laporan utama laporan utama triliunan rupiah dari tanaman ... · pdf file“ tugas...

19
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Dengan kondisi cuaca yang tidak bersahabat akhir- akhir ini tetapi tidak merun- tuhkan semangat Bambang Sukmananto, Direktur Uta- ma Perum Perhutani untuk ‘blusukan’ ke hutan di dae- rah-daerah. Pada 27 Janu- ari 2013 ia berkunjung ke petak 56 b RPH Bendoasri BKPH Tritik untuk melihat potensi SDH dan trobosan KPH Nganjuk. Pagi itu rombongan Dirut bersama Wakanit II, Kepala Biro dan Administratur wilayah administratif Kabupaten Nganjuk mulai bergerak menuju RPH Bendosari. Se- jenak Dirut berhenti dan melihat hamparan tanaman hijau seperti jenis umbi-umbian yang berada di petak 242, RPH Kedun- grejo BKPH Tritik. Sebagai tanaman yang tumbuh baik di bawah naungan dan tidak membutuhkan pemeliharaan yang intensif. Tanaman porang, ya hamparan tana- man umbi-umbian itu yang saat ini juga perhatian Bambang Sukmananto. Tanaman yang sangat cocok untuk dikembangkan di lahan Perum Perhutani dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Usai dari petak 242 rombongan melan- jutkan menuju petak 56 b RPH. Bendosewu, BKPH Tritik untuk melihat upaya-upaya Per- hutani KPH Nganjuk dalam merehabilitasi tanaman tanpa harus mengulangi kembali sebagai tanaman baru. Hal ini sangatlah penting untuk Kondisi kawasan hutan yang kesulitan dalam pembuatan tanaman di dalam areal petak-petak hutan, banyaknya tanah ko- song serta akibat pencurian kayu sehingga tegakan tersebut tinggal tunggak-tunggak. “ Tumbuh bagus di umur dua bulan, ti- dak membutuhkan waktu lama merupakan langkah awal tanaman yang perlu dikem- bangkan serta masih ada penghematan yang dilakukan dari sisi tanaman dan ke- napa ide seperti ini tidak dijalankan sejak dulu,” kata Dirut. “ Opslag culture (trubusan jati) dilakukan sesudah penjarahan hutan, melihat keg- iatan tanaman begitu banyak dan cash flow kita terbatas maka tahun ini rencananya + 4.358,9 hektar tetapi yang dapat ditrubus sebanyak + 590,6 hektar diseluruh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Batasan un- tuk pertumbuhannya sampai dengan masa tebang sekitar 10 tahun dan untuk pelak- sanaan trubusan dapat + 2 kali perlakuan setelah itu dilakukan pembersihan lahan untuk mengawal tanaman baru,sehingga meminimalkan biaya tanaman maupun tebangan tetapi tetap mampu memberikan tambahan kontribusi pendapatan secara maksimal di Perusahaan,” jelas Ir. Luka- man Imam Syafi’I, Wakanit II Jawa Timur kepada Dirut. Setelah melihat trubusan jati Dirut be- serta rombongan menuju di Pos babagan pt. 56 b RPH. Bendosewu, BKPH Tritik. Dengan duduk santai di papan kayu untuk berdialog langsung dengan para petani anggota Lembaga masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang menggarap lahan di bawah tegakan. “ Bagaimana cara mengorganisir ang- gotanya dalam penanaman porang yang berada di bawah tegakan”, tanya Bambang Sukamnanto kepada petani Riyanto (48). Riyanto pun menjelaskan bahwa sebelum ada pembentukkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH )sudah ada tanaman porang dengan cara tanam swadaya masyarakat setempat. Setelah itu di tahun 2003 dibentuklah kepengurusan dan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ) Arto Moro Desa Bendoasri, Kecamatan Rejoso, Kab. Nganjuk. Dengan adanya kelembagaan tersebut maka setiap penggarap dibagi perkelompok (andil), se- lalu berkoordinasi dan lahan dibagi sesuai kemampuan masyarakat sendiri-sendiri. “ Tugas penggarap selain memelihara tanamannya sendiri, bagaimana cara un- tuk membagi waktu membantu Perhutani menjaga tanaman jati biar tidak rusak atau berkurang”, tanya Bambang lagi. “ Kita bagi waktu untuk tanaman send- iri maupun tanaman jati karena tanaman porang hidupnya di bawah tegakan jati sehingga secara otomatis bisa terpelihara dengan baik dan itu juga sebagai tanggung- jawab penggarap untuk menjaga tanaman jati, apabila ada kerusakan akan kelihatan andilnya siapa,” jawab Riyanto. Kalau tanamannya bagus, lanjut Ri- yanto maka akan menambah sharingnya. Sedangkan penghasilan lain masyarakat yaitu ladang dan sawah disesuaikan den- gan musim tanam menurut cuaca. Bahkan beternak sehingga perekonomian masyara- kat setiap bulan ada pendapatan. Ibaratnya tanaman porang sebagai tabungan. Pengertian seperti itu, jelas Bambang, dimengerti oleh anggotanya jangan di level atas saja Ketua atau pimpinannya, maka dari itu diharapkan petugas lapangan juga secara otomatis seperti itu. Adanya tanaman porang yang selalu tumbuh dengan sednirinya dalam 1 hektar n KPH SARADAN Direktur Perum Perhutani, Ir Bambang Sukmananto Minggu, 27 Januari 2013 berkunjung ke petak 43 dan 94 RPH Klan- gon BKPH Pajaran KPH Saradan untuk melihat langsung potensi tanaman Porang. Baik mulai dari cara pengelolaan budidaya nya, proses produksi hingga pemasaran- nya. Jauh sebelum dicanangkan program PHBM pada tahun 2001 (sesuai SK Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani Nomor : 268/KPTS/Dir/2007 tentang PHBM Plus), kegiatan PHBM di Desa Klangon sudah dilaksanakan sejak tahun 1970-an yaitu dengan melaksanakan penanaman tana- man pertanian semusim di dalam kawasan hutan sebagai tanaman tumpangsari dan sampai sekarang masih diteruskan dengan menanam Porang di bawah tegakan kayu jati (PLDT). Sejak 2001 di Desa Klangon sudah mulai dirintis untuk dilaksanakan penan- datanganan Perjanjian Kerjasama PHBM antara Perum Perhutani KPH Saradan dengan LMDH Pandan Asri No. 23 Tanggal 27 Juli 2005 dihadapan Notaris. Kemudian tahun 2006 di Desa Oro-oro Waru dengan LMDH Sumber Wono Lestari No. 11.351/L/ VII/07, Wono Bangun No. 11.357/L/VII/07, Wono Jati No. 11.355/L/VII/07, Rimba Mas Sejahtera sesuai Perjanjian Kerjasama No.1.046/L/XI/2008 Tanggal 27 Juli 2005 dihadapan Notaris. Dari catatan sejak tahun 2001 - 2008 (selama 8 tahun) produksi po- rang dari Desa Klangon mencapai Rp 6.744.160.000 dan dari tahun 2007 s/d Desember 20012 produksi Porang senilai Rp 37.869.420.000. Melihat peningkatan nilai jual tanaman Porang yang signifikan itu Ir. Bambang Sukamananto sangat tertarik dan antusias sekali untuk bisa mengembangkan tana- man Porang di Perhutani. Di petak 94 RPH Klangon BKPH Paja- ran yang merupakan kawasan PLDT den- gan tanaman Porang yang menjadi andalan KPH Saradan. Orang nomor satu di Perum Perhutani tersebut bertemu langsung den- gan dengan petani/pesanggem tanaman Porang, yakni Pak Hartoyo dan mbah Pani- rin warga desa sekitar hutan yang sudah bertahun-tahun menekuni budidaya tana- man Porang. Dari kedua petani/pesanggem Porang tersebut Bambang Sukmananto bertanya langsung dan mencari tahu cara budidaya tanaman Porang sekaligus menanyakan apa kendala yang dihadapi dalam penge- lolaan budidaya tanaman Porang di KPH Saradan. Dalam hal ini kedua pesanggem Porang tersebut berharap adanya semacam pembinaan untuk masyarakat sekitar hutan tentang pengembangan budidaya tanaman Porang dari Perum Perhutani. Melihat prospek tanaman Porang ternyata sangat menjanjikan, Ir. Bambang Sukmananto pun berharap agar tanaman Porang bisa dikembangkan lebih jauh lagi sehingga Porang bisa menjadi salah satu komoditi ekspor dan menjadi produk pendapatan selain kayu di Perum Perhutani. Beliau juga berharap agar para pesanggem Porang di KPH Saradan mau menjual Po- rangnya ke Perhutani dan tidak menjual ke perusahaan lain sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan. n Sp Hms Srd/Warno Triliunan Rupiah Dari Tanaman Porang Porang Naik Daun Kini Jadi Perhatian Perusahaan 2 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 3

Upload: doankhanh

Post on 01-Feb-2018

344 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA

Dengan kondisi cuaca yang tidak bersahabat akhir-akhir ini tetapi tidak merun-tuhkan semangat Bambang Sukmananto, Direktur Uta-ma Perum Perhutani untuk ‘blusukan’ ke hutan di dae-rah-daerah. Pada 27 Janu-ari 2013 ia berkunjung ke petak 56 b RPH Bendoasri BKPH Tritik untuk melihat potensi SDH dan trobosan KPH Nganjuk.

Pagi itu rombongan Dirut bersama Wakanit II, Kepala Biro dan Administratur wilayah administratif Kabupaten Nganjuk mulai bergerak menuju RPH Bendosari. Se-jenak Dirut berhenti dan melihat hamparan tanaman hijau seperti jenis umbi-umbian yang berada di petak 242, RPH Kedun-

grejo BKPH Tritik. Sebagai tanaman yang tumbuh baik di bawah naungan dan tidak membutuhkan pemeliharaan yang intensif.

Tanaman porang, ya hamparan tana-man umbi-umbian itu yang saat ini juga perhatian Bambang Sukmananto. Tanaman yang sangat cocok untuk dikembangkan di lahan Perum Perhutani dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Usai dari petak 242 rombongan melan-jutkan menuju petak 56 b RPH. Bendosewu, BKPH Tritik untuk melihat upaya-upaya Per-hutani KPH Nganjuk dalam merehabilitasi tanaman tanpa harus mengulangi kembali sebagai tanaman baru. Hal ini sangatlah penting untuk

Kondisi kawasan hutan yang kesulitan dalam pembuatan tanaman di dalam areal petak-petak hutan, banyaknya tanah ko-song serta akibat pencurian kayu sehingga tegakan tersebut tinggal tunggak-tunggak.

“ Tumbuh bagus di umur dua bulan, ti-dak membutuhkan waktu lama merupakan langkah awal tanaman yang perlu dikem-bangkan serta masih ada penghematan yang dilakukan dari sisi tanaman dan ke-napa ide seperti ini tidak dijalankan sejak

dulu,” kata Dirut. “ Opslag culture (trubusan jati) dilakukan

sesudah penjarahan hutan, melihat keg-iatan tanaman begitu banyak dan cash flow kita terbatas maka tahun ini rencananya + 4.358,9 hektar tetapi yang dapat ditrubus sebanyak + 590,6 hektar diseluruh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Batasan un-tuk pertumbuhannya sampai dengan masa tebang sekitar 10 tahun dan untuk pelak-sanaan trubusan dapat + 2 kali perlakuan setelah itu dilakukan pembersihan lahan untuk mengawal tanaman baru,sehingga meminimalkan biaya tanaman maupun tebangan tetapi tetap mampu memberikan tambahan kontribusi pendapatan secara maksimal di Perusahaan,” jelas Ir. Luka-man Imam Syafi’I, Wakanit II Jawa Timur kepada Dirut.

Setelah melihat trubusan jati Dirut be-serta rombongan menuju di Pos babagan pt. 56 b RPH. Bendosewu, BKPH Tritik. Dengan duduk santai di papan kayu untuk berdialog langsung dengan para petani anggota Lembaga masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang menggarap lahan di bawah tegakan.

“ Bagaimana cara mengorganisir ang-gotanya dalam penanaman porang yang berada di bawah tegakan”, tanya Bambang Sukamnanto kepada petani Riyanto (48).

Riyanto pun menjelaskan bahwa sebelum ada pembentukkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH )sudah ada tanaman porang dengan cara tanam swadaya masyarakat setempat. Setelah itu di tahun 2003 dibentuklah kepengurusan dan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ) Arto Moro Desa Bendoasri, Kecamatan Rejoso, Kab. Nganjuk. Dengan adanya kelembagaan tersebut maka setiap penggarap dibagi perkelompok (andil), se-

lalu berkoordinasi dan lahan dibagi sesuai kemampuan masyarakat sendiri-sendiri.

“ Tugas penggarap selain memelihara tanamannya sendiri, bagaimana cara un-tuk membagi waktu membantu Perhutani menjaga tanaman jati biar tidak rusak atau berkurang”, tanya Bambang lagi.

“ Kita bagi waktu untuk tanaman send-iri maupun tanaman jati karena tanaman porang hidupnya di bawah tegakan jati sehingga secara otomatis bisa terpelihara dengan baik dan itu juga sebagai tanggung-jawab penggarap untuk menjaga tanaman jati, apabila ada kerusakan akan kelihatan andilnya siapa,” jawab Riyanto.

Kalau tanamannya bagus, lanjut Ri-yanto maka akan menambah sharingnya. Sedangkan penghasilan lain masyarakat yaitu ladang dan sawah disesuaikan den-gan musim tanam menurut cuaca. Bahkan beternak sehingga perekonomian masyara-kat setiap bulan ada pendapatan. Ibaratnya tanaman porang sebagai tabungan.

Pengertian seperti itu, jelas Bambang, dimengerti oleh anggotanya jangan di level atas saja Ketua atau pimpinannya, maka dari itu diharapkan petugas lapangan juga secara otomatis seperti itu.

Adanya tanaman porang yang selalu tumbuh dengan sednirinya dalam 1 hektar

n KPH SARADAN

Direktur Perum Perhutani, Ir Bambang Sukmananto Minggu, 27 Januari 2013 berkunjung ke petak 43 dan 94 RPH Klan-gon BKPH Pajaran KPH Saradan untuk melihat langsung potensi tanaman Porang. Baik mulai dari cara pengelolaan budidaya nya, proses produksi hingga pemasaran-nya.

Jauh sebelum dicanangkan program PHBM pada tahun 2001 (sesuai SK Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani Nomor : 268/KPTS/Dir/2007 tentang PHBM Plus), kegiatan PHBM di Desa Klangon sudah dilaksanakan sejak tahun 1970-an yaitu dengan melaksanakan penanaman tana-man pertanian semusim di dalam kawasan hutan sebagai tanaman tumpangsari dan sampai sekarang masih diteruskan dengan menanam Porang di bawah tegakan kayu jati (PLDT).

Sejak 2001 di Desa Klangon sudah mulai dirintis untuk dilaksanakan penan-datanganan Perjanjian Kerjasama PHBM antara Perum Perhutani KPH Saradan dengan LMDH Pandan Asri No. 23 Tanggal 27 Juli 2005 dihadapan Notaris. Kemudian tahun 2006 di Desa Oro-oro Waru dengan LMDH Sumber Wono Lestari No. 11.351/L/VII/07, Wono Bangun No. 11.357/L/VII/07, Wono Jati No. 11.355/L/VII/07, Rimba Mas Sejahtera sesuai Perjanjian Kerjasama No.1.046/L/XI/2008 Tanggal 27 Juli 2005 dihadapan Notaris.

Dari catatan sejak tahun 2001 - 2008 (selama 8 tahun) produksi po-rang dari Desa Klangon mencapai Rp 6.744.160.000 dan dari tahun 2007 s/d Desember 20012 produksi Porang senilai Rp 37.869.420.000.

Melihat peningkatan nilai jual tanaman Porang yang signifikan itu Ir. Bambang Sukamananto sangat tertarik dan antusias sekali untuk bisa mengembangkan tana-man Porang di Perhutani.

Di petak 94 RPH Klangon BKPH Paja-ran yang merupakan kawasan PLDT den-gan tanaman Porang yang menjadi andalan KPH Saradan. Orang nomor satu di Perum Perhutani tersebut bertemu langsung den-gan dengan petani/pesanggem tanaman Porang, yakni Pak Hartoyo dan mbah Pani-rin warga desa sekitar hutan yang sudah bertahun-tahun menekuni budidaya tana-man Porang.

Dari kedua petani/pesanggem Porang tersebut Bambang Sukmananto bertanya langsung dan mencari tahu cara budidaya tanaman Porang sekaligus menanyakan apa kendala yang dihadapi dalam penge-lolaan budidaya tanaman Porang di KPH Saradan. Dalam hal ini kedua pesanggem

Porang tersebut berharap adanya semacam pembinaan untuk masyarakat sekitar hutan tentang pengembangan budidaya tanaman Porang dari Perum Perhutani.

Melihat prospek tanaman Porang ternyata sangat menjanjikan, Ir. Bambang Sukmananto pun berharap agar tanaman Porang bisa dikembangkan lebih jauh lagi sehingga Porang bisa menjadi salah satu komoditi ekspor dan menjadi produk pendapatan selain kayu di Perum Perhutani. Beliau juga berharap agar para pesanggem Porang di KPH Saradan mau menjual Po-rangnya ke Perhutani dan tidak menjual ke perusahaan lain sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan.

n Sp Hms Srd/Warno

Triliunan RupiahDari Tanaman Porang

Porang Naik DaunKini Jadi Perhatian Perusahaan

2 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

2

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 3

3

Page 2: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA

n KPH NGANJUK

Hidup di wilayah yang dikelilingi hutan tak lantas membuat warga desa ini menjadi tertinggal. Mereka justru punya andalan di sektor pertanian melalui budidaya umbi porang. Kegiatan yang belum banyak dilirik orang itu ternyata mampu menyokong per-ekonomian masyarakat setempat, seperti yang dilakukan masyarakat di Desa Tritik.

Satu-satunya akses menuju petak 261, RPH. Bendosewu, BKPH. Tritik KPH. Nganjuk adalah jalan makadam berbatu. Pagi itu Menteri BUMN sengaja blusukan dihutan untuk melihat salah satu jenis tana-man yang membuatnya penasaran, yakni porang.

“Saya sebenarnya sudah tahu porang sejak jadi wartawan dulu, “ ujarnya sam-bil mengamati bentuk anatomi tumbuhan umbi-umbian tersebut. Dahlan juga tahu jika porang banyak tumbuh dihutan Ngan-juk. Namun, baru kali ini dia punya kesem-patan untuk melihatnya secara langsung

dilokasi. Tanaman yang disebut mempunyai nilai ekonomis tinggi tersebut membuatnya berpikir untuk membudidayakan di daerah lain.

Dalam kunjungannya kemarin Dahlan didampingi oleh sejumlah pejabat dari ke-mentrian BUMN, Asdir RUPHR dan Kepala Perum Perhutani Unit II Jawa Timur beserta jajarannya.

Tanaman jenis umbi-umbian itu sudah lama tumbuh dan dibudidayakan diham-paran lereng gunung pandan Bendoasri oleh warga sekitarnya. Selain melihat langsung lokasi tanaman porang, Dahlan juga menggali informasi langsung dengan mengumpulkan petani setempat.

“ Masalahnya cuma dengan pihak bank, pak, “ ujar Sawiji (45) petani asal Desa Tritik Kecamatan Rejoso bersama puluhan rekannya pagi itu tengah mengobrol santai dengan Dahlan. Mereka duduk melingkar di dalam gubug kayu salah satu sudut area hutan.

Pak Menteri langsung mengernyitkan

dahi. Dia tampak kesulitan memahami maksud perkataan tersebut. Apalagi setelah Sawiji menyebut lebih gamblang perma-salahan dengan pihak bank terkait sertifikat tanah yang digadaikan. Dahlan sempat terpancing dan buru-buru menyanggah, “ Lho, ini kan tanah Perhutani , kok bisa digadaikan?” lontar Dahlan dengan nada agak tinggi.

Tak disangka, pertanyaan Dahlan itu langsung dijawab gelak tawa puluhan pet-ani yang mengelilinginya. Belakangan Dah-lan baru menyadari jika telah dikerjai. Sawiji dan rekan-rekannya hanya bercanda me-nyebut tanah telah digadaikan. Maksudnya tanah milik mereka pribadi, bukan tanah mi-lik Perum Perhutani Nganjuk yang sedang digarap Sawiji dan rekan-rekannya.

“Kalau yang ini (tanah Perhutani) ya ng-gak mungkinlah, pak,” jawab Sawiji sambil tersenyum.

Sejak 2003 Perum Perhutani dan petani dalam hal ini di bawah naungan Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH

Petani Porang Desa TritikCuri Perhatian Meneg BUMN

) bekerjasama dalam pemanfaatan lahan dibawah tegakan salah satunya tanaman porang. Lahan Perhutani KPH. Nganjuk se-luas 766 hektar digarap oleh petani. Lahan tersebut merupakan tanah terbuka disela-sela tegakan jati, sono maupun jenis lain. Utamanya di hutan Tritik tanaman tersebut banyak tumbuh di hutan lindung.

“ Saya menggarap lima hektar, Pak”, jawab Rianto, 48, ketika ditanya Dahlan luas garapan budidaya porang miliknya.

Setiap kali panen porang Rianto yang sebelumnya hanya menanam palawijo ditegalannya,dan sekarang juga menanam tanaman porang itu bisa menghasilkan panen antara 10 hingga 15 ton. Dengan hasil sebanyak itu, Rianto yang biasanya bercocok tanam seorang diri mengaku ke-walahan.

Dia sampai harus mengupah beberapa pekerja tidak hanya memanen tetapi dari penanaman, pemeliharaan hingga masa panen, terangnya lebih lanjut.

Setiap hektar lahan yang ditanami po-rang bisa menghasilkan sekitar 4 ton pan-enan. Harga umbi porang dipasaran sekitar Rp 3.000 per kilogram. Sekali panen Rianto bisa mendapatkan sekitar Rp 36 juta. Ini masih diuntungkan lagi dengan peman-faatan lahan milik Perhutani yang dipakai secara cuma-cuma.

“ Syaratnya jangan merusak kelestarian hutan milik Negara,” terang Yono Cahyono, S.Hut. Administratur Perum Perhutani KPH Nganjuk.

Hasil panen porang selalu dicari dan diburu orang, terutama untuk kebutuhan bahan baku industri. Sehingga para petani porang tidak perlu khawatir hasil panen-nya tidak laku dipasaran. Beberapa contoh industri yang memanfaatkan bahan baku umbi porang yakni sebagai lem, campuran kertas agar kuat dan lemas, pengganti se-lulosa tumbuh mikroba, pengganti selulosa dalam film, isolator listrik dan masih banyak lagi bahkan untuk kesehatan yakni berkha-siat bagi kesehatan tubuh, porang dapat mengurangi kadar kolesterol darah, mem-perlambat pengosongan perut dan mem-percepat rasa kenyang sehingga cocok untu makanan diet bagi penderita diabetes dan untuk bahan olahan makanan.

Sementara dalam dialog juga hadir Kasim, Kepala pabrik pengolahan porang dari pare yang juga pabrik milik Perhutani, menjelaskan proses pengolahan porang dari mentah sampai menjadi tepung porang yang gunanya untuk campuran getuk se-hingga bertahan hingga tiga hari tidak basi.

“ Bahkan saat ini porang banyak dipe-san pengusaha asal Jepang”, tambahnya.

Potensi itu yang dibaca oleh Menteri BUMN sehingga rela blusukan hutan untuk menggali langsung cara budidaya porang kepada para petani. Bahkan, Dahlan sudah berencana untuk mengembangkan budida-ya tanaman ini di daerah lain. Nganjuk yang dianggap telah bisa lebih dahulu dijadikan rujukan bagi daerah lainnya.

“ Petani disini (Nganjuk-red) saya ajak untuk menularkan ilmu kepada petani dae-rah lainnya,” tandas Dahlan sebelum men-

Menteri BUMN dialog dengan petani porang di Petak 56b RPH Bendosewu BKPH Tritik KPH Nganjuk.

akan menghasilkan sekitar 6 ton dengan nilai Rp 15 juta. Sementara harga porang seperti dijelaskan petani yang lain Hartoyo (35), per kilogram porang Rp 2.500.

“ Kalau dilakukan secara intensip tanaman porang dengan lahan di bawah tegakan jati atau lindung yang jalannya ti-dak begitu rapat masih bisa masuk. Bahkan di bawah tanaman sono akan menghasilkan

sekitar 12 - 15 ton per hektar. Sedangkan bagi hasil setiap penggarap sehubungan bibit dan tanam secara swadaya maka dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari. Sehingga tanaman tersebut dapat menin-gkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan khususnya sekitar gunung pandan,” papar Riyanto.

Dijelaskan juga oleh Adm/KKPH Ngan-

juk, Yono Cahyono bahwa pemasaran porang di Nganjuk selama ini dikuasai oleh tengkulak. Maka untuk itu sejak Oktober 2012 pihaknya mengaajak mereka untuk membuat kesepakatan bersama dalam penyelesaian permasalahan harga maupun pembelian porang di petani.

Dengan demikian dikatakan Dirut, saat ini porang masih fungsional, potensi SDH untuk menghasilkan tanaman porang harus ditingkatkan dengan baik. Untuk itu sebagai masyarakat Indonesia harus membantu peningkatan ketahanan pangan walaupun dengan jenis yang berbeda.

“ Permasalahan tengkulak agar kita ajak diskusi atau kesepakatan karena di sisi lain Perhutani sudah mempunyai pabrik dan perlu adanya pemasokan setiap hari dan bulan,” pinta Dirut.

Walaupun kondisi sekarang apabila kekurangan bahan baku pabrik porang di Pare mengambil di lain daerah. Peren-canaan kedepan agar lebih matang dan fokus, melihat potensi KPH Nganjuk untuk tanaman porang cukup baik selain itu kalau dapat diprogramkan dengan benar maka tak tanggung-tanggung akan dididirikan pabrik pengolahan porang.

Disarankan pula oleh Dirut agar KPH Nganjuk menunjuk tenaga penyuluh selain Pak Riyanto dari petani porangnya juga dari karyawan Perhutani itu sendiri sebagai pendamping serta penyuluh.

Usai berdiskusi dengan para petani porang Dirut beserta rombongan berfoto bersama dan selanjutnya melihat tanaman porang di petak 262, RPH. Bendosewu, BKPH. Tritik. n Hms Ngjk/Henny R

gakhiri pertemuan pagi itu. Dikesempatan itu pula, Administratur

Perum Perhutani KPH Nganjuk, Yono Cahyono, S.Hut menyambut baik rencana Menteri BUMN untuk mengembangkan budidaya porang. Menurutnya, lahan hu-tan diNganjuk yang telah ditanami porang sudah seluas 766 hektar. Mayoritas berada

dikawasan hutan BKPH. Tritik. Sisanya ada di Desa Sugihwaras dan Desa Wengkal, Kecamatan Gondang.

“ Kami juga akan coba mengembang-kan tanaman porang seluas + 503,9 hektar di BKPH Tritik, BKPH. Tamanan,BKPH. Berbek,BKPH. Bagor dan BKPH. Wengkal ”, tandasnya. n Hms Ngjk/Henny R

Porang Amorphopallus

onchopillusPorang (Amorphopallus

onchopillus) adalah komoditi an-dalan program Pemanfaatan La-han dibawah Tegakan (PLDT) di wilayah KPH Saradan. Tanaman tersebut telah dikembangkan penduduk Desa Klangon yang sejak tahun 1986 dan dalam kurun waktu 30 tahun sampai sekarang berkembang pesat menjadi komoditi penting.

“Sekarang Perhutani mulai menjajaki Porang untuk bisa dikembangkan menjadi industri besar yang bisa diekspor, dan mewujudkan ketahanan pangan melalui tanaman asli wilayah”, demikian dikatakan Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto dalam kunjungan-nya di RPH Klangon BKPH Pajaran KPH Saradan 27 Januari 2013 lalu.

“Untuk itu kita harus mencermati pola perdagangan, distribusi dan kondisi sosial masyarakat yang telah ada sebelum me-langkah lebih lanjut,” ujarnya.

Sejarah budidaya porang di Perhutani KPH Saradan dimulai di desa Klangon Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Masyarakat Desa Klangon mengenal Po-rang seperti tanaman iles-iles lainya (Su-weg, Walur, dll) yang tumbuh liar di hutan, kebun dan pekarangan-pekarangan yang

Dirut didampingi Wakanit II Jatim, Ir. Lukman Imam Safi’i dan Adm KPH Nganjuk ,Yono Cahyono S.Hut di petak 56b RPH Bendosewu BKPH Tritik melihat tanaman trubusan.

4 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

4

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 5

5

Page 3: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

KEHUTANAN KEHUTANAN

ternaungi pohon. Sekitar tahun 1975 Po-rang dikenalkan oleh pedagang dari Ngan-juk sebagai umbi yang menguntungkan, sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk mengeksploitasi Porang yang tum-buh liar di hutan. Karena persediaan umbi porang semakin lama semakin berkurang sedangkan kebutuhan pasar masih terbuka lebar, maka pada tahun 1984 masyarakat mencoba untuk membudidayakannya di lahan hutan Perum Perhutani KPH Saradan yaitu di bawah tegakan Sono dan Jati.

Pada tahun 1987, dilakukan kegiatan panen raya porang pertama dan memberi-kan keuntungan yang tinggi bagi masyara-kat Klangon. Karena karakteristik tanaman

Porang bisa bersimbiosis mutualisme den-gan tanaman hutan, bernilai ekonomi dan sosial yang tinggi, maka pada tahun 1988 Perum Perhutani mengijinkan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Hu-tan (KTH) Rino Kartiko yang beranggotakan 18 orang untuk membudidayakan Porang dalam skala besar khususnya di bawah tegakan Sono dan Jati berumur 40 tahun keatas.

Sejak tahun 2001, di Desa Klangon mulai dirintis untuk dilaksanakan program PHBM dan pada tahun 2005 telah dilak-sanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama PHBM antara Perhutani KPH Saradan dengan LMDH Pandan di hadapan

Notaris. Adapun objek kerjasamanya me-liputi seluruh aspek kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan, mulai dari perenca-naan, persemaian, tanaman, pemeliharaan, keamanan, produksi dan pemasaran hasil hutan serta kegiatan agribisnis antara lain : penanaman Porang, Jagung, empon-em-pon, dll.

Pada tahun 2011 dan tahun 2012 budi-daya porang di wilayah telah menyebar di 3 wilayah BKPH yaitu BKPH Pajaran, BKPH Tulung dan BKPH Kedungbrubus dengan luas 1.015,5 Ha dan menghasilkan produksi 925.368,5 Kg dan menyerap tenaga kerja 2.365 orang.

n Hms Srd/Ida

Dirut Perhutani : Tahun Ini Gaji Naik Dirut, Kapolres dan Dandim Patroli Bareng

n KPH KEBONHARJO

Direktur Utama Perum Perhutani, Ir Bambang Sukmananto dalam kegiatan ber-tajuk ‘ Kumpul Bareng Mbangun Perhutani’ melakukan kemah bersama segenap rim-bawan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah di petak 87 RPH Tahunan BKPH Tuder KPH Kebonharjo, 9-10 Januari 2013. Kum-pul dan kemah bersama memang sudah menjadi agenda lama orang nomor satu di Perhutani itu sejak menjabat sebagai Direk-tur Utama. Banyak kegiatan diagendakan. Salah satunya adalah patroli bersama. Dirut bersama pejabat lainnya malam itu menga-jak ‘blusukan’ masuk hutan berpatroli.

“Sengaja kita pilih lokasi dalam kawasan hutan agar kita bisa lebih merefleksikan diri dengan suasana sepi dan hening. Udara yang sehat dan segar sangat membantu kita untuk konsentrasi sehingga dapat ber-fikir secara maksimal untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi perusahaan kita,” ujar Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto sebelum bergerak menyisir jalan di tengah benlantara hutan jati wilayah BKPH Tuder KPH Kebonharjo.

Tidak semua KPH mempunyai tegakan pohon jati seperti di KPH Kebonharjo. Di-katakan Dirut, di sana masih sangat bagus produksinya karena kondisi keamanan sangat baik, tegakan masih rapat dan po-tensinya besar.

“ Untuk itu kita harus mampu men-gamankan asset ini demi kelangsungan hidup perusahaan,” ujarnya Dirut didam-pingi Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng Ir Teguh Hadi Siswanto di sebuah pos yang disinggahinya.

Bambang beserta rombongan memulai

patroli dari petak 87 RPH Tahunan BKPH Tuder sekitar pukul 23.00 wib. Selanjutnya, patroli dilanjutkan menuju Pos Bayangan petak 31 RPH Tuder BKPH Tuder.

Kemudian, dini hari, di Pos Induk petak 58 Tuder rombongan dirut langsung ber-gabung dengan Kapolres Rembang, AKBP Adhi Fandhi Ariyanto dan Dandim 0720 Let-kol Arm Dedy Jusnar Hendrawan beserta jajarannya. Dengan disambut rombongan Trabas dari anggota Kodim dan Polres Rembang yang jumlahnya sekitar puluhan sepeda motor, itu menunjukkan kekom-pakan dan hubungan yang harmonis. Di Pos Induk itulah masing-masing pimpinan satuan unit sepakat untuk saling menjaga asset negara berupa kawasan hutan den-gan semua sumber daya alamnya.

“ Petugas harus intensif dalam berpa-

troli, utamanya petak yang rawan. Selalu semangat dan iklas dalam bekerja. Jaga kebersamaan, kekompakan dan saling komunikasi baik internal maupun eksternal penting dalam melaksanakan pengamanan hutan,” pinta Bambang kepada semua petu-gas yang berada di pos masing-masing.

Senada dengan Bambang, Kapolres Rembang menyampaikan, Perhutani den-gan Polres sudah terbina hubungan sangat baik.

“ Pada dasarnya kita harus bekerjasa-ma dalam menjaga hutan. Kesulitan Perhu-tani termasuk kesulitan kita juga, terutama dalam bidang keamanan. Yang tak kalah pentingnya dalam menjaga hutan adalah menjalin komunikasi yang sehat dengan masyarakat agar mereka pro aktif pada kita,” jelas AKBP Adhi Fandhi Ariyanto.

Rombongan Dirut, Dandim dan Polres juga mengecek kesiapsiagaan petugas yang sedang piket di Pos 148, Pos Proliman petak 131 RPH Terongan BKPH Sale. Juga, Pos Induk petak 117 BKPH Ngandang.

Adm/KKPH Kebonharjo, Ir Harris Tri-wahyunita disela kegiatan patroli bareng Dirut merasa bangga wilayahnya dijadikan sebagai tempat kegiatan 'Kumpul Bareng mBangun Perhutani'.

" Ini menjadi pembelajaran untuk kita semua bahwa aset perusahaan harus di-jaga dengan baik untuk keberlangsungan jalannya perusahaan," katanya.

Seperti KPH Kebonharjo sendiri di-katakan Haris potensi SDH masih terjaga sangat baik. Kondisi sosial masyarakat juga sangat mendukung, sehingga kondisi ke-amanan di wilayah KPH Kebonharjo relatif kondusif.

Patroli berakhir di lokasi semula sekitar pukul 02.00 yaitu petak 87. Selanjutnya me-nikmati lezatnya jagung bakar dan beristira-hat di dalam tenda yang hanya beralaskan tikar seadanya.n Hms Kbh/ DJ-SW

Dirut Perhutani dan Kanit I mengamati laporan kegiatan pengamanan hutan di salah satu posko yang disinggahi.

Tim Trabas dari Polres dan Kodim konvoi patroli bareng Perhutani.

n UNIT I JATENG

“ Tahun ini jelas direksi sudah sepakat akan ada menaikan gaji karyawan,” kata Di-rektur Utama Perum Perhutani, Ir Bambang Sukmananto di sela mendampingi kunjun-gan kerja Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasan dan Menhut Zulkifli Hasan di lereng Gunung Slamet Desa Batumerah di petak 55 RPH Batumerah BKPH Bumijawa KPH Pekalongan Barat (31/1).

Kenaikannya memang tidak seberapa, lanjut Dirut kalau dibanding dengan peker-jaan yang luar biasa karyawan kepada pe-rusahaan. Tapi hal itu ia tegasnya merupa-kan bentuk kepedulian perusahaan kepada karyawan. Meski belum sebanding dengan tanggungjawab dengan pekerjaan yang dilakukan, namun demikian Dirut tetap me-

minta agar jajarannya terus bekerja dengan lebih baik dan fokus kepada pekerjaan.

“ Yang jelas kenaikan gaji ini penting ! Sehingga karyawan akan lebih peduli ke-pada perusahaan dan akan aktif memberi-kan kontribusi besar kepada perusahaan sehingga perusahaan tumbuh. Kalau peru-sahaan tumbuh tinggal kebalikannya seka-rang, perusahaan harus peduli karyawan,” tegas Dirut yang menurutnya timbal balik ini menjadi sangat penting untuk kemajuan perusahaan.

Tentu bukan hanya tuntutan bekerja yang lebih baik saja, dengan adanya ke-naikan gaji karyawan tidak boleh bekerja dengan asal berkerja, tapi harus punya tar-get. Karena puerusahaan juga akan menilai kinerja dari masing-masing karyawan, yang baik akan mendapat penghargaan (reward)

dan yang bekerja tidak baik tentu akan mendapat sangsi atau punish-ment.

“ Makanya kita tingkatkan dulu kesejahteraan karyawan, kalau ke-sejahteraan sudah diterima reward and punishment jalan,” kata Dirut.

“ Kalau kesejahteraan belum diberikan gimana kita melakukan reward and punishment. Jadi kese-jahteraan yang utuma kita berikan baru kita jalankan reward and pun-ishmen, “ tegasnya lebih lanjut.

Menyinggung soal tanaman, Dirut menilainya saat ini kepedulian karyawan mulai menurun maka ke-giatan peduli tanaman ini sekarang sekarang lebih dibudayakan dan di push kepada setiap karyawan. Setiap karyawan wajib menanam 25 pohon, tanaman apa saja dan dimana saja ditanam.

“ Karena ini penting, karena kita hidup dari tanaman kalau tidak peduli tanaman kan tidak baik,” katanya.

Peninjauan hutan dan tana-man hortikultura di petak 55 RPH Batumerah tersebut dalam rangka mendampingi kegiatan Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan untuk memantau kondisi hutan dan tanaman hortikultura ditempat tersebut terkait adanya kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudoyono di petak tersebut.

Pada kesempatan itu juga diberikan bantuan untuk kegiatan usaha produktif LMDH. Ada 10 LMDH penerima bantuan itu masing-masing berasal dari dua LMDH binaan KPH Pekalongan Barat, 2 LMDH binaan KPH Balapulang dan 6 LMDH dari binaan KPH Banyumas Timur. Bantuan diserahkan langsung oleh Menko Pereko-nominan Hatta Rajasa didampingin Menhut Zulkifli Hasan dan Dirut Perhutani, Bam-bang Sukamananto.

n S.Widhi

Menko Bidang Perekonomian dan Menhut saat meninjau petak 55 RPH Batumerah.

6 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

6

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 7

7

Page 4: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

SEPUTAR KPH SEPUTAR KPH

Kegigihan BKPH Lawu SelatanMemberdayakan LMDH Tanpa Sharing

n KPH SURAKARTA

Sebanyak 400 bibit dari berbagai jenis tanaman ditanam Perum Perhutani KPH Surakarta di hutan kota Taman Wisata Balekambang Surakarta 26 Januari lalu. Aksi penanaman yang dilakukan sekitar 60 rimbawan KPH Surakarta dan keluarg-anya itu untuk melakukan kegiatan sulaman menggantikan tanaman yang mati atau ru-sak. Adapun jenis bibit yang ditanam antara lain Jenitri, Malabar, Cempaka, Kayuputih, Kenanga, Kantil, Bungur dan jenis buah-buahan seperti Jambu Darsono, Sirsat, Matoa dan Jambu merah.

" Penaman 400 bibit ini merupakan sula-man yang kedua. Sebelumnya pada bulan

Agustus 2012 sudah kita lakukan sulaman pertama," kata Adm/KKPH Surakarta, Se-tiawan di sela acara penanaman itu.

Dikatakan pada sulaman pertama dita-nam sebanyak 1000 pohon untuk menggan-tikan tanaman yang mati atau rusak.

Dari keseluruan luas area Taman Wisa-ta Balekambang 3 hektar, Perum Perhutani KPH Surakarta melakukan penanaman se-luas 80 persan atau sekitar 2,5 hektar dari luas taman wisata tersebut.

Setiwan yang dikempatan itu juga didampingi Wakilnya, Johny Andarhadi menjelaskan bahwa kegiatan penyulaman tanaman itu juga merupakan salah satu bentuk kepedulian Perum Perhutani karena ikut nguri-uri penaman pohon di Balekam-bang yang dilakukan Joko Widodo ( Jokowi, mantan Walikota Surakarta, sekarang Gu-bernur DKI-red) pada 24 Pebruari 2012.

" Apalagi saat ini sebagai kota tujuan wisata menjadi kota Solo padat kendaraan sehingga tingkat polusi tinggi. Sehingga perlu menambah areal hijau meski lahan terbatas," tegas Setiwan.

Administratus juga berharap bahwa aksi penanaman juga diikuti oleh masyarakat serta instansi pemerintah dan swasta mem-berikan kontribusi dalam menjaga kasrian kota Solo.

Ada sejumlah lokasi yang diharapkan menjadi hutan kota. Yakni Balekambang dan Edu Park Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) serta Manahan yang di-harapkan menjadi duplikasi Balekambang.

" Kami akan melakukan sulaman beri-kutnya di kawasan Balekambang lima atau enam bulan lagi, Sehingga kawasan Balekambang sebagai hutan kota benar-benar rimbun," pungkasnya.

n S.Widhi

Perhutani SulamHutan Kota Balekambang

n KPH SURAKARTA

BKPH Lawu Selatan KPH Surakarta hampir 95 % wilayahnya berupa hutan lin-dung, menjadi tantangan tersendiri bagi pemangku wilayah tersebut dalam kegiatan PHBM. Dalam program PHBM dimana masyarakat sekitar turut dilibatkan didalamnya untuk pengelolaan wilayah hutan dan mendapatkan haknya sebe-sar 25 % dari hasil pangkuannya. Tapi hal itu bagi BKPH Lawu Selatan, tidak akan terjadi lantaran wilayahnya sebagai hamparan hutan lindung tidak boleh ditebang. Praktis semua LMDH yang menjadi binaan BKPH ini tak akan pernah merasakan rejeki yang namanya sharing itu. Jadi sudah barang tentu pula ini bukan pekerjaan yang tidak mudah untuk meyakinkan masyarakat LMDH bagaimana mereka dilibatkan dalam PHBM tapi tanpa me-nerima sharing.

“ Meski tanpa sharing, alhamdulil-lah saya sangat bersyukur toh meski wilayah saya berupa hutan lindung LMDH saya bisa eksis. Tanpa ada sharing atau pemasukan dari apapun kecuali dari bantuan yang kita terima,” kata Asper/KBKPH Lawu Selatan, Sul-hadianto mengawali perbincangannya dengan BINA di ruang kerjanya (29/1).

Dikatakan awalnya memang sulit, tetapi dengan kegigihan petugas dan

tim pendamping bisa menemukan solusi untuk mengangkat citra LMDH-LMDH binaan BKPH Lawu Selatan. Dari 11 LMDH tiga dian-taranya nampak sudah menun-jukkan geliat usahanya kearah kemandirian.

“ Alhamdulilah dengan inovatif menjalin mitra dengan segenap stakeholder selama tiga tahun terakhir ini kami mendapat bantuan hibah sapi setiap tahun sebanyak 30 ekor sapi lokal dengan nilai hampir satu miliar dari Dinas Peternakan,” lanjut Sulhadianto bangga. Rata-rata pertumbuhannya dikatakan Sulhadianto juga bagus dan bebera-pa diantaranya sudah memberikan keturunan. Seperti yang dikelola LMDH Kembang Kuncoro dari 30 ekor kini sudah berkembang men-jadi 40 ekor. Juga di LMDH Wono mulyo.

Bahkan, sekarang beberapa stakeholder sudah menaruh ke-percayaannya untuk membantu pemberdayaan di sana bahwa pem-bangunan masyarakat desa hutan bukan hanya menjadi domainnya Perhutani. Tapi diharapkan semua

stakeholder bisa ikut berperan membesar-kannya yang muaranya agar masyarakat di sekitar hutan sejahtera.

Seperti PT Pertamina dikatakan jua akan memberikan bantuan pendampingan dibidang pendidikan, kesehatan dan sosial untuk LMDH Wono Mulyo di Desa Girimu-

lyo. Sehingga hal ini semakin memantap-kan langkah LMDH yang lain di sana untuk berkembang menjadi LMDH yang mandiri sehingga akan mengurangi interaksi ma-syarakat terhadap hutan.

“ Kalau interaksi sudah berkurang diharapkan LMDH bisa mandiri yang akhir-nya kegiatan-kegiatan bisa eksis dan bisa membiayai organisasinya sendiri tanpa ada ketergantungan dengan Perhutani,” tegasnya.

Saat ini Sulhadianto menyatakan sa-ngat salut dengan kebersamamaan seperti dilakukan LMDH Wono Mulyo untuk maju. Sejak ditemukannya obyek wisata Watu Jadah di pangkuannya 2008 lalu yang cu-kup eksotik dan juga mendapat perhatian serius dari Camat dan Bupati setempat untuk dikembangkan.

“ Saat ini masih dalam pembenahan LMDH secara swadaya. Kita harapkan ta-hun ini obyek wisata air terjun yang ada di petak 63 RPH Plalar itu bisa kita kelola bersama oleh LMDH, Pemkab Wonogiri dan Perhutani sehingga bisa memberikan ma-sukan juga ke perusahaan, ” ujarnya.

Ditambahkan, selain bantuan-bantuan hibah tersebut, melalui bantuan pinjaman lunak PKBL dan GP3K tahun ini beberapa LMDH juga menerima bantuannya. Ban-tuan GP3K untuk pengembangan di bidang pertanian sebesar Rp 157,8 juta diterima masing-masing LMDH Wono Mulyo Rp 83 juta, LMDH Sri Margo Mulyo Rp 48,3 juta, LMDH Jati Kusumo Rp 14,1 juta dan LMDH Margoliman Rp 13,8 juta. Selain itu tahun ini juga KPH Surakarta juga telah menyalurkan

dana PKBL ke sejumlah mitra binaan sebe-sar Rp 167,8 juta.

“ Jadi kita giring sedikit demi sedikit agar LMDH bisa mandiri dan bisa berkembang sehingga bekerjasama dengan berbagai stakeholder terus bisa dilakukan,” lanjut Sulhadianto.

Dikatakan Sulhadianto bahwa pihaknya sebentar lagi juga akan mendapat bantuan instalasi bio gas dari Pemkab Wonogiri. Dengan terbangunnya instalasi tersebut, ia katakan nanti kegiatan peternakan yang dikelola LMDH bisa terintegrasi peman-faatannya. Kotorannya untuk bio gas dan ampasnya bisa diolah menjadi kompos dan dikembalikan ke lahan-lahan sekitar hutan sebagai pupuk.

Dengan semangat dan berbagai ino-vasi yang dikembangkan dimasyarakat Sul-hadianto yakin meski LMDH yang menjadi binaannya hidap tanpa sharing akan terus eksis di masa mendatang.

" Mudah-mudahan LMDH yang nota bene di hutan lindung tidak dapat sharing insya Allah dapat berkembang. Karena belum tentu LMDH yang mendapat sharing ratusan juta bisa mandiri dan berkembang. Tapi saya yakin dengan kreativitas dan SDM yang cukup mumpuni dan kayanya SDA, LMDH-LMDH yang menjadi binaan kami dapat berkembang dan maju," tegas Sulhadianto berharap.

Fermentasi rumputSaat ini, dengan melimpahnya Hijauan

Makanan Ternak (HMT) di wilayahnya, Sulhadianto berwacana ingin melakukan fermentasi atau pengawetan rumput gajah. Rumput yang melimpah di musim penghu-jan setelah difermentasi bisa dijual di musim kemarau.

“ Mudah-mudahan ini bisa terwujud se-hingga LMDH nantinya juga bisa mendapat-kan pemasukan dari hasil jualan rumput hasil fermentasi tersebut. Karena tidak ada sharing ya pandai-pandailah kita untuk bisa memberdayakan potensi yang ada di dalamnya,” pungkasnya.

n S.Widhi

Asper/KBKPH Lawu Selatan, Sulhadianto.

Asper BKPH Lawu Selatan didampingi petugas Komsos dan Staf Humas KPH Surakarta ketika berdialog di sekretariat LMDH Wono Mulyo di Girimulyo, Wonogiri.

Adm KPH Surakarat, Ir Setiawan.

Karyawan ramai-ramai menghijaukan Taman Hunan Kota Balekambang.

8 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

8

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 9

9

Page 5: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

SEPUTAR KPH SEPUTAR KPH

LMDH Wono Mulyo, Desa Girimulyo Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri sebuah potret LMDH binaan BKPH Lawu Selatan KPH Surakarta dibilang sukses berkembang tanpa sharing. Memang tidak mungkin bisa mendapatkan sharing lan-taran LMDH yang dibentuk 2005 dengan luas pangkuan 732,5 hektar ini berada di kawasan yang 95 persen hutannya berupa hutan lindung yang praktis tidak boleh dite-bang.

“ Kami hidup dan berkembang dari simpanan pokok dan iuran anggota yang kami mulai tahun 2008,” kata Suparman, Ketua LMDH Wono Mulyo kepada BINA yang didampingi Asper BKPH Lawu Se-latan, Sulhadianto dan Staf Humas KPH Surakarta Suko Haryono di kantor Sekre-tariatnya (29/1).

Jumlah anggota LMDH Wono Mulyo tercatat 146 orang. Untuk kelangsungan organisasi setiap anggota membayar iuran wajib Rp 10 ribu dan iuran anggota Rp 1000 yang dijalankan mulai 2008. Khusus iuran anggota mulai 2012 naik menjadi Rp 2000. Pelan tapi pasti LMDH yang berada di Desa Girimulyo wilayah RPH Plalar ini mulai mengembangkan modalnya melalui usaha simpan pinjam yang kini sudah mengarah ke pengelolaan pra Koperasi. Dari dana awal sebesar Rp 2,2 juta sampai saat ini sudah berkembang menjadi Rp 9,2 juta lebih.

Melihat antusias anggotanya, Supar-man pun tampak juga bergairah untuk me-

majukan LMDH yang ia pimpin termasuk LMDH lainnya karena selain sebagi Ketua LMDH ia juga didaulat sebagai Ketua Pa-guyuban LMDH wilayah BKPH Lawu Se-latan. Mulai 2012 Suparman dengan diban-tu tim dari Perhutani berusaha mencari modal usaha dengan mengajukan proposal ke Disas Peternakan Propinsi. Gayung pun bersambut proposal disetujui.

“ LMDH Wono Mulyo mendapat bantu-an sebesar Rp 315 juta dan kami gunakan 65 persen untuk usaha ternak sapi, sisanya untuk biaya pengadaan pakan (HPT), pe-ngadaan bibit, pupuk, penge-lolaan lahan dan adminis-trasi,” ujarnya bangga.

S a k i n g semangatnya m e n d a p a t bantuan, ban-tuan 30 ekor sapi dikelola di dua lokasi, d i k a n d a n g -kan di Desa Giri Mulyo 20 ekor dan Desa Gren-jeng 10 ekor dan sudah berkembang jadi 11 ekor.

Dan terus maju LMDH ini membeli sebidang tanah dan membengun-nya sebagai sekretariat sekali gus untuk pusat kegiatan.

Tampaknya LMDH dengan ang-gotanya selalu aktif ini telah mene-mukan jalannya. Meski tumbuh tanpa sharing, LMDH ini benar-benar bisa memanfaatkan jejaring dengan stakeholder lain. Tahun ini dari proposal yang diajukan ke PT Pertamina untuk bantuan sejumlah rencana kegiatan juga direstui. Malah boleh mengajukan seberapa besar dana yang dibutuhkan.

“ Berapa pun besarnya asal-kan itu sesuai dengan tujuan kita dipersilakan,” kata Suparman di-dampingi Wakilnya Sugito. Saat ini, kata Suparman yang sudah dise-tujui adalah untuk pendampingan dibidang pendidikan PAUD, kese-hatan (jambanisasi keluarga) dan pebiayaan untuk fasilitas masjid.

Bahkan selain dari Pertamina, tahun ini dalam kegiatan TNI Ma-nunggal Masuk Desa (TMMD) di-

awal 2013 ini juga akan menerima bantuan sebesar Rp 171 juta. Alokasinya untuk ban-tuan KK miskin, rehab masjid, Pos Kamling dan pos LMDH untuk pembangunan talud jalan menuju obyek wisata watu Jadah. ( Baca beritanya di hal 41-red).

Belum berhenti sampai disitu, diawal 2013 ini juga mendapat bantuan hibah dari Kementrian Tenaga Kerja sebesar Rp 251,6 juta. Tahun ini pula termasuk bantuan dari Perhutani berupa pinjaman lunak PKBL dan GP3K yang masing-masing jumlahnya

Greget LMDH Wono MulyoBerhasil Tanpa Sharing

Rp 16,7 juta dan Rp 157,8 juta. Dari sum-ber data KPH Surakarta, khusus bantuan PKBL yang digulirkan sejak 1992 sampai saat ini telah disalurkan Rp 2,9 miliar lebih kepada mitra-mitra binaannya.

Suarman yang juga sebagi Kepala Desa Girimulyo yang sekaligus Ketua Paguyuban LMDH di BKPH Lawu Se-latan yang membawai 7 LMDH lainnya, mengatakan bahwa dalam menyalurkan bantuan yang diterima dilakukan secara merata.

“ Saya sebagai Ketua Paguyuban juga berupaya dari bantuan-bantuan yang kami terima kami bagikan merata secara bergiliran. Misalnya 2011 bantuan diberi-kan kepada LMDH Kembang Kuncoro, 2012 LMDH Giri Mulyo dan di 2013 akan kita berikan kepada LMDH Margo Mulyo,” jelasnya yang sejauh ini total bantuan yang diterima sudah hampir Rp 1 miliar.

Kiprah LMDH Wono Mulyo dalam meri-ntis usahanya, selain kegiatan simpan pi-jam, usaha ternak dan pengembangan wi-sata alam, juga aktif terlibat dalam kegiatan reboisasi dan pengamanan hutan. Miski di kawasan lindung, dikatakan wilayahnya memikliki potensi sumber daya alam (SDA) baik untuk dimanfaatkan secara lestari dan dikembangkan.

Kegiatan di hutan antara lain meman-faatkan lahan dengan penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT), menanam jenis buah-buahan seperti kopi, nangka, alpukat dan jengkol di dalam kawasan. Sejak 2011 melakukan pembuatan kebun bibit rakyat jenis jabon dan sengon.

Untuk luar kawasan pihaknya juga telah melakukan kerjasama dengan konsorsium BUMN HL II Wonogiri untuk penyelamatan DAS Kedu-ang dengan m e l a k u k a n p e n a n a m a n karet, sengon, jabon dan ku-nyit di lahan m a s y a r a k a t . Lahan tersebut tersebar di tiga dusun, Gren-jeng, Plarar dan Bangarum. Untuk karet ditanam 33.132 palnces di lah-an seluas 67,06 hektar, sengon

2.905 plances ditanam dilahan seluas 4,95 hektar, jabon 2.324 plances 2,50 hektar dan kunyit 9.060 kg bibit ditanam di lahan seluas 14,30 ha di ketiga desun tersebut.

“ Kerjasama ini dalam rangka penye-lamatan DAS Keduang serta solusi untuk mengurangi dampak sedimentasi di Waduk Gajah Mungkur,” katanya.

n S.Widhi

Sperti diakui Muhajir, petugas Komsos BKPH Lawu Selatan, memang tidak mu-dah menggerakkan LMDH di wilayahnya.

Dikatakan dalam perintisannya benar-benar mulai dari nol agar mereka bisa memilih sendiri ketua dan pengurus-nya.

“ Saya benar-benar menumbuhkan mereka dari bawah. Setelah mereka benar-benar bisa dibentuk saya beri masukan-masukan tentang potensi dan permasalahan di desanya untuk bisa diselesaikan bersama-sama,” katanya.

Karena LMDH berada di kawasan lindung praktis tidak ada sharing. Mu-hajir meyakinkan masyarakat bahwa sebenarnya meski tanpa sharing, tapi dengan potensi yang ada didalamnya bila dikelola secara baik bisa melebih LMDH yang ada di kawasan produksi. Muhajir memberi contoh sederhana, salah satunya tentang Hijauan Pakan Ternak yang sangat melimpah di sana dan harganya cukup tinggi. Satu pikul dihargai Rp 10 ribu, padahal rata-rata setiap orang minimal sehari bisa mendapatkan dua pikul berarti sehari bisa mendapatkan Rp 20 ribu.

“ Bisa dibayangkan berapa pendapatan mereka setiap minggu

atau setiap bulannya sebagai pendapatan yang tidak kelihatan dari rumput yang mer-eka tanam di hutan,” kenang Muhajir saat

Saya Menumbuhkan Mereka Dari Nol

meyakinkan LMDH dengan memberikan hitung-hitungan.

Ia tegaskan bahwa Perhutani tidak me-minta apa-apa, hanya agar ada peran serta dari masyarakat turut menjaga kelestarian hutan.

Seperti salah satu LMDH binaannya, LMDH Wono Mulyo dulu sebelum terben-tuknya LMDH wilayahnya termasuk rawan, bahkan perangkatnya sendiri ada yang teribat. Tetapi kegiatan komunikasi sosial (komsos) yang sering dilakukan untuk meyakin mereka masyarakatpun semakin paham dan sadar. Ini menurutnya juga bukan pekerjaan yang mudah, tapi perlu ada keberanian dari petugas Perhutani sendiri untuk bertindak secara bijaksana dan bersih.

“ Kita usahakan agar mereka yakin bahwa kita mendampingi mereka. Apa keinginannya saya jembatani ke pimpinan atau pejabat dinas terkait untuk bisa mewu-judkan keinginan mereka itu,” kata Muhajir seraya menyebutkan beberapa LMDH bi-naannya yang kini sudah memetik hasil. Seperti LMDH Wono Mulyo sendiri dengan kegiatan jejaring dengan stakeholder bisa memanfaatkan dan menggali berbagai po-tensi yang ada di wilayahnya.

“ Alhamdulillah sekarang banyak stake-holder yang terlibat untuk pemberdayaan masyarakat di sana,” kata petugas Komsos yang tidak kenal lelah ‘blusukan’ bersama petugas lain dan perangkat desa memberi-kan pembinaan dan meyakinkan kepada masyarakat dengan berbagai macam per-soalan dan karakteristiknya.

n S.Widhi

Ketua LMDH Giri Mulyo, Sutarman (kiri) dengan pengurus dan petugas Perhutani di kandang peternakan sapi hibah dari Dinas Peternakan.

Muhajir, Komsos BKPH Lawu Selatan.

Salah satu usaha produktif LMDH Wono Mulyo, pembuatan tahun berbahan kedelai.

Ketua LMDH Wono Mulyo, Sutarman dan Wakilnya Sugito beserta salah satu anggota foto bersama Muhajir, petugas Komsos.

10 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

10

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 11

11

Page 6: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

n KPH RANDUBLATUNG

Jati Plus Perhutani (JPP) yang dikem-bangkan oleh Perhutani sejak beberapa tahun lalu telah menunjukkan daya tumbuh yang luar biasa di lapangan. Selain tinggi pohon yang terpacu cepat juga dibarengi dengan semakin besarnya keliling pohon tanaman tersebut. Melihat pertumbuhan tanaman tersebut tergambar jelas akan keberhasilan tanaman kehutanan yang berasal dari varian JPP tersebut.

Tanaman kehutanan adalah merupakan mata rantai pertama yang harus diperhati-kan keberhasilannya oleh Perum Perhutani. Karena sukses tanaman merupakan tong-gak sukses rencana perusahaan secara keseluruhan. Hal tersebut tergambar di petak 53 RPH Pucung BKPH Pucung KPH Randublatung seluas 46,2 ha yang ditanami dengan Jati Plus Perhutani dengan pola ta-nam tumpang sari yang menunjukkan per-tumbuhan pesat pada tahun ke dua.

Menurut Asper/KBKPH Pucung, Ence Sunarya S.hut, Keberhasilan tanaman yang menjadi tanggung jawabnya tersebut karena keseriusan dan ketelatenan dalam melakukan perawatan tanaman kehutanan yang mengacu pada petunjuk penanaman yang ada.

“ Pelaksanaan penanaman varian jati ini memang kita mengacu pada buku petunjuk yang ada dan itu harus kita lakukan dengan konsekuen, mulai dari pembuatan lubang tanam, pemupukan dan pemeliharaan lain sesuai dengan aturan yang ada. Se-lain itu juga selalu dilakukan monitoring lapangan secara berkala. Memang dalam pembuatan tanaman ini faktor dominan adalah ketekunan dan kepedulian petugas lapangan dalam hal mulai dari Asper, KRPH serta Mandor tanam sebagai ujung tombak dipetak tersebut,” katanya saat ditemui dilo-kasi tanaman.

Ditambahkan bahwa memang ada guyonan yang mengatakan bahwa keber-hasilan tanaman bergantung dari seberapa dalam sepatu mandor tanam terbenam dalam lokasi tersebut.

“ Artinya semakin sering mandor melakukan evaluasi dan memonitor peker-jaanya maka akan tergambar keberhasilan tanaman dalam suatu petak tanaman,” jelasnya.

Disisi lain, lanjut Ence, dengan ad-anya sistim tumpangsari yang ada pada petak tanaman yang ditanami dengan JPP tersebut, secara langsung juga akan sangat berpengaruh sekali dengan keber-hasilan tanaman pokok jati. Secara logika dengan adanya pola tumpangsari tersebut dimana para penggarap yang sudah kita plot dengan pembagian andil mereka akan menanam tanaman palawija tentunya akan melakukan penggarapan lahan secara kon-tinyu dan ini akan memberbaiki sturktur ta-nah dan aerasi tanah akan terjaga dengan

baik, belum pupuk yang ditaburkan pada saat melakukan aktivitas pertanian tersebut jika terserap oleh tanah juga akan menyu-burkan tanaman pokok jati dan tanaman sela kemlanding .

Dari penglihatan secara umum memang pertumbuhan tanaman pokok jati dan tana-man sela kemlanding maupun tanaman penunjang lain kelihatan subur. Selain itu tanaman palawija jagung juga menampak-kan pertumbuhan yang bagus, sebagian besar tanaman jagung pun telah dipanen oleh pesanggem yang tergabung dalam kelompok-kelompok dalam melakukan pe-mungutan hasil tanaman mereka.

“ Komoditas tanaman palawija disini yang disukai masyarakat adalah tanaman jagung , dan tanaman ini hampir menu-tup sebagian besar luasan petak yang ada serta tumbuh berdapingan dengan tanaman pokok jati serta tanaman sela” kata Ence Sunarya.

Pernyataan Asper KBKPH Pucung tersebut di benarkan oleh Warto ( 35 thn) dan Suharno ( 46 Th ) pesanggem yang menggarap lahan pada petak 53 tersebut , dikatakan bahwa dengan adanya pola tum-pangsari ini pihaknya merasakan manfaat bekerjasama dengan Perhutani.

“ Saya sebagai pesanggem merasakan keuntungann yang banyak dari adanya pola tanam tumpangsari ini karena kelompok tani di Dukuh Pucung desa Banglean bisa melakukan kegiatan berupa menanam jag-ung pada lahan hutan. Dari hasil kegiatan ini tiap 1 ha bisa dipanen kurang lebih 10 ton jagung pipilan basah dengan harga di-tempat sekitar Rp 1.750 per kilogramnya. Jjadi dari kegiatan ini bisa kita hasilkan Rp 17.500.000 setalah kita potong biaya pen-golahan dan lain-lain masih bisa dihasilkan

sekitar Rp 3.000.00 uang yang kita bawa pulang, dan untuk pemasaran jagung dari hutan tersebut sudah ada pembeli yang menunggu di jalan raya pinggir hutan,” katanya

Dari hal tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya pola kemitraan yang baik antara Perhutani dalam hal ini Petugas lapangan dengan masyarakat maka akan terjadi semacam simbiosis mutualisme di kawasan hutan sehingga yang terjadi tanaman pokok jati tumbuh baik sementara disisi lain kebutuhan pangan masyarakat tercukupi. n Hms Rdb/Andan.

SEPUTAR KPH SEPUTAR KPH

n KPH INDRAMAYU

Peduli tanaman tidak saja ditunjukkan oleh kaum adam , melainkan juga di laku-kan pula oleh kaum hawa. Salah satunya kaum ibu yang bergabung dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perum Perhutani. Mereka melakukan penanaman di petak 37a RPH Cikawung BKPH Cikawung KPH Indramayu (22/1).

Kegiatan mulia yang dihadiri Ketua Dharma Wanita Persatuan Pusat Perhutani Irma Bambang Sukmananto. DWP Unit III Jawa Barat dan Banten, dan DWP KPH Indramayu. Lokasi yang dipilih merupakan areal tanaman karet KPH Indramayu. Tema yang diusung kali ini ‘Kepedulian Dharma Wanita terhadap Tanaman dan Sosial’.

“Kegiatan ini merupakan bentuk kontri-busi kita sebagai istri rimbawan untuk men-sukseskan apa yang telah dilaksanakan oleh bapak-bapak. Dharma Wanita Perhu-tani merupakan bagian dari solusi problem,” jelas Ketua DWP Pusat Perhutani Irma Bambang Sukmananto.

Bukan hanya itu, lanjutnya, dengan bekal 4P, perusahaan diharapkan akan lebih maju, karyawan menjadi sejahtera, hutan menjadi hijau, dan dampaknya pemanasan global bisa di minimalisir. Agar hal itu terwujud, maka 4P agar dipahami dan diterapkan secara mendasar dan sung-guh-sungguh.

“Sebagai istri rimbawan maka sudah sepatutnya kalau kita memiliki kepedulian terhadap tanaman dan sosial,” kata Irma Bambang Sukmanto berharap.

Administratur/KKPH Indramayu, Dr H Henry Purnomo, S.Hut MM mengaku

kehadiaran ibu-ibu DWP Perhutani Pusat maupun DWP Perhutani Unit III Jabar Banten merupakan suatu kebanggaan dan menjadi spirit yang signifikan bagi KPH Indramayu untuk bekerja lebih ekstra demi tercapainya KPH Indramayu hijau.

“KPH Indramayu tidak saja didomi-nasi oleh tanaman jati, kayu putih dan payau, tetapi di tahun 2013 ini juga sedang mengembangkan tanaman karet yang akan berkontribusi trilyunan rupiah untuk perusa-haan,” jelasnya.

Selain Dharma Wanita Persatuan, pun murid TK Tunas Rimba binaan KPH In-dramayu berpartisipasi menanam. Kegiatan ini sekaligus mengenalakan dan menanam

pendidikan lingkungan sejak dini. Sehingga dapat menumbuhkan kepedulian terhadap tanaman dan sosial.

Dalam kesempatan itu, istri Dirut Per-hutani juga memberikan bantuan sosial berupa seperangkat alat shalat dan uang kadeudeuh bagi 40 warga desa sekitar hu-tan yang kurang mampu yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan atau LMDH yang berada di wilayah desa hutan. Bantuan kepada murid TK Tunas Rimba berupa Parcel. Ini sebagai bentuk kepedulian sosial Perhutani terhadap ma-syarakat sekitar hutan.

n Hms Idr/MU

DWP Peduli Tanaman dan Sosial

Polmob Tangkap Pelaku Ilog

n KPH MOJOKERTO

Anggota Polhutmob KPH Mojokerto, terdiri dari Tacuk, Nanang, Saleh dan Bowo untuk yang kesekian kalinya berhasil meng-gagalkan dan menangkap pelaku pencurian pohon Jati di wilayah hutan KPH Mojokerto.

Atas perintah Waka Korkam KPH Mo-jokerto, Miswanto, S.Hut, Minggu dini hari, 3/2/2013 pukul 02.30 WIB ke-empat per-sonil tersebut melaksanakan patrol rutin di wilayah RPH Sukobendu, BKPH Lawangan Agung. Sekitar pukul 03.00 WIB di petak 6 a mengetahui seseorang mengendarai sepeda motor membawa potongan kayu Jati. Seketika itu pula diadakan penyerga-pan dan pelaku berhasil ditangkap walau ada perlawanan.

Untuk kepentingan penyidikan lanjutan

diamankan barang bukti berupa satu golok dan gergadi, satu unit sepeda motor nopol L 2135 TW, 1 batang kayu ukuran 160 cm dan 200 cm sebanyak 2 batang, serta tersangka bernama Jaswadi berasal dari Dk Gagar, Desa Sukobendu, Kecamatan Mantup, Ka-bupaten Lamongan diserahkan ke penyidik Polsek Mantup, Polres Lamongan.

Modus yang digunakan dengan memo-tong kayu berukuran pendek dan dibawa menggunakan sepeda motor, sehingga butuh kecepatan dan ketangkasan petugas dalam penangkapan.

Administratur/KKPH Mojokerto, Ir Widhi Tjahjanto, MM mengungkapkan bahwa pen-angkapan pelaku pencurian kayu tersebut tidak terlepas dari patroli gabungan yang dilaksanakan secara rutin oleh Polhutmob dan Polter di wilayah KPH Mojokerto. Men-gawali tahun ini diharapkan di tahun 2013 ini dapat menekan sekecil mungkin gangguan keamanan hutan yang ada, Tidak lupa den-gan upaya pre-emtif, represif serta program Polhut Bina Desa Hutan serius ditingkatkan agar sumberdaya hutan tetap terjaga dan lestari. n Hms Mjkt/Eko Eswe

Tanaman Meninggi Pangan Tercukupi

Asper BKPH Pucung, Ence Sunarya S.hut, diantara tanaman yang menjadi tanggung jawabnya.

Ketuan DWP Pusat Perhutani, Irma Bambang Sukmananto (no 2 kiri) foto bersama usai menanam.

Petugas dengan tersangka dan kayu hasil kejahatan yang berhasil diamankan.

12 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

12

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 13

13

Page 7: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

SEPUTAR KBM SEPUTAR KBM

n KBM JLPL UNIT III

Wisata alam untuk destinasi Ciwidey dan sekitarnya cukup menjanjikan. Meng-ingat untuk destinasi Tangkuban Perahu sudah mulai jenuh. Pengunjung perlu obyek wisata lain yang kualitasnya sama dengan Tangkuban Perahu.

“ Kami menawarkan destinasi obyek wisata alternatif di Ciwidey,” ucap Ir Slamet Winarto, MM GM KBM JLPL Unit III Jawa Barat dan Banten kepada BINA di kantor Ekowisata , Bandung (31/1). Di cluster Ci-wedey, Ekowisata mengelola wisata alam Kawah Putih, Patuha Resort, Ranca Upas, dan Cimanggu.

“Tiap obyek wisata tersebut punya karakteristik sendiri – sendiri,” jelasnya.

Sebagai misal, lanjut Slamet Winarto, Kawah Putih merupakan kegiatan wisata alam yang suasananya cukup magis. Di sekitar wisata alam Kawah Putih dibangun jogging track dan berkuda. Sehingga pen-gunjung tidak hanya menikmati keajaiban alam Kawah Putih melainkan juga menik-mati destinasi Cimanngu, Ranca Upas, dan Patuha Resort.

Di Ranca Upas pengunjung dapat me-nikmati water boom. Obyek ini sudah mulai diminati pengunjung dan pamornya sudah mulai menggeser water boom di Walini.

“ Water boom di Ranca Upas sudah menggeser water boom di Walini,” kata GM Ekowisata, bangga.

“Keunggulan komperatif sekaligus kom-

petetif water boom di Ranca Upas adalah air panas yang langsung berasal dari sum-ber mata air. Oleh karena itu, airnya jernih dan alami. Kemudian, ditunjang lanskap yang cukup bagus.”

Salah satu kendala yang perlu dibenahi adalah masalah aksesabilitas atau jalan menuju ke empat obyek. Selain, jalurnya sempit, juga banyak kendaraan yang memanfaatkan. Sehingga acapkali terjadi kemacetan. Sedang alternative jalan lain menuju ke cluster Ciwidey belum ada.

Untuk mengatasi masalah ini, Per-hutani menurunkan anggaran sebesar Rp 1,8 milyar untuk memperlebar jalan 1 – 1,5 m sepanjang 5,6 km yang menuju cluster Ciwedey. Selain itu, memperbaiki jalan menuju Ranca Upas sebesar Rp 2,8 milyar.

Untuk member kenyaman pengunjung yang akan menikmati Patuha Resort, Per-hutani membangun 12 kamar baru dan 12 kamar renovasi sebesar Rp 3 milyar. Cottage di Cimanggu pun diperindah. Maka Perhutani melakukan rehabilitasi berat se-banyak 2 cottage dan rehabilitasi ringan 9 cottage serta dibarengi penataan conblok di dalam TWA Cimanggu.

“Dengan berbagai perbaikan di TWA Cimanggu maka sudah layak ditampilkan pada website,” ucap Slamet Sunarto.

Pada tahun anggaran 2013, di wisata alam Kawah Putih akan dibangun areal parkir, yang posisinya di atas dengan in-vestasi Rp 1, 2 milyar. Di Ranca Upas, akan

Salah satu fasilitas di Ranca Upas, water boom.

Cluster Ciwidey, AlternatifTujuan Wisata di Bandung

DESTINASI wisata alam Kawah Putih memperoleh penghargaan dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan pada 2012. Lokasi wisata yang dikelola Biro JLPL Unit III Jawa Barat dan Banten itu dinilai mampu memenuhi criteria yang ditetapkan oleh tim penilai. Penghargaan itu diserahkan pada ujung tahun 2012.

“Kami tidak tahu kalau ada penilaian dari Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat,” ucap Ir Slamet Winarto, MM GM Ekowisata Biro JLPL Unit III Jawa Barat dan Banten kepada BINA di Bandung (31/1), bangga.

Penghargaan Dari Gubernur “Tiba – tiba, kami mendapat undangan

untuk menerima penghargaan.”Demikian pula, lanjutnya, teman – te-

man di lapangan pun tidak ada yang tahu kalau ada tim penilai yang datang ke desti-nasi alam wsiata Kawah Putih.

“Diam – diam mereka datang, kemu-dian mengamati dan menilai wana wsiata Kawah Putih,” ucap Selamat Winarto. Tim penilai terdiri berbagai unsur yang dikor-dinasi oleh Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Jawa Barat, sebagai ketua tim penilai adalah Herman Mochtar (Ketua Per-satuan Hotel dan Restoran Indonesia/PHRI Jawa Barat).

Kriteria penilainnya itu, antara lain, destinasi Kawah Putih mampu melakukan perubahan yang sangat signifikan dari segi kebersihan, sosial, dan networking pemasaran. Sebagai misal, destinasi wi-sata alam Kawah Putih mampu menata para pedagang asongan yang selama ini menggangggu kenyaman para pengunjung. Selain itu, Lius Lotong mampu menjalin pemasaran dengan ASITA seperti agent travel, guide atau tour leader, dan perho-telan.

Apa makna dari penghargaan ini ? “Ini merupakan pesan moral dari Guber-

nur Jawa Barat,” tegas Lies Bahunta, M.Si, Kepala Biro Ekowisata Jasa Lingkungan Usaha Lain dan Trading Unit III Jawa Barat dan Banten. “Agar pengelola Kawah Putih (pemegang kebijakan maupun petugas lapangan) serta stake holder lainnya terma-suk pemerintah daerah serta masyarakat lokal secara bersama – sama menjaga Kawah Putih dan konsiten meningkatkan kebersihan, kenyamanan, dan keamanan pengunjung.” n MU

Kepala Biro JLPL Unit III Jawa Barat dan Banten Lies Bahunta, M.Si bersama GM KBM JLPL. Ir Slamet Winarto, MM dengan Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat.

dibangun pula 8 rumah cai (air) seperti rumah atau kampung Cai di Cisarupan, Garut. Dana yang dianggarkan sebesar Rp 4,5 milyar. “Biaya sudah turun, mulai dibangun April. Tahun ini juga, sudah dapat dinikmati pengunjung,” kata GM Ekowisata, berharap.

Slamet Winarto pun menegaskan, mindset sumber daya manusia yang mengelola obyek wisata sudah berubah. Mereka sudah professional baik dari segi penampilan (petugas lapangan melengkapi pakaiannya dengan dasi) dan segi pelay-anannya, seperti ticketing menggunakan computerize. “Perubahan mindset yang paling penting. Karena mereka berinteraksi langsung dengan pengunjung,” tandasnya.

Ketika Lius Lotong, Duty Manager Kawah Putih, datang di kantor Ecotourisme Center, Bandung, Slamet Winarto lang-sung nyeletuk,” Tuh, dia pakai dasi, saya pakai batik.”

n MU

Perhutani Unit III Jawa Barat dan Ban-ten memiliki banyak obyek wisata. Antara lain pada cluster Ciwedey yang memiliki empat tujuan obyek wisata yaitu Kawah Pu-tih, Cimanggu, Patuha Resort, dan Ranca Upas. Destinasi Kawah Putih yang sudah mendunia ini memperoleh penghargaan Gubernur Jawa Barat pada 2012. Karena dinilai memenuhi kriteria yang ditetapkan Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Barat. Beri-kut ini wawancara dengan Lies Bahunta, M.Si, seputar pengembangan obyek wi-sata di Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, khususnya cluster Ciwidey.

Apa makna penghargaan destinasi Kawah Putih dari Gubernur Jawa Barat?

Ini merupakan pesan moral dari Guber-nur Jawa Barat agar pengelola Kawah Pu-tih (pemegang kebijakan maupun petugas lapangan) serta stake holder lainnya ter-masuk pemerintah daerah serta masyara-kat lokal secara bersama-sama menjaga Kawah Putih dan konsiten meningkatkan kebersihan, kenyamanan, dan keamanan pengunjung.

Apakah destinasi lain juga didorong un-tuk mengikuti jejak destinasi Kawah Putih?

Secara bertahap seluruh obyek wisata Perhutani akan didorong untuk memenuhi standar “Obyek Daerah Tujuan Wisata.”

Apa strateginya ?Secara yang dikembangkan mengacu

pada Business Plan yang sudah disusun antara lain tergantung pada daya tarik obyek, aksesabilitas, dan target pasar/customer. Setelah itu, struktur organisasi dan kapasitas Sumber Daya Manusia di masing – masing obyek wisata disesuaikan dengan kebutuhannya.

Apakah ada rancangan cluster Ci-wedey (Kawah Putih, Ranca Upas, Patuha Resort, Cimanggu dan sekitarnya) dijadikan sebagai pusat pengembangan wisata Ban-dung, setelah ada kejenuhan di Tangkuban Perahu?

Dalam pengembangan kepariwisataan tidak dikenal persaingan … tetapi lebih ke-pada saling melengkapi. Dengan kekuatan masing – masing obyek maka customer yang akan memilih tujuan wisata.

Bagaimana bentuknya ?Kawah Putih, Patuha Resort, Cimang-

gu, dan Ranca Upas dikembangkan seb-agai cluster Ciwedey dengan strategi pema-saran bergeser dari mass tourisme (hanya bertumpu kepada tiket) menjadi “One Stop Living.” Diharapkan akan memudahkan wisatawan untuk “stay longer …” Menginap

dan intertainment (disediakan fasilitas kara-oke dan bilyar) di Patuha Resort, rekreasi alam di Kawah Putih, out door activity di Ranca Upas, berenang di kolam air hangat di Cimanggu dan kuliner di Ciwedey. Ke depan, akan dilengkapi dengan berbelanja kerajinan khas Jawa Barat.

n MU

Pengunjung Negeri JiranMulai Berdatangan

Pengunjung dari Malaysia dan Sin-gapura mulai berdatangan untuk menik-mati keajaiban alam di Kawah Putih. tidak terlepas dari peran agent travel dan guide. Selain itu, adanya penerbangan langsung dari Malaysia dan Singapura ke Bandung dan sebaliknya. Wisatawan negeri jiran dan singa ini justru datang pada saat week day, bukan week end.

“Mereka datang pada saat hari-hari bi-asa, bukan pada hari libur,” kata Ir Slamet Winarto, MM. GM KBM JLPL Unit III Jawa Barat dan Banten. Ia pernah menemui taksi menunggu wisatawan dari negeri jiran. Mereka men-carter taksi dari ban-dara Husain Kartanegara menuju ke Kawah Putih, menunggu, kemudian kembali lagi ke penginapan di Bandung.

“Mereka seharian di Kawah Putih,” ung-kap Slamet Winarto.

Lius Lotong Duty Manager Kawah Putih

Kepala Biro JLPL Lies Bahunta, M.Si

Ini Merupakan Pesan Moral Gubernur Jawa Barat

Lies Bahunta, Karo JLPL Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.

14 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

14

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 15

15

Page 8: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

SEPUTAR KBM SEPUTAR KPH

menambahkan, guide dan tour leader mem-punyai peran besar untuk mendatangkan turis dari Malaysia, Singapura, dan negara Asia lainnya ke Kawah Putih. Mulai ber-datangan pula, turis dari negeri Belanda dan Perancis, kemudian turis dari Timur Tengah.

“Yang terakhir ini, mobil – mobil rental bernomor F (Bogor) sudah banyak ber-seliweran di jalan Ciwedey dan menikmati Kawah Putih,” ujarnya.

Dari jumlah pengunjung sebanyak 200 ribuan pada 2012, sekitar 20 ribuan meru-pakan pengunjung yang berasal dari luar negeri.

“Data pengunjung secara pasti, ada di kantor TWA Kawah Putih,” ucanya. Beran-

jak dari minat turis negara lain pada tahun sebelumnya, pada tahun 2013, diharapkan pengunjung dari manca negara akan terus meningkat jumlahnya.

“Kami berharap, tahun 2013 terjadi pen-ingkatan pengunjung dari negeri jiran dan Asia lainnya sebanyak, paling tidak, dua kali lipat atau 100 %,” kata Lius - panggilan sehari - hari Duty Manager Kawah Putih.

Untuk menggaet pengunjung dari luar negeri, lanjutnya, pihaknya mengadakan kerja sama dengan travel agent, guide, tour leader dan PHRI. Selain itu, meng- up date foto - foto Kawah Putih yang berada di du-nia maya atau website. Agar calon pengun-jung dari negeri lain terus berdatangan di Kawah Putih. n MU

“Destinasi Kawah Putih sudah mem-peroleh ISO 9001: 2008 pada tahun 2012,” ucap Duty Manager Kawah Putih Lius Lo-tong kepada BINA di kantor Ecotourisme Center, Bandung (30/1).

“Dengan demikian, standar layanan yang kami berikan kepada pelanggan dalam hal ini pengunjung sudah diakui oleh pihak lain,” tambahnya.

Proses untuk memperoleh ISO tidak mudah. Perlu perjuangan cukup panjang dan sarat tantangan. Tantangan itu an-tara lain adalah masalah sosial, yakni yang berkaitan dengan pedagang asongan. Bagaimana agar mereka tidak mengganggu kenyamanan pengunjung ketika sedang menikmati indahnya alam Kawah Putih. Di sisi lain, pengelola Kawah Putih pun me-nyadari mereka butuh pendapatan untuk menopang kehidupan mereka sehari-hari. Maka mereka diberi kesempatan berjualan pada tempat yang disediakan oleh penge-lola.

Kemudian, pengelola juga melakukan

penataan di lingkungan kawasan Kawah Putih dengan membagi dua zona. Yaitu zona pendukung dan zona inti. Zona inti merupakan yaitu lokasi di sekitar pusat rekeasi alam, yaitu Kawah Putih. Hanya pengun-jung yang dapat masuk ke zona inti. Kemudian zona pendukung sebagai kawasan kuliner, cindera mata, dan areal parkir.

“Dengan penataan tersebut, pen-gunjung akan merasa nyaman, aman, dan bersih,” jelasnya Lius - panggilan sehari-hari Duty Manager Kawah Putih.

Pembenahan lain berupa infra struktur jenis pelebaran jalan menuju ke lokasi Kawah Putih. Beberapa tahun lalu, jalan masih sempit, tetapi sekarang jalan tersebut sudah diper-lebar sehingga memudahkan pen-gunjung ketika menggunakan moda besar seperti bus.

Dia pun mengingatkan, penge-

lolaan Kawah Putih merupakn bisnis jasa. Dalam bisnis jenis ini perlu pelayanan yang prima , cepat, tepat dan memuaskan pelanggan. Untuk itu, perlu ada pemang-kasan birokrasi agar petugas lapangan cepat mengambil keputusan. Maka butuh struktur organisasi yang ramping dan flesi-bel.

“Kalau dulu, Duty Manager membawa 12 lokasi; sekarang satu lokasi, satu Duty Manager. Seorang Duty Manager lebih fokus pada lokasi yang menjadi tanggung jawabnya,” ucap Lius.

Memasuki tahun 2013, tambahnya, pengelola Kawah Putih telah melakukan persiapan jauh-jauh bulan di tahun 2012. Yaitu menyelenggarakan training pada bu-lan Agustus-November kepada masyarakat lokal sekitar Kawah Putih yang bergabung sebagai petugas operator, guide dan tim out bound. Selain itu menyelenggarakan train-ing service excellence, bagaimana agar mampu melayani pengunjung secara prima, dan pelatihan P3K kepada karyawan dan operator.

“Ini untuk mengantisipasi apabila ada kejadian luar biasa yang menimpa pengun-jung di wisata alam Kawah Putih,” tegas Lius.

Selain itu, ada penataan areal parkir atas dan penataan lokasi sentra oleh-oleh seperti cindera mata khas Jawa Barat dan sentra kuliner. Dengan berbagai persiapan tersebut, diharapkan jumlah pengunjung semakin meningkat dan sekaligus pendapa-tannya. Jika pada tahun 2012 meraih pen-dapatan sebesar Rp 20 milyar, maka tahun 2013 meningkat menjadi Rp 22 milyar.

“Bukan hanya pendapatan yang naik, marginnya pun naik menjadi 45 – 50 %,” kata Lius Lotong, berharap.n MU

Destinasi Kawah Putih Raih ISO 9001:2008

Lius Lotong, Duty Manager Kawah Putih.

n KPH BOGOR

Adm/KKPH Bogor, Ir Asep Rusnandar, MM meneken kontrak manajemen dengan seluruh KRPH dan Asper lingkup KPH Bo-gor di kantor KPH Bogor (14/1). Ini sebagai tindaklanjut dari kontrak manajemen tahun 2013 antara Kepala Unit Perhutani Jawa dan Banten dengan Adm/KKPH Bogor, be-berapa waktu lalu.

“Tujuannya agar seluruh Asper dan jajarannya berkomitmen untuk pencapaian sasaran kinerja perusahaan tahun 2013 yang termuat pada penetapan RKAP 2013 KPH Bogor,” ucap Adm Bogor kepada BINA (29/1). “Sehingga target tersebut dapat tercapai.”

Agar komitmen tersebut terpenuhi, lanjut Asep Rusnandar, Asper diberi kewenangan operasional sesuai arahan pimpinan KPH Bogor yang mengacu pada peraturan yang berlaku di perusahaan, RKAP dan prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan prin-sip-prinsip good corporate governance (GCG).

Ditegaskan, sebagai konsekwensi dari kewenangan terserbut, Asper/KBKPH lingkup KPH Bogor bersedia dan tidak keberatan untuk dibebastugaskan dari ja-batan sebagai Asper/KBKPH apabila tidak memenuhi target perusahan.

“Konsekwensi logisnya, Asper harus bersedia dan tidak keberatan dibebastugas-

kan apabila tidak memenuhi target sesuai dengan ketentuan Sistem Manejemen Kin-erja,” tegas Asep Rusnandar.

Dalam kontrak manajemen tersebut, target tiap asperan berbeda – beda. Karena perbedaan jenis hutan dan kondisi sumber daya hutannya. Sebagai misal, target BKPH Bogor berbeda dengan BKPH Parung Pan-jang dan Ujung Krawang. Demikian pula,

target asperan Jonggol dan asperan Jas-inga- Leuwi Liang pun berbeda.

Untuk itu, kata Adm Bogor, pihaknya akan selalui melakukan monitoring dan evaluasi agar semua asper di lingkup KPH Bogor bekerja penuh semangat dan melakukan pekerjaan sesuai dengan tupok-si dan SOP yang digariskan perusahaan.n MU

Asper dan KRPH Teken Kontrak Manajemen

Adm Bogor dan jajarannya sedang menyaksikan Waka KPH Bogor yang membubuh-kan tanda tangan.

KPH Bogor sedang mengotimalkan asset berupa bangunan di beberapa lo-kasi. Satu diantaranya adalah kantor dan rumah dinas Asper Tangerang. Asperan Tangerang digabung jadi satu dengan asperan Parung Panjang. Eks rumah dinas tersebut sudah berdiri sebuah bangunan yang diperuntukan kegiatan komersial den-

gan biaya investasi Rp 1, 5 milyar “Sudah ada yang yang berminat untuk

menyewa bangunan tersebut,” ucap Aris Suryana, KSS Teknik dan Perlengkapan KPH Bogor kepada BINA di kantor KPH Bogor (29/1). Penawar bangunan seluas 307,50 m2 itu adalah PT Indomarco Pri-mastama, lebih dikenal dengan jaringan

toko Indomaret, menawar Rp 350 juta/ tahun.

mengatakan, kes-epakatan harga tersebut sudah 90 disetujui oleh pihak pimpinan KPH Bogor. Kemudian tinggal menyusun PKS, yang memuat hak dan kewa-jiban masing – masing pi-hak yaitu pihak pertama (KPH Bogor ) dan pihak kedua (PT Indomarco Primastama) yang akan dirembuk pada Rabu (30/1). Rencananya, pihak penyewa akan membayar dua tahun sekaligus yaitu Rp 700 juta. “Barang kali, perusahaan ini akan me-nyewa selama dua,” kilah Aris Mulyana.

Dengan harga sewa sebesar itu, KSS Teknik dan Perlengakapan memprediksi, invesatasi akan kembali lagi selama 4 ta-hun 6 bulan. Bahkan, apabila tahun ketiga dan selanjutnya harga naik, maka investasi ditanam akan cepat kembali atau impas. “Apalagi lokasinya cukup strategis, sangat cocok untuk kegiatan usaha,” katannya, promosi.

Eks rumah dinas Asperan Tangerang berlokasi jalan Dan Moogot, kelura-han Sukarasa, kecamatan Tangerang Kota Tangerang. Bangunan di atas lahan seluas 946 m2 itu dilengakapi areal parkir cukup luas yaitu 513 m2 dan lanskap seluas 122,5 m2.

Selain rumah dinas eks BKPH Tangerang, ungkap Aris Suryana, KPH Bo-gor juga memiliki asset yang potensi untuk dioptimalkan seperti rumah dinas KRPH Gunung Karang (BKPH Jonggol), kemudian di Warung Boyong, kantor dan rumah dinas eks asperan Leuwi Liang, dan eks kantor dan rumah dinas asperan Ujung Krawang di Legoa, Kec Koja Jakarta Utara.

“Semua lokasi tersebut cukup strategis dan sangat potensial untuk didayagunakan untuk menambah pendapatan KPH Bogor,” ujar KSS Teknik dan Perlengkapan KPH Bogor. n MU

Eks Kantor dan Rumah Dinas Asper Dioptimalkan

Eks kantor dan rumah dinas Asperan Tangerang yang su-dah dibangun kembali.

16 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

16

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 17

17

Page 9: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

SEPUTAR KPH SEPUTAR KPH

n KPH PURWAKARTA

Kawasan Blok Ciklotok RPH Pondok Salam, BKPH Sadang, awalnya merupakan hutan negara bebas diperuntukkan pen-gangonan (penggembalaan). Kemudian, sebuah perusahaan swasta yaitu PT Yudha Taruna Manunggal Sejati mengajukan HGU. Anehnya, setelah mengajukan HGU, perusahaan ini juga mengajukan ijin prin-sip.

“Kalau HGU biasanya untuk kegiatan perkebunan, tetapi PT Yudha Taruna Ma-nunggal Sejati mengajukan ijin prinsip. Diduga lahan tersebut akan digunakan untuk pengembangan kegiatan non perke-bunan, “ucap Kaur Hugra KPH Purwakarta Dadang K kepada BINA di kantor KPH Pur-wakarta (16/1/2013)

Pada suatu saat, Dadang K bertemu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Ia me-nyampaikan kondisi kawasan hutan negara bebas di Blok Cikelotok dan bagaimana ka-lau blok tersebut diubah menjadi kawasan hutan produksi. Usulan dia diterima oleh orang nomor satu di Purwakarta.

“Dasarnya adalah sesuai dengan UU No 41 tahun 1999, luas hutan dalam ka-bupaten harus 30%,” jelas Kaur Hugra KPH Purwakarta.

“Apalagi, kabupaten Purwakarta ter-dapat dua bendungan yaitu Jati Luhur dan Cirata. Pasokan air kedua waduk tersebut berasal dari kawasan hutan negara yang dikelola Perhutani,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, bupati Purwa-karta minta agar Perhutani yang mempros-esnya menjadi hutan produksi. Selain itu, bupati pun tetap memberi dukungan. Yaitu melayangkan surat permohonan kepada Kemenhut dengan No 522.2/1575/ Distan-hutbun tanggal 10 Juni 2009. Selanjutnya Kemenhut menerbitkan SK yang intinya setuju bahwa blok Cikelotok dijadikan seb-agai kawasan hutan produksi.

“ Kawasan hutan tersebut ditunjuk Men-

hut sebagai hutan produksi tetap,” tegasnya Kaur Hugra Purwakarta.

Dadang menyadari, bahwa proses pengukuhan kawasan hutan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dalam kesempatan rapat di kantor Dinas Kehutanan provinsi Jawa Barat, ia bertemu dengan Toto Budi-man dari BPKH XI Jawa Madura. Disampai-kan kondisi Blok Cikelotok. Gayung pun bersambut. BPKH XI mengucurkan ang-garan melalui DIPA 2012. Dana tersebut se-lanjutnya dimanfaatkan untuk memproses pengukuhan blok Cikelotok sebagai hutan produksi.

Luas kawasan hutan negara bebas 380 hektar. Areal hutan ini masuk wilayah administrasi desa Marga Sari, Pesawahan, dan Pesawahan Kidul masuk kecamatan Pesawahan dan sebagian masuk keca-matan Pondok Salam kabupaten Purwa-

karta. Dari luasan tersebut, seluas 303 hektar dijadikan hutan produksi tetap.

“Kami sudah melakukan beberapa kali rapat dengan panitia penetapan tapal batas, yang diketuai bupati Purwakarta. Sekarang tinggal proses ketua PTB,” tukasnya. Se-lanjutnya pihak BPN Kabupaten Purwakarta menerbitkan sertifikat.

Jika sertifikat sudah terbit, maka hutan negara di kawasan Jawa Barat, khususnya di kabupaten Purwakarta akan bertambah luas.

Implikasinya, lanjut Kaur Hugra KPH Purwakarta, Perhutani yang akan menge-lola kawasan hutan blok Cikelotok.

“Ini sesuai salah satu pasal PP No 72 tahun 2010 menyebutkan bahwa Perhu-tani mengelola hutan produksi dan hutan lindung di P Jawa dan Madura,” tandas Dadang K. n MU

Blok Cikelotok Ditunjuk Hutan Produksi Tetap

Bupati Purwakarta, Adm Purwakarta, dan Kaur Hugra sedang berbincang serius.

n KPH KEDU SELATAN

Bertempat di aula Kantor KPH Kedu Se-latan telah dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama (PKS) antara mitra angkutan getah pinus dan kayu dengan Perum Perhutani KPH Kedu Selatan yang berlangsung tanggal (30/1/13) lalu. Se-banyak 8 mitra angkutan getah pinus dan 7 mitra angkutan kayu yang lolos seleksi untuk tahun 2013. Penandatanganan se-cara simbolis angkutan getah pinus diwakili oleh Samsuri dari UD Mitra Manunggal dan Harno Heri Susanto dari CV Pundung Jaya sebagai mitra angkutan kayu yang disaksi-

kan segenap Manajemen, Asper se KPH Kedu Selatan.

Dalam arahannya Admi-nistratur/KKPH Kedu Selatan Ir.Toni Suratno,MM mengatakan bahwa tahun 2013 rencana produksi getah pinus 11.561.000 kg dan rencana tebangan kayu 18.970,35 m3, oleh karena itu harus didukung oleh angkutan yang memadai. Ada kerjasama yang baik dan jumlah armada sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Toni berharap kejadian-kejadian yang kurang baik sep-

erti keterlambatan dalam pengangkutan, ar-mada yang tidak sesuai dengan perjanjian,

Kerjasama Mitra Angkutann KPH PROBOLINGGO

Pada 28 Januari 2013 Adm/KKPH Probolinggo, R Ratmanto Trimahono menyerahkan dana sharing produksi kayu tahun 2011 sebesar Rp 169,2 juta lebih kepada 23 LMDH di wilayah KPH Probolinggo.

Dengan telah diteri-manya sharing itu Rat-manto meminta agar LMDH memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Terutama untuk mengem-bangkan usaha yang ada agar kedepan keberlang-sungan dan kersejahter-

13 LMDH Terima Sharing aan LMDH lebih baik.Sebagai timbal baliknya Ratmanto juga

meminta agar kewajiban LMDH dalam turut menjaga dan mengurangi penyebab keru-sakan hutan lebih ditingkatkan. ,

“ Hal ini mengingat banyaknya kega-galan tanaman dan kerusakan hutan yang semakin memprihatinkan akibat dari illegal logging, pencurian kayu maupun garapan liar di bawah tegakan yang digunakan untuk menanam tanaman palawija dan sayuran,” kata Ratmanto.

Sementara itu, KSS PHBM Wargono juga menyarankan agar LMDH membuat data laporan tertulis atas penggunaan pe-nerimaan dana sharing.

“ Disini bertujuan agar tidak timbul prasangka yang negatif dari masyarakat penggunaan dari dana sharing tersebut,” tambahnysa. Dalam foto saat Adm meny-erahkan sharing kepada para ketua LMDH.

n Hms Pbo/Wiwit.

MenanamBersama

StakeholderKPH SEMARANG - Sebanyak 4.480

plances berupa 3.700 plances jati dan 227 munggur serta 453 plances kesambi ditanam di petak 49 b RPH Candi BKPH Jembolo Selatan KPH Semarang dalam kegiatan menanam bersama stakeholder pada 13 Januari 2013. Penanaman dalam rangka suksesi penanaman satu miliar po-hon itu tepatnya berlangsung di Desa Can-direjo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Kegiatan penanaman yang diikuti sekitar 170 orang terdiri dari jajaran rimbawan KPH Semarang juga melibatkan sejumlah stake-holeder seperti DPRD Tk II Kab.Semarang,

Muspika Kecamatan Pringapus yang terdiri Danramil, Camat dan Kapolsek. Juga sege-nap kepala Desa dari Desa Candi, Penawa-

ngan, Wonorejo dan Wonoyoso, LMDH, Dharma Wanita BKPH Jembolo Selatan serta masyarakat setempat. n SW

Doa Selamat Mengawali kegiatan tebangan Jati di

petak 79 d RPH Barongan BKPH Jembolo Selatan KPH Semarang pada 27 Januari 2013 dilakukan doa selamatan bersama di petak tersebut. Hadir mengikuti acara doa selamatan Kasi PSDHL, Kaur Humas dan Staf Produksi dan Asper beserta jajarannya, perangkat desa, Toga dan Tomas dan sege-nap pekerja.

Petak tanaman 1948 seluas 25,7 hektar seluas 10,1 hektar akan dilakukan penebangan. Dari keluasan tebangan itu diharapkan dapat memenuhi target untuk kayu pertukangan 435 M3 dan kayu bakar 43 SM.

n SW

Penandatanganan MoU kerjasama.

18 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

18

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 19

19

Page 10: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

SEPUTAR KPH SEPUTAR KPH

Sedekah Bumi Tanam Pohonn KPH TUBAN

KPH Tuban dalam rangkaian program kegiatannya Ground Breaking Tanaman 2012 dengan tema ‘ Sedekan Bumi , Gerakan Menanam Pohon Tahun 2012, Karyawan/Karyawati KPH Menuju KPH Tuban Mandiri ‘ pelaksanaan penanaman swadaya per orang 25 pohon. Jenis bibit yang ditanam sengon laut di petak 81, RPH Pakah, BKPH Plumpang yang diikuti peserta sebanyak 60 orang, dari jajaran rimbawan KPH Tuban dan stakeholder lain.

Untuk penanaman selanjutnya dilaksanakan secara marathon setelah BKPH Plumpang juga akan dilakukan di 6 BKPH yang lain sesuai dengan rekapitulasi rencana penanaman swadaya 25 pohon per karyawan

Administratur/KKPH Tuban, Ir. Uud Haryadi Yogasara dalam arahannya menyampaikan bahwa gerakan menanam swadaya merupakan bentuk kepedulian karyawan/karyawati KPH Tuban terhadap tanah kosong. Sebagai awal dari rangkaian pelaksanaan kegiatan penanaman untuk pekerjaan rutin yang dilakukan oleh Pe-rum Perhutani dimasing-masing BKPH. Ia menekankan LMDH agar juga ikut melaksanakan menanam, memelihara dan pengamanan sampai akhir daur / masa tebang.

Semangat sedekah bumi ini mengingatkan kita untuk bekerja lebih giat lagi. Sedekah adalah merupakan perbuatan atau amalan entah itu yang dilakukan dengan iklas dengan tujuan memberikan

manfaat pada orang lain atau orang yang menerimanya. “ Sedekah Bumi, kita menganggap bahwa kita memberikan

suatu kepedulian terhadap lingkungan dengan menanam pohon apa yang kita lakukan ini merupakan amalan yang bisa kita berikan pada anak cucu kita,” kata Uud.

n Hms Tbn/Suep

job training tersebut guna meningkatkan kemampuan petugas lapangan terhadap pelaksanaan tebangan. Pelatihan bagi mandor tebang yang diharapkan nantinya dalam melaksanakan penebangan sesuai dengan peraturan, serta tertib administrasi. Diawal tahun 2013 dalam bulan Januari 2013 setelah SPK tebangan turun peker-jaan penebangan segera dilaksanakan.

Job Training tebangan diawali dari penjelasan tentang administrasi tebangan, yang disampaikan oleh Kasi PSDH, Agus Suharya B.ScF. Disampaikan bahwa pelak-sanaan tebangan yang perlu diperhatikan pertama Surat Perintah Kerja Penebangan, Sarpra Tebangan dan Administrasi ( Blanko/DK ), Blandong dengan alatnya Chain Saw, dan Alat angkut ( Truk ).

Tata urutan pembagian batang yang

di singkat : KSS + PRIO BAGI PENA ( 1. Kepras cabang, Tonjolan, dan banir, 2. Sor-timen A III, A.II, A.I dan batas kelas harga ditandai, 3. Status (VI, H, IN) ditentukan, 4. PRIOritas pembagian batang 5. BAGI/pembagian batang dari pangkal ke ujung 6. PENandaan dengan teer 7. Administrasi ).

Disamping itu mandor tebang harus memperhatikan Panca Usaha Tebangan yang dikenal A-TA-TONG-GI-TONG ( A = Tentukan arah rebah, TA = Buatlah takik rebah dan takik balas, TONG = Potonglah rata tanah, GI = Bagilah sesuai dengan pedoman prioritas pembagian batang kayu bundar jati dan dari pangkal pohon ke ujung, terapkan menejemen batang per batang, TONG = Pemotongan siku ).

n Hms Tbn/Suep

JOB TRAINING

TebanganKPH TUBAN - KPH Tuban belum lama

ini melaksanakan Job training Tebangan ta-hun 2013, di Petak 61 D Luas 11,0 Ha, RPH Dadapan, BKPH Jompong yang diikuti se-banyak 72 peserta mulai dari Administratur, Waka Adm Tuban Barat dan Timur, KTU, Kasi PSDH, Asper, Penguji Tk I dan II, Kaur Produksi, KRPH, Mandor Tebang dan opera-tor Cain Saw.

Administratur/KKPH Tuban, Ir Uud Hary-adi Yogasara dalam sambutannya menyam-paikan bahwa diselenggarakan kegiatan

n KPH PATI

Tersangka pencuri kayu Ngarno (34 th) warga Dukuh Pohijo Desa Sitimulyo Ke-camatan Pucakwangi Kabupaten Pati ber-hasil diringkus oleh KRPH Mojo, Sasmoyo bersama jajaranya dan dibantu Bambang Sutejo, anggota Pol-hutmob Pati Selatan.

Berbekal perin-tah langsung oleh Administratur/KKPH Pati, Prihono Mardi, S.Hut lewat Wakil Adm

Pati Selatan Trisno Aji S.Hut, Selasa pukul 18.45 di petak 77c RPH Mojo BKPH Barisan berhasil diamankan kayu se-banyak 5 batang dengan nilai sekitar Rp 1.438.000.

Menurut KRPH Mojo, Sas-moyo tersangka memang sudah lama menjadi incaran petugas BKPH Barisan karena ia juga merupakan residivise pencuri kayu di wilayah BKPH Barisan. Tersangka yang sebelumnya mondar-mandir di wilayah hutan BKPH mengundang kecurigaan para mandor yang saat itu se-dang berpatroli seperti biasa, namun setelah hutan kelihatan sepi kecurigaan petugas terbuk-ti dengan terdengarnya suara robohnya pohon jati.

n Hms Pti/Sulewi

KRPH Berhasil Ringkus Pencuri Kayu

n KPH RANDUBLATUNG

Sebanyak 117 batang dengan volume 5,8 M3 kayu jati pesegian dan sebagian gelondongan berhasil diamankan petugas Polisi Hutan KPH Randublatung bersama dengan Polres Blora saat melakukan peng-geledahandi rumah salah seorang warga di Desa Mendenrejo Kecamatan Kradenan (19/1/2013)

Kayu ilegal dengan berbagai ukuran, baik berbentuk persegi maupun gelondon-gan tersebut ditemukan di rumah salah seorang warga desa Mendenrejo Keca-matan Kradenan Blora, yang juga merupak-an salah satu pemilik Usaha Dagang yang bergerak dibidang penggergajian kayu jati.

Administratur Perum Perhutani KPH randublatung, Ir Herdian Suhartono melalui wakil Adm.Wilayah Selatan, Untoro Tri Kur-niawan S.Hut mengatakan bahwa ditemu-kannya ratusan batang kayu jati ilegal terse-but memang ditemukan oleh jajaran Polhut KPH Randublatung bersama dengan Pol-res Blora saat melakukan penggeledahan di rumah salah satu warga Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora. Dalam penggeledahan tersebut pihaknya selain menyita ratusan kayu ilegal juga mendapatkan dokumen berupa berkas nota sebuah usaha dagang kayu yang masih berbentuk blanko kosong.

“ Dilapangan selain kami temukan ba-rang bukti berupa kayu jati ilegal sebanyak 111 batang kayu persegian dengan ukuran panjang mulai dari 100 cm – 400 cm serta lebar 10 cm – 50 cm, dan tebalnya mulai dari 5 cm -25 cm, sedangkan yang ber-

Ratusan Batang Kayu Ilegal Diamankan

bentuk gelondongan ada 8 batang dengan ukuran panjang 200 cm , diameter 13 – 25 cm jumlah total semua baik persegian mau-pun gelondongan sebanyak 117 batang. Ratusan batang kayu tersebut tanpa ada dokumen sah yang melindunginya saat dilakukan penggeledahan sehingga jajaran PolhutPerum Perhutani KPH Randublatung bersama dengan Polres Blora melakukan penyitaan barang tersebut,” katanya.

Selain itu juga ditemukan berkas nota kosong atas nama pemilik rumah, dan dokumen tersebut dan turut disita untuk melengkapi laporan kepolisian yang dibuat oleh Perhutani ( HA ) sebagai dasar penyi-dikan oleh Polri nantinya.

Adapun keberhasilan membongkar ka-

sus pencurian kayu jati dari hutan negara tersebut berkat adanya laporan warga yang mencurigai adanya penimbunan kayu dis-alah satu lokasi. Dari laporan tersebut pi-haknya menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan dan pengamatan yang serius di lokasi yang dilaporkan sehingga pihak Perhutani dan Polres Blora bisa melaku-kan penggerebegan sesuai target. Pada saat dilakukan penggeledahan tersangka pemilik kayu tersebut berhasil meloloskan diri namun identitas nya sudah berhasil di-kantongi petugas, untuk kelancaran bahan penyidikan kayu – kayu tersebut disimpan di TPK Randublatung milik Perhutani.

n Hms Rdb/Andan

tidak terulang kembali.Sementara itu Kasi PSDHL Hartanto,

SE memberikan apresiasi ucapan terima kasih kepada segenap mitra angkutan getah pinus yang telah membantu angku-tan getah pinus tahun 2012 yang rencana 10.425 ton terealisasi 11.286 ton atau 108 % dan juga bisa meminimalkan sisa perse-diaan hingga 0,5 %.

“Terimakasih telah meminimalkan persediaan sekecil mungkin. Kami berharap di tahun 2013 ini bisa seperti tahun 2012 untuk persediaan getah pinus dan angku-tan bisa sesuai yang telah dialokasikan,” katanya.

Kaur Produksi Bambang Sunarto,AMd menambahkan, untuk tahun 2013 ini agar mitra angkutan baik getah pinus maupun kayu diupayakan bisa terealisasi angku-tan 100 % atau bahkan lebih.Bambang berharap kepada mitra angkutan getah pinus agar mentaati sesuai yang telah di-alokasikan ke masing-masing PGT setiap bulannya.

n Hms Kds/Agus

Wakil Adm KPH Randublatung wilayah Selatan, Tri Untoro Kurniawan bersama petugas dengan kayu ilegal yang berhasil diamankan.

Kegiatan sedekah tanam pohon.

Praktek pemotongan log yang benar.

20 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

20

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 21

21

Page 11: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

WAWASAN WAWASAN

Oleh : Herta Pari

Kepala Proyek Kerjasama TanamanPerum Perhutani Unit III Jawa Barat dan

Banten

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangAccacia mangium merupakan jenis

tanaman FGS yang terpenting di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Bant-en. Kelas Perusahaan Accacia mangium terdapat di KPH Bogor seluas + 4.500 ha dan di KPH Banten + 20.000 ha. Sebagian sistem tanaman silvikultur intensif (silin) baru mulai diterapkan pada tahun 2007 di KPH Bogor dengan penggunaan benih ung-gul dari PT. Musi Hutan Persada (MHP) di Palembang. Penggunaan pupuk SP-36 se-jumlah 78 gram/pohon pada saat penana-man juga mengacu pada PT. MHP.

Dengan adanya kerjasama tanaman dengan PT. KIFC pada tahun 2010, mulai diterapkan sistem penanaman silin dengan mengacu kepada Surat Keputusan Direksi nomor 172/Kpts/Dir/2010 tentang Pedo-man Pembuatan dan Pemeliharaan Tana-man Jati Plus Perhutani (JPP) tanggal 24 Februari 2010 dikombinasikan dengan silin yang telah diterapkan di KPH Bogor. Hal ini dilakukan karena perlakuan silin yang tepat sesuai dengan jenis tanaman Accacia man-gium dan jenis tanah serta tipe iklim di KPH Bogor belum ada.

Untuk memperoleh produktifitas tana-man Accacia mangium yang optimal dan sehubungan dengan belum adanya pola Silvikultur Intensif untuk tanaman FGS yang telah ditetapkan serta dosis pemupukan yang diterapkan di PT. Musi Hutan Persa-da Palembang belum tentu sesuai dengan kondisi di BKPH parungpanjang serta ber-samaan dengan kegiatan penanaman tana-man kerjasama dengan PT. KIFC, dilakukan uji coba pemupukan dengan berbagai dosis yang dikombinasikan dengan penggunaan pupuk kandang untuk meningkatkan kadar C-organik dan arang untuk meningkatkan penyimpanan dan penyediaan unsur hara dalam tanah. Hal ini dilakukan sesuai den-gan hasil uji laboratorium terhadap unsur makro dan unsur mikro pada contoh tanah di BKPH Parungpanjang

B. TujuanTujuan uji coba ini adalah untuk

mengetahui jenis dan dosis pupuk yang efektif dan efisien untuk tanaman FGS Accacia mangium di BKPH Parungpanjang KPH Bogor dalam rangka menentukan pola silin yang tepat.

II. BAHAN DAN METODEA. BahanB a h a n

y a n g d i p a k a i p a d a percobaan ini adalah :

1 . Ta n a m a n A c c a c i a m a n g i u m yang telah ditanam pada tanggal 25 Desember 2010

2. Pupuk kandang yang berasal dari ternak kandang milik penduduk sekitar hutan dekat lokasi tanaman.

3. Pupuk SP-364. Arang berasal dari produksi penduduk

sekitar hutan dekat lokasi tanaman.

Lokasi uji coba dilakukan di petak 23 b dan 28 b RPH Maribaya BKPH Parungpan-j a n g KPH Bo-gor. Teks-tur tanah di lokasi tersebut a d a l a h liat berde-bu, den-gan pH tergolong m a s a m . Kandun-gan bah-an organ-ik, N total, P dan K potensial tergolong s a n g a t r e n d a h d e n g a n P terse-dia tergolong rendah. Kandungan basa-basa dapat ditukar (Ca dan Mg) tergolong sangat rendah, sedangkan K dapat ditukar tergolong rendah, demikian juga denga ke-jenuhan basa juga sangat rendah. Kapasi-tas tukar kation (KTK) tergolong rendah. Kandungan Alumunium dapat ditukar cukup tinggi dengan kejenuhan alumunium 86%. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan kelas perusahaan Accacia mangium yang telah mengalami tiga kali rotasi. Petak 23 b dan 28 b merupakan lokasi dekat jalan raya sehingga memudahkan pengamatan dan pengawasan. Sedangkan waktu uji coban-ya dilakukan pada bulan Februari– Novem-ber tahun 2011.

B. MetodeMetode yang digunakan adalah

rancangan acak lengkap pada dua lokasi

dengan perhitungan statistik yang dijadikan satu karena lokasi berdekatan bersebelahan dan dalam satu hamparan.

Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman. Sedangkan perlakuannya adalah sebagai berikut : [ Tabel 1 ]

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Tabel. Hasil pengamatan pertumbuhan

tinggi dengan berbagai perlakuan

2. Hasil Perhitungan statistik terhadap pertumbuhan tinggi dengan menggunakan program minitab sesuai Panduan Pengolahan Data menggunakan Minitab yang ditulis Erviani et.al pada tahun 1997 adalah sebagai berikut : [Tabel 2 ]

Analisis keragaman pertumbuhan tinggi dengan perlakuan pemupukan

Hasil uji beda rata-rata Tukey adalah sebagai berikut : [ Tabel 3 ]

Grafik pertumbuhan tinggi tanaman dengan berbagai perlakuan

B. Pembahasan

Hasil analisa statistik menunjukkan

bahwa perlakuan pemupukan berpengaruh sangat nyata (tingkat kepercayaan 99%) terhadap pertumbuhan tinggi. Pertumbuhan tinggi pohon yang tidak menggunakan pupuk kandang termasuk yang paling terlambat dibandingkan dengan pohon yang menggunakan pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang mengakibatkan pertumbuhan tinggi pohon cenderung meningkat dengan peningkatan 5 – 19% dalam kurun waktu 10 bulan.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena kualitas tanah untuk pertumbuhan pohon relatif rendah, dimana kadar bahan organik termasuk sangat rendah. Kombinasi pupuk kandang dengan penggunaan arang sebesar 600 gram/lubang menghasilkan respon terbalik dimana tinggi tanaman yang dihasilkan relatif sangat rendah, hal ini mungkin diakibatkan karena jumlah arang terlalu besar sehingga daya serapnya terlalu tinggi sehingga unsur hara menjadi terlalu terikat pada arang atau unsur hara dan air yang terdapat pada tanaman terserap ke dalam arang.

Semakin banyak penggunaan pupuk SP-36 menunjukkan kecenderungan respon pertumbuhan pohon yang juga meningkat sampai jumlah 50 gram/pohon. Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan karena pupuk SP-36 sejumlah 50 gram/lubang merupakan dosis yang lebih tepat, apabila pupuk SP-36 lebih dari 50 gram/lubang tidak terpakai oleh tanaman, tetapi apabila kurang dari 50 gram/lubang masih kurang dari kebutuhan. Setelah itu penambahan jumlah pupuk SP-36 menunjukkan respon yang terbalik (menurun grafiknya).

Penggunaan arang sejumlah 300 gram/lubang, pupuk kandang 3 kg/

lubang dan SP-36 sejumlah 78 gram/lubang menghasilkan pertumbuhan tertinggi hal ini mungkin disebabkan karena sifat arang yang bersifat absorbent sehingga dapat menyerap kation dan anion sehingga unsur hara menjadi lebih tersedia bagi tanaman secara optimal dibandingkan dengan perlakuan tanpa menggunakan arang. Jumlah arang 300 gram/lubang dinilai cukup optimal karena penggunaan arang

sejumlah 600 gr/lubang justru memberikan respon yang negatif seperti yang dijelaskan pada alenia 1 sub bab pembahasan.

Perlakuan pupuk kandang 3 kg/lubang dan SP-36 sejumlah 50 gram/lubang memberikan hasil pertumbuhan tinggi pohon yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan arang 300 gram/lubang, pupuk kandang 3 kg/lubang dan SP-36 sejumlah 78 gram/lubang yang menghasilkan respon pertumbuhan tertinggi dalam penelitian ini. Kombinasi pupuk kandang 3 kg/lubang dan SP-36 sejumlah 50 gram/lubang menghasilkan kecenderungan pertumbuhan pohon yang relatif lebih tinggi dan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan Standar operasional prodesur (SOP) yang selama ini digunakan di KPH Bogor yaitu pemupukan dengan pupuk kandang 3 kg/lubang dan SP-36 sejumlah 78 gram/lubang. Dengan demikian kombinasi perlakuan pupuk kandang 3 kg/lubang dan SP-36 sejumlah 50 gram/lubang dinilai yang paling efektif dan efisien.

Penghematan anggaran dengan pengurangan pupuk SP-36 adalah sebesar (78 g/phn – 50 g/phn)/1.000 g/kg x 888 phn/ha x Rp 4.000/kg = Rp 99.456/ha atau dengan luas tanaman rata-rata 500 ha/tahun maka nilai penghematan sebesar Rp 49.728.000/thn. Sedangkan peningkatan rata-rata pertumbuhan tinggi akibat pengurangan pupuk sebesar 10,1% dalam waktu 9 bulan.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan 1. Penggunaan pupuk kandang

dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman.

2. Perlakuan pupuk kandang 3 kg/lubang dan SP-36 sejumlah 300 gram/lubang memberikan hasil yang tertinggi terhadap pertumbuhan tinggi pohon selama waktu pengamatan penelitian.

3. Perlakuan pupuk kandang 3 kg/lubang dan SP-36 sejumlah 50 gram/lubang memberikan hasil respon pertumbuhan tinggi dan biaya yang paling efektif dan efisien.

B. Saran1. SOP silin acacia mangium di BKPH

Parungpanjang KPH Bogor dari semula pupuk kandang 3 kg/lubaag dan SP-36 sejumlah 78 gram/lubang menjadi pupuk kandang 3 kg/lubang dan SP-36 sejumlah 50 gram/lubang.

2. Perlu penelitian lanjutan terhadap pengaruh pemupukan pupuk kandang dan arang pada jangka waktu yang lebih lama.

3. Perlu uji coba dalam hal pemupukan tahun ke-2 dan seterusnya untuk memberi masukan terhadap pola silin yang lebih lengkap sampai dengan akhir daur.

DAFTAR PUSTAKA1. Erviani et.al, Panduan Pengolahan Data

menggunakan Minitab, PPM-STK IPB, Komisi Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Per-tanian Bogor, 1997. *

Uji Coba Pemupukan Pupuk Kandang, SP-36 dan Arang Pada Tanaman Accacia Mangium di KPH Bogor

22 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

22

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 23

23

Page 12: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

WAWASAN WAWASAN

Oleh : Romi Yulianto SPSekretaris DPD Sekar KPH Blitar

Perhutani sebagai perusahaan terbesar dibidang kehutanan, saat ini masih mengan-dalkan pendapatan terbesar dari produksi kayu. Bidang non kayu yang hanya sebagai penopang dalam mencapai pendapatan-nya. Target pendapatan yang diandalkan masih dari bidang kayu. Berbagai usaha saat ini terus dilakukan untuk menambah pendapatan dari berbagai sektor.

Banyak asset-aset Perusahaan yang belum optimal (belum tersentuh) untuk ditangani agar menjadikan peluang untuk menambah pundi-pundi penghasilan bagi Perusahaan. Diantaranya gedung-gedung pertemuan, rumah dinas, lokasi wisata, jasa lokasi, dan yang tidak kalah penting adalah asset berupa kayu yang berada di TPK dan TPN sebagai barang penitipan dari ba-nyaknya kasus-kasus pencurian.

Aset perusahaan seharusnya bisa dijual dan dipasarkan untuk menambah pendapa-tan. Namun tidak sedikit kayu yang hanya ditumpuk rapi di TPK dan TPN dan tidak pernah ada kepastian hukum. Sementara yang sudah ada kepastian hukum banyak yang berubah kualitasnya, mutu kayu jelek. Bahkan hancur dikarenakan lamanya waktu menjadi tumpukan kayu di TPK yang terke-san tidak terurus.

Sunggug ironis memang, asset kayu bernilai jutaan tidak bisa dipasarkan dan hanya akan menjadi catatan di buku admin-istrasi yang mencantumkan jumlah jumlah batang, jumlah M3, tanggal penitipan, No. LA, asal penitipan dan akan ditanyakan setiap tahun oleh tim Pemeriksaan Perse-diaan Hasil Hutan, Satuan Pengawas Inter-nal ( SPI ) dan aparat penegak hukum bila sewaktu-waktu mempertanyakan.

Dari hasil pengamatan penulis, banyak kecenderungan kasus-kasus pencurian baik yang baru diproses, selesai diproses dan bahkan tersangka pencurian sudah sampai keluar dari penjara bukti-bukti kayu belum bisa dipasarkan dengan berbagai alibi yang semuanya membutuhkan penanganan den-

Aset Perhutani Ratusan Juta Terbengkalai

Tim Pemeriksa Persediaan Hasil Hutan KPH dengan mudah memeriksa dan menemukan salah satu barang bukti kayu dari hasil opersai gabungan dan hasil pencurian.

No Asal kayu Permasalahan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Bencana alam

Temuan/Sisa Pencuriana. Dalam Kawasanb. Diluar kawasan.

Tebangan (A, B, D, E)

Tebangan C

Operasi gabungan

Kayu Bukti

Kayu roboh karena banjir, tanah longsor, angin dll.

Kayu berupa batang tergeletak yang diduga hasil dari kawasan hutan. ( temuan dan sisa pencurian)

Diproduksi dan ditebang secara resmi oleh Perhutani.

Tebangan resmi Perhutani dari kawasan hutan yang dihapuskan.( tukar menukar kawasan hutan ).

Hasil dari operasi gabungan dengan instansi terkait.(Polisi)

Hasil penangkapan pencurian kayu dari kawasan hutan.

1. No. 1 s/d 4 hasil kayu bisa dipasarkan.2. No. 5 s/d 6 belum bisa dipasarkan krn blm ada dan sudah ada kekuatan hukum krn sesuatu hal masih belum bisa dipasarkan.

gan cermat, teliti dan melalui dasar hukum agar nantinya tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.

Hampir di setiap KPH setiap tahunnya ada barang bukti/ kayu sisa pencurian yang masih bertumpuk di TPK dan TPN baik kayu jati dan rimba dari hasil operasi gabungan dan hasil pencurian. Penanganan dalam mengatasi asset-aset yang bernilai jual ini, seharusnya Perusahaan harus membentuk tim khusus untuk berkordinasi dan melaku-kan komunikasi dengan instansi terkait.

Asset berupa kayu ini bernilai tinggi, sangat ironis dan sangat disayangkan bila tidak cepat diatasi. Bisa dibayangkan bila setiap TPK dan TPN, tiap KPH dan setiap Unit I, II dan III berapa milyar dan berapa M3 kerugian Perusahaan bila disatukan jumlah kerugiannya.

Hasil pengamatan di lapangan, ternyata ada beberapa kendala dan masalah yang dihadapi, diantarannya adalah :

1. Belum ada keputusan hukum.2. Pengambilan Biaya berkas perkara

Vonis di Pengadilan.( biaya resmi dan biaya siluman)

3. Menunggu Keputusan Vonis Penga-dilan yaitu :

a. Dikembalikan pada Negarab. Dikembalikan pada Perusahaan.4. Kayu tidak dipelihara dan dijaga de-

ngan baik sehingga cepat rusak, lapuk, dan kualitas serta mutu kayu berkurang.

5. Kayu bermasalah tidak pada satu blok di TPK dan TPN. ( tim Pemeriksaan Persediaan Hasil hutan, SPI dan aparat terkait) akan sulit memeriksa.

Setiap tahun akan semakin bertambah menumpuk, tanpa bisa dipasarkan, aset Perusahaan berupa kayu yang bernilai mil-yaran ini.

Semoga permasalahan ini bisa menjadi salah satu program utama jajaran pimpi-nan Perhutani mulai tingkat KPH sampai

Tulisan Goenarso Goenoprawiro :

Rabu 12 Mei 2010, dihadapan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Goenarso Goenoprawiro men-gunduran diri sebagai Direktur Utama PT Rekayasa Industri, setelah selama hampir 5,5 tahun sebagai Direktur Utama dan ham-pir 10 tahun sebagai Direksi, untuk menjadi salah satu dari tujuh dewan komisaris PT Pertamina (persero).

Dalam pengamatan beliau,tentang “ Mengapa BUMN bangkrut? ” disampaikan sebagai berikut :

Banyak BUMN yang mengalami ke-sulitan, kerugian dan bahkan kebangkrutan, tetapi PT Rekayasa Industri (Perusahaan Pupuk) justru dalam 5 tahun terakhir ini, bisa tumbuh pendapatannya 6 kali lipat dari Rp 500 miliar per tahun ke Rp 3 triliun per tahun. Asetnya-pun bisa meningkat 2 kali lipat menjadi sekitar Rp 1,7 triliun. Pencapaian tersebut diperoleh dengan jum-lah karyawan yang justru menurun dari 1200 ke 1000 orang.

Ada tiga alasan mengapa BUMN di Indonesia, mengalami kemunduran dan bahkan kebangkrutan.

1.Hilangnya atau habisnya bahan baku Contohnya PT Asean Aceh Fertilizer, PT Iglas, PT Soda Waru, PT Kertas Kraft Aceh, PT Sandang, PT Basuki Rachmat. Sukses bahan baku PT Rekayasa Industri karena mengerti tentang ketergantungan bahan

baku dan juga mengupayakanketersedian-nya, merupakan kunci bagi kesuksesan se-buah perseroan. Yaitu experience list atau pengalaman proyek sejenis. Tanpa experi-ence list, tidak mungkin bisa lulus prakuali-fikasi untuk ikut tender.Rahasianya dengan cara Partnership management. Bagaimana bisa memperoleh partner atau mitra paling kompetitif, yang memiliki experience list, sehingga bisa ikut tender, adalah salah satu kunci dari perusahaan. Karena hubungan dengan partner, adalah bagaikan hubungan suami dan istri, saling jujur, saling terbuka, saling mengetahui peran masing-masing, saling mengerti kelemahan serta kekua-tan masing-masing dan tentunya dengan mengandalkan cinta kasih. Sifat-sifat setia dan loyal, tidak mudah selingkuh dan tidak mudah berganti-ganti pasangan adalah si-fat-sifat yang dikembangkan.

2. Tidak bisa mengubah dirinya dari bis-nis yang diberi oleh pemerintah, ke bisnis yang berdasarkan persaingan bebas.

Contohnya PT Peruri, PT Balai Pustaka, PT Inhutani, PT Sang Hyang seri, PT Pertani, PT Pos Indonesia, PT Koja Bahari, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL.

Rahasia bisa tumbuh berlipat-lipat se-lama beberapa tahun terakhir ini adalah dengan cara meniru kiat PT Telkom. PT Telkom adalah sebuah BUMN yang mampu mengubah dirinya, dari perusahaan yang tadinya sangat

tergantung pada bisnis telpon fixed

Mengapa BUMN Bangkrut?(Sepotong Tulisan dari Goenarso Goenoprawiro dan Dahlan Iskan)

line, kemudian bertransformasi ke bisnis seluler. Dengan kiat-kiat customer centric organization dan pembentukan organisasi cluster yang terdiri dari business manage-ment, program management, dan technol-ogy management. PT Rekayasa Industri (Perusahaan Pupuk) bisa melepaskan diri dari ketergantungan proyek pupuk pem-berian pemerintah, berpindah ke bisnis berdasarkan pemenangan proyek-proyek, melalui persaingan terbuka. Seperti bis-nis panas bumi, bisnis kilang minyak, bisnis gas, dan memulai bisnis pengola-han bahan tambang dan juga bisnis lepas laut (offshore). Client-client tidak hanya di Indonesia namun sudah melebar ke mancanegara,Brunei dan Australia .

3. Tidak mengembangkan sumber daya manusianya dengan berdasarkan basis kompetensi (Remunerasi berdasarkan Merit dan rekam jejak/track record).

Banyak BUMN mencanangkan “menjadi perusahaan kelas dunia”,namun banyak yang gagal. Alasan adalah perusahaan tersebut ternyata tidak bisa menaikan gaji karyawannya ke standard gaji kelas du-nia. Tanpa peningkatan gaji karyawan ke standard perusahaan kelas dunia, tidak mungkin perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan kelas dunia.

PT Rekayasa Industri bisa tingkatkan gaji karyawan dan pendapatannya selama 5 tahun terakhir 3x lipat.

Rahasia kunci bagaimana meningkat-kan gaji adalah peningkatan paket remu-nerasi pada mereka-mereka yang justru memang betul-betul berprestasi. Kiat-kiat PT Rekayasa Industri, menyusun penen-tuan tingkatan gaji berdasarkan kuantitatif bukan kualitatif, sistem tingkatan gaji ber-dasarkan penilaian karya maupun merit (rekam jejak), bonus sistem berdasarkan kinerja kelompok, sistem insentif milestone, sistem insentif penghematan berdasarkan kinerja proyek.

Tulisan Dahlan Iskan :Bisa Berubah dan Tidak CengengDi Pantai Losari, Minggu pagi, 21

Oktober 2012, Dahlan Iskan (Meneg BUMN) usai senam Gangnam Style, diam-diam belok ke sebuah perusahaan BUMN yang setahun lalu masih berstatus “mayat”: PT Industri Kapal Indonesia (IKI), untuk melihat rencana pembangunan pelabuhan baru Makassar.

Saya ingin tahu bagaimana keadaannya sekarang. Setelah hampir setahun manaje-men di IKI diperbaiki.

Memang hampir setahun yang lalu, ten-gah malam, saya diam-diam ke IKI. Tidak ada yang tahu. Satpam di situ sedang tidur dan pintunya tidak terkunci. Memang tidak ada harta berharga di situ. Sebulan kemu-dian, tengah hari, saya datang lagi.

Karyawan yang sudah lebih dua tahun

Direksi, untuk menambah pendapatan dan membuat solusi terbaik dalam mengatasi masalah ini, yang tidak kunjung selesai se-

tiap tahunnya menuju Perhutani yang lebih hebat dan Jaya. Perhutani maju, Karyawan Sejahtera. Amin, Amin, Amin. *

Batang kayu dalam kondisi lapuk membuat kualitas dan mutu kayu rusak.

24 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

24

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 25

25

Page 13: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

S O S O KWAWASANtidak menerima gaji melakukan demo. Tapi, persiapan demonya tidak bisa sempurna. Terburu-buru. Saya pun mendatangi mer-eka.

Beberapa bulan saya masih datang lagi ke IKI. Kedatangan saya Minggu pagi untuk kali keempat. Saya pikir, karena hari Minggu, IKI pasti sepi. Tidak mungkin direksinya ada di tempat. Tidak apa-apa. Toh, niat saya memang hanya ingin melihat kondisinya yang terkini.

Ternyata, dari pintu gerbangnya terlihat banyak sekali manusia: laki-laki, perem-puan, dan anak-anak. Mereka membuka-kan pintu gerbang, tapi segera kaget ketika melihat pengemudi mobil tersebut adalah saya. Semua berlarian ke arah mobil: bukan untuk demo, tapi untuk menyalami.

“Ada apa ini?” tanya saya. “Ulang tahun IKI yang ke-35, Pak,” jawab mereka.

Saya pun didaulat untuk turun dari mo-bil. Tapi, saya minta izin untuk bisa melihat-lihat dulu seluruh kawasan galangan kapal itu. Direksi IKI pun, yang ternyata lengkap hadir di acara itu, ikut keliling lokasi. Saya kaget, sudah begitu banyak kapal yang di-perbaiki di situ. Ada kapal tunda, ada tong-kang, ada pula kapal barang. Graving dock yang dulu seperti kolam tua itu kini sudah diisi dua kapal.

“Hebat! Sudah banyak kapal, ya?” tanya saya.

“Alhamdulillah, Pak. Sudah banyak sekali pekerjaan. Bahkan, kapal yang minta diperbaiki di sini sudah harus antre,” ujar Bandung Bismono, Dirut PT IKI yang baru. “Kami akan terus menambah alat agar lebih banyak lagi kapal yang bisa diperbaiki di sini,” ujar Bandung yang asli Semarang itu.

“Sudah berapa karyawan yang bisa bekerja?” tanya saya. Saya ingat 200 kary-awan PT IKI sudah lama menganggur dan tidak menerima gaji.

“Sudah lebih 200 orang. Semua sudah bekerja kembali. Bahkan, kami segera mer-ekrut karyawan baru. Sudah kekurangan karyawan,” tambah Bandung Bismono.

Dalam hati saya memuji kehebatan direksi baru PT IKI ini. Perusahaan ini bisa hidup lagi tanpa disuntik modal sama sekali. Saya hanya menyuntikkan keper-cayaan diri. Padahal, dulu-dulunya selalu saja muncul ancaman ini: Kalau tidak ada suntikan modal, tidak mungkin PT IKI bisa hidup lagi. Mereka selalu minta modal dari negara. Nilai yang mereka ajukan pun Rp 200 miliar.

Saya ingat betapa gigih direksi PT IKI yang dulu memperjuangkan modal baru itu. Bahkan, kesan saya, kesibukan direksinya justru lebih banyak untuk mengurus penam-bahan modal itu daripada untuk bekerja di lapangan. Saya pun menunjuk direksi baru yang sanggup menghidupkan PT IKI tanpa sikap yang cengeng. Namanya Harry Sampurno.

Saya punya prinsip, direksi sebuah pe-rusahaan tidak boleh cengeng. Modal besar sekalipun di tangan sebuah direksi yang cengeng akan habis begitu saja.

Dalam enam bulan direksi baru PT IKI sudah menunjukkan hasil nyata. Saya tahu pengorbanan Harry Sampurno sangat be-sar. Korban lahir dan batin. Karena itu, ke-

tika PT IKI sudah kelihatan bisa jalan, saya pun memindahkan Harry Sampurno untuk memegang perusahaan yang lebih besar.

Dia kini menjabat Dirut PT Dahana, yang memproduksi bahan peledak itu. Aslinya, dia memang orang PT Dahana. Dia ke IKI untuk sementara, sebagai “Kopassus” yang harus membereskan PT IKI.

“Kami sudah sepuluh tahun tidak pernah mengadakan ulang tahun,” ujar Sekretaris Perusahaan Ansyarif.

“Kali ini kami adakan ulang tahun karena kami sangat senang perusahaan ini hidup lagi. Kami ingin terus maju,” katanya.Salah seorang karyawan minta salaman sambil minta maaf. “Maafkan kami dulu mendemo Bapak”.

2.Rahasia Misteri “Modal”Lokasi PT IKI ini tidak terlalu jauh den-

gan rencana pengembangan pelabuhan peti kemas Makassar yang baru. Inilah pelabuhan baru yang harus bisa dimasuki kapal dengan bobot 3.000 TEUs. Tiga kali lipat dari pelabuhan Makassar yang ada sekarang.

“Modal” memang sering seperti misteri. Ada perusahaan yang benar-benar perlu modal. Tapi, banyak juga “modal” yang dimaksud hanyalah berupa dukungan kepercayaan. Percaya kepada pemegang sahamnya, percaya kepada direksinya (percaya bahwa direksinya akan mau kerja keras), dan kadang cukup percaya bahwa ada orang lain yang memercayainya.

Dalam hal PT IKI, dukungan bahwa PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) akan membantunya bisa menimbulkan kepercay-aan. Padahal, akhirnya PT DPS tidak perlu benar-benar memberikan dukungan. PT IKI bisa bangkit semata-mata oleh direksi dan karyawannya sendiri!

Demikian juga PT Batantekno yang melakukan pengayaan uranium sistem rendah untuk memproduksi radioisotop. BUMN yang bergerak di kedokteran nuklir itu begitu terseok-seoknya. Dirinya sendiri sudah kehilangan kepercayaan. Apalagi orang luar.

Kepercayaan mulai muncul ketika di-reksi barunya adalah orang-orang yang tidak hanya ahli di bidang nuklir, tapi juga mau menderita (sampai tinggal di rumah kos-kosan). Dan mau bekerja keras. Bukan direksi yang selalu memikirkan “kalau saya kerja keras” saya akan “dapat apa”.

Memang setelah itu diperlukan dana. Batantekno tetap tidak bisa berkembang kalau tidak disediakan dana yang besar.

“Berapa besar?” tanya saya. “Besar sekali, Pak. Bisa Rp 80 miliar,” ujar Dr Yudiutomo Imardjoko, direktur utama PT Batantekno yang ahli nuklir itu. Dialah satu-satunya orang di dunia yang mampu melakukan pengayaan uranium dengan sistem rendah.

“Kalau uang itu saya usahakan, pendapatan perusahaan bisa men-capai berapa setahun?” tanya saya.Pasar radioisotop sangat luas. Semua orang yang sakit, yang memerlukan MRI atau CT scan, pasti memerlukan cairan radioisotop. Cairan itulah yang disuntikkan ke dalam tubuh agar dokter bisa melihat keadaan dalam tubuh kita mengandung

penyakit apa saja. “Setahun pendapatan perusahaan bisa

mencapai Rp 2 triliun, Pak,” kata Dr Yudi sepuluh menit kemudian.

“Oke. Saya carikan dana Rp 80 miliar. Anda laksanakan semua program itu,” te-gas saya.

Setelah mengucapkan kata-kata itu, saya pun berpikir. Bank mana yang bisa memberikan pinjaman modal sebesar itu. Kekayaan PT Batantekno belum memenuhi syarat untuk punya pinjaman sebesar itu.

Akhirnya, BRI bisa diyakinkan. Ditandatanganilah perjanjian kredit Rp 80 miliar.

Mendengar PT Batantekno mendapat dukungan dana, muncullah kepercay-aan diri para direksi dan karyawannya. Bahkan, orang luar pun giliran memercayai Batantekno. Produksi pun meningkat. Ekspor pun dilakukan. Bahkan sampai Tiongkok dan Jepang.

Dari transaksi ekspor itulah PT Batantekno bisa mendapat L/C di depan. Perusahaan menjadi punya uang. Tanpa pinjaman. Termasuk tanpa pinjaman dari BRI yang sudah disetujui tersebut.

Direksi Batantekno juga bukan direksi yang “mata duitan”. Tidak mau sembaran-gan mencairkan uang kalau memang tidak sangat diperlukan. Tidak ada sikap men-gada-ada untuk sekadar agar uangnya cair.

Sebaliknya, BRI tentu merasa dirugikan. Saya pun seperti mendapat teguran ke-tika hari Minggu bertemu direktur BRI yang membidangi kredit-kredit untuk BUMN. “PT Batantekno belum memanfaatkan kreditnya lho, Pak,” ujar Asmawi Syam.

Di satu pihak tentu saya memuji direksi Batantekno. Tapi, di pihak lain saya memak-lumi problem pengaturan dana di BRI. Yang jelas, saya tetap mengucapkan terima kasih kepadanya. “Tanpa kesanggupan kredit dari Anda, direksi PT Batantekno tidak akan me-miliki kepercayaan diri untuk berkembang,” kata saya.

“Tapi, alokasi kreditnya sudah telanjur ada, Pak,” katanya.

Tentu, saya tahu, bank bisa dirugikan kalau kredit yang sudah dialokasikan tidak dicairkan. Saya pun percaya bahwa PT Batantekno akan memerlukannya. Suatu saat. Untuk mengembangkan diri lebih besar lagi. Terutama kalau Batantekno jadi berekspansi ke luar negeri. Yakni, memban-gun reaktor nuklir di AS dan memproduksi cairan kedokteran nuklir di sana.

Dari dua contoh kasus PT IKI dan PT Batantekno tersebut, nyatalah bahwa ke-percayaan adalah segala-galanya. Itulah sebabnya program holdingisasi BUMN juga harus dilihat sebagai upaya untuk memper-besar kepercayaan itu. PT Semen Gresik sudah membuktikannya. Demikian juga PT Pupuk Indonesia.

Saya sungguh berharap, holdingisasi BUMN perkebunan dan kehutanan bisa terlaksana. Mungkin memang masih perlu gerak “Gangnam style” di sepanjang tahun kedua saya di BUMN ini.

MustopoKBM Agroforestri Unit I Jawa Tengah.

n KPH SURAKARTA

Asper KBKPH Purwantoro, Robby Rayendri mewakili Administratur/KKPH Surakarta, Setiawan medio Januari 2013 memberikan bantuan kepada masyarakat korban tanah longsor di Dukuh Sukian Desa Brenggolo Kecamatan Jatiroto Wonogiri. Bantuan alat-alat pertukangan berupa sekop, angkong, diterima langsung oleh Kepala Desa yang juga selaku Ketua LMDH setempat untuk membantu proses evakuasi.

Tanah longsor terjadi pada Minggu

(13/1) pukul 13.00 WIB, di petak 67 g RPH Dawungan BKPH Purwantoro.

" Kejadian longsong kali pertama me-nimpa jalan pemeriksaan tanaman, kemu-dian terjadi longsor susulan pada dini hari pukul 02,00 WIB menimpa rumah penduduk milik Sularso," kata Suko Haryono, Staf Hu-mas KPH Surakarta. Kerusakan parah yang dialami rumah Sularso pada bagian dapur dan kerugian diperkirakan sebanyak Rp 20 juta rupiah.

Pada saat bersamaan juga terjadi ta-nah langsor pada lokasi berbeda di luar kawasan di desa yang sama, kerusakan 8

rumah dan 1 sekolah PAUD, saat kejadian tidak terjadi korban jiwa.

Bencana tanah longsor juga terjadi di Dusun Geran, Desa Jendi Kecamatan Selogiri pada 16/1 sore. Longsor terjadi akibat guyuran hujan deras lebih dari tiga jam yang mengguyur desa itu. Longsor me-nyebabkan enam rumah warga rusak yang kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 70 -80 juta.

Komandan Koramil Selogiri, Kapten Inf Jono di lokasi kajadian mengatakan volume longsor cukup besar, mencapai lebar dua meter dan panjang 15 meter. n SW

Bantuan untuk Korban Longsor Dukuh Sukian

JABATAN Hubungan Masyarakat (Humas) atau juga dikenal sebagai Public Relation (PR) bukanlan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh kebanyakan orang. Humas memiliki peran strategis bagi suatu perusahaan, sebagai corong perusahaan baik internal maupun eksternal. Humas bukan orang yang dipinggirkan, tetapi justru sebagai orang pilihan yang dipercaya pe-rusahaan sebagai penyambung dan agen informasi untuk kepentingan perusahaan.

“ Kehumasan sebagai penyambung lidah dari pihak internal dengan eksternal dan sebaliknya. Jadi orang Humas adalah orang yang harus benar-benar pas dan mau melakukan pekerjaannya dengan baik,” kata Suko Haryono, Staf Humas KPH Surakarta kepada BINA di ruang kerjanya ( 29/1) menjelaskan tetang kehumasan.

Pekerjaan di kehumasan itu ringan tapi berat, lanjut Suko, karena setiap perma-salahan yang ada harus sampai kepada pimpinan. Makanya seorang Humas harus cekatan, bisa melakukan koordinasi dengan semua bagian yang ada. Di Perhutani misal-nya dengan berbagai bidang kegiatan yang ada seperti bidang tanaman, sadapan atau tebangan, Humas harus bisa berkoordinasi dengan baik terkait dengan publikasi.

“ Jadi kita memberikan informasi dari program-program Perhutani dengan data-data yang benar dan kita harus tahu prosesnya untuk kita laporkan ke pimpinan sebelum kita share dengan teman-teman pers, baik dari media cetak ataupun elek-tronik,” jelasnya lebih lanjut.

Kita menyiapkan data dengan meminta bantuan kepada bagian mana yang akan dilakukan kegiatan, mungkin penyadapan, tanaman atau kegiatan lainnya.

“ Jadi tugas Humas itu tidak hanya menemukan dengan media tapi juga harus melakukan koordinasi dengan bagian-ba-gian yang ada di Perhutani,”

Makanya seorang Humas harus pandai menjemput bola dan bisa melakukan ko-munikasi intensif dengan pimpinan. Humas

harus bisa menonjolkan i n f o r m a s i yang baik dan benar kepada masyarakat. Humas juga harus berpan-d a i - p a n d a i m e n e r i m a input dan out put dari me-dia dan harus bisa membuat isu untuk di k o o r d i n a s i -kan dengan pimpinan, apa yang aktual di perusahaan.

Makanya Humas ha-rus kooperatif dengan pim-pinan dan bidang lainnya.

" Sebenarnya, intinya kita itu berkomu-nikasi, baik dengan pimpinan atau bidang lainnya untuk bisa menunjang pekerjaan,"

Suko yang pada acara ‘ Kumpul Bareng Mbangun Perhutani’ di KPH Kebonharjo (10/1) dianugrahi sebagai salah satu Hu-mas terbaik di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

“ Ya selama 10 tahun saya melakoni pekerjaan ini dengan enjoy saja,” kata Suko yang sudah mengabdikan dirinya selama 17 tahun di Perhutani. Masuk bekerja di Perhutani 1995, diawali dari bagian produk-si, umum dan sempat menjadi operator se-belum akhirnya mangkal di bagian Humas.

Menurut Suko, idealnya seorang petu-gas Humas harus bisa meng-counter awak media terhadap suatu isu atau kasus tanpa harus mempertemukan dengan pimpinan.

“ Meski demikian, toh kita harus tetap koordinasi dengan pimpinan supaya jalur atau langkah kita tidak salah. Bisa lebih ber-

hati-hati dan harus tepat dalam memberikan informasi tidak asal-asalan,” jelasnya.

Menyinggung pengharaan yang diberi-kan kepadanya, Suko menyebutnya itu sebagai suatu anugrah untuk bisa bekerja dengan lebih baik.

“ Kami harus benar-benar bisa mem-pertanggungjawabkan untuk menajadikan motivasi bekerja lebih baik untuk perusa-haan. Kami akan berusaha untuk memper-tahankan itu untuk memajukan perusahaan melalui bidang tugas dan tanggungjawab kami,” jelas Suko yang kini statusnya ma-sih PP. Namun demikian, status yang ia sandang katanya tak menyurutkan untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya ter-hadap tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya.

“ Meski masih PP kami akan tetap ber-sinergi dan selalu memohon kepada Tuhan agar senantiasa diberi petujuk,” pungkas-nya.

n S.Widhi

Humas Harus Kooperatif Dengan Pimpinan

Suko Haryono, Staf Humas KPH Surakarta.

26 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

26

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 27

27

Page 14: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

DERAP DAERAHDERAP DAERAH

Job Trainging Tebangan 2013 Unit II n KPH BOJONEGORO

Selama dua hari sebanyak sekitar 250 peserta mengikuti keg-iatan job training tebangan kayu jati Unit II Tahun 2013 yang dise-lenggarakan di petak 12A Luas 17,1 Ha Tanaman Tahun 1952 RPH Dander BKPH Dander. Sebelumnya peserta mendapat pembekalan materi di Gedung Serba Guna Bojonegoro KPH Bojonegoro.

Kegiatan tersebut dihadiri langsung Kepala Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Ir. Bambang Budhiarto, MM dan Wakilnya Ir. Lukman Imam Safii, MM, Kepala Biro Perencanaan dan PU beserta Kasi, Kepala Biro Pemasaran dan Perdagangan beserta Kasi dan KSS, dan diikuti segenap peserta dari General Manager KBM dan Industri, Administratur beserta Kasi PSDH, KSPH, Penguji, Asper, dan Mandor Tebang,

Selaku tuan rumah dalam sambutannya Administratur/KKPH Bojonegoro, Anggar Widiyatmoko, S.Hut menyampaikan bahwa pihaknya merasa terhormat menjadi tuan rumah dalam kegiatan job training tebangan kayu jati tersebut dan berharap dari kegiatan itu dapat meningkatkan pendapatan Perhutani.\

Job training tebangan tersebut hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman realisasi produksi agar tidak jauh dari prosentase yang dihasilkan dari praktek, sehingga target yang diharapkan dapat tercapai.

Target produksi harus tercapai dan laksanakan kerja sesuai standart operasional prosedur (SOP) tebangan dengan harapan diperoleh hasil sortimen kayu yang mempunyai nilai jual tinggi dan dapat memproduksi sesuai barang yang diminati pasar. Baik mutu maupun setatus kayu. \ n Hms Bjr/Rafik=SW

Reward and PunishmentUntuk Sukses TanamanDalam rangka monitoring dan evaluasi bidang tanaman medio

Desember 2012 lalu Administratur/KKPH Bojonegoro, Anggar Widi-yatmoko, S.Hut didampingi Kasi PSDH, Agus Ruswanda, S.Hut meninjau tanaman diwilayah Sub Barat. Tepatnya di petak 181a dan petak 168 RPH Tlotok BKPH Bubulan. Dalam peninjauan itu rombongan disambutlangsung Asper BKPH Bubulan, Siswanto, S.Hut beserta KRPH Tlotok dan Mandor tanam, Sub Wilayah Ten-gah Petak 1447 RPH Jeblokan BKPH Clebung serta Sub Timur Petak 149b RPH Sugihan BKPH Tretes.

Kegiatan itu dilakukan guna mengantisipasi secara dini kegaga-lan tanaman menuju keberhasilan tanaman 2012.

“ Kita hidup dan mencari nafkah dari Perhutani maka dari itu perlu adanya kepedulian terhadap perusahaan yang selama ini menghidupi kita,” kata Anggar disela peninjauannya itu.

Ia menekankan kepada jajarannya di lapangan bahwa kunci ke-berhasilan tanaman itu tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, yang paling utama adalah pengawasan semua jajaran Perhutani disamping dari masyarakat stakeholder lainya.

“ Terutama petugas harus melakukan pengawasan dan penga-walan secara konsisten mulai dari persiapan bibit, lokasi tanaman dipersiapkan secara matang,” tegasnya.

Dengan adanya penerapan sistem dan budaya sukses tana-man yang melekat pada setiap karyawan, Administratur berharap tanaman KPH Bojonegoro sukses. Rewards and punishment akan diterapkan untuk memotivasi petugas. Administratur juga berharap informasi , serta masukan dari petugas lapangan mengenai ken-dala baik teknis maupun non teknis sehingga dapat menemukan solusi yang tepat dalam penanganan semua permasalahan yang terjadi dilapangan.

Untuk itu di penghgujung bulan 2012 lalu Administratur juga membentuk tim sukses tanaman KPH Bojonegoro yang mempu-nyai tanggung jawab untuk memonitor dan mengevaluasi secara konsisten bidang tanaman sebagai langkah keberhasilan tanaman yang telah diprogramkan. n Hms Bjr/Rafik-SW

UT BojonegoroHijaukan Hutan

Bakti penghijauan mahasiswa Universitas Terbuka (UT) Bojone-goro bertajuk “Revitalisasi Hutan Bumi Angling Darmo” dliakukan di petak 90b RPH Ringinanom BKPH Glambangan yang dilakukan

sekitar medio Desember 2012 yang baru lewat.. Kegiatan reboisasi hutan Bojonegoro oleh mahasiswa Universitas Terbuka tersebut di-lakukan bersma pramuka Saka Wanabakti, Saka Bayangkara dan komunitas scuter Bojonegoro.

Hadir di acara tersebut Wakil Administratur/KSKPH Bojonegoro Barat, Ir. Slamet Siswanto beserta jajaran, Rektor Universitas Ter-buka, Dr. Drs. Sukarni S, Spd . MM dan sekitar 450 peserta yang ambil bagian dalam aksi reboisasi tersebut.

Dalam sambutannya Slamet Siswanto menjelaskan bahwa penanaman hutan kembali itu sangat penting bagi kita semua. Karena, katanya, satu pohon saja itu sangat berarti bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.

“ Yakni, pohon juga bisa berfungsi sebagai penyimpan air sehingga disaat kemarau kita tidak akan kesulitan air bersih dan pohon juga bisa berfungsi sebagai penahan air sehingga tidak me-nyebabkan erosi dan banjir,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, pohon juga bisa berfungsi sebagai peno-pang (penahan) angin dan sebagai pengekspor oksigen (O2) dan penghirup karbondioksida (CO2).

Sementara itu Rektor Universitas Terbuka, Dr. Drs. Sukarni S, S,pd. MM menyampaikan, bahwa tujuan dari diadakanya kegiatan reboisasi tersebut adalah untuk memberikan pembelajaran bagi mahasiswa Universitas Terbuka agar cinta terhadap bumi dan alam semesta.

“ Mahasiswa agar mau peduli terhadap lingkungan dan mempu-nyai rasa memiliki tanggung jawab terhadap keberlanjutan hutan. Sehingga kegiatan reboisasi semacam ini perlu sekali diagendakan serta dilaksanakan sebagai kegiatan rutin tahunan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiwa Universitas Terbuka Bojonegoro,” ujarnya.

Menurut Ketua Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Terbuka, Budi Utomo sekaligus merangkap sebagai ketua panitia pelaksanaan kegiatan bakti penghijauan di bumi Angling Darmo ini menyampaikan, sangat bangga terhadap teman-teman pencinta lingkungan hidup (PLH) yang mau turut serta mengikuti kegiatan tersebut.

n Hms Bjr/Rafik-SW

Rumput Vertifer Ditanam di Ciregoln KPH BALAPULANG

Untuk meminimalisir longsor yang terjadi di petak 127a dan petak 127a RPH Tonjong BKPH pengarasan KPH Balapulang sepanjang 200 meter di jalur utama kota Tegal – Purwokerto telah di tanam rumput vertifer sebagai sabuk pengikat longsor. Di lokasi tersebut sebelumnya juga sudah ditanami tanaman jenis KPS (Ka-

wasan Perlinndungan Setempat) antara lain randu, mahoni dan tana-man pagar yang mudah tumbuh seperti sungkai untuk menahan long-soran.

Administratur/KKPH Balapulang, Isnin Soiban S.Hut, MM mengatakan pola tersebut ia terapkan dari pengalamannya saat bertugas di Unit II Jabar dan Banten.

“ Rumput akan saya tanam tiga sabuk dengan jarak 2 x 1 sepanjang 200 meter di tanam zig-zag untu walang supaya sewaktu air datang bisa ditahan dan tanaman po-

kok yang ada di bawahnya tidak tergerus air. Dengan kondisi yang saya lihat saat ini tidak mungkin hidup tanaman muda kalau tidak disabuk diatasnya yang curam kemiringan 45 derajat dan rawan longsor, “ katanya.

Untuk tanaman muda, lanjutnya akan dilindungi dengan pagar brongsong bambu berdiameter 30 cm agar terlindung dari long-soran lumpur, kerikil dan air dari atas. Juga memberi nilai estetika bahwa tanaman tersebut sungguh sungguh di perhatikan.

Untuk mengantisipasi bencana longsor sebenarnya sudah diter-apkan berbagai antisipasi. Diantaranya sungai yang mengapit jalan yaitu sungai Pedes dan sungai Glagah sudah dibronjong beton ikat oleh pihak pemegang proyek jalan Ciregol CV Semangat Muda dari Banjarnegara. Itu saja belum mampu menahan gerusan air yang sangat deras. Sehingga pada 3 Agustus 2012 Gubernur Jateng H Bibit Waluyo dan Wakil Kepala Unit I Jateng, Ir. Slamet Wibowo, MM pun datang untuk melihat dari dekat di lokasi Ciregol.

Saat jumpa pers dengan media pers Bibit berharap pemerintah pusat agar mencarikan solusi untuk memindahkan jalan tersebut.

“ Ini jalur darurat yang sifatnya sementara, kalau tidak segera direlokasi dengan jalan yang baru saya yakin tidak akan bertahan lama, alias wasalam,” katanya. Dan untuk petugas Bibit berpesan agar bertindak tegas, kendaraan yang melebihi tonase agar tidak boleh lewat. n Hms Blp/Djuli K-SW

Uret “ Grandong “ Serang Akar Jati

Petak 8a Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Randegan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjarharjo Barat KPH Balapulang sebagian tanaman mudanya diserang hama uret ta-nah. Orang desa setempat biasa menyebutnya uret “Grandong”. Binatang ini berkembang biak di dalam tanah. Bentuknya serupa dengan hewan rayap namun lebih besar dan cepat berkembang biak. Hama ini masuk kedalam tanah antara 3 cm hingga 20 cm ke dasar yang mamakan akar tanaman. Di petak 8a seluas 1 ha tana-man jati KBK ( Kebun Benih Kloan) tanaman tahun 2009 mati ker-ing karena akarnya dimakan uret. Bahkan bukan hanya tanaman jati saja, pertanian tumpangsari yang ditanam pesanggem seperti padi gogo, jagung, dan lain-lain juga kering mendadak akarnya tak luput diserangan hama tersebut.. Anehnya jenis tanaman seperti kesambi dan mahoni utuh tidak dimakan hama akarnya. Hamparan rumput luas kuning mengering bak musim kemarau.

Administratur/KKPH Balapulanh, Isnin Soiban S.Hut, MM saat di lokasi menginstruksikan kepada Asper, KRPH danMandor Tanam agar mengantisipasi dini dan berkoordinasi dengan petu-gas penyuluh lapangan (PPL) Kabupaten Brebes, barangkali ada solusi untuk meminimalisir meluasnya hama. Pihaknya juga telah

Adm KPH Bojonegoro dalam kegiatan peninjauan salah satu lokasi.

Mahasiswi UT Bojonegoro asyik ikut menanam. Waka Balapulang saat menanam di Ciregol.

28 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

28

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 29

29

Page 15: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

DERAP DAERAH DERAP DAERAH

melakukan percobaan dengan cara Kebakaran terkendali yaitu rumput yang kering dibakar dijaga. Juga penyiraman dengan air garam ukuran 1 liter air dicampur dua sendok garam maupun membuat pari sekat untuk petak lokas i yang masih aman. Tetapi uret masih bisa bertahan hidup karena masuk ke dalam tanah.

Isnin mengupayakan agar tidak meluas ke tanaman muda yang lain, pihaknya akan berkoordinasi dengan kantor Unit I dan Puslibang Cepu untuk pengendalian hama tersebut.

“ Akan kami upayakan terus pencegahan supaya petak lain ti-dak tertular, di lokasi ini terdapat tanaman tahun 2009 jenis jati KBK seluas 7,5 hektar, sedangkan yang sudah terserang hama dan mati ada sekitar satu hektar di petak 8a, “ jelas Isnin.

n Hms Blp/Djuli K-SW

Trabas Jelajah Bumi Bentolon KPH BLORA

Trabas dalam rangka hari jadi Kabupaten Blora Ke-263 dilak-sanakan Minggu, 27 Januari 2013 di Bumi Perkemahan Bentolo Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dengan tema ‘Jelajah Bumi Bentolo dan penanaman sejuta pohon’ terselengara kerjasama an-

tara Perum Perhutani, Polres Blora, Kodim 0721, Yonif 410 Alugoro, Pemkab Blora dan PT.Gendis Multi Manis.

Kegiatan trabas yang memperebutkan hadiah utama 1 unit mo-bil Pick Up, 3 sepeda motor, 5 sepeda gunung, 2 kulkas, 2 TV dan doorprize lainnya diikuti sekitar 2000 peserta dari dalam dan luar wilayah Kabupaten Blora dan dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamukti, seluruh pejabat Pemkab Blora dan seluruh pejabat TNI, Polri serta BUMN.

Kegiatan diawali dengan penanaman bersama 200 pohon ter-diri dari matoa, sirsat, sukun dan jenis lainnya di kawasan hutan alam sekunder ( HAS ) petak 62 BKPH Kalonan. Usai menanam gubernur memberangkatkan Trabas ‘Jelajah Bumi Bentolo’

n Hms Blr /Teguh.

Sadapan BWI Selatan Tebaik n KPH BANYUWANGI SELATAN

Adm/KKPH Banyuwangi Selatan, Achmad Basuki S Hut pada Rapat Evaluasi kinerja 2012 menyampaikan bahwa KPH

Banyuwangi Selatan mendapat predikat Terbaik I tingkat Unit II Jatim untuk bidang produksi getah pinus. Atas prestasi itu KPH

Banyuwangi Selatan mendapat piala dan piagam penghargaan serta uang pembinaan dari Kanit II Jatim.

” Ini merupakan buah kerja keras dan kerjasama yang baik kita semua. Semoga kita kedepan di tahun 2013 kita bisa mendapat banyak lagi predikat juara di bidang yang lain,” katanya.

Rapat evaluasi hasil kinerja 2012 dan pembahasan rencana kerja tahun 2013 pada tri wulan pertama, KPH Banyuwangi Selatan berlangsung medio Desember 2012 lalu. Paparan dari berbagai bidang kegiatan KPH Banyuwangi Selatan disampaikan pada rapat yang dipimpin langsung oleh Adm/KKPH Banyuwangi Selatan, Ach-mad Basuki, SHut, MM dan diikuti oleh segenap jajarannya.

n Hms Bws/Didik N

M E N A -NAM - Kasi PSDH KPH Banyuwangi Selatan Sary-ono, BScF m e l a k u k a n penanaman bibit Jati JPP-SP diikuti oleh Asper dan jajaran-nya pada acara Ground B r e a k i n g T a n a m a n 2012 bebera waktu lalu. n Hms Bws/Didik N

Petugas mengamati pohon jati yang akarnya diserang uret grandong.

PAGI itu udara di tepi sungai Pemali Desa Prupuk Tegal udara masih bertabur embun. Berada di belakang rumah dinas Asper BKPH Larangan seorang mandor se-dang memetik daun yang sudah mendapat delapan karung daun, tetapi bukan daun teh atau yang lain. Daun daun itu adalan petikan pucuk jati yang telah di semaikan di kebun pangkas jati JPP asal Cepu di tepi ruas jalan Tegal – Purwokerto yang berada di depan Rumdin Asper BKPH Larangan.

Kartono, demikian nama mandor itu, seorang mandor persemaian yang tekun

menggeluti di bidang perse-maian. Setelah mendapat sepuluh karung daun jati, ia angkut menggunakan gerobag di dorong ke barak persemaian yang di sana sudah banyak para kaum ibu menunggu untuk dicuci, di petik ulang dan di masukan kedalam polybag untuk dima-sukan ke kuncup plastik yang sudah siap.

Kartono memulai karirnya sebagai tukang kebun TK Tunas Rimba II Prupuk Mar-gasari awal tahun 1998, ia tekun menjaga kebersihan lingkungan TK yang luas di tengan himpitan antara TPK Prupuk dan Kantor Asper Larangan. Halaman yang penuh rumput dan tidak teratur ia manfaatkan untuk ditanami berbagai macam ta-man bunga yang ia ambil dari hutan. Dua tahun Kartono menjaga TK, dan dinilai oleh Pak Sinder maka diangkatlah menjadi Mandor Persemaian

di BKPH Larangan. Di tahun 2009 KPH Balapulang mendapat amanat dari Direksi lewat kantor Unit I Jateng untuk mengelola dan mengembangbiakkan JPP stek pucuk yang berlokasi di halaman kantor BKPH Larangan. Dan Kartonolah yang di tunjuk oleh Suyatman Asper/KBKPH Larangan sebagai “ koki” mengomando persemaian di lokasi tersebut. Ia pun dengan tekun memanfaatkan waktu untuk melaksanakan target pimpinan agar memperoleh hasil persemaian yang memuaskan.

Tiga tahun Kartono menekuni Mandor persemaian JPP stek pucuk. Dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan target persemaian.

“ Kami sudah memasok di enam BKPH di KPH Balapulang, BKPH Margasari, Linggapada, Larangan, Pengarasan, Ban-hjarharjo Barat dan Banjarharjo Timur,” katanya.

Semua mendapatkan pasokan bibit Jati stek pucuk. Bahkan pada awal Desember 2012 KPH Balapulang diminta oleh Unit I untuk memasok kebutuhan bibit jati JPP SP untuk KPH Pekalongan Timur sejumlah : 17.062, sedangkan Pekalongan Barat : 23.727 plances bibit jati JPP SP. Untuk cadangan permintaan di luar KPH Balapu-lang ada cadangan bibit sekitar : 500.000 lebih di siapkan”.

Asper/KBKPH Larangan, Suyatman mengatakan cara keberhasilan ilmu yang ditularkan kepada Mandor tanam di anta-ranya agar perlakukan tanaman diperlku-kan seperti mahluk hidup.

“ Anggap ia manusia, ia butuh Hidup, perlu perhatian, perlu perlindungan, bahkan kalau tanaman sakit perlu diobati juga seper-ti kita,” katanya.

Kartono beberapa kali mendapatkan penghargaan di tingkat Unit I. Pada 2 De-sember 2012 ia diberangkatkan pada acara Ground Breaking di KPH Randublatung un-tuk menerima penghargaan sebagai man-dor berprestasi di bidang persemaian yang di serahkan oleh Gubernur jateng H.Bibit waluyo. Pada tanggal 10 Januari Kartono di berangkatkan lagi di BKPH Tuder KPH Ke-bonharjo untuk mendapatkan penghargaan dari Direktur Utama pada acara Kumpul Bareng Mbangun Perhutani.

n Hms Blp/Djuli K

Kartono Mandor persemaian BKPH Larangan,

Perlakukan Tanaman Seperti Manusia

Gubernur menanam pada peringatan Hari Jadi Blora Ke-263.

Kaswo, Mandor yang Sukses

IA dilahirkan 49 tahun yang lalu, tepat-nya 1964. Mengawali karirnya dari KPH Banyumas Barat lepas dari SMK di Pur-wokerto 1987 dan masuk Perhutani 1988 diterima sebagai Mandor Sadap di BKPH Kebasen. Lima tahun kemudain ia Kaswo mendapat promosi sebagai skuriti di KPH Kendal sampai Januari 2006.

Ayah dari dua putra Cahyo Aji dan Sugi Wibowo ini yang masing-masing duduk di kelas X dan VII dari KPH Kendal hengkang lagi dipromosikan sebagi Staf Manager Pemasaran di Pekalongan sampai 2009. Diantara itu selama tiga bulia Kaswo mengikuti kursus TU Dasar dan dua bulan kemudian Kaswo dipercaya untuk me-

mimpin sebagai Kepala TPK Karangjati di KPH Semarang. Hanya sekitar dua tahun

ia mengabdikan dirinya sebagai kepala TPK. Terhitung sejak pertengahan 2011 diberi kepercayaan di TPK Talok KBM Pemasaran Tegal sampai sekarang.

Di tempat kerja yang terakhir ini yang lebih banyak berhitung dengan angka prediksi Perhutani di masa mendatang, Kaswo nampak yakin bahwa Perhutani ke depan akan tetap eksis. Ia tuturkan, di TPK Talok misalnya sebagai tolok ukur, kondisi pemasaran di sana sangat baik.

" Kita pada 2011 produksi kayu pinus bisa tercapai 100,1 persen. Tapi sayang rencana produksi 2012 yang dulu ditar-get 15,585 M3 hanya terealisasi 14.256 M3 atau hanya 91.4 persen lantaran adanya surat perintah penghentian dari Kepala Unit I pada bulan Oktober 2012. Saya yang bisa mencapai 100 persen atau bahkan lebih kalau tidak ada surat penghentian itu," katanya.

n Hms Pkb/Romdhon - SW

Kartono di hamparan persemaian.

Kaswo.

30 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

30

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 31

31

Page 16: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

DERAP DAERAH DERAP DAERAH

Tanaman TunasSebagai Aset

n KPH NGANJUK

Kecenderungan peningkatan gangguan terhadap tanaman hu-tan berupa pencurian kayu, pemangkasan cabang dan daun secara liar, pembabatan liar, penggembalaan ternak, pengambilan batu, kebakaran hutan maupun gangguan lainnya yang mengakibatkan hutan di lokasi-lokasi tertentu mengalami kerusakan. Bahkan cend-erung menjadi tanah kosong yang mengakibatkan produktivitas hu-tan tidak berfungsi dan tidak mempunyai nilai jual yang memadai. Padahal dalam perencanaannya apabila jumlah pohon kurang dari 600 agar dilakukan pengkayaan. Dan bila jumlah pohon lebih dari 600 pelaksanaan tetap pada jumlah 600 tunggak .

Pada 2002 kondisi kawasan hutan KPH Nganjuk kesulitan dalam pembuatan tanaman di dalam areal petak-petak hutan. Banyaknya tanah kosong serta akibat pencurian kayu sehingga tegakan tersebut tinggal tunggak-tunggak belaka. Maka oleh Ir Suwarno, Administratur KPH Nganjuk pada saat itu mengambil langkah untuk melakukan pemeliharaan trubusan. Hal ini sangatlah penting untuk terus dikembangkan dan sebagai alternatif dalam upaya merehabilitasi tanaman tanpa harus mengulangi kembali sebagai tanaman baru.

Untuk itu Administratur KPH Nganjuk, Yono Cahyono S Hut dalam upaya menuju KPH Mandiri dengan memperhatikan tiga aspek utama people, profit dan planet, dan juga hasil redesign kelola hutan KPH Nganjuk merencanakan kawasan trubusan 111,8 Ha. Pengelolaan hutan dengan metode Opslag Culture khususnya pada kelas hutan TBK (tanaman bertumbuhan kurang). Cara ini dengan harapan dapat mempercepat penutupan lahan dengan bi-

aya minimal tetapi tetap mampu memberikan tambahan kontribusi pendapatan secara maksimal terhadap perusahaan. Disamping itu juga sebagai acuan bagi Asper, KRPH beserta mandor tanam sebagai petugas lapangan agar tanaman di wilayah KPH Nganjuk utamanya yang kesulitan mencari pesanggem atau di lokasi-lokasi tanaman kritis dapat diatasi dengan metode tersebut.

Kegiatan uji coba Opslag Culture meliputi tebangan dan tana-man dengan metode Opslag Culture pada kelas hutan TBK asal Trubusan petak 56 b luas 37,9 Ha RPH Bendosewu BKPH Tritik pada tahun 2012. Dan pengelolaan trubusan jati berupa tebangan B1 sebanyak 9.984 Pohon = 1.190 M3 sedangkan jumlah tunggak yang dipelihara sebanyak 389 tunggak/ha. n Hms Ngjk/Henny R

Pemeliharaan Tanaman Asal Tunas

P e l a k s a n a a n dalam memilih dan menentukan petak tanaman jati yang akan direhabilitasi dengan pemeliharaan tana-man asal tunas, perlu memperhatikan tiga hal pokok. Yaitu pertama, kerawanan gangguan, baik berupa pencurian kayu, pemangkasan cabang dan daun se-cara liar, pembabatan liar, penggembalaan ternak, pengambilan batu, kebakaran hutan maupun gangguan lainnya, sehingga bila dibuka atau dimulai lagi dengan tanaman baru akan disangsikan

keberhasilannya.Kedua, tanaman jati berumur sampai dengan 10 tahun atau maksimum 20 tahun, yang tumbuh kerdil, bengkok-bengkok dan banyak tunas asal tunggak. Dan ketiga, pohon tinggal dengan Dkn < 0,4. Pohon-pohon tinggal tersebut ditambah dengan tunggak-tunggak yang hidup sehat ( banyak tunasnnya dan pera-karannya baik) yang tersebar merata.

Jumlah minimal pohon per hektar untuk umur sampai 10 tahun, bonita 2 1⁄2 sebanyak 1.600 batang dan Bonita 3 sebanyak 1.200 batang. Sedang untuk umur 11 -20 tahun bonita 2 1⁄2 sebanyak 850 batang dan bonita 3 sebanyak 650 batang.

Selanjutnya sesuai dengan petunjuk kerja pembuatan tanaman jati asal tunas ( Opslag cultur ) oleh Kasi PSDH , Luthfian Noor menerangkan bahwa dalam pelaksanaan pembuatan tanaman tunas terdiri dari :

A. Sistim tanam bisa dilaksanakan secara sistim tumpang sari atau banjar harian.

1. Pembabatan Tanaman LiarDengan sistim tumpang sari maka pembabatan harus dimulai

dalam bulan April. Semak-semak, perdu dan tanaman lain dibabat, dikumpulkan untuk dimanfaatkan sebagai gubuk-gubuk semen-tara.

Apabila dengan sistim Banjar Harian, maka pelaksanaannya dimulai bulan Agustus/September.

2. Penebangan Pohon dan Pemotongan Tunggak. Dalam bulan September/Oktober atau menjelang musim hujan dilakukan pene-bangan pohon-pohon jati yang berpenotipa jelek ( bengkok, kerdil, tidak sehat, cacat dan lain-lain ) dan pemotongan tunggak-tunggak yang masih sehat dengan menggunakan gergaji tangan (bow saw). Sedangkan pohon-pohon jati yang tumbuh sehat tetap dipelihara. Untuk menghindari genangan air pada tunggak-tunggak, maka pemotongan dilakukan miring, tinggi tunggak bagian yang rendah 2 (dua) cm dan bagian yang tinggi 5 (lima) cm diatas tanah,kemudian diberi preservak atau tir.Sebelum pendangiran, terlebih dahulu dibuat piringan tanaman dengan radius + 100 cm dari tunggak. Dan sepanjang larikan tanaman jati yang sudah dipotong tanahnya perlu didangir .

3. PemeliharaanUntuk menjaga dan merawat pertumbuhan tunas agar kualitas

pohon baik maka pemeliharaannya perlu dilakukan sampai umur lima tahun. Adapun upaya perbaikannya yakni (a) Pemulihan tunas,

tunas tumbuh pada tunggak biasanya lebih dari satu. Untuk itu perlu dipilih 1 (satu) tunas yang tumbuhnya paling baik, sedangkan tunas lainnya dimatikan/diwiwil. (b) Penyulaman, apabila dalam larikan tanaman pokok terdapat lubang-lubang (ompong) karena tidak ada tunggak tanaman lama ataupun tidak tumbuh tunas, maka perlu disulam menggunakan stump. Dan penyulaman pada musim hujan. (c) Pendangiran, dangir dilaksanakan pada tanaman tahun pertama terutama yang aerasi tanahnya kurang baik. (d) Pemangkasan Tanaman Sela, tujuannya untuk melipatkan perkembangan akar, dilakukan setelah pendangiran selesai. Tiap satumeter ditinggalkan satu tanaman sela yang akan dipelihara sebagai pohon bibit. (e) Wiwil, tanaman yang masih muda biasanya dibatangnya banyak tunas-tunas bakal cabang, agar dilakukan pemangkasan cabang dengan hati-hati jangan sampai meninggalkan luka yang besar. (f) Penyiangan dan Pembersihan Tumbuhan Liar, untuk melakukan penyiangan dilakukan dalam lajur tanaman pokok selebar + 1 m, dengan cara pembabatan tumbuhan liar agar cahaya matahari bisa masuk dan mengatasi persiangan tumbuh. (g) Pemupukan, pemupukan dilakukan baik terhadap tanaman muda maupun tana-man tua. Untuk tanaman muda pemberian pupuk dilakukan dengan membuat 4 (empat) lubang sedalam + 10 cm dengan diameter + 20 cm disekitar perakaran, sedangkan bagi tanaman tua dilakukan dengan membuat alur selebar + 20 cm sedalam + 10 cm yang men-gelilingi pohon dengan jari-jari alur sekitar 1 sampai dengan 3 m tepatnya disekitar ujung perakarannya.

Ditambahkan Luthfian Noor dengan pengawalan tanaman tunas/trubusan sejak dini, sehingga mempercepat rehabilitasi hutan serta menambah penghasilan bagi KPH yang minus untuk menjadi KPH surplus.

Selain giat pembuatan tanaman jati tunas dilakukan juga pem-buatan tanaman jati asal tunas dari tebangan maupun tunggak pencurian,disampaikan Agus Sulthony ,antara lain :

Dilakukannya Uji petik dengan melakukan penebangan pohon sampel sebanyak 10 pohon dengan hasil sebagai berikut :

a). Sortimen A II = 0,477 M3 = 23 %b). Sortimen A I = 1,502 M3 = 73 %c). KBP = 0,075 M3 = 4 % = 2,054 M3 Dari hasil analisa uji petik didapat :a. Pencapaian realisasi diestimasi hanya tercapai 88 % ( Target

uji petik : 2,322 M3 ; realisasi : 2,054 M3 ).b. Mutu Kayu :• T –UP = 61 %• M/L = 39 %c. Dari kayu uji petik terindikasi terdapat kayu dengan gubal

tebal pada posisi sortimen A I sebesar 47 %.Pembuatan tanaman tunas asal tebangan maupun tunggak

pencurian perlakuannya sama dengan pembuatan tanaman tunas, hanya saja perlu memeriksa sekaligus seleksi tunggak-tunggak yang tumbuh baik, Sebagai mekanisme Lacak Balak dilakukan penandaan pada tunggak bekas penebangan berupa petak hu-tan, nomor tebang, nomor pohon, dan identitas penebang serta tanggal penebangan yang selanjutnya dilakukan pengambilan titik koordinat menggunakan GPS pada setiap tunggak dan dilakukan regristasi atau pencatatan titik koordinat.

Kegiatan ini diharapkan agar potensi sumberdaya hutan akan lebih maksimal, mengingat keberhasilan tanaman merupakan salah satu kegiatan yang dapat menjaga eksistensi Perusahaan.

Pemeliharaan tunas jati pasca pencurianSetiap tahun usaha penanaman kembali telah dilaksanakan

dan keberhasilannya cukup memuaskan, akan tetapi tidak sedikit dalam perjalanan umur tanaman sampai dengan KU II bahkan masih dalam KU I tidak dapat dipertahankan karena akibat dari gangguan keamanan hutan yang tidak bisa dikendalikan sehingga mengancam keberadaan hutan tersebut.

Pemeliharaan tunas jati yang berasal dari tunggak pencurian pohon sehingga tunggak-tunggak yang masih hidup dilakukan pemeliharaan tunasnya maka dapat meningkatkan produktifitas hutan.

n Hms Ngjk/Henny R

Pemantapan Tebangan 2013n KPH JOMBANG

Mengawali pekerjaan tahun 2013 Perum Perhutani KPH Jom-bang melaksanakan kegiatan Pemantapan Tebangan tahun 2013 agar pencapaian produksi nantinya bisa lebih optimal. Kegiatan pemantapan tebangan dilaksanakan di petak 66 d RPH Sumberniri BKPH Krondong yang merupakan salah satu petak Tebangan KPH Jombang di Tahun 2013.

Agenda acara meliputi penyegaran materi teknis tebangan, tek-nis dan praktek pembagian batang, keselamatan kerja dan diskusi hasil pembagian batang yang disesuaikan dengan upaya peningka-tan produksi dan optimalnya nilai jual produksi kayu.

Pemantapan ini diikuti oleh seluruh jajaran dan mandor tebang seluruh KPH Jombang. Pemberi materi dari Kasi PSDH, Wakil Administratur dan pengarahan serta motivasi dari Administratur. Sedangkan materi pembagian batang dan optimal produksi untuk pemasaran kayu dari Penguji KPH Jombang.

Dengan kegiatan ini diharapkan pencapaian produksi kayu dari hasil tebangan tahun 2013 dapat mencapai target produksi dan peningkatan pendapatan Perum Perhutani secara umum di tahun 2013 ini. n Hms Jbg/Arief Bidj’s.

Opslag CulturTumbuh Diatas 90 %Petak 138 RPH Boyolali BKPH Ngujung Timur KPH Jombang

merupakan petak uji coba upaya Opslag Cultur, yang pada saat awal pencanangan dan dimulainya upaya penunggalan tunas ini dikunjungi oleh Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto me-dio 2012 lalu.

Dengan cara Opslag Cultur yang memanfaatkan petak seluas 15,0 Ha yang banyak tumbuh trubusan Jati dilakukan langkah pembabatan jalur membentuk larikan, pemotongan dan perawatan tunggak, penunggalan tunas dan penutupan permukaan tunggak.

Ir Suwarno ketika berkunjung di lokasi pemeliharaan tanaman trubusan.

Potensi tanaman trubusan.

32 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

32

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 33

33

Page 17: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

DERAP DAERAH DERAP DAERAH

Ini dilakukan dan diharapkan dapat meningkatkan potensi sumber daya hutan dengan pertambahan tutupan tanaman hutan yang baik dan berkualitas.

Pada saat pengamatan di bulan Januari 2013 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dengan prosentase tumbuh di atas 90% dan pencapaian tinggi rata rata 150 cm.

Perlakuan infusUpaya dengan uji coba

penanaman di musim ke-marau dengan teknik infuse tanaman Jati menunjuk-kan keberhasilan dengan memantau perkembagan dan pertumbuhan tanaman tersebut. Tanggal 28 Juli 2012 di saat musim kema-rau yang panjang diamatai langsung oleh Dirut Perum Perhutani Bambang Suk-mananto beserta rombon-gan dari Direksi dan Perum Perhutani Unit II Jatim.

Dengan perlakuan infuse dan dipantau per-

tumbuhannya sampai memasuki musim penghujan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik. Pada 5 Januari 2013 dilakukan pengamatan pertumbuhannya diperoleh hasil berupa tanaman Jati dengan batang yang cukup sehat, besar, dengan daun yang segar dan mencapai ketinggian rata rata 60 cm.

Semoga dengan Inovasi ini merupakan motivasi dan langkah yang baik untuk meningkatkan potensi sumber daya hutan di Pe-rum Perhutani secara umum

n Hms Jbg/Arief Bidj’s

Tectona Car Washn KPH PURWODADI

Bertempat di halaman belakang Kantor KPH Purwodadi, 23 Januari 2013 Administratur/KKPH Purwodadi, Ir Gunawan Catur HR,MP telah meresmikan penggunaan Cuci Mobil dan Motor untuk umum yang diberi nama Tectona Car Wash.

Wakil Administratur/KSKPH Purwodadi Iwan Wahyu Setyawan, S.Hut selaku Ketua Tim Pengembangan Usaha mengatakan, didiri-kannya cucian mobil dan motor ini adalah bentuk pengembangan usaha untuk menambah penghasilan di luar usaha pokok. Tectona Car Wash merupakan Investasi dari Unit I Jawa Tengah, didirikan melalui Rapat Tim Pengembangan Usaha yang diawali dari survei bahwa usaha cucian mobil yang berada di Purwodadi selalu penuh banyak yang antri dan diprediksi jumlah mobil dan motor semakin banyak sehingga optimis usaha tersebut akan sangat mengun-

tungkan. Direncanakan pendapatan rata-rata perhari 12 mobil @ Rp 20.000 dan 30 motor @ Rp 6.000 sehingga total perharinya Rp 420.000. Setiap konsumen yang mencucikan mobil atau motornya diberikan gratis minuman air mineral kemasan gelas dari produk Perhutani.

Tectona Car Wash memiliki dua hidrolis dengan jumlah tenaga 6 orang tenaga cuci dan 1 orang tenaga kasir. Tenaga tersebut digaji dengan cara bagi hasil yakni untuk Perhutani 60 % dan tenaga 40 % Tempat tersebut dilengkapi dengan fasilitas Ruang tunggu ber AC dan tempat karaoke sehingga konsumen bisa menunggu den-gan nyaman.

Dalam upaya peningkatan penghasilan selain usaha tersebut di atas, KPH Purwodadi juga mengoptimalisasikan Aset yang lain dan sampai saat ini sudah berjalan diantaranya ;Penginapan City Viev yang berada di BKPH Jatipohon , Rumah Dinas yang tidak terpakai di sewakan untuk umum dan lahan yang berada di luar kawasan hutan disewakan dijadikan kios maupun warung.

Dalam sambutannya Gunawan Catur mengatakan kita harus berbangga telah memiliki usaha ini dan ternyata masyarakat me-nyambut baik dan senang itu terbukti saat louncing pertama di buka pada senin dua hari yang lalu banyak yang berbondong-bondong antri untuk menyucikan mobil maupun motornya.

Selain daripada itu kami berpesan kepada tenaga cuci agar se-lalu jujur jangan sampai ada barang yang hilang di dalam mobil dan

selalu menjaga kualitas terkesan betul-betul bersih cara nyucinya, sehingga konsumen akan percaya dan kembalai lagi kesini.

n Hms Pwd/Suharto

Reward dan Kenaikan PangkatBertempat di Gedung Aula Perum Perhutani KPH Purwodadi

Administratur Perum Perhutani KPH Purwodadi, Ir.Gunawan Catur HR, MP baru-baru ini telah membagikan SKPT kenaikan pangkat kepada sebanyak 53 orang SKPT Kenaikan Berkala 29 orang serta memberikan hadiah dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi sebanyak 30 orang yang terdiri dari berbagai bidang atau bagian sekaligus membagikan SPK kepada segenap Asper/BKPH pada acara Pembinaan Karyawan yang dilaksanakan pada awal tahun 2013 tanggal 7 Januari 2013 yang lalu.

Acara tersebut dihadiri sebanyak 300 orang yang terdiri dari segenap Asper masing-masing mengajak perwakilan KRPH dan Mandor serta ibu-ibu Paguyuban yang kemudian dilanjut dengan arisan.

Dalam sambutannya Gunawan Catur mengatakan bahwa kita telah menyelesaikan kinerja tahun 2012 secara optimal dan berharap mudah-mudahan di tahun 2013 kinerja kita akan lebih meningkat.

“ Sebab baik dan buruk, maju dan perkembangnya Perusahaan tergantung kita sendiri sebagai karyawan Perhutani. Oleh karena kita berbasis Sumber Daya Hutan maka langkah awal yang harus

Pengamatan Perkembangan hasil Opslag Cultur di Petak 138 oleh Adm, Wk Adm, Asper Ngj Timur

dibenahi adalah peningkatan Sumber Daya Hutan dan Sumber Daya Manusia itu memerlukan kebersamaan dan kemauan dari berbagai pihak baik dari karyawan kantor maupun di lapangan,’ katanya.

Program awal dengan adanya JPP Stek Pucuk yang diharap-kan pada umur 15 tahun dapat mencapai produksi sebesar 150 M3/ Ha kalau harga minimal sebesar Rp 2.000.000/M3 maka kita bisa mendapatkan Rp 300.000.000 /Ha. Sehingga dengan hanya menebang 100 Ha/Th pendapatan kita bisa mencapai Rp 3 milyar per tahun.

“ Oleh karena itu kita hanya perlu dengan daur 20 tahun cukup 2.000 Ha saja ; padahal luas KPH Purwodadi 19.636,5 Ha bisa kita bayangkan betapa akan kayanya perusahaan kita nanti. Dengan hal apa yang kita sampaikan tadi marilah kita bersama-sama bahu-membahu dengan sadar diri untuk membangun Sumber Daya Hutan kita tersebut khususnya mensukseskan tanaman JPP Stek Pucuk,” pinta Catur.

n Hms Pwd/Suharto

Rejeki Di Musim Tebangann KPH KEBONHARJO

Dengan adanya kegiatan tebangan habis kayu jati di petak 99 b RPH Tuder, BKPH Tuder pada akhir Januari 2013 sisa-sasa kayu rencek menjadi rejeki tersendiri bagi puluhan lebih orang pencari rencek.

Sumiyati (42 th) warga Desa Joho, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang adalah salah satu dari puluhan orang pencari rencek,

menuturkan banyak rejeki dari hutan jati mulai dari daun, hijauan makan ternak dan juga rencek yang didapat dari lahan tebangan milik Perhutani itu digunakan sebagai kayu bakar sendiri namun tidak menutup kemungkinan bila ada yang membutuhkan juga di-jual kepada orang lain. Uang hasil jual rencek itu sangat membantu kebutuhan keluarga terang Sumiyati yang sudah mempunyai dua orang anak itu.

Satu bongkok yang dimuat sepeda ontel itu bisa laku Rp 20 – 30 ribu kata Sumiati. Bahkan dalam satu hari terkadang ia bisa dapat dua kali.

“ Yah.. sangat senang biarpun terkadang juga harus berebut dengan teman yang lain setiap kayu jati Perhutani itu roboh,” ka-tanya.

Dalam kesempatan terpisah Kaur Produksi KPH Kebonharjo, Parwadi mengatakan, kontribusi dari Perhutani untuk masyarakt sekitar hutan, bukan hanya sharing hasil produksi namun masih banyak lainya seperti, rencek, hijauan makan ternak, daun jati, ada juga yang sifatnya musiman seperti musim entung, musim boros atau kunci serta pemanfaatan lahan dibawah tegakan juga dapat dimanfaatkan oleh para petani sekitar hutan.

Sementara Waka Administratur, Asep Ruskandar BScF mengatakan, untuk para pencari rencek dan tenaga tebangan harus mentaati aturan yang berlaku dilapangan, SMK3 harus di-laksanakan di semua wilayah KPH Kebonharjo, karena dilahan te-bangan itu rawan kecelakaan kerja, untuk para mandor tebang juga harus selalu waspada jangan sampai terjadi kecelakaan kerja di wilayah Perhutani Kebonharjo. Dikarenakan Perhutani Kebonharjo sudah mendapat pengakuan dari badan Internasional berupa serti-fikat pengelolaan hutan lestari. Perhutani menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan pendekatan kepada masyarakat sekitar hutan secara berkesinambungan dan terus menerus, maka berdampak positif terhadap keamanan hutan di wilayah KPH Kebonharjo. Setiap akan ada tindak gangguan keamanan hutan, masyarakat segera mem-berikan informasi kepada petugas, sehingga gangguan keamanan hutan dapat di antisivasi dan diminimalisir secara dini sehingga ke-amanan hutan di wilayah hutan Kebonharjo boleh dikatakan sangat kondusif.

n Hms Kbh/DJ

LMDH Terima SharingProduksi Kayu

n KPH PADANGAN

Bentuk kesungguhan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) telah dibuktikan Adminstratur KPH Padangan di awal tahun 2013 ini. Bersama jajarannya, Ir. Lorentius Suhartana menghadiri acara Penyerahan Sharing Produksi Kayu Tahun 2011 di Balai Desa Kalangan Kabupaten Bojonegoro yang berbatasan dengan Kabupaten Ngawi. Hadir dalam acara tersebut, Kepala Desa Kalangan, Muspida dan beberapa tokoh masyarakat.

Siti Rupinah Kades Kalangan menyambut baik bentuk kerja sama yang selama ini dilakukan pihak Perum Perhutani. Dalam sambutanya ia menyatakan akan selalu mendukung dan mengawal kerja sama ini sehingga masyarakat desa Kalangan melalui LMDH Lestari Mulyo dapat hidup layak dengan pengetahuan yang cukup. Melalui program PHBM ini pula masyarakat dapat menanam tana-man jenis palawija di areal hutan dengan sistem tumpangsari yang hasilnya sangat membantu perekonomian masyarakat desa Ka-langan, Wengkon LMDH Lestari Mulyo di Wilayah KPH Padangan seluas 1.300 ha lebih meliputi di RPH Kalangan dan RPH Kates.

Dalam kesempatan itu pula, Ir. Lorentius Suhartana me-nyatakan akan tetap melakukan kerjasama dengan masyarakat desa Kalangan melalui LMDH Lestari Mulyo. Dari segi lingkungan dan keamanan khususnya areal hutan sudah sangat baik, mem-bantu kelancaran masyarakat dan petugas Perum Perhutani dalam menjalankan aktivitas sehari – hari. Untuk itu sangat layak diberikan

Adm/KKPH Purwodadi, Ir Gunawan Catur HR,MP memberikan hadiah kepada mandor tanam terbaik Ranking I Budi Hartono dari RPH Karanggetas BKPH Pojok.

34 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

34

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 35

35

Page 18: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

DERAP DAERAH DERAP DAERAH

apresiasi dalam bentuk sharing hasil produksi bagi LMDH Lestari Mulyo yang selama ini banyak membantu dalam melestarikan hu-tan disekitar wilayah desa Kalangan.

“ Kedepan akan lebih di tingkatkan lagi baik kwalitas dan masa panen kayu, dengan menanam bibit jati yang dapat di panen hanya dengan kurun waktu 20 tahun,” katanya,”

Dikesempatan itu, Ir. Lorentius Suhartana menyerahkan dana sharing hasil produksi tebangan di wilayah RPH Kalangan BKPH Ngelo kepada Ketua LMDH Lestari Mulyo Desa Kalangan, sebesar Rp 45.241.544 yang disaksikan Kepala desa Kalangan, Waka Adm. Padangan Barat, Kasi PSDH, KSS. PHBM serta perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat.

Dalam acara tersebut juga dijelaskan secara transparan ten-tang pembagian sharing hasil produksi kepada LMDH agar secara umum bisa memahami tentang kerjasa sama sebagaimana ketentu-an yang diatur oleh Mentri Kehutanan maupun Perhutani, sehingga LMDH bisa memahami antara hak dan kuajiban yang diatur dalam surat perjanjian kerjasama ( SPKS ) yang sudah di aktanotariskan. Dana sharing tersebut diharapkan dapat meningkatkan usaha eko-nomi produktif dan membantu keamanan hutan lestari.

n Hms Pdg/

P.K.B.L.

Adm/KKPH Balapulang, Isnin Soiban S.Hut, MM menyerahkan kepada salah satu mitra binaan KPH Balapulang.

KPH BALAPULANG - KPH Balapulang, 21 Desember 2012 lalu menyalurkan pinjaman lunak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) kepada 11 mitra binaan pengusahan kecil bidang usaha perdagangan dan peternakan. ntuk usaha perdagan-gan diserahkan sebesar Rp 74 Juta dan usaha peternakan Rp 15 juta.

Administratrur KPH Balapulang, Isnin Soiban S.Hut, MM menyarankan agar pinjaman yang ada supaya di manfaatkan

betul-betul untuk kelangsungan usaha agar kedepannya bisa lebih mandiri dan berkembang serta lancar dalam mengansur pengem-baliannya.

“ Hutang piutang adalah hukumnya wajib mengembalikan. Usaha bisa besar karena dari kecil, karena dengan ketekunan dan kegigihan maka usaha yang semula kecil akan terus berkembang, yang utama jangan lupa sisihkan sedikitnya 1,5 persen rejeki kita untuk mereka fakir miskin dan anak yatim,” kata Isnin.

n Hms Blp/Julli K

KPH BANYUWANGI SELATAN - Pada 19 Desember 2012 lalu Administratur/KKPH Banyuwangi Selatan, Achmad Basuki, SHut, MM menyerahkan Dana Pinjaman Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar Rp 375 juta kepada 13 mitra binaan.

KPH Banyuwangi Selatan sejak 1992 hingga tahun 2012 telah meyalurkan dana pinjaman sebesar Rp 1.800.500.000 dengan kategori lancar. Kepada para penerima pinjaman Achmad meminta agar tidak ada yang menunggak pembayaran angsuran demi kelan-caran perputaran dana tersebut.

n Hms Bws/Didik N

KPH PEMALANG - Bertempat di Aula gedung Tumpangsari Kantor KPH Pemalang, Administratur/KKPH Pemalang A. Fadjar Agung Susetyo, S.Hut, belum lama ini menyerahkan bantuan pinja-man modal PKBL bagi usaha kecil dan Koperasi sebesar Rp 79 juta yang diserahkan untuk delapan pengusahan kecil dan Koperasi.

Penyerahan bantuan yang disaksikan pejabat dari Disperindag-kop Kabupaten Pemalang tersebut, Administratur/KKPH Pemalang dalam sambutannya, bahwa bantuan ini bukan hibah tapi pinjaman lunak yang dimanfaatkan untuk memperlancar usaha sehingga

Administratur/KKPH Pemalang A.Fadjar Agung Susetyo, S.Hut saat menyerahkan bantuan PKBL

Estafet Semangat TanamKPH MADURA - Tidak mau kalah dengan para seniornya

para rimbawan KPH Madura, hari pertama masuk sekolah, Senin 7 Januari 2013 murid TK Tunas Rimba cabang Madura melaksanakan kegiatan tanam pohon di sekitar sekolahnya.

Sorak-sorak dan tawa canda mewarnai acara yang dipra-karsai Ketua Yayasan TK Tunas Rimba Cabang Madura Ny Murgunadi dibantu para guru pengajar yayasan tersebut. Tidak kurang dari 50 bibit pohon ditanam hari itu oleh tangan-tangan mungil penerus estafet perjuangan rimbawan Madura.Kkarena bukan tidak mungkin merekalah kelak yang akan menjadi pe-mimpin dan penerus untuk menghijaukan Bumi Pertiwi.

Ditemui terpisah Administratur/KKPH Madura, Ir.Murgunadi MM mengatakan sangat bangga akan semangat menanam yang sudah tumbuh dari siswa/siswi TK Tunas Rimba ini perlu kita jaga agar kelak mereka bisa tumbuh menjadi insan-insan rimbawan tulus yang tangguh yang akan makin mengobarkan semangat juang rimbawan –rimbawan pendahulunya imbuh beliau. n Hms Mdr/Herman.

Ny Murgunadi paling kanan saat mendampingi murid TK Tunas Rimba menanam pohon di lingkungan sekolah.

PEMBERIAN TALI ASIH - Disela kunjungan kerjanya di TK Pertiwi Bumijawa KPH Pekalongan Barat, beberapa waktu lalu, Ketua Yayasan Perkumpulan Wanita (YPW) Unit I Jawa Tengah, Ny Teguh Hadi Siswanto menyempatkan menyambangi keluarga almarhumah Ny Prastuti yang telah menjabat sebagai guru di TK itu selama sekitar 36 tahun. Untuk itu atas jasa-jasanya Ketua YPW Jawa Tengah memberikan tali asih sebagai rasa syukur dan terima kasihnya kepada almarhumah yang telah berhasil membina dan membesarkan TK Pertiwi Bumijawa. n Hms Pkb/Romdhon-SW

dengan tambahan modal usahanya akan terus berkembang. Anton menegaskan, agar bantuan ini hendaknya dapat dipergunakan sebagai tambahan modal usaha, bukan dipergunakan untuk yang lainnya. Walaupun nilai nominal pinjaman tersebut sangat kecil, tetapi tetap harus dimanajemen dengan baik sehingga dapat meng-hasilkan sesuatu yang besar. Anton menghimbau hendaknya mitra binaan yang sudah menerima pinjaman ini agar selalu mentaati kesepakatan yang sudah dibuat, diantaranya dalam hal pengem-balian pinjaman dengan cara mengangsur dengan tepat waktu. Karena dana ini setelah terkumpul juga akan digulirkan kepada mitra binaan lain yang membutuhan, katanya.

Sementara itu, dalam sambutan Dispserindagkop Kabupaten Pemalang yang diwakili Kepala Bidang Koperasi Kholimin dian-taranya menyampaikan, bahwa bantuan berupa pinjaman lunak untuk para pengusaha kecil dan Koperasi merupakan wujud nyata dari keseriusan Perhutani dalam ikut partisipasi mensejahterakan masyarakat. Untuk itu niat baik dari Perhutani agar diimbangi oleh segenap mitra binaan, khususnya kedisiplinan dalam mengangsur pinjaman dengan tepat waktu dan pinjaman modal yang sudah diterima benar-benar dimanfaatkan untuk usaha.

Nampak hadir dalam acara penyerahan PKBL tersebut, Wakil Adm/KSKPH Endang Junaedi, Bsc.F, Kepala Tata Usaha Bambang Sugiarto B, BSc, KSS PHBM Endang Supriyono dan segenap Asper/KBKPH dalam wilayah KPH Pemalang. n Hms Pml/Dodi S

PROMOSI & MUTASIKPH BANYUWANGI SELATAN - Bertempat di Aula Perhutani

Banyuwangi Administratur/KKPH Banyuwangi Selatan, Achmad Basuki, Shut,MM belum lama ini melantik sejumlah pejabata baru di lingkungnnya. Mereka adalah Karji (Asper Parengan Utara KPH Parengan ) sebagai Asper BKPH Sukamade, Sugito (Danru Pol-mob) sebagai KRPH Pulomerah, Jaka Kasmari (Anggota Polmob KPH Parengan) sebagai Danru Polmob, Sumarji (Mandor BKPH Karetan ) sebagai Kaur Perencanaan, Dedi Anwar (Kaur Perenca-naan) sebagai KRPH SenepoUtara, Suryani, Shut (KRPH Senepo Utara) sebagai Kaur Tanaman, Supartono (staf PHBM) dilantik menjadi Kaur TUTK BKPH Karetan dan Sugimin (TUTK BKPH Pedotan ) dilantik menjadi Kaur TUTK BKPH Pesanggaran.

n Hms Bwi S/Didik N-SW

KPH PEKALONGAN BARAT - Beberapa waktu lalu Adm/KKPH Pekalongan Barat, Ir Eka Wahyu Sukartiko MP menyaksikan acara serah terima jabatan di lingkungan KPH itu. Mereka Dwi Nugroho (Mandor Polter BKPH Paguyangan) sebagai KRPH Sirampog, Agus Riyanto (Mador Polter BKPH Salem) menjadi KRPH Guci, Kurso sebagai KRPH Cipanas, M Romdiyanto (Staf Data) menjadi Kaur Data.

Sementara pajabat yang mendapat promosi yakni Jarwono (KRPH Guci) ke KRPH Tigasari BKPH Moga, Poniman (KRPH Ti-gasari) ke KRPH Dukuhtengah BKPH Bumijawa, Suti Suryaningsih SE (Kaur Data) sebagai Kaur Umum. n Hmd Pkb/Romdh-SW

KPH JOMBANG - Pada 17 Januari 2013 merupakan kegiatan rutin setiap bulan untuk melaksanakan Upacara Bendera, yang khusus pada upacara di awal tahun 2013 ini adalah sekaligus Penyerahan SK kenaikan pangkat bagi karyawan Perum Perhutani KPH Jombang. Merupakan suatu motivasi khusus di awal tahun untuk meningkatkan kinerja karyawan, sehingga di tahun 2013 ini pencapaian dan pendapatan perusahaan akan jauh lebih menin-gkat. Dari 18 karyawan yang naik pangkat di awal tahun ini juga mendorong dan memotivasi bagi seluruh karyawan yang lain untuk mengikuti jejaknya naik pangkat di kesempatan berikutnya.

n Hms Jbg/Arief Bidj's

RALAT- Pada terbitan BINA Edisi 11 Januari 2013/Th.XXXIX halaman 33 berita berjudul “Pt 67d RPH Gemarang Kembali ke Perum Perhutani” seharusnya adalah 'Pt 67d RPH Gemarang adalah milik Perum Perhutani KPH Saradan “ yang benar adalah tanah milik Negara yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Saradan”. Hms

36 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

36

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 37

37

Page 19: LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Triliunan Rupiah Dari Tanaman ... · PDF file“ Tugas penggarap selain memelihara ... man pertanian semusim di dalam kawasan ... lolaan budidaya tanaman

DERAP DAERAH H P K

Natalan Bersama Rimbawan Kristiani Jateng

Guna meningkatkan iman dan ketaqwaan anggota jemaat dan menjadi sara pembinaan bagi segenap rimbawan kritiani, 10 Januari 2013 Rimbawan Kristiani Jawa Tengah menyelenggarakan Natal bersama di Gedung Rimba Graha Semarang.

Peringatan yang merupakan puncak dari rangkaian kegiatan umat rimbawan Kristiani itu sebelumnya juga telah didahului aksi-aksi sosial dengan mendatangi Gereja-Gereja yang membutuhkan bantuan dan kegiatan Pengobatan Gratis.

" Ini sebagai rasa syukur kita dan memasuki tahun yang baru ini (2013-red) sebagai ungkapan terima kasih karena campur tangan Tuhan yang memungkinkan kita semua diberi kesempatan mema-suki tahun yang baru ini," kata Ir Gunawan Sidik Purnomo selaku ketua Panitia kegiatan natal bersama rimbawan Kristiani Jawa Tengah (10/1).

Selain itu, lan-jut Gunawan yang kesehariannya juga sebagai Adm/KKPH Pekalongan Timur itu, perayaan natal bersama itu juga mempunyai tujuan sebagai sarana pem-binaan bagi segenap rimbawan kristiani dan mempererat tali persaudaraan seb-agai orang rimbawan kristiani.

Kegiatan perin-gatan natal bersama

itu juga menggandeng Yayasan Terang Bangsa melalui Radio Rhema FM Semarang yang dengan tulus memberikan pelayanan. Sehingga Kegiatan peringatan Natal dan Tahun Baru Rimbawan Kristiani Jawa Tengah berjalan dengan baik. n SW.

30 LMDH Disetujui Terima BansosBLM-PPMPBK 2013

DALAM upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, Himpunan Pensiunan Kehutanan (HPK) Jawa Tengah melakukan berbagai terobosan kegiatan bidang usaha. Selain usaha penanaman pohon sengon yang sudah berjalan, tahun ini menawarkan kepada anggotanya usaha budidaya tanaman jahe dengan sistem potting dan pengembangan ketela pohon unggul.

“ Ya kita tahun ini menawarkan kepada anggota tanaman jahe unggul, yakni jahe jenis emprit dan jahe merah. Kita jual Rp 30 – 40 ribu per pot dan kalau sudah tujuh bulan panen per kilonya kita beli Rp 300 ribu,” kata Ketua HPK Jawa Tengah, Takdir Ismoyo kepada BINA disela acara penana-man hutan kota di komplek Kampus Unisula Semarang (18/1).

Dikatakan, jahe-jahe unggul tersebut sudah diberi pupuk khusus, sehingga ang-gota yang berminat tidak perlu repot-repot, tapi cukup hanya menyiram saja. Bila saat panen petugas yang akan datang untuk menimbang dan membayarnya. Untuk ma-salah pemasaran sendiri ia katakan sudah tidak ada masalah, pihaknya sudah punya channel melalui Paguyuban Tanaman Em-pon-Empon Jawa Tengah.

“ Kita sudah kontrak sehingga pemasa-rannya tidak khawatir,” tegas Takdir.

Bertanam jahe dalam pot ia katakan sangat menguntungkan, khususnya bagi anggota, bisa memberikan hasil tambahan berlipat di luar uang pensiun. Selain per-awatannya mudah juga tidak repot. Maka Takdir menyarankan bagi anggota yang bermodal kecil bisa menambah setiap bu-lannya dengan membeli satu atau dua pot sehingga nantinya akan bisa memberikan

hasil yang kon-tinyu juga setiap bulannya.

Selain jahe, HPK Jawa Te-ngah saat ini juga sedang me-ngembangkan ketela pohon unggul yang satu pohonnya bisa menghasil-kan 20 sampai 40 kg. Demplot percobaan su-dah dikembang-kan di Karangjati dan Gunungpati masing-masing seluas 1 hektar.

“ Harapan ka-mi pada musim tanam tahun ini atau sekitar bulan September nanti kami bisa menanam 10 hektar yang rencanan pengembangan skala besarnya akan dita-nam disekitar wilayah Pati,” kata Takdir.

Dipilihnya sekitar Pati ia katakan karena disana banyak pabrik-pabrik pengolah ubi untuk tepung Mokaf. Dan untuk pemasa-rannya sendiri dikatakan juga tidak ada masalah akan dilakukan kerjasama dengan Perhutani.

Hutan kotaPenanaman hutan kota di lingkungan

Kampus Unisula Semarang tersebut, HPK dikatakan Takdir memang ditunjuk untuk bisa memberikan pendampingan teknis pembangunannya. Tahun ini direncanakan

akan dibangun 4 hektar dan tahun depan seluas 6 hektar.

Penanaman hutan kota tersebut juga dihadiri Menko Kesra HR Agung Laksono, Mendiknas Muh. Nuh dan Dirjen Dikti Djoko Santoso yang mengadakan kunjungan ker-jad di Unisula yang sekaligus melakukan peresmian pembangunan hutan kota di komplek Kampus Unisula tersebut.

Terselenggara kegiatan tersebut di-katakan Takdir juga atas kerjasama Yayas-an Badan Wakaf Sultan Agung (YBW-SA) dengan HPK Jawa Tengah. Turut terlibat BP DAS, Taman Nasional, KSDA dan Perhutani serta Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Tengah.

n S.Widhi

HPK Jateng Kembangkan Jahedan Ketela Pohon Unggul

Sebelum menanam Ketua HPK Jateng, Takdir Ismoyo bersama anggota dan peserta lainnya melakukan senam pagi bersama.

Ir Gunawan Sidik Purnomo.

n KEBUMEN

Ketua komisi lV DPR RI IR.H.M. Ro-mahurmuzy, MT, atau yang akrab di panggil Gus Romy, menyetujui usulan masyarakat Kebumen, untuk membantu kelembagaan yang bergerak pada konservasi dan lingkungan, dengan bantuan langsung Masyarakat Pedesaan, berbasis konser-vasi (BLM-PPMBK). Kementrian Kehutanan 2013, sebanyak 30 kelompok. Dari kolom-pok itu 23 diantaranya adalah lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), yang ada yang ada di BKPH sewilayah Kebumen, termasuk Banjarnegara.

Seperti tahun sebelumnya,tahun 2012 kebumen menerima 23 paket atau 23 kelompok, 16 diantaranya LMDH Tahun 2011, menerima 21 kelompok, 19 dianta-ranya LMDH. Masing-masing kelompok menerima bantuan uang tunai sebesar Rp 50 juta yang diperuntukan untuk pembelian bibit tanaman 70%, ternak kambing atau

sapi 30%. Tidak saja pada program konser-vasi, namun banyak program yang berhasil di vasilitasi Gus Romy, sebagai wakil rakyat yang berasal dari Dapil VII, Kebumen, Ban-jarnegara, Purbalinggo.

“ Inilah pentingnya wakil rakyat, mem-bantu menyalurkan aspirasi, sesuai porsin-ya, jangan sampai, jadi wakil rakyat, hanya numpang makan, nanti akan di pertanyakan oleh Allah, apa yang telah kalian kerjakan, sebagai wakil rakyat..? “ ujar Gus Romy saat acara tanam durian dan pencanangan pembangunan Embung supermini swadaya, di Gunung Krajan, Ds Soka, Kec. Poncow-arno DPL, 2 Pebruari 2012.

Hadir dan menyaksikan acara yang dimotori oleh Forum Daerash Aliran Sungai (F.DAS) dan PDAM Tirta Bumi Sentosa ini, Sekda Kebumen, H Adi Pandoyo, Msi, mewakili Bupati, segenap Asper di 4 BKPH Kebumen, Dinas Kehutanan dan Perkebu-nan serta Dinas SKPD terkait Komisi IV (Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Ke-lautan). LMDH dan kelompok penerima dan

sedang diusulkan menerima Bansos, yang jumlahnya, mendekati 100 kelompok.

Di atas bukit Krajan, yang hijau royo-royo dengan tanaman keras dan menjadi habitat babi hutan, rusa, kera dan burung ini terdapat banyak sumber mata air. Namun pada musim kemarau masyarakat masih sulit mendapat air, baik untuk keluarga mau-pun untuk pertanian. Sehingga masyarakat berinisiatif membuat embung super mini 40 m x 30 m x 3 m.

“ Ini dimaksudkan untuk menampung air pada saat hujan, di alirkan kemarau jika memungkinkan dibuat kolam ikan,” kata Ludiman, Ketua Kelompok Tani Tirto Arum, Ds. Soka.

Sementara itu menurut H. Adi Pandoyo Msi dalam sambutannya mengatakan bah-wa sangat jarang wakil rakyat (DPR) yang mau bersusah payah naik gunung, seperti Gus Romy. Kiprah Gus Romy juga nyata. Banyak program dari pusat, bisa turun, karena di fasilitasinya, terutama di bidang pertanian, kehutanan, perikanan dan kelau-tan, termasuk kelompok masyarakat desa hutan. Dalam tiga tahun terakhir, mendekati 100 kelompok yang difasilitasi oleh putra tokoh besar KH.Tolhah Mansyur ini.

Komitmen Gus Romy, terhadap pro-gram konservasi, terutama kehutanan, memang sangat tinggi dan konsisten. Ta-hun 2012 program kehutanan baik Kebun Bibit Rakyat (KBR), Bansos BLM. PMBPK, maupun yang lainnya, dengan sedikitnya 3.000.000 plances bibit,baik tanaman keras, perkebunan maupun empon-empon telah tertanam.

“ Ini semua tidak lepas dari dukungan Komisi IV DPR RI,” ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Ir. Hj Siti Kharisah, MM sehingga mempercepat ektensifikasi sektor kehutanan di Kebumen. Apalagi di dukung program kehutanan, dengan pola kemitraan yang dilaksanakan, seperti tanam jabon, yang dilaksankan oleh Perhutani dengan Gerakan Nasional Kehu-tanan dan Lingkungan Hidup (GNKLNU) yang semakin intensif, tentu menjadi modal besar, bagi keberhasilan program Kehutan,” ujar siti kharisah kepada BINA.

n M.SudjangiKetua Komisi IV DPR RI menanam pohom durian saat kunjungannya di Kabupaten Ke-bupen.

38 BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII

38

BINA | Edisi 12 Pebruari 2013 / Th XXXVIII 39

39