lesi medula spinalis

3
Lesi Medula Spinalis 1. Etiologi Berdasarkan etiologinya, lesi pada medula spinalis dapat dibagi menjadi 2, yaitu lesi traumatik dan non traumatik. a. Lesi Medula Spinalis Traumatik Tekanan mendadak yang menyebabkan fraktur, dislokasi, kompresi pada tulang belakang dapat menyebabkan lesi traumatis. Tembakan maupun luka senjata tajam juga dapat menyebabkan lesi traumatis pada tulang belakang. Komplikasi trauma seperti perdarahan, pembengkakan, peradangan dan penumpukan cairan di dalam atau dekat medula spinalis sering menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Trauma juga dapat terjadi secara progresif (kronis) seperti mengangkat beban yang berat dalam waktu yang lama. b. Lesi Medula Spinalis Non Traumatik Lesi ini bukan disebabkan oleh gaya fisik eksternal. Faktor penyebabnya mencakup penyakit motor neuron, myelopati spondilotik, infeksi, inflamasi, penyakit vaskuler, neoplasma, kondisi toksik dan metabolik, serta kelainan kongenital dan perkembangan. 2. Level Lesi Medula Spinalis Cedera tulang belakang bervariasi dalam lokasi dan tingkat keparahannya. Level cedera mengacu pada bagian terendah dari medulla spinalis yang masih normal. Lesi pada tingkat yang lebih tinggi mempengaruhi lengan, tangan, batang tubuh, kaki dan organ panggul, sedangkan lesi pada tingkat yang lebih rendah hanya mempengaruhi kaki, pelvis dan batang tubuh. Lesi medulla spinalis dapat menyebabkan kelumpuhan keempat anggota badan (tetraplegia atau quadriplegia) atau kelumpuhan pada tungkai bawah (paraplegia).

Upload: nimas-ayu-suri-patriya

Post on 21-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

just uplod

TRANSCRIPT

Page 1: Lesi Medula Spinalis

Lesi Medula Spinalis

1. Etiologi

Berdasarkan etiologinya, lesi pada medula spinalis dapat dibagi menjadi 2, yaitu lesi traumatik dan non traumatik.

a. Lesi Medula Spinalis TraumatikTekanan mendadak yang menyebabkan fraktur, dislokasi, kompresi pada tulang belakang dapat menyebabkan lesi traumatis. Tembakan maupun luka senjata tajam juga dapat menyebabkan lesi traumatis pada tulang belakang. Komplikasi trauma seperti perdarahan, pembengkakan, peradangan dan penumpukan cairan di dalam atau dekat medula spinalis sering menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Trauma juga dapat terjadi secara progresif (kronis) seperti mengangkat beban yang berat dalam waktu yang lama.

b. Lesi Medula Spinalis Non TraumatikLesi ini bukan disebabkan oleh gaya fisik eksternal. Faktor penyebabnya mencakup penyakit motor neuron, myelopati spondilotik, infeksi, inflamasi, penyakit vaskuler, neoplasma, kondisi toksik dan metabolik, serta kelainan kongenital dan perkembangan.

2. Level Lesi Medula SpinalisCedera tulang belakang bervariasi dalam lokasi dan tingkat keparahannya. Level cedera mengacu pada bagian terendah dari medulla spinalis yang masih normal. Lesi pada tingkat yang lebih tinggi mempengaruhi lengan, tangan, batang tubuh, kaki dan organ panggul, sedangkan lesi pada tingkat yang lebih rendah hanya mempengaruhi kaki, pelvis dan batang tubuh. Lesi medulla spinalis dapat menyebabkan kelumpuhan keempat anggota badan (tetraplegia atau quadriplegia) atau kelumpuhan pada tungkai bawah (paraplegia).Tingkat keparahan lesi ini diklasifikasikan sebagai lesi komplit, yaitu jika hampir semua gerakan dan sensasi di bawah tingkat cedera hilang, atau lesi inkomplit, yaitu jika sebagian gerakan dan sensasi masih dapat dirasakan. a. Level Sensorik

Level sensorik ditentukan melalui dermatom dengan masing-masing segmen medula spinalis yang menginervasi bagian kulit spesifik. Distribusi dermatom ini relatif mudah, kecuali pada tungkai. Di lengan, serviks dermatom C5 ke T1 tersusun dari radial proksimal (C5) ke distal (C6-8) dan medial proksimal (T1). Pada bagian kaki-kaki, L1 untuk L5 dermatom menutupi bagian depan kaki dari proksimal ke distal sedangkan dermatom sakral menutupi bagian belakang kaki.

b. Level MotorikTerdapat 10 kelompok otot yang merepresentasikan inervasi motorik medula spinalis segmen cervical dan lumbosacral. C5 merepresentasikan otot fleksor siku (musculus biceps), C6 ekstensor

Page 2: Lesi Medula Spinalis

pergelangan tangan, C7 ekstensor siku (musculus triceps), C8 fleksor jari-jari, dan T1 abduktor kelingking. Adapun otot-otot kaki merepresentasikan segmen lumbal. L2 fleksor panggul (musculus psoas), L3 ekstensor lutut (musculus quadriceps), L4 dorsifleksor pergelangan kaki (musculus tibialis anterior), L5 ekstensor jari telunjuk kaki (musculus hallucis longus), S1 fleksor plantar pergelangan kaki (musculus gastrocnemius). Sfingter ani diinervasi oleh medula spinalis segmen S4-5 dan merepresentasikan akhir dari medula spinalis. Sfingter ani merupakan batas kritis dari pemeriksaan medula spinalis. Jika sfingter ani masih berkontraksi secara sadar (volunter), meskipun temuan pemeriksaan lainnya didapati lesi motorik komplit, maka orang tersebut dapat dikatakan mengalami lesi motorik inkomplit.

Sumber:Kishner S and Ramachandran TS. 2013. Dermatomes Anatomy. http://emedicine.medscape.com/article/1878388-overview#showall (akses 22 Januari 2014)Young, Wise. 2014. Spinal Cord Injury Level and Classification. http://www.travisroyfoundation.org/resources/spinal-cord-injury-levels-classification (akses 22 Januari 2014)