latar belakang masalah

4
Latar Belakang Masalah. Sarana dan prasarana masih minim. Ketersediaan prasarana dan sarana, baik sarana dan prasarana wilayah maupun fasilitas sosial ekonomi masih jauh dari memadai. Jaringan jalan dan angkutan perhubungan darat maupun laut masih sangat terbatas, yang menyebabkan sulit berkembangnya kawasan perbatasan, karena tidak memiliki keterkaitan sosial maupun ekonomi dengan wilayah lain. Kondisi prasarana dan sarana komunikasi seperti pemancar atau transmisi radio dan televisi serta sarana telepon di kawasan perbatasan umumnya masih relatif minim. Terbatasnya sarana komunikasi dan informasi menyebabkan masyarakat perbatasan lebih mengetahui informasi tentang negara tetangga daripada informasi dan wawasan tentang Indonesia. Ketersediaan sarana dasar sosial dan ekonomi seperti pusat kesehatan masyarakat, sekolah, dan pasar juga sangat terbatas. Hal ini menyebabkan kawasan perbatasan sulit untuk berkembang dan bersaing dengan wilayah negara tetangga. Adanya paradigma ’kawasan perbatasan sebagai halaman belakang’ Paradigma pengelolaan kawasan perbatasan di masa lampau sebagai ”halaman belakang” wilayah NKRI membawa implikasi terhadap kondisi kawasan perbatasan saat ini yang tersolir dan tertinggal dari sisi sosial dan ekonomi. Munculnya paradigma ini, disebabkan oleh sistem politik dimasa lampau yang sentralistik dan sangat menekankan stabilitas keamanan. Disamping itu secara historis, hubungan Indonesia

Upload: faturokhman-eka-nugraha

Post on 18-Aug-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

Latar Belakang Masalah.Sarana dan prasarana masih minim.Ketersediaan prasarana dan sarana, baik sarana dan prasarana wilayahmaupunfasilitas sosial ekonomi masihjauhdari memadai.Jaringanjalandanangkutan perhubungan darat maupun laut masih sangat terbatas, yangmenyebabkansulit berkembangnyakawasanperbatasan, karenatidakmemilikiketerkaitan sosial maupun ekonomi dengan wilayah lain. Kondisi prasarana dansarana komunikasi seperti pemancar atau transmisi radio dan televisi serta saranatelepon di kawasan perbatasan umumnya masih relatif minim. erbatasnyasaranakomunikasi daninformasi menyebabkanmasyarakatperbatasan lebih mengetahui informasi tentang negara tetangga daripada informasidanwawasantentang!ndonesia.Ketersediaansaranadasarsosial danekonomiseperti pusat kesehatan masyarakat, sekolah, dan pasar juga sangat terbatas. "alini menyebabkan kawasan perbatasan sulit untuk berkembang dan bersaing denganwilayah negara tetangga.Adanya paradigma kawasan perbatasan sebagai halaman belakang#aradigma pengelolaan kawasan perbatasan di masa lampau sebagai$halaman belakang$ wilayah %K&! membawa implikasiterhadap kondisikawasanperbatasan saat ini yang tersolir dan tertinggal dari sisi sosial dan ekonomi.Munculnya paradigma ini, disebabkanolehsistempolitik dimasa lampauyangsentralistikdansangat menekankanstabilitas keamanan.'isampingitusecarahistoris, hubungan!ndonesiadenganbeberapanegaratetanggapernahdilandakonflik, serta seringkali terjadinya pemberontakan(pemberontakan di dalam negeri.Konsekuensinya, persepsi penanganan kawasan perbatasan lebihdidominasi pandangan untuk mengamankan perbatasan dari potensi ancaman dariluar(externalthreat)dan cenderung memposisikan kawasan perbatasan sebagaisabuk keamanan)security belt*. "al ini telah mengakibatkan kurangnyapengelolaan kawasan perbatasan dengan pendekatan kesejahteraan melaluioptimalisasi potensi sumberdaya alam, terutama yang dilakukan oleh investorswasta.Kebijakandi masalaluyangbelumberpihakkepadakawasan-kawasantertinggal dan terisolir+elama beberapa puluh tahun kebelakang masalah perbatasan masihbelum mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah."al ini tercermindari kebijakan pembangunan yang kurang memperhatikan kawasanperbatasan dan lebih mengarah kepada wilayah(wilayah yang padatpenduduk, aksesnya mudah, dan potensial, sedangkan kebijakanpembangunan bagi daerah(daerah terpencil, terisolir dan tertinggal sepertikawasan perbatasan masih belum diprioritaskan.Terjadinya eksploitasi pemanfaatan Sumber Daya Alam yang tak terkendalidan berkelanjutan.,paya optimalisasi potensi sumber daya alam harus memperhatikan dayadukunglingkungan, sehingga tidak mengakibatkankerusakanlingkungan, baiklingkunganfisikmaupunsosial. 'i sebagianbesar kawasanperbatasan, upayapemanfaatan +'- dilakukan secara ilegal dan tak terkendali, sehingga mengganggukeseimbangan ekosistemdan kelestarian lingkungan hidup.Berbagai dampaklingkunganseperti polusi asaplintas batas )hedge pollution), banjir, longsor,tenggelamnya pulau kecil, dan sebagainya pada umumnya disebabkan olehkegiatan(kegiatan illegal, seperti penebangan liar di kawasan hutan danpengerukanpasir di pulau(pulaukecil yangtidakterkendali. "al ini cukupsulitditangani, karenaketerbatasanpengawasanpemerintahdi kawasanperbatasandan belum ditegakkannya supremasi hukum secara adil dan tegas.Pengelolaan sumber daya yang tidak terkendali dan belum optimalPengelolaan sumber daya alam belum terkoordinasi antar pelaku sehingga memungkinkan dan eksploitas sumber daya alam yang kurang baik untuk pengembagan daerahdan masyarkaat. Misalnya kasus illegal logging yang juga terkait dengan kerusakan patok-patok batas yang dilakukan untuk meraih keuntungan dalam penjualan kayu illegal ari Kalimantan timur dan sekitar 150000m3 kayu illegal dari Kalimantan barat mauk ke Malaysia Kompas, Mei 2001. Penebangan liar ini terus berlangsung akibat tuntutan menikatnya kebutuhan kayu di pasar internasional besarnya kapasitas terpasang industry kayu dalam negeri, konsumsi lokal, lemahnya penegakan hokum dan pemutihan kayu yang terjadi luar kaasan tebangan. !kibat pen"urian ini, kerugian de#isa $egara men"apai milyaran dollar.%elain hutan, potensi sumber daya alam di kaasa perbatasan "ukup besar diantaranya perkebunan &karet, kopi, "oklat, kelapa', pertanian &padi, palaija, buah-buahan' dan pertambangan &batu bara, emas, bauksit, dll.' namun, besarnya potensi ini belum dikelloala se"ara adil, optimal dan terkoordinasi serta berkalnjutan sehingga belum dapat meningkatakan kesejahteraan rakyat perbatasa. (aktor keterbatasan akses transportasi, listrik dan minimnya sarana penunjangan lain, masih mejadi maslah akses transportasi, listrik dan minimnya sarana penunjang lain, masih menjadi masalah klasik yang sulit dipe"ahkan. !kibatnya. Potensi yang belum dikelala optimal ini akhirnya menjadi sasaran empuk dan diman)aatkan se"ara illegal olehpengusaha nakal dari $egara tetangga. Peman)aatan sumberdaya alam yang illegal dan tidak terkendali &diikuti dengan kebarakan hutan, pembukaan lahan-lahan eks tebagnan yang belum ditami menjadi lahan-lahan kritis ' akan menyebabkan degradasi kualitas lingkungan dan pada akhirnya, akan mengurangi potensi sumberdaya alam di masa mendatan. Kegiatan ekspoitasi %*! yang paling )enomenal di kaasan perbatasan darat aalah pembalakan liar &illegal logging'.Paktek pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang tidak ternilai harganya, kehan"uran kehidupan masyarakat dan kehilangan kayu senilai milyaran dollar as, diantranya berupa pendapatan $egara setiap tahunnya. Kerugian tersebut belum menghitung hilangnya nilai keanekaragaman hayati serta jasa-jasa lingkungan yang dapat dihasilkan dari sumber daya hutan.Menurut data departemen kehutanan tahun 200+, luas hutan yang rusak dan tidak dapat ber)ungsioptimal telah men"apai 5,,+ juta -a dari 120,35 juta he"tare kaasan hutan di .ndonesia, engan laju de)orestasi dalam lima tahun terakhir men"apai 2,/3 juta he"tare per tahun. 0ila keadaan seperti ini dipertahankan, dimana %umatera dan Kalimantan sudah kehilangan hutannya, maka hutan di %ulaesi dan papua akan mengalamai hal yang sama. Pemberantasan kegiatan illegal logging dan penanggulangan kerusakan sumberdaya hutan di .ndonesia sesungguhnya tugas dunia internasional mengingat hutan .ndonesia &sala satunya kaasa konser#asi -erar o) 0orneo di Pulau Klimatan' ber)ungsi melindungi keanekaragaman hayati khas Pulau Kalimantan dan menjadi $atural 1orod -eritage &arisan alam dunia', 2ultural 1orld -eritage &arisan budayadunia', serta paru paru duniahttp344.a"ademia.edu41035/5654%78!79:.;*!$;K