latar belakang masalah - repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/5422/2/bab i...
TRANSCRIPT
Bab 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sebagai institusi pendidikan Islam, posisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
memang terus mengalami perubahan. Tidak saja karena perkembangan keilmuwan
yang terus mengalami perbaikan. Sebagai lembaga berafiliasi kepada agama, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) mulanya diartikan sebagai lembaga Dakwah Islam yang
bertanggung jawab terhadap syi’ar agama di masyarakat, sehingga orientasi
kepentingannya lebih difokuskan pada pertimbangan-pertimbangan dakwah tentu saja
orientasi ini tidaklah keliru, hanya saja menjadikan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) sebagai lembaga dakwah pada dasarnya telah mengurangi peran yang
semestinya lebih ditonjolkan yaitu sebagai lembaga Pendidikan Tinggi Islam ( Fuad
Jabali, 2002. Hal. 9).
Karena Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sebagai lembaga akademis, maka
tuntutan dan tanggungjawab yang dipikul oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
adalah tanggungjawab akademis dan ilmiah. Dengan demikian, pertimbangan yang
diberikan untuk menakar bobot suatu pikiran, temuan dan penelitian haruslah sesuai
dengan ukuran ilmiah (Fuad Jabali, 2002. 10).
Fakultas Tarbiyah merupakan salah satu fakultas di lingkungan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah yang mendapat prestasi Lembaga
Peningkatan Tenaga Kependidikan (LPTK) yaitu: sertifikasi dan kulifikasi, lembaga
penyelenggara program ektension, lembaga penyelenggara program akta IV yang
mengalami peningkatan peminat yang sangat signifikan, sehingga dengan demikian
dituntut untuk lebih mempersiapkan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
pelanggan.
Semenjak diberlakunya UU No.20 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Fakultas Tarbiyah semakin diminati oleh masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan
dengan besarnya peminat yang memilih Fakualtas Tarbiyah sebagai pilihan utama
dan banyaknya jumlah mahasiswa dibandingkan fakultas yang lain. Selain itu juga
semakin berkembangan jurusan serta dibukanya program baru kualifikasi, ektensi dan
semakin bertambahnya peminat program akta IV karena memang UU tersebut
mewajibkan seluruh guru memiliki sertifikat akta IV dan berpendidikan Strata Satu,
sehingga secara otomatis Fakultas Tarbiyah dituntut mampu meningkatkan kualitas
juga harus menjalankan amanat dari masyarakat dan pemerintah yang telah
mempercayakan anaknya untuk kuliah di Perguruan Tinggi ini.
Hal tersebut di atas juga menjadikan pemikiran pimpinan Fakultas Tarbiyah
untuk melaksanakan kegiatan administrasi yang lebih efektif dan efesien dengan
menerapkan 4 prinsip Total Quality Manajement (TQM), yaitu: kepuasan pelanggan,
respek kepada setiap orang, manajemen berdasarkan fakta dan perbaikan
berkesinambungan yang terangkai dalam kegiatan: perencanaan, pengorganisasian
serta pengawasan dan evaluasi agar tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan
2
dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sehingga mampu menghasilkan ou tput
yang dapat bersaing di dunia era globalisasi dan profesi ini.
Sebagaimana Visi dan Misi dari Fakultas Tarbiyah yaitu menyiapkan tenaga
pendidik dan pengembangan ilmu-ilmu tarbiyah (kependidikan) serta pembangunan
masyarakat yang berlandaskan pada iman, ilmu dan amal, serta mendidik dan
membina calon tenaga pendidik yang mampu mengembangkan potensi keilmuwan
secara profesional dalam bidang ilmu tarbiyah (Kependidikan Islam) yang
berlandaskan pada iman, ilmu dan amal ( Profil Fakultas Tarbiyah, 2008. hal. 3).
. Fakultas Tarbiyah sebagai pusat penyiapan tenaga pendidik dan
pengembangan ilmu-ilmu ketarbiyahan gagasan pendiriannya tidak terlepas dari
gagasan mendirikan lembaga pendidikan tinggi Islam di Palembang pada saat
berlangsung Muktamar Ulama Se-Indonesia di Palembang tahun 1957. ( Profil
Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, 2008, hal. 2).
Pada zaman yang semakin modern dimana teknologi semakin maju,
pendidikan juga dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan zaman dimana
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas
kehidupan melalui pendidikan. Namun satu sisi dilema yang dihadapi dalam dunia
pendidikan, yaitu bergesernya makna fungsi pendidikan itu sendiri, dimana sistem
pendidikan nasional berfungsi mengusahakan pembangunan manusia untuk
memungkinkan perkembangan dirinya dalam rangka melaksanakan hubungan
manusia dengan diri pribadinya, hubungang manusia dengan Tuhannya, hubungan
manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
3
Pendidikan Nasional merupakan usaha bersama keluarga, masyarakat dan
pemerintah untuk membangun bangsa yang memiliki sistem nilai, norma, ilmu,
keterampilan dan seni yang tinggi, oleh karena itu pendidikan nasional merupakan
suatu kegiatan mendidik dan membina manusia Indonesia menjadi manusia yang
taqwa, berbudi luhur, berpengetahuan dan berketerampilan tinggi (Jusuf 1995. hal.
25). Seperti yang dikatakan Bassam Tibi yang dikutip oelh Azyumardi Azra,
megemukakan bahwa hampir seluruh universitas muslim di kawasan Timur Tengah
dan Afrika sangat menekankan kapasitas untuk menghafal agar mahasiswa bisa lulus
dalam studi mereka, tidak ada kapasitas untuk berfikir kritis dan analisis. Mahasiswa
dipersiapkan untuk menjawab tantangan perubahan tetapi untuk stabilitas dan gengsi.
Hasilnya, setelah selesai studi para mahasiswa lebih dibekali dengan ijazah, tetapi
tidak dengan kualifikasi yang dapat diterapkan secara bermanfaat (Azyumardi Azra,
2001. xvi) ini menunjukkan bahwa dengan kemajuan saat ini memungkinkan
mahasiswa hanya mengejar ijazah semata.
Perguruan Tinggi adalah lembaga ilmiah yang merupakan sekelompok
masyarakat ilmiah. Konsekuensi logis dari kedudukan perguruan tinggi sebagai
lembaga ilmiah maupun sebagai masyarakat ilmiah, adalah mengacu kepada
tanggung jawab dan kewajiban untuk melaksanakan peranan, fungsi guna mencapai
tujuan pendidikan yang ada pada pelaksananaannya memerlukan unsur-unsur
manusia, metode, materi yang secara bersama-sama saling terkait dan saling
menunjang dalam rangka melaksanakan proses pendidikan yang efektif.
4
Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbarui visi,
misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai
visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata-sosial yang kuat dan berwibawa
untuk memperdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.
Adapun misi pendidikan nasional menurut UU Sisdiknas tahun 2003 bahwa
misi pendidikan nasional adalah sebagai berikut:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperolehpendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuhsejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakatbelajar.
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untukmengoptimalkan pembentukan kerpibadian yang bermoral.
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagaipusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dannilai berdasarkan standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanberdasarkan prinsip otonomi dalam konsteks Negara Kesatuan RIberdasarkanvisi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuanuntuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasiserta bertanggungjawab.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa masalah pokok di bidang pendidikan
adalah meningkatkan kualitas serta aktivitas yang relevan di sekolah-sekolah serta
perguruan tinggi. Sesuai dengan ungkapan C.E Beeby bahwa ada dua hambatan
utama yang dihadapi dalam meningkatkan bidang pendidikan. Pertama, kurangnya
5
biaya untuk melengkapi fasilitas pendidikan dan kedua, hambatan-hambatan yang
bukan bersifat material, dimana penambahan budget pendidikan tidak akan
mempengaruhi apapun (Beeby, 1979.3). Seiring dengan kemajuan yang dirasakan
dari dunia pendidikan, maka pendidikan telah banyak mengalami perubahan yang
telah membawa pada permasalahan untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan.
Sudah menjadi prinsip setiap personalia pendidikan perlu mendapat
pembinaan secara kontineu, lebih-lebih tenaga pengajar di perguruan tinggi sangat
memerlukan pembinaan. Hal ini disebabkan oleh:
1. Perguruan Tinggi merupakan agen pembaharuan dalam segala hal.
2. Ia selalu harus melakukan pembahasan tentang hal-hal yang baru.
3. Perlu mendapatkan dukungan buku-buku yang terbaru.
Pembinaan seperti ini perlu mendapat bantuan dari pihak luar diri masing-masing
dosen yang bersangkutan (Pidarta. 1990. hal. 1). Dengan begitu para dosen mengajar
dan melaksanakan tugasnya dengan baik secara efektif.
Manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan bagian yang
diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Manajemen sebagai suatu system mengandung
komponen-komponen masukan, proses dan keluaran yang m asing-masing tidak
dapat dipisahkan dari keterlibatan factor manusia, bahkan keberhasilan manajemen
itu sendiri sangat bergantung pada sumber daya manusia pelaksananya. Adapun
fungsi manajemen antara lain yaitu: planning (perencanaan), organizing
6
(pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan controlling (pengawasan)
(Panglayki dan Hazil Tanzil, 1998. 39-40).
Manajemen adalah aktivitas mamadukan sumber-sumber pendidikan agar
terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan, dalam hal
ini dosen sebagai sumber daya manusia dipandang sangat penting dalam mencapai
tujuan pendidikan. Sebagaimana pendapat Gagne yang dikutip oleh Karti Soeharto
bahwa: dalam kegiatan pembelajaran dosen mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:
pertama, merencanakan kegiatan pembelajaran, kedua, mengelola kegiatan
pembelajaran, tiga mengevaluasi kegiatan pembelajaran (Soeharto, 1995. hal. 8).
Fakultas Tarbiyah sebagai salah satu wadah untuk mengembangkan potensi
manusia sebagai calon pendidik bidang agama mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam rangka menyiapkan tenaga pendidik yang professional. Agar tercapai
misi dan visinya maka Fakultas Tarbiyah perlu menyeiapkan sedemikian rupa melalui
perencanaan yang matang, pengorganisasian yang sesuai dengan job discription serta
pengawasan yang benar-benar teliti. Hal ini bisa terwujud apabila masing-masing
personil memahami tugas dan melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas yang
telah dipersiapkan.
Berdasarkan hasil observasi awal di Fakultas Tarbiyah nampaknya masih ada
beberapa fungsi-fungsi manajemen yang masih terhambat dan belum terealisasi,
misalnya kurang tersusunnya arsip-arsip penting baik yang berhubungan dengan
mahasiswa misalnya: Kartu Hasil Studi (KHS), Formulis Hasil Studi (FRS), nilai
7
hasil komprehensif dan ujian skripsi, blangko nilai pembimbing skipsi dan surat izin
cuti kuliah karena sebagian besar masih menggunakan sistem manual.
Sedangkan arsip yang berhubungan dengan dosen juga masih menggunakan
sistem manual sehingga hal demikian kurang efisien misalnya: kesediaan mengajar
dosen yang belum sampai pada dosen yang mengajar, berkas ujian skripsi yang juga
sama masalahnya ataupun keterlambatan dosen dalam menyerahkan nilai ke bagian
akademik, bahkan bervareasinya tugas para dosen yang harus diselesaikan sehingga
mengakibatkan keterbatasan waktu serta kemampuan professional yang terabaikan.
Dengan melihat realita yang terdapat di Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam (IAIN) Raden Fatah Palembang seperti diuraikan di atas, maka secara tidak
langsung akan menghambat pelaksanaan kegiatan administratif serta proses
perkuliahan menjadi tidak efektif dan efesien dan kurang berkualitas. Dengan
terlaksananya 4 (empat) prinsip Total Quality Management (TQM), maka Fakultas
Tarbiyah akan menjadi Fakualtas yang tidak hanya saja diminati dan paling banyak
jumlah mahasiswa melainkan sebuah fakultas yang berkualitas dan menjadi
kebanggaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
Dari latar belakang di atas maka peneliti membatasi permasalah hanya pada
sub Bagian akademik dan Kemahasiswaan (BAK) dengan judul “Manajemen
Pelaksanaan Kegiatan Administratif di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah”.
8
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dan observasi yang
dilakukan, maka dapat diidenfikasikan sebagai berikut:
1. Kurang tertata rapi arsip mengenai data dosen dan karyawan baik yang
berhubungan dengan biodata dosen dan karyawan maupun mengenai data
kepegawaiannya.
2. Banyaknya keluhan dosen karena pelayanan yang kurang maksimal sehingga
tugasnya terbengkalai, misalnya: keterlambatan pemberitahuan antara jadwal
konsultasi pembimbing akademik dengan mulainya belajar aktif.
3. Banyaknya surat-surat penting untuk dosen yang belum sampai pada dosen
yang bersangkutan.
4. Fasilitas yang masih minim sehingga menimbulkan kurang efektif dalam
proses belajar mengajar.
5. Tugas-tugas administrasi yang masih bersifat konseptual dan sangat bervariasi
sehingga mengakibatkan keterbatasan waktu dan kemampuan profesional
yang terabaikan.
Rumusan dan Batasan Masalah
Manajemen pelaksanaan kegiatan administratif yang dimaksud pada penelitian ini
adalah serangkaian kegiatan/pelayanan yang diberikan kepada pelanggan
(mahasiswa) dalam bidang Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) di
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
9
Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen pelaksanaan kegiatan administratif di Fakultas
Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang?
2. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat terlaksananya kegiatan
administratif di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan
diatas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pelaksanaan kegiatan administratif
di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang?
2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan
administratif di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang?
Kegunaan Penelitian
Selain itu penelitian ini dipergunakan untuk:
1. Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi dosen dan tenaga
pendidik lainnya.
2. Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi masukan /konstribusi bagi instasi
terkait sekaligus dalam menerapkan pelaksanaan kegiatan administatif.
10
Definisi Operasional
Agar tidak terjadinya kesalahan persepsi terhadap variable yang digunakan dalam
penelitian ini, maka variable tersebut didefinisikan secara operasional sebagai
berikut:
Manajemen pelaksanaan kegiatan administratif yang di maksud dalam penelitian ini
adalah serangkaian kegiatan (pelayanan) yang dilakukan oleh sekelompok orang atau
individu dengan menerapkan 4 (empat) prinsip total quality Manajemen) guna
meningkatkan kualitas secara maksimal.
Keempat prinsip Total quality Manajement itu adalah:
1. Kepuasan Pelanggan disini berarti setiap peleyanan yang diberikan kepada
pelanggan (mahasiswa) harus mengutamakan kepuasan pelanggan, misalnya
bersikap ramah, sabar dan bekerja sama dengan baik secara efektif dan
efisien.
2. Respek Kepada Setiap Orang maksudnya bahwa karyawan (pegawai)
merupakan individu yang terpilih dan harus punya loyalitas dan kerativitas
yang tinggi dalam melayani setiap pelanggan.
3. Manajement Berdasarkan Fakta bahwa pengambilan sebuah keputusan
hendaknya didasarkan pada data valid yang ada bukan karena feeling
(perasaan) atau karena ada hubungan kekeluargaan.
4. Perbaikan Berkesinambuangan merupakan proses yang harus dilalui pada
tahap berikutnya mengingat sebuah mutu dapat dicapai setelah melalui proses
11
perbaikan dan pembenahan secara terus menerus dengan penuh konsisten dan
komitmen.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud manajemen pelaksanaan
administratif yaitu: serangkaian kegiatan/pelayanan yang diberikan kepada pelanggan
dengan menerapkan 4 (empat) prinsip total quality management dengan
memperhatikan sumberdaya manusia dalam Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
(BAK) di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang guna meningkatkan
kualitas pelayanan secara maksimal.
Kerangka Teori
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori ”Total Quality Manajemen”
(TQM) yang dikemukakan oleh Nancy Warren, seorang behavioral scientist di United
States Navy (Walton dalam Bounds, et. al., 1994). Istilah ini mengandung makna
every process, every job, dan every aspek (Goetsch & Davis, 1994). Aspek Pertama,
menguraikan apa TQM. TQM didefinisikan sebagai sebuah pendekatan dalam
menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui
penyempurnaan secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan organisasi. Aspek kedua menguraikan tentang pembagian tugas dan
ketiga, menyangkut cara mencapainya dan berkaitan dengan sepuluh karakteristik
TQM yang terdiri atas: (a) fokus pada pelanggan (internal & eksternal, (b)
berorientasi pada kualitas, (c) menggunakan pendekatan ilmiah, (d) memiliki
komitmen jangka panjang, (e) kerja sama tim, (f) menyempurnakan kualitas secara
12
berkesinambungan, (g) pendidikan dan pelatihan, (h) menerapkan kebebasan yang
terkendali, (i) memiliki kesatuan tujuan, (j) melibatakan dan memberdayakan
karyawan.
Lebih lanjut menurut Biil Creech bahwa prinsip yang digunakannya dikenal
dengan istilah Lima Pilar TQM yang terdiri atas produk, proses, organisasi,
pemimpin, dan komitmen. Kemudian dengan menerapkan empat kriteria, yaitu:
Pertama, program tersebut harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan
berorientasi pada kualitas dalam aktivitasnya, termasuk dalam setiap proses dan
produk/jasa. Kedua, program tersebut harus memiliki sifat kemanusiaan yang kuat
untuk menerjemahkan kualitas dalam cara memeperlakukan karyawan, selalu
diikutsertakan dan diberi inspirasi. Ketiga, program TQM harus didasarkan pada
pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang disemua tingkatan terutama
pada lini depan sehingga antusias keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan
dan bukan sekadar slogan. Keempat, TQM harus diterapkan secara menyeluruh
sehingga semua prinsip, kebijakan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah-
celah organisasi (Creech, 1996, hal. 103 ).
Adapun prinsip yang harus diterapkan dalam menerapkan Total Quality
Manajemen menurut pendapat Hensler dan Brunnell yaitu ada empat, yang terdiri
dari: kepuasan pelanggan, respek pada setiap orang dan menajemen berdasarkan
fakta, dan keempat perbaikan yang berkesinambungan. (Tjiptono dan Anastasia:
2001. hal. 14).
13
Dari kerangka teori di atas, peneliti membatasi penelitian pada pelaksanaan
kegiatan administrasi dengan menerapan keempat prinsip sesuai dengan pendapat
Hensler dan Brunnell tersebut”, artinya bagaimana pelaksanaan kegiatan administratif
dengan menerapkan keempat prinsip yaitu: kepuasan pelanggan, respek kepada setiap
orang, manajemen berdasarkan fakta dan perbaikan berkesinambuangan khususnya
pada bidang akademik dan kemahasiswaan di Fakultas Tarbiyah sehingga akan
meningkatakan kualitas secara maksimal.
Tinjauan Pustaka
Dalam buku yang berjudul Total Quality Management In Education (1993)
oleh Edward Sallis menyatakan bahwa manajemen pelaksanaan administrasi
memiliki potensi untuk menerapkan konsep Total Quality Management yang di
Indonesia dikenal dengan manajemen mutu terpadu. Dalam Jurnal pendidikan dan
kebudayaan No.029, Mei 2001 yang memuat artikel Vincent Gaspersz berjudul:
Penerapan Total Quality Mangement In Education pada PTI: Suatu upaya untuk
memenuhi kebutuhan sistem industri modern, dijelaskan bahwa manajemen mutu
terpadu dalam pengelolaan industri dapat diterapkan dalam manajemen jasa melalui
peningkatan sistem multi jasa yang terdiri atas perencanaan sistem mutu jasa,
pengendalian sistem mutu dan peningkatan sistem mutu ( http: www. cet.ac.id)
Buku karangan M.N. Nasution menyatakan bahwa Total Quality Management
merupakan suatu konsep tepat setiap peribahan yang berfokus pada pelayanan
kebutuhan pelanggan, dimana salahsatu tujuan Total Quality Management adalah
14
memberikan kepuasan pelanggan ( Nasution, 2003. hlm. Vi). Pada buku ini banyak
membahas mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan Total
Quality Management dipandang dari segi bisnis serta implementasi Total Quality
Management pada sebuah perusahaan.
Syaiful Sagala dalam Strategi menerapkan Persaingan Mutu berpendapat
bahwa Total Quality Manajemen bukan sekedar slogan, tetapi suatu pendekatan yang
sistematis untuk mencapai tingkat mutu yang tepat dalam suatu gaya yang konsisten
dalam mengantisipasi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Sagala, 2004, hlm. vi),
fokus kebijakan bukan jangka pendek melainkan peningkatan mutu jangka panjang
yang sifatnya terus menerus.
Penelitian yang dilakukan oleh M. Hasbi : Pengelolaan MAN Model
Jogjakarta Dalam Perspektif Total Quality Management (Tinjauan Terhadap
Pelanggan Eksternal Primer) menjelaskan bahwa indikator jasa administratif telah
berorientasi tidak hanya pada kuantitas melainkan juga pada kualitas, sehingga
kepuasan pelanggan eksternal primer berkaitan dengan cukut tingginya kualitas
(subtansi jasa) dan cara penyajiannya. Faktor yang menjadi kendala yang sering
muncul dalam pelayanan administrasi (kurikuler dan ekstrakulikuler) adalah yang
dirasakan oleh siswa bahwa guru kurang dapat memberikan rasa aman dan minimnya
penggunaan alat peraga dalam mengajar.
Sedangkan manajemen pelaksanaan kegiatan administratif ini lebih
menekankan pada proses penyelenggaraan kerja atau pelayanan yang yang diberikan
kepada pelanggan (mahasiswa) dengan memanfaatkan sumber daya manusia pada
15
bidang Akademik dan kemahasiswaan (BAK) di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden
Fatah Palembang agar dapat meningkatakan kualitas secara maksimal. Berdasarkan
beberapa kajian di atas dapat dijadikan referensi untuk membantu di dalam menjawab
permasalahan yang akan dikaji dan Dari tinjauan pustaka dapat diketahui bahwa
penelitian ini belum pernah dilakukan oleh orang lain.
Metodologi Penelitian
Uraian mengenai metodologi penelitian ini meliputi pendekatan penelitian, informan
penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu peneltitian dengan
cara terjun langsung ke tempat penelitian untuk mengamati dan terlibat langsung
dengan objek penelitiannya. Jenis penelitian ini adalah bersifat kualitatif deskriptif
dengan mengambarkan secara nyata bagaimana implementasi manajemen
pelaksanaan kegiatan administratif di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah
Palembang, pada Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) dan faktor apa
saja yang menjadi pendukung serta penghambat terlaksananya kegiatan tersebut
dengan menerapkan 4 (empat) prinsip Total Quality Management guna meningkatkan
kualitas pelayanan secara maksimal.
16
Informan Penelitian
Informan pada penelitian ini adalah Kepala Sub Bagian Akademik dan
Kemahasiswaan (Kasubag BAK), Kepala Sub Bagian (Kasub) Kepegawaian,
Pembantu Dekan II, dan mahasiswa dimana mereka telah berpengalaman sebagai
pegawai dan mahasiswa sebagai pelanggan di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah
Palembang
Dalam upaya membandingkan dan mengecek ulang informasi, juga
melibatkan informan pendukung. Informan tersebut dipilih berdasarkan
kepemimpinan dan aktivitas mereka dalam rangka pelayanan kegiatan administrasi
dengan menggunkan prinsip “snowball” (Huberman dan Milles 1992, hal. 47).
Dengan teknik tersebut, maka melibatkan juga mahasiswa, staf, kepala tata usaha dan
karyawan yang dinilai berpartisipasi aktif dalam kegiatan administrasi.
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar (valid), data utama yang dibutuhkan dalam
penelitian ini dikumpulkan melalui tiga metode, yaitu: wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Wawancara secara mendalam (in-depth interview) dengan mengunakan
panduan wawancara (wawancara terstruktur) dilakukan pada informan. Selanjutnya
panduan tersebut dipakai secara fleksibel, bisa dipakai atau diganti selama wawancara
berlangsung guna memperoleh informasi yang valid tentang kegiatan/proses
17
pelayanan administrasi dan faktor yang mendukung dan menghambat terlaksananya
kegiatan administratif di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
Metode observasi atau pengamatan digunakan untuk mengamati secara
langsung tentang kondisi dan realita kegiatan administrasi di fakultas. Observasi juga
dilakukan untuk membandingkan dan mengecek ulang kegiatan berdasarkan hasil
wawancara. Dalam hal observasi ini, peneliti bertindak sebagai pengamat dengan
membatasi prilaku yang akan mempengaruhi subjektivitas penelitian.
Metode dokumentasi dipergunakan untuk mengungkapkan data yang bersifat
administrasi dan kegiatan-kegiatan yang didokumentasikan. Sumber data tersebut
berupa: historis dan geografis fakultas, visi dan misi, denah lokasi, struktur
organisasi, keadaan karyawan dan dosen, sarana dan prasarana. Data dokumen ini
dipergunakan untuk menggambarkan konteks wilayah penelitian terkait dengan
kegiatan administratif di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
Teknik Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini mengikuti teknik analisis data yang dikemukakan
oleh Huberman dan Niles (1992, hal. 16-19), melalui tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan/verifikasi.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan secara terus menerus
18
selama penelitian samapai laporan akhir penelitian lengkap tersusun. Selama
pengumpulan data berlangsung dilakukan tahapan reduksi dengan cara membuat
ringkasan, mengkode, menelusuri tema dan menulis memo.
Selanjutnya dilakukan tahap penyajian data yakni sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dengan memaparkan hasil wawancara
memasukkan jenis data untuk data yang relevan serta narasi-narasi dari hasil
observasi, dokumentasi maupun wawancara.
Pada tahap ketiga dilakukan penarikan kesimpulan, yaitu: kegiatan yang
berkaitan dengan upaya permulaan pengumpulan data dengan cara mencatat data
data-data secara teratur, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi, alur sebab
akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari satu kegiatan
dari kongfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi.
Makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya. Dalam memeriksa keabsahan data dilakukan
dengan cara membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pandapat dan pandangan orang lain serta membandingkan hasil wawancara dengan isi
dokumen. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kemudian dilakukan verifikasi untuk
menarik suatu kesimpulan.
19
Lokasi Penelitian
Penilitian ini dilaksanakan di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang,
penulis memilih lokasi tersebut karena Fakultas Tarbiyah merupakan salah satu
Fakultas di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang yang jumlah
mahasiswa dan peminatnya paling banyak pada setiap tahunnya.
Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan serangkaian kegiatan dan proses
sebagai berikut:
1. Persiapan, kegiatan yang dilakukan dalam persiapan ini terdiri dari:
a. Penelitian awal berupa pencarian dan pengumpulan berbagai informasi faktual
yang berhubungan dengan manajemen pelaksanaan kegiatan administratif di
Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
b. Menghimpun dan mempelajari referensi guna pengembangan konsep-konsep yang
terpakai dan relevan dengan sifat-sifat dan tujuan penelitian baik referensi yang
berkenaan dengan substansi yang diteliti maupun metodologinya.
2. Menyusun research design secara lengkap sesuai dengan tujuan, permasalahan,
metode yang relevan dengan penelitian, meliputi kegiatan:
a. Merumuskan bahasan konsep-konsep yang dipakai
b. Menetapkan variabel yang diteliti
c. Merumuskan indikator dan kriteria
d. Menetapkan responden penelitian
20
e. Menetapkan teknik analisa data.
3. Menyusun instrumen pengumpulan data dalam bentuk pedoman wawancara dan
pedoman observasi, kemudian melaksanakan reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi, dan terakhir adalah penulisan laporan penelitian.
Sistimatika Pembahasan
Pembahasan penelitian ini disistemisasikan dalam lima bab, kemudian masing-
masing bab dibagi menjadi beberapa sub bab bahasan, yaitu:
Bab pertama, menguraikan tentang pendahuluan dalam penulisan tesis ini
yang terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, kerangka teori, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, langkah-langkah penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua, menguraikan tentang landasan teoritis tentang deskripsi seputar
manajemen, konsep dasar manajemen, sejarah total quality management, definisi
total quality management, kebutuhan pelanggan dan cara memenuhinya, total quality
management dalam pendidikan serta faktor-faktor pendukung dan penghambat
terlaksananya kegiatan kegiatan administratif.
Bab ketiga, menguraikan tentang profil Fakultas Tarbiyah, lokasi dan keadaan
lingkungan, sejarah dan perkembangan Fakultas Tarbiyah, visi dan misi, profil
mahasiswa, minat mahasiswa, visi dan misi setiap jurusan, deskripsi kurikulum,
keadaan pegawai, jumlah mahasiswa, keadaan karyawan serta sarana pendukung
kegiatan perkuliahan.
21
Bab keempat, analisis terhadap manajemen pelaksanaan kegiatan
administratif, pelaksanaan kegiatan akademik, pelaksanaan kegiatan perkuliahan,
bimbingan penulisan skripsi dan ujian skripsi, tela’ah kritis atas kegiatan
administratis di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
Bab Kelima, simpulan, bab ini berisikan uraian tantang simpulan, saran dan
rekomendasi.
22