lebih baik dari tenda -...

9
2 3 7 N0. 16 4 MARET 2006 DUA MINGGUAN REKONSTRUKSI ACEH http://e-aceh-nias.org/ceureumen/ PANTON Beginilah Nasib Anak Kos Hati-Hati Tergelincir Kolusi! Pemukiman Baru Desa Suak Biduk Assalamualikum kawom sabahat Peulara adat deungon bu- daya Budaya Aceh saheh beu- kuat Dengon syariat cit saboh punca Peulom di Aceh teungoh seumangat Peudong syariat hukom agama Ulama-umara beusapeue pakat Meunan cit rakyat duku- ng beusama Meung na lagee nyan tu- han bri rahmat Aceh beureukat jeuoh ngon bala Nanggroe pih aman mak- mu ngon rakyat Rot laot darat teuka si- jahtra TA SAKTI AGI Sabaruddin (23), tinggal di ru- mahnya yang sekarang lebih baik dari pada hidup di bawah tenda. Selain pikiran lebih tenang, dia pun men- gaku bisa lebih konsentrasi mencari naf- kah. “Kalau di tenda pikiran buntu, tidak tau mau buat apa,” ujar Sabaruddin. Satpam PT. SAI, Lhok Nga, Aceh Besar ini memang sudah lima bulan lebih men- empati rumah yang dibangun oleh Posko Jenggala, di Desa Mon Ikeun, Kecamatan Lhok Nga, Aceh Besar. Sebelumnya, dia mengungsi bersama lima saudaranya di pengungsian Posko Jenggala, Kuede Bing, dua kilometer dari desanya. Dia bersyukur rumahnya masih lebih baik dari pada rumah yang lain. Dikarena- kan ketika masa pembangunan, dia selalu Lebih Baik dari Tenda datang mengawasi. Sehingga kekuarangannya dapat dia minimalisir. “kalau ada kita, maka bahan- bahan yang jelek bisa kita ganti sendiri,” terang Sabarrudin. Kecewa Tak hanya dia yang mengeluhkan kon- disi rumah tersebut. Banyak pengungsi di sana juga mengutarakan hal yang sama. Kebanyakan mereka menyangsikan kekokohannya rumah bantuan. Karena ketika dibangun, pemborong tidak mema- kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ya membangun rumah. “Rumah yang dibangun di sini semua tidak memakai pondasi. Bata yang berdiri cuma digali lobang, dan langsung dinaik- kan,” ucap Sabarruddin. Selain itu, menurut Sabaruddin, ham- pir seluruh rumah bantuan Posko Jengga- la ketika dibangun tidak ditambak terlebih dahulu. Sehinga bila hujan air akan mer- embes dan masuk ke dalam rumah. Dari kayu rapuh Tak hanya Sabaruddin yang mengelu- hkan kondisi rumah bantuan. Ada pula Syamsuddin (46), tetangga dari desa se- belah, Weu Raya, Kecamatan yang sama. Syamsuddin juga mendapatkan satu dari 250 rumah bantuan rumah untuk korban tsuna- mi yang dibangun oleh Mercy Malaysia. Rumah Syamsuddin pun banyak celan- ya. Dari kayu yang rapuh, jendela yang tak seimbang dan kusen yang baling. Hingga dia selalu mengalami kesulitan ketika hendak menutupnya. Bangunannya juga sama dengan desa tetangga, yaitu tak memakai pondasi.” Bangunan di sini tak pakai pondasi. Lang- sung di cor, digali bawahnya saja,” ucap Syamsuddin. Lain dari itu, bila sedang musim panas, dia tak tahan bila di dalam tenda. Dan bila hujan, air masuk ke tendanya.“Ya sudah lah, dari pada tidak ada yang lain,” ujar Syamsuddin. B FOTO: HOTLI SIMANJUNTAK Rumah yang dibangun donor negeri jiran itu tak selesai. Karena warga harus menambah beban untuk mem- buat dapur, sumur, kamar mandi dan wc sendiri. Belum lagi bahan konstruksinya yang kurang bagus. Asri Zaidir Aceh Besar [email protected]

Upload: vuongnga

Post on 03-Mar-2019

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lebih Baik dari Tenda - siteresources.worldbank.orgsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ... buat dapur, sumur,

2

3

7

N0. 16 ■ 4 MARET 2006 ■ DUA MINGGUAN

REKONSTRUKSI ACEH

http://e-aceh-nias.org/ceureumen/

PANTON

BeginilahNasib Anak Kos

Hati-HatiTergelincir Kolusi!

Pemukiman BaruDesa Suak Biduk

Assalamualikum kawomsabahatPeulara adat deungon bu-dayaBudaya Aceh saheh beu-kuatDengon syariat cit sabohpunca

Peulom di Aceh teungohseumangatPeudong syariat hukomagamaUlama-umara beusapeuepakatMeunan cit rakyat duku-ng beusama

Meung na lagee nyan tu-han bri rahmatAceh beureukat jeuohngon balaNanggroe pih aman mak-mu ngon rakyatRot laot darat teuka si-jahtra

TA SAKTI

AGI Sabaruddin (23), tinggal di ru-mahnya yang sekarang lebih baikdari pada hidup di bawah tenda.

Selain pikiran lebih tenang, dia pun men-gaku bisa lebih konsentrasi mencari naf-kah. “Kalau di tenda pikiran buntu, tidaktau mau buat apa,” ujar Sabaruddin.

Satpam PT. SAI, Lhok Nga, Aceh Besarini memang sudah lima bulan lebih men-empati rumah yang dibangun oleh PoskoJenggala, di Desa Mon Ikeun, KecamatanLhok Nga, Aceh Besar.

Sebelumnya, dia mengungsi bersamalima saudaranya di pengungsian PoskoJenggala, Kuede Bing, dua kilometer daridesanya.

Dia bersyukur rumahnya masih lebihbaik dari pada rumah yang lain. Dikarena-kan ketika masa pembangunan, dia selalu

Lebih Baik dari Tendadatang mengawasi.

Sehingga kekuarangannya dapat diaminimalisir. “kalau ada kita, maka bahan-bahan yang jelek bisa kita ganti sendiri,”terang Sabarrudin.

KecewaTak hanya dia yang mengeluhkan kon-

disi rumah tersebut. Banyak pengungsi disana juga mengutarakan hal yang sama.Kebanyakan mereka menyangsikankekokohannya rumah bantuan. Karenaketika dibangun, pemborong tidak mema-kai pondasi dan besi penyangga, sejatin-ya membangun rumah.

“Rumah yang dibangun di sini semuatidak memakai pondasi. Bata yang berdiricuma digali lobang, dan langsung dinaik-kan,” ucap Sabarruddin.

Selain itu, menurut Sabaruddin, ham-pir seluruh rumah bantuan Posko Jengga-la ketika dibangun tidak ditambak terlebihdahulu. Sehinga bila hujan air akan mer-embes dan masuk ke dalam rumah.

Dari kayu rapuhTak hanya Sabaruddin yang mengelu-

hkan kondisi rumah bantuan. Ada pulaSyamsuddin (46), tetangga dari desa se-belah, Weu Raya, Kecamatan yang sama.Syamsuddin juga mendapatkan satu dari 250rumah bantuan rumah untuk korban tsuna-mi yang dibangun oleh Mercy Malaysia.

Rumah Syamsuddin pun banyak celan-ya. Dari kayu yang rapuh, jendela yang takseimbang dan kusen yang baling. Hinggadia selalu mengalami kesulitan ketikahendak menutupnya.

Bangunannya juga sama dengan desatetangga, yaitu tak memakai pondasi.”Bangunan di sini tak pakai pondasi. Lang-sung di cor, digali bawahnya saja,” ucapSyamsuddin.

Lain dari itu, bila sedang musim panas,dia tak tahan bila di dalam tenda. Dan bilahujan, air masuk ke tendanya.“Ya sudahlah, dari pada tidak ada yang lain,” ujarSyamsuddin. ■

B

■ F

OTO

: H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Rumah yang dibangun donor negeri jiran itu tak selesai. Karena warga harus menambah beban untuk mem-buat dapur, sumur, kamar mandi dan wc sendiri. Belum lagi bahan konstruksinya yang kurang bagus.

Asri ZaidirAceh Besar

[email protected]

Page 2: Lebih Baik dari Tenda - siteresources.worldbank.orgsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ... buat dapur, sumur,

■ REDAKSI CEUREUMeN ■Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur: Nani Afrida ■ Wartawan: Wardhie Isma, Muhammad Azami ■ KoordinatorArtistik: Mahdi Abdullah ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email:[email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia.CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas PendukungDesentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkankeselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasidi Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitasnegara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.

CEUREUMeN2 KORUPSI

Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ke-tahui, teruta-ma mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksi akan mencarikan jawa-ban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001 atauemail [email protected] dengan mencantumkan “Rubrik Tanya Jawab”

■ ■ ■ TANYA JAWAB

T:

J:

Kapan Lagi Jadup Dibagi

Kami baru menerima dana jatah hidup (Jadup) seban-yak lima kali. Namun, seperti halnya masyarakat didaerah lain, kayaknya tidak ada lagi pembagian dana

Jadup. Saya dulu masih ingat pernyataan para pejabat bahwaJadup akan diberikan mulai dari bulan Maret sampai denganbulan Desember 2005. Nyatanya, yang diberikan cuma limakali. Apakah janji itu tidak bisa direalisasikan, lalu dimanakendalanya sekarang?

MursyidahBarak Kajhu, Baitussalam

Aceh Besar

Menurut Kepala Dinas Sosial NAD Haniff Asmarayang ditanyai Ceureumén pekan lalu, Pemerintah Dae-rah (pemda) NAD kini mengalami kesulitan membagi

kan dana jatah hidup. Persoalannya, katanya, Pemda tidakpunya dana. Menurutnya, dana dari pusat yang pernah di-janjikan untuk Jadup, tidak kunjung ditransfer. Jika pusatsudah mentransfer dananya, ia mengaku akan segera mem-baginya kepada pengungsi yang berhak mendapatkan.

Istilah Pemerintahan Sendiri

Kita sering mendengar dengan istilah pemerintahansendiri. Katanya dalam draf Rancangan Undang-Un-dang Pemerintahan Aceh (RUU-PA) yang diajukan ke-

pada Mentri Dalam Negeri beberapa waktu lalu juga ada isti-lah pemerintahan sendiri. Apakah ini berarti Aceh akan set-engah merdeka?

FaisalUteun BayiAceh Utara

Menurut draf argumen yang kini telah disiapkan olehTim Pengawal RUU-PA dari DPRD NAD dan Pem-da, istilah pemerintahan sendiri artinya mengurus se-

cara mandiri kewenangan yang telah diakui sebagai kewenan-gan Aceh. Jadi, tidak dimaksudkan sebagai upaya memisah-kan dari NKRI. Menurut draf tersebut, istilah pemerintahansendiri telah lama dikenal dalam rangka pelaksanaan desen-tralisasi di Indonesia. Istilah ini telah dipakai sejak tahun 1903.

Rekening Barak Gratis

Kami sedikit resah karena mendengar bahwa reken-ing nbarak untuk tahun ini harus dibayar sendiri, apabenar seperti itu? Kalau tahun kemarin kami memba-

ca di koran bahwa Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)telah melunasi seluruh tagihan rekening barak yang berjum-lah miliaran rupiah. Tapi, bagaimana dengan tahun ini dantahun-tahun selanjutnya? Soalnya, kami akan terus tinggal dibarak sepanjang rumah belum dibuat.

Dina UhyaBarak Lampeuneurut

Aceh Besar

Menurut Manajer PT PLN Wilayah I NAD Syarifud-din Ibrahim, rekening barak tahun ini pun akan grat-is. Juga direncanakan gratis untuk tahun-tahun beri-

kutnya. Pemerintah melalui BRR akan menutupi semua rek-ening barak pengungsi.

T:

J:

J:

T:

ENCANANYA dalamwaktu dekat Badan Re-konstruksi dan Rehabili-

tasi (BRR) Aceh-Nias akan me-rekrut 2.000 staf baru. Sebuahangka yang luar biasa, tapi diper-tanyakan persentase staf lokalyang diterima. Awas, tergelincirkolusi!

Deputi Komunikasi danHubungan Kelembagaan BRRSudirman Said mengatakan, jum-lah karyawan BRR saat ini ada271 orang. Jumlah ini tidak se-banding dengan 1.773 proyekyang ditangani lembaganya.

Bukan itu saja dalihnya, den-gan mandat dan tanggung jawabsebesar itu, BRR masih sangatkekurangan staf. Jumlah itu san-gat kurus sekali. “Kami akanmenambah jumlah karyawan,”kata Sudirman Said dalam temuwartawan di d’Rodya Café BandaAceh, Rabu (22/2) silam.

Kalah dengan LSMUntuk memperkuat argumen-

Rencana BRR Rekrut 2.000 Staf Baru

Hati-Hati Tergelincir Kolusi!

Wardhie IsmaBanda Aceh

[email protected]

nya, Sudirman membandingkanjumlah karyawan BRR dengansejumlah NGO dan lembaga lain.“Sekarang ini jumlah karyawanBRR sangat kurus,” ujar dia.

Menurutnya, Oxfam yangmengelola dana sebesar 27 jutadollar Amerika mempunyai 800karyawan, Save the Children 700karyawan (mengelola 65 jutaUSD), Care International 700 or-ang (100 juta USD), Bank Duniapunya 277 karyawan (600 jutaUSD), dan Bappenas 839 karyawan (220 miliar).

Tak transparanRencana rekrut 2.000 karya-

wan seketika menuai kritik.Sejumlah komponen sipil diAceh tak menentang, tapi mere-ka menilai tidak relevan. Apala-gi penambahan staf itu bisamembuat bengkaknya angga-ran dan penambahan biaya gajirutin.

Kecurigaan Akhiruddin Mah-yuddin, Koordinator GerakanAnti-Korupsi (GeRAK) itu be-ralasan. Pasalnya, sampai hari inimekanisme rekrutmen di BRR

belum jelas. “Iklan penerimaan dimedia mana dipublikasikan. Ka-lau di media nasional, katakan-lah Kompas, apakah orang diNagan Raya dan Geumpang bisatahu ada rekrutmen di BRR,” tan-yanya.

Pemborosan anggaranDari sisi lain, dia melihat, jika

menghitung jumlah alokasi un-tuk plot rekrutmen yang menca-pai 1.500 hingga 2.000 orangmaka dibutuhkan dana miliaranrupiah setiap bulannya untukpembayaran gaji.

Lalu, kata Akhiruddin, jikasekarang BRR merekrut enamdirektur baru, maka negara harusmengalokasikan Rp 2.520.000.000per tahun. Ini bila mengacu padagaji dalam DIPA BRR tahun 2005,tunjangan pokok untuk direktursebesar Rp 35 juta.

Sedangkan untuk 56 manajerRp 16.800.000.000. Sementarauntuk 1.938 staf maka negaraharus menyediakan dana sebesarRp 104.625.000.000 (asumsi inimemakai tunjangan staf denganbesaran gaji Rp 4.500.000–red.) ■

R

■ NANI AFRIDA

Kuntoro tersenyum melihat para jurnalis, sesaat setelah tiba di Aceh. Hingga saat ini BRR masih membutuhkan 1500sampai 2000 personil untuk melaksanakan rehabilitasi dan rekontruksi

Jika sekarang BRR merekrut enam direktur baru, maka negara harus menga-lokasikan Rp 2.520.000.000 per tahun. Ini bila mengacu pada gaji dalam DIPA

BRR tahun 2005, tunjangan pokok untuk direktur sebesar Rp 35 juta.AKHIRUDDIN

Page 3: Lebih Baik dari Tenda - siteresources.worldbank.orgsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ... buat dapur, sumur,

M Y KC

3CEUREUMeNFOKUS

HINTA (20), mahasiswi salah satuperguruan tinggi di Banda Acehmengaku hanya bisa pasrah. Saat ini

dia harus menghemat seluruh penge-luarannya. Betapa tidak, tsunami yang“menyerang” Aceh, teryata juga memba-wa inflasi.

Makanya tak heran jika biaya hidup dikota Banda Aceh tergolong cukup tinggi.Imbas yang cukup terasa tentu saja dialamimahasiswa yang indekos di ibu kota Provin-si Nanggroe Aceh Darussalam.

“Biaya hidup dan kuliah saat ini memangsudah mahal, ditambah lagi harga kamarkos juga naik tinggi, sementara penghasi-lan orang di kampung pas-pasan,” ujarShinta yang berasal dari Aceh Utara ini.

Akhirnya Shinta mendapati sebuah ka-mar kos di komplek Riana di Jl Utama,Rukoh Banda Aceh, dengan harga Rp1.600.000 setahun per kamar. Harga yangcukup mahal karena Ssebelumnya harga ka-mar kos di Banda Aceh rata-rata berkisar an-tara Rp 600.000 sampai 1.400.000 per tahun.

Tidur di LSMNasib Shinta sedikit lebih beruntung dari

Rusliadi (20). Mahasiswa asal Lhoong, AcehBesar ini mengaku tidak pernah mampumenyewa sebuah kamar kos dengan hargasekarang. Apalagi saat ini dia tinggal seba-tang kara di bumi ini. Tidak ada lagi yangmembiayainya untuk kuliah.

Ayah dan ibu beserta adik kakaknyasudah tewas saat musibah tsunami. Saat iniRusliadi menumpang hidup –untuk semen-tara— di Kantor Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM) lokal di Kelurahan Pra-da Banda Aceh.

Ikuti harga pasarSementara itu Bustami S.Hut, pemilik

kos-kosan di komplek Riana tersebut yangmempunyai 24 kamar mengatakan, naikn-ya harga kamar-kamar kos-kosan yang cuk-

EMBANTU Rektor III, Bidang Ke-mahasiswaan Universitas SyiahKuala (Unsyiah), Drs. Azhar Puteh

Msi mengatakan pascatsunami be-ban yang ditanggung mahasiswaamat besar.

Sehingga pihak Unsyiah, menco-ba untuk mengurangi beban maha-siswa dengan menambah pemban-gunan dua unit gedung asramabaru. Pun demikian tetap tak mam-pu menampung 23 ribu mahasiswaUnsyiah.

Lalu bagaimana dengan 6.000mahasiswa IAIN Ar-Raniry danribuan mahasiswa Perguruan Ting-gi Swasta (PTS) lainya di BandaAceh? Mereka tentu akan bernasibsama.

Adi melihat adanya sifat materialistis akibat pengaruh ha-dirnya bule-bule pekerja LSM yang berkantong tebal. “Mere-ka pikir keadaan kami sama dengan para orang-orang LSM itu.

ADI

Beginilah Nasib Anak Kos

Firman HadiBanda Aceh

[email protected]

up tinggi, sampai mencapai 200% diakibat-kan oleh pengaruh pasar.

Apalagi banyaknya orang-orang asingyang mematok standar harga tinggi untuksewa rumah.

S

Akibatnya, warga lain yang mempunyaikamar buat disewa ikut-ikutan latahmenaikkan harga dengan cukup tinggi.

Bustami juga menambahkan saat ini be-lum ada aturan khusus dari pemerintahatau standar harga sewa kamar kos untukmahasiswa yang sedang menuntut ilmu.

Menurut Bustami, harga kamar kos ditempatnya sudah tergolong paling murah.Dia hanya menaikkan Rp 200 ribu dari har-ga sebelumnya Rp 1.400.000 per kamar un-tuk satu tahun. Lagian kamar berukuran3x4 meter itu “boleh” diisi tiga orang.

Uang dari sewa kamar tersebut, kataBustami dipakai buat kebutuhan hidup di-

rinya beserta keluarga. Sisanya disisihkansebagai modal usaha menjadi kontratorkecil-kecilan.

Tak punya nurani?Tak semua orang bisa menerima realita

ini. Adi misalnya. Mahasiswa semester IXFakultas Pertanian Unsyiah malah menund-ing penduduk kota Banda Aceh yang pun-ya kos-kosan tak memiliki hati Nurani.

Adi melihat adanya sifat materialistisakibat pengaruh hadirnya bule-bule pekerjaLSM yang berkantong tebal. “Mereka pikirkeadaan kami sama dengan para orang-or-ang LSM itu,” kata Adi.

Beginilah nasib jadi anak kos...

■ FIRMAN HADI

Beberapa anak kos sedang duduk di depan kamar kos mereka. Terkadang satu kamar ditempati beberapa anak kos untuk menghemat akibat harga yangmahal.

Harga-Hargayang Mencekik Leher

ARI kos murah? Jangan ha-rap di saat seperti ini. Har-ga sewa kamar melonjak

hingga 200 persen dibanding hargasebelumnya. Berikut rincian hargayang ditemukan berdasarkan sur-vey tim Ceureumén :

Asrama Tetap Belum CukupFirman Hadi

Banda [email protected]

Dalam konteks yang lain. Azhar melihatini semua bukan disengaja. Akan tetapi efekdari sebuah bencana besar. Untuk itu diamenghimbau kepada seluruh mahasiswauntuk mensyukuri sudah diberi keselama-tan dan menerima dengan ikhlas semuamusibah.P

■ FIRMAN HADI

Harga sewa kamar yang mencekik membuat kehidupanmahasiswa dan pelajar semakin sulit. Belum ada solusiuntuk itu.

C

◆ Kelurahan Kampung Laksana Rp 1,5 juta s/d Rp 3 juta

◆ Kampung Kramat Rp 1,5 juta s/d Rp 3 juta

◆ Kuta Alam Rp 1,4 juta s/d Rp 3 juta

◆ Lampriek Rp 2 juta s/d Rp 3 juta

◆ Prada/Lingke Rp 1,4 juta s/d Rp 3 juta

◆ Darussalam Rp 1,2 juta s/d Rp 3 juta

HARGA KAMAR KOS(Ukuran 2x3 meter sampai 4x3 meter)

Firman HadiBanda Aceh

[email protected]

Page 4: Lebih Baik dari Tenda - siteresources.worldbank.orgsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ... buat dapur, sumur,

CEUREUMeN CERITA SAMP

Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecilberupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi

bisa melalui surat ke

Tabloid CEUREUMéNPO Box 061 Banda Aceh 23001email: [email protected]

Demokrasi PedesaanMemasuki masa tujuh bulan pasca-penandatangan MoU

Perdamaian antara RI-GAM, banyak sekali manfaat yangdirasakan oleh masyarakat Aceh pada khususnya. Walaupunperjanjian damai itu mendapat tanggapan pro dan kontra dariseluruh rakyat Indonesia, tetapi rakyat Aceh telah merasa-kan nikmatnya kata damai selama 6 bulan berjalan.

Salah satu manfaat yang dirasakan yaitu terwujudnyademokrasi di perdesaan, salah satunya melalui pemilihanKepala Desa (geusyik). Ini bukan berarti menyingkirkan jasa-jasa mantan kepala desa terdahulu.

Ucapan terima kasih yang sangat besar patut kita ucap-kan kepada kepala desa yang telah dengan gagah beranimelewti masa-masa konflik walaupun dibawah todongansenjata.

Bahkan ada kepada desa yang dibal-bal babak belur seh-ingga harus menjalani perawatan intensif dikarenakan mem-bela warganya yang tidak bersalah. Dan ada juga kepala desayang harus menghembuskan nafas terakhirnya di ujung ti-mah panas.

Pilkades merupakan wujud demokrasi rakyat perdesaanyang telah terwujud pasca-perdamaian RI-GAM. Dan kitasemua mengharapkan perdamaian ini menjadi perdamaianabadi demi membangun Aceh kembali pasca bencana dankonflik berkepanjangan.

Untuk proses demokrasi secara konfrehensif di NanggroeAceh Darussalam hanya akan terwujud pada saat PilkadaGubernur dan Bupati/Walikota yang direncanakan 2006 ini.Kita berharap hajat tersebut dapat terlaksana dengan lancardan independen.

T Isa Rahmadi, SPFKI Kabupaten Bireuen

Becak Bantuan Salah SasaranKami para tukang becak hingga saat ini masih menyewa

becak milik orang lain. Padahal kami ini korban tsunami yangberhak mendapatkan becak bantuan.

Yang membuat kami sedih, yang dapat becak bantuan jus-tru yang bukan korban tsunami. Lebih ironis lagi kami me-nyewa dari mereka.

Seharusnya pihak donor atau Lembaga Swadaya Mas-yarakat (LSM) melakukan penyelidikan dahulu sebelum me-nyerahkan becak bantuan. Apalagi selama ini banyak bantu-an becak yang salah sasaran. Jangan sampai gigit jari.

NNTukang Becak

Lampaseh

Dari hati yang gulanaKupotong menit-menitKusimpul khayal dari kejauhanMenyusuri daerah hilangKetika tak ada lagi biduk-bidukBagai tak kompromi

Terbang menuju kedukaanMenjumpai ibuku, aku terbuangPada cahaya mengembangSembari menuntut cintaDigenggam orang-orang suci

Di kampug surga nan bijak tan-pa jarakDalam hening malamKu menyembut nama-MUMenatap gelapan langit

Rasakan airmata melarut

Puisi dari LamnoDengan tetes air hujanAku butuh banyak berkahWewangian bidadari surga

Yang memahami bahasa paramalaikatBerhati suci, bertubuh lembut

Berselimut semangatAku pemburu lincahYang merindui kerinduaan-MUWujudkan impian di kota damaiTerhembus wajab berseriNyanyian suci sang umatSatu dalam cinta abadi

M KhaliSiswi Kelas III

SMP Neg 3 JayaLamno Aceh Jaya

INING (31) bekerja se-bagai penjual nasi pas-catsunami. Semua hasil-

nya dikumpulkan untuk membi-ayai sekolah adik semata way-angnya. Sehingga dia lebih kons-en berjualan.

Tsunami telah menghancur-kan rumah milik Nining. Bahkanjuga mengambil korban jiwa or-ang tuanya. Dan kini dia bercita-cita cukup sederhana. “Saya in-gin adik saya tetap kuliah, jadi yamencari uang,”

Nining tinggal di Desa BlangDalam Kecamatan Sampoinit

Rumah dan Problematikan

ATU semester lalu hatiwarga Weu Raya, Kecama-tan Lhoknga, Aceh Besar

berbunga-bunga. Pasalnya mere-ka mendapat kabar akan diban-gun 200 unit rumah oleh MercyMalaysia. Rumah tipe 50 itu pu-nya dua kamar plus ruang tamudan teras.

Belakangan mereka kecewa.Rumah yang dibangun donornegeri jiran itu tak selesai. Kare-na warga harus menambah be-ban untuk membuat dapur,sumur, kamar mandi dan wcsendiri. Belum lagi bahan kon-struksinya yang kurang bagus.

Lukman, warga desa di sanamengaku mengalami pengala-man tak sedap itu. Mereka mera-sa dibodohi dan dikibuli. “Terma-suk BRR,” kata dia kepadaCeureumén . Pasalnya, tidak sedi-

kit yang mengumbar janji setelahitu ujung-ujungnya wanprestasi.

Pria berusia 50 tahun mengakusangat kecewa. Lantas masalah-nya menjadi rumit saat Badan Re-habilitasi dan Rekonstruksi (BRR)Aceh Nias datang. Satu bulanlalu, mereka memberi bantuan 54unit rumah, tipe 36 kepada mas-yarakat yang selama ini belumtersentuh bantuan rumah.

CemburuAkibatnya masyarakat merasa

cemburu dengan perbedaan ban-tuan yang mereka dapatkan.“Kami menerima rumah ini kare-na terpaksa, ya daripada tinggaldi tenda, kan lebih baik kami te-rima saja,” tuturnya.

Lantas, warga Weu Raya ber-harap agar Mercy menindaklan-juti masalah itu. Jika tidak, sebutLukman lebih baik mereka “an-gkat kaki” atau lembaga yangberkompeten menarik izinnya.

Kalau bukan begitu, tambah

dia masih banyak NGO lain yanghendak memberi bantuan rumah,namun terhalangi karena daerahtersebut sudah dikapling olehlembaga yang dimaksud. “Kalautidak, bisa lebih lama lagi di ten-da,” ujar dia.

Banyak persoalanPihak Mercy Malaysia yang

dihubungi Ceureumén via teleponselular mengakui mereka me-mang punya bantuan di kawasanyang dimaksud. Mereka men-gaku sudah menerima keluhanwarga, namun tidak ada solusin-ya. “Hanya sebesar itu kemam-puan kami,” kata Saiful dalamlogat Malaysia yang kental.

Itulah contoh kecil dari bany-aknya persoalan di lapangan ke-tika bantuan diimplementasikan.Meski BRR melalui Tim Penyelesa-ian Perselisihan yang bernaungdibawah Deputi Monitoring, Evalu-asi dan Penyelesaianya Perselisi-han belum menerima laporan. ■

Tim CeureuménBanda Aceh

S

Nani AfridaCalang Aceh Jaya

[email protected]

Aceh Jaya. Tak jauh dari warung-nya, ada puluhan rumah sudahterbangun. Rumah bantuan un-tuknya kah?

“Iya, tapi hingga saat ini kamibelum tinggal di sana,” kata Nin-ing kepada Ceureumén.

Tidak sesuai janjiAlasan Nining, dirinya dan

penduduk masih mempertanya-kan rumah yang dibangun Lem-baga Swadaya Masyarakat, Hab-itat in Humaniterian Internationalmelalui kontraktor.

“Katanya rumah yang diban-gun ada kamar mandi, teras dandapur. Ini tidak ada. Lagipula ka-yunya juga tidak bagus,” katanya.

Ukuran rumah jadi masalah.

rencananya dibuat tipe 45, namunmenjadi tipe 36.

Pernah masyarakat komplainkepada pembuat rumah aliaskontraktor yang mengerjakan ru-mah.

“Kalau kami bertanya, pem-buatan rumah kami langsung di-hentikan dan yang dibuat rumahorang lain,” kata Nining jengkel.

Sehingga sekarang yang di-lakukan warga Blang Dalam han-yalah menunggu kejelasan rumahtersebut.

“Kami masih bisa tinggal dipondok, kalau warga setuju am-bil ya kita ambil. Kalau tidak, yakita nurut. Semua musyawarah,”kata Nining lagi. ■

N

Dua orang pekerja sedang mengangkat bahan dindin rumah yang akan dibangun bagi pengungsi, di Desa Neuhen, Aceh Bsebuah NGO di desa Neheun, Aceh Besar (foto kanan).

Tidak Sesuai dengan Janji

Page 5: Lebih Baik dari Tenda - siteresources.worldbank.orgsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ... buat dapur, sumur,

CERITA SAMPUL

INING (31) bekerja se-bagai penjual nasi pas-catsunami. Semua hasil-

nya dikumpulkan untuk membi-ayai sekolah adik semata way-angnya. Sehingga dia lebih kons-en berjualan.

Tsunami telah menghancur-kan rumah milik Nining. Bahkanjuga mengambil korban jiwa or-ang tuanya. Dan kini dia bercita-cita cukup sederhana. “Saya in-gin adik saya tetap kuliah, jadi yamencari uang,”

Nining tinggal di Desa BlangDalam Kecamatan Sampoinit

I sejumlah lokasi kitamenemui tidak sedikitwarga yang enggan me-

nempati rumah bantuan. Say-angnya, belum ada solusi me-kanisasi mengatasi masalah ini.

Bagaimana dengan Badan Re-konstruksi dan Rehabilitasi(BRR) Aceh Nias? Ternyata lem-baga ini sudah membentuk timkhusus untuk menetralisir kasusserupa.

Tim ini diberi nama TimPenyelesaian Perselisihan. Timyang diketuai Teuku Kamaruz-zaman, mantan juru runding Ge-rakan Aceh Merdeka (GAM) iniberada dibawah kendali DeputiMonitoring, Evaluasi dan Penye-lesaianya Perselisihan.

Belum punya dataSayangnya hingga kini tim

ini mengaku belum mendapatdata berapa banyak warga kor-ban tsunami yang menolakbantuan rumah. “Sampai seka-rang belum ada data wargayang menolak bantuan,” katapria yang akrab disapa AmponMan ini.

Pun demikian BRR tak menu-tup mata, apalagi masyarakattidak memberi laporannya. “Te-tapi jika dilaporkan ada kasusseperti itu, kita siap menindak-lanjuti laporan itu,” ujar dia.

Tim ini pun nampaknya bu-kan lembaga intelijen, yang men-

Rumah dan Problematikanya

ATU semester lalu hatiwarga Weu Raya, Kecama-tan Lhoknga, Aceh Besar

berbunga-bunga. Pasalnya mere-ka mendapat kabar akan diban-gun 200 unit rumah oleh MercyMalaysia. Rumah tipe 50 itu pu-nya dua kamar plus ruang tamudan teras.

Belakangan mereka kecewa.Rumah yang dibangun donornegeri jiran itu tak selesai. Kare-na warga harus menambah be-ban untuk membuat dapur,sumur, kamar mandi dan wcsendiri. Belum lagi bahan kon-struksinya yang kurang bagus.

Lukman, warga desa di sanamengaku mengalami pengala-man tak sedap itu. Mereka mera-sa dibodohi dan dikibuli. “Terma-suk BRR,” kata dia kepadaCeureumén . Pasalnya, tidak sedi-

kit yang mengumbar janji setelahitu ujung-ujungnya wanprestasi.

Pria berusia 50 tahun mengakusangat kecewa. Lantas masalah-nya menjadi rumit saat Badan Re-habilitasi dan Rekonstruksi (BRR)Aceh Nias datang. Satu bulanlalu, mereka memberi bantuan 54unit rumah, tipe 36 kepada mas-yarakat yang selama ini belumtersentuh bantuan rumah.

CemburuAkibatnya masyarakat merasa

cemburu dengan perbedaan ban-tuan yang mereka dapatkan.“Kami menerima rumah ini kare-na terpaksa, ya daripada tinggaldi tenda, kan lebih baik kami te-rima saja,” tuturnya.

Lantas, warga Weu Raya ber-harap agar Mercy menindaklan-juti masalah itu. Jika tidak, sebutLukman lebih baik mereka “an-gkat kaki” atau lembaga yangberkompeten menarik izinnya.

Kalau bukan begitu, tambah

dia masih banyak NGO lain yanghendak memberi bantuan rumah,namun terhalangi karena daerahtersebut sudah dikapling olehlembaga yang dimaksud. “Kalautidak, bisa lebih lama lagi di ten-da,” ujar dia.

Banyak persoalanPihak Mercy Malaysia yang

dihubungi Ceureumén via teleponselular mengakui mereka me-mang punya bantuan di kawasanyang dimaksud. Mereka men-gaku sudah menerima keluhanwarga, namun tidak ada solusin-ya. “Hanya sebesar itu kemam-puan kami,” kata Saiful dalamlogat Malaysia yang kental.

Itulah contoh kecil dari bany-aknya persoalan di lapangan ke-tika bantuan diimplementasikan.Meski BRR melalui Tim Penyelesa-ian Perselisihan yang bernaungdibawah Deputi Monitoring, Evalu-asi dan Penyelesaianya Perselisi-han belum menerima laporan. ■

Tim CeureuménBanda Aceh

S

Nani AfridaCalang Aceh Jaya

[email protected]

Aceh Jaya. Tak jauh dari warung-nya, ada puluhan rumah sudahterbangun. Rumah bantuan un-tuknya kah?

“Iya, tapi hingga saat ini kamibelum tinggal di sana,” kata Nin-ing kepada Ceureumén.

Tidak sesuai janjiAlasan Nining, dirinya dan

penduduk masih mempertanya-kan rumah yang dibangun Lem-baga Swadaya Masyarakat, Hab-itat in Humaniterian Internationalmelalui kontraktor.

“Katanya rumah yang diban-gun ada kamar mandi, teras dandapur. Ini tidak ada. Lagipula ka-yunya juga tidak bagus,” katanya.

Ukuran rumah jadi masalah.

rencananya dibuat tipe 45, namunmenjadi tipe 36.

Pernah masyarakat komplainkepada pembuat rumah aliaskontraktor yang mengerjakan ru-mah.

“Kalau kami bertanya, pem-buatan rumah kami langsung di-hentikan dan yang dibuat rumahorang lain,” kata Nining jengkel.

Sehingga sekarang yang di-lakukan warga Blang Dalam han-yalah menunggu kejelasan rumahtersebut.

“Kami masih bisa tinggal dipondok, kalau warga setuju am-bil ya kita ambil. Kalau tidak, yakita nurut. Semua musyawarah,”kata Nining lagi. ■

N

■ HOTLI SIMANJUNTAK

Dua orang pekerja sedang mengangkat bahan dindin rumah yang akan dibangun bagi pengungsi, di Desa Neuhen, Aceh Besar (foto kiri), dan para pekerja sedang memasang rangka rumah knock down yang dibangun olehsebuah NGO di desa Neheun, Aceh Besar (foto kanan).

Tidak Sesuai dengan Janji

cari-cari mengendus beraneka in-formasi. Sebab seperti kata Am-pon Man bagi pihaknya apa yangsampai ke mejanya, masalah ituyang diselesaikan segera. “Tapisejauh ini, belum sampai ke sanamelihatnya.”

Tidak tolak rumahLantas bagaimana dengan

warga yang menolak rumah?“Sampai sekarang kasus ini tidaksampai ke BRR, jadi laporan de-tail kita tidak dapat, tanpa lapo-ran yang lebih detail, sulit men-gambil langkah-langkah kon-kret,” ungkap Ampon Man.

Oleh sebab itu, pihaknyamengharap agar masyarakat kor-ban tsunami, kontraktor, atauLSM Asing yang bermasalah satusama lain bisa memberi laporankepada pihaknya. “Jadi bukanhanya yang terkait dengan KKNsaja.”

Laporan yang akurat dan bisadipertanggungjawabkan akansegera dipelajari.”Insya Allahkita akan segera menengahi ka-sus-kasus seperti itu denganbaik,” pinta dia.

Begitulah. Kenyataan di lapa-ngan ada warga yang menolakbantuan rumah dengan alasantak sesuai dengan yang dijanji-kan. BRR tidak tahu, eh malahmereka juga belum menerimalaporannya. Seharusnya ini men-jadi tugas mereka.

Kalau begitu ceritanya bakkata pepatah Arab yang artinyakira-kira,” terasa ada terkata ti-dak.” Entahlah. ■

D

Wardhie IsmaBanda Aceh

[email protected]

BRR belum Terima Laporan

Page 6: Lebih Baik dari Tenda - siteresources.worldbank.orgsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ... buat dapur, sumur,

5CEUREUMeNCERITA SAMPUL

I sejumlah lokasi kitamenemui tidak sedikitwarga yang enggan me-

nempati rumah bantuan. Say-angnya, belum ada solusi me-kanisasi mengatasi masalah ini.

Bagaimana dengan Badan Re-konstruksi dan Rehabilitasi(BRR) Aceh Nias? Ternyata lem-baga ini sudah membentuk timkhusus untuk menetralisir kasusserupa.

Tim ini diberi nama TimPenyelesaian Perselisihan. Timyang diketuai Teuku Kamaruz-zaman, mantan juru runding Ge-rakan Aceh Merdeka (GAM) iniberada dibawah kendali DeputiMonitoring, Evaluasi dan Penye-lesaianya Perselisihan.

Belum punya dataSayangnya hingga kini tim

ini mengaku belum mendapatdata berapa banyak warga kor-ban tsunami yang menolakbantuan rumah. “Sampai seka-rang belum ada data wargayang menolak bantuan,” katapria yang akrab disapa AmponMan ini.

Pun demikian BRR tak menu-tup mata, apalagi masyarakattidak memberi laporannya. “Te-tapi jika dilaporkan ada kasusseperti itu, kita siap menindak-lanjuti laporan itu,” ujar dia.

Tim ini pun nampaknya bu-kan lembaga intelijen, yang men-

ESA Bradeh dan Kule merupa-kan dua tetangga di Kecama-tan Batee, Pidie. Desa yang ter-

letak di pinggir laut ini ikut dihantamgelombang tsuami pada Desember 2004lalu. Karena seratusan rumah hancuryang berakibat warga terpaksa menem-pati barak.

LSM Serasih akhirnya mau memban-tu warga dengan membangun rumah.Mereka membangun rumah sebanyak800 unit di Desa Bradeh dan 75 unit lagidi Desa Kuli.

Pembangunan pun sudah selesai se-jak hari Raya Idul Adha yang lalu.Namun, warga tetap saja mengeluh.Mereka merasa kualitas rumah yangdibangun amat rendah. Sebagian ru-mah kayunya sudah bengkok-bengkok.

Tidak adilSudah kualitasnya kurang sesuai

harapan, pembagian jatah rumah puntidak adil. Di Desa Pasi Bradeh, PakKeuchik malah dituding ikut kebagiantiga rumah. Ada juga warga lain yangmendapatkan rumah hingga dua unit,padahal hanya untuk satu keluarga.

“GeRAK mensinyalir ada nuansaKKN dalam pembangunannya,” kataSyafrizal, seorang staf GeRAK.

Dirusak wargaAkibatnya, beberapa rumah di rusak

dan Problematikanya

■ HOTLI SIMANJUNTAK

Neuhen, Aceh Besar (foto kiri), dan para pekerja sedang memasang rangka rumah knock down yang dibangun oleh

cari-cari mengendus beraneka in-formasi. Sebab seperti kata Am-pon Man bagi pihaknya apa yangsampai ke mejanya, masalah ituyang diselesaikan segera. “Tapisejauh ini, belum sampai ke sanamelihatnya.”

Tidak tolak rumahLantas bagaimana dengan

warga yang menolak rumah?“Sampai sekarang kasus ini tidaksampai ke BRR, jadi laporan de-tail kita tidak dapat, tanpa lapo-ran yang lebih detail, sulit men-gambil langkah-langkah kon-kret,” ungkap Ampon Man.

Oleh sebab itu, pihaknyamengharap agar masyarakat kor-ban tsunami, kontraktor, atauLSM Asing yang bermasalah satusama lain bisa memberi laporankepada pihaknya. “Jadi bukanhanya yang terkait dengan KKNsaja.”

Laporan yang akurat dan bisadipertanggungjawabkan akansegera dipelajari.”Insya Allahkita akan segera menengahi ka-sus-kasus seperti itu denganbaik,” pinta dia.

Begitulah. Kenyataan di lapa-ngan ada warga yang menolakbantuan rumah dengan alasantak sesuai dengan yang dijanji-kan. BRR tidak tahu, eh malahmereka juga belum menerimalaporannya. Seharusnya ini men-jadi tugas mereka.

Kalau begitu ceritanya bakkata pepatah Arab yang artinyakira-kira,” terasa ada terkata ti-dak.” Entahlah. ■

D

Wardhie IsmaBanda Aceh

[email protected]

BRR belum Terima Laporan

Ditolak Karena Mutu dan KKNMuhammad Azami

Banda Aceh/[email protected]

oleh warga. Menurut GeRAK, hinggakini belum ada satu pun rumah yangditempati di Desa Pasi Bradeh ini. Se-dangkan di Desa Kuli juga belum dihu-ni semuanya.

“Selain karena pembangunan ter-indikasi KKN, juga ada persoalan tanah,yang berakibat sebagian warga engganmenempati,” kata Syafrizal.

Bukan cuma itu. Ongkos tukang punikut dipotong oleh desa. Biaya pembua-tan satu unit rumah adalah Rp 4 juta.“Tukang mengaku biayanya kecil seka-li, tapi bagaimana lagi, mereka membu-tuhkan uang.

Tapi, malah dipotong lagi sekitar300.000 per unit rumah,” tambahnya,yang mengutip pengakuan para tukang.

Akan tetapi, Penanggung JawabPembangunan Rumah LSM Serasih,Sigit Irawan, membantah kualitas ru-mah jelek. Menurutnya, rumah yangdibangun sesuai dengan standar. Bah-wa ada Keuchik yang mendapatkanhingga tiga rumah seperti yang ditud-ing warga, menurutnya, itu sudah dis-erahkan kepada aparat kepolisian.

“Rumah yang kita bangun sesuaistandar. Hanya tidak kita cat. Kalausoal Pak Keuchik dapat tiga rumah,itu kita serahkan kepada aparat kepo-lisian. Jika ada indikasi penyimpan-gan, semua kita serahkan kepada apa-ratpenegak hukum” katanya kepadaCeureumén. ■

D

Sudah kualitasnya kurang sesuai harapan, pembagi-an jatah rumah pun tidak adil. Di Desa Pasi Bradeh,Pak Keuchik malah dituding ikut kebagian tiga ru-mah. Ada juga warga lain yang mendapatkan ru-mah hingga dua unit, padahal hanya untuk satukeluarga.

Selain karena pembangunan terindikasi KKN, jugaada persoalan tanah, yang berakibat sebagianwarga enggan menempati.

SYAFRIZAL

Disinyalir ada nuansa KKN dalam pembangunannya. ■ ISTIMEWA

Page 7: Lebih Baik dari Tenda - siteresources.worldbank.orgsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ... buat dapur, sumur,

Bagi Anda yang memiliki resepunik yang bisa dimasak denganmudah dan enak, bisa mengirimsurat ke PO BOX 061 BandaAceh 23001. Email: [email protected]. Cantumkanalamat lengkap. Ceureumen akanmengunjungi Anda dan melihatAnda memasak. Disediakanbingkisan kecil untuk Anda.

CEUREUMeN6CEK BANUN KESEHATAN

TEKA TEKI SILANG CEUREUMÉN NO. 15

BakwanBahan-Bahan :● ¼ tepung terigu● 1 gelas air● 1 ons udang● 1ons buncis● 1 buah wortel● 2 buah kentang ● 1 kilo minyak goreng● Daun sop secukupnya

Bumbu yang digiling :● 5 siung bawang merah● 3 siung bawang putih● Merica 1/3 sendok teh● Garam● Ajinomoto secukupnya

Penganan sederhana yang mudah dibuah sudah pasti menjadi fa-vorit keluarga. Tidak terkecuali yang satu ini. Novia Liza M Thaib akanmemberi resep Bakwan-nya. Semoga Anda suka.

Cara membuatnya :● Aduk tepung dengan air hing-

ga mengental● Giling semua bumbu menjadi

satu lalu masukan kedalamadonan tepung

● Udang, buncis, wortel, kentangdan daun sop dipotong kecil-

kecil lalu masukan kedalamadonan

● Aduk hingga merata semuaadonan yang telah dicampur

● Panaskan minyak makan● Goreng adonan dengan meng-

gunakan sendok atau cetakanbakwan yang telah dipanaskan

● Sajikan dengan saus tomat atausaus kecap

● Selamat mencoba

Penyakit demam berdarah banyak menyebabkankematian.Untuk dapat menghindari bahaya penyakitini, Ceureumén menghadirkan info sehat tentang De-mam Berdarah

Penyebab● Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yang

menyebabkan gangguan pada pembuluh darahkapiler dan pada sistem pembekuan darah, seh-ingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

● Vektor yang berperan dalam penularan penyakit iniadalah nyamuk Aedes aegypti.

Ciri-ciri

Dengue Klasik● Penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7

hari● Nyeri-nyeri pada tulang diikuti dengan munculnya

bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan dibawah kulit.

Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarahdengue/DBD)● Gejalanya sama dengan dengue klasik● Ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut,

dubur dsb.

Dengue Syok Sindrom● Gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan

syok / presyok pada bentuk ini sering terjadi kema-tian.

● Karena seringnya terjadi perdarahan dan syokmaka pada penyakit ini angka kematiannya cukuptinggi

Pengobatan● Mengusahakan agar penderita banyak minum, bila

perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.● Demam diusahakan diturunkan dengan kompres

dingin, atau pemberian antipiretika

Pencegahan● Hindari gigitan nyamuk● Taburkan bubuk abate (bisa dibeli di apotik) pada

bak mandi, selokan dan tempat penampungan air.● Timbun barang yang tidak digunakan lagi sehing-

ga menghindari air tergenang● Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman

yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk,dengan obat semprot nyamuk (yang banyak dijualdi toko-toko)

Mengenali PenyakitDemam Berdarah

■ MAHDI ABDULLAH

MENDATAR:1. Terpelajar5. Hewan berbulu duri8. Perserikatan yang bertujuan

memenuhi keperluan keben-daan para anggotanya de-ngan cara menjual barangkebutuhan dengan hargamurah

12. Kedai15. Cepat menerima tantangan,

Peka

MENURUN:1. Lelah2. Bilangan kosong3. Koperasi Unit Desa4. Alat Tulis Kantor6. Ukuran Luas7. Berkurang karena gesekan

9. Berdoa ( Latin )10. Lari ( Inggris )11. Sadar akan kekhilafan12. Wanita Tuna Susila13. Dibalik; Cahaya14. Saluran air, Riol

Jawaban TTSCeureumén NO. 15

MENDATAR1. Banderol, 5. Nus, 6. Mail,7. Pubertas, 10. Gara, 12.Lab, 14. Radiator.

MENURUN1. Ban, 2. Nasib, 3. Ria, 4.Lulus, 6. Nur, 7. Pugar, 8.Era, 9. Telat, 11. Red, 13.BRR.

1 2 3 4

5 6 7

8 9 10 11

12 13 14

15

Dari sekian surat yang di-terima redaksi hanya tigayang kami anggap jawa-bannya benar.

PemenangTTS Ceureumén NO. 15:

1. DahniarNeusu JayaBanda Aceh

2. Lisa ElfiraPang-Pango No. 4 AJeulingke Banda Aceh

3. MahlilKrueng Neng.Desa EmperomBanda Aceh

Page 8: Lebih Baik dari Tenda - siteresources.worldbank.orgsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ... buat dapur, sumur,

7CEUREUMeNKAMPUNGKU

Pemukiman Baru Desa Suak Biduk■ IWAN

Hutan yang sudah dibuka, ada batas penebangan.

ENGUNGSI asal Desa SuakBiduk Kecamatan Arongan Lam-balek Aceh Barat punya kesibu-

kan baru sejak 3 bulan belakangan ini.Mereka ramai-ramai ke hutan gambutCot Gajah Matee, 7 km dari pengung-

Kendati mem-babat hutangambut, parapengungsimengaku pe-merintah telahmembuatbatasan sejauhmana merekabisa membabathutan.

sian untuk menebas hutan.“Hutan ini akan menjadi areal pe-

mukiman kami yang baru,” kata Hasni-dar (21) salah seorang pengungsi kepa-da Ceureumén.

Hutan gambut yang dibuka itu terle-tak di pinggir jalan Arongan Lambalek.Ada 3 kilometer hutan yang terbuka.Dan direncanakan akan menjadi pe-

mukiman baru 6 desa yang ada di keca-matan Arongan Lambalek.

Desa-desa itu antara lain Desa SuakBiduk, Desa Suak Ie Beso, Desa PanteeMutia, Desa Suak Keumude, Desa Aron-gan, dan Desa Cot Kumbang. Semuawilayah desa-desa itu kini telah mengal-ami abrasi karena permukaannya turunpascatsunami 26 Desember 2004 lalu.

Ada batasannyaSetiap pagi Hasnidar berangkat ke

hutan gambut dengan berjalan kaki ber-sama warga. Karena jarak pengungsiandengan hutan cukup jauh, mereka be-rangkat pagi-pagi setelah azan.

Jalan yang menuju hutan tidak ber-kelok. Lurus. Namun jalan itu belumteraspal. Jaraknya tujuh kiloan dari pen-gungsian.

Hasnidar dan warga desa Suak Bidukbekerja dari pukul 08.00 pagi hinggapukul 17.00 sore. Mereka digaji Rp35.000 oleh Catholic Relief Service (CRS),lembaga yang akan membuatkan rumahuntuk para pengungsi ini.

Kendati membabat hutan gambut,para pengungsi mengaku pemerintahtelah membuat batasan sejauh manamereka bisa membabat hutan.

“Ada tandanya kok. Jadi tidak semuapohon ditebang. Ada batasannya,” kataHasnidar lagi. Tandanya adalah garismerah. Hanya sampai situ para pen-duduk bisa menebang hutannya.

Menetap sementaraRencananya bila pembersihan hutan

selesai, warga akan membuat rumahsementara tak jauh dari lahan yangsudah dibuka.

Mereka membuat pondok dari kayuyang diperoleh dari hutan. Bentuknyarumah panggung sederhana.

“Kami sudah tidak tahan lagi hidup

di tenda. Sudah setahun lebih. Biar kamitinggal di sini,” kata Hasnidar sambiltersenyum.

Kendati demikian, banyak juga war-ga yang memutuskan langsung tinggaldi tepi hutan gambut. Untuk pulangpergi dengan jarak yang jauh menyebab-kan mereka lelah.

“Lebih baik kami tinggal disini, tohkeluarga tidak punya lagi. Jadi tidakperlu memikirkan keluarga,” kata seor-ang warga pada Ceureumén

Air kotorMenurut pengungsi, ada 109 rumah

yang akan dibangun CRS di desa SuakBiduk. Dan para korban tsunami ini be-lum tahu pasti bagaimana bentuk ru-mah baru mereka.Apalagi karena tanahakan mengandung gambut sedalam 4meter.

“Kami akan berdiskusi dulu denganmasyarakat. Takutnya kalau dibangunpondasi bisa miring karena tanah gam-but,” kata Zamzami (48) salah seorangtokoh masyarakat Suak Biduk serius.

Selain mengandung gambut yangcukup dalam, air yang muncul daritanah juga berwarna kehitaman. Hal initermasuk menjadi kekhawatiranmasyarakat.

“Belum ada solusinya. Mungkin ka-lau sudah dibangun rumah akan adajalan keluarnya,” kata Zamzami pula.

Untuk sementara masyarakat begitugembira dengan rencana pembangunanrumah mereka. Hingga saat ini 230 jiwamasyarakat Desa Suak Biduk jarangmendapatkan bantuan baik dana mau-pun sembako.

“Kami sangat berharap bisa punyarumah sendiri. Di mana pun tak jadi soalasal jangan ditenda lagi,” kata Hasnidarlagi.■

Nani AfridaAceh Barat

[email protected]

Selain me-ngandunggambut yangcukup dalam,air yangmuncul daritanah jugaberwarnakehitaman.Hal ini terma-suk menjadikekhawatiranmasyarakat.

P

Warga Desa Suak BidukKecamatan AronganLambalek sedang beristira-hat setelah membuka hutanuntuk tempat tinggal.■ IWAN

Page 9: Lebih Baik dari Tenda - siteresources.worldbank.orgsiteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · kai pondasi dan besi penyangga, sejatin- ... buat dapur, sumur,

INFO DAMAI

8CEUREUMeNDAMAI

ABTU (18/2) dua pekanlalu, sekitar 150 orang ber-kumpul di ruang Serbagu-

na Kantor Gubernur NAD. Sebagi-an pesertanya mewakili unsurGAM, sebagiannya lagi maha-siswa, akademisi, hingga unsurulama.

Mereka tekun menyimak cera-mah yang disampaikan oleh Sofy-an Djalil, Menteri Komunikasi danInformasi Republik Indonesia.

Jurubicara GAM Bakhtiar Ab-dullah juga hadir, duduk di se-belah kiri Sofyan. Bahkan Bakhtiarikut menjelaskan isi kesepahamandamai (MoU), seperti halnya Sofy-an Djalil.

Inilah kali pertama pihak GAMdan pemerintah melakukan sosial-isasi isi MoU secara bersama-sama. Narasumber maupun audi-ennya hadir pada tempat danwaktu yang sama pula. Sekitar 50-an orang di antara pesertanyamewakili GAM. Sisanya dari ber-bagai unsur.

Merekalah yang diharap pihakRI dan GAM nantinya untuk men-jelaskan butir-butir MoU kepadamasyarakat luas di seluruh Aceh.

Dikritik terlambatSaling bergantian, Bakhtiar dan

Sofyan menjawab sejumlah pert-anyaan peserta. Sebagian pertan-yaan mengenai tafsiran pasal-pasal di MoU.

Namun, banyak juga kritikyang datang. Utamanya men-yangkut sosialisasi yang dinilaisudah sangat terlambat.

“MoU sudah diteken enam bu-lan lalu, kok sosialisasi baru set-engah tahun kemudian. Sepertin-ya menganggap remeh acara sos-ialisasi MoU ini,” komentar beber-apa peserta.

Padahal, menurut informasi, pan-itia sosialisasi bahkan sudah di SK-kan sejak Azwar Abubakar masihmenjabat Plt Gubernur NAD.

Lalu, mengapa sosialisasi san-gat terlambat?

Pihak panitia tentu punyasejumlah argumen mengapa sos-ialisasi bersama ini baru dilaku-kan. Ketua Pembekalan Tim So-sialisasi Aceh Damai (TSAD) Teu-ku Pribadi mengatakan, tidak mu-dah untuk mengkoordinir GAMmulai dari puncak hingga ke ba-wahnya untuk melakukan sosia-lisasi secara bersamaan denganpihak RI.

“Pada bulan Oktober TSAD se-betulnya juga sudah pernah turunmelakukan sosialisasi, tapi tidakmelibatkan GAM,” katanya.

Dijelaskan, pekan depan tim so-sialisasi ini akan turun ke 21 kabu-paten/kota di seluruh Aceh. Keu-chik, Imum meunasah, ulama, bah-kan camat akan menjadi audienmereka.

Lalu, secara berjenjang para

Pengadilan HAM■ Pemerintah dan Aceh Monitoring Mission (AMM) sedang merencanakan membentuk

Pengadilan Hak dan Asasi Manusia (HAM) di Aceh■ Pengadilan ini hanya untuk kasus pelanggaran HAM setelah perjanjian damai■ Sebelum tanggal 15 Juni 2006 Pengadilan HAM ini sudah siap dibentuk

Teken Enam Bulan Lalu

Sosialisasi Setengah Tahun Kemudian

keuchik atau imum meunasah akanmenjelaskan lagi kepada wargan-ya. Anggaran total untuk kebutu-han ini juga sudah disiapkan, yai-tu sekitar Rp 3,6 miliar.

Tafsir sering bedaMeski sangat terlambat, peser-

ta mengakui sosialisasi masih di-perlukan.Sebab masih banyak pe-nafsiran terhadap isi MoU di ma-syarakat.

“Ada yang mengatakan bahwadengan ada MoU ini Aceh akanmerdeka, lamanya kira-kira seba-tang rokok lagi,” kata seorang pe-serta. Katanya, mestinya kinilahsaatnya bagi pemerintah untukberpikir yang real, yaitu kese-jahteraan dan pembangunan eko-nomi.

Yang lainnya mengatakan bah-wa sebagian wilayah Sumatra Ut-ara akan menjadi wilayah Acehjika perbatasan Aceh merujuk pa-da 1 Juli 1956, sebagaimana di da-lam MoU. Hal ini kemudian di-bantah oleh Sofyan Djalil. ■

Muhammad AzamiBanda Aceh

[email protected]

MoU sudah ditekenenam bulan lalu, koksosialisasi baru set-engah tahun kemu-

dian. Sepertinyamenganggap remeh

acara sosialisasiMOU ini.

KOMENTAR BEBERAPA PESERTA

EMAKNAI perdamaian Aceh den-gan mendukung secara finansial danpolitik datang dari mana-mana. Mi-

salnya saja dari Uni Eropa. Kepala Perwakilan Komisi Eropa di Aceh

Francisco Fontan mengatakan, Komisi Eropasudah terlibat aktif sejak lama dalam menduku-ng perdamaian di Aceh.

“Kita sudah lama terlibat aktif untuk men-dukung perdamaian, baik secara politik mau-pun finansial, jauh sebelum Nota Kesepahamanditeken pada 15 Agustus 2005,” katanya, yangditemui Ceureumén di kantor Perwakilan KomisiEropa, Banda Aceh, pekan lalu.

Dukung perdamaianDikatakan, kehadiran AMM (Aceh Monitor-

ing Mission) di Aceh merupakan salah satu in-dikasi kuat bahwa pihaknya mendukung penuhperdamaian.

Setelah MoU diteken, mereka juga memban-tu dana reintegrasi bagi mantan TNA dan man-tan tahanan politik. “Melalui Lembaga interna-sional IOM, kita juga mendukung satu programbagi mantan TNA dan mantan Tapol. MelaluiAMM kita terus memonitoring bagaimana

Francisco Fontan:

Kami Aktif Mendukung Damai

perkembangan yang terjadi dengan perdama-ian ini, juga perkembangan pembahasan drafRUU-PPA yang sedang berjalan,” katanya.

Dana perdamaianBerbicara soal bantuan keuangan, disebutkan

ada sekitar USD 35 juta yang sudah dikomit-menkan oleh Uni Eropa membantu Aceh danitu digunakan untuk berbagai kebutuhan, ter-masuk menyukseskan Pilkada di Aceh.

“Kita komitmen untuk mendukung perd-amaian ini. USD 10 juta untuk reintegrasi dan25 jutanya lagi untuk bermacam-macamdukungan, seperti penguatan kapasitas ter-hadap polisi, untuk demokrasi, juga untukmendukung Pilkada. Misalnya denganmelakukan penguatan terhadap KIP di tingkatprovinsi,” katanya. ■

M

■ HOTLI SIMANJUNTAK

Ribuan warga Lhokseumawe sedang menonton konser damai yang diadakan di lapangan hirak beberapa waktu yang lalu

Kita sudah lama terlibat aktif untukmendukung perdamaian, baiksecara politik maupun finansial.

FRANCISCO FONTAN

S