lapres 1 wsn (setting x-ctu).docx

9
Laporan Resmi Praktikum 1 Jaringan Sensor Anggota: 1. Ika Ermawati (7110040035) 2. Panggih Yasa Supraja (7110040039) 3. Miftahul Arrijal Rifa’I (7110040040) Judul Setting X-CTU Pada Xbee Series 1 Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan mampu menkonfigurasi dan mengupgrade firmware pada modul xbee series 1. 2. Mahasiswa mengetahui fungsi dari PANID, Channel, dan beberapa parameter yang lain pada protocol 8015.4 agar jaringan saling berkomunikasi. Dasar Teori Gambar 1. WirelessXBee Series 1 Xbee merupakan perangkat yang menunjang komunikasi data tanpa kabel (wireless). Ada 2 jenis xbee yaitu : Xbee 802.15.4 (Xbee Series 1) Xbee series 1 hanya dapat digunakan untuk komunikasi point to point dan topologi star dengan jangkauan 30 meter indoor dan 100 meter outdoor.

Upload: ika-ermawati

Post on 02-Jan-2016

182 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Setting XCTU

TRANSCRIPT

Laporan Resmi Praktikum 1 Jaringan Sensor

Anggota:

1. Ika Ermawati (7110040035)

2. Panggih Yasa Supraja (7110040039)

3. Miftahul Arrijal Rifa’I (7110040040)

Judul

Setting X-CTU Pada Xbee Series 1

Tujuan

1. Mahasiswa diharapkan mampu menkonfigurasi dan mengupgrade firmware pada modul

xbee series 1.

2. Mahasiswa mengetahui fungsi dari PANID, Channel, dan beberapa parameter yang lain

pada protocol 8015.4 agar jaringan saling berkomunikasi.

Dasar Teori

Gambar 1. WirelessXBee Series 1

Xbee merupakan perangkat yang menunjang komunikasi data tanpa kabel (wireless).

Ada 2 jenis xbee yaitu :

Xbee 802.15.4 (Xbee Series 1)

Xbee series 1 hanya dapat digunakan untuk komunikasi point to point dan topologi star

dengan jangkauan 30 meter indoor dan 100 meter outdoor.

Xbee ZB Series 2

Xbee series 2 dapat digunakan untuk komunikasi point to point, topologi star, dan

topologi mesh dengan jangkauan 40 meter indoor.

Xbee series 1 maupun series 2 tersedia dalam 2 bentuk berdasarkan kekuatan trans-

misinya yaitu xbee reguler dan xbee-pro. Xbee reguler biasa disebut dengan xbee saja. Xbee-

PRO mempunyai kekuatan transmisi lebih kuat, ukuran perangkatnya lebih besar, dan har-

ganya lebih mahal.

Untuk mengkonfigurasi xbee digunakan software yaitu XCTU. XCTU merupakan soft-

ware yang digunakan untuk mengkonfigurasi xbee. Agar xbee dapat berkomunikasi maka

diperlukan pengaturan beberapa parameter xbee di XCTU. Agar dapat berkomunikasi secara

point to point, parameter xbee yang harus diatur adalah PAN ID (Personal Area Network ID)

yaitu parameter yang mengatur radio mana saja yang dapat berkomunikasi, agar dapat berko-

munikasi PAN ID dalam satu jaringan harus sama, DL (Destination Address Low) , dan MY

(16 bit Source Address). Dua Xbee dapat berkomunikasi point to point dengan pengaturan

berikut :

Nilai parameter DL Xbee1  = MY Xbee2

Nilai parameter MY Xbee1  = DL Xbee2

Xbee1 dan Xbee2 menggunakan alamat PAN ID yang sama

Sedangkan untuk konfigurasi point to multipoint, semua xbee yang digunakan sebagai

client diatur dengan nilai MY dan DL yang sama.

Sumber :

http://robotsoccer.wordpress.com/2012/11/21/konfigurasi-xbee-point-to-multipoint/

Peralatan Percobaan

1. Software X-CTU

2. Xbee socket

3. Xbee Series 1

Prosedur Percobaan

1. Pasang modul Xbee pada komputer.

2. Jalankan software X-CTU.

3. Pada tab “User Com Ports” tambahkan “Com Port Number” dengan ‘COM1’ lalu tekan

“Add”.

4. Hubungkan shell ttyUSB0 dengan COM1 pada terminal dengan perintah : ln –s

/dev/ttyUSB0 com1.

5. Pada pilihan Com port, pilih Serial port yang tehubung dengan PC, baudrate 9600.

Lakukan test query.

6. Apabila query berhasil, maka akan ada tampilan informasi status komunikasi tipe modem

dan versi firmware.

7. Jalankan X-CTU dan pilih tab Modem Configuration lalu tekan Read.

8. Bila sukses maka informasi tipe modem Xbee akan ditampilkan beserta parameter.

Secara default akan tampak Channel = C dan PAN ID = 3332

Data Percobaan

1. Buat jaringan untuk seluruh kelompok dengan ketentuan PANID=1111, DH=0, DL=0,

Channel=C. Buka teraterm dan kirim karakter pada terminal.

Hasil:

Dengan setting PANID dan Channel yang sama masing-masing PC antar kelompok

dapat saling berkomunikasi. Setiap karakter yang diinputkan akan terbaca pada tiap-

tiap PC. Komunikasi ini bersifat broadcast.

2. Buat beberapa jaringan Xbee dengan kelompok pertama PANID=3333, kelompok

dua PANID=2222. Buka teraterm dan kirim karakter pada terminal.

Hasil :

PC antar kelompok yang berbeda tidak bisa saling berkomunikasi. Hal ini

dikarenakan nilai parameter PANID yang berbeda.

2. Buar jaringan perkelompok dengan kelompok pertama Channel=10, kelompok dua

Channel=11. Untuk seluruh kelompok DH=DL=MY=0, PANID=1111.

Hasil :

PC hanya akan dapat berkomunikasi secara multicast dengan PC lain yang memiliki

konfigurasi Channel dan PANID yang sama.

3. Dapatkan serial number Xbee rekan Anda yang terdiri dari SH dan SL. Catat dan

isikan pada nilai DH dan DL Anda. Buka teraterm dan kirim karakter pada terminal.

Parameter semua kelompok adalah PANID=1111, MY=0, Channel=C

Hasil :

Suatu PC akan membaca karakter dari PC yang serial numbernya diinputkan pada

parameter DH (Destination Address High) dan DL (Destination Adress Low) suatu

PC tersebut. Kelompok 4 menginputkan DH dan DL dari serial number SH-SL

(Serial Number High - Serial Number Low) kelompok 5, dan begitu pun sebaliknya,

sehingga PC kelompok 4 dan kelompok 5 ini dapat saling berkomunikasi

4. Setting parameter node kelompok pertama dengan nilai MY=1111, kelompok 2

MY=2222, kelompok tiga MY=3333, kelompok 4 MY=4444.Nilai MY adalah

parameter 16 bit source address. Pada kelompok kedua isi DL=MY kelompok

pertama, kelompok tiga isi DL=MY kelompok dua. Pada kelompok empat isi nilai

DL=MY kelompok tiga, demikian seterusnya hingga kembali ke kelompok pertama.

Semua parameter adalah PANID=1111, DH=0, Channel=C. Buka teraterm dan kirim

karakter pada terminal.

Hasil :

PC akan membaca karakter yang dikirimkan oleh suatu PC yang menginputkan

parameter DL dari MY (16-bit source adreess) kita. Input karakter dari PC kelompok

1 akan terkirim pada PC kelompok 5, input karakter dari PC kelompok 2 akan

terkirim pada PC kelompok 1, input karakter dari PC kelompok 3 akan terkirim pada

PC kelompok 2, dan begitu pun seterusnya. Komunikasi ini bersifat point to point

atau unicast.

Analisa

Pada praktikum Jaringan Sersor kali ini dilakukan percobaan tentang komunikasi data berbasis wireless dengan menggunakan modul X-bee. X-bee merupakan hardware yang berfungsi untuk menyambungkan atau membangun sebuah koneksi antara node satu dengan node yang lain. Pada percobaan pertama diberrikan kondisi setting X-CTU pada tiap node dengan konfigurasi masing-masing PANID=1111, DH=0, DL=0, Channel=C. Untuk mengaplikaskan setting yang baru maka harus di-write terlebih dahulu dan proses pengamatan data dilakukan pada jendela terminal X-CTU. Dari percobaan pertama ini dapat disimpulkan bahwa tiap node saling terhubung dan dapat saling mengirim dan menerima data satu sama lain, atau dengan kata lain konektifitasnya bersifat Broadcast.

Pada percoaan kedua diberikan setting yang berbeda untuk tiap node, dengan konfigurasi kelompok pertama PANID=1111 kelompok kedua PANID=2222, kelompok ketiga PANID=3333. Setelah dilakukan pengamatan pada X-CTU, dapat disimpulkan bahwa node dengan konfigurasi PANID yang berbeda tidak dapat terhubung dan tidak bisa saling bertukar data. Dengan kata lain, bahwa agar tiap node agar dapat saling terhubung minimal mempuyai nilai konfigurasi PANID yang sama.

Pada percobaan ketiga diberikan perlakuan untuk kelompok pertama nilai Channel=10, kelompok kedua Channel=11, dan kelompok tiga Channel=12. Dengan konfigurasi global untuk seluruh kelompok nilai DH=DL=MY=0, PANID=1111. Dari hasil pengamatan dapat dianalisa bahwa node yang saling terhubung hanyalah node yang mempunyai nilai konfigurasi Channel dan PANID yang sama. Apabila salah satu dari nilai PANID atau Channel ada yang tiak sama maka antar node tidak akan bisa saling terhubung.

Pada percobaan keempat, antar 2 node saling bertukar nilai SH dan SL untuk kemudian diset di host dan dimasukkan ke parameter DH dan DL. Atau dengan kata lain nilai DH = SH Client dan DL = SL Client. Dan untuk nilai PANID=1111, MY=0, Channel=C. Dari hasil pengamatan, kedua node yang saling bertukar nilai SH dan SL dapat saling terhubung dan bertukar data.

Pada percobaan kelima, diberikan kondisi untuk kelompok pertama nilai MY=1111, kelompok dua MY=2222, kelompok tiga MY=3333, kelompok empat MY=4444. Nili MY merupakan parameter 16bit ource Address. Pada kelompok kedua isi DL=MY kelompok pertama, kelompok tiga isi DL=MY kelompok dua. Pada kelompok empat isi nilai DL=MY kelompok tiga, demikian seterusnya hingga kembali ke kelompok pertama. Global setting untuk seluruh node PANID=1111, DH=0, Channel=C. Dari hasil pengamatan, input karakter dari PC kelompok 1 akan terkirim pada PC kelompok 5, input karakter dari PC kelompok 2 akan terkirim pada PC kelompok 1, input karakter dari PC kelompok 3 akan terkirim pada PC kelompok 2, dan begitu pun seterusnya. Komunikasi ini bersifat point to point atau unicast.

Kesimpulan

1. Jaringan sensor merupakan hubungan interkoneksi antara 2 node atau lebih sehingga tiap

node dapat saling berkomunikasi atau bertukar data satu sama lain.

2. Agar 2 node atau lebih dalam suatu jaringan sensor dapat saling terhubung, konfigurasi

dapat dilakukan pada variabel PANID, DH-DL, SH-SL, MY, dan Channel.

3. Prinsip kerja suatu node dalam jaringan sensor dapat dikelompokan menjadi broadcast,

Multicast dan Unicast.