laporan sementara limno belum fix
TRANSCRIPT
1 PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Air adalah satu-satunya molekul yang paling banyak terdapat dalam
makhluk hidup Sekitar 60 dari berat tubuh manusia dewasa dan sebanyak
95 dari berat bentuk-bentuk halus seperti ubur-ubur dan embrio adalah air
Sebenarnya seluruh biokimia itu adalah kimia berair artinya air memberikan
medium tempat terjadinya sebagian besar interaksi biokimia Air juga secara
langsung turut dalam banyak reaksi biokomia termasuk yang terlibat dalam
respirasi seluler pencernaan dan fotosintesis (Kimball 1999)
Air tanah air permukaan dan air atmosfer mengandung berbagai macam
unsur kimia dalam keadaan terlarut Bahan-bahan tersebut masuk ke perairan
disebabkan oleh proses fisika kimia dan perubahan cuaca di bumi serta
berbagai reaksi kimia di atmosfer Dalam kualitas air terdapat beberapa tipe
pengukuran yaitu kimia fisika biologi (bakteriologi virus) yang tergantung pada
pemanfaatan air tersebut misalnya keperluan air minum dan lain-lain Tipe-tipe
pengukuran tersebut tidak digunakan sendirian tetapi saling berkaitan Ciri-ciri air
alami berasal dari tanah dan mempunyai kulaitas air secara umum sesuai
dengan peruntukannya Masing-masing unsur kimia tersebut mempunyai fungsi
tertentu dalam sistem geologi Akibatnya perairan selalu dikontrol oleh beberapa
substansi terlarut dalam kondisi yang seimbang bersama dengan perubahan-
perubahan yang terjadi Sehingga dapat dikatakan perairan alami memiliki ciri-ciri
kimia tertentu yang dikenal dengan ldquokualitas airrdquo Kondisi kualitas air tergantung
pada penggunan air tersebut (Arfiati 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 1
12 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Limnologi tentang analisa kualitas air ini adalah
untuk mengetahui kualitas air sungai di perairan Joyosuko Metro dan juga untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa (praktikan) tentang cara pengukuran
kualitas air melalui parameter fisika dan kimia
Tujuan dari praktikum Limnologi tentang analisa kualitas air adalah agar
praktikan dapat mengetahui serta memahami secara langsung tentang ilmu
Limnologi serta mampu melaksanakan identifikasi kualitas melalui parameter-
parameter fisika dan kimia di perairan air tawar
13 Kegunaan
Manfaat yang didapat dari praktikum Limnologi mengenai analisis kualitas
air ini sangat besar sekali dimana kita sebagai praktikan memperoleh
pengetahuan tentang bagiamana kualitas suatu perairan yang baik dan yang
buruk melalui parameter fisika dan kimia Selain itu praktikum ini juga berguna
untuk mengetahui dan menetukan faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem
suatu perairan mengingat bahwa air berperan vital dalam kehidupan semua
makhluk di bumi
14 Waktu dan Tempat
Praktikum Limnologi kali ini dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2010
Untuk praktikum lapang dimulai pukul 0530 sampai 0700 WIB bertempat di
sungai Joyosuko metro Malang sedangkan praktikum Laboratorium dimulai pukul
1300 sampai 1430 WIB bertempat di laboratorium Workshop Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 2
2 TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Limnologi
Menurut Musa dan Uun (2006) menyatakan bahwa Limnologi berasal dari
bahasa Yunani ldquoLimnerdquo artinya genangan air yang berarti bisa kolam rawa atau
danau Limnologi mempelajari tentang sistem perairan di dalamnya termasuk
danau dan kolam air tawar danau dan kolam air asin rawa sungai (rivers) dan
aliran atau cucuran air (streams) Limnologi mencakup beberapa bidang ilmu
yang saling berhubungan meliputi ilmu fisika kimia geologi dan biologi Tujuan
mempelajari limnologi adalah mengetahui komponen-komponen yang
menyususn dalam sistem perairan serta mengetahui fungsi dan masing-masing
komponen tersebut di dalam dinamika secara keseluruhan
Limnologi adalah suatu studi mengenai air tawar atau payau dimana
merupakan cakupan benda yang terbatas penataan kualitas air sangat
diutamakan Analisa tersebut dapat membantu dalam penentuan kualitas sutau
perairan terutama perairan darat (Goldman 1996)
21 Parameter Kualitas Air
211 Parameter Fisika
2111 Suhu
Temperatur dari air mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaan
terutama bila suhu sungai tinggi disamping itu suhu pada lingkungan perairan
secara langsung mempengaruhi toksitas banyak bahan kimia pencemaran
pertumbuhan mikroorganisme dan arus Temperatur diperairan dipengaruhi
adanya faktor pencemaran misalnya pembuangan air limbah yang
menyebabkan kenaikan suhu sehingga mengganggu kehidupan air Untuk
mengukur suhu pada lingkungan perairan dapat dilakukan di perairan atau pada
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 3
waktu air masih berada di sampler Hasil pada pengukuran itu nantinya
digunakan untuk perhitungan alkalinitas salinitas dan kelarutan Kalsium
karbonat perhitungan indeks kualitas air dan diidentifikasi kualitas air (Sutrisno
2004)
Effendi (2003) menyatakan bahwa suhu suatu badan air dipengaruhi oleh
musim lintang ketinggian dari permukaan laut waktu dalam hari sirkulasi udara
penutupan awan dan aliran serta ke dalam badan air Perubahan suhu juga
sangat berperan mengendalikan ekosistem perairan Organisme akuatik memilki
kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam
pertumbuhannya Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscositas
reaksi kimia evaporasi dan volatisasi peningkatan suhu juga menyebabkan
kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan selanjunya
mengakibatkan konsumsi oksigen
Menurut Effendi (2003) berdasarkan panas pada setiap kedalaman (dalam
bentuk perbedaan suhu) stratifikasi vertikal kolom air (thermal stratification) pada
perairan tergenang dibagi menjadi tiga yaitu
Epylimnion yaitu lapisan bagian atas perairan Lapisan ini merupkan bagian
yang hangat dengan suhu realatif konstan atau perubahan suhu secara
vertikal sangat kecil Seluruh massa air pada mintakat ini tercampur
dengan baik karena adanya angin dan gelombang
Termoklin atau metalimnion yaitu lapisan dibawah lapisan epilimnion Pada
lapisan ini perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar setiap
penambahan kedalaman 1 meter terjadi penurunan suhu air sekurang-
kurangnya 1degC
Hypolimnion yaitu lapisan dibawah metalimnion Lapisan ini merupakan
lapisan yang lebih dingin ditandai oleh perbedaan suhu secara vertikal
yang relatif kecil Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan tidak
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 4
mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di
wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian
dasar hanya sekitar 2degC-3degC
Gambar startifikasi suhu
2112 Kecepatan arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus
dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan
pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan
(Hutabarat 1985)
Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap
kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan
pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5
2113 Kecerahan
Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang
direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti
kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti
laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m
secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena
jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris
cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m
(Daralugie 2010)
Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan
yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai
kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan
pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan
yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air
Gambar stratifikasi cahaya
Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air
pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu
Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya
matahari
Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1
dari intensitas cahaya permukaan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6
Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)
2114 Salinitas
Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air
tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel
tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan
dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air
tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa
jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira
tawar sampai payau (Lesmana 2004)
Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh
terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya
terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak
Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu
Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin
lt0505-3030-40gt40
Gambar stratifikasi salinitas
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7
Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu
Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat
terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan
sedangkan dibawahnya terdapat air laut
Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena
adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan
pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal
2115 Parameter Kimia
2116 pH
Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat
keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH
= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga
pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion
H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin
banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam
Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115
Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri
sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah
(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya
menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah
(Arfiati 2001)
Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan
dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah
basa (Pujatmaka 2002)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8
2117 DO (Dissolved Oxygen)
Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin
mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah
Berkurangnya O2 karena
1 Respirasi
2 Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2
menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat
tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph
tinggi Sumber-sumber O2
1 Atmosfer difusi angin
2 Fotosintesis
Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi
biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di
perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)
2223 Karbondioksida (CO2)
Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam
arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses
pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2
bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan
melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam
air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2
Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme
bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)
Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau
jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
12 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Limnologi tentang analisa kualitas air ini adalah
untuk mengetahui kualitas air sungai di perairan Joyosuko Metro dan juga untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa (praktikan) tentang cara pengukuran
kualitas air melalui parameter fisika dan kimia
Tujuan dari praktikum Limnologi tentang analisa kualitas air adalah agar
praktikan dapat mengetahui serta memahami secara langsung tentang ilmu
Limnologi serta mampu melaksanakan identifikasi kualitas melalui parameter-
parameter fisika dan kimia di perairan air tawar
13 Kegunaan
Manfaat yang didapat dari praktikum Limnologi mengenai analisis kualitas
air ini sangat besar sekali dimana kita sebagai praktikan memperoleh
pengetahuan tentang bagiamana kualitas suatu perairan yang baik dan yang
buruk melalui parameter fisika dan kimia Selain itu praktikum ini juga berguna
untuk mengetahui dan menetukan faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem
suatu perairan mengingat bahwa air berperan vital dalam kehidupan semua
makhluk di bumi
14 Waktu dan Tempat
Praktikum Limnologi kali ini dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2010
Untuk praktikum lapang dimulai pukul 0530 sampai 0700 WIB bertempat di
sungai Joyosuko metro Malang sedangkan praktikum Laboratorium dimulai pukul
1300 sampai 1430 WIB bertempat di laboratorium Workshop Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 2
2 TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Limnologi
Menurut Musa dan Uun (2006) menyatakan bahwa Limnologi berasal dari
bahasa Yunani ldquoLimnerdquo artinya genangan air yang berarti bisa kolam rawa atau
danau Limnologi mempelajari tentang sistem perairan di dalamnya termasuk
danau dan kolam air tawar danau dan kolam air asin rawa sungai (rivers) dan
aliran atau cucuran air (streams) Limnologi mencakup beberapa bidang ilmu
yang saling berhubungan meliputi ilmu fisika kimia geologi dan biologi Tujuan
mempelajari limnologi adalah mengetahui komponen-komponen yang
menyususn dalam sistem perairan serta mengetahui fungsi dan masing-masing
komponen tersebut di dalam dinamika secara keseluruhan
Limnologi adalah suatu studi mengenai air tawar atau payau dimana
merupakan cakupan benda yang terbatas penataan kualitas air sangat
diutamakan Analisa tersebut dapat membantu dalam penentuan kualitas sutau
perairan terutama perairan darat (Goldman 1996)
21 Parameter Kualitas Air
211 Parameter Fisika
2111 Suhu
Temperatur dari air mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaan
terutama bila suhu sungai tinggi disamping itu suhu pada lingkungan perairan
secara langsung mempengaruhi toksitas banyak bahan kimia pencemaran
pertumbuhan mikroorganisme dan arus Temperatur diperairan dipengaruhi
adanya faktor pencemaran misalnya pembuangan air limbah yang
menyebabkan kenaikan suhu sehingga mengganggu kehidupan air Untuk
mengukur suhu pada lingkungan perairan dapat dilakukan di perairan atau pada
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 3
waktu air masih berada di sampler Hasil pada pengukuran itu nantinya
digunakan untuk perhitungan alkalinitas salinitas dan kelarutan Kalsium
karbonat perhitungan indeks kualitas air dan diidentifikasi kualitas air (Sutrisno
2004)
Effendi (2003) menyatakan bahwa suhu suatu badan air dipengaruhi oleh
musim lintang ketinggian dari permukaan laut waktu dalam hari sirkulasi udara
penutupan awan dan aliran serta ke dalam badan air Perubahan suhu juga
sangat berperan mengendalikan ekosistem perairan Organisme akuatik memilki
kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam
pertumbuhannya Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscositas
reaksi kimia evaporasi dan volatisasi peningkatan suhu juga menyebabkan
kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan selanjunya
mengakibatkan konsumsi oksigen
Menurut Effendi (2003) berdasarkan panas pada setiap kedalaman (dalam
bentuk perbedaan suhu) stratifikasi vertikal kolom air (thermal stratification) pada
perairan tergenang dibagi menjadi tiga yaitu
Epylimnion yaitu lapisan bagian atas perairan Lapisan ini merupkan bagian
yang hangat dengan suhu realatif konstan atau perubahan suhu secara
vertikal sangat kecil Seluruh massa air pada mintakat ini tercampur
dengan baik karena adanya angin dan gelombang
Termoklin atau metalimnion yaitu lapisan dibawah lapisan epilimnion Pada
lapisan ini perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar setiap
penambahan kedalaman 1 meter terjadi penurunan suhu air sekurang-
kurangnya 1degC
Hypolimnion yaitu lapisan dibawah metalimnion Lapisan ini merupakan
lapisan yang lebih dingin ditandai oleh perbedaan suhu secara vertikal
yang relatif kecil Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan tidak
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 4
mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di
wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian
dasar hanya sekitar 2degC-3degC
Gambar startifikasi suhu
2112 Kecepatan arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus
dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan
pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan
(Hutabarat 1985)
Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap
kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan
pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5
2113 Kecerahan
Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang
direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti
kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti
laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m
secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena
jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris
cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m
(Daralugie 2010)
Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan
yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai
kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan
pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan
yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air
Gambar stratifikasi cahaya
Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air
pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu
Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya
matahari
Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1
dari intensitas cahaya permukaan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6
Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)
2114 Salinitas
Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air
tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel
tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan
dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air
tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa
jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira
tawar sampai payau (Lesmana 2004)
Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh
terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya
terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak
Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu
Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin
lt0505-3030-40gt40
Gambar stratifikasi salinitas
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7
Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu
Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat
terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan
sedangkan dibawahnya terdapat air laut
Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena
adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan
pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal
2115 Parameter Kimia
2116 pH
Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat
keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH
= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga
pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion
H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin
banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam
Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115
Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri
sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah
(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya
menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah
(Arfiati 2001)
Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan
dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah
basa (Pujatmaka 2002)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8
2117 DO (Dissolved Oxygen)
Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin
mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah
Berkurangnya O2 karena
1 Respirasi
2 Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2
menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat
tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph
tinggi Sumber-sumber O2
1 Atmosfer difusi angin
2 Fotosintesis
Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi
biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di
perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)
2223 Karbondioksida (CO2)
Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam
arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses
pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2
bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan
melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam
air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2
Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme
bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)
Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau
jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
2 TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Limnologi
Menurut Musa dan Uun (2006) menyatakan bahwa Limnologi berasal dari
bahasa Yunani ldquoLimnerdquo artinya genangan air yang berarti bisa kolam rawa atau
danau Limnologi mempelajari tentang sistem perairan di dalamnya termasuk
danau dan kolam air tawar danau dan kolam air asin rawa sungai (rivers) dan
aliran atau cucuran air (streams) Limnologi mencakup beberapa bidang ilmu
yang saling berhubungan meliputi ilmu fisika kimia geologi dan biologi Tujuan
mempelajari limnologi adalah mengetahui komponen-komponen yang
menyususn dalam sistem perairan serta mengetahui fungsi dan masing-masing
komponen tersebut di dalam dinamika secara keseluruhan
Limnologi adalah suatu studi mengenai air tawar atau payau dimana
merupakan cakupan benda yang terbatas penataan kualitas air sangat
diutamakan Analisa tersebut dapat membantu dalam penentuan kualitas sutau
perairan terutama perairan darat (Goldman 1996)
21 Parameter Kualitas Air
211 Parameter Fisika
2111 Suhu
Temperatur dari air mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaan
terutama bila suhu sungai tinggi disamping itu suhu pada lingkungan perairan
secara langsung mempengaruhi toksitas banyak bahan kimia pencemaran
pertumbuhan mikroorganisme dan arus Temperatur diperairan dipengaruhi
adanya faktor pencemaran misalnya pembuangan air limbah yang
menyebabkan kenaikan suhu sehingga mengganggu kehidupan air Untuk
mengukur suhu pada lingkungan perairan dapat dilakukan di perairan atau pada
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 3
waktu air masih berada di sampler Hasil pada pengukuran itu nantinya
digunakan untuk perhitungan alkalinitas salinitas dan kelarutan Kalsium
karbonat perhitungan indeks kualitas air dan diidentifikasi kualitas air (Sutrisno
2004)
Effendi (2003) menyatakan bahwa suhu suatu badan air dipengaruhi oleh
musim lintang ketinggian dari permukaan laut waktu dalam hari sirkulasi udara
penutupan awan dan aliran serta ke dalam badan air Perubahan suhu juga
sangat berperan mengendalikan ekosistem perairan Organisme akuatik memilki
kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam
pertumbuhannya Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscositas
reaksi kimia evaporasi dan volatisasi peningkatan suhu juga menyebabkan
kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan selanjunya
mengakibatkan konsumsi oksigen
Menurut Effendi (2003) berdasarkan panas pada setiap kedalaman (dalam
bentuk perbedaan suhu) stratifikasi vertikal kolom air (thermal stratification) pada
perairan tergenang dibagi menjadi tiga yaitu
Epylimnion yaitu lapisan bagian atas perairan Lapisan ini merupkan bagian
yang hangat dengan suhu realatif konstan atau perubahan suhu secara
vertikal sangat kecil Seluruh massa air pada mintakat ini tercampur
dengan baik karena adanya angin dan gelombang
Termoklin atau metalimnion yaitu lapisan dibawah lapisan epilimnion Pada
lapisan ini perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar setiap
penambahan kedalaman 1 meter terjadi penurunan suhu air sekurang-
kurangnya 1degC
Hypolimnion yaitu lapisan dibawah metalimnion Lapisan ini merupakan
lapisan yang lebih dingin ditandai oleh perbedaan suhu secara vertikal
yang relatif kecil Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan tidak
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 4
mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di
wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian
dasar hanya sekitar 2degC-3degC
Gambar startifikasi suhu
2112 Kecepatan arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus
dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan
pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan
(Hutabarat 1985)
Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap
kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan
pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5
2113 Kecerahan
Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang
direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti
kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti
laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m
secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena
jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris
cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m
(Daralugie 2010)
Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan
yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai
kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan
pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan
yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air
Gambar stratifikasi cahaya
Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air
pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu
Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya
matahari
Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1
dari intensitas cahaya permukaan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6
Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)
2114 Salinitas
Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air
tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel
tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan
dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air
tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa
jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira
tawar sampai payau (Lesmana 2004)
Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh
terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya
terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak
Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu
Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin
lt0505-3030-40gt40
Gambar stratifikasi salinitas
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7
Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu
Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat
terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan
sedangkan dibawahnya terdapat air laut
Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena
adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan
pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal
2115 Parameter Kimia
2116 pH
Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat
keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH
= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga
pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion
H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin
banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam
Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115
Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri
sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah
(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya
menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah
(Arfiati 2001)
Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan
dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah
basa (Pujatmaka 2002)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8
2117 DO (Dissolved Oxygen)
Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin
mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah
Berkurangnya O2 karena
1 Respirasi
2 Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2
menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat
tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph
tinggi Sumber-sumber O2
1 Atmosfer difusi angin
2 Fotosintesis
Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi
biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di
perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)
2223 Karbondioksida (CO2)
Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam
arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses
pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2
bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan
melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam
air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2
Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme
bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)
Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau
jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
waktu air masih berada di sampler Hasil pada pengukuran itu nantinya
digunakan untuk perhitungan alkalinitas salinitas dan kelarutan Kalsium
karbonat perhitungan indeks kualitas air dan diidentifikasi kualitas air (Sutrisno
2004)
Effendi (2003) menyatakan bahwa suhu suatu badan air dipengaruhi oleh
musim lintang ketinggian dari permukaan laut waktu dalam hari sirkulasi udara
penutupan awan dan aliran serta ke dalam badan air Perubahan suhu juga
sangat berperan mengendalikan ekosistem perairan Organisme akuatik memilki
kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai dalam
pertumbuhannya Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscositas
reaksi kimia evaporasi dan volatisasi peningkatan suhu juga menyebabkan
kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan selanjunya
mengakibatkan konsumsi oksigen
Menurut Effendi (2003) berdasarkan panas pada setiap kedalaman (dalam
bentuk perbedaan suhu) stratifikasi vertikal kolom air (thermal stratification) pada
perairan tergenang dibagi menjadi tiga yaitu
Epylimnion yaitu lapisan bagian atas perairan Lapisan ini merupkan bagian
yang hangat dengan suhu realatif konstan atau perubahan suhu secara
vertikal sangat kecil Seluruh massa air pada mintakat ini tercampur
dengan baik karena adanya angin dan gelombang
Termoklin atau metalimnion yaitu lapisan dibawah lapisan epilimnion Pada
lapisan ini perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar setiap
penambahan kedalaman 1 meter terjadi penurunan suhu air sekurang-
kurangnya 1degC
Hypolimnion yaitu lapisan dibawah metalimnion Lapisan ini merupakan
lapisan yang lebih dingin ditandai oleh perbedaan suhu secara vertikal
yang relatif kecil Massa air pada lapisan ini bersifat stagnan tidak
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 4
mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di
wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian
dasar hanya sekitar 2degC-3degC
Gambar startifikasi suhu
2112 Kecepatan arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus
dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan
pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan
(Hutabarat 1985)
Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap
kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan
pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5
2113 Kecerahan
Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang
direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti
kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti
laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m
secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena
jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris
cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m
(Daralugie 2010)
Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan
yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai
kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan
pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan
yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air
Gambar stratifikasi cahaya
Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air
pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu
Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya
matahari
Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1
dari intensitas cahaya permukaan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6
Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)
2114 Salinitas
Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air
tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel
tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan
dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air
tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa
jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira
tawar sampai payau (Lesmana 2004)
Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh
terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya
terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak
Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu
Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin
lt0505-3030-40gt40
Gambar stratifikasi salinitas
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7
Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu
Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat
terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan
sedangkan dibawahnya terdapat air laut
Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena
adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan
pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal
2115 Parameter Kimia
2116 pH
Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat
keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH
= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga
pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion
H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin
banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam
Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115
Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri
sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah
(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya
menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah
(Arfiati 2001)
Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan
dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah
basa (Pujatmaka 2002)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8
2117 DO (Dissolved Oxygen)
Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin
mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah
Berkurangnya O2 karena
1 Respirasi
2 Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2
menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat
tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph
tinggi Sumber-sumber O2
1 Atmosfer difusi angin
2 Fotosintesis
Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi
biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di
perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)
2223 Karbondioksida (CO2)
Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam
arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses
pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2
bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan
melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam
air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2
Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme
bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)
Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau
jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
mengalami percampuran dan memiliki densistas yang lebih besar Di
wilayah tropis perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian
dasar hanya sekitar 2degC-3degC
Gambar startifikasi suhu
2112 Kecepatan arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan atau perairan di dunia Arus juga mempunyai arti penting bagi kapal Arus
dipengaruhi juga oleh 3 faktor yaitu angin bentuk topografi dasar lautan dan
pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta gaya cirrolis dan spiraleknan
(Hutabarat 1985)
Kecepatan arus suatu badan air sangat berpengaruh terhadap
kemampuan badan air tersebut untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan
pencemar kecepatan arus dinyatakan dalam satuan ms (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 5
2113 Kecerahan
Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang
direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti
kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti
laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m
secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena
jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris
cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m
(Daralugie 2010)
Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan
yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai
kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan
pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan
yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air
Gambar stratifikasi cahaya
Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air
pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu
Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya
matahari
Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1
dari intensitas cahaya permukaan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6
Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)
2114 Salinitas
Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air
tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel
tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan
dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air
tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa
jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira
tawar sampai payau (Lesmana 2004)
Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh
terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya
terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak
Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu
Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin
lt0505-3030-40gt40
Gambar stratifikasi salinitas
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7
Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu
Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat
terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan
sedangkan dibawahnya terdapat air laut
Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena
adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan
pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal
2115 Parameter Kimia
2116 pH
Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat
keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH
= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga
pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion
H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin
banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam
Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115
Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri
sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah
(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya
menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah
(Arfiati 2001)
Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan
dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah
basa (Pujatmaka 2002)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8
2117 DO (Dissolved Oxygen)
Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin
mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah
Berkurangnya O2 karena
1 Respirasi
2 Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2
menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat
tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph
tinggi Sumber-sumber O2
1 Atmosfer difusi angin
2 Fotosintesis
Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi
biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di
perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)
2223 Karbondioksida (CO2)
Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam
arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses
pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2
bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan
melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam
air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2
Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme
bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)
Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau
jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
2113 Kecerahan
Keadaan cahaya di dalam air tergantung pada kekuatan cahaya yang
direfleksikan diabsorbsi dan dipantulkan dari beberapa faktor lainnya seperti
kejernihan air kedalaman dan luas permukaan air Pada air yang jernih seperti
laut sagaras (kecerahan 865 m) laut pasifik bagian tengah kecerahan 59 m
secchi disc mulai tidak kelihatan pada kedalaman sekitar 50 m Hal ini karena
jumlah cahaya semakin berkurang jika perairan semakin dalam Di pantai Inggris
cahaya dapat diabsorbsi sebesar 90 sampai kedalaman 8 m dan 9 m
(Daralugie 2010)
Menurut Effendi (2003) kecerahan merupakan transparansi perairan
yang ditentukan secara vertikal dengan menggunakan secchi disc nilai
kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca waktu pengukuran kekeruhan dan
pendataan tersuspensi serta ketelitian orang yang mengukur Tingkat kecerahan
yang rendah dapat menggangu penetrasi cahaya ke dalam air
Gambar stratifikasi cahaya
Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan stratifikasi kolo air
pada perairan lentrik dikelompokkan menjadi tiga yaitu
Lapisan (zona) eufotik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya
matahari
Lapisan kompensasi yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1
dari intensitas cahaya permukaan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 6
Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)
2114 Salinitas
Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air
tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel
tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan
dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air
tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa
jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira
tawar sampai payau (Lesmana 2004)
Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh
terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya
terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak
Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu
Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin
lt0505-3030-40gt40
Gambar stratifikasi salinitas
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7
Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu
Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat
terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan
sedangkan dibawahnya terdapat air laut
Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena
adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan
pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal
2115 Parameter Kimia
2116 pH
Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat
keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH
= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga
pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion
H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin
banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam
Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115
Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri
sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah
(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya
menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah
(Arfiati 2001)
Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan
dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah
basa (Pujatmaka 2002)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8
2117 DO (Dissolved Oxygen)
Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin
mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah
Berkurangnya O2 karena
1 Respirasi
2 Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2
menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat
tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph
tinggi Sumber-sumber O2
1 Atmosfer difusi angin
2 Fotosintesis
Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi
biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di
perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)
2223 Karbondioksida (CO2)
Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam
arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses
pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2
bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan
melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam
air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2
Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme
bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)
Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau
jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Lapisan profundal yaitu lapisan dibawah lapisan kompensasi dengan
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik)
2114 Salinitas
Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi ikan air
tawar tidak toleran dengan salinitas Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel
tubuh maka ikan akan mengalami stress toleransi terhadap salinitas oleh ikan
dari daerah air payau umumnya tinggi atau lebih besar dibandingkan ikan air
tawar atau air laut Sebagai contoh ikan skat (Scatophagus argus) Beberapa
jenis ikan rainbow dan blue acara (Acquideris puither) cukup toleran dengan aira
tawar sampai payau (Lesmana 2004)
Subarjanti (2005) menyatakan bahwa salinitas sangat berpengaruh
terhadap proses osmoregulasi oleh karena itu perlu dipertanyakan kestabilannya
terutama pada budidaya ikan atau udang di tambak
Menurut Barus (2003) klasifikasi air berdasarkan nilai salinitasnya yaitu
Jenis Air Salinitas()Limuis (air tawar)Mixohalin (air payau)Euhalin (air laut)Hyperhalin
lt0505-3030-40gt40
Gambar stratifikasi salinitas
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 7
Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu
Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat
terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan
sedangkan dibawahnya terdapat air laut
Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena
adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan
pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal
2115 Parameter Kimia
2116 pH
Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat
keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH
= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga
pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion
H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin
banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam
Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115
Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri
sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah
(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya
menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah
(Arfiati 2001)
Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan
dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah
basa (Pujatmaka 2002)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8
2117 DO (Dissolved Oxygen)
Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin
mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah
Berkurangnya O2 karena
1 Respirasi
2 Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2
menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat
tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph
tinggi Sumber-sumber O2
1 Atmosfer difusi angin
2 Fotosintesis
Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi
biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di
perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)
2223 Karbondioksida (CO2)
Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam
arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses
pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2
bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan
melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam
air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2
Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme
bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)
Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau
jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Menurut Darmadi (2010) stratifikasi salinitas yaitu
Pertama adalah perairan dengan stratifikasi salinitas yang sangat kuat
terjadi dimana air tawar merupakan lapisan yang tipis dipermukaan
sedangkan dibawahnya terdapat air laut
Kedua adalah perairan dengan stratifikasi sedang Ini terjadi karena
adanya gerak pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan
pada kolom air hingga terjadi pertukaran air secara vertikal
2115 Parameter Kimia
2116 pH
Menurut Andayani (2005) bahwa pH adalah cerminan dari derajat
keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH
= -log (H+) Air murni terdiri dari ion H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga
pH air murni biasanya 7 Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion
H+ dan makin tinggi Ph Cairan demikian disebut cairan alkalis Sebaliknya makin
banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebut bersifat masam
Sebagian besar danau ber pH 6-9 Danau sadah (soda lake) ber pH 115
Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industri
sehingga kapasitas buffer menghilang Danau di padang pasir Afrika Tengah
(Danau Utan) = air yang masuk lebih kecil dan jumlah air yang keluar Akibatnya
menjadi danau yang alkali Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah
(Arfiati 2001)
Nilai pH suatu nilai yang dihitung dari logaritma negatif konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan Nilai pH dapat dipakai untuk mengukur suatu larutan
dengan pH=7 adalah netral lebih kecil dari 7 adalah lebih besar dari 7 adalah
basa (Pujatmaka 2002)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 8
2117 DO (Dissolved Oxygen)
Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin
mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah
Berkurangnya O2 karena
1 Respirasi
2 Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2
menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat
tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph
tinggi Sumber-sumber O2
1 Atmosfer difusi angin
2 Fotosintesis
Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi
biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di
perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)
2223 Karbondioksida (CO2)
Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam
arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses
pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2
bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan
melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam
air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2
Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme
bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)
Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau
jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
2117 DO (Dissolved Oxygen)
Menurut Arfiati (2003) menyatakan bahwa air yang sangat dingin
mengandung kurang dari 5 O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah
Berkurangnya O2 karena
1 Respirasi
2 Dekomposisi
Perairan dengan O2 tinggi keragaman organisme biasanya tinggi Jika O2
menurun hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di tempat
tersebut Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah sebaliknya danau eutroph
tinggi Sumber-sumber O2
1 Atmosfer difusi angin
2 Fotosintesis
Oksigen terlarut berisi air dan hasil (1) fotosintesis dan aktifitas respirasi
biota di perairan terbuka benthos dan aufwuchs dan (2) gradien difusi di
perairan-air menghubungkan dan didistribusikan oleh angin (Lind 1977)
2223 Karbondioksida (CO2)
Menurut Lesmana (2004) gas karbondioksida yang juga disebut asam
arang (CO2) merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses
pernafasan Karbondioksida ini di dalam air dapat berada dalam bentuk CO2
bebas terlarut dan karbonat terikat CO2 dari udara masuk ke dalam perairan
melalui difusi hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk ke dalam
air hujan Umumnya air hujan bersifat asam karena adanya CO2
Karbondioksida adalah produk akhir dari dekomposisi metabolisme
bakteri dan proses respirasi dari tanaman dan hewan (Lind 1977)
Menurut Kimball (1999) bahwa pada setiap tingkatan tropik dalam sutau
jaringan makanan karbon kembali ke atmosfer atau air sebagai hasil respirasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 9
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Tumbuhan herbivora dan karnivora berespirasi dan dengan demikian
membebaskan karbondioksida Sebagian besar bahan organik pada setiap
tingkatan trofik tidak dikonsumsi oleh tingkat trofik yang lebih tinggi tetapi
malahan berlaku ke tingkatan trofik ldquoakhirrdquo yaitu organisme pengurai Hal ini
terjadi ketika tumbuhan dan hewan atau bagian-bagiannya mati (misalnya daun
di musim gugur) Bakteri dan fungi mempunyai fungsi yang benar-benar penting
sebagai pembebas karbon dari bangkai dan serasa yang tidak lagi berguna
sebagai makanan bagi tingkatan trofik lainnya Melalui metabolismenya
karbondioksida dibebaskan dan daur karbon dimulai lagi
Gambar siklus karbon
2224 Alkalinitas
Total alkalinitas untuk perairan alam berkisar kurang dari 5 mgL sampai
lebih tinggi berkaitan dengan endapan baru kapur tanah Nilai alkalinitas yang
tinggi biasanya terdapat perairan daerah kering dimana penguapan konsentrsai
ion diperairan lebih banyak terjadi perairan dengan alkalinitas rendah ditemukan
pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organik
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 10
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
sebagian besar perairan yang tercemar bahan organik akan memiliki kadar
alkalinitas yang rendah (Andayani 2005)
Menurut Lind (1977) alkalinitas air adalah kapasitas untuk menerima
proton menyatakan jumlah lainnya itu adalah kuantitas dan macam-macam
campuran yang secara bersama menggeser pH ke sisi netral yang bersifat alkali
2225 Ammonium Nitrogen
Ammonium berasal dari hasil pembongkaran protein secara kimiawi
Protein yang terurai bersumber makanan buatan yang diberikan kepada larva
atau juga dapat bersumber dari sisa metabolisme Kandungan ammonia dalam
air akan dipengaruhi oleh temperatur pH dan sebagainya Kenaikan pH dan
menurunnya suhu merupakan faktor yang dapat menaikkan konsentrsai amoniak
dalam media Selain itu kenaikan pH yang juga dapat mempengaruhi atau
menguraikan daya racun ammonia (Hadie et al 1989)
Nitrogen dalam air berbentuk amoniak (NH3) dan nitrat (NO2) Amoniak
dan nitrit ini merupakan gas nitrogen buangan dari hasil metabolisme ikan yang
oleh perombakan protein baik dari ikan sendiri yang berupa kotoran (feses dan
urine) maupun dari sisa pakan (Lesmana 2004)
2226 Ortofosfat
Menurut Sutrisno (2004) phospat banyak terdapat di perairan dalam
bentuk inorganik dan organik sebagai larutan debu dan tubuh organisme
Sumber utama phospat inorganik dari penggunaan detergen alat pembersih
untuk keperluan rumah tangga atau industri
Menurut Effendi (2003) fosfor dalam air dalam beberapa bentuk
partikular yang dapat larut termasuk bahan organik yang mengikat fosfor
inorganik poliphosphat dan inorganik ortofosfat Ortofosfat disini biasanya berupa
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 11
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
ion dari asam fosfor Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan akuatik sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat Bentuk dari reaksi ionisasi asam ortofosfat ditentukan
dalam persamaan
H3PO4 H+ + H2PO4
H2PO4 H+ + HPO42-
HPO43- H+ + PO4
3-
Keberdaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulur ledakan pertumbuhan alga diperairan (algae bloom)
Gambar siklus fosfor
Fosfor seperti juga nitrogen dan sulfur turut serta pada daur dalam dan
juga pada daur geologis dunia Dalam daur yang lebih kecil bahan organik yang
mengandung fosfor (misalnya sisa tumbuhan kotoran hewan) jadi busuk dan
fosfor menjadi tersedia untuk mengambil oleh akar tumbuhan dan penggabungan
kembali menjadi bahan organik Setelah melalui rantai makan sekali lagi melalui
pengurai dan daur itu tertutup Terdapat bocoran dari daur dalam dan daur luar
Air mengikis fosfor tidak hanya dari batuan yang mengandung fosfat tetapi juga
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 12
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
dari tanah Beberapa daripadanya ditahan oleh kehidupan di air tetapi akhirnya
fosfor menemui jalannya ke laut (Kimball 1999)
2227 Total Organic Matter (TOM)
Menurut Effendi (2003) Kalium permanganat (KMnO4) telah lama dipakai
sebagai oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengkonsumsi
bahan organik yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai kandungan bahn organik total atau TOM (Total Organic Matter)
Dalam sejumlah sedikit memang keberadaan partikel tidak akan terlalu
mengganggu walaupun untuk akuarium Pajangan tentunya tidak boleh karena
akan merusak pandangan Sementara dalam jumlah cukup padat keberadaan
partikel dapat sangat mengganggu Selain itu dapat mengurangi kelarutan
oksigen didalam air partikel yang masuk ke insang akan menempel dipermukaan
lembaran insang dan mengganggu proses pernafasan (Lesmana 2004)
2228 Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan elemen ekstract atau sebagai nutrien dalam proses
eutrofikasi Pada perairan alami mineral nitrat hanya sedikit Soda nitrat (NaN03)
merupakan komponen utama dalam endapan (Arfiati 2003)
Menurut Effendi (2003) nitrat adalah bentuk utama nitrogen diperairan
alami dan merupakan nutrient utama nitrigen diperairan alami dan merupakan
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil Senyawa ini dihasilkan dari proses
oksidasi sempurna senyawa nitrogen diperairan Nitrat yang merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonvensi menjaddi protein Proses
konvensi iniditujukan dalam persamaan
NO3 + CO2 + Tumbuhan + Cahaya matahari Protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 13
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Menurut Lesmana (2004) nitrat merupakan proses akhir dari oksidasi
amoniak Nitrat ini merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan
ikan sehingga keberadaannya dekat diabaikan Namun bagi hewan avertebrata
seperti udang udang nitrat ini tidak dapat ditoleransi Pengguna nitrat adalah
tanaman alga karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya
Fiksasi nitrogen molekul nitrogen N2 sangat lembam Untuk
memerlukan molekul itu agar atom-atomnya dapat bergabung dengan atom-atom
lain diperlukan pemasukan sejumlah besar energi Tiga proses berperan penting
dalam fiksasi nitrogen dalam biosfer Salah satu diantaranya ialah halilintar
memecahkan molekul-molekul nitrogen dan memungkinkan bergabung dengan
oksigen dalam udara Proses ini analog dengan yang terjadi dalam mesin
pembakar internal Nitrogen oksida terbentuk yang larut dalam hujan membentuk
nitrat Dalam bentuk ini senyawa itu terbawa ke bumi Fiksasi nitrogen di
atmosfer ini mungkin diperkirakan sekitar 5-8 dari keseluruhannya (Kimball
1999)
Gambar siklus nitrogen
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 14
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
3 METODOLOGI
31 Fungsi Alat dan Bahan
311 Alat dan Fungsi
A Parameter Fisika
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum limnologi tentang parameter
fisika yaitu
a) Suhu
Thermometer Hg untuk mengukur suhu dalam perairan
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur suhu
perairan
b) Kecepatan Arus
Tali rafia 5 m untuk mengikat kedua botol bekas air
mineral
Botol 600 ml 2 botol untuk diisi air sebagai pemberat dan
pelampung agar massa jenisnya sama
dengan massa jenis air
Stopwatch untuk menghitung waktu dalam pengukuran
kecepatan arus
c) Kecerahan
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan dalam
suatu perairan
Penggaris untuk mengukur panjang d1 dan d2 pada tali
secchi disk saat mengukur kecerahan
Tali tampar sebagai penanda jarak antara d1 dan d2 saat
mengukur kecerahan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 15
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
d) Salinitas
Refraktometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan dengan skala tertentu
Salinometer untuk mengukur kadar garamsalinitas
perairan
Botol aqua (15 L) tempat meletakkan air sampel yang akan
diukur salinitas
B Parameter Kimia
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Limnologi tentang parameter
kimia yaitu
a) pH (Posioning hydrogen)
pH meter untuk mengukur konsentrasi ion hydrogen
yang ada di dalam perairan
Kotak pH sebagai indikator warna pada pH paper
Stopwatch untuk mengukur waktu saat mengukur pH
perairan
b) Oksigen Terlarut (DO)
Botol DO sebagai tempat sampel air yang akan diukur
DOnya
Buret sebagai tempat Na2S2O3 atau tempat titran
Statif untuk membantu menyangga Buret
Pipet tetes untuk meneteskan larutan indikator (MnSO4
NaOH+KI H2SO4) dan mengambil larutan
dalam jumlah kecil
Corong untuk membantu memasukkan larutan
NA2S2O3 (Na-thiosulfat) kedalam buret
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 16
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Selang aerasi untuk mengambil air bening dari Botol DO
c) Karbondioksida
Pipet tetes untuk mengambil larutan PP dan Na2CO3
dalam skala kecil atau tetes
Erlenmeyer 50ml untuk mereaksikan air sampel dengan
larutan PP dan Na2CO3
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan diuji kadar CO2nya
botol 1500 ml untuk wadah sampel air
d) Alkalinitas (Daya pengikat asam)
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 250ml sebagai tempat pencampuran larutan yang
akan diteliti dan tempat titrasi
Buret tempat larutan HCl 002 M atau tempat
pentitran
Statif sebagai tempat atau alat muntuk manyangga
Buret
Pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam skala
kecil atau untuk mengambil larutan indikator
MO
Botol larutan sebagai tempat larutan MO
e) Ammonia Nitrogen
Beaker glass 100ml tempat mereaksikan larutan yang akan
digunakan
Gelas ukur 50ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 17
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
akan digunakan
Cuvet sebagai tempat menyimpan larutan indikator
Pipet tetes untuk mengambil larutan pereaksi nessler
Spektrofometer (425 microm) untuk mengukur kadar ammonia
Rak Cuvet Tempat meletakkan cuvet
f) TOM (Total Organic Meter)
Pipet volum 10ml Untuk memindahkan larutan H2SO4 pada
volume tertentu dengan tepat
Bola hisap Untuk membantu memindahkan larutan
H2SO4 dengan tepat saat menggunakan
pipet volume
Pipet tetes Untuk mengambil Na-oxalate dalam skala
kecil
Thermometer Hg Untuk mengukur suhu sampel saat
dipanaskan dan selesai dipanaskan
Gelas Ukur 50ml Untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Erlenmeyer 100ml untuk mereaksikan larutan (KMnO4 dan
H2SO4) dengan air sampel
Buret untuk menitrasi larutan sampel
Statif untuk menyagga buret
Hot plate untuk memanaskan cairan sampel dan untuk
membantu menghomogenkan larutan
sampel
Stirer untuk membantu menghomogenkan larutan
saat menggunakan hot plate
Setrifuge untuk mengsentrifugasi larutan sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 18
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
g) Ortofosfat
Beaker glass 250 ml sebagai tempat larutan SnCl2 dan air
sampel
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur jumlah air sampel yang
akan digunakan
Pipet tetes untuk mengambil larutan SnCl2 dalam
erlenmeyer
Cuvet untuk menyimpan hasil laritan sampel
Spektrofotometer(690 microm) untuk mengukur kadar fosfat
Rak cuvet untuk meletakkan cuvet
h) Nitrat nitrogen
Cawan porselen sebagai tempat sampel yang akan
dipanaskan dan untuk menguapkan larutan
sampel hingga tebentuk kerakkristal
Gelas ukur 50 ml untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator
Spatula untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulvonik
Rak cuvet sebagai tempat untuk meletakkan cuvet
Pipet volume untuk mengambil larutan dalam skala
volume
Bola hisap sebagai alat untuk membantu mengambil
larutan berbahaya saat menggunakan pipet
volume
Wasing bottle sebagai tempat aquades
Hot plate untuk menguapkan larutan hingga terbentuk
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 19
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
kerak pada cawan porselin
Pipet tetes untuk membantu memindahkan larutan
NH4OH
Spektrofotometer(410 microm) untuk mengukur kadar nitrat
Corong untuk membantu memasukkan larutan
berbahaya pada wadah bermulut sempit
312 Bahan dan Fungsi
A Parameter Fisika
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter fisika yaitu
a) Suhu
Air sungai(perairan) media yang akan diukur suhunya
b) Kecepatan arus
Air sungai(perairan) media yang akan diuji kecepatan arusnya
c) Kecerahan
Air sungai(perairan) media yang akan diukur kecerahannya
d) Salinitas
Air sungai bahan yang diuji salinitasnya
Tissue untuk membersihkan refraktometer
Aquades untuk mengkalibrasi refraktometer
B Parameter kimia
Bahan ndash bahan yang digunakan dalam praktikum limnology tentang
parameter kimia yaitu
a) pH (poisoning hydrogen)
Air sungai(perairan) media yang diukur ph nya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 20
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Ph paper sebagai indicator asam basa
b) Oksigen terlarut (DODissolved oxygen)
MnSO4 untuk membantu proses percepatan
pengikatan O2 yang terlarut dalam air
NaOH + KI untuk melepaskan I2 dan membentuk
endapan coklat
H2SO4 Melarutkan endapan coklat dan
mengoksidasi asam
Amylum sebagai pengkondisisan suasana basa dan
indikator warna ungu
Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N untuk menitrasi untuk mengikat I2
dan membentuk 2 NaI
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
oksigennya
Kertas label sebagai penanda botol DO
c) Karbondioksida (CO2)
PP(Phenol ptealin) sebagai indikator suasana basa
Na2CO3 untuk mengikat CO2 bebas di perairan
Air sungai sebagai sampel yang diamati kandungan
CO2nya
d) Alkalinitas
Air sungai bahan yang diamati kandungan
alkalinitasnya
MO sebagai indikator suasana asam dan
sebagai indikator warna orange
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 21
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
HCl 002 N sebagai penyuplai ion H+ dan sebagai
pentitran
Aquades untuk mengetahui jumlah y-nya
e) Amonia Nitrogen
Air sungai bahan yang diamati kandungan ammonium
nitrogennya
Pereaksi nessler sebagai pengikat ammonia dan indikator
warna kuning
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai yang akan
digunakan
Kertas label untuk menandai larutan indikator pada cuvet
f) TOM (Total Organic Matter)
Air sungai sebagai sampel yang akan diukur
kandungan TOM-nya
KMnO4 sebagai oksidator dan sebagai pengikat
bahan organik
Na-oxalat sebagai reduktor
Aquadest sebagai faktor nial y dalam perhitungan
H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan sebagai
pengondisian asam
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 22
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
g) Orthofosfat
Amonium Molybdat mengikat fosfat di perairan menjadi amonium
fosfo Molybdate
SnCl2 sebagai indikator warna biru
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Air sungai bahan yang diamati kandungan fosfatnya
Larutan blanco untuk menkalibrasi spektrofotometer
h) Nitrat Nitrogen
Aquades untuk mengencerkan kerak nitrat
Kerak nitrat sebagai sampel yang akan diukur kadar
nitratnya
Asam fenol disulfonik untuk melarutkan kerak nitrat
NH4OH untuk melarutkan lemak dan suplai ion H+
dan sebagai indikator pembentuk warna
kuning
Larutan blanco untuk mengkalibrasi spektrofotometer
Tissue untuk membersihkan larutan blanco sebelum
dimasukkan ke dalam spektrofotometer
Kertas saring untuk menyaring air sungai sebelum diberi
NH4OH
Kertas label untuk memberi tanda pada larutan indikator
dalam cuvet
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 23
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
3 2 Skema Kerja Prosedur Kerja
3 2 1 A Prosedur Pengambilan Sampel DO
- dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam air perlahan-lahan (45o) jangan sampai terjadi
gelembung udara
- ditutup bila sudah terisi penuh tanpa ada gelembung dan penutupan
sebaiknya dilakukan di dalam air
3 2 1 B Prosedur Pengambilan Sampel DO
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 24
Botol DO kosong
Botol DO yang berisi air sampel
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Thermometer Hg
Hasil
Botol Air Mineral Mineral
Hasil
322 Pengukuran Kualitas Air
3 2 2 1 Parameter Fisika
3 2 2 1 1 A Suhu
- dimasukkan ke dalam perairan posisi membelakangi matahari
- diusahakan jangan sampai tersentuh dengan tangan secara langsung
pada bagian air raksa
- ditunggu sampai air raksa berhenti pada skala tertentu selama 1-2 menit
- dilakukan pembacaan saat termometer masih di dalam perairan
- dicatat dalam skala oC
3 2 2 1 2 A Kecepatan Arus
-diikat dengan tali rafia sepanjang 1m
- dimasukkan ke dalam perairan
- diikatkan dengan aliran arus masuk
- dilepaskan di perairan secara bersamaan dengan diukur waktunya
menggunakan stopwatch
- ditunggu hingga tali 1 meter habis merenggang lurus pertama
kali
- dicatat waktu yang dibutuhkan pada saat merenggang
- dihitung dengan rumus V =st
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 25
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 26
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Secchidisk
Hasil
Botol air mineral
Hasil
3 2 2 1 3 A Kecerahan
- dimasukkan secara perlahan ke dalam perairan hingga batas tidak
tampak pertama
- dicatat sebagai D1 diberi tanda dengan karet gelang batas yang tidak
tampak pertama kali
- dimasukkan kembali dalam perairan sampai benar-benar tidak
terlihat
- ditarik pelan-pelan sampai tampak pertama kali kemudian diberi tanda
dengan karet gelang sebagai D2
- dihitung dengan rumus d = d1+d22
32214 A Salinitas
- Diisi air sampel
- Dimasukkan salinometer
- Dilihat skala yang ditunjukkan salinometer
- Dicatat
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 27
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Refraktometer
Hasil
PH Paper
Hasil
- Dibuka penutup kaca prisma
- Dikalibrasi dengan aquades
- Dibersihkan dengan tissue secara searah
- Diteteskan 1-2 tetes air sampel yang akan diukur salinitasnya
- Ditutup kembali dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara dipermukaan kaca prisma
- Diarahkan ke sumber cahaya
- Dilihat nilai salinitasnya dari air yang diukur melalui kaca pengintai
- Dicatat kadar salinitasnya
b Parameter Kimia
3 2 2 1 4 A (Potensial Hidrogen)
-dimasukkan dalam perairan
- ditunggu selama plusmn 2 menit
- diangkat dari perairan
- dikibas-kibaskan sampai setengah kering
- dicocokkan dengan kotak standard
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 28
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Air Sampel
Hasil
-dicatat nilai PH yang didapat
3 2 2 2 2 A CO2 (Karbondioksida)
-diambil 25ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1-2 tetes PP (Phenol Ptalein)
- dititrasi dengan Na2CO3 00454 N hingga warna larutan menjadi pink
untuk pertama kali
- dihitung CO2 bebas = V titran X N titran X 22 X 1000
V air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 29
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
3 2 2 2 3 A Oksigen Terlarut
-dibuka tutup botolnya
- ditambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH + KI dan botol ditutup
kembali
- dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat
- dibiarkan sampai mengendap selama plusmn 30 menit
- dibuang air bening yang terdapat di atas endapan coklat dengan
Selang
-diberi 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet tetes
- ditetesi amylum sebanyak 3-4 tetes
-ditetesi Na-thiosulfat 0025 N sampai berwarna jernih untuk pertama kali
- dicatat volume titran Na ndash thiosulfat yang terpakai sebagai V titran
- dihitung dengan rumus DO = V titran X N titran X 8 X1000
V Botol DOminus4
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 30
Botol DO diisi air sampel
HASIL
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 4 A Alkalinitas
-diambil 25 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 50 ml
- didapat PH berdasarkan hasil pengamatan
- didapat PHlt83
- dititrasi dengan larutan HCl 002 N dengan menggunakan indikator
methyl orange sampai terjadi perubahan warna
- dihitung volume HCl 002 N yang digunakan dengan rumus
CaCO3 (mgl) = V(HCl) x N (HCl) x 100 x 1000
ml air sampel 2
3 2 2 2 5 A Ammonia (NH3)
- diambil sebanyak 125 ml dengan gelas ukur
- dituangkan pada Erlenmeyer 50 ml
- ditambah 1 ml pereaksi nessler digoyang-goyangkan agar
homogen
- dibiarkan beberapa menit agar terbentuk warna dengan sempurna
- diamati kandungan amonianya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 31
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 6 A Ortofosfat
-diambil dengan gelas ukur sebanyak 25 ml
- dimasukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer 50 ml
- ditambahkan 1 ml amonium molybdat
- dihomogenkan dengan cara Erlenmeyer digoyang-goyangkan
- ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
- dimasukkan dalam cuvet
- diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 690 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 32
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 7 A Total Organic Matter (TOM)
-diambil 25 ml air sampel dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer
- ditambahkan 475 ml KMNO4 dari buret
- ditambahkan 5 ml H2SO4 (14)
- dipanaskan sampai suhu 85oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 75oC
- diangkat
- didiamkan sampai suhu 65oC
- ditambahkan Na ndash oxalate 001 N sampai tidak berwarna
- dititrasi dengan KMNO4 hingga merah jambupink pertama kali
- dicatat volume titran (x ml) awal
- dicatat volume titran (y ml) akhir
- dihitung dengan rumus TOM = (x-y) x 316 x 001 x 1000 (mgl)
ml air sampel
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 33
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Air Sampel
Hasil
3 2 2 2 8 A Nitrat Nitrogen
- diambil sebanyak 25 ml dengan gelas ukur dan dituangkan ke
dalam cawan petri
- dipanaskan hingga berbentuk kerak dan didinginkan
- ditambahkan 05 ml asam ferol disulfonik diaduk dengan spatula
- diencerkan dengan 10 ml aquades
- ditambahkan dengan NH4OH sampai terbentuk warna
- diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
- dimasukkan dalam cuvet
- diamati kandungan nitrogennya dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 410 microm
3221 Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Parammeter Fisika
3 2 2 1 1 B Suhu
Dalam pengukuran suhu hal pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat untuk mengukur parameter suhu yaitu termometer Hg Caranya
termometer dimasukkan kedalam perairan sampai seluruh bagian tercelup
dengan posisi membelakangi matahari serta jangan sampai tangan kita
menyentuh termometer tersebut karena akan mempengaruhi suhu perairan
tersebut Setelah termometer masuk kedalam perairan ditunggu kurang lebih 2
menit sampai air raksa dalam termometer Hg berhenti Selanjutnya dibaca
skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 34
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
3 2 2 1 2 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stop watch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = st
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecepatan Arus
Kita dapat mengukur kecepatan arus dengan menggunakan botol air
mineral tali rafia dan juga stopwatch Pertama 2 botol air mineral yang yang
ujungnya sudah diikat rafia dan diisi air yang berfungsi sebagai pemberat
dihanyutkan dalam perairan dengan posisi sejajar ujung tali rafia tetap dipegang
sambil ditunggu sampai tali meregang Jangan lupa dicatat waktunya
menggunakan stop watch dari mulai dihanyutkansampai tali meregang Untuk
mengetahui kecepatan arusnya dapat kita hitung menggunakan rumus V = St
dengan S adalah panjang tali dan t adalah waktu yang ditunjukkan stopwatch
3 2 2 1 3 B Kecerahan
Hal pertama yang dilakukan dalam pengukuran kecerahan adalah
menyiapkan alat dan bahan Alat yang digunakan adalah secchi disk berfungsi
untuk mengukur kecerahan diperairan tali tampar berfungsi untuk memegangi
atau mengikat secchi disk dan penggaris berfungsi untuk mengukur panjang
secchi disk saat dimasukkan ke dalam perairan Sedangkan bahan yang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 35
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
digunakan adalah air sungai sebagai sampel air yang akan diukur kecerahannya
Langkah selanjutnya adalah pertama secchi disk diikat menggunakan tali tampar
Kemudian secchi disk dimasukkan ke dalam perairan secara perlahan-lahan
hingga batas tidak tampak pertama kali Setelah dimasukkan ke dalam perairan
ditandai jarak yang diperoleh sebagai d1 Lalu diturunkan kembali tetapi lebih ke
dalam sehingga batas tidak tampak sama sekali Ditarik ke atas perairan secara
perlahan-lahan hingga tampak untuk pertama kali Ditandai jarak yang diperoleh
sebagai d2 Kemudian dihitung kecerahan menggunakan rumus d1+d22
Setelah
itu ditarik secchi disk keluar dari perairan
32214B Salinitas
Praktikum tentang uji salinitas dilakukan dua kali yaitu di lapang dan di
laboratorium Uji salinitas di lapang menggunakan alat salinometer Prosedur
kerjanya disiapkan alat salinometer Ditunggu beberapa detik sampai
salinometer Ditunggu beberapa detik sampai salinometer tidak lagi bergerak
Dilihat skala yang ditunjukkan oleh salinometer Dilihat hasilnya
Parameter Kimia
3 2 2 2 1 B pH
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan Alat yang
digunakan adalah kotak pH yang berfungsi untuk indikator pada pH paper dan
stopwatch berfungsi untuk mengatur waktu saat pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai
berfungsi sebagai sampel air yang akan diukur kadar pH-nya dan pH paper
berfungsi untuk menentukan kadar pH di suatu perairan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 36
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Langkah selanjutnya adalah pertama-tama pH paper dimasukkan ke dalam
perairan selama 2 menit dan dihitung menggunakan stopwatch Setelah 2 menit
pH paper diangkat darrri perairan dan dikibas-kibaskan agar warna yang
dihasilkan pH paper dapat terlihat Kemudian dicocokkan perubahan warna
dengan yang ada pada pH paper di kotak standart Diamati perubahan warna
pada pH paper apakah suatu peraran mengandung asam atau basa
3 2 2 2 2 B Karbondioksida (CO2)
Untuk percobaan karbondioksida ini pertamandashtama yang dilakukan adalah
mempersiapkan air sampel sebanyak 25 ml dengan memakai gelas ukur supaya
mudah dan akurat dalam pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer Selanjutnya ditambahkan 2 tetes indikator PP menggunakan pipet
tetes Ini mengindikasikan perubahan warna dalam suasana asam Jika air
berwarna pink berarti air tidak mengandung CO2 bebas Namun jika air tidak
berwarna pink segera dititrasi dengan Na2CO3 dengan buret Na2CO3 berfungsi
mengikat CO2 membentuk Na2CO3 hingga warnanya menjadi pink pertama
kalinya Volume titran diperoleh dari volume akhir dari Na2CO3 yang digunakan
dikurangi volume awal Na2CO3 Karbondioksida di ukur dengan menggunakan
rumus CO2=ml (Titratn) xN (nintran ) x22 x1000
mlair sampel
32223B Oksigen Terlarut (DO)
Pada praktikum tentang uji DO langkah pertama yang dilakukan ialah
menyapkan alat dan baha Alat yang digunakan ialah Botol DO Buret Statif
Pipet tetes Corong dan Selang aerasi Sedangkan bahan yang digunakan ialah
MnSO4 NaOH + KI H2SO4 Amylum Na2S2O3 (Na-thiosulfat) 0025 N Air sungai
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 37
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
dan Kertas label Langkah selanjutnya botol sampel yang telah diisi dengan air
sampel sebelumnya dibuka tutupnya lalu ditambahkan 2 ml (44 tetes pipet tetes)
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut dalam air Kemudian
ditambahkan lagi dengan larutan NaOH+KI 2 ml (44 tetes pipet tetes) untuk
melepaskan I2 dan untuk memebentuk endapan coklat Kemudian kocok botol
DO yang telah ditutup sebelumnya Fungsinya untuk menghomogenkan larutan
yang telah dicampur atau ditambahkan supaya merata Kemudian dibiarkan
selama 30 menit hingga didapatkan endapan coklat yang diinginkan Lalu botol
sampel yang telah terbentuk endapan dibuka tutupnya dan dibuang air atau
bagian yang bening hingga tersisa endapan coklatnya saja Lalu endapan coklat
tersebut ditetesi dengan 2 ml H2SO4 (44 tetes pipet tetes) sebagai pelarut
endapan coklat dan mengoksidasi asam Lalu dihomogenkan Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 ( Na-thiosulfat) 25 N hingga warnanya berubah menjadi
bening Setelah itu dicatat banyaknya volume titran yang digunakan saat titrasi
sebagai V titran Stetlah itu didapatkan data-data tersebut maka kita dapat
menghitung kadar O2 dengan rumus
DO (mg l )=V (titran)times N (titran)times8times1000V botol DOminus4
32224B Alkalinitas
Untuk pengukuran kandungan alkalinitas ini pertama-tama yang dilakukan
adalah mengambil air sampel sebanyak 25 ml yang diambil dan di ukur dengan
gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer Setelah itu cek ph air
sampel dengan menggunakan ph paper Bila ph yang di dapatkan lt 83
kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet tetes
yang berfungsi untuk perubahan warna dlam suasana asam Titrasi dengan HCl
001 N yang berfungsi sebagai penyuplai ion H+ dari buret hingga terjadi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 38
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
perubahan warna pertama kali Dihitung volume HCl 002 N dengan cara mencari
selisih volume awal dan akhir saat titrasi dari HCl lalu hasil yang diperoleh
dimasukkan kedalam rumus
CaCO3=V ( HCl ) xN (HCl )
mlair sampel x 1002
+1000
32225B Ammonium Nitrogen
Prosedur pertama perhitungan ammonia yaitu disiapkan air sungai
sebagai sampel kertas saring pereaksi nessler dan spektrofotometer
Selanjutnya air sungai sebagai disaring dengan menggunakan kertas saring agar
bahan yang berbentuk partikel terambil dari air sampel tersebut Kemudian diukur
volumenya sampai 25 ml Setelah itu dimasukkan ke dalam beaker glass
Selanjutnya diberi pereaksi nessler untuk mengikat ammonia dan pembentuk
warna kuning Setelah itu dihomogenkan Lalu dibiarkan hingga 10 menit agar
terbentuk warna Setelah itu dimasukkan ke dalam cuvet Untuk mengetahui
kadar ammonia nitrogen diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 425 microm Lalu dicatat hasilnya
32226B Ortofosfat
Langkah pertama dalam pengukuran ortofosfat adalah air sungai diukur
dalam gelas ukur sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam beaker glass 25 ml
Kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat (asam sulfat) yang fungsinya
mengikat fosfat dalam perairan kemudian dihomogenkan Setelah
dihomogenkan ditambahkan 2 tetes SnCl2 sebagai indicator warna biru
kemudian dihomogenkan lagiKemudian dimasukkan ke dalam cuvet setelah itu
diukur menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 690 microm dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 39
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
dicatat hasilnya sebagai nilai x Setelah itu dihitung dengan rumus y = 04747 X -
00073
32227B TOM
Untuk percobaan TOM ini hal pertama yang dilakukan aalah dipersiapkan
alat dan bahan Alatndashalat yang digunakan adalah gelas ukur 25 ml pipet volume
25 ml pipet tetes bola hisap erlenmeyer 25 ml beaker glass 25 ml styrer hot
plate thermometer biuret dan statif Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah KMnSO4 (25 ml) H₂SO4 Na-Oxalate dan air sample Setelah
alat dan bahan disiapkan lalu diambil 25 ml air sample dari gelas ukur lalu
dipindahkan kedalam beaker glass Setelah itu ditambahkan 1 ml amoniak
Molybdan lalu dihomogenkan agar fosfat dapat terikat dan membentuk
ammonium fosfomolybdat Lalu ditambahkan 2 tetes SnCl₂ dan dihomogenkan
lagi Tujuannya agar membentuk indicator warna biru lalu dihomogenkan
Setelah itu dipindahkan ke dalam cuvet dan diukur kadar fosfat dengan
menggunakan alat spektrofotometer 690μm dan dicatat hasilnya sebagai nilai x
32228B Nitrat nitrogen
Prosedur pertama pada pengukuran nitrat nitrogen yaitu disiapkan alat
dan bahan yang digunakan antara lain air sungai sebagai sampel cawan
porselen hot plate aquades beaker glass NH4OH cuvet dan spektrofotometer
Langkah selanjutnya yaitu air sungai sebagai sampel disaring sebanyak 125 ml
lalu dituangkan ke dalam cawan porselen Setelah itu dipanaskan di atas hot
plate dan diuapkan sampai kering dan terbentuk kerak Lalu diangkat dari hot
plate dan didinginkan Endapan nitrat yang terbentuk ditambahkan asam fenol
disulfonik sebanyak 05 ml lalu diaduk dengan spatula sampai keraknya habis
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 40
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Fungsi dari asam fenol disulfonik sendiri adalah untuk melarutkan kerak nitrat
Setelah kerak habis lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml dan
dimasukkan beaker glass Setelah itu ditambahkan NH4OH sampai terbentuk
warna Selanjutnya diencerkan dengan menggunakan aquades sampai 125 ml
lalu dimasukkan cuvet dan dihitung dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 410 microm
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 41
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Spektrofotometer
Hasil
323 Penggunaan Spektrofotometer
- dihubungkan dengan adaptor pada sumber listrik
- dinyalakan tombol power
- ditunggu sampai ada tulisan method pada layar
- dimasukkan panjang gelombang
- ditekan enter
- ditekan match jika larutan dan panjang gelombang sesuai
- ditunggu sampai ada tulisan abc
- dimasukkan larutan aquades ke dalam lubang spektrofotometer
untuk kalibrasi
- ditekan tombol zero
- ditunggu sampai ldquo0000rdquo
- dimasukkan larutan yang akan diukur
- ditekan enter
- dicatat angka yang keluar pada layar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 42
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
32 3 B Prosedur Kerja Spektrofotometer
Pada penggunaan spektrofotometer langkah pertama yang dilakukan
ialah dengan menghubungkan spektrofotometer dengan konektor sumber listrik
Lalu dinyalakan spektrofotometer dengan menekan tombol ldquoPowerrdquo Lalu
ditunggu hingga muncul self test ldquoOrdquo Setela itu dimasukkan methol larutan yang
akan di ukur Lalu di tutup dengan penutup Lalu tekan tombol ldquoOrdquo dan diteka
enter Ditunggu hingga muncul tulisan ldquoabsrdquo Kemudian set atau dicocokan
panjang gelombangnya sesuai dengan larutan yang akan di uji Lalu ditekan
enter Ditunggu lagi hingga muncul ldquo0000rdquo Setelah itu masukkan larutan yang
akan diukur dan ditekan read enter Lalu tunggu hingga muncul angka pada layar
dan dicatat Setelah itu masukkan kembali larutan selanjutnya kemudian ditekan
read-enter dan ditunggu hingga muncul angka pada layar Diulangi perlakuan di
atas untuk menetralkan dan utntuk menghitung larutan yang lainnya
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 43
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Data Hasil Pengamatan Faktor Fisika Kimia
No Parameter Hasil
1 Suhu 26o C2 Kecepatan arus 06793 ms3 Kecerahan 32 cm4 pH 75 Oksigen terlarut (DO) 658 mgl6 Karbon dioksia(CO2) 39952 mgl7 Alkalinitas 52 mgl8 Amoniak nitrogen 0577 mgl9 TOM 13272 mgl
10 Orthofosfat 01688 mgl11 Nitrat nitrogen 0162 mgl12 Salinitas 0 ppt
42 Perhitungan
a Kecepatan Arus
Diketahui s=5m t=63 second
Ditanya v
Jawaban
v= st= 563
=06793m s
b Kecerahan
Diketahui d1=26 cm d2=38 cm
Ditanya kecera han
Jawaban
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 44
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
d1+d22
=26+382
=642
=32cm
c Oksigen Terlarut (DO)
Diketahui V titran=95ml N titran=0025N V botol DO=29272ml
Ditanya DO
Jawaban
DO mg l=V titrantimes N titran times8times1000V botol DOminus4
DO mg l=95times0025N times8times100029272mlminus4
= 190028872
=658mg l
d Karbon Dioksida (CO2)
Diketahui V titran=6 22ml N titran=00454N V air sampel=25ml
Ditanya CO2
Jawaban
CO2mg l=V titrantimes N titran times22times1000V air sampel
CO2mg l=6 22times00454N times22times100025ml
=998825
=39952mg l
e Alkalinitas
Diketahui VHCL=13ml N HCL=002N V air sampel=25ml
Ditanya CaCO3
Jawaban
CaCO3=VHCL times N HCL
V air sampeltimes1002
times1000
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 45
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
CaCO3=13mltimes002N
25mltimes1002
times1000=52mg l
f TOM (Total Organik Matter)
Diketahui x=125ml y=025ml V air sampel=25ml
Ditanya TOM
Jawaban
TOM iquest
TOM iquestiquest
g Orthofosfat
Diketahui x=0193
Ditanya y
Jawaban
ort h ofosfat=09127 xminus00074=09127 (0193 )minus00074=01761511minus00074=01688mg l
h Nitrat Nitrogen
Diktahui x=0357
Ditanya y
Jawaban
nitrat nitrogen=04747 xminus00073=04747 (0357 )minus00073=01695minus00073=01622mg l
43 Analisa Tiap Parameter (Fisika dan Kimia)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 46
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
431 Parameter Fisika
4311 Suhu
Pada praktikum Limnologi tentang pengukuran suhu diperoleh hasil
sebesar 26 derajat Celcius Pengukuran tersebut menggunakan termometer Hg
dan pengukuran suhu tersebut dilakukan pada pagi hari Suhu suatu perairan
dapat mempengaruhi produktivitas primer perairan Serta dengan meningkatnya
suhu aktivitas fotosintesis dan metabolisme fitoplankton diperairan akan
meningkat Nilai suhu yang didapat tersebut sesuai dengan kisaran suhu
perairan yang optimum Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Septiyanto
(2006) bahwa dalam parameter pengukuran kualitas air kisaran optimal suhu
secara umum adalah 28-32 derajat Celcius dimana konsumsi oksigen mencapai
22 mgl berat tubuhjam
4312 Kecepatan Arus
Hasil dari praktikum limnologi mengenai pengamatan kecepatan arus
diperoleh hasil sebesar 06793 ms dengan menggunakan rumus V = St dimana
S diketahui sebesar 5 dan t = 63 detik Kecepatan arus maksimum terdapat
pada tepi ujung kelokan jika sungai tersebut berkelak kelok dan pada sungai
yang lurus berada di tengahndashtengah Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Musa dan Uun (2006) bahwa kecepatan pergerakan aliran air dipengaruhi oleh
kemiringan bentuk dasar dan adanya belokankelokan sungai Kecepatan aliran
air maksimum pada kelokan sungai berada ditepi ujung kelokan dan pada
perairan sungai yang relatif lurus berada ditengahndashtengah Kecepatan terendah
terdapat pada genangan yang dasarnya terbentuk lembah
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 47
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
4313 Kecerahan
Pada percobaan pengukuran kecerahan menggunakan alat secchi disk di
Sungai Joyosuko dengan rumus d1+d22
diperoleh hasil kecerahan adalah 32
cm Dimana nilai d1 adalah 26 cm dan d2 adalah 38 cm Tingkat kisaran
kecerahan di suatu perairan jelaslah beda Hal itu dipengaruhi beberapa faktor
Dimana menurut Effendi (2003) kecerahan pada suatu perairan tergantung pada
warna dan kekeruhan Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca
waktu pengukuran kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang
yang melakukan pengukuran kecerahan
4314 Salinitas
Dari praktikum pengukuran salinitas diperairan didapatkan hasil dari air
sample 0 ppm Hal ini karena air sample yang di uji coba adalah air tawar
Menurut Brotowidjojo (1996) konsentrasi garam NaCl dalam cairan tubuh ikan
dipengaruhi oleh kadar garam dalam air laut Variasi salinitas mengganggu
regulasi ostonik dan menentukan telur-telur ikan melayang-layang di daerah
pelagik
432 Parameter Kimia
4321 pH
Pada percobaan pengukuran pH dengan menggunakan pH paper di
Sungai Joyosuko diperoleh hasil pH adalah 7 pH perairan di sungai tergolong
baik Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Edhusimawan (2010) bahwa pH
merupakan derajat keasaman suatu zat dimana pH perairan secara normal
dimana antara 6-8
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 48
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
4322 Karbondioksida
Dari hasil percobaan pengukuran CO2 bebas dalam perairan diperoleh
dari hasil volume titran 027 ml dan hasil dari CO2 bebas dalam perairan adalah
39952 mgl Pada air sampel yang diambil di kolam banyak terdapat fitoplankton
yang berfungsi melakukan proses respirasi yang menghasilkan CO2 Menurut
Effendi (2003) kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan
bahwa hilang akibat proses fotosintesis evaporasi dan agirasi air perairan yang
diperuntukkan bagi kepntingan perikanan sebaiknya mengandung kadar
karbondiosida bebas lt 59 liter
4323 Oksigen Terlarut
Pada praktikum oksigen terlarut saat pengambilan sampel air warnanya
bening lalu ditetesi dengan MnSO4 tidak terjadi perubahan warna lalu ditetesi
dengan NaOH+KI setelah 30 menit terdapat endapan warna coklat Lalu air yang
tidak terdapat endapan coklatnya dibuang dan endapan coklat tersebut ditetesi
dengan H2SO4 warnanya berubah ungu dan botol DO terasa hangat Lalu setelah
ditetesi dengan Natrium Thiosulfat warnanya berubah kembali menjadi bening
Saat dititrasi banyaknya Na-thiosulfat yang keluar dari Na-thiosulfat sebanyak 95
ml Dengan volume botol sebesar 29272 ml Lalu setelah dihitung besarnya DO
dengan menggunakan rumus diemukan hasilnya sebesar 658 mgl Jumlah
tersebut merupakan kondisi normal yang baik diperairan karena banyak
mengandung suplai oksigen bagi biota perairan sesuai dengan pendapat
Edrushimawan (2010) bahwa agar ikan dapat hidup air harus mengandung
oksigen paling sedikit 5mgl atau 5 ppm Apabila kadar oksigen kurang dari 5
ppm maka ikan akan mati tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya
kurang dari 5 mgl akan berkembang
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 49
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
4324 Alkalinitas
Dari hasil pengukuran alkalinitas di perairan diperoleh penggunaan
volume HCl 13 ml dan kadar alkalinitas perairan 52 mgL Nilai tergolong dalam
batasan yang wajar dimana menurut Ornamen (2010) bahwa pada umumnya
lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas
20 ppm Dimana alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mgL)
kalisium karbonat (CaCO3)
4325 Ammonium Nitrogen
Dari hasil praktikum diperoleh hasil bahwa ammonia nitrogen pada sungai
Joyosuko yaitu 0577 mgL Sehingga dapat dikatakan bahwa perairan tersebut
biasa saja Hal tersebut sesuai dengan Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam
Effendi (2003) kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan
tawar sebaiknya tidak lebih dari 002 mgL jika kadar ammonia bebas lebih dari
02 mgL perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan
4326 TOM
Pada praktikum pengukuran TOM diperoleh 13272 mgL dan air sample
volumenya 02 mL sedangakn nilai volume air sampel adalah 125 mL Menurut
Andayani (2003) kalium permanganate (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator pada penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organic
yang dikenal sebagai parameter nilai permanganate atau sering disebut sebagai
kandungan bahan organic total atau TOM (Total Organic Matter)
4327 Ortofosfat
Pada pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil ortofosfat sebesar
01688 mgL Kadar ortofosfat ini cukup baik karena bila kadar fosfat terlalu
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 50
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
rendah maka biota perairan tidak bisa hidup dengan baik dan bila kadar fosfat
terlalu tinggi akan menyebabkan eutrofikasi Menurut Effendi (2003)
berdasarkan kadar ortofosfat perairan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu perairan
oligotrofik yang mempunyai kadar ortofosfat 0003-001 mgliter perairan
mesotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0011-003 mgliter dan perairan
eutrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0031-01 mgliter
4328 Nitrat Nitrogen
Dari hasil praktikum pengukuran nitrat nitrogen dengan sampel air sungai
Joyosuko diperoleh hasil perhitungan 01622 mgL Sehingga perairan tersebut
kemungkinan kecil dapat mengakibatkan eutrofikasi Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003) nitrat dan ammonia
adalah sumber utama nitrogen di perairan Namun ammonium lebih disukai oleh
tumbuhan Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi
daripada kadar ammonium Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hamper
tidak pernah lebih dari 01 mgL Kadar nitrat lebih dari 5 mgL menggambarkan
terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan
tinja hewan Kadar nitrat nitrogen yang lebih dari 02 mgL dapat mengakibatkan
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming)
44 Hubungan-Hubungan Antar Parameter
441 Hubungan Suhu dengan Oksigen Terlarut
Menunjukkan semakin tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang
Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang dengan menigkatkan
salinitas Sehingga kadar oksigen air laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar (Effendi 2003)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 51
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
442 Hubungan suhu dengan TOM
Bahan-bahan organik yang terkandung diperairan dapat mengakibatkan
perubahan warna perairan atau kecerahan perairan Semakin tinggi suhu
perairan organism tingkat rendah juga akan berkembang yang dapat
mengakibatkan kekeruhan di perairan sehingga bahan-bahan organik yang ada
di perairan akan berkurang (Effendi 2003)
443 Hubungan pH dan CO2
Menurut Effendi (2003) pH berkaitan erat dengan karbondioksida Pada
pH kurang dari 5 kadar pada karbondioksida yang terlarut di perairan akan
semakin tinggi Semakin tinggi nilai pH maka semakin rendah kadar CO2 bebas
Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif
Keberadaan karbondioksida (CO2) di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CaCO32-) dan asam karbonat (H2CO3) Jika pH meningkat
lagi maka keseimbangan akan bergeser ke kanan kadar CO2 dan H2CO3 akan
berkurang digantikan oleh ion HCO32- yang merupakan hasil dioksidasi H2CO3
(Cole 1988)
444 Hubungan pH dengan Alkalinitas
Menurut Effendi (2003) bahwa pH berhubungan erat dengan nilai
alkalinitas di perairan Semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitasnya juga
semakin tinggi
445 Hubungan pH dengan Amonia
Presentase ammonia bebas meningkat dengan naiknya nilai pH suatu
perairan Pada pH 7 atau kurang sebagian besar ammonia mengalami ionisasi
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 52
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi dan yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak Amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses votalisasi karena tekanan parsial dalam larutan meningkat dengan
semakin meningkatnya pH (Effendi 2003)
446 Hubungan Fosfor dengan Suhu
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membrane ortofosfat Perubahan
ini tergantung pada suhu Pada suhu yang mendekati titik didih perubahan
polifosfat menjdai orthofosfat berlangsung cepat (Effendi 2003)
447 Hubungan Fosfor dengan pH
Menurut Effendi (2003) ketika proses hidrolisis polifosfat membentuk
orthofosfat terjadi dan suhu mendekati titik didih perubahan polifosfat menjadi
orthofosfat berlangsung cepat kecepatan meningkat denagn menurunnya nilai
pH
Ion-ion orthofosfat yang dapat larut yang merupakan ionisasi dari
orthofosfat (H3PO4) Ion-ion ini bergantung pada pH karena H+ muncul pada
semua persamaan Oleh karena itu pH larutan mempengaruhi kandungan
phosporic acid kandungan H2PO4- dan HPO4
2-Pada nilai pH intermediet dan
PO43- pada pH tinggi (Andayani 2005)
448 Hubungan DO dengan Salinitas
Menurut Effendi (2003) kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berfungsi
dengan meningkatkan salinitas sehingga kadar O2 di laut cenderung lebih
rendah daripada kadar O2 di periaran yang ada pada air tawar
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 53
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
449 Hubungan Alkalinitas Suhu dan CO2
Kelarutan kalsium karbonat menurut dengan meningkatnya suhu dan
meningkatnya keberadaan CO2 Kalsium karbonat bereaksi dengan CO2
membentuk kalsium karbonat (CaCHO3)2) yang memiliki daya larut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Effendi 2003)
4410 Hubungan DO dengan Nitrat
Menurut Andayani (2005) apabial oksigen molekular tidak adabeberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan nitrat atau oksidasi nitrogen sebagai
penerima oksigen dalam respirasi Nitrat respirasi dan denitrifikasi nitrat terjadi
pada bagian eutrofik himnolimnion dari kadar air Bentukan organik nitrat kurang
bermanfaat pada kolam ikan yang tersedia pada oksigen terlarut rendah
4411 Hubungan Suhu dengan Bahan Organik
Dekompisisi aerob dari bahan organik oleh bakteri yang biasanya
berpengaruh terhadap tersedianya oksigen dalam kolam Kenaikan 100C
biasanya menaikkan kecepatan bahan organik untuk melakukan peoses
dekomposisi dari konsumsi O2 (Andayani 2005)
45 Faktor Biologi
Fitoplankton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang
dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan Dari
distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisika-kimia
sangat penting dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air
(Kholidah 2005)
Keragaman jenis merupakan parameter yang digunakan dalam
mengetahui duatu komunitasparameter ini mencirikan kekayaan jenis dan
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 54
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
keseimbangan dalam suatu komunitas akhir-akhir ini terjadi penurunan yang
menjadikan keragaman fitoplankton rendah Ekosistem dengan keragaman
rendah adalah tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar
dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki keragaman tinggi (Boyd 1999)
Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan ekosistem perairan budidaya
juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha budidaya (Pirzan 2008)
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 55
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
5 PENUTUP
51 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi tentang analisis
kualitas air kali ini mengenai analisis kualitas air adalah sebagai berikut
Limnologi merupakan studi mengenai kualitas atau sifat dari perairan
darat yang meliputi danau rawa kolam sungai dan sebagainya
Parameter kualitas air perairan ada dua macam yaitu parameter fisika
dan kimia
Parameter fisika meliputi suhu kecepatan arus kecerahan dan salinitas
Parameter kimia meliputi pH DO CO2 Alkalinitas Ammonium Nitrogen
Orthofosfat TOM dan Nitrat Nitrogen
Suhu adalah derajat temperatur panas suatu perairan
Kecepatan arus adalah gerakan air yang sangat luas di seluruh wilayah
perairan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan yang di tentukan
secara visual
Salinitas adalah kadar ion-ion garam terlarut dalam suatu wilayah
perairan
pH merupakan logaritama negativ ion-ion pengikat H+
DO yaitu Dissolved Oxygen yang merupakan jumlah oksigen terlarut
dalam suatu perairan
CO2 adalah hasil buangan dari proses metabolisme makhluk hidup
Alkalinitas adalah kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan
Ammonium nitrogen merupakan gas buangan dari hasil metabolisme ikan
oleh perombakan protein
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 56
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Ortofosfat adalah bentuk fosfor yang dapat digunakan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik
TOM merupakan kandungan bahan-bahan organik yang terkandung
dalam suatu perairan
Nitrat nitrogen merupakan elemen extract atau sebagai nutrient dalam
proses eutrofikasi
Hasil perhitungan yang di dapat adalah
1 Suhu = 260C
2 Kecepatan Arus = 0793 ms
3 Kecerahan =n32cm
4 pH = 7
5 DO = 658 mgL
6 CO2 = 39952 mgL
7 Alkalinitas = 52 mgL
8 Ammonia Nitrogen = 0577 mgL
9 TOM = 13272 mgL
10 Orthofosfat = 01688 mgL
11 Nitrat Nitrogen = 01622mgL
12 Salinitas = 0 ppt
Faktor biologi yang menjadi indikator kualitas air adalah plankton
perifiton nekton alga benthos dan lainnya
52 Saran
Diharapkan pada praktikum Limnologi selanjutnya praktikan lebih
memperhatikan dan memahami prosedur dalam telaah kualitas air karena
praktikum ini sangat bermanfaat pada program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan khususnya Selain itu praktikan juga diharapkan lebih berhati-hati
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 57
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
dalam penggunaan alat dan bahan agar tidak terjadi kesalahan ataupun
kerusakan pada alat dan fasilitas lainnya di laboratorium
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
DAFTAR PUSTAKA
Andayani Sri 2005 Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Arfiati Diana 2003 Diktat Limnologi ldquoKimia Airrdquo Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Barus 2003 Pengantar Limnologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Sumatera Selatan Palembang
Daralugie 2010 httpwwwdara_leagiecomsuhu_kecerahan
Diakses tanggal 12 Oktober 2010 pukul 1300 WIB
Darmadi 2010 httpdhamadharmawordpresscom
Diakses pada 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Edrushimawan 2010 httpwwwedrushimawancomlingkunganperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Effendi Hefni 2003Telaah Kualitas Air Kanisius Jogjakarta
Goldman 1996 Limnology Mc GrawHill Book Company New York
Googleimage 2010 httpwwwgoogleimagecomcirclenitrogencarbonfosfat
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Hadie Irawan dan Aisyah 1989 Pengembangan Udang Galah dalam
Hatchery dan Budidaya Konisius Malang
Hutabarat 1985 Pengantar Oceanografi Universitas Indonesia Jakarta
Kholidah Nur 2005 Phytoplankton and Periphyton as Water Quality
Determination Parameter DIsertasi
ITBhttpwwwjurnal_ilmu_ilmu_perairanITBacidxsky517
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Kimball Jhon W 1999 Biologi Jilid 3 Edisi Kelima Erlangga Jakarta
Lesmana 2004 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air tawar Swadaya Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 59
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60
Lind 1977 Limnology The cv Mosby Company StLouis
Musa Muhammad dan Uun Yanuhar 2006 Diktat Limnologi Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
Ornamen 2003 httpwwwornamen_fish_bloggercom
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pirzan Andi M dan Petrus 2008 Hubungan keragaman Fitoplankton dengan
Kualitas Air di pulau Bauluang KabupatenTakalar
SulawesiSelatan Biodiversitas
httpwwwobservationcom170908abksD
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Pujatmaka Hadyana 2002 Kamus Kimia Balai Pustaka Jakarta
Septiyanto 2006 httpsept_blogspotcomnuansaperairan
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010 pukul 1800 WIB
Subarjanti 2005 Pemupukan dan Kesuburan Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang
Sutrisno 2004 Teknologi Penyedia Air Bersih Rineka Cipta Jakarta
Laporan ketik LIMNOLOGI Page 60