laporan resmi mikrotremor sangka
TRANSCRIPT
LAPORAN RESMI MIKROTREMOR
A. DASAR TEORI
Mikrotremor merupakan gelombang seismik dengan amplitudo rendah
(0,1–1 mikron) yang diproduksi oleh gerakan bawah permukaan yang disebabkan
oleh : gangguan buatan seperti lalu lintas, mesin pabrik, dsb. (perioda pendek
mikrotremor yaitu 0,1 – 1 atau 1,6 mikron) atau dapat juga disebabkan oleh
sumber alam seperti angin, gelombang laut, periode yang dimiliki oleh
mikrotremor adalah perioda panjang (1,6 - 2 detik atau lebih).
Metoda analisis mikrotremor adalah salah satu metoda geofisika untuk
menghitung efek karakteristik tanah dan karakteristik dinamika tanah ditinjau dari
kecepatan gelombang seismik dengan menitikberatkan pada variasi amplitude dan
perioda serta frekuensi terhadap waktu yang disebabkan oleh gempa bumi
maupun sumber getaran yang lain. Metoda ini sangat berguna untuk
mengklasifikasikan tanah akibat gempa dan perhitungan faktor amplikasi lapisan
sedimen permukaan. Selain itu dengan metode analisis mikrotremor kita juga
dapat mengukur kedalaman suatu endapan lepas. Alat yang biasa dipakai untuk
mengukur kedalaman dengan menggunakan metode mikrotremor adalah
datamark. Dalam menggunakan metode mikrotremor, terdapat beberapa cara
untuk mengukur kedalaman suatu endapan, anatara lain dengan cara kalibrasi,
menggunakan data peak tertinggi sebagai batas lapisan, dan analisa peta.
Gambar pengambilan data mikrotremor di Turki
( Sumber : http://www.sdr.co.jp/damege_tr/img_pic.jpg )
Amplifikasi adalah perbedaan impedansi basement dengan sedimen,
secara umum juga dapat diartikan kekuatan suatu litologi untuk menahan
kekuatan gempa. Rumus-rumus yang digunakan adalah :
A= ρb x vbρs x vs
H= vs4 F
Keterangan :
A = Amplifikasi
H = Ketebalan sedimen
F = Frekuensi
Vs = kecepatan rambat pada sedimen
Vb = kecepatan rambat pada basement
Ρ = massa jenis
Berdasarkan nilai amplifikasi dengan menggunakan rumus diatas maka
diperoleh klasifikasi :
N
No.Amplifikasi Keterangan
1 0-3 Rendah
2 3 – 6 Sedang
3 6 – 9 Tinggi
4 > 9 Sangat tinggi
Berdasarkan nilai F nya maka diperoleh klasifikasi :
No. Periode Warna Tebal (m) Keterangan
1 0 – 0,5 Coklat < 30 Tipis
2 0,5 – 1 Merah 30 – 60 Sedang
3 1 – 2 Biru 60 – 120 Tebal
4 > 2 Ungu > 120 Sangat tebal
PETA ZONA AMPLIFIKASI
443800 444000 444200
9142800
9143000
9143200
9143400
9143600
9143800
9144000
: Zona rendah
: Zona sedang
: Zona Tinggi
PETA ZONA KETEBALAN SEDIMEN
443800 444000 444200
9142800
9143000
9143200
9143400
9143600
9143800
9144000
: Zona sedang
: Zona tebal
INTERPRETASI
Berdasarkan peta ketebalan sedimen dan peta amplifikasi yang telah dibuat
maka diketahui bahwa pada daerah tersebut pada peta ketebalan sedimen dibagi
menjadi dua zona,yaitu zona sedang dan zona tebal dan pada peta amplifikasi
dibagi menjadi tiga zona,yaitu zona rendah,zona sedang dan zona tinggi.
Pada peta ketebalan sedimen dapat diketahui bahwa daerah yang memiliki
tingkat ketebalan sedimen paling tinggi merupakan suatu cekungan dimana
sedimen dapat terendapakan dengan baik dan tidak terkena agen erosi maupun
transportasi sehingga tingkat ketebalan sedimennya paling tebal ( pada peta
ketebalan sedimen daerah tersebut ditunjukkan dengan warna hijau ),bahkan pada
beberapa tempat berbentuk cekungan yang lumayan tebal. Pada daerah ini bila
terdapat gempa maka akan memiliki tingkat kerusakan yang paling parah
dikarenakan jarak menuju basementnya paling jauh akibat tertutup sedimen yang
tebal. Sebaliknya pada daerah yang berwarna kuning sedimennya tidak terlalu
tebal karena pada daerah tersebut agen erosi maupun transportasi masih bekerja
dengan baik ( daerah tersebut berada diatas erosion base level ),jika terkena
gempa maka kerusakan pada daerah tersebut tidak separah daerah yang
mengandung sedimen yang tebal. Pada peta amplifikasi diketahui bahwa keuatan
batuan untuk menahan gempa pada daerah tersebut terbagi menjadi 3 zona (zona
lemah, zona sedang, zona tinggi). Dimana pada zona rendah terletak di bagian
kanan atas peta, zona sedang terletak di bagian atas sampai tengah peta dan zona
zona kuat terletak dibagian bawah peta. Perbedaan kekuatan amplifikasi ini dapat
diartikan bahwa batuan yang memiliki nilai amplifikasi tinggi merupakan batuan
beku, metamorf atau sedimen yang masif, belum terkena stuktur,walaupun
diatasnya terdapat sedimen yang memiliki ketebalan yang bervariasi. Pada zona
sedang batuannya seudah agak lapuk akan tetapi pengaruh strukturnya masih tidak
begitu banyak. Lain halnya pada zona lemah,pada zona tersebut batuannya sudah
lapuk dan sudah terkena struktur yang sangat besar seperti zona sesar ataupun
kekar. Pada zona ini merupakan zona yang paling bahaya jika terkena gempa.
Berdasarkan korelasi kedua peta tersebut maka daerah yang paling aman untuk
dihuni adalah pada 9143000-444300 karena sedimennya sedang dan
amplifikasinya tinggi. Sedangkan daerah yang paling berbahaya jika dihuni adalah
pada 9140000-444300.
DAFTAR PUSTAKA
http://nafishofscience.com/index.php?
option=com_content&view=frontpage&Itemid=2
http://geology-tectonic.blogspot.com/2008/11/analisis-mikrotremor-
untuk.html
Staff asisten. 2003. Panduan praktikum geofisika eksplorasi edisi III.
Jurusan Teknik Geologi UGM. Yogyakarta.