata dapat bertahan hidup pada suhu air sampai 32C (Gibson, 1954), dengan toleransi terbatas pada suhu yang lebih tinggi hingga 36C (Arai et al., 1963). Spesies dapat bereproduksi dengan kekuatan penuh di air laut (35ppt) (Shikano, dkk., 1997) dan mentolerir salinitas sampai dengan 58.5ppt (Chervinski 1984). Ikan ini dapat mentolerir oksigen tingkat rendah turun hingga 0,5 mg / l dengan respirasi dari permukaan air (ASR). Ikan guppy dapatberadaptasi dalam air dengan pH 7,0-8,0 (idealnya), kedalaman 10 dH atau lebih, baik di air payau, air tawar, dan jika menyesuaikan diri dengan benar, dapat disimpan dalam kondisi air asin juga. Dan dengan suhu 18-28C(Scott, 1999).

Ikan guppy merupakan hewan ovovivipar dan kawin secara poligami dengan fertilisasi internal, ikan jantan bebas memilih betina dan betina selektif dalam memilih pasangan mereka. Poecilia reticulate jantan memiliki sirip dubur yang diubah menjadi sebuah gonopodium untuk fertilisasi internal. Ikan jantan yang terus menerus mengejar dan mengawini betina, meskipun betina selektif terhadap pasangan mereka (Viken, 2006.). Penelitian telah menunjukkan bahwa ikan betina memilih laki-laki, terutama mereka yang lebih besar dan lebih terang atau orange spot sedangkan menunjukkan bahwa tekanan predasi juga merupakan faktor seleksi yang kuat dalam variasi warna pada ikan jantan, dan mempengaruhi pemilihan pasangan (Reynolds, dkk., 1992), hal itu merupakan suatu kompromi antara pemilihan seksual (yang jelasan menguntungkan) dan seleksi alam.

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat Dan Bahan

Dalam praktikum kali ini kami menggunakan 10 ekor guppy (Poecillia reticulate) yang digunakan sebagai sampel uji. Lalu kami menggunakan air bersih untuk sarana praktikum yang akan ditempatkan pada kanal pengamatan preferensi suhu. Kanal ini berfungsi sebagai tempat pengamatan ikan terhadap preferensi suhu yang terdapat didalamnya. Lalu sebagai bahan agar mencapai suhu >15Ckami menggunakan es batu sedangkan untuk dapat mencapai suhu