lemak & minyak

27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah : (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang sering juga disebut “pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congress of Pure and Applied Chemistry). Jadi berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara 70

Upload: nasra-djabir

Post on 15-Dec-2014

168 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

lemak dan minyak

TRANSCRIPT

Page 1: Lemak & Minyak

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,

hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid.

Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa

yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip.

Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para

ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai

sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid.

Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah : (1) tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform,

benzena yang sering juga disebut “pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan

asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh

makhluk hidup.

Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni

dan Terapan (International Congress of Pure and Applied Chemistry). Jadi

berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan

dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang

lain. Macam senyawa-senyawa serta kuantitasnya yang diperoleh melalui

ekstraksi itu sangat tergantung pada bahan alam sumber lipid yang digunakan.

Jaringan bawah kulit disekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung

banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90% , dalam jaringan otak atau

dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30%.

Dalam percobaan kali ini kita menggunakan minyak, aquadest, etanol,

dietil eter, n-heksana, etanol, indikator PP, dan NaOH dimana minyak hanya

dapat larut pada larutan dietil eter, sehingga dalam percobaan ini dapat diketahui

bagaimana sifat-sifat minyak tersebut berdasarka uji kelarutan, uji angka asam,

dan penyabunan.

70

Page 2: Lemak & Minyak

1.2 Tujuan

- Mengetahui angka asam yang terkandung dalam minyak kelapa.

- Mengetahui sifat kelarutan minyak dari hasil uji kelarutan terhadap

berbagai macam pelarut.

- Mengetahui prinsip uji penyabunan minyak.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1 Uji Kelarutan

Pada percobaan uji kelarutan prinsipnya yaitu didasarkan pada tingkat

kelarutan minyak pada tiap larutan yang digunakan di mana larutan yang

digunakan dilihat masing-masing sifat kepolarannya. Pada pelarut aquadest,

minyak sulit untuk larut karena minyak bersifat non polar sedangkan aquadest

bersifat polar, dimana minyak di permukaan atas dan aquadest di bawah. Pada

pelarut alkohol, minyak hanya larut sebagian karena alkohol bersifat semipolar,

dimana minyak di lapisan bawah dan alkohol di permukaan atas. Sedangkan pada

pelarut dietil eter minyak larut karena minyak dan dietil eter bersifat semi polar.

1.3.2 Uji Angka Asam Lemak Bebas

Prinsip dari penentuan asam lemak bebas adalah menentukan jumlah

volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak 8,2 gram minyak

dengan melakukan titrasi dengan sampel minyak goreng pelarut titrasi NaOH,

etanol, indikator PP, dan lain-lain.

1.3.3 Uji Penyabunan

Lemak dan minyak dapat dihidrolisis, dimana dapat menghasilkan asam

lemak dan gliserol. Proses hidrolisis alkali dan minyak disebut reaksi penyabunan,

dimana proses hidrolisis yang telah disengaja biasanya dapat dilakukan dengan

pengambilan basa kuat seperti NaOH.

71

Page 3: Lemak & Minyak

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa yang tak

larut dalam air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik

seperti eter dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat,

protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya. Struktur molekul

lipid sangat beragam sehingga kita harus meninjau banyak gugus fungsi yang

telah kita pelajari sebelumnya di samping membahas fungsi hayatinya

(Wilbraham, 1992).

Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan

gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.

Jadi, tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Suatu molekul gliserol dapat

mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang

disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul

gloserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu

trigliserida. R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH ialah molekul asam lemak yang

terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama, boleh berbeda.

Asam lemak yang terdapat dalam alam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan

linoleat (Poedjiadi, 1994).

Gliserol monogliserida trigliserida

Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan

gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim

tertentu. Proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan.

Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini tergantung pada

jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah mol asam

72

Page 4: Lemak & Minyak

lemak tergantung dari panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut (Poedjiadi,

1994).

Apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol asam lemak besar,

sebaliknya apabila rantai karbon itu panjang, jumlah mol asam lemak kecil.

Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabun 1 gram lemak disebut

bilangan penyabunan. Jadi, besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini

tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat

dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat

molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak, makin besar bilangan

penyabunannya. Di sampan oleh asam atau basa, lemak juga dapat terhidrolisis

oleh enzim. Lemak yang kita makan akan terhidrolisis oleh enzim lipase yang

terdapat dalam cairan pankreas dan proses hidrolisis ini terjadi dalam usus halus.

Proses penyabunan lemak atau minyak berlangsung pada pembuatan sabun dalam

industri. Baik sabun maupun gliserol yang dihasilkan dapat larut dalam air. Untuk

dapat memperoleh sabun ditambahkan garam NaCl ke dalam larutan tersebut.

Cara ini disebut penggaraman (salting out). Gliserol dapat diperoleh dengan jalan

penguapan hati-hati, kemudian dimurnikan dengan destilasi pada tekanan rendah

(Poedjiadi, 1994).

Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan manusia karena

merupakan lemak simpanan utama dalam tumbuhan dan hewan yang menjadi

makanan kita. Triasilgliserol memiliki sebuah rangka gliserol tempat 3 asam

lemak diesterkan (Iswari, 2006).

Rute utama pencernaan triasilgliserol adalah hidrolisis manjadi asam

lemak dan 2-monoasil-gliserol di dalam lumen usus dikatalisa oleh enzim lipase

yang dihasilkan oleh sel-sel yang terletak di bagian belakang lidah dan di

lambung. Lipase-lipase ini terutama menghidrolisis asam lemak rantai pendek dan

73

Page 5: Lemak & Minyak

sedang (mengandung 12 atom karbon atau kurang) dari triasilgliserol makanan

(Iswari, 2006).

Asam lemak rantai pendek dan sedang (C4 sampai C12) untuk dapat diserap

tidak memerlukan garam empedu. Asam lemak ini diserap langsung ke dalam sel

epitel usus. Oleh karena tidak perlu dikemas ke dalam kilomikron maka asam

lemak tersebut masuk ke dalam darah melalui pembuluh porta (bukan ke limfe)

dan diangkut ke hati. Gliserol setelah terserap masuk ke dalam sel epitel usus

melalui pembuluh balik porta menuju ke dalam darah dan hati (Iswari, 2006).

Lilin (lapisan pelindung alami) adalah sebagian dari keluarga lipid. Lilin

merupakan ester dari asam lemak berantai panjang dan alkohol berantai panjang.

Rantai hidrokarbon pada asam maupun alkohol biasanya berkisar dari 10 sampai

30 karbon. Lilin adalah padatan mantap bertitik leleh rendah yang ditemui pada

tumbuhan dan hewan. Lapisan lilin melindungi permukaan daun dari penguapan

air dan serangan mikroba (Wilbraham, 1992).

Yang dimaksud lilin (wax) disini ialah ester asam lemak dengan

monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14 sampai

34 atom karbon. Sebagai contoh alkohol panjang adalah setilalkol dan mirisilalkol

(Poedjiadi, 1994).

setilalkohol mirisilalkohol

Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau

lumba-lumba. Lilin lebah dikeluarkan oleh lebah madu untuk membentuk sarang

tempat menyimpan madu. Lilin lebah adalah campuran beberapa senyawa,

terutama mirisilpalmitat (Poedjiadi, 1994).

Mirisilpalmitat

Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena

itu lilin yang terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung

terhadap air, misalnya yang terdapat pada daun dan buah. Demikian pula lilin

memegan peran penting sebagai penahan air pada binatang, misalnya domba,

74

Page 6: Lemak & Minyak

burung dan serangga. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat

diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak. Oleh karenanya lilin tidak

berfungsi sebagai bahan makanan (Poedjiadi, 1994).

Trigliserida alami adalah trimester dari asam lemak berantai panjang (C12

sampai C24) dan gliserol, merupakan penyusun utama lemak dan minyak.

Trigliserida termasuk lipid sederhana, dan juga merupakan bentuk cadangan

lemak dalam tubuh manusia. Keragaman jenis trigliserida bersumber dari

kedudukan dan jati diri asam lemak. Trigliserida sederhana adalah triester yang

terbuat dari gliserol dan tiga molekul asam lemak yang sama. Kebanyakan

trigliserida alami adalah trigliserida campuran, yaitu triester dengan komponen

asam lemak yang berbeda. Lemak hewan dan lemak nabati merupakan campuran

beberapa trigliserida campuran. trigliserida campuran dalam lemak mentega

misalnya, mengandung paling sedikit 14 macam asam karboksilat (Wilbraham,

1992).

Trigliserida cepat menjadi tengik, menimbulkan bau dan cita rasa yang tak

enak bila dibiarkan pada udara lembab suhu kamar. Lepasnya asam lemak yang

mudah menguap (terutama asam butirat) dari lemak mentega menyebabkan bau

mentega tengik. Asam- asam ini terbentuk melalui hidrolisis ikatan ester atau

oksidasi ikatan ester atau oksidasi ikatan ganda dua. Hidrolisis lemak atau minyak

sering dikatalisis oleh enzim bernama lipase, ada dalam bakteri di udara.

Ketengikan hidrolitik dapat dicegah atau ditunda dengan memyimpan bahan

pangan dalam lemari pendingin. Bau keringat timbul apabila lipase bakteri

mengkatalisis hidrolisis minyak dan lemak pada kulit (Wilbraham, 1992).

Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga

kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber

energi yang lebih aktif dibanding dengan karbohidat dan protein. Satu gram

minyak atau lemak dapat menghasilkan 9/kkal, sedangkan karbohidrat dan protein

hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati

mrngandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenoleat, dan

arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat

75

Page 7: Lemak & Minyak

penumpukan kolestrol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan

pelarut bagi vitamin A,D,E, dan K (Winarno, 1984).

Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan

kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak seringkali ditambahkan

dengan sengaja ke bahan pangan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan

lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng,

shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarin (Winarno,

1984).

Lemak hewani mengandung banyak stereol yang disebut kolestrol,

sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung

asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak hewani ada yang

berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan darat seperti

lemak susu, lemak babi, lemak sapi. Lemak hewan laut seperti ikan paus, minyak

ikan cod, minyak ikan herring berbentuk cair dan disebut minyak. Lemka nabati

yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tia golongan, yaitu (a) drying oil yang

akan membentuk lapisan keras bila mengering diudara, misalnya minyak akan

digunakan untuk cat dan pernis; (b) semi drying oil seperti minyak biji kapas, dan

minyak bunga matahari; (c) non drying oil, misalnya minyak kelapa dan minyak

kacang tanah. Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat dan

bagian “sterin” dari minyak kelapa sawit (Winarno, 1984).

Yang termasuk dengan lipid kompleks ialah lipid yang terdapat dalam

alam bergabung dengan senyawa lain, misalnya dengan protein atau dengan

karbohidrat. Gabungan antara lipid dengan protein disebut lipoprotein.

Lipoprotein terdapat dalam plasma darah. Bagian lipid dalam lipoprotein pada

umumnya ialah trigliserida, fosfolipid atau kolesterol. Lipoprotein ini biasanya

juga digolongkan dalam protein gabungan. Oleh karena dalam lipid lipoprotein itu

berbeda jenis dan kuantitasnya, maka lipoprotein berbeda pula sifat-sifat fisiknya,

misalnya berat jenis, besar partikel dan muatan listrik. Karena perbedaan sifat

fisika ini, beberapa jenis lipoprotein dapat dipisahkan satu dengan yang lain,

misalnya dengan ultrasentrifugal atau elektroforensis. Lipopolisakarida terbentuk

dalam dinding sel beberapa jenis bakteri (Poedjiadi, 1994).

76

Page 8: Lemak & Minyak

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Kondensor bola

- Neraca analitik

- Tiang statif dan klem

- Selang

- Hot plate

- Thermometer

- Spatula

- Magnetic stirrer

- Tabung reaksi

- Corong kaca

- Gelas ukur

- Pompa air

- Batang pengaduk

- Labu alas bulat

- Pipet tetes

- Erlenmeyer

- Beacker glass

3.1.2 Bahan

- Minyak kelapa

- Garam

- Vaselin

- Dietil eter

- Alkohol 95%

- Aquadest

- NaOH alkoholis

- Es batu

77

Page 9: Lemak & Minyak

- Indikator PP

- H2SO4

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Uji Kelarutan

A. Pelarut Aquadest

- Disiapkan satu buah tabung reaksi.

- Dimasukkan minyak kelapa 1 ml pada tabung reaksi.

- Ditambahkan lagi 5 ml aquadest.

- Diamati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut.

B. Pelarut Alkohol

- Disiapkan satu buah tabung reaksi.

- Dimasukkan minyak kelapa 1 ml pada tabung reaksi.

- Ditambahkan lagi 5 ml alkohol.

- Diamati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut.

C. Pelarut Dietil eter

- Disiapkan satu buah tabung reaksi.

- Dimasukkan minyak kelapa 1 ml pada tabung reaksi.

- Ditambahkan lagi 5 ml dietil eter.

- Diamati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut.

3.2.2 Uji Angka Asam Lemak Bebas

- Disiapkan satu buah tabung reaksi.

- Dimasukkan 10 ml minyak kelapa pada tabung tersebut.

- Ditambahkan 20 ml alkohol kemudian dipanaskan.

- Didiamkan hingga dingin.

- Ditambahkan indikator PP 2-3 tetes.

- Dititrasi larutan tersebut dengan larutan NaOH alkoholis sampai berwarna

merah jambu/lembayung.

- Dihitung jumlah angka asam lemak bebas.

3.2.3 Uji Penyabunan

- Disiapkan minyak kelapa 10 ml

78

Page 10: Lemak & Minyak

- Ditambahkan dengan NaOH alkoholis 10,19 %.

- Dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan dimasukkan magnetic stirrer.

- Dipanaskan larutan tersebut dengan hot plate menggunakan metode

ekstraksi kemudian direfluks selama setengah jam.

- Dimasukkan lagi 1 ml larutan dan 5 ml aquadest lalu diaduk.

- Ditambahkan 6 tetes H2SO4.

- Ditambahkan dengan 100 ml aquadest lalu diaduk.

- Pada larutan ditambahkan 1 sendok garam dapur (NaCl) lalu diaduk.

- Diamati perubahan yang terjadi.

3.3 Flowsheet

3.3.1 Uji Kelarutan

A. Pelarut Aquadest

- ditambah 5 ml aquadest

B. Pelarut Alkohol 95 %

- ditambah 5 ml alkohol 95 %

79

Larutan menjadi 2 fase, minyak di atas aquadest di bawah

1 ml minyak kelapa

tidak bercampur, dengan alkohol di atas dan minyak di bawah

1 ml minyak kelapa

Page 11: Lemak & Minyak

1 ml minyak kelapa

C. Pelarut Dieti eter

- ditambah 5 ml dietil eter

3.3.2 Uji Angka Asam Lemak Bebas

80

Larut bercampur, warna larutan jernih

Page 12: Lemak & Minyak

3.3 Uji Penyabunana

I. Penyabunan:

II. Diuji

81

Page 13: Lemak & Minyak

BAB 4HASL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No.

Perlakuan Pengamatan

1. Uji Kelarutan

Minyak kelapa 1 ml + 5 ml

aquadest

Minyak kelapa 1 ml + 5 ml

alkohol

Minyak kelapa 1 ml + 5 ml

dietil eter

Tidak larut (2 fase), minyak di atas

aquadest di bawah.

Tidak larut (2 fase), minyak di bawah

alkohol di atas.

Larut, minyak bersifat non polar.

Larutan berwarna bening.

2. Uji Angka Asam Lemak Bebas

10 ml sampel + 20 ml Alkohol

+ dipanaskan didinginkan

Ditambah indikator PP 2 tetes +

dititrasi NaOH 0,2 M, sambil

diaduk pelan dan searah.

Larut, kuning muda bening.

Larutan berwarna merah lembayung.

3. Penyabunan (Hidrolisis)

Minyak 10 ml + (Alkohol 100

ml + kristal NaOH (10,1 gram))

Direfluks

1 ml minyak + 5 ml aquadest +

Tidak tercampur (2 fase).

- Minyak terhidrolisis oleh NaOH

dalam suhu ruang (asam lemah

memadat).

- Minyak mulai tercampur dengan

NaOH alkoholis, tapi tidak

sempurna.

Endapan sedikit (endapan berwarna

82

Page 14: Lemak & Minyak

16 tetes H2SO4

20 ml minyak + 100 ml

aquadest + garam secukupnya

dikocok

putih)

Larutan berbusa sedikit.

4.2 Perhitungan

- massa jenis minyak = 0,82 gr/ml

massa jenis= grml

0,82= gr10 ml

gram = 8,2 gram

diket: Volume NaOH Alkoholis = 1,05 ml

Mr = 58,01

Konsentrasi NaOH = 0,2

Massa jenis minyak = 0,82 x 10 = 8,2

ALB = 1,05 X 58,01 X 0,2

8,2= 1,48

4.3 Reaksi

4.3.1 Reaksi Penyabunan

+

83

Page 15: Lemak & Minyak

O N a

C

C O N a

4.3.2 Minyak + air

+ H2O

4.3.3 Indikator PP dengan NaOH -

+ 2 NaOH + 2H2O

4.4 Pembahasan

Pada uji kelarutan, dilakukan pencampuran minyak kelapa dengan alcohol

95 % (sermipolar), air (polar) dan dietil eter (non polar) diperoleh bahwa minyak

dan dietil eter menyatu. Sedangkan minyak dengan air dan alcohol 95 % ketika

dicampur tidak menyatu. Hal ini didasarkan pada prinsip like dissolve like pada

minyak dan air tidak menyatu, dengan minyak di atas dan air berada di bawah.

Hal ini karena massa jenis minyak lebih ringan dari massa jenis air, serta antara

minyak dan air berbeda sifat larutannya dimana minyak nonpolar dan air polar,

sehingga minyak dan air tidak menyatu. Demikian juga pada percampuran minyak

84

O

Page 16: Lemak & Minyak

dengan alkohol tidak menyatu, dengan minyak berada di bawah dan alkohol di

atas. Hal ini dikarenakan massa jenis alkohol 95 % lebih ringan dengan massa

jenis minyak.

Uji kedua dilakukan untuk menentukan asam lemak bebas, angka asam

menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak dan

minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah milligram NaOH yang

dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram

lemak atau minyak.

% Angka asam = S x N x F

Berat contoh(gr )

Uji ketiga dilakukan penyabunan. Reaksi ini dilakukan dengan

penambahan sejumlah larutan basa (NaOH) kepada trigliserida (yang terkandung

dalam minyak). Bila penyabunan ini telah lengkap, lapisan air yang mengandung

gliserol dipulihkan dengan penyulingan.

Pada pengujian penentuan asam lemak bebas bersifat kuantitatif karena hal

tersebut, pada penentuan asam lemak bebas dapat diketahui presentasenya.

Minyak kelapa ditambah dengan alkohol di teteskan indikator pp lalu

dititrasi, sehingga berubah warna dari kuning mudah bening menjadi merah

lembanyung. Maka nilai asam lemak bebasnya dapat di hitung dengan rumus :

% ALB= S × N × FBerat conto h

× 100 %

Apabila nilai asam lemak bebas rendah, maka kualitas dari minyak kelapa

tersebut bugus. Sedangkan nilai asam lemak bebas yang tinggi pada suatu larutan,

maka minyak tersebut kurang baik untuk di pakai.

Fungsi di lakukan percobaan uji asam pada praktikum ini yaitu untuk

dapat mengetahui kadar asam lemak yang terdapat pada minyak yang di teliti.

Semakin tinggi kadar asam lemak bebas / jenuh maka minyak tersebut kualitasnya

rendah. Sedangkan semakin rendah kadar asam lemak bebas, maka minyak

tersebut kualitasnya baik.

Asam lemak bebas merupakan asam lemak yang mengandung ikatan

tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai zig-zak yang

85

Page 17: Lemak & Minyak

dapat cocok satu sama lain,sehingga berwujud padat. Semakin asam lemak tak

jenuh merupakan asam lemak yang mengandung suatu ikatan rangkap pada rantai

hidrokarbonnya trigiserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) ce3nderung berbentuk

minyak, yaitu pada minyak kelapa yang mengandung asam oleat ( omega 9)

Uji penyabunan di lakukan dengan hidrolisis yaitu penguraian lemak/

minyak menjadi asam lemak dan gliserol dengan zat pengaktif yaitu NaOH

alkoholis. NaOH alkoholis ini di gunakan sebagai penghidrolisis, dan di gunakan

alkohol sebagai pelarut NaOH bukan aquadest karena minyak lebih mudah larut

dalam alkohol sehingga saat refluk minyak dapat tercampur dengan NaOHdan

terjadi hidrolisis.

Pada pengujian campuran percobaan penyabunan ini untuk dapat

mengetahui ada atau tidaknya kadar sabun dalam minyak. Hal ini dapat di lakukan

dengan menambahkan garam pada 10 ml minyak dan 100 ml aquades yang

kemudian di kocok dan jika terdapat busa, maka minyak tersebut mengandung

sabun. Pada praktikum kali ini jumlah busa sedikit.

Faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi antara lain, karena lamanya

proses refluks yang belum di lakukan, sehingga menyebabkan lemak menggumpal

yang berakibat pada hasil penyabunan yang sedikit.

86

Page 18: Lemak & Minyak

BAB 5PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

- Jumlah angka asam lemak bebas pada minyak kelapa yaitu 1,48 %

(kualitas minyak baik).

- Berdasarka percobaan diketahui minyak menyatu dengan dietil eter, dan

tidak bercampur dengan alcohol dan air.

- Prinsip uji penyabunan minyak dengan hidrolisis yaitu penguraian lemak

atau minyak menjadi asam lemak dan gliserol dengan zat pengaktif yaitu

NaOH alkoholis.

5.2 Saran

Sebainya pada praktikum selanjutnya tidak hanya menggunakan minyak

kelapa, tetapi dapat juga menggunakan sampel dengan mentega atau minyak

goreng.

87

Page 19: Lemak & Minyak

DAFTAR PUSTAKA

Iswari, R.S., Yuniastuti A. 2006. Biokimia. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokima. UI-Press: Jakarta.

Wilbraham, C.A. 1992. Kimia Organik dan Hayati. ITB-Press: Bandung.

Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta.

88