laporan puskesmas bara-baraya with cover
DESCRIPTION
Laporan kepaniteraan klinik di MakassarTRANSCRIPT
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Laporan Kepaniteraan Klinik Puskesmas Bara-baraya
Periode 30 September – 12 Oktober 2013
Oleh :
dr. Elizabeth Clarissa Palar
Pembimbing :
dr. Sri Ramadhany, M.Kes
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2013
LAPORAN
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda-tangan di bawah ini, menyatakan bahwa
Nama : dr. Elizabeth Clarissa Palar
NIM : Dokter Adaptasi Luar Negeri
Judul Referat : Laporan Kepaniteraan Klinik Puskesmas Bara-baraya Periode 30
September – 12 Oktober 2013
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Unviersitas Hasanuddin.
Makassar, Oktober 2013
dr. Sri Ramadhany, M.Kes
Mengetahui,
Ketua Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
DAFTAR ISI
HAMALAN JUDUL………………………………………………………………………………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………..iii
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………..1
II. KONSEP DASAR PUSKESMAS…………………………………………………………………………………….4
III. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS………………………………………………………………………14
IV. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BARA-BARAYA…..……………………………………………….25
V. PELAKSANAAN KEGIATAN……………………….………………………………………………………………32
VI. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………… ………………………………………………36
VII. FOTO-FOTO KEGIATAN PUSKESMAS BARA-BARAYA………………………………………………..59
BAB I
PENDAHULUAN
Secara sederhana, Puskesmas merupakan unit pelaksana pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain, puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung jawab
penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Berdasarkan adanya bentuk
pelayanan maka Puskesmas berada dalam tingkat yang pertama (primary health care) yang
mana pelayanan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang
sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan (jumlah kelompok ini
merupakan jumlah populasi sekitar 85%). Pada saat ini Puskesmas telah didirikan hamper di
seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat
dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari
sarana pelayanan rujukan, Puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas
merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja
Puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata
30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka
Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang
disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah
penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan.
Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan
“Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga
mempunyai fungsi koordinasi.
Pelayanan Kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi pelayanan:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitative (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis
kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Sebelum
ada puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai Pengobatan, Balai
Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hyegiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit
Menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung
melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Petugas Balai Pengobatan tidak tahu menahu
apa yang terjadi di BKIA, begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh
petugas Hygiene Sanitasi dan sebaliknya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui
Pusat Kesehatan Masyarakat yakni Puskesmas, maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas
dilaksanakan bersama di wilayh satu koordinasi dan satu pimpinan.
Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas makin kabur seiring dengan
diberlakukannya UU Otonomi Daerah yang lebih mengedepankan desentralisasi. Dengan
Otonomi, setiap daerah tingkat II punya kesempatan mengembangkan Puskesmas sesuai
Rencana Strategis (renstra) Kesehatan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Bidang Kesehatan seusai situasi dan kondisi daerah Tingkat II. Konsekuensinya
adalah perubahan struktur organisasi kesehatan serta tugas pokok dan fungsi menggambarkan
lebih dominasinya kepentingan daerah tingkat II, yang memungkinkan terjadinya perbedaan
penentuan skala prioritas upaya peningkatan pelayanan kesehatan ditiap daerah tingkat II,
dengan catatan setiap kebijakan tetap mengacu kepada Renstra Kesehatan Nasional. Di sisi lain
daerah tingkat II dituntut melakukan akselerasi di semua sector penunjang upaya pelayanan
kesehatan.
BAB II
KONSEP DASAR PUSKESMAS
A. Sejarah Puskesmas
Dr. J. Leimenamencetuskan gagasan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer yang
dikenal dengan Bandung Plan (1955), Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa
gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan
tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan
Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian
disebut Puskesmas.
Pada era pemerintahan Soeharto, Dr. J. Leimenan berperan dalam dimulainya prisnisp
pendekatan pelayanan kesehatan masyarakat primer berbasis masyarakat yang terintegrasi
secara horizontal (antar program-program kesehatan di tingkat primer) dan vertikal (antara
DInas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas Kecamatan). Pada tahun 1969 – 1974 yang dikenal
dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah Kecamatan dari
sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi. Hingga awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi
kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selainmemberikan pelayan
secara menyeluruh dan terpadu kepada kepada masyrakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Puskesmas yang merupakan unit organisasi yang fungsional dari DInas Kesehatan
Kabupaten mempunyai 3 fungsi Utama yaitu:
1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan wilayah, artinya berfungsi membina dan
mengontrol kesehatan wilayah dan rakyatnya, seperti mengawasi (surveilans) dan
mencegah penyakit meular serta penyakit lain dalam masyarakat, memperbaiki
kesehatan lingkungan seperti pengawasana tempat-tempat umum.
2. Pemberi pelayanan kesehatan dan kedokteran secara menyeluruh (holistic), paripurna,
tepadu dan berkesinambungan kepada rakyat di wilayah kerja, seperti pengobatan
umum, keehatan gigi, kesehatan ibu dan anak, KB, perbaiakn gizi, penyuluhan
kesehatan.
3. Pembinaan peran serta masyarakat di bidang masyarakat dengan pendekatan PKMD,
Posyandu yang terdiri dari : penimbangan balita secara berkala, penyuluhan dan
perbaikan gizi, penyediaan oralit mencegah kematian akibat diare. Imunisasi, keluarga
berencana untuk pencegahan kesakitan dan kematian balita dengan pemantauan yang
baik menggunakan KMS, Balok SKDN dan sistem 5 meja agar benar dapat mewujudkan
peran serta masyarakat.
B. Pengertian
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang
dan tanggung jawab atas pemeliharan kesehatan masyrakat dalam wilayah kerjanya.
C. Visi
Pembagunan kesehatan diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan
sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran kecamatan
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyrakat yang hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Adapun indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai merangkumi 4 indikator utama
yakni:
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan pendudukan kecamatan.
D. Misi
Misi pembangunan kesehatan diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah seperti berikut:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
E. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat 2010.
F. Fungsi, peran dan kedudukan
Fungsi Puskesmas:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarkat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan.
d. Meberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerjasama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
puskesmas.
Peran Puskesmas:
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital
sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasana
jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realisasi, tatalaksana kaegiatan yang tersusun
rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Rangkaian material di atas bermanfaat
dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesuaian dalam mementukan
RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Adapun ke depan, Puskesmas juga
dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan
pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
Kedudukan Puskesmas
1. Kedudukan administratif:
Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat II dan
bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala DInas
Kesehatan Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarki pelayan kesehatan:
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka Puskesmas
berkedudukan pada Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama.
Yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas, sedangkan dalam
hal pengembangan pelayanan kesehatan, puskesmas dapat meningkatkan dan
mengembangkan diri kea rah modernisasi sistem pelayanan di semua lini, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rhebilitatif sesuai kebijakan Rencana Strategis daerah tingkat II di
bidang kesehatan. Sebagai contoh : di bidang prootif, puskesmas dimungkinkan menggunakan
LCD proyektor sebagai sarana penyukuhan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi terkini
yang bersifat interaktif menggunakan perangkat audiovisual multimedia.
Di bidang penunjang kuratif, Pukesmas dapat mengembangkan Laboratorium modern
menggunakan Elektro Fotometri, USG, EEG dan lain-lain secara bertahap, agar mutu pelayanan
meningkat dan masyarkat dapat menikmati berbagai pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Di bidang pengembangan SDM petugas, pimpinan puskesmas dapat mengupakan
medical review dan prosedur tetap pelayananmedis, agar upaya kuratif lebih bermutu dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Di bidang preventif, Puskesmas dapat mengembangkannya dalam bentuk pembuatan
brosur semisal brosur jadwal imunisasi, brosur DBD (demam berdarah Dengue), diare dan lain-
lainsesuai skala prioritas dan kondisi tiap puskesmas.
Di bidang rehabilitatif, juga dapat dikembangkan transfer pengetahuan kesehatan
kepada khalayak berupa brosur, semisal brosur jadwal makan diabetes saat puasa dan lain-lain.
G. Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistemik untk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Dalam rangka peningkatan manajemen di tingkat Puskesmas, maka unsure-unsur
manajemen yang terdiri atas perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan,
pengendalian dan penilaian telah dikembangkan.
1. Perencanaan.
Secara umum perencanaan dapat dikatakan sebagai suatu prose’s penyusunan yang
sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukakan untuk mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi dalam rangka pencapain tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan di tingkat Puskesmas atau yang disebut MicroPlanning dikeluarkan pada
tahun 1986. Microplanning atau perencanaan mikro di tingkat puskesmas adalah
penyusunan rencana di tingkat Puskesmas untuk 5 tahun termasuk rincian tiap tahunnya.
Mikroplanning ini dirasakan kurang bersifat operasional karena kurun waktu rencana yang
disusun berjangka waktu lima tahunan. Disamping itu dijumpai permasalahan bahwa belum
semua puskesmas melaksanakan mikroplanning dan kurang dimanfaatkannya hasil
mikroplanning oleh dinas kesehatan II. Oleh karena itu dikembangkan pedoman
perencanaan tingkat puskesmas (PTP) yang akan memuat petunjuk dalam menyusun
rencana kegiatan yag akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun. Diharapkan hasil
penyusunan rencana tingkat puskesmas ini dapat seragam sehingga dapat mempermudah
dalam pengolahan selanjutnya di tingkat kabupaten menjadi suatu rencana tahunan
kesehatan di dearah tingkat II.
Disamping itu dengan adanya perencanaan tingkat puskesmas ini diharapkan adanya
nilai tambah berupa meningkatnya kemampuan manajemen puskesmas dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya yang meliputi seluruh kegiatan
pokok puskesmas. Penyusunan rencana tingkat puskesmas dilakukan dalam 4 tahap yaitu
tahap persiapan, tahap analisis situasi, tahap penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK)
dan tahao oenyusuanan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).
a. Tahap Persiapan.
Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan pihak-pihak atau petugas yang akan terlibat
dalam prose’s perencanaan agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan
dalam melaksanakan langkah-langkah perencanaan tingkat puskesmas. Tahap ini
dilaksanakan melalui pertemuan, pembahasan atau pelatihan sesuai keperluannya.
b. Tahap analisis situasi
Pada tahap ini diperoleh data dan informasi untuk mengetahui keadaan dan masalah
operasional puskesmas yang perlu ditanggulangi. Yang dimaksud masalah operasional
adalah tidak tercapainya target pelayanan kesehatan seperti yang diharapkan dan
penyebabnya. Data yang perlu dikumpukam adalah data situasi umum (data kependudukan,
data wilayah, data sekolah) dan data pencapaian target program.
c. Tahap penyusunan renacana usualan kegiatan (RUK)
Tahap ini meliputi tiga langkah yaitu perumusan masalah dan penyebabnya, langkah
perumusan masalah dan penyebabnya, langkah perumusan pendekatan pemecahan
masalah dan langkah penyusunan rencana usualan kegiatan (RUK)
d. Tahap penyusuan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).
Rencana pelaksanaan kegiatan yang disebut pula dengan Plan Of Action (POA) adalah
penysunan rencana yang mencakup rincian kegiatan, volume kegiatan, lokasi pelaksanaan,
tenaga pelaksana, sumber biaya dan pejedwalannya.
2. Penggrakan pelaksanaan.
Dalam rangka manajemen Puskesmas yang terdiri atas perencanaan (P1), penggerakan
pelaksanaan (P2) dan pengawasan, pengendalian penelitian (P3) maka lokakarya mini
puskesmas merupakan pedoman penggerakan pelaksanaan.
Lokakarya mini puskesmas terdiri dari 4 komponen yaitu penggalangan kerjasama lintas
sektoral dan rapat kerja tribulanan lintas sektoral.
a. Penggalangan kerjasama dalam tim
Yaitu lokakarya yang dilaksanakan sebulan sekali di dalam lingkungan puskesmas sendiri
dalam rangka menikatkan kerjasama antar petugas puskesmas untuk meningkatkan fungsi
puskesmas.
b. Penggalangan kerjasama linta sektoral
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungansektor-sektor yang
bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektoral setahun sekali. Untuk itu
perlu dijelaskan manfaat bersama pembinaan upaya peran serta msyarakat dalam bidang
kesehatan bagi sector-sektr yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah
kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan.
c. Rapat kerja bulanan puskesmas
Sebagai tindak lanjut rapat penggalangan kerja sama dalam tim setiap akhir bulan
diadakan pertemuan antar tenaga puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan
yang lalu dengan hasil kegiatannya. Apabila dijumpai masalah akan dibahas bersama untuk
dipecahkan bersama dan kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya.
d. Rapat kerja tribulan lintas sektoral
Sebagai tindak lanjut pertemuan penggalangan kerjasama lintas sektoral dilakukan
pertemuan lintas sektoral setiap 3 bulan sekali untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama
lintas sektoral selama 3 bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi kemudian
disusun rencana kerja sama lintas sektoral 3 bulan berikutnya.
3. Pengawasan, pengendalian dan penelitian.
Dalam manajemen diperlukan adanya data yang akurat, tepat waktu dan kontiniu serta
muktahir secara periodic. Berdasarkan SK Mentri No. 63/Menkes/II/1981, berlaku sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu puskesma (SP2TP).
SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan
puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenagam sarana dan kegiatan pokok yang dilakkan serta
hasil yang dicapai oleh puskesmas. Dengan melakukan SP2TP yang baik maka akan didapat
data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan, pergerakan pelaksanaan,
pemantauan, pelaksanaan, pengendalian dan penilaian penampilan puskesmas serta situasi
kesehatan masyarakat umumnya. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk
puskesmas perawaan, puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Pencatatan dan pelaporan mencakup data umum dan demografi wilayah kerja
puskesmas, data ketenagaan, data sara yang dimiliki puskesmas yang dilakukan secara periodic
(bulanan, triwulan, semester dan tahunan) dnegan menggunakan formulir yang baku.
Dalam upaya peningkatan fungsi puskesmas telah dikembangkan suatu pola pembinaan
puskesmas melalui stratifikasi puskesmas. Penilaian prestasi kerja puskesmas dilakukan dengan
menggunakan pedoman stratifikasi puskesmas dimana puskesmas dikelompokan dalam 3 strata
yaitu :
a. strata puskesmas dengan prestasi kerja yang baik
b. strata puskesmas dengan prestasi kerja cukup
c. strata puskesmas dengan prestasi kerja kurang.
Aspek yang dinilai dalam stratafikasi puskesmas meliputi 4 aspek atau kelompok
variable yaitu hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan dari masing-masing kegiatan,
hasil dan cara pelaksanaan memenjem puskesmas, sumber daya yang tersedia di puskesmas
serta keadaan lingkungan yang memperngaruhi pencapaian hasil kegiatan puskesmas.
Kegiatan stratifikasi mencakup pengumpulan data dan pengelohan data, analisis
masalah dan penentuan langkah penganggulangannya yang dilakukan mulai dari tingkat
puskesmas, kabupaten, propinsi sampai ke tingkat pusat.stratifikasi puskesmas dilaksanakan
setahun sekali secara menyeluruh dan serentak di semua puskesmas dan bertahap sesuai
dengan jenjang administratsi sampai ke pusat.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
Struktur organisasi adalah rencana formal untuk menciptakan pembagian kerja yang
efisien dan koordinasi yang efektif dari kegiatan-kegiatan anggota organisasi. Struktur
organisasi mengandung pengertian tentang bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokan
dan dikoordinaksikan secara formal. Secara teoritis, struktur orgnaisasi merupakan kegiatan
sistemik antar berbagai komponen. Komponen sumberdaya manusia (SDM) adalah komponen
yang paling dominan. Struktur mengacu ke Kemenkes 128/2004.
A. Organisasi Puskesmas
Susuana organisasi puskesmas terdiri dari:
a. unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
b. Unsur pembantu pimpinan : urusana tata usaha
c. Unsur pelaksana :
1. unit yang terdiri dari tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional
2. jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap daerah
3. unit terdiri dari : unit I, II,III,IV,V,VI dan VII (liat bagan)
Struktur Organisasi Puskesmas
Kepala Puskesmas
Urusan tata usaha
Unit I – III Puskesmas Pembantu Unit IV – VII
Pelaksanaan teknis Pelaksana teknis
B. Ringkasan uraian tugas
Kepala puskemas :
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi dan mengkoordinir
kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
Kepala urusan tata usaha:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan
dan surat menyurat serta pencatatn dan pelaporan
Unit I:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan
anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
Unit II :
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium.
Unit III :
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,
kesehatan tenaga kerja dan Lansia (lanjut usia).
Unit IV:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat, kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan
kesehatan khusus lainnya.
Unit V:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.
Unit VI :
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan
dan rawat inap (puskesmas perawatan.
Unit VII :
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan pengelolaan farmasi.
C. Ringkasan tata kerja
Dalam melkasanakan tugasnya, kepala puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan organisasi
di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing,
Kepala puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsure
lingkungan puskesmas, memebrikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaaan tugas masing-
masing petugas bawahannya. Setiap unsure di lingkungan puskesmas wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.
Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertikal
Departemen kesehatan RI (akan diatur dengan surat Keputusan bersama menteri dalam negeri
dan menteri kesehatab RI)
Catatan :
Dalam realisasi pelaksanaan prnyusunan struktur organisasi dan penempatab petugas
dapat dilakukan secara fleksibel, bergantung kepada jumlah dan jenis tenaga, kegiatan dan
fasilitas di masing-masing puskesmas atau daerah tingkat II. Selain itu, juga dapat dimodifikasi
sesuai kemudahan koordinasi dan integrasi personal maupun progrna serta akses layanan.
Contoh :
Unit V yang mestinya melaksanakan rawat jalan dan rawat inap, dapat ditambahkan
Lab, mengingat kemudahan akses dan alur pelayanan dan rawat jalan sebagai koordinasi.
Berarti di unit II tanpa laboratrium karena sudah disubsitusi. Setiap modifikasi sistem unit
hendaknya disertai narasi atau keterangan agar tidak berulangkali ditanyakan oleh tim supervisi
dinas kesehatan Dati II. Bentuk dan tampilan struktur organisasi juga fleksibel dan tidak
mengikat, yang penting dapat dilihat oleh petugas maupun pengunjung. Perlu diingat,
adakalanya supervisor atau staf SubDin dinas kesehatan Dati II, kurang memahami keterkaiatan
struktur sistem unit dengan Renstra daerah naupun kondisi setiap puskesmas, untuk itu
diperlukan penjelasana dalam bentuk tertulis yang termuat dalam narasi Renacana Kerja dan
Evaluasi Puskesmas.
D. Fasilitas penunjang
a. Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu yang lebih disering dikenal sebagai Pustu atau Puban, adalah unit
pelayanan kesehatan sederhana dan befrungsi menunjang serta membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Pada
akhir Pelita V di wilayah kerja puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2-3 desa, dengan
sasaran penduduk antara 2.500 jiwa (di luar jawa-bali) hingga 10.000 jiwa (di perkotaan jawa-
bali). Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, atau setiap puskesmas
memiliki beberapa puskesmas pembantu di dalam wilayh kerjanya. Namun adakalanya
puskesmas tidak memiliki puskesmas Pembantu, khususnya di dareah perkotaan.
b. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapai
dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga dari puskesmas.
Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-
kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
Kegiatan puskesmas keliling adalah:
a. Memberikan pelayan kesehtan kepada masyarakat di daerah terpencil taua daerah yang
tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu dengan
frekuensi 4 kali dalam seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap
puskesmas.
b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa (KLB)
c. Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderita dalam rangka rujukan bagi kasus
darurat
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat ausiovisual.
c. Bidan Desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatanya, ditempatkan seorang
bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada kepala
puskesmas.
Wilayah kerja bidan desa adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000
jiwa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan
posyandu dan pembinaan kelompok dasawisma, disamping memberikan pelayanan langsung di
posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu juga menerima rujukan
masalah kesehatan anggota keluarga. Dasawisma untuk diberi pelayana seperlunya atau dirujuk
lebih lanjut ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau
secara nasional.
E. Program pokok puskesmas
Kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun
fasilitasnya, karena kegiatan pokok di setiap puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian
kegiatan pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)
2. Keluarga berencana
3. Ushaha peningkatan gizi
4. Kesehatan lingkungan
5. Pemberantasana penyakit menular
6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakanaan
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat
8. Usaha kesehatan sekolah
9. Kesehatan olah raga
10. Perawatan kesehatan masyrakat
11. Usaha kesehatan kerja
12. Usaha kesehatan gigi dan mulut
13. Usaha kegiatan jiwa
14. Kesehatan mata
15. Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana)
16. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan
17. Kesehatab usia lanjut
18. Pembinaan pengobataan tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas diserahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarkat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok puskesmas ditujukan untuk kepentngan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok
puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan kesehatan masyrakat desa (PMKD).
Disamping penyelanggaran usaha-usaha kegiatan pokok puskesmas seprti tersebut di
atas. Puskesmas sewaktu-waktudapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan
tertentu oleh pemerintah pusat (contoh: Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik
petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh pemerintah pusat bersama
pemerintah daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena
timbuh wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti
di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.
Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan dan kepadatan
penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah
mendapatkan akses layanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata
dan meluas, puskesmas perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan desa di daerah
yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang sudah ada. Disamping itu pergerakkan
peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu dan membina dasawisma akan dapat
menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.
Dukungan Rujukan.
1. Sistem rujukan upaya kesehatan
Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya
penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbal balik atas timbulnya masalah dari
suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal,
kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
2. Jenis Rujukan :
Sistem Rujukan secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut:
a. Rujukan medik, meliputi:
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan
lain-lain.
Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan.
b. Rujukan kesehatan.
Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyrakat yang bersifat
preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan:
Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau
berjangkitnya penyakit menular
Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah
Penyidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan
bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masal
Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas
terjadinya bencana alam
Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih
bagi masyrakat umum
Pemeriksaan spesimen air di Laboratorium Kesehatan dan lain-lain.
3. Tujuan sistem rujukan upaya kesehatan
a. Umum :
Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas
pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna.
b. Khusus:
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna
Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif
secara berhasil guna dan berdaya guna.
4. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan
5.
Jenjang (hirarki) Komponen/unsure pelayan
kesehatan
Tingkat rumah tangga Pelayanan kesehatan oleh individu
atau oleh keluarganya sendiri
Tingkat masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam
menolong mereka sendiri oleh kelompok
paguyubab, PKK, Seka Bhakti Husada,
anggota RW, RT dan masyarakat.
Fasilitas pelayanan kesehatan
professional tingkat pertama
Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, Praktek Doketr
swasta, Poloklinik swasta dan lain-lain.
Fasilitas pelayanan rujukan tingkat
pertama
Rumah sakit kabupaten/kota, RS.
Swasta, Klinik Swasta, Laboratorium, dan
lain-lain
Fasilitas pelayanan rujukan yang
lebih tinggi
Rumah sakit tipe B dan tipe A,
lembaga spesialistik swasta, Lab.
Keshatan daerah, Lab. Klinik swasta, dll.
6. Alur rujukan
Rujukan medik:
Intern antara petugas puskesmas
Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas
Antara puskesmas yang satu dengan puskesmas yang lain
Antara puskesmas dengan RS, Laboratorium, atau fasilitas kesehatan lainnya.
7. Upaya peningkatan mutu rujukan
Langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu rujukan:
Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dalam menampung rujukan dari
puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat.
Mengadakan Pusat rujukan antara dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10
tempat tidur perawatan penderita gawat darurat di lokasi yang strategis.
Meningkatkan sarana komunikasi antara unit pelayanan kesehatan
Menyediakan puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentuk kendaraan roda
4 atau perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi.
Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem rujukan, baik rujukan
medik maupun rujukan kesehatan
Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayan rujukan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BARA-BARAYA
Gambar 1. Puskesmas Bara-baraya
A. LETAK DAN DEMOGRAFI PUSKESMAS BARA-BARAYA
Puskemas Bara-baraya merupakan salah satu puskesmas penyedia fasilitas Rawat
Inap dan merupakan satu dari tiga puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan
Makassar Kota Makassar. Letaknya tidak jauh dari pusat Kota Makassar, yaitu di Kelurahan
Bara-baraya tepatnya di jalan Abu Bakar Lambogo No. 141 Makassar. Wilayah kerja
Puskesmas Bara-baraya yang mencakup 6 Kelurahan dari 14 Kelurahan dalam wilayah
Kecamatan Makassar.
Luas Wilayah kerja Puskesmas Bara-baraya di Kecamatan Makassar yang meliputi
Kelurahan Bara-baraya, Kelurahan Bara-baraya Timur, Kelurahan BaraBaraya Utara,
Kelurahan Bara-baraya Selatan, Kelurahan Lariangbangi, dan Keluarahan Barana.
Luas masing-masing kelurahan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
Bara-baraya dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 1. Wilayah Kerja Puskesmas Bara-baraya
Luas wilayah kerja Puskesmas Bara-baraya secara keseluruhan adalah 0,98 km2 atau
sekitar 43,5 % dari luas Kecamatan Makassar yang seluruhnya seluas 2,25 km2. Adapun
batas-batas wilayah kerja Puskesmas Bara-baraya adalah :
1) Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tamamaung.
2) Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kelurahan Maccini.
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Rappocini.
4) Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Maradekaya dan Pisang Utara.
Jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bara-
baraya berdasarkan wilayah kelurahan disertai sejumlah RW dan RT masing-masing
kelurahan terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Jumlah RW, RT dan KK
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bara-baraya
B. KEADAAN LINGKUNGAN
Puskesmas Bara-baraya terletak di daerah perkembangan kota dengan lingkungan
pemukiman yang padat. Terdapat beberapa daerah yang masih kumuh terutama daerah
pinggiran. Sebagian wilayahnya merupakan datarn rendah, sehingga memungkin terjadinya
banjir.
C. VISI DAN MISI PUSKESMAS BARA-BARAYA
1. Visi Puskesmas Bara-baraya
Menjadi puskesmas dengan pelayanan terbaik di Sulawesi Selatan, lima terbaik di
Indonesia Timur dan 10 terbaik di Indonesia.
2. Misi Puskesmas Bara-baraya
Meningkatkan sarana dan prasarana.
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan secara berkelanjutan.
Mengembangkan jenis layanan dan mutu pelayanan kesehatan.
Meningkatkan sistem informasi dan manajemen puskesmas.
Mengembangkan kemitraan.
Meningkatkan upaya kemandirian masyarakat.
Tujuh Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Bara-baraya adalah sebagai berikut :
a) Upaya promisi kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan penyakit
d) Upaya Pengobatan
e) Upaya kesehatan keluarga/kesehatan ibu&anak/keluarga berencana.
f) Upaya perbaikan gizi masyarakat
g) Upaya usaha kesehatan sekolah (UKS)/ Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)/ Usaha
Kesehatan gigi Masayarakat (UKGM)
D. UPAYA KESEHATAN
a. Ketenagaan
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Bara-baraya adalah 39
orang masing-masing yang akan dirincikan sebagai berikut.
Tabel 3. Distribusi Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bara-baraya
No. Jenis Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Dokter Umum
Dokter Gigi
Penyelanggara Keperawatan
Penyelenggara Kebidanan
Apoteker
Asisten Apoteker
Tata Usaha
Perawat Gigi
Penyelenggara Gizi
Pelaksanaan Laboratorium
Pelaksana sanitasi
Rekam Medik
Juru Masak
4
2
11
10
1
1
2
2
1
2
1
1
1
Jumlah 39
Puskesmas Bara-baraya adalah Puskesmas Plus yang merupakan puskesmas yang
melayani selama 24 jam (Rawat Inap), maka tenaga perawat merupakan tenaga terbanyak
dengan jumlah 11 orang dan juga tenaga bidan sebanyak 10 orang.
b. Pelaksanaan Kegiatan
i) Poliklinik (Health Care and Effective Communication With Patients)
Merupakan pelayanan yang bersifat pribadi (Private Goods) dalam bentuk
rawat jalan dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
ii) Kamar Obat
Setelah pasien mendapatkan resep obat dari dokter, pasien dapat langsung
mengambil obat di kamar obat/apotek.
iii) Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi di Puskesmas melayani balita, ibu hamil, dan wanita yang
ingin menikah (Imunisasi Tetanus Toksoid).
iv) Keluarga Berencana (KB)
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk konseling dan cara penggunaan
bermacam-macam alat kontrasepsi yang tersedia di Puskesmas.
v) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kegiatan ini berupa pelayanan kesehatan yang ditujukan pada ibu hamil
(Antenatal Care) berupa penimbangan BB, Pengukuran TB, LLA, dan Pemeriksaan
Leopold.
vi) Perawatan Umum
Terdapat kamar perawatan rawat inap, setiap pasien difollow up secara rutin
setiap hari oleh dokter umum yang bertugas dan dibantu oleh perawat.
vii) Perawatan Persalinan
Jika seorang ibu hamil melahirkan di puskesmas, disediakan perawatan
persalinan untuk dipantau perkembangannya.
viii) Laboratorium
Fasilitas laboratorium yang tersedia adalah, Pemeriksaan Darah Rutin (Hb,
Leukosit, LED, Hematokrit, Trombosit), DDR, Widal, GDS, Urin rutin, Plano Test.
ix) Puskesmas Keliling
Kegiatan Puskesmas keliling ini, dirangkaikan dengan kegiatan posyandu,
imunisasi, pengobatan gratis. Pasien yang datang berupa balita, anak-anak, ibu hamil,
dan lansia.
x) Penyuluhan (Promosi Kesehatan)
Penyuluhan kesehatan dilakukan dibeberapa Sekolah yang berada di wilayah
kerja Puskesmas, serta di Posyandu.
xi) Unit Gawat Darurat ( UGD)
Selama 24 jam Puskesmas Bara-baraya membuka pelayan UGD, yang
melayani kasus emergency yang trauma maupun yang non trauma ataupun non
emergency.
E. Alur Pelayanan Puskesmas Bara-baraya
Gambar 2. Alur Pelayanan Puskesmas Bara-baraya
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
Puskesmas Bara-baraya merupakan salah satu tempat stase saat menjalani pendidikan di
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran Pencegahan pada minggu III dan IV
mahasiswa adaptasi luar negri. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 2 minggu, mulai
tanggal 30 September – 12 Oktober 2013, mulai pukul 08:00-12:30 WITA, dengan 6 hari dinas.
Program kegiatan yang dilakukan selama 2 minggu stase di Puskesmas Bara-baraya adalah
Poliklinik Umum dan Posyandu. Pada pelaksanaan kegiatan ini kami mendapat
bimbingan/arahan dari kepala puskesmas, para pegawai puskesmas dan masyarakat sekitar
yang terlibat dalam kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut secara terperinci sebagai
berikut: Program-program tersebut adalah:
1. Poliklinik Umum
2. Posyandu
1. Poliklinik Umum
Poliklinik umum adalah bentuk pelayanan kesehatan rawat jalan yang bertujuan untuk
penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, baik secara perorangan atau
berkelompok (masyarakat). Hal ini sesuai dengan usaha pelayanan kesehatan Puskesmas, yaitu
kuratif dan rehabilitative.
Kegiatan poliklinik umum berlangsung setiap hari Senin-Sabtu dari 08.00-12.00 WITA,
kecuali pada hari jumat dari 08.00-11.00 WITA. Dokter muda yang melaksanakan kegiatan
poliklinik ini berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan penulisan resep terhadap
pasien dengan di bawah bimbingan dokter umum yang bertugas.
Keluhan-keluhan yang paling sering ditemukan pada pasien yang datang berobat ke
Puskesmas Bara-baraya adalah batuk, pilek, demam, dan berak-berak. Distribusi pasien datang
dari berbagai golongan usia. Penyakit yang sering ditemukan selama bertugas poliklinik dari
tanggal 30 September– 12 Oktober 2013 adalah Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA),
Hipertensi, dan Gastroenteritis.
Dari hasil pengalaman selama mengikuti kegiatan poliklinik umum di Puskesmas Bara-
baraya, kami tidak menemukan kendala yang bermakna oleh karena masyarakat yang datang
berobat sangat kooperatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukfan di poliklinik umum.
Adapun sepuluh (10) penyakit terbanyak yang dapat disimpulkan setelah mengikuti
kegiatan poliklinik umum dari tanggal 30 September – 12 Oktober 2013, yaitu:
Tabel 4. Sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Bara-baraya periode 30 September – 12
Oktober 2013
No. Jenis penyakit Jumlah pasien
1. Common Cold 51
2. Demam yang tidak diketahui penyebabnya 40
3. Diare 24
4. Batuk 21
5. Kecelakaan dan Rudapaksa 20
6. Hipertensi 19
7. Dermatitis dan Eksim 15
8. Gastritis 12
9. Gangguan Gigi dan Jaringan Penyangga 10
10. Hypotensi 9
2. Posyandu
Posyandu adalah bagian dari upaya untuk mencapai keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera,
dilakasanakan oleh keluarga bersama dengan masyarakat di bawah bimbingan petugas
kesehatan dari Puskesmas setempat. Dalam kegiatan posyandu kita mengenal istilah “sistem 5
meja”, yaitu kegiatan posyandu dilakukan di masing-masing meja yang mempunyai tugas
masing-masing. Sistem 5 meja ini tidak berarti bahwa untuk berlangsungnya posyandu harus
memiliki 5 meja, tetapi berarti 5 pokok kegiatan yang harus di laksanakan, yaitu:
Meja 1: Pendaftaran pengunjung posyandu dilayani oleh kader. Anak didaftar dalam formulir
pencatatan yang dilakukan oleh kader. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak
sudah ditimbang. Minta KMSnya, lalu catat namanya pada secarik kertas. Kertas itu diselipkan
di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan. Bila anak
belum memiliki KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil
KMS baru, kolomnya diisi lengkap, nama anak di catat pada secarik kertas. Lalu secarik kertas
itu diselipkan di KMS, kemudian ibu balita itu diminta membawa anaknya ke tempat
penimbangan.
Meja 2: Penimbangan anak dan Ibu hamil, dilayani oleh kader kesehatan.
Meja 3: Pencatatan dan hasil penimbangan dari meja 2 di dalam KMS, dilayani oleh kader
kesehatan.
Meja 4: Penyuluhan kepada ibu anak dan ibu hamil, oleh kader kesehatan
Meja 5: Pemberian imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, atau pengobatan bagi yang
memerlukan, dan periksa hamil.
Berikut ini data yang kami dapat selama posyandu tersebut:
Tabel 5. Data Posyandu Puskemas Bara-baraya 30 September – 12 Oktober 2013
Palem III Palem V
Jumlah anak yang
ditimbang
25 20
Obesitas 0 0
Overweight 0 2
Gizi baik 16 12
Gizi kurang 9 6
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN I. Kesimpulan
1. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat wilayah kerja
tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.
2. Upaya kesehatan di tingkat Puskesmas dilakukan secara terpadu melalui empat
pendekatan pelayanan, yaitu kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (perawatan).
3. Pelayanan terinci dalam basic six program pokok yaitu Upaya Promosi Kesehatan, Upaya
Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya pencegahan, dan Pemberantasa Penyakit Menular, Upaya
pengobatan.
4. Kegiatan dokter muda bagian IKM/IKK selama stase di Puskesmas Bara-baraya adalah
Poliklinik Umum dan Posyandu.
5. 10 penyakit yang paling sering didapati di Puskesmas Bara-baraya adalah Common Cold
(51 orang), Fever of Unknown Origin (40 orang), Diare (24 orang), Batuk (21 orang), Kecelakaan
dan Rudapaksa (20 orang), Hipertensi (19 orang), Dermatitis dan Eksim (15 orang), Gastritis (12
orang), Gangguan gigi dan jaringan penyangga (10 orang), dan Hypotensi (9 orang).
6. Kegiatan Posyandu dan Puskesmas Keliling yang kami ikut serta, dilakukan di 2 tempat
yaitu Palem III dan Palem V terhitung pada tanggal 30 September – 12 Oktober 2013.
Didapatkan total 45 bayi yang di timbang, 2 bayi overweight, 28 bayi dengan gizi baik, dan 15
bayi dengan gizi buruk.
II. Saran
1. Diarapkan agar tetap mempertahankan program-program Puskesmas yang sudah
sesuai, serta melakukan pengembangan untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat.
2. Diharapkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada dapat dimaksimalkan. Demikian
pula diharapkan adanya pembaharuan sarana dan prasarana.
3. Diharapkan tinjauan rutin ke lapangan, untuk mengkontrol pelaksanaan pelayanan
kesehatan, dan melihat masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat.
4. Diharapkan agar tetap mempertahankan keberhasilan program-program Puskesmas.
Kegiatan – kegiatan selama penugasan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Bara-
baraya
Gambar 3. Posyandu Palem III
Gambar 4. Kegiatan Posyandu Palem V, registrasi peserta Posyandu dan penimbangan
berat badan
Gambar 5. Kegiatan Posyandu Palem III, pendataan.
Gambar 6. Kegiatan Posyandu Palem V, penyuluhan kepada ibu hamil.