larutan
DESCRIPTION
soluteTRANSCRIPT
Januari 2013 Kimia Dasar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau Solute,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau Solven. Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan
cuka yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam gas
dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam
air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam
gas lain. Berdasarkan daya hantarnya, larutan terbagi menjadi 2 yaitu larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan listrik. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena
larutan elektrolit memiliki ion- ion bebas yang dapat bergerak bebas. Sedangkan
larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus dan
listrik.
Sifat-sifat larutan, seperti rasa dan warna, bergantung pada jenis zat
terlarut. Larutan gula mempunyai rasa manis, sementara larutan cuka mempunyai
rasa asam. Tingkat kemanisan atau keasaman larutan tersebut bergantung pada
konsentrasi dan kepekatannya.
Selain sifat yang bergantung pada pada jenis zat terlarut , ada beberapa
sifat larutan yang hanya bergantung pada jenis zat terlarut. Artinya, larutan zat
yang berbeda akan mempunyai sifat yang sama asalkan konsentrasi partikel
terlarutnya sama. Sifat-sifat tersebut adalah penurunan titik beku, kenaikan titik
didih, tekanan osmosis, penurunan tekanan uap. Sifat-sifat tersebut adalah sifat
koligatif larutan.
Larutan Page 1
Januari 2013 [Kimia Dasar]
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian larutan
2. Untuk mengetahui apa itu kelarutan
3. Untuk mengetahui macam-macam konsentrasi
4. Untuk mengetahui larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
5. Untuk mengetahui pengertian larutan ideal
6. Untuk mengetahui Hukum Raoult
7. Untuk mengetahui larutan non ideal
8. Untuk mengetahui sifat koligatif larutan elektrolit
9. Untuk mengetahui sifat koligatif larutan non elektrolit
10. Untuk mengetahui Larutan Buffer
11. Untuk Mengetahui Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Larutan Page 2
Januari 2013 [Kimia Dasar]
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Larutan
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut
atau Solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau Solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau
Solvasi. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni
yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas
bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas adalah
larutan.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan
dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam gas dapat pula dilarutkan
dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air.. Selain itu, cairan
dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat
pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Proses pelarutan secara umum
2.2. Kelarutan
Larutan Page 3
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul gula.
Jika kristal gula itu dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul gula akan
memisah dari permukaan kristal gula menuju ke dalam air (disebut melarut).
Molekul gula itu bergerak secara acak seperti gerakan molekul air, sehingga pada
suatu saat dapat menumbuk permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain.
Sebagian molekul gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling
bergabung dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk kristal
(mengkristal ulang). Jika laju pelarutan gula sama dengan laju pengkristalan
ulang, maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan larutannya disebut jenuh.
Kristal gula + air larutan gula
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara Solute yang terlarut dan yang
tak terlarut. Banyaknya Solute yang melarut dalam pelarut yang banyaknya
tertentu untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan (Solubility) zat
itu. Kelarutan umumnya dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 mL pelarut,
atau per 100 gram pelarut pada temperatur yang tertentu.
Jika kelarutan zat kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut, maka zat
itu dikatakan tak larut (Insoluble). Jika jumlah solute yang terlarut kurang dari
kelarutannya, maka larutannya disebut tak jenuh (Unsaturated). Larutan tak jenuh
lebih encer (kurang pekat) dibandingkan dengan larutan jenuh. Jika jumlah Solute
yang terlarut lebih banyak dari kelarutannya, maka larutannya disebut lewat jenuh
(Supersaturated). Larutan lewat jenuh lebih pekat daripada larutan jenuh.
2.3. Konsentrasi
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut
dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau
dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa
satuan konsentrasi adalah molar, molal, fraksi mol, normalitas, % massa, %
volume, dan ppm (parts per million).
Larutan Page 4
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Tabel1: Satuan Konsentrasi Larutan
No Nama Lambang Rumus
1 Molar M mol zat terlarut
volume larutan
2 Molal M mol zat terlarut
1000 g pelarut
3 Fraksi Mol X mol zat terlarut______
mol zat terlarut+mol pelarut
4 Normalitas N mol ekivalen zat terlarut
L larutan
5 Persen Massa %w g zat terlaut X 100%
g larutan
6 Persen Volume %V liter zat terlarut X 100%
liter larutan
7 Pars Per Million Ppm mg zat terlarut
Kg larutan
2.3.1. Molar
Kemolaran (M) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Harga kemolaran dapat ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut dan
volume larutan. Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah
bercampur. Satuain ini banyak dipakai dalam stoikiometri untuk menghitung zat
terlarut. Nilai kemolaran dapat diubah menjadi mol bila diketahui kerapatan
larutan, yaitu untuk menghitung massa dan mol pelarut.
2.3.2. Molal
Kemolalan (m) adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1.000 g pelarut
murni. Nilainya dapat ditentukan bila mol zat dan massa pelarut diketahui.
Kemolalan mengandung informasi tentang jumlah zat terlarut dan pelarut
Larutan Page 5
Januari 2013 [Kimia Dasar]
sehingga mudah dipakai untuk menghitung fraksi mol, jika kerapatan larutan
diketahui. Nilai kemolalan juga dapat digunakan untuk menentukan kemolarannya
2.3.3. Fraksi Mol
Fraksi mol (X) adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan
jumlah mol semua komponen. Dalam campuran (larutan) jumlah fraksi mol = 1.
Fraksi mol biasa dipakai dalam perhitungan yang memerlukan komposisi zat
terlarut dan pelarut, misalnya dalam tekanan uap jenuh suatu larutan.
2.3.4 Normalitas
Kenormalan (N) adalh jumlah ekuivalen zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Ekuivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat
itu, karena satuan ini dipakai untuk penyetaraan zat dalam reaksi. Ekuivalen suatu
zat ada hubungannya dengan molarnya, dan hubungan itu bergantung pada jenis
reaksi, apakah asam-basa, atau redoks.
Dalam reaksi asam-basa, ekuivalen asam-basa masing-masing bergantung
pada jumlah H+ dan OH- yang dilepaskan. Contohnya:
HCl H+ + Cl- 1 M HCl = 1 N
Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH- 1 M Ba(OH)2 = 2 N
Pada reaksi redoks, nilai ekuivalen bergantung pada jumlah elektron yang
dilepaskan atau diterima oleh senyawa. Contohnya:
Fe + 2HCl FeCl2 + H2
0 -1 +2 0
Fe + 2H+ Fe2+ + H2
Fe melepaskan 2e, maka 1 M Fe = 2 N
Hidrogen menerima 1 e-, maka 1 M HCl = 1 N
2.3.5. Persen Massa
Persen massa (% w) adalah perbandingan massa zat terlarut dengan massa
larutan dikalaikan 100 %. Satuan ini biasa dipakai untuk larutan padat dalam cair,
padat dalam padat.
Larutan Page 6
Januari 2013 [Kimia Dasar]
2.3.6. Persen Volume
Persen Volume (% V) adalah perbandingan volume zat terlarut dengan
volume larutan dikalikan 100 %. Satuan ini sering dipakai untuk campuran dua
cairan atau lebih, contohnya air dan alkohol.
2.3.1. Parts Per Million (ppm)
Parts Per Million (ppm) adalah miligram zat terlarut dalam tiap Kg larutan.
Satuan ini sering dipakai untuk konsentrasi zat yang sangat kecil dalam larutan
gas, cair, atau padat.
Untuk pelarut air : 1 ppm setara dengan 1 mg/liter.
2.4. Larutan Elektrolit dan Larutan non Elektrolit
Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya.
Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu
dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi
atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat.
Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian
besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion
NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat
menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan atau bentuk liquid dan
aqueous, sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat
berfungsi sebagai elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik,
sementara larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Karena air murni tidak menghantarkan listrik maka sifat hantaran
ditimbulkan oleh zat terlarut, bukan pelarut. Oleh sebab itu, larutan senyawa yang
menghantarkan listrik disebut senyawa elektrolit, dan yang tidak disebut senyawa
non elektrolit. Senyawa elektrolit membentuk ion dalam larutan, sedangkan
Larutan Page 7
Januari 2013 [Kimia Dasar]
senyawa non elektrolit dalam bentuk molekul netral. Pembentukan ion
dipengaruhi oleh jenis pelarut, contohnya HCl membentuk ion dalam air, tetapi
tidak dalam Benzena.
Alasan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena
larutan elektrolit memiliki ion-ion bebas yang dapat bergerak bebas sesukanya
seperti diungkapkan oleh teori Svante Arrhenius, pada prinsipnya, saat larutan
(air+zat penghantar) dialiri listrik, maka molekul zat yang bercampur tersebut
akan berubah.
Sebagai contoh:
2H++ 2Cl- → H2 + Cl2
2HCl → H2 + Cl2
Jadi pada saat asam klorida dialiri oleh listrik, maka molekulnya akan
dipaksa untuk berpisah dan terpecah menjadi gas H2 dan Cl2 .
Zat yang disebut elektrolit adalah zat yang apabila dicampur dengan air
(pelarut polar) akan larut/mengurai menjadi ion seperti NaCl, HCl dan
sebagainya. Sementara zat non elektrolit adalah zat yang saat dicampur dengan air
tidak mengurai, namun tetap dalam bentuk moekul netral. Zat elektrolit haruslah
polar, karena menggunakan air. Sebenarnya pelarutnya tidak harus air, yang
penting polar. Air dipilih karena amat mudah mearutkan. Yang dapat terlarut
adalah senyawa ion (bentuk lelehan dan cairan, padatan tidak menghantar) seperti
NaCl, NaOH, dll, atau senyawa kovalen polar, walaupun tidak semuanya begitu.
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada
daya ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang
terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan non elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik.
Larutan Page 8
Januari 2013 [Kimia Dasar]
2.4.1. Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus
listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya
dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu
(α = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain :
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2, dan lain-lain.
Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl, KCl,
KI, Al2(SO4)3, dan lain-lain.
2.4.2 Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu
menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat
ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1). Yang tergolong elektrolit
lemah adalah:
Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain.
Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2, dan lain-lain.
2.4.3. Larutan non-Elektrolit
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat
menghasilkan ion-ion (tidak meng-ion). Yang termasuk dalam larutan non
elektrolit antara lain :
Larutan urea
Larutan sukrosa
Larutan glukosa
Larutan alkohol, dan lain-lain
Larutan Page 9
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Tabel 2: Gambaran sifat larutan dari elektrolit kuat (a),elektrolit lemah (b) dan non
elektrolit (c)
Jenis Larutan Sifat dan Pengamatan Lain Contoh
Senyawa Reaksi Ionisasi
Elektrolit Kuat - terionisasi sempurna
- menghantarkan arus listrik
- lampu menyala terang
- terdapat gelembung gas
NaCl, HCl,
NaOH,
H2SO4, dan
KCl
NaCl Na+ + Cl-
NaOHl Na+ + OH-
H2SO4 2H+ + SO42-
KCl K+ + Cl-
Elektrolit
Lemah
- terionisasi sebagian
- menghantarkan arus listrik
- lampu menyala redup
- terdapat gelembung gas
CH3COOH,
N4OH,
HCN, dan
Al(OH)3
CH3COOH H+ +
CH3COO-
HCN H+ + CN-
Al(OH)3 Al3+ +
3OH-
Non Elektrolit - tidak terionisasi
- tidak menghantarkan arus
listrik
- lampu tidak menyala
- tidak terdapat gelembung gas
C6H12O6,
C12H22O11,
CO(NH2)2,
dan C2H5OH
C6H12O6
C12H22O11
CO(NH2)2
C2H5OH
Alat untuk menguji larutan apakah elektrolit atau tidak disebut elektrolit tester.
Masuukan dua batang logam, (misal tembaga) ke dalam larutan. Keduanya tidak
bersentuhan dan masing-masing dihubungkan dengan kutub arus listrik searah. Bola akan
hidup atau jarum akan bergerak untuk larutan elektrolit dan mati untuk non elektrolit.
Larutan yang sangat encer atau sangat pekat tidak akan menghidupkan lampu,
karena yang sangat encer mengandung ion amat sedikit dan jarang sehingga tidak
mengalirkan listrik. Larutan yang terlalu pekat mempunyai ion terlalu rapat dan
berdesakan sehingga ion sulit bergerak dalam larutan. Dapat disimpulkan, bahwa listrik
dibawa ion-ion yang bergerak menuju kutub yang brlawanan.
Seorang ahli kimia dari Swedia (1887), Svante August Arrhenius (1859 –
1927) menjelaskan bahwa larutan elektrolit mengandung atom-atom bermuatan
listrik (ion-ion) yang bergerak bebas, hingga mampu untuk menghantarkan arus
listrik melalui larutan.
Larutan Page 10
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Contoh : larutan HCl.
Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya
hantaran listrik pada larutan HCl disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda
dengan membebaskan gas Hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada
anoda dengan menghasilkan gas klorin.
Perhatikan gambar berikut.
Gambar 2: Hantaran listrik melalui Larutan HCl
2.5. Larutan Ideal
Merupakan larutan yang gaya tarik antar molekul-molekulnya sama, artinya gaya
tarik antar molekul pelarut dan molekul zat terlarut sama dengan gaya tarik molekul
pelarutnya atau terlarutnya. Larutan ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. pada pengenceran komponennya tidak mengalami perubahan sifat
2. tidak terjadi perubahan kalor pada pembuatan atau pengenceran
3. volum total adalah jumlah volum komponennya
4. mengikuti hukum Raoult tentang tekanan uap
5. sifat fisiknya adalah rata-rata sifat fisika komponennya
2.6. Hukum Raoult
Suatu cairan yang menguap di ruang tertutup akan dipenuhi oleh oleh uap cairan
tersebut. Jika jumlah molekul yang menguap sama dengan yang mengembun maka
keadaan ini disebut setimbang. Pada saat setimbang ruangan telah jenuh dengan uap
cairan. Tekanan parsial uap cairan murni pada keadaan ini disebut tekanan uap jenuh
cairan (Po).
Larutan Page 11
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Apabila dua cairan bercampur maka ruangan akan dipenuhi oleh uap dari kedua
cairan tersebut. Tekanan uap jenuh masing-masing komponen (Pi) lebih kecil dari
tekanan uap jenuh cairan murni (Pio) karena permukaan larutan diisi oleh dua jenis zat
sehingga peluang tiap komponen untuk menguap berkurang. Peluang itu setara dengan
fraksi molnya masing-masing (Xi). Besarnya tekanan uap jenuh masing-masing
komponen dalam larutan dirumuskan dalam hukum Raoult.
”Tekanan uap jenuh satu komponen larutan yang dapat menguap sama dengan
tekanan uap jenuh komponen murni dikali fraksi molnya pada suhu itu,”
Atau
” Pi = Xi Pio ”
Jika larutan terdiri dari dua komponen A dan B, maka
“ PA = XA PAo dan PB = XB PB
o “
PA dan PB : tekanan uap jenuh A dan B dalam ruang
XA dan XB : fraksi mol A dan mol B dalam larutan
PAo dan PB
o : tekanan uap jenuh murni A dan B
Tekanan total uap jenuh larutan adalah jumlah tekanan parsial komponen,
“ Ptot = PA + PB “
Jika komposisi suatu larutan ideal diketahui maka dapat dihitung fraksi mol uapnya (Y i).
Fraksi mol uap A dan B adalah sebagai berikut.
YA = PA = PA
Ptot PA + PB
YB = 1 - YA
YA dan YB adalah fraksi mol uap A dan B. Persamaan diatas berguna dalam memisahkan
dua cairan secara destilasi. Jika komposisi campuran diketahui maka dapat dihitung
komposisi uapnya dan akan sama dengan komposisi cairan yang telah mengembun.
2.7. Larutan Non-Ideal
Larutan non ideal adalah larutan yang tidak mengikuti Hukum Raoult.
2.8. Sifat Koligatif Larutan
Larutan Page 12
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek
kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare,
"mengumpul bersama"). Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak
tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh
banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Banyaknya partikel dalam larutan
ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel
dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai
menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat
koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Apabila suatu
pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang
mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik
2.8.1. Sifat Koligatif Larutan Non-elektrolit
Sifat larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Terdapat empat sifat
fisika yang penting yang besarnya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut
tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Keempat sifat ini dikenal
dengan sifat koligatif larutan. Sifat ini besarnya berbanding lurus dengan jumlah
partikel zat terlarut. Sifat koligatif tersebut adalah tekanan uap, titik didih, titik
beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap,
titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik
didih pelarut murninya berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut.
Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal.
Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer.
2.8.2. Tekanan Uap Larutan
Larutan Page 13
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan
uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi
dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang
Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya. Pada
larutan ideal, menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu larutan
melakukan tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut
murni.
PA = XA . P0A
Keterangan :
PA = tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A dalam larutan.
XA = fraksi mol komponen A.
P0A = tekanan uap zat murni A.
Dalam larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap (tak-
atsiri atau nonvolatile), tekanan uap hanya disebabkan oleh pelarut, sehingga PA
dapat dianggap sebagai tekanan uap pelarut maupun tekanan uap larutan.
2.8.3. Titik Didih Larutan
Larutan Page 14
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Diagram Fasa Solven dan Larutan
Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya menguap.
Jika zat terlarutnya lebih mudah menguap daripada pelarutnya (titik didih zat
terlarut lebih rendah), maka titik didih larutan menjadi lebih rendah dari titik didih
pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan turun. Contohnya larutan etil alkohol
dalam air titik didihnya lebih rendah dari 100 °C tetapi lebih tinggi dari 78,3 °C
(titik didih etil alkohol 78,3 °C dan titik didih air 100 °C). Jika zat terlarutnya
tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile) daripada pelarutnya (titik didih
zat terlarut lebih tinggi), maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari titik
didih pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan naik. Pada contoh larutan etil
alkohol dalam air tersebut, jika dianggap pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik
didih larutan juga naik. Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya
tekanan uap larutan. Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih
larutan dari titik didih pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas
larutan.
ΔTb = Kb . m
Keterangan :
ΔTb = kenaikan titik didih larutan.
Larutan Page 15
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Kb = kenaikan titik didih molal pelarut.
m = konsentrasi larutan dalam molal.
2.8.4. Titik Beku Larutan
Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan menjadi
lebih rendah dari titik beku pelarut murninya. Hukum sifat koligatif untuk
penurunan titik beku larutan berlaku pada larutan dengan zat terlarut atsiri
(volatile) maupun tak-atsiri (nonvolatile). Berdasar hukum tersebut, penurunan
titik beku larutan dari titik beku pelarut murninya berbanding lurus dengan
molalitas larutan.
ΔTf = Kf . m
Keterangan :
Δtf = penurunan titik beku larutan (oC)
Kf = penurunan titik beku molal pelarut (oC/m)
m = konsentrasi larutan dalam molal (mol)
Tetapan Kenaikan Titik Didih Molal (Kb) dan Tetapan Penurunan Titik
Beku Molal (Kf) dari Beberapa Pelarut
Pelarut Titik beku
(°C)
Kf (°C /m) Titik didih
(°C)
Kb (°C /m)
Air 0,0 1,86 100,0 0,512
Asam asetat 16,6 3,9 117,9 3,07
Benzena 5,50 4,9 80,1 2,53
Kamfor 179,8 39,7 207,42 5,61
Nitrobenzena 5,7 7,0 210,8 5,24
Fenol 40,90 7,4 181,75 3,56
2.8.5. Tekanan Osmosis Larutan
Larutan Page 16
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Peristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran semipermeabel
dan masuk ke dalam larutan disebut osmosis. Tekanan osmosis larutan adalah
tekanan yang harus diberikan pada larutan untuk mencegah terjadinya osmosis
(pada tekanan 1 atm) ke dalam larutan tersebut. Hampir mirip dengan tekanan
pada gas ideal, pada larutan ideal, besarnya tekanan osmosis berbanding lurus
dengan konsentrasi zat terlarut.
π = n.R.T = MRT
V
Keterangan :
π = tekanan osmosis (atm).
n = jumlah mol zat terlarut (mol).
R = tetapan gas ideal = 0,08206 L.atm/mol.K
T = suhu larutan (K).
V = volume larutan (L).
M = molaritas (M = mol/L)
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan osmosis,
maka pelarut murni akan keluar dari larutan melewati membran semipermeabel.
Larutan Page 17
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Peristiwa ini disebut osmosis balik (reverse osmosis), misalnya pada proses
pengolahan untuk memperoleh air tawar dari air laut.
2.8.5. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari
hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit di
atas. larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk
mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel
yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit yang terlihat dan hasil
perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit, menurut
Van't Hoff besarnya selalu tetap dan diberi simbul i (i = tetapan atau faktor Van't
Hoff). Dengan demikian dapat dituliskan:
i = sifat koligatif larutan elektrolit dengan konsentrasi m
sifat koligatif larutan nonelektrolit dengan konsentrasi m
Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu
semakin mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya.
Untuk larutan encer, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i
dianggap sama dengan jumlah ion. Contohnya dalam tabel berikut:
Larutan 0,1 m 0,05 m 0,01 m 0,005 m Jumlah
ion
NaCl 1,87 1,89 1,93 1,94 2
KCl 1,86 1,88 1,94 1,96 2
K2SO4 2,46 2,57 2,77 2,86 3
H2SO4 2,22 2,32 2,59 2,72 3
HCl 1,91 1,92 1,97 1,99 2
Tabel 3. Harga i untuk beberapa larutan elektrolit
Ionisasi senyawa KCl dan K2SO4 adalah seperti berikut:
Larutan Page 18
Januari 2013 [Kimia Dasar]
KCl (aq) ⎯→ K+ (aq) + Cl−
(aq) ; jumlah ion = 1 + 1 = 2
K2SO4 (aq) ⎯→ 2K+ (aq) + SO4
2 − (aq) ; jumlah ion = 2 + 1 = 3
Empat macam sifat koligatif larutan elektrolit adalah:
a. Penurunan tekanan uap, ΔP = i.P0.XA
b. Kenaikan titik didih, ΔTb = i.Kb.m
c. Penurunan titik beku, ΔTf = i.Kf.m
d. Tekanan osmosis, π = i.n.R.T = i.M.R.T
V
2.8.6. Penggunaan Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, ilmu
pengetahuan, dan industri. Contohnya yaitu ;
Membuat campuran pendingin
Cairan antibeku
Pencairan salju di jalan raya
Menentukan massa relatif
Membuat cairan infus
Desalinasi air ( osmosis balik)
1. Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku dibawah
0oC. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat
es putar.Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke
dalam air. Pada pembutan es putar, cairan pendingin dibuat dengan
mencampurkan garam dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis
kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sementara suhu campuran akan
turun. Selanjutnya, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana
lain yang terbuat dari bahan stainlees steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke
dalam cairan pendingin, sambil terus menerus disduk sehingga campuran
membeku.
2. Antibeku
Larutan Page 19
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Antibeku adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu cairan untuk
menurunkan titik bekunya. Antibeku mencegah pembekuan cairan yang
digunakan sebagai pendingin, misalnya dalm pesawat terbang dan kendaraan
bermotor. Zat antibekuyang ideal adalah zat yang dapat larut dalam cairan
pendinginnya sendiri, memepunyai viskositas dan konduktivitas listrik yang
rendah, titik didih tinggi, tidak korosif, dan mempunyai daya hantar panas yang
baik. Antibeku yang banyak digunakan dalam kendaraan bermotor etilenglikol
(glikol : CH2OH - CH2OH). Selain menurunkan titik beku, antibeku juga
menaikkan titik didih, sehingga mengurangi penguapan.
3. Pencairan Salju di Jalan Raya
Lapisan salju di jalan raya dapat membuat kendaraan tergelincir (selip),
sehingga perlu disingkirkan. Lapisan salju tersebut sebagian besar dapat
disingkirkan dengan buldoser, namun untuk memebersihkannya digunakan garam
dapur atau urea. Prinsip dasar dari proses ini juga berdasarkan penurunan titik
beku.
4. Penentuan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif dapat digunakan untuk menentukan massa
molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif
bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Sebagai contoh, perhatikan rumus
penurunan titik beku berikut ini ;
ΔTf = Kf x m atau ΔTf = G x 1000 x Kf
Mr p
Dengan mengetahui massa zat terlarut (m) serta nilai penurunan titik
bekunya (ΔTf ), maka massa molekul relative (Mr) zat terlarut dapat ditentukan.
5. Membuat Cairan Fisiologis
Cairan infuse dan berbagai cairan fisiologis lainnya, seperti obat tetes
mata, harus isotonic dengan cairan tubuh kita. Oleh karena itu, konsentrasinya
Larutan Page 20
Januari 2013 [Kimia Dasar]
perlu disesuaikan. Masalah yang dihadapi korban kecelakaan di tengah laut yang
terapung-apung yatu rasa haus. Meminum air laut tidak akan menghilangkan rasa
haus, malah sebaliknya akan menambah haus. Hal ini terjadi karena air laut
hipertonik terhadap cairan tubuh kita. Akibatnya, air laut justru akan menarik air
dari jaringan tubuh.
6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
Telah disebutkan bahwa osmosis balik adalah perembesan pelarut dari
larutan ke pelarut atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer.
Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari
tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan
memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan
osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui
selaput yang permiabel untuk air tetapi tidak untuk ion- ion dalam air laut.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat – zat
beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
2.9. Larutan Buffer
Larutan buffer atau larutan penyangga adalah Larutan yang mempunyai
pH tetap dan mampu menahan perubahan pH jika ditambah sedikit asam atau
basa. Secara umum larutan buffer dapat dibuat dengan mencampurkan asam
lemah dengan basa konjugasinya (garam dari asam lemah tersebut) atau basa
lemah dengan asam konjugasinya (garam dari basa lemah tersebut). Sifat larutan
yang terbentuk berbeda dari komponen-komponen pembentuknya.
2.9.1. Sifat Larutan Buffer
pH larutan tidak berubah jika diencerkan. pH larutan tidak berubah jika
ditambahkan ke dalamnya sedikit asam atau basa.
2.9.2. Fungsi Larutan Buffer
Larutan Page 21
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Larutan Buffer ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti
pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut,
terdapat fungsi penerapan konsep larutan buffer ini dalam tubuh manusia seperti
pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan
ekstrasel. Dimana sistem buffer utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4-
dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem
buffer tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4.
Selain itu penerapan larutan buffer ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-
hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama
dengan cairan tubuh kita, agar tidak menimbulkan efek samping.
2.9.3. Komponen Larutan Buffer
Secara umum, larutan buffer digambarkan sebagai campuran yang terdiri
dari:
Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini
menghasilkan larutan bersifat asam.
Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan
larutan bersifat basa.
Larutan Buffer terbagi menjadi :
Larutan buffer yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya
dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang
mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya
basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-
lain.
Larutan Page 22
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Larutan buffer yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya
berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu
basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Cara kerja larutan buffer:
Larutan buffer mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan
basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-.
Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya
secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:
Larutan buffer asam
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan buffer yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses
sebagai berikut:
Pada penambahan asam :
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana
ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk
molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
Pada penambahan basa :
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan
bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat
dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen
asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi
dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)
Larutan Page 23
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Larutan buffer basa
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan bufferyang mengandung NH3
dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam :
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion
OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini
menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam
yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser
ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang
ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk
komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)
2.9.4. Perhitungan PH Larutan Buffer :
2.9.4.1. Larutan Buffer asam
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+
dalam suatu larutan dengan rumus berikut:
[H+] = Ka x a/valxg
atau
pH = p Ka - log a/g
dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi
Larutan Page 24
Januari 2013 [Kimia Dasar]
2.9.4.2. Larutan Buffer basa
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+
dalam suatu larutan dengan rumus berikut:
[OH-] = Kb x b/valxg
atau
pH = p Kb - log b/g
dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi
2.10 Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Pada larutan jenuh terjadi kesetimbangan antara ion-ion dengan zat yang
tidak larut. Proses ini terjadi dengan laju reaksi yang sama sehingga terjadi reaksi
kesetimbangan. Contohnya reaksi kesetimbangan pada larutan jenuh CaC2O4
dalam air adalah:
CaC2O4(s) ↔ Ca2+ (aq) + C2O4(aq)
Konstanta kesetimbangan:
Oleh karena CaC2O4 yang larut dalam air sangat kecil maka konsentrasi CaC2O4
dianggap tetap. Sesuai dengan harga K untuk kesetimbangan heterogen, konstanta
reaksi ini dapat ditulis:
Ksp = [Ca2+] [C2O42-]
Larutan Page 25
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Ksp atau konstanta hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam
larutan jenuh, dipangkatkan masing-masing koefisien reaksinya.
Rumus dan harga Ksp beberapa senyawa dapat dilihat pada Tabel 11.3.
Jadi, Ksp merupakan batas maksimal hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan
jenuh elektrolit yang sukar larut dalam air. Dalam perhitungan-perhitungan, jika
hasil kali konsentrasi ion-ion (Qc):
1. Qc < Ksp :berarti larutan belum jenuh;
2. Qc = Ksp :berarti larutan tepat jenuh;
3. Qc > Ksp :berarti larutan lewat jenuh dan terjadi pengendapan garamnya.
Larutan Page 26
Januari 2013 [Kimia Dasar]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara Solute yang terlarut
dan yang tak terlarut.
Larutan Page 27
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut
dan pelarut di dalam larutan.
Kemolaran (M) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Harga kemolaran dapat ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut dan
volume larutan.
Kemolalan (m) adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1.000 g pelarut
murni.
Fraksi mol (X) adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan
jumlah mol semua komponen.
Kenormalan (N) adalh jumlah ekuivalen zat terlarut dalam tiap liter
larutan.
Persen massa (% w) adalah perbandingan massa zat terlarut dengan massa
larutan dikalaikan 100 %.
Persen Volume (% V) adalah perbandingan volume zat terlarut dengan
volume larutan dikalikan 100 %.
Parts Per Million (ppm) adalah miligram zat terlarut dalam tiap Kg larutan.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik,
sementara larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Dogra and Dogra. (1984). Kimia Fisik dan soal-soal. Jakarta: Universitas Indonesia.
Keenan, dkk. (1996). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlannga.
Ratna, dkk. (2009). Jenis-jenis Larutan dan larutan elektrolit. http://www.chem-is-try.org/.../jenis-jenis- larutan -dan- larutan - elektrolit / . Diakses 29 Desember 2009.
Larutan Page 28
Januari 2013 [Kimia Dasar]
Sukardjo. (1997). Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syukri, S. (1999). Kimia Dasar. Bandung: Penerbit ITB.
___. (___). Bab VI Larutan. http://www. ai3.itb.ac.id/~basuki/usdi/TPB-kuliah/materi/.../kidas2b/Larutan.pdf. Diakses 29 Desember 2009.
___.(___). Larutan. http://www.id.wiki.detik.com/wiki/Larutan –. Diakses 29 Desember 2009.
___.(___). Larutan. http://www.romdhoni.staff. gunadarma. ac. id/ Downloads / files/ 7576/Larutan. pdf. Diakses 29 Desember 2009.
___.(___). Larutan Campuran homogen solvent & solute. http://www.romdhoni. staff. gunadarma. ac. id/Downloads/files/.../KD2_slite2.pdf. Diakses 29 Desember 2009.
___. (___). Larutan elektrolit dan non elektrolit. http://www.e-dukasi.net › Modul Online SMA › Kelas X › Kimia –. Diakses 29 Desember 2009.
___. (___).Larutan elektrolit dan non elektrolit. http://www.kimia.upi.edu/.../perbedaan_ larutan _berdasarkan_daya_h anter_listrik.html. Diakses 29 Desember 2009. –. Diakses 29 Desember 2009.
Larutan Page 29