li lbm 4 mata wicak.docx
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
1/24
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
2/24
lensa. &enurut teori ini, kalium dan molekulmolekul lainnya seperti asamasam amino
secara aktif ditransport ke anterior lensa melalui epitelium. !emudian berdifusi keluar
dengan gradien konsentrasi melalui belakang lensa.di mana tidak ada sistem transport
aktif. !ebalikannya, natrium mengalir melalui belakang lensa dengan sebuah gradien
konsentrasi yang kemudian secara aktif diganti dengan kalium melalui epitelium. Sebagai pendukung teori ini, gradien anteroposterior ditemukan untuk kedua ion: kalium
terkonsentrasi pada anterior lensa, dan natrium pada bagian posterior lensa. !ondisi seperti
pendinginan yang menginaktifasi pompa en)im tergantung energi juga mengganggu
gradien ini. !ebanyakan aktifitas dari *a+, !+'-ase ditemukan dalam epitelium lensa.
&ekanisme transport aktif akan hilang jika kapsul dan epitel yang menempel dilepaskan
dari lensa, tetapi tidak terjadi jika hanya kapsul saja yang dilepaskan melalui degradasi
en)imatik dengan kolagenase. 'emuantemuan ini mendukung hipotesis yang menyatakan
bah%a epitel adalah tempat primer untuk transport aktif pada lensa. *atrium dipompakan
keluar menuju aueous humor dari dalam lensa, dan kalium masuk dari aueous humor kedalam lensa. -ada permukaan posterior lensa /lensaitreus, perpindahan solut terjadi
secara difusi pasif. ancangan asimetris ini bermanifestasi dalam gradien natrium dan
kalium sepanjang lensa dengan konsentrasi kalium lebih tinggi pada depan lensa dan lebih
rendah di belakang lensa. Dan kebalikannya konsentrasi natrium lebih tinggi di belakang
lensa daripada di depan. anyak dari difusidifusi ini terjadi pada lensa melalui sel ke sel
dengan taut antar sel resistensi rendah.
!eseimbangan kalsium juga penting untuk lensa. !adar normal intrasel dari
kalsium dalam lensa adalah sekitar 30 m& di mana kadar kalsium di luar mendekati 2 &
esarnya gradien transmembran kalsium dipertahankan secara primer oleh pompa kalsium/4a2+'-ase. &embran sel lensa juga secara relatif tidak permeabel terhadap kalsium.
(ilangnya homeostasis kalsium akan sangat mengganggu metabolisme lensa. -eningkatan
kadar kalsium dapat berakibat pada beberapa perubahan meliputi tertekannya metabolisme
glukosa, pembentukan agregat protein dengan berat molekul tinggi dan aktiasi protease
yang destruktif.
'ransport membran dan permeabilitas juga termasuk perhitungan yang penting
pada nutrisi lensa. 'ransport aktif asamasam amino mengambil tempat pada epitel lensa
dengan mekanisme tergantung pada gradien natrium yang diba%a oleh pompa natrium.
5lukosa memasuki lensa melalui sebuah proses difusi terfasilitasi yang tidak secara
langsung terhubung oleh sistem transport aktif. (asil buangan metabolisme meninggalkan
lensa melalui difusi sederhana. erbagai macam substansi seperti asam askorbat, myo
inositol dan kolin memiliki mekanisme transport yang khusus pada lensa.
PATOFISIOLOGI KATARAK DIA!TIK
!atarak diabetik merupakan salah satu penyebab gangguan penglihatan yang utama pada
pasien diabetes melitus selain retinopati diabetik. -atofisiologi terjadinya katarak diabetik
berhubungan dengan akumulasi sorbitol di lensa dan terjadinya denaturasi protein lensa. 6, 10
!atarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi/penambahan cairan lensa, atau akibat denaturasi protein lensa. -ada diabetes melitus terjadi
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
3/24
akumulasi sorbitol pada lensa yang akan meningkatkan tekanan osmotik dan menyebabkan
cairan bertambah dalam lensa. Sedangkan denaturasi protein terjadi karena stres oksidatif oleh
7S yang mengoksidasi protein lensa /kristalin. 6, 10
• $ubis, odiah ahma%ati. 2008. Diabetik Retinopati. 9niersitas Sumatra 9tara: &edan.
•hasar Drouilhet ;(. 200
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
4/24
Dengan semakin bertambahnya ketebalan dari dinding pembuluh darah maka pantulan
cahaya yang diberikan oleh pembuluh darah akan semakin berkurang dan timbul reflek
cahaya reddish brown. >ni dinamakan reflek copper wire. pabila keadaan ini berlanjut
maka akan terjadi penebalan yang disertai pengecilan lumen askuler. pabila tidak dapat
ditemukan lagi collum of blood %alaupun hanya pantulan garis tipis maka keadaan ini
disebut dengan silver wire.
Selain adanya penebalan dinding askuler, pada arteriosklerotik timbul pula kelainan
pada arteriolovenous crossing . rteriol dan enula biasanya berada dalam satu
pembungkus adentisial ditempat penyilangan. danya sklerotik pada dinding arteriol
akan dapat menyebabkan kompresi pada enula yang menyebabkan obstruksi pada enula
dan mengakibatkan arteriolovenous nicking . 'anda ini disebut dengan Gunn’s sign.
Selain tanda tersebut dapat pula ditemui Sallu’s sign yaitu defleksi enula ketika
bersilangan dengan arteriol. Dalam keadaan normal enula akan bersilangan dengan
arteriol dengan membentuk sudut yang tajam. Dengan adanya sklerotik maka penyilangan
tersebut membentuk sudut yang lebih lebar.
4. Apa hubungan menggunakan kacamata minus dari kecil dengan
keluhan pasien?Pernah mempunyai miopi dlm jangka waktu lama.2 komplikasi miopi : strabismus konergen dan ablasio retina!erusakan di retina akibat ablasio retina "terpisahnya sel keru#ut dan
batang retina dari sel epitel retina$. Ablasio juga dpt mengakibatkan
katarak.Miopi dlm lensa dan itreus mengandung malondialdehide lebih tinggi
meningkatkan resiko timbulnya katarak.5. Mengapa dokter merencanakan untuk melakukan laser
fotokoagulasi retina sebelum dilakukan operasi pengambilanlensa?
6. Mengapa pada pemeriksaan ditemukan lensa keruh tidak merata?Ada beberapa sebab :
o Primer didasarkan krn adanya metabolisme dasar lensa.
%emakin tebal berat lensa daya akomodasi smkn lemah krn epitel
lensa berubah jadi penurunan densitas sel epitelia dan
penyimpangan di&erensiasi serat lensa. hilangnya kejernihan
lensa.o %ekunder akibat tindakan pembedahan lensa.
o !omplikasi penyakit mata atau umum7. Mengapa pada pemeriksaan segmen posterior terdapat kelainan
pada retina dan vitreus?
SK!MA PATOFISIOLOGI R!TI'OPATI DIA!TIK
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
5/24
-'7?>S>7$75>
'ransparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation
/sodium dan kalium. !edua kation berasal dari humour aueous dan itreous.
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
6/24
!adar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan
kadar natrium di bagian posterior lebih besar. >on ! bergerak ke bagian posterior
dan keluar ke aueous humour, dari luar >on *a masuk secara difusi dan bergerak
ke bagian anterior untuk menggantikan ion ! dan keluar melalui pompa aktif *a!
'-ase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam oleh 4a'-ase
&etabolisme lensa melalui glikolsis anaerob /
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
7/24
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
8/24
dinding tersebut terus terdesak sehingga tampak sebagai mikroane#risma pada pemeriksaan
funduskopi. eberapa mikroaneurisma dan defek dinding askular lemah yang lainnya dapat
pecah hingga terjadi bercak perdarahan pada retina yang juga dapat dilihat pada funduskopi.
ercak perdarahan pada retina biasanya dikeluhkan penderita dengan floaters atau benda yang
melayanglayang pada penglihatan. 26, <
5ambaran retina penderita D&
Keb#taan pada Retinopati Diabetik
-enyebab kebutaan pada retinopati diabetik dapat terjadi karena 6 proses berikut, antara lain:
1 etinal Detachment /blasio etina
-eningkatan sintesis growth factor pada retinopati diabetik juga akan menyebabkan
peningkatan jaringan fibrosa pada retina dan corpus itreus. Suatu saat jaringan fibrosis ini
dapat tertarik karena berkontraksi, sehingga retina juga ikut tertarik dan terlepas dari tempat
melekatnya di koroid. -roses inilah yang menyebabkan terjadinya ablasio retina pada
retinopati diabetik.3
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
9/24
2 7klusi askular retina
-enyempitan lumen askular dan trombosis sebagai efek dari proses biokimia%i akibat
hiperglikemia kronis pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya oklusi askular retina.
7klusi ena sentralis retina akan menyebabkan terjadinya ena berkelokkelok apabila oklusi
terjadi parsial, namun apabila terjadi oklusi total akan didapatkan perdarahan pada retina danitreus sehingga mengganggu tajam penglihatan penderitanya. pabila terjadi perdarahan
luas, maka tajam penglihatan penderitanya dapat sangat buruk hingga mengalami kebutaan.
-erdarahan luas ini biasanya didapatkan pada retinopati diabetik dengan oklusi ena sentral,
karena banyaknya dinding askular yang lemah. 3, 6
Selain oklusi ena, dapat juga terjadi oklusi arteri sentralis retina. rteri yang mengalami
penyumbatan tidak akan dapat memberikan suplai darah yang berisi nutrisi dan oksigen ke
retina, sehingga retina mengalami hipoksia dan terganggu fungsinya. 7klusi arteri retina
sentralis akan menyebabkan penderitanya mengeluh penglihatan yang tibatiba gelap tanpa
terlihatnya kelainan pada mata bagian luar. -ada pemeriksaan funduskopi akan terlihat
seluruh retina ber%arna pucat. 3, 6
3 5laukoma
&ekanisme terjadinya glaukoma pada retinopati diabetik masih belum jelas. eberapa
literatur menyebutkan bah%a glaukoma dapat terjadi pada retinopati diabetik sehubungan
dengan neoaskularisasi yang terbentuk sehingga menambah tekanan intraokular. 3, <
Retinopati diabetic nonproli(erati(
entuk yang paling ringan, dan sering tidak memperlihatkan gejala.
&ikroaneurisma yang terjadi pada kapier retina merupakan tanda paling a%aldengan oftalmoskop tampak berupa bintik merah dengan diameter 1@B0 im dan
sering kelihatan pada bagian posterior. 'erjadinya mikroaeurisma diduga
berhubungan dengan factor asoproliferatif yang dihasilkan endotel, kelemahan
dinding kapiler akibat berkurangnya sel perisit, meningkatnya tekanan intraluminar
kapiler
!elainan morfologi lainena retina menglami dilatasi danberkelokkelok,
penebalan membrane basalis, perdarahan ringan /akibat kebocora eritrosit, eksudat
keras /akibat kebocoran dan deposisi lipoprotein plasma yang tampak sebagai
bercak kuning dan eksudat lunak yang tamak sebagai cotton %ool spot /daerah
retina dengan gambaran bercak %arna ptih pucat dimana kapiler mengalami
sumbatan, edema macula /rusaknya sa%ar retinadarah bagian dalam pada tingkat
endotel kapiler retina sehingga terjadi kebocoran cairan dan konstituen plasma kedalam retina di sekitarnya
Dalam %aktu 13 tahun nonproliferatif sering berkembang menjadi proliferatif.
Retinopati diabetic proli(erati,e
Ditandai dengan pembentukan pembuluh darah baru /hanya terdiri dari satu lapis sel
endotel tanpa sel perisit dan membrane basalis sehingga sangat rapuh dan mudah
mengalami perdarahan. Dapat meluas ke itreus, menimbulkan perdarahan di sana
dan mengakibatkan kebutaan. pabila perdarahan terus berulang, dapat terjadi
jaringan fibrosa atau sikatriks pada retina, sikatrik dapat menarik retina sampai
terlepasablasio retina
-embuluh darah baru juga dapat terbentuk di stroma iris dan bersama dengan
jaringan fibrosa yang terjadi dapat meluas sampai ke sudut chamber anterior menghambat aliran keluar humor akuosglaukoma neoaskuler
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
10/24
!ebutaan dapat terjadi jika ditemukan pembuluh darah baru yang meliputi F daerah
diskus, adanya perdarahan preretina, pembuluh darah baru dimana saja yang disertai
perdarahan, perdarahan di lebih dari separuh diskus atau itreus
PATOFISIOLOGI KATARAK DIA!TIK
!atarak diabetik merupakan salah satu penyebab gangguan penglihatan yang utama pada
pasien diabetes melitus selain retinopati diabetik. -atofisiologi terjadinya katarak diabetik
berhubungan dengan akumulasi sorbitol di lensa dan terjadinya denaturasi protein lensa. 6, 10
!atarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
/penambahan cairan lensa, atau akibat denaturasi protein lensa. -ada diabetes melitus terjadi
akumulasi sorbitol pada lensa yang akan meningkatkan tekanan osmotik dan menyebabkan
cairan bertambah dalam lensa. Sedangkan denaturasi protein terjadi karena stres oksidatif oleh
7S yang mengoksidasi protein lensa /kristalin. 6, 10
• $ubis, odiah ahma%ati. 2008. Diabetik Retinopati. 9niersitas Sumatra 9tara: &edan.
• hasar Drouilhet ;(. 200
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
11/24
peningkata sintesis de noo dari diasilgliserol, yaitu suatu regulator -!4
dari glukosa
Selain pengaruh hiperglikemia melalui berbagai jalur metaboisme, sejumlah
factor lain yang terkait dengan D& seperti peningkatan agregasi trombosit,
peningkatan agregasi eritrosit, iskositas darah, hipertensi, peningktan lemak darah, dan faktorertumbuhan, diduga juga ikut berperan dalam tmbulnya
retinopati diabetic
mekanisme ara ker/a Terapi
ldose reduktase &eningkatakan produksi soritol,
menyebabkan keruskan sel
ldose reduktase inhibitor
inflamasi &eingkatkan perlekatan leukosit
pada endotel kapiler, hipoksia,
kebocoran, edema makula
spirin
-!4 &engaktifkan G5? /ascular
endhotel gro%th factor,
diaktifkan oleh D5
/diacylglicerol padahiperglikemia
>nhibitor terhadap -!4 #
isoform
7S /reactie oEygen species &enyebabkan keruakan en)im
dan komponen sel yang penting
ntioksidan
5 /adanced glycation end
product
&engaktifkan en)imen)im yang
merusak
aminoguanidin
*itrit oEide synthase &eningkatkan produksi radikal
bebas, mengaktifkan G5?
minoguaidin
&enghambt ekspresi gen &enyebabkan hambatan terhadap
jalur metabolism sel
elum ada
poptosis sel perisit dan sel
endotel
-enurunan aliran darah ke retina,
meningkatkan hipoksia
elum ada
G5? &eningkat pada hipoksia retina,
menimbulkan kebocoran, edem
macula, neoaskular
?otokoagulasi panretinal
-D? /pigment epithelium
deried factor
&enghambat neoaskularisasi,
menurun pada hiperglikemia
>nduksi produksi -D? oleh gen
-D?
5( dan >5?> &erangsang neoaskularisasi (ipofisektomi, 5(receptor
blocker, ocreotide
Pato(isiolo$i
!esehatan dan aktiitas metabolism retina sangat tergantung pada jaringan kapiler retina.
!apiler retina membentuk jaringan yang menyebar ke seluruh permukaan retina kecuali suatudaerah yan.diabetic terletak pada kapiler retina tersebut. Dinding kapiler retina terdiri dari 3
lapisan dari luar ke dalam, yaitu sel perisit, membrane basalis, dan sel endotel.
Sel perisit dan sel endotel dihubungkan oleh pori ag terdapat pada membrane sel yang terletak
di antara keduanya. Dalam keadan normal perbandingan jumlah sel erisit dan selendotel
kapiler retina adalah 1:1 sedangkan pada kapiler perifer yang lain 20:1.
o Sel perisit berfungsi mempertahankan struktur kapler , mengatur kontraktilitas, membantu
mempertahankan fungsi barier dan transportasi kapiler serta mengendalikan proliferasi
endotel.
o &embrane basalis berfungsi sebagai barier dengan mempertahankan permeabilitas kapiler
agar tidak terjadi kebocoran
o Sel endotel saling berikatan erat satu sama lain dan bersamasama dengan matriks ekstrasel
dari membrane basalis membentuk barier yang bersifat selektif terhadap beberapa jenis protein dan molekul kecil
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
12/24
-erubahan histopatologis kapiler retina pada retinopati diabetic dimulai dari penebalan
membrane basalis, hilngnya perisit dan proliferasi endotel. -tofisiologi retinopati diabetic
melibatkan @ proses dasar yang terjadi di tingkat kapiler, yaitu :
o -embentukan mikroaneurisma
o -eningkatan permeabilitas pembuluh darah
o
-enyumbatan pembuluh darah
iskemia retinao -rolierasi pembuluh darah baru /neoascular dan jaringan fibrosa di retina
o !ontraksi dari jaringan fibrosa kapiler dan jaringan iterus
!ebutaan akibat D dapat terjadi melalui mekanisme berikut :
o dema macula atau noperfusi kapiler
o -embentukan pembuluh darah baru dan kontraksi jaringan fibrsa menyebabkan ablasio retina
o -embuluh darah baru menimbulkan perdarahan preretina dan itreus
o -ebentukan pembuluh darah baru dpat menimbulkan glaukoma
8. DD?
KATARAK KO'G!'ITAL DA' D!*!LOPM!'TAL
!atarak ini terjadi akibat gangguan pada pertumbuhan normal lensa. pabila
gangguan tersebut terjadi sebelum lahir, anak yang lahir akan mengalami katarak kongenital.
7leh karena itu kekeruhan pada katarak kongenital terbatas pada nukleus embrionik atau
fetalis.
!atarak deelopmental dapat terjadi dari infan sampai adolesen. 7leh karena itu,
kekeruhan dapat terjadi pada nukleus infantil atau nukleus de%asa, bagian terdalam dari
korteks atau kapsul. !atarak kongenital dan deelopmental memiliki gambaran yang
berariasi dan bisa saja tidak disertai dengan gangguan isus. !atarak tersebut dideteksi
melalui pemeriksaan slit%lamp dengan midriasis penuh.
!tiolo$i
-enyebab pasti katarak kongenital dan deelopmental belum diketahui. eberapa faktor yang
dihubungkan dengan tipe tertentu katarak dijelaskan sebagai berikut:
1. (erediter
?aktor genetik yang berperan dalam terjadinya katarak berhubungan dengan anomali pola
kromosom indiidu. Sekitar sepertiga katarak kongenital bersifat herediter. ;enis katarak yang
familial adalah katarak pulerulenta, katarak )onular /juga dapat terjadi secara non
familial, coronary cataract .2. ?aktor maternal
a. &alnutrisi selama kehamilan telah dihubungkan dengan katarak )onular nonfamilial.
b. >nfeksi maternal seperti rubella dihubungkan dengan katarak pada @0A kasus. >nfeksi
maternal lainnya yang dihubungkan dengan katarak kongenital termasuk toksoplasmosis dan
penyakit cytomegalo%inclusion.
c. 7batH katarak kongenital juga sering dikaitkan dengan obat yang dikonsumsi oleh ibu selama
kehamilan /misalnya talidomid, kortikosteroid.
d. adiasiH paparan radiasi selama kehamilan dapat menyebabkan katarak kongenital.
3. ?aktor fetus atau infantil
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
13/24
a. Defisiensi oksigen /anoksia yang dihubungkan dengan perdarahan plasenta.
b. 5angguan metabolisme pada fetus atau infant, misalnya galaktosemia, defisiensi
galaktokinase, dan hipoglikemia neonatal.
c. !atarak yang berhubungan dengan kelainan kongenital lainnya, seperti pada sindrom $o%e,
disftrofi miotoni, dan iktiosis kongenital.d. &alnutisi pada infant juga dapat menyebabkan katarak deelopmental.
6. >diopatik
Sekitar @0A kasus katarak kongenital dan deelopmental merupakan kasus sporadik dan
etiologinya tidak diketahui.
Klasi(ikasi2
1. !atarak !ongenital !apsular
a. !atarak kapsular anterior: nonaksial, statis, dan secara isual tidak signifikan.
b. !atarak kapsular posterior: jarang, biasanya berkaitan dengan sisa arteri hialoidea yang persisten.
2. !atarak -olar
a. !atarak polar anteriorH melibatkan bagian sentral dari kapsul anterior dan diantara korteks
superfisial. (al ini dapat terjadi melalui:
'erlambatnya perkembangan bilik mata depan. -ada kasus ini, kekeruhan biasanya
bilateral, statis, dan secara isual tidak signifikan.
-erforasi kornea. !atarak juga dapat didapat pada usia infantil dengan adanya kontak
antara kapsul lensa dengan bagian belakang kornea, biasanya setelah perforasi kornea yang
disebabkan oleh oftalmia neonatorum atau sebab lain. b. !atarak polar posteriorH dikaitkan dengan: sisa arteri hialoidea persisten&'ittendorf dot(,
lentikonus posterior, ersisten Hyperplastic rimary )itreus /-(-G.
3. !atarak *uklear
a. !atarak pulerulenta sentralis /katarak nuklear embriogenik. !atarak jenis ini bersifat
genetik dan terjadi akibat hambatan perkembangan lensa pada stadium a%al, oleh karena itu
melibatkan nukleus embriogenik. !ondisi ini terjadi bilateral dan ditandai dengan kekeruhan
berebentuk lingkaran kecil di tengah lensa. 5ambaran kekeruhan tersebut seperti bedak,
sehingga disebut pulerulenta dan biasanya tidak berefek pada penglihatan.
b. !atarak nuklear totalH kekeruhan biasanya terjadi di nukleus embriogenik dan fetal, kadang
kadang di nukleus infantil. !atarak jenis ini mempunyai ciri kekeruhan dengan densitas
seperti kapur &chalky( di bagian sentral yang sangat mengganggu penglihatan. !ekeruhan
biasanya bilateral dan nonprogresif.
6. !atarak $amelar
!atarak lamelar atau )onular merupakan katarak kongenital paling banyak yang
menyebabkan gangguan isus, dan sekitar 6
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
14/24
kadang infeksi maternal rubella yang diidap antara minggu keC dan ke8 kehamilan juga
dapat menyebabkan katarak lamellar.
!ekeruhan pada katarak lamelar terjadi pada nukleus fetal di sekeliling nukleus
embriogenik. !adangkadang terlihat dua gambaran kekeruhan seperti cincin. &assa lensa
yang tidak mengalami kekeruhan jelas di internal dan eksteranal )ona katarak, kecualikekeruhan kecil yang berbentuk liniar seperti jarijari roda, yang dapat terlihat hampir di
ekuator. !atarak lamelar biasanya bilateral dan sering menyebabkan defek penglihatan yang
berat.
@. !atarak Sutural dan ksial
!ekeruhan berupa punctate opacities yang tersebar di sekitar anterior dan posterior
suturaI. katarak ini biasanya statis, bilateral, dan tidak banyak berefek pada penglihatan.
!ekeruhan tiap indiidu berariasi dalam ukuran dan bentuk serta mempunyai pola yang
berbeda, oleh karena itu dibagi menjadi:
a. !atarak floriformH kekeruhan lensa tersusun seperti daun bunga.
b. !atarak kolariformH kekeruhan lensa berbentuk seperti batu karang.
c. !atarak bentuk tombak &spear%shaped(H kekeruhan lentikular dalam bentuk tumpukan jarum
kristalin yang tersebar.
d. !atarak embriogenik aksial anteriorH kekeruhan berupa titik di dekat suturaI anterior.
B. !atarak 5eneral
a$ *oronary cataract H merupakan bentuk katarak deelopmental yang terjadi pada usia
pubertas, oleh karena itu melibatkan nukleus adolesen atau bagian terdalam dari korteks.
!ekeruhan sering dalam jumlah banyak, sekitar ratusan, dan memiliki distribusi radial yang
teratur di bagian perifer lensa. Selama kekeruhan terjadi di bagian perifer, penglihatan
biasanya tidak terganggu.
b$ Blue dot cataract H disebut juga cataracta%punctata%caerulea. !atarak ini biasanya terjadi
pada dekade pertama sampai kedua kahidupan, mempunyai cirri kekeruhan berupa titik
kebiruan di bagaian perifer nukleus adolesen dan lapisan terdalam korteks lensa. !ekeruhan
biasanya statis dan tidak berefek pada penglihatan.
c. !atarak kongenital totalH dapat unilateral atau bilateral, kebanyakan merupakan kasus
herediter. -enyebab terpenting adalah infeksi rubella pada trimester pertama kehamilan.
iasanya anak lahir dengan katarak nuklear densitas putih. !atarak ini merupakan jenis yang
progresif. $ensa dapat lunak atau mencair /katarak &orgagni kongenital.
!atarak rubella kongenital dapat terjadi sebagai bagian tersendiri maupun bagaian dari
sindrom rubella klasik, yaitu:
5angguan okular: katarak kongenital, retinopati garam dan lada &salt and pepper
retinopathy(, dan mikroftalmus
5angguan telingaH ketulian akibat destruksi organ 4orti
5angguan jantung: duktus arteriosus yang paten / atent Ductus Arteriosus, stenosis
pulmonal, dan defek septum entrikel.
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
15/24
d. !atarak membranosa kongenital
!adangkadang terjadi absorpsi parsial atau total dari katarak kongenital, menyisakan
katarak membranosa yang tipis. -asien biasa terdiagnosa sebagai afakia kongenital. (al ini
dihubungkan dengan sindrom (allermannStreiff?rancois.
Dia$nosis Di(erensial
!atarak kongenital yang bermanifestasi sebagai leukokoria perlu dibedakan dengan
kondisi lain yang menyebabkan leukokoria, seperti retinoblastoma,retinopathy of prematurity,
atau persistent hyperplastic primary vitreus /-(-G.
KATARAK S!'ILIS
!atarak senilis atau biasa juga disebut Jagerelated cataractK merupakan katarak
dapatan yang paling sering, mengenai umur lebih dari @0 tahun. Setelah umur C0 tahun, lebih
dari ndia menunjukkan sekitar C2A kebutaan disebabkan oleh katarak. 'idak ada
perbedaan insiden antara lakilaki dan perempuan.
!tiolo$i!atarak senilis berkembang seiring dengan proses bertambahnya usia.
tiopatogenesis yang pasti belum jelas, beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya
katarak senilis adalah:
. ?aktor yang berpengaruh terhadap onset umur, jenis, dan maturitas katarak senilis
1. (erediterH berperan dalam insiden, onset umur, dan maturasi katarak senilis pada keluaraga
yang berbeda.
2. >radiasi ultraioletH banyak studi epidemiologi menunjukkan peranan paparan sinar
ultraiolet terhadap lebih a%alnya onset dan maturitas dari katarak senilis.
3. ?aktor dietH defisiensi protein tertentu, asam amino, itamin /riboflain, itamin , itamin
4, dan elemen esensial diduga mempercepat onset dan maturitas katarak senilis.
6. !risis dehidrasiH adanya episode dehidrasi sebelumnya /misalnya diare, kolera juga
dihubungkan dengan cepatnya onset dan maturitas katarak.
@. &erokokH mengaikabtkan akumulasi molekul 3 hidroksikinurinin berpigmen dan kromofor
yang dapat menyebabkan %arna kekuningan. Sianat pada rokok menyebabkan karabamilasi
dan denaturasi protein lensa.
. -enyebab katarak presenilis
>stilah katarak presenilis menunjukkan kekeruahan pada lensa yang terjadi sebelum
umur @0 tahun. ?aktor penyebab
1. (erediterH faktor herediter dihubungakn dengan lebih a%alnya onset dan maturitas.
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
16/24
2. Diabetes mellitusH Jagerelated cataractK terjadi lebih cepat pada diabetes, jenis yang paling
sering adalah katarak nuklear
3. Distrofi miotonikH dihubungkan dengan katarak subkapsular posterior.
6. Dermatitis atopiH berkaitan dengan katarak presenil /katarak atopik pada 10A kasus.
4. &ekanisme kehilangan transparansi&ekanisme hilangnya transparansi berbeda pada katarak nuklear dan kortikal.
1. !atarak senil kortikal
5ambaran perubahan biokimia pada katarak senil kortikal adalah berkurangnya protein total,
asam amnio, dan kalium yang dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi natrium dan
hidrasi lensa, diikuti oleh koagulasi protein. &ekanisme kehilangan transparansi= kejernihan
korteks lensa seperti pada gambar berikut:
2. !atarak senil nuklear
-ada katarak senil nuklear, terjadi peningkatan signifikan dari protein yang tidak larut air.-rotein total dan distribusi kation dalam batas normal. Selain itu jiga dapat atai tidak
berhubungan dengan depost pigmen urokrom dan=atau melanin turunan dari asam amnio pada
lensa.
Stadi#m Mat#ritas
A. Mat#ritas katarak senil mat#r tipe kortikal
1. Stadium separasi lamellar
-erubahan a%al pada keadaan senil adalah pemisahan serat lensa oleh cairan. ?enomena
separasi= pemisahan lamellar ini hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan slit%lamp.
-erubahan ini bersifat reersibel.2. Stadium katarak insipien
-ada stadium ini kekeruhan diantara lensa yang masih jernih dapat dideteksi lebih a%al. da
dua bentuk yang berbeda pada stadium ini, yaitu:
a !atarak kuneiformisH ditandai oleh kekeruhan berbentuk baji yang berada di antara lensa
yang masih jernih. -ada penyinaran oblik katarak stadium ini tampak sebagai kekeruhan
berbentuk seperti jarijari roda yang bejalan radial dengan %arna putih keabuan
b !atarak kupuliformisH pada katarak jenis ini berkembang kekeruhan berbentuk seperti
piring ca%an tepat di ba%ah kapsul yang biasanya di sentral korteks posterior /katarak
subkapsular posterior
3. !atarak senil imatur
-ada stadium ini lensa ber%arna putih keabuan /seperti pada gambar 10 tetapi masih ada
korteks yang jernih sehingga tampak bayangan iris &iris shadow(. -ada beberapa pasien, lensa
bias menjadi bengkak oelh karena hidrasi yang terusmenerus. !eadaan ini disebut katarak
inumesen.
6. !atarak senil matur
-ada katarak stadium ini kekeruhan menjadi komplit oleh karena korteks secara keseluruhan
telah terlibat. Larna lensa menjadi seperti mutiara. !atarak matur disebut juga katarak
matang.
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
17/24
@. !atarak senil hipermatur
a !atarak hipermatur &orgagnianH pada beberapa pasien, setelah maturitas seleuruh korteks
mencair dan lensa berada dalam kantung berisi cairan seperi susu. *ukleus lensa yang kecil
ber%arna kecoklatan berada di ba%ah.
-ada stadium ini kadangkadang terjadi deposit kalsium yang dapat terlihat di kapsul lensa.
b !atarak hipermatur tipe sklerotikH setelah stadium matur kadang korteks lensa mengalami
disintegrasi dan lensa menjadi mengkerut akibat kebocoran cairan. !apsul anterior mengkerut
dan menebal akibat proliferasi selsel anterior dan katarak kapsular dengan densitas putih
dapat terbentuk di area pupil. 7leh karena lensa mengkerut, bilik mata depan menjadi dalam
dan iris tremulans /iridodonesis.
. Mat#ritas katarak senil mat#r tipe n#klear
-ada katarak nuklear, proses sklerosis menyebabkan lensa menjadi tidak elastic lagi
dan keras sehingga menurunkan kemampuan akomodasinya dan menghalangi masuknyacahaya.perubahan tersebut terjadi di bagian sentral dan secara perlahan menyebar ke perifer
hampir ke kapsul ketika sudah menjadi matang.
*ukleus dapat menjadi bera%an secara disuf /keabuan atau ter%arnai /kuning
sampai hitam akibat deposit pigmen. !atarak nuklear berpigmen dapat ber%arna coklat
/katarak brunesen, atau hitam /katarak nigra, dan lebih jarang ber%arna kemerahan /katarak
rubra
GAMARA' KLI'IS
5ambaran klinis yang dirasakan pasien katarak pada umumnya serupa :
1. Silau. Salah satu gangguan penglihatan yang terjadi dini pada katarak adalah rasa silau atau
ketidakmampuan menoleransi cahaya terangH misalnya sinar matahari langsung atau lampu
kendaraan bermotor. Derajat silau tergantung pada lokasi dan ukuran kekeruhan lensa.
2. -oliopia uniokular. Dapat berupa melihat dua atau tiga bayangan objek. (al ini juga
merupakan gejala dini dari katarak yang disebabkan oleh refraksi yang tidak beraturan akibat
indeks refraktif yang berariasi sebagai hasil dari proses kekeruhan lensa.
3. (alo ber%arna. (al ini mungkin dirasakan oleh beberapa pasien sebagai cahaya putih yang
terpecah menjadi spektrum %arna akibat adanya droplet air di lensa.
6. intik hitam di depan mata. intik hitam yang stasioner dapat dirasakan oleh beberapa
pasien.
@. -andangan kabur, ditorsi gambar, dan pandangan berkabut dapat terjadi pada stadium a%al
katarak. -enurunan atau hilangnya penglihatan. !emunduran isus akibat katarak senilis
mempunyai beberapa gambaran tipikal. -englihatan yang menurun atau hilang secara
perlahan tanpa diseratai rasa nyeri. -asien dengan kekeruhan sentral /misalnya pada katarak
kupuliformis merasa mengalami kemunduran penglihatan lebih a%al. -englihatan dirasakan
lebih baik ketika pupil midriasis pada malam hari dengan cayaha yang suram &day blindness(.
-ada pasien dengan kekeruhan lensa di bagian perifer /misalnya pada katarak kuneiformis
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
18/24
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
19/24
Tin$kat 1 $unak -utih atau kuning
kehijauan
Tin$kat 2 $unakagak padat !ekuningan
Tin$kat 3gak padat !uning
Tin$kat 4 -adat !ecokelatan
Tin$kat 5 Sangat padat !ehitaman
Tabel 4. -engelompokan konsistensi= kepadatan nuleus berdasarkan pemeriksaan slit%lamp
KOMPLIKASI
!omplikasi operasi dapat berupa komplikasi preoperatif, intraoperatif, postoperatif
a%al, postoperatif lanjut, dan komplikasi yang berkaitan dengan lensa intra okular &intra
ocular lens, +"(.
A. Komplikasi preoperati(
1 nsietasH beberapa pasien dapat mengalami kecemasan /ansietas akibat ketakutan akan
operasi. gen an!iolytic seperti dia)epam 2@ mg dapat memperbaiki keadaan.
2 *ausea dan gastritisH akibat efek obat preoperasi seperti aseta)olamid dan=atau gliserol.
!asus ini dapat ditangani dengan pemberian antasida oral untuk mengurangi gejala.
3 !onjungtiitis iritatif atau alergiH disebabkan oleh tetes antibiotik topical preoperatif,
ditangani dengan penundaan operasi selama 2 hari.
6 brasi korneaH akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan
tonometer Schiot). -enanganannya berupa pemberian salep antibiotik selama satu hari dan
diperlukan penundaan operasi selama 2 hari.
. Komplikasi intraoperati(
1 $aserasi m. rectus superiorH dapat terjadi selama proses penjahitan.
2 -erdarahan hebatH dapat terjadi selama persiapan con-unctival flap atau selama insisi ke
bilik mata depan.
3 4edera pada kornea /robekan membrane Descemet, iris, dan lensaH dapat terjadi akibat
instrumen operasi yang tajam seperti keratom.
6 4edera iris dan iridodialisis /terlepasnya iris dari akarnya
@ $epas= hilangnya itreousH merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi akibat ruptur
kapsul posterior &accidental rupture( selama teknik 44.
. Komplikasi postoperati( a6al
!omplikasi yang dapat terjadi segera setelah operasi termasuk hifema, prolaps iris, keratopati
striata, ueitis anterior postoperatif, dan endoftalmitis bakterial.
D. Komplikasi postoperati( lan/#t
*ystoid 'acular Edema &*'E(, delayed chronic postoperative endophtalmitis, seudophakic
Bullous .eratopathy &B.(, ablasio retina, dan katarak sekunder merupakan komplikasi yang
dapat terjadi setelah beberapa %aktu post operasi.!. Komplikasi &an$ berkaitan den$an IOL
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
20/24
>mplantasi >7$ dapat menyebabkan komplikasi seperti uveitis%glaucoma%hyphema syndrome
&/GH syndrome(, malposisi >7$, dan sindrom lensa toksik &to!ic lens syndrome(.
PROG'OSIS
'indakan pembedahan secara defenitif memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebihdari 44 tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan
tindakan pembedahan yang sangat lama populer.>44 tidak boleh dilakukan atau
kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 60 tahun yang masih mempunyai ligamen
hialoidea kapsular. -enyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma,
ueitis, endoftalmitis, dan perdarahan.
2. !7tra aps#lar ataract !7traction ) !! +
'indakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat
keluar melalui robekan. -embedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan
kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensaintra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
21/24
terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada
ri%ayat mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk
mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.
Penlit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.
3. P-acoem#lsi(ication
-hakoemulsifikasi /phaco adalah teknik untuk
membongkar dan memindahkan kristal lensa.
-ada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil
/sekitar 23mm di kornea. 5etaran ultrasonic
akan digunakan untuk menghancurkan katarak,
selanjutnya mesin -(47 akan menyedot
massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah
lensa >ntra 7kular yang dapat dilipat
dimasukkan melalui irisan tersebut. !arena
incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya,
yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktiitas seharihari.'ehnik
ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis
P!'ATALAKSA'AA'
&eski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresiitas atau
mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan. 'idak perlu
menunggu katarak menjadi MmatangN. Dilakukan tes untuk menentukan apakah katarak
menyebabkan gejala isual sehingga menurunkan kualitas hidup. -asien mungkin mengalami
kesulitan dalam mengenali %ajah, membaca, atau mengemudi. eberapa pasien sangat
terganggu oleh rasa silau. -asien diberikan informasi mengenai prognosis isual mereka dan
harus diberitahu pula mengenai semua penyakit mata yang terjadi bersamaan yang bias
mempengaruhi hasil pembedahan katarak.
Penataksanaan 'on8eda-1. 'erapi -enyebab !atarak
-engontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obatobatan yang bersifat
kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotiasin, dan miotik kuat, menghindari iradiasi /infra
merah atau sinarO dapat memperlambat atau mencegah terjadinya proses kataraktogenesis.
Selain itu penanganan lebih a%al dan adekuat pada penyakit mata seperti ueitis dapat
mencegah terjadinya katarak komplikata.
2. &emperlambat -rogresiitas
eberapa preparat yang mengandung kalsium dan kalium digunakan pada katarak stadium
dini untuk memperlambat progresiitasnya, namun sampai sekarang mekanisme kerjanya
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
22/24
belum jelas. Selain itu juga disebutkan peran itamin dan aspirin dalam memperlambat
proses kataraktogenesis.2
3. -enilaian terhadap -erkembangan Gisus pada !atarak insipien dan >matur
a efraksiH dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering dikoreksi.
b -engaturan pencahayaanH pasien dengan kekeruhan di bagian perifer lensa /area pupil masih jernih dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang terang. erbeda dengan
kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya remang yang ditempatkan di samping dan sedikit
di belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik.
c -enggunaan kacamata gelapH pada pasien dengan kekeruhann lensa di bagian sentral, hal ini
akan memberikan hasil yang baik dan nyaman apanila beraktiitas di luar ruangan.
d &idriatilH dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada lataral aksial dengan kekeruhan
yang sedikit. &idriatil seperti fenilefrin @A atau tropikamid 1A dapat memberikan
penglihatan yang jelas.
Pembeda-an Katarak -embedahan katarak adalah pengangkatan lensa natural mata /lensa kristalin yang
telah mengalami kekeruhan, yang disebut sebagai katarak.
Indikasi
>ndikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup indikasi isus,medis,
dan kosmetik.
1. >ndikasi isusH merupakan indikasi paling sering. >ndikasi ini berbeda pada tiap indiidu,
tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap aktiitas sehariharinya.
2. >ndikasi medisH pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan pada lensa
matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti glaukoma imbaslensa &lens%induced glaucoma(, endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan pada retina
misalnya retiopati diabetik atau ablasio retina.
3. >ndikasi kosmetikH kadangkadang pasien dengan katarak matur meminta ekstraksi katarak
/meskipun kecil harapan untuk mengembalikan isus untuk memperoleh pupil yang hitam.
;enisjenis operasi katarak :
1. -hacoemulsification /-haco
$ikuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi
yang lebih kecil di kornea atau sklera anterior /2@ mm dengan menggunakan getaran
getaran ultrasonik. iasanya tidak dibutuhkan penjahitan. 'eknik ini bermanfaat pada katarak
kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. 'eknik ini kurang efektif pada katarak
senilis yang padat, dan keuntungan insisi limbus yang kecil agak berkurang kalau akan
dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intraokuler
fleksibel yang dapat dimasukkan melalui insisi kecil seperti itu. &etode ini merupakan
metode pilihan di *egara arat.
2. Small >ncision 4ataract Surgery /S>4S
>nsisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi berariasi dari @8 mm. *amun tetap
dikatakan S>4S sejak design arsiteknya tanpa jahitan, -enutupan luka insisi terjadi dengan
sendirinya /selfsealing. 'eknik operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak immature,
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
23/24
mature, dan hypermature. 'eknik ini juga telah dilakukan pada kasus glaukoma fakolitik dan
dapat dikombinasikan dengan operasi trabekulektomi.
3. Etracapsular 4ataract Etraction /44
>nsisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior /biasanya 1012 mm, bagiananterior kapsul dipotong dan diangkat, nukleus diekstraksi, dan korteks lensa dibuang dari
mata dengan irigasi dengan atau tanpa aspirasi, sehingga menyisakan kapsul posterior. >nsisi
harus dijahit. &etode ini diindikasikan pada pasien dengan katarak yang sangat keras atau
pada keadaan dimana ada masalah dengan fakoemulsifikasi. -enyulit yang dapat timbul
adalah terdapat korteks lensa yang dapat menyebabkan katarak sekunder.
6. >ntracapsular 4ataract Etraction />44
-rosedur ini memiliki tingkat komplikasi yang sangat tinggi sebab membutuhkan insisi
yang luas dan tekanan pada itreous. 'indakan ini sudah jarang digunakan terutama pada
negaranegara yang telah memiliki peralatan operasi mikroskop dan alat dengan teknologitinggi lainnya.
Lensa Intraok#lar
Setelah pengangkatan katarak, lensa intraokular />7$ biasanya diimplantasikan ke
dalam mata. !ekuatan implan >7$ yang akan digunakan dalam operasi dihitung sebelumnya
dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan dengan kelengkungan kornea /maka
juga kekuatan optik secara optik. !ekuatan lensa umumnya dihitung sehingga pasien tidak
akan membutuhkan kacamata untuk penglihatan jauh. -ilihan lensa juga dipengaruhi oleh
refraksi mata kontrolateral dan apakah terdapat katarak pada mata tersebut yang
membutuhkan operasi.
"". %omplikasi?!atarak tergantung stadium :%t. 'mmatur glaukoma sekunder yg menyebabkan lensa men#embng%t. ,ipermatur glaukoma sekunder ttpi tjd penyumbatan di aliran humor
a-uos ueitis patotoksi!omplikasi pas#a operasi katarak ablasio retina( astigmatisme( ueitis
dan glaukoma.etinopati diabeti#a rubeitis iridis progresi/ glaukoma neoaskuler dan
ablasio retina.etinopati hipertensi oklusi #abang a0. etina #entral yg menyebabkan
penurunan isus kebutaan"&. Macam teknik operasi pengambilan lensa?
edah katarak :
'ntrakapsuler dg mengangkat lensa melalui insisi limbus superior
-
8/16/2019 LI LBM 4 MATA WICAK.docx
24/24
)kstrakapsler insisi limbus sup dan anterior kapsul dipotong dan
diangkat( nukleus diekstraksi( korte dibuang dari mata dg irigasi shg
menyisakan kapsul posterior.
akoemulsi4kasi dg irigasi atau aspirasi bisa juga keduanya.