laporan teknologi obat herbal 1-uts.docx

14
Laporan praktikum Teknologi Obat Herbal I Kelompok E-2 Risky Budi Kurniawan (1120238), Anggarda Paramita (1130332), Rima Rosalina (1130430), Maslacha Rosdiana Dewi (1130431), Kurniawahyu Islamiyah (1130432) 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kunyit : Nama simplisia kunyit adalah Curcuma domestica. Tanaman ini tumbuh pada daerah tropis atau subtropis dan tumbuh baik di tempat terlindung serta bercurah hujan tinggi. Perbanyakan dapat dilakukan dengan stek rimpang. Kurkumin pada kunyit berkhasiat mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena dinding kantong empedu dirangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri pada kunyit dapat bermanfaat untuk mengurangi gerak usus yang kuat sehingga mampu mencegah diare. Pada rimpang, kandungan minyak atsiri 3-5% (terdiri dari turmeron, simen, dan automeron), kurkumin, pati, tanin dan damar. Daun Teh : Teh merupakan tanaman tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan nama Camellia sinensis. Teh sebagai tanaman minuman dibuat dari pucuk daun tanaman teh yang telah mengalami proses pengolahan tertentu. Manfaat yang dihasilkan oleh teh adalah memberikan rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan, dan terbukti tidak memberikan dampak negatif. Khasiat yang dimiliki minuman teh berasal dari kandungan kimia yang terdapat dalam teh. Berdasarkan proses pengolahannya secara tradisional, produk teh dibagi menjadi 3 jenis, yaitu teh hitam, teh hijau dan teh oolong. Penetapan kadar sari: Tujuan penetapan kadar sari adalah untuk menentukan jumlah senyawa aktif dalam suatu tanaman obat yang dapat terekstraksi dengan pelarut tertentu, dan pelarut yang digunakan etanol 95% yang bertujuan untuk mendapatkan sari dari simplisia dengan perendaman dalam cairan penyari. Kemudian dikocok 6 jam pertama saat dimaserasi yang bertujuan untuk memperoleh konsentrasi senyawa yang ada di dalam simplisia dengan di luar berbeda sehingga proses difusi bisa terjadi atau

Upload: oliviayusanda

Post on 29-Sep-2015

47 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Laporan praktikum Teknologi Obat Herbal IKelompok E-2 Risky Budi Kurniawan (1120238), Anggarda Paramita (1130332), Rima Rosalina (1130430), Maslacha Rosdiana Dewi (1130431), Kurniawahyu Islamiyah (1130432)1. PENDAHULUAN1.1 Latar belakangKunyit : Nama simplisia kunyit adalah Curcuma domestica. Tanaman ini tumbuh pada daerah tropis atau subtropis dan tumbuh baik di tempat terlindung serta bercurah hujan tinggi. Perbanyakan dapat dilakukan dengan stek rimpang. Kurkumin pada kunyit berkhasiat mematikan kuman dan menghilangkan rasa kembung karena dinding kantong empedu dirangsang lebih giat untuk mengeluarkan cairan pemecah lemak. Minyak atsiri pada kunyit dapat bermanfaat untuk mengurangi gerak usus yang kuat sehingga mampu mencegah diare. Pada rimpang, kandungan minyak atsiri 3-5% (terdiri dari turmeron, simen, dan automeron), kurkumin, pati, tanin dan damar. Daun Teh : Teh merupakan tanaman tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan nama Camellia sinensis. Teh sebagai tanaman minuman dibuat dari pucuk daun tanaman teh yang telah mengalami proses pengolahan tertentu. Manfaat yang dihasilkan oleh teh adalah memberikan rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan, dan terbukti tidak memberikan dampak negatif. Khasiat yang dimiliki minuman teh berasal dari kandungan kimia yang terdapat dalam teh. Berdasarkan proses pengolahannya secara tradisional, produk teh dibagi menjadi 3 jenis, yaitu teh hitam, teh hijau dan teh oolong.

Penetapan kadar sari: Tujuan penetapan kadar sari adalah untuk menentukan jumlah senyawa aktif dalam suatu tanaman obat yang dapat terekstraksi dengan pelarut tertentu, dan pelarut yang digunakan etanol 95% yang bertujuan untuk mendapatkan sari dari simplisia dengan perendaman dalam cairan penyari. Kemudian dikocok 6 jam pertama saat dimaserasi yang bertujuan untuk memperoleh konsentrasi senyawa yang ada di dalam simplisia dengan di luar berbeda sehingga proses difusi bisa terjadi atau membantu pengekstraksian supaya senyawa aktif lebih cepat larut. Saat dimaserasi dipakai labu bersumbat agar cairan penyarinya yaitu etanol 95% tidak menguap. Maserasi di sini adalah ekstrak sampai mencapai kesetimbangan konsentrasi yaitu konsentrasi ekstrak pada cairan penyari sama dengan konsentrasi ekstrak pada simplisia.Proses ekstraksi ini dilakukan dengan cara dingin, karena sifat dari kandungan senyawa dalam simplisia adalah termolabil, yang bila diekstraksi dengan cara panas (pemanasan) maka senyawa di dalam simplisia akan terurai. Dalam ekstraksi ini juga perlu diperhatikan waktu atau lama ekstraksi dan tekanan. Hasil maserasi kemudian disaring karena dalam penetapan kadar sari yang kita perlukan hanya filtrat yang mengandung sari. Filtrat ini kemudian dipanaskan sampai kering dalam cawan porselin untuk menguapkan cairan penyari sehingga yang kita peroleh hanya sari dari simplisia. Cawan porselin yang digunakan sebaiknya dipanaskan terlebih dahulu dalam oven pada suhu penetapan (105C) hingga bobotnya tetap agar bebas dari air atau zat-zat lain yang akan mengganggu penetapan kadar sari kemudian ditara agar mempermudah perhitungan bobot penimbangan kadar sari. Yang dimaksud bobot tetap di sini adalah bobot setelah dua kali penimbangan berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang.Kemudian cawan yang telah ditara dan diisi ekstrak kunyit dimasukkan oven pada suhu penetapan (105C) agar kandungan cairan penyari yang masih tersisa pada ekstrak menguap. Tiap 30 menit dilakukan penimbangan dan pemanasan ini dilakukan sampai bobot penimbangan sari kunyit mencapai bobot tetap.

Penetapan susut pengeringan: Susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105C selama 30 menit atau sampai berat konstan, yang dinyatakan sebagai nilai prosen. Dalam hal ini khusus (hal ini khusus jika bahan tidak mengandung minyak menguap dan sisa pelarut organik menguap) identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di atmosfer atau lingkungan udara terbuka.

Penetapan kadar tanin: Tanin adalah campuran polihidroksi benzen dan derivat karbohidrat (gula) sehingga tanin dapat diuji dengan FeCl3, yaitu memberikan warna biru kehitaman. Tanin merupakan kandungan tumbuhan yang bersifat fenol dan memiliki rasa agak pahit/kelat/sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Tanin juga disebut asam tanat atau gallotanat. Fungsi tanin yaitu, sebagai alat pertahanan tumbuhan dari gangguan serangga, mempengaruhi nilai gizi dari tanaman, mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, dan menghambat enzim transkriptase dan DNA topoisomerase.

Penetapan kadar minyak atsiri: Pada percobaan kali ini dilakukan isolasi dan penetapan kadar minyak atsiri dari Curcuma domestica dengan cara destilasi uap Stahl. Destilasi uap Stahl adalah metode destilasi yang digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri dari suatu senyawa simplisia. Metode destilasi digunakan pada bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri. Prinsip kerja Destilasi Stahl:Cara I : Campur bahan yang diperiksa dengan cairan penyuling, pasang alat, isi buret dengan air sampai penuh, panaskan dengan tangas udara, sehingga penyulingan berlangsung dengan lambat tetapi teratur, setelah penyulingan selesai, biarkan selama tidak kurang dari 15 menit, catat volume minyak atsiri pada buret. Hitung kadar minyak atsiri dalam % v/b.Cara II : Dilakukan dengan cara yang tertera pada cara I. sebelum buret diisi penuh dengan air, lebih dahulu diisi dengan 0,2 ml xilena P yang diukur seksama. Volume minyak atsiri dihitung dengan mengurangkan volume yang dibaca dengan volume xilena.1.2 Tujuan Untuk mengetahui kadar minyak atsiri yang terdapat dalam simplisia kunyit Untuk mengetahui kadar sari yang larut etanol pada simplisia kunyit Untuk mengetahui kadar susut pengeringan pada simplisia kunyit Untuk mengetahui kadar tanin dalam simplisia daun teh hitam Semua praktikum ini dapat disimpulkan bahwa tujuannya digunakan untuk penjaminan mutu dari masing-masing simplisia

2. METODE PRAKTIKUM2.1 Alat Timbangan analitik Labu bersumbat 200 ml Labu ukur 100 ml, 250 ml Cawan porselin Corong gelas Kertas saring Pengaduk gelas Pipet ukur 20 ml Water bath Oven Filler Krus tang Botol timbang Krus porselin Eksikator Beaker glass Pipet volume 25 ml Erlenmeyer Pipet tetes & papan tetes Buret Serangkaian alat destilasi stahl2.2 2.3 Bahan Serbuk simplisia kunyit Teh hitam Aquadem Kloroform Etanol 95% xylena KmnO4 0,1 N Asam indigo sulfat LP FeCl3 Hcl encer Eter

2.2 Skema kerjaa. Penetapan kadar sari

Cawan porselinSerbuk kering

Cawan porselin panas CawanMaserasi 24 jam

Cawan 2Cawan 3Cawan 1 Labu bersumbat

Etanol 95%

Hasil kocokan

Labu ukur 100 ml

Cawan porselin kering

waterbathfiltrat

Masukkan pada tiap cawan

Cawan 3 +20 ml filtrat Cawan 2 +20 ml filtrat Cawan 1 +20 ml filtrat

Bobot Uapkan di WB ad kering, timbang

Bobot sisa kering Lakukan minimal 2 x

Bobot

Hitung kadar sari (%) yang larut dalam etanol terhadap bahan yang telah dikeringkan di udaraLakukan pengulangan minimal 3 x

b. Penetapan susut pengeringan

simplisiaKrus porselin

Panaskan pada suhu 105C selama 1 jam, keringkan di eksikator sampai suhu ruangDigerus dengan cepat sampai berukuran 2 mm

Ratakan zat hingga terbentuk lapisan setebal 5-10mmDinginkan di eksikator hingga suhu kamarGoyangkan botol timbangTimbang simplisia 1-2 gMasukkan oven dengan membuka tutup krus porselen selama 4 jam pada suhu 105CKeringkan pada suhu penetapan hingga bobot tetapLakukan pengeringan sebanyak 3x

c. Penetapan kadar tanin Pembuatan baku primer

Botol TimbangAsam Oksalat

Timbang di timbangan mili- gram lalu di timbangan analitikTimbang 630 mg di timbangan miligram

Masukkan asam oksalat ke dalam botol timbang dan timbang ke timbangan analitik

Larutkan dengan aquadem ad larut, masukkan ke dalam labu ukur. Ulangi 2-4 kali agar botol timbang bersihBotol timbang + asam oksalat yang telah ditimbang

Larutkan dengan aquadem ad 100,0 ml, kocok ad homogenLabu ukur 100,0 ml + asam oksalat yang sudah larut

Larutan asam oksalat

Larutan asam oksalat Pembakuan KMnO4 dengan larutan baku primer asam oksalat

Tambahkan H2SO4 4-6 ml, panaskan erlenmeyer 70-80 C ad erlenmeyer mengembunPipet 10,0 ml dengan pipet volume ke erlenmeyer

Erlenmeyer + larutan asam oksalat 10,0 ml

Titrasi asam oksalat dengan KMnO4 ad merah muda sekali Siapkan WaterbathEkstraksi

Timbang 2 gram simplisiaKalibrasi beaker glass 50 ml

Ekstrak 250,0 mlTambahkan aquadem ad 250,0 mlDinginkan cairan dan pindahkan ke labu ukur 250,0 ml1 tetes hasil penyaringan terakhir + FeCl3 tidak berwarna biru hitam lagiAmbil 2 tetes pelarut terakhir berlabel A dan B di papan tetesUlangi penyaringan beberapa kali dengan cara yang samaSaring larutan melalui corong yang dilapisi kertas saring + kapas ke dalam erlenmeyer yang samaResidu + air mendidih ad 50 ml di beaker glassenap tuangkan melalui corong yang dilapisi kertas saring + kapas ke dalam erlenmeyerPanaskan di tangas air 30 menit sambil diadukMasukkan simplisia + air mendidih ad 50 ml di beaker glassPanaskan air 150 ml

Penetapan kadar tanin dengan KMnO4

Ekstrak 250,0 ml

Pipet 25,0 ml larutan ke dalam erlenmeyer 1000 ml

Tambahkan 750 ml aquadem dan 25 ml asam indigo sulfonal LP

Titrasi dengan KMNO4 0,1 N hingga larutan berwarna kuning emas (biru keunguan hijau tosca kuning emas)

Lakukan titrasi blanko

Aquadem

Titrasi dengan KMNO4 0,1 N hingga larutan berwarna kuning emas (biru keunguan hijau tosca kuning emas)Tambahkan 750 ml aquadem dan 25 ml asam indigo sulfonal LPPipet 25,0 ml larutan ke dalam erlenmeyer 1000 ml

d. Penetapan kadar minyak atsiri

BuretPasang alat destilasi stahlDibilas HCl 1x

Serbuk simplisia ditimbang 6 gDibilas eter 1x

Dibilas air 3x

Dimasukkan kedalam labu alas bulat

Dihubungkan dengan buret

Ditambahkan air 300 ml

Tambahkan air pada buret ad 0,4 ml

Tambahkan xylena 0,2 ml di buret

Dicatat volume minyak atsiri pada buretDipanaskan dgn tangas udara selama 6 jamTambahkan air kedalam buret sampai penuhHasil penyulingan dibiarkan selama 15Ditimbang kadar minyak atsiri %v/b

Dilakukan penyulingan

Hasil penyulingan yang telah didiamkan

3 HASIL PRAKTIKUMa. Penetapan kadar sariNo.Bobot cawan kosongBobot ekstrak setelah oven IBobot ekstrak setelah oven II (Oven I II)

172,9760 gram0,1767 gram0,1747 gram0,002 gram

271,5508 gram0,1825 gram0,1797 gram0,0028 gram

377,4792 gram0,1771 gram0,1751 gram0,002 gram

Identifikasi bobot tetap:Rumus: (oven I II ) 1000 mg Ambang bobot tetap :1. 0,002 1000 = 2 mg (belum bobot tetap) > 0,5 / 1 0,1767 = 0,0883 mg2. 0,0028 1000 = 2,8 mg (belum bobot tetap)> 0,5 / 1 0,1825 = 0,0912 mg3. 0,002 1000 = 2 mg (belum bobot tetap)> 0,5 / 1 0,1771 = 0,0885 mg% kadar sari yang larut dalam etanol: Berat setelah oven II 5 Bobot sampel awal 100 %Cawan 1 : 0,1747 5 5,1234 100 % = 17,0492 % Cawan 2 : 0,1797 5 5,1234 100 % = 17,5372 %

Cawan 3 : 0,1751 5 5,1234 100 % = 17,0883 %% kadar sari rata rata ( x ) = 17,2249 % ; SD = 0,2711653923 ; KV = 1,57 %b. Penetapan susut pengeringan

N NoBerat krus kosongBobot penimbanganOven 1(bobot simplisia)Oven 2(bobot simplisia)(oven1-oven2)

119,80691,63081,49921,49550,0037

223,65351,50071,37581,37010,0057

322,30231,41771,33211,31020,0219

Identifikasi bobot tetap1. (oven 1 oven 2) x 1000 mg= (1,49921,4955) x1000 mg >= 3,7 mg (belum bobot tetap)2. (oven 1 oven 2) x 1000 mg = (1,3758 1,3701)x1000 mg > = 5,7 mg (belum bobot tetap)3. (oven 1 oven 2) x 1000 mg = (1,33211,3102)x1000 mg >= 21,9 mg (belum bobot tetap)

Ambang bobot tetap1. (0,5 mg / 1g x oven 1)mg= ( 0,5mg/1g x 1,4992)mg = 0,7496mg2. (0,5 mg / 1g x oven 1)mg= (0,5mg/1g x 1,3758)mg =0,6879mg3. (0,5 mg / 1g x oven 1)mg=(0,5mg/1g x 1,3321)mg =0,6661mg % Susut pengeringan = (a-b) / bobot yang di timbang x 100%= x 100% = 8,2965 %

% Susut pengeringan = (a-b) / bobot yang di timbang x 100%= x 100% = 8,7026 %

% Susut pengeringan = (a-b) / bobot yang di timbang x 100%= x 100% = 7,55 %

Rata-rata SD = = = 8,1830 % SD = 0,5846KV = x 100% = x 100% = 7,144%

c. Penetapan kadar tanin1. Baku primer asam oksalat berat asam oksalat yang ditimbang = 0,6423 gram Mr asam oksalat = 126,07 g/mol N asam oksalat = = = 0,1018957722 N 2. Pembakuan baku sekunder KMno4 dengan larutan baku primer asam oksalat NoVolume baku primerN baku primerVolume titranN titran

110,0 ml0,10189577220,00-10,800,09434793704

210,0 ml0,10189577220,00-10,700,0952969346

310,0 ml0,10189577220,00- 10,900,09348235963

X ratarata=10,8 SD= 0,1 KV=(SD/ X rata-rata ) x 100% = 0,92% N asam oksalat = N KMnO4 V1.N1=V2.N2 10,0 X 0,1018957722=10,8 . N2 N2= 0,09434793721 N3. Penetapan kadar sampel tanin dalam ektrak daun teh hitam dengan baku sekunder KMnO4. NoVolume sampelVolume titranN titranN sampel

125,0 ml0,00-5,10,094347937210,4624898883

225,0 ml0,00-5,40,094347937210,4367960056

325,0 ml0,00-5,50,094347937210,42885426

X rata-rata =5,33333333 SD = 0,208166599 KV= (SD/ X rata-rata ) x 100% = 3,90 %4. Volume blanko 1,4 ml5. Bobot sampel daun teh hitam 2,00 gram.Perhitungan hasil 1. % kadar tanin =(((a-c)x 0,004157) x 10/b) x 100 %= ((5,1-1,4) x 0,003939 )x 10/2,00 x 100 % = 7,29%2. % kadar tanin =(((a-c)x 0,004157) x 10/b) x 100 %= ((5,4-1,4) x 0,003939 )x 10/2,00 x 100 % = 7,88%3. % kadar tanin =(((a-c)x 0,004157) x 10/b) x 100 %= ((5,5-1,4) x 0,003939 )x 10/2,00 x 100 % = 8,07%X rata-rata = 7,75 % SD : 0,4067349669 KV= (SD/ X rata-rata ) x 100% = 5,25 %Catatan : 0,1 N = 0,004175 maka; 0,09434793721 N = 3,939026379 = 0,003939 d. Penetapan kadar minyak atsiriVolume xylena (a)= 0,2 mlVolume xylena = minyak atsiri (c) = 0,38 mlVolume minyak atsiri= c a = 0,38 - 0,2 = 0,18 mlKadar Minyak atsiri= x 100% = x100% = 3,0 %

4 PEMBAHASANa. Penetapan kadar sariPada penetapan kadar sari Curcumae domesticae Rhizoma diperoleh kadar sari yang larut etanol 95% sebesar 17,2249 %. Hal ini sesuai dengan literatur (MMI I, 1977) yang menyebutkan bahwa kadar sari larut etanol 95 % simplisia Curcumae domesticae Rhizoma adalah tidak kurang dari 10 %.b. Penetapan susut pengeringanSusut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap suatu zat. Kecuali dinyatakan lain, suhu penetapan adalah 1050C. Dalam percobaan ini simplisia yang digunakan adalah Curcuma domestica Rhizoma, dimana dalam percobaan, hasil yang kami peroleh adalah 8,1830%. Hasil ini belum mencapai bobot tetapnya, karena waktu pemanasan hanya 15 menit sedangkan standart di MMI 1 jamc. Penetapan kadar taninPada percobaan penetapan kadar tanin, berat awal simplisia yang ditimbang yaitu 0,630 gram lalu diekstraksi dengan menggunakan air panas sebanyak dua kali. % rata-rata kadar tanin yang kami peroleh yaitu sebesar 4,085 %, sedangkan pada literatur % kadar tanin dalam teh yaitu 8,16 26,13% (Jacobs, 1959). Jadi, dapat dikatakan bahwa kadar tanin yang kami peroleh belum sesuai dengan ketentuan literatur. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu untuk melakukan ekstrasi sehingga di dalam ampas ekstrak teh masih terdapat kandungan tanin yang ditandai dengan larutan berwarna biru kehitaman saat ditambahkan FeCl3.d. Penetapan kadar minyak atsiriCara destilasi yang kami gunakan adalah cara destilasi Stahl metode 2, dimana bahan yang akan disuling mempunyai berat jenis lebih besar dari air sehingga akan menyebabkan minyak atsiri turun ke bawah, oleh karena itu ditambahkan xylena. Dalam hal ini, xylena merupakan pelarut tidak larut air dan mampu menahan minyak atsiri untuk turun kebawah. Kadar minyak atsiri yang kami peroleh dalam praktikum adalah 3,0%. Dari data yang kami peroleh kadar minyak atsiri yang terkandung dalam kunyit adalah tidak kurang dari 3%.5 KESIMPULANa. Kadar sari larut etanol : 1,57%b. Susut pengeringan: 8,1830%c. Kadar tanin: 7,75%d. Kadar minyak atsiri: 3,0%6 PUSTAKADepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977. Materi Medika Indonesia Jilid I. Jakarta. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Fulder, Stephen. 2004. Khasiat Teh Hijau. Jakarta. PT. Prestasi Pustakaraya Indonesia.Harris, Ruslan. 1987. Tanaman Minyak Atsiri. Jakarta. PT. Penebar Swadaya.Supriadi,dkk. 2001. Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya. Jakarta. Pustaka Populer Obor.