laporan resmi saos

26
I. Tujuan Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa memahami proses pengolahan saos tomat. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Dapat melakukan proses pengolahan saos tomat. 2. Dapat menjelaskan tujuan tiap tahapan pembuatan dan peranan setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan saos yang berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. 3. Dapat mengendalikan setiap faktor yang berpengaruh pada pembuatan saos sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. II. Dasar Teori Tomat Tomat selain dikenal sebagai bahan pelengkap masakan (sayur) juga dikenal sebagai buah. Penggunaan tomat tidak hanya terbatas pada lingkungan Rumah Tangga, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri untuk diolah menjadi produk-produk olahan seperti sari buah, pasta, konsentrat dan lain-lain. Komposisi kimia menurut Tressler (1961), buah tomat per 100 gram bahan yang dapat dimakan secara umum dapat dilihat pada tabel. Komposisi Jumlah Air (%) 94,1 Kalori (Kal) 20,0

Upload: ivana-halingkar

Post on 21-Oct-2015

314 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

laporan praktikum pengolahan saos

TRANSCRIPT

I. Tujuan

Tujuan Instruksional Umum :

Mahasiswa memahami proses pengolahan saos tomat.

Tujuan Instruksional Khusus :

1. Dapat melakukan proses pengolahan saos tomat.

2. Dapat menjelaskan tujuan tiap tahapan pembuatan dan peranan

setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan saos yang

berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan.

3. Dapat mengendalikan setiap faktor yang berpengaruh pada

pembuatan saos sehingga dapat menghasilkan produk yang

berkualitas.

II. Dasar Teori

Tomat

Tomat selain dikenal sebagai bahan pelengkap masakan (sayur) juga

dikenal sebagai buah. Penggunaan tomat tidak hanya terbatas pada lingkungan

Rumah Tangga, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri untuk

diolah menjadi produk-produk olahan seperti sari buah, pasta, konsentrat dan

lain-lain. Komposisi kimia menurut Tressler (1961), buah tomat per 100 gram

bahan yang dapat dimakan secara umum dapat dilihat pada tabel.

Komposisi JumlahAir (%) 94,1Kalori (Kal) 20,0Protein (gr) 1,0Karbohidrat (gr) Total Serat

4,01,4

Lemak (gr) 0,3Abu (gr) 0,6Kalsium (mg) 11,0Phospor (mg) 27,0Besi (mg) 0,6Vitamin A (IU) 1100Thiamin (mg) 0,06Riboflavin (mg) 0,04Niacin (mg) 0,5Asam askorbat (mg) 23,0

Buah tomat pada waktu masih muda berwarna hijau yang disebabkan

oleh pigmen klorofil yang jumlahnya relatif lebih banyak dibandingkan

dengan pigmen lainnya, misalnya karotenoid. Pada proses pematangan buah

terjadi degradasi klorofil, sehingga kandungan klorofilnya menurun dan

timbullah warna-warna kuning dan merah dari buah tomat yang berasal dari

pigmen karotenoid (Winarno,2004).

Pigmen yang terdapat dalam buah tomat adalah likopen, karotenoid,

klorofil dan xantofil yang tersuspensi dalam larutan. Kelompok pigmen

karotenoid ini terdapat bersama-sama dengan klorofil. Karotenoid yang

penting dalam memberikan warna pada tomat adalah likopen merah (Tressler,

1961).

Cruess (1958) mengatakan bahwa penggunaan tomat dalam pembuatan

saos dihindarkan dari tomat yang berwarna hijau karena klorofil dapat

mengalami degradasi oleh asam maupun panas menjadi feofitin yang

berwarna coklat.

Saos

Saos adalah cairan kental (pasta) yang terbuat dari bubur buah berwarna

menarik (biasanya merah), mempunyai aroma dan rasa yang merangsang.

Walaupun mengandung air dalam jumlah besar, saos mempunyai daya

simpan panjang karena mengandung asam, gula, garam dan seringkali diberi

pengawet (Anonymous1, 2007).

Ada 2 macam saos berdasarkan viskositasnya, yaitu ‘thick sauce’ atau

saos kental dan ‘thin sauce’ atau saos encer, dengan bahan dasar utama sama

dan memiliki rasa asam, manis, asin, dan sebagainya. Contoh dari saos kental

adalah ‘ketchup’ (Susanto dan Saneto, 1994). Pada pembuatan saos,

ditambahkan gula, garam, cuka dan rempah untuk penambah aroma dan

penampilannya umumnya kental (Satuhu, 1994).

Bahan pembantu adalah bahan-bahan lain yang dibutuhkan dalam proses

produksi, selain bahan baku. Syarat bahan pembantu adalah:

Tidak boleh digunakan untuk menutupi penggunaan bahan yang salah

atau tidak memenuhi syarat.

Tidak boleh digunakan untuk menutupi adanya kerusakan bahan

pangan.

Tidak boleh digunakan untuk menutupi cara kerja yang bertentangan

dengan cara kerja yang baik.

Bahan pembantu yang digunakan dalam pemberiannya harus melalui

prosedur tertentu.

Dalam penggunaannya tidak boleh membahayakan kesehatan manusia.

(Tranggono, 1990)

Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan saos tomat:

1. Gula

Untuk memberi rasa manis, meningkatkan viskositas, menambah total

padatan terlarut, dapat berfungsi sebagai pengawet karena

kemampuannya memberikan efek osmotik pada sel mikroorganisme dan

mencegah pembusukan yang disebabkan oleh kapang dan khamir

(Susanto dan Saneto, 1994).

2. Garam

Untuk memberikan rasa asin, sebagai pengawet dan mencegah

pembusukan yang disebabkan oleh bakteri dan kapang. Jumlah garam

yang ditambahkan untuk pembuatan saos adalah 3,5% dari berat bahan

baku (Susanto dan Saneto, 1994).

3. Cuka (Asam Asetat)

Untuk memberikan rasa asam sekaligus memberikan efek pengawetan,

sebab sebagian besar mikroorganisme tidak tahan terhadap kondisi asam

(Tekno Pangan, 2002). Menurut Tranggono, 1990, pengaruh

penghambatan terhadap mikroorganisme semata-mata disebabkan oleh

pH asam asetat yang rendah, sehingga berfungsi sebagai bakterisida

untuk golongan koliform dan salmonella.

4. Bawang Putih

Untuk memberikan aroma dan rasa pada saos tomat. Selain itu, bawang

putih juga mempunyai zat antibiotik yaitu allicin yang dapat

memusnahkan bakteria, virus, amuba dan mikroorganisme berbahaya

lain.

5. Merica

Merica dikenal karena rasanya pedas, merica banyak digunakan dalam

daging, sup, saos tomat, dan masakan lain. Merica putih lebih disukai

daripada merica hitam terutama partikel-partikel yang berwarna gelap

yang terdapat pada merica hitam. Bau dan flavor dari rempah-rempah

terutama disebabkan oleh kandungan minyak alkaloid terutama piperin.

6. Pengawet

Na-Benzoat merupakan salah satu contoh pengawet yang banyak

digunakan untuk mencegah tumbuhnya kapang (jamur) yang menjadi

masalah pada penyimpanan saos (Tekno Pangan, 2002). Asam benzoat,

biasanya dalam bentuk garam natrium, telah lama digunakan sebagai

senyawa anti mikroba yang ditambahkan pada makanan. Karena

harganya yang cukup murah, mudah menyatu dengan produk, tidak

berwarna dan relatif rendah toksisitasnya, maka penggunaan Na-benzoat

sebagai bahan pengawet cukup luas. Batas pemakaian asam benzoat/Na-

benzoat pada makanan adalah kurang dari 0,1% (Moga, 1995).

7. Maizena akan meningkatkan kekentalan saos dan mencegah

terjadinya pemisahan air dengan padatan saos pada saat penyimpanan

(Tekno Pangan, 2002).

Tabel Komposisi Kimia Maizena (per 100 gr bahan)

Komposisi JumlahAir 14gEnergi 343kalProtein 0,3gLemak 0gKarbohidrat 85gCa 20mgP 30mgFe 1,5mgSumber: Sediaoetama (2006)

Dalam pembuatan saos juga ditambahkan air. Air yang digunakan harus

sesuai dengan persyaratan air untuk industri makanan atau paling tidak adalah

tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengandung logam-logam

berat yang dapat membahayakan kesehatan manusia, serta tidak menyebabkan

kerusakan pada bahan pangan yang diolah (Susanto, 1987).

Saos Tomat

”Tomato ketchup” atau saos tomat adalah bubur kental yang diperoleh dari

pengolahan buah tomat yang dicampur dengan gula, asam cuka, garam dan

bumbu-bumbu lain, selain itu ada juga yang dicampur dengan zat warna dan

bahan pengawet (Anonymous, 1978).

Saos dapat berupa thick sauce atau saos kental dan thin sauce atau saos

encer dengan bahan dasar utama rasa asam, pedas, asin, dan sebagainya (Susanto

dan Saneto, 1994). Kekentalan dari thick sauce menyerupai Tomato Ketchup.

Dimana Tomato Ketchup mengandung sedikitnya 3 % asam asetat dan juga

terpelihara baik mutunya. Keasaman tidak boleh melebihi 3,4 % akibatnya dapat

mempertajam rasa dari saos. Kandungan gula dapat berbeda-beda dari 15 sampai

30 %, menurut macam saos yang dibuat. Thin sauce adalah saos yang

mengutamakan rasa asam, manis, pedas, asin dan sebagainya di mana dengan

tidak ditambahkan stabilizer atau partikel yang tidak dapat dilarutkan.

Menurut Standar Industri Indonesia (SII) no. 0174-78, syarat mutu saos tomat adalah:

Komposisi JumlahJumlah padatan 20-40 % (b/b)Kandungan tomat Minimal 4 % (b/b)Kadar asam benzoat Maksimal 800 ppmKadar Cu Maksimal 20 ppmKadar As, Pb, Hg NegatifpH 4-5Jamur NegatifBahan baku TomatZat warna tambahan Yang diijinkan

Sumber: Anonymous, 1978

Penambahan cuka pada saos tomat memberikan pengaruh melindungi

saos tomat terhadap pembusukkan, kandungan asam asetat yang baik adalah

1-2%. Kandungan asam asetat 1,25 % dalam saos tomat dapat meningkatkan

daya simpan saos tomat sekurang-kurangnya 2 minggu. Disamping itu

kandungan asam asetat yang tinggi pada saos tomat akan mempercepat

sterilisasi dan menghalangi pembusukkan mikroba, walaupun tanpa

penambahan zat pengawet seperti Na-benzoat (Cruess,1958).

III. Alat dan Bahan

Alat:

1. Panci

2. Dandang

3. Blender

4. Pisau

5. Sendok

6. Garpu

7. Piring

8. Termometer

9. Pengaduk kayu

10. Saringan

11. Timbangan

12. Beaker Glass

Bahan:

1. Tomat

2. Gula Pasir

3. Tepung Maizena

4. Na-CMC

5. Air

6. Garam

7. Pala bubuk

8. Cengkeh bubuk

9. Kayu manis bubuk

10. Kecap Manis

IV. Cara Kerja

Pemasakan

Sortasi dan Pencucian

Penghilangan biji

Blanching uap (90C, 10 menit)

Penghilangan kulit

Penghancuran (blender)

Bubur Tomat

Penambahan air (sampai volume 2L)

5 Kg Tomat

500 mL bubur tomat

Penyaringan

Bumbu:Gula 20%Garam 3%Pala bubuk 0,025%Cengkeh bubuk 0,025%Kayu Manis bubuk 0,025%Kecap manis 1%Pewarna makanan warna merah

Pemanasan 15 menit (kontrol)

+ Maizena 1% + Maizena 2% + Na-CMC %

Pembotolan

Pasteurisasi

Saos Tomat Pengamatan:Uji pHViskositasOrganoleptik Warna dan Rasa

Pemasakan

IV. Hasil pengamatan

Gambar kiri-kanan: kontrol, penambahan Na-CMC, penambahan maizena 1%, penambahan maizena 2%.

Perlakuan Uji pH ViskositasKontrol 4 4,6 dpasMaizena 1% 4,5 3,1 dpasMaizena 2% 4,5 7,5 dpasNa-CMC 0,25% 4 4,5 dpasDel Monte 4 400 dpas (spindel 2)

Organoleptik

Rasa

Keterangan :

829 = Kontrol

471 = Tepung maizena 1%

723 = Tepung maizena 2%

278 = Na-CMC 0,25%

146 = Del Monte

Panelis 829 471 723 278 146

1 4 3 6 2 3

2 3 1 5 1 4

3 2 3 5 5 3

4 1 3 7 3 6

5 4 5 6 2 3

6 5 4 4 6 4

7 3 4 3 1 4

8 3 3 5 1 2

9 3 4 6 6 3

10 1 3 4 2 1

11 4 2 3 3 2

12 4 3 5 7 2

13 2 4 4 3 4

14 2 3 3 2 1

15 2 6 4 2 1

ANOVA

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 34.21333 4 8.553333 4.177209 0.004317 2.502656

Within Groups 143.3333 70 2.047619

Total 177.5467 74

Duncan

Kode NSubset for alpha = .05

1 2146 15 2.87829 15 2.87278 15 3.07471 15 3.40723 15 4.67Sig. .360 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 15.000.

Warna

Keterangan :

273 = Kontrol

928 = Tepung maizena 1%

594 = Tepung maizena 2%

641 = Na-CMC 0,25%

827 = Del Monte

Panelis 273 928 594 641 8271 1 3 6 3 32 4 2 2 3 23 4 5 4 2 34 2 7 4 1 15 3 5 4 5 56 2 6 7 4 57 3 5 6 3 5

8 3 3 6 3 39 2 7 6 1 4

10 3 4 6 4 211 4 6 6 2 212 3 5 4 5 313 2 6 5 6 114 3 7 4 5 215 4 7 3 4 3

ANOVA

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 72.98667 4 18.24667 9.6470292.85E-

06 2.502656Within Groups 132.4 70 1.891429Total 205.3867 74

Duncan

Kode NSubset for alpha = .05

1 2273 15 2.87827 15 2.93641 15 3.40594 15 4.87928 15 5.20Sig. .322 .509

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 15.000.

V. Pembahasan

Saos tomat yang dibuat dalam praktikum ini diberi 3 macam perlakuan

yang berbeda yaitu penambahan maizena 1%, maizena 2% dan Na-CMC,

selain ketiga perlakuan tersebut juga dibuat kontrol saos tomat. Saos tomat

dibuat dengan acuan saos tomat dengan merek “Del Monte” yang sudah

terkenal di pasaran. Tahapan pembuatan saos tomat adalah sebagai berikut,

langkah pertama yang dilakukan adalah penghilangan biji tomat yang telah

dicuci terlebih dahulu. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran

yang menempel pada kulit tomat dan juga mengurangi jumlah

mikroorganisme awal pada bahan baku (tomat). Penghilangan biji bertujuan

untuk mendapatkan saos tomat yang diharapkan (tanpa biji). Tahap

selanjutnya, tomat diblanching uap selama 10 menit untuk melunakkan

tekstur tomat sehingga memudahkan penghancuran dan pengupasan kulit

tomat, setelah itu dilakukan penghancuran menggunakan blender dan

diperoleh jus tomat. Jus tomat difiltrasi terlebih dahulu sebelum dilakukan

pemanasan. Selama pemanasan semua bahan tambahan dicampur menjadi

satu antara lain gula, garam, pala bubuk, kayu manis bubuk, cengkeh bubuk,

dan kecap manis. Bahan-bahan tersebut ditambahkan untuk memberikan rasa

yang khas pada saos tomat dan sebagai pengawet karena beberapa bahan

memiliki sifat antimikroba. Campuran yang terbentuk kemudian dilakukan

penambahan maizena dan Na-CMC sesuai perlakuan yang telah ditetapkan.

Kontrol dibuat tanpa penambahan maizena maupun Na-CMC namun hanya

dilakukan pemanasan hingga diperoleh saos tomat yang cukup kental. Saos

tomat yang sudah jadi dikemas dalam botol kaca yang sebelumnya telah

disterilisasi.

Saos tomat disimpan selama 1 hari kemudian dilakukan pengujian

secara obyektif dan subyektif. Pengujian obyektif yang dilakukan adalah

pengujian pH menggunakan pH universal dan viskositas menggunakan

viskosimeter. Pengujian subyektif dilakukan terhadap rasa dan warna saos

tomat dengan bantuan 20 orang panelis melalui uji kesukaan secara

organoleptik. Hasil pengujian terhadap pH saos tomat diperoleh hasil bahwa

pH saos tomat kontrol dan dengan penambahan Na-CMC sama dengan pH

saos tomat “Del Monte” yaitu 4, sedangkan pH saos tomat dengan

penambahan maizena baik 1% maupun 2% adalah 4,5. Peningkatan pH pada

saos tomat yang ditambah tepung maizena diakibatkan oleh pH tepung yang

lebih tinggi (lebih mendekati netral). Global Sponsoring Program (2010),

menyebutkan bahwa pH tepung terigu sekitar 5,0; pH tepung maizena dapat

diasumsikan mendekati pH tepung terigu. pH saos tomat harus dikondisikan

sekitar 3,8 – 4,4 karena pada pH rendah pertumbuhan kebanyakan bakteri

akan tertekan dan sel generatif serta spora bakteri sangat sensitif terhadap

panas. Dengan demikian proses sterilisasi bahan yang pH rendah dapat

dilakukan dengan suhu mendidih (100⁰C) dan tidak perlu dengan suhu tinggi

(121⁰C) sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan kalor dalam

pembuatan saos tomat (Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri

Sumatra Barat, 2001).

Pengujian obyektif lain yang dilakukan adalah pengujian terhadap

viskositas saos tomat. Hasil pengujian viskositas saos tomat dari yang

tertinggi hingga terendah adalah saos tomat “Del Monte”, saos tomat dengan

penambahan maizena 2%, kontrol, saos tomat dengan penambahan Na-CMC

dan saos tomat dengan penambahan maizena 1%. Saos tomat “Del Monte”

viskositasnya paling tinggi (400 dpas), ditunjukkan dengan daya alirnya yang

rendah saat saos akan dikeluarkan dari botol. Saos tomat dengan penambahan

maizena sebanyak 2% memiliki viskositas yang cukup tinggi dibandingkan

dengan perlakuan lain yaitu 7,5 dpas, namun secara visual (pengamatan

dengan mata) diketahui bahwa daya alirnya lebih tinggi dibandingkan dengan

kontrol dan saos yang ditambah Na-CMC. Kemungkinan terjadi

penyimpangan dalam pengukuran viskositas saos tomat dengan penambahan

maizena 2% menggunakan viskosimeter. Viskositas saos tomat kontrol cukup

tinggi (4,6 dpas) karena waktu pemanasan yang lebih lama dibandingkan

dengan perlakuan lainnya, akibatnya lebih banyak air yang menguap dan saos

menjadi lebih kental.

Viskositas saos tomat dengan penambahan Na-CMC lebih rendah dari

kontrol (4,5 dpas). Peningkatan viskositas dengan penambahan Na-CMC

disebabkan oleh sifat Na-CMC yang dapat menyerap air sehingga molekul air

terperangkap dalam granula Na-CMC. Akibat pemerangkapan air, cairan saos

tomat yang pada awalnya bebas bergerak menjadi terperangkap dalam granula

Na-CMC, larutan menjadi mantap dan viskositasnya meningkat (Setyawan,

2009). Penambahan Na-CMC dapat menjaga kestabilan saos tomat selama

penyimpanan. Viskositas saos tomat dengan penambahan maizena 1% paling

rendah (3,1 dpas), karena kadar penambahan maizena yang terlalu kecil

peningkatan viskositasnya tidak terlalu signifikan. Peningkatan viskositas

dengan penambahan maizena terjadi karena tepung maizena mengandung

100% pati yang terdiri dari 74-76% amilopektin dan 24-26% amilosa (Richana

dan Suarni,2007). Pati dapat menyerap air selama pemanasan sehingga terjadi

gelatinisasi pati. Seperti halnya pada penambahan Na-CMC, air yang

sebelumnya bebas diperangkap oleh granula pati sehingga viskositasnya

meningkat. Pati jagung (tepung maizena) yang sebagian besar terdiri dari

amilopektin dapat mempertahankan air yang telah diserap selama gelatinisasi.

Pengujian organoleptik terhadap rasa saos tomat diperoleh hasil nilai F

(4,1772) > F tabel (2,5027), sehingga hipotesis 0 ditolak dan hipotesis 1

diterima. Hipotesis 0: tidak ada perbedaan pengaruh penambahan maizena dan

Na-CMC terhadap rasa saos tomat yang diuji. Hipotesis 1: ada perbedaan

pengaruh penambahan maizena dan Na-CMC terhadap rasa saos tomat yang

diuji. Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada perbedaan pengaruh

penambahan maizena dan Na-CMC terhadap rasa saos tomat. Rasa saos tomat

menunjukkan perbedaan yang signifikan pada penambahan maizena sebanyak

2%, sedangkan antar perlakuan yang lainnya tidak menunjukkan perbedaan

yang nyata. Saos tomat yang ditambahkan maizena sebanyak 2% paling tidak

disukai oleh panelis. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil pengujian

organoleptiknya yaitu sebesar 4,67. Saos tomat yang ditambahkan maizena

1% dan Na-CMC rasanya tidak berbeda nyata dengan kontrol dan saos tomat

“Del Monte” yang beredar di pasaran dan lebih disukai dibandingkan dengan

saos tomat dengan penambahan maizena 2%. Perbedaan rasa pada saos tomat

yang ditambah maizena 2% dipengaruhi oleh jumlah air. Semakin tinggi

konsentrasi maizena yang ditambahkan maka kandungan air dalam saos lebih

rendah sehingga rasa manisnya lebih tajam dan terlalu manis sehinnga kurang

disukai.

Pengujian organoleptik terhadap warna saos tomat menunjukkan

perbedaan pengaruh penambahan maizena dan Na-CMC terhadap kesukaan

panelis pada warna sampel saos tomat yang diujikan. Kesimpulan tersebut

dapat diketahui dari nilai F (9,6470) yang lebih besar dari F tabel/F criteria

(2,5027) sehingga hipotesis 1 (menyatakan ada perbedaan pengaruh

penambahan maizena dan Na-CMC terhadap warna sampel saos tomat)

diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel kontrol saos tomat,

saos “Del Monte” dan saos dengan penambahan Na-CMC warnanya berbeda

nyata dengan saos yang ditambah maizena baik 1% maupun 2%. Saos dengan

penambahan maizena 1% paling tidak disukai oleh panelis dengan rata-rata

penilaian sebesar 5,20. Perbedaan warna pada saos tomat yang ditambahkan

maizena 1% dan 2% terjadi karena tepung maizena berwarna putih

kekuningan, saat dilarutkan dalam air tepung maizena tidak terlarut namun

membentuk suspensi. Saat diaplikasikan pada saos tomat, partikel tepung

terdispersi dalam saos tomat dan menyebabkan timbulnya warna kusam pada

saos tomat. Hasil praktikum menunjukkan bahwa saos tomat yang dibuat

dengan penambahan maizena 1% dan 2% menghasilkan warna merah

keoranyean bukan merah (agak tua) cerah seperti saos tomat pada umumnya.

VI. Kesimpulan

Warna saos yang paling disukai adalah kontrol, saos “Del Monte”,

saos dengan panambahan Na-CMC, saos dengan penambahan tepung

maizena 2%, saos dengan penambahan tepung maizena 1%.

Rasa saos mulai dari yang paling disukai adalah saos “Del Monte”,

control, saos dengan penambahan Na-CMC, saos dengan panambahan

tepung maizena 1%, saos dengan penambahan tepung maizena 2%.

Viskositas saos dari yang paling tinggi adalah saos tomat “Del

Monte”, saos tomat dengan penambahan maizena 2%, kontrol, saos

tomat dengan penambahan Na-CMC dan saos tomat dengan

penambahan maizena 1%

VII. Daftar Pustaka

Anonymous1. 2007. Saos Tomat. Available at: www.warintek.ristek.go.id/pangan/buah%20dan%20sayur-sayuran/saos_tomat.pdf

Anonymous2. 1978. Standar Industri Indonesia : Mutu dan Cara Uji Saos Tomat no. 0174-78. Jakarta : Departemen Perindustrian Indonesia.

Cruess, W.V., 1958. Commercial Fruits and Vegetable Product, Vol II 4rd. London : Mc Graw Hill Book Company. New York, Toronto.

IPTEKnet. 2005. Tomat. Available at: http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=261

Moga, J.A.,1995. Food Additives Toxicology. New York : Marcel Dekker, Inc.

Satuhu, S., 1994. Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Susanto dan Saneto, 1994. Teknologi dan Hasil Pertanian, cetakan I. Surabaya: PT.Bina Ilmu.

Susanto, T., 1987. Pengantar Pengolahan Hasil Pertanian. Malang : FTP-Unibraw.

Tekno Pangan. 2002. Membuat Saos Tomat. Avaiable at: http://www.sedap-sekejap.com/artikel/2002/edisi3/files/tekno.htm update: Agustus 2008

Tranggono, 1990. Bahan Tambahan Makanan. Yogyakarta : PAU Pangan dan Gizi UGM Press.

Tressler, D.K., 1961. Fruit and Vegetables Juice Processing Technology. New York : The AVI Publishing Company.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Global Sponsoring Program. 2010. pH Food Chart.

http://www.gsp2u.com/Download/pH-Food-Chart%20Indonesia.pdf.(30

Oktober 2010).

Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatra Barat, 2001. Saos

Tomat. http://www.warintek.ristek.go.id/pangan/buah%20dan%20sayur-

sayuran/saos_tomat.pdf. (30 Oktober 2010)

Setyawan, Ari. 2009. Na-CMC.

http://soulkeeper28.files.wordpress.com/2009/01/na-cmc.pdf. (31

Oktober 2010).

Richana, Nur dan Suarni. 2007. Teknologi Pengolahan Jagung.

http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/bjagung/duatiga.pdf. (30

Oktober 2010).

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL NABATI

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG MAIZENA DAN Na-CMC

TERHADAP VISKOSITAS, pH, DAN SIFAT ORGANOLEPTIK SAOS

TOMAT

Oleh:

Kelompok B-2

1. Catherine Tanaya 6103008105

2. Hany Setiawati 6103008116

3. Dobby T 6103008123

4. Riyandy B.S.S. 6103008127

Tanggal: 26 Oktober 2010

Asisten: Erni Setiyawati S.TP, M. M

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA

2010