laporan resmi spt

Upload: nahak-efren

Post on 08-Oct-2015

148 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan resmi

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMISTRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

DOSEN PENGAMPU :S.Farm., Apt.Tanggal Pengumpulan : Senin, 20 Mei 2013

DISUSUN OLEH :KELOMPOK : 7-D

EKA SETYA MAHARANI(18123497A) YATNO DAVID IMANUEL TANONGGI(18123498A) NURHALIMAH YULIANINGSIH(18123499A) VIKTORIA HAMINA(18123500A)

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SETIA BUDISURAKARTA2013Pengaruh Cekaman Cahaya terhadap Pertumbuhan

I. TUJUAN

Membandingkan pertumbuhan perkecambahan pada kondisi kelebihan dan kekurangan cahaya dengan mengukur komponen pertumbuhan

II. DASAR TEORI

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.

Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Dipengaruhi oleh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh. Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya. Cahaya itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan mempunyai panjang gelombang 400 mili mikron sampai 750 mili micron. Tanaman juga memberikan respon yang berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya. Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau daun, kegiatan stomata ( respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu dari organ-organ permukaan, absorpsi mineral hara, permeabilitas, laju pernafasan, dan aliran protoplasma (Jumin 2008:8). Secara teoritis, semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis. III. ALAT DAN BAHAN

Petridish Kapas Kantong plastik warna hitam Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus, L)

IV. CARA KERJA1. Siapkan 2 petridish 2. Beri alas petridish menggunakan kapas, kemudian basahi dengan air3. Pilihlah benih kacang hijau yang bernas, dengan cara merendamnya ke dalam air. Benih yang tenggelam adalah benih yang bernas.4. Kecambahkan masing-masing 10 benih kacang hijau yang telah diseleksi dengan cara meletakkan di atas kapas yang telah dibasahi.5. Inkubasikan petridish pada dua kondisi yang berbeda yaitu : dalam gelap dan terang. Inkubasi gelap dilakukan dengan cara menutup petridish dengan kantong plastik hitam. Sedangkan inkubasi terang dilakukan dengan menaruh pada ruangan dengan cukup penyinaran.6. Jagalah kelembaban media setiap hari, dengan cara membasahi media dengan air secukupnya. Pemberian air tidak boleh berlebihan. Pada saat pemberian air, untuk perlakuan inkubasi gelap, pembukaan penutup tidak boleh terlalu lama.7. Amati pertumbuhan kecambah setelah 1 minggu berikutnya.Pengamatan :1. Ukur panjang akar yang terbentuk2. Ukur tinggi kecambah yang terbentuk3. Hitung nilai rata-rata ke dua pengamatan pada kedua kondisi inkubasi4. Ambil kesimpulan !

V. HASIL PERCOBAAN Tabel data percobaan : HariUkuran Panjang(cm)

POT TERANGUkuran panjang(cm)

POT GELAP

10,00,0

20,00,0

30,00,1

40,20,3

50,40,7

60,61,4

71,15.6

82,212,9

95,215,5

106,616,9

117,918,0

129,223,0

1312,825,7

1416,927,0

152429,5

VI. PEMBAHASAN

Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari bumi. Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan sebagai cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya.Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis. Cahaya berpengaruh langsung terhadappertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati denganmembandingkan tanaman yang tumbauh dalam gelap dan terang. Pada keadaan gelap pertumbuahan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang, pucat,daun tidak berkembang dan batang tidak kukuh) sebaliknya dalamkeadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun berkembangsempurna dan berwarna hijau.Tumbuhan yang dipelihara dalam ruangan gelap atau memperoleh cahaya redup akan menghasilkan batang yang tumbuh panjang, tetapi dalam kondisi lemah, daun berukuran kecil, tumbuhan tampak berwarna pucat, berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat, stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, serta perakarannya tidak terlalu lebat.Sedangkan pada tumbuhan yang dipelihara di tempat yang terkena sinar matahariterjadi sebaliknya, disebabkan karena adanya cahaya yang berpengaruh terhadap fotosintesis kecambah, dan merangsang pembentukan klorofil sehingga tanaman dapat menghasilkan makanan sendiri. Hal inilah menyebabkan tanaman yang ditempat terang berwarna hijau daunnya sedangkan ditempat gelap batangnya kurus, daunnya pucat dan tidak berkembang dengan baik.Penagruh cekaman cahaya dapat dilihat berdasarkan Data keadaan warna daun seprti pada tabel berikut ini;HariTempat TerangTempat Gelap

1Belum terlihatBelum terlihat

2Belum terlihatBelum terlihat

3Belum terlihatBelum terlihat

4Belum terlihatTumbuh berwarna hijau

5Tumbuh berwarna hijauBertambah berwarna kuning

6Bertambah berwarna hijauBertambah berwarna kuning

7Bertambah berwarna hijauBertambah berwarna kuning

8Bertambah berwarna hijauBertambah berwarna kuning

9Bertambah berwarna hijauBertambah berwarna kuning

10 - 15Bertambah berwarna hijauBertambah berwarna kuning

VII. KESIMPULAN 1. Dari hasil percobaan berdasarkan perbedaan yang terapat pada tabel data keadaan warna maka tanaman di tempat terang lebih hijau daunnya dan batangnya lebih besar disebabkan karena trejadi proses foto sintesis sedangkan ditempat gelap tidak terjadi proses fotositesis sehingga daunnya menguning dan batangnya kecil atau kurus. 2. Tanaman yang ditanam pada tempat gelap memiliki pertumbuhan lebih cepat daripada yang ditanam di tempat terang. 3. Intensitas Cahaya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang dibutuhkan untuk dapat melakukan fotosintesis.

Pengaruh Hormon terhadap Pertumbuhan

I. TUJUAN Mengamati pengaruh pemberian hormon Auxin (IAA) terhadap perkecambahan

II. DASAR TEORI

Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun), ujung akar, daun muda, bunga, buah, dan kambium. Jika hormon auksin berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas pembuluh (xilem dan floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan pemanjangan sel-sel jaringan batangnya.Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.

Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.Faktor intersel yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah hormon. Hormon tumbuh tersebut juga disebut zat tumbuh yang komponennya terdiri atas senyawa protein dengan substansi kimia yang aktif. Zat tumbuh ini banyak jenisnya, antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, gas etilen, asam traumalin, dan kalin.

Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun), ujung akar, daun muda, bunga, buah, dan kambium. Jika hormon auksin berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas pembuluh (xilem dan floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan pemanjangan sel-sel jaringan batangnya.

Hormon auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh jaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi tunas bagian akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul di bawah permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan di bawah permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel jaringan di atas permukaan batang. Mengapa demikian? Karena sifat hormon auksin sangat peka terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru akan menghambat terjadinya pembelahan selsel pada daerah pemanjangan batang, sehingga pertumbuhan sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih lambat dibandingkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari.

Gambar 1.1 pengaruh hormon auksin

III. ALAT DAN BAHAN

Petridish Kapas Kantong plastik warna hitam Benih jagung (Zea mays) Hormon Auxin 0,1 ppm; 1 ppm; 10 ppm; 100 ppm

IV. CARA KERJA

1. Siapkan 8 petridish2. Beri alas petridish menggunakan kapas, kemudian basahi dengan air3. Seleksi benih jagung dengan cara merendam dalam air, benih yang tenggelam digunakan sebagai bahan praktikum. 4. Rendam benih jagung yang telah terseleksi ke dalam larutan hormon selama 1 jam.5. Letakkan masing-masing sebanyak 10 benih jagung ke dalam 8 buah petridish.6. Inkubasi dalam 2 kondisi, yaitu gelap dan terang7. Setelah 1 minggu lakukan pengamatan.Pengamatan :1. Ukur panjang akar yang terbentuk2. Ukur tinggi kecambah yang terbentuk3. Hitung nilai rata-rata ke delapan pengamatan pada kedua kondisi inkubasi4. Ambil kesimpulan !

V. HASIL PERCOBAANTabel Data Percobaan :HARI Panjang tanaman(Cm)

POT TERANGPanjang tanaman(Cm)

POT GELAP

101,00

20,52,25

31,254,50

42,507,75

53,259,50

64,012,0

74,7513,75

85,5015,25

96,5016,75

107,7518,0

118,020,2

129,2521,9

1310,723,8

1412,025,0

1513,3526,8

VI. PEMBAHASANPemberian senyawa organik berupa hormon yang dibuat pada suatu bagian yang dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis pada perkecambahan. Hormon yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah : Auksin yaitu senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). Berfungsi mengatur pembesaran sel dan pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung Pengaruhnya yaitu pada bagian batang yang terkena cahaya memiliki auksin yang lebih sedikit karena auksin mengalami kerusakan jika terkena cahaya sedangkan bagian batang yang tidak terkena cahaya mempunyai lebih banyak auksin sehingga tumbuh lebih panjang daripada batang yang terkena cahaya. Auksin juga menyebabkan perpanjangan sel batang dan menghambat perpanjangan sel akar.

Perbedaan panjang dari batang dapat dilihat dari tabel berikut berdasarkan hasil percobaan.

Hasil analisa Data keadaan kecambah

HariTempat terang

Tempat gelap

1Pertumbuhan belum terlihatPertumbuhan belum terlihat

2Pertumbuhan belum terlihatPertumbuhan belum terlihat

3Pertumbuhan belum terlihatTumbuh akar

4Mulai tumbuh akarMulai tumbuh daun

5Akar bertambahDaun bertambah

6Mulai tumbuh daun,batang kokohBatang Bertambah panjang

7Daun bertambah, batang kokohDaun bertambah,batang panjang lemah

8Daun bertambah, batang kokohDaun bertambah,batang panjang lemah

9Daun bertambah, batang kokohDaun bertambah,batang panjang lemah

10Daun bertambah, batang kokohDaun bertambah,batang panjang lemah

11Daun bertambah, batang kokohDaun bertambah,batang panjang lemah

12Daun bertambah, batang kokohDaun bertambah,batang panjang lemah

13Daun bertambah, batang kokohDaun bertambah,batang panjang lemah

14Daun bertambah, batang kokohDaun bertambah,batang panjang lemah

15Daun bertambah, batang kokohDaun bertambah,batang panjang lemah

VI. KESIMPULAN1. Dari data hasil precobaan diatas dapat disimpulkan bahwa hormon merupakan faktor internal dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. 2. Aktifitas hormon dipengaruhi oleh intensitas cahaya.3. Batang yang terkena sinar matahari mempunyai komposisi auksin lebih sedikit sehingga ukurannya lebih pendek sedangkan batang yang tidak terkena sinar matahari ukurannya lebih panjang karena hormon auksinnya mempunyai komposisi yang lebih banyak.4. Cahaya matahari dapat merusak hormon auksin.

Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Pertumbuhan Kecambah Jagung (Zea mays)

I. TUJUAN Mengetahui pengaruh cekaman kekeringan terhadap perkecambahan jagung melalui indikator kualitas pertumbuhan yang diamati dengan komponen berat kering tanaman.

II. DASAR TEORI

Cekaman kekeringan yang terjadi pada semua fase pertumbuhan, menurunkan kadar lengas tanah dan meningkatkan suhu tanah. Cekaman kekeringan menurunkan pertumbuhan tanaman jagung terutama bila terjadi pada fase vegetatif. Cekaman kekeringan mengurangi pembukaan stomata, menurunkan kadar air nisbi, laju transpirasi, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan nisbi. Cekaman kekeringan meningkatkan kadar prolin pada semua fase pertumbuhan. Meskipun demikian, bila tanaman mengalami cekaman terus menerus selama hidupnya, pengamatan pada fase pengisian biji menunjukkan tidak terjadi peningkatan kadar prolin. Cekaman kekeringan cenderung meningkatkan kadar gula pada fase pengisian biji. Jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak tercekam, cekaman kekeringan pada setiap fase pertumbuhan menurunkan hasil jagung sama besar. Semakin lama terjadi cekaman, semakin rendah bahan kering yang dihasilkan dan semakin rendah hasil jagung.

Selama siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan sampai panen selalu membutuhkan air. Tidak satupun proses kehidupan tanaman yang dapat bebas dari air. Besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus hidupnya tidak sama. Hal ini berhubungan langsung dengan proses fisiologis, morfologis dan kombinasi kedua faktor di atas dengan faktor-faktor lingkungan.

Kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui tanah dengan jalan penyerapan oleh akar. Besarnya air yang diserap, oleh akar tanaman sangat tergantung pada kadar air dalam tanah ditentukan oleh pF ( Kemampuan partikel tanah memegang air), dan kemampuan akar untuk menyerapnya. Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon tanaman terhadap kekurangan air itu relatif terhadap aktifitas metaboliknya, morfologinya, tingkat pertimbuhannya dan potensial hasil panennya.

Defisit air langsung mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman. Proses ini pada sel tanaman ditentukan oleh tegangan turgor. Hilangnya turgiditas dapat menghentikan pertumbuhan sel (penggandaan dan pembesaran) yang akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat.

Kekurangan air terjadi dalam semua jaringan tanaman yang mengalami transpirasi. Dalam bagian ini akibat-akibat tersebut terhadap hasil pertanaman akan dibahas. Pengaruh kekurangan air terhadap hasil pertanaman terutama ditentukan oleh derajat dan waktu berlangsungnya kekurangan tersebut. Respon tanaman terhadap kekurangan air tersebut relatif terhadap aktifitas metaboliknya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya dan potensial hasil panennya. Dari banyak penyelidikan empiris disimpulkan bahwa kekurangan air pada tahap awal ontogeni reproduktif menyebabkan pengurangan terbesar dalam hasil. Pengaruh kekurangan air terhadap perkecambahan dan pengadaan semai seringkali terlupakan. Kekurangan air pada tahapan ini dapat sangat mengurangi keberhasilan pertanaman dan juga hasil pertanaman. Walaupun demikian kekurangan air tidak perlu mengakibatkan pengurangan hasil ekonomik. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Nilai Y w Jaringan meristem pada siang hari seringkali menyebabkan penurunan Y w dibawah yang membutuhkan untuk pengembangan sel. Hal ini menyebabkan pengurangan dalam hal sintesis protein, sintetsis dinding sel, dan pengembangan sel, yang menjelaskan hasil pengamatan bahwa banyak spesies mempunyai pertumbuhan yang terbesar pada malam hari pada saat potensial Y w terbesar. Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif ialah berkembangnya daun-daun yang lebih kecil yang dapat mengurangi harga LAI pada saat dewasa dan berakibat kurangnya penyerapan cahaya oleh tanaman budidaya tersebut.

Sintesis klorofil dibatasi pada kekurangan air yang lebih besar. Defisit air pada saat proses fotosintesa berlangsung, berakibat pada kecepatan fotosintesa. Defisit air akan menurunkan kecepatan fotosintesa. Dari suatu penelitian disimpulkan bahwa perluasan daun dibatasi oleh ketersediaan air sehingga menurunkan efisiensi fotosintesa. Selama perkembangan vegetatif, kekurangan yang bagaimanapun kecilnya dapat mengurangi laju pelebaran daun dan LAI pada tingkat perkembangan berikutnya. Kekurangan air yang parah dapat menyebabkan penutupan stomata yang mengurangi pengambilan CO2 dan produksi berat kering. Kekurangan yang terus menerus dapat menyebabkan penurunan laju fotosintesis sehingga diperlukan beberapa hari setelah irigasi agar dapat kembali ke laju fotosintesis aslinya.

Kekurangan air menimbulkan rangkaian proses adaptasi tanaman dalam jaringannya serta terlihat pada morfologi luar. Berikut ini contoh mekanisme cekaman air pada tanaman jagung.

III. ALAT DAN BAHAN

Petridish Kapas Kantong plastik warna hitam Benih jagung (Zea mays)

IV. CARA KERJA1. Tanamlah kecambah jagung masing-masing 10 kecambah ke dalam pot dengan media tanah. Untuk setiap kelompok 4 pot.2. Selama 1 minggu pertama kecambah dijaga kelembabannya setiap hari dengan cara penyiraman secukupnya.3. Pada minggu ke-2, kecambah diperlakukan cekaman kekeringan dengan cara :a. Sebanyak 2 pot tetap dilakukan penyiraman setiap hari, pada pot normal terang dan pot normal gelap.b. Sedangkan 2 pot yang lainnya dilakukan penyiraman 2 hari sekali, yaitu pada pot kering terang dan pot kering gelap.c. Perlakuan ini dihentikan seminggu kemudian.

Pengamatan :1. Ukur tinggi tanaman2. Ukur panjang akar3. Hitung nilai rata-rata keempat pengamatan pada keempat kondisi inkubasi4. Ambil kesimpulan !

V. HASIL PERCOBAANTabel data hasil percobaan :HariNormal TERANGKering TERANGNormalGELAPKeringGELAP

TinggiTanaman(cm)Panjang akar(cm)Tinggi tanaman(cm)PanjangTanaman(cm)

1000,30,100

20,750,20,90,500

31,250,92,71,600

4

2,253,02,782,100

53,504,74,03,300

64,755,05,14,200

76,255,96,755,600

87,506,78,17,400

98,257,68,768,500

109,508,210,79,700

1112,09,012,711,000

1213,710,713,911,900

1315,911,216,712,800

1418,713,319 013,700

15231524,21400

VI. PEMBAHASAN

Pada pot kering gelap dan normal gelap tidak terjadi pertumbuhan karena bijinya mati ini disebabkan kadar air dalam tanah terlampau tinggi, sehingga menghambat proses pertumbuhan.Sedangkan pada pot kering terang dan normal terang terjdi pertumbuhan kerena kadar airnya normal sehingga biji tidak membusuk.Air (H2O) adalah cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang secara kimiawi air terbentuk dari Hidrogen dan Oksigen. Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi tumbuhan. Air diperlukan tumbuhan sebagaimedia berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel, komponen dasar pembentukanzat makanan, dan membantu mengedarkan zat makanan ke seluruh bagian tubuh. Air merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat perkecambahan dan menghentikan masa dormansi biji. Perkecambahan diawalidengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yangdisebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baikdari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadiadalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah hormon perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelinmeningkat. Selain itu masuknya air pada biji juga menyebabkan enzim aktif bekerja. Bila tanaman kekurangan air, maka tanaman akan kering dan kekurangan nutrisi karena tidak ada yang mengangkut nutrisi itu. Tumbuhan yang kekurangan air akan menjadi layu dan warna hijau berubah menjadi kuning, kering, dan pada akhirnya mati. Karena air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan. Tetapi jika kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan akan mati.Ketersediaan air di dalam tanah merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Dari data hasil percobaan diatas setelah 15 hari ditanam pada pot gelap tidak terjadi pertumbuhan sedangkan pada perkecambahan normal dan dengan penyiraman teratur terjadi pertumbuhan, ini disebabkan karena proses perkecambahan tanaman membutuhkan air.Sedangkan pada pot normal gelap dengan penyiraman teratur : tidak trejadi pertumbuhan karena tanah sudah jenuh dengan air sehingga biji jagungnya membusuk atau mati.

VII. KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan dapat kita ketahui fungsi air bagi tanaman yaitu; Memberikan tekanan turgor pada dinding sel sehingga sel dapat membelah dan membesar Merangsang terjadinya proses imbibisi, yaitu proses penyerapan air oleh biji. Sebagai bahan baku fotosintesis sehingga tanaman memproduksi glukosa Mengedarkan hasil-hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan.2. Kadar air dalam tanah diperlukan dalam proses pertumbuhan tanaman namun dalam konsentrasi jenuh justru akan menyebabkan penghambatan pertumbuhan tanaman dan menyebabkan tanaman akan mati.3. Kelembapan udara mempengaruhi penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrisi. Penguapan air akan meningkat apabila kelembapan rendah,akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrisi. Keadaan ini memacu pertumbuhan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

http://ilmubiologi-belajarbiologi.blogspot.com/2010/01/hormon-auksin.html, diakses pada hari Selasa, tanggal 14 Mei 2013, pukul 21.27 WIB http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xii/pengaruh-hormon-terhadap-pertumbuhan-dan-pekembangan-tumbuhan/, diakses pada hari selasa, tanggal 14 Mei 2013, pukul 21.54 WIB

http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=29418&obyek_id=4, diakses pada hari Selasa, tanggal 14 Mei 2013, pukul 22.17 WIB

http://goalterzoko.blogspot.com/2009/07/cekaman-kekeringan-oleh-goalter-zoko.html, diakses pada hari Selasa, tanggal 14 Mei 2013, pukul 22.21 WIB

http://sustainablemovement.wordpress.com/2012/03/08/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan-tanaman/, diakses pada hari Selasa, tanggal 14 Mei 2013, pukul 22.01 WIB