latar belakang

5
a. Judul Penelitian b. Ruang Lingkup c. Latar Belakang Masalah Teh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum menjadi minuman penjamu tamu di berbagai kalangan. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Teh mengandung senyawa yang baik untuk kesehatan tubuh sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, serta melancarkan sirkulasi darah. Hal ini disebabkan karena teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti polifenol, theofilin, flavonoid, metilxantin, tanin, vitamin C dan E, serta sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, Mg. Saat ini, untuk mempermudah masyarakat dalam mengkonsumsi teh, banyak berdiri industri pengolahan teh. Dalam industri pengolahan teh, menghasilkan limbah industri berupa ampas teh dalam jumlah yang besar. Pada umumnya pemanfaatan limbah ini digunakan sebagai pakan ternak. Untuk meningkatkan nilai ekonomi dari limbah, pemanfaatan ampas teh dapat digunakan sebagai inhibitor korosi pada besi dengan memanfaatkan kandungan tanin yang terdapat dalam ampas teh. Tanin merupakan senyawa polifenol atau senyawa astringen yang memiliki rasa pahit dari gugus polifenolnya yang dapat mengikat dan mengendapkan atau menyusutkan protein. Zat astringent dari tannin menyebabkan rasa kering dan puckery (kerutan) di dalam mulut setelah mengkonsumsi teh pekat,

Upload: xrx

Post on 17-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sdf

TRANSCRIPT

a. Judul Penelitianb. Ruang Lingkupc. Latar Belakang MasalahTeh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum menjadi minuman penjamu tamu di berbagai kalangan. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Teh mengandung senyawa yang baik untuk kesehatan tubuh sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, serta melancarkan sirkulasi darah. Hal ini disebabkan karena teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti polifenol, theofilin, flavonoid, metilxantin, tanin, vitamin C dan E, serta sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, Mg.Saat ini, untuk mempermudah masyarakat dalam mengkonsumsi teh, banyak berdiri industri pengolahan teh. Dalam industri pengolahan teh, menghasilkan limbah industri berupa ampas teh dalam jumlah yang besar. Pada umumnya pemanfaatan limbah ini digunakan sebagai pakan ternak. Untuk meningkatkan nilai ekonomi dari limbah, pemanfaatan ampas teh dapat digunakan sebagai inhibitor korosi pada besi dengan memanfaatkan kandungan tanin yang terdapat dalam ampas teh.Tanin merupakan senyawa polifenol atau senyawa astringen yang memiliki rasa pahit dari gugus polifenolnya yang dapat mengikat dan mengendapkan atau menyusutkan protein. Zat astringent dari tannin menyebabkan rasa kering dan puckery (kerutan) di dalam mulut setelah mengkonsumsi teh pekat, anggur merah atau buah yang mentah. Dekstruksi atau modifikasi tanin selama ini berperan penting dalam pengawet kayu, adsorben logam berat, obat-obatan, antimikroba, dan sebagainya. Salah satu sifat tanin adalah membentuk kompleks dengan besi, sehingga pembentukan kompleks besi-tanin ini dapat dimanfaatkan sebagai inhibitor korosi pada besi.Korosi dikenal sebagai pengkaratan yang merupakan peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan oleh terjadinya reaksi dengan lingkungan. Proses pencegahan korosi salah satunya adalah dengan menggunakan inhibitor. Inhibitor korosi didefenisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah yang sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap logam.

d. Perumusan Masalah1. Apakah ampas teh dapat digunakan sebagai inhibitor korosi pada besi?2. Bagaimana proses inhibisi korosi pada besi menggunakan ampas teh?3. Seberapa efektifkah penggunaan ampas teh sebagai inhibitor korosi pada besi?e. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui penggunaan ampas teh sebagai inhibitor korosi pada besi.2. Untuk mengetahui proses inhibisi korosi pada besi menggunakan ampas teh.3. Untuk mengetahui keefektifan ampas teh dalam penggunaannya sebagai inhibitor korosi pada besi.f. Kontribusi Penelitian1. Penulis berharap penelitian ini memberikan alternatif lain kepada industri pengolahan teh dalam memanfaatkan ampas teh selain sebagai pakan ternak.2. Penulis berharap penelitian ini memberikan rekomendasi dalam pemilihan bahan alternatif untuk pencegahan korosi pada besi g. Tinjauan Pustaka1. TehTanaman teh (Camellia sinensis) merupakan tanaman yang memiliki kandungan tanin alami berupa katekin. Teh hitam mengandung katekin rata-rata 7,99%, sedangkan teh hijau mengandung katekin rata-rata 17,68% dan teh wangi mengandung katekin rata-rata 15,13% (Gunawijaya, 1991; Bambang, 1995 dalam Kusuma, 2009). 2. TaninTanin adalah kelompok polifenol yang larut dalam air dengan berat molekul antara 5003000 gr/mol. Tanin mampu mengendapkan alkaloid, gelatin dan protein lainnya, membentuk warna merah tua dengan kalium ferrisida dan amonia serta dapat diendapkan oleh garam-garam Cu, Pb dan kalium kromat (atau 1% asam kromat). Tanin diklasifikasikan dalam dua kelas, yaitu:1) Tanin Hidrolisis, yaitu tanin yang terhidrolisis dalam air. Tanin hidrolisis merupakan hidroksil dari karbohidrat atau phenolic esterified seperti asam gallat (dalam gallotannins) atau asam ellagat (dalam ellagitannins).2) Tanin Kondensasi, yaitu tanin yang dapat terkondensasi dan tidak dapat dihidrolisis kecuali dalam suasana asam. Tannin terkondensasi adalah produk polimerisasi flavan-3-0l yang biasa disebut katekin dan flavan-3,4-diol atau campuran dari dua polimer, yang disebut sebagai ''flavans" (Salunkhe, Chavan, & Kadan, 1989; Sanderson et al., 2001 dalam Ismarani, 2012 ).

Katekin merupakan senyawa tanin yang paling banyak terdapat di dalam teh.

.h. Metode Penelitiani. Jadwal Penelitianj. Personalia Penelitiank. Anggaran biaya penelitianl. Lampiran2