layanan anak pada perpustakaan bank...
TRANSCRIPT
LAYANAN ANAK PADA PERPUSTAKAAN BANK
INDONESIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjanan Ilmu Perpustakaan (S.IP.)
Oleh :
Nenden Serena Hidayani1110025000031
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H. /2014 M.
i
ABSTRAK
Layanan Anak pada Perpustakaan Bank Indonesia : Skripsi, Nenden SerenaHidayani. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2014, 86 Hal.
Perpustakaan Bank Indonesia adalah perpustakaan khusus yangmembidangi perbankan, moneter dan sistem pembayaran, namun demikianmemiliki layanan khusus untuk anak yang disediakan untuk anak-anak parapegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakangpenyediaan layanan anak, macam-macam layanan, upaya penyelenggaraanlayanan anak dan kendala kegiatan layanan anak di Perpustakaan Bank Indonesia.Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan metode kualitatif denganmenggunakan teknik purposive sampling. Informannya yaitu Kepala UnitPerpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Petugas Layanan Sirkulasi, StaffIT, dan dua Pemustaka Layanan Anak. Teknik pengumpulan data dilakukandengan cara observasi, wawancara dan kajian kepustakaan. Dari hasil penelitiandiketahui bahwa layanan anak disediakan karena permintaan dari sebagianpegawai yang membutuhkan ruang aktifitas positif bagi anak-anak mereka dilingkungan BI dan kreatifitas dari pegawai sendiri. Pada umumnya layanan yangtersedia yaitu penyediaan dan peminjaman koleksi untuk anak baik buku maupunmultimedia. Perpustakaan BI juga menyediakan program layanan khusus untukanak yang diadakan berbeda-beda setiap setahun sekali, seperti story telling,perlombaan melukis dan mewarnai, serta berkeliling perpustakaan. Penelitian inijuga menemukan bahwa pengadaan koleksi untuk layanan anak disesuaikandengan kebutuhan pemakai, namun belum ada kebijakan tentang pengembangankoleksinya. Adapun beberapa kendala penyelengaraan layanan anak diantaranyaadalah ruang multimedia untuk anak dan dewasa masih disatukan, ruang layananterbatas,serta anggaran kegiatan yang terbatas.
Kata Kunci : Layanan Anak, Layanan Perpustakaan, Perpustakaan Khusus.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta
bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Kuliah
(Skripsi) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya dengan judul “Layanan
Anak pada Perpustakaan Bank Indonesia”. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Pada proses penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi penulis
namun itu semua merupakan proses pembelajaran. Tersusunnya penulisan skripsi
tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M. Hum selaku Dekan Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS dan Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si,
selakuKetua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
HidayatullahJakarta.
3. Bapak Nuryudi, MLIS selaku Dosen Pembimbing yang tidak mengenal
bosan memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, serta meluangkan
waktu, tenaga dan fikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini.
iii
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan
kepada penulis.
5. Ibu Wiwik Isbandrio, selaku Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank
Indonesia yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.
6. Bapak Edi Supandhi dan para Staf Perpustakaan Umum Bank Indonesia ,
yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan informasi dan
senantiasa membantu penulis jika mengalami kesulitan.
7. Orang Tua tercinta yang selalu sabar mendidik, memberikan motivasi dan
mendoakan penulis tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, terimakasih atas dukungan moril dan
meterilnya serta doa yang tulus yang selalu mengiringi setiap langkahku.
8. Kakak-kakaku tersayang Dian Herdiana dan M. Rangga Gumilar,
terimakasih untuk setiap untaian doa, kasih sayang, perhatian, dukungan,
semangat, dan motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Din Fitri Rochmawati, terimakasih teteh yang udah banyak berbagi
pengalamannya, pendengar setia selama 4 tahun di rumah uwa, sabar,
penolong disaat kesulitan, dan guru terbaik untuk kehidupanku.
10. Ihsan Bayanul Haq yang selama ini sabar, dan menyemangati penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
11. Sahabat sedari kecil Mutia Shebaswari terima kasiha tas doa dan
dukungannya kepada penulis. Semoga kelak kita menjadi orang yang
sukses. Aminn
12. Yanita Safilla, Husnul Khotimah sahabat terbaiku, yang suka direpotin,
yang selalu sabar, yang tidak pernah bosan mendengarkan curahan hati
penulis, terimakasih untuk semuanya.
13. Rekan-rekan seperjuanganku Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2010
khususnya Faris, Anjun, Fitri, Dita, Novi, Dea, Aaf, Dini, Ninu, Echa
terimakasih atas dukungan dan bantuannya, terutama kelas B yang selalu
kompak terimakasih atas kebersamaannya
14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi semua pihak untuk
memberikan kontribusi baik kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat dan
menambah wawasan bagi pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 11 Juli 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.........................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................5
D. Metode Penelitian.......................................................................6
E. Definisi Istilah..........................................................................10
F. Sistematika Penulisan ..............................................................11
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus ...............................................................13
1. Pengertian Perpustakaan Khusus .......................................13
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus ..........................16
3. Karakteristik Perpustakaan Khusus....................................17
4. Layanan Perpustakaan Khusus...........................................19
5. Unsur Pengelolaan Perpustakaan Khusus ..........................21
B. Layanan Anak ..........................................................................23
1. Pengertian Layanan Anak ..................................................23
2. Tujuan Layanan Anak ........................................................24
3. Sasaran Pengguna Layanan Anak ......................................25
C. Unsur Layanan Anak................................................................25
1. Koleksi ...............................................................................25
2. Fasilitas ..............................................................................26
vi
3. Jenis-jenis Layanan pada Layanan Anak ...........................28
D. Staf atau Petugas Perpustakaan................................................31
E. Ruangan Layanan Perpustakaan Layanan Anak ......................33
F. Penelitian Relevan....................................................................35
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Bank Indonesia.........................................................................38
B. Perpustakaan Umum Bank Indonesia ......................................40
C. Visi, Misi, Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Bank Indonesia .41
D. Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia.......42
E. Struktur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat
Bank Indonesia.........................................................................43
F. Sumber Daya Manusia .............................................................45
G. Anggaran ..................................................................................45
H. Koleksi Perpustakaan ...............................................................46
I. Sistem Aplikasi Perpustakaan ..................................................48
J. Layanan di Perpustakaan Bank Inddonesia..............................48
K. Kondisi Ruang dan Kegiatan Perpustakaan Bank Indonesia ...51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahapan Penelitian ...................................................................55
B. Latar Belakang Layanan Anak.................................................57
C. Macam-macam Layanan Anak ................................................59
D. Upaya Penyelenggaraan Layanan Anak...................................69E. Kendala Layanan Anak .................................................................81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................83
B. Saran.........................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................87
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia..................43
viii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia....44
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Transkrip Wawancara
2. Hasil Observasi
3. Surat Permohonan Dosen Pembimbing
4. Surat Tugas Menjadi Pembimbing
5. Surat Izin Penelitian
6. Surat Balasan Izin Penelitian
7. Daftar Riwayat Hidup
.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Informasi merupakan hal yang sangat penting. Informasi pada saat ini
bisa dikatakan sebagai kebutuhan setiap orang, dimana mereka berusaha
menelusur diberbagai sumber mencari informasi yang mereka butuhkan.
Terutama informasi yang bermanfaat bagi kehidupan mereka, yang dapat
diperoleh dengan cepat, tepat dan mudah. Lembaga yang paling dikenal oleh
masyarakat umum sebagai penyedia informasi adalah perpustakaan.
Perpustakaan sebagai lembaga informasi memiliki banyak jenisnya tergantung
pada fungsi dan ruang lingkup yang dilayaninya. Ada lima jenis perpustakaan,
yaitu perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan
tinggi, perpustakan khusus dan perpustakaan nasional.1
Dari semua jenis perpustakaan tersebut perpustakaan khusus adalah
salah satu jenis perpustakaan yang dikenal oleh masyarakat umum.
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat
referal dan penelitian serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas
lembaga atau instansi yang bersangkutan. 2 “Khusus” disini berarti layanan
perpustakaan yang dikhususkan terhadap minat dari organisasi dan kebutuhan
dari staf atau pegawainya. Yang membedakan perpustakaan khusus dengan
1 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: UniversitasTerbuka,1999), h. 2
2 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka,1996), h.49
2
yang lainnya adalah penekanannya pada informasi yang disediakan dimana
perpustakaan tersebut didirikan. Adanya sebagian perpustakaan yang juga
menyediakan akses bagi masyarakat umum mengharuskan perpustakaan
khusus tersebut untuk menyediakan bermacam-macam layanan agar sumber
informasi yang dimiliki sampai ke pemustaka.
Salah satu syarat dari suatu layanan adalah harus bisa dimanfaatkan
oleh pemustaka, paling tidak di semua wilayah yang menjadi cakupan
perpustakaan tersebut. Layanan juga harus membantu perpustakaan dalam
mencapai tujuan utamanya yaitu menyediakan informasi bagi pemustaka.
Salah satunya adalah dengan cara meningkatan kualitas layanan yang dapat
memenuhi kebutuhan informasi yang bermutu bagi mereka. Kualitas layanan
yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka akan menjadi sarana
promosi tersendiri.
Selain itu perpustakaan tidak cukup dengan mengandalkan layanan dan
koleksi terbaru saja, tetapi juga harus di dukung oleh pustakawan yang
berpendidikan dan berketrampilan dibidang perpustakaan. Seorang
pustakawan harus proaktif dalam merespon kebutuhan pemustaka agar koleksi
yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh pemustaka.
Pada dasarnya perpustakan tidak ada artinya apabila tidak ada
pengunjung yang memanfaatkan layanan dan menggunakan bahan
pustaka/koleksi yang dikelolanya. UU No. 43 Tahun 2007 menyatakan bahwa
pengunjung atau pengguna perpustakaan adalah pemustaka, yaitu perorangan,
3
kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas
layanan perpustakaan.
Perpustakaan khusus memiliki tujuan membantu tugas badan induk
tempat perpustakaan bernaung. Perpustakaan khusus biasanya memiliki ciri
atau karakteristik khusus apabila dilihat dari fungsi, subjek khusus yang
ditangani, dan koleksi yang dikelola. Karena perpustakaan khusus memiliki
karakteristik yang khusus, maka pemustaka mempunyai hak untuk menikmati
kekhususan dari perpustakaan tersebut salah satunya adalah kepuasan dalam
pelayanan yang diberikan dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
pemustaka.
Salah satu perpustakaan khusus yang membantu tugas badan induk
adalah Perpustakaan Bank Indonesia. Perpustakaan ini berada di Jalan
MH.Thamrin Jakarta Pusat. Perpustakaan Bank Indonesia adalah salah satu
perpustakaan khusus yang memiliki koleksi khusus di bidang perbankan,
ekonomi, moneter dan sistem pembayaran serta juga dilengkapi dengan
koleksi bidang lain yang dibutuhkan untuk pengembangan staf Bank
Indonesia. Perpustakaan BI memiliki banyak layanan yaitu layanan sirkulasi,
layanan referensi, layanan foto copy, layanan internet, layanan anak, layanan
Book Delivery dan layanan audiovisual.
Salah satu layanan khusus yang diberikan perpustakaan BI untuk
meningkatkan layanan terhadap pemustaka atau pegawai adalah layanan anak.
Layanan ini diberikan khusus untuk para pegawai atau pemustaka yang
memiliki anak dan membawanya pada hari kerja dapat menggunakan layanan
4
anak di perpustakan. Tujuannya adalah sebagai sarana dalam menumbuhkan
minat baca, mulai dari minat akan informasi, pengetahuan sampai hiburan.
Perpustakaan BI menyediakan koleksi khusus untuk anak seperti buku anak
dan permainan kreatifitas semacam ini untuk anak. Jarang ditemui
perpustakaan khusus yang memiliki layanan anak. Dengan demikian penulis
tertarik untuk meneliti pelayanan yang ada di perpustakaan BI khususnya
pelayanan anak tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian dengan judul: “ LAYANAN ANAK PADA
PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk mencegah meluasnya permasalahn yang dibahas, serta
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dalam penulisan skripsi
maka penulis membatasi penelitian terhadap permasalahan yang ingin
diteliti yaitu penyediaan layanan anak pada perpustakaan Bank Indonesia.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan di atas, masalah yang akan dibahas
dalam skripsi ini adalah:
1) Mengapa perpustakaan BI menyediakan layanan khusus untuk anak ?
2) Apa saja layanan untuk anak yang diselenggarakan di perpustakaan
BI?
5
3) Bagaimana upaya penyelenggaraan layanan khusus untuk anak di
perpustakaan BI?
4) Bagaimana kendala penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan
BI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui beberapa hal sebagai
berikut:
1. Mengetahui latar belakang penyediaan layanan anak yang ada di
perpustakaan BI.
2. Mengetahui macam-macam layanan untuk anak yang diselenggarakan
di perpustakaan BI.
3. Mengetahui upaya penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan BI
4. Mengetahui kendala penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan
BI.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Mengharapkan bisa menjadi kontribusi pemikiran bagi Perpustakaan
BI dalam melakukan kegiatan layanan anak.
2. Secara akademis dapat memberikan wawasan informasi dan
pengetahuan tentang jenis layanan yang ada di perpustakaan khusus.
6
3. Secara pribadi, bagi penulis penelitian ini merupakan upaya untuk
pemahaman, pengembangan, dan penerapan pengetahuan bidang Ilmu
Perpustakaan yang telah diperoleh sebelumnya.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh.3
Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai layanan anak di perpustakaan BI dari beberapa informan yang
dianggap kompeten dalam memberikan informasi tersebut. Pendekatan ini
memungkinkan untuk melihat kondisi secara nyata pada permasalahan
yang ada. Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan penelitian
deskriptif. Jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala
atau kelompok tertentu. 4 Tujuan desain deskriptif ini bertujuan
menjelaskan sesuatu seperti apa adanya secara mendalam.
3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penenlitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000), h.3.
4 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1991), h. 29
7
2. Sumber Data
a. Data Primer: data yang diperoleh secara langsung dari sumber data
atau dari hasil penelitian lapangan. Untuk mendapatkan data primer
ini, penulis mengadakan observasi (pengamatan) di lapangan serta
wawancara kepada pengelola perpustakaan Bank Indonesia.
b. Data Sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen
(laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah).5
3. Sampel (Informan Penelitian)
Untuk penelitian kualitatif teknik pengambilan sampelnya
dilakukan secara purposive sampling yaitu dalam hal ini sampel dipilih
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sedangkan
pertimbangan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian. 6 Informan
adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian. 7 Penentuan informan ditentukan
dengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian.
Informan disini ada enam orang, yang pertama adalah Kepala Unit
Perpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Staf Layanan Sirkulasi,
Staf IT dan dua orang pengunjung layanan anak yaitu pegawai atau orang
tua anak.
5Prasetya Irawan, Logika Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan PraktisPenelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h.87.
6 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES,1989), h. 169
7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,2007), h.132.
8
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk
mendapatkan informasi atau data-data yang diperlukan dalam penelitian
ini yaitu:
a. Observasi, yaitu penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada
pengamatan langsung terhadap suatu objek penelitian. 8 Observasi
meliputi pencatatn secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku,
obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam
mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
b. Interview (wawancara)
Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara
lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung
dengan tatap muka antara pencari informasi (Interviewer) dan sumber
informasi (Interviewee). 9 Teknik ini digunakan untuk memperjelas
permasalahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan Layanan
Anak pada Perpustakaan BI. Wawancara ini dilakukan dengan Kepala
Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia, Pelaksana, Staff bagian
layanan sirkulasi, Staf IT, dan dua orang pengunjung layanan anak
yaitu pegawai atau orang tua anak.
c. Metode Kajian Kepustakaan
8 Ibid., h. 63.9 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan:Teori-Aplikasi (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h.179.
9
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku,
literature, dokumen, artikel, dengan maksud mendapatkan gambaran
tinjauan literature sesuai dengan pembahasan skripsi.
d. Metode Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. 10 Untuk
memperoleh kebenaran informasi, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data tambahan dengan wawancara sebagai data
pendukung.
5. Teknik Analisis Data
Menganalisis data berarti mengurai data atau menjelaskan data
yang telah dikumpulkan. Sehingga berdasarkan data itu dapat ditarik
pengertian-pengertian dan kesimpulan. Tujuannya yaitu menyimpulkan
pesan dari data tersebut menjadi sebuah informasi yang dapat dijadikan
dasar pengambilan keputusan. Data-data yang telah diperoleh akan
dianalisa dengan melalui tiga tahapan yaitu :
a) Reduksi Data
Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka
dicatat dengan rinci, mengelompokan atau memilah-milah dan
memfokuskan pada hal penting dengan demikian data yang didapat
bisa memberikan gambaran yang jelas.
10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000), h.178.
10
b) Penyajian Data
Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks
bersifat naratif.
c) Penarikan Kesimpulan
Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif,
penulis buatkan kesimpulan.Kesimpulan digunakan untuk menjawab
tujuan penelitian.
E. Definisi Istilah
Layanan anak adalah perpustakaan yang mengkhususkan diri dalam
koleksi dan pelayanan untuk anak-anak, umumnya para anggotanya berusia 4-
15 tahun.11
Perpustakaan Khusus merupakan tempat penelitian dan
pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia/pegawai.12
11 Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: RemajaRosdakarya,1992), h. 60.
12 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003),h. 39.
11
F. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun dengan Sistematika Penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari dasar pemikiran yang memuat latar belakang
penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini berisi tentang landasan teoritis terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti yaitu tentang
definisi perpustakaan khusus, tugas dan fungsi perpustakaan
khusus, karakteristik perpustakaan khusus, layanan perpustakaan
khusus, layanan anak, unsur-unsur layanan anak, staff atau petugas
perpustakaan, ruangan perpustakaan layanan anak dan penelitian
relevan.
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA
Bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat Bank
Indonesia, visi, misi dan fungsi perpustakaan Bank Indonesia,
struktur organisasi, tugas pokok perpustakaan Bank Indonesia,
sistem dan layanan perpustakaan Bank Indonesia.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini penulis mengemukakan tahapan penelitian, hasil penelitian
dan pembahasan tentang penelitian yang berkaitan dengan layanan
anak.
12
BAB V PENUTUP
Bab terakhir penulis memberikan kesimpulan dari pembahasan
skripsi. Dan penulis mencoba memberikan saran-saran yang
merupakan masukan untuk perpustakaan Bank Indonesia.
13
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus
1. Definisi Perpustakaan Khusus
Perpustakaan merupakan sebuah tempat untuk menyimpan
mengolah serta menyebarluaskan informasi yang dimilikinya, serta
sebagai salah satu pusat informasi yang menyajikan sumber-sumber
informasi baik buku maupun dokumen lainnya. Jenis perpustakaan ada
bermacam-macam salah satunya adalah perpustakaan khusus.
Perpustakaan khusus adalah suatu jenis perpustakaan yang paling unik jika
dibandingkan oleh perpustakaan lain. Perpustakaan khusus berada
dibawah suatu departemen atau dibawah suatu biro, dibawah suatu bagian,
atau bahkan dibawah bidang pemasaran. Karena itu sebuah perpustakaan
khusus dapat bersifat nasional dengan dipimpin oleh pejabat eselon dua
atau dapat pula dipimpin oleh eselon lima, karena letak dan struktur
perpustakaan di dalam suatu organisasi dapat bervariasi.13 Perpustakaan
khusus pada istilah lain adalah perpustakaan yang memiliki kekhususan
tertentu, misalnya dilihat dari tugas dan fungsinya, koleksi serta
pemakainya.14
13 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: UniversitasTerbuka, 1999), h. 23
14Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999),h. 39.
14
Menurut Sutarno, perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan
kedinasan, karena adanya pada lembaga-lembaga pemerintahan atau
swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu
pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan instantsi
induknya.15
Perpustakaan Nasional RI memberi pengertian mengenai
perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk
oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau perusahaan atau asosiasi yang
menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan di lingkungannya baik dalam hal pengelolaan
maupun pelayanan informasi pustaka dalam rangka mendukung
pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber
daya manusia.16
Mengacu pada Undang-Undang perpustakaan No. 43 Tahun 2007
Pasal 25 bahwa perpustakaan khusus menyediakan bahan perpustakaan
sesuai dengan kebutuhan pemustaka di lingkungannya. Perpustakaan
khusus memberikan layanan kepada pemustaka di lingkungannya dan
secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar
lingkungannya.Sedangkan yang disebut pemustaka perpustakaan khusus
adalah perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang
memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.
15 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003),h. 39
16 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus(Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000), h.6.
15
Perpustakaan khusus berkembang sejalan dengan perkembangan
kebutuhan informasi perusahaan, organisasi atau instansi pemerintah, serta
lembaga masyarakat. Perpustakaan khusus berfungsi sebagai pusat
informasi dalam suatu bidang ilmu atau teknologi khusus bagi pemustaka.
Jadi dari beberapa penjelasan dan definisi-definisi mengenai
perpustakaan khusus yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan
oleh instansi atau lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang
berfungsi sebagai pusat penelitian dan referensi serta sarana untuk
memperlancar pelaksanaan tugas instansi untuk memberikan layanan
informasi demi kepentingan dan kelancaran tugas lembaga induknya. Oleh
karena itu, perpustakaan khusus mengkhususkan diri dalam
mengumpulkan dan menyebarkan literatur bidang ilmu atau sekelompok
bidang ilmu pengetahuan saja.
Perpustakaan khusus memiliki sebuah ciri atau karakter yang
berbeda dari perpustakaan lainnya di antaranya adalah koleksi dan
layanan. Koleksi perpustakaan khusus lebih difokuskan pada koleksi
mutakhir di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau
untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan
khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka atau
jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas koleksinya,
agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi mutakhir serta
penelusuran informasi. Layanan yang diberikan oleh perpustakaan khusus
16
berbeda dibandingkan dengan perpustakaan lainnya. Layanan yang
diberikan oleh perpustakaan khusus biasanya disesuaikan dengan
permintaan pengguna atau kebijakan dari perpustakaan itu sendiri. Salah
satunya adalah layanan anak yang ada di Perpustakaan Bank Indonesia.
Layanan ini ditujukan untuk para pegawai yang biasa membawa anak ke
tempat kerja. Tujuannya agar si anak dapat memanfaatkan waktu secara
maksimal, menumbuhkan minat baca, dan menempatkan anak-anak
dilingkungan yang positif agar lebih mengenal bahan bacaan dan literatur.
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan
oleh instansi baik pemerintah maupun swasta yang dibentuk dalam
rangkaian sistem manjemen khusus, yang bertujuan membantu tugas
badan induknya. Tujuan perpustakaan khusus adalah untuk melayani
pemakai dalam lingkungan lembaga. Dokumen yang ada di perpustakaan
juga tidak hanya disimpan dan dikeluarkan apabila dibutuhkan tapi
perpustakaan harus proaktif memberikan segala informasi yang terkait
dengan bidang lembaga induk, serta memanfaatkan segala fasilitas untuk
pelayanan. Dalam Standar Nasional Perpustakaan menyatakan bahwa
perpustakaan khusus mempunyai tujuan sebagai berikut:17
17Perpustakaan Nasional RI “Standar Perpustakaan Nasional” Artikel diakses pada 12Maret 2014 pukul 06.41 WIB darihttp://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CPedoman%5Cstandar%20nasional%20perpustakaan-sekolah.pdf.
17
a. Menunjang program lembaga induk
b. Menunjang penelitian lembaga induk
c. Menggalakkan minat baca dilingkungan unit kerja lembaga
induk
d. Memenuhi kebutuhan pemustaka dilingkungan perpustakaan
Selain itu fungsi sebuah perpustakaan khusus menurut Sutarno
adalah menyediakan dan mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
organisasi yang menaungi perpustakaan itu. Selanjutnya keberadaan dan
berjalan atau tidaknya sebuah perpustakaan khusus tersebut juga
tergantung kepada lembaga yang bersangkutan. Sedangkan pemakai
perpustakaan biasanya terbatas pada para pegawai lembaga tersebut.18
3. Karakteristik Perpustakaan Khusus
Ciri utama perpustakaan khusus menurut Sulistyo-Basuki adalah
sebagai berikut :19
a. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmusaja, misalnya perpustakaan yang membatasi pada satu objek(pertanian kering), subjek yang luas (biologi dan pertanian), maupunberorientasi ke misi (misalnya pengangkutan).
b. Keanggotaan perpustakaan khusus terbatas pada sejumlah anggotayang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badaninduk tempat perpustakaan tersebut.
c. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaanuntuk anggota. Dalam melakukan penelitian untuk anggota seringdipersoalkan seberepa jauh pustakawan harus melakukan penelitian.Ada yang berpendapat pustakawan terbatas pada pemberian petunjukumum mengenai penggunaan secara bibliografi artinya secara grafis
18 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003),h.39.
19 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia, 1991), h.49.
18
maupun elektronik untuk menelusuri permintaan anggotaperpustakaan.
d. Tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan padamajalah, pamflet, paten, laporan penelitian, abstrak, atau index karyajenis tersebut. Umumnya informasinya lebih mutakhir dibandingkanbuku.
e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan,karena itu perpustakaan khusus menyediakan jasa yang sangatberorientasi kepada penggunanya dibandingkan jenis perpustakaanlain. Jasa yang diselenggarakan misalnya pencarian informasi terpilihatau pengiriman fotokopi artikel dengan minat pengguna.
Dari beberapa point karakteristik perpustakaan khusus di atas, pada
point (e) disebutkan jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat
anggota perorangan. Dalam hal ini jasa yang dimaksud bisa dikatakan
dengan layanan, layanan yang disediakan oleh perpustakaan khusus yang
disesuaikan dengan minat pengguna dan keadaan sekitar perpustakaan.
Perpustakaan khusus dapat memberikan layanan yang bersifat unik,
berbeda dengan perpustakaan umum. Salah satu layanan yang unik yang
disediakan oleh perpustakaan khusus adalah layanan anak di perpustakaan
BI. Layanan anak yang terdapat di perpustakaan Bank Indonesia ini
disesuaikan dengan pengguna lingkungan BI yaitu pegawai BI yang
memiliki anak dan membawa anaknya ke kantor,
Berdasarkan cirri-ciri tersebut diatas maka yang termasuk dalam
kelompok perpustakaan khusus antara lain:
a. Perpustakaan yang berada di bawah naungan sebuah perusahaan.b. Perpustakaan yang berada di dalam lembaga departemen atau lembaga
non departemen.c. Perpustakaan yang berada di dalam lembaga penelitian dan
pengembangan.d. Perpustakaan yang di dalam pusat informasi dan dokumentasi.
19
e. Perpustakaan yang dikelola oleh lembaga lain yang koleksinya khususdan penggunanya khusus.20
4. Layanan Perpustakaan Khusus
Layanan perpustakaan adalah penyediaan segala bentuk informasi
kepada pemakai dan penyediaan segala alat bantu penelusurannya. 21
Sedangkan tujuan layanan perpustakaan adalah membantu memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masyarakat pemakainya.22 Dalam undang-undang
nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 14 menyebutkan bahwa
layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi
kepentingan pengguna, serta setiap perpustakaan menerapkan tata cara
layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan.
Oleh karena itu layanan pada perpustakaan khusus harus dapat
memberikan nilai lebih kepada pemustaka lembaga yang bersangkutan dan
secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar
lingkungannya. Dengan prinsip memudahkan pengguna dalam mencari
informasi yang dibutuhkan adalah tujuan dari layanan perpustakaan,
meskipun sistem layanan dari tiap-tiap perpustakaan berbeda-beda.
Layanan perpustakaan khusus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dari dalam lembaga induknya, karena itu perpustakaan
menyediakan layanan yang berorientasi kepada kebutuhan penggunanya.
20 Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya,1994), h. 81-82.
21 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Grasindo,2007), h.16622 Hari Santoso, “Peningkatan Kualitas Layanan Perpustakaan yang Berorientasi pada KepuasanPemakai”, Media Pustakawan, Vol. 14, No. 1 (1 Maret 2007): h. 26.
20
Sebagaimana layaknya perpustakaan lain, perpustakaan khusus
memberi layanan pembaca, jasa referensi dan jasa sirkulasi bahan pustaka.
Jasa-jasa tersebut terutama untuk pengguna internal lembaga, tanpa
mengabaikan pengguna dari luar.23
Pada dasarnya layanan perpustakaan adalah sama yaitu
memberikan bantuan kepada pemustaka untuk memperoleh bahan pustaka
sesuai minat dan perhatian mereka. Jadi perpustakaan adalah sebuah
sistem yang mempertemukan pemustaka dan bahan yang dicarinya. Baik
buruknya suatu perpustakaan dilihat dari layanan yang ada di
perpustakaan, serta persepsi pemakai terhadap layanan juga sangat
dipengaruhi dari kinerja pustakawan.
5. Unsur Pengelolaan Perpustakaan Khusus24
Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
perpustakaan khusus, yakni:
a. Koleksi
Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada koleksi muktahir
di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau untuk
mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan
khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka
atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas
23 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus(Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2000), h.33.
24 Arif Surachman, “Pengelolaan Perpustakaan Khusus”, artikel diakses pada 17 Maret2014 jam 10.25 WIB dari arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Manpersus.doc
21
koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi muktahir
serta penelusuran informasi.
Pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada
beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal
ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus, baik dalam
bentuk tercetak maupun media rekam lainnya.
b. Sumber Daya Manusia
Penanganan perpustakaan khusus memerlukan seorang “ahli”
dalam bidang/subyek yang ditangani. Hal ini akan mempermudah
perpustakaan dalam memberikan apa yang menjadi tuntutan dan
kebutuhan pemakainya. Untuk itu biasanya dalam perpustakaan khusus
ini dibutuhkan seorang pustakawan yang mengerti dan paham akan
bidang kerja/bidang yang ditangani oleh lembaga induknya. Sehingga
kebutuhan akan “pustakawan khusus” adalah penting.
c. Pengolahan
Proses pengolahan dalam perpustakaan khusus pada prinsipnya
tidak jauh berbeda dengan perpustakaan pada umumnya. Hanya
biasanya dalam proses pengolahan dituntut untuk lebih memberhatikan
kecepatan dalam temu kembali informasi dan penyajian. Sehingga
terkadang dalam klasifikasi contohnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan karakter perpustakaan tersebut.
22
d. Pengguna
Perpustakaan khusus dalam pemilihan dan setting pengelolaan
sangat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik penggunanya.
Hubungan antara pengguna dan pengelola perpustakaan sangat erat
terutama apabila dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan dan
pengembangan perpustakaan itu sendiri. Tidak sedikit pengguna akan
ikut andil dalam menentukan pola pengelolaan dan juga penentuan
koleksi/informasi yang perlu disediakan oleh perpustakaan. Pengguna
mempunyai arti penting karena pengguna merupakan faktor penting
mengapa perpustakaan khusus itu ada.
e. Layanan
Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai
lebih kepada pengguna dan organisasi/badan induk yang
membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu
memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi kepada
penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan
dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat
dan terbaru selalu ada.
Jenis layanan perpustakaan khusus dapat bersifat terbuka
maupun tertutup, tergantung pada kebijakan organisasi, pengelola dan
tipe penggunanya. Namun kebanyakan perpustakaan khusus
menerapkan sistem terbuka dengan akses terbatas. Hal ini untuk lebih
23
memberikan peluang kepada penggunaan yang lebih luas namun tetap
terkontrol. Terbuka artinya siapapun dapat memanfaatkan koleksi yang
ada, sedangkan akses terbatas adalah pengaturan terhadap proses
pemanfaatan koleksi seperti fasilitas pinjam, fasilitas baca, fotokopi,
dan sebagainya.
B. Layanan Anak
1. Pengertian Layanan Anak
Menurut Joan M. Reitz layanan anak adalah:25
Library services intended for children up to the age of 12-13,
including juvenile collection development, lapsit service, storytelling,
assistances with homework assignments, and summer reading programs,
usually provided by a children’s librarian in the children’s room of a
public library. Berdasarkan pernyataan diatas perpustakaan yang ditujukan
untuk anak sampai anak berumur 12-13 tahun, di dalamnya termasuk
pengembangan koleksi anak muda, lapsit service, mendongeng, summer
reading, biasanya disediakan oleh pustakawan anak di ruang anak yang
ada di perpustakaan umum.
Menurut McColvin dari diadakannya layanan untuk anak di
perpustakaan adalah untuk mendorong semua anak untuk dapat menyukai
hubungan mereka dengan buku, mulai dari saat pertama mereka mengenal
huruf dan gambar sampai tiba waktunya layanan untuk orang dewasa
25 Joan M. Reitz, Dictionary for Library and Information Science (London: Greenwood,2004), h. 137.
24
dapat memenuhi kebutuhan mereka, dengan kebebasan untuk memilih
tetapi juga dengan bimbingan apabila dibutuhkan.26
2. Tujuan Layanan Anak
Menurut IFLA Guidelines for Children’s Libraries Services,
layanan anak bertujuan untuk:27
a. Memfasilitasi hak setiap anak untuk: informasi, melek huruf,pengembangan kebudayaan, pengembangan pembaca, pembelajaranseumur hidup/lifelong learning, dan program kreatif pada waktusenggang.
b. Menyediakan akses terbuka untuk semua sumber daya dan media yangmemadai bagi anak, dan disamping memberikan program-programbudaya dan rekreasi, yang berorientasi pada membaca dan melekhuruf.
c. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk anak, orang tua atauwali mereka.
3. Sasaran Pengguna Layanan Anak
Target pemustaka layanan anak di perpustakaan umum menurut
IFLA Guidelines for Children’s Libraries Services adalah :28
1. Bayi dan balita2. Anak-anak pra-sekolah3. Murid sekolah sampai umur 14 tahun4. Kelompok berkebutuhan khusus5. Orang tua dan anggota yang terkait6. Pengasuh anak7. Orang dewasa lainnya yang bekerja dengan anak-anak, buku dan
media.
26 Lionel R. McColvin, Public Library Services for Children (France: UNESCO, 1957),h. 15
27 International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines forChildren’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIBdarihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2-en.pdf
28 International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines forChildren’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIBdarihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2-en.pdf
25
C. Unsur-unsur Layanan Anak
1. Koleksi
Koleksi adalah bagian penting dari layanan anak di perpustakaan.
Koleksi yang disediakan untuk anak tentu saja berbeda dengan orang
dewasa. Yang dimaksud koleksi untuk anak ialah beragam meteri yang
tersedia untuk anak, baik materi berbentuk buku maupun non buku (kaset,
CD, VCD, DVD, film, games, komputer, dan lain-lain) yang dikelola
untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di perpustakaan yang
bersangkutan.
Pada umumnya, kebutuhan antara usia 5 dan 16 tahun adalah
sistem pendidikan formal. Anak-anak dan remaja membutuhkan materi
dan layanan untuk mendukung pendidikan formal mereka dan
pengembangan diri mereka dan meningkatkan dalam membaca dan
kemampuan informasi.29
Secara keseluruhan isinya mengandung bahan-bahan yang
semuanya dapat menunjang program kegiatan yang diselenggarakan oleh
perpustakaan, baik program yang bersifat kurikuler maupun yang ekstra
kurikuler. Umumnya anak-anak memerlukan buku yang dapat
menghidupkan khayalan (imajinasi) mereka, buku yang banyak
mengandung humor, buku yang menggambarkan pengalaman dan
petualangan yang ingin mereka alami sendiri, yang menonjolkan nilai-nilai
29 The Department of National Heritage, Investing in Children: The Future of LibraryServices for Children and Young people (London: HMSO, 1995), h. 5
26
yang baik : keberanian dan kejujuran. 30 Buku disini bisa bermacam-
macam jenisnya, ada buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi seperti novel,
cerpen, buku dongen, fabel, komik, buku cerita bergambar dan lain-lain.
Sedangkan jenis buku non fiksi seperti, ensiklopedia, buku pelajaran, buku
pengatahuan, biografi, dan lain-lain.
Untuk perpustakaan anak pembagian buku lebih disesuaikan
dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yakni buku-buku
pengetahuan, buku-buku nonfiksi dan buku-buku fiksi.Sedangkan Menurut
Kamus Ilmu perpustakaan dan Informasi buku anak adalah buku yang
ditulis dan di ilustrasikan secara spesifik untuk anak sampai dengan umur
12-13 tahun. Beberapa macam buku untuk anak antara lain bacaan fiksi
dan nonfiksi, board books, sajak anak, buku alphabet, buku berhitung,
buku bergambar, easy books, bacaan untuk pemula, buku cerita bergambar
dan buku cerita.31
2. Fasilitas
Masa anak-anak merupakan masa terpenting karena di masa inilah
seorang anak mulai peka menerima informasi di sekitarnya.Pentingnya
masa anak-anak ini perlu diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik
minat mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka.Oleh
30 Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Perpustakaan Sekolah : petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara perpustakaan disekolah (Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983),h. 69.
31 ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science by Joan M. Reitz.Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 14.27 WIB dari http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_c.aspx#childrensbook
27
karena itu, diperlukan fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan
kemampuan tersebut tidak terkecuali dengan perpustakaan.
Suatu perpustakaan perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas
dalam mendukung kegaiatan yang berlangsung di dalamnya. Fasilitas yang
mendukung dalam pemberian pelayanan perpustakaan anak antara lain
meja baca dan belajar, papan tulis, komputer, karpet, mainan, ruang
bermain, peralatan, perlengkapan belajar dan fasilitas internet. Fasilitas
internet yang diberikan pada anak yang didampingi staff khusus dibagian
layanan anak adalah sebagain fasilitas yang diberikan oleh perpustakaan
anak agar anak dapat mengakses informasi yang bermanfaat, sama halnya
fasilitas yang diberikan kepada pemustka dewasa difasilitasi oleh internet
yang tersedia sebagai alat untuk penelusuran informasi yang dibutuhkan
pemustaka.
Seperti halnya katalog dengan deskripsi yang baik merupakan hal
yang dibutuhkan pada layanan yang paling kecil dimana dibutuhkan
beberapa hal tanpa membuang waktu di pusat penyediaan. Ketika anak
tinggal di tempat yang jauh dari perpustakaan, perlu layanan pos,
perpustakaan seharusnya menyediakan katalog untuk membantu mereka
memilih apa yang mereka ingin pinjam.32 Selain koleksi buku fiksi dan
nonfiksi, fasilitas yang harus ada pada perpustakaan anak seperti bahan-
bahan pustaka diluar buku yaitu, globe, film untuk anak-anak, majalah
anak-anak, alat penghitung, dan alat peraga lainnya.
32 Lionel R. McColvin, Public Library Services for Children (France: UNESCO, 1957),h. 31
28
3. Jenis-jenis Layanan pada Layanan Anak
Dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah
disebutkan bahwa jenis-jenis layanan yang dapat diberikan untuk anak-
anak adalah :33
1. Peminjaman Bahan Pustaka
Layanan ini merupakan layanan yang diberikan pengguna
perpustakaan yang ingin meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa
pulang dengan peraturan berlaku.
2. Bimbingan Membaca
Layanan ini berkaitan dengan bimbingan bacaan bagi
perorangan mengenai apa yang baik dibaca. Tujuan bimbingan
pembaca ini adalah menemukan buku yang sesuai bagi pengguna
untuk kepentingan pendidikan atau hiburan mereka.
3. Layanan Rujukan
Kegiatan layanan rujukan untuk anak antara lain dijelaskan
bahwa:
a. Koleksi rujukannya harus disesuaikan dengan usia dan tingkat
pendidikan anak tujuannya agar anak mudah memahami dan
mengerti bacaan yang sesuai dengan usia anak-anak. Apabila
koleksi rujukan tidak disesuaikan dengan usia dan tingkat
pendidikan anak akan berdampak tidak baik bagi perkembangan
anak.
33Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta:Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.35-40.
29
b. Koleksinya harus berkualitas
Koleksi yang berkualitas dapat meningkatkan daya
kreatifitas dan imajinasi anak dalam berfikir.
Harus dilayani oleh petugas
Petugas lebih tau kebutuhan pengguna, khususnya
pengguna bagian anak-anak. Petugas harus melayani anak-anak
agar apa yang dibutuhkan anak-anak dapat dibantu oleh petugas.
c. Memiliki ruangan yang terpisah
Ruangan terpisah bertujuan agar anak-anak merasa lebih
nyaman saat menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan anak,
anak-anak dapat leluasa bermain, dan membaca koleksi yang
tersedia.
d. Pustakawan wajib membimbing anak bagaimana mencari
informasi, cara mempergunakan buku rujukan secara benar dan
wajib menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan anak-anak.34
4. Layanan Belajar
Salah satu fungsi perpustakaan adalah belajar.Pengguna dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada dalam suatu perpustakaan untuk
mendukung belajar atau tugas mereka.
5. Bercerita
Layanan bercerita atau biasa disebut dengan layanan
mendongeng adalah salah satu layanan tambahan di layanan
34Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta:Perpustakaan Nasional RI, 1991), h. 35.
30
anak.Mendongeng dapat dilakukan dengan menggunakan teks yaitu
membacakan buku atau bisa juga tanpa teks. 35 Keuntungan
membacakan buku adalah kemungkinan anak dapat membaca sebelum
masuk sekolah karena terbiasa melihat huruf dan kata-kata dari cerita
yang dibacakan, sedangkan kelebihan mendongen tanpa teks adalah
anak dapat ikut di ajak mengekspresikan dirinya.Biasanya layanan ini
merupakan layanan yang mempunyai jadwal tersendiri.Layanan ini
dilakukan di layanan anak dengan persiapan yang baik.
Layanan mendongeng ini sangat digemari anak-anak terutama
usia balita dan usia awal sekolah dasar. Pada usia ini anak-anak
memilki rasa ingin tahu. Karena itu sangat tepat bila pada usia ini
diperkenalkan buku-buku yang sesuai dengan usia anak. Buku
tersebut dapat dibacakan oleh pustakawan dengan cara seperti
bercerita.
6. Mainan Anak
Jenis layanan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, terutama
untuk meningkatkan daya intelektual dan imajinasi mereka serta
sebagai sarana rekreasi yang mendidik.Maianan anak ini haruslah
menarik dan tidak berbahaya bagi anak (baracun atau mengandung
racun).
Selain itu, mainan anak haruslah mengembangkan imajinasi
dan meningkatkan kreativitas.Untuk anak-anak yang masih ingin
35 Murti Bunanta, Buku Mendongeng dan Minat Membaca (Jakarta: Pustaka Tangga,2004), h.9
31
mengetahui segala sesuatu dengan memasukannya ke dalam mulutnya,
maka jangan memberikan mainan anak dengan ukuran kecil karena
dapat dengan mudah anak akan menelan mainan tersebut, hal tersebut
akan sangat membahayakan bagi anak. Untuk itulah mainan anak pun
harus disesuaikan dengan usia anak. Misalnya jenis mainan yang dapat
disediakan di bagian layanan anak seperti catur, lego, balok, halma,
monopoli, dan lain-lain.36
D. Staf atau Petugas Perpustakaan
Bukan hanya koleksi yang berperan dalam suatu perpustakaan, namun
staf perpustakaan juga tidak kalah pentingnya. Agar kegiatan perpustakaan
berjalan dengan efektif dan efisien, diperlukan staf perpustakaan yang
mengerti akan kebutuhan penggunanya. Dalam Guidelines for Library
Services For Young Adults perpustakaan anak memerlukan pustakawan anak
yang terlatih dan berkomitmen dalam menjalankan suatu perpustakaan.
Ketrampilan yang dimiliki antara lain:37
1. Memiliki antusiasme yang besar
Seorang Pustakawan harus memiliki antusiasme terhadap anak-
anak dan koleksi karena dengan adanya antusiasme dalam diri seorang
pustakawan, maka pustakawan tersebut pasti memiliki motivasi yang luar
36Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta:Perpustakaan Nasional RI, 1992), h.39-40.
37 International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines forChildren’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIBdarihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2-en.pdf
32
biasa sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik dalam
perpustakaan anak. Sehingga anak-anak akan merasa antusiasme juga
terhadap buku-buku yang ada di perpustakaan, secara tidak langsung
menarik anak untuk menumbuhkan minat baca bagi anak.
2. Kemampuan berkomunikasi interpersonal, kerja tim, dan ketrampilan
memecahkan masalah.
Komunikasi interpersonal yang baik antara pustakawan dengan
anak merupakan suatu sikap yang paling penting yang harus dimiliki
seorang pustakawan agar anak-anak yang datang ke perpustakaan merasa
lebih nyaman di dalam perpustakaan dan membuat anak-anak tertarik
untuk datang kembali ke perpustakaan. Dengan adanya kerja tim yang
kompak antar pustakawan maka apabila terjadi suatu masalah baik
mengenai perpustakaan itu sendiri maupun dari anak-anaknya, para
pustakawan dapat mampu tanggap dan cepat dalam menyelesaikan
masalah yang ada.
3. Kemampuan untuk berjejaring dan bekerja sama.
Dalam hal ini antara pustakawan perpustakaan layanan anak yang
satu dengan pustakawan perpustakaan layanan anak yang lain dapat
mampu bekerja sama yang dimaksudkan untuk saling bertukar informasi
maupun saling membantu jika terjadi suatu masalah.
4. Kemampuan untuk berinisiatif, fleksibel, dan terbuka untuk perubahan.
Seorang Pustakawan harus berani memulai atau berinisiatif untuk
melakukan perubahan jika perubahan tersebut dirasa dapat meningkatkan
33
layanan anak menjadi semakin baik lagi, dan seorang pustakawan pun
harus terbuka dan dapat menyesuaikan dengan perubahan yang ada.
5. Keinginan yang besar untuk terus belajar ketrampilan baru dan
mengembangkan diri.
Tidak merasa puas dengan kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki mampu menimbulkan rasa keinginan untuk terus belajar
keterampilan-keterampilan baru dengan tujuan mengembangkan diri agar
dapat meningkatkan layanan perpustakaan anak menjadi semakin baik.
E. Ruangan Perpustakaan Layanan Anak
Pelayanan anak perlu ada sebuah tempat tersendiri.Perpustakaan anak-
anak adalah tempat untuk bertemu, bermain, dan berkomunikasi.Suasana yang
mengundang, mendorong anak-anak untuk menggunakan semua sumber daya
perpustakaan, untuk membaca dan berlama-lama di perpustakaan. Yang harus
di pertimbangkan dalam proses perencanaan ruang dan pembangunan
perpustakaan tergantung pada usia, latar belakang budaya dan lain-lain.
Sebagai kelompok sasaran di perpustakaan anak-anak mencakup
berbagai usia dan kemampuan (dari bayi sampai orang dewasa) baik perabot
dan desain ruang harus sesuai dengan kebutuhan yang berbeda. Perabotan
harus fleksibel (misalnya rak) dan rak harus membiarkan media yang berbeda
akan disajikan. Rak harus rendah (maksimal tinggi 1,5 meter) di seluruh
bagian anak-anak, buka kotak untuk format besar seperti buku-buku
bergambar, dan daerah khusus untuk kelompok usia yang berbeda. Furnishing
34
harus mendukung komunikasi di antara anak-anak atau pengguna
perpustakaan, bahwa anak-anak dapat bertemu dengan rekan-rekan mereka,
ini dikenal sebagai ‘Social Furnishing’. Aksesibilitas dari semua fasilitas bagi
anak-anak cacat (dan pushchairs) adalah jelas.Pintu-pintu masuk gedung
perpustakaan dan atau bagian anak-anak harus mudah bagi anak-anak untuk
terbuka. Anak-anak memandang perpustakaan harus menjadi tempat yang
aman. Staf harus waspada kepada orang-orang di daerah anak-anak untuk
memastikan lingkungan yang sama bagi semua orang. OPAC, ruang
multimedia, ruangan internet, dan berbagai perangkat lunak (untuk digunakan
dalam perpustakaan dan untuk pinjaman) harus disediakan.38 Bagian anak-
anak harus dilengkapi fasilitas TI, sama halnya dengan pengguna bagian
dewasa perpustakaan. Perpustakaan harus mempertimbangkan aspek aturan
tentang anak-anak akses ke internet yang relevan bagi mereka. Misalnya ada
staf yang mengawasi dibagian internet.
Selain fasilitas TI yang harus diberikan pada layanan anak, dalam
mendesain ruangan anak harus memperhatikan pencahayaan ruangan, agar
anak merasa lebih nyaman dalam membaca koleksi yang ada pada layanan
anak. Pencahayaan yang baik sangat perlu, perpustakaan bukan tempat yang
mudah dalam mendapatkan cahaya, baik alami maupun buatan. Karena
keseluruhan ruangan mendiami setiap hari dan cahaya dibutuhkan pada
keduanya pada dinding rak dan pada tengah meja. Mempunyai satu buah
38 International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines forChildren’s Libraries Services” Artikel diakses pada 9 Februari 2014 pukul 20.58 WIB darihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/guidelines-for-childrens-libraries-services_background-en.pdf
35
jendela yang besar akan mampu memberikan udara yang banyak dan
dibutuhkan gorden yang besar ketika malam.39
F. Penelitian Relevan
1. Liza Rosita (2010) Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
judul penelitian “ Pelayanan Perpustakaan Bagian Layanan Anak (studi
pada Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat)”. Tujuan dari
skripsi ini adalah mengetahui bagaimana keadaan dan kegiatan layanan
anak pada Perpustakaan Umum Jakarta Pusat serta mengetahui sejauh
mana anak memanfaatkan perpustakaan. Perbedaannya adalah penelitian
ini mencakup lebih banyak aspek yang diteliti, yaitu keadaan perpustakaan
bagian layanan anak mulai dari ruang, koleksi, layanan yang diberikan
serta kegiatan yang dilaksanakan pada layanan anak.
2. Imam Syafei (2008) Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
judul penelitian “ Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat:
Survey Pendapat Pemakai Jasa”. Tujuan dari skripsi ini adalah
memperoleh gambaran pemakai jasa terhadap kegiatan layanan anak di
Perpustakaan Umum Jakarta Barat, mengetahui kegiatan-kegiatan yang
ada pada layanan anak serta mengetahui masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan kegiatan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Imam
39 Lionel R. McColvin, Public Library Services for Children (France: UNESCO, 1957),h. 31
36
Syafei memiliki perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Perbedaannya pada lokasi dan pendekatan penelitian dan teknik
pengumpulan data. Imam Syafei melakukan penelitian di Perpustakaan
Umum Jakarta Barat, dengan menggunakan penelitian survey, dan
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, dan
pengamatan.
38
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Bank Indonesia
1. Sejarah Singkat
Bank Indonesia didirikan pada tanggal 1 Juli 1953 berrdasarkan
Undang-Undang No.11 tahun 1953. Kelahiran Bank Indonesia merupakan
hasil proses nasionalisme De Javachse Bank NV (naamlooze veentschap)
atau perseroan terbatas. De Javachse Bank NV ini merupakan sebuah bank
milik Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah
Belanda sebagai Bank Sirkulasi Hindia Belanda, dan kemudian
berdasarkan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, Bank
Sirkulasi Hindia Belanda ini ditunjuk sebagai Bank Sentral.
Sejak Bank Indonesia didirikan telah terjadi beberapa kali
perubahan undang-undang dan akhirnya sampai saat ini kedudukan Bank
Indonesia diatur oleh Undang-Undang No.3 Tahun 2004 tentang Bank
Indonesia. Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa perlu
dilaksanakannya prinsip keseimbangan antara wewenangnya dengan
pengawasan dan tanggung jawab atas kinerjanya serta akuntabilitas publik
yang transparan.
Menurut Booklet Perbankan Indonesia 2005, pengertian Bank
Indonesia (BI) adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang merupakan
Lembaga Negara Indonesia yang independent dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain.
39
2. Visi dan Misi Bank Indonesia
a. Visi Bank Indonesia
Menjadi lembaga Bank Sentral yang dipercaya secara nasional
maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang
dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.
b. Misi Bank Indonesia
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui
pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem
keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang
berkesinambungan.
3. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2004 pasal 7 hasil perubahan
dari Undang-Undang No.23 Tahun 1999, dijelaskan bahwa tujuan dari
Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan ini, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan
moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.
Untuk mencapai tujuan sebagaimana disebutkan diatas, Bank
Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c. Mengatur dan mengawasi Bank.
40
B. Perpustakaan Umum Bank Indonesia
1. Sejarah Perpustakaan Bank Indonesia
Perpustakaan BI ini merupakan jenis perpustakaan khusus yang
koleksinya menekankan pada bidang eonomi, moneter, perbankan dan
sistem pembayaran serta juga dilengkapi dengan koleksi dalam bidang lain
yang dibutuhkan untuk pengembangan SDM Bank Indonesia. Pada
awalnya perpustakaan BI ini berada di bawah Urusan Ekonomi dan
Statistik (URES) bagian laporan dan dokumentasi (LD). Namun kemudian
pada tahun 1996 terjadi penyempurnaan organisasi. Pada tahun tersebut
didirikanlah Perpustakaan Riset dan Perpustakaan Umum. Perpustakaan
Administrasi (PRAd) yang berada dibawah Direktorat Riset Ekonomi dan
Kebijakan Moneter (DKM).
Perpustakaan umum bertugas mengelola koleksi dengan kategori
buku dengan tugas tambahan membina dan membantu pengembangan
perpustakaan mini yang berada di KBI (Kantor Bank Indonesia yang
berada di daerah). Untuk menguatkan landasan hukum maka pada tahun
2003 Bank Indonesia mengeluarkan surat edaran No. 5/46/INTERN
tanggal 31 Oktober 2003, yang dimaksud dengan Perpustakan Bank
Indonesia adalah Perpustakaan Kantor Pusat yang dikelola oleh satuan
kerja yang membidangi riset ekonomi dan kebijakan moneter yang berada
di Kantor Pusat dan Perpustakaan Kantor Bank Indonesia (KBI) dan
selanjutnya disebut perpustakaan
41
Lokasi Perpustakaan Pusat Bank Indonesia pada awalnya terletak
di jalan Kebon Sirih dan menempati Kantor Pusat Bank Indonesia Gedung
D. Terhitung mulai bulan Oktober 1998 Perpustakaan Bank Indonesia
menempati areal yang lebih luas dan nyaman seluas kurang lebih 750 m2
di jalan MH Thamrin Gedung B Lantai 2 Jakarta Pusat.
C. Visi, Misi, Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Bank Indonesia
1. Visi
Mendukung kebijakan Bank Indonesia yang efektif dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui pengelolaan perpustakaan yang
professional, kelengkapan koleksi perpustakaan sesuai kebutuhan riset dan
pelayanan prima.
2. Misi
Mengelola referensi dan literature untuk kegiatan riset dan penelitian
dalam mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang moneter,
perbankan, dan sistem pembayaran serta bidang lain terkait peningkatan
kompetensi sumber daya manusia.
3. Tujuan dan Fungsi
a. Untuk mendukung kelancaran tugas Bank Indonesia sebagai bank
sentral dengan menyediakan bahan-bahan bacaan dan informasi baik
berbentuk buku maupun terbitan berkala, yang berkaitan dengan tugas
Bank Indonesia, yaitu dibidang moneter, perbankan dan sistem
42
pembayaran serta sekaligus ikut serta meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Bank Indonesia.
b. Sebagai Pembina Perpustakaan Kantor-kantor Bank Indonesia.
D. Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia
Perpustakaan KPBI memiliki tugas sebagaimana perpustakaan
lainnya yaitu untuk memajukan dan memberikan informasi yang dibutuhkan
pengguna di lingkungannya. Adapun rincian tugas pokok perpustakaan KPBI
sebagai berikut :
Tabel. 1Tugas Pokok Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia
Tugas Pokok Tim Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia
Unit Perpus. Umum Unit Perpus. Riset Unit PK
1. Merencanakan program
kegiatan pengelolaan
perpustakaan umum
1. Merencanakan program
kegiatan pengelolaan
perpustakaan riset
1. Memetakan
kebutuhan
pengembangan
koleksi
perpustakaan
2. Mengelola perpustakaan
dengan koleksi utama
buku kepustakaan :
a. Pengelolaan koleksi buku
kepustakaan.
b. Pengelolaan layanan
peminjaman buku
c. Penyelenggaraan
program Perpustakaan
2. Mengelola perpustakaan
dengan koleksi utama
berupa publikasi BI,
periodikal dan publikasi
lembaga internasional dan
riset yang berhubungan
dengan tugas pokok BI
2. Melaksanakan
pengadaan koleksi
perpustakaan
43
(bedah buku,
launching/seminar buku,
promosi, dll)
3. Menyelenggarakan/melak
sanakan program
pembinaan perpustakaan
3. Mengelola perpustakaan
digital BI
a. Mengoperasikan (start up)
aplikasi sistem
perpustakaan digital
b. Memantau operasional
aplikasi sistem
perpustakaan digital
c. Melakukan pemeliharaan
aplikasi perpustakaan
digital
3. Menginventarisir
koleksi
perpustakaan
4. Mengevaluasi
penyelenggaraan program
pengelolaan perpustakaan
4. Mengevaluasi
penyelenggaraan program
pengelolaan perpustakaan
4. Melaksanakan tugas
lain/ad hoc yang
ditugaskan
pimpinan/atasan
5. Melaksanakan tugas
lain/ad hoc yang
ditugaskan
pimpinan/atasan
5. Melaksanakan tugas
lain/ad hoc yang
ditugaskan
pimpinan/atasan
E. Struktur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia
Dalam struktur organisasi Bank Indonesia, perpustakaan Bank
Indonesia berada dibawah Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES),
khususnya pada bagian perpustakaan dimana bagian tersebut dibagi lagi
44
menjadi seksi-seksi yang di dalamnya terdapat Perpustakaan Umum Bank
Indonesia. Adapun susunan organisasi sebagai berikut:
Gambar 1Strukur Organisasi Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia
Kepala Departemen
Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral
Kepala Divisi
Perpustakaan dan Manajemen Intern
Kepala TIM Perpustakaan Kepala TIM Manajemen Intern
Kepala UnitPengembanganKoleksi Pustaka
Kepala UnitPerpustakaan
Riset
Kepala Unit
PerpustakaanUmum
Kepala UnitAdm.
ManajemenKinerja Satker
Kepala Unit
Adm. SDM&
Kesekertariatan
Kepala UnitAdm.
Anggaran &Logistik
AsistenManajer(Pelaksana)
Pelaksana Junior(Staff)
Data Entri Operator(Petugas Layanan
Sirkulasi)
Mesenjer
45
Keterangan:
Berdasarkan struktur organisasi di atas, layanan anak termasuk ke dalam bagian
Kepala Unit Perpustakaan Umum.
F. Sumber Daya Manusia
Perpustakaan Bank Indonesia yang berada di Jakarta sebagai
perpustakaan yang menaungi seluruh perpustakaan Bank Indonesia yang ada
di Indonesia. Dalam pengembangan SDM di perpustakaan Bank Indonesia
telah mengedepankan penerapan pendidikan dan latihan (DikLat) bagi para
staf. Staf yang ada saat ini di perpustakaan Bank Indonesia belum ada yang
memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan. Oleh karena itu mereka
hanya dibekali kemampuan-kemampuan teknis dalam mengelola
perpustakaan oleh para akademisi perpustakaan.
G. Anggaran
Setiap bulan pengajuan anggaran untuk melakukan kegiatan
pengelolaan perpustakaan diajukan oleh bagian PRAd kepada Direkorat
Keungan Intern, untuk kemudian disetujui melalui proses di Rapat Dewan
Gubernur. Anggaran yang telah disetujui kemudian untuk proses pemantauan
penggunaannya dilakukan oleh seksi anggaran dan logistik. Alokasi anggaran
perpustakaan tersebut secara umum digunakan untuk keperluan :
a. Pengadaan koleksi perpustakaan
b. Pengembangan teknologi yang digunakan di perpustakaan
c. Pelatihan/workshop untuk meningkatkan kualitas SDM perpustakaan
46
d. Kegiatan dalam rangka pemeliharaan koleksi perpustakaan seperti
digitalisasi, penjilidan, fumigasi, inventarisasi, dll
e. Kegiatan dalam rangka promosi perpustakaan seperti bedah buku,
seminar perpustakaan, pembuatan souvenir perpustakaan, pameran dll.
H. Koleksi Perpustakaan
Koleksi Perpustakaan Bank Indonesia ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan akan referensi bahan pustaka. Dengan koleksi inti mencakup
bidang tugas Bank Indonesia yaitu Moneter, Perbankan, dan Sistem
Pembayaran. Tanpa melupakan kebutuhan akan meteri lainnya seperti agama,
psikologi, kesehatan, fiksi, dan lain-lain.
Koleksi perpustakaan Bank Indonesia saat ini terdiri atas +41.200
judul buku, +450 judul publikasi Periodikal (jurnal dan majalah), +200 judul
publikasi BI, buku elektronik, dan 4 jurnal on-line(JSTOR, ProQuest,
Emerald dan Science Direct), lima database online (OECD, Currency News,
Bankers Almanac, Islamic Finance News, Hukum Online), tiga Online News
(DotSolution, Asian Wall Street journal, The Economist), serta koleksi digital
+2.350 CD/VCD. Koleksi Periodikal mencakup publikasi Bank Indonesia,
lembaga pemerintahan dan lembaga keuangan internasional. Perpustakaan
Kantor Pusat Bank Indonesia memiliki kliping berita yang terkait dengan
bidang tugas Bank Indonesia dari sejumlah harian dengan tahun penerbitan
sejak 1998 sampai terkini.
47
Koleksi perpustakaan dikelompokkan berdasarkan :
1. Keterkaitannya dengan tugas BI:
a. Koleksi inti, yaitu bahan pustaka yang terkait dengan bidang-bidang
yang menjadi tugas Bank Indonesia yaitu bidang moneter, perbankan
dan sistem pembayaran.
b. Koleksi pelengkap, yaitu bahan pustaka yang tidak terkait langsung
dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia namun dinilai perlu untuk
mendukung pelaksanaan tugas satuan kerja dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
2. Format/ Bentuk
a. Karya cetak yaitu semua jenis bahan pustaka yang dicetak seperti
buku, serial, klipping, makalah, skripsi, tesis dan disertasi.
b. Karya rekam yaitu semua jenis bahan pustaka yang direkam dan
digandakan dalam bentuk pita, piringan dan bentuk lain sesuai
dengan perkembangan teknologi, seperti compact disk, disket,
microfilm, kaset dan video.
3. Tahun Penerbitan
Fisik koleksi perpustakaan Umum BI ini berupa rekaman
informasi dalam bentuk multimedia (buku, majalah, surat kabar, audio
visual dan rekaman informasi lainnya). Koleksi perpustakaan Bank
Indonesia saat ini terdiri atas 45.000 judul buku, 400 judul publikasi
periodikal dan 4 jurnal on-line (JSTOR, ProQuest, Emerald dan Science
48
Direct). Koleksi tersebut juga mencakup publikasi Bank Indonesia dan
instansi lain serta sejumlah lembaga keuangan internasional.
I. Sistem Aplikasi Perpustakaan
Sistem Aplikasi Perpustakaan Bank Indonesia terdiri atasWebsite CL
(Cyber Library) yaitu aplikasi yang disediakan bagi pustakawan dan
pemustaka dengan akses melalui intranet, dan halaman Perpustakaan di
website Bank Indonesia (www.bi.go.id) yang disediakan bagi pemustaka
dengan akses melalui intranet.
J. Layanan di Perpustakaan Bank Indonesia
1. Peminjaman dan Reservasi Koleksi
Peminjaman buku teks untuk anggota perpustakaan dapat dilakukan setiap
jam kerja, dengan jangka waktu peminjaman selama satu minggu, dan
untuk buku tendon satu hari. Keterlambatan pengembalian akan dikenakan
denda. Dalam layanan ini pengguna dapat melakukan reservasi (pesan)
terhadap koleksi yang diinginkan apabila koleksi tersebut sedang dipinjam.
Caranya cukup mudah, dengan menghubungi staf dan menyebutkan
identitas buku yang dipesan. Bentuk peminjaman dapat dilakukan oleh
pengguna dewasa dan anak-anak.Akan tetapi jika untuk peminjaman anak-
anak yaitu dengan menggunakan identitas atau kartu angota perpustakaan
dari orang tuanya (karyawan Bank Indonesia).
49
2. Penyediaan Ruang Baca
Perpustakaan menyediakan fasilitas baca ditempat untuk koleksi yang
tidak dapat dipinjamkan ke luar perpustakaan bagi pengguna dewasa dan
anak-anak. Fasilitas ini juga terbuka bagi pemakai dari luar Bank
Indonesia dan yang bukan anggota perpustakaan. Fasilitas baca ditempat
terutama disediakan untuk anggota yang tidak dapat meminjam koleksi
tertentu karena batasan-batasan tertentu. Fasilitas ini juga membantu para
pengguna yang bukan anggota perpustakaan untuk dapat memanfaatkan
koleksi, walaupun tidak dapat meminjam.
3. Penyediaan akses Koleksi Perpustakaan elektronik yang dilanggan
Perpustakaan
Penyediaan buku elektronik atau yang disebut Ebrary. Selain itu
perpustakaan BI menyediakan jurnal online yang dilanggan diantaranya
JSTOR, ProQuest, Emerald, dan Science Direct. Tiga Online News
(DotSolution, Asian Wall Strett journal dan The Economist), serta bahan
pustaka digital +2.350 keping CD/DVD.
4. Penyediaan Computer untuk Mengakses Koleksi
Didalam ruangan terdapat Sembilan PC yang siap digunakan oleh
pengguna baik pengguna dewasa dan anak-anak dalam menelusur koleksi-
koleksi yang ada. Posisinya memang sengaja berhadapan dengan meja
sirkulasi, agar dapat terpantau dan membantu dalam penggunaan PC
secara baik. Letaknya tidak berjauhan dengan meja komputer, terdapat rak
50
yang berisi koleksi untuk anak-anak, disampingnya juga terdapat rak
majalah.
5. Penyediaan Ruang Audio Visual
Penyediaan ruang audio visual sebagai salah satu layanan di perpustakaan
pusat Bank Indonesia, sejauh ini digunakan sebagai tempat pendidikan dan
latihan bagi karyawan perpustakaan baik pusat maupun dari cabang.
6. Layanan Fotokopi
Layanan foto kopi merupakan jenis layanan yang harus selalu tersedia,
karena beberapa jenis koleksi tidak dapat dipinjamkan ke luar
perpustakaan. Oleh karena itu mesin foto kopi mutlak diperlukan oleh
setiap perpustakaan. Layanan foto kopi diberikan pada jam kerja
perpustakaan, dan hanya melayani penggandaan koleksi yang
diperbolehkan atau dengan jumlah terbatas yang sudah ditentukan.
7. Pelayanan Referensi
Buku Rujukan (referensi) adalah koleksi yang dapat dipinjam dengan
persyaratan tertentu, seperti : kamus, ensiklopedia, jurnal, data-data
penelitian, laporan tahunan, ataupun mengenai data-data yang berkaitan
dengan perbankan dan tugas pokok Bank Indonesia.
8. Pelayanan Anak
Layanan yang disediakan oleh perpustakaan Bank Indonesia untuk anak-
anak.Layanan ini dibuat sebagai salah satu sasaran apabila pengguna
perpustakaan (pegawai) membawa putra-putri mereka. Selain itu layanan
ini bisa juga sebagai pengenalan (dunia) anak-anak terhadat perpustakaan.
51
9. Penyediaan Layanan Coffee Area
Layanan ini diberikan untuk semua pengguna perpustakaan yang
berkunjung ke perpustakaan Bank Indonesia. Baik pengguna Intern
maupun Ekstern. Layanan ini berada disebelah meja sirkulasi, terdapat
beberapa sofa dan meja, untuk menikmati teh hangat atau kopi yang sudah
disediakan oleh perpustakaan Bank Indonesia.
K. Kondisi Ruang dan Kegiatan Perpustakaan Bank Indonesia
1. Kondisi Ruang
Perpustakaan umum Bank Indonesia menempati Gedung B
Sjafrudin Prawiranegara di lantai 2 (dua), dari kompleks gedung
perkantoran Bank Indonesia. Dilihat dari sisi ruang, Perpustakaan Bank
Indonesia dibagi menjadi dua yaitu ruang perpustakaan umum dan
perpustakaan riset. Perpustakaan umum menempati ruangan yang cukup
luas ditambah ruangan audiovisual yang letaknya terpisah dan
bersebrangan dengan perpustakaan. Kondisi ruang perpustakaan Bank
Indonesia nampak layaknya sebuah perpustakaan pada umumnya.
Didalamnya terdapat meja sirkulasi, meja dan kursi baca, serta beberapa
unit komputer. Dan terlihat banyaknya rak-rak untuk penempatan koleksi
buku-buku yang tersusun berurutan. Ditambah lagi, dengan
disediakannya rak-rak buku beserta ruang baca dengan meja dan kursi
yang diletakkan secara terpisah. Dibawah ini dijelaskan mengenai fungsi
52
ruang-ruang yang ada di perpustakaan umum Bank Indonesia. Ada pun
pembagian ruang ada 6 yaitu :
a. Ruang Audio Visual
Ruang audio visual adalah ruang yang dilengkapi dengan berbagai
macam perangkat pendukung untuk memvisualisasikan dengan
teknologi yang tepat dan efektif. Di dalam ruangan ini terdapat
seperangkat in-focus, sound system yang mumpuni, kursi-kursi yang
tertata secara baik, seperti layaknya menonton film di bioskop mini,
dan untuk memantau aktivitasnya terdapat pula ruang untuk
operator.
b. Ruang dan Perlengkapan Layanan Anak
Layanan anak di Perpustakaan BI memiliki ruangan terpisah
di lantai 2. Dalam menata ruangan tempat layanan anak sangat
berbeda sekali dengan layanan dewasa. Tempat untuk layanan anak
ditata dengan seindah mungkin dan seunik mungkin untuk
menjadikan anak-anak merasa senang dan nyaman meluangkan
waktunya di ruangan tersebut.
Ruangan layanan anak-anak juga dilengkapi dengan
penyejuk udara (AC) agar anak-anak merasa lebih nyaman dan untuk
ruang baca dilengkapi dengan karpet dan meja baca kecil. Fasilitas
yang terdapat dalam layanan didalam nya terdiri dari: rak buku,
bacaan anak-anak, karpet yang bergambar, tirai yang berbentuk
kartun, meja-meja kecil, globe, permainan untuk anak seperti lego
53
dan puzzle, jam dinding, vas bunga, keranjang tempat untuk
menyimpan permainan anak.
c. Ruang Baca
Fasilitas ruang membaca yang disediakan oleh perpustakaan bagi
seluruh pengguna, di perpustakaan umum Bank Indonesia memiliki
sedikit perbedaan, yaitu dipisahkannya ruang baca untuk pengguna
dewasa dengan anak-anak. Antara pengguna dewasa dan anak-anak
memiliki ruang masing-masing yang dapat digunakan sebagai ruang
membaca koleksi.
d. Ruang Koleksi
Ruang yang tersedia di perpustakaan sebagai tempat tersimpannya
koleksi-koleksi yang dimiliki perpustakaan, baik itu koleksi referensi
atau koleksi sirkulasi.
e. Ruang Staf dan Pustakawan
Ruang dimana staf dan pustakawan melakukan tugas dan
aktivitasnya sehari-hari di dalam perpustakaan.
2. Kegiatan Perpustakaan Bank Indonesia
Setiap tahun perpustakaan Bank Indonesia mengadakan beberapa
kegiatan untuk anak khususnya anak-anak dari pengguna atau pegawai
Bank Indonesia.Biasanya kegiatan anak dilaksanakan pertepatan pada
HUT BI yang di selenggarakan setiap tanggal 1 Juli.Kegiatan yang
dilaksanakan diantaranya pemutaran film yang bertemakan edukasi,
kegiatan lomba kreasi anak seperti, menggambar, menulis dan lain-lain.
54
Selain kegiatan untuk anak, perpustakaan BI setiap tahunnya
mengadakan kegiatan lainnya seperti seminar pustakawan, bedah buku,
talkshow dan pelatihan. Setiap dua bulan sekali perpustakaan BI
mengadakan User Library Training (ULT) dalam rangka mengedukasi
pengguna perpustakaan terhadap penggunaan publikasi online yang telah
dilanggan oleh perpustakaan BI. Perpustakaan BI juga ikut berpatisipasi
dalam rangka kegiatan Goes to Campus Buletin Ekonomi Moneter, dan
partisipasi dalam rangka pemeran buku di Perpustakaan Nasional.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahapan Penelitian
Pada bagian ini peneliti menjelaskan proses penelitian mengenai
layanan anak di Perpustakaan Bank Indonesia. Dalam pengumpulan data telah
berhasil dilakukan melalui kegiatan wawancara kepada informan yang telah
direncanakan dan dianggap lebih memahami terhadap tema penelitian. Peneliti
telah memilih informan dengan beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah
informan yang menjabat sebagai Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank
Indonesia, Pelaksana, Staf bagian Layanan Sirkulasi, Staf IT Perpustakaan,
dan pemustaka yang menggunakan layanan anak yaitu orang tua anak
(pegawai BI).
Pada tanggal 14 April 2014 peneliti mendapat izin penelitian untuk
melakukan wawancara dengan informan (Petugas Layanan Sirkulasi).
Selanjutnya pada tanggal 29 April 2014 peneliti melakukan wawancara
dengan informan berikutnya yaitu bagian pelaksana yang mengetahui tentang
layanan anak. Kemudian tanggal 30 April 2014 kegiatan wawancara dilakukan
dengan petugas yang mengetahui layanan anak (Staf Bagian IT Perpustakaan).
Pada tanggal 5 Mei 2014 kegiatan wawancara dilakukan dengan Kepala Unit
Perpustakaan Umum Bank Indonesia. Dan terakhir pada tanggal 7 Mei 2014
dilakukan wawancara dengan dua orang Informan yaitu pegawai Bank
Indonesia sebagai pengunjung yang sudah biasa menggunakan layanan anak.
56
Untuk melakukan wawancara peneliti banyak menemui kendala
dengan beberapa informan yang telah dipilih, karena sulitnya mengatur waktu
dengan informan dan adanya kegiatan yang diselenggarakan oleh
perpustakaan Bank Indonesia untuk merayakan hari buku sedunia yang
berdekatan juga dengan hari Kartini. Kegiatan tersebut berlangsung lima hari
berturut-turut mulai tanggal 21-25 April 2014, sehingga membuat kegiatan
wawancara berlangsung agak lama. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan
sejak tanggal 14 April hingga 9 Mei 2014.
Selain persoalan sulitnya mengatur jadwal wawancara, ada juga
beberapa kesulitan lain yang peneliti alami pada saat penelitian diantaranya
yaitu saat melakukan wawancara pada beberapa pertanyaan tidak memperoleh
jawaban yang sinkron, seperti berikut :
“Sebetulnya engga ini sih, kita mau bikin apa lagi yah? Yang supaya bisakecuali memajukan perpustakaan, memberikan pelayanan ke umum jugaapalagi yang bisa dibuat untuk membantu karyawan itu. Kecuali tiapulang tahun ngadain acara anak-anak jadi itu berkesinambungansih.”(WW)
Pada bagian ini peneliti menanyakan hal mengenai latar belakang
layanan anak yang ada di perpustakaan Bank Indonesia. Tetapi jawaban
informan kurang relevan dengan pertanyaan peneliti.
Selain dengan wawancara peneliti juga melakukan observasi, yaitu
kegiatan pengamatan langsung ke ruangan pelayanan bagian layanan anak
Perpustakaan Umum Bank Indonesia. Kegiatan ini bertujuan antara lain untuk
mengetahui koleksi buku apa saja yang dimiliki bagian layanan anak dan hal-
hal lain pada layanan anak tersebut. Ternyata koleksi buku yang ada di
57
perpustakaan umum bagian layanan anak adalah buku fiksi dan nonfiksi.
Koleksi tersebut tersedia dalam dua jenis bahasa pengantar, yaitu buku yang
bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris dan buku pengantarnya
menggunakan bahasa Indonesia.
B. Latar Belakang Layanan Anak
Perpustakaan Bank Indonesia adalah tergolong ke dalam jenis
perpustakaan khusus, yang pada umumnya tugas utamanya adalah
melayani kebutuhan informasi para karyawan di lembaga yang
bersangkutan. Namun demikian layanan yang disediakan di perpustakaan
ini salah satunya adalah layanan anak.
Untuk mengetahui mengapa perpustakaan Bank Indonesia
menyediakan layanan anak, peneliti menanyakan hal ini kepada beberapa
informan yang diantaranya menyatakan bahwa tujuan layanan anak adalah
untuk membantu karyawan dalam mengasuh dan menyerahkan anak-anak
saat libur sekolah bersama orang tua selain itu juga bentuk kreatifitas dari
para pegawai sendiri, sebagaimana pernyataan berikut :
“Perpustakaan khusus maksudnya karena kita kan perpustakaanperbankan yah bukan umum, sedangkan kalo layanan anak itu diBI kan yang dimaksud khusus beda dengan apa yang disajikandisini sebetulnya sih. Kalo yang umum kan bangsa ya yangdikelola pemerintah itu yah. Kita khusus karena segiperbankannya. Sedangkan kalo disini kecuali koleksi yangmembantu untuk tugas karyawan, untuk membantu menunjangtugas pekerjaan juga ada koleksi lainnya kaya apa namanya novelsegala macem itu termasuk didalamnya koleks anak. Sebetulnya iniuntuk membantu karyawan juga, karena kalo pas liburan merekaanak-anaknya sering dibawa kesini kalo libur, kalo lebaran segala
58
kan biasanya pembantunya belum dateng atau apa suka dititipinkesini.” (WW)“Karena itu termasuk kreatifitas dari pegawai sendiri” (WW)
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa perpustakaan
Bank Indonesia menyediakan layanan anak karena untuk membantu para
karyawan Bank Indonesia yang memiliki anak dan membawanya pada hari
kerja atau hari libur sekolah, agar anak dapat menggunakan layanan anak
di perpustakaan. Selain untuk membantu para karyawan BI, latar belakang
layanan anak juga sebagai bentuk kreatifitas dari para pegawai itu sendiri.
Jadi layanan anak ini sangat bermanfaat bagi anak-anak pegawai , yang
diantaranya agar anak-anak dapat memanfaatkan waktunya untuk kegiatan
yang lebih positif. Pernyataan ini juga diperkuat melalui komentar berikut:
“Latar belakang layanan anak itu...Bank Indonesia sebagaiperpustakaan khusus ya yaitu isinya itu ada ekonomi, perbankandan manajemen intern. Tetapi ada beberapa usulan dari beberapapegawai, keluarga pegawai, karena mereka juga mempunyai anak-anak yang cerdas dan pintar. Kenapa.. tidak dikembangkan koleksianak? dari situlah maka rekan-rekan dari perpustakaan itumencoba untuk istilahnya mendiskusikan dengan pustakawan-pustakawan di perpustakaan BI ini untuk kita merancang... apaistilahnya satu ruangan khusus untuk ruangan anak. Jadi kitaterpisah dengan ruangan yang luar.” (ED)
Hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa latar belakang
berdirinya layanan anak di perpustakaan Bank Indonesia adalah karena
adanya usulan dari para pegawai dan keluarga pegawai Bank Indonesia
yang memiliki anak-anak yang cerdas dan berbakat. Sangat disayangkan
apabila si anak hanya diam saja memperhatikan orang tuanya yang sedang
bekerja tanpa ada aktifitas atau kegiatan yang bermanfaat bagi mereka.
Selain itu, untuk menumbuhkan minat baca anak dan meningkatkan kulitas
59
layanan di Perpustakaan Bank Indonesia. Maka dari itu perpustakaan Bank
Indonesia membuat suatu ruangan khusus untuk anak.
C. Macam-macam Layanan Anak
a. Layanan Umum
1. Penyediaan Koleksi Anak
Koleksi adalah bagian penting dari layanan anak di
perpustakaan. Koleksi yang disediakan untuk anak tentu saja berbeda
dengan orang dewasa. Yang dimaksud koleksi untuk anak ialah
beragam materi yang tersedia untuk anak, baik materi berbentuk buku
maupun non buku (kaset, CD, VCD, DVD, film, permainan, komputer,
dan lain-lain) yang dikelola untuk kepentingan dalam menunjang
proses belajar di lembaga yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Kamus Ilmu perpustakaan dan Informasi
buku anak adalah buku yang ditulis dan diilustrasikan secara spesifik
untuk anak sampai dengan umur 12-13 tahun. Beberapa macam buku
untuk anak antara lain bacaan fiksi dan nonfiksi, board books, sajak
anak, buku alphabet, buku berhitung, buku bergambar, easy books,
bacaan untuk pemula, buku cerita bergambar dan buku cerita.40
Koleksi Perpustakaan Bank Indonesia terdiri dari koleksi fiksi
dan Non fiksi yang terdapat didalamnya ilmu pengetahuan, buku
bergambar, buku cerita, buku berhitung dan sebagainya. Hal tersebut
40ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science by Joan M. Reitz.Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 14.27 WIB dari http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_c.aspx#childrensbook
60
sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap pihak perpustakaan,
sebagai berikut:
“Jenis koleksi fiksi, nonfiksi, ilmu pengetahuan, terutama ilmupengetahuan untuk menambah wawasan mereka. Matematika jugaada, psikotes untuk anak juga ada.” (ED)
Menurut informan tersebut perpustakaan Bank Indonesia
menyediakan jenis koleksi fiksi dan non fiksi, diantaranya yang
bertemakan ilmu pengetahuan, matematika dan psikotes untuk anak.
Hal yang sama juga diutarakan oleh informan yang lain sebagai
berikut:
“Koleksi itu ajah sih yah, palingan sama itu ajah ensiklopediaanak, pengetahuan ajah” (RN)
Hasil wawancara tersebut diatas menunjukan bahwa layanan
anak yang ada di perpustakaan Bank Indonesia selain menyediakan
koleksi fiksi dan non fiksi, juga menyediakan koleksi lainnya seperti
ensiklopedia anak, dan buku pengetahuan. Sedangkan menurut IFLA
for Guidelines for Children’s Libraries Services, layanan anak
bertujuan untuk menyediakan akses terbuka untuk semua sumber daya
informasi dan media yang memadai bagi anak, dan disamping
memberikan program-program budaya dan rekreasi, yang berorientasi
pada membaca dan melek huruf. 41 Bila disesuaikan dengan teori
tersebut diatas maka Perpustakaan Bank Indonesia hanya menyediakan
koleksi anak yang sifatnya pengetahuan dan rekreasi.
41 International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines forChildren’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIBdarihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2-en.pdf
61
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di ruang layanan
anak Perpustakaan BI, dalam penyusunan koleksi untuk anak
dilakukan berdasarkan nama penerbit. Masing-masing rak buku diberi
nama sesuai dengan nama penerbit. Sekarang ini bila diperhatikan
database Perpustakaan Bank Indonesia, koleksi untuk subject anak
adalah berjumlah 696 judul, dan + 100 koleksi CD menurut informan.
(Wawancara dengan ED)
2. Peminjaman Bahan Pustaka
Secara umum Perpustakaan Bank Indonesia hanya memiliki
dua jenis layanan untuk anak yaitu peminjaman bahan pustaka dan
layanan multimedia yang digabung untuk umum dan anak. Hal
tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap beberapa
pihak perpustakaan, sebagai berikut:
“Palingan kalo kita sih peminjaman buku ajah yah, kalo layanansih engga ada yang gimana-gimana. Kalo mereka kan biasanya sihkadang-kadang kalo yang kesini itu sambilan ngisi nunggu waktuorang tuanya sampe pulang kerja atau ada yang kadang-kadangmemang pas hari libur anak-anak, nah palingan mereka disinibaca-baca ajah. Tapi maksudnya kalo pelayanan khusus dari kitasih engga ada, karena memang mereka ya udah langsung masukajah ke koleksi anak, udah milih sendiri langsung baca-baca.Engga ada yang khusus kita pandu engga ada.” (RN)
“Itu ada buku-buku untuk anak terus ada mainan untuk anak-anakjuga ada...Multimedia tuh mba, kalo multimedia kan untuk umumjuga bisa, untuk anak juga bisa. Untuk multimedia yah film-film.”(SM)
Berdasarkan pendapat informan pertama diatas dinyatakan
bahwa perpustakaan Bank Indonesia tidak menyediakan layanan
khusus anak, hanya ada satu layanan yang disediakan yaitu layanan
62
peminjaman bahan pustaka. Adapun tambahan dari informan yang
kedua diketahui bahwa layanan anak yang diberikan yaitu layanan
multimedia yang disediakan untuk anak dan untuk umum juga. Namun
layanan multimedia yang disediakan untuk anak masih digabung
dengan umum. Dalam layanan multimedia peneliti melihat ada
beberapa tema film yang disediakan untuk anak, seperti film-film ilmu
pengetahuan, tentang cara berhitung, binatang-binatang dan
sebagainya. Menurut kedua informan tersebut layanan multimedia
sangat disukai oleh anak-anak pegawai yang berkunjung di
perpustakaan, biasanya anak-anak berkunjung pada saat libur sekolah.
Hal ini diperkuat oleh komentar dari informan lain yang salah
satunya yaitu orang tua pengunjung layanan anak yaitu pegawai Bank
Indonesia sebagai berikut :
“....Kalo selama ini anak-anakku aku pinjemin buku agama tuh,kemudian dulu kaya yang masih kecil. Kalo yang SMP tuh novel,kemudian CD-CD juga.” (BD)
“Ya biasanya kalo engga bacaan anak ada CD, ada DVDmengenai ilmu pengetahuan, kemudian ada karya-karya penulis-penulis kecil, sekali-kali novel.” (IW)
Dari hasil wawancara tersebut diatas diketahui bahwa layanan
yang diberikan oleh perpustakaan Bank Indonesia pada dasarnya hanya
sebatas layanan peminjaman bahan pustaka dan layanan multimedia
yang disediakan. Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Khusus, bahwa dalam layanan perpustakaan tidak
menyediakan layanan untuk anak. Namun demikian Perpustakaan
63
Bank Indonesia telah menyediakan layanan anak yang diberikan untuk
para pegawai yang membawa anaknya pada hari kerja. Bila
diperhatikan pada wawancara dengan informan tersebut di atas maka
perpustakaan Bank Indonesia saat ini untuk layanan anak baru
menyediakan dua layanan yaitu layanan peminjaman bahan pustaka
dan layanan akses multimedia.
Layanan peminjaman bahan pustaka di perpustakaan Bank
Indonesia diperuntukan khusus pegawai BI. Pengunjung selain
pegawai BI tidak dibolehkan meminjam buku, tetapi hanya dapat
membaca koleksi ditempat. Untuk peminjaman koleksi anak-anak,
biasanya orang tua anak yang meminjamkan koleksinya. Karena anak-
anak tidak memiliki nomor identitas pegawai untuk meminjam buku.
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan petugas
perpustakaan, sebagai berikut :
“Kita untuk koleksi anak tetep yang pinjem itu pegawainyayah, orang tuanya, jadi si anak tidak punya hak untukmeminjam buku tapi atas nama orang tuanya” (ED)
Dari hasil wawancara tersebut diatas menunjukan bahwa dalam
peminjaman koleksi untuk anak, anak tidak memiliki hak untuk
meminjam buku, karena si anak tidak memiliki nomor identitas
pegawai.
3. Layanan Multimedia
Perpustakaan Bank Indonesia menyediakan layanan
multimedia untuk anak yang masih digabung dengan umum. Dalam
64
layanan multimedia terdapat film-film anak yang bertemakan ilmu
pengetahuan, cara berhitung, film tentang binatang-binatang, tentang
alam dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti
dengan petugas perpustakaan, sebagai berikut:
“Film ini kaya planet, terus pegunungan, binatang, macem-macem mba” (SM)
Dari hasil wawancara dengan informan tersebut diatas bahwa,
layanan multimedia menyediakan berbagai jenis film untuk anak.
Diantaranya yaitu film tentang planet, pegunungan, dan lain
sebagainya. Hal tersebut juga di perkuat oleh komentar dari beberapa
pengunjung layanan anak kepada peneliti, sebagai berikut:
“Biasanya CD itu tentang ilmu pengetahuan, mengenaibinatang-binatang” (BD)
“ada CD, ada DVD mengenai ilmu pengetahun” (IW)
Dari hasil wawancara dengan dua informan tersebut diatas
menunjukan bahwa perpustakaan Bank Indonesia menyediakan
berbagai macam film untuk anak dan pengunjung layanan anak juga
sangat antusias untuk meminjam koleksi multimedia yang disediakan
oleh perpustakaan. Untuk melihat ilustrasi koleksi multimedia dapat
dilihat pada lampiran koleksi multimedia layanan anak gambar 11-13.
b. Program Khusus Layanan Anak
Namun demikian bila diperhatikan pada data yang diperoleh
diketahui bahwa terdapat beberapa program khusus kegiatan layanan anak
65
seperti mendongeng, perlombaan, melukis dan sebagainya. Seperti data
dibawah ini, sebagai berikut :
1. Perlombaan
a. Melukis
Layanan anak adalah layanan yang ditujukan untuk anak-
anak yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan atau program
yang disediakan oleh perpustakaan sebagai salah satu layanan
khusus untuk anak. Perpustakaan Bank Indonesia salah satu jenis
perpustakaan khusus yang memilik layanan anak dan memiliki
program-program layanan anak yang diadakan setiap tahun sekali
dalam rangka HUT BI yaitu pada tanggal 1 Juli. Kegiatan yang
dilaksanakan diantaranya pemutaran film yang bertemakan
edukasi, kegiatan lomba kreasi anak seperti menggambar, menulis
dan lain-lain. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti
terhadap pihak perpustakaan, sebagai berikut:
“Ya paling kita didalam HUT BI itu nanti kita akanmengadakan lomba-lomba gitu jadi intinya di HUT BIkita khusus untuk kegiatan anak.”(ED)
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan di
atas tersebut bahwa kegiatan atau program khusus layanan anak
hanya diadakan pada HUT BI saja. Dalam keseharian tidak ada
kegiatan khusus yang dilakukan oleh perpustakaan Bank Indonesia
untuk anak-anak. Pendapat tersebut didukung oleh Kepala Unit
66
Perpustakaan Umum Bank Indonesia sesuai dengan hasil
wawancara informan dengan peneliti berikut ini :
“Setiap tahun diadainnya paket acaranya itu dari pagisampe setelah makan siang mba. Dipisah antara anak-anak remaja sama ibunya. Anak-anak itu yang baru ajahkemarin itu dia pagi kumpul terus melukis, setelah lombadibikin grup lomba supaya kenal perpustakaan bawakeliling gitu.”(WW)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tersebut
diatas menunjukan bahwa kegiatan anak di mulai pagi diantaranya
kegiatan lomba melukis. Dalam penyelenggaraan kegiatan layanan
anak dalam rangka HUT BI, pihak perpustakaan bekerjasama
dengan dapartemen atau pihak ke tiga yaitu departemen DPMI
(Divisi Perpustakaan Manajemen Intern).
b. Berkeliling Perpustakaan
Salah satu kegiatan untuk memperkenalkan perpustakaan
kepada anak perpustakaan Bank Indonesia memiliki kegiatan
khusus setiap tahunnya yaitu dengan cara berkeliling perpustakaan.
Terlihat dari penjelasan informan di atas tersebut, perpustakaan
Bank Indonesia berupaya mengadakan kegiatan setiap tahunnya
untuk mengenalkan perpustakaan beserta isinya selain kepada
orang tua anak juga kepada anak-anak pegawai Bank Indonesia.
Selain memperkenalkan perpustakaan melalui kegiatan HUT BI
juga sebagai salah satu cara untuk meningkatkan minat baca untuk
anak-anak dan menumbuhkan kreatifitas anak.
67
2. Mendongeng
Kegiatan yang diadakan perpustakaan Bank Indonesia setiap
tahunnya berbeda-beda, hal ini diutarakan oleh pihak perpustakaan
kepada peneliti pada saat wawancara berlangsung sebagai berikut :
“Beda-beda, termasuk ada kita mendatangkanpendongeng. Termasuk kita pernah mengundangpendongeng yang terkenal itu… ada deh pokoknya kitamendatangkan pendongeng yang terkenal”(ED)
Dari hasil wawancara dengan informan tersebut di atas
menunjukan bahwa kegiatan anak yang dilaksanakan setiap tahunnya
berbeda-beda. Salah satunya yaitu pernah mengadakan kegiatan
storytelling dan mengundang pendongeng terkenal.
Menurut Ibu Wiwi di sela-sela perbincangannya dengan
penulis beliau mengatakan bahwa “program layanan ini semata-mata
strategi untuk menarik orang tua pengunjung layanan anak agar
memanfaatkan koleksi untuk anak yang disediakan serta sebagai
stimulan bagi anak-anak agar gemar datang ke perpustakaan dan
memperkenalkan perpustakaan kepada anak beserta isinya. Dan salah
satu kegiatan promosi kepada anak dan orang tua anak bahwa
perpustakaan Bank Indonesia memiliki kegiatan anak setiap tahunnya
dan koleksi-koleksi anak yang disediakan perpustakaan Bank
Indonesia.”
3. Permainan
Selain kegiatan anak yang diadakan setiap tahunnya,
berdasarkan observasi yang peneliti lakukan perpustakaan Bank
68
Indonesia menyediakan mainan untuk anak berupa bongkar pasang dan
lego. Hal tersebut juga di utarakan oleh informan kepada peneliti saat
wawancara sebagai berikut :
“Hee’eehh.. Lego, bongkar pasang”(RN)
Dari pernyataan tersebut di atas bahwa perpustakaan Bank
Indonesia hanya menyediakan dua jenis permainan saja yaitu lego dan
bongkas pasang. Sangat disayangkan layanan anak di perpustakaan
tersebut minim permainan untuk anak, karena permainan anak adalah
salah satu layanan yang diberikan untuk anak, agar anak tidak mudah
cepat bosan, maka seharusnya perpustakaan Bank Indoneisa harus
menyediakan permainan anak yang lebih bervariasi lagi macamnya.
Tujuannya agar anak-anak dapat berkreasi sendiri dan menjadikan
anak lebih kreatif. Untuk melihat ilustrasi permainan layanan anak
dapat dilihat pada lampiran gambar 14 dan 15.
D. Upaya Penyelenggaraan Layanan Anak
Dalam penyelenggaraan layanan anak di perpustakaan Bank Indonesia
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu mengenai staf
khusus, kebijakan pengembangan koleksi, dan kelompok pengguna layanan
anak. Dari beberapa hal yang disebutkan tadi peneliti melakukan wawancara
langsung dengan beberapa informan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut.
69
a. Staf Khusus
Bukan hanya koleksi yang berperan dalam suatu perpustakaan,
namun staf perpustakaan juga tidak kalah pentingnya. Agar kegiatan
perpustakaan berjalan dengan efektif dan efisien, diperlukan staf
perpustakaan yang mengerti akan kebutuhan penggunanya. Dalam
Guidelines for Library Services For Young Adults perpustakaan anak
memerlukan pustakawan anak yang terlatih dan berkomitmen dalam
menjalankan suatu perpustakaan. Ketrampilan yang dimiliki antara lain:42
1. Memiliki antusiasme yang besar2. Kemampuan berkomunikasi, interpersonal, kerja tim, dan
ketrampilan memecahkan masalah.3. Kemampuan untuk membuat jaringan dan bekerja sama4. Kemampuan memulai, fleksibel, dan terbuka untuk perubahan.5. Keinginan yang besar untuk terus belajar ketrampilan baru dan
mengembangkan diri.
Dari teori diatas menurut IFLA perpustakaan anak memerlukan
pustakwan anak yang terlatih dan memiliki ketrampilan yang sesuai
dengan penjelasan diatas. Dalam kenyataannya perpustakaan Bank
Indonesia belum memiliki staf khusus untuk anak. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara peneliti terhadap beberapa pihak perpustakaan,
sebagai berikut:
“Kalo special layanan anak memang belum ada sama sekali,tapi sepanjang sampai sekarang kita memang masih oke ajah.Karena kalo pas ada acara itu, acara anak-anak kita akandibantu dari departemen lain kan.”(WW)
42 International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines forChildren’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIBdarihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2-en.pdf
70
“Staf khusus disini untuk melayani anak... engga ada karenakita gabung dengan koleksi yang lainnya. Tapi kalo misalnyaada permintaan koleksi anak ada pustakawan yang membantudisini. Untuk apa sih kebutuhan dari anak itu? Mau cari apa?Kemudian judulnya apa? Itu ada pustakawan yang siapmembantu mencari.”(ED)
Berdasarkan kedua informan di atas menunjukan bahwa
perpustakaan Bank Indonesia tidak memiliki staf khusus untuk anak,
karena layanan anak dianggap sama dengan layanan pada umumnya,
sehingga tidak membutuhkan staf khusus anak. Sangat disayangkan
layanan untuk anak-anak sudah tersedia, akan tetapi belum tersedia staf
khusus untuk anak. Tetapi ketiadaan staf khusus bisa jadi karena
pertimbangan kurangnya pengunjung sehari-hari dari kelompok anak.
Dapat diketahui pengunjung kelompok layanan anak yang ada di
perpustakaan Bank Indonesia ramai dikunjungi oleh anak-anak hanya pada
musim libur sekolah. Dari hasil observasi peneliti, pada hari-hari biasa
tidak banyak terlihat ada anak yang berada diruang layanan anak.
Namun demikian, dari data yang diperoleh diketahui bahwa
hubungan sosial dan kerjasama antara pegawai cukup baik, sehingga bila
ada kegiatan ke perpustakaan yang membutuhkan tenaga lebih banyak
mudah diperoleh bantuan dari divisi atau departemen yang lain, seperti
pernyataan berikut :
“Karena kita kerjasama dengan banyak orang. Banyak orangyang terlibat, dan kita sudah terbiasa mengadakan ivent-iventyang besar juga”(ED)
“Karena kalo pas ada acara itu, acara anak-anak kita akandibantu dari departemen lain kan”
71
“DPMI, kita kan dibawah DPMI itu Divisi Perpustakaan danManajer Interen”(WW)
Dari hasil wawancara dengan dua informan tersebut di atas
menunjukan bahwa perpustakaan Bank Indonesia setiap mengadakan acara
atau kegiatan-kegiatan selalu bekerjasama dengan departemen lain yang
bersangkutan.
Selain itu Perpustakaan Bank Indonesia dalam sosialisai
penyelenggaraan kegiatan khusus anak, pihak perpustakaan bekerjasama
dengan Departemen Komunikasi. Salah satu cara promosi agar kegiatan
anak terselenggara dengan baik yaitu dengan menyebarluaskan informasi
tentang kegiatan anak tahunan melalui email yang dikirim ke seluruh
pegawai Bank Indonesia yang dilakukan oleh bagian Departemen
Komunikasi. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan
pihak perpustakaan, sebagai berikut :
“promosinya kan kita melalui humas ya.. eh bukan sekarangdepartemen komunikasi..jadi perpustakaan bekerjasama dengandepartemen komunikasi untuk menginformasikan kepada tentunyapihak orang tuanya ya..diinformasikan kepada orang tuanyabahwa dalam rangka hut BI ini akan ada kegiatan anak misalnyaitu lomba-lomba gitu kan..jadi nanti setelah kita umumkan didepartemen komunikasi mengenai kegiatan anak, orang tuanya itumendaftar ke perpustakaan” (ED)
Dari hasil wawancara tersebut diatas bahwa pihak Perpustakaan
Bank Indonesia dalam sosialisasi untuk menyelenggarakan kegiatan
tahunan khusus untuk anak bekrjasama dengan Departemen Komunikasi,
dengan cara mengirim email ke seluruh pegawai Bank Indonesia bahwa
akan diadakan kegiatan khusus anak dalam rangka HUT BI. Setelah email
72
diterima oleh pegawai Bank Indonesia atau orang tua anak, kemudian
untuk pendaftaran kegiatan khusus anak dilakukan via telpon ke
perpustakaan.
b. Kebijakan Pengembangan Koleksi dan Seleksi Buku Anak
1. Analisa Kebutuhan Pemakai
Dalam pengelolaan koleksi layanan anak, kebijakan
pengembangan koleksi merupakan salah satu faktor penting yang harus
dipertimbangkan. Adanya kebijakan pengembanagn koleksi akan
mempengaruhi kecocokan koleksi yang dibeli oleh perpustakaan
dengan kebutuhan pengguna. Kebijakan pengembangan koleksi sangat
penting dimiliki oleh perpustakaan, oleh karena itu peneliti
menanyakan hal ini kepada pihak perpustakaan dengan hasil
wawancara, sebagai berikut :
“BI untuk layanana anak sendiri, koleksi anak itu engga adakebijakan secara tertulis. Cuma..kita juga apa istilahnya kitamenganalisa kebutuhan dari si anak itu sendiri maupun darikeluarga, maupun orang tua anak dari pegawai itusendiri.”(ED)
Dari pernyataan di atas tersebut dapat diketahui bahwa tidak
ada kebijakan pengembangan secara tertulis. Tetapi menurutnya, hal
itu biasanya disesuaikan dengan kebutuhan anak, dan kebutuhan orang
tua anak pegawai itu sendiri. Karena melihat potensi anak-anak
pegawai yang cerdas dan kreatif, maka dari situlah perpustakaan Bank
Indonesia memenuhi kebutuhkan koleksi untuk anak maupun orang tua
anak yang meminta koleksi yang sesuai untuk mereka.
73
2. Menyediakan Koleksi Anak Berbahasa Inggris
Koleksi yang berada diruang layanan anak selain buku yang
bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Indonesia, perpustakaan
Bank Indonesia juga menyediakan buku-buku yang bahasa
pengantarnya menggunakan bahasa inggris untuk anak-anak. Hal
tersebut sesuai hasil wawancara peneliti dengan informan, sebagai
berikut :
“ Disamping itu istilahnya koleksinya juga banyak koleksibahasa inggris untuk anak-anak”(ED)
“Kita makanya koleksi-koleksinya juga disesuaikan banyakyang dalam bahasa inggris gitu buku-bukunya”(WW)
Dari hasil wawancara di atas dengan dua informan tersebut,
bahwa dalam pengembangan koleksi anak perpustakaan Bank
Indonesia menyediakan koleksi yang menggunakan bahasa
pengantarnya bahasa inggris. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan si
anak dan sekolah si anak, karena rata-rata anak pegawai BI ini berada
di lingkungan sekolah yang menggunakan dua bahasa pengantar yaitu
bahasa indonesia dan bahasa inggris. Hal tersebut diperkuat melalui
komentar dari Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia
kepada penliti melalui hasil wawancara, sebagai berikut :
“ .... Kaya sekarang itu kan banyak yang itu yah sekolahdua bahasa, jadi rata-rata anak pegawai itu sekolahnya diarea yang seperti itu”(WW)
Dari hasil wawancara tersebut diatas, bahwa menurut Kepala
Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia perpustakaan menyediakan
74
koleksi bahasa inggris karena menyesuaikan dengan kebutuhan si anak
di lingkungan sekolahnya. Untuk melihat ilustrasi koleksi berbahasa
inggris dapat melihat lampiran pada gambar 11.
3. Memperhatikan dan Permintaan Pemakai
Dalam pengembangan koleksi anak, selain memberikan buku-
buku yang berbahasa inggris Perpustakaan Bank Indonesia juga selalu
memperhatikan minat dan permintaan langsung dari orang tua anak,
karena akan lebih bermanfaat buku-bukunya kalo berdasarkan
permintaan dari orang tua anak itu sendiri. Biasanya orang tua anak
lebih mengetahui buku apa saja yang sedang digemari anak-anak.
Setelah itu baru orang tua meminta mengadakan buku-buku tersebut
kepada pihak perpustakaan untuk diadakan sesuai dengan permintaan
orang tua anak. Setelah ada permintaan dari orang tua anak, baru pihak
perpustakaan mengajukan buku-buku tersebut ke bagian pengadaan.
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan pihak
perpustakaan, dengan hasil sebagai berikut :
“Pengembangan koleksi kalo buat anak itu...sama ajahengga jauh beda sama pegawai. Kadang-kadang kan kalodisini engga mungkin anaknya kan jaranglah, biasanyarequesan dari orang tuanya kan. “Mbak anak saya ini loh,biasanya buku remaja tentang judul apa, atau bukuterbitan ini ni mba, buku ini mba yang lagi banyak diminatianak-anak” nah itu bisa dicatet bukunya tentang apa,penerbitnya apa, berseri apa engga. Nah itu nanti kitakasih ke bagian pengadaan, nanti dari bagian pengadaanbegitu memang anggarannya ada nanti langsung dibeliin.Karena kan memang lebih enak seperti itu kan, ketimbangkita beli buku yang engga jelas peminatnya siapa, kalo itukan udah pasti peminatnya kalo requestnya orangkan.”(RN)
75
Menurut informan tersebut diatas dalam memperhatikan minat
dan permintaan pengunjung koleksi untuk anak biasanya dilihat dari
permintaan langsung orang tua anak atau pegawai Bank Indonesia itu
sendiri, yang sesuai dengan kebutuhan anak dan yang sedang banyak
diminati oleh anak-anak. Karena menurut pendapat informan,
permintaan orang tua anak pegawai lebif efektif dalam hal
pengembangan koleksi.
4. Tidak Menyediakan Buku-buku Pelajaran
Dalam menyeleksi buku anak perpustakaan Bank Indonesia
hanya mengkoleksi buku-buku yang memperkaya wawasan si anak.
Perpustakaan tidak menyediakan buku-buku pelajaran untuk anak,
karena menurutnya buku-buku pelajaran sudah diberikan di sekolah.
Perpustakaan hanya menyediakan buku-buku yang menunjang
kreatifitas dan wawasan bagi si anak. Hal tersebut di utarakan oleh
pihak perpustakaan Bank Indonesia kepada peneliti melalui hasil
wawancara, sebagai berikut :
“Anak-anak ini… untuk mengembangkan wawasan merekayah, jadi kita engga menyediakan semacam buku pelajaranuntuk anak, misalnya khusus gitu yah. Karena kan disekolah juga kan udah ada, tapi kebanyakan kita untukilmu pengetahuan mereka ajah sih. Buat wawasan merekaitu dan koleksinya juga koleksi yang bagus-bagus yah,karena harganya juga dari satu koleksi ada yang mahalnyajuga.” (ED)
Dari hasil wawancara tersebut di atas bahwa, perpustakaan
Bank Indonesia hanya menyediakan koleksi yang sifatnya ilmu
pengetahuan yang fungsinya untuk menambah wawasan si anak. Pihak
76
perpustakaan juga tidak menyediakan buku-buku pelajaran karena
menurutnya buku-buku pelajaran sudah disediakan oleh sekolah.
5. Memperhatikan Keseimbangan Koleksi
Selain koleksi yang disebutkan di atas, koleksi yang lama pun
masih digunakan di ruang layanan anak, karena menurut pihak
perpustakaan koleksi lama masih banyak diminati oleh anak-anak. Hal
tersebut diutarakan oleh Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank
Indonesia kepada peneliti melalui hasil wawancara, sebagai berikut :
“Buku cerita yang tahun dua ajah masih tetep untuk anaktuh baru, kalo belum pernah dibaca. Jadi kita engga,biasanya kalo mau sortir itu kaya buku ini nih ekonomi kansering ganti, kalo buku anak kan buku cerita gitu-gituajah.”(WW)
Berdasarkan informan tersebut di atas menjelaskan bahwa
perpustakaan Bank Indonesia masih mengoleksi buku anak yang sudah
lama karena koleksi lama masih banyak peminatnya.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di Perpustakaan
Bank Indonesia, khususnya ruang layanan anak koleksi lama yang
masih tersedia diruangan tersebut diantaranya ada koleksi Tintin,
Smurf, Kisah Petualangan Asterix dan Lucky Luke. Koleksi lama
disini berdasarkan observasi peneliti yaitu menurut tahun terbit koleksi
tersebut. Mulai tahun 1978, 1988, 1994, 1993, 1997 dan 1999. Untuk
melihat ilustrasi koleksi lama dapat dilihata pada lampiran gambar 1-4.
Di dalam Perpustakaan Bank Indonesia koleksi anak adalah
termasuk ke dalam jenis koleksi pelengkap, karena dilihat dari jenisnya
77
perpustakaan Bank Indonesia adalah tergolong ke jenis perpustakaan
khusus yang seharusnya lebih mengutamakan koleksi inti
perpustakaan. Menurut SE (Surat Edaran Intern Perpustakaan) tahun
2017 perbandingan koleksi inti dan koleksi pelengkap berbanding
75%:25%. Hal tersebut disampaikan melalui wawancara peneliti
dengan informan, sebagai berikut :
“SE nya sendiri sampai tahun 2017 kita koleksi inti 75berbanding 25.” (ED)
Berdasarkan penjelasan informan tersebut diatas, bahwa
Perpustakaan Bank Indonesia dalam Surat Edaran Intern Perpustakaan,
perbandingan koleksi inti dan koleksi pelengkap yaitu 75%:25%. Yang
terdiri dari 75% koleksi inti yaitu koleksi yang menunjang kegiatan
perbankan, diantaranya seperti koleksi ekonomi, moneter, sistem
pembayar dan sebagainya. Sedangkan 25% koleksi pelengkap yaitu
seperti koleksi umum, koleksi fiksi anak, remaja dan dewasa.
c. Pengguna Layanan Anak
Sasaran pengguna layanan anak di sebuah perpustakaan umum
pada umumnya adalah untuk anak-anak. Maka sudah sewajarnya
perpustakaan umum selalu memperhatikan kebutuhan informasi
pengunjung dari kelompok anak-anak. Akan tetapi berbeda dengan
Perpustakaan Bank Indonesia. Karena Perpustakaan Bank Indonesia ini
tergolong ke jenis perpustakaan khusus yang mempunyai layanan anak,
maka ia juga harus mengetahui kelompok sasaran pengguna layanan anak
yang sangat potensial untuk menggunakan layanan yang tersedia.
78
Sehingga pihak Perpustakaan Bank Indonesia dengan ini juga harus
mengetahui kebutuhan dari semua pengguna layanan anak dan
menyesuaikan fasilitas serta koleksi yang disediakan.
Sasaran pengguna layanan anak perpustakaan Bank Indonesia
menurut informan pertama adalah anak-anak usia 7-14 tahun. Menurut
informan kedua menyebutkan pengunjung layanan anak usia 3 tahun, 4
tahun dan SD. Dan menurut informan ketiga usia pengunjung layanan
anak adalah 10-14 tahun (kelas 5SD sampai kelas 2SMP). Hal tersebut
sesuai dengan hasil wawancara peneliti terhadap beberapa pihak
perpustakaan, sebagai berikut:
“Kelompok pengguna ya dari usia eee.. SD lah paling usia 7-14tahun yang paling banyak itu. Tapi ada juga yang usia 6 tahun,tapi didampingi sama si mbanya yah, sama keluarganya.” (ED)
“Banyak macem-macem, kadang-kadang ada yang 3 tahun, 4tahun, tapi yang banyak SD.” (RN)
“Paling banyak itu dari kelas 5 SD, kelas 2 SMP.”(SM)
Berdasarkan ketiga informan di atas menjelaskan bahwa kelompok
pengguna layanan anak di perpustakaan Bank Indonesia yaitu mulai dari
usia balita 0-5 tahun, dan usia pra sekolah 4-5 tahun dan usia sekolah 6-14
tahun. Dari keseluruhan usia rata-rata kelompok pengguna layanan anak
dapat disimpulkan bahwa usia pengunjung layanan anak paling banyak
adalah usia sekolah yaitu 7-14 tahun. Perpustakaan Bank Indonesia sudah
menentukan sasaran pengguna yaitu anak-anak usia sekolah sampai
dengan usia 7-14 tahun, akan tetapi belum menganggap orang tua anak
atau keluarga yang mengantar anak-anak ke layanan anak juga sebagai
79
sasaran pengguna layanan anak. Menurut IFLA Guidelines for Children’s
Libraries Services, sasaran layanan anak di sebuah perpustakaan umum
tidak hanya terbatas hanya pada anak-anak (anak-anak pra sekolah dan
murid sekolah sampai 14 tahun) akan tetapi jauh lebih luas lagi. Sasaran
layanan anak juga meliputi bayi dan balita, kelompok berkebutuhan
khusus, pengasuh anak serta orang dewasa lainnya yang bekerja dengan
anak-anak, buku dan media.43 Maka sasaran layanan anak seharusnya tidak
hanya terbatas pada anak-anak usia prasekolah sampai dengan 7-14 tahun.
Untuk pengguna layanan anak tidak hanya pengguna dari dalam
saja yang dapat menggunakan fasilitas yang disediakan, akan tetapi
pengguna dari luar pun dapat memanfaatkan fasilitas layanan anak yang
disediakan Perpustakaan BI.
Dalam pengguna kelompok anak, Perpustakaan Bank Indonesia
berupaya memberikan layanan peminjaman buku tanpa menjadikan
mereka anggota perpustakaan. Karena sudah dijelaskan sebelumnya si
anak tidak memiliki hak untuk meminjam buku, tetapi orang tuanyalah
yang meminjamkan buku yang dibutuhkan mereka.
E. Kendala Penyelenggaraan Layanan Anak
Dalam penyelenggaraan layanan anak ditemukan beberapa kendala
diantaranya sebagai berikut :
43 International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines forChildren’s Libraries Services” Artikel diakses pada tanggal 14 Februari 2014, Pukul 15.18 WIBdarihttp://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2-en.pdf
80
1. Kendala pertama, yang peneliti temui yaitu minimnya tempat untuk
penyelenggaraan kegiatan, karena biasanya peserta yang mengikuti
kegiatan tersebut melebihi tempat yang tersedia. Sehingga anak-anak
yang datang dalam kegiatan tersebut tidak teratur, ada yang duduk, ada
yang berdiri dan ada juga yang diluar.
2. Kedua, disamping tempatnya yang terbatas kendala lain yaitu anggaran
yang disediakan untuk kegiatan anak terbatas. Sehingga perpustakaan
Bank Indonesia menyesuaikan kegiatan anak ini dengan anggaran yang
tersedia.
3. Ketiga, fasilitas layanan anak yang berada di Perpustakaan Bank
Indonesia salah satunya adalah layanan multimedia. Akan tetapi sangat
disayangkan layanan multimedia ini masih digabung dengan umum,
belum terpisah dan memiliki ruangan khusus multimedia. Hal tersebut
sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa pihak
perpustakaan, sebagai berikut :
“ Cukup, ada yang sambil duduk, ada yang sambil berdiri, adayang diluar” (ED)
“ Fasilitasnya ya, disamping kita ada ruang multimedia juga kandigabung yah anak dengan multimedia, Cuma belum ada ruangankhusus” (ED)
“Iya soalnya tempatnya terbatas dan anggarannya kita terbatas,karena pegawai pun suka ada yang komplain “mba kan anakpegawai BI banyak ko bisa itu” kalo udah penuh ya tutup.Biasanya sekitar 200 anak TK usia balita, sama SMPnua itu 100SMP-SMA digabung jadi 100. Itu udah penuh banget disini, penuhsekali” (WW)
81
Dari hasil wawancara dengan ketiga informan tersebut di atas, bahwa
terdapat beberapa kendala diantaranya yaitu Perpustakaan Bank Indonesia
dalam menyelenggarakan kegiatan khusus anak tempat yang disediakan
terbatas sehingga tidak semua anak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Karena
peserta kegiatan khusus anak setiap tahunnya dibatasi yaitu sekitar 200 anak
TK uasi balita dan SD, dan 100 anak untuk SMP sampai SMA. Kemudian
ruang multimedia yang masih di satukan untuk umum dan untuk anak.
Walaupun dinyatakan cukup, tetapi informan menyebutkan peserta tidak bisa
duduk semua, sebagian ada yang berdiri bahkan ada yang diluar ruangan.
83
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini dijelaskan beberapa kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan. Kesimpulan diambil berdasarkan perumusan masalah yang ada pada
bagian awal skripsi ini. Disamping kesimpulan, peneliti juga memberikan
beberapa saran sebagai masukan kepada Perpustakaan Umum Bank Indonesia
sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara keseluruhan dapat
ditarik beberapa kesimpulan :
1. Perpustakaan Bank Indonesia menyediakan layanan anak karena
berdasarkan usulan dari beberapa pegawai BI yang mempunyai anak, yang
menghendaki disediakannya ruangan khusus untuk layanan anak. Selain
usulan dari beberapa pegawai, layanan anak disediakan karena adanya
kreatifitas dari pegawai sendiri. Hal ini bertujuan untuk menyediakan
tempat bagi anak guna mengisi waktu luang ketika menunggu orang
tuanya bekerja. Selain itu, Perpustakaan Bank Indonesia melihat bahwa
anak-anak pegawai BI memiliki kemampuan yang cerdas dan berbakat,
sehingga sangat disayangkan apabila si anak hanya diam menunggu orang
tuanya yang sedang bekerja tanpa ada kegiatan yang positif. Selain itu juga
84
untuk menumbuhkan minat baca anak dan meningkatkan kualitas layanan
Perpustakaan Bank Indonesia.
2. Layanan anak yang diselenggarakan di Perpustakaan Bank Indonesia
diketahui bahwa ada beberapa jenis layanan yang disediakan diantaranya
layanan peminjaman bahan pustaka dan layanan multimedia. Selain itu,
perpustakaan layanan anak Bank Indonesia sudah berusaha untuk
memenuhi unsur-unsur yang ada seperti penyediaan koleksi yang menarik,
baik tercetak maupun elektronik (multimedia), peminjaman koleksi dan
sebagainya yang secara umum sudah terselenggara dengan baik. Namun
masih ada beberapa kegiatan lain seperti mendongeng, lomba melukis
untuk anak dan sebagainya
3. Dalam penyelenggaraan layanan anak Perpustakaan Bank Indonesia
berupaya menyelenggarakan kegiatan khusus untuk anak yang diadakan
setiap tahun sekali dalam rangka HUT BI, yang bertepatan pada tanggal 1
Juli. Kegiatan tersebut diantaranya adalah perlombaan untuk anak-anak
seperti, lomba mewarnai, lomba menulis, lomba melukis. Ada pula
kegiatan lainnya seperti story telling, pemutaran film yang bertemakan
edukasi dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan setiap
tahunnya berbeda-beda. Dalam kegiatan khusus layanan anak
Perpustakaan Bank Indonesia berupaya untuk mengenalkan anak-anak
tentang perpustakaan, dengan cara berkeliling perpustakaan. Meskipun
Perpustakaan Bank Indonesia tidak memiliki staff khusus untuk layanan
85
anak, tetapi pada setiap penyelenggaraan kegiatan tahunan dibantu oleh
divisi atau departemen lain.
4. Dalam kegiatan penyelenggaraan kegiatan khusus anak, perpustakaan
Bank Indonesia mendapatkan beberapa kendala, diantaranya yaitu kendala
tempat yang terbatas dalam penyelenggaraan kegiataan khusus untuk anak,
karena pesertanya begitu banyak sehingga peserta yang ada di dalam
ruangan tidak begitu teratur. Kendala lain yaitu perpustakaan Bank
Indonesia tidak memiliki ruangan multimedia khusus untuk anak. Layanan
multimedia yang tersedia masih digabung untuk umum dan untuk anak.
Anggaran juga masih jadi keluhan sebagaian karyawan, karena setiap
anggaran yang disediakan setiap tahunnya terbatas untuk kegiatan khusus
layanan anak.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas, peneliti memberikan beberapa saran
untuk dijadikan pertimbangan Perpustakaan Umum Bank Indonesia dalam
meningkatkan kualitas layanan anak di perpustakaan.
1. Sehubungan dengan layanan multimedia yang disediakan untuk layanan
anak, sebaiknya perpustakaan menyediakan ruangan multimedia khusus
untuk anak, agar tidak digabung dengan pengunjung dewasa.
2. Mengenai staf khusus untuk layanan anak, lebih baik Perpustakaan Bank
Indonesia menyediakan staf khusus untuk layanan anak. Dan memberi
pelatihan khusus untuk staf mengenai layanan anak.
86
3. Mengenai koleksi fiksi maupun nonfiksi layanan anak, Perpustakaan Bank
Indonesia sebaiknya memberikan perhatian lebih banyak terhadap koleksi
anak agar dapat diperbaharui, agar anak-anak tidak mudah cepat bosan.
4. Mengenai fasilitas yang disediakan diruang layanan anak yaitu permainan
yang tersedia di ruang layanan anak tidak begitu banyak, sebaiknya
Perpustakaan Bank Indonesia menambah permainan anak agar lebih
beragam. Kemudian tentang katalog online di ruang layanan anak
sebaiknya disediakan. Katalog online yang disediakan oleh Perpustakaan
Bank Indonesia masih digabung dengan pengunjung dewasa, didalam
ruangan layanan anak belum ada katalog khusus untuk membantu
penelusuran informasi bagi pengunjung layanan anak.
87
DAFTAR PUSTAKA
Arif Surachman, “Pengelolaan Perpustakaan Khusus”, artikel diakses pada 17Maret 2014 pukul 10.25 WIB dariarifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/Manpersus.doc
Badollahi Mustafa. 1996, Promosi Jasa Perpustakaan.Universitas Terbuka,Jakarta.
Darmono. 2007, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Grasindo.
Hari Santoso. “Peningkatan Kualitas Layanan Perpustakaan yang Berorientasipada Kepuasan Pemakai”, Media Pustakawan, Vol. 14, No. 1 (1 Maret2007): h. 26.
Hernandono.1999, Perpustakaan dan Kepustakawanan. Universitas Terbuka,Jakarta.
International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines forChildren’s Libraries Services” Artikel diakses pada 14 Februari 2014pukul 15.18 WIB dari http://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/ya-guidelines2-en.pdf
International Federation of Library Association and Institutions “Guidelines forChildren’s Libraries Services” Artikel diakses pada 9 Februari 2014 pukul20.58 WIB dari http://www.ifla.org/files/assets/libraries-for-children-and-ya/publications/guidelines-for-childrens-libraries-services_background-en.pdf
Joan M. Reitz. 2004, Dictionary for Library and Information Science.Greenwood, London.
Karmidi Martoatmojo. 1999, Manajemen Perpustakaan Khusus. UniversitasTerbuka, Jakarta.
Koentjaraningrat.1991, Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Lexy J. Moleong.2001, Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya,Bandung.
Lionel R. McColvin. 1957, Public Library Services for Children. UNESCO,France.
88
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989, Metode Penelitian Survai. LP3ES,Jakarta.
Murti Bunanta. 2004, Buku Mendongeng dan Minat Membaca. Pustaka Tangga,Jakarta.
Nurul Zuriah. 2006, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan:Teori-Aplikasi.Bumi Aksara, Jakarta.
ODLIS : Online Dictionary for Library and Information Science by Joan M. ReitzArtikel diakses pada 14 Februari 2014, pukul 14.27 WIB darihttp://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_c.aspx#childrensbook
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah . 1992. Perpustakaan Nasional,Jakarta.
Perpustakaan Nasional RI “Standar Perpustakaan Nasional” Artikel diakses pada12 Maret 2014 pukul 06.41 WIB darihttp://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CPedoman%5Cstandar%20nasional%20perpustakaan-sekolah.pdf.
------------------------------ . 2000, Pedoman Umum Penyelenggaraan PerpustakaanKhusus. Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Prasetya Irawan.1999,Logika Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan PanduanPraktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. STIA-LAN, Jakarta.
Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983,Perpustakaan Sekolah : petunjuk untuk membina, memakai danmemelihara perpustakaan di sekolah. Pusat Pembinaan PerpustakaanDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Sulistyo Basuki. 1994, Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Remaja Rosdakarya,Bandung.
------------------ . 1991, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia, Jakarta.
Sutarno NS. 2003, Perpustakaan dan Masyarakat. Yayasan Obor Indonesia,Jakarta.
The Department of National Heritage. 1995, Investing in Children: The Future ofLibrary Services for Children and Young people. HMSO, London.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentangPerpustakaan. 2010
1
Transkrip Wawancara
I. Identitas Responden
Nama : Wiwiek Isbandrio
Jabatan : Kepala Unit Perpustakaan Umum Bank Indonesia
P : Perpustakaan BI ini kan tergolong ke dalam jenis perpustakaan khusus ya
bu, tapi kenapa di BI ini ada layanan anak?
I : Perpustakaan khusus maksudnya karena kita kan perpustakaan perbankan
yah. Bukan umum, sedangkan kalo layanan anak itu di BI kan yang
dimaksud khusus beda dengan apa yang disajikan disini sebetulnya sih.
Kalo yang umum kan bangsa ya yang dikelola pemerintah itu yah. Kita
khusus karena segi perbankanya. Sedangkan kalo disini kecuali koleksi
yang membantu untuk tugas karyawan, untuk membantu menunjang tugas
pekerjaan juga ada koleksi lainnya kaya apa namanya novel segala macem
itu termasuk didalamnya koleksi anak. sebetulnya ini untuk membantu
para karyawan juga, karena kalo pas liburan mereka anak-anaknya sering
dibawa kesini. Kalo libur, kalo lebaran segala kan biasanya pembantunya
belum dateng atau apa suka dititipin kesini.
P : Bagaimana sih latarbelakang layanan anak di BI ini?
I : Sebetulnya engga ini sih, kita mau bikin apa lagi sih?? Yang supaya bisa
eee.. kecuali memajukan perpustakaan, memberikan pelayanan ke umum
juga apalagi yang bisa dibuat untuk membantu keryawan itu. Kecuali tiap
2
ulang tahun BI kan kita ngadain acara anak-anak jadi itu
berkesinambungan juga sih.
P : Ada tuntutan tersendiri dari pegawai BI engga bu mengenai adanya
layanan anak ini?
I : Engga ada, justru mereka ih ada koleksi anak nih, jadi anak saya bisa
dibawa kesini.
P : Jadi bukan request dari pegawai ?
I : Engga, bukan awalnya engga ada permintaan dari keluarga.
P : Ada landasan tertulis engga bu mengenai layanan anak di perpustakaan BI
ini?
I : Engga ada, karena itu termasuk kreatifitas dari pegawai sendiri. Biasanya
tiap akhir tahun kita bikin program untuk tahun depan. Nah itu apa yah??
Yang mau dibuat lagi.
P : Setiap tahun ada program untuk anak?
I : Tiap tahun ada, tiap ulang tahun BI itu
P : Menurut ibu bagaimana sih ibu memahami kebutuhan informasi untuk
anak-anak?
I : Eeee.. kaya sekarang itu kan banyak yang itu yah eee,, sekolah dua bahasa,
jadi rata-rata anak pegawai itu sekolahnya di area yang seperti itu. Kita
makanya koleksi-koleksinya juga disesuaiakan banyak yang dalam bahasa
3
inggris gitu buku-bukunya, kecuali buku-bukunya itu memang banyak
yang berbahasa inggris yang kaya gitu, meskipun yang Indonesia ada yah.
P : Kriteria tersendiri yang dilakukan perpustakaan BI dalam menyeleksi buku
anak bagaimana?
I : Kriterianya itu saya bilang engga pernah ada judetnya yah, buku cerita
yang tahun dua ajah masih tetep untuk anak tuh baru kalo belum pernah
baca. Jadi kita engga, biasanya kalo mau sortir itu kaya buku ini nih
ekonomi kan sering ganti, kalo buku anak kan buku cerita gitu-gitu ajah.
Jadi kita, terus bukunya kalo dipinjem suka rusak yah, jadi sortirnya itu
sekarang udah dibenerin engga bisa, diganti lagi. Tapi bukan dengan judul
yang sama, maksudnya temanya yang sama. Karena beli banyak itu engga
bisa, karena perbandingan koleksi inti sama tambahan itu. SE sendiri kita
sampai tahun 2012, eh sorry tahun 2017 itu perbandingan koleksi inti dan
koleksi pelengkap itu berbanding 75 % koleksi inti dan 25 % koleksi
pelengkap.
P : Kategorisasi pengguna dari kelompok anak?
I : Itu orang tauanya yah yang minjem rata-rata, setahun ajah udah dipinjemin
yah. Dia kan ada yang DVD segala kan ada, jadi dia bisa nyetel. Tapi yang
suka kesini itu balita 3,4,5 tahun.
P : SD engga ada bu?
4
I : SD ada yang paling banyak yang suka kesini, ya SD sampe kelas 3, kelas 4
gitu yah. Kalo kita ngadain acara ya yang paling banyak itu TK-SD,
sedangkan SMAnya udah engga mau kesini.
P : Perpustakaan BI menyediakan staff khusus untuk melayani kebutuhan
anak-anak?
I : Kalo special layanan anak memang belum ada sama sekali, tapi sepanjang
sampai sekarang kita memang masih oke ajah. Karena kalo pas ada acara
itu, acara anak-anak kita akan dibantu dari departemen lain kan.
P : Departemen apa bu?
I : DPMI, kita kan dibawah DPMI itu Divisi Perpustakaan dan Manajer
Intern.
P : Kalo setiap tahun programnya beda-beda ya bu?
I : Iya tiap tahun beda
P : Setiap tahun ada berapa program bu?
I : Setiap tahun diadainnya paket acaranya itu dari pagi sampe setelah makan
siang mba. Dipisah antara anak-anak remaja sama ibunya. Anak-anak itu
yang baru ajah kemarin itu dia pagi kumpul terus melukis, setelah lomba
dibikin grup lomba supaya kenal perpustakaan, bawa keliling gitu.
P : Strategi yang dilakukan oleh perpustakaan BI agar anak tertarik datang
kesini?
5
I : Kalo anak-anak susah ditarik kecuali orang tuanya yah, tapi setiap tahun
untuk acara anak-anak itu rebutan mba. Karena mereka bener-bener
bermain sama edukasi disini yah kan ngajarin mereka bikin apa, tapi dari
situ dia juga dapat macem-macem sih, dapet gudi bagnya, dapetnya dia
seneng banget.
P : Ikut acara itu ada pendaftarannya?
I : Ada, biasanya kalo jumat didaftarin senin itu udah abis
P : Dibatasin ya bu pesertanya?
I : Iya soalnya tempatnya terbatas dan anggarannya kita terbatas, karena
pegawai pun suka ada yang komplain “mba kan anak pegawai BI banyak
ko bisa itu” kalo udah penuh ya tutup. Biasanya sekitar 200 anak TK usia
balita sama SMPnya itu 100 SMP-SMA digabung jadi 100. Itu udah penuh
banget disini, penuh sekali.
P : Kalo anggaran yang disediakan BI untuk layanan anak itu berapa?
I : Kalo anggaran saya engga ini, karena keseluruhan kita kan Cuma ini
pelayanan untuk peminjaman atau apa gitu. Pengadaan itu lain lagi jadi
saya ga tau anggarannya.
P : Tapi ada anggaran khusus untuk anak?
I : Kalo keseluruhan iya jadi satu. Terus kan setiap tahun ka nada survey itu
untuk pembelian buku mungkin kalo menurut saya anak itu paling kalo
6
dibandingin sama yang lain paling sedikit pasti yah. Karena kan ngeliat
perbandingan sekarang kan udah susah banget bergeraknya.
P : Persiapan khusus dalam menyelenggarakan kegiatan anak ? HUT BI?
I : Biasanya kita kaya eeee… kalo tahun lalu kan temanya Mickey Mouse
jadi saya bikin supaya hemat yah, nyari dari Google gambar-gambarnya
Mickey Mouse dibikin, nyicil ajah tiap hari biar hemat gitu. Nanti pas
dipajang-pajang tuh seru, nanti yang ga bisa kita buat kita pesen.
P : Anggaran untuk kegiatan anak ini berapa?
I : Biasanya sekitar plus minus yah 50an yah. Soalnya yang mahal itu kan
makanyya, jadi mereka itu kan dari pagi udah dapet sarapan. Terus siang
dapet snack, souvenir sama gudibag.
P : Kendalanya apa bu dalam menyelenggarakan kegiatan untuk anak ini?
I : Kendalanya ya di omelin orang ajah. Karena anaknya kebetulan engga
kebagian daftarin, meskipun dia engga bisa ikut tetep dating. Siapa tau ada
anak yang engga dating suka engga tega kan kitanya.
P : Bagaimana pelabelan koleksi layanan anak?
I : Sama kan dianggepnya dia club pelengkap. Jadi sama Cuma meletakannya
di sendiriin ajah, tapi pelabelannya semua dari sana udah ada.
Perpustakaan BI ini khususnya layanan anak ini sudah ditiru oleh
7
perpustakaan yang ada didaerah, kaya di Surabaya, medan itu ada
namanya sudut bunda saya pernah kesana.
1
Transkrip Wawancara
I. Identitas Responden
Nama : Slamet Herianto
Jabatan : Staff IT
P : Jenis layanan apa saja yang banyak diberikan untuk anak-anak?
I : Itu ada buku-buku untuk anak, terus ada mainan untuk anak-anak juga ada.
P : Selain itu ada lagi?
I : Paling itu ajah mba
P : Engga ada layanan khusus gitu yah untuk anak?
I : eeeee…. Multimedia tuh mba, kalo multimedia kan untuk umum juga bisa,
untuk anak juga bisa. Untuk multimedia yah, film-film.
P : Ada film untuk anaknya?
I : Engga, kalo film-film anak belum. Film ini kaya planet, terus pegunungan,
binatang, macam-macam mba.
P : Anak langsung dateng sendiri ke multimedia? Atau di dampingi oleh
pustakawan?
I : Kalo untuk menonton film biasanya kita dampingi. Kita kasih tau caranya
dulu setelah jalan udah kita tinggal.
P : Respon pengunjung tentang layanan anak ini gimana?
2
I : Seneng sih,.. seneng, puas dia…
P : Menurut bapak layanan yang kurang mendapat respon apa ajah?
I : Buku-buku bacaan,
P : Kenapa pak?
I : Anak-anak yang kesitu itu jadi, ya tergantung anaknya ya mba yah, ada
yang seneng baca, masuk kesitu baca, tapi ada yang seneng main-main
masuk kesitu ya maen ajah, tapi untuk pinjem bukunya ga ada.
P : Jadi Cuma buku ajah pak yang kurang mendapat respon?
I : Iya mba
P : Kalo dalam melakukan pengembangan koleksi untuk anak-anak itu gimana
pak?
I : Untuk pengembangan koleksi layanan anak biasanya kita tuh eee…
biasanya cari-cari bukunya tuh dari gramedia, buku-buku yang terbaru
tentang anak tuh apa biasanya kita beli.
P : Penerbitnya sudah ditentuin terlebih dahulu?
I : Engga,.. macem-macem bebas. Kalo lagi ada pameran disini kaya kemarin
tuh kita juga beli banyak kan kemarin ada Book Day yah di bawah, kamu
engga tau yah?
P : Yang 5 hari itu yah acaranya? Yang pas hari kartini?
3
I : Nah itu juga kita banyak belanja buku anak-anak juga
P : Jadi setiap kegiatan apapun ada koleksi untuk anak?
I : Ya banyak buku-buku anak, enggaga buku ekonomi ajah, buku anak pun
diikutin.
P : Terus menurut bapak koleksi yang tepat disediakan untuk anak itu yang
seperti apa?
I : yang tepat itu ya buku juga sebenarnya tepat yah, anak itu biasanya suka
yang ini loh mba, ada buku terus ada suara, contohnya kaya kit abaca Al-
Qur’an kalo dipencet ini bunyi, lebih seneng begitu. Kaya binatang dalam
bahasa inggris, dipencet gini misalkan macan, pas dipencet ke buku dia
bunyi. Tapi itu sering rusak, sering banget rusak.
P : kalo rusak langsung diganti atau diperbaiki? Atau gimana?
I : Biasanya langsung engga diganti, ya tergantung yah biasanya kan kita itu
beli alat itu kan ga satu, bermacem-macem. Tapi biasanya sih ga langsung
diganti mba dibiarin dulu.
P : Koleksi fiksi yang banyak diminati itu apa pak?
I : Biasanya cerita bergambar yang disukai anak-anak
P : Selain itu pak?
I : Cerita bergambar, terus novel-novel tapi novel yang remaja yah..
4
P : Terus kalo koleksi Nonfiksi yang banyak diminati anak-anak apa ajah pak?
I : Palingan ini mba CD-CD program untuk anak. jadi ada eee.. contohnya
game dalam bentuk inggris , terus game, ada game dalam bentuk CD tapi
harus di install dulu. Game anak-anak, game edukasi pendidikan. Jadi
melatih anak biar bisa berbahasa inggris.
P : Bagaimana sih cara anak-anak bertanya kepada bapak mengenai informasi
atau bahan pustaka yang dicari?
I : Ada beberapa anak yang bertanya ke petugas perpustakaan yah. Misalnya
dia butuh buku tentang tintin gitu kita bantu cari kalo memang ada ya kita
bilang ada. Tapi ada juga yang ini mba langsung cari ajah disitu dia. Karena
kan dia sering kali ke perpustakaan, kalo memang dia pinjem ya langsung
diambil.
P : Nah itu rak yang dilayanan anak ga terlalu tinggi pak?
I : Kalo but anak-anak enggalah ya… engga kan kalo koleksi untuk anak-anak
usia 5-6 tahun kan dibawah, kalo yang diatas itu kan novel-novel remaja.
P : Gimana sih bapak menawarkan jasa tentang informasi atau bahan pustaka
yang dicari oleh pengunjung?
I : Paling kita bilang ajah untuk anak-anak yang dating. Paling ini sih eee…
kita sebagai petugas perpustakaan disini yah ya menawarkan koleksi kita.
Buku-buku cerita. Terus permainan-permainan yang buat anak sama
multimedia.
5
P : Biasanya kita tawarin terlebih dahulu?
I : Yang engga tau biasanya kita tawarin, tapi yang tau biasanya langsung
masuk
P : Emamg bisa bedain pak orangnya?
I : Kita hafal, sering. Biasanya pas liburan dia dating, anak-anak pas liburan
pasti penuh. Bulan-bulan juni-juli deh itu penuh anak-anak.
P : Informasi atau bahan pustaka apa ajah yang biasanya dicari sema anak-
anak?
I : Yang dicari ya itu kaya tin-tin, itu kan seneng anak-anak yang kaya gitu.
Yang gambar-gambarnya, sama yang berbentuk kaya buku, tapi bentuknya
kaya majalah mba, besar kaya Disney.
P : Kalo film biasanya suka di pinjem ga pak?
I : Film boleh dipinjem, sama kaya buku 14 hari.
P : Kalo untuk film ada batasan peminjamannya ga pak?
I : Setiap peminjaman kan dibatasi 3, 3 film.
P : Buku juga 3?
I : Buku tiga, antara multimedia sama buku sama maksimal 3.
P : Terus kalo anak-anak dateng kesini di damping sama staff ga pak?
6
I : Kalo yang masih kecil biasanya sama ibunya atau baby sister. Tapi kalo uda
yang agak besar kaya kelas 5 SD biasanya ibunya anter terus langsung
ditinggal sampe pulang atau sampe istirahat.
P : Kalo yang dateng ke layanan anak dari umur berapa ajah?
I : Paling banyak itu dari kelas 5 SD, kelas 2 SMP
P : Bagaimana bapak memahami kebutuhan informasi anak-anak?
I : Anak-anak itu suka hal-hal yang baru yah, hal-hal yang lucu, paling itu ajah
yang kita beli mba. Koleksi-koleksinya contohnya film ajah yah kaya laskar
pelangi itu kan film anak-anak.
P : Selain film ga ada lagi pak?
I : Selain film apa yah, paling koleksi-koleksi, buku anak
P : Pengunjung anak pada saat liburan sekolah berapa?
I : Sehari ga tentu kurang dari 10 anak.
Transkrip Wawancara
I. Identitas Responden
Nama : Edi Supandhi
Jabatan : Pelaksana
P : Pak bagaimana sih latar belakang tentang layanan anak ini? Kenapa di
perpustakaan Khusus ada layanan anak ? sejarah singkatnya gimana pak ?
I : Latar belakang layanan anak itu, eee… Bank Indonesia sebagai
perpustakaan khusus ya yaitu isinya itu ada ekonomi, perbankan dan
manajemen intern. Tetapi ada beberapa usulan dari beberapa pegawai,
keluarga pegawai, karena mereka juga mempunyai anak-anak yang cerdas
dan pintar. Kenapa,. Eee tidak dikembangkan untuk koleksi anak ?? Dari
situlah maka rekan-rekan dari perpustakaan itu mencoba untuk istilahnya
mendiskusikan dengan pustakawan-pustakawan di perpustakaan BI ini,
untuk kita merancang, eee… apa istilahnya satu ruangan khusus untuk
ruangan anak. Jadi kita terpisah dengan ruangan yang luar.
P : Kalo ga salah dulu itu digabung ya pak? Layanan anak dengan koleksi
umum ?
I : Iya digabung,..
P : Perpustakaan BI sendiri punya kebijakan tertulis ga pak mengenai layanan
anak ini ?
I : BI untuk layanan anak sendiri, koleksi anak itu engga ada kebijakan secara
tertulis. Cuma eee… kita juga apa istilahnya kita menganalisa kebutuhan
dari si anak itu sendiri maupun dari keluarga maupun orang tua anak dari
pegawai itu sendiri. Karena anak-anak orang BI itu kan banyak anak yang
pinter. Disamping itu istilahnya koleksinya juga banyak yang koleksi bahasa
inggris untuk anak-anak itu.
P : Kalo untuk kriteria yang dilakukan BI dalam menyeleksi buku anak itu
gimana pak ?
I : Jadi kita engga punya kriteria khusus. Anak-anak ini eeee… untuk
mengembangkan wawasan mereka yah,.. jadi kita engga menyediakan
semacam buku pelajaran untuk anak, misalnya khusus gitu yah,.. karena kan
di sekolah juga kan udah ada, tapi kebanyakannya kita eee… untuk ilmu
pengetahuan mereka ajah sih. Buat wawasan mereka itu dan koleksinya juga
koleksi yang bagus-bagus yah,.. karena harganya juga dari satu koleksi ya
lumayan ada yang mahalnya juga.
P : Berapa harganya pak kira-kira?
I : 1 koleksi ada yang sekitar 5 juta, 1 paket koleksi, kaya misalnya Glorier itu
justru buku-buku mahal itu. Kaya dari Glorier, ini buku-buku mahal ini
sampai ada yang 5-10 juta satu paket yah,.. 1 paket misalnya isi 1-10 gitu.
P : Berseri ya pak ?
I : Iya berseri, itu bisa 5-10 juta yang berseri itu,..
P : Itu pesennya gimana pak ?
I : Kita punya contact personnya dengan mereka, karena setiap tahun kan kita
kerjasama dengan beberapa penerbit untuk mengadakan bazaar buku
termasuk buku-buku Glorier, kemudian buku-buku Tiga Raksa, buku-buku
anak gitu. Istilahnya kita khusus ada buku-buku anak gitu dan peminatnya
banyak, banyak sekali.
P : Anggaran untuk koleksi anak bagaimana pak ?? dibatasi atau tidak ??
I : Eehhh,… perkiraan 25-30 juta. Karena kita lebih mengutamakan ke tugas BI
intinya yah, tapi tetep kitapun sebagai lembaga publik pengunjungnya pun
dari mana ajah gitu silahkan,..
P : Kalo kelompok pengguna layanan anak dari umur berapa pak ?
I : Kelompok pengguna ya,.. dari usia eeee.. SD lah paling usia 7-14 tahun
yang paling banyak itu. Tapi ada juga yang usia 6tahun, tapi didampingi
sama si mbanya yah, sama keluarganya.
P : Ada staff khusus ga pak untuk layanan anak ?
I : Staff khusus disini untuk melayani anak eee… engga ada karena kita
gabung dengan koleksi yang lainnya, tapi kalo misalnya ada permintaan
koleksi anak ada pustakawan yang membantu disini. Untuk apa sih
kebutuhan dari anak itu ? mau cari buku apa ? kemudian judulnya apa? Itu
ada pustakawan yang siap membantu mencari.
P : Biasanya anak yang bertanya dulu ke pustakawan?
I : Jadi anaknya dulu yang manggil. Atau ada anak yang datang sendiri ke sini,
nanti pustakawan akan nyamperin. Tetep kita jemput bola juga, jadi
disamping mereka menanyakan kepada kita sebagai petugas kalo misalnya
ada anak yang masuk ke ruangan ya kita damping juga oleh pustakawan
itu,.. menanyakan kebutuhannya apa? Cari buku apa? Apalagi kan kita
sudah berISO 1991-2008 kita kan harus bener-bener melayani prima
terhadap pemustaka yah.
P : Bener-bener dimanajain ya pak ?
I : Iya betul. Karena yang namanya customer ibarat raja yah kita harus
melayani sepenuh hati dengan ikhlas dan tulus.
P : Menurut bapak staff yang ada sekarang sudah memadai belum? Dalam
memberikan pelayanan kepada anak ?
I : Saya rasa sudah cukup. Karena layanan anak itu yang paling banyak itu
disaat liburan. Jadi disaat liburan itu bisa 15-20 anak. Apalagi nanti dalam
rangka HUT BI kita ada acara anak sendiri sambil memperkenalkan ini loh
perpustakaan BI,… Disamping kita perpustakaan khususnya punya koleksi
ini, ini, tapi kita juga menyediakan suatu ruangan untuk koleksi anak gitu.
Dan disitu peserta anak banyak juga, bahkan tahun kemarin bisa 250 orang
yang dateng ke sini itu,..
P : Emang cukup pak tempatnya?
I : Cukup, ada yang sambil duduk, ada yang sambil berdiri, ada yang diluar.
Karena disamping kita memperkenalkan perpustakaan, koleksi anak,
kemudian eee.. apa istilahnya mengenai baik itu bukunya, maupun CD,
DVD nya. Kita juga yaa eee… pernah bekerjasama dengan penulis cilik gitu
dari mizan. Karena kan kita disaat HUT BI, kita kan bekerjasama dengan
penerbit-penerbit ya, termasuk ya itu tadi Glorier, Tiga Raksa itu buku-buku
anak ya, termasuk ada buku pelajaran ada erlangga, dengan Tiga Serangkai,
Gramedia juga ada. Tapi untuk koleksi anak sendiri kita banyak yang eee…
dari mizan juga banyak yah. Karena disitu ada kreatifitas dari anak-anak itu
sendiri, jadi mereka menulis di bikin buku makanya disaat mereka menulis
eee.. mereka itu memperkenalkan diri untuk supaya anak-anak BI itu yang
berkunjung ke sini, mereka supaya termotovasu untuk mulai menulis dari
kecil karena penulis cilik itu dimulai dari usia 7-14 tahun. Mereka sudah
mulai menulis, makanya kita mendatangkan penulis cilik itu untuk
memotivasi anak-anak pegawai BI sendiri untuk mereka belajar menulis.
Karena kebetulan anak-anak BI banyak juga bakat yang terpendam, pinter-
pinterlah.
P : Menurut bapak kelengkapan koleksi pada layanan anak ini bagaimana ?
I : Eeee,.. ya untuk kedepannya tetep kita harus update koleksi ya, karena
dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, kebutuhan anak, tetep kita
harus melengkapi koleksi-koleksi anak. untuk kedepannya tetep kita harus
melengkapi koleksi anak. dan rencananya ini juga mau ada desain ruangan,
untuk lebih nyaman lagi koleksi anaknya gitu. Mudah-mudahan tahun
sekarang udah bisa terealisasi.
P : Jenis-jenis koleksi apa saja yang disediakan di layanan anak ini ?
I : Jenis koleksi, fiksi, non fiksi, ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan
untuk menambah wawasan mereka. Matematika juga ada, psikotes untuk
anak juga ada.
P : Menurut bapak layanan yang diberikan sudah sesuai belum ?
I : Menurut saya sudah sesuai, yang diberikan untuk anak-anak itu.
P : Ada aturan khusus tidak untuk peminjaman koleksi anak ?
I : Kita untuk koleksi anak tetep yang pinjam itu pegawainya yah, orang
tuanya, jadi si anak tidak punya hak untuk meminjam buku tapi atas nama
orang tuanya.
P : Tata cara peminajamn koleksi bagaimana pak ?
I : Semua seperti peminjaman koleksi umum.
P : Program-Program yang diselenggarakan BI, untuk layanan anak apa ajah
pak?
I : Ya paling kita didalam HUT BI itu nanti kita akan mengadakan lomba-
lomba gitu. Jadi intinya di HUT BI kita khusus untuk kegiatan anak.
P : Selain itu engga ada ?
I : Selain itu engga ada, mudah-mudahan kedepannya nanti kita akan
kembangkan lagi untuk eee.. apa istilahnya menulis untuk anak-anak,
kreatifitas untuk anak-anak.
P : Setiap tahun HUT BI biasanya programnya beda-beda pak ?
I : Beda-beda, termasuk ada kita mendatangkan pendongeng, termasuk kita
pernah mengundang pendongeng yang terkenal itu eee.. ada deh pokoknya
kita mendatangkan pendongeng yang terkenal.
P : Fasilitas yang mendukung layanan anak apa sajah pak ?
I : Fasilitasnya ya,.. disamping kita ada ruang multimedia juga kan digabung
yah anak dengan multimedia, Cuma belum ada ruangan khusus. Kita masih
gabung ruang multimedianya yah. Fasilitas paling area baca, kalo misalnya
di ruangan ini kurang kita bisa baca di area baca yang diluar ruangan
layanan anak.
P : Bapak ada rencana tidak multimedia kan masih gabung dengan layanan
anak CD, DVD nya?ada rencana mau dipisahkan khusus untuk anak
sendiri?
I : Justru itu masukan yang bagus, nanti saya mau menginformasikan bagian
perencanaan logistik untuk ruang multimedia anak juga biar disatuin dengan
ruangan anak gitu, itu bagus, biar lebih focus.
P : Koleksi untuk layanan anak semuanya ada di katalog ga pak?
I : Ada dikatalog
P : Biasanya anak langsung mencari koleksi ke ruangan atau mencari dulu di
katalog pak?
I : Anak ada yang dateng kesini dan ada mereka yang didampingi orang tuanya
ke katalog itu jadi eee… karakter anak kan lain-lain ada yang pengen tau
apa sih isi dari aplikasi BI itu. Dengan sambil pengenalan gitu, dia mencari
di katalog bisa di cyber.
P : Kenapa di layanan anak ini engga disediain PC untuk katalog anak?
I : Iya itu masukan yang bagus yah, ide yang bagus, nanti saya diskusikan juga
dengan pimpinan disini biar multimedia anak tidak terganggu dengan orang
dewasa.
P : Persiapan apa saja yang dilakukan perpustakaan BI dalam mengsukseskan
HUT BI?
I : Kita biasanya kalo dalam rangka HUT BI. Kita akan terkait dengan pihak
ke-3 juga kan mba, kita terkait dengan misalnya pengamanannya, kemudian
logistiknya, kemudian pembicara dengan pihak ke-3, kemudian kita
biasanya itu kita kerjasama dengan mizan, kemudian kerjasama dengan
gramedia untuk mendatangkan pembicara anak, kemudian tetep kita juga
kan harus ada meja, kursi dibawah, atau apakan itu kita kerjasama dengan
departemen logistic.
P : Bagaimana bapak merancang ruangan khusus layanan anak?
I : Untuk perencanaan desain, baik desain perpustakaan, kemudian desain anak
itu ada satu departemen tersendiri namanya yaitu tadi departemen logistik
dan pengamanan, tapi dia dibagian perancangan logistik. Jadi yang
bertanggung jawab untuk desain ruangan perpustakaan baik itu ruangan
khusus maupun ruangan anak itu dari bagian perancangan logistik.
P : Menurut bapak fasilitas yang dianggap lebih efektif di dalam layanan anak
itu apa?
I : Buku dan multimedia saya rasa lebih efektif yah, karena mereka juga
disamping baca-baca disini, mereka juga ke multimedia juga. Misalnya itu
nyetel DVD kaya ilmu pengetahuan atau yang lainnya.
P : Tema desain ruang untuk layanan yang buat siapa pak? Dari bagian
perpustakaan atau bagian perancangan logistic?
I : Jadi kita bikin tema kemudian kita diskusikan dengan mereka dan tema
kitapun tetep harus di diskusikan, karena mereka juga membawa konsultan
juga jadi mereka engga kerja sendiri tapi kerjasama juga dengan konsultan
untuk desainnya.
P : Hal-hal apa saja yang bapak pertimbangkan dalam merancang ruangan
khusus anak?
I : Palingkan kita liat ruangannya juga yah, liat ruangannya yang harus
dipertimbangkan. Itu kira-kira penempatannya yang cocok itu yang kaya
gimana. Makanya kan untuk nanti mudah-mudahan tahun ini sudah
terealisasi desain ini, jadi ruangan perpustakaan umum dan perpustakaan
riset itu, kita mau rubah total mau didesain ulang dan beberapa konsultan
juga yang udah melihat ruangan perpustakaan umum dan mereka udah
memberikan desain ke bagian perancangan logistic. Disamping itu kita juga,
mereka juga konsultan dan perancangan bagian logistic itu studi banding ke
perpustakaan yang sudah lebih bagus.
P : Itu kemana pak?
I : Misalnya ke UPH
P : Sistem Pengolahan koleksi layanan anak disini bagaiamana pak?
I : pengolahan sama sih dengan umum,..
P : Apa ada kendalanya pak?
I : Engga ada kendala, jadi si anak itu tetap dia meminjam buku maksimal 3,
kemudian dia harus mengembalikan buku 14 hari, 2 minggu yah. Kalo buku
tersebut belum ada yang pinjam bisa di perpanjang 14 hari lagi. Dan kalo
misalnya masih belum ada yang pinjam kita bisa perpanjang 14 haru lagi.
Jadi maksimal peminjaman itu 42 hari, Cuma kalo misalnya kita kan si anak
itu pinjem 14 hari kemudian buku tersebut dibutuhkan oleh anak lain, jadi
mereka masuk disistem aplikasi cyber kita di OPAC. Si anak itu nanti akan
memesan buku tersebut, jadi masuknya ke sistem antrian, semacam Waiting
List. Jadi disaat udah 14 hari si anak itu yang pinjam mau memperpanjang
secara otomatis dia akan diblokir, karena sudah ada yang pesan, sistem itu
udah memblokir.
P : Jadi kita bisa pesan lewat sini? Dari web atau apa?
I : Dari ruang perpustakaan maupun dari meja pegawai itu sendiri.
P : Ada denda ga bagi yang telat ngembaliin?
I : Jadi kalo misalnya dia udah 14 hari secara otomatis sistem itu akan menagih
mereka lewat email, pemberitahuan lewat email ke pegawainya. Jadi
misalnya mereka ada jatuh tempo kita kirim. Engga ada denda, tapi kalo
selama 42 hari tidak mengembalikan otomatis nama mereka sudah diblokir
oleh sistem. Dan mereka tidak bisa pinjem lagi.
P : Kalo pelabelan koleksi anak bagaimana pak?
I : Pelabelannya hampir sama dengan koleksi yang lainnya gitu engga ada
bedanya hampir sama.
P : Ada kendala engga pak dalam pelabelan koleksi anak?
I : Engga ada, engga ada masalah lancer-lancar ajah.
P : Ada kerjasama sama perpustakaan lain engga pak?
I : Belum ada, tapi kalo perpustakaan kits sendiri ada kerjasama dengan 7
perpustakaan.
P : Bagaiamana penyimpanan koleksi yang disediakan?
I : Penyimpanan koleksi jadi eee…. Mereka anak-anak sudah baca mereka
cukup menggeletakan dimeja, meja yang udah tersedia nanti pustakawannya
sendiri sore hari yang nata.
P : Tapi ga ada kesulitan ya pak ?
I : Engga ada, lancar-lancar ajah,.
P : Ada kesulitan tersendiri engga pak dalam penyelenggaraan layanan anak
ini?
I : Engga ada, lancar-lancar ajah. Karena kita kerjasama dengan banyak orang.
Banyak orang yang terlibat, dan kita sudah terbiasa mengadakan ivent-ivent
yang besar juga. Kaya kemarin dalam rangka HUT BI hari buku sedunia dan
hari kartini, kita selama seminggu berturut-turut kita kerjasama dengan 6
penerbit buku termasuk penerbit anak-anak. Dan itu mereka laku banget.
Kemarin itu ada dari Glorier saya panggil, ada dari Tiga Raksa, ada dari
Tiga Serangkai, dan satu lagi dari Gramedia. Dan buku-buku anak laris
manis mereka.
P : Perpustakaan BI memberikan pelatihan khusus untuk pustakwan atau staff
khusus?
I : Pelatihan, kita ada pelatihan Cuma tidak dikhususkan untuk anak. Pelatihan
untuk semua pustakwan yang ada di perpustakaan umum dan perpustakaan
riset itu ada tiap tahun.
P : Ada kesulitan engga pak dalam pelaksanaan pelatihan ini?
I : Engga ada, lancer ajah karena memang kita udah rutinitas yah.
P : Disini masih ada buku lama?
I : Tahun berapa maksudnya ?
P : Maksudnya kemarin tuh..buku-buku yang lama pun masih ada di layanan
anak..masih ada koleksi gitu..masih diminati..itu tuh koleksi lamanya
menurut tahunnya apa bukunya udah lama.
I : Jadi koleksi lama itu koleksi diatas 15 tahun sih.
P : Ini pak kalau cara pihak perpustakaan BI sosialisasi tentang kegiatan anak
itu melalui apa? Itu cara ngasih taunya? Promosinya ?
I : Promosinya kan kita melalui humas ya.. eh bukan sekarang departemen
komunikasi..jadi perpustakaan bekerjasama dengan departemen komunikasi
untuk menginformasikan kepada tentunya pihak orang tuanya
ya..diinformasikan kepada orang tuanya bahwa dalam rangka hut BI ini
akan ada kegiatan anak misalnya itu lomba-lomba gitu kan..jadi nanti
setelah kita umumkan di departemen komunikasi mengenai kegiatan anak,
orang tuanya itu mendaftar ke perpustakaan.
P : Itu pendaftarannya itu dari tanggal berapa sampai tanggal berapa? jeda
waktunya? satu minggu atau setelah diumumin ?
I : Ya kita..eee minimal apa istilahnya ada jeda waktu sampai dua minggu
untuk pengumuman itu,pendaftaran itu karena kan pesertanya banyak bisa
sampai 200 lebih ke atas
P : Itu biasanya kalo departemen komunikasi mereka ngasih tau ke orang
tuanya melalui email atau brosur atau apa pak?
I : Jadi kita kirim email ke departemen komunikasi, tolonglah umumkan nih
acara anak yang ada di perpustakaan, jadi dari departemen komunikasi nanti
email ke seluruh pegawai kemudian seluruh pegawai baca gitu, oh di
perpustakaan ada Hut BI, oh ada acara anak,oh ada lomba ini lomba gambar
lomba animasi. Disitu di pengumuman itu ada kotak untuk mendaftarnya
gitu
P : Oh jadi via telepon ke perpus?
I : Iya via telepon
P : Pendaftaran via telepon?
I : Iya via telepon melalui biasanya mba rian untuk mendaftarkan, bisa juga
melalui email ya
1
Transkrip Wawancara
I. Identitas Responden
Nama : Riantira
Jabatan : Data Entri Operator/ Petugas Layanan Sirkulasi
P : Mba,.. di BI ini kan ada layanan anak yah, jenis layanan apa saja sih yang
biasanya diberikan untuk anak-anak ?
I : Palingan kalo kita sih peminjaman buku ajah yah, kalo layanan sih sama ajah
ga ada yang gimana-gimana,..paling,… maksudnya layanan dalam bentuk apa
nih?
P : Mungkin kaya layanan bimbingan membaca, kaya jenis layanan di
perpustakaan umum,.
I : Ohh ga ada,.. kalo mereka kan biasanya sih kadang-kadang kalo yang kesini
itu sambilan ngisi nunggu waktu orang tuanya sampe pulang kerja atau ada
yang kadang-kadang memang pas hari libur anak-anak nah palingan mereka
disini baca-baca ajah… tapi maksudnya kalo pelayanan khusus dari kita sih
ga ada, karena memang mereka ya udah, langsung masuk ke koleksi anak,
udah milih sendiri langsung baca-baca, engga ada yang khusus kita pandu
apa,. ga ada
P : Terus kalo dari respon anak-anak itu gimana mba?
I : Sejauh ini sih mereka seneng sama koleksi bukunya, cocok sih sama buku-
bukunya,.. dan ada juga yang itu audiovisual.
P : Itu ada film anak nya mba?
I : Ada,
P : Ada berapa?ada banyak film-film anak nya?
2
I : Ada banyak, ragamnya banyak, rata-rata sih biasanya pelajaran yah,
pendidikan, cara berhitung perkalian,
P : Ntar dia cara ngeliatnya dari mana ? maksdunya dia dipinjemin apa dia
nonton disini ?
I : Disini ada komputernya disediain sama kita tapi juga dia bisa menjalan kan
sistem nya,
P : Ga usah dipandu? ga usah dibimbing?
I : Ga usah
P : Jadi kalo nonton ambil ajah sendiri? Nonton sendiri?
I : Itu kan nanti udah ada yang khusus tuh komputernya,, jadi bisa nyetel sendiri
kak, paling kalo misalnya mereka bingung kita bantu nyalain ajah untuk
awalnya tapi anak-anak jaman sekarang lebih pinter-pinter sih yah,.. gausah
di iniin (dibimbing) juga, malah mereka kayanya lebih kreatif lagi sendiri.
P : Jadi kalo dari beberapa koleksi, film, itu yang kurang mendapatkan respon
itu apa ?
I : sejauh ini sih pada suka yah, hmmmm…… pada apah baca-bacanya juga
kadang-kadang,.. apalagi kalo pas liburan anak sekolah mereka kesini tuh
rame banget, karena sambilan nunggu ibunya pulang kerja, kadang-kadang
mereka kalo pinjem buku banyak sambil ngisi liburan,.. apalagi kalo liburan
panjang nih kaya hari raya atau apa mereka tuh pada pinjem bukunya,
katanya buat mereka baca dijalan, buat pulang kampung, segala macem
dimobil. Laku buku-bukunya.
P : Film juga boleh dipinjem ?
I : Boleh sama ajah, film sama buku statusnya kita sama ajah kaya buku juga,
batas peminjaman nya per dua minggu juga.
P : Kalo disini menurut mba jenis koleksi yang tepat buat anak-anak itu apa ajah?
3
I : Eehhhss,.. yang tepat, ya sebenernya sih kalo jaman sekarang kalo nyamain
sama yang lagi berkembang itu kan yah, kaya audiovisual ini, kaya layanan
media ini, itukan cocok banget yah, soalnya mereka juga kayanya lebih
kreatif lagi kan, mereka juga kan disitu ada cara berhitung, cara
mengkreasikan kamar, mendekor kamar itu kan ada video nya
P : Oohhh,.. mereka liat nya dari situ yah..
I : He’eh iyaaa,.. itu kan, membuat mereka lebih jadi tambah kreatif kan,.. dia
mau ngedekoar kamarnya kaya gimana, segala macem itu kan ada videonya,..
jadi bagus juga buat pengembangan kreatifitas mreka,..
P : Disini ada koleksi apa ajah mba, selain fiksi dan non fiksi ??
I : Koleksi itu ajah sih yah, paling sama itu ajah ensiklopedi anak, pengetahuan
ajah, sama buku pelajaran,..
P : Biasanya koleksi fiksi yang sering dipinjem apa ajah? Jenisnya apa ajah mba?
I : Fiksi itu yang kaya,.. eehhh,. Apa yah yang sering dipinjem, yang kaya dari
mizan tuh, yang kecil-kecil punya karya,. Buku karangan anak-anak yang
pada sekolah SD, SMP,.. nah itu laku juga,.. nah itu memang dari mizan
sengaja nerbitan,.. kecil-kecil punya karya itu rata-rata biasanya memang dari
penulis cilik, dibikin buku,..
P : Kalo yang non fiksinya, banyak yang dipinjem engga mba ? apa tuh
jenisnya??
I : Banyak,.. eehh kaya pengetahuan itu misalnya,..kaya tentang roda, sains,
itung-itungan,..
P : Selain itu ?engga ada lagi ?
I : Ga ada, koleksi kita sejauh ini tentang pendidikan, kartun, dongeng, fiksi,
komik,.
4
P : Terus kalo misalkan anak-anak butuh informasi itu gimana? Biasanya dia
nanya duluan atau gimana?
I : Biasanya ke kita, tante punya buku ini enggga?aku mau….
P : Biasanya anak langsung dateng ke mba ?
I : Iyaa,.. Nanti kita ajarin,. Kita cariin kesitu (koleksi anak), sekarang kita kan
bukunya udah ditata berdasarkan penerbit, nah nanti kalo misalnya kita
bilangin ajah kalo mereka tau berdasarkan penerbitnya apa,.. kan nanti ada
bacaannya tuh penerbit Mizan disini, Glorier disini, Erlangga disini,.
Gramedia disini.. Jadi dia udah carinya disitu semua, kalo ga ketemu juga,
nah nanti baru kita bantu,.. jadi biarkan mareka mandiri kan
P : Terus kalo disini cara pengembangan koleksi kaya gimana sih mba ?
I : Pengembangan koleksi kalo buat anak itu eeeeehhhh…sama ajah sih ga jauh
beda sama pegawai, kadang-kadang kan tapi kalo disini ga mungkin si
anaknya kan, jarang lah biasanya requesan dari orang tua nya kan,.. “mba
anak saya ini loh” biasanya buku remaja tentang judul apa,. Atau buku
terbitan “Ini ni mba buku ini mba yang lagi banyak diminati anak-anak” nah
itu bisa dicatet, bukunya tentang apa, penerbitnya apa, berseri apa engga,..
nah itu nanti kita kasih ke bagian pengadaan,.. nanti dari bagian pengadaan
begitu memang anggarannya ada, nanti langsung dibeliin,.. karna kan
memang lebih enak seperti itu kan,.. ketimbang kita beli buku yang engga
jelas peminatnya siapa, kalo itu kan udah pasti ada peminatnya kalo
requestnya orang kan,..
P : Biasanya mba rian suka nawarin jasa dulu engga ke anak-anak ? misalkan
anak-anak dateng ke perpus langsung disambut gitu? menawarkan jasa disini
ada buku ini, buku ini loh,..
I : Oohh engga,. Biasanya sih pas dateng nih, biasanya kan selalu sama orang
tuanya,engga pernah engga, ya paling nanti ibu nya yang bilang dulu,.. kalo
nyambut sih biasa nyambut kaya “ lagi libur yaahh “ segala macem,… “tente
5
ini mau dititip yah disini sampe sore,.” oh iyaa,.. “mau nyari buku apa,..??”
“engga ko mau baca-baca ajah,..” ya udah nanti kita bilangin,.. “kalo lagi
butuh buku apa bilang ke tante yah “ tapi mereka sih biasanya cenderung
lebih suka mencari sendiri yah,.. karena memang mereka ke buku anak-anak
ini bukan dalam rangka tugas yang perlu dicari atau buku apa,.. tapi memang
mereka kesini sambil nunggu, atau mengisi liburan kesini, jadi engga ada
patokan buku apa yang harus dicari sama mereka, jadi cenderung kalo kesini
mereka langsung ke tempatnya ajah,.. tapi kalo memang kaya waktu “ tante
buku ini biasanya ada sambungannya nih, ada engga seri terbarunya? Nah
biasanya itu baru kita bantu cari,.. sejauh anak itu nyaman ajah sendiri,..
mereka akan sendiri biasanya justru kalo kita ngerecokin,. Engga ko tante..
aku engga ini,.. gitu.
P : Itu biasanya umur berapa pengunjung yang dateng ke layanan anak ini ?
I : Banyak, macem-macem,.. kadang-kadang ada yang 3 tahun, 4 tahun, tapi
yang banyak SD.
P : Kalo yang umur 4 tahun atau TK gimana mba?
I : Kalo yang TK itu selalu sama mbanya dan terkadang memang mereka itu,..
anak seumur itu mana ada sih yang baca serius, paling bermain kan mereka
jadi mereka menganggap tempat itu tuh tempat bermain makanya kan kita
sediakan lego, ada bongkar pasang .. ya kan jaranglah anak TK yang bener-
bener serius baca kecuali ini kalo memang dia hobi banget baca yah,.. sejauh
ini sih tapi memang anak-anak itu ya paling maen, sambil maen, maen lego,
bikin apa,.. ya kan,.. sambil baca, tapi biasanya anak-anak yang masih
dibawah 5 tahun didampingi sama pengasuhnya selalu. Orang tuanya sih
jarang ninggalin dia sendiri tuh,.. hampir ga adalah, kecuali yang udah
kelasnya SD,.. nah biasanya mereka paling dititipin ke kita baru,. Gitu…
P : Yang biasanya sering dicari sama pengunjung apa ajah tuh mba?
6
I : Buku,.. lebih sering mereka buku. Karena, apalagi kalo udah liburan anak-
anak itu buku laku banget, kadang-kadang satu anak itu ya udah,.. kan eee..
kalo misalnya ini suka bisa minjem pake nama temen ibunya atau nahh,..
kadang-kadang tuh sampe mereka pinjem pake nama temen orang tuanya itu
ya udah,.. kita iniin (dibantu), kita pinjemin,.. kadang-kadang sampe satu
anak itu 5 buku,. Kalo ditanya banyak amat ?? “dibaca engga??”.. “dibaca
tante”,.. “ohh.. ngisi liburan yah,.. ??”…. “iya tante buat ngisi liburan “
P : Kalo buat fasilitasnya Cuma ada lego ajah ya mba ?
I : hee’eeh,.. lego, bongkar pasang,..
P : Engga ada yang lain ? segitu apa engga kurang ?
I : Eeee,.. sejauh ini karna memang dia itu peminatnya belum yang terlalu
banyak,.. paling gitu ajah,..
P : Kalo permainan itu request dari pengunjung ?
I : Engga,.. kita inisiatif ajah, kita sendiri,..
P : Suka ada yang komentar engga mba ? misalkan kaya permainannya kurang
nih,..
I : Engga sih,.. kadang-kadang mereka juga udah bawa ipad sendiri,.. jadi
memang eee… makanya karna,.. Cuma memanfaatkan waktu nunggu waktu
orang tuanya ajah,.. jadi kadang-kadang memang bukannya kita engga mau
ini yah,.. tapi sejauh ini memang eeee,.. fungsi tempat koleksi anak itu
berfungsi dalam arti,.. eee dia ini memang banyak dimanfaatkan sama anak
yang nunggu, yang baca segala macem Cuma,.. kalo tadi dibilang,.. eeee… “
engga kurang segitu pengembangannya?” kita sih pengen di kembangin lebih
bagus lagi,.. biar ada permainan-permainan apa.. tapi karena sejauh ini
memang pemanfaatannya juga masih sebatas untuk menunggu,.. belum yang
sampe kaya kita nih cari apa, segala macem,.. sampe yang lama kaya
gimana,.. ya jadi sejauh ini kita rasa sih masih cukup,..
7
P : Bisa dikatakan buat tempat penitipan anak bukan mba ?
I : Sebenarnya disini kita ada tempat penitipan anak,.. Cuma kan sejauh ini yah,..
yah secara garis besar sih memang buat koleksi anak, Cuma terkadang
memang banyak dimanfaatkan orang tua juga, yang apalagi kalo misalnya
orang tuanya itu dia ada dilantai ini, digedung ini kan,.. dibanding jauh-jauh
untuk ngontrol anaknya ke sana di daerah perkiran kan,.. disana kan di kebon
sirih yah,.. dia, itu kan jauh nah kalo disini kan dia tinggal turun, ngelongok
anaknya balik lagi kan cepet,..
P : kalo di kebon sirih maksudnya ada apa ?
I : Di kebon sirih itu ada tempat khusus penitipan anak, tapi itu biasanya dia
umur 5 tahun kebawah,.. anak yang udah besar sih jarang,..
P : Itu khusus untuk pegawai BI ?
I : Iya,.. khususnya BI tapi memang itu dibawah 5 tahun dan untuk penitipan
anak jadi memang untuk makannya, minumnya memang diperhatiin disitu.
Kalo kita kan engga kan,.. jadi kalo memang begitu si orang tuanya itu
membutuhkan tempat dan memang kita juga engga ada ini ya silahkan ajah,..
P : Yang pasti anak yang dateng kesini staffnya engga mendampingi?
I : Iyaa,.. biasanya sih sama orang tuanya yah,.. jadi kadang-kadang malah cuma
“ mba anak saya disini yah?”,.. “ohh iya,..” … “liburan yah “ segala macem,..
“mba nanti makan siang saya jemput, nitip yah,.. “. Ya paling sejauh ini anak
itu Cuma nanya tante eee,.. “ kalo toilet dimana??” ya paling kita nemenin
cuma sebatas itu,.. atau misalnya kita,. Ya liat anak itu kok engga minum-
minum?? Kan dia ga boleh bawa minuman kesitu kan (nunjuk ke layanan
anak),.. biasanya dititipin sama ibunya disitu (nunjuk ke coffee area),. “ tadi
mamah kamu nitipin itu,.” .. “oh iyaa tante mau deh”…
P : Tapi ini fokusnya untuk layanan anak kan ?? bukan penitipan anak ??
8
I : Iyaa.. engga fokusnya untuk itu.. jarang sih yah, memang rata-rata itu yang
udah di atas TK, memang udah ngerti kan yah anak sekarang, anak kelas 2
SD ajah udah pinter kan yah,..
` .
Transkrip Wawancara
I. Identitas Responden
Nama : Budi Suroso
Jabatan : Pegawai BI
P : Bagaimana sih tanggapan bapak tentang layanan anak yang disediakan oleh
perpustakaan BI ini?
I : Bagus, sangat membantu terutama pada saat liburan sekolah itu sangat
membantu sekali karena disini bisa baca buku, kemudian bisa berkreasi
disitukan ada kaya puzzle, kemudian ada apa namanya.. bisa kreasi disini.
Dan juga koleksinya cukup lumayan, mulai dari bacaan biasa, ilmu
pengetahuan, agama juga ada, lengkap.
P : Koleksi yang biasanya dipinjem apa ajah pak?
I : Eeee… kalo selama ini anak-anakku aku pinjemin buku agam tuh,
kemudian dulu kaya yang masih kecil, kalo yang SMP tuh novel, kemudian
CD-CD itu juga.
P : Biasanya pinjem CD tentang apa ?
I : Biasanya CD itu tentang ilmu pengetahuan, mengenai binatang-binatang.
P : Ada kesulitan engga pak saat mengajak anak ke perpustakaan?
I : Engga, kalo liburan juga biasanya ikut. Rata-rata betah sih yah kalo
ditinggal disitu.
P : Biasanya lama engga pak anak-anak berada di ruang anak ini?
I : Biasanya sih sampe sore.
P : Kapan biasanya anak berkunjung ke perpustakaan?
I : Kebanyakan musim liburan, biasanya juni-juli padet. Biasanya musim
liburan.
P : Tujuan bapak mengajak anak ke perpustakaan untuk apa?
I : Yaa.. Biar nambah wawasan ajah karena di rumah tuh kan misalnya bacaan
tuh kurang yah, disini lumayan lah bacaan, kemudian koleksi CDnya, biar
nambah pengetahuan.
P : Biasanya bapak membelikan buku untuk anak-anak atau meminjam yang
sudah disediakan pada layanan anak ini?
I : Jarang sekali saya beliin buku-buku umum, kecuali buku-buku pelajaran
yang diwajibkan dari sekolah. Buku-buku umum pinjem disini.
P : Ada program yang diminati anak-anak?dalam layanan anak ini?
I : Eeee,,, kalo disini tuh biasanya itu yang saat init uh mainan puzzle,
kemudian multimedia kaya film-film tentang binatang itu.
P : Biasanya anak langsung nonton sendiri atau didampingi oleh staff?
I : Sudah sendiri, udah bisa sendiri. Karna kakaknya biasanya ikut yang kelas 4
itu.
P : Koleksi apa ajah yang biasa dipinjem?
I : iya itu buku-buku agama saya bawa pulang. Kemudian CD tentang binatang
itu, tentang budaya kaya candi-candi sejarah itu dan novel.
P : Menurut bapak fasilitas di layanan anak ini sudah memadai belum ?
I : Cukuplah, disini tuh engga tiap hari yah, musim liburan. Saya rasa cukup
bacaan untuk anak juga lengkap.
P : Kalo kelengkapan koleksi disini bagaimana pak?
I : Udah lengkap, Cuma kebanyakan udah ada yang lama juga sih.
P : Banyak koleksi yang lamanya?
I : Banyak,
P : Masih suka dipinjem koleksi lamanya?
I : Masih, masih bagus-bagus.
P : Menurut bapak professional tidak staff dalam melayani anak-anak?
I : Saya rasa udah yah eee.. setau saya sih staff kebanyakan inetern yah
pegawai itu. Jadi dititip ajah disini, kemudian disini tanggung jawab kalo
misalnya minta apa-apa tinggal hubungi orang tuanya.
P : Anak-anak suka pesen buku engga ke bapak?
I : Iyah suka pesen kalo ga dating kesini, biasanya mau dong buku ini,. Gitu.
Transkrip Wawancara
I. Identitas Responden
Nama : Iwan
Jabatan : Pegawai BI
P : Tanggapan bapak menganai layanan anak di perpustakaan BI ini
bagaimana?
I : Layanan anak yang ada di perpustakaan BI itu saya lihat bagus yah, karena
kalo saya lihat sebagai orang tua disamping ada koleksi untuk orang tua, ada
koleksi khusus juga untuk anak-anak gitu. Jadi saya sangat antusias sekali
karena saya juga sering pinjem ke perpustakaan BI.
P : Yang biasanya sering dipinjem koleksi tentang apa pak ?
I : Ya biasanya kalo engga buku bacaan anak, ada CD, ada DVD mengenai
ilmu pengetahuan. Kemudian ada karya-karya penulis-penulis kecil, sekali-
kali novel.
P : Ada kesulitan tersendiri engga pak saat mengajak anak ke perpustakaan ?
I : Kesulitannya engga ada, Cuma kan terbentur dengan sekolah jadi disaat
libur sekolah baru saya ajak kesini.
P : Biasanya saat berkunjung kesini pas liburan sekolah ajah?
I : Engga juga, ya disaat dia lagi off sekolah kemudian saya juga pas ada
kesempatan dan bawa dia kesini ya saya bawa ke perpustakaan.
P : Tujuan bapak sendiri mengajak anak-anak ke perpustakaan itu apa?
I : Yang jelas untuk meningkatkan minat baca anak juga, disamping nembah
wawasan pengatahuan, mendorong anak itu biar dia itu kreatif, biar dia itu
senang ke perpustakaan. itu ajah sih.
P : Biasanya bapak membelikan buku untuk anak atau meminjam koleksi untuk
anak di perpustakaan BI?
I : Eeeee.. disamping saya meminjam ke perpustakaan BI, saya juga sering beli
buku langsung ke took buku, misalnya ke gramedia, atau ke took buku
mizan, atau beli buku yang agak mahal misalnya tiga raksa.
P : Biasanya kalo beli buku untuk anak buku tentang apa?
I : Ya biasanya mengenai ilmu pengetahuan sih biasanya.
P : Engga pinjem di perpustakaan BI ajah pak? Kan buku ilmu pengetahuan
juga ada..
I : Engga juga, diluar juga kadang-kadang yang engga ada di perpustakaan BI
kita cari di toko buku lain.
P : Ada engga pak program-program yang diminati anak-anak? programnya apa
ajah?
I : Kalo untuk anak-anak saya lihat di perpustakaan BI itu kan tiap tahun itu
kan ada kegiatan acara anak-anak ya mba, lomba misalnya ada lomba
mewarnai, atau lomba kreatifitas anak, ya saya ikutkan dalam program
perpustakaan BI itu.
P : Setiap tahun selalu ikut?
I : Selalu ikut tiap tahun, biar lebih peduli terhadap perpustakaan.
P : Menurut bapak fasilitas yang ada pada layanan anak ini sudah memadai apa
belum?
I : Eeee,, untuk sementara saya liat cukup ya ba yah.. cukup memadai yah, ya
mudah-mudahan kedepannya perpustakaan BI itu lebih meningkatkan untuk
anak-anak yah. Khususnya punya ruangan tersendiri ya untuk
multimedianya, dan yang lainnya misalnya gitu kan.
P : Menurut bapak kelengkapan koleksi pada layanan anak ini bagaimana?
I : Untuk koleksi anak udah hampir memenuhi target ya mba yah, memenuhi
apa yang dibutuhkan oleh anak-anak itu sendiri, karena kalo saya liat itu
koleksinya itu terdiri dari beberapa penerbit yang sudah terkenal.
I : Menutut bapak professional tidak staff dalam melayani anak-anak?
P : Eeee… untuk pelayanannya saya lihat sudah professional disini karena
mereka saya lihat disini kan sudah berISO yah 9001-2008. Sehingga
pelayanannya itu udah bener-bener bagus.
1
HASIL OBSERVASIDokumentasi Ruang Layanan Anak di Perpustakaan Bank Indonesia
1. RUANG KOLEKSI ANAK
Gambar 5: Tampak Depan Ruang Koleksi Anak Gambar 6: Fasilitas di dalam RuangKoleksi Anak
Gambar 7: Rak Buku Anak Desain Kartun Gambar 8: Meja AnakUntuk Membaca
2
Gambar 9: Rak Buku Anak
Gambar 10: Rak Buku Anak
Gambar 11: Buku Berbahasa Inggris Penerbit Glorier
3
2. KOLEKSI LAMA
ASTERIK LUCKY LUKE
Gambar 1: koleksi lama Asterik Gambar 2: koleksi lama Lucky Luke
TINTIN
Gambar 3: Koleksi Lama Seri Tintin
4
Gambar 4: Bagian dalam koleksi lama Tintin
3. KOLEKSI MULTIMEDIA LAYANAN ANAK
Gambar11: koleksi multimedia: CD dan DVD
5
Gambar 12: KoleksiMultimedia: CD dan DVD
Gambar 13: Koleksi CD Bahasa Inggris
4. PERMAINAN LAYANAN ANAK
a. Lego b. Bongkar Pasang
Gambar 14: Permainan Lego Gambar15: Permainan Bongkar Pasang
Peneliti lahir di Brebes, Jawa Tengah pada tanggal 11 Januari
1992, putri ketiga dari Bapak Atang Sumedi dengan Ibu
Mas’ah. Peneliti bertempat tinggal di Jln. Anggur Rt/Rw
01/02 Cigedog, Kec. Kersana, Kab. Brebes. Peneliti
menyelesaikan Pedidikan Dasar sampai Menengah Atas di
Brebes Jawa Tengah. SDN 04 Cigedog (tahun 2004), dan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Kersana
(tahun 2007). Kemudian melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1
Tanjung (tahun 2010). Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan pada
program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan
menulis skripsi berjudul “Layanan Anak pada Perpustakaan Bank Indonesia”. Selama
kuliah peneliti aktif di organisasi IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) sebagai
bendahara umum. Peneliti pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan
Mahkamah Konstitusi.