laporan tahunan balai proteksi tanaman...
TRANSCRIPT
LAPORAN TAHUNAN BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN
PONTIANAK
T.A. 2014
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK
2015
i Laporan Tahunan TA. 2013 BPTP Pontianak/AFS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
maka, seluruh kegiatan operasional Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
T.A. 2014 dan Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2014 ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Direktur Perlindungan Perkebunan selaku Pembina yang telah memberikan
pembinaan, bimbingan dan arahan pada pelaksanaan kegiatan Balai ;
2. Bapak Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Barat selaku pembina di
daerah yang telah memberikan pembinaan, bimbingan dan arahan pada kegiatan
Balai di daerah ;
3. Semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi pada berbagai kegiatan
Balai ;
Laporan Tahunan ini disusun untuk dapat memberikan gambaran keadaan dan
pelaksanaan kegiatan serta masalah-masalah yang ditemui dalam pelaksanaannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan bagi semua pihak yang
terkait.
Pontianak, Februari 2014
Kepala Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan
Pontianak,
Ir. SAJARWADI.
NIP. 19620709 198903 1 001
ii Laporan Tahunan TA. 2013 BPTP Pontianak/AFS
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
II. ORGANISASI ....................................................................................... 7
III. SUMBER DAYA DAN PEMANFATANNYA ................................... 10
A. Ketenagaan .................................................................................. 10
B. Bangunan .................................................................................... 10
C. Kendaraan Operasional .............................................................. 10
D. Peralatan Kerja………………………………………………… 12
E. Keuangan ................................................................................... 12
IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 14
A. Ketatausahaan ............................................................................ 14
B. Kegiatan Teknis Operasional .................................................... 48
V. MASALAH …………………………................................................... 153
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 160
VII. PENUTUP ............................................................................................ 161
LAMPIRAN ......................................................................................... 162
iii Laporan Tahunan TA. 2013 BPTP Pontianak/AFS
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kendaraan operasional Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
Pontianak Pengadaan T.A. 2013
107
Gambar 2. Kendaraan operasional Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
(BPTP)Pontianak Pengadaan T.A. 2013
107
Gambar 3. Petugas sedang memberikan pembinaan tentang PHT hama
kumbang kelapa dan kumbang sagu pada kegiatan Demplot
Pengendalian OPT Penting di Kabupaten Kubu Raya
108
Gambar 4. Petani melakukan pengendalian mekanis dengan menebang
tanaman kelapa mati dengan alat gergaji mesin pada kegiatan
Demplot Pengendalian OPT Penting di Kabupaten Kubu Raya
108
Gambar 5. Hasil tangkapan kumbang kelapa dewasa dengan atraktan yang
dilengkapi feromon kumbang kelapa pada kegiatan Demplot
Pengendalian OPT Penting di Kabupaten Kubu Raya
109
Gambar 6. Petani mendapatkan pembinaan di saung pada kegiatan Demplot
Pengendalian OPT Penting di Provinsi Kalimantan Tengah
109
Gambar 7. Petugas dan petani melakukan pengamatan hasil pengendalian
penyakit jamur akar putih pada tanaman karet di Kabupaten
Sanggau pada kegiatan Perbanyakan dan Penyebaran Agen
Pengendalian Hayati di Sub Laboratorium Hayati Parindu
110
Gambar 8. Praktek sambung samping tanaman kakao pada kegiatan Pertemuan
Teknis Petugas Perlindungan Perkebunan di Kabupaten
Bengkayang
110
Gambar 9. Prof. Loekas Susanto dari Universitas Soedirman sedang
memberikan materi pada kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis
Penyusunan Dokumen Mutu SNI ISO/ IEC 17025 Tahun 2008 di
BPTP Pontianak
111
Gambar 10. Staf BPTP Pontianak sedang mengikuti Sosialisasi dan Bimbingan
Teknis Penyusunan Dokumen Mutu SNI ISO/ IEC 17025 Tahun
2008 di BPTP Pontianak
111
Gambar 11. Direktur Perlindungan Perkebunan dan Kepala Dinas Perkebunan
Provinsi Kalimantan Barat memberikan pemaparan pada kegiatan
Pertemuan Kosultasi Teknologi Perlindungan Perkebunan di Kota
Pontianak
112
Gambar 12. Nara Sumber sedang memberikan materi pada kegiatan Pertemuan 112
iv Laporan Tahunan TA. 2013 BPTP Pontianak/AFS
Petugas Fungsional P OPT BPTP Pontianak
Gambar 13. Petani praktek membuat APH Beauveria bassiana pada kegiatan
Pelatihan Petani dalam Perbanyakan dan Pemanfaatan APH dana
dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten
Bengkayang
113
Gambar 14. Petani memasang sarang semut hitam pada kegiatan Perbanyakan
dan Penyebaran APH dan Monitoring Serangan OPT Kakao dana
dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten
Sanggau
113
Gambar 15. Petugas bersama petani melaksanakan kegiatan Uji Dekomposer
Kulit Buah Kakao di Kabupaten Pontianak
114
Gambar 16. Petugas mengarahkan petani pada kegiatan Kajian Kehilangan Hasil
Akibat OPT Lada di Kabupaten Pontianak
114
Gambar 17. Perkecambahan benih karet untuk kegiatan Uji Seed treatment
terhadap Timbulnya Penyakit pada Tanaman Perkebunan di BPTP
Pontianak
115
Gambar 18. Biakan murni jamur Trichoderma spp. hasil kegiatan Inventarisasi
Musuh Alami OPT Tanaman Kelapa Sawit T.A. 2013
115
Gambar 19. Larva kumbang kelapa mati terinfeksi Metarhizium anisopliae pada
kegiatan Uji Formulasi Jamur Metarhizium anisopliae T.A.2013
116
Gambar 20. Petugas sedang melakukan kegiatan Uji Formulasi Musuh Alami
NPS di Laboratorium APH BPTP Pontianak
116
Gambar 21. Petugas bersama petani sedang menanam tanaman kakao pada
kegiatan Pembuatan Kebun Koleksi Tanaman Perkebunan di
Kabupaten Sanggau
117
Gambar 22. Koleksi tanaman kakao hasil Pembuatan Kebun Koleksi Tanaman
Perkebunan di UPPT Beduai Kabupaten Sanggau
117
Gambar 23. Koleksi tanaman kakao hasil Pembuatan Kebun Koleksi Tanaman
Perkebunan di UPPT Parindu Kabupaten Sanggau
118
Gambar 24. Petani melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman lada pada
kegiatan Uji Efikasi Fungisida terhadap Jamur Pathogen pada
Tanaman Lada di Kabupaten Bengkayang
119
1
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan Ridho dan
Karunia-Nya maka Laporan Tahunan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
Pontianak Tahun 2014. Dapat disusun dengan baik sebagaimana mestinya.
Laporan Tahunan 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban BPTP
Pontianak terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014, mencakup
pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi keuangan dan kepegawaian. Menyadari
peran penting BPTP pontianak dalam mengawal pembangunan perkebunan di
Kalimantan Barat dan regional Kalimantan khususnya dibidang proteksi tanaman
perkebunan BPTP Pontianak dalam kegiatannya juga bekerja sama/ berkoordinasi
dengan UPTD Perlindungan dan Dinas Perkebunan di region kalimantan.
Kami berharap bahwa apa yang telah kami lakukan memberi dampak positif baik
langsung maupun tidak langsung bagi petani pekebun dalam upaya meningkatkan
produksi dan produktivitas tanaman perkebunan.
Akhirnya, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepa Tim Penyusun yang
telah menyelesaikan laporan ini. Semoga Laporan ini dapoat memberikan manfaat
kepada kita semua.
2
I. PENDAHULUAN
Keberadaan BPTP Pontianak sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat
Jenderal Perkebunan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
11/Permentan/OT.210/02/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak. Tugas pokok BPTP Pontianak
adalah Melaksanakan Analisis Dan Pengembangan Proteksi Tanaman
Perkebunan. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, BPTP Pontianak
mengemban tugas pengembangan teknilogi perlindungan perkebunan diseluruh region
kalimantan.
Tugas Pokok dan Fungsi BPTP Pontianak merupakan faktor penting, dalam
mendukung Program Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu Program Peningkatan
Produksi Dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Sebab disadari
sepenuhnya bahwa luas areal tanaman perkebunan yang semakin bertambah setiap
tahunnya, pola budidaya tanaman perkebunan yang mono kultur menyebabkan
timbulnya masalah gangguan usaha yang semakin kompleks. Gangguan usaha
perkebunan tidak hanya menyangkut masalah Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) yang dapat berakibat pada penurunan pencapaian sasaran produksi dan kualitas
hasil tanaman perkebunan tetapi juga gangguan non OPT yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat menurunkan produksi perkebunan sampai pada tingkat yang tidak
menguntungkan.
Dalam upaya amendukung Program Direktorat Jenderal Perkebunan tersebut BPTP
Pontianak melaksanakan berbagai kegiatan Kaji Terap Teknologi Perlindungan
Tanaman, Mengkoordinasikan berbagai kegiatan pengembangan perlindungan tanaman
perkebunan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah serta
berupaya meningkatkan sinergisme pelaksanaan kegiatan perlindungan di regional
kalimantan melalui kegiatan konsultasi teknis, pembinaan teknis dan pelaksanan
kegiatan demplot regional
Lapooran pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPTP Pontianak selama
Tahun 2014 merupakan penjabaran lebih lanjut rangkaian yang telah dilaksanakan
selama tahun anggaran 2014. Rangkaian kegiatan tersebut menggambarkan tugas
3
pokok dan fungsi BPTP Pontianak sebagai instansi yang mengemban tugas dan funsi
dibidang proteksi tanaman perkebunan telah sejalan dengan Renstra BPTP Pontianak
tahun 2009-2014 yang mencakup :
1. Terwujudnya perakitan dan kaji terap teknologi perlindungan tanaman perkebunan
2. Terwujudnya pengembangan teknologi pengendalian hayati dan pestisida nabati
3. Terwujudnya fasilitasi pengamatan dan pengendalian OPT dan gangguan usaha
perkebunan
4. Terwujudnya pelayanan informasi perlindungan tanaman perkebunan
5. Terwujudnya pengembangan jaringan laboratorium
6. Meningkatnya Kapasitas dan kapabilitas petugas (SDM)
7. Terwujudnya Pengelolaan administrasi kepegawaian dan keuangan
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPTP Pontianak selama tahun
2014 dalam mewujudkan sasaran-sasaran tersebut diatas secara rinci dapat dilihat
pada uraian berikut :
A. PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIFITAS DAN MUTU
TANAMAN PERKEBUNAN.
1781.005 Operasional Laboratorium Rp. 2.592.911.000,-
1781.005.051 Pengadaan Sarana Laboratorium
051. Pengadaan Sarana Laboratorium Rp. 2.212.511.000,-
052. Pengadaan Sarana Laboratorium Rp. 380.300.000,-
1781.006 Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji
Koleksi dll.
Rp. 188.775.000,-
1781.006.061 Demplot Rp. 151.150.000,-
061. Demplot Rp. 151.150.000,-
A. Demplot Pengendalian OPT Penting
Tanaman Perkebunan Spesifik Kalbar 5
Lokasi
Rp. 69.850.000,-
B. Demplot Pengendalian OPT Penting
Tanaman Perkebunan Regional
Kalimantan di 3 Provinsi
Rp. 81.300.000,-
4
062. Uji koleksi
A. Pemeliharaan Kebun Koleksi Tanaman
Perkebunan dan Pestisida Nabati BPTP
Pontianak
Rp. 7.625.000,-
B. Sertifikasi Tanah Rp. 30.000.000,-
178.007.073 Monitoring dan Evaluasi
073. Monitoring dan Evaluasi Rp. 13.340.000,-
1781.008.081 Perakitan Teknologi Proteksi OPT Perkebunan Rp. 509.470.000,-
081. Rakitan Teknologi Perlindungan Perkebunan Rp. 23.760.000,-
A. Uji Pemanfaatan Kompos Berbahan
Aktif Trichoderma Terhadap Jamur
Patogen pada Tanaman Perkebunan
Rp. 12.630.000,-
B. Inventarisasi dan Identifikasi OPT
Tanaman Perkebunan
Rp. 11.130.000,-
083. Pengelolaan Data dan Informasi OPT
Tanaman Perkebunan
Rp. 485.710.000,-
A. Monitoring dan Pelaporan Sebaran
Serangan OPT Penting Tanaman
Perkebunan
Rp. 244.950.000,-
B. Penyusunan Poster Pengembangan
Proteksi
Rp. 7.000.000,-
C. Penyusunan Barner Pengembangan
Proteksi
Rp. 7.000.000,-
D. Penyusunan Buletin BPTP Pontianak Rp. 8.450.000,-
E. Pameran, Visualisasi, Publikasi, Promosi Rp. 42.150.000,-
F. Penyusunan
Leafleat/Brosur/Pengembangan Proteksi
Rp. 5.000.000,-
G. Monitoring Pengendalian Oryctes dengan
Formulasi Metarhizium anisopliae Isolat
Kalbar
H. Surveilance OPT Tanaman Perkebunan Rp. 15.310.000,-
5
I. Monitoring Pengendalian Plesispa
dengan Predator Dermaptera
Rp. 53.950.000,-
J. Monitoring Pengendalian Brontispa
dengan Metarhizium
Rp. 52.950.000,-
1781.009.091 Eksplorasi Agens Hayati Rp. 251.770.000,-
091. Eksplorasi Agens Hayati Rp. 12.630.000,-
A. Eksplorasi Musuh Alami OPT Penting
Tanaman Lada
Rp. 12.630.000,-
092. Pengujian Agens Hayati
A. Uji Pemanfaatan Jamur Antagonis untuk
Pengendalian Penyakit Ganggang Pirang
pada Tanaman Lada
Rp. 16.790.000,-
B. Uji Multi Lokasi Trichoderma spp
spesifik Lokasi Kalbar untuk
Pengendalian Penyakit JAP
Rp. 45.600.000,-
093. Pemamfaatan Teknologi Agens Hayati Rp. 38.750.000,-
A. Perbanyakan dan Penyebaran Agens
Hayati di Laboratorium BPTP Pontianak
Rp. 24.800.000,-
B. Perbanyakan TeknologiAgens Hayati di
Sub Laboratorium Hayati
Rp. 13.950.000,-
095. Monitoring dan Evaluasi Rp. 138.000.000,-
A. Operasional Lab. BPTP Pontianak dan
Sub Lab Hayati
Rp. 138.000.000,-
1781.011.111 Administrasi Keuangan Rp. 256.200.000,-
111 Administrasi Keuangan Rp. 50.900.000,-
A. Operasional SAI Rp. 50.900.000,-
112 Administrasi Kepegawaian Rp. 205.300.000,-
A. Administrasi Kegiatan Rp. 205.300.000,-
1781.012.121 Penyusunan Rencana Kerja Rp. 45.400.000,-
121 Penyusunan Rencana Kerja Rp. 45.400.000,-
1781.013.131 Pelatihan Pegawai/Petugas Rp. 363.450.000,-
6
131 Pelatihan Pegawai/Petugas Rp. 315.450.000,-
A. Konsultasi Teknis Petugas Perlindungan
Perkebunan Regional Kalimantan
Rp. 139.050.000,-
B. Pertemuan Teknis Perlindungan
Perkebunan Untuk Petugas
Rp. 75.800.000,-
C. Pengembangan dan Pelatihan Data Base
Pengamatan OPT Perkebunan
Rp. 100.600.000,-
132. Magang Petugas Rp. 48.000.000,-
A. Magang Petugas di Puslit, Balit,
Perguruan Tinggi dll.
Rp. 48.000.000,-
1781.014.141 Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Rp. 189.140.000,-
141. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Rp. 189.140.000,-
A. Operasional SPI Rp. 5.940.000,-
B. Pembinaan Teknis Petugas Regional
Kalimantan
Rp. 34.500.000,-
C. Dalam RangkaPertemuan Rp. 140.000.000,-
D. Operasional SIMPEG Rp. 8.700.000,-
1781.994.001 Pembayaran Gaji dan Tunjangan Rp. 6.041.351.000,-
001. Pembayaran Gaji dan Tunjangan Rp. 6.041.351.000,-
1781.994.002 Penyelenggaraan Operasional dan
Pemeliharaan Perkantoran
Rp. 3.467.674.000,-
002 Penyelenggaraan Operasional dan
Pemeliharaan Perkantoran
Rp. 984.824.000,-
A. Administrasi Kegiatan Rp. 414.174.000,-
B. Penyelenggaran Operasional dan
Pemeliharaan Perkantoran
Rp. 278.000.000,-
C. Langganan Daya dan Jasa Rp. 156.000.000,-
D. Perbaikian Peralatan Kantor Rp. 42.150.000,-
E. Honorium Pengelola Satker Rp. 94.500.000,-
011. Administrasi Kegiatan Rp. 2.482.850.000,-
A. Administrasi Kegiatan Rp. 2.357.400.000,-
7
B. Website Rp. 25.150.000,-
C. Penambahan Daya Jaringan Listrik Rp. 100.000.000,-
1781.997.001 Pengadaan Sarana Perkantoran Rp. 600.000.000,-
001. Pengadaan Sarana Perkantoran Rp. 600.000.000,-
A. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2 Rp. 200.000.000,-
B. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 3 Rp. 25.000.000,-
C. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 4 Rp. 375.000.000,-
1781.997.002 Pengadaan Prasaranaan Perkantoran Rp. 1.799.750.000,-
011 Pengadaan Alat Perkantoran Rp. 1.799.750.000,-
A. Pengadaan Alat Perkantoran Rp. 494.340.000,-
B. Pengadaan Literatur Proteksi untuk
Perpustakaan
Rp. 5.000.000,-
C. Sertifikat Tanah UPPT Rp. 59.150.000,-
D. Pengadaan Mebelair Rp. 212.260.000,-
E. Sarana Kerja dan Peralatan Pengendali Rp. 900.000.000,-
F. Optimalisasi Fungsi Asrama BPTP
Pontianak
Rp. 130.000.000,-
Laporan Tahunan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak Tahun
Anggaran 2013 disusun untuk memberikan gambaran keadaan dan pelaksanaan kegiatan
serta masalah-masalah yang dihadapi Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
Pontianak selama Tahun Anggaran 2013. Laporan ini juga sebagai pertanggung jawaban
hasil pelaksanaan kegiatan Balai sesuai ketentuan yang berlaku.
8
II. O R G A N I S A S I
A. Tugas dan Fungsi
Tugas dan fungsi Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 11/Permentan/OT.210/02/2008
tanggal 6 Pebruari 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak :
Tugas :Melaksanakan Analisis dan Pengembangan Proteksi Tanaman Perkebunan .
Fungsi :
1. Pelaksanaan identifikasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) perkebunan
2. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT serta faktor yang
mempengaruhinya.
3. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak anomali iklim
serta faktor yang mempengaruhinya.
4. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan dan pelepasan agens hayati OPT
perkebunan.
5. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model peramalan, taksasi
kehilangan hasil dan teknis pengendalian OPT perkebunan.
6. Pelaksanaan eksplorasi dan inventarisasi musuh alami OPT perkebunan
7. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian kualitas, pelepasan dan
evaluasi agens hayati perkebunan
8. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang berorientasi pada
implementasi pengendalian hama terpadu
9. Pelaksanaan pengujian dan pemanfaatan pestisida nabati
10. Pengelolaan data dan informasi kegiatan analisis teknis dan pengembangan proteksi
perkebunan.
11. Pelaksanaan pengembangan jaringan data kerjasama laboratorium
12. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga balai.
9
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK
KEPALA
BALAI
SUB. BAG.
TATA USAHA
SEKSI
PELAYANAN
TEKNIS
SEKSI
DATA DAN
INFORMASI
SEKSI
JARINGAN
LABORATORIUM
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
(LABORATORIUM,
BPT,
SUB. LAB HAYATI,
UPPT)
Sumber
Nomor
Tanggal
:
:
:
Peraturan Menteri Pertanian RI
11/Permentan/OT.140/02/2008
6 Pebruari 2008
10
B. Moto, Visi dan Misi.
1. Motto
Motto BPTP Pontianak adalah “ Kebun Terlindungi, Produksi Lestari “.
2. Visi
Visi BPTP Pontianak adalah “ Menjadi Instansi yang Profesional dalam
Memberikan Pelayanan Teknis Perlindungan Perkebunan Bagi Pelaku Usaha
Perkebunan”.
3. Misi
Misi BPTP Pontianak adalah :
✓ Meningkatkan pengembangan teknologi perlindungan perkebunan yang
berwawasan lingkungan.
✓ Meningkatkan pelayanan analisis perlindungan perkebunan kepada pelaku usaha
perkebunan.
✓ Memperkuat Sistem Informasi Manajemen Perlindungan Perkebunan (SIMPP).
✓ Penegakan hukum terkait bidang perlindungan perkebunan.
C. Penghargaan Organisasi
Penghargaan yang diperoleh balai proteksi tanaman perkebunan (bptp) pontianak dari
beberapa instansi terkait termuat pada tabel
Tabel . penghargaan yang diperoleh bptp pontianak dari instansi terkait.
Tahun Jenis penghargaan Instansi
2001 Piagam abdi bakti tani Menteri pertanian
2002 Piagam abdi bakti tani Menteri pertanian
2003 Piagam abdi bakti tani Menteri pertanian
2004 Piagam abdi bakti tani Menteri pertanian
2006 Piagam abdi bakti tani Menteri pertanian
2009 Piagam abdi bakti tani Menteri pertanian
2010 Piagam abdi bakti tani Menteri pertanian
2012 Piagam abdi bakti tani Menteri pertanian
2014 Top 99 inovasi pelayanan publik wilayah bebas
korupsi (WBK)
Menteri PAN & RB
inspektorat jenderal
kementerian pertanian
11
III. SUMBERDAYA DAN PEMANFAATANNYA
Berbagai sumberdaya yang dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan Satker Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak adalah sumberdaya yang dimiliki oleh
unit struktural Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak (aset BPTP) yang meliputi
ketenagaan, bangunan, kendaraan operasional dan peralatan kerja.
A. KETENAGAAN
Pembina Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak adalah
Direktur Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan.
Adapun jumlah seluruh tenaga pelaksana pada Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP) Pontianak pada Tahun 2014 sebanyak 86 (delapan puluh enam)
orang terdiri dari 80 (delapan puluh) orang Pegawai Negeri Sipil dan 6 (enam) orang
tenaga kontrak.
B. BANGUNAN
Bangunan yang ada sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) unit terdiri dari :
1. Laboratorium OPT = 1 unit
2. Laboratorium Agen Pengendalian Hayati (APH) = 1 unit
3. Brigade Proteksi Tanaman (BPT) = 1 unit
4. Sub. Laboratorium Hayati (perubahan dari 1 unit BPT) = 1 unit
5. Unit Pembinaan Perlindungan Tanaman (UPPT) = 33 unit
Keberadaan bangunan tersebar di Kota Pontianak, Kota Singkawang dan 12
(dua belas) Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah dan kondisi Instalasi
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak termuat pada Tabel 1 ( Lampiran ).
C. KENDARAAN OPERASIONAL
Kendaraan operasional pengadaan tahun 1988 terdiri dari :
1. Kendaraan Roda 4 (empat) = 2 unit yaitu :
a. Toyota Kijang Super = 1 unit
b. Minibus Mitsubhisi L300 = 1 unit
12
2. Kendaraan Roda 2 (dua) = 16 unit
Kendaraan dinas roda 2 Honda Win tersebut yang merupakan pengadaan tahun
1988 sebanyak 16 (enam belas) unit pada tahun 2007 diusulkan lelang ke pusat dan
sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Pertanian. Kendaraan tersebut sudah
dilakukan pelelangan pada awal tahun 2009. Kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2
(dua) unit tahun 2009 diusulkan lelang ke pusat dan telah mendapatkan persetujuan dari
Kementerian Pertanian. Kendaraan tersebut telah dilakukan pelelangan pada akhir
tahun 2011.
Berdasarkan Berita Acara nomor : 2618/PL.140/E1/12/2006 tanggal 11
Desember 2006 tentang Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara Eks Satker
IPM-SECP, maka Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak mendapatkan
kendaraan bermotor dari Direktorat Jenderal Perkebunan yang merupakan pengalihan
barang dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat berupa :
- Kendaraan Roda 2 (dua) = 32 unit
- Kendaraan Roda 4 (empat) = 2 unit (Kijang Super KF. 83 )
Tambahan kendaraan yang merupakan pengadaan Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak adalah :
Kendaraan Roda 2 (dua) sebanyak 48(empat puluh delapan) unit yaitu :
− Pengadaan tahun 2005
− Pengadaan tahun 2006
− Pengadaan tahun 2007
− Pengadaan tahun 2009
:
:
:
:
20
4
3
5
Unit
Unit
Unit
Unit
− Pengadaan tahun 2012 : 16 Unit
− Pengadaan tahun 2013 : 8 Unit
Kendaraan Roda 4 (empat) sebanyak 3(tiga) buah yaitu :
− Pengadaan tahun 2007 : 1 (satu) unit Kijang Innova G
− Pengadaan tahun 2011 : 2 (dua) unit Suzuki APV dan Toyota
Rush
− Pengadaan tahun 2013 : 1 (satu) unit Toyota Hilux (Doble Gardan)
dan
1 (satu) unit Viar (kendaraan roda 3)
13
Jadi jumlah kendaraan dinas Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
sampai dengan akhir tahun 2014 sebagai berikut :
− Kendaraan Roda 4 (empat)
− Kendaraan Roda 3 (tiga)
− Kendaraan Roda 2 (dua)
:
:
:
6
1
88
buah
buah
buah
Secara umum kendaraan operasional tersebut telah dimanfaatkan oleh petugas
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak selama Tahun Anggaran 2014 dan telah
dibiayai sesuai kebutuhan dan kerusakan.
Jumlah, jenis dan kondisi serta penyebaran kendaraan operasional Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan Pontianak s/d akhir TA. 2014 termuat pada Tabel 2 (Lampiran).
D. PERALATAN KERJA
Peralatan kerja yang tersedia untuk mendukung kelancaran berbagai kegiatan
adalah sebagai berikut :
a. Peralatan kantor
b. Peralatan laboratorium
c. Peralatan operasional
d. Peralatan pertanian
e. Peralatan Meteorologi
Jenis, jumlah dan keadaan semua peralatan kantor tersebut di atas dilaporkan
secara khusus oleh Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak melalui
laporan SABMN (Sistim Akutansi Barang Milik Negara) Semester I dan Semester
II.
E. KEUANGAN
Biaya operasional Satker Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak Tahun
Anggaran 2013setelah adanya revisi penghematan sebesar Rp. 16.319.231.000,- (
Enam Belas Miliyar Tiga Ratus Sembilan Belas Juta Dua Ratus Tiga Puluh Satu Ribu
Rupiah) terdiri dari :
Perkembangan pelaksanaan keuangan Satker Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak Tahun Anggaran 2013 termuat pada Tabel 3 ( Lampiran ).
14
Dari Tabel 3 bahwa realisasi keuangan hanya mencapai 88,82 % dari seluruh
dana yang tersedia, dengan realisasi fisik mencapai 100 %. Keuangan yang tidak
terealisasi adalah terdiri dari beberapa mata anggaran akan tetapi tidak mempengaruhi
pada pelaksanaan fisik di lapangan.
Dana siap mati Satker Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak sampai
31 Desember 2013 sebesar Rp1.807.680.299,-(Satu Miliyard Delapan Ratus Tujuh
Juta Enam Ratus Delapan Puluh Ribu Dua Ratus Sembilan Puluh Sembilan Rupiah)
atau 11,08 % dengan rincian termuat pada Tabel 4.
Tabel 4. Dana siap mati pada Satker Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2013
Kode Tolok Ukur / Kegiatan
Dana Siap Mati
Rp.
Persen-
tase
( % )
1781.005 Operasional Laboratorium 53.059.800,- 2
1781.006 Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji
Koleksi, dll
5.117.900,- 2,7
1781.007 Pengawasan Peredaran Benih 596.850,- 4,5
1781.008 Rakitan Teknologi Spesifik Proteksi
Tanaman Perkebunan
35.569.700,- 7
1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati 3.190.800,- 1,3
1781.011 Administrasi Keuangan dan Kepegawaian 946.700,- 0,4
1781.012 Penyusunan Rencana Kerja 1.054.100,- 2,3
1781.013 Peningkatan Kepabilitas Pegawai/Petugas 25.224.800,- 6,9
1781.014 Monitoring dan Evaluasi 1.712.900,- 0,9
1781.994 Layanan Perkantoran 1.655.861.649,- 17,4
1781.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 25.345.100,- 1,1
Jumlah 1.807.680.299,- 11,08
15
IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Secara umum kegiatan yang dilaksanakan dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
bagian yaitu kegiatan ketatausahaan dan kegiatan teknis operasional lapangan. Kegiatan
yang telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2013 sebagai berikut :
A. Ketatausahaan
1. Administrasi Balai
Kegiatan administrasi bertujuan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
Satker Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak yang meliputi administrasi
umum dan administrasi keuangan.
Kegiatan yang tercakup dalam administrasi berkisar pada pelayanan
administrasi, surat masuk dan surat keluar, pelaporan kegiatan, pembukuan bahan
dan alat serta pembinaan administrasi. Kegiatan administrasi umum meliputi :
a. Perencana, pengadaan dan penyaluran alat tulis kantor untuk Sekretariat Satker,
Struktural Balai dan Unit-unit pelaksana teknis (Laboratorium OPT ,
Laboratorium APH).
b. Persiapan dan pembuatan Rencana Operasional (RO) Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak Tahun Anggaran 2014.
c. Penyiapan dan pembuatan berbagai Surat Keputusan seperti :
- Surat Keputusan tentang Rencana Operasional (RO) TA. 2014;
- Surat Keputusan tentang Organisasi dan Uraian Tugas Satker BPTP
Pontianak TA. 2014;
- Surat Keputusan tentang Penunjukan Penugasan Pegawai Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan Pontianak TA. 2014;
- Surat Keputusan tentang Penunjukan dan Penetapan Pembayaran
Honorarium Tidak Tetap Petugas Satker Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak TA. 2014;
- Surat Keputusan tentang Penetapan Pemegang dan Biaya Eksploitasi
Kendaraan Dinas Lingkup Satker Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
Pontianak TA. 2014;
16
- Surat Keputusan tentang Pembentukan Petugas Pelaksanaan Kegiatan
Pembuatan Leaflet/Brosur, Poster, Banner dan Buku Petunjuk Teknis Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak T.A. 2014.
- Surat Keputusan tentang Penetapan Petugas yang Menyampaikan
SPM/Pengambil SP2D Satker Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
Potianak.
- Surat Keputusan Tim Pengelolah Data/Hasil Pengamatan/Inventarisasi
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP) Pontianak T.A. 2014.
- Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim Penyusunan Rencana Kerja
Anggaran (RKA) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggran (DIPA) Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak.
- Surat Keputusan tentang Pembentukan Panitia Pelaksanaan Kegiatan
Pertemuan Teknis Petugas Perlindungan Perkebunan Kalimantan Barat T.A.
2014.
- Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan SOP (Standart Operating Prosedure) Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP) Pontianak.
- Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak T.A. 2014.
- Surat Keputusan tentang Penunjukan dan Penugasan Petugas Kebersihan
Ruangan Kantor Lingkup Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
Pontianak T.A. 2014.
- Surat Keputusan tentang Penunjukan dan Penugasan Petugas
Satpam/Penjaga Malam Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
Pontianak T.A. 2014.
- Surat tentang penunjukan dan penanganan sopir/ balai proteksi tanaman
perkebunan (BPTP) Pontianak T.A2014.
- Surat Keputusan tentang Panitia Pengadaan Barang/Jasa Balai Proteksi
Tanamana Perkebunan Pontianak TA. 2014;
17
- Surat Keputusan tentang Panitia Pemeriksa Barang dan Jasa Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan Pontianak TA. 2013;
-
d. Pengelolaan Surat Masuk Dan Surat Keluar
Sampai dengan 31 Desember 2014, jumlah surat masuk dan surat keluar
sebagai berikut :
- Jumlah surat masuk = 1.507surat
- Jumlah surat keluar = 488surat
Surat masuk terdiri dari masalah teknis, administrasi, dan kepegawaian dari
Pusat dan Instansi terkait serta laporan kegiatan operasional yang dilaksanakan
oleh unit-unit pelaksana teknik ( Laboratorium OPT, Laboratorium APH ).
Sedangkan surat keluar terdiri dari laporan bulanan, triwulan dan tahunan Balai,
dan beberapa hal yang mencakup pembinaan administrasi dan teknis kepada
unit-unit pelaksana teknik (LL, LUPH, BPT, Sub. Laboratorium Hayati, UPPT)
serta surat yang memuat koordinasi teknis, administrasi, dan kepegawaian ke
Pusat dan Instansi terkait baik di Pusat maupun di Daerah.
e. Pembukuan Barang
Seluruh barang inventaris dari pengadaan baru melalui DIPA Satker Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak selama Tahun Anggaran 2014 telah
dicatat dan dibukukan sesuai ketentuan yang berlaku. Barang-barang habis
pakai seperti alat tulis kantor dan bahan-bahan lainnya telah dibukukan sesuai
ketentuan yang berlaku. Jenis-jenis buku yang tersedia adalah :
- Buku Induk Penerimaan Barang ;
- Buku Induk Pengeluaran Barang ;
- Buku Inventaris ;
- Buku Memorial ;
- Kartu Persediaan ;
- Bon Pengeluaran Barang.
18
f. Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meliputi pemungutan,
penyetoran dan pelaporan PNBP oleh Bendaharawan Penerimaan sesuai
ketentuan yang berlaku. Pemungutan meliputi penyewaan jasa asrama, ruang
pertemuan/rapat dan penerimaan fungsional. Jumlah PNBP yang telah disetor
dan dilaporkan s/d akhir Desember 2014 termuat pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang telah
dipungut, disetor dan dilaporkan s/d akhir Desember 2014.
No
Jenis
Penerimaan
Target
T.A.2014
(Rp)
Jumlah s.d
Triwulan
IV
(Rp)
Jumlah
Triwulan
IV (Rp.)
Jumlah s.d
Triwulan
IV2014
(Rp)
Capaian
(%)
A. Penerimaan
Umum 9.000.000 6.250.120 4.670.000 10.920.120 121,33
B.
Penerimaan
Fungsional 12.000.000 1.750.000 1.387.500 3.137.500 26,15
Jumlah 21.000.000 8.000.000 6.057.500 14.057.620 66,94
g. Pelaporan
Kegiatan pelaporan meliputi laporan realisasi keuangan dan laporan kegiatan
operasional. Laporan realisasi keuangan terdiri dari laporan bulanan (Form
DA); Laporan LKKS/LRA, Laporan Triwulan Pelaksanaan Balai (Form A
Triwulan). Sedangkan laporan kegiatan operasional, meliputi Laporan Triwulan
pelaksanaan operasional Balai dan Laporan Tahunan Balai. Semua jenis laporan
telah dibuat dan dilaksanakan serta dikirimkan sesuai ketentuan yang berlaku.
Isi muatan dalam laporan yang dikirimkan adalah hasil rapat evaluasi
perkembangan kegiatan yang dilaksanakan setiap awal bulan berikutnya.
Penguraian laporan sebagai berikut :
1. Laporan bulanan (Form DA) dibuat setiap awal bulan dan ditujukan kepada
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan ;
2. Laporan LKKAS dan LRA dibuat setiap awal bulan dan ditujukan kepada
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian ;
3. Laporan Bulanan : Sistem Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (Formulir B)
ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan;
19
4. Laporan Bulanan Realisasi Anggaran (LRA) dan Realiasasi Belanja dan
Neraca dibuat setiap awal bulan dan ditujukan kepada Sekretaris Jenderal
Departemen Pertanian Up. Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan
5. Laporan SABNM Semester I, II, dan tahunan ditujukan pada Direktur
Jenderal Perkebunan;
6. Laporan Triwulan Pelaksanaan Operasional Balai dibuat setiap akhir
triwulan dan ditujukan kepada Direktur Perlindungan Perkebunan,
Direktorat Jenderal Perkebunan dengan tembusan kepada Sekretaris
Direktorat Jenderal Perkebunan, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan
Barat dan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat;
7. Laporan Tahunan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak dibuat
pada akhir tahun anggaran dan ditujukan kepada Direktur Jenderal
Perkebunan dan tembusan kepada Direktur Perlindungan Perkebunan,
Direktur Pasca Panen dan Pembinaan Usaha, Sekretaris Daerah Provinsi
Kalimantan Barat dan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat.
Pada dasarnya kegiatan administrasi keuangan untuk mendukung kelancaran
pendanaan bagi pelaksanaan Balai sesuai Rencana Operasional (RO) yang telah
disusun pada awal tahun anggaran. Kegiatan administrasi keuangan meliputi
pembuatan SPP-UP/SPP-GU/SPP-LS/SPP-TU, Pembukuan dan Pelaporan.
a. Pembuatan SPP-UP / SPP-GU / SPP-GU Nihil / SPP-LS/ SPP-
TUP/SPP-TUP Nihil.
b. Selama Tahun Anggaran2014 telah dibuat dan diajukan SPP-UP sebanyak 1
1 (satu) kali, SPP-GU sebanyak 96 (sembilan puluh enam) kali, SPP-GU
Nihil sebanyak 9 (sembilan) kali, SPP-LS Gaji sebanyak 23 (dua puluh tiga)
kali, SPP-LS sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kali, SPP-TUP sebanyak 2 (dua)
kali dan SPP-TUP Nihil sebanyak 19 (sembilan belas) kali. Semua berkas-
berkas tersebut telah dibuat, dikirimkan dan disimpan sesuai ketentuan yang
berlaku.
c. Pembukuan
Pembukuan telah dilaksanakan Satker Balai sesuai ketentuan yang berlaku.
Buku-Buku keuangan meliputi :
20
− Buku Kas Umum (BKU)
− Buku UP
− Buku Bank
− Buku Panjar
− Buku Kas Tunai
− Buku Pajak
− Buku Kredit Per Anggaran
− Buku UYHD.
Buku nomor 2 s.d 7 merupakan buku pembantu
d. Pelaporan
- Laporan Bulanan
Pelaporan keuangan meliputi penyiapan, pembuatan dan pengiriman
Laporan Keadaan Kas dan Anggaran Satker ( LKKAS ), dan Laporan
Realisasi Anggaran (LRA). Khusus mengenai pelaporan ini telah
dijabarkan pada kegiatan administrasi umum.
- Laporan Form DA ( Pelaksanaan Pencapaian Fisik )
- Laporan Form B ( SIMONEV )
- Laporan Triwulan terdiri dari :
✓ Triwulan I dan Model P. 1, 2, 3.
✓ Triwulan II dan Model P. 1, 2, 3.
✓ Triwulan III dan Model P. 1, 2, 3.
✓ Triwulan IV dan Model P. 1, 2, 3.
− Laporan Tahunan terdiri dari :
✓ Laporan Tahunan Balai TA. 2014
✓ Laporan Keuangan (Neraca) Semester II (tahunan ) TA. 2014
✓ Laporan Sistim Akuntansi Instansi (SAI)
2. Pengadaan Barang Inventaris dan Pemeliharaan Kantor
1. Pengadaan Gorden Satker BPTP Pontianak (Gorden Vertikal Blanet dan
Gorden Prisket)
Nomor dan Tanggal DIPA : DIPA 018-05.2.567521/2014, tanggal 05
21
Desember 2013
Nomor dam Tanggal SPK : 07/PL.210/E5.5/BPTP/03/2014 tanggal 4
Maret 2014
Nama Kontraktor/Perusahaan : CV. Fathur Sejahtera /Bambang Sugiarto
Alamat : Jl. 28 Oktober Gg. Marga Utama No. 6A
Kel Siantan Hulu Pontianak
Nilai Kontrak : Rp. 41.070.000,- (Empat Puluh Satu Juta
Tujuh Puluh Ribu Rupiah)
Cara Pembayaran : Dibayar lunas sebesar 100% dari nilai
kontrak yang dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA oleh PIHAK PERTAMA,
setelah pekerjaan selesai dan dilakukan
pemeriksaan barang dan terbit Berita
Acara Pemeriksaan Barang oleh Panitia
Pemeriksaan/Penerimaan Baran Satker
BPTP Pontianak
Jangka Waktu Pelaksanaan : 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal 24 Maret 2014 sampai
dengan tanggal 22 April 2014
Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : 21 April 2014
Ketentuan Sanksi : Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan menurut jangka
waktu sebagaimana telah ditetapkan
dalam kontrak kerjasama ini dengan
alasan yang tidak dapat diterima oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA akan dikenakan denda sebesar
10/000 (satu per mil) untuk setiap hari
keterlambatan atau maksimum 5% (lima
per seratus) dari nilai kontrak.
2. Pekerjaan Penyediaan Akomodasi dan Konsumsi Konsultasi Teknis
Petugas Perkebunan Regional Kalimantan
Nomor dan Tanggal DIPA : DIPA 018-05.2.567521/2014, tanggal 05
Desember 2013
Nomor dam Tanggal SPK : 15/PL.210/E5.5/BPTP/04/2014 tanggal
22
21 April 2014
Nama Kontraktor/Perusahaan : Hotel Gajah Mada /Husni Thamrin
Alamat : Jl. Gajah Mada No-177 Kel. Benua
Melayu Darat Kec. Pontianak Selatan
Nilai Kontrak : Rp. 99.000.000,- (Sembilan Puluh
Sembilan Juta Rupiah)
Cara Pembayaran : Dibayar lunas sebesar 100% dari nilai
kontrak yang dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA oleh PIHAK PERTAMA,
setelah pekerjaan selesai dan dilakukan
pemeriksaan barang dan terbit Berita
Acara Pemeriksaan Barang oleh Panitia
Pemeriksaan/Penerimaan Baran Satker
BPTP Pontianak
Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal 23 April 2014 sampai
dengan tanggal 26 April 2014
Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : 26 April 2014
Ketentuan Sanksi : Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan menurut jangka
waktu sebagaimana telah ditetapkan
dalam kontrak kerjasama ini dengan
alasan yang tidak dapat diterima oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA akan dikenakan denda sebesar
10/000 (satu per mil) untuk setiap hari
keterlambatan atau maksimum 5% (lima
per seratus) dari nilai kontrak.
3. Pengadaan Pakaian Dinas PNS Kementerian Pertanian Satker BPTP
Pontianak sebanyak 90 stel
Nomor dan Tanggal DIPA : DIPA 018-05.2.567521/2014, tanggal 05
23
Desember 2013
Nomor dam Tanggal SPK : 30/PL.210/E5.5/BPTP/06/2014,
tertanggal 30 Juni 2014
Nama Kontraktor/Perusahaan : PD. Bellini Taylor/Yohanes
Alamat : Jl. Prof M. Yamin Komp. Melati Permai
4A Kel. Sei Bangkong Kota Pontianak
Nilai Kontrak : Rp. 36.000.000,- (Tiga Puluh Enam Juta
Rupiah)
Cara Pembayaran : Dibayar lunas sebesar 100% dari nilai
kontrak yang dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA oleh PIHAK PERTAMA,
setelah pekerjaan selesai dan dilakukan
pemeriksaan barang dan terbit Berita
Acara Pemeriksaan Barang oleh Panitia
Pemeriksaan/Penerimaan Baran Satker
BPTP Pontianak
Jangka Waktu Pelaksanaan : 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal 2 Juli 2014 sampai dengan
tanggal 31 Juli 2014
Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : 25 Juli 2014
Ketentuan Sanksi : Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan menurut jangka
waktu sebagaimana telah ditetapkan
dalam kontrak kerjasama ini dengan
alasan yang tidak dapat diterima oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA akan dikenakan denda sebesar
10/000 (satu per mil) untuk setiap hari
keterlambatan atau maksimum 5% (lima
per seratus) dari nilai kontrak.
4. Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan berupa Pemeliharaan Kantor
Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan sebanyak 1 (satu) unit
Nomor dan Tanggal DIPA : DIPA 018-05.2.567521/2014, tanggal 05
Desember 2013
Nomor dam Tanggal SPK : 43/PL.210/E5.5/BPTP/08/2014, tanggal
24
28 Agustus 2014,
Nama Kontraktor/Perusahaan : CV. Puyang Serunting Sakti
Alamat : Jl. Husein Hamzah Komp. Batara Indah
II No D6 Kelurahan Sei Jawi Kota
Pontianak
Nilai Kontrak : Rp. 24.950.000,- (Dua Puluh Empat Juta
Sembilan Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah)
Cara Pembayaran : Dibayar lunas sebesar 100% dari nilai
kontrak yang dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA oleh PIHAK PERTAMA,
setelah pekerjaan selesai dan dilakukan
pemeriksaan barang dan terbit Berita
Acara Pemeriksaan Barang oleh Panitia
Pemeriksaan/Penerimaan Baran Satker
BPTP Pontianak
Jangka Waktu Pelaksanaan : 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal 28 Agustus 2014 sampai
dengan tanggal 27 September 2014
Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : 25 September 2013
Ketentuan Sanksi : Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan menurut jangka
waktu sebagaimana telah ditetapkan
dalam kontrak kerjasama ini dengan
alasan yang tidak dapat diterima oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA akan dikenakan denda sebesar
10/000 (satu per mil) untuk setiap hari
keterlambatan atau maksimum 5% (lima
per seratus) dari nilai kontrak.
5. Pengadaan Buku, Literatur dan Textbook dll Untuk Perpustakaan
Sebanyak 1 (satu) paket
Nomor dan Tanggal DIPA : DIPA 018-05.2.567521/2014, tanggal 05
Desember 2013
Nomor dam Tanggal SPK : 56.1/PL.210/E5.5/BPTP/10/2014, tanggal
24 Oktober 2014
25
Nama Kontraktor/Perusahaan : CV. Puyang Serunting Sakti
Alamat : Jl. Husein Hamzah Komp. Batara Indah
II No D6 Kelurahan Sei Jawi Kota
Pontianak
Nilai Kontrak : Rp. 8.000.000,- (Delapan Juta Rupiah)
Cara Pembayaran : Dibayar lunas sebesar 100% dari nilai
kontrak yang dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA oleh PIHAK PERTAMA,
setelah pekerjaan selesai dan dilakukan
pemeriksaan barang dan terbit Berita
Acara Pemeriksaan Barang oleh Panitia
Pemeriksaan/Penerimaan Baran Satker
BPTP Pontianak
Jangka Waktu Pelaksanaan : 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai
dengan tanggal 26 Nopember 2014
Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : 25 Nopember 2013
Ketentuan Sanksi : Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan menurut jangka
waktu sebagaimana telah ditetapkan
dalam kontrak kerjasama ini dengan
alasan yang tidak dapat diterima oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA akan dikenakan denda sebesar
10/000 (satu per mil) untuk setiap hari
keterlambatan atau maksimum 5% (lima
per seratus) dari nilai kontrak.
6. Pengadaan Peralatan Ruang Laboratorium berupa Meja
Laboratorium/Sideband sebanyak 2 (dua) unit
Nomor dan Tanggal DIPA : DIPA 018-05.2.567521/2014, tanggal 05
Desember 2013
Nomor dam Tanggal SPK : 56/PL.210/E5.5/BPTP/10/2014, tanggal
27 Oktober 2014
Nama Kontraktor/Perusahaan : CV. Puyang Serunting Sakti
Alamat : Jl. Husein Hamzah Komp. Batara Indah
26
II No D6 Kelurahan Sei Jawi Kota
Pontianak
Nilai Kontrak : Rp. 25.200.000,- (Dua Puluh Lima Juta
Dua Ratus Ribu Rupiah)
Cara Pembayaran : Dibayar lunas sebesar 100% dari nilai
kontrak yang dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA oleh PIHAK PERTAMA,
setelah pekerjaan selesai dan dilakukan
pemeriksaan barang dan terbit Berita
Acara Pemeriksaan Barang oleh Panitia
Pemeriksaan/Penerimaan Baran Satker
BPTP Pontianak
Jangka Waktu Pelaksanaan : 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai
dengan tanggal 25 Nopember 2014
Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : 21 Nopember 2013
Ketentuan Sanksi : Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan menurut jangka
waktu sebagaimana telah ditetapkan
dalam kontrak kerjasama ini dengan
alasan yang tidak dapat diterima oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA akan dikenakan denda sebesar
10/000 (satu per mil) untuk setiap hari
keterlambatan atau maksimum 5% (lima
per seratus) dari nilai kontrak.
1. Kepegawaian
a. Alih Jenis Kepegawaian
Jumlah PNS yang berada di BPTP Pontianak sampai akhir Desember 2014
berjumlah --- orang,bertugas di Provinsi Kalimantan Barat. Selama tahun2014
tidak ada pengadaan alih jenis kepegawaiaan dari PNS Pusat menjadi Pegawai
Negeri Sipil Daerah (PNSD).
b. Kenaikan Gaji Berkala dan Kenaikan Pangkat
− Kenaikan gaji berkala PNS BPTP Pontianak selama T.A. 2014 sebanyak
39(tiga puluh sembilan) orang.
27
− Kenaikan pangkat PNS BPTP Pontianak selama T.A. 2014 sebanyak 18
(delapan belas) orang, terdiri dari :
✓ Pegawai Negeri Sipil (PNS) Struktural sebanyak 30 (tiga puluh) orang.
✓ Pegawai Negeri Sipil (PNS) Fungsional Khusus sebanyak 9 (sembilan)
orang.
Kenaikan pangkat tersebut terdiri dari :
• Dari Gol III/d ke Gol IV/a sebanyak 2 (dua) orang;
• Dari Gol III/a ke Gol III/b sebanyak 6 (enam) orang;
• Dari Gol III/c ke gol III/d sebanyak 10 (sepuluh) orang;
c. Pengangkatan dan Penerimaan
Pada T.A. 2014 BPTP Pontianak tidak terdapat pengangkatan honorer menjadi
CPNS, karena pada BPTP Pontianak pada tahun 2014 sudah tidak ada tenaga
honorer, hanya ada 6 (enam) orang tenaga kontrak yaitu 3 (tiga) orang sebagai
penjaga malam dan 2 (dua) orang sebagai petugas kebersihan kantor, dan 1
(satu) orang Pengelola KendaraanPada T.A. 2014 BPTP Pontianak per 1 Maret
2014 terdapat penerimaan CPNS dari Kementerian Pertanian sebanyak 2 (dua)
orang a.n Astri Angelina Nasution, A. Md NIP.19850820 2014032001 dan Meta
Amalia, A Md NIP.19850826 2014032001.
d. Penyesuaian Ijazah (PI)
Pada tahun 2014 terdapat 1 (satu) orang PNS BPTP Pontianak mengikuti Ujian
Dinas Penyesuaian Ijazah (PI) yang diselenggarakan Kementerian Pertanian
Tahun 2014.Peserta telah lulus ujian PI tetapi tidak ada SK kenaikan pangkat
Penyesuaian ijazah akan berlaku per april 2015. Data PNS BPTP Pontianak
yang mengikuti ujian Dinas Penyesuaian Ijasah (PI) termuat pada Tabel 6.
Tabel 6 Data PNS BPTP Pontianak yang mengikuti Ujian Penyesuaian Ijasah (PI)
Kementerian Pertanian Tahun 2014
No Nama/NIP Pangkat
/Gol Alumnus Hasil Ujian
SK Kenaikan
Penyesuaian
Ijasah Per-Bulan
1 2 3 4 5 6
1. Buiman.
NIP. 19641129 200212 1 001. Juru (I/c) Paket B Lulus 10 Oktober 2014
28
e. Peningkatan SDM Balai
Pada Tahun 2014 tidak terdapat PNS BPTP Pontianak yang telah
menyelesaikan pendidikan formal
f. Pensiun PNS
Pada tahun 2014 tidak terdapat PNS yang pensiun purna tugas maupun pensiun
meninggal dunia.
g. Penghargaan PNS
Pada tahun 2014 terdapat 1 (satu) orang PNS BPTP Pontianak yang mendapat
penghargaan dari instansi terkait, data termuat pada Tabel 7.
Tabel7 Data PNS Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak yang
menerima penghargaan dari instansi terkait pada tahun 2014
No Nama / NIP Pangkat/
Gol Jabatan
Pemberi
Penghargaan
Jenis
Penghargaan
1.
BAMBANG BEKTI SEPSI
ADI
NIP.
Penata
Muda :
III/b
Kordinator
UPPT Paloh
, Kab.
Sambas/P-
OPT
Terampil
Pelaksana
Lanjutan
Menteri
Pertanian RI
Pejabat
Fungsional
Pengendali
OPT
Berprestasi
Tingkat
Nasional
Tahun 2014
h. Pendidikan Formal
Sampai akhir tahun 2014 terdapat 4 (empat) orang PNS Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak yang mengikuti pendidikan formal yaitu 1 (satu) orang
mengikuti pendidikan S2 , dan 3 (tiga) orang pendidikan S1 (sarjana) seperti
termuat pada tabel 8.
2). Pendidikan Non Formal
Dalam rangka meningkatkan kapabilitas petugas Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak telah dilakukan pengiriman petugas untuk mengikuti
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pada berbagai instansi terkait maupun
mengikuti diklat yang dilaksanakan oleh BPTP Pontianak berupa diklat
fungsional dan lain-lain.
29
Data Petugas BPTP Pontianak yang mengikuti pendidilan non formal
selama tahun 2014 termuat pada Tabel 8.
Tabel 8. Data PNS balai proteksi tanaman perkebunan pontianak yang
mengikuti pendidikan formal sampai tahun 2014
No Nama/NIP Pangkat/gol Jabatan Mengikuti
Pendidikan
Tempat
Pendidikan
1 Ir. Sajarwadi
NIP. 19620709
1989031001
Pembina
tingkat I;
(IV/b)
Kepala BPTP
Pontianak
S2 Fak.
Pertanian
Univ.
Tanjung pura
2 Alexander
Fleming S
NIP. 19811202
200212 1 002
Pengatur;
(II/c)
Pengadaministrasi
dan Penyaji Data
S1 Fak.Pertanian
Univ. Panca
Bhakti
3 Periyanti
NIP. 19810223
200212 2 002
Pengatur;
(II/c)
Pengadministrasi
Keuangan
S1 -sda-
4 Catur Heru T
NIP : 19821018
200812 1 001
Pengatur
Muda Tk I;
(II/b)
Agendaris S1 -sda-
Tabel 9 Data PNS Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak yang
mengikuti pendidikan non formal 2014.
No Nama / NIP Pangkat /
Gol
Diklat Yang
Diikuti
Tempat dan
Waktu
Penyeleng-
gara
1 2 3 4 5 6
1. Zaenal,M.A,SP
NIP 19590203 199203 1 001
Penata
Muda (III/a)
Pembinaan
Percepatan
Pemberantasan
Korupsi
Hotel Gemaya
Semarang 16-
18 April2014
Inspektorat
Jenderal
Kementrian
Pertanian
2. Suwarno
NIP 19720723 200212 1 002
Pengatur
(ll/c)
SDA SDA SDA
3. Suadin,SP
NIP 19740510 200312 1 002
Penata
Muda (lll/a)
Pelatihan
Petugas
Pengamat OPT
Balai Besar
Pengawasan
dan
Peramalan
OPT Jatisari
BBP2OPT
Jatisari
4. Hithman,SP
NIP 19711124 200212 1 002
Penata
(lll/c)
Workshop
Penghitungan
Park Hotel
Bandung 1-4
Direktorat
Jenderal
30
Emisi Gas
Rumah kaca
Mei2014 Perkebunan
5. Samin Samsudin,S.P
NIP 19581006 198303 1 001
Penata Tk. I
(lll/d)
Apresiasi
SIMPEG
Lingkup
Direktorat
Jenderal
Perkebunan
Hotel Permata
Bogor 4-6
Sept2014
Sda
6. Alexander F.Sihombing
NIP 19811202 200212 1 002
Pengatur
(II/c) sda sda Sda
7 Hamdani,STP,MP
NIP 19620611 198803 1 001
Penata Tk. I
(III/d)
Pelatihan dan
Bimbingan
Tekhnis Pra
Akreditasi
Laboratorium
BPTP Pontianak
BPTP
Pontianak, 9-
12 Des2014
BPTP
Pontianak
8. Syaifudin ,S.P
NIP 19630610 198803 1 001
Penata Tk. I
(III/d) sda sda Sda
9. Rahidi
NIP 19600504 1988031 001
Penata
(lll/c) sda sda Sda
10. Gandung W,S.ST
NIP 19620510 200112 1 001
Penata
Muda (lll/a)
sda sda Sda
11. A. Faisal Malik,SP
NIP 19840429 200901 1 001
Penata
Muda Tk. I
(lll/b)
Pelatihan dan
Bimbingan
Teknis Pra
Akrditasi
Laboratorium
BPTP Pontianak
BPTP
Pontianak 9-
12 Des2014
BPTP
Pontianak
12. Mz. Arifin ,SP
NIP 19600323 199203 1 001
Penata
Muda (lll/a) sda sda Sda
13. Erwin Irawan P, SP
NIP 19830713 200901 1 006
Penata
Muda Tk. I
(lll/b)
sda sda Sda
14. M. Salman A, S.Si
NIP. 19710721 199903 1 002
Penata Tk I
(lll/d) sda sda Sda
15. Hithman S, SP
NIP 19711124 200212 1 002
Penata
(lll/c) sda sda Sda
16. Erlan Ardiana R,SP
NIP 19750207 200901 1 006
Penata
Muda (lll/a)
sda sda Sda
17. Zaenal M.A , SP
NIP 19590203 199203 1 001
Penata
Muda (lll/a) sda sda Sda
18. Chamin Tohari
NIP. 19631211 200112 1 001
Pengatur
(ll/c) sda sda Sda
19. S. Alimin
NIP. 19680625 200212 1 002
Pengatur
(ll/c) sda sda Sda
20. Ir. Sajarwadi
NIP 19620709 198903 1 001
Pembina
Tk. I (IV/b)
Workshop Pra
akreditasi
Laboratorium
BPTP Pontianak
Bptp
Pontianak 16-
19 Des2014
BPTP
Pontianak
21. Ir. Evy Taviana PS, M.Si
NIP 19650909 199203 2 015
Pembina
(IV/a) sda sda Sda
22. Sunarti, SP
NIP 19731013 199903 2 001
Penata Tk I
(lll/d) sda sda Sda
23. Gabriel Lulus PH, S.Si, MP
NIP 19710925 199903 1 001
Penata Tk. I
(lll/d) sda sda Sda
24. Hamdani, S.TP,MP
NIP 19620611 198803 1 001
Penata Tk. I
(lll/d) sda sda Sda
25. Syaifudin,SP
NIP. 19630610 198803 1 001
Penata Tk. I
(lll/d) sda sda Sda
26. Rahidi Penata sda sda Sda
31
NIP. 19600504 1988031 001 (lll/c)
27. Gandung W, S.ST
NIP. 19620510 200112 1 001
Penata
Muda (lll/a) sda sda Sda
28. A. Faisal Malik, SP
NIP. 19840429 200901 1 001
Penata
Muda Tk. I
(III/b)
sda sda Sda
29. Erwin I P,SP
NIP. 19830713 200901 1 006
Penata
Muda Tk. I
(III/b)
sda sda Sda
30. Erlan A.R ,SP
NIP. 19750207 200901 1 006
Penata
Muda (lll/a) sda sda Sda
31. M. Salman A, S.Si
NIP. 19710721 199903 1 002
Penata Tk. I
(lll/d) sda sda Sda
32.
Hithman S, SP
NIP 19711124 200212 1 002
Penata
(lll/c)
sda sda Sda
33. Zaenal ,M.A, SP
NIP 19590203 199203 1 001
Penata
Muda (lll/a) sda sda Sda
34.
Chamin Thohari
NIP. 19631211 200112 1 001
Pengatur
(ll/c) sda sda Sda
35. Hendra Gawansyah, SP
NIP. 19740930 200212 1 001
Penata
(lll/c) sda sda Sda
B. Kegiatan Teknis Operasional
Kegiatan teknis operasional yang dilaksanakan oleh Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak T. A. 2013 adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan/Pelatihan/Pameran
Pertemuan, pelatihan baik teknis maupun non teknis, yang diikuti oleh staf Satker
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak serta Pameran yang diikuti selama
Tahun Anggaran 2012 meliputi :
@ Nama Pertemuan : Temu Koordinasi SAPK
Tempat
Pertemuan
: Hotel Bahtera Cipayung Bogor
Waktu Pertemuan : 27 s.d 29 Januari 2014
Peserta : A . Fleming S (Staf Subag TU)
Penyelenggara : Biro organisasi & kepegawaian , kementan
@ Nama Pertemuan : Tes Potensi Akademik
Tempat
Pertemuan
: Jakarta
Waktu Pertemuan : 22 Februari 2014
Peserta : 1. Erwin Irawan P,SP(Analisis Lab OPT)
2. A . Faisal Malik , SP(Analisis Lab APH)
32
Penyelenggara : Kementan
@ Nama Pertemuan : Percepatan Pelaksanaan Program& Kegiatan T.A
2014
Tempat
Pertemuan
: Aula Bank Indonesia Kalbar & Disbun Prov
Kalbar
Waktu Pertemuan : 19 s.d 20Februari 2014
Peserta : Ir.Sajarwadi(Kepala BPTP Pontianak) , Samin S ,
SP , G. Lulus S.Si, MP , Ir. Evy Taviana ,M.Si
Penyelenggara : Dinas Perkebunan Prov. Kalbar
@ Nama Pertemuan : Penyusunan Satuan Biaya Pembangunan
Perkebunan 2015
Tempat
Pertemuan
: Hotel Aston Belitung , Prov. Bangka Belitung
Waktu Pertemuan : 26 s.d 28 Februari 2014
Peserta : Ir. Evy Taviana ,M.Si & Hendra G,SP
Penyelenggara : Direktorat Jenderal Perkebunan
@ Nama Pertemuan : Apresiasi Sistem Manajemen Laboratorium
berdasarkan SNI ISO / 1E C 17025 : 2008
Tempat
Pertemuan
: Alma Hotel Surabaya
Waktu Pertemuan : 27 Februari s.d 1 Maret 2014
Peserta : Hamdani , STP,MP (Penyelia Lab APH)
Penyelenggara : Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Pertanian
@ Nama Pertemuan : Pembahasan Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian
2014
Tempat
Pertemuan
: Ruang Rapat Praja II , Kantor Gubernur Kalbar
Waktu Pertemuan : 4 Maret 2014
Peserta : Ir. Sajarwadi (Kepala BPTP Pontianak) , Ir. Evy
Taviana , M.Si (Kasi Yantek)
Penyelenggara : Pemerintah Prov. Kalbar
@ Nama Pelatihan : Bimtek & Sosialisasi SKKN I P-OPT
Tempat Pelatihan : Hotel Bahtera Cipayung
Waktu : 5 s.d 7Maret 2014
Peserta : Syarifudin (Penyelia Lab OPT)
33
Penyelenggara : Direktorat jenderal perkebunan
@ Nama Pertemuan : Presentasi &Wawancara Evaluasi Kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2014
Tempat
Pertemuan
: Kementerian PAN RB
Waktu Pertemuan : 13 Maret 2014
Peserta : 1. Ir. Sajarwadi (Kepala BPTP Pontianak)
2. Erwin Irawan P,SP (Analis Lab OPT)
Penyelenggara : Kementerian PAN RB
@ Nama Pertemuan : Kordinasi Pencegahan Kebakaran Lahan Dan
Kebun Serta Penanganan Dampak Perubahan Iklim
2014
Tempat
Pertemuan
: Grand Quality Hotel Yogyakarta
Waktu Pertemuan : 26 s.d 28Maret 2014
Peserta : Hithman Sitorus SP (Analis Lab OPT)
Penyelenggara : Direktorat jenderal perkebunan
@ Nama Pertemuan : Apel Siaga Pengendalian Kebakaran Dan
Penanganan Dampak Perubahan Iklim Prov.
Kalbar Tahun 2014
Tempat
Pertemuan
: Halaman Kantor Gubernur Kalbar
Waktu Pertemuan : 3 April 2014
Peserta : 1. Seluruh Pejabat Struktual BPTP Pontianak
2. Seluruh Petugas Tekhnis BPTP Pontianak
Penyelenggara : Pemerintah Prov. Kalbar
@ Nama Pertemuan : Pertemuan Sosialisasi Pembukaan Lahan Tanpa
Bakar (PLTB) Tahun 2014
Tempat
Pertemuan
: Hotel Aston Pontianak
Waktu Pertemuan : 3 April 2014
Peserta : 1. Ir. Sajarwadi( Kepala BPTP Pontianak)
2. Samin S,SP (Kasubag TU BPTP
Pontianak)
3. Ir. Evy Taviana PS, M.Si (Kasi Yantek)
4. G. Lulus S.Si,MP (Kasi Datin)
34
Penyelenggara : Dinas Perkebunan
@ Nama Pelatihan : Bimtek Sistem Perkebunan Rendah Emisi Gas
Rumah Kaca
Tempat Pelatihan : Hotel new Merdeka Pati
Waktu Pelatihan : 13 s.d 17April 2014
Peserta : 1. Hithman S,SP (Analis Lab OPT)
2. Suadin , SP (Petugas Teknis BPT)
Penyelenggara : Direktorat Jenderal Perkebunan
@ Nama Pertemuan : Koordinasi Perkembangan Perlindungan
Perkebunan Dan Jaringan Laboratorium Tahun
2014
Tempat
Pertemuan
: Royal Dumay Bukit Tinggi
Waktu Pertemuan : 14 s.d 17April 2014
Peserta : Samin S,SP (Kasubag TU BPTP Pontianak)
Penyelenggara : BBP2TP Medan
@ Nama Pelatihan : Peningkatan SDM Pengamat OPT
Tempat Pelatihan : Provinsi Kalimantan Selatan
WaktuPelatihan : 15 s.d 17 April 2014
Sebagai
Narasumber
: G. Lulus S.Si,MP (Kasi Datin BPTP Pontianak)
Penyelenggara : Dinas Perkebunan Prov. Kalimantan Selatan
@ Nama Pertemuan : Forum Koordinasi UPT
Tempat
Pertemuan
: Grand Aston Yogyakarta
Waktu Pertemuan : 15 s.d 17 April 2014
Peserta : Ir. Sajarwadi( Kepala BPTP Pontianak)
Penyelenggara : Biro Organisasi & Kepegawaian , Kementan
@ Nama Pertemuan : Sosialisasi Pencegahan & Pengendalian Kebakaran
Pada Perkebunan Rakyat
Tempat
Pertemuan
: Transera Hotel Pontianak
Waktu Pertemuan : 13 Mei 2014
Peserta : 1. Hithman Sitorus ,SP (PPNS)
2. Ellyazar ,SP (PPNS)
35
Penyelenggara : Dinas Perkebunan Prov. Kalbar
@ Nama Pameran : Dalam Rangka Hari KridaPertanian 2014
Waktu Pameran : 21 s.d 24 Mei 2014
Tempat Pameran : Taman Bunga Singkawang
Penyelenggara : Pemerintah Prov. Kalbar
@ Nama Pertemuan : Pembinaan Administrasi Kepegawaian Direktorat
Jenderal Perkebunan
Tempat
Pertemuan
: Grand Royal Panghegar Bandung
Waktu Pertemuan : 22 s.d 24 Mei 2014
Peserta : 1. Samin S,SP (Kasubag TU BPTP
Pontianak)
2. A. Fleming . S (Staf Subag TU)
Penyelenggara : Direktorat Jendral Perkebunan
@ Nama Pelatihan : Pelatihan Pestisida Nabati
Tempat Pelatihan : Fakultas MIPA Universitas Tanjung Pura
Pontianak
Waktu Pelatihan : 23 s.d 24 Mei 2014
Peserta : 1. Ir. Sajarwadi( Kepala BPTP Pontianak)
2. Ir. Evy taviana PS,M.Si
3. Sunarti ,SP
4. Syaifudin ,SP
5. M. Salman A, S.Si
6. Hithman S, SP
7. Erwin Irawan P, SP
8. Zaenal ,M.A, SP
9. Ellyazar ,SP
10. Suadin ,SP
Penyelenggara : BPTP Pontianak
@ Nama Pertemuan : Pertemuan Penyusunan Laporan Keuangan
Semester I Tahun 2014
Tempat
Pertemuan
: Hotel Mahkota Pontianak
Waktu Pertemuan : 4 s.d 5 Juli 2014
Peserta : 1. Djoehartono ,SP (Petugas SIMAK BMN)
2. Mulyono (Petugas SAI)
36
Penyelenggara : BPTP Kalimantan Barat
@ Nama Pertemuan : Penyusunan Laporan Keuangan Semester I 2014
Tempat
Pertemuan
: Puncak bogor jawa barat
Waktu Pertemuan : 15 s.d 18 Juli 2014
Peserta : 1. Djoehartono ,SP
2. Mulyono
Penyelenggara : Direktorat Jenderal Perkebunan
@ Nama Pertemuan : Rapat Persiapan Akhir Peresmian
Semua/Prasarana Pertanian oleh Gubernur Kalbar
Tempat
Pertemuan
: Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Prov.
Kalbar
Waktu Pertemuan : 5 Agustus 2014
Peserta : 1. Ir. Sajarwadi (Kepala BPTP Pontianak)
2. G. Lulus ,S.Si ,MP (Kasi Datin)
Penyelenggara : Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Prov.
Kalbar
@ Nama Acara : Ujian KPPI dan Ujian Dinas Tingkat I
Tempat Acara : Badan Litbang Pertanian Cimanggung Bogor
Waktu Acara :
Peserta : 1. Aceh Morhan
2. Gunari S
3. Odang
4. Buiman
Penyelenggara : Biro Organisasi Dan Kepegawaian Kementan
@ Nama Acara : Upacara Proklamasi Kemerdekanaan RI
Tempat Acara : Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Barat
Waktu Acara : 17 Agustus 2014
Peserta : Ir. Sajarwadi (Kepala BPTP Pontianak)
Penyelenggara : Pemerintah Prov. Kalbar
@ Nama Pertemuan : Koordinasi Monev Semester I tahun 2014
Tempat
Pertemuan
: Good Way Hotel Nusa Dua Bali
Waktu Pertemuan : 20 s.d 22 Agustus 2014
37
Peserta : Periyanti (Staf Subag TU)
Penyelenggara : Direktorat Jenderal Perkebunan
@ Nama Pelatihan : Koordinasi Pengawasan Dan PeredaranBenih
Tanaman Perkebunan 2014
Tempat Pelatihan : Hotel Borneo Pontianak
Waktu Pelatihan :
Nara sumber : Ir. Sajarwadi (Kepala BPTP Pontianak)
Penyelenggara : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat.
@ Nama Pelatihan : SL-PHT- Karet
Tempat Pelatihan : Desa LinggaKecamatan Sungai Ambawang
Waktu Pelatihan : 26 Agustus 2014
Nara sumber : Rahidi
Penyelenggara : Dinas Perkebunan Prov. Kalbar
@ Nama Pertemuan : FinalisasiUsulan Perubahan Tarifm PP48 Tahun
2012
Tempat
Pertemuan
: Hotel permata bogor
Waktu Pertemuan : 2 s.d 5 September 2013
Peserta : Hamdani, STP, MP
Penyelenggara : Kementerian Pertanian
@ Nama Pelatihan : Pelatihan Data Base Pengamat OPT Perkebunan
(sebagai nara sumber)
Tempat Pelatihan : P2TP Dinas Perkebunan Kalimantan Timur
Waktu Pelatihan : 20 s.d 21Agustus 2014
Peserta : Hamdani ,STP ,MP
Penyelenggara : Kementerian pertanian
@ Nama Pertemuan : Pertemuan Inventarisasi dan Identifikasi
Penanganan GUP
Tempat
Pertemuan
: Provinsi Kalimantan Barat
Waktu Pertemuan : 24 September 2013
Peserta : Ir. Sajarwadi (Kepala BPTP Pontianak)
Penyelenggara : Dinas Perkebunan Kalbar
@ Nama Pertemuan : Pertemuan penyusunan RKA-KL wilayah barat
38
2015
Tempat
Pertemuan
: Hotel Shoerti International Medan
Waktu Pertemuan : 2 s.d 5 September 2014
Peserta : Hendra G ,SP
Penyelenggara : Direktorat Jenderal Perkebunan
@ Nama Pelatihan : Diklat Jabatan Fungsional P-OPT Ahli
Tempat Pelatihan : BBPP Ketindan Malang
Waktu Pelatihan : 25 September 2014 – 16 Oktober 2014
Peserta : 1. Saleh sembada ,SP
2. Mahfudin ,SP
3. Ridwan ,SP
4. Darsono ,SP
Penyelenggara : Kementan
@ Nama Pertemuan : Pertemuan MPTHI XII
Tempat
Pertemuan
: Graha Wisata Niaga Solo
Waktu Pertemuan : 9 s.d 11 September 2014
Peserta : 1. Ir. Sajarwadi (Kepala BPTP Pontianak)
2. G. Lulus PH, S.Si, MP
Penyelenggara : Kementerian Pertanian
@ Nama Pertemuan : Pertemuan Teknis Petugas Proteksi se Kalteng
Tempat
Pertemuan
: Palangkaraya
Waktu Pertemuan : 16 s.d 18 September 2014
Nara sumber : G. Lulus S.Si, MP (Kasi Datin)
Penyelenggara : Dinas Perkebunan Prov. Kalteng
@ Nama Pertemuan : Finalisasi dan Validasi Penyusunan Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai
Tempat
Pertemuan
: Grand Royal Panghegar Hotel dan Convencention
Waktu Pertemuan : 9 s.d 10 Nopember 2013
Peserta : Samin Samsudin, SP (Kasubag TU BPTP
Pontianak)
Penyelenggara : Direktorat Jenderal Perkebunan
39
@ Nama Pertemuan : Sinkronisasi Dan Pemutakhiran Data Simpeg
Waktu Pertemuan : 23 s.d 25 september 2014
Tempat
Pertemuan
: Golden Flower Hotel Bandung
Peserta : 1. A. Fleming S
2. Siti Winarti
Penyelenggara : Direktorat Jenderal Perkebunan
@ Nama Pertemuan : Sosialisasi SKKNI dan Sertifikasi Profesi P-OPT
Tempat
Pertemuan
: Park Hotel Bandung
Waktu Pertemuan : 23 s.d 25 September 2014
Peserta : 1. Hamdani S.TP ,MP
2. Syaifudin, SP
Penyelenggara : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
@ Nama Pertemuan : Rapat Koordinasi SAKIP Kementerian Pertanian
Waktu Pertemuan : 24 s/d 26September 2014
Tempat
Pertemuan
: Adhi Jaya Sunset Hotel Kuta Bali
Peserta : Ir. Evy Taviana PS, M.Si
Penyelenggara : Sekretaris Jendral Kementerian Pertanian
@ Nama Pertemuan : Pembekalan Pejabat Pengelola Keuangan Lingkup
Kementerian Peretanian Tahun 2014
Tempat
Pertemuan
: Hotel Lord In Moderate Solo
Waktu pertemuan : 29 September s.d 1 Oktober 2014
Peserta : G . Lulus S.Si ,MP (PPK)
Penyelenggara : Sekretaris jenderal kementerian pertanian
@ Nama Pertemuan : Konsolidasi , Evaluasi Tindak Lanjut Temuan
Hasil Review Inspektorat Jenderal Dan
Penyelesaian Satker in Aktif
Tempat
Pertemuan
: BPTP Kalimantan Barat
Waktu Pertemuan : 14 Oktober 2014
Peserta : 1. Samin Samsudin ,SP (Kasubag TU)
2. Djoehartono, SP (Petugas SIMAK BMN)
40
3. Mulyono (Petugas SAI)
penyelenggara : BPTP Kalimantan Barat
@ Nama Acara : Konsultasi Ke Direktorat Perlindungan
Perkebunan , Ditjenbun
Tempat Acara : Direktorat Jenderal Perkebunan
Waktu Acara : 16 s.d 18 Oktober 2014
Peserta : 1. Saleh Sembada ,SP
2. Tomy Mulyadi ,SP
penyelenggara : Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar
@ Nama Pertemuan : Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian
Tahun 2015
Tempat
Pertemuan
: Gedung F Kementerian Pertanian
Waktu pertemuan : 17 s.d 18 November 2014
peserta : Ir. Sajarwadi (Kepala BPTP Pontianak)
penyelenggara : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian
@ Nama Pertemuan : Finalisasi RKA-KL/DIPA tahun 2015
Tempat
Pertemuan
: Hotel Kusuma Sahid Prince Solo
Waktu Pertemuan : 19 s.d 21 November 2014
Peserta : Hendra Gawansyah ,SP (Urusan Perencanaan)
Penyelenggara : Direktorat Jenderal Perkebunan
@ Nama Pertemuan : Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan Tugas PPNS
Perkebunan Tahun 2014
Tempat
Pertemuan
: Hotel Patria Jasa Semarang
Waktu Pertemuan : 19 s.d 21 November 2014
Peserta : Hithman Sitorus ,SP (PPNS)
Penyelenggara : Direktorat Jnderal Perkebunan
@ Nama Pertemuan : Pembinaan Komitmen Anti Korupsi Menuju
Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK)
Tempat
Pertemuan
: Gedung F Kementerian Pertanian
Waktu Pertemuan : 3 s.d 5 Desember 2014
Peserta : G . Lulus P.H S.Si ,MP
41
Penyelenggara : Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian
@ Nama Pertemuan : Pembahasan Revisi PP48 Tahun 2012
Tempat
Pertemuan
: Ruang Rapat PNBP Gedung Sutikno Jakarta
Waktu Pertemuan : 3 Desember 2014
Peserta : Hamdani ,STP ,MP
Penyelenggara : Kementerian Pertanian
@ Nama Pertemuan : Penyerahan DIPA T.A 2015
Tempat
pertemuan
: Aula Kanwil DJPB Pontianak
Waktu Pertemuan : 15 Desember 2014
Peserta : Ir. Sajarwadi (Keala BPTP Pontianak)
Penyelenggara : Kanwil DJPB Pontianak
@ Nama Pertemuan : Seminar Penerapan SNI Pangan --- menggunakan
teknologi ----
Tempat
Pertemuan
: Hotel aston pontianak
Waktu Pertemuan : 16 Desember 2014
Peserta : Hithman Sitorus ,SP
Penyelenggara : Pemerintah Prov. Kalbar
2. Judul Kegiatan Demplot Pengendalian OPT Penting Tanaman Perkebunan
Spesifik Lokasi Kalimantan Barat 5 (Lima) Lokasi TA.2013
Koordinator
Kegiatan
Kasi Pelayanan Teknik
Tujuan Kegiatan 1. Membuat kebun demplot sebanyak 5 (lima) lokasi
2. Meningkatkan keterampilan petani dalam mengelola
penyakit jamur akar putih, penyakit jamur upas, penyakit
bidang sadap dan penyakit lapuk Fusarium pada tanaman
karet.
3. Mendorong petani agar mau dan mampu mengendalikan
OPT di kebunnya masing-masing
Waktu
Pelaksanan
Maret s/d Desember 2013
Metode Langkah Kerja Demplot Pengendalian OPT Karet
42
1. Menyiapkan kebun demplot
2. Mengumpulkan petani
3. Melakukan sosialisasi tentang pelaksanaan demplot
4. Melakukan pengamatan awal dan memberi tanda berupa cat
pada pohon sampel (100 pohon sampel)
5. Mendemonstrasikan cara pengendalian (sesuai jenis OPT)
6. Seluruh petani peserta demplot mempraktekkan cara
pengendalian.
7. Aplikasi pertama terhadap 100 pohon sampel
8. Setiap petani juga melakukan aplikasi di kebun masing-
masing
9. Petugas dan petani melakukan pengamatan ke dua dan
pengamatan terakhir serta melakukan evaluasi
Hasil 1. Demplot di Kab. Sintang
Kebun Kelompok Tani : Agrotani Mandiri (dikebun milik
Hariyanto Bawin/Ketua Kelompok Tani)
Lokasi : Dusun Merempit, Desa Merempit Baru,
Kecamatan Dedai
Demplot : Pengendalian Penyakit Jamur Upas Karet
Gambar. Lokasi Kebun Demplot Kab. Sintang
43
Gambar. Pengendalian Jamur Upas Karet (aplikasi oleh petani)
2. Lokasi di Kab. Sekadau
Kebun Kelompok Tani Berkat Usaha
Lokasi : Desa Bokak Sebumbun, Kecamatan Sekadau Hilir.
Demplot : Pengendalian Penyakit Lapuk Fusarium pada
Karet
Gambar. Gejala serangan Lapuk Fusarium di Kab.
Sekadau
44
Gambar. Tanaman yang pulih setelah aplikasi
formula Ankas
3. Lokasi di Kab. Sambas
Kebun Kelompok Tani Maju Bersama
Lokasi : Desa Malek , Kecamatan Poloh , Kabupaten
Sambas
Demplot : Pengendalian Penyakit Kering Alur sadap dan
Lapuk Fusarium pada Karet
Gambar. Lokasi Demplot Kab. Sambas
45
Gambar. Uji tusuk untuk mengetahui hasil pengendalian KAS
4. Lokasi di Kab. Sanggau
Kebun Kelompok Tani Entres Makmur
Lokasi : Desa Mak Kawing, Kecamatan Batang Tarang
Demplot : Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih Karet
Gambar. Lokasi Kebun Demplot Kabupaten Sanggau
46
Gambar. Aplikasi fungisida
Gambar. Aplikasi Trichoderma (1bulan setelah aplikasi
fungisida)
5. Lokasi di Kab. Landak
Kebun Kelompok Tani Sido Maju
Lokasi : Desa Lonjengan, Kecamatan Karangan
Demplot : Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih Karet
47
Gambar. Lokasi Kebun Demplot Kab. Landak
Gambar. Aplikasi Fungisida untuk pengendalian JAP
3. Judul Kegiatan : Pertemuan Teknis Perlindungan Perkebunan untuk
PetugasTahun 2013
Ketua Pelaksana
Kegiatan
: Sunarti, SP
Lokasi Kegiatan : Kegiatan dilaksanakan di Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
di Kota Pontianak
Tujuan : 1. Menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Petugas Teknis
Perlindungan yang akan dilaksanakan padaTahun 2014
2. Meningkatkan pengetahuan petugas teknis perlindungan
mengenai Analisis Beban Kerjadan Evaluasi Jabatan
Metode : Metode yang digunakan adalah metode diskusi dan simulasi
Hasil kegiatan : • Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 27 s.d. 28 Februari 2013
Diikuti oleh 40 (empat puluh) orang petugas perlindungan
perkebunan lingkupBalaiProteksiTanaman Perkebunan
Pontianak
• Dalam pertemuan ini disampaikan 9 (Sembilan) materi
48
dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 17 (tujuh belas) jam
pelajaran.
• Nara sumber yang menyampaikan materi adalah Kepala
Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Barat, Ir. Hiarlsolih,
MM ; Kepala Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak,
Ir. Sajarwadi ; Kepala Sub Bagian Tata Usaha Samin
Samsudin, SP ; Kepala Seksi Pelayanan Teknis Ir. Hj Evy
Taviana PS, MSi ; Kepala Seksi Data dan Informasi G. Lulus
PH, SSi, MP; Kepala Seksi Jaringan Laboratorium, Sunarti,
SP ; Koordinator Pejabat Fungisonal Syaifudin, SP dan
Penyelia Lab. Agen Pengendali Hayati Hamdani, STP, MP
• Hasil dari kegiatan ini adalah :
1). Tersusunnya 40 (empat puluh) dokumen Sasaran Kerja
Pegawai (SKP) PetugasTeknis Perlindungan lingkup
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
Pontianak yang pelaksanaannya dimulai tahun2014
2). Tersusunnya 40 (empat puluh) dokumen Analisis Beban
Kerjadan Evaluasi Jabatan Petugas Teknis Perlindungan
lingkup Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
4. Judul Kegiatan : Kegiatan Dalam Rangka PraAkreditasi Laboratorium
Penguji BPTP Pontianak Tahun 2013
Ketua Pelaksana
Kegiatan
: Sunarti, SP
Lokasi Kegiatan :
Tujuan : 1. Menyusun Dokumen Prosedur (Dokumen Tk. II), Instruksi
Kerja (Dokumen Tk. III) dan Formulir (Dokumen Tk. IV)
2. Melaksanakan penataan laboratorium penguji yang sesuai
standar
3. Membimbing personil laboratorium penguji mengenai
pengolahan data uji Profisiensi/Uji Banding
Metode : Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan, bimbingan
teknik dan workshop
Hasil kegiatan : • Kegiatan PraAkreditasi yang berbentuk pelatihan
danbimbingan teknis berlangsung selama empat hari dari
tanggal 9 Desember 2013 sampai dengan 12 Desember 2013
sedangkan kegiatan yang berbentuk workshop penyusunan
dokumen-dokumen akreditasi berlangsung dari tanggal 16
sampai 20 Desember 2013.
• Materi kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis terdapat 11 (
sebelas) materi dengan jumlah jam sebanyak 32
(tigapuluhdua) jam pelajaran, sedangkan materi worskshop
terdapat 8 (delapan) materi dan disampaikan dalam 32
49
(tigapuluhdua) jam pelajaran.
• Kegiatan diikuti oleh 15 (limabelas) peserta yang terdiri atas
seluruh personil laboratorium BPTP Pontianak dan personil
Sub Laboratorium APH BPTP Pontianak.
• NaraSumber kegiatan adalah :
1. Bapak Prof. Loekas Soesanto, MSc., PhD., Guru Besar
Fakultas Pertanian UniversitasJenderal Sudirman
Purwokerto
2. Ibu Fajarina Budiantari, STP, MSi, Kepala Bidang
Akreditasi Komite Akreditas iNasional
3. Drs. Yoyon Suyono, MT, Manager Mutu Laboratorium
Kalibrasi Balai Riset Standarisasi Industri Pontianak
4. M. Yuspriyanto, Amd., ManajerTeknis Laboratorium
Kalibrasi Balai Riset Standarisasi Industri Pontianak
5. Naomi Nessyana D, MSi, Staf PengajarJurusan Statistik
FMIPA Universitas Tanjungpura Pontianak.
6. Ir.Sajarwadi, Manajer Puncak Laboratorium BPTP
Pontianak
7. Ir. Hj. EvyTaviana PS., MSi, Manajer Mutu
Laboratorium BPTP Pontianak
8. Sunarti,SP , Manajer Teknis Laboratorium BPTP
Pontianak
5. Judul Kegiatan : Uji Pengaruh Kompos Berbahan Aktif Trichoderma
terhadap Patogen Tanaman Perkebunan
Ketua Pelaksana
Kegiatan
: Sunarti, SP
Lokasi Kegiatan : • Kegiatanpembuatankomposdilaksanakan di wilayah UPPT
Toho Kabupaten Pontianak
• Kegiatanpengambilanbuahujidilaksanakan di wilayah UPPT
Singkawang Kota Singkawang
• Kegiatanpengujiandilaksanakan di LaboratoriumJamur
BPTP Pontianak
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh aplikasi kompos kulit buah kakao
dengan aktifator Trichoderma terhadap serangan jamur patogen
tanaman perkebunan.
50
Metode : Pengujian dilaksanakan terhadap buah kakao sehat yang
diketahui bersifat rentan terhadap penyakit busuk buah kakao.
Perlakuan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7
perlakuan dan 4 kali ulangan dengan perlakuan sebagai berikut
:
A : Tanpa kompos kakao
B : Kompos kakao berbahan aktif Trichoderma +
Penicilium
sebanyak 200 gram
C : Kompos kakao berbahan aktif Trichoderma
+ Penicillium sebanyak 100 gram
D : Kompos kakao berbahan aktif Trichoderma +
Penicillium
sebanyak 50 gram
E : Kompos kakao alam sebanyak 200 gram
F : Kompos kakao alam sebanyak 100 gram
G : Kompos kakao alam sebanyak 50 gram
Kompos yang digunakan dalam pengujian adalah kompos yang
mempunyai bahan aktif T.harzianum, T.auroviridae,
Trichodermasppasal Sungai Kunyit , Trichoderma spp isolat
Singkawang dan Penicillium isolat Toho dengan perbandingan
1 : 1 : 1 : 1: 1.
Pengamatan dilaksanakan terhadap :
1. Diameter bercak busuk buah yang terbentuk pada buah
kakao. Pengamatan dilaksanakan setiap hari dan dimulai
pada 1 hari setelah aplikasi (1 STA) selama 14 hari.
Pengukuran bercak yang tidak beraturan dilaksanakan
dengan menggunakan benang. Data hasil pengamatan akan
dilaksanakan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil.
2. Jenis-jenis patogen yang tumbuh pada buah kakao yang
diuji.
Pengamatan dilaksanakan dengan cara mengisolasi jamur
patogen yang tumbuh pada buah pada media yang sesuai
dan melaksanakan identifikasi dengan membandingkannya
dengan literatur yang tersedia.
Hasil kegiatan : 1. Sampai akhir Desember 2013, data yang diperoleh adalah
data panjang diameter bercak pada gejala busuk buah kakao
pada buah yang diaplikasi kompos Trichoderma (dalam
Tabel).
Data ini selanjutnya akan diolah menggunakan statistik dan
apabila berbeda nyata akan diuji menggunakan Uji Beda
Nyata Terkecil pada taraf kepercayaan 95%.
Tabel. Pengamatan diameter gejala Busuk Buah Kakao pada
buah yang diaplikasi kompos pada 14 hari setelah
51
inokulasi (HSI)
Perlakuan
Diameter Gejala Pada Setiap
Ulangan (cm)
Jumlah
(cm)
Rata-
rata
(cm)
I
II III IV
A= Kontrol, tanpa kompos 7.465 6.159 3.925 5.873 23.421 5.855
B=Kompos berbahan aktif
Trichoderma 200 gr 3.513 4.707 1.497 4.689 14.406 3.602
C=Kompos berbahan aktif
Trichoderma100 gr 6.118 5.185 4.802 5.822 21.926 5.482
D=Kompos berbahan aktif
Trichoderma 50 gr 2.046 4.798 2.925 3.294 13.062 3.266
E=Kompos alam 200 gr 4.559 4.659 1.715 4.539 15.472 3.868
F=Kompos alam 100 gr 3.461 3.772 3.429 5.497 16.158 4.040
G=Kompos alam 50 gr 6.325 4.682 5.158 3.642 19.807 4.952
2. Data-data jenis patogen yang tumbuh pada buah uji, belum
dapat ditampilkan karena masih dilaksanakan isolasi dan
identifikasi di laboratorium.
6. Judul Kegiatan : Kegiatan Pelayanan Klinik Tanaman Perkebunan Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan
Ketua Pelaksana Kegiatan
: Sunarti, SP
Tujuan Kegiatan : Melaksanakan kegiatan klinik sebagai pintu masuk pelayanan
publik BPTP Pontianak
Metode : Konsultasi dan pengujian laboratorium
Lokasi pelaksanaan kegiatan
: Balai Proteksi Tanaman Perkebunan dan tempat lain di lingkup
Kalimantan Barat yang memerlukan pelayanan klinik
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
: • Klinik Tanaman Perkebunan Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak sampai akhir Desember 2013 melayani
lebih dari 100 orang pelanggan (data-data pelanggan ada pada
lampiran).
• Pelayanan yang telah dilaksanakan klinik padaTahun 2013
berupa:
1. Konsultasi teknis OPT (karet,kelapa, kelapa sawit,
kakao) sebanyak 14 kasus
2. Uji kualitas agens hayati sebanyak 5 kali
3. Studi banding dinas propinsi/kab./kota 2 kali
4. Studi banding petani perserta SLPHT karet sebanyak 2
52
kali
5. Mahasiswa magang sebanyak 12 orang
6. Penjajagan penelitian dan skripsi 4 kali
7. Konsultasi teknis laboratorium Identifikasi OPT dan
Laboratorium APH sebanyak 8 kali
• Selain melaksanakan pelayanan langsung di ruang konsultasi
klinik, Klinik Tanaman juga melaksanakan pelayanan
konsultasi melalui telepon dan surat menyurat. Pada tahun
2013, terdapat 2 (dua) pelanggan yang meminta pelayanan
klinik melalui telepon dan 1 (satu) pelanggan meminta
pelayanan konsultasi melalui surat menyurat.
Pada tahun 2012, pelanggan klinik yang datang secara
langsung ada 15 pelanggan sedangkan pada tahun 2013
jumlah pelanggan meningkat sebesar 7 kali lipat menjadi 103
pelanggan Hal ini menandakan bahwa klinik tanaman
perkebunan sebagai pintu masuk pelayanan publik di Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan sudah mulai dikenal
masyarakat.
• Saat ini diperlukan pembenahan pelayanan ke klinik di dalam
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak supaya dapat
meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan
• Banyaknya pelanggan yang memerlukan layanan konsultasi
tentang pengendalian OPT menjadi tanda bahwa masih
diperlukannya petugas harian piket klinik yang bertugas
melaksanakan pelayanan konsultasi klinik walaupun
keberadaan petugas tidak selalu berada di ruangkonsultasi
klinik.
• Petugas piket diharapkan selalu siap dipanggil apabila ada
pelanggan yang memerlukan pelayanan konsultasi.
• Petugas yang harus selalu berada di ruang klinik adalah
Petugas Pelaksana Harian yang bertugas sebagai menerima
tamu, menerima contoh (sampel) dan memanggil petugas
piket apabila ada klien datang yang memerlukan konsultasi
• Klinik tanaman perkebunan BPTP Pontianak memerlukan alat
komunikasi (bisa telpon atau intercom) yang tersambung
keruangan Struktural, ruangan Penyelia Laboratorium APH
dan Identifikasi OPT serta ruang staf Laboratorium APH dan
Identifikasi OPT. Hal ini diperlukan untuk memanggil
petugas piket apabila ada pelanggan yang datang
berkonsultasi ke klinik.
7. Judul Kegiatan : Pengamatan, Inventarisasi dan Identifikasi OPT Penting
Perkebunan
Tujuan Kegiatan : Memonitor perkembangan dan penyebaran OPT pada setiap
komoditi utama di wilayah Provinsi Kalimantan Barat;
53
Menganalisa kehilangan hasil tanaman perkebunan akibat
serangan OPT; membina petugas agar mau dan mampu
melakukan pengamatan secara kontinyu dan mendapatkan hasil
pengamatan yang akurat untuk dilaporkan ke BPTP dan instansi
terkait
Ketua Pelaksana : Gabriel Lulus, SSi, MP
Kordinator
Kegiatan
: Kepala Seksi Data Informasi
Waktu Pelaksana : Januari s.d Desember 2013
Hasil Pelaksanaan
Kegiatan
: Kegiatan monitoring dilakukan oleh petugas Unit Pembinaan
Perlindungan Tanaman (UPPT) BPTP Pontianak. Hasil
pengamatan kemudian disampaikan kepada Kepala BPTP
Pontianak, dengan tembusan kepada Kepala Dinas yang
membidangi perkebunan di wilayah kerja masing-masing
UPPT. Laporan monitoring kemudian akan direkapitulasi oleh
Tim Pengolah Data Monitoring OPT BPTP. Hasil rekapitulasi
monitoring OPT pada Triwulan IV tahun 2013 adalah sebagai
berikut
Fluktuasi serangan OPT penting pada setiap komoditas perkebunan pada
per triwulan adalah sebagai berikut:
54
Gambar : Fluktuasi luas serangan OPT Penting tanaman kelapa triwulan I
s.d IV tahun 2013
Gambar : Fluktuasi luas serangan OPT Penting tanaman karet triwulan I s.d
IV tahun 2013
Oryctes
Ulat Pemakan Daun
0
1000
2000
3000
4000
TW1TW2
TW3TW4
Luas
Se
ran
gan
(H
a)
Triwulan
Oryctes
Plesispa
Ulat Pemakan Daun
Gugur Daun Karet
Jamur Akar PutihJamur Upas
Bid.SadapCaptothermes
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
TW1 TW2 TW3TW4
Luas
Se
ran
gan
Triwulan
Gugur Daun Karet
Jamur Akar Putih
Jamur Upas
Bid.Sadap
Captothermes
55
Gambar : Fluktuasi luas serangan OPT Penting tanaman lada triwulan I s.d
IV tahun 2013
Gambar. Fluktuasi luas serangan OPT Penting tanaman kakao triwulan I s.d
IV tahun 2013
Phytophora capsiciDasynus piperis
Diconocoris…Lophobaris piperis
Septobacidium sp)Penyakit kuningJAP Lada
0
500
1000
1500
2000
TW1 TW2 TW3 TW4
Luas
(H
a)
Triwulan
Phytophora capsiciDasynus piperisDiconocoris hewettiLophobaris piperisSeptobacidium sp)Penyakit kuningJAP Lada
PBK
Helopeltis
Phytopthora
0
200
400
600
800
1000
1200
TW1TW2
TW3TW4
Luas
(H
a)
Triwulan
PBK
Helopeltis
Phytopthora
56
Gambar. Fluktuasi luas serangan OPT Penting tanaman kopi triwulan I s.d
IV tahun 2013
Seksi Data Informasi juga mengelola data AWS (Automatic Weather
System) yang berupa data-data iklim mulai dari temperatur, curah hujan,
kecapatan angin dll. Seri data yang dtersebut membantu dalam melihat
potensi terjadinya serangan OPT pada tahun-tahun yang akan datang. Data
AWS yang diperoleh dari Stasiun Telemetri BPTP Pontianak adalah
sebagai berikut:
Hypothenemus
200
210
220
230
240
TW1TW2
TW3TW4
Luas
(H
a)
Triwulan
Hypothenemus
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan Januari 2013
Temperatur rata-rata (⁰C)Kelembapan rata-rata (%)Curah Hujan (mmper Hari)Kecepatan Angin(Mil per Jam)Radiasi (Watt perm²)
57
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan Pebruari 2013
Temperatur rata-rata (⁰C)Kelembapan rata-rata(%)CurahHujan (mmper hari)
0.010.020.030.040.050.060.070.080.090.0
100.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan Maret 2013
Temperatur rata-rata (⁰C)
Kelembapanrata-rata (%)
Curah Hujan(mm per Hari)
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan April 2013
Temperatur rata-rata (⁰C)
Kelembapanrata-rata (%)
Curah Hujan(mm per hari)
KecepatanAngin (Milper Jam)Radiasi (Wattper m²)
58
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan Mei 2013
Suhu rerata (⁰C)
Kelembaban rerata(%)
Curah hujan (mmper hari)
Radiasimatahari(watt/m2)
Kecepatan angin(mil per jam)
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan Juni 2013
Suhu rerata (⁰C)
Kelembaban rerata(%)
Curahhujan(mm perhari)
0.020.040.060.080.0
100.0120.0140.0160.0180.0200.0220.0240.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan Juli 2013
Suhu rerata (⁰C)
Kelembabanrerata (%)
Curah hujan(mm per hari)
59
0.020.040.060.080.0
100.0120.0140.0160.0180.0200.0220.0240.0260.0280.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan Agustus 2013
Suhu rerata (⁰C)
Kelembabanrerata (%)
Curah hujan (mmper hari)
Radiasimatahari(watt/m2)
0.020.040.060.080.0
100.0120.0140.0160.0180.0200.0220.0240.0260.0280.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan September 2013
Suhu rerata (⁰C)
Kelembaban rerata (%)
Curah hujan(mm perhari)Radiasimatahari(watt/m2)
0.020.040.060.080.0
100.0120.0140.0160.0180.0200.0220.0240.0260.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Nila
i
Tanggal
Grafik Fluktuasi Cuaca pada Bulan Oktober 2013
Suhu rerata (⁰C)
Kelembabanrerata (%)
Curah hujan (mmper hari)
60
Sebaran serangan OPT Perkebunan pada Triwulan IV Tahun 2013 tergambar
dalam peta sebagai berikut:
0.0020.0040.0060.0080.00
100.00120.00140.00160.00180.00200.00220.00240.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Nila
i
Tanggal
GRAFIK FLUKTUASI CUACA PADA BULAN NOVEMBER 2013
Suhu rerata (⁰C)
Kelembaban rerata (%)
Curah hujan(mm perhari)Radiasimatahari(watt/m2)
0.0020.0040.0060.0080.00
100.00120.00140.00160.00180.00200.00220.00240.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Nila
i
Tanggal
GRAFIK FLUKTUASI CUACA PADA BULAN DESEMBER 2013
Suhu rerata (⁰C)
Kelembabanrerata (%)
Curah hujan(mm perhari)Radiasimatahari(watt/m2)Kecepatanangin (milper jam)
61
Gambar. Peta sebaran OPT penting kakao Triwulan IV tahun 2013
Gambar. Peta sebaran OPT penting karet Triwulan IV tahun 2013
62
Gambar. Peta sebaran OPT penting kelapa sawit Triwulan IV tahun
2013
Gambar. Peta sebaran OPT penting kelapa Triwulan IV tahun 2013
63
Gambar. Peta sebaran OPT penting lada Triwulan IV tahun 2013
Gambar. Peta sebaran OPT penting tanaman kopi Triwulan IV tahun
2013
8. Judul Kegiatan : Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan Leaflet/Brosur, Poster,
Banner dan Buletin
64
Ketua Pelaksana : Gabriel Lulus, SSi, MP
Waktu Pelaksana : Januari s.d 2013
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
: Pada tahun 2013 ini diterbitkan 6 edisi buletin, 3 banner, 2
judul poster dan 1 judul leaflet/brosur. Buletin yang diterbitkan
adalah sebagai berikut:
Gambar. Halaman depan Buletin Perlindungan terbitan Februari dan Mei 2013
Gambar. Halaman depan Buletin Perlindungan terbitan Juni dan Agustus 2013
65
Gambar. Halaman depan Buletin Perlindungan terbitan Oktober dan Desember
2013
9. Judul Kegiatan : Pengelolaan Website BPTP Pontianak
Ketua Palaksana : Gabriel Lulus, SSi, MP
Tujuan Kegiatan : Berita-berita yag diunggah melalui website BPTP Pontianak
adalah berita-berita yang dimuat di dalam Bulletin
Perlindungan. Selain itu, beberapa artikel lain yang diunggah
adalah
Waktu Pelaksana : Januari s.d Desember 2013
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
:
Tabel. Berita-berita yang diunggah melalui Website BPTP Pontianak Tahun 2013
No
Tanggal/
Bln Judul Tulisan Penulis
1. 04 Feb The Role of Trichoderma spp on as Natural
Decomposting Agent
Erwin Irawan
Permana, SP
TEMU KOORDINASI PENGELOLA SISTEM
APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN
Alexander Fleming S.
Uji Formulasi Trichoderma Akhmad Faisal Malik, SP
2. 08 Feb Cordyceps Erwin Irawan
Permana, SP
Sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor
68 Tahun 2012
Alexander Fleming S.
66
1 2 3 4
3. 15 Feb PELAYANAN KLINIK TANAMAN BPTP
PONTIANAK
Erwin Irawan
Permana, SP
Eksplorasi Antagonis Penyakit Penting
Tanaman Karet
Akhmad Faisal Malik, SP
RAPAT KORDINASI TIM SPI BPTP
PONTIANAK
Alexander Fleming S.
4. 22 Feb Pengaruh Perlakuan PHT Terhadap Berat Biji
Kering Kakao
Erwin Irawan
Permana, SP
5. 01 Maret Ganggang Pirang Erwin Irawan
Permana, SP
6. 08 Maret Berita Duka (Alm) Ibu Asdiahani Alexander Fleming S.
7. 18 Maret Simbiosis Serangga dan Jamur Erwin Irawan
Permana, SP
Kendala updating website ini adalahadanya perbaikan secara keseluruhan website
induk (Direktorat Jenderal Perkebunan), sehingga beberapa artikel yang sudah
diunggah sebelumnya tidak dapat diakses kembali oleh pengguna.
10. Judul Kegiatan : Pelaksanaan Pameran
Ketua Pelaksana : Gabriel Lulus P.H, S. Si, MP
A. Pameran Daerah (PEDA IX) di Kabupaten
Bengkayang
Pekan Daerah (PEDA) Pertemuan Kontak Tani Nelayan
Andalan (KTNA) Tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2013 merupakan wahana bagi para Petani – Nelayan
Kalimantan Barat untuk melaksanakan Konsolidasi,
Pengembangan Diri, Tukar menukar informasi, Apresiasi,
Kemitraan dan Promosi Hasil Pertanian dan Perikanan yang
diselenggarakan secara teratur dan berkelanjutan. Melalui
PEDA IX KTNA Tahun 2013, Petani – Nelayan
berkesempatan untuk melakukan kegiatan pembelajaran
dalam upaya memperkuat Kepemimpinan Agribisnis di
Tingkat Petani – Nelayan.
Penyelenggaraan kegiatan PEDA IX KTNA Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2013 dilaksanakan selama 4
67
(empat) hari efektif yaitu pada Tanggal 29 April – 2 Mei
2013 yang dipusatkan di Komplek Kantor Satu Atap Bupati
Bengkayang.
Kegiatan PEDA kali ini difokuskan pada 5 (lima) Bidang
Kegiatan yaitu :
1. Upacara dan apresiasi,
2. Kepemimpinan dan Kemandirian KTNA,
3. Kemitraan Usaha dan Jaringan Informasi Agribisnis,
4. Pengembangan Teknologi dan Kualitas Produksi
Agribisnis, dan
5. Pengembangan Wirausaha Petani – Nelayan dan
Kesadaran Lingkungan. Kegiatan Pameran merupakan
sub bagian dari bidang kemitraan usaha dan jaringan
informasi agribisnis, lebih tepatnya bernama kegiatan
Pameran dan promosi/lomba stand
Tujuan kegiatan ini adalah :
Kegiatan yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan
wawasan, pengetahuan kepada masyarakat Bengkayang
khususnya, Prop Kalbar pada umumnya sehingga hasil
produksi unggulan daerah yang dipamerkan dapat
dilaksanakan oleh masyarakat melalui kelompok –
kelompok tani, kader – kader petani muda sehingga
produksi – produksi pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan serta produk – produk lain dapat memberikan
kesejahteraan bagi masyarakat pada umumnya.
Materi yang ditampilkan BPTP Pontianak pada pameran
PEDA-KTNAadalah :
1.
2.
Demo teknologi perlindungan tanaman (trap
feromon, infus akar, injeksi batang, perbanyakan
parasitoid, perbanyakan jamur antoagonis dan
entomopatogen
Lembar publikasi teknologi perlindungan tanaman
perkebunan
Stand BPTP menampilkan berbagai hasil pengkajian
teknologi pertanian dalam bentuk leaflet, poster, video,
display pembuatan jamur antagonis dan entomopatogen,
beserta informasi kegiatan BPTP yang saat ini sedang
dilaksanakan. Leaflet yang disediakan berisi informasi
teknologi pertanian diantaranya Pengenalan dan
Pengendalian Hama dan Penyakit utama tanaman
perkebunan, PHT OPT Penting tanaman
perkebunan,kegiatan BPTP yang sedang dilaksanakan
68
(demplot spesifik lokasi) tertuang dalam bentuk poster.
Penggunaan perangkap feromon untuk hama kumbang
kelapa, penggerek buah kakao, pembuatan agens hayati
(jamur entomopatogen dan antagonis),perbanyakan
parasitoid kumbang janur kelapa, infus akar, injeksi batang
dan lain-lain.
Pengunjung yang datang berasal dari kalangan petani
KTNA, pegawai instansi peserta PEDA, pelajar, dan
masyarakat sekitar.Pengunjung merasa puas dengan
adanya PEDA karena mendapatkan banyak informasi
mengenai hasil-hasil pengembangan perlindungan
perkebunan.
Pameran pada PEDA ini dapat menjadi ajang diseminasi
bidang perlindungan unggulan BPTP yang secara
langsung dapat diadopsi oleh pengguna
Seluruh bahan yang dipamerkan oleh stand BPTP
Pontianak merupakan hal yang menarik bagi pengunjung.
Para pelajar banyak yang bertanya dan memperoleh
pembelajaran tentang perlindungan perkebunan.
Gambar . Lokasi Stand BPTP Pontianak pada PEDA
KTNA IX Bengkayang
69
Gambar . Stand BPTP Pontianak pada PEDA KTNA
IX Bengkayang
Gambar . Stand BPTP Pontianak pada PEDA KTNA
IX Bengkayang
70
Gambar .Kunjungan siswa-siswi ke stand pameran
BPTP Pontianak
Gambar .Kunjungan masyarakat ke stand pameran
BPTP Pontianak
B. Peringatan Hari PERTASIKENCANA
Tema yang diangkat pada kegiatan peringatan kali ini
adalah : ” “Melalui Gerakan Terpadu Kalimantan Barat
(GARDU KALBAR): Kita Wujudkan Kemandarian
Pangan, Keluarga Bahagia,Masyarakat Sejahtera serta
Hutan dan Lingkungan Lestari ”.
71
Acara yang dilaksanakan pada peringatan hari-hari
tersebut meliputi : Temu Wicara,Pameran Pembangunan
Penanaman Pohon, Lomba Cipta Menu Beragam,
Bergizi,Seimbang dan Aman (B2SA),Gelar
Tekologi/festival Karya Penyuluh Pertanian, Workshop
dan Sosiallisasi, Donor Darah dan Pelayanan KB, Bazar
dan Pasar Tani, Camping Campus, Jalan Sehat dan
Hiburan Rakyat.
Temu Wicara adalah dialog antara peserta Peringatan Hari
Krida Pertanian, Hari Koperasi, Hari Keluarga, Hari
Lingkungan Hidup, Hari Pangan Sedunia dan Hari
Menanam Pohon Indonesia serta Pesta Petani Tingkat
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 dengan Gubernur
Kalimantan Barat dalam rangka mempersiapkan aparatur
daerah sebagai pendamping petani dan masyarakat yang
professional, berkualitas, handal, mampu mengembangkan
manajemen usahatani dan organisasi bisnis, koperasi, KB,
dan Lingkungan Hidup. Kegiatan dilaksanakan pada
tanggal 1 Juli 2013 di Auditorium Universitas Tanjungpura
Pontianak, Kalimantan Barat.
Pameran Pembangunan
Pameran pembangunan adalah peragaan (display) secara
utuh tetang keberhasilan penyelenggaraan pembangungan
pertanian, koperasi, KB, ketahanan pangan dan
Lingkungan Hidup serta kehutanan dan lain-lain yang telah
dicapai oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta
BUMN/BUMD di Kalimantan Barat. Kegiatan
dilaksanakan pada tamggal 1-4 Juli 2013.
Pameran dilaksanakan di Tenda Pameran Komplek
72
Auditorium Universitas Tangjungpura
Pontianak,Kalimantan Barat. Panitia Daerah menyediakan
stand pameran dengan ukuran 3 X 3 meter untuk instansi
pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Perbankan, dan
BUMN/BUMD, serta stand ukuran 5 X 5 m untuk
pemerintah kabupaten/kota. Stand pameran dilengkapi
meja, kursi dan listrik.
Materi yang ditampilkan BPTP Pontianakpada pameran
PEDA-KTNAadalah :
1.
Demo teknologi perlindungan tanaman (trap
feromon, infus akar, injeksi batang,
perbanyakan parasitoid, perbanyakan jamur
antagonis dan entomopatogen)
2. Lembar publikasi teknologi perlindungan
tanaman perkebunan
Partisipasi BPTP Pontianak
Salah satu misi keikutsertaan Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan Pontianak dalam Pameran Pertasikencana dan
Pestani ini adalah mendiseminasikan inovasi perlindungan
perkebunan unggulan spesifik Kalimantan Barat.
Stand BPTP menampilkan berbagai hasil pengkajian
teknologi pertanian dalam bentuk leaflet, poster, video,
display pembuatan jamur antagonis dan entomopatogen,
beserta informasi kegiatan BPTP yang saat ini sedang
dilaksanakan. Leaflet yang disediakan berisi informasi
teknologi pertanian diantaranya Pengenalan dan
Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Tanaman
Perkebunan, PHT OPT Penting Tanaman Perkebunan,
kegiatan BPTP yang sedang dilaksanakan (demplot
spesifik lokasi) tertuang dalam bentuk poster. Penggunaan
perangkap feromon untuk hama kumbang kelapa,
penggerek buah kakao, pembuatan agens hayati (jamur
entomopatogen dan antagonis),perbanyakan parasitoid
kumbang janur kelapa, infus akar, injeksi batang dan lain-
lain.
Pengunjung yang datang berasal dari kalangan petani,
Babinsa di wilayah perbatasan Kalimantan Barat pegawai
instansi peserta Pameran Pertasikencana dan Pestani,
pelajar, dan masyarakat sekitar.Pengunjung merasa puas
dengan adanya Pameran Pertasikencana dan Pestani karena
mendapatkan banyak informasi mengenai hasil-hasil
73
pengembangan perlindungan perkebunan.
Pameran pada Pameran Pertasikencana dan Pestani ini
dapat menjadi ajang diseminasi bidang perlindungan
unggulan BPTP yang secara langsung dapat diadopsi oleh
pengguna
Seluruh bahan yang dipamerkan oleh stand BPTP
Pontianak merupakan hal yang menarik bagi pengunjung.
Para pelajar banyak yang bertanya dan memperoleh
pembelajaran tentang perlindungan perkebunan.
Gambar. Stand BPTP Pontianak pada Pameran
Pertasikencana dan Pestani
Gambar. Kunjungan peserta pameran Pertasikencana
dan Pestani di Stand BPTP Pontianak
74
Gambar.Petugas BPTP Pontianak menjelaskan
manfaat dan cara pembuatan perangkap
feromon kepada peserta pameran
Pertasikencana dan Pestani di Stand BPTP
11. Judul Kegiatan : Kegiatan Pameran Hari Perkebunan Ke-56
Lokasi : Kebun Tlogo Plantation Resort, Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang
Tema : Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan dan Pencapaian
Swasembada Gula untuk Mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat“
Waktu : 8-10 Desember 2013
Jawa Tengah menjadi tuan rumah penyelenggaraan Hari
Perkebunan ke 56, dan puncaknya dilaksanakan pada 8-10
Desember 2013, di kebun Tlogo Plantation Resort, Kecamatan
Tuntang, Kabupaten Semarang. Acara puncak ditandai dengan
dibukanya pameran perkebunan, pada 8 Desember 2013, yang
melengkapi rangkaian acara Hari Perkebunan ke 56.
Tema Hari Perkebunan 2013 “Pembangunan Perkebunan
Berkelanjutan dan Pencapaian Swasembada Gula untuk
Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat“. Pembukaan acara ini
oleh Gubernur Jawa Tengah yang diwakili oleh Asisten Kesra
Setda Pemprov. Jawa Tengah, Ir. Djoko Sutrisno, M.Si.
Dalam sambutannya, Asisten Kesra Setda Pemprov Jateng
menyampaikan bahwa Kegiatan pameran pembangunan
merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dan stakeholder tentang produk perkebunan
utamanya produk unggulan yang ada di Jawa Tengah. Pada
kesempatan tersebut, juga diingatkan kepada masyarakat
75
perkebunan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani
dan melibatkan masyarakat sekitar perkebunan dalam
mengelola perkebunan, dan meningkatkan semangat untuk
menumbuhkan usaha baru bidang perkebunan.
Menurut Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha, Ditjen
Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Ir. Rachmi
Nurbahar, M. Sc pameran ini diikuti lebih dari 80 peserta yang
berasal dari instansi, perusahaan, komunitas, yang bergerak di
bidang perkebunan. Berbagai produk olahan dari komoditas
perkebunan dapat dijumpai dalam pameran ini, seperti kopi,
teh, kakao dan obat herbal.
Petani Berprestasi
Dalam kegiatan ini, diserahkan penghargaan kepada 19 petani
berprestasi dalam bidang perkebunan dari seluruh Indonesia.
Penghargaan disampaikan secara langsung oleh Dirjen
Perkebunan, Kementan, Ir. Gamal Nasir MSc. "Dengan
penghargaan ini kami berterima kasih kepada petani yang telah
bekerja keras dan berhasil meraih sukses dalam bidang
perkebunan, baik itu untuk karet, sawit, merica, dan lain
sebagainya", demikian salah satu pernyataan Dirjen
Perkebunan pada saat pemberian penghargaan.
Partisipasi BPTP Pontianak
Peserta pameran yang mencapai 100 stand, termasuk BPTP
Pontianak. Stand BPTP Pontianak menampilkan media cetak
diantaranya, leaflet, brosur, dan buku saku, poster juga media
elektronik berupa pemutaran VCD. Selain itu ada juga produk
BPTP Pontianak berupa agens hayati Trichoderma sp,
Metarhiziumanisopliae, Beauveria bassiana, nematoda, yang
cukup menarik peminat pengunjung pameran.
Gambar.Baliho selamat datang Peringatan Hari Perkebunan ke-
56 di Jawa Tengah
76
Gambar. Stand BPTP Pontianak pada kegiatan Pameran Hari
Perkebunan ke-56 di Jawa Tengah
12. Judul Kegiatan : Penataan Koleksi Buku Perpustakaan
Ketua Pelaksana : Gabriel Lulus, Ssi, MP
Tujuan Kegiatan : Menyiapkan bahan-bahan bacaan sebagai referensi dalam
pelaksanaan kegiatan teknis maupun kegiatan rutin BPTP baik
buku-buku textbook maupun jurnal dari internet; Menata
koleksi pustaka yang ada sehingga memudahkan pengguna
perpustakaan.
Waktu Pelaksanaan
: Januari s.d Desember 2013
Progres Kegiatan : Sudah dilakukan pendataan ulang dan pengkodean koleksi
pustaka yang ada; diperoleh jurnal-jurnal penelitian yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan Laboratorium BPTP
Pontianak. Sedang dilakukan proses scanning BO-PHT yang
ada di perpustakaan guna melayani permintaan BO-PHT
berbagai komoditi oleh konsumen/instansi terkait. Proses
scanning diutamakan untuk pustaka-pustaka yang sudah
terbatas dalam jumlah.
Pembuatan katalog digital menggunakan program/aplikasi
komputer dilakukan secara bertahap. Pembuatan Katalog ini
bertujuan untuk mempermudah pengunjung perpustakaan
menemukan buku pustaka yang akan dibaca/dipinjam.
Koleksi buku-buku perpustakaan akan disusun kembali
menggunakan kode/nomenklatur katalog standar, terkait
dengan pengelolaan Informasi Data terbuka dan tertutup.
77
13. Judul Kegiatan : Perbanyakan dan Penyebaran Agens Hayati di LUPH
Ketua Pelaksana : Rahidi.
Jadwal Kegiatan
: Pelaksanaan kegiatan perbanyakan dan penyebaran agens
hayati di Laboratorium Agens Pengendalian Hayati T.A. 2013
dimulai dari Bulan Pebruari 2013 sampai dengan Desember
2013. Jadwal kegiatan selengkapnya termuat pada Tabel 1
(Lampiran)
Koordinator
Kegiatan
: Kepala Seksi Jaringan Laboratorium
Tujuan Kegiatan : Pelaksanaan kegiatan perbanyakan dan penyebaran agens
hayati di LUPH T.A. 2013bertujuan untuk :
1. Memperbanyak dan menyebarkan agens hayati untuk OPT
yang intensitas serangannyameperlihatkan kenaikan.
2. Memasyarakatkan penggunaan agens hayati untuk
pengendalian OPT di tingkat petani.
3. Menyediakan stok beberapa jenis agens hayati
dilaboratorium
4. Memotivasi petugas dan petani untuk meningkatkan
aktivitas kegiatan perbanyakan sederhana, dan pengendalian
dengan agens hayati.
Lokasi Kegiatan
- Perbanyakan starter agens hayati dilakukan di Laboratorium
Agens Pengendalian Hayati BPTP Pontianak
- Perbanyakan Agens Hayati Metarizium anisopliae
dilakukan di laboratorium BPTP Pontianak.
- Penyebaran agens hayati dilakukan di Kabupaten Kubu
Raya, Kabupaten Landak dan Kabupaten Ketapang.
Metode Kegiatan : Perbanyakan semua jenis agens hayati menggunakan metode
perbanyakan yang sudah dibakukan oleh Laboratorium BPTP
Pontianak, Kalimantan Barat. Tahap-tahap pelaksanaan
kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Tahap persiapan kegiatan meliputi penyusunan juklak,
pengadaan bahan, pembuatan starter, penentuan calon
petani dan calon lokasi (CP/CL), dan pemantapan lokasi.
b. Persiapan dimulai dari Bulan Pebruari sampai dengan
Bulan April 2013.
2. Pelaksanaan kegiatan
a. Pada tahap pelaksanaan kegiatan perbanyakan massal
agens hayati dilakukan di laboratorium APH.
b. Pengamatan awal (persentase serangan, intensitas
serangan) aplikasi agens hayati oleh petani dan evaluasi
terhadap hasil aplikasi.
c. Perbanyakan agens hayati M. anisopliae, pada tahap ini,
kegiatan dilakukan di lab APH.
➢ Perbanyakan Agens Hayati di Laboratorium
78
Jenis agens hayati akan diperbanyak dalam bentuk
biakan murni dan starter, peremajaan agens hayati
dilakukan paling lama satu tahun satu kali
Jenis agens hayati yang diperbanyak adalah sebagai berikut:
1. Biakan murni *)
- M. anisopliae : 20 tabung rekasi
- B. bassiana ; 10 tabung rekasi
- T. harzianum : 10 tabung rekasi
- T. harzianum (BLTI I) : 10 tabung rekasi
- T. koningii : 10 tabung rekasi
2 Starter
- M. anisopliae : 60 kg
- Trichoderma sp 15 kg
*) Keterangan:
Jumlah stok minimum di laboratorium, dan akan dilakukan
pemurnian ulang secaraberkala
Selama kegiatan perbanyakan dan penyebaran
dilakukan pembinaan kepada petani / kelompok tani
mengenai pengenalan dan siklus hidup hama kumbang
kelapa O rhinoceros, serta penggunaan agens hayati
berupa M. anisopliae untuk mengendalikan hama
kumbang kelapa.
Jumlah M. anisopliae yang diproduksi adalah 60 kg,
dan Trichoderma sp sebanyak 15 kg dibuat di
Laboratorium APH BPTP Pontianak, Kalimantan
Barat. Trichoderma dibuat sebagai stok dan dapat
digunakan apabila diperlukan untuk pengendalian.
➢ Penyebaran
Hasil perbanyakan agens hayati berupa M. anisopliae
akan diaplikasikan di kebun milik petani
- Lokasi penyebaran : Kebun petani di wilayah di
Kabupaten Kubu Raya,
Kabupaten Landak, dan
Ketapang.
- Komoditi sasaran : Tanaman Kelapa
- OPT sasaran : Hama kumbang kelapa Oryctes
rhinoceros
- Tempat penyebaran : Sarang-sarang hama kumbang
kelapa (tunggul kelapa melapuk,
tumpukan serbuk gergaji, ampas
sagu, kotoran hewan, sekam,
sabut yang melapuk)
- Bentuk penyebaran : Sosialisasi dan demplot
- Luas Demplot : 2 Ha.
➢ Aplikasi :
79
- Aplikasi M. anisopliae dilakukan pada sarang-
sarang alami di sekitar kebun kelapa.
- Cari sarang-sarang kumbang kelapa (Oryctes
rhinoceros) seperti pohon kelapa yang sudah
melapuk, serbuk gergaji, sekam padi, ampas sagu,
sabut kelapa, kotoran hewan, kemudian taburkan
formulasi Metharrizium anisopliae dengan dosis 20
gr/m2 sarang.
d. Pengamatan :
Kegiatan pengamatan dilakukan bersama-sama, oleh
petani dan petugas UPPT. Pada kegiatan pengamatan
setiap petani / kelompok tani melakukan pengamatan,
hal ini bertujuan supaya petani dapat mengetahui ciri-ciri
tanaman sebelum aplikasi dan perubahan-perubahan
yang terjadi setelah aplikasi M. anisopliae pada hama
kumbang kelapa (O. rhinoceros)
Pengamatan awal pada sarang-sarang O. rhinoceros
dilakukan sebelum aplikasi Metarrhizium anisopliae.
Sedangkan pengamatan akhir pada sarang-sarang O.
rhinoceros dilakukan setelah aplikasi dan diamati jumlah
total larva yang sehat, yang terinfeksi maupun yang mati
akibat terinfeksi M. anisopliae
e. Evaluasi
i. Evaluasi sosialisasi terhadap petani peserta Evaluasi
dilakukan terhadap respon petani terhadap
pemanfaatan agens hayati untuk pengendalian hama
penyakit di lapangan. Evaluasi dilakukan dengan
melihat petani yang berpartisipasi mulai kegiatan
pertemuan, penyebaran/aplikasi dan kegiatan evaluasi.
ii. Evaluasi efektifitas Metarrhizium anisopliae
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pengendalian hama kumbang kelapa O.
rhinoceros OPT dengan pemanfaatan agens hayati.
Parameter yang diamati; Jumlah larva yang terinfeksi
Metarhizium anisopliae.
Evaluasi untuk menilai hasil pengendalian hama
kumbang kelapa adalah sebagai berikut :
Persentase larva
Terinfeksi
=
Jumlah larva
terinfeksi
Jumlah total larva
X 100 %
iii. Evaluasi Akhir
- Evaluasi dilakukan 3 bulan dan 6 bulan setelah
aplikasi
- Evaluasi dilakukan terhadap efektifitas pemanfaatan
80
agens hayati dan dampak sosialisasi dan demplot
terhadap petani peserta kegiatan sampai dengan
selesainya pelaksanaan kegiatan
3. Petani peserta :
• Peserta kegiatan adalah petani yang tergabung
dalam kelompok tani di sekitar lokasi sosialisasi
dan demplot. Hal ini dilakukan agar petani dapat
mengamati, mengetahui gejala serangan, kondisi
tanaman terserang hama kumbang kelapa, serta cara
aplikasi M. anisopliae.
▪ Kelompok tani binaan UPPT di sekitar wilayah
sosialisasi dan demplot akan diprogramkan untuk
melakukan kunjungan secara periodik ke lokasi
demplot selama kegiatan berlangsung didampingi
oleh petugas UPPT.
Hasil Pelaksanaan : ➢ Penyebaran dilakukan di Dusun Sungai Nipah Desa Sungai
Jawi Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang
dalam bentuk demplot.
➢ Penyebaran dilakukan di Desa Amboyo Kecamatan
Ngabang Kabupaten landak dalam bentuk penyebaran rutin.
➢ Penyebaran dilakukan di Dusun Parit Madura Desa Madura
Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya dalam
bentuk penyebaran rutin.
14. Judul Kegiatan : Ekplorasi Musuh Alami OPT Penting Tanaman Lada T.A
2013
Jadwal Kegiatan : Februari s/d Desember 2013
Ketua Pelaksana : Gandung Widyantoro, SST.
Tujuan Kegiatan : • Untuk mengetahui berbagai musuh alami yang ada di areal
pertanaman lada di sentra lada Kalimantan Barat.
• Untuk memperoleh beberapa musuh alami spesifik lokasi
yang dapat mengendalikan OPT tanaman Lada di
Kalimantan Barat.
Lokasi Kegiatan : Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Pontianak
Metoda Kegiatan Survey dan pengambilan sampel tanah dan berbagai musuh
alami seperti Predator, parasitoid dan entomopatogen yang ada
di kebun lada
Hasil Pelaksanaan Diperoleh musuh alami OPT tanaman lada berupa:
1. Jamur entomopatogen (Beauveria bassiana)
2. Jamur antagonis (Trichoderma spp.)
3. Beberapa jenis predator seperti;
Ordo Odonata
Ordo Orthoptera, Famili, Mantidae
Ordo Araneae, Famili Tetragnathidae
Ordo Diptera, Famili Asilidae
Ordo Hymenoptera, Famili Vespidae, Formicidae
81
Ordo Coleoptera, Famili Cicindelidae, Coccinellidae
Ordo Hemiptera, Famili Reduviidae
Gambar. Predator, laba-laba pada
tanaman lada
Gambar. Predator, belalang sembah
pada daun lada
Gambar. Imago Lopobaris sp terinfeksi
Beauveria bassiana
Gambar. Odonata (predator) pada
tanaman lada
Gambar. Pembuatan koleksi kering
predator
Gambar. Pembuatan koleksi kering
predator
82
Gambar. Koleksi kering lalat Asilidae
Ordo Diptera
Gambar. Koleksi kering Cicindelidae
Ordo Coleoptera
15. Judul Kegiatan : Pemeliharaan Kebun Koleksi Tanaman Perkebunan dan Pestisida Nabati T.A. 2013.
Ketua Pelaksana : Ellyazar, SP.
Metode : Pemeliharaan tanaman koleksi tanaman perkebunan dan pestisida nabati dilaksanakan meliputi pekerjaan : pemangkasan, pengendalian OPT, dan pemupukan.
Tujuan kegiatan : - Memelihara koleksi tanaman perkebunan penting yang
banyak dibudidayakan di wilayah Provinsi Kalimantan
Barat, khususnya tanaman kakao, lada serta tumbuhan
pestisida nabati.
- Memelihara koleksi plasma nutfah tanaman perkebunan
khususnya tanaman kakao, lada, dan tumbuhan pestisida
nabati.
Lokasi : - BPTP Pontianak, Kota Pontianak.
- UPPT Parindu, Kabupaten Sanggau.
- UPPT Beduai, Kabupaten Sanggau.
Hasil Pelaksanaan : Semua tanaman koleksi tanaman perkebunan dan pestisida
nabati di 3 lokasi tersebut dilakukan pemeliharaan rutin yang
meliputi pekerjaan : pemangkasan, pengendalian OPT, dan
pemupukan. Jumlah koleksi tanaman perkebunan dan pestisida
yang tumbuh di setiap lokasi sebagai berikut : Lokasi BPTP
Pontianak (tanaman kakao = pohon, tanaman lada = pohon,
tumbuhan pestisida nabati = pohon); lokasi UPPT Parindu
(tanaman kakao = 139 pohon); dan UPPT Beduai (tanaman
kakao = 89 pohon).
16. Judul Kegiatan : Monitoring Pengendalian Oryctes Dengan Metarhizium
anisopliae Isolat Kalimantan Barat, T.A. 2013
Jadwal Kegiatan : Bulan Maret s/d Desember 2013
Ketua Pelaksana : Gandung Widyantoro, SST.
83
Tujuan Kegiatan : Untuk Mengetahui Efektivitas Formulasi Jamur Metarhizium
anisopliae Isolat Kalimantan Barat terhadap larva Oryctes
rhinoceros pada beberapa sarang alami dan sarang buatan di
lapang.
Lokasi Kegiatan : Wilayah Binaan UPPT Rasau Jaya Kab. Kubu Raya
Wilayah Binaan UPPT Batulayang Kab. Pontianak
Wilayah Binaan UPPT Sungai Kunyit Kab. Pontianak
Wilayah Binaan UPPT Sungai Raya Kab. Bengkayang
Wilayah Binaan UPPT Singkawang Kota Singkawang
Metoda Kegiatan : Perlakuan penaburan formula jamur Metarhizium anisopliae
pada berbagai jenis sarang alami Oryctes rhinoceros
Dosis perlakuan formula jamur Metarhizium anisopliae adalah:
50 gram formula jamur/ m2 sarang alami
Jenis-jenis sarang tersebut adalah :
1. Limbah penggergajian kayu, diulang 5 x
2. Limbah penggilingan padi, diulang 5 x
3. Limbah kandang ternak sapi, diulang 5 x
4. Tunggul/batang kelapa lapuk, diulang 5 x
5. Trapping/ sarang buatan, diulang 5 x
Hasil Pelaksanaan : Rata-rata persen kematian larva terinfeksi jamur Metarhizium
anisopliae pada berbagai jenis sarang adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Limbah penggergajian kayu
Limbah penggilingan padi
Limbah kandang ternak sapi
Tunggul/batang kelapa lapuk
Trapping/ sarang buatan
100 %
99 %
90 %
96 %
96 %
Gambar. Plotting pada limbah ternak
Gambar. Plotting penggergajian kayu
84
Gambar. Pencampuran formula jamur
Gambar. Penaburan formula jamur
Gambar. Pelepasan larva Oryctes sp.
Gambar. Pelepasan larva Oryctes sp.
Gambar. Pengamatan pada tunggul
kelapa
Gambar. Larva mati Metarhizium sp.
17. Judul Kegiatan : Uji Pemanfaatan Jamur Antagonis untuk Pengendalian
Jamur Patogen Pada Tanaman Lada
Ketua Pelaksana : Erwin Irawan Permana, SP
Tujuan Kegiatan
: Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi
jamur antagonis (Trichoderma spp) terhadap pertumbuhan
Jamur Pirang (Septobasidium sp.) pada tanaman lada.
Metode : a. Penentuan lokasi kegiatan
Lokasi kegiatan yang dipilih berdasarkan hasil CPCL
dengan kriteria :
85
- Terdapat serangan penyakit mati ranting Septobasidium
sp
- Serangan masih dalam tahap awal (ringan)
- Luas lahan hamparan minimal 1 hektar
- Mudah dijangkau
- Petani responsife dan bersedia menyebarkan informasi
pengendalian kepada petani lain
b. Rancangan Uji
Rancangan uji menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK), yang terdiri dari delapan macam perlakuan,
dengan 4 kelompok. Tiap perlakuan terdiri dari 3 pohon sampel
sehingga diperlukan pohon sampel sebanyak 6 x 3 x 4 = 72
pohon lada. Keenam macam perlakuan dapat dilihat pada
Tabel.
Tabel. Macam perlakuan
No. Perlakuan Dosis Cara Aplikasi
1. Trichoderma isolat
Septobasidium (A)
150 gr/pohon Penyemprotan
2. Trichoderma isolat
kompos kulit buah
kakao (B)
150 gr/pohon Pemupukan
3. Trichoderma A dan B
(C)
150 gr/pohon Kombinasi
4. Fungisida berbahan
aktif difenokonazol (D)
Sesuai anjuran Penyemprotan
5. Kontrol (air) (E) 150 ml/pohon Penyemprotan
c. Analisis Data
Data hasil uji dianalisis dengan uji ragam (analysis of
variance). Selanjutnya bila terdapat pengaruh yang nyata
berdasarkan uji ragam, untuk melacak perlakuan mana
yang memberikan perbedaan pengaruh yang nyata
tersebut, pengujian dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf nyata 5%.
86
d. Aplikasi Perlakuan
Aplikasi dilakukan secara serempak untuk semua
jenis perlakuan. Sebelum aplikasi perlakuan dilakukan
terlebih dahulu dilakukan pengendalian kutu yang
bersimbiosis dengan jamur Septobasidium sp dengan
menggunakan insektisida racun kontak dan racun lambung.
Aplikasi dilakukan sebanyak 4 kali dengan interval
perlakuan setiap 2-4 minggu.
e. Pengamatan
Mengingat metode skoring jamur pirang belum
ditemukan standar yang ditetapkan, skoring yang
dilaksanakan dalam pengujian adalah skoring berdasarkan
penyerangan jamur pirang yang dimodifikasi dari
pengujian yang pernah dilakukan di BPTP Pontianak.
Skoring Jamur Pirang (kategori serangan) :
0 = Tidak ada serangan
1 = Serangan pada daun atau buah saja
2 = Serangan pada cabang tersier 1 – 3 cabang
3 = Serangan pada cabang sekunder 1 - 2 cabang sekunder
4 = Serangan pada cabang utama atau pada cabang
sekunder lebih dari 3 cabang sekunder
Intensitas serangan (IS) dihitung dengan rumus sebagai berikut
:
𝐼𝑆 = ∑(𝑛𝑥𝑣)
(𝑁𝑥𝑉)𝑋 100 %
Keterangan :
n = Nilai Skoring
N = Nilai Skoring tertinggi (4)
v = Jumlah tanaman yang menunjukkan nilai
scoring tertentu
V = Jumlah tanaman pada masing – masing petak
perlakuan
- Pengamatan awal dilaksanakan sebelum aplikasi
perlakuan, pengamatan selanjutnya dilakukan
87
bersamaan dengan perlakuan yang dilakukan.
Pengamatan dilaksanakan sebanyak 4 kali dengan
interval 1 bulan sekali. Pengamatan akhir dilakukan 2
minggu setelah aplikasi perlakuan yang terakhir.
88
b
Uji Least Significant Difference (LSD) atau Beda Nyata Terkecil (BNT)
Kesimpulan : 1. Fungisida berbahan aktif difenokonazol dapat digunakan
untuk pengendalian penyakit Jamur Pirang pada tanaman
89
lada
2. Fungisida berbahan aktif difenokonazol dapat menghambat
pertumbuhan serangan jamur pirang pada tanaman sampel.
Hal ini berdasarkan Uji Fisher, LSD atau Beda Nyata
Terkecil. Efektivitas fungisida berbahan aktif
difenokonazol juga ditunjukkan pada uji One Way Anova
dimana p-value ≤ 0.05 yang berarti terdapat perbedaan
pada taraf 95 % jika dibandingkan dengan kontrol. Uji
Duncan menunjukkan hanya Fungisida berbahan aktif
difenokonazol yang berbeda nyata terhadap kontrol dan
perlakuan.
3. Sedangkan berdasarkan uji analisis ragam, tidak ada
perlakuan yang berbeda nyata dengan kontrol.
18. Judul Kegiata : Surveilens OPT Tanaman Perkebunan
Ketua Pelaksana : Erwin Irawan Permana, SP
Tujuan Kegiatan
: Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis OPT
yang menyerang pada komoditas utama tanaman perkebunan di
wilayah binaan BPTP Pontianak.
Metode :
a. Penentuan lokasi kegiatan
Lokasi pengambilan sampel dalam kegiatan ini dibatasi
oleh wilayah administratif Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi
Kalimantan Barat terdiri dari 14 (empat belas) Kabupaten dan 1
(satu) Kota, dari semua Kab/kota yang ada di Provinsi
Kalimantan barat hampir semuanya memiliki potensi tanaman
perkebunan. Dari semua Kab/Kota yang ada di Kalimantan
Barat dipilih Kab/Kota yang merupakan sentra tanaman
perkebunan sebagai langkah awal untuk menentukan lokasi
pengambilan sampel sebagai dasar untuk Kegiatan Surveilensi
90
OPT Perkebunan dalam rangka penyusunan Daftar OPT
Perkebunan Kalimantan Barat.
Berdasarkan pedoman surveilensi ACIAR (McMaugh
2007) tahapan kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Memilih ‘area’. Pengertian area pada kegiatan ini adalah
wilayah kerja BPTP Pontianak (kabupaten).
2. Tahap kedua adalah pemilihan ‘wilayah (kabupaten)’.
Pada kegiatan ini wilayah adalah wilayah binaan UPPT
yang ada di Provinsi Kalimantan Barat.
3. Tahap ketiga adalah pemilihan ‘tempat’ dalam wilayah
yang dapat disurvei. Tempat survei adalah desa sampel
pengamatan petugas UPPT.
4. Tahap keempat adalah pemilihan ‘lokasi lahan’ dalam
masing-masing. Lokasi lahan meliputi kebun tanaman
perkebunan dalam hamparan minimal seluas 1 hektar.
5. Tahap kelima adalah pemilihan ‘lokasi pengambilan
sampel’ dalam masing-masing lokasi lapangan.
Pengambilan sampel dilaksanakan secara acak dengan
cara berjalan zig zag/diagonal melintasi area kebun.
6. Tahap keenam adalah pemilihan ‘titik pengambilan
sampel’ yang berkaitan dengan pengambilan spesimen
dalam suatu lokasi pengambilan sampel. Dilakukan
dengan memilih 20 pohon dalam suatu kebun lokasi
pengambilan sampel dan mengumpulkan tiga buah per
pohon, atau menguji sepertiga batang atas. Pada
beberapa kondisi, misalnya penggunaan perangkap
feromon atau pengambilan sampel komoditas di pasar,
titik pengambilan sampeladalah sama dengan lokasi
pengambilan sampel.
Kegiatan surveilensi dimulai dengan melakukan kajian
91
pada data laporan monitoring OPT yang menjadi kegiatan rutin
petugas Unit Pembinaan Perlindungan Perkebunan (UPPT) di
wilayah Kalimantan Barat. Hal ini untuk mempermudah
mengenai dugaan OPT yang akan ditemukan pada saat survei
dan penanganan yang akan dilakukan (untuk koleksi dan
identifikasi OPT).
UPPT memiliki wilayah pengamatan OPT yang sudah
ditentukan dan selalu dilakukan pengamatan rutin pada wilayah
tersebut, hal ini juga dapat dijadikan sebagai pembatas untuk
pengambilan sampel di lapangan. Untuk penentuan titik sampel
dapat dipilih dari wilayah pengamatan OPT yang menjadi
tanggung jawab UPPT.
Ilustrasi penentuan titik sampel seperti pada gambar di
bawah ini, ACIAR (McMaugh 2007) :
b. Metode pengambilan data sampel
Dilakukan dengan metode survei kilat (McMaugh,
2007) dengan cara :
92
- Mengamati tumbuhan sampel secara intensif
- Mengidentifikasi gejala
- Menemukan/mendeteksi semua organisme yang ada
Data yang diperoleh disusun dalam borang (blanko,
formulir). Data tambahan dapat diambil kemudian setelah
semua borang terisi sesuai dengan yang diharapkan dan dicatat
pada bagian tambahan.
c. Rancangan Borang
Rancangan borang setidaknya terdiri dari beberapa
bagian yang memuat informasi mengenai data sampel,
yaitu :
1. Informasi waktu pengambilan data dan surveyor
2. Informasi lokasi survei
3. Informasi Tanaman Inang
4. Informasi OPT
Rancangan borang yang dilakukan pada kegiatan
ini disesuaikan dengan aplikasi database OPT
perkebunan yang telah dibuat oleh BPTP Pontianak
(terlampir). Aplikasi database ini nantinya dapat diakses
oleh petugas dan masyarakat umum. Untuk petugas
lapangan dapat melakukan penyesuaian atau pembaruan
database (update) secara langsung dari wilayah kerja
masing-masing melalui jaringan internet.
d. Penyusunan daftar OPT
Daftar OPT yang disusun (pestlist) merupakan
rekapitulasi dari hasil survei yang dilakukan. Daftar
OPT disusun berdasarkan komoditas tertentu pada
wilayah tertentu, sehingga perbandingan jenis OPT
pada komoditas tertentu dapat dibandingkan
keragamannya. Daftar OPT (pestlist) merupakan hal
yang sangat penting dalam kaitannya dengan sanitary
93
and phytosanitary (SPS) dari suatu produk pertanian.
Daftar OPT dapat digunakan sebagai prasyarat produk
pertanian dalam perdagangan global sesuai dengan
ketentuan WTO.
Hasil Pelaksanaan :
Diatas adalah salah satu contoh lembar data OPT (pest
data sheet) yang merupakan output dari kegiatan
surveilens OPT tanaman perkebunan yang kemudian
akan disusun menjadi sebuah daftar OPT untuk wilayah
Kalimantan Barat.
Kesimpulan : 1. Lembar data OPT akan memudahkan dalam pemantauan
perkembangan OPT di lapangan
2. Tidak ditemukan adanya jenis OPT baru untuk tanaman
perkebunan di Kalimantan Barat. Kemungkinan terjadinya
perubahan status OPT utama dapat terlihat dari data
wilayah sebaran dan luas serangan.
19. Judul Kegiatan : Uji Banding Antar Laboratorium Penguji
Jadwal Kegiatan KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN (BULAN) TAHUN 2013 INDIKAT
OR KINERJA
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembuatan
Juklak
Juklak
disetujui
Penyiapan bahan dan
alat
Bahan dan alat
tersedia
Koordinasi dengan lab.
penguji
Laboratorium
peserta uji
banding siap
94
melaksana
kan uji
Penyiapan
bahan uji
Bahan uji
(sampel)
siap diuji
Pengiriman
proposal uji
banding
Proposal
jadi bahan
acuan
Pengiriman sampel dan
pelaksanaan
uji banding
Sampel/bahan uji
dilakukan
uji oleh lab.
peserta uji banding
Penerimaan
laporan hasil
uji banding
Laporan
hasil uji
siap
dianalisis
Analisa data
hasil uji banding
Hasil
analisis data
sebagai
bahan laporan
Pembuatan
laporan akhir
uji banding
Laporan
akhir siap
diserahkan
Ketua Kegiatan : Hamdani, STP, MP
Tujuan Kegiatan : • Meningkatkan kompetensi personil laboratorium penguji
lingkup pertanian dalam upaya menerapkan sistem
manajemen mutu secara konsisten dan berkesinambungan
sesuai standard acuan
• Menilai unjuk kerja Laboratorium Penguji.
• Untuk memenuhi persyaratan sebagai laboratorium
penguji terakreditasi.
Lokasi Kegiatan : Kegiatan Uji Banding antar Laboratorium dilaksanakan di
masing-masing Laboratorium yaitu Laboratorium BPTP
Pontianak,Laboratorium BBP2TP Surabaya, Laboratorium
BBP2TP Medan, Laboratorium UPTD BPTP Pasir Jati Disbun
Provinsi Jawa Barat, Laboratorium Balai Besar Peramalan OPT
Jati Sari Subang Jawa Barat, LaboratoriumBPTP Salatiga
Provinsi Jawa Tengah dan Laboratorium BSPMB-PTKP
95
Yogyakarta.
Metode Kegiatan : Persiapan Kegiatan
Persiapan kegiatan dilakukan di Laboratorium APH-BPTP
Pontianak dengan langkah – langkah persiapan kegiatan
meliputi :
a. Pembuatan bahan acuan (materi uji) berupa
jamurBeauveria bassiana dan Metarhizium
anisopliae(ditumbuhkan pada media agar miring)
sertaTrichoderma spp (ditumbuhkan pada media agar
miring).
b. Persiapan pengepakan sampel/bahan acuan untuk
dikirim ke laboratorium yang sudah ditunjuk.
Ketentuan Pelaksanaan Uji Banding Antar Laboratorium
a. Setiap laboratorium menerima 3 (tiga) kemasan contoh
Agens Pengendali Hayati yang terdiri dari Beauveria
bassiana, Metharhizium anisopliae dan Trichoderma
spp. Setiap sampel mempunyai kode yang berbeda,
untuk Beauveria bassiana adalah Bb, Metharrizium
anisopliae adalah Ma dan Trichoderma spp adalah
Tspp. Kode KS untuk pengujian Kerapatan Spora, VS
untuk pengujian Viabilitas spora dan AN untuk uji
Antagonisme.
b. Parameter yang diuji meliputi :
Jenis APH Kerapatan
Spora
Viabilitas
Spora
Antagonime
Beauveria
bassiana
ν ν
M. anisopliae ν ν
Trichoderma spp ν ν ν
c. Untuk keseragaman waktu pengujian, diharapkan
96
contoh APH diuji mulai tanggal 23 September 2013
sampai selesai. Selama contoh APH diuji,
penyimpanan dilakukan pada suhu 5ºC.
Hasil Pelaksanaan : Hasil pelaksanaan uji banding berupa data-data kerapatan
spora, viabilitas dan uji antagonis dari semua laboratorium
penguji dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel . Data kerapatan spora hasil perhitungan laboratorium
peserta uji banding
N
o
Nama
Laboratorium
Kerapatan Spora
B. bassiana Metarhizium sp Trichoderma spp
Data 1 Data 2 Data 1 Data 2 Data 1 Data 2
1 Lab. BBPPTP
Surabaya 1,48.10
10
1,55.101
0 4,50.108 5,00.108 2,43.109
2,60.109
2 Lab. BBPPTP
Medan 1,80.10
9
2,092.1
09
0,915.1
08
0,725.1
08
1,23.1010
2,33.1010
3 Lab. BBPOPT Jatisari
2,80.108 3,08.108 6,50.107 7,50.107 4,83.10
8
5,78.108
4 Lab. BPTP Jawa
Barat 10,60.1
09 9,10.109 6,50.108 5,40.108
4,07.109
3,75.109
5 Lab. BPTP Yogyakarta
1,37.109 3,17.109 3,05.108 3,50.108 6,56.10
9
6,65.109
6 Lab. BPTP
Salatiga Jawa Tengah
1,41.109 1,75.109 1,925.1
08 1,90.108 3,83.108
3,38.108
7 Lab. BPTP Pontianak
1,75.109 2,01.109 3,75.108 2,80.108 1,075.1
09
1,225.1
09
Tabel . Data viabilitas ppora hasil perhitungan laboratorium
peserta uji banding
N
o
Nama
Laboratorium
Viabilitas spora (%)
B.bassiana Metarhizium sp Trichoderma spp
Data 1 Data 2 Data 1 Data 2 Data 1 Data 2
1 Lab. BBPPTP
Surabaya 90,90 92,60 72,70 100,00 91,5 94,30
2 Lab. BBPPTP
Medan 90,67 94,33 83,33 100,00 94,00 100,00
3 Lab. BBPOPT Jatisari
70,73 76,06 10,01 3,92 91,67 85,64
4 Lab. BPTP Jawa
Barat
57,45
62,79 25,00 0,00 45,45 43,59
1 2 3 4 5 6 7 8
97
5 Lab. BPTP
Yogyakarta 51,55 60,69 58,33 65,63 BM BM
6 Lab. BPTP Salatiga Jawa
Tengah 75,39 75,93 18,72 17,82 68,04 64,80
7 Lab. BPTP
Pontianak 80,75 82,90 81,10 85,65 86,95 90,00
Catatan : BL= data belum masuk
Tabel . Data uji antagonis hasil perhitungan laboratorium
peserta uji banding
N
o
Nama
Laboratorium
Uji Antagonis (%) Keterangan
Data 1 Data 2
1 Lab. BBPPTP
Surabaya 66,66 77,77
2 Lab. BBPPTP
Medan 60,00 75,00
3 Lab. BBPOPT Jatisari 65,33 66,66
4 Lab. BPTP Jawa Barat 53,85 50,00
5 Lab. BPTP Yogyakarta BM BM
Data Belum Masuk
6 Lab. BPTP
Salatiga Jawa
Tengah
77,50 57,14
7 Lab. BPTP Pontianak 64,34 74,61
20. Judul Kegiatan Uji Multi Lokasi Trichoderma spp.Spesifik Lokasi Kalbar
untuk Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih
(Rigidophorus lignosus)
Jadwal Kegiatan KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN (BULAN) TAHUN 2013 INDIKAT
OR KINERJA
2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
Pembuatan
Juklak
Juklak
disetujui
Penyiapan
bahan dan alat
Bahan dan
alat tersedia
Koordinasi
dengan Petugas
Lapangan
(CP/CL)
Calon
Petani dan Calon
Lokasi
Penyiapan Isolat
Trichoderma
spp.
Isolat Trichoderm
a spp.
dalam testube
Uji
Laboratorium
Data hasil
uji laboratoriu
m
98
Perbanyakan
pada media
beras
Trichoderm
a spp. pada
media beras
Pembuatan
formulasi
Formulasi
Trichodem
a spp.
Survey lokasi uji lapang
Penetapan lokasi uji
lapang
Pelaksanaan Uji Lapang
Aplikasi uji lapang
Pengolahan
data hasil uji
Data hasil
analisis
Pembuatan laporan akhir
Lapaoran Pelaksanaa
n
Ketua Kegiatan : Hamdani, STP, MP
Tujuan Kegiatan : 1. Mengetahui efektivitas beberapa isolat Trichoderma spp
spesifik Kalbar di berbagai lokasi.
2. Mendapatkan satu isolat Trichoderma spp spesifik Kalbar
yang paling efektif dalam mengendalikan JAPpada tanaman
karet.
Lokasi Kegiatan : 1. Uji laboratorium dilaksanakan di Laboratorium APH
BPTP Pontianak
2. Uji Lapang dilaksanakan :
• Desa Mak Kawing Kecamatan Balai Batang Tarang
Kabupaten Sanggau
• Desa Korek Kecamatan Sungai Ambawang
Kabupaten Kubu Raya
• Desa Toho Ilir Kabupaten Toho Kabupaten
Pontianak
• Desa Monterado Kecamatan Monterado Kabupaten
Bengkayang
Metode
Pelaksanaan
: Uji multi lokasi Trichoderma spp. spesifik lokasi Kalbar untuk
pengendalian penyakit Jamur Akar Putih (Rigidophorus
lignosus) di laksanakan 2 tahap meliputi uji di laboratorium dan
uji di lapangan.
Uji Laboratorium
Trichoderma spp spesifik lokasi Kalbar yang dijadikan
bahan uji adalah Trichoderma spp stok laboratorium APH-
BPTP Pontianak (Bank Agens) terdiri dari :
1) Trichoderma spp isolat Bengkayang
2) Trichoderma spp isolat Toho
3) Trichoderma spp isolat Capkala
4) Trichoderma spp isolat Sintang
5) Trichoderma spp isolat Sambas
99
Persiapan isolat Trichoderma spp. spesifik Kalbar meliputi
tahapan :
1) Masing-masing isolat ditumbuhkan dalam media PDA dan
diperbanyak dalam testube dan setiap isolat diperbanyak
sejumlah 10 testube
2) Masing-masing isolat Trichoderma spp. diperbanyak dan
ditumbuhkan pada media beras. Perbanyakan Trichoderma
masing-masing isolat mengacu pada metode baku
perbanyakan Trichoderma model Lab. APH BPTP
Pontianak.
3) Biakan Trichoderma spp pada media beras kemudian
diformulasi dengan bahan pembawa berupa dedak dengan
perbandingan yang sesuai (tergantung hasil perhitungan
kerapatan spora).
Pelaksanaan Uji laboratorium meliputi :
1) Uji Antagonis
2) Uji Viabilitas Spora
3) Uji Penghitungan Kerapatan Spora
Semua uji laboratorium dilakukan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) non-faktorial dan 4 ulangan dengan
perlakuan berupa perbedaan asal isolat Trichoderma spp. Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F, apabila
berbeda nyata, akan dilanjutkan dengan Uji Tukey (HSD) pada
taraf nyata 5%.
2. Uji Lapang
Pelaksanaan uji lapang dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Pemilihan Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL) Kegiatan :
Pilih calon petani dan calon lokasi dengan kreteria
sebagai berikut :
a) Petani pemilik merupakan petani aktif dan bisa diajak
kerja sama dalam pelaksanaan kegiatan uji serta
bersedia meminjamkan kebunnya untuk lokasi
pengujian.
b) Calon lokasi merupakan sentra pertanaman karet,
dalam satu hamparan terdapat minimal 5 ha. tanaman
karet berumur 4 – 15 tahun dan ditemukan tanaman
karet terserang penyakit JAP dengan intensitas
serangan ringan sampai sedang.
c) Letak kebun tidak terlalu jauh dari jalan dan ada
akses untuk membawa bahan dan alat pengujian.
2. Menentukan Plot Uji (Blok)
- Plot uji (blok) ditentukan berdasarkan kerteria : tanaman
karet homogen, barisan tanaman tidak berbatasan
langsung dengan jalan, dan mudah untuk mengangkut
bahan dan alat uji.
100
- Penentuan pohon uji berdasarkan hasil pengamatan awal
dengan cara dilakukan pemasangan mulsa pada bagian
pangkal batang.
- Pohon uji yang telah ditetapkan dalam plot dipasang label
- Blok-blok pengujian berupa kebun karet seluas 1 ha, blok
dibedakan berdasarkan kemiringan/ketinggian lahan.
Terdapat 5 blok dalam 1 kabupaten
3. Perlakuan
Isolat Trichoderma spp terbaik hasil uji di laboratorium
yaitu Trichoderma isolat Sambas, isolat Sintang dan isolat
Bengkayang untuk selanjutnya dilakukan uji di lapangan.
Ada lima perlakuan dalam kegiatan uji yaitu :
A = Kontrol (ditabur dedak)
B = Tricho isolat Sambas
C = Tricho isolat Sintang
D = Tricho isolat Bengkayang
E = Fungisida
Setiap perlakuan memerlukan 5 pohon karet, sehingga
dalam 1 blok pengujian (kebun) memerlukan 25 pohon
sampel. Dengan demikian disetiap kabupaten lokasi uji
memerlukan 125 pohon uji.
• Fungisida yang digunakan dalam uji ini adalah
ANVIL 50 SC
Konsentrasi larutan fungisida = 5 ml/liter air,
aplikasi dengan cara disiramkan disekitar leher
akar tanaman terserang dengan dosis 1 liter
larutan/pohon.
• Trichoderma spp diaplikasikan dengan cara
membuka tanah disekitar leher akar tanaman karet
terserang kemudian formulasi Trichoderma spp
ditaburkan dan ditutup kembali dengan tanah.
Dosis perpohon adalah 150 gr/pohon.
• Semua tanaman uji dilakukan pemupukan. Pupuk
yang digunakan adalah pupuk NPK dengan dosis
500gr/pohon. Aplikasi dilakukan dengan cara
membuka tanah dengan jarak 70 cm – 100 cm dari
leher akar, kemudian pupuk ditabur merata dan
tanah bukaan ditutup kembali.
4. Pengamatan
- Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu
pengamatan 1 (sebelum aplikasi), Pengamatan 2 ( 3
bulan setelah aplikasi), Pengamatan 3 (6 bulan setelah
aplikasi)
- Pengamatan 1 (awal) untuk menentukan pohon sampel
dilakukan dengan melakukan pemasangan mulsa
(mulching) dilanjutkan dengan menentukan stadia
101
serangan JAP.
- Pengamatan 2 dan 3 dilakukan dengan cara membuka
leher akar kemudian mengamati perkembangan bagian
akar sakit dengan ketentuan sebagai bertikut :
Stadia Gejala
0 Tanaman sehat, tidak ada miselium JAP
1 Miselium JAP masih menempel pada permukaan
kulit akar
2 Miselium JAP mulai masuk ke jaringan kulit akar
3 Miselium JAP masuk kejaringan kulit kayu, kulit
mulai berwarna coklat dan kayu mulai membusuk
4 Perakaran sudah membusuk atau tanaman mati
Sumber : Basuki (1986)
Hasil Pelaksanaan
1. Uji Laboratorium
Berdasarkan hasil uji laboratorium, dapat dilaporkan beberapa
hal sebagai berikut:
a. Penghitungan kerapatan spora
Tabel . Data kerapatan spora jamur Trichoderma spp masing-
masing Isolat
No Asal Isolat Jumlah spora/gr Rata-rata
Jumlah
spora/gr Ulangan 1 Ulangan 2
1 Toho 6,75.108 7,25.108 7.108
2 Sambas 1,075.109 1,225.109 1,15.109
3 Capkala 7.108 6.108 6,50.108
4 Bengkayang 9.108 10.108 9,50.108
5 Sintang 9,5.108 9.108 9,25.108
Berdasarkan data kerapatan spora pada tabel 1 di atas maka
tiga isolat terbaik secara berturut-turut adalah : isolat
Sambas, isolat Bengkayang dan isolat Sintang
b. Uji Viabilitas
Uji biabilitas yang dilakukan terhadap 5 isolat Trichoderma
spp hasilnya dapat dilihat seperti pada tabel 2.
Catatan : Pada saat melakukan CP/CL, diupayakan untuk
melakukan eksplorasi jamur patogen Rigidophorus sp
(penyebab penyakit JAP), kemudian perlakukan dan
bawa ke laboratorium untuk diisolasi.
102
Tabel . Data Uji Viabilitas jamur Trichoderma spp masing-
masing isolat
No Asal Isolat Viabiltas (%) Rata-rata
Viabilitas
(%) Ulangan 1 Ulangan 2
1 Toho 78,75 68,86 73,80
2 Sambas 86,95 90,00 88,47
3 Capkala 63,96 70,00 66,98
4 Bengkayang 96,97 95,25 96,11
5 Sintang 83,64 82,50 83,07
Catatan : penghitungan daya kecambah spora (viabilitas) dilakukan 18 jam
setelah inokulasi
Berdasarkan data viabilitas seperti pada tabel 2 diatas maka
tiga isolat terbaik secara berturut-turut adalah :Isolat
Bengkayang, isolat Sambas dan isolat Sintang.
c. Uji Antagonis.
Uji antagonis dilakukan di laboratorium APH antara jamur
antagonis Trichoderma spp dengan patogen penyebab
penyakit JAP yaitu Rigidophorus lignosus, hasilnya seperti
pada Tabel.
Tabel. Data Uji Antagonis masing-masing Isolat Trichoderma
spp terhadap Rigidophorus sp
No Posisi Uji Panjang Garis Tengah (cm) pada pengamatan hari
ke 7
Toho Capkala Bengkayang Sintang Sambas
1 Antagonis
Tunggal
9,00 9,00 9,00 9,00 9,00
2 Patogen
Tunggal
3,80 3,80 4,00 4,10 4,20
3 Antagonis
Berhadapa
n
9,00 7,20 7,80 8,80 8,60
4 Patogen
berhadapa
n
2,30 2,80 2,50 2,20 2,20
5 Persentase
Penghamb
atan (%)
39,4
7
26,31 42,50 46,34 47,61
Berdasarkan hasil uji antagonis seperti pada tabel 3 di atas
maka tiga isolat yang memiliki persentase penghambatan
tertinggi secara berturut-turut adalah : isolat Sambas, isolat
Sintang dan isolat Bengkayang.
2. Uji Lapang
Perlakuan
Isolat Trichoderma spp terbaik hasil uji di laboratorium
yaitu Trichoderma isolat Sambas, isolat Sintang dan
103
isolat Bengkayang untuk selanjutnya dilakukan uji di
lapangan. Ada lima perlakuan dalam kegiatan uji yaitu :
A = Kontrol (ditabur dedak)
B = Tricho isolat Sambas
C = Tricho isolat Sintang
D = Tricho isolat Bengkayang
E = Fungisida
Pengamatan
Pengamatan uji lapang sampai dengan bulan Oktober
2013 telah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pengamatan
awal (sebelum aplikasi) dan pengamatan 2 (setelah
aplikasi)
Berdasarkan hasil pengamatan 2 (setelah aplikasi), stadia
serangan pada pohon sampel di masing-masing lokasi uji
seperti pada Tabel berikut.
Tabel .Hasil pengamatan uji multi lokasi Trichoderma
sppspesifik Kalbar untuk pengendalian penyakit
jamur akar putih (Rigidoporus lignosus) di Desa
Mak Kawing Kecamatan Batang Tarang
Kabupaten Sanggau
Perlak
uan
Rerata Stadia Serangan Penurunan
stadia
serangan
(%)
Peningkata
n stadia
serangan
(%)
Pengamata
n awal
Pengamata
n 2 (setelah
aplikasi)
A 1,16 1,04 10,34 -
B 1,16 0,48 58,62 -
C 1,20 0,40 66,66 -
D 1,24 0,28 77,41 -
E 1,44 0,76 47,22 -
Tabel. Hasil pengamatan uji multi lokasi Trichoderma
sppspesifik Kalbar untuk pengendalian penyakit
jamur akar putih (Rigidoporus lignosus) di Desa
Korek Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten
Kubu Raya
Perlak
uan
Rerata Stadia Serangan Penurunan
stadia
serangan
(%)
Peningkata
n stadia
serangan
(%)
Pengamata
n awal
Pengamata
n 2 (setelah
aplikasi)
A 1,28 1,00 21,87 -
B 1,40 0,28 80,00 -
C 1,48 0,32 78,37 -
D 1,44 0,28 80,55 -
E 1,36 0,12 91,17 -
104
Tabel . Hasil pengamatan uji multi lokasi Trichoderma
sppspesifik Kalbar untuk pengendalian penyakit
jamur akar putih (Rigidoporus lignosus) di Desa
Monterado Kecamatan Monterado Kabupaten
Bengkayang
Perlak
uan
Rerata Stadia Serangan Penurunan
stadia
serangan
(%)
Pening
katan
stadia
seranga
n (%)
Pengamatan
awal
Pengamatan 2
(setelah
aplikasi)
A 1,40 1,12 20,00 -
B 1,56 0,68 56,41 -
C 1,48 0,68 54.05 -
D 1,48 0,72 51,35 -
E 1,24 0,24 80,64 -
Tabel . Hasil pengamatan uji multi lokasi Trichoderma
sppspesifik Kalbar untuk pengendalian penyakit
jamur akar putih (Rigidoporus lignosusdi Desa
Toho Ilir Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak
Perla
kuan
Rerata Stadia
Serangan Penuruna
n stadia
serangan
(%)
Peningkat
an stadia
serangan
(%) Pengamat
an awal
Pengamat
an 2
(setelah
aplikasi)
A 1,36 0,88 35,29 -
B 1,44 0,24 83,33 -
C 1,32 0,20 84,84 -
D 1,56 0,20 87,17 -
E 1,60 0,28 82,50 -
Kesimpulan
Sementara
: a. Perlakuan yang menunjukan hasil penurunan stadia
serangan pada pohon sampel di semua lokasi kabupaten
secara berturut-turut adalah perlakuan E (75,38 %),
perlakuan D (74,12 %), perlakuan C (70,98 %) dan
perlakuan B (69,59 %).
b. Perlakuan A (kontrol) juga menunjukan adanya penurunan
stadia serangan (sebesar 21,87 %), kondisi ini lebih
disebabkan oleh pengaruh pupuk yang diberikan kepada
semua pohon sampel termasuk kontrol.
c. Secara umum, pohon sampel yang menunjukan penurunan
stadia serangan kondisi fisik nya terlihat lebih baik dan
daun berwarna hijau gelap.
105
21. Judul Kegiatan : Monitoring dan Evaluasi Operasional PPNS
Ketua Pelaksana : Hithman S, SP
Waktu : Juli s.d Desember 2013
Ringkasan
Kegiatan
: Kegiatan Monitoring dan Evaluasi PPNS Perkebunan BPTP
Pontianak dilakukan di sebagian kabupaten di provinsi
Kalimantan Barat. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa :
A. Pertemuan dan Koordinasi dengan Instansi yang terkait di
Dinas Perkebunan di Kabupaten Sanggau.
Dalam pertemuan dengan instansi terkait dengan Dinas
Perkebunan Kabupaten Sanggau yang menangani
perlindungan perkebunan dilakukan diskusi dan dialog
serta tanya jawab mengenai Masalah Gangguan Usaha
Perkebunan yang terjadi di daerah Kabupaten Sanggau.dan
memperoleh data mengenai Gangguan Usaha Perkebunan
yang terjadi di Kabupaten Sanggau.
B. Melakukan inventarisasi asal usul benih atau bibit tanaman
di tingkat petani.
Petugas PPNS Perkebunan BPTP Pontianak menemukan
benih sawit illegal yang dijual bebas di daerah kabupaten
Kapuas Hulu. Benih sawit itu dijual oleh pedagang keliling
dan dibeli serta ditanam oleh masyarakat setempat.
Benih itu dijual dengan harga yang sangat murah
dibandingkan dengan benih kelapa sawit dari produsen
resmi. Untuk meyakinkan masyarakat, pedagang
memperlihatkan foto copy sertifikat benih sawit dari Costa
Rica (Foto Copy Sertifikat terlampir).
C. Melakukan pemeriksaan pada toko yang
memperdagangkan pupuk dan pestisida
Petugas PPNS Perkebunan melakukan pemantauan di toko
atau warung yang menjual bahan dan sarana perkebunan.
106
Petugas menemukan pupuk dan pestisida ilegal dan berada
di dua daerah Kabupaten yang berbatasan dengan negara
tetangga. Kedua kabupaten itu adalah kabupaten Sanggau
dan Kabupaten Kapuas Hulu. Adapun pupuk ilegal yang
dijual sebanyak 3 (tiga) merek, ditemukan di Kabupaten
Kapuas Hulu merek Jembatan dan Lima Daun, merek
Jembatan dan Yaramila di Kabupaten Sanggau.
Untuk merek Pestisida yang beredar di Kabupaten Kapuas
Hulu sebanyak 3 (tiga) merek yaitu Haras, Ecomak dan
Crash (insektisida) sedangkan di Kabupaten Sanggau
sebanyak 9 (sembilan) merek yaitu Haras, Ecomak dan
Crash (insektisida), Gallop, Asset, Hextar Paraquat 13,
Spark dan Set Up 480 (Herbisida) dan Pipertox 48
(Fungisida).
Sedangkan daerah Kabupaten Lain seperti Sambas dan
Ketapang belum atau tidak ditemukan toko atau warung
yang menjual baik pupuk maupun pestisida ilegal.
D. Mengambil sampel pestisida yang tidak sesuai dengan
prosedur atau aturan hukum dan peraturan
Sebagai barang bukti, petugas mengambil bahan dan
sarana perkebunan dari toko yang menjual dengan cara
membeli. Bahan dan sarana perkebunan itu terdiri dari
pupuk illegal dan pestisida illegal. Sementara benih atau
bibit tidak diambil tetapi didokumentasikan dalam bentuk
foto.
E. Melakukan inventarisasi jenis dan jumlah gangguan usaha
perkebunan dan konflik
Inventarisasi dilakukan dengan memperoleh data dari
berbagai sumber dalam hal ini media cetak yang terbit di
daerah Kalimantan Barat.
107
F. Melakukan inventarisasi jenis dan jumlah gangguan usaha
perkebunan dan konflik yang sudah ditangani, sedang
ditangani atau belum ditangani.
Inventarisasi dilakukan dengan memperoleh data dari
Instansi terkait Dinas Perkebunan di Kabupaten dalam hal
ini dari Kabupaten Sanggau.
Tabel . Permasalahan GUP yang ada di Kabupaten
Sanggau No Masalah Penanganan Ket
1. Sengketa areal kebun eks PT.
KML antara PT. BKP dengan
masyarakat seluas 491,37
hektar
Sudah diserahkan
kepada Gubernur
2. Sengketa blok C di Desa
Semongan Kecamataan
Noyan dan blok D di Desa
Malenggang Kecamatan
Sekayam antara PT. BTL dan
PT. MKS
Masalah dalam
penanganan POLDA
Kalbar
3. Sengketa Lahan di Desa lape
Kecamatan Kapuas antara PT.
ASL dan PT. ASP
Masalah sudah selesai
dengan membagi
areal kedua
perusahaan
4. Program revitalisasi
perkebunan antara PTPN XIII
dan KUD Rindu Sawit
Masalah sudah selesai
dengan mengalihkan
pemanfaatan bibit
kepada KUD Sawit
Permai
5. Sengketa tanah kas Desa
Kuala Buayan kecamatan
Meliau dengan PT BHD
Belum ada titik temu
penyelesaian
6. Pencurian berondolan TBS
PTPN XIII Kembayan oleh
masyarakat Dusun Sanjan
Emberas Desa Pandan
Sembuat Kecamatan Tayan
Hulu
Kedua belah pihak
telah berdamai
sehingga selesai
7. Alih tanam kelapa sawit
dalam areal HPK (tanah adat)
di dusun Pulau Cempedik
Desa Lalang Kecamatan tayan
Hilir antara masyarakat dan
PT. MSP.
Masalah sudah selesai
PT. MSP memberikan
bantuan sebesar Rp. 2
juta rupiah/ha tiap
KK
8. Pemagaran jalan poros kebun
oleh masyarakat milik PT.
MSP di Dusun Lais Desa
Lalang
Penyelesaian masalah
difasilitasi oleh
Camat Tayan Hilir
9. Pembangunan kebun plasma
oleh PT AAC sesuai
PT. AAC meminta
masyarakat
108
permintaan masyarakat menyediakan lahan
seluas 300 ha
sehingga tidak ada
masalah.
10. Sengketa lahan di Dusun
Labak, Desa Kampuh
Kecamatan Bonti
Masalah dalam
penanganan Polda
Kalbar.
11. Penahanan 7 (tujuh) alat berat
PT. BKP oleh masyarakat
Dusun Merau Desa Entikong
Alat berat
dikembalikan kepada
PT. BKP dan masalah
sudah selesai.
12. Sengketa areal seluas 44
hektar di RT. Sonau Dusun
Selampung Desa Selampung
Kecamatan Jangkang antara
PT. CNIS dan PT. Finantara
Intiga
Masalah sudah selesai
dengan adanya hasil
orientasi lapangan
membuktikan lahan
tersebut masuk
wilayah izin lokasi
PT. CNIS
13. Konversi kebun plasma antara
Capes masyarakat Kecamatan
Meliau dan Toba dengan PT.
SJAL
Masalah sudah selesai
dengan kesepakatan
tentang waktu
pelaksanaan konversi
oleh PT SJAL
14 Pemagaran areal kebun PT
KGP oleh masyarakat
Kecamatan Tayan Hulu
Masih dalam proses
penyelesaian.
15. Proyek pemasangan jaringan
listrik PLN di areal kebun
milik PT MAS
Masalah sudah
selesai.
16. Konflik kepemilikan saham
yang menyebabkan
mengganggu keamanan
masyarakat Kecamatan Tayan
Hulu
Pertemuan hanya
dihadiri oleh satu
pihak kuasa hukum
sehingga belum
selesai.
17. Masalah jual ulang lahan
dalam areal Izin lokasi antara
PT. SAP dan masyarakat
Masalah jual ulang
lahan difasilitasi oleh
Camat Toba.
18. Masalah tanaman masuk
dalam kawasan hutan oleh PT
APS
Sudah selesai
19. Proyek PPLP yang belum
jelas antara PT MPE dengan
masyarakat
90 % petani sudah
mau menerima pola
yang telah ditetapkan
kembali.
20. Belum dilakukan akad kredit
petani plasma dengan dengan
PT SIA
Belum selesai
21. Tidak melakukan kegiatan
kebun PT BEIA
Telah dilakukan
penilaian usaha
perkebunan
22. Laporan masyarakat adanya
pencemaran Air oleh PT ASP
Masih dalam proses
23. Adanya laporan LSM tentang
pembakaran kebun PT SISU 2
Selesai.
109
dan tenaga kerja
G. Melakukan cek lokasi (Ground check) pada lokasi
terjadinya kebakaran lahan dan kebun.
Untuk kegiatan cek lokasi kebakaran belum dapat
dilaksanakan di setiap kabupaten dengan jarak tempuh
yang cukup jauh. Tetapi tetap dipantau dari media cetak.
Keadaan Hot Spot di wilayah Kalimantan Barat Tahun
2013yang terdeteksi Satelit NOAA, pada 2 Maret terdapat
24 titik api yang tersebar di beberapa daerah yakni
Kabupaten Ketapang 10 titik, Landak satu titik, Kubu Raya
10 titik. Sanggau dua titik dan Sekadau satu titik.
Kemudian, pada 3 Maret, tercatat ada tujuh titik api yang
berada di Kabupaten Ketapang dua titik, Kabupaten Kubu
Raya dua titik, Kabupaten Pontianak dua titik dan
Kabupaten Sintang satu titik. Sedangkan pada 4 Maret, ada
21 titik api. Sedangkan kota Singkawang ada dua titik hot
spot yaitu di Desa Mayasopa dan Desa Pajintan Kecamatan
Singkawang Timur.
Kebakaran Lahan dan Kebun pada tahun 2013 meliputi :
A. Kabupaten Pontianak
Kebakaran Lahan perkebunan terjadi di dua
lokasi yang berbedayaitu Perusahaan Swasta PT Mitra
Andalan Sejahtera (PT MAS) daerah Wajok Kecamatan
Siantan Kabupaten Pontianak seluas ± 40 ha dan
kebakaran Lahan di Kebun milik Petani Pak Marjun dan
kawan-kawan seluas ± 400 ha. Lahan tersebut ditanami
karet, kopi dan kelapa sawit.
B. Kabupaten Sambas
110
Perkebunan Karet, Nenas dan Sawit masyarakat
seluas 200 ha di Desa Mentibar Kecamatan Paloh dan
Desa Simanas Kecamatan Galing terbakar.
C. Kabupaten Kubu Raya
Kebakaran Lahan milik masyarakat Fuadun,
Ismael, Ladum, Riasan dan petani lain. Lahan tersebut
ditanami karet dan lahan kosong berupa semak. Luas
lahan yang terbakar ± 20 ha.
D. Kota Singkawang
Kebakaran lahan masyarakat seluas ± 10 ha.
Lahan tersebut ditanami Nenas, durian dan rambutan.
22. Judul Kegiatan : Kejadian Kebakaran Lahan dan Gangguan Usaha
Perkebunan di Wilayah Kalimantan Barat
T.A. 2013
Ringkasan
Kegiatan
: Keadaan Gangguan Usaha Perkebunan di wilayah Kalimantan
Barat Tahun 2013 pada setiap daerah Kabupaten terdiri dari :
A. Kabupaten Pontianak
1. Pemilik lahan yang terdiri dari 12 orang warga
Mempawah itu melapor ke Polsek Sui Pinyuh karena
merasa tidak menyerahkan lahan ke PT Tanjung Indah
Planstation (PT TIP) anak perusahaan PT Djarum.Lahan
seluas 40 hektar (Ha) yang berada di Kelurahan
Anjungan Melacar Kecamatan Anjongan itu mulai
dilakukan proses penyelidikan oleh Polda ditandai
dengan pemasangan plang penetapan status quo.
2. Warga Dusun Pentek Desa Pentek Kecamatan Sadaniang
Kabupaten Mempawah menolak masuknya PT PAM.
Surat Penolakan dituangkan dalam Surat pernyataan dan
diperkuat oleh Cap dan Tanda Tangan Camat
111
SadaniangDrs. Rohmat Effeny dan Kades Sulianis serta
Kepala Dusun Nokus
B. Kabupaten Landak
1. Kebun karet dan sawit warga Dusun Tanjung dan Sungai
Buluh Desa Hilir Kantor Kecamatan Ngabang
Kabupaten Landak terendam banjir
2. Kelompok Tani Perintis (penjual) dan Kelompok Tani
Persoma (merasa pihak pemilik lahan) serta pembeli
lahan T. Manurung bersengketa dan belum selesai
dengan kasus sengketa lahan seluas 325 ha. Lahan
tersebut sudah dikuasakan pada PT Condong Garut.
C. Kabupaten Sanggau
1. Sekitar dua ribu petani mengepung dan menutup secara
adat pabrik kebun kelapa sawit PT BHD/DSP hari
Jum’at tanggal 11 Januari 2013. Sebanyak 18 Koperasi
Unit Desa (KUD) di dua Kecamatan Meliau dan
Sangggau Kapuas tidak puas. dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh perusahaan terhadap petani. Perusahaan
lebih mengutamakan inti, sedangkan plasma
ditelantarkan dan tidak ada kesepakatan sebelumnya.
2. Petani di PT MPE mengancam akan tarik lahan mereka
dari perusahaan akibat perusahaan tidak membeli hasil
panen TBS.
3. Pihak Petani dan Managemen PT.BHD sepakat membuat
suatu perjanjian. Pihak PT BHD berjanji menerima 70 %
plasma dan 30 % inti, sedangkan swakelola untuk
sementara ditolak sampai pabrik berjalan dengan baik.
D. Kabupaten Sintang
1. Masyarakat di Desa Begori Kecamatan Serawai
melakukan pemagaran di jalan desa akibat sengketa
lahan dengan PT. SHP. Ketua Komisi I DPRD
112
Kabupaten Sintang Ginidie meminta agar perusahaan
perkebunan sawit harus berhati-hati membuka lahan
perkebunannya dan dipastikan lahan tersebut tidak
bersengketa dengan masyarakat serta perlu dialog dengan
masyarakat.
2. Kepala Desa Menunuk Aspan Efendi Minta kepada
Majelis Hakim di depan sidang agar Pemilik Perusahaan
dipanggil dalam proses sengketa lahan dengan PT. Rafi
Kama Jaya Abadi. Sementara Kuasa Hukum
MasyarakatMenunuk Yaswin, SH meminta agar yang
pihak berwenang BPN tidak menerbitkan HGU.
3. Situasi di PT Sari Bumi Kusuma (SBK) di Desa Merako
Jaya Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang yang
diteror pemagaran tetap kondusif. Selama tiga hari
pengamanan dilakukan, tak adapergerakan masa yang
berunjuk rasa. Wakil Manager PT SBK M Taufan
mengaku hingga saat ini situasi di Kantor SBK tetap
kondusif, aktifitas perusahaan tetap berjalan lancar
seperti biasanya.
4. 200 warga Desa Sumber Sari, Desa Emparu, Desa
Margahayu dan Desa Wirayuda melakukan penyegelan
terhadap PT Makmur Jaya Malindo (MJM) dan menuntut
berhenti operasi.
5. Masyarakat Ketunga Tengah kembali menolak
pembukaan segel terhadap perusahaan asing PT Makmur
Jaya Malindo (MJM) di Desa Sepayan Kecamatan
Ketungau Tengah. Masyarakat menilai tak ada
keseriusan dari perusahaan untuk pengerjaan lahan.
6. Sejumlah aparat Desa Tanjung Ria Kecamatan Sepauk
mendatangi kamp PT SAM. Aparat Desa terdiri dari
Ketua BPD, Kadus Lengkung Manah dan Kadus Aji
113
Melayu. Kedatangan mereka datang karena diduga
perusahaan beroperasi di wilayah mereka sehingga
terjadi sengketa lahan
E. Kabupaten Melawi
1. Untuk daerah Kabupaten Melawi tidak ditemukan GUP
maupun kebakaran lahan dan kebun.
F. Kabupaten Kapuas Hulu
1. Ratusan warga Desa Sibau Hilir mendatangi dan mengadu
ke DPRD karena PT BIA dan PT SMD menyerobot
hutan ulayat.
G. Kabupaten Bengkayang
1. Hujan yang deras menyebabkan Dusun Pangkalan Darit
dan Pangkalan Makmur Kecamatan Sui Pangkalan II
Kabupaten Bengkayang banjir. Komoditi yang ikut
banjir diantaranya Tanaman lada seluas 5 ha dan Sawit
150 ha
H. Kabupaten Sambas
1. PT Sentosa Asih Makmur PT SAM) saling klaim
dengan kelompok 42 mengenai lahan seluas 147 hektar
di belakang Bukit Seburuan.
2. Para ahli waris atas tanah wilayah Bukit Seburuan Desa
Galing meminta PT SAM mengembalikan tanah hak
mereka yang digarap perusahaan tanpa ganti rugi.
3. Sejumlah warga kabupaten Sambas mengadu ke
Komnas HAM perwakilan Kalbar mengenai konflik
dengan PT Sentosa Asih Makmur (SAM). Konflik sudah
terjadi sejak Tahun 2006.
4. Salah satu warga Mentibar H. Matjiri mempertanyakan
salah satu perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi
di Desa Mentibar Kecamatan Paloh tapi belum
mempunyai izin. Bahkan menggarap lahan mereka (H.
114
Matjiri, Ibrahim dan Rusdi) menjadikan parit yang tidak
masuk dalam program perusahaan (plasma)
I. Kabupaten Kubu Raya
1. PT. Punggur Argo Lestari (PAL) mencaplok lahan milik
ahli waris Keraton Kadriah Pontianak seluas 2.000 ha
terletak di Desa Sepok Laut Kecamatan Sungai Kakap
Kabupaten Kubu Raya.
J. Kabupaten Kayong Utara
1.Anggota DPRD Ketapang, Tini meminta pemerintah
daerah segera menangani kasus lahan penanaman sawit
PT.CUS yang masuk ke area lahan milik Desa Tembera
Kecamatan Simpang Dua. Ini terjadi dikarenakan peta
penanaman yang dipegang PT.CUS mengacu kepada
izin yang didapat saat Kayong Utara masih tergabung
didalam Ketapang.
2. Manajemen PT Kayung Agro Lestari (PT KAL) akhirnya
membayarkan dana tambahan harga lahan. Tahap I di
Dusun I Tegas, Tahap II di Dusun II Lestari Desa Kuala
Tolak, Tahap III Dusun III Ampera dan Tahap IV di
Dusun IV Karya Desa Kuala Tolak.
K. Kabupaten Ketapang
1. Puluhan masyarakat beberapa desa(Desa Mekar Jaya,
Desa Lembah Mukti, Dusun Pulai Laman, Desa Asam
Besar, Desa Sungkai, Desa Kalimantan dan Desa Lipat
Gunting) di Kecamatan Manis Mata mendatangi Kantor
DPRD Ketapang, Senin (8/4/2013). Mereka meminta
tumpang tindih data lahan yang digarap oleh perusahaan
perkebunan PT Maya Agro Investama yang merupakan
bagian dari PT Poliplant Group segera diakhiri. Apabila
tak diakhiri, masyarakat mengancam akan menduduki
DPRD Ketapang, hingga masalah yang mereka
115
mendapatkan jalan keluar.
2. Puluhan warga Desa Negeri Baru Benua Kayong
menuntut PT Arrtu Energie Resourses (Green Eagle
Group) untuk tidak membanguna fasilitas umum di
daerah mereka. Mereka menuntut Rp. 3 juta per KK
(900 KK) dengan luas lahan 2.039 ha.
3. Ratusan warga Desa Batu Sedau, Kecamatan Manismata
mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Ketapang untuk
mengadu dan menuntut Perusahaan Kebun Sawit PT
HHK Timur mengenai pembagian kebun plasma yang
tidak kunjung dibagikan oleh perusahaan selama 7
tahun.
Keadaan Hot Spot di wilayah Kalimantan Barat Tahun
2013yang terdeteksi Satelit NOAA, pada 2 Maret terdapat 24
titik api yang tersebar di beberapa daerah yakni Kabupaten
Ketapang 10 titik, Landak satu titik, Kubu Raya 10 titik.
Sanggau dua titik dan Sekadau satu titik.
Kemudian, pada 3 Maret, tercatat ada tujuh titik api yang
berada di Kabupaten Ketapang dua titik, Kabupaten Kubu Raya
dua titik, Kabupaten Pontianak dua titik dan Kabupaten Sintang
satu titik. Sedangkan pada 4 Maret, ada 21 titik api. Sedangkan
kota Singkawang ada dua titik hot spot yaitu di Desa Mayasopa
dan Desa Pajintan Kecamatan Singkawang Timur
Kebakaran Lahan dan Kebun pada tahun 2013 meliputi :
E. Kabupaten Pontianak
1. Kebakaran Lahan perkebunan terjadi di lokasi
Perusahaan Swasta yaitu lokasi PT MitraAndalan
Sejahtera (PT MAS) daerah Wajok Kecamatan Siantan
Kabupaten Pontianak seluas ± 40 ha.
2. Kebakaran Lahan terjadi di Kebun milik Petani Pak
116
Marjun dan kawan-kawan seluas ± 400 ha. Lahan
tersebut ditanami karet, kopi dan kelapa sawit.
F. Kabupaten Sambas
1. Perkebunan Karet, Nenas dan Sawit masyarakat seluas
200 ha di Desa Mentibar Kecamatan Paloh dan Desa
Simanas Kecamatan Galing terbakar.
G. Kabupaten Kubu Raya
1. Kebakaran Lahan milik masyarakat Fuadun, Ismael,
Ladum, Riasan dan petani lain. Lahan tersebut ditanami
karet dan lahan kosong (semak). Luas lahan yang
terbakar ± 20 ha.
H. Kota Singkawang
1. Kebakaran lahan masyarakat seluas ± 10 ha. Lahan
tersebut ditanami Nenas, durian dan rambutan.
Pencemaran Lingkungan terjadi akibat kegiatan pembangunan
usaha perkebunan , yaitu :
1. Limbah PT Kalimantan Agro Lestari (KAL) telah
Mencemari Sungai Siduk di Kabupaten Ketapang dan
Kayong Utara.
23. Judul Kegiatan : Monitoring Pengendalian Brontispa dengan Metarhizium
brontispae
Ketua Pelaksana : Akhmad Faisal Malik, SP.
Tujuan Kegiatan : Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui keefektifan
Metarhizium isolat B. longissima dalam mengendalikan B.
longissima di beberapa lokasi sentra lokasi di Kalimantan
Barat.
Metode : 1. PemilihanCalonPetanidanCalonLokasi (CPCL)
Kegiatan CPCL dilakukan di beberapakabupaten yang
merupakansentratanamankelapa. Persyaratancalonpetani
yang diperlukanadalah
a. Petaniaktifdalamkelompoktani
b. Petanibersediamengikutikegiatanpengendalianhamakumb
angjanurkelapa (Brontispalongissima)
c. Petanitidakmenuntutbiayakompensasi
117
d. Petanipesertamaksimal 5 oranguntuksetiapwilayah UPPT
Persyaratancalonlokasikegiataniniadalah
a. Tanamankelapaberumur 2-5 tahun
b. Diutamakanberupahamparan
c. Masing–masingkebun minimal terdiriatas 20
pohonterserangdengankategoriringansampaisedang
d. Kebunmudahdiaksesdanterawattbaik
2. EksplorasiMetarhiziumbrontispae
Metarhiziumbrontispaeyang
digunakandalamkegiataniniadalah M.brontispaeisolatlokal
Kalimantan Barat yang telahdikoleksi di
laboratoriumjamurentomopatogen BPTP Pontianak.
3. EksplorasiBrontispalongissima
Brontispa longissimadiambildaritanamanbergejala di
lapangan, terutamapadapucuktanamanterserang,
dengancaramemotongpucuk/janurbergejala.
B. longissimayang berada di
dalampucuktersebutdipilihberdasarkan stadia,
kemudiandipelihara
dilaboratoriumuntukkeperluanujivirulensi.
4. PemeliharaanBrontispa longissima
Brontispa longissimadipeliharaberdasarkanstadia di
dalamstoplesplastik dengandiberipakanberupajanursegar.
Janurdigantisecaraperiodik agar pakanselalutersedia.
5. PerbanyakanMetarizhumbrontispaeMenggunakan Media
Jagung
PerbanyakanMetarizhum spp. dengan media
jagungdilakukansesuai dengan metode yang biasa dilakukan
di BPTP Pontianak.
6. PengujiankualitasMetarhizium brontispae
PengujiankualitasMetarhiziumdilaksanakanuntukmengetahui
jumlahkerapatandanviabilitassporadariMetarhiziumyang
akandigunakandalamkegiatan.
Pengujiandilaksanakandilaboratoriumpenguji BPTP
Pontianak. Kegiataniniterdiriatas :
118
a. PenghitunganJumlahKonidia
Penghitungansporadilaksanakandengancaramenimbangsat
u gram
sampelMetarhiziumsppdarihasilperbanyakankemudiandie
ncerkandenganmengguankanmetodepengenceranberseri
(serial
dilution).Selanjutnyajumlahkonidiadihitungmenggunakan
haemocytometer.
b. PenghitunganDayaKecambah (Viabilitas) Konidia
Penghitungandayakecambahdilakukandengancaramenana
mkansuspensi Metarhiziumpadapotongan media Potato
Dextrose Agar (PDA) yang diletakan di
atasobyekgelassterildandimasukankedalamcawan petri, di
dalamcawan petri diletakanpotongankapas yang
dibasahiuntukmenjagakelembapan. Konidia yang
berkecambahdiamatisetelah 18jam setelahperlakuan.
Viabilitaskonidiadihitungdenganrumus:
Viabilitas konidia
=Jumlah Konidia Berkecambah
Jumlah konidia yang diamatix 100%
(DirektoratJendral Perkebunan, 2006)
7. Monitoring PengendalianB. longissima
Monitoring
kegiatanpengendalianBrontispadilaksanakandalamduakondis
iyaitudalamkondisisuhudankelembaban yang stabil /
terkontrol dandalamkondisilapangan.
a). KondisiSuhudanKelembabanStabil
Kegiatan monitoring
pengendalianBrontispadalamkondisisuhudankelembaba
nstabildilaksanakan di laboratoriumpenguji BPTP
Pontianak.Kegiatan monitoring
dilaksanakanuntukmengetahuitingkatvirulensiMetarhizi
umapabiladigunakandalamkondisisuhudankelembaban
yang stabil. KegiatanmenggunakanRancangan
119
AcakLengkap yang terdiriataslimaperlakuandan lima
ulangan. Perlakuan pengendalian sebagaiberikut :
K : Air steril (sebagaikontrol)
MKP : Metarizhiumasal Sungai Kakap
MKU : Metarizhiumasal Sungai Kunyit
MR : Metarizhiumasal Rasau Jaya
F : Insektisidaberbahanaktifdimehipo400 g/l
Metodeaplikasidilaksanakandengancarametodepengump
ulan (Feeding method).
Monitoring terhadaphasilpengendaliandiamatiselama 7-
14 haridandihitungtingkatvirulensinyadenganrumus:
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑣𝑖𝑟𝑢𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
=jumlah larva terinfeksi
jumlah larva yang diamatix 100%
(Sumber: DirektoratJendral Perkebunan, 2006)
Data yang diperolehakandianalisisdenganuji F,
apabilaberbedanyataakandilanjutkandenganujibedanyat
ajujur (BNJ) padatarafkesalahan 5%.
b).KondisiLapangan
KegiatanmonitoringpengendalianB. longissima di
lapangandilaksanakan di empat lokasi yaitu UPPT
Sungai Kakap (2 lokasi), UPPT Batu Layang (1
lokasi), UPPT Sungai Kunyit (1 lokasi).
Aplikasidilakukandengancaramenyemprotkan
suspensi
perlakuanpadapohonkelapaterserangBrontispayang
menunjukkangejalaserangandanmemilikijanur yang
belummembuka. Janur yang
belummembukaselanjutnyadiberitandasebagaisampel
untuk diamati.Dosisaplikasimasing-
masingperlakuanadalah 1 liter suspensi per
pohonsampel.KegiatandilakukanmenggunakanRancan
ganAcakKelompok
(RAK).Perlakuanpengendaliansebagaiberikut.
120
Perlakuan pengendalian sebagaiberikut :
K : Air steril (sebagaikontrol) +NPK sesuai anjuran
MKP : Metarizhiumasal Sungai Kakap+NPK sesuai
anjuran
MKU : Metarizhiumasal Sungai Kunyit+NPK sesuai
anjuran
MR : Metarizhiumasal Rasau Jaya+NPK sesuai
anjuran
F : Insektisidaberbahanaktifdimehipo 2
ml/liter+NPK sesuai anjuran
- Tingkat virulensiMetarhiziumdalamkondisilapangan
Tingkat
virulensiMetarhiziumdapatdihitungmenggunakanrum
us:
Tingkat virulensi 𝑀𝑒𝑡𝑎𝑟ℎ𝑖𝑧𝑖𝑢𝑚
=jumlah hama terinfeksi
jumlah hama yang diamatix 100%
ApabilatandaB. longissimaterinfeksibelumterlihat,
makasampeldiinkubasikan di laboratoriumselama 7-
14 harihinggamuncultandainfeksiMetarhizium.
- IntensitasKerusakanPadaPohonSampel
Monitoring intensitaskerusakanpadapohonsampel
yang telahdiaplikasiMetarhiziumdilaksanakantiga
kali yaitusebelumaplikasiMetarhiziumdilaksanakan,
satubulansetelahaplikasidanduabulansetelahaplikasi.
Pengamatanintensitasseranganditujukanpadajanursa
mpel yang barumembuka.
Penilaianintensitaskerusakan menurut Taviana (2005)
mengikutinilaisebagaiberikut:
Sehat : Tidakadakerusakanpadapelepahdaun
Ringan :< 25% daun bergejala
Berat : >25%daun bergejala
Selanjutnyaakandihitungpersentaseserangan (PS)
danLuasSerangan (LS) dalamkebunsampelyaitu:
121
PS Berat =Jumlah tanaman terserang berat
Jumlah seluruh tanaman yang diamatix 100%
PS Ringan
=Jumlah tanaman terserang ringan
Jumlah seluruh tanaman yang diamatix 100%
LS Berat= PS berat x luaskebunsampel
LS ringan = PS ringan x luaskebunsampel.
Hasil Pelaksanaan : 1. Uji di Lapangan
Hasil uji virulensi Metarizhium terhadap brontispa longissima
di lapangan baru diperoleh di lokasi I (sungai kakap), data hasil
pengamatan disajikan sebagai berikut:
PERLA-
KUAN
ULANGAN/BLOK JUM-
LAH RERATA
1 2 3 4 5
K 0 0 0 0 0 0,00 0
MKP 36,28 45,24 69,44 59,68 57,63 268,27 53,654
MKU 51,19 8,33 59,27 47,46 - 166,25 41,5625
MR 19,45 14,28 43,18 56,6 20,48 153,99 30,798
F 100 24,97 58,18 100 34,72 317,87 63,574
Kesimpulan : Hasil sementara menunjukkan bahwa di lokasi I (Kec. Sungai
Kakap), Metarizhium brontispae yang efektif adalah Isolat
Sungai Kakap, dengan menyebabkan mortalitas sebesar 53,
65%.
Catatan : Hasil pengamatan dan analisis data secara lengkapakan
dilaporkan di laporan kegiatan
24. Judul Kegiatan : Inventarisasi dan Identifikasi OPT pada Pembibitan
Tanaman Kelapa Sawit
Ketua Pelaksana : Erlan Ardiana Rismansyah, SP
Tujuan Kegiatan : mengetahui keragaman jenis OPT yang menyerang pada
pembibitan kelapa sawit
Metode Kegiatan : Pengumpulan data dengan survei lapangan
Lokasi Kegiatan : Inventarisasi dan identifikasi OPT pada pembibitan tanaman
122
kelapa sawit dengan lokasi :
1. Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya
2. Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak
3. Kecamatan Anjungan Kabupaten Pontianak
4. Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak
5. Kecamatan Segedong Kabupaten Pontianak
6. Kecamatan Karangan Kabupaten Landak
Hasil Pelaksanaan : Inventarisasi OPT pada pembibitan kelapa sawit dilakukan
dengan mengamati jenis hama dan penyakit yang menyerang
pembibitan kelapa sawit di masing-masing lokasi dan mencatat
persentase serangan OPT. Hasil pengamatan menunjukkan
gejala serangan OPT yang menyerang tanaman kelapa sawit
pada fase pembibitan didominasi oleh penyakit busuk daun dan
bercak daun. Beberapa patogen diketahui merupakan penyebab
penyakit bercak daun pada pembibitan kelapa sawit antara lain
Helminthosporium, Curvularia, Pestalotia, dan Fusarium.
Bercak yang ditimbulkan tidak seragam, akan tetapi bervariasi
seperti bercak berukuran kecil pada daun dengan jumlah
banyak, bercak dengan halo yang konsentris, gejala hawar daun
dan lain-lain.
123
Gambar. Lokasi pembibitan kelapa sawit di Desa Batu Layang
Gambar. Lokasi pembibitan kelapa sawit di Desa Wajok Hulu
124
Gambar . Lokasi pembibitan kelapa sawit di Desa Toho Hilir
(Bapak Atie)
Gejala Abnormalitas yang dijumpai pada pembibitan kelapa
sawit yang diamati berkisar pada 0-5 % dengan gejala
abnormalitas yang dijumpai cukup beragam meliputi bibit
kerdil, daun tegak, bercak jingga, daun berkerut.
Hasil indentifikasi sampel penyakit bercak daun pada daun bibit
kelapa sawit di laboratorium menunjukkan lebih dari satu
patogen penyebab gejala, antara lain adalah Curvularia sp,
Helminthosporium dan Colletotrichum sp. Curvularia
ditemukan pada semua sampel daun yang dibawa di lapangan.
Sementara jamur Pestolotia sp hanya ditemukan di daerah
Kuala Dua Kecamatan Rasau Jaya.
Jenis OPT lain yang ditemukan selain penyakit bercak daun
adalah hama belalang yang menyebabkan lubang daun kelapa
sawit menjadi berlubang. OPT ini dipertimbangkan tidak
menjadi masalah yang penting karena selain intensitas
serangannya rendah, juga tanaman yang terserang ditemukan
bersifat sporadis..
125
126
Gambar. Beberapa gejala penyakit daun (leaf spot pada
pembibitan kelapa sawit)
127
Gambar. Identifikasi Lokasi Batu Layang dan Wajok Hulu
128
129
Gambar. Identifikasi patogen lokasi Toho Hilir
Upaya pengendalian yang dilakukan selama inioleh petani
adalah dengan melakukan penyemprotan menggunakan
fungisida dan isolasi tanaman terserang dengan memisahkan
tanaman yang memiliki gejala bercak daun dari kebun
pembibitan yang sehat. Hal ini petugas temukan ketika
pengamatan dilakukan. Perlakuan budidaya lainnya adalah
dengan menggunakan naungan pada umur bibit yang masih
sangat muda.
Kesimpulan : OPT yang menyerang kelapa sawit pada periode pembibitan
antara lain penyakit bercak daun, busuk akar, hama belalang
dan kondisi bibit abnormal. Penyakit bercak daun merupakan
OPT utama yang menyerang pada fase pembibitan karena
penyakit ini mendominasi di semua lokasi pembibitan yang
diamati.
25. Judul Kegiatan : Monitoring Pengendalian Plesispa dengan Predator
Dermaptera
Ketua Pelaksana : Erlan Ardiana Rismansyah, SP
130
Tujuan Kegiatan : Tujuan kegiatan Monitoring Pengendalian Plesispa Dengan
Predator Dermaptera adalah memonitor kegiatan pengendalian
kumbang janur kelapa (Plesispa reichei) menggunakan musuh
alami (predator cecopet, earwig, Ordo Dermaptera) yang
diperbanyak secara massal di laboratorium dan dilepas kembali
ke lapangan.
Metode Kegiatan : Pengumpulan predator dari lapangan kemudian diperbanyak
secara massal di laboratorium dan dilepaskan di lapangan untuk
dievaluasi
Lokasi Kegiatan : Monitoring Pengendalian Plesispa Dengan Predator
Dermapteradengan lokasi :
1. Desa Sungai Kakap Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten
Kubu Raya
2. Desa Peniti Luar Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak
3. Desa Sungai Burung Kecamatan Segedong Kabupaten
Pontianak
4. Desa Semudun Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten
Pontianak
Hasil Pelaksanaan : Tahap awal dari kegiatan adalah melakukan pengumpulan
predator Cecopet dari lapangan untuk diperbanyak di
laboratorium. Pengumpulan predator dilakukan secara manual
di Desa Sungai Burung (Pontianak) dan di Sungai Kakap (Kubu
raya). Hasil yang diperoleh kemudian dibawa ke laboratorium
untuk diperbanyak.
Cocopet dapat diperbanyak menggunakan media campuran
tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1. Makanan untuk
cocopet dapat menggunakan bahan-bahan organik, kompos, dan
sisa-sisa sampah. Hal ini dikarenakan di kondisi lapangan
Cocopet merupakan juga pemakan bahan organik dan sisa
sampah. Dalam kegiatan ini jagung baik dalam bentuk pipilan,
bubur jagung manis ataupun poor makanan ayam. Makanan
diganti atau ditambahkan setiap 2-3 hari sekali.
131
Gambar. Persiapan alat dan bahan untuk perbanyakan massal
Cecopet di laboratorium.
Sebagai suplemen dalam perbanyakan massal ini pada setiap
wadah perbanyakan ditambahkan serasah daun kelapa kering
sebagai tempat persembunyian cocopet (karena cocopet
cenderung merupakan binatang yang tidak menyukai cahaya
terang), dan sebagai tempat meletakkan telurnya.
Tisu basah ditambahkan ke dalam wadah perbanyakan untuk
menjaga kelembaban udara tetap tinggi.
Wadah keler plastik digunakan sebagai wadah perbanyakan
yang praktis dan tutup wadah perlu dibuat lubang dengan diberi
kain kasa agar Cecopet mendapatkan udara tetapi tidak dapat
keluar dari wadah. Wadah sebaiknya disimpan pada kondisi
agak gelap dan tidak terkena cahaya langsung
Sebelum pelepasan di lapangan dilakukan pengujian terhadap
potensi predasi predator cecopet di laboratorium terhadap
kumbang janur kelapa. Hasil pengujian laboratorium
menunjukkan predator Chelisoches morio mampu memangsa
larva Brontispa longissima instar 1 dan 2 sebanyak 72,6 ekor
dalam sehari.
132
Gambar. Proses memangsa predator cocopet terhadap larva
muda kumbang janur kelapa
Tabel. Hasil uji lapangan
perlakuan
Segedong Sui Kunyit Sui Kakap
sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah
Tanpa
Predator 39 25 54 56 31 40
Predator 1
ekor/pohon 48 27 36 23 38 19
predator 2
ekor/pohon 21 42 36 46 37 13
Hasil pengujian lapangan diatas menunjukkan pengendalian
kumbang kelapa menggunakan predator cecopet belum
konsisten dan daya pengendalian yang diperoleh masih
fluktuatif. Sedikitnya jumlah predator yang dilepas diduga
menjadi penyebab rendahnya efisiensi pengendalian.
Gambar. Petugas melepaskan predator di lapangan
133
26. Fasilitasi Kegiatan Pelatihan Petani Bidang Perlindungan Perkebunan.
Petugas BPTP Pontianak baik Petugas Teknis Laboratorium maupun Petugas Unit
Pembinaan Perlindungan Tanaman (UPPT) berperan aktif dalam kegiatan pelatihan
petani bidang perlindungan perkebunan baik sebagai Nara Sumber Pemandu Lapang
(PL) pada kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) maupun
sebagai pemandu pada Diklat Non Sekolah Lapang.
Dana Kegiatan pelatihan petani berasal dari APBN dan APBD. Jenis pelatihan petani
dan lokasi pelatihan pada tahun 2013 termuat pada Tabel10 (terlampir).
27. Fasilitasi Kegiatan Pengendalian OPT dan Penanganan Gangguan Usaha
Perkebunan (GUP)
Petugas BPTP Pontianak terutama Petugas Brigade Proteksi Tanaman (BPT), Sub
Lab Hayati dan Unit Pembinaan Perlindungan Tanaman (UPPT) berperan aktif dalam
pendampingan kegiatan pengendalian OPT dan Penanganan Gangguan Usaha
Perkebunan yang didanai dari dana APBN dan APBD I yang melalui Dinas
Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat maupun dana APBN dan APBD II yang
Gambar. Salah Satu kebun pengamatan
Kesimpulan : Predator Cecopet merupakan agen pengendali kumbang
Brontispa longissima yang potensial. Predator Cecopet dapat
diperbanyak di laboratorium dengan menggunakan pakan
pedigree untuk makanannya hingga dilepaskan di lapangan.
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui
jumlah sesuai untuk pengendalian Brontispa longissima di
lapangan.
134
melalui Dinas yang membidangi perkebunan (Dinas Perkebunan/ Dinas Kehutanan
dan Perkebunan/Dinas Pertanian dan Kehutanan/Dinas Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten/Kota) lingkup Propinsi Kalimantan Barat. Petugas BPTP dilibatkan dalam
kegiatan pengendalian OPT dan penanganan GUP sebagai pelaksana lapangan yaitu
sebagai pembina dan pendamping kelompok tani dalam kegiatan. Daftar kegiatan
Perlindungan Perkebunan pada Dinas yang membidangi perkebunan
(Provinsi/Kabupaten/Kota) Tahun 2013 termuat pada Tabel11 (terlampir).
27. Pemberdayaan Pejabat Fungsional P-OPT
Selama Tahun 2001- 2013, dalam rangka pemberdayaan Pejabat fungsional P-OPT,
maka Pejabat Fungsional P-OPT telah melakukan fungsinya di berbagai unit kerja
BPTP Pontianak (Lab. OPT, Lab. APH, BPT dan UPPT) dengan melakukan kegiatan
dan mengkaji sesuai jenjang jabatannya berdasarkan unsur utama dan unsur
penunjang sesuai Kepres No. 87 tahun 1999. Disamping itu terdapat22 (dua puluh
dua) orang P-OPT selama periode impasing 2001 – 2013
telahmampumenaikkanPangkat dan Jabatan sebanyak 22 (dua puluh dua) orang, atau
100 %. Sedangkan 3 (tiga) orang pejabat fungsional P-OPT yang masuk ke Jafung P-
OPT BPTP Pontianak tahun 2011 saat ini 2 (dua) orang berubah pangkat dan 1 (satu)
orang belum berubah pangkat dan jabatan. Keadaan terakhir Pejabat Fungsional P-
OPT sampai dengan akhir Desember 2013 berjumlah 23 (dua puluh tiga) orang,
karena 1 (satu) orang a.n. Nandang Suherman pensiun pada tanggal 1 Juli 2013 dan 1
(satu) orang meninggal dunia a.n. T. Soedirman (Alm) pada tanggal 3 Agustus 2013.
Rekapitulasi daftar nama pejabat fungsional P-OPT BPTP Pontianak s.d 2013 termuat
pada Tabel 12.
135
Tabel 12.Rekapitulasi daftar nama Pejabat Fungsional P-OPT BPTP Pontianak sampai
dengan Tahun 2012
No Nama Unit Kerja
Pangkat Jabatan Angka Kredit Keterangan
Nilai AK
Yg dicapai
Waktu
Penilaian Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
1. Syaifudin, SP Sek.
Jafung III/a III/d Ahli Pertama A. Muda 124 446,741 342,741
01-04-2013
2.
Hamdani, STP, MP
LUPH
II/d
III/d
T. Pelaksana
A. Muda
95 378,471 283,471 01-04-
2014
3. Rahidi LUPH II/d III/c T. Pelaksana T. Penyelia 95 209,501 114,501 01-04-
2010
4.
M.Z. Arifin, SP
LUPH
II/c
III/a T. Pelaksana A. Pertama 60 141,958 81,958 01-04-
2013
5. Ellyazar, SP BPT II/d III?b T. Pelaksana A. Pertama 83 150,836 67,836 01-10-
2012
6. Saleh Sumbada UPPT II/d III/c T. Pelaksana T. Penyelia 95 248,459 153,459 01-05-
2013
7. Nandang Suherman UPPT II/d III/a T. Pelaksana T. Lanjutan 83 117,480 34,48
01-07-
2011 Pensiun
8. Riswanto UPPT II/d III/c T. Pelaksana T. Lanjutan 100 242,196 142,196 01-04-
2012
9. Marjoko UPPT III/a III/b T. Pelaksana T. Lanjutan 100 233,638 133,638 01-05-2013
10. Iim Halim Sofyan UPPT III/a III/b T. Pelaksana T. Lanjutan 100 200,721 100,721 01-05-
2013
11. Syamsudin UPPT II/c III/b T. Pelaksana T. Lanjutan 60 191,942 123,87 01-05-
2012
12. Saroni UPPT II/c III/b T. Pelaksana T. Lanjutan 80 160,780 80,78 01-10-
2013
13. M. Yusuf UPPT II/d III/a T. Pelaksana T. Lanjutan 75 124,242 49,242 01-05-
2013
14. Mahpudin, SP UPPT II/c III/b T. Pelaksana T. Lanjutan 75 186,749 111,744 01-06-
2012
15. Bambang BSA UPPT II/d III/b T. Pelaksana T. Lanjutan 83 200,251 117,25 01-05-
2013
16. Ade A. Fattah UPPT II/c III/a T. Pelaksana T. Lanjutan 60 126,672 66,672 01-10-
2012
17. Mulyoto UPPT II/c III/a T. Pelaksana T. Lanjutan 60 156,268 93,208 01-04-
2013
18. Raden Siagian UPPT II/c III/a T. Pelaksana T. Lanjutan 60 122,900 62,9 01-10-
2012
19. Ridwan UPPT II/c III/a T. Pelaksana T. Lanjutan 60 150,894 90,894 01-04-
2013
20. T. Soedirman UPPT II/c III/a T. Pelaksana T. Lanjutan 68 122,167 54,167
01-04-
2012 Meninggal
21. Darsono, SP UPPT II/c III/a T. Pelaksana T. Lanjutan 58 116,384 58,384 01-10-
2012
22. Zaenal MA, SP BPT II/c II/d T. Pelaksana T. Lanjutan 60 111,000 51 01-10-2012
23. Erlan AR, SP LL III/a III/a A. Pertama A. Pertama 102 120,210 18,21 01-10-
2012
24. Erwin IP, SP LL III/a III/a A. Pertama A. Pertama 102 158,738 56,738 01-05-
2013
25. A. Faisal M, SP LUPH III/a III/a A. Pertama A. Pertama 102 158,287 56,287 01-04-
2013
A = Ahli
T = Terampil
136
28. Magang atau Kerja Praktek Lapang Mahasiswa/Pelajar
Mahasiswa /pelajar di kota Pontianak dalam rangkauntuk magang atau Kerja Praktek Lapang
sebagaian memilih BPTP Pontianak sebagai lokasi magang/Kerja Paraktek Lapang. Tujuan
magang/Kerja Paraktek Lapang adalah agar Mahasiswa/Pelajar mendapatkan pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan dalam duania kerja secara nyata. Mahasiswa/Pelajar yang
magang/Kerja Praktek Lapang di BPTP Pontianak tahun 2013 pada Tabel 13.
Tabel 13. Mahasiswa/Pelajar yang magang/Kerja Praktek Lapang di BPTP Pontianak tahun 2013
No. Nama/NIM/NIS Asal Jurusan Waktu Magang Keterangan
1. Aulia Fitriani
C51110021
Fak. Pertanian
Untan
Agroteknologi 16 Juli s.d 16 September
2013
2. Annisa Atul Adawiyah
C51110082 sda sda sda
3. Elok Trisnawati
C51110081 sda sda sda
4. Arip
C51110083 sda sda sda
5. Galih Yoga Prasaja
C51110059 sda sda sda
6. Zulkifli Alfarizai
C51110055 sda sda sda
7. Muhammad Idris
C51110070 sda sda sda
8. Bahrin
C51110056 sda sda sda
9. Alfadiah
C51110050 sda sda sda
10. Sofiah
2841
SMK Abdi Agape
Pontianak
Akuntansi 1 Juli – 31
Agustus 2013
11. Roni
2839 sda sda sda
12. Melinawati
2839 sda sda sda
13. Suhardi
2842 sda sda sda
14. Denise Cikita
H14110027 sda sda sda
15. Suryati
H14110046 sda sda sda
16. Ghoniyah Politeknik Negeri
Pontianak
Administrasi Negara 16 Desember
2013 – 24 Januari
17. Yuli sda sda sda
18. Meri Andani sda sda sda
29. Petugas Teknis BPTP Pontianak Sebagai Nara Sumber.
137
Pada beberapa kesempatan petugas teknis BPTP Pontianak diminta sebagai Nara
Sumber pada berbagai bentuk pelatihan yang diselenggarakan oleh berbagai Instansi
terkait ( Pemerintah Daerah,UPTD,dll). Data PNS BPTP Pontianak sebagai Nara
Sumber/Pemandu pada pendidikan Non formal termuat pada Tabel 14.
Tabel 14. Data PNS BPTP Pontianak sebagai Nara Sumber/Pemandu pada
pendidikan non formal
No Nama/NIP Pangkat/
Gol
Diklat Yang di
Latih/dipandu
Tempat dan
Waktu/Freku-
ensi
Penyelenggara
1. G.Lulus PH,S.Si,MP
NIP 19710925 199903 1 001
Penata
Tk.I (III/d)
Pelatihan
Database
Pengamatan
OPT
Perkebunan
UPTD P2 TP
Dinas
Perkebunan
Prov.Kaltim
23-24 Okt 2013
Dinas
Perkebunan
Prov.Kaltim
2. Syaifudin,SP
NIP 19630610 198803 1 001
Penata
Tk.I (III/d)
Pelatihan
Pengendalian
OPT
Perkebunan
Kab.Kota
Waringin Barat
1-2 April 2013
Dinas
Perkebunan
Prov.Kalteng
3. Ir.Sajarwadi
NIP 19620709 198903 1 001
Pembina
Tk.I (IV/b)
Pelatihan
Penanggulangan
Hama Penyakit
Terpadu pada
Lada
DS.Ratu
Sepaduk
Kec.Galing
Kab.Sambas
PEMDA
Prov.Kalbar
V. MASALAH
138
Permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP) Pontianak pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut :
A. Dana
1. Dana Pengendalian OPT Eksplosi sampai saat ini persediannya hanya terdapat pada
Dinas Perkebunan Propinsi/Kota/Kabupaten dalam jumlah terbatas. Hal ini
menimbulkan kesulitan apabila terjadi eksplosi OPT yang memerlukan tindakan
pengendalian dengan dana besar dan dalam waktu cepat. Keadaan ini menyebabkan
tindakan penanganan eksplosi OPT sering terlambat sehingga serangan OPT
semakin meluas. Sosialisasi tentang pentingnya ketersediaan dana penanganan
eksplosi OPT sudah sering diberikan BPTP Pontianak kepada berbagai instansi
terkait, tetapi instansi terkait belum semuanya mengakomodir hal ini. BPTP
Pontianak akan mengsosialisasikan hal ini secara terus menerus dengan mengambil
contoh kejadian eksplosi OPT yang terjadi pada tahun 2010 dan 2011.
2.Terbatasnya dana untuk pembelian peralatan pengendalian OPT. Hal ini
menimbulkan kesulitan apabila terjadi serangan eksplosi OPT dalam areal yang luas
di Provinsi Kalimantan Barat. BPTP Pontianak telah memberikan masukan melalui
surat dan himbauan melalui pertemuan-pertemuan resmi kepada Dinas Perkebunan
Provinsi/Kabupaten/Kota maupun PBS untuk dapat menganggarkan dana
pengadaan peralatan pengendalian OPT melalui dana APBD Kabupaten/Kota Dinas
Perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota masing-masing atau dana mandiri PBS.
Beberapa kabupaten seperti Kabupaten Ketapang dan Sambas telah mengadakan
peralatan pengendalian OPT seperti pulsfog, power sprayer, dan bor mesin,
walaupun jumlahnya masih terbatas. Selain itu jumlah alat pengendalian OPT pada
BPTP Pontianak perlu ditambah melalui pengadaan peralatan baru, sehingga jumlah
dan kualitas peralatan pengendalian OPT pada BPTP Pontianak memadai dari segi
kuantitas dan kualitas untuk menangani adanya eksplosi OPT.
3. Terbatasnya dana operasional laboratorium. Dalam rangka meningkatkan pelayanan
publik di bidang perlindungan tanaman kepada masyarakat umum, BPTP Pontianak
memiliki Klinik Tanaman Perkebunan. Pelayanan klinik tanaman dilaksanakan oleh
139
laboratorium-laboratorium yang ada di BPTP Pontianak. Sampai saat ini
pembiayaan operasional Klinik Tanaman Perkebunan masih belum dianggarkan
secara khusus tetapi menginduk pada dana operasional laboratorium yang
jumlahnya terbatas. Oleh karena itu ke depan dana operasional laboratorium perlu
ditambah sehingga pelayanan Klinik kepada masyarakat dapat ditingkatkan.
C. S D M
1. Saat ini di BPTP Pontianak sangat kekurangan tenaga teknis UPPT dan petugas
laboratorium BPTP Pontianak. Pada 2 (dua) tahun pengadaan CPNS yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian yaitu formasi pengadaan tahun 2009
dan 2010 tidak mendapatkan tambahan tenaga CPNS. Padahal tenaga teknis yang
berlatar belakang Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) sebagai petugas
laboratorium sangat diperlukan dalam rangka percepatan pengembangan teknologi
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) perkebunan. Penambahan tenaga teknis UPPT
diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi perlindungan tanaman perkebunan
di daerah. Saat ini jumlah tenaga teknis di UPPT sebagian besar hanya berjumlah 1
(satu) orang dengan umur yang mendekati atau masuk masa pensiun sedangkan
wilayah binaan meliputi 2-12 kecamatan per UPPT. Mulai tahun 2013 ini beberapa
PNS pensiun, sehingga beberapa UPPT akan kosong karena tidak ada petugas.
Jumlah areal tanaman perkebunan yang cukup luas di masing-masing wilayah
binaan UPPT belum tercover seluruhnya dengan intensif oleh petugas yang ada.
Dalam rangka untuk memenuhi tenaga UPPT, saat ini untuk sementara telah
ditempuh kerjasama dengan Dinas Perkebunan atau Dinas yang membidangi
perkebunan di Kota/Kabupaten, dimana Dinas menugaskan tenaga teknisnya untuk
difungsikan sebagai petugas UPPT. Jumlah petugas teknis Dinas yang ditugaskan di
UPPT saat ini berjumlah 5 (lima) orang terdiri dari 2 (dua) orang di UPPT Paloh
(Kabupaten Sambas), 1 (satu) orang di UPPT Pemangkat (Kabupaten Sambas), 1
(satu) orang di UPPT Sambas (Kabupaten Sambas), dan 1 (satu) orang di UPPT
Nanga Pinoh (Kabupaten Melawi). Pada tahun 2013 diharapkan ada rekrutment
PNS dari Pemerintah, maka termasuk Kementerian Pertanian, sehingga masalah
kekurangan tenaga teknis dapat teratasi.
140
2. Petugas teknis perlindungan perkebunan pada BPTP Pontianak rata-rata berumur di
atas 50 tahun dan sampai saat ini masih kurang adanya regenerasi petugas dengan
tidak adanya tambahan tenaga CPNS pada BPTP Pontianak, maka hal ini pada
saatnya akan dirasakan tidak adanya petugas pengganti yang akan meneruskan
tugas dan fungsi pada bidang perlindungan perkebunan. Mulai tahun 2014 beberapa
UPPT tidak dapat operasional karena tidak adanya petugas.
3. Saat ini BPTP Pontianak memiliki 3 (tiga) orang calon Jabatan Fungsional
Pengawas Benih Tanaman (PBT) yag sudah mendapat pendidikan Diklat Dasar
pada TA. 2008. Namun sampai sekarang belum dapat diusulkan sebagai Jabatan
Fungsional PBT sehubungan dengan status BPTP Pontianak yang sampai saat ini
masih menangani bidang perlindungan perkebunan dan belum menangani bidang
perbenihan tanaman perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut peningkatan
status Balai ke depan yang dalam tugas dan fungsinya menangani selain bidang
perlindungan juga bidang perbenihan dapat diupayakan untuk dilanjutkan.
4. Terbatasnya fasilitasi pusat untuk kegiatan pelatihan diklat perkembangan teknologi
perlindungan perkebunan untuk petugas teknis perlindungan di daerah. Kegiatan
pelatihan/diklat ini perlu dilakukan ke berbagai instansi pada pusat/Balai Penelitian
Perkebunan maupun Perguruan Tinggi sehingga petugas teknis di daerah dapat
mensosialisikan teknologi PHT langsung ke petani di lapangan. Dalam hal
peningkatan SDM, BPTP Pontianak setiap tahun telah menganggarkan peningkatan
SDM untuk petugas Balai di bidang perlindungan perkebunan dalam bentuk
magang atau mengikuti diklat dan seminar yang diselenggarakan oleh Pusat/ Balai
Penelitian Perkebunan atau Perguruan Tinggi, namun alokasi hanya untuk 3-6 orang
per tahun dan hal ini dirasakan sangat kurang terutama untuk mengalokasikan
pelatihan bagi petugas UPPT di daerah. Kegiatan pelatihan ini selain untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas juga sebagai sarana penyegaran
bagi petugas dan media untuk saling mengenal antar petugas perlindungan antar
daerah agar ke depan dapat ditingkatkan menjadi bentuk kerjasama yang lebih baik.
Sehubungan hal tersebut perlu diupayakan/ditingkatkan fasilitas pusat (Direktorat
Perlindungan Perkebunan) dalam penyelenggaraan diklat-diklat teknis bidang
perlindungan perkebunan yang pesertanya adalah petugas perlindungan di daerah
141
(BBP2TP, BPTP, UPTD maupun perangkat perlindungan perkebunan di daerah).
Penganggaran untuk peningkatan SDM di bidang perlindungan perkebunan ini di
daerah/dinas masih belum banyak terakomodir, sehingga perlu adanya alokasi
anggaran peningkatan SDM pada Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota terutama untuk
bidang perlindungan perkebunan.
C. Sarana dan Prasarana
1. Dalam rangka meningkatkan status Laboratorium Proteksi Tanaman Perkebunan
menjadi Laboratorium Penguji yang terakreditasi, BPTP Pontianak memerlukan
Laboratorium Pengambilan Contoh. Laboratorium inimemerlukan dukungan dana
dalam hal pembangunan gedung dan peralatan laboratorium. Sampai dengan saat ini
Laboratorium ini masih memanfaatkan ruangan yang ada yang sangat terbatas baik
luas gedung ataupun fasilitasnya peralatan di dalamnya.Dukungan dana yang
memadai akan sangat mempengaruhi terwujudnya laboratorium yang terakreditasi.
2. Pada T.A. 2012 terdapat beberapa aset yang selama ini pengelolaannya di bawah
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat dihibahkan kepada BPTP pontianak
baik berupa bangunan maupun tanah. Aset tanah semuanya tanpa didukung adanya
dokumen berupa Surat Tanah. Hal ini sangat berisiko adanya klaim dari Pihak
Ketiga yang mengakui bahwa Tanah tersebut merupakan tanahnya. Dalam rangka
untuk penertiban aset perlu dialokasikan dana yang memadai untuk mengurus
sertifikat tanah pada aset negara tersebut.
3. Pada DIPA BPTP Pontianak T.A. 2013 sebelum revisi telah dialokasi dana dalam
rangka sinergisme Laboratorium Proteksi Tanaman Perkebunan Regional
Kalimantan yaitu untuk melengkapi peralatan pengendali OPT dan pembangunan
tower air untuk laboratorium pada UPTD Proteksi Tanaman Perkebunan Regional
Kalimantan Barat. Namun dengan adanya revisi DIPA dari Pemerintah pada bulan
September 2013 kegiatan tersebut tidak teralokasikan dan tidak dapat dilaksanakan.
4. Pada DIPA BPTP Pontianak T.A. 2013 sebelum revisi telah dialokasikan dana
dalam rangka pembelian tanah untuk kebun koleksi plasma nurfa tanaman
perkebunan. Namun adanya revisi DIPA dari pemerintah pada bulan September
2013 kegiatan tersebut tidak teralokasi dan tidak dapat dilaksanakan.
142
D. Teknologi.
1. Kegiatan sosialisasi dan diseminasi teknologi perlindungan perkebunan untuk
petugas dan petani di daerah/Kabupaten mengalami kendala karena terbatasnya
kegiatan pelatihan perlindungan perkebunan untuk petugas pada TA. 2010 s/d T.A.
2013 baik di BPTP Pontianak maupun di Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan
Barat.Beberapa kegiatan Pelatihan Perlindungan Perkebunan untuk petani
kebanyakan dananya masih berasal dari dana APBN Dekonsentrasi dan APBN TP
(Tugas Perbantuan) yang lewat Propinsi atau Kota/Kabupaten, sedangkan yang
menggunakan dana dari Kabupaten /Kota (APBD) masih sangat terbatas. Beberapa
kabupaten yang sudah menganggarkan pelatihan perlindungan perkebunan kegiatan
antara lain Kabupaten Sanggau, Bengkayang, Landak dan Kayong Utara. Hal ini
memerlukan koordinasi yang lebih intens antara BPTP Pontianak dan Dinas
Perkebunan Propinsi dengan Kota/Kabupaten agar kegiatan perlindungan
perkebunan dengan dana APBD dapat meningkat.
2. Setiap awal tahun selain melaksanakan koordinasi, BPTP secara rutin memberikan
masukan kepada Dinas Perkebunan atau Dinas yang membidangi perkebunan di
Propinsi/Kota/Kabupaten tentang jenis kegiatan yang dapat diusulkan daerah untuk
kegiatan pada tahun anggaran berikutnya khususnya melalui dana APBD Provinsi
maupun Kabupaten. Jenis kegiatan ini sudah sesuai dengan keadaan dan
problem/masalah yang dihadapi masing-masing Kabupaten / Kota dan sudah cukup
banyak Kab/Kota yang mengakomodir usulan ini menjadi usulan kegiatan di daerah
walaupun jumlah dana dan jenis kegiatan perlindungannya masih terbatas. Usulan
dana pengendalian masih dalam luasan yang terbatas, namun paling tidak ini dapat
menjadi awal (”embrio”) dari kegiatan perlindungan perkebunan di daerah dan
diharapkan dari tahun ke tahun dapat ditingkatkan jumlah dana dan kegiatannya.
E. Penanganan Perlindungan Perkebunan Region Kalimantan
1. Organisasi
✓ Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur secara organisasi telah
membentuk UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) yang membawahi perangkat
143
perlindungan perkebunan pada Provinsi masing-masing, sedangkan Provinsi
Kalimantan Selatan saat ini sudah mengusulkan UPTD yang merupakan
gabungan dari perangkat perbenihan dan perangkat perlindungan perkebunan.
Usulan ini telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Provinsi Kalimantan
Selatan dan sudah ada PERDA-nya, namun organisasi UPTD-nya sendiri belum
terbentuk. Hal ini menyebabkan dana rutin operasional perangkat perlindungan
perkebunan yang berasal dari dana APBD Provinsi Kalimantan Selatan belum
ada sehingga dana operasional rutin hanya berasal dari APBN saja.
2. Sarana dan Prasarana
✓ Kondisi perangkat perlindungan perkebunan di Ibukota Propinsi yang telah
ditingkatkan statusnya menjadi UPTD (Provinsi Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur) secara umum kondisi fisik bangunan perangkatnya yang ada
di Propinsi (LL, BPT atau Sub Laboratorium Hayati) lebih baik daripada
kondisi perangkat perlindungan yang belum menjadi UPTD (Provinsi
Kalimantan Selatan). Hal ini karena pada UPTD telah disediakan anggaran rutin
termasuk pemeliharaan gedung oleh daerah (APBD I) sedangkan yang belum
menjadi UPTD umumnya daerah belum membiayai kegiatan pemeliharaan
gedung perangkat.
✓ Kondisi perangkat perlindungan perkebunan di daerah khususnya instalasi
UPPT pada 3 Provinsi (Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan
Selatan) umumnya tidak/kurang terawat dan sudah banyak yang tidak berfungsi
atau alih fungsi selain UPPT (menjadi kantor lain atau tempat tinggal, atau tidak
dimanfaatkan sama sekali).
✓ Sarana kendaraan petugas UPPT sampai sekarang pada 3 provinsi (Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan) masih kendaraan lama dan
terbatasnya penambahan kendaraan baru. Diharapkan ke depan ada anggaran
dari daerah untuk menyediaan kendaraan baru sebagai sarana kerja Petugas
Perlindungan Perkebunan.
3. S D M
144
✓ SDM bidang perlindungan perkebunan pada 3 provinsi (Kalimantan Timur,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan) masih sangat kekurangan baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Petugas UPPT pada ketiga propinsi tersebut
umumnya adalah petugas kabupaten dan bukan petugas provinsi, hal tersebut
mengakibatkan banyaknya petugas UPPT yang sudah berubah fungsi di luar
UPPT (sebagai pejabat struktural atau petugas teknis lainnya) sesuai kebutuhan
kabupaten yang bersangkutan. Keadaan ini mengakibatkan jumlah petugas
UPPT lama sudah banyak berkurang.
✓ Pusat memfasilitasi adanya honor pengamat untuk petugas UPPT pada provinsi
tersebut, sehingga sekarang mulai dirintis kembali adanya petugas pengamat
OPT yang diusulkan oleh masing-masing dinas di Kabupaten/Kota kepada
Provinsi. Sebaiknya memang petugas-petugas UPPT tersebut merupakan
petugas propinsi yang ditugaskan di daerah/Kabupaten, sehingga ada ”garis
komando” yang jelas dari provinsi dan petugas UPPT tersebut supaya tidak
dialihkan ke tugas lainnya. Petugas-petugas tersebut bisa diarahkan menjadi
Pejabat Fungsional P-OPT di daerah sebagai jenjang karirnya.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
145
Secara umum kegiatan rutin maupun teknis perlindungan tanaman pada tahun
2013berjalan dengan baik akan tetapi masih perlu ditingkatkan.
B. Saran
Perlu peningkatan dana pemeliharaan gedung dan pembangunan gedung dan pengadaan
sarana untuk dapat dialokasikan pada perbaikan gedung perangkat dan penggantian
sarana yang sudah mulai banyak mengalami kerusakan mengingat rata-rata gedung
dibangun dan sarana diadakan pada tahun 1988. Dana pembangunan gedung dan sarana
terutama dialokasikan untuk pengaspalan jalan dan halaman di Kantor BPTP Pontianak
dan Instalasi Balai di daerah serta pembuatan pagar keliling kantor demi keamanan aset
Balai /aset Negara.
VII. P E N U T U P
146
Demikian Laporan Tahunan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak T.A.
2013 ini dibuat untuk menjadi bahan evaluasi dalam rangka perbaikan pelaksanaan
kegiatan pada masa yang akan datang.
Kepala Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan Pontianak
Ir. SAJARWADI.
NIP. 19620709 198903 1 001
147
Tabel 1. Jumlah dan kondisi instalasi Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
Pontianak TA. 2013
K E A D A A N
No. Kabupaten / Jenis Perangkat Jumlah Luas Rusak Rusa
k Keterangan
148
Kota Unit (M2) Baik Ringan Berat
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Kota 1. Ruang Kompos 1 150 X
Dibangun BPTP T.A. 2013
Pontianak 2. Ruang Semai 1 150 X sda
3.
Laboratorium
Lapangan
1 668,0 X Direhab BPTP TA.
2013
Laboratorium Utama 1 150,0 X Direhab BPTP TA.
2013
4. Pengendalian Hayati
5. (LUPH)
6. Brigade Proteksi 1 111,0 X Direhab BPTP TA.
2013
7. Tanaman (BPT)
8. Rumah Kasa LL 1 52,2 X Direhab BPTP TA. 2011
9. Rumah Kasa LUPH 1 52,2 X Direhab BPTP TA.
2011
10. Rumah Jaga 1 9,0 X Direhab BPTP TA.
2008
11. Asrama LL 1 500,0 X Direhab T.A. 2013
12. Stasiun Klimatologi 1 100,0 X Perlu rehab dan Pe-
nggantian alat
13. Rearing Area 1 150,0 X Direhab BPTP TA.
2013
14. Ruangan Genset 1 16,0 X Direhab BPTP TA. 2008
15. Ruang Pertemuan 1 Dibangun BPTP Ptk
T.A. 2013
II Kabupaten UPPT 5
Pontianak 1. Sungai Kunyit 1 70,0 X Direhab BPTP TA. 2008
2. Batu Layang 1 70,0 X
3. Toho 1 70,0 X Direhab BPTP TA.
2008
III Kabupaten 1 Rasau Jaya 1 99,8 X
Direhab BPTP TA.
2008
Kubu Raya 2 Sungai Kakap 1 99,8 X
IV Kabupaten UPPT 2
Landak 1. Sengah Temila 1 70,0 X
Direhab BPTP TA. 2008
2. Ngabang 1 70,0 X Direhab BPTP TA.
2007
V Kabupaten UPPT 3
Sambas 1. Paloh 1 70,0 X
Direhab BPTP TA.
2008
2. Sambas 1 70,0 X Direhab BPTP TA.
2008
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3. Pemangkat 1 99,8 X
Direhab BPTP TA.
2008
VI Kabupaten UPPT 4 Direhab BPTP TA. Bengkayang 1. Sungai Raya 1 114,0 X
149
2. Sanggau Ledo 1 70,0 X 2008
3. Samalantan 1 70,0 X
4. Bengkayang 1 70,0 X
VII Kabupaten UPPT 6
Direhab BPTP TA.
2004
Sanggau 1. Parindu 1 70,0 X
2. Beduai 1 98,4 X
3. Batang Tarang 1 70,0 X
4. Kapuas 1 70,0 X
5. Mukok 1 70,0 X
Sub Lab Hayati 1
1. Parindu 1 111,0 X
VIII Kabupaten 1. Sekadau Hilir 1 70,0 X Direhab BPTP TA. 2008
(Lanjutkan) Sekadau
IX Kabupaten UPPT 2
Kantor bersama Dis-
Hutbun Kabupaten Kantor pindah ke UPP
Semitau
Kapuas
Hulu 1. Putussibau 1 70,0 X
2. Semitau 1 70,0 X
X Kabupaten UPPT 3
Sintang 1. Sintang 1 70,0 X
Direhab BPTP TA. 2008
2. Kebong 1 70,0 X Direhab BPTP TA.
2008
3. Paoh 1 70,0 X
XI. Kabupaten UPPT 5
Ketapang 1. Matan Hilir Utara 1 70,0 X Direhab BPTP TA.
2008
2. Matan Hilir Selatan 1 70,0 X Direhab BPTP TA. 2008
3. Kendawangan 1 70,0 X
4. Nanga Tayap 1 70,0 X
XII
Kab.
Kayong 1. Simpang Hilir 1 70,0 X
Utara
1 2 3 4 5 6 7 8 9
XIII
. Kabupaten UPPT 1
Melawi 1. Nanga Pinoh 1 98,4 X Bekas gedung eks.
UPP Karet
150
Tabel 2.Jumlah jenis dan kondisi kendaraan operasional BPTP Pontianak T.A. 2013
K E A D A A N
No. Lokasi / Merk Jml No. Polisi Rusak Rusak Keterangan
Kendaraan Unit Baik Ringan Berat
151
1 2 3 4 5 6 7 8
A. Kota Pontianak
1. Toyota Hilux 1 KB.9707 SA X
2. Toyota Rush 1 KB.1684 SD X
3. Suzuki AVP 1 KB.1770 SD X
4. Toyota Kijang 1 KB 1314 AQ X
5. Toyota Kijang 1 KB 1316 AQ X
6. Toyota Kijang 1 KB. 1647 HY X
7. Honda Supra Fit 1 KB. 3871 SJ X
8. Honda Supra Fit 1 KB. 3879 SJ X
9. Honda Supra Fit 1 KB. 3878 SJ X
10. Honda Win 1 KB. 4003 SJ X
11. Honda Supra Fit 1 KB. 5156 SK X
12. Honda Supra Fit 1 KB. 5155 SK X
13. Honda Supra X 1 KB. 5753 HF X
14. Yamaha RX king 1 KB. 2771 HL X
15. Honda Mega Pro 1 KB. 3802 NK X
16. Honda GL Max 1 KB. 5742 HF X
17. Honda GL Max 1 KB. 5745 HF X
18. Honda Mega Pro 1 KB. 3558 HP X
19. Honda Supra Fit 1 KB. 5154 SK X
20. Honda Supra Fit 1 KB. 5153 SK X
21. Honda Supra X 1 KB 3902 HN X
22. Honda Mega Pro 1 KB. 5110 SP X
23. Honda Mega Pro 1 KB. 3854 HP X
24. Honda GL Max 1 KB.3747 HP X
25. Yamaha VGR 1 KB 3425 SW X
26. Honda Supra Fit 1 KB 3879 SJ X
27. Honda Mega Pro 1 KB 5108 SP X
28. Honda Win 1 KB 3872 SJ X
29. Honda GL-Max 1 KB 5741 HF X
30. Honda Tiger 1 KB 3164 NG X
31. Honda Tiger 1 KB 3163 NG X
32. Honda Mega Pro 1 KB 3154 NG X
33. Honda Mega Pro 1 KB 3156 NG X
34. Honda Mega Pro 1 KB 3157 NG X
35. Honda Mega Pro 1 KB 3155 NG X
36. Honda Mega Pro 1 KB 3160 NG X
37. Honda Mega Pro 1 KB 3159 NG X
38. Honda Mega Pro 1 KB 3158 NG X
1 2 3 4 5 6 7 8
39. Honda Supra X 1 KB 3149 NG X
40. Honda Mega Pro 1 KB 3891 HP X
41. Honda Mega Pro 1 KB 3153 NG X
42. Honda Supra X 1 KB 3161 NG X
152
43. Honda GL Max 1 KB 5742 HF X
44. Honda GL Pro 1 KB 3897 HN X
45. Viar Long 200 1 KB 5780 SJ X
39. Honda Supra X 1 KB 3150 NG X
40. Honda Supra X 1 KB 3151 NG X
41. Honda Supra X 1 KB 3162 NG X
42. Honda Supra X 1 KB 3152 NG X
B.
Kab. Kubu Raya
1. Honda Win 1 KB. 3875 SJ X
2. Honda Win 1 KB. 3876 SJ X
3. Honda Win 1 KB. 4002 SJ X
4. Honda Mega Pro 1 KB 5804 NK X
5. Honda GL Max 1 KB 5743 HF X
6. Honda Mega Pro 1 KB 3153 NG X
C Kab. Pontianak
1. Honda Win 1 KB. 3995 SJ X
2. Honda GL Pro 1 KB 4548 HE X
3. Honda Mega Pro 1 KB. 3887 HN X
4. Honda Mega Pro 1 KB. 3571 HP X
5. Honda Mega Pro 1 KB.5801 NK X
7. Honda Win 1 KB 4087 SJ X
8. Yamaha VGR 1 KB 3428 SW X
9. Honda Mega Pro 1 KB 5799 NK X
D. Kab. Landak
1. Honda Win 1 KB. 4004 SJ X
2. Honda Win 1 KB. 4028 SJ X
E. Kab. Sambas
1. Honda GL Max 1 KB. 3558 HP X
2. Yamaha RX. King 1 KB. 2426 SW X
3. Honda GL Pro 1 KB 3565 HP X
4. Honda GL Pro 1 KB 3555 SJ X
5. Hendra GL Pro 1 KB 3561 HP X
6. Honda GL Pro 1 KB 3562 HP X
F. Kab. Sanggau
1. Honda Win 1 KB. 4086 SJ X
2. Honda Win 1 KB. 3873 SJ X
3. Honda GL Max 1 KB. 3565 HP X
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Honda GL Max 1 KB. 5741 HF X
5. Honda Mega Pro 1 KB. 3803 NK X
6. Honda Win 1 KB. 3874 SJ X
153
7. Honda Mega Pro 1 KB. 3552 HP X
8. Honda Mega Pro 1 KB. 5109 SP X
G. Kab. Sekadau
1. Honda Mega Pro 1 KB. 5801 NK X
H. Kab. Sintang
1. Honda Mega Pro 1 KB. 3896 HN X
2. Honda Mega Pro 1 KB. 5805 NK X
3. Honda Mega Pro 1 KB. 3567 HP X
I. Kab. Kapuas Hulu
1. Yamaha RX. King 1 KB. 3427 SW X
2. Honda Win 1 KB. 4047 SJ X
J. Kab. Ketapang
1. Honda Win 1 KB. 3996 SJ X
2. Honda Win 1 KB. 3877 SJ X
3. Honda Win 1 KB. 3997 SJ X
4. Honda Mega Pro 1 KB. 3669 HP X
5. Honda Mega Pro 1 KB. 3563 HP X
K Kab. Kayong Utara
1. Yamaha RX. King 1 KB 3429 SW X
L. Kota Singkawang
1. Honda GL MAX 1 KB. 5734 HF X
M. Kab. Bengkayang
1. Honda Mega Pro 1 KB. 3895 HN X
2. Honda Mega Pro 1 KB. 3570 HP X
3. Honda Mega Pro 1 KB. 3806 NK X
4. Honda Mega Pro 1 KB. 3890 HN X
5. Honda Mega Pro 1 KB. 5700 BK X
6. Honda GL Max 1 KB. 5732 HF X
N. Kab. Melawi
1. Honda GL Pro 1 KB. 35 64 HP X
Tabel 10. Jenis pelatihan petani dan pendidikan Tahun 2013
No Jenis Pelantikan Lokasi Peserta
Jumlah
Peserta
(Orang)
Pemandu Sumber
Dana
154
1 2 3 4 5 6 7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
SL-PHT Karet
SL-PHT Karet
SL-PHT Kakao
SL-PHT Kakao
SL-PHT Karet
SL-PHT Karet
SL-PHT Kelapa
SL-PHT Kelapa
SL-PHT Lada
SL-PHT Lada
SL-PHT Karet
Ds.Mukok,
Kec.Palebang,
Kab.Sambas.
Ds.Mentibar,
Kec.Paloh,
Kab.Sambas.
Kel.Singkawang
Selatan,
Kec.Singkawang
Selatan,
Kab.Singkawang.
Kel.Singkawang
Selatan,
Kec.Singkawang
Selatan,
Kab.Singkawang.
Ds.Sendoreng,
Kec.Menterado,
Kab.Bengkayang.
Ds.Marunsu,
Kec.Samalantan,
Kab.Bengkayang.
Dsn.Parit Berawan,
Ds.Seruat,
Kab.Kubu Raya.
Dsn.Parit Surabaya,
Ds.Raut Muara,
Kec.Sekayam,
Kab.Sanggau.
Dsn.Nasa Selangau,
Ds.Raut Muara,
Kec.Sekayam,
Kab.Sanggau.
Dsn.Raut Kayan,
Ds.Raut Muara,
Kec.Sekayam,
Kab.Sanggau.
Ds.Temiang Tuba,
Kec.Balai,
Kab.Sanggau.
Dsn.Baharu,
Ds,Suka Gerandi,
Kec.Balai,
Kab.Sanggau.
KT.Maju
Bersama
KT.Maju Jaya
KT.Harapan
Jaya
KT.Jaya Baru
KT.Kalimbah
an Mekar
KT.Sapera II
KT.Karya
Bersama
KT.Karya
Lahan
KT.Mekar
Bentuang
KT.Giat Tani
KT.Sinar Pagi
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
-Ir.Sajarwadi
-Bambang B.SA
-Halidi,SP
-Ir.Sajarwadi
-Bambang B.SA
-Halidi,SP
-Tomy
Mulyadi,SP
-Mahpudin,SP
-Tomy
Mulyadi,SP
-Mahpudin,SP
-Nurhasan,SP
-Mahpudin,SP
-Nurhasan,SP
-Riswanto
-Saleh
Sumbada,SP
-Edy
Sumarjoko,SP
-Saleh
Sumbada,SP
-Edy
Sumarjoko,SP
-Ade A. Fatah
-Jembar
Khairudin
-Ade A. Fatah
-Jembar
Khairudin
-Chamin Thohari
-Eko Subanto
APBN TP
Kabupaten
APBN TP
Kabupaten
APBN TP
Provinsi
APBN TP
Provinsi
APBN TP
Provinsi
APBN TP
Provinsi
APBN TP
Provinsi
APBN TP
Provinsi
APBN TP
Kabupaten
APBN TP
Kabupaten
APBN TP
Kabupaten
155
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
SL-PHT Karet
SL-PHT Lada
SL-PHT Lada
SL-PHT Karet
SL-PHT Karet
SL-PHT Karet
SL-PHT Karet
Dsn.Sungai Tengah,
Ds.Sebubus,
Kec.Paloh,
Kab.Sambas.
Dsn.Sungai Tengah,
Ds.Sebubus,
Kec.Paloh,
Kab.Sambas.
Ds.Kedakas,
Kec.Tanjung Hulu.
Ds.Semuntai,
Kec.Mukok,
Kab.Sanggau.
Ds.Kasromego,
Kec.Beduai.
Kel.Beringin,
Kec.Kapuas.
KT.Hasi
KT.Merica I
KT.Merica II
KT.Riya
Yuda Ramor
KT.Karya
Makmur
KT.Ilham
Baru
KT.Liku Jaya
25
25
25
25
25
25
25
-Chamin Thohari
-Eko Sukamto
-Hamdani,STP,
SP
-Bambang,B.S.A
-Halidi,SP
-Hamdani,STP,
SP
-Bambang,B.S.A
-Hadi,SP
-Chamim Thohari
-Chrisman,ST
-Chamim Thohari
-H.Ade A.Fatah
-Jembar K
-Chamim Thohari
-Chrisman,ST
APBN TP
Kabupaten
APBN TP
Kabupaten
APBN TP
Kabupaten
APBD I
Sanggau
APBD I
Sanggau
APBD I
Sanggau
Tabel 11. Daftar kegiatan perlindungan perkebunan pada Dinas yang
membidangiperkebunan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013. No Jenis Kegiatan Volume
Kegiatan
Lokasi Sumber
Dana
Petugas
156
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
4.
Demplot Pengendalian
Penyakit Jamur Pirang
Tanaman Lada
Demplot Pengendalian Hama
KumbangJamur Kelapa
Demplot Pengendalian Hama
Jamur Akar Putih (JAP)
Karet
Demplot Pengendalian Hama
Kumbang Kelapa
50 Ha
20 Ha
200 Ha
100 Ha
25 Ha
25 Ha
60 Ha
80 Ha
25 Ha
25 Ha
25 Ha
400 Ha
Dsn.Segiring,Ds
Pisak,Kec.Tujuh
Belas,Kab.Bengkayang.
Dsn.Panjak,Ds.Sahan,
Kec.Seluas,
Kab.Bengkayang.
Dsn.Kota Lama,Ds,Ratu
Sepuluh,Kec.Galing,Kab
Sambas.
Dsn.Sungai
Tengah,DsSebubus,Kec.Palo
h Kab.Sambas.
Ds.Bungkang,Kec.Sekayam,
Kab.Sanggau.
Ds.Raut Muara,
Kec.Sekayam, Kab.Sanggau.
Ds.Punggur Kecil,
Kec.Sungai Kakap,Kab.Kubu
Raya.
Ds.Peniti Luas,Ds.Sungai
Nipah,Kec.Siantan
Kab.Pontianak.
Ds.Mentiban,
Kec.Paloh,Kab.Sambas.
Ds.Belimbing, Kec.Teluk
Keramat, Kab.Sambas.
Ds.Mondak,Kec.Subah
,Kab.Sambas
Ds. Semat II, Kec.Kubu,
Kab.Kubu Raya
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
Darsono,SP
Darsono,SP
Bambang,B.SA
Bambang,B.SA
Ade A.Fatah
Jember K
Ade A.Fatah
Jember K
M.Yusuf
Sutriyono
A.Gunawan
Bambang,B.SA
Bambang,B.SA
Bambang,B.SA
- Saleh
Sembada, SP
- Edy Pujo S
- Iim Halim S
- Edy
Sumarjoko,SP
157
158
159
Gambar 1. Larva kumbang kelapa mati terinfeksi M.anisopliae pada kegiatan Monitoring
Pengendalian Oryctes dengan M. anisopliae
Gambar 2. Musuh alami Belalang Mantidae yang ditemukan pada kegiatan Eksplorasi
Musuh Alami OPT Penting Tanaman Lada di Kecamatan Sungai Kunyit
Kabupaten Pontianak
160
Gambar 3. Imago Kumbang Janur Kelapa mati terinfeksi M.anisopliae pada kegiatan
Monitoring Pengendalian Brontispa dengan M. anisopliae
Gambar 4. Petugas Teknis BBP2TP Medan sedang menghitung jumlah spora APH BPTP
Pontianak pada kegiatan Uji Banding Antar Laboratorium Penguji
161
Gambar 5. Kegiatan Pertemuan Teknis Petugas Perlindungan Perkebunan Regional
Kalimantan di Hotel Orchadz Pontianak
Gambar 6. Nara Sumber dari UGM Yogyakarta Ir. Saputa, MSc memberikan materi pada
kegiatan Pelatihan Data Base OPT Perkebunan di BPTP Pontianak
162
Gambar 7. Nara Sumber dari BPTP Pontianak Erlan Ardiana Rismansyah, SP memberikan
materi pada Kegiatan Pelatihan Petugas Perlindungan Perkebunan yang
diselenggarakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah di
Palangkaraya
Gambar 8. Anggota Kelompok Tani mengunjungi stand BPTP Pontianak di Pameran
Pertasi Kencana dan Pestani di Pontianak
163
Gambar 9. Kepala Seksi Data dan Informasi BPTP Pontianak memberikan materi
bimbingan teknis pada kegiatan Demplot Pengendalian OPT Penting Perkebunan
Spesifik Lokasi Kalimantan Barat di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas
Gambar 10. Petani mempraktekkan cara pengendalian penyakit Kering Alur Sadap (KAS)
pada kegiatan Demplot Pengendalian OPT Penting Perkebunan Spesifik Lokasi
Kalimantan Barat di Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau
164
Gambar 11. Petani mengaplikasikan jamur Trichoderma spp. pada tanaman lada pada
kegiatan Uji Pemanfaatan Jamur Antagonis untuk Pengendalian Jamur Patogen
pada Tanaman Lada
Gambar 12. Petugas UPPT Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu sebagai PPNS melakukan
inventarisasi pupuk dan pestisida di Toko Sarana Pertanian di daerah
perbatasan di Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu
165
Gambar 13. Analis Laboratorium BPTP Pontianak dan Petugas UPPT Sekadau melakukan
kegiatan Surveilens OPT Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sekadau
Gambar 14. Penyelia Laboratorium APH BPTP Pontianak memberikan bimbingan teknis
kepada petani pada kegiatan Uji Multi Lokasi Trichoderma spp. Spesifik
Lokasi Kalbar untuk Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih di Kecamatan
Balai Batang Tarang, Kabupaten Sanggau
166
Gambar 15. Petani mengaplikasikan jamur M. anisopliae pada tanaman kelapa pada
kegiatan Monitoring Pengendalian Brontispa dengan M. anisopliae
167
Gambar 16. Petani menyebar jamur M. anisopliae untuk mengendalikan hama Kumbang
Kelapa pada kegiatan Perbanyakan dan Penyebaran Agens Pengendalian Hayati
di Kabupaten Ketapang