lensa kontak edit

29
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA REFERAT FAKULTAS KEDOKTERAN JANUARI, 2015 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR LENSA KONTAK OLEH RUSMIN USMAN, S.Ked 10542 0146 09 PEMBIMBING dr. RAHASIAH TAUFIK, Sp.M 1

Upload: rusmin-usman

Post on 15-Nov-2015

101 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

v

TRANSCRIPT

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

REFERATFAKULTAS KEDOKTERAN

JANUARI, 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

LENSA KONTAK

OLEH

RUSMIN USMAN, S.Ked

10542 0146 09

PEMBIMBING

dr. RAHASIAH TAUFIK, Sp.M

DISUSUN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

BAB 1

PENDAHULUAN

Dewasa ini pemakaian lensa kontak sangat digemari oleh masyarakat, karena mempunyai lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan menggunakan kacamata. Dengan menggunakan lensa kontak kita tetap dapat mempertahankan kecantikan wajah asli, tidak mengubah wajah dan reversible, sehingga apabila tidak senang menggunakannya, dapat dilepaskan; karena tidak menimbulkan kerugian permanen pada mata.1,2Sejarah pembuatan lensa kontak; lensa kontak ditemukan oleh Leonardo da Vinci pada 1508. Dia menggambarkan gelas cangkir yang mengandung air ditempatkan di atas mata, menghilangkan kornea sebagai permukaan bias. Kemudian oleh Zeis, tahun 1920 memproduksi satu set lensa kontak yang dapat digunakan untuk memperbaiki keratoconus. Pada tahun 1929 oleh Heine dijelaskan metode pas lensa kontak melalui serangkaian uji coba yang terdiri dari sejumlah besar lensa kontak. Kemudian pada tahun 1937, ada sebuah terobosan oleh William Feinbloom, sebuah plastik digunaan di Amerika dalam pembuatan lensa kontak. Dan setahun sebelumnya pada tahun 1936 Rohm dan Hass memperkenalkan transparan metal metakrilat. Kemudian pada tahun 1960 Wichetrle menemukan lensa kontak lunak, lensa yang terbuat dari bahan hidrofilik.2,Secara umum alasan pasien dalam mencari perawatan mata adalah untuk mengoptimalkan ketajaman visual. Pasien akan mnggunakan perawatan mata untuk beberapa bentuk koreksi bias dan kelainan refraksi lainnya. Lensa kontak telah digunakan terutama untuk menetralisir kesalan bias, selama lebih dari 100 tahun, dan telah mencapak kesuksesan dalam beberapa dekade terakhir.1,2Pemilihan lensa kontak sangat bergantung pada kenyamanan menggunakannya. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diperlukan pemeriksaan pendahuluan yang baik, fitting dan pemesanan yang benar. Diperlukan penyesuaian pada mata beberapa waktu sebelum merasa nyaman, juga harus diberitahukan cara memakai yang baik, melepas, menyimpan dan perawatannya, agar tidak terjadi efek samping pada pemakaian lensa kontak. 2BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Lensa kontak merupakan lensa buatan yang digunakan untuk tujuan korektif, kosmetik atau terapi yang biasanya dipasang di kornea mata. Lensa ini sulit dipakai untuk jangka panjang serta dapat menyebabkan edema kornea dan rasa tidak enak pada mata. Lensa kornea keras merupakan lensa kontak pertama yang benar-benar berhasil dan diterima secara luas sebagai pengganti kacamata. Pengembangan selanjutnta antara lain adalah lensa kaku yang permeable udara, yang terbuat dari asetat butirat selulosa, silicon atau berbagai polimer plastic hidrogel, semuanya memberikan kenyamanan yang lebih baik, tetapi risikonya terjadi komplikasi yang lebih besar. 2,3Lensa kontak keras secara spesifik diindikasikan untuk koreksi astigmatisme regular, seperti pada keratokonus. Lensa kontak lunak biasanya digunakan untuk terapi kelainan permukaan kornea, tetapi untuk mengontrol gejala dan bukan untuk alasan refraktif. Semua bentuk kontak lensa digunakan untuk melakukan koreksi refraktif afakia, terutama untuk mengatasi aneiseikonia afakia monokuler, dam koreksi myopia tinggi, lensa ini menghasilkan kualitas bayangan yang lebih baik daripada kacamata.2,3B. Skrining Penggunaan Lensa KontakUntuk pemakaian lensa kontak harus memiliki kriteria/ syarat-syarat agar mencapai keberhasilan dan tidak mengalami kesulitan atau komplikasi. 2,3Skrining pemakaian lensa kontak berdasarkan; 1. Keadaan anatomi dan fisiologi;

Struktur, bentuk dan kejernihan segmen anterior harus normal.

2. Psikologis

Motivasi, intelegensia dan kepribadian pasien mempengaruhi success rate pemakai lensa kontak.

3. Patologis

Berdasakan anamneses; kesehatan umum, kesehatan mata, obat-obat yang digunakan, penyakit mata, visus dan kacamata.

4. Faktor umur, pekerjaan olah raga

5. Pemeriksaan refraksi. 51. Indikasi Penggunaan Lensa Kontaka. Indikasi OptikPenggunaan Lensa Kontak atas indikasi optik antara lan: anisometropia, afakia unilateral, myopia berat, keratokonus, dan astigmatisma ireguler.4Keuntungan penggunaan lensa kontak dibandingkan dengan kacamata adalah; dapat mengoreksi astigmatisma ireguler yang tidak dapat dikoreksi oleh kacamata baca, lensa kontak tetap mempertahankan lapangan pandang, menghindari terjadinya aberasi perifer pada penggunaan kacamata, hujan dan kabut tidak mengganggu penglihatan seperti pada penggunaan kacamata biasa; secara kosmetik penggunaan lensa kontak lebih dapat diterima oleh pasien, terutama pasien wanita, daripada menggunakan kacamata baca yang tebal pada gangguan refraksi tinggi. 4b. Indikasi Terapeutik

Indikasi Terapeutik pada penggunaan lensa kontak antara lain;

1) Penyakit kornea; seperti ulkus kornea tanpa penyembuhan, keratopati bulosa, keratitis, sindrom erosi kornea rekuren.

2) Penyakit pada iris; seperti aniridia, koloboma, dan albinisme.

3) Pada glaukoma, sebagai perantara masuknya obat glaukoma.4) Pada ambliopia, lensa kontak digunakan mencegah oklusi.

5) Lensa kontak lunak dapat digunakan pada keratoplasti dan perforasi mikrokornea. 4c. Indikasi PreventifIndikasi preventif penggunaan lensa kontak antara lain; mencegah simbleparon dan restorasi forniks pada luka bakar kimiawi, keratitis, dan trikiasis. 4d. Indikasi DiagnostikIndikasi diagnostik penggunaan lensa kontak antara lain; gonioskopi, elektroretinografi, pemeriksaan funduk pada astigmatisma regular, fundus photoghrapy, Goldmanns 3 mirror examination. 4e. Indikasi OperatifLensa kontak dapat digunakan pada operasi goniotomi pada glaucoma congenital, vitektomi, dan fotokoagulasi endokuler. 4f. Indikasi KosmetikIndikasi kosmetik penggunaan lensa kontak antara lain; pada skar kornea yang mengganggu penglihatan, ptosis, dan kosmetik lensa sclera pada ptisis bulbi.4g. Indikasi OkupasiIndikasi okupasi penggunaan lensa kontak antara lain; pada atlet, pilot dan aktor.42. Kontraindikasi Penggunaan Lensa KontakKontraindikasi penggunaan lensa kontak antara lain;

a. Kontraindikasi absoluteTidak dapat digunakan pada keadaan peradangan, blefaritis, konjungtivitis akut, dan keratitis.b. Kontraindikasi relativeDry eye syndrome, blep setelah operasi glaukoma, penderita dengan gangguaan kekebalan tubuh, kelainan palpebra: kalazion, trikiasis, entropion, koloboma, kelainan konjungtiva seperti pterigium, pinguekula, dan lain-lain. 5C. Tipe Lensa Kontak1. Lensa Kontak Lunak (Soft Contact Lenses)Lensa kontak lunak yang terbuat dari hydroxymethylmethacrylate (HEMA) atau silicon, yang dari silicon, permeabilitas terhadap oksigennya lebih besar. lensa hidrogel dianggap lebih nyaman dipakai daripada lensa kaku tetapi bersifat fleksibel sehingga bentuknya menyesuaikan dengan permukaan kornea. Astigmatisme regular dapat dikoreksi sebagian dengan memasukkan silinder ke dalam lensa lunak, astigmatisme ireguler kurang terkoreksi. Lensa ini lebih murah tetapi ketahanannya kurang. Komplikasi lebih sering timbul dibandingkan lensa kaku diantaranya; keratitis ulseratif, reaksi imunologik kornea terhadap deposit pada lensa, konjungtivitis papilaris raksasa, dan lain-lain.1,2,4,5

Gambar 1: Lensa Kontak Lunaka. Keuntungan Lensa Kontak Lunaki. Lensa lunak lebih nyaman dipakai karena lensa terletak tepat di bawah garis kelopak mata, sehingga bila mata berkedip memungkinkan lebih banyak oksigen untuk mencapai kornea.

ii. Pandangan kabur jarang terjadi

iii. Kemungkinan lepasnya lensa berkurang, karena ukuran lensa lebih besar dan pergerakan minimal.

iv. Reaksi mata terhadap penggunaan lensa minimal, karena oksigen dapat dengan mudah masuk bila mata berkedip.

v. Mata silau dan fotofobia tidak terjadi.

vi. Baik digunakan untuk anak-anak karena nyaman dipakai, dan kemungkinan kecil terjadi lepasnya lensa.8b. Pemasangan dan Pelepasan Lensa LunakProsedur pemasangan dan pelepasan lensa lunak sebagai berikut:1) Sebelum melakukan pemsangan atau pelepasan lensa sebaiknya mencuci tangan dengan air dan sabun, lalu dikeringkan.

2) Bersihkan lensa kontak dengan larutan pencuci.

3) Letakkan lensa kontak pada ujung jari telunjuk tangan kanan, yang sebelumnya sudah dibasahi agar lensa tidak mudah jatuh.

4) Basahi lensa kontak lagi dengan setetes cairan pembasah.

5) Jari tengah tangan kiri menahan kelopak mata atas, dan supaya mata tidah berkedip, jari tengah tangan kanan menahan kelopak mata bawah.

6) Lensa kontak pada jari telunjuk tangan kanan diletakkan tepat di kornea.

7) Lepaskan jari telunjuk, lalu lepaskan kelopak mata bawah perlahan-lahan, kemudian kelopak mata atas.

8) Tutup mata, lalu dengan lembut masase kelopak mata.

9) Dengan bantuan mata yang lain, fokuskan letak lensa dengan benar.

10) Ulangi prosedur yang sama pada mata berikutnya.

11) Pada saat pelepasan lensa, pandangan ke depan, jari tengah menahan kelopak mata bawah.

12) Tarik lensa ke bagian putih mata (konjungtiva bulbi), tarik lensa dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk kemudian keluarkan. bersihkan lensa untuk penggunaan berikutnya. 5,82. Lensa Kaku Permeabel Gas ( Rigid Gas Permeable Lenses)

Lensa RGP adalah lensa kaku yang dibuat dari cellulose acetate butyrate, silicone acrylate, atau silicone yang dikombinasi dengan polymethylmetacrylate. Keuntungannya adalah mudah ditembus oksigen sehingga memperbaiki metabolism kornea, dan lebih nyaman sambil tetap mempertahankan sifat-sifat optik lensa keras walaupun tidak ditoleransi semudah lensa lunak. Lensa kontak ini umumnya dipakai pada siang hari (daily-wear) tetapi dapat dipakai selama 24 jam (extended-wear) pada keadaan khusus. Lensa permeable gas ini merupakan lensa pilihan utama untuk mengoreksi keratokonus dan astigmatisme dan pada kondisi-kondisi yang memerlukan lensa bifokus atau multifokus.2,4,5,7a. Teknik Pemasangan Lensa RGP

Sebelum memegang lensa kontak terlebih daluhu mencuci tangan.

Gambar 2: Teknik pemasangan Lensa RGPBerdiri menghadap ke cermin.

1) Bersihkan lensa kontak dengan larutan pencuci.

2) Letakkan lensa kontak pada ujung jari telunjuk tangan kanan, yang sebelumnya sudah dibasahi agar lensa tidak mudah jatuh.

3) Basahi lensa kontak lagi dengan setetes cairan pembasah.

4) Jari tengah tangan kiri menahan kelopak mata atas, dan supaya mata tidah berkedip, jari tengah tangan kanan menahan kelopak mata bawah.

5) Lensa kontak pada jari telunjuk tangan kanan diletakkan tepat di kornea.

6) Lepaskan kelopak mata bawah perlahan-lahan, kemudian kelopak mata atas. 5,6,8,10b. Teknik Pelepasan Lensa RGP

Untuk melepaskan lensa kontak RPG disediakan sebuah karet penghisap.

Gambar 3: Teknik Pelepasan Lensa RGP.

Sebelum melepas lensa kontak, tangan juga harus dicuci dahulu dan berdiri menghadap cermin.

1) Mata melihat lurus dan berfiksasi dalam cermin.

2) Ujung karet penghisap dibersihkan dengan cara dicelupkan ke dalam air bersih atau aqua.

3) Dekatkan dan tempelkan penghisap tadi ke lensa kontak yang menempel di kornea, maka dengan sendirinya lensa kontak akan terhisap.

4) Tarik perlahan-lahan hingga keluar mata. Jangan menarik lensa dari karet penghisap untuk melepaskannya, tetapi geserlah lensa kontak tersebut secara perlahan-lahan.3,83. Lensa Lunak Torik (Toric Soft Contact Lenses) Lensa Lunak Torik semakin banyak digunakan terutama untuk mengkoreksi pasien dengan astigmatisma. Bila seorang dokter menyarankan seorang pasien dengan astigmatisma menggunakan lensa kontak, maka sangat diperlukan lensa lunak torik. Tipe lensa tergantung pada besarya astigmatisma. Secara umum, astigmatisma lebih dari 0,75 D dapat dikoreksi dengan lensa kontak torik.1,6Untuk mengkoreksi astigmatisma, dapat digunakan lensa permukaan depan torik (front toric contact lenses) atau lensa permukaan belakang torik (back toric contact lenses).1,5Lensa permukaan depan torik (front toric contact lenses) merupakan lensa torik dengan komponen silinder yang terletak di bagian permukaan anterior lensa kontak, sedangkan bagian permukaan lensa posteriornya lensa sferis. Lensa jenis ini dapat dibuat dari semua jenis material tembus gas. Lensa kontak ini digunakan untuk kelainan refraksi jenis astigmatisma dengan 1-2 dioptri. 5,6Lensa permukaan belakang torik (back toric contact lenses) merupakan lensa torik dengan komponen silinder yang terletak di bagian permukaan posterior lensa kontak. lensa ini mempunyai dua kurva dengan kelengkungan yang berbeda. Satu kurva dipasang sesuai dengan kurvatura kornea yang paling datar, sedangkan kurva yang satunya lagi disesuaikan dengan jumlah astigmatisma korneanya. Lensa kontak ini digunakan untuk kelainan refraksi jenis astigmatisma murni dengan lebih dari 2 dioptri. 5,64. Lensa Kontak Untuk Penderita Presbiopia Presbiopia mengenai penderita usia lebih dari 40 tahun. Disesuaikan dengan usia pengguna lensa kontak, harus mempertimbangkan juga kebutuhan akomodasinya. Ada tiga pilihan lensa kontak pada penderita presbiopia antara lain; pengguna kacamata baca dengan lensa kontak, monovision, dan lensa kontak bifokal. 1Pilihan pertama menggunakan lensa kontak dengan kacamata baca sekaligus, memiliki keuntungan lebih sederhana dan murah. Pada pilihan kedua monovision, yaitu menggunakan satu mata untuk melihat yang jauh, dan mata yang lain melihat yang dekat. Beberapa pasien monovision dapat mentoleransi penggunaannya tanpa kesulitan, namun beberapa gejala mata kabur dapat terjadi. 1Pilihan ketiga menggunakan lensa kontak bifokal pada pasien presbiopia. Terdapat dua tipe lensa kontak bifokal yaitu; alternating vision lenses (bersegmen atau konsentrik), dan simultaneous vision lenses (asferik atau difraktif). 1D. Perawatan Lensa KontakDalam merawat lensa kontak, diperlukan cairan perawatan yaitu;

1. Cairan pencuci lensa (Cleaning solution): yaitu untuk membersihkan lensa sebelum dan sesudah dipakai, yang berguna untuk menghilangkan kotoran di permukaan seperti lipid dan lendir.

2. Cairan pembasah (Wetting Solution): yaitu untuk membasahi kembali lensa kontak dengan cara meneteskannya ke mata apabila lensa kering di mata, dan menjernihkan mata agar lensa kontak tetap baik. Digunakan saat pemasangan dan bertindak sebagai bantalan antara lensa dan kornea dan juga meningkatkan penyerapan air mata pada permukaan lensa. Efek dari larutan ini bertahan 5-15 menit.

3. Cairan perendam atau penyimpan (Soaking Solution) : yaitu untuk menjaga lensa kontak agar tetap basah, tidak tergores dan bebas hama sewaktu disimpan, larutan ini membantu pelepasan deposit.

4. Pelumas : Dalam perawatan dan pemeliharaan lensa kontak, tetes mata pelumas mengandung polimer dan suatu bahan untuk meningkatkan viskositas/ bahan-bahan untuk:

a) Menurunkan gesekan antara kornea, kelopak mata, dan permukaan lensa kontak.

b) Memberi tambahan cairan ke mata bagian depan.

c) Mengeluarkan kotoran dari belakang lensa kontak (dengan menggunakan gerakan yang menjadi lebih mudah setelah diberi tetes mata pelumas).

5. Pembersihan dengan Larutan Desinfeksi.

Proses desinfeksi membantu untuk membunuh atau menonaktifkan mikroorganisme. Ada dua jenis tipe desinfeksi;

a) Thermal desinfeksi

Lensa harus ditempatkan dalam larutan dengan garam yang dipanaskan hingga 80C selama 10-20 menit.

b) Kimia desinfeksi

Larutan berbasis hydrogen peroksida digunakan untuk desinfeksi kimawi, dilakukan selama 10-15 menit. 5,8E. Komplikasi Penggunaan Lensa KontakBeberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penggunaan lensa kontak sebagai berikut:

1. Kelainan pada kornea Infeksi kornea sekunder akibat penggunaan lensa kontak jarang terjadi, namun pada bebrapa kasus dapat menjadi masalah serius dan gangguan penglihatan. Untuk mengurangi risikonya, diperlukan pemasangan lensa kontak yang benar, perawatan lensa kontak secara reguler. 1Berikut ini beberapa kelainan kornea yang dapat terjadi akibat penggunaan lensa kontak antara lain; keratitis infeksius/ ulkus kornea, abrasi kornea, keratitis punctata, infiltrate steril, contact lens superior limbic keratoconjuctivitis, dan keratitis dendritik. 12. Mata merah Mata merah akibat penggunaan lensa kontak dapat disebabkan oleh banyak hal, baik karena pemasangan lensa kontak yang tidak benar atau pada infeksi sekunder. Pemahaman dalam diagnosis banding mata merah dengan berbagai etiologi dapat memperbaiki terapi dan manajemen mata merah. Penggunaan lensa kontak dapat menyebabkan infeksi yang mengganggu penglihatan, dan dapat menyebabkan pasien tidak ingin melanjutkan penggunaan lensa kontak. 1Beberapa hal yang dapat menyebabkan mata merah akibat penggunaan lensa kontak antara lain; pemasangan lensa kontak yang tidak benar, hipoksia, terdapat deposit pada lensa kontak, kerusakan lensa kontak, rekasi toksik atau alergi pada penggunaan lensa kontak, riwayat alergi sistemik atau alergi pada mata sebelumnya, mata kering, infeksi keratitis atau ulkus kornea. 13. Transmisi HIV pada perawatan lensa kontak

HIV dapat terisolasi pada jaringan ocular, jaringan air mata, dan pada lensa kontak penderita AIDS. Namun pada saat ini, belum terdapat data yang menunjukkan transmisi HIV pada kontak air mata, atau penggunaan lensa kontak. 1 PENUTUP

Lensa kontak merupakan lensa buatan yang digunakan untuk tujuan korektif, kosmetik atau terapi yang biasanya dipasang di kornea mata. Lensa ini sulit dipakai untuk jangka panjang serta menyebabkan edema kornea dan rasa tidak enak pada mata. Lensa kornea keras merupakan lensa kontak pertama yang benar-benar berhasil dan diterima secara luas sebagai pengganti kacamata. Indikasi penggunaan lensa kontak pada pasien yaitu indikasi optik seperti pada anisometropia, indikasi terapeutik pada kelainan kornea, indikasi preventif, indikasi operatif, indikasi kosmetik dan okupasi, masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan.1,2,4Beberapa tipe lensa kontak yang dapat digunakan sebagai pilihan pada saat ini adalah lensa kontak lunak (soft contact lenses), lensa kaku permeable gas (rigid gas permeable lenses), lensa kontak torik (toric soft contact lenses) dan lensa kontak khusus pada penderita presbiopia.1,5Penggunaan lensa kontak harus dilakukan secara benar, serta harus dilakukan perawatan secara reguler, sehingga dapat menghindari komplikasi yang dapat saja timbul. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat penggunaan lensa kontak antara lain kelainan pada kornea, seperti keratitis, ulkus kornea; mata merah, dapat terjadi karena cara pemasangan lensa kontak yang tidak benar atau infeksi sekunder oleh penggunaan lensa kontak, dan transmisi HIV akibat penggunaan lensa kontak. oleh karena itu penggunaan lensa kontak harus dengan indikasi yang benar, cara pemasangan yang benar, dan perawatan lensa yang teratur.1,5,8DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Opthalmology : Clinical Optics, Section 3. Basic Clinical Science Course, 2010-2011, page 181-195.2. Amra, Aryani Atiyatul. 2007. Lensa kontak. Medan; USU repository3. Riordan, Paul-Eva; Whitcher, John P. 2007. Vaugan and Asburys General Opthalmology. Jakarta: EGC. Bab 6 Halaman 145-146.

4. Kansky, Jack J. 2011. Clinical Opthalmology; A Systematic Approach Seventh Edition. London: Elsevier Saunders. Page 232-235.5. Khurana, A. K. 2007. Comprehensive Opthalmology; Fourth Edition. New Delhi: New Age International. Page 44-46.6. Byrnes, Stephen; Denayer, Greg; Edrington, Tim. Contact Lens Clinical Pearls pocket Guide. Gas Permeable Lens Institute.7. Profesional Fitting Guide. 1994. FluoroPerm: Rigid Gas Permeable Contact Lenses for Daily Wear. Paragon Vision Sciences.8. Kalaiyarasan. 2004. Paramedical: Contact Lens Fitting. Madurai: Contact Lens Clinic, Aravind eye hospital.9. Sulley, Anna. 2005. Contact Lens Fitting Today, Part 2: Soft Contact Lens Fitting. Association of Optometrics Ireland. 10. The Adventages and Disadvantages of Soft Contact Lense Compared to Rigid Gas permeable Lenses. 2000. Departement of Opthalmology and Visual Sciences; University of Iowa Hospitals and Clinics Health Care.

2