lentera banggai edisi 2 tahun 2015 - merajut keberlanjutan
DESCRIPTION
Buletin Pengajar Muda Kabupaten BanggaiTRANSCRIPT
MerajutEdisi 2 | 2015
Buletin Pengajar Muda Banggai ~ edisi 2/tahun 2015
KEBERLANJUTAN
2
Buletin Pengajar Muda Banggai ~ edisi 2/tahun 2015
Editorial
Edisi 2/Tahun 2015
TIM REDAKSI
Lentera adalah buletin reguler yang disusun dan diterbitkan oleh Pengajar Muda Kabupaten Banggai. Redaksi Lentera menerima tulisan, tanggapan, dan masukan dari pembaca.
KONTAK REDAKSI [email protected] @lenterabanggai http://lentera.zz.vc
(sampul depan)Perwakilan komunitas relawan memandang Kota Luwuk, siap bergerak bersama memajukan pen-didikan di Kabupaten Banggai. Foto oleh: Roisatul Azizah
PEMIMPINStevania Randalia
REDAKTURAhmad GusraEko Andik SaputroHanif AkhtarLoiza Susilo
DESAIN DAN TATA LETAKRoisatul Azizah
KONTRIBUTOR FOTOAnggi Cahyo PerdanaMarsahid Daeng MangkaRama TantraShinta Depitasari Nurani
KONTRIBUTOR REDAKSIMohammad Ali Sopyan
Berlanjut /ber-lan-jut/ (kk.) : (1) Tidak selesai hanya di situ saja; ada
rentetannya; bersambung(2) Terus-menerus; berlarut-larut;
berlama-lama (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online – http://kbbi.web.id)
Mengacu pada arti kata 'berlanjut' di atas, keberlanjutan dapat dipahami sebagai “sesuatu yang berlangsung terus-menerus”. Dalam misi keberlanjutan daerah, Indonesia Mengajar terus-menerus mengirimkan Pengajar Muda selama 5 tahun di 17 kabupaten di Indonesia, termasuk Banggai. Kemajuan pendidikan bukan hasil upaya insidental, tapi dari gerakan yang berlangsung terus-menerus.
Dalam Lentera edisi ini, temukan inspirasi dari sosok penggerak kemajuan pendidikan Banggai, Dr. Tasman Malusa, M.Pd. Temukan juga cerita dari Festival Kelas Inspirasi persembahan komunitas Relawan Oke dalam rubrik baru “Ruang Penggerak” yang diisi oleh rekan penggerak sendiri.
Selamat menikmati!
Salam pergerakan,
Stevania RandaliaPengajar Muda, SDN Inpres Solan
Menggerakkan semesta memang tidak pernah mudah. Namun rumus
dasar sejak dulu selalu sama:
setahun
mengajar,
seumur
hidup
menginspir
Tentang Indonesia Mengajar
3Edisi 2/Tahun 2015
MEMPERSIAPKAN
KEBERLANJUTAN
ndonesia Mengajar (IM) yang merupa-Ikan gerakan pendidikan memimpikan semua masyarakat bergerak bersama
sesuai perannya untuk memajukan pen-didikan di Indonesia. Untuk itulah, IM menaruh harapan besar untuk sebuah keberlanjutan setiap daerah.
Suatu daerah bisa dikatakan berlanjut apabila semua elemen, baik masya-rakat, aktor pendidikan, maupun pemerintah, mampu bekerja sama untuk mengelola pendidikan dan menghadapi tantangan atau masalah dengan kemampuan mereka sendiri.
Di tahun ini, hampir semua daerah pe-nempatan IM memasuki tahun kelima yang merupakan tahun terakhir, kecuali empat kabupaten: Banggai, Aceh Utara, Musi Banyuasin, dan Muara Enim.
Kabupaten Banggai sendiri tahun ini memasuki tahun ketiga penempatan IM yang
telah mengirimkan Pengajar Muda (PM) Angkatan IX sejak
Desember 2014 lalu untuk men-dorong keberlanjutan itu terjadi.
Yang perlu disadari oleh masyarakat pada umumnya, PM bukan hanya ber-tugas mengisi kekosongan guru di seko-lah, namun juga mendorong keberlanju-tan itu terjadi. PM bukan hadir guna men-jadi 'aktor utama' perubahan, melainkan menjejaringkan semua elemen masya-rakat untuk menciptakan kolaborasi po-sitif di bidang pendidikan. Guru meru-pakan 'baju' yang dikenakan, namun pe-ran PM yang lebih besar adalah mene-mukan potensi penggerak dari berbagai kalangan masyarakat serta mengem-bangkan motivasi dan kemampuannya sehingga percaya diri menjadi seorang penggerak.
Di Banggai, aktor-aktor pendidikan di tingkat kabupaten tumbuh menguat. Ruang interaksi antar penggerak terus tumbuh dan mulai terjadi kolaborasi positif meskipun belum maksimal. IM percaya bahwa kolaborasi positif ter-sebut merupakan ikhtiar menuju keber-lanjutan.
SEMESTA
BERGERAK,
4 Edisi 2/Tahun 2015
Tentang Indonesia Mengajar
Pada tahun 2013, muncul inisiatif 'Kelas Inspirasi Mini' yang diadakan SDN Inpres Solan. Setahun setelahnya, Kelas Inspi-rasi Banggai 2014 terselenggara dengan menjaring beberapa profesional, baik dari Banggai maupun luar Banggai. Kemudian di tahun ini, para relawan pen-didikan Banggai sudah mampu mengini-siasi Kelas Inspirasi Banggai Laut 2015, dimana jangkauan ruang interaksi yang tercipta lebih besar.
Didampingi PM, para relawan yang telah saling berjejaring ini membentuk komu-nitas kerelawanan pendidikan bernama “Relawan Oke” dan menyelenggarakan Festival Kelas Inspirasi (FKI) Banggai pada 3 Mei 2015 lalu. Melalui FKI, kerumunan positif ini melibatkan lebih banyak lagi elemen, baik pemerintah, masyarakat umum, maupun komunitas yang memiliki tujuan sama (Penyala Banggai, Sikole Mombine) untuk bekerja
sama dalam gerakan memajukan pendidikan di Kabupaten Banggai.
Tentu ini bukan garis akhir perjalanan. Masih ada waktu sekitar 2,5 tahun lagi bagi Kabupaten Banggai untuk didam-pingi IM dalam mempersiapkan keber-lanjutan daerahnya. Maka sudah sela-yaknya kita bersama-sama belajar dan bekerja secara intensif untuk mem- bangun keberlanjutan yang lebih kuat dan mandiri.
IM optimis akan munculnya gerakan-gerakan positif yang melahirkan sebuah perubahan. Gerakan yang disusun ber-sama-sama, baik dari segi pikiran, tenaga, maupun materinya. Gerakan yang melibatkan semua elemen masyarakat di Banggai. 'Gerakan Semesta' untuk sebuah keberlanjutan.
Oleh: Eko Andik SaputroPengajar Muda, SDN 2 Sinorang
Menggerakkan semesta memang tidak pernah mudah. Namun rumus dasar sejak dulu selalu sama: mulailah
lebih dahulu, berilah lebih dari yang diminta. – Hikmat Hardono, Direktur Gerakan Indonesia Mengajar
“(Sumber foto: reformedtheology.ca)
“Snow Ball Effect” di Banggai
Ilustrasi
5Edisi 2/Tahun 2015
“Snow Ball Effect” di Banggai
Oleh: Ferdiyanto EsingRelawan Oke
6 Edisi 2/Tahun 2015
emercik hujan yang membasahi
GLapangan Basket Gelora Luwuk sore itu sama sekali tidak terdengar in-
dah, paling tidak bagi kami, panitia Festival Kelas Inspirasi (FKI) Banggai 2015. Niat baik dan kerja keras terkadang belum cukup menjamin suatu kegiatan bisa berjalan mulus. Ada banyak faktor yang turut andil memberi pengaruh, hujan salah satunya. Namun, kami tidak patah arang. Segera setelah hujan reda, semua orang sibuk dengan pekerjaan masing masing: me-ngepel, memperbaiki booth, dan persiapan lainnya menuju Malam Anugerah FKI Banggai 2015.
Persiapan sesungguhnya sudah dimulai se-jak dua bulan sebelumnya, tepatnya tang-gal 8 Maret 2015. Para Inspirator Kelas Inspirasi (KI) Banggai dan Banggai Laut, Pen-yala Banggai, serta Pengajar Muda Kabupa-ten Banggai berkumpul di objek wisata Salodik. Kami kemudian bermufakat un-tuk membentuk suatu komunitas ber-nama Relawan Oke. FKI Banggai 2015 yang diselenggarakan pada tanggal 3 Mei 2015 lalu adalah gerakan perdana dari Relawan Oke.
Meskipun sudah pernah diselenggarakan di Kabupaten Banggai (September 2014) dan Kabupaten Banggai Laut (Februari 2015), antusiasme dari masyarakat lokal Banggai sendiri untuk menjadi relawan Kelas Inspirasi terlihat masih kurang. Maka, pada mulanya FKI Banggai 2015 hanya dimaksudkan sebagai ajang untuk mem perkenalkan gerakan KI secara lebih luas. Namun dalam prosesnya, cakupan kegia-tan ini pun diperluas dan melibatkan
Festival Kelas InspirasiBanggai 2015
Festival Kelas InspirasiBanggai 2015
Ruang Penggerak
”Oleh: Mohammad Ali SopyanKoordinator FKI Banggai 2015, Relawan Oke
Ruang Penggerak
7Edisi 2/Tahun 2015
relawan multi sektor. Tema yang diusung adalah “Tumbuhkan Kepedulian, Kobarkan Kerelawanan, Majukan Pendidikan”.
Ada beragam acara yang kami hadirkan melalui FKI Banggai 2015. Mulai dari Pameran Komunitas Kere- lawanan yang diikuti oleh: Indonesia Mengajar, Kelas Inspirasi, Penyala Banggai, ALTO, Sikola Mombine, dan Wahana Hijau Indonesia. Ada pula jalan sehat “Jalan Oke”, lomba menggambar (SD), menulis puisi (SMP), dan menulis cerpen (SMA). Rangkaian acara semakin meriah dengan penampilan puisi teatrikal, musik tradisional, solo biola, serta penampilan khusus dari Yunita Idol—pentolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol yang juga merupakan putri daerah asli dari kota Luwuk.
Puncak acara hari itu adalah Malam Anugerah FKI Banggai 2015. Di sini, tiga sosok yang mempunyai andil besar dalam dunia pendidikan, namun belum mendapatkan apresiasi yang berarti, dinobatkan sebagai Pahlawan Inspirasi 2015. Sebagai pe-nutupnya, sesi “Wish for Banggai” menyatukan semua
#FKIBanggai2015@FKI_Banggai
komunitas dan pemangku kepentingan yang terlibat untuk bergandengan tangan dan menyatakan harapan untuk Kabupaten Banggai.
Melalui FKI Banggai 2015, diharapkan jejaring di antara relawan, pemangku kepentingan, dan masyarakat luas semakin erat demi kemajuan dunia pendidikan di Kabupaten Banggai. Together we are stronger, together we are better, hand in hand for a better Banggai. Sampai jumpa di Festival Kelas Inspirasi Banggai 2016!
Tumbuhkan kepedulian, kobarkan
kerelawanan, majukan pendidikan.
8 Edisi 2/Tahun 2015
Lipu
tan
2015
16 MARET25 ARPIL
28-29 MARET
Meyakini bahwa remaja-remaja di Pulau
Tembang perlu dibekali dengan
pengetahuan mengenai pubertas dan
kesehatan alat reproduksi yang mema-
dai, Pengajar Muda yang bertugas,
didukung Dinas Kesehatan Kabupaten
Banggai, mengadakan Penyuluhan Seks
dan Kesehatan Reproduksi. Mengangkat
tema “Rasanya Tubuhku Berubah, Yuk
Cari Tahu!”, penyuluhan ini diisi oleh dua
narasumber ahli yang datang secara
sukarela: seorang psikolog anak, Astrid
WEN M.Psi dari Jakarta dan dr. Hendra
dari Pagimana.
Babak Semifinal OSK 2015 me-
rupakan kelanjutan dari Babak
Penyisihan yang telah dilaksana-
kan 21 Februari 2015 lalu di
Rayon Luwuk, Batui, dan Pagi-
mana. Dari 1.162 orang siswa
Kabupaten Banggai yang meng-
ikuti Babak Penyisihan dan ber-
kompetisi dengan ribuan siswa
di seluruh Indonesia, 615 siswa
berhasil lolos ke Babak Semi-
final. Selamat kepada Bagas-
kara Sulistyo dari SD Inpres
Bunta 04 berhasil lolos final ke
Jakarta pada 13-14 Juni 2015.
Berawal dari minat seorang guru yang merupakan warga Ondo-ondolu
SPA untuk menjadikan rumahnya sebagai tempat baca, Pengajar Muda
yang bertugas dan Penyala Banggai, yang memang bergerak di bidang
peningkatan minat baca anak, menjemput inisiatif tersebut dan
memfasilitasi pembukaan Rumah Baca SAJALOBBA (singkatan dari
Sanggar Belajar Berlomba Membaca, juga memiliki makna kesatuan
dalam keragaman suku Saluan, Jawa, Lombok, Bugis, Bali). Selain
peresmian Rumah Baca, kegiatan ini diisi juga dengan Kelas Inspirasi
Mini dan Penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Sehat oleh relawan dokter
dan bidan dari Nambo.
PENYULUHAN SEKS DAN KESEHATAN REPRODUKSI
BABAK SEMIFINAL OSK 2015
PEMBUKAAN RUMAH BACA DAN PENYU-LUHAN POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Lokasi:Pulau
Tembang, SDN Pulau Tembang,
Kecamatan Pagimana
Lokasi:SD Pembina Luwuk, SDN
3, dan SDN 4 Luwuk,
Kabupaten Banggai
Lokasi:Desa Ondo-
Ondolu I, SDN Ondo-Ondolu
SPA, SPC, dan Batui 5,
Kecamatan Batui
Liputan
9Edisi 2/Tahun 2015
2015
17 MEI
3 MEI
7 MEI
Guna meningkatkan minat baca dan
belajar mandiri masyarakat, khususnya
anak-anak Desa Solan & Solan Baru,
Pengajar Muda yang bertugas berkola-
borasi dengan salah seorang guru SDN
Inpres Solan dan Penyala Banggai,
serta dengan dukungan Kepala Desa
Solan Baru dan Ketua Komite Sekolah,
membuka Rumah Belajar “Moko Pande”
(bahasa Saluan—dalam bahasa Indonesia:
“Agar Pintar”). Anak-anak dan warga
mengikuti acara peresmian yang juga diisi
dengan jalan santai bersama, pembacaan
dongeng oleh Ibu Narti dari Luwuk, dan
Mengumpulkan lebih banyak orang
yang memiliki semangat kerelawanan,
dengan mengusung tema “Tumbuhkan
Kepedulian, Kobarkan Kerelawanan,
Majukan Pendidikan”. Kegiatan FKI an-
tara lain:Jalan Oke, Lomba Mengambar
SD, Lomba Cipta Puisi SMP, Lomba Me-
nulis Cerpen SMA, dan Malam Anuge-
rah FKI. Juga terdapat stan Indonesia
Mengajar, Kelas Inspirasi, Penyala
Banggai, Sikola Mombine, ALTO dan
Relawan Oke.
Guru-guru SDN Inpres Solan memiliki minat untuk belajar
menggunakan komputer guna mendukung kelancaran pekerjaan
seperti penyusunan soal, pembuatan daftar nilai, juga untuk berbagai
keperluan mengajar lain. Bekerja sama dengan Roisa (Pengajar Muda
SD Inpres Ondo-Ondolu SPC) sebagai Pemateri serta Wakil Kepala Sekolah
dan Operator Sekolah dalam penyelenggaraannya, Pengajar Muda yang
bertugas memfasilitasi Pelatihan Dasar Komputer. Pelatihan ini
diprogramkan sebanyak 3 sesi dengan materi berjenjang dari dasar
penggunaan perangkat hingga pemahaman program-program dalam
komputer.
PEMBUKAAN RUMAHBELAJAR “MOKO PANDE”
FESTIVAL KELAS INSPIRASIBANGGAI 2015
PELATIHAN DASAR KOMPUTER GURU SDN INPRES SOLAN (SESI 1)
Lokasi:Desa Solan Baru,
Kecamatan Kintom
Lokasi:Lapangan
Basket Gelora Luwuk,
Kabupaten Banggai
Lokasi:Desa Solan, Kecamatan
Kintom
Desa Solan & Solan Baru beramai-ramai
belajar bersama.
10 Edisi 2/Tahun 2015
Tajuk Rencana
Putus Sekolah
Bangsa Indonesia merupakan bang-sa yang kaya, baik dari sumber daya alam yang melimpah maupun po-
tensi manusia Indonesia yang luar biasa. Indonesia dikaruniai jumlah penduduk yang tinggi. Tercatat jumlah penduduk Indonesia di tahun 2014 mencapai lebih dari 252 juta jiwa, dimana lebih dari 45% berada di usia produktif.
Proporsi usia produktif tersebut akan te-rus meningkat sampai tahun 2025. Secara demografis, besarnya proporsi penduduk usia produktif tersebut merupakan potensi bagi pembangunan. Na-mun, potensi manusia Indonesia ini belum diiringi dengan kualitas pendidikan yang optimal. Hal ini dapat tercermin dari masih ting-ginya angka putus sekolah.
Tingginya angka putus sekolah di-refleksikan dengan Indeks Angka Par-tisipasi Sekolah (APS) oleh Badan Pusat Statistik yang menunjukkan bahwa di ta- hun 2013 30,6% dari warga Indonesia yang berumur 7-24 tahun sudah tidak lagi ber-sekolah. BPS juga mencatat, di wilayah Sulawesi Tengah sendiri, angka putus se-kolah mencapai 31,7%.
Melihat kondisi ini, dapat dipahami apa-bila proporsi angkatan kerja di Indonesia saat ini masih didominasi oleh lulusan SD. Padahal mulai tahun 2015 ini, wilayah Asia Tenggara sudah menyepakati terben-tuknya zona AFTA dimana tenaga kerja da-ri negara mana pun dapat masuk dan ber-
saing di Indonesia. Hal ini jelas menuntut daya kompetensi yang tinggi dari pen-duduk usia produktif kita.
Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia profesional, baik SDM maupun pe-merintah Indonesia seharusnya sadar bah-wa pendidikan adalah tulang punggung kemajuan bangsa. Bertarung mengurangi angka putus sekolah di Indonesia bukan-lah hal yang mudah.
Warga negara Indonesia semestinya ter-pacu untuk terus bersekolah guna
menjadikan dirinya individu yang berpendidikan dan memiliki daya saing tinggi. Di sisi lain, alangkah lebih baik bila pemerintah ber-gerak bersama untuk turun ke daerah-daerah di Indonesia guna
meninjau langsung keadaan pen-didikan di pelosok dengan tingkat
putus sekolah yang masih tinggi.
Penulis melihat, pemerintah sebaiknya mencanangkan program yang terfokus pada peningkatan indeks APS di tingkat SMP dan SMA dengan cara menyediakan akomodasi khusus untuk menampung sis-wa putus sekolah yang kurang mampu dan memberikan mereka beasiswa pe-nuh. Memerangi angka putus sekolah me-mang bukanlah hal yang mudah. Namun untuk setiap upaya besar guna mengatasi tantangan besar pasti akan membuahkan hasil.
Tantangan Terbesar Bangsa Indonesia
Oleh: Loiza SusiloPengajar Muda, SDN Pulau Tembang
Pendidikan
adalah tulang
punggung
kemajuan
bangsa
Pak Doktor di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Profil
11Edisi 2/Tahun 2015
Pak Doktor di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Perkenalkan, inilah Kepala Bidang Dikdas kita yang baru, Dr.
Tasman Malusa, M.Pd. Jika kita perhatikan baik-baik, gelar Doktor yang melekat di depan nama beliau merupakan gelar puncak akademis di Pergu-ruan Tinggi. Gelar ini dibe-rikan ketika seseorang te-lah menyelesaikan jenjang Strata-3 atau biasa dising-kat S3. Dan jika kita cermati lagi, tidak banyak yang memiliki gelar ini di Dinas Kabupaten Banggai.
Pak Tasman merupakan pria asli Masama. Selain menjabat sebagai Kabid Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, beliau juga seorang dosen di Untika dan Unismuh Luwuk. Sebelum sampai di titik ini, Pak Tasman telah menempuh perjalanan karir dan pendidikan yang panjang.
Beliau beberapa kali menjabat sebagai Guru dan Kepala Sekolah SMP dan SMA sejak diangkat sebagai PNS ta-hun 1992. Kemudian, beliau dimutasi menjadi Pengawas SMP/SMA se-Kabupaten Banggai di tahun 2013. Akhirnya pada Februari 2015 lalu, Pak Tasman dilantik menjadi Kepala
Bidang Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Pencapaian tersebut tidak terlepas dari kegigihan beliau untuk terus sekolah. Pak
Tasman berasal dari desa. Keluarganya bukan dari kalangan mampu, ibunya tidak sempat menamatkan
jenjang Sekolah Dasar. Kondisi ini tidak jadi alasan beliau untuk rendah diri dan
menyerah untuk bersekolah. Sebaliknya, ini menjadi pemacu semangat Pak Tasman untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya.
Berawal dari Sekolah Dasar di Kecamatan Masama, beliau terus melanjutkan seko-lah, menamatkan studi S1, hingga berhasil
mengawali karir sebagai se-orang Guru. Pak Tasman tidak lantas terlena deng-an kenyamanan yang ada. Beliau menimba lebih ban-yak ilmu di jenjang pendidi-kan yang lebih tinggi lagi, hingga pada tahun 2012
beliau dinyatakan lulus dari program doktoral di Universitas Negeri Jakarta.
Menurut beliau, seorang guru harus mempunyai ilmu pengetahuan yang baik, agar kualitas anak didik dan guru itu sendiri juga jadi lebih baik. Oleh karenanya, sekolah sampai jenjang
Tasman Malusa
“Pencapaian tersebut tidak terlepas dari
kegigihan beliau untuk terus sekolah.”
Oleh: Hanif AkhtarPengajar Muda, SD Inpres Moilong
12 Edisi 2/Tahun 2015
Profil
“
tertinggi itu penting untuk memperbaharui dan mengembangkan keilmuan kita.
Bapak berkaca mata yang memiliki selera humor tinggi ini melihat keadaan pendidikan di Kabupaten Banggai saat ini memang agak turun, khususnya pada pencapaian grade mata pelajaran tertentu. Namun, beliau menganggap kondisinya belum terlalu mengkhawatirkan dan dapat ditingkatkan. Bersama segenap tim di Dinas, Pak Tasman akan menggalakkan program “Banggai Cerdas”.
Harapannya, dengan program “Banggai Cerdas” yang konsepnya sedang dimatang-kan ini, semua elemen pendidikan, mulai dari dinas, kepala sekolah, guru, siswa, hingga masyarakat ke depannya akan be-kerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan demi anak-anak di Kabupaten Banggai. Merupakan cita-cita bersama ter-masuk Pak Tasman pribadi, semua anak di
Kabupaten Banggai bisa mengenyam pen-didikan sesuai amanat Undang-Undang.
Prinsip bekerja yang selalu beliau jadikan pegangan ialah “Jadikan pekerjaan
dan pelayanan pada semua orang atas
dasar ikhlas dan bernilai”. Dengan prinsip
tersebut beliau siap berkolaborasi dengan siapa saja untuk mewujudkan pendidikan dasar berkualitas dan terjangkau oleh semua orang. Oleh karena itu, Kabid Dikdas kita yang baru ini mengajak semua yang tergerak dan peduli pendidik-an untuk bahu-membahu mema-jukan pendidikan di Kabupaten Banggai ini.
Seorang guru harus mempunyai ilmu pengetahuan yang baik, agar
kualitas anak didik dan guru itu sendiri juga jadi lebih baik.
”
Ruang Belajar
13Edisi 2/Tahun 2015
PETUGAS
PROFESIetugas Profesi adalah salah satu Pmetode kreatif yang membantu anak mempelajari nama-nama profesi
dalam bahasa Inggris dengan bermain peran sebagai “Petugas” dan “Pengunjung”.
Alat dan Bahan: Kalung tanda pengenal (Bisa juga gunakan yang berbentuk kartu, dan yang bekas pakai)
Gambar-gambar profesi(Gambar dapat diambil dari internet lalu dicetak, atau digambar sendiri)
Tulisan nama profesi (Tulisan dibuat dua rangkap—satu untuk dimasukkan ke dalam tanda pengenal Petugas, satu untuk dibawa Pengunjung)
Langkah Pelaksanaan: KEGIATAN AWAL
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa:“Siapa yang punya cita-cita?”“Siapa yang cita-citanya jadi (misal: dokter)?” “Siapa yang tahu, apa bahasa Inggrisnya dokter?”. Guru lalu menjelaskan bahwa siswa akan belajar nama-nama profesi dalam bahasa Inggris.
Guru mengangkat 9 siswa (jumlah siswa dan profesi dapat disesuaikan) sebagai Petugas. Masing-masing diberikan
kalung tanda pengenal profesi yang berbeda-beda, dan diarahkan untuk berdiri di sudut-sudut kelas.
Guru mengangkat siswa-siswa lain sebagai Pengunjung (jika jumlah siswa banyak dapat dibagi lagi ke dalam kelompok-kelompok kecil).
Guru memberikan waktu kepada para Pengunjung untuk berkeliling melihat gambar-gambar profesi yang ada di kalung tanda pengenal para Petugas.
KEGIATAN INTI Guru mengeluarkan satu kertas bertuliskan nama profesi, misal “Police Officer”, lalu melemparkan pertanyaan “Kira-kira yang mana ya Police Officer?” Pengunjung yang mengangkat tangan pertama diberikan kesempatan menjawab, mengambil kertas tiket dari Guru dan menghampiri Petugas.
Guru menginstruksikan, saat menghampiri, Pengunjung harus bertanya kepada Petugas, “Are you Police Officer?” sambil menyerahkan tiket.
Petugas lalu memeriksa kertas di bagian dalam kartu tanda
1
1
1
2
2
3
3
4
2
3
14 Edisi 2/Tahun 2015
Ruang Belajar
pengenal. Jika cocok, maka Petugas menjawab “Yes!” sambil menerima tiket dari Pengunjung. Jika tidak, Petugas menjawab “No!” dan Pengunjung harus mencari kembali hingga bertemu yang cocok.
Guru menuliskan kosakata yang baru saja dipelajari di papan tulis“Polisi = police officer” dan meminta siswa membaca bersama-sama.
Lanjutkan hingga semua kosakata profesi selesai dibahas.
KEGIATAN PENUTUP
Guru memberikan waktu kepada seluruh siswa mencatat semua kosakata profesi yang baru saja dipelajari.
Guru menunjukkan kembali gambar-gambar profesi dan meminta siswa menyebutkan lagi nama profesi
4
5
1
2
tersebut dalam bahasa Inggris secara bersama-sama.
Metode ini efektif diterapkan di kelas dengan mayoritas siswa ber-modalitas kinestetik karena sifat-nya yang active learning dan melibatkan gerak. Di sisi lain, anak-anak visual juga terakomodir dengan gambar-gambar profesi dan sosok teman sekelasnya yang berperan menjadi Petugas. Proses tanya jawab saat mencocokkan tiket antara Petugas dengan Pengunjung juga membantu pemahaman anak-anak auditory. Selamat mencoba!
Oleh: Stevania RandaliaPengajar Muda, SDN Inpres Solan
Temukan beragam metode pengajaran kreatif lainnya pada
laman “Ruang Belajar” dengan alamat
Mari Berbagi!belajar.indonesiamengajar.org
Dalam suatu kesempatan, guru mengajak anak-anak membaca catatan pelajaran IPA mereka, lalu sama-sama membahas beberapa materi dengan tanya jawab.
Ibu Guru (G) : Ayo, apa saja sifat cahaya?Anak-anak (A) : Cahaya dapat menembus benda bening, Enci!G : Bagus! Apa saja yang termasuk benda bening?A : Air!G : Kalau benda gelap?A : Batu!Isna (samaran) : E' tidak! Batu bukan benda gelap, Enci! Cahaya bisa
menembus batu.G : Maksudnya, Isna?Isna : (dengan logat Saluan kental) Itu batu akik yaaaa, bisa ditembus cahaya dia, yaaaaa!
Suatu hari di SDN Trans Batui 5, siswa kelas 1-3 dan beberapa siswa TK hadir mengikuti latihan Pramuka. Ketika latihan sedang berjalan, tiba-tiba salah satu siswa kelas rendah
memanggil guru pelatih.Rani (samaran) : Pak, kita orang ikut ya latihan. Kita satu tim sendiri.Pak Guru : Iya, boleh... Coba kamu siapkan teman-temanmu.Rani : Iya, Pak. (muka serius) Perhatian! Siaaap grak! Lencang depaaan grak! Langkah tegap maju HENTIIIII... grak!Pak Guru : (terpana) Coba kamu ulangi lagi?Rani : Langkah tegap maju HENTIIIII... grak! (Sambil kebingungan dengan komando, anggota timnya tetap
melaksanakan aba-aba langkah tegap maju)Pak Guru : Hahahahha....
Maju Henti?
Cerita Lucu
(Sumber foto:dreamstime.com)
(Sumber foto:riri-yunita.blogspot.com)
Edisi 2/Tahun 2015
Anak Akik
Oleh: Stevania RandaliaPengajar Muda, SDN Inpres Solan
Oleh: Ahmad GusraPengajar Muda, SDN Trans Batui 5
15
Bersantai di Hari Minggu (Foto: Loiza Susilo)
Kapal Cita-Cita Anak-Anak Solan (Foto: Stevania Randalila)
Bentuk Hati dari Kelas Empat (Foto: Roisatul Azizah)
Terima Kasih Sudah Menginspirasi Kami di Trans Batui 5
(Foto: Ahmad Gusra)
Kami Siap Melaksanakan UN (Foto: Eko Andik Saputro)
Latihan Sore demi Kejuaraan Kecamatan (Foto: Hanif Akhtar)
GALERI