laporan ptk pak irpan

54
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah- masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan. Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan 1

Upload: wiens-arion

Post on 23-Dec-2016

108 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Ptk Pak Irpan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Latar Belakang masalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian

pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk

memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,

memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru

pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk

meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (guru)

mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan

memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan

bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki

situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk

mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti

sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan. 

Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat

berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan

PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di

kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa

orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan

diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas. PTK memeliki sejumlah karakteristik sebagai berikut :

1. Bersifat siklis, artinya PTK terlihat siklis-siklis (perencanaan, pemberian

tindakan, pengamatan dan refleksi), sebagai prosedur baku penelitian.

2. Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu

tertentu (misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data

yang diperlukan, bukan “sekali tembak” selesai pelaksanaannya.

1

Page 2: Laporan Ptk Pak Irpan

3. Bersifat partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi

dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnyapun tidak untuk

digenaralisasi meskipun mungkin diterapkan oleh orang lain dan ditempat

lain yang konteksnya mirip.

4. Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekali gus pelaku

perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda,

yakni sebagai orang yang meneliti sekali gus yang diteliti pula.

5. Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran

menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang

diteliti; bukan menurut sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal

yang diteliti.

6. Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu

terjadi kerja sama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain

demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.

7. Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau

tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru;

menggarap masalah-masalah besar.

8. Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang

pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi

kebutuhan, kepentingan dan tercapainya tujuan penelitian.

9. Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai

tujuan penelitian, bukan kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel

secara kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistik

yang sederhana, bukan yang rumit.

10. Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih

baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan

menguji hipotesis.

PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas dapat dilakukan dalam

rangka: 1) meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, 2) meningkatkan

partisipasi siswa dalam belajar, 3) menerapkan pendekatan belajar-mengajar

inovatif, dan 4) mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses belajar-mengajar.

PTK yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar dapat dilakukan dalam

2

Page 3: Laporan Ptk Pak Irpan

rangka: 1) menerapkan berbagai metode mengajar, 2) mengembangkan

kurikulum, 3) meningkatkan peranan siswa dalam belajar, dan 4) memperbaiki

metode evaluasi. PTK yang dikaitkan dengan pengembangan/penggunaan

sumber-sumber belajar dapat dilakukan dalam rangka pengembangan

pemanfaatan 1) model atau peraga, 2) sumber-sumber lingkungan, dan 3)

peralatan tertentu. PTK sebagai wahana peningkatan personal dan profesional

dapat dilakukan dalam rangka 1) meningkatkan hubungan antara siswa, guru,

dan orang tua, 2) meningkatkan “konsep diri” siswa dalam belajar, 3)

meningkatkan sifat dan kepribadian siswa, serta 4) meningkatkan kompetensi

guru secara profesional.

Bahasa dalam bahasa inggris disebut Language yang berasal dari

bahasa latin yang berarti “lidah”.Secara universal pengertian bahasa ialah

suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran.Ujaran inilah yang

membedakan manusia dari mahluk lainnya.Dengan ujaran inilah manusia

mengungkapkan hal yang yanta atau tidak,yang berujud atau yang kasat

mata,situasi dan kondisi yang lampau,kini,maupun yang akan

dating.Ujaran manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang manusia atau

lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa

sifat yakni,sistematis artinya bahasa diatur oleh system.Setiap bahasa

mengandung dua system yaitu system bunyi dan system makna.Bunyi

merupakan suatu bersifat fisik yang dapat ditangkap oleh panca indra

kita,mana suka,ujar,manusiawi dan komunikatif.

Bahasa disebut mana suka karena unsure-unsur bahasa dipilih

secara acak tanpa dasar.Bahasa disebut juga ujaran karena media bahasa

yang terpenting adalah bunyi walaupun kemudian ditemui ada juga media

tulisan.Bahasa disebut bersifat manusiawi karena bahasa menjadi fungsi

selama manusia yang memanfaatkannya,bukan mahluk lainnya.Bahasa

disebut sebagai alat komunikasi karena fungsi bahasa sebagai penyatu

keluarga,dan bangsa dalam segala kegiatannya.

Belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan

kapabilitas yang relative permanen sebagai hasil pengalaman.Belajar

3

Page 4: Laporan Ptk Pak Irpan

melalui proses yang relative terus menerus dijalani dari berbagai

pengalaman.Pengalaman inilah yang membuahkan hasil yang disebut

belajar.(Robert M.Gagne,1984,The Condition of learning and Theory of

instruction).Belajar juga merupakan kegiatan yang kompleks.Artinya,di

dalam proses belajar terdapat berbagai kondisi yang dapat menentukan

keberhasilan belajar.Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

adalah berbagai kondisi yang berkaitan dengan proses belajar yakni

kondisi eksternal dan kondisi internel.

Pembelajaran bahasa adalah proses member rangsangan belajar

berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan

berbahasa.Kemampuan berbahasa dalam arti luas adalah kemampuan

mengorganisasikan pemikiran,keinginan,ide,pendapat atau gagasan dalam

bahasa lisan.

Guru professional adalah guru yang memiliki kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang keguruan,bertanggung jawab,serta mampu

melaksanakan tugas dang fungsinya seoptimal mungkin.Profesi guru

bukan sekedar profesi intelektual semata.Profesi guru adalah profesi

nominative,yaitu profesi yang didukung oleh seperangkat norma yang

harus dijadikan landasan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

yang dipikulnya.

Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kemampuan

sesuai dengan profesi yang disandangnya.Guru harus mampu

mendidik,mengajar dan melatih.Mendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup,mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,sedangkan melatih

berarti membina keterampilan,minat dan bakat siswa.Seorang guru yang

berkualitas mampu memilih,menyajikan,dan mengevaluasi bahan atau

materi,serta membimbing,dan mengarahkan siswa dengan baik.

Guru yang telah berpengalaman melakukan penelitian tindakan kelas

mungkin dapat langsung mengatakan permasalahan yang dihadapinya yang

mungkin dapat diteliti bersama dan kemudian membahas masalah tersebut

dengan guru yang lain.Lain halnya dengan guru yang belum berpengalaman

4

Page 5: Laporan Ptk Pak Irpan

dalam PTK. Guru tersebut mungkin belum dapat secara langsung

mengemukakan permasalahan yang mungkin dapat diteliti bersama guru.

Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) adalah program

kegiatan yang memberikan pengalaman belajar untuk meningkatkan

kemampuan professional guru Sekolah Dasar dalam mengelola

pembelajaran.Artinya,guru sekolah dasar tidak saja bertanggung jawab

mengajar lima bidang studi sebagai guru kelas di sekolah dasar,tetapi juga

harus terampil mengelola dan memperbaiki atau meningkatkan proses

pembelajaran diberbagai tingkatan kelas di sekolah dasar.

Sehubungan dengan kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu

meningkatkan kualitas proses belajar siswa melalui peningkatan kualitas

kemampuan professional guru,maka semua guru harus melalui proses

pembelajaran yang memungkinkan guru menemukan dan memecahkan

permasalahan pembelajaran di kelas masing-masing yang berlandaskan

pada kaidah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Selain itu,sebagai seorang

guru yang harus menguasai salah satu kompetensi utama guru,yaitu

mengembangkan keperibadian dan keperopfesionalan yang dapat menilai

kinerjanya sendiri dengan strategi yang tepat.Alat yang yang digunakan

untuk menilai kinerja seorang guru adalah penelitian tindakan kelas

(PTK).

Guru yang sudah mempuyai banyak pengalaman dalam mengajar

tersebut ada yang mencerminkan keberhasilan dan ada yang merupakan

kegagalan.Namun demikian,dalam kontek PTK kegagalan inilah yang

ingin diperbaiki,sehingga kemampuan guru mengajar benar-benar menjadi

lebih baik.

Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan seyoyanya seorang

guru memiliki pengalaman belajar sebagai berikut :

1. Mengkaji ulang konsep penelitian tindakan kelas.

2. Berlatih unjuk kerja (merancang,melaksanakan,dan melakukan

penilaian perbaikan pembelajaran).

3. Menemukan kekurangan,kelemahan,masalah dalam pembelajaran dan

memperbaikinya dengan prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas.

5

Page 6: Laporan Ptk Pak Irpan

4. Berlatih mempetanggungjawabkan keputusan atau tindak perbaikan

pembelajaran secara ilmiah.

Pembahasan tentang pendidikan tidak dapat dilepaskan dari

pembahasan kita tentang sebuah proses di mana guru (kadang-kadang

siswa) membantu siswa perubahan siswa kea rah yang lebih

baik.Perubahan yang dimaksud tidak hanya menyangkut penguasaan

pengetahuan tetapi juga pengembangan berpikir tetapi juga bentuk-bentuk

keterampilan lainnya,pembentukan sikan dan pemahaman serta

menjajakkan perasaan dan pengembangan nilai-nilai,perubahan-perubahan

tersebut menggambarkan tujuan-tujuan pengajaran.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan pendidikan atau

pengajaran perlu dilakukan evaluasi.Evaluasi adalah serangkaian kegiatan

yang di rencanakan dan dilakukan secara sistematis untuk mengetahui

smpai sejauh mana tujuan pendidikan telah dicapai.

Seperti halnya dengan mata pelajaran lainnya maka matematika dan

bahasa Indonesia SD pun harus dinilai keberhasilannya.Penilaian terhadap

kemajuan siswa kea rah pencapaian tujuan yang diharapkan merupakan hal

yang esensial jika guru ingin membantu siswa belajar.

Mata pelajaran matematika dan Bahasa Indonesia di sekolah Dasar

memiliki peran yang sangat penting bagi siswa baik dalam satu Lingkup

Sekolah mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi

dalam pembelajaran matematika siswa tidak hanya menghafal konsep-konsep

saja, terutama dalam bentuk hitung-menghitung bentuk. tes-tes saja, akan

tetapi penguasaan terhadap konsep matematika tersebut dapat di terapkan

dalam kehidupan yang lebih bermakna.

Kondisi yang dapat dilihat, siswa hanya mampu menjawab soal-soal

yang hanya konsep-konsep teoritis akan tetapi bila dihadapkan pada

kenyataan dalam kehidupan sehari-hari tampak sesuai dengan penerapan

konsep matematika. Apa artinya siswa dapat memahami konsep tanpa bisa di

aplikasikan pada kehidupan yang nyata.

Keadaan seperti ini perlu mendapatkan perhatian yang serius karena

siswa akan dihadapkan pada kenyataan yang riil ( Nyata ), yang dari konsep

6

Page 7: Laporan Ptk Pak Irpan

matematika tersebut dapat diterapkan, terutama pada kegiatan yang

membutuhkan hasil nyata dari proses pembelajaran di kelas.

Pada setiap ulangan, pembelajaran yang berhasil di tunjukan oleh

siswa dengan penerapan konsep matematika dalam soal cerita, anak selalu

mcngalami kesulitan sehingga dari 18 siswa, hanya 9 yang dapat menjawab

soal dengan benar.

Rendahnya pemahaman siswa perlu mendapat perhatian sehingga

nantinya siswa mendapat kompetensi dasar yang betul-betul berdaya

guna. Guru sebagai penentu pada jenjang pendidikan dasar yang

menghantarkan peserta didik untuk menguasai materi keterampilan

minimal yang terdapat dalain kurikulum harus berupaya mencari solusi

dalam memecahkan masalah tersebut.

Ada beberapa cara yang pernah dilakukan, salah satu diantaranya

adalah melalui Penelitian Tindak Kelas ( PTK ) sebagai salah satu jalan yang

ditempuh dalam pemecahan masalah yang dihadapi.

Masalah mendasar yang sering dikeluhkan adalah mengenai

kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia masih rendah dan

kurang diterapkan di lingkungan sekolah. Hal ini dilihat dari keseharian

siswa yang dalam berkomunikasi masih banyak yang menggunakan bahasa

daerah ( Bahasa Ibu ).

Rendahnya minat siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas

menyebabkan terganggunya interaksi antara guru, siswa dan materi pelajaran

yang menyebabkan interaksi tidak akan berjalan lancar karena siswa dalam

keadaan pasif'.

Siswa tidak berkeinginan bertanya atau mengeluarkan pendapat.

Demikian juga interaksi antara siswa dengan materi yang disajikan tidak

juga berjalan dengan baik karna siswa seolah-olah jenuh dengan materi

tersebut.

Laporan ini disusun berdasarkan masukan-masukan dan temuan-temuan

dari teman-teman sejawat yang ditemukan saat merancang kegiatan perbaikan

selaima pelaksanaan pembelajaran. Observasi serta diskusi pelaksanaan

perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus Penelitian Tindakan

7

Page 8: Laporan Ptk Pak Irpan

Kelas untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

2. Identifikasi Masalah.

Dalam beberapa kali diadakan hanya 9 orang dari 18 siswa

kelas IV SDN 3 Perian Kecamatan Montong Gading yang mcncapai

tingkat penguasaan 70% keatas pada pelajaran matematika. Dan dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia 8 orang yang mendapat 70% keatas.

Dari hal tersebut, sangat perlu dicarikan solusi pemecahannya. dari

hasil diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa masalah yang

terjadi dalam pembelajaran matematika.

a. Tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran masih kurang utamanya soal-

soal matematika yang berhubungan dengan soal cerita.

b. Rendahnya kemampuan siswa terhadap maksud soal cerita.

c. Siswa tidak dapat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru.

d. Guru kurang memberikan bimbingan yang intensif dalam pembelajaran

e. Pembelajaran masih abstrak.

Masalah yang terjadi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

I. Rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran Bahasa Indonesia

2. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru

3. Siswa kurang bergairah dalam pelajaran

4. Guru rnembutuhkan strategi pembelajaran yang tepat

3. Analisa Masalah

Dengan berdiskusi dengan teman sejawat, dapat disimpulkan beberapa

indikator menyebabkan siswa tidak dapat menjelaskan soal-soal yang

berhubungan pemecahan masalah adalah :

- penjelasan guru belum maksimal

- Penyampaian materi yang masih abstrak

- Pemberian contoh yang masih kurang

- Kurang pemahaman terhadap masalah soal

- Kurang perhatian siswa karena kurang minat - Kurang aktifnya siswa dalam

pembelajaran

8

Page 9: Laporan Ptk Pak Irpan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan temuan tersebut peneliti menitik beratkan pada perbaikan

bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika

dan Bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan pemecahan masalah dalam

kehidupan sehari-hari melalui pemberian soal ccrita, contoh-contoh serta latihan

yang memadai. Demikian juga dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Agar nantinya siswa dapat memahami materi pembelajaran

2. Memperbaiki dan meningkatkan mutu perbaikan pembelajaran yang

dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru.

4. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah

pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.

5. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan

masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi

siswa dan kelas yang diajarnya.

6. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi

pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang

dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil

pembelajaran.

7. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam

pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan

inovatif guru.

8. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis

penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas,

bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

Adanya tujuan dari perbaikan ini, agar nantinya siswa dapat memahami

materi pembelajaran dan guru dapat memperbaiki pembelajarannya sehinggta

hasil belajar yang diharapkan dapat terwujud.

9

Page 10: Laporan Ptk Pak Irpan

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Adapun manfaat penelitian perbaikan pembelajaran

1. Bagi siswa, penelitian perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dan

meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam

meningkatkan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal dan

meningkatkan kemampuan dasar guru dalam menerapkan pembelajaran.

3. Bagi guru mempunyai otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya.

4. Membantu guru memperbaiki pembelajaran.

5. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan.

6. Meningkatkan rasa percaya diri bagi guru.

7. Membantu guru berkembang secara professional.

8. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan

guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK

yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk

berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat

di jurnal ilmiah.

9. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan

menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung

professionalisme dan karir guru.

10. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru

dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama

memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu

pembelajaran.

11. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum

atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal,

sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi

kebutuhan siswa.

12. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan , kegairahan, ketertarikan,

kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

10

Page 11: Laporan Ptk Pak Irpan

di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat

meningkatkan.

13. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,

menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi,

metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran

demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

11

Page 12: Laporan Ptk Pak Irpan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Gagne menempatkan alat praga sebagai komponen sumber,dia

mendifinisikan alat peraga sebagai “ komponen sumber belajar di lingkungan

siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.Briggs berpendapat bahwa

harus ada sesuatu untuk mengkomunikasikan materi supaya terjadi proses

belajar.Karena itu Briggs mendifinisikan alat peraga sebagai “ wahana fisik yang

mengandung materi pembelajaran.Wilbur Schraman tampaknya melihat alat

peragadalam penidikan sebagai sebagai suatu teknik untuk menyampaikan

pesan.Oleh sebsb itu dia mendifinisikan alat peraga sebagai “teknologi pembawa

informasi atau pesan pembelajaran”.Yusuf Adi Miarso melihat alat peraga

secara makro dalam keseluruhan system pendidikan sehingga definisinya

berbunyi: “segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar”.

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat mempermudah

proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan pendidik dan sudah

barang tentu akan mempermudah pencapaian keberhasilan tujuan

pembelajaran.Hal ini dikarenakan peserta didik akan lebih termotivasi dalam

dalam mempelajari suatu materi bahasan.

Djahiri (1992):1) menyatakan bahwa media pengajaran adalah alih ujud

daripada bahan ajar dan atau target hasil dan proses belajar yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan (message),merangsang pikiran

perasaan,perhatian,dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses

belajar.

Sadiman dkk (1993):6) menyatakan bahwa media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Danim (1995:7) menyatakan bahwa media pendidikan merupakan

seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik

dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.

Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar ((PBM)

SD (1993:20) dinyatakan bahwa media pengajaran adalah sesuatu yang

digunakan dalam proses untuk memudahkan,memperlancar dan memudahkan

12

Page 13: Laporan Ptk Pak Irpan

hasil proses kegiatan belajar siswa dan pencapaian suatu pengajaran.

Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan,

alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud

agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung

secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media

pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa

mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat

menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang

kegiatan belajar siswa.

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.

Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan

siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Heinich, Molenda, Russel

(1996:8) menyatakan bahwa : “A medium (plural media) is a channel of

communication, example include film, television, diagram, printed materials,

computers, and instructors. (Media adalah saluran komunikasi termasuk film,

televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur). AECT (Assosiation

of Education and Communication Technology, 1977), memberikan batasan media

sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan media

sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya.

Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara

atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan

batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani

(1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses

penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 :

136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai

13

Page 14: Laporan Ptk Pak Irpan

penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.

Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :

“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.

Banyak batasan tentang media, Association of Education and

Communication Technology (AECT) memberikan pengertian tentang media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dan informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagai medium (Gagne, et

al., 1988) atau mediator, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak

utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula

mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari

guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media.

Heinich, et.al., (1993) memberikan istilah medium, yang memiliki pengertian

yang sejalan dengan batasan di atas yaitu sebagai perantara yang mengantar

informasi antara sumber dan penerima.

Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media

komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media

pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994)

bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan

komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal.

Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam

Criticos, 1996; Gagne, et al., 1988), yang secara implisit menyatakan bahwa

media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi

pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video

recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer

adalah merupakan media pembelajaran. Menurut National Education Association

-NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik

yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya.

Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas,

maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan

14

Page 15: Laporan Ptk Pak Irpan

isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian

rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.

Bruner (1966) mengungkapkan ada tiga tingkatan utama modus belajar,

seperti: enactive (pengalaman langsung), iconic (pengalaman piktorial atau

gambar), dan symbolic (pengalaman abstrak). Pemerolehan pengetahuan dan

keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena adanya

interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang telah dialami

sebelumnya melalui proses belajar. Sebagai ilustrasi misalnya, belajar untuk

memahami apa dan bagaimana mencangkok. Dalam tingkatan pengalaman

langsung, untuk memperoleh pemahaman pebelajar secara langsung mengerjakan

atau membuat cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic, pemahaman tentang

mencangkok dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video.

Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat

membaca atau mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman melihat

orang mencangkok atau dengan pengalamannya sendiri.

Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa yang

dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media yang digunakan

memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu

mengajar bagi guru (teaching aids). Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau

elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi

visual atau verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat

memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap

dan retensi belajar siswa. Sehingga alat bantu yang banyak dan sering digunakan

adalah alat bantu visual, seperti gambar, model, objek tertentu, dan alat-alat visual

lainnya. Oleh karena dianggap sebagai alat bantu, guru atau orang yang membuat

media tersebut kurang memperhatikan aspek disainnya, pengembangan

pembelajarannya, dan evaluasinya.

Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi

komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi

sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media

pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan

15

Page 16: Laporan Ptk Pak Irpan

belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam posisi seperti ini, penggunaan

media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh

media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya

kurang efisien). Dengan kehadiran media pembelajaran maka posisi guru bukan

lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator. Bahkan pada

saat ini media telah diyakini memiliki posisi sebagai sumber belajar yang

menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar.

Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung

(kongkret) berdasarkan kenyataan yang ada di lingkungan hidupnya, kemudian

melalui benda-benda tiruan, dan selanjutnya sampai kepada lambang-lambang

verbal (abstrak). Untuk kondisi seperti inilah kehadiran media pembelajaran

sangat bermanfaat. Dalam posisinya yang sedemikian rupa, media akan dapat

merangsang keterlibatan beberapa alat indera. Di samping itu, memberikan solusi

untuk memecahkan persoalan berdasarkan tingkat keabstrakan pengalaman yang

dihadapi pebelajar. Kenyataan ini didukung oleh landasan teori penggunaan media

yang dikemukakan oleh Edgar Dale, yaitu teori Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s

Cone of Experience) seperti Gambar 1 di bawah. Teori ini merupakan elaborasi

yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner.

Sudjana (1991:2) menyatakan bahwa media pengajaran dapat

mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya

diharapkan dapat mempertinggi proses belajar siswa.Berikut adalah alas an-

alasan mengapa media dapat mempertinggi proses belajar siswa :

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang lebih

baik.

3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi,tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga,apabila guru mengajar untuk setiap jam

pelajaran.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,sebab tidak hanya

16

Page 17: Laporan Ptk Pak Irpan

mendengarkan uraian guru,tetapi juga aktivitas lain,seperti

mengamati,melakukan,dan mendemonstrasikan.

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

“medium”,secara harfiah berarti perantara atau pengantar.Association for

education and communication technology (AECT) mengartikan kata “media”

sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi.

Natonal Education Association (NEA) mendifinisikan media sebagai

segala benda yang dapat dimanipulasikan,dilihat,didengar,dibaca atau dibicarkan

beserta instrument yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.Sedangkan

HEINICH,dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai “ The term refer to

anything that carries information between a source and a receiver.

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan

istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional

materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia

pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media

pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e”

merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat

elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai

bahan ajar online.

Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang

pengertian media yaitu

1. orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga

memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang

baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely

dalam Ibrahim, 1982:3)

2. saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber

(pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru,

1988:11)

3. komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan

kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142)

4. media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan

pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan,

perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar

17

Page 18: Laporan Ptk Pak Irpan

mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan

(Sadiman, dkk., 2002:6)

5. alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara

lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto,

gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)

6. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran

adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan

anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan

pengajaran yang telah dicita-citakan.

Anggoro M Toha, dkk ( 2007 ) Metode Penelitian. Jakarta :

Universitas

Terbuka Dari kegiatan Penelitian banyak ditemukan ditemukan pendapat

para ahli antara lain Benjamin Bloom ( 1956 ). Keberhasilan belajar.

Seorang siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar di sekolah bila ia

dapat menunjukkan keberhasilan belajar dalam tiga ranah:

1. Ranah Kognitif meliputi keberhasilan dalam kemampnaui berpikir

(mengingat, memahami atau menerapkan materi pelajaran).

2. Ranah Afektif (dapat dilihat dari besarnya minat siswa dalam mengikuti

pelajaran atau dari keterlibatannya dalam diskusi kelas).

3. Ranah Psikomotor (dapat ditinjau dari keberhasilan siswa dalam bidang

olahraga atau dalam pelajaran kesenian dan keterampilan )

Setiawan Denny, dkk (2008: 4-6). Penelitian. Jakarta: UT

Hasil Penelitian membuktikan bahwa 17% pengetahuan seseorang diperoleh

dari pendengaran dan 81% dari penglihatan. Sedang 20% kemampuan daya ingat

diperoleh dari penggunaan pendengaran dan 50% dari apa yang dilihat.

Winata Putra ( 2007 1.14 ) Media Pembelajaran Jakarta: UT

Bahwa ciri-ciri media pembelajaran adalah kegiatannya mendukung

proses belajar siswa. adanya interaksi antara individu dengan sumber belajar

serta memiliki komponen-komponen tujuan, materi, proses dan evaluasi yang

saling berkaitan.

Wardani Igak dkk (2007 : 2-6) Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).

Jakarta : UT

18

Page 19: Laporan Ptk Pak Irpan

Dari hasil temuan juga dapat di ketahui bahwa langkah-langkah dalam

Penelitian Tindak Kelas (PTK) merupakan satu daur atau siklus yang terdiri dari

:

1. Merencanakan perbaikan

2. Melaksanakan tindakan

3. Mengamati dan

4.Melakukan refleksi

Santoso,Puji dkk ( 2008 ) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

SD. Jakarta: UT.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar Bahasa antara lain :

1. Kondisi eksternal adalah factor di luar diri murid seperti lingkungan

sekolah, guru, teman sekolah, keluarga, orang tua, dan masyarakat.

2. Kondisi Internal adalah factor dari dalam diri murid yang terdiri atas

a. Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.

b. Materi yang memadai untuk memancing aktivitas siswa.

c. Adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,strategi bermakna rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.Di dalam proses

pembelajaran guru harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

pembelajaran dengan baik.Dalam Bahasa Inggris Strategy,artinya adalah

siasat.Pengertian strategi pembelajaran adalah urutan langkah atau prosedur yang

digunakan guru untuk memberikan suasana pada siswa dalam mencapai tujuan

belajarnya.

T.Raka Joni (1983) memberikan definisi tentang strategi pembelajaran

adalah pola umum perbuatan guru-siswa untuk mewujudkan agar proses belajar-

mengajar itu dapat terjadi secara efektif dan efisien.

Strategi atau metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi

pelajaran. Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat

yakni, sistematik, mana suka, ujar manusiawi dan komunikatif.

Metode dalam bahasa inggris adalah method artinya cara.Dalam

kaitannya dengan pembelajaran metode adalah cra yang digunakan guru atau

siswa dalam mengolah informasi yang berupa pakta,data atau konsep pada

19

Page 20: Laporan Ptk Pak Irpan

peristiwa belajar mengajar yang mungkin terjadi dalam strategi.

Jadi penggunaan Strategi I metode dan Alat Bantu Pelajaran (ABP) yang

tepat merupakan langkah keberhasilan yang mutlak dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

20

Page 21: Laporan Ptk Pak Irpan

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian pada bab III ini adalah :

1. Tempat

Tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 3 Perian

Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur.

2. Waktu penelitian adalah tanggal 25 April untuk pelaksanaan

siklus I pada mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia

dan tanggal 28 April 2011 untuk pelaksanaan siklus II pada

mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia.

3. Mata Pelajaran

a. Mata pelajaran Matematika.

Mata pelajaran matematika berfingsi untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan bilangan dan symbol-simbol serta ketajaman

penalaran yang dapat membantu memperjelas dan

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-

hari.Mata pelajaran matematika di sekolah dasar berisi

bahan pelajaran yang menekankan agar siswa

mengenal,memahami,serta mahir menggunakan bilangan

dalam dalam kaitannya dengan praktik dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Mata pelajaran bahasa Indonesia berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan bernalar,berkomunikasi,dan

mengungkapkan pikiran dan perasaan,serta membina

persatuan dan kesatuan bangsa.Mata pelajaran bahasa

Indonesia di sekolah dasar berisi bahan pelajaran untuk

21

Page 22: Laporan Ptk Pak Irpan

mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar

penggunaan bahasa yang meliputi :

mendengarkan,berbicara/bercerita,membaca,dan

menulis/mengarang dan menggunakan tata bahasa yang

baku.

c. Kelas yang menjadi objek penelitian adalah kelas IV SDN

Perian Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok

Timur.

d. Karakteristik siswa.

Menurut Dick & Carey (1990),karakteristik siswa yang harus

diidentifikasi guru adalah tingkat kemampuan,pengalaman

sebelumnya,minat,motivasi,dan harapan terhadap

pembelajaran.Dengan memperhatikan karakteristik siswa yang

kita hadapi,kita akan dapat merancang kegiatan pembelajaran

yang sesuai bagi mereka sehingga tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan dpat dikuasai dengan optimal.Kemampuan

awal dan karakteristik siswa dapat digunakan guru sebagai

jembatan untuk menguasai kemampuan baru.

B. Deskripsi Persiklus

1. Perencanaan

Sebelum memasuki ruang kelas untuk mengajar,guru harus melakukan

kegiatan persiapan yang diantaranya adalah kegiatan menyusun

perencanaan pembelajaran atau rancangan pembelajaran.Seorang guru

professional harus dapat mempertanggungjawabkan pembelajaran yang

dikelolanya.Untuk mengelola pembelajaran dengan baik,guru harus

merencanakan setiap tahapan pengelolaan pembelajaran yang akan

dilakukan sehingga guru perlu menyusun rencana pembelajaran secara

sistematis.Dalam kaitannya dengan persiapan perbaikan pembelajaran

22

Page 23: Laporan Ptk Pak Irpan

guru juga harus berlatih merencanakan perbaikan pembelajaran di kelas

sendiri.Pada prinsipnya,komponen-komponen dalam rencana perbaikan

pembelajaran sama dengan rencana pembelajaran sehari-hari.Namun

demikian,agar terlihat rencana guruuntuk memberikan tindakan

perbaikan,hal ini perlu dituangkan dalam RPP,dijelaskan secara singkat

strstegi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang diintegrasikan ke dalam

kegiatan inti pada komponen kegiatan belajar mengajar (KBM) atau

langkah pembelajaran

a. Rencana perbaiakan pembelajaran mata pelajaran Matematika.

1. Siklus I tanggal 25 April 2011

2. Siklus II tanggal 28 April 2011

b. Rencana perbaikan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia.

1. Siklus I tanggal 25 April 2011

2. Siklus II tanggal 28 April 2011

2. Pelaksanaan.

Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang telah disusun

dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan

tindakan dalam siklus dilakukan pula pengamatan dan refleksi. baik

pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun refleksi dapat dilakukan secara

beiringan, bahkan bersamaan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas

perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.

Tahap ini juga merupakan tahap kegiatan guru dalam

melaksanakan atau mengelola pembelajaran.Dalam perbaikan

pembelajaran ini, penulis di bantu teman sejawat yang mengajar di

kelas IV untuk mengamati dan mensupervisi atas persetujuan Kpala

Sekolah. Hal ini berdasar atas permasalahan yang sedang dihadapi serta

masukan dan saran, tmuan dari teman sejawat, maka dapat disusun

langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

a. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran Matematika

1. Kegiatan Awal.

Seorang guru yang ingin maju dan berhasil,selalu

23

Page 24: Laporan Ptk Pak Irpan

menginginkan yang terbaik dan mendekati sempurna .Pada

kegiatan awal ini guru dapat memotivasi siswa dengan menarik

minat siswa terhadap topic atau materi yang akan

disampaikan.Selain itu,guru perlu menyampaikan target atau

tujuan yang harus dicapai oleh siswa melalui kegiatan

pembelajaran dan juga scenario kegiatan pembelajaran yang harus

dilalui siswa.Pada tahapan ini,guru dapat melakukan pre tes

dengan cara lisan atau tertulis untuk mengetahui tingkat

pengetahuan siswa terhadap materi yang akan disampaikan

guru.Walaupun begitu,tidak selalu guru harus melakukan seluruh

komponen membuka kelas atau kegiatan awal dalam suatu kali

pembelajaran.Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi

pembelajaran.Guru menggali berbagai pengalaman siswa sehari-

hari dengan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang

diajarkan serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai setelah proses pembelajaran selesai.

2. Kegiatan Inti.

Dalam kegiatan ini hal yang biasa dikerjakan guru

dalam mengelola pembelajaran inti adalah dengan menjelaskan

suatu konsep atau prinsip atau dalil topic tertentu.Namun

demikian,guru dapat memulai dengan Tanya jawab atau

meminta siswa secara berkelompok untuk mendiskusikan suatu

masalah.Adapun yang dilakukan guru juga adalah sebagai

berikut :

a. Guru sebagai fasilitator menyajikan materi belajar terlebih

dahulu mengambil sebuah apel kemudian membagi apel tersebut

menjadi beberapa bagian dan siswa diminta menyebutkan

banyak bagian bagian tersebut dengan pemecahan.

b. Dilanjutkan dengan pemberian contoh penjumlahan dengan

bilangan pecahan yang penyebutnya sama dan dilanjutkan

dengan bilangan yang berpenyebut tidak sama.

24

Page 25: Laporan Ptk Pak Irpan

c. Siswa secara kasikal atau kelompok dibimbing oleh guru

untuk memahami konsep penjumlahan.

d. Beberapa siswa maju secara bergiliran untuk menyelesaikan

penjumlahan.

e. Setelah semua konsep dijelaskan guru yang disertai contoh soal

dalam bentuk, angka, guru mencoba dengan contoh soal cerita

sederhana.

f. Secara klasikal guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

mengenai maksud soal cerita yang diberikan. Kemudian

dilanjutkan dengan bagaimana penyelesaian. Guru sebagai

pembimbing.

g. Bersama-sama siswa dan guru menyelesaikan soal cerita dan

siswa diberikan kesempatan menanyakan hal-hal yang belum

jelas.

3. Kegiatan Akhir.

Guru dapat melakukan aktivitas merangkum materi atau

menyimpulkan pembelajaran bersama-sama siswa.Selain itu,guru dapat

melihat ketercapian tujuan atau kompetensi dengan memberikan tes

baik secara lisan atau tertulis.Kegiatan tersebut diikuti dengan kegiatan

pemberian umpan balik dan penugasan jika diperlukan dan siswa

menyelesaikan soal-soal dan guru memeriksa hasil evaluasi

4. Evaluasi

Tahap evaluasi ini secara umum bertujuan agar guru mengetahui

sejauh mana taraf keberhasilan proses pembelajaran.Secara

khusus,evaluasi ini bertujuan untuk mengukur hasil belajar

siwa.Evaluasi yang baik haruslah memiliki alat ukur yang tepat,dapat

dipercaya,dan memadai.Pada pelaksanaannya evaluasi atau

pengukuran ini dapat dilakukan dengan cara tes tertulis,tes lisan

ataupun tes praktik.

Pada hakekatnya evaluasi merupakan laporan akhir dari proses

25

Page 26: Laporan Ptk Pak Irpan

pembelajaran,khususnya laporan mengenai kemajuan dan prestasi

belajar siswa.Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa evaluasi

merupakan pertanggung jawaban guru dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

5. Tindak Lanjut.

Tahap tindak lanjut ini proses pembelajaran bertujuan untuk

promosi dan reabilitas.Promosi merupakan penetapan untuk

melangkah dan meningkatkan keberhasilan belajar siswa yang

bentunya berupa melanjutkan bahasan atas materi pembelajaran

dan keputusan tentang kenaikan kelas.Sedangkan rebilitasi

merupakan perbaikan atas kekurangan yang telah terjadi dalam

proses pembelajaran,khususnya apabila terjadi tingkat

keberhasilan siswa yang kurang memadai atau berada di bawah

bats lulus.Bentuk reabilitas dalam pembelajaran dikenal dengan

istilah pengajaran remedial.Pengajaran remedial ini bertujuan

untuk memperkuat penguasaan atau memperbaiki kekurangan

yang telah dialami siswa tertentu dalam kegiatan belajar

sebelumnya,bentuknya dapat berupa perbaikan pembelajaran yang

ada kaitannya dengan penelitian tindakan kelas (PTK).

Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu

memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dengan belajar yang

ra.jin.

b. Langkah-langkah perbaikan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

1. Kegiatan Awal

Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan

dengan materi pelajaran yang diajarkan atau yang ada hubungannya

dengan pengalaman sehari-hari baik yang didengar, dilihat maupun

yang dilakukan sendiri oleh siswa saat di sekolah, di rumah atau di

tempat lain.

26

Page 27: Laporan Ptk Pak Irpan

2. Kegiatan Inti.

a. Guru menyiapkan dan membagikan kertas folio.

b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

c. Siswa mengidentifikasi tokoh yang akan diperankan

d. Siswa menentukan isi percakapan

e. Siswa melengkapi percakapan yang belum selesai dengan

menggunakan ejaan yang tepat

i. Siswa memerankan tokoh didepan kelompok lain

g. Kelompok lain menanggapi

h. Guru merefleksi proses tersebut sebagai hasil pembela .jaran.

3. Kegiatan Akhir.

Dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung dimana siswa

memerankan tokoh yang telah ditentukan.

No Aspek Yang Dinilai Patokan Nilai Nilai1 Kesesuaian peran 1 - 102 Mimik, Intonasi, jeda 1 - 103 Kelancaran 1 - 104 Keaktifan 1 - 10

4. Tindak lanjut.

Guru memotivasi siswa untuk sering berlatih membaca,

berdialog baik di rumah maupun disekolah atau dengan melihat

dialog dan sinetron di TV sehingga kemampuan berkomunikasi siswa

menjadi lancar.

3. Pengamatan.

Dari hasil observasi teman sejawat ketika perbaikan pembelajaran

berlangsung pada kedua mata pelajaran tersebut yaitu Matematika dan

Bahasa Indonesia, guru telah menyajikan materi pelajaran dengan

menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi dan

menyenangkan. Mengenai soal yang berhubungan dengan dialog,

siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai teks.

27

Page 28: Laporan Ptk Pak Irpan

Adapun lembar pengamatan kegiatan perbaikan pembelajaran adalah

sebagai berikut :

No Perilaku guru yang diobservasiKemunculan

KomentarAda Tidak Ada

1

KETEPATAN PELAKSANAAN SEKENARIO PEMBELAJARAN Skenario pembelajaran dalam

penyampaian materi pelajaran terlihat cukup jelas,dan tepat sesuai dengan apa yang tertulis dalam rencana pembelajaran mulai dari tujuan,materi,pengelolaan kelas,sampai kegiatan akhir yaitu evaluasi.

Ada Siswa

merasa

senang

karena

hasil

percobaan

yang

dilakukan

sangat

baik dan

materi

pelajaran

yang

diberikan

cukup

menyenan

gkan dan

siswa

merasa

puas.

2

KETERLIBATAN SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN(Bertanya perhatian proses belajar mengajar suasana kelas) Selama proses belajar mengajar

berlangsung siswa sangat antusias dalam bertanya,penuh perhatian dalam mendengarkan penjelasan tentang materi pelajaran siswa kelihatan aktif, suasana kelas menjadi lebih hidup dan terkontrol dengan baik.

Ada

3

PERILAKU MENGAJAR GURU YANG POSITIF Penampilan guru dalam mengajar

sangat antusias baik dari segi suara,keramahan terhadap siswa dan penjelasan yang cukup jelas serta arahan dan bimbingan terhadap siswa,guru selalu menghargai setiap pertanyaan dan jawaban yang agak berbeda antara siswa.

Ada

4. Refleksi.

Refleksi adalah kegiatan merenung atau mengingat dan menghubung-

hubungkan kinerja yang telah,sedang atau akan terjadi dalam

28

Page 29: Laporan Ptk Pak Irpan

pembelajaran.Refleksi ini dapat dilakukan sendiri-sendiri atau bersama-

sama dalam bentuk diskusi (Schmuck A.Richard.1997).Tujuan refleksi

adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guru dalam

kegiatan pembelajaran yang dikelolanya.Pada tahap ini dilakukan refleksi

berupa perenungan kajian, serta analisis terhadap tindakan. Refleksi

dilakukan setiap selesai tindakan bersama teman sejawat (observasi

untuk melihat kemajuan dan kelemahan yang muncul selama tindakan

baik dengan sasaran guru, maupun siswa). Hasil refleksi selanjutnya

menjadi dasar perbaikan terhadap rencana pada tindakan siklus

selanjutnya.

Kemampuan dan kemauan untuk melakukan refleksi akan berperan

dalam seluruh proses penelitian tindakan kelas.Refleksi yang dilakukan

secara benar dan sungguh-sungguh akan mampu memunculkan

pengalaman (baik berupa penemuan masalah pembelajaran baru maupun

berupa keberhasilan pembelajaran yang actual dan dihayati oleh guru).

Setelah diadakan siklus II yang diikuti,dengan kelas yang

dilakukan sesuai dengan perencanaan dan skenario pembelajaran,maka

proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sempurna serta suasana

kelas yang kondusif.

29

Page 30: Laporan Ptk Pak Irpan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PERSIKLUS.

Dari hasil evaluasi terhadap siswa kelas IV sebelum dan sesudah

dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat

diperoleh data sebagai berikut:

1. Hasil pengolahan data mata pelajaran Matematika.

NO NAMA SIKLUS I SIKLUS II KET

1 Fathurrozi 40 70

2 Zaenul Arifin 50 70

3 M.Pajri 60 75

4 Rohimah 54 90

5 Pita Yani 70 90

6 Nurliana Anggraini 40 75

7 Irwan 70 90

8 Ria Ulaini 60 60

9 Husnataini 50 70

10 Laili Rosmayanti 60 80

11 Rosmayadi Watoni 53 80

12 Wardatul Hasanah 50 90

13 Nisfi Karya Dewi 60 75

14 Imroatul Mawaddah 50 80

15 Dewi Rusmini 60 80

16 Mahendra Saputra 60 80

17 Junaidi 40 60

18 Imroatul Hafifah 50 80

Jumlah 977 1395

Rata-rata 54,27 77,5

Prosentase Ketuntasan 54,27 77,5

Prosentase tidak tuntas 45,73 22,5

30

Page 31: Laporan Ptk Pak Irpan

2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

NO NAMA SIKLUS I SIKLUS II KET

1 Fathurrozi 50 70

2 Zaenul Arifin 50 70

3 M.Pajri 40 65

4 Rohimah 85 100

5 Pita Yani 70 90

6 Nurliana Anggraini 50 70

7 Irwan 80 85

8 Ria Ulaini 60 70

9 Husnataini 50 60

10 Laili Rosmayanti 70 70

11 Rosmayadi Watoni 70 85

12 Wardatul Hasanah 70 90

13 Nisfi Karya Dewi 60 70

14 Imroatul Mawaddah 50 70

15 Dewi Rusmini 70 95

16 Mahendra Saputra 70 80

17 Junaidi 40 60

18 Imroatul Hafifah 40 60

Jumlah 1075 1355

Rata-rata 59,72 75,27

Prosentase Ketuntasan 59,27 75,27

Prosentase tidak tuntas 40,73 24,73

B. Pembahasan dari setiap siklus

1. Perbaikan Pembelajaran Matematika.

Pada Pembelajaran Matematika siklus I tingkat penguasaan

siswa terhadap penjumlahan pecahan masih sangat rendah: dari 18

orang siswa hanya 9 yang memperoleh nilai 70 keatas dengan nilai

rata-rata 77,5%.

Pada Siklus II terjadi perubahan menjadi rata-rata 77,5 %.

31

Page 32: Laporan Ptk Pak Irpan

Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat kemajuan

tersebut disebabkan oleh membaiknya kualitas pembelajaran. Siswa

sudah aktif dalam kerja kelompok dan guru sudah menggunakan

media secara optimal disertai metode yang tepat dan bervariasi. Di

samping itu penjelasan dengan hahasa yang mudah dimengerti dengan

contoh kongkrit, bergairah, dan senang menerima pelajaran.

3. Perbaikan Pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pada pembelajaran Siklus I Pencapaian 70 % keatas hanya diraih

10 orang siswa atau sekitar 38 % siswa yang mempunyai kemampuan

menulis dialog sederhana.

Setelah dilakukan perbaikan pada pembelajaran Siklus II

menunjukkan adanya peningkatan. Kemajuan tersebut sebagai

manifestasi dari tersedianya sarana belajar siswa seperti buku paket,

lembar kerja, dan kebutuhan lainnya. Disamping itu bimbingan dari

guru, latihan yang terus menerus dengan wuktu yang cukup akan

membuat siswa menulis dialog sederhana dengan baik.

32

Page 33: Laporan Ptk Pak Irpan

BAB V

KESIMPULAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode yang tepat dan media yang menarik dapat

meningkatkan interaksi belajar siswa.

2. Penjelasan dengan bahasa yang mudah di mengerti dan disertai dengan

contoh-contoh dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

pembelajaran matematika.

3. Dengan mengaktifkan kerja kelompok dan bimbingan yang in tensif

membantu siswa bergairah dalam mengerjakan latihan dan tugas pada

pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

4. Motivasi dan memberi penguatan yang tepat dari guru dan orang tua

membantu siswa semakin bergairah untuk belajar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan tadi, ada beberapa hal

yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan pemahaman

siswa untuk dapat menjumlahkan pecahan yang sama penyebutnya pada

pembelajaran matematika dan menulis dialog sederhana pada

pembelajaran Bahasa Indonesia adalah:

1. Menggunakan media secara optimal dan menggunakan metode yang

bervariasi sehingga suasana pembelajaran menyenangkan bagi siswa

dan guru (situasi PAKEM).

2. Memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk berlatih.

3. Penjelasan yang lancar, mudah dimengerti, dan sistimatis.

4. Penejelasan materi dengan contoh-contoh yang konkrit.

5. Tanggap terhadap siswa yang mengajukan pertanyaan dan memberikan

pujian kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar.

33

Page 34: Laporan Ptk Pak Irpan

DAFTAR PUSTAKA

M. Toha Anggoro dkk ( 2007 ) Metode Penelitian . Jakarta: U T

Deny Setiawan dkk (2008: 4-6) Penelitian. Jakarta: UT

Putra Winata (2007: 2-6) Media Pembelajaran. Jakarta: UT

Igak Wardani dkk (2007: 2-6) Penelitian Tindak Kelas (PTK) Jakarta: Universitas

Terbuka.

Puji Santoso dkk (2008) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: UT

Burhan Mustaqim (2008) Ayo Belajar Matematika. Pusat Perbukuan. Depdiknas.

Asep Hery Hernawan 2005,Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta

: UT

Depdiknas,2007,Pemantapan Kemampuan Profesional,Jakarta : UT

Faisal,Sanapiah,1982.Metode Penelitian,Surabaya : Usha Nasional

Udin S.Winataputra,dkk,2007,Teori Belajar dan Pembelajara,Jakarta : UT

Satori,Dja’an,dkk,2007, Profesi Keguruan,Jakarta : UT

Santosa,Puji,dkk,2005,Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD,Jakarta :

UT

Wardani,dkk,2006,Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta : UT

Wahyudin,dkk,2007,Pengantar Pendidikan,Jakarta : UT

Depdiknas,2007,Pemantapan Kemampuan Profesional,Jakarta : UT

Faisal,Sanipah,1982.Metodologi Penelitian Pendidikan,Surabaya : Usaha

Nasional

Satori,Dj’aan,dkk,2007 Profesi Keguruan,Jakarta : UT

Husen,Akhlan,dkk,1997 Perencanaan Pengajaran Bahasa,Jakarta : UT

Roestiyah,1989.Masalah-masalah Ilmu Keguruan,Jakarta : Bina Aksara

34