latar belakang dan permasalahan
TRANSCRIPT
BAB I - PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Transformasi tatanan public space1 dapat terjadi akibat pengaruh dari
suatu bangunan yang terus berkembang mencari posisi yang tepat bagi
keuntungan bangunan itu sendiri. Perkembangan yang terjadi biasanya tidak
hanya pada bagian dalam bangunan, tetapi dapat juga merubah bagian luar
bangunan. Perkembangan yang terjadi cenderung menimbulkan keambiguan
pada bangunan tersebut. Perubahan pada bagian depan bangunan secara tidak
langsung mempengaruhi keadaan bangunan sekitarnya. Karena pengaruh
tersebut maka timbullah perubahan tatanan public space dan perubahan pada
kelangsungan aktivitas di kawasan tersebut.
Ambiguitas2 merupakan ketidakpastian pemahaman yang menitikberatkan
pada fungsi suatu bangunan. Dalam arsitektur kota, contoh ambiguitas dapat
dilihat dari perwujudan bangunan-bangunan yang memiliki sifat public tetapi
berada di dalam privat atau privat yang berusaha membuka diri untuk
kepentingan public.
Dago Plaza merupakan salah satu contoh indoor mall3 yang banyak
dikunjungi oleh kumpulan anak muda. Karena Dago Plaza tidak terlalu diminati
banyak pengunjung, maka Dago Plaza pun mengalami perubahan sistem : dari
suatu ruang publik dimana aktivitas yang terjadi berada di dalam bangunan
(Indoor Mall) menjadi ruang publik yang aktivitasnya sebagian besar terjadi diluar
bangunan.
1 Public Space adalah suatu ruang yang terbentuk atau didesain sedemikian rupa sehingga ruang tersebut dapat menampung sejumlah besar orang (publik) dalam melakukan aktifitas-aktifitas yang bersifat publik sesuai dengan fungsi public space tersebut. Sumber : Sudibyo, 19812 Ambiguitas adalah sifat atau hal yg bermakna dua; kemungkinan yg mempunyai dua pengertian; 2 ketidaktentuan; ke-tidakjelasan; 3 kemungkinan adanya makna atau penafsiran yg lebih dr satu atas suatu karya sastra; 4 Ling kemungkinan adanya makna lebih dr satu dl sebuah kata, gabungan kata, atau kalimat; ketaksaan. Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia.3 Indoor Mall adalah bangunan tertutup multilantai yang diisi oleh berbagai jenis unit retail dalam satu struktur yang kompak, sehingga para pengunjung mudah mengakses dari satu unit ke unit retail yang lain. Sumber : Endra Saleh Atmawidjaja Msc, DEA
Transformasi Tatanan Public Space Akibat Ambiguitas Penempatan Fungsi Pada Mall
BAB I - PENDAHULUAN
Ternyata, perubahan sistem pada Dago Plaza yang terbentuk tidak
direncanakan dengan baik sehingga perkembangannya membuat keambiguan.
Bagian fasade bangunan yang seharusnya mencerminkan keunggulan suatu
bangunan tidak terlihat pada bangunan Dago Plaza. Dago Plaza yang memiliki
aktivitas indoor sama sekali tidak tercermin pada muka bangunan sehingga
fungsi-fungsi pada bangian dalam bangunan sangat jarang dikunjungi. Berbeda
dengan keadaan luar bangunan. Pada bagian muka bangunan cukup ramai
dikunjungi bahkan pada hari-hari tertentu bisa diadakan acara besar yang
dikunjungi oleh banyak pengunjung.
Perubahan penempatan fungsi menjadi dimuka bangunan memberikan
dampak-dampak pada lingkungan sekitar. Dampak tersebut mengakibatkan
perubahan tatanan terutama pada public space4 di lingkungan sekitarnya dan
dari perubahan tatanan tersebut mengakibatkan perubahan aktivitas yang terjadi.
Transformasi tatanan yang cukup luas dikarenakan ambiguitas satu bangunan
menjadikan hal ini menarik untuk dibahas.
1.2. Permasalahan Studi
Perkembangan Dago Plaza yang memnyebabkan ambiguitas
penempatan fungsi pada Dago Plaza kurang mempertimbangkan keseluruhan
aspek yang ada terutama pada eksistingnya. Maka, ketika diterapkan,
keambiguan ini menyebabkan tatanan public space dan kelancaran sirkulasi
menjadi terganggu. Tatanan public space mengalami transformasi yang tidak
terencana untuk menyesuaikan tatanan yang ada dengan konsep mall yang
baru.
1.3. Pertanyaan Studi
1. Apa saja penyesuaian yang terjadi pada tatanan public space ketika Dago
Plaza menjadi ambigu?
2. Bagaimanakah proses transformasi yang terbentuk akibat dari
penyesuaian tersebut?
4 idem
Transformasi Tatanan Public Space Akibat Ambiguitas Penempatan Fungsi Pada Mall
BAB I - PENDAHULUAN
3. Apakah proses transformasi tersebut mampu mendukung tatanan
bangunan Dago Plaza?
1.3. Tujuan Studi
1. Mengetahui transformasi tatanan public space seperti apa yang terjadi
pada lingkungan sekitar Dago Plaza
2. Mengetahui akibat yang terjadi apabila perubahan suatu bangunan tidak
direncanakan dengan baik.
3. Mempelajari penerapan tatanan mall pada kawasan dengan kondisi
tertentu.
1.4. Manfaat Studi
1. Penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan
Sarjana Strata (S1) pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Katlik Parahyangan.
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan kepada penulis dan
peserta didik lain, serta dapat menjadi informasi mengenai perubahan
yang terjadi pada public space akibat dari aktivitas suatu bangunan.
3. Memberikan masukkan pada studi sejenis dan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai perubahan yang akan terjadi kedepannya
apabila terjadi kasus seperti di daerah Dago ini.
1.5. Lingkup Studi
Batas-batasan studi yang akan diteliti adalah :
1. Obyek studi yang dianalisa adalah Dago Plaza dan lingkungan
sekitarnya. Lingkungannya dihitung hanya sebatas 4 - 5 blok sebelah
kanan dan kiri Dago Plaza, bangunan - bangunan seberang Dago Plaza,
dan jalan - jalan yang membatasi Dago Plaza tersebut.
2. Penelitian studi ini memakai metode kualitatif.
3. Studi yang dikaji menitikberatkan transformasi yang terjadi akibat aktivitas
dan berdasarkan dengan teori yang bersifat fisik-spasial
Transformasi Tatanan Public Space Akibat Ambiguitas Penempatan Fungsi Pada Mall
BAB I - PENDAHULUAN
1.6. Obyek Studi
Obyek studi yang dibahas adalah Dago Plaza, Bandung dan lingkungan
sekitarnya. Berikut data-data umum bangunan Dago Plaza :
Alamat : Jl. Ir. H. Djuanda No. 61-63, Bandung
Tahun Pembangunan : 1998
Fungsi : Mall
Gambar 1.1. Tampak Atas Dago Plaza dan Lingkungan Sekitarnya
Sumber : Google Earth
Gambar 1.2. Tampak Dago Plaza Gambar 1.4. Jalan Ir. H. Juanda
Sumber : www.bandungtourism.com Sumber : Dokumen Pribadi
Transformasi Tatanan Public Space Akibat Ambiguitas Penempatan Fungsi Pada Mall
BAB I - PENDAHULUAN
Pada awalnya, Dago Plaza dibangun dengan tujuan utama adalah
menjadikannya indoor mall yang didalamnya terdapat unit-unit retail. Keadaan
seperti itu membuat Dago Plaza sangat sepi, jarang pengunjung dan akhirnya
banyak unit-unit retail yang memilih untuk tutup dibandingkan rugi.
Seiring dengan berjalannya waktu, Dago Plaza terus berkembang
mencari posisi yang baik dan menguntungkan dengan cara memberikan
perubahan-perubahan pada penempatan fungsi sampai fasade bangunan.
Akhirnya, konsep bangunan Dago Plaza berubah menjadi “Entertaiment
Building5” . Pengkondisian konsep tersebut dilakukan pada bagian depan
bangunan yang dibuka sehingga beberapa toko terutama restoran dan cafe
semuanya menghadap ke luar (ke jalan). Hal ini menyebabkan pengunjung dapat
berkumpul, mengobrol dalam jangka waktu yang lama di depan muka bangunan.
Karena perubahan itulah yang membuat Dago Plaza hanya ramai
dibagian depan saja, tetapi pada bagian dalam bangunan, tetap sepi dan sedikit
pengunjungnya.
5 Konsep ini dimunculkan karena adanya persaingan ketat antara mall-mall di Bandung sehingga menuntut masyarakat agar lebih aware terhadap keberadaan Dago Plaza. Entertainment building dipahami oleh manejemen Dago Plaza sebagai gedung atau tempat hiburan dengan kata lain sebagai place for hangout untuk para pengunjung. Sumber : Skripsi Ridha Robani Latifa, Unpad, Fakultas Ilmu Komunikasi.
Transformasi Tatanan Public Space Akibat Ambiguitas Penempatan Fungsi Pada Mall