laporan uji slump beton
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL
MODUL 14
PERCOBAAN SLUMP BETON
Kelompok P9:
Muhammad Kevarga 1306391983
Muhammad Naufal 1306448496
Hannan Shanidar 1406642883
Intan Kusumawati 1406642896
Tanggal Praktikum :7 November 2014
Asisten Praktikum : Afdol Pranata
Nilai :
Paraf :
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014A. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan slump beton. Slump
merupakan ukuran kekentalan/plastisitas dan kohesif dari beton segar.
B. DASAR TEORI
Pada beton segar terdapat beberapa pengujian, salah satu diantaranaya
adalah uji konsistensi yang meliputi :
1. Workability yang dinyatakan sebagai kemudahan pengerjaan.
2. Cohesivenes (kekompakan/plastisitas)
Konsistensi pada beton segar dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Uji Slump dengan alat berupa kerucut Abram
Pengujian slump ini tidak cocok untuk beton yang sangat kering
atausangat encer. Nilai slump dinyatakan dalam mm,cm,inci.
BS : 4 lapis a’ 25 tusukan tiap lapis
ASTM : 3 lapis a’ 25 tusukan tiap lapis
Batas nilai slump beton berdasarkan PBI 71 :
Tabel H.14.01. Batas Nilai Slump Menurut PBI 71
Uraian
Slump (cm)
Max Min
Dinding,pelat pondasi telapak bertulang 12,5 5,0
Pondasi telapak tidak bertulang,kaison,&
konstruksi dibawah tanah
9,0 2,5
Pelat,balok,kolom,dinding 15,0 7,5
Perkerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan massal 7,5 2,5
2. VB (von bährner) konsistometer
Terutama untuk beton yang kental. Konsistensi dinyatakan dalam
detik.Alat ini jarang digunakan di lapangan, karena membutuhkan sumber
listrik.
3. Meja Alir (flowtable)
Terutama untuk beton yang encer (flowing concrete), pengujian ini dilakukan
berdasar :
a. ASTM
Benda uji dicetak dengan ukuran f atas 15cm f bawah 20 cm dan tinggi 20
cm diketuk 25X dalam waktu 15 detik.
F= D−dd
× 100% F=D−d (cm ataumm)
b. DIN
Benda uji yang dicetak dengan ukuran f atas 13 cm f bawah 20 cm dan
tinggi 20 cm diketuk 15X dalam waktu 45 detik.
F=D−d (cm)
4. Kelly Ball
Hampir sama dengan slump test. Nilai slump ditentukan dari berapa dalam bola
dengan tinggi 15,2 cm ( 6 inci) tenggelam di dalam beton
5. K Slump Tester
C. PERALATAN
1. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 cm,
bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm. Bagian bawah dan atas cetakan terbuka.
2. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujung dibulatkan
dan sebaiknya dibuatkan dari baja taha karat
3. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dankedap air.
4. Sendok cekung
5. Mistar ukur
D. BAHAN
Contoh bahan muda sebanyak-banyaknya sama dengan isi cetakan.
E. PROSEDUR KERJA
1. Membasahi cetakan dan pelat dengan kain basah
2. Meletakkan cetakan diatas pelat
3. Mengisi cetakkan sampai penuh dengan beton muda dalam 3 lapis, tiap lapis
kira-kira 1/3 isi cetakan. Memadatkan setiap lapis dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 tusukan secara merata. Pada pemadatan, tongkat harus tepat masuk
sampai lapisan bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama penusukan bagian
tepi, tongkat dimiringkan sesuai denga kemiringan cetakan.
4. Segera setelah selesai pemadatan, meratakan permukaan benda uji dengan
tongkat; tunggu selama setengah menit dan dalam jangka waktu ini semua
benda uji yang jatuh disekitas harus disingkirkan.
5. Kemudian mengangkat cetakan perahan-lahan tegak lurus keatas
6. Membalikkan cetakan dan meletakkan perlahan-lahan disamping benda uji.
7. Mengukur slump dengan tinggi rata-rata benda uji.
F. PERHITUNGAN
Dari percobaan ini nilai slump didapat dari jarak rata-rata antara benda uji
dengan tongkat pemadapat yang diukur sebanyak 3 kali pada 3 itik yang berbeda,
adapun besarnya jarak tongkat pemadat dengan benda uji pada masing-masing titik
adalah sebagai:
1. Titik 1 : 7,7 cm
2. Titik 2 : 13 cm
3. Titik 3 : 10 cm
Dari ketiga hasil tersebut kemudian dihitung rata-ratanya, sehingga didapat
nilai slump untuk beton segar pada percobaan ini adalah 10,233cm.
G. ANALISA
1. Analisa Percobaan
Percobaan slump beton ini memiliki tujuan untuk menentukan slump
beton, slump beton merupakan ukuran kekentaan/plastisitas dan kohesif dari
beton segar. Ukuran bahan untuk adukan beton dalam percobaan ini dihitung
berdasarkan ACI 211.1-91. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mendapatkan
beton dengan spesifikasi yang diinginkan, salah satunya adalah nilai slump.
Pada percobaan ini nilai slump ditentukan sebesar 8-10 cm.
Setelah melakukan perhitungan volume campuran beton kemudian
praktikan menyiapkan bahan sesuai hasil perhitungan tersebut. Bahan campuran
beton yang berupa agregat kasar, agregat halus, perekat (semen), dan air ini
kemudian diaduk didalam mesin pengaduk atau mixer. Proses pengadukan
beton diawali dengan mencampur agregat kasar dan agregat halus terlebih
dahulu sampai tercampur rata dengan mesin pengaduk, setelah agregat kasar
dan halus tersebut tercampur rata praktikan kemudian memasukkan semen pada
mesin pengaduk, pengadukan dilanjutkan dengan menambah air sedikit demi
sedikit sesuai dengan volume air yang telah dihitung sebelumnya, namun pada
percobaan kali ini air pada adukan beton ditambah 2 liter dari perhitungan
semula karena pada saat pengadukan campuran beton masih terlalu kering atau
kurang air. Sementara dilakukan pendadukan oleh mesin pengaduk praktikan
menyiapkan kerucut abram yang akan digunakan untuk menguji nilai slump
pada beton segar tersebut.
Pegujian slump beton dilakukan segera setelah bahan campuran beton
tercampur. Beton segar ini kemudian dimasukkan pada kerucut abram sebanyak
3 kali dalam 3 lapis, tiap lapisnya berisi 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan
dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata. Pada lapisan ketiga
setelah dilakukan penusukan kemudian diratakan menggunakan tongkat
pemadat, lalu tunggu selama 30 detik dan angkat kerucut abram tersebut.
Pengukuran nilai slump dilakukan dengan membalik kerucut abram
tersebut disamping benda uji kemudian meletakkan tongkat pemadat di atas
kerucut abram dan mengukur jarak tongkat dengan permukaan benda uji.
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pada bagian kanan, kiri dan tengah
benda uji, nilai slump didapat dari rata-rata hasil pengukuran ini.
2. Analisa Hasil
Pada percobaan ini nilai slump beton didapat dengan menghtung rata-rata
jarak tongkat pemadat dengan benda uji pada tiga titik yang berbeda, data
slump untuk percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Titik 1 : 7,7 cm
b. Titik 2 : 13 cm
c. Titik 3 : 10 cm
Sehingga dapat dihitung nilai slump pada beton segar untuk percobaan ini
adalah sebesar :
slump=7,7+13+103
slump=10,233 cm
Berdasarkan tabel batas nilai slump menurut PBI 71 di bawah ini :
Tabel H.14.02. Batas Nilai Slump Menurut PBI 71
Uraian
Slump (cm)
Max Min
Dinding,pelat pondasi telapak bertulang 12,5 5,0
Pondasi telapak tidak bertulang,kaison,&
konstruksi dibawah tanah
9,0 2,5
Pelat,balok,kolom,dinding 15,0 7,5
Perkerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan massal 7,5 2,5
Beton pada percobaan beton ini dapat digunakan pada konstruksi dinding,
pelat pondasi telapak bertulang, pelat, balok, kolom dan dinding, tetapi tidak
dapat digunakan pada konstruksi pondasi telapak tidak bertulang, kaison,
konstruksi bawah tanah, perkerasan jalan dan pembetonan massal.
Slump beton menunjukkan kekentalan pada beton segar, semakin tinggi nilai
slump semakin encer beton segar, semakin tinggi workability beton tetapi
semakin rendah mutu beton tersebut, sementara semakin rendah nilai slump
3. Analisa Kesalahan
Pada percobaan slump beton ini terjadi beberapa kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan, adapun kesalahan-kesalahan yang terjadi adalah
sebagai berikut :
a. Praktikan kurang teliti dalam mengambil titik sampel pada benda uji untuk
pengujian slump .
b. Praktikan dalam melakukan penusukan beton pada kerucut kurang rata
sehingga kepadatan benda uji pada kerucut tidak merata.
H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Slump merupakan ukuran kekentalan/plastisitas beton segar.
2. Semakin rendah nilai slump yang dihasilkan menandakan semakin besar
kekuatan beton tersebut, namun semakin sulit pengerjaannya. Dan sebaliknya,
semakin cair slump suatu beton maka semakin rendah kekuatannya dan
semakin mudah pengerjaannya.
3. Slump yang dihasilkan dalam percobaan ini sebesar 10,233cm. Berdasarkan
tabel batas nilai slump menurut PBI 71, beton pada percobaan beton ini dapat
digunakan pada konstruksi dinding, pelat pondasi telapak bertulang, pelat,
balok, kolom dan dinding, tetapi tidak dapat digunakan pada konstruksi pondasi
telapak tidak bertulang, kaison, konstruksi bawah tanah, perkerasan jalan dan
pembetonan massal.
I. REFERENSI
1. Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu Beton Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Peraturan Beton Indonesia 71
3. Martina, Nunung, ST. MT. Teknologi Bahan I. 2010. Depok : Politenik Negeri
Jakarta.
J. LAMPIRAN
Gambar 1. Persiapan Agregat Kasar Gambar 2. Persiapan Agregat Halus
Gambar 3. Pengadukan Beton Gambar 4. Penusukan Bahan Uji
Gambar 5. Pengujian Slump Gambar 6. Pengujian Slump