layanan teknis perpustakaan icas
TRANSCRIPT
LAYANAN TEKNIS PERPUSTAKAAN ICAS
Disusun oleh : Viki Iswanto
Pendahuluan
Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada
perguruan tinggi, yang berafiliasi dengan perguruan tinggi dengan tujuan
utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan
tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi
( pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat), maka perpustakaan
perguruan tinggi bertujuan membantu melaksanakan ketiga dharma
perguruan tinggi tersebut. Undang-undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada pasal 55 menyebutkan bahwa salah
satu syarat untuk menyelenggarakan Perguruan Tinggi harus memiliki
Perpustakaan. Dalam Undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang
Pepustakaan dalam pasal 1, disebutkan bahwa Perpustakaan sebagai
institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara
profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Sedangkan perpustakaan perguruan tinggi (PPT) merupakan unit pelaksana
teknis (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan Tri Dharma
PT (Perguruan Tinggi) melalui menghimpun, memilih, mengolah, merawat
serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induk khususnya dan
masyarakat akademis pada umumnya.(Pedoman PPT, Jakarta: Dirjen DIKTI,
1994, hal. 3). Adapun yang termasuk dalam PT meliputi ICAS, institut,
sekolah tinggi, akademi, politeknik dan atau PT lain yang sederajat.
Perpustakaan Perguruan Tinggi (PPT) sering diibaratkan sebagai
jantungnya Perguruan Tinggi (the heart of university), maka keberadaannya
harus ada agar dapat memberikan layanan kepada civitas akademika sesuai
dengan kebutuhan. Dalam rangka melaksanakan pengelolaan perpustakaan
diperlukan pedoman sebagai panduan, karena itu diperlukan pengetahuan
tentang Standar Nasional Indonesia Perpustakaan Perguruan Tinggi (SNI
7330.2009) dalam upaya pencapaian pengelolaan PPT yang baku.
Begitu juga dengan perpustakaan ICAS yang merupakan perpustakaan
khusus, karena perpustakaan jenis ini hanya menyediakan satu (1) jenis
subyek saja yakni subjek filsafat dan tasawuf. Perpustakaan ICAS yang
berada di lantai 2 memiliki koleksi sebanyak + 16000 eksemplar dari 12000
judul. Adapun sistem pengelolaan dan pelayanan perpustakaan telah
terdigitalisasi (digital library). Menurut Komariah Kartasasmita
mendefinisikan perpustakaan digital sebagai sebuah sistem yang memiliki
berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung pemakai yang
membutuhkan obyek informasi tersebut melalui perangkat digital atau
elektronik.
Romi Satria Wahono mendefinisikan perpustakaan digital sebagai suatu
perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara
dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan
protokol elektronik melalui jaringan komputer. Menurutnya, istilah
perpustakaan digital memiliki pengertian yang sama dengan perpustakaan
elektronik (electronic library) dan perpustakaan maya (virtual library).
Sedangkan Perez dan Enrech berpendapat bahwa definisi yang tepat dari
perpustakaan maya (virtual library) diadaptasi dari visi sebagai berikut:
akses jarak jauh dari titik manapun di dunia ini menuju isi perpustakaan dan
segala jenis informasi, dengan menggunakan komputer.
Dari definisi-definisi di atas dapat diambil sintesa bahwa perpustakaan digital
adalah organisasi atau lingkungan yang mengelola koleksi informasi berupa
tulisan, gambar, dan suara dalam bentuk elektronik dan memberikan
pelayanan kepada pengguna melalui jaringan internet.
Tujuan Perpustakaan Digital
Sebagaimana yang diharapkan pada gagasan awal, perpustakaan digital
bertujuan untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap informasi yang
sudah dipublikasikan. Tujuan perpustakaan digital menurut Association of
Research Libraries (ARL), 1995, adalah sebagai berikut:
Untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang cara
mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan
pengetahuan dalam format digital.
Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien
di semua sektor.
Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi
investasi pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.
Untuk memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian,
perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan.
Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi
berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis
yang penting.
Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.
Peran Perpustakaan Digital di ICAS
Ismail Fahmi menjelaskan bahwa perpustakaan digital berperan
sebagai penyedia informasi, penyedia layanan informasi, atau pengguna
informasi dengan memanfaatkan jaringan dan teknologi digital. Namun
bagaimana koleksi digital itu dimanfaatkan, sangat tergantung dari
bagaimana informasi tersebut dibuat, diorganisasikan, dan disajikan.
Selain itu perpustakaan digital bukan hanya berkenaan dengan
manajemen pengetahuan (knowledge management) dan informasi. Arlinah
Raharjo menjelaskan bahwa perpustakaan sebagai salah satu sumber
informasi mulai diharapkan untuk menjalankan peranan yang lebih sebagai
pendamping dalam proses pendidikan seumur hidup. Tantangan bagi
pustakawan adalah untuk memahami dan menentukan posisinya dalam
proses perubahan dan beralih dari pemikiran perpustakaan sebagai ruang
fisik semata ke suatu kenyataan baru perpustakaan sebagai organisasi yang
harus mengembangkan jenis layanan informasi digital. Oleh karena itu peran
perpustakaan ICAS dalam memberikan pelayanan informasi kepada civitas
akademika sangat terbantu dengan adanya perkembangan teknologi
informasi yang telah merambah keperpustakaan. Sejak beberapa tahun
terakhir perkembangan perpustakaan ICAS telah mengalami kemajuan dan
bisa membantu pustakawan dalam memberikan pelayanan informasi
kepada mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk mengakses informasi yang
mereka butuhkan.
Oleh karena itu fungsi digital resources pada perpustakaan ICAS
adalah koleksi perpustakaan yang tersedia dalam bentuk digital (file Pdf)
yang dapat diakses melalui sistem jaringan, baik di dalam perpustakaan
maupun di luar perpustakaan melalui koneksi internet. Selain itu, karena
begitu pesatnya perkembangan teknologi informasi dilingkungan
perpustakaan, maka mau atau tidak mau perkembangan perpustakaan ICAS
juga mengikuti perkembangan dengan menyediakan layanan berupa online
resources adalah sumber-sumber informasi yang berada didalam maupun di
luar perpustakaan tetapi terkoneksi dengan sistem jaringan perpustakaan
melalui sistem web links. Online resources ini telah diadaptasikan dengan
kebutuhan kajian / pembelajaran di lingkungan ICAS, oleh karena itu
perkemabangan aplikasi senayan memberikan kemudahan bagi pustakawan
ICAS untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk civitas akademika
ICAS.
Masalah dan Isu-Isu mengenai Perpustakaan Digital
Pengembangan perpustakaan digital bukan tidak mengalami hambatan. Ada
beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu:
1. Kemampuan dan penentuan biaya. Seperti halnya dengan inovasi lain
yang membutuhkan suatu investasi, begitu pun perpustakaan digital.
Apalagi infrastruktur komputer masih membutuhkan biaya yang besar.
2. Masalah hak cipta yang terbagi dua: hak cipta pada dokumen yang
didigitalkan dan hak cipta pada dokumen di communication network.
Di dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat jaringan
komputer belum didefinisikan dengan jelas.
3. Masalah mendigitalkan dokumen. Yaitu bagaimana mendigitalkan
dokumen dan jenis penyimpanan digital dokumen, baik berupa full text
maupun page image.
4. Masalah penarikan biaya. Hal ini menjadi masalah terutama untuk
perpustakaan digital swasta yang menarik biaya atas setiap dokumen
yang diakses. Penelitian di bidang ini banyak mengarah ke pembuatan
sistem deteksi pengaksesan dokumen atau pun upaya mewujudkan
electronic money.
Manual Prosedur Operasional Standar Perpustakaan ICAS (Manual of Standard Operational Procedures (SOP)
Perpustakaan di ICAS harus melaksanakan pengembangan koleksinya
sebagai bagian dari pengembangan layanan perpustakaan ICAS yang hanya
memiliki satu (1) subjek yaitu filsafat dan tasawuf . Oleh karena itu
perpustakan harus mempunyai kebijakan pengembangan koleksi sesuai
dengan bidang ilmu yang dicakup oleh kampus ini. kebijakan pengembangan
koleksi perpustakaan mengacu pada silabus para dosen yang memberikan
perkuliahan.
ICAS memerlukan kebijakan tertulis mengenai pengembangan koleksi
secara umum yang menjadi kerangka acuan bagi semua kebijakan
pengembangan koleksi yang lebih khusus. Perincian mengenai cakupan
subjek koleksi perpustakaan dan koleksi perpustakaan di ICAS harus
memprioritaskan kebutuhan, tingkatan kedalaman dan keragaman
dibuatkan daftarnya (konspektus).
2. Cakupan Koleksi
2.1. Bidang Subjek
Setiap perpustakaan harus mengupayakan terbentuknya suatu koleksi
terseleksi yang mencakup semua bidang subjek yang diperlukan untuk
menunjang pendidikan, pengajaran dan penelitian di lembaga ini. Tingkat
kedalaman dan keragaman disesuaikan dengan tingkat program studi,
serta prioritas-prioritas khusus yang belaku di lembaga ini. Agar
mahasiswa ICAS dapat memperdalam wawasan dangan pengetahuan
pengguna perpustakaan, khususnya pengembangan koleksi bahan
rujukan yang bersifat umum dan koleksi karya akademis ICAS. Walaupun
perpustakaan ICAS ini merupakan perpustakaan yang bersifat khusus
tidak ada salahnya kita menyediakan informasi pustaka selain subyek
filsafat dan tasawuf saja.
2.2. Bahan Perpustakaan
Koleksi setiap perpustakaan mencakup semua jenis bahan
perpustakaan yang paling sesuai untuk mendukung pendidikan,
pengajaran dan penelitian. Jenisnya meliputi beragam bahan
perpustakaan yang berkaitan dengan isi atau format publikasi,
misalnya: monograf, buku teks, buku rujukan, jurnal/majalah, surat
kabar, disertasi, tesis, skripsi, terbitan pemerintah, laporan
penelitian, proseiding konfrensi, seminar, lokakarya.
2.2.1 Karya Akademis
Perpustakaan ICAS mengembangkan koleksi karya akademis
berupa:
a. Koleksi Inti, yaitu koleksi program studi Filsafat dan tasawuf
b. Koleksi Umum, yaitu koleksi yang disediakan untuk
mendukung silabi / kurikulum dan atau memperkaya
pengetahuan.
c. Koleksi Referensi, yaitu koleksi perpustakaan yang berupa
bahan-bahan rujukan seperti ensiklopedi, kamus, indeks, dan
lain-lain.
d. Koleksi Jurnal / Majalah yang berkaitan dengan program studi
filsafat dan tasawuf
e. Koleksi Skripsi, Tesis, dan Disertasi
f. Koleksi Khusus ; karya dosen ICAS, Kajian Filsafat dan
tasawuf,
g. Koleksi AV (Audio-Visual)
2.2.2. Bahasa
Bahasa yang dicakup dalam koleksi perpustakaan ICAS adalah
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa
Persia. Setiap perpustakaan dapat memutuskan untuk
mengadakan bahan berbahasa lain bila diperlukan untuk
menunjang kurikulum program studi di ICAS. Serta permintaan
dari mahasiswa untuk jenis koleksi dan bahasa tertentu jika
diperlukan.
3. Penanggung Jawab Pengembangan Koleksi
Kepala Perpustakaan ICAS bertanggung jawab atas pengembangan
koleksi perpustakaan dan menjadi koordinator pengembangan
koleksi di perpustakaan. Akan tetapi lembaga pendidikan di ICAS
memiliki dua (2) jurusan yaitu filsafat-tasawuf, dan Ulumul Quran
maka untuk mengembangkan sebuah koleksi yang ada harus
melalu mekanisme sebagai berikut :
a. Ketua ICAS / ketua yayasan
b. Kepala Perpustakaan
c. Dosen
d. Wakil mahasiswa
Dari empat komponen diatas maksudnya adalah perwakilan
mahasiswa, dozen mengusulkan kepada kepala perpustakaan
tentang koleksi yang harus dimiliki sebuah perpustakan dan kepala
perpustakaan akan menindak lanjuti kepada pimpinan untuk
diproses lebih lanjut lagi.
4. Seleksi
4.1. Tim seleksi
Perpustakaan ICAS harus mempunyai suatu panitia atau tim seleksi
yang bertugas memberikan usulan bahan perpustakaan serta
mempertimbangkan permintaan bahan perpustakaan yang masuk.
4.2. Kegiatan tim Seleksi
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan koleksi setiap Kepala
Perpustakaan menyusun kegiatan yang mencakup kegiatan sebagai
berikut:
a. Memberikan pengarahan pada Tim berkenaan dengan kriteria
seleksi, alokasi dana, dan hal-hal lain untuk meningkatan kinerja
tim.
b. Membagi tanggung jawab menurut bidang subjek tertentu.
c. Menyediakan dan mengedarkan alat Bantu seleksi.
d. Merancang mekanisme yang efektif untuk mendapatkan dan
menyalurkan permintaan bahan perpustakaan dari semua kelompok
pengguna.
e. Menetapkan jadwal pertemuan secara berkala.
4.3. Alat Bantu seleksi
Alat Bantu seleksi yang digunakan untuk memilih bahan perpustakaan
adalah:
a. Katalog penerbit (tercetak atau elektronik)
b. Daftar tambahan buku perpustakaan lain.
c. Bibliografi
Adapun pemilihan bahan perpustakaan harus juga berpedoman pada:
a. Kurikulum ICAS
b. Silabus mata kuliah
c. Permintaan pengguna.
5. Kriteria Seleksi
Kriteria seleksi adalah kesesuaian koleksi dengan program studi atau
penelitian yang sedang atau akan berlangsung di ICAS.
Tim seleksi mengindentifikasi bahan yang diprioritaskan, mempelajari
silabus mata kuliah dan daftar bacaan baik yang diwajibkan maupun
yang direkomendasikan. Disamping itu , tim seleksi mengumpulkan
informasi mengenai penelitian yang sedang atau akan berlangsung
untuk memperoleh sumber-sumber informasi yang dibutuhkan.
Setiap perpustakaan harus mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan
koleksi masing-masing per bidang subjek dan format,
membandingkannya dengan kebutuhan, lalu menyusun urutan
prioritas yang akan diberlakukan untuk periode yang akan datang.
Untuk bahan perpustakaan yang tidak termasuk prioritas utama,
criteria relevansi dengan pendidikan, pengajaran dan penelitian di
ICAS masih tetap berlaku. Keseimbangan subjek juga perlu mendapat
perhatian. Selain itu ada beberapa jenis bahan yang tidak perlu
melewati proses seleksi karena pengadaannya bersifat wajib.
Untuk bahan perpustakaan yang berasal dari hadiah yang tidak sesuai
dengan kriteria relevansi dapat diteruskan kepada perpustakaan yang
membutuhkan atau diperlakukan sesuai dengan kebijakan
perpustakaan setempat.
6. Pengadaan
Bahan perpustakaan diperoleh melalui pembelian, tukar menukar,
hadiah dan deposit (wajib simpan)
6.1. Pembelian
Perpustakaan dianjurkan mengalokasikan 40%-60% dari anggarannya
untuk pembelian koleksi. Pembelian dapat dilakukan dengan cara
membeli langsung ke toko buku atau juga bisa melalui agen. Untuk
kemudahan administrasi, perpustakaan sebaiknya melakukan
pembelian melalui agen dalam negeri walaupun tak ada kemungkinan
pihak ICAS membeli koleksi dari pihak luar negeri seperti Iran.
Pembelian buku untuk satu judul ditetapkan sebanyak satu eksemplar,
kecuali buku yang banyak dibaca dan buku wajib untuk mata kuliah
tertentu.
6.2. Tukar menukar
Tukar menukar dapat dilakukan dengan perpustakaan lain apabila ada
kecocokan antara bahan yang akan ditukarkan. Bahan perpustakaan
yang dapat digunakan untuk tukar-menukar adalah karya akademis
ICAS dan bahan perpustakaan yang jumlah eksemplarnya lebih dari
satu. Proses tukar menukar koleksi perpustakaan dapat dilakukan jika
pihak ICAS sudah menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain bila
sangat diperlukan oleh pihak ICAS.
6.3. Hadiah
Bahan perpustakaan dapat diterima apabila:
a. memenuhi kriteria seleksi
b. tidak disertai syarat-syarat yang mengikat.
Hadiah dapat juga berbentuk uang yang khusus untuk membeli bahan
pustakas.
6.4. Deposit (wajib simpan)
Perpustakaan menerima wajib simpan berupa karya akademis yang
dihasilkan oleh sivitas akademika di lingkungannya baik dalam bentuk
tercetak maupun elektronik. Hal ini sangat diperlukan agar koleksi di
ICAS terutama kitab-kitab klasik tidak hilang, karena di ICAS selain
mahasiswa S1 penerima beasiswa disini juga ada mahasiswa S2 yang
mana sarjana tingkat 2 ini sangat memerlukan koleksi kitab klasik
yang berkaitan dengan filsafat islam dan tasawuf
7. Stock Opname
Stock Opname adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana jumlah koleksi yang ada sesuai dengan jumlah koleksi
menurut catatan kepemilikan (buku induk). Stock Opname dianjurkan
dilakukan sekali setahun pada masa libur agar tidak menganggu
pelayanan.
Kegiatan ini berguna untuk mengetahui:
a. bahan perpustakaan mana yang hilang dan mungkin perlu
diupayakan peggantinya, baik berupa bahan yang sama maupun
yang hamper sama.
b. Besarnya persentase kehilangan bahan, agar dapat diambil
tindakan pengamanan terhadap koleksi apabila telah melampaui
batas toleransi.
c. Dapat mengetahui bahan perpustakaan yang rusak sehingga perlu
diperbaiki.
8. Penyiangan ( Weeding)
Penyiangan adalah penarikan bahan perpustakaan dari koleksi
perpustakaan. Kegiatn ini bertujuan :
a. Memperoleh tambahan untuk koleksi baru.
b. Membuat koleksi agar lebih dapat diandalkan sebagai sumber
informasi yang akurat, relevan, up-to-date serta menarik.
c. Memberi kemudahan pada pemakai dalam menggunakan koleksi.
d. Memungkinkan staff perpustakaan mengelola koleksi dengan lebih
efektif dan efisien.
8.1.1. kondisi fisik
Bahan perpustakaan yang boleh disiangi adalah bahan yang:
a. kondisi fisiknya sudah dalam keadaan rusak berat dan tidak
mungkin diperbaiki lagi.
b. Halamannya banyak yang hilang sehingga informasinya tidak utuh
lagi
8.1.2. Isi atau materi
Bahan perpustakaan yang boleh disiangi adalah bahan yang:
a. informasinya dinilai sudah kadaluarsa.
b. Informasinya sudah tidak relevan lagi.
c. Isinya tidak sesuai lagi dengan program studi.
d. Materinya bukan merupakan karya klasik dan sejarah.
e. Adanya edisi terbaru.
8.1.3. Pemanfaatan
Bahan perpustakaan yang kurang dimanfaatkan dapat dikeluarkan dari
jajaran koleksi. Sebagai tolak ukur kegiatan penyiangan bahan
perpustakaan dapat menggunakan data yang berasal dari berbagai
sirkulasi (peminjaman), yaitu:
a. Bahan perpustakaan telah berada di rak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun.
b. Selang waktu peminjaman terakhir lebih dari 5 (lima) tahun sejak
keberadaannya di perpustakaan.
c. Bahan perpustakaan bukan karya deposit
d. Khusus terbitan berseri/jurnal yang selama lebih kurang 10
(sepuluh) tahun sudah tidak pernah dilanggan lagi dan tidak ada
rencana untuk melanggannya lagi. Sebelum pelaksanaan
penyiangan terhadap buku yang kurang sekali pemanfaatnnya
sebaiknya diadakan pameran (display) agar pengguna
perpustakaan mengetahui keberadaan bahan tersebut.
8.2. Pelaksanaan penyiangan
Panitia penyiangan diketahui oleh Kepala Perpustakaan dan
beranggotakan staf perpustakaan. Kegiatan penyiangan ini dilakukan
pada masa libur perkuliahan. Bahan perpustakaan yang masih
diperlukan dan belum rusak betul agar terlebih dahulu dibuatkan
fotokopi/microfilm.
8.3. Tindak lanjut penyiangan
Tindak lanjut kegiatan penyiangan, perpustakaan:
a. Menawarkan bahan perpustakaan untuk tukar-menukar
b. Menawarkan bahan perpustakaan untuk dihadiahkan ke
perpustakaan lain.
c. Menjual bahan perpustakaan dengan murah kepada civitas
akademika atau mahasiswa.
d. Menawarkan bahan perpustakaan secara gratis kepada civitas
akademika dan mahasiswa jika pada poin c tidak terlaksana.
9. Pemeliharaan bahan perpustakaan
Pemeliharaan bahan perpustakaan adalah kegiatan untuk merawat,
menjaga dan melestarikan bahan perpustakaan agar dalam keadaan
baik. Pemeliharaan bahan perpustakaan dapat dilakukan dengan cara
penjilidan, fumigasi, reproduksi, dan perawatan.
9.1. Penjilidan
Penjilidan adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan melalui
perbaikan fisik. Upaya ini relative lebih murah dan efektif. Bahan
perpustakaan yang dapat dijilid adalah bahan perpustakaan yang
sudah rusak serta majalah/jurnal yang dilanggan dan sudah lengkap.
9.2. Fumigasi
Fumigasi adalah pemeliharaan koleksi dengan cara penyemprotan
bahan kimia terhadap bahan perpustakaan untuk memusnahkan kutu,
jamur, serangga dan binatang pengerat. Perawatan bahan
perpustakaan dengan cara ini relative lebih mahal. Pelaksanaanya
dilakukan saat liburan semester. Fumigasi dilakukan dengan tujuan
agar bahan perpustakaan terawat dengan baik terutama buku
tergolong langka.
Fumigasi dilakukan dengan syarat:
a. minimal tiga tahun sekali.
Mulai
Kumpulkan Katalog penerbit dan permintaan pengguna
Kirim bahan ke Tim Seleksi
Terima bahan terpilih dari tim seleksi
Cek kepemilikan di katalog
Ada Diadakan
b. Adanya serangga dan binatang pengerat seperti tikus, kutu, dan
lain-lainnya.
9.3. Reproduksi
Reproduksi adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan dengan cara
memproduksi ulang bahan perpustakaan dalam bentuk fotokopi atau
mikro dengan tujuan penggandaan dan penambahan agar koleksi yang
tergolong langka dapat dilestarikan.
Reproduksi dilakukan di Bagian Pengadaan atas persetujuan Kepala
Perpustakaan dengan syarat:
a. tidak melanggar hak cipta (HAKI)
b. judul banyak dimanfaatkan tetapi tidak diterbitkan lagi (out of Print)
9.4. Perawatan
Perawatan adalah konvensional yang umum dilakukan setiap hari kerja
dengan membersihkan debu yang melekat pada bahan perpustakaan.
ALUR KERJA SELEKSI BAHAN PERPUSTAKAAN
Faktor Penghamabat dan Pendukung di Perpustakaan ICAS
NO FAKTOR PENDUKUNGFAKTOR
PENGHAMBATSOLUSI
1 Sofware perpustakaan ICAS
telah menggunakan sistem
digital dengan menggunakan
aplikasi perpustakaan
senayan, sehingga
memberikan kemudahan
bagi pustakawan untuk
memberikan pelayanan yang
terbaik kepada civitas
akademika dan aplikasi ini
memberikan ruang bagi
pustakawan untuk
Masih banyak
pengujung
perpustakaan ICAS
tidak memanfaatkan
OPAC (Online Public
Acses Catalog) yang
telah disediakan oleh
pihak perpustakaan.
karena computer yang
digunakan untuk
sistem katalog online
hanya 1 unit dan
Perlunya
penambahan
unit komputer
untuk
diperuntukkan
katalog online
dan
mengadakan
sosialisasi
perpustakaan
baik pengguna
ICAS maupun
mengembangkan sesuai
dengan kebutuhan
perpustakaan ICAS.
kemudahan tersebut antara
lain, pada aplikasi ini dapat
ditaruh e-Book, E-jouranal
yang berkaitan dengan
subjek filsafat-tasawuf, dan
ulumul quran yang diinput
dalam sistem catalog online.
belum dilengkapi
dengan informasi
filsafat-tasawuf,
ulumul quran dalam
bentuk e-book
maupun e-journal
yang dapat diakses
pengguna
perpustakaan dari luar
ICAS tanpa harus
mengakses langsung
di perpustakaan ICAS.
dari luar ICAS
dan juga
memberikan
pelayanan
informasi
dalam bentu e-
book dan e-
journal.
2 Sistem
pengkatalogisasian di
perpustakan ICAS
menggunakan sistem DDC
(Dewey Decimal
Classification ) edisi 20
Pengklasifikasian
koleksi perpustakaan.
Dalam
mengklasifikasikan
koleksi perpustakaan
yang mengerti dan
memahami hanya
satu orang yakni
ketua perpustakaan
ICAS saja, maka
diperlukan
pustakawan yang
memahami klasifikasi
menggunakan DDC
edisi 20, penentuan
subjek, managemen
perpustakaan
perguruan tinggi,
stock opname dan
Penambahan
pustakawan
yang
memahami dan
mengkuasai
tugas
pengolahan
perpustakaan
perguruan tingi
dan menguasai
sistem
katalogisasi
dengan
menggunakan
DDC (Dewey
Decimal
Classification)
yang lainnya yang
berkaitan dengan
pengelolaan
perpustakaan
perguruan tinggi
3 Koleksi perpustakaan ICAS
yang bersubyek filsafat dan
tasawuf bisa dikatakan
sudah memenuhi standar
perpustakaan khusus, karena
pada koleksi ini bahasa yang
digunakan adalah bahasa
Arab, Inggris, Persia,
Indonesia yang merupakan
rujukan asli dari filsafat islam
dan tasafuw
Masih banyak koleksi
perpustakaan ICAS di
bidang filsafat islam
yang berbahasa Persia
dan Arab belum
banyak dimanfaatkan
dengan baik oleh
civitas akademika
terutama mahasiswa
ICAS, dan sedikitnya
koleksi filsafat dan
tasawuf dalam bahasa
Indonesia.
Civitas
akademika
ICAS
mengadakan
pelatihan
bahasa Persia
bagi
mahasiswa
ICAS baik itu
mahasiswa
tingkat 1
maupun tingkat
2, dan juga
pihak ICAS
yang
dikoordinir oleh
perpustakaan
menerjemahka
n buku-buku
filsafat islam ke
bahasa
Indonesia
sehinga koleksi
tersebut dapat
dimanfaatkan
dengan baik.
4 Terjalin keakraban yang
sangat baik antara
pustakawan dan pengunjung
perpustakaan ICAS
Petugas pustakawan
ICAS terlalu asyik
berdiskusi dengan
pengunjung
perpustakaan /
mahasiswa, sehingga
ruang perpustakaan
tidak kondusif untuk
belajar karena
bisingnya suara
petugas perpustakaan
yang asyik berdiskusi
Dalam ruang
perpustakaan
sebaiknya tidak
menimbulkan
kegaduhan
atau berisik
yang dapat
menggagu
pengunjung
lain yang
sedang belajar
atau membaca
5 Banyaknya koleksi
perpustakaan di bidang
filsafat dan tasawuf di
manfaatkan oleh pengunjung
dari luar ICAS
Tidak tersedianya
layanan fotocopy
sehingga
penggunjung
perpustakaan dari luar
ICAS sangat sulit
mencari fotocopyaan
sehingga
penggunjung
memfotocopy diluar
ICAS yang jaraknya
cukup jauh sehingga
kurang efisien,
membuang waktu
bagi pengujung
perpustakaan yang
sedang fokus dalam
hal penelitian filsafat-
Perpustakaan
ICAS harus
menyediakan
layana
fotocopy.
tasawuf, dan ulumul
quran.
6 Ruang perpustakaan
sudah nyaman dan dapat
melihat koleksi-koleksi ICAS
Pengunjung
perpustakaan sangat
sulit mengakses
internet untuk
mengambil dan
mencocokan informasi
tertentu dalam
penelitian yang
sedang dilakukan oleh
pemakai termasuk
layanan e-book
maupun e-journal
yang dimiliki oleh ICAS
Perpustakaan
ICAS harus
menyediakan
layanan wifi
7 Sarana dan prasarana
perpustakaan sudah lengkap
termasuk pihak ICAS
memiliki unit computer di
ruang baca
Lokasi perpustakaan
ICAS terlalu sempit
sehingga untuk
belajar dan membaca
di perpustakaan ICAS
kurang nyaman dan
diruang baca
pengunjung tidak
disediakan meja
bundar yang ukuran
kecil untuk belajar dan
membaca koleksi
perpustakaan ICAS
Ruang
perpustakaan
ICAS sebaiknya
diperluas dan
tempat ruang
baca
sebaiknya di
gunakan meja
bundar yang
ukuran kecil,
sehingga
penggunjung
merasa
nyaman dalam
belajar dan
membaca di
perpustakaan
ICAS