lbm 6 sgd 17 (1)

44
Lbm 6 Title: Vaginal Discharge STEP 1 Foul smelling: baubusukdari discharge vagina STEP 2 1. Why the patient feel abdominal pain? 2. Why does she complained that her menstruation over 15 day along in the release of large amount of blood? 3. Why the patient complained irregular menstrual cycle? 4. Why the patient frequent foul smelling vaginal discharge between menstrual cycle? 5. What are the interpretation of anemic and obess condition for the patient? 6. Why the doctor ask the patient to do USG and histopatology examination? 7. What is the correlation between her mother die with cervical cancer with her condition? 8. Why the patient say history of abdominal trauma was denied? 9. What is the correlation that patient never conceived? 10. DD 11. What is the laboratory examination? 12. What is the complication of diagnosis? 13. What is the treatment for the diagnosis? 14. What is the risk factor of cervical cancer? STEP 3

Upload: nabilasyifa

Post on 07-Sep-2015

264 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Modul

TRANSCRIPT

Lbm 6Title: Vaginal Discharge

STEP 1 Foul smelling: baubusukdari discharge vagina

STEP 21. Why the patient feel abdominal pain?2. Why does she complained that her menstruation over 15 day along in the release of large amount of blood?3. Why the patient complained irregular menstrual cycle?4. Why the patient frequent foul smelling vaginal discharge between menstrual cycle?5. What are the interpretation of anemic and obess condition for the patient?6. Why the doctor ask the patient to do USG and histopatology examination?7. What is the correlation between her mother die with cervical cancer with her condition?8. Why the patient say history of abdominal trauma was denied?9. What is the correlation that patient never conceived?10. DD11. What is the laboratory examination?12. What is the complication of diagnosis?13. What is the treatment for the diagnosis?14. What is the risk factor of cervical cancer?

STEP 31. Why the patient feel abdominal pain?Menstrual cycle: corpus luteum produce progesterone progesterone increase prostaglandin, endoperoxide metabolite increase myometrial contracting blood flow reduce uterus iskemic, etc abdominal pain/ disminorrheaFactor: Endocrine: decrease of progesterone& increase prostaglandin ( PGE 27 PGE 2 alfa ) stimulate myometrium contraction Disminorrheasecunder: happens when a week before menstruation

Disminorrhea primary: fisiologisDisminorrheasecunder: endometritis, myoma uteri, adenomyosis

Penyebabdisminoresekunder: Endomiosis Myoma Polip endometrium

2. Why does she complained that her menstruation over 15 day along in the release of large amount of blood?Abnormal bleeding, factor: Early pregnancy complication Malignant tumor Cervical carcinoma DUB Menorragebleeding Polimenorea : clinical bleding in normal amount but occure in less than 21 days Polimenorage: clinical bleeding in both execive into frequentPerdarahanpd uterus patologis: DUB fisiologisnya. Etiologi:PolikistikovariumsindromOvulatori DUB short folikular phaseIatrogenic oral contraception

Struktural/ organic anatomisnyaCervix uteri: polip uteri, ulcusportio uteri, ca cervix uteriCorpus uteri: polip endometrium, abortusiminens, abortusinkompletus, molahidatidosa, cariocarsinoma, subinvolusi uteri, sarcoma uter, ca corpus uteriTuba fallopi: radang tuba, KET, tumor tubaOvarium: peradanganovarium, tumor ovariumGangguansiklushaid: Siklushaid : polimenorage. Penyebab: obesitas, 3-5 thhaidpertama, beberapatahunmenjelang menopause Oligomenore Amenore

Jumlahdarah: Hipermenorea: perdarahanhaidlebihdari 8 hari. Penyebab:Myoma uteriUterus hipoplasia Hipomenorea: perdarahanhaidkurangdari 8 hari.Penyebab:Kekurangan estrogen dan progesteroneStenosis servix uteri

Siklushaid, jumlahdarah, interval tidakteratur: metroragia

3. Why the patient complained irregular menstrual cycle?Oligomenore: abnormal siklus but regularMenometorage: perdarahan yang terjadipadamasaantara 2 haidkarenakelainan. Bisapada organic danfungsionalPenyebabfungsional: perdarahan ovulatory, hormone disorderEtiologi:Abnormality of hormonePolip endometriumKeganasanCa endometriumTumor fibroidPenyakitradangpanggulIUD

4. Why the patient frequent foul smelling vaginal discharge between menstrual cycle?Normal: tidakberwarna, tidakberbauEstrogen: menentukankadargulauntuksimpanan energy nutrisi lactobacillus kalauterjadigangguan candida albicans, streptococcus lebihdominan discharge keruh, kental, bau, gatal

Etiologi discharge;Cair, berbusa, kuningkehijauan, berbaubusuk, gatalinfeksitricomonasPutihsptkeju, lembut, bausptlumutatauragiinfeksijamurKentalsptsusu, bauamisinfeksihaemophillusEncerspt air, berwarnacoklatatau abu2 disertaidarahdanbaubusukinfeksiparahataukanker

5. What are the interpretation of anemic and obess condition for the patient?Riwayatobes:FSH merangsangfolikelmatur LH corpus luteum estrogen, progesterone menstruasiEstrogen bahanutamanyalemaksintesis estrogen meningkat tumor fibromastomaReseptor di myometrium myoma di myometrium perluasan endometrium mengakibatkanperdarahan anemia defisiensibesi6. Why the doctor ask the patient to do USG and histopatology examination?USG: untukmencarikelainanpada abdomen. Kelainanpadakompartemen 1,2,3,4. Histopatologi: untukmelihatsel yang rusak. Curigakeganasan/ structuralMRI: melihat agar lebihspesifik

7. What is the correlation between her mother die with cervical cancer with her condition?Faktorketurunan, geneticBagaimanamekanismeselulerdanmolekulernya?Ibutidakmempunyai gen supresorberploriferasiMutasidari gen supresorSelnyatidakdapat apoptosis

8. Why the patient say history of abdominal trauma was denied?Untukmenyingkirkan DD perdarahanakibat trauma ( rupture uteri )

9. What is the correlation that patient never conceived?Kelainandari endometriummyoma intramural menutupmenekan pars intersisialis tuba infertileObesitas Estrogen ygdihasilkanbanyak progesterone turun endometrium tdkdapatbertahan

10. DDMyoma uterineEndometriosisCa cervixAdenomiosis11. What is the risk factor of cervical cancer? Menstruasikurangdari 9 th Kehamilanpertama>35th 12. What is the laboratory examination?13. What is the complication of diagnosis?14. What is the treatment for the diagnosis?

STEP 7

1. Why the patient feel abdominal pain?Disminoremerupakannyerisaatmenstruasi yang disebabkanolehkejangotot uterus. Disminore primer apabilatidakterdapatgangguanfisik yang menjadipenyebabhanyaterjadiselamasiklus-siklusovulasiPenyebabnyajumlah prostaglandin F2 yang berlebihanpadadaerahmenstruasi, yang merangsanghiperaktivitas uterus

Gejala :nyeripadasaatawitanmenstruasi. Nyeridapattajam, tumpul, siklik, ataumenetap; dapatberlangsungbeberapa jam 1hari, kadang-kadanglbih lama dri 1 haritapijarangmelebihi 72 jam

Disminoresekundertimbulkarenaadanyamasalahfisik, seperti endometriosis, polip uteri, leimioma, stenosis srviks, ataupenyakitradangpanggul

(Sylvia, 2006)Dismenorea PrimerDismenorea Sekunder

Onset singkat setelah menarcheOnset dapat terjadi kapan saja setelah menarche

Nyeri kram di perut bawah atau pelvis dengan awal keluarnya darah selama 8-72 jamWaktu dari nyeri berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi

Pola nyeri sama setiap siklusMemburuk setiap waktu, dapat unilateral, dapat memburuk pada waktu berkemih

Nyeri pada paha dan pinggang, sakit kepala, diare, mual dan muntah dapat dijumpaiDijumpai gejala ginekologi: dispareunia dan menorragia

Tidak dijumpai kelainan patologis pelvisDijumpai abnormalitas pelvis patologis

Penyebab dari dismenorea sekunder bisa dibagi menjadi 2 macam secara garis besar, yaitu (Smith, 2003): a) Penyebab Intrauterin (1) Adenomiosis Merupakan suatu keadaan patologis yang ditandai dengan adanya invasi jinak endometrium ke komponen otot uterus (miometrium), sering juga terdapat pertumbuhan berlebihan dari komponen otot (Smith, 2003). Didapatkan penebalan dinding uterus, dengan dinding posterior biasanya lebih tebal. Uterus umumnya berbentuk simetrik dengan konsistensi padat (Prabowo, 2008). (2) Mioma Penyakit ini sering terjadi pada wanita usia 40 tahun ke atas, kira-kira sebanyak 30% (Smith, 2003). Penyakit ini merupakan suatu tumor yang bisa terjadi di uterus, serviks, ataupun ligamen. Hal yang membuat dismenorea pada penyakit ini adalah oleh karena distorsi pada uterus dan kavitas uteri (Smith, 2003). (3) Polip endometrium Polip adalah suatu bentuk tumor jinak yang patogenesis utamanya dipegang oleh estrogen yang berakibat timbulnya tumor fibromatosa baik pada permukaan atau pada tempat lain (Joedosepoetro dan Sutoto, 2008). Polip terbagi menjadi 3 macam, yaitu polip endometrium, adenoma- adenofibroma, dan mioma submukosum (Joedosepoetro dan Sutoto, 2008). (4) Intrauterine Contraceptive Devices (IUD) Kontrasepsi intrauterin merupakan penyebab iatrogenik dismenorea sekunder yang paling banyak (Smith, 2003). Hal ini diakibatkan oleh adanya keberadaan benda asing di dalam uterus sehingga saat kontraksi uterus akan timbul rasa nyeri (Smith, 2003). (5) Infeksi Terdapatnya infeksi aktif biasanya akan terdeteksi sebagai fase akut (Smith, 2003). Infeksi akan menyebabkan rasa nyeri pada waktu menstruasi, buang air besar, atau saat aktivitas berat (Smith, 2003). (6) Penyaki-penyakit jinak pada vagina dan serviks Penyakit jinak yang termasuk dalam bagian ini adalah stenosis serviks dan lesi-lesi jinak pada vagina dan serviks (Smith, 2003). Namun, penyakit jinak tersebut tidak sering meyebabkan dismenorea sekunder.

b) Penyebab Ekstrauterin (1) Endometriosis Endometrosis adalah adanya kelenjar dan stroma endometrium di luar uterus , paling sering mengenai ovarium atau permukaan peritonitis visceralis yang menggantung . Meskipun jinak, endometrosis bersifat progresif, cenderung kambuh dan dapat menginvasi secara local, dapat memiliki banyak focus yang tersebar luas (jarang), dan dapt terjadi dalam nodus limfe pelvis (Ralph C. Benson dan Martin L. Pernoll, 2009)(2) Tumor Jaringan tumor yang menyebabkan dismenorea sekunder bisa bersifat benigna atau maligna. Struktur dari tumor tidak hanya fibroid tetapi juga struktur lain memungkinkan untuk terjadinya dismenorea sekunder. Jaringan tumor di ekstrauterin bisa terdapat di ovarium, tuba uterina, dan vagina (Smith, 2003). (3) Inflamasi Inflamasi kronik bisa menjadi penyebab terjadinya nyeri pelvis kronik dan dismenorea sekunder (Smith, 2003). Pada penderita akan ditemukan riwayat penyakit dahulu berupa proses penyakit kronik, misalnya tuberkulosis (Smith, 2003). (4) Adesi Adesi merupakan suatu proses yang timbul akibat proses inflamasi lama atau intervensi bedah yang akan berakibat pada nyeri pelvis dan dismenorea sekuder (Smith, 2003).(5) Psikogenik Penyebab ini sangatlah jarang ditemui untuk dismenorea sekunder. Hal ini dikarenakan psikis lebih berperan dalam dismenorea primer daripada dismenorea sekunder (Smith, 2003). (6) Sindroma kongestif pelvis Sindroma ini merupakan gabungan dari gejala nyeri pelvis kronik dan keluhan dismenorea berulang yang mana tidak ada temuan klinik yang berarti pada pemeriksaan. (Smith, 2003).Sindrom kongesti pelvis disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah pelvis dan ditandai oleh rasa terbakar atau nyeri berdenyut pada panggul , memburuk saat berdiri dan malam hari. Vagina dan serviks dapat memperlihatkan adanya kongsti pembuluh darah dan mungkin terdapat pembesaran uterus dengan nyeri tekan (Ralph C. Benson dan Martin L. Pernoll, 2009)

2. Why does she complained that her menstruation over 15 day along in the release of large amount of blood?

Sebab-sebab1. Hipoplasiauteri, dapat mengakibatkanamenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika2. Asthenia, terjadi karenatonus ototkurang. Terapi : uterotonika, roborantia.3. Myomauteri, disebabkan oleh :kontraksiototrahimkurang, cavumuteriluas, bendunganpembuluh darahbalik.4. Hipertensi5. Dekompensio cordis6. Infeksi, misalnya :endometritis, salpingitis.7. Retofleksiuteri, dikarenakan bendunganpembuluh darahbalik.8. Penyakitdarah, misalnya Werlhoff, hemofili

3. Why the patient complained irregular menstrual cycle?

4. Why the patient frequent foul smelling vaginal discharge between menstrual cycle?

Keputihan atau secara medis disebut fluor albus atau leukorrhea adalah keluarnya sekret dari vagina. Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna dan bau.Fluor albus (keputihan) terbagi menjadi dua yaitu keputihan yang fisiologis dan keputihan yang patologis. Keputihan yang fisiologis pasti terjadi pada setiap wanita karena hal ini adalah normal sedangkan keputihan yang patologis sangat dipengaruhi oleh infeksi daerah genital.Gejala fluor albus yang fisiologis adalah cairan vagina jernih, tidak berwarna, tidak gatal dan jumlah cairan bisa sedikit dan bisa cukup banyakGejala fluor albus yang patologis adalah cairan dari vagina keruh dan kental, warna tergantung dari kuman yang menginfeksi, berbau busuk, terasa gatal dan jumlah cairan banyakEtiologi (penyebab)Fluor albus fisiologis timbul dalam keadaan ovulasi, saat menjelang atau setelah menstruasi, akibat rangsangan seksual, saat wanita hamil, dan dalam keadaan stressPenyebab Utama fluor albus patologis adalah infeksi daerah genital, dapat juga disebabkan oleh sakit yang lama, kurang gizi dan anemia.kuman penyebabnya dapat berupa jamur (Candida albicans), bakteri(kuman E. coli, Staphylococcus), protozoa (Trichomonas vaginalis)PatofisiologiVagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat dekat, sehingga kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, maupun virus mudah masuk ke liang vagina. Infeksi juga terjadi karena terganggunya keseimbangan ekosistem di vagina. Ekosistem vagina merupakan lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus atau bakteri baik. Di sini estrogen berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi dalam sel tubuh (glikogen). Glikogen merupakan nutrisi dari Lactobacillus, yang akan dimetabolisme untuk pertumbuhannya. Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam laktat, yang menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan pH di kisaran 3,8-4,2. Dengan tingkat keasaman ini, Lactobacillus akan subur dan bakteri patogen akan mati.Di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, 95% Lactobacillus, 5% patogen. Dalam kondisi ekosistem vagina seimbang, bakteri patogen tidak akan mengganggu. Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya tingkat keasaman menurun, pertahanan alamiah akan turun, dan rentan mengalami infeksi. Ketidakseimbangan ekosistem vagina disebabkan banyak faktor. Di antaranya kontrasepsi oral, penyakit diabetes melitus, antibiotika, darah haid, cairan sperma, penyemprotan cairan ke dalam vagina (douching), dan gangguan hormon seperti saat pubertas, kehamilan, atau menopause.Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman-kuman yang lain. Padahal adanya flora normal dibutuhkan untuk menekan tumbuhan yang lain itu untuk tidak tumbuh subur. Kalau keasaman dalam vagina berubah maka kuman-kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan fluor albus, yang berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan. Begitu seorang wanita melakukan hubungan seks, maka wanita tersebut terbuka sekali terhadapKuman-kuman yang berasal dari luar. Karena itu fluor albus pun bisa didapat dari kuman penyebab penyakit kelamin yang mungkin dibawa oleh pasangan seks wanita tersebut.Kanker serviks merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan infeksinya terjadi pada 75% wanita yang telah pernah berhubungan seksual. Kanker ini telah menyerang lebih dari 1,4 juta wanita di seluruh dunia (DEPKES RI, 2009). Human papillomavirus (HPV) merupakan salah satu etiologi kanker serviks. HPV adalah virus deoxyribonucleic acid (DNA) untaian ganda yang menular secara seksual dan menginfeksi permukaan kulit dan mukosa epitel DNA HPV dapat ditemukan pada 99% kasus kanker serviks di seluruh dunia. Pada proses karsinogenesis, asam nukleat virus dapat bersatu ke dalam gen dan DNA manusia sehingga menyebabkan mutasi sel. HPV 18 memproduksi protein E6 dan pada HPV tipe 16 memproduksi protein E7 yang masing-masing mensupresi gen P53 dan gen Rb yang merupakan gen penghambat perkembangan tumor (Pradipta B dan Sungkar S, 2007).

Usia pertama kali menikah dan menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar dari pada mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hal ini berkaitan dengan maturitas sel-sel mukosa pada serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita usia pertengahan atau lebih tua (usia diatas 40 tahun) tetapi dapat terdiagnosis pada semua wanita usia reproduktif. Secara umum, kanker serviks mulai berkembang pada umur yang lebih muda yaitu 35-55 tahun tetapi rata-rata terdiagnosis pada umur 40-59 tahun (Prastowo M, 2007; Abeloff, 2008). Sosioekonomi sangat berpengaruh terhadap angka kejadian kanker serviks yang mana kemiskinan dihubungkan dengan tingkat pengetahuan dan skrining yang rendah. Tingkat pengetahuan seseorang dan taraf pendidikan yang rendah selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat. Sosioekonomi rendah memiliki faktor risiko 5 kali lebih besar, karena pada golongan sosioekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang baik dan ini mempengaruhi imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang kurang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi (Rasjidi, 2008; Soegiyanto, 2008). Paritas yang tinggi (melahirkan 3 kali atau lebih) meningkatkan insidensi kanker serviks karena selama kehamilan, terjadi imunosupresi dan perubahan hormonal yang mempengaruhi epitel mukosa serviks ditambah terjadinya trauma epitel pada saat persalinan per vaginam, diduga berhubungan dengan perkembangan neoplasia servikal. Aktivitas Seksual Tinggi dengan orang yang terinfeksi HPV, merupakan faktor risiko yang paling penting. Wanita yang berisiko terjadinya kanker serviks adalah mereka yang memiliki beberapa mitra seksual, hubungan seksual pada usia 17 tahun atau lebih muda (Anonim, 2011; Schorge et al, 2008) Kanker serviks pada stadium dini biasanya bersifat asimtomatik sehingga sering terdiagnosis pada stadium lanjut, sedangkan pada stadium lanjut ditandai dengan fluor albus (keputihan) yang makin lama akan berbau busuk akibat proses nekrosis jaringan, pendarahan pervaginam (spontan) dan pendarahan kontak (Akram, 2011).

5. What are the interpretation of anemic and obess condition for the patient?ANEMIAMenorrhagia is the most common cause of anemia (reduction in red blood cells) in premenopausal women. A blood loss of more than 80mL (around three tablespoons) per menstrual cycle can eventually lead to anemia. Most cases of anemia are mild. Nevertheless, even mild anemia can reduce oxygen transport in the blood, causing fatigue and a diminished physical capacity. Moderate-to-severe anemia can cause shortness of breath, rapid heart rate, lightheadedness, headaches, ringing in the ears (tinnitus), irritability, pale skin, restless legs syndrome, and mental confusion. Heart problems can occur in prolonged and severe anemia that is not treated.http://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/menstrual-periods-heavy-prolonged-or-irregular/print.htmlObesity :obesity can make hormone estrogen and progesteron in body imbalance,because fatty contains androsterediol change to estradiol and make hormone estrogen increaed than progesteron,and if endometrium expose estrogen can make hiperplasi and make abdominal pain caused press the organns parametrium. . if estrogen decreased it can make descuamate stratum fungsional in endometrium. But usually unfollow ovulation.

having too much estrogen and not enough progesterone. Women who have mentioned hormone imbalance over time may be more likely to get endometrial cancer after age 50. This hormone imbalance can happen if a woman: Is obese. Fat cells make extra estrogen, but the body doesn't make extra progesterone to balance it out. Takes estrogen without taking a progestin - Estrogen only hormone replacement therapy (HRT). Has polycystic ovary syndrome (PCOS) and chronic anovulation, which causes hormone imbalance.

In general estrogens are responsible for the lining of the uterus (endometrium) grow thicker. Progesterone "opposes" estrogen - progesterone level goes up then drops at the end of each menstrual cycle, making the thick endometrium layer shed away. This is what we know as menstrual bleeding.When there is too much estrogen in the body, progesterone can't do its job. The endometrium gets thicker and thicker. If the lining builds up and stays that way, then cancer cells can start to grow. Over time, the endometrium cells can become cancerous.http://www.women-health-info.com/272-Endometrial-cancer.html

High Fat Diet & Obesityis also considered a source of estrogen where as diets rich in fiberand low in fat decreases estrogen reabsorption. Fat has an enzyme that converts adrenalsteroids to estrogen. The higher the fat intake, the higher the conversion of fat to estrogen.Overeating is the norm in developed countries. A population from such countries, especiallyin the Western hemisphere where a large part of the dietary calorie is derived from fat, has amuch higher incidence of menopausal symptoms. Studies have shown that estrogen andprogesterone levels fell in women who switched from a typical high-fat, refined-carbohydratediet to a low-fat, high-fiber and plant-based diet even though they did not adjust their totalcalorie intake. Plants contain over 5,000 known sterols that have progestogenic effects.Reference :Marshall, L., Spiegelman D., Barbieri R., Goldman M.B., Manson, J., Colditz, GA,Willet, W.C., Hunter, D. (1997) Variation in the incidence of uterine leiomyomaamong premenopausal women by age and race. United States National Library ofMedicine, National Institutes of Health. Vol. 90, Issue. 6. Pg: 967-73

6. Why the doctor ask the patient to do USG and histopatology examination?Histopathology examination : pemeriksaan mikroskopik dari histologi jaringan untuk melihat apakah jaringan normal atau tidak. Gold standard untuk mendeteksi adanya keganasan. Dengan cara biopsi jaringan.

Image (1a): Sagittal uterus and fibroidImage (1b): Transverse uterus and fibroid

Image (2a): Sagittal uterus and fibroidImage (2b): Transverse uterus and fibroid

Wallach, J.B. (2007). Interpretation of diagnostic tests: Doodys all reviewed collection. Springhouse, PA. Lippincott, Williams, & Wilkins

Pemeriksaan Penunjanga.Ultra Sonografi (USG): mioma uteri yang besar paling bagus didiagnosis dengan kombinasi transabdominal dan transvaginal sonografi. Gambaran sonografi mioma kebiasaanya adalah simetrikal, berbatas tegas,hypoechoicdan degenerasi kistik menunjukkananechoic.b.Magnetic Resonance Imagine(MRI): lebih baik daripada USG. MRI mampu menentukan size, lokasi dan bilangan mioma uteri serta bisa mengevaluasi jarak penembusan mioma submukosa di dalam dinding miometrium.Gambaran histopatologi mioma uteri adalah seperti berikut: Pada gambaran makroskopik menunjukkan suatu tumor berbatas jelas, bersimpai, pada penampang menunjukkan massa putih dengan susunan lingkaran-lingkaran konsentrik di dalamnya. Tumor ini bisa terjadi secara tunggal tetapi kebiasaanya terjadi secara multipel dan bertaburan pada uterus dengan ukuran yang berbeda-beda.4,19 Perubahan sekunder yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini terjadi karena berkurangnya pemberian darah pada mioma. Imaging techniques are often used to detect certain conditions that may be causing menstrual disorders. Imaging can help diagnose fibroids, endometriosis, or structural abnormalities of the reproductive organs.Ultrasound and Sonohysterography.Ultrasound is the standard imaging technique for evaluating the uterus and ovaries, detecting fibroids, ovarian cysts and tumors, and finding obstructions in the urinary tract. It uses sound waves to produce an image of the organs. Ultrasound carries no risk and causes very little discomfort.http://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/menstrual-periods-heavy-prolonged-or-irregular/print.html

7. What is the correlation between her mother die with cervical cancer with her condition?Inherited genetic predisposition may contribute to therisk of cervical cancer. Genetic polymorphisms in tumorsuppressor genes might be related to HPV persistenceand progression to cancer. The gene encoding the tumorsuppressor TP53 is one example of a candidate gene thathas been suggested to affect the oncogenic potential ofthe HPV E6 protein. A common polymorphism in thep53 amino acid sequence is the arginine or proline atposition 72 (G/C) (rs1042522). Storey et al. found anassociation between the majority allele, arginine (G) formof p53, and cervical cancer development and proposedthat this genotype is more susceptible to HPV E6-mediated degradation [24].

Terjadi kesalahan replikasi pada saat sel-sel yang mati diganti oleh sel yang baru. Merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini. Bila seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta semua anak gadisnya akan mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami kesalahan genetik harus mengalami kerusakan lebih dulu sebelum berubah menjadi sel kanker. Hanya saja individu pembawa sel genetika yang salah, memang lebih beresiko terkena kanker daripada yang tidak memiliki mutasi gen yang salah.Faktor mutasi gen secara internal, tidak dapat dicegah namun faktor eksternal dapat dicegah. Menurut WHO,10% 15% kanker, disebabkan oleh faktor internal dan 85%, disebabkan oleh faktor eksternal. Jadi, sekalipun tidak 100%, sebenarnya kanker dapat kita cegah atau hindari dangan menghindari faktor eksternal.DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA RUMAH SAKIT DR. CIPTO MANGUNKUSUMOprevalensi kasus kanker yang diduga memiliki garis keturunan yaitu sekitar 10%. ini bukan untuk semua kanker. kanker yang berhubungan dengan virus seperti HBV (kanker hati), HPV (kanker rahim), EBV (kanker nasofaring) hampir bisa dipastikan lebih bersifat sporadik (artinya sang penderita tidak ada sejarah kanker di keluarganya). jadi studi tentang kasus kanker keturunan lebih berasal dari hasil studi pada kanker payudara dan kolorektal.

Informasi ini bisa dilihat di artikel yang berjudul Advances in Breast Cancer: Pathways to Personalized Medicine di publikasi di jurnal Clinical Cancer Research2008;14(24) December 15, 2008.

First-degree relatives of women with myomas have a 2.5 times increased risk of developing myomas (23, 24). Women reporting myomas in two first-degree relatives are more than twice as likely to have strong expression of VEGF-a (a myoma-related growth factor) than women who have myomas but no family history (25). Monozygous twins are reported to be hospitalized for treatment of myomas more often than dizygous twins, but these findings may be the result of reporting bias (26).William H. Parker, M.D.Department of Obstetrics and Gynecology, UCLA School of Medicine, Los Angeles, Californiahereditary disease in the family is Uterine Myoma and Hypertension which her mother, 1sister and the patient had herself possessed. This shows that Uterine Myoma and Hypertensionare evident in their family and are hereditary.Women whos mothers have had myoma themselves are more susceptible togetting the disease than those who have no family history of the disease. (Faerstein, 1997). The clients mother was believed to also have a myoma, as the client recalls that she was experiencing the same symptomsReferenceFaerstein, E., Szklo, M., Rosenshein, N., (1997) Risk factors for uterine leiomyoma: apractice-based control study. American Journal of Epidemiology. Vol. 153, Issue1: pg 1-10.

8. What is the correlation that patient never conceived?

The relationship between fibroids and infertility remains uncertain. Between 27% and 40% of women with multiple leiomyomas are reported to be infertile, but other causes of infertility are present in a majority of cases. When fibroids are entirely or mostly endocavitary, a strong rationale supports the use of surgery to improve fertility. In some instances, fibroids may block your fallopian tubes. Fibroids growing along the inner uterine wall may make it difficult for a fertilized egg to attach.The relationship between ca cervix and infertility. Treatment for cervical cancer often involves removing the uterus and may also involve removing the ovaries, ruling out a future pregnancy. However, if the cancer is caught very early, you still may be able to have children after surgical treatment. A procedure called a radical trachelectomy can remove the cervix and part of the vagina while leaving the majority of the uterus intactThe relationship between endemetriosis and infertility.Sometimes the first -- or only -- symptom of endometriosis is trouble getting pregnant. Infertility affects about a third of women with the condition, for reasons that aren't well understood. Scarring may be to blame. The good news is that medical treatments can help someone overcome infertility, and pregnancy itself can relieve some symptoms of endometriosis.

9. DDPengertian Mioma UteriMioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-seljaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.3 Mioma uteri disebut jugadengan leimioma uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat karenajaringan ikat dan otot rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinakyang paling umum dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkangejala klinis berdasarkan besar dan letak mioma.4

Klasifikasi Mioma UteriBerdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu:2.3.1. Mioma Uteri SubserosumLokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja,dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai.Pertumbuhan kearah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebutsebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi ronggaperitoneum sebagai suatu massa. Perlekatan dengan ementum di sekitarnyamenyebabkan sisten peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum.Akibatnya tangkai semakin mengecil dan terputus, sehingga mioma terlepas dariuterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis inidikenal sebagai mioma jenis parasitik.2.3.2. Mioma Uteri IntramuralDisebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila masihkecil, tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan uterusberbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidakmemberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massatumor di daerah perut sebelah bawah.2.3.3. Mioma Uteri SubmukosumMioma yang berada di bawah lapisan mukosa uterus/endometrium dantumbuh kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk danbesar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluardan masuk ke dalam vagina yang disebut mioma geburt.Mioma submukosum walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhanperdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit dihentikan, sehingga sebagai terapinyadilakukan histerektomi.18, 192.4. Epidemiologi Mioma Uteri2.4.1. Distribusi Frekuensi Mioma UteriMioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksiwanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20 tahun dan belum pernah(dilaporkan) terjadi sebelum menarche, paling banyak ditemukan pada wanitaberumur 35-45 tahun (proporsi 25%). Setelah menopause hanya kira-kira 10% miomamasih tumbuh. Proporsi mioma uteri pada masa reproduksi 20-25%.15 PenelitianNishizawa di Jepang (2008) menemukan insidens rates mioma uteri lebih tinggi padawanita subur yaitu 104 per seribu wanita belum menopause dan 12 per seribu wanitamenopause (P