liberalisasi perdagangan produk pertanian

57
BAB I PENDAHULUAN I.1. TUJUAN PEMBELAJARAN I.1.1. Tujuan Instruksi Umum Agar mahasisiwa/i mampu memahami seluk beluk tata niaga khususnya liberalisasi perdagangan produk pertanian sehingga mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. I.1.2. Tujuan Instruksi Khusus 1. Agar mahasisiwa/i mengetahui tentang hukum dan mekanisme satu harga. 2. Agar mahasiswa mengetahui tentang globalisasi dan perdagangan internasional. 3. Agar mahasiswa mengetahui tentang factor-factor pendorong globalisasi industry. 4. Agar mahasiswa mengetahui tentang perdagangan dan pemasaran internasional. 5. Agar mahasiswa mengetahui tentang tahap-tahap perusahaan yang beroperasi di pasar dunia. 6. Agar mahasiswa mengetahui tantang alasan-alasan go internasional. Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 1

Upload: edison

Post on 15-Jun-2015

1.806 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. TUJUAN PEMBELAJARAN

I.1.1. Tujuan Instruksi Umum

Agar mahasisiwa/i mampu memahami seluk beluk tata niaga khususnya liberalisasi

perdagangan produk pertanian sehingga mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

I.1.2. Tujuan Instruksi Khusus

1. Agar mahasisiwa/i mengetahui tentang hukum dan mekanisme satu harga.

2. Agar mahasiswa mengetahui tentang globalisasi dan perdagangan internasional.

3. Agar mahasiswa mengetahui tentang factor-factor pendorong globalisasi industry.

4. Agar mahasiswa mengetahui tentang perdagangan dan pemasaran internasional.

5. Agar mahasiswa mengetahui tentang tahap-tahap perusahaan yang beroperasi di

pasar dunia.

6. Agar mahasiswa mengetahui tantang alasan-alasan go internasional.

7. Agar mahasiswa mengetahui tentang asper-aspek analisis pasar internasional.

8. Agar mahasiswa mengetahui sterategi memasuki pasar internasional.

9. Agar mahasiswa mengetahui tentang hambatan-hambatan dalam bisnis

internasional.

10. Agar mahasiwa mengetahui tentang efek tarif bea masuk terhadap penetrasi pasar.

11. Agar mahasiswa mengetahui tentang kebijakan harga, produk dan distribusi

internasional.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 1

Page 2: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

I.3. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini, kata globalisasi begitu sering disebut orang, baik dalam forum formal

maupun informal. Segala hal acap kali dikaitkan dengan globalisasi. Di Indonesia, datang

era globaisasi telah memunculkan serangkaian diskusi mengenai kesiapan bangsa ini

menyambut globalisasi. Memang benar, globalisasi tidak dapat dihindari, tetapi harus

dihadapi dengan sikap professional.

Kemajuan di bidang teknologi informasi, komunikasi dan transfortasi seakan-akan

membuat dunia akan menjadi semakin sempit. Perjalanan dari satu Negara ke Negara lain

dapat ditempuh dengan waktu yang singkat. Ditemukannya internet, memungkinkan

terjadinya informasi antar Negara dalam hitungan menit atau bahkan detik. Digunakannya

satelit dala berkomunikasi, menjadikan pembicaraan internasional seakan menjadi

pembicaraan local. Dunia akan menjadi tanpa batas. Dunia telah berubah menjadi sebuah

desa global (global village).

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pasar barang dan uang dunia tengah menggalami

proses globalisasi yang sangat cepat. Perekonomian antar Negara menjadi semakin saling

terintegrasi dan terkait. Pasar dunia disebut terintegrasi (integrated) bilamana suatu asset

yang sama dijual denag harga yang relative sama pula diberbagai Negara. Kebalikanya

adalah pasar yang tersegmentasi (segmented), dimana harga asset yang identik berbeda

secara cukup signifikan. Banyak factor yang yang menyebabkan tersegmentasinya pasar

dunia, termasuk didalamnya adalah biaya transaksi, peraturan pemerintah (misalnya bea

masuk barang impir, perbedaan tarif pajak), hambatan imformasi, immobilitas sumber daya

manusia, dan sebagainya.

Integrasi perdagangan di pasar barang dan jasa selain dipicu oleh adanya tren global

kearah perekonomian pasar bebas, juga sangat dipengaruhi oleh lahirnya kerja sama

ekonomi regional (misalnya APEC-Asia Pasific Economic Cooperation, NAFTA-North

American Free Trade Agreement, EU-European Union) dan organisasi perdagangan dunia

(WTO-World Trade Organization) yang mendorong setiap Negara anggotanya untuk

melonggarkan atau bahkan atau bahkanmenghilangkan hambatan-hambatan perdagangan

internasional. Ekspansi perusahaan-perusahaan multinasional ke barbagai Negara,

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 2

Page 3: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

khususnya ke Negara yang sedang berkembang, juga mempercepat proses integasi

perdagangan dunia.

Hasrat perusahaan untuk selalu memperluas pasar, juga turut mempergencar proses

globalisasi. Tentunya keinginan ini harus diimbangi dengan penelaahan ulang terhadap

formulasi strategi perusahaan. Kenichi Ohmae (1990) menyatakan bahwa dalam era

globalisasi, dimana perekonomian antar Negara menjadi semakin terkait perusahaan perlu

lebih serius memperhatikan asfek mata uang (currency) dan Negara (country), disamping

memperhitungkan aspek pelanggan (costumer), persaingan (competition), dan perusahaan

(company), dalam proses perumusan sterategi usahanya.

Perusahan yang bermain di bisnis global harus mempertimbangkan resiko

perusahan kurs mata uang dalam setiap pengambilan keputusan strategisnya. Semakin

meraknya perdagangan internasioanal dan investasi ke manca Negara, telah membuat kurs

mata uang yang semakin volatile. Perusahaan harus mampu menetralisir volatilitas untuk

menguragi resiko usahanya. Oleh karena itu, setian keputusan untuk memasuki pasar

internasional perlu memperhitungkan volatilitas kurs mata uang setiap Negara tujuan

investasi. Selain itu, manajemen perlu juga untuk menempuh upaya-upaya pengamanan

untuk menghindarkan diri dari resiko perubahan kurs mata uang, misalnya dengan

melakukan hedging, netting, pembelian opsi, dan sebagainya.

Aspek Negara perlu dipertimbangkan karena sangat mempengaruhi eksistensi

perusahaan dalam jangka panjang. Strategi mendekati pelanggan harus didukung dengan

analisis menyeluruh mengenai prosfek pasar (volume dan pertumbuhannya), resiko

polotik,kompetisi dengan perusahaan local, keselarasan dengan strattegi pembangunan

negara tuan rumah, kemungkinan timbulnya komplik karena perbedaan orientasi produk

atau jasa yang ditawarkan dengan selera dan kebiasaan konsumen diberbagai pasar

internasional.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 3

Page 4: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

BAB II

LIBERALISASI PERDAGANGAN PRODUK PERTANIAN

II.1. HUKUM SATU HARGA

Hukum satu harga menjelaskan hubungan antara nilai tukar dan harga komoditas.

Hukum ini menyatakan bahwa komoditas yang sama akan memiliki harga yang (relative)

sama pula, meskipun dijual ditempat yang berbeda. Adanya perbedaan harga komoditas

akan menciptakan peluang untuk melakukan arbitrase. Arbitrase dilakukan dengan membeli

komoditas di tempat yang lebih murah dan menjualnya di tempat yang lebih mahal. Adanya

arbitrase pada akhirnya akan menaikkan harga komoditas ditempat yang lebih murah dan

menurunkan harga di tempat yang lebih mahal. Pada akhirnya, harga-harga komoditas

diberbagai tempat akan relative sama. Setiap perbedaan harga komoditas hanya disebabkan

oleh adanya biaya transportasi, proteksi dan biaya-biaya transaksi lainnya.

Prinsip utama pasar persaingan menyatakan bahwa harga akan menjadi sama antar

dua pasar jika biaya transaksi dan biaya pengiriman barang dan jasa antar pasar tidak ada.

Apabila terdapat dua pasar dalam dua Negara yang berbeda, harga barang mungkin

ditetapkan dalam unit mata uang yang berbeda, tetapi harga produk yang sama pada kedua

pasar yang berbeda tersebut akan sama.

Sebagai contoh, apabila harga apel di amerika serikat diberi notasi PAS dan nilai

tukar spot dolar per poundsterling dinyatakan dengan S($/t) maka harga apel di amerika

serikat adalah :

PAS = S(US$/t) x P1 (6.1)

Misal PAS/kg =t2,50 dan S(US$/t) =$1,70, maka PAS/kg adalah $4,25. Apabila

harga apel di amerika serikat $5,00/kg maka tercipta peluang utuk memperoleh

keuntungan, yaitu dengan membeli apel di inggris dan menjualnya di amerika serikat.

Untuk setiap kilogram apel, arbitrator akan memperoleh keuntungan $0,75 dikurangi biaya

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 4

Page 5: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

transaksi. Arbitrase akan terus berlangsung sampai harga apel di inggris dan amerika

serikat menjadi(relative) sama.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika arbitrase internasional

menggunakan hukum satu harga, maka kurs dalam negeri dan barang domestic akan sama

dengan kurs dalam negeri dan barang luar negeri. Dengan kata lain, unit mata uang

domestic setiap Negara akan mempunyai daya beli yang sama. Karena itu, jika satu dolar

dapat dipakai untuk membeli satu bungkus roti di amerika serikat, maka satu dolar tersebut

harus dapat dipakai untuk membeli satu bungkus roti yang sama di inggris. Berdasarkan

peristiwa diatas, valuta asing akan berubah berdasarkan perbedaan inflasi domestic dan luar

negeri. Hubungan ini dikenal dengan istilah purchasing power parity (PPP). Salah satu

contoh penggunaan hukum satu harga adalah hamburger standard yang digunakan oleh Big

Mac. Dianggap bahwa harga Big Mac identik di setiap Negara (didasarkan pada daftar Big

Mac). Sebagai contoh, harga Big Mac di Thailand Bath 48, dan harga Big Mac yang sama

di amerika serikat adalah $2,30. Hal ini menunjukkan kurs paritas daya beli sebesar :

Bath 48/$2,30 = Bath 20,87/$

Dari data survey diperoleh bahwa kurs actual antara kedua Negara tersebut diatas adalah

Bath 25,3/$. Karena itu Bath Thailand mengalami undervalued sebesar ;

Bath 48/$2,30 = Bath 20,87/$

II.1.1. Strategi Satu Harga (Harga Tunggal)

Dalam strategi ini, perusahaan membebankan harga yang sama pada setiap

pelanggan yang membeli produk dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada kondisi

yang sama pula (termasuk syarat penjualannya sama). Strategi ini sering di jumpai pada

perusahaan-perusahaan yang melakukan distribusi massa dan penjualan massa. Tujuan

strategi ini adalah untuk mempermudah keputusan penetapan harga dan untuk

mempertahankan goodwill serta menjalin hubungan baik dengan semua pelanggan (tak

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 5

Page 6: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

satupun pelanggan yang mendapatkan harga khusus atau dianggap lebih penting daripada

pelanggan yang lain). Ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi guna melaksanakan

strategi ini, diantaranya :

1. Perlu adanya analisis secara terperinci mengenai posisi perusahan dan struktur biaya

bila dibandingkan dengan industry secara keseluruhan.

2. Dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan variabilitas harga pada penawaran

harga yang sama pada setiap orang.

3. Perlu pemahaman atas skala ekonomis yang tersedia bagi perusahaan.

4. Dibutuhkan informasi tentang harga kompotitif, yaitu harga yang sanggup dibayar

oleh pelanggan.

Hasil yang diharapkan dari implementasi strategi satu harga melliputi 4 aspek

pokok yaitu ;

1. Biaya penjualan dan biaya administrasi yang semakin menurun.

2. Margin laba yang konstan.

3. Image pelanggan yang baik terhadap perusahaan.

4. Pertumbuhan passer yang stabil.

II.2. GLOBALISASI DAN PERDAGANGAN DUNIA

Dunia kini menghadapi era baru yang ditandai dengan kecendrungan globalisasi

dunia sebagai akibat semakin banyaknya Negara yang melaksanakan liberalisasi / reformasi

ekonomi yang ditunjang pula dengan majunya teknologi komunikasi dan transfortasi.

Globallisasi sendiri mengandung pengertian bahwa setia Negara, bahkan setiap bisnis dan

perusahaan, menghadapi persaingan global, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Globalisasi telah mengubah secara drastic pola produksi dari perusahaan multinasional

yang semula berupaya memproduksi semua kebutuhannya menjadi spesialisasi produksi,

yaitu hanya memproduksi komponen atau begian tertentu saja, sedangkan komponen atau

bagian lainnya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan lainnya yang bertindak sebagai

pemasok sehingga terjadi internasionalisasi produk (Sastrowardoyo, 1994).

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 6

Page 7: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

Sejalan dengan adanya perubahan tersebut, kerja sama multilateral dan regional semakin

banyak dikembangkan guna mengantisifasi perkembangan yang sedang dan alan terjadi.

Wujud kerja sama yang ada antara lain :

1. Kerja sama multilateral dalam rangka putaran Uruguay

Kesepakatan GATT (General Agreement On Tariff and Trade) tanggal 15 april 1994

menghasilkan keputusan penting menyangkut pembentukn WTO (World Trede

Organization) pada tanggal 1 januari 1995 dan rencana liberalisasi perdagangan.

Kehadiran WTO yang sekaligus juga menggantikan GATT dan liberalisasi

perdagangan menghadirkan beberapa menfaat besar, terutaman pasar atas produk yang

dihasilkan setiap Negara. Dunia usaha juga dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan

produktivitsnya, agar dapat bersaing dengan produk sejenis dan produk substitusi di

seluruh penjuru dunia.

2. Kerja sama regional

Ada beberapa jenis kerja sama regional yang berkembang, diantaranya :

a. Masyarakat Eropa (European Community)

Kerja sama ini bertujuan untuk menghapuskan hamabatan-hambatan teknis,

perpajakan, dan fisik pembatas terhadap pergerakan bebas orang, barang, modal,

dan jasa antar Negara-negara anggotanya mulai akhir tahun 1992.

b. NAFTA (North America Free Trade Area)

Pembentukan NAFTA diawali degan ditanda tanganinya perjanjian perdagangan

bebas antara Amerika Serikat dengan Kanada pada tahun 1988. Kemudian pada

tahun 1991 perjanjian tersebut diperluas juga dengan Meksiko. NAFTA dibentuk

dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan efisiensi

sector industry melalui integrasi dan pemanfaatan skala ekonomi serta

meningkatkan investasi asing di Negara-negara anggotanya.

c. APEC (Asia pasipic Economic Coorperation)

APEC didirikan pada bulan November 1989 dan memiliki 18 negara anggota

(beberapa diantaranya beru bergabung kemudian), dengan tujuan meliberalisasikan

perdagangan dan investasi dikawasan tersebut. berdasarkan deklarasi Bogor, akan

diciptakan perdagangan yang bebas dan terbuka di kawasan Asia Pasifik pada tahun

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 7

Page 8: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

2020. Sasaran waktu untuk anggota ekonomi industry maju adalah tahun 2010,

sedangkan untuk ekonomi berkembang pada tahun 2020.

d. AFTA (ASEAN Free Trade Area)

Konferensi tingkat tinggi ASEAN ke IV yang diselenggarakan di Singapura pada

bula Januari 1992 antara lain telah menyepakati perjanjian mengenai CEPT

(Common Effective Preferential Tariff) untuk membentuk AFTA. AFTA sendiri

dibentuk bukan sebagai regionalisasi perdagangan tertutup, melainkan agar ASEAN

dapat bersaing di pasar global. Hal ini dapat memberikan dampak positif berupa

mengalirnya arus investasi asing, baik intra ASEAN maupun di luar ASEAN dan

mendorong industry-industri di kawasan ASEAN untuk menempuh orientasi pasar

yang lebih besar dan skala ekonomi yang lebih besar dalam kegiatan produksi dan

pemasarannya.

3. Kerja sama pengembangan sub-regional antar Negara-negara ASEAN

Indonesia mengembangkan kerja sama ekonomi dengan beberapa Negara ASEAN

lainnya, misalnya segitiga pertumbuhan SIJORI (Singapura-Johor-Riau): kerja sama

pengembangan wilayah Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh dengan daerah-

daerah tertentu di Malaysia dan Thailand.

II.3. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG GLOBALISASI INDUSTRI

Menurut Yip (1994), factor-factor yang mendorong globalisasi industry (industry

globalization drivers) terdiri atas :

1. Market drivers

Factor ini tergantung pada berbagai asfek, di antaranya perilaku konsumen,

struktur saluran distribusi, dan sifat pemasaran industry yang bersangkutan.

Ada beberapa perubahan yang terjadi dalam market drivers, yaitu :

a. Pendapatan per kapita bebeapa Negara mulai manyamai Negara-negara industry,

misalnya GNP Hong Kong mendekati GNP Selandia Baru dan GNP Jepang

menyusul GNP Amerika serikat.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 8

Page 9: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

b. Konvergensi gaya hidup dan selera, misalnya McDonald’s di Paris dan Peerier di

Amerika Serikat.

c. Semakin meningkatnya arus wisatawan dan perjalanan yang pada gilirannya

menciptakan konsumen global.

d. Organisasi-organisasi mulai berperilaku seperti pelanggan global.

e. Pertumbuhan saluran distribusi global dan regional semakin pesat.

f. Pembentukan merek global, seperti coca-cola, Levi’s, Marlboro.

g. Tekanan untuk mengembangkan periklanan global.

2. Cost Drivers

Cost drivers tergantung pada aspek ekonomi dunia bisnis. Ada beberapa

perubahan yang terjadi dalam cost drivers, diantaranya:

a. Berlanjutnya tekanan untuk mencapai skala ekonomis.

b. Inovasi teknologi yang semakin cepat.

c. Kemajuan dalam transportas.

d. Munculnya NIC (Newly Industrializing Countries) dengan kapabilitas yang

produktif dan biaya tenaga kerja yang murah, misalnya China, Taiwan, dan

Thailand.

e. Meningkatnya biaya pengembangan produk secara relative terhadap market life.

3. Government drivers

Government drivers tergantung pada tindakan pemerintah dan factor-faktor

berikut:

a. Pengurangan hambatan tarif

b. Pengurangan hambatan non-tarif, misalnya Jepang yang kini semakin membuka

pesannya.

c. Pembentukan blok-blok perdagangan, seperti pasar tuunggal Eropa, AFTA,

NAFTA.

d. Berkurangnya peranan pemerintah sebagai produsen dan pelanggan, misalnya

denasionalisasi beberapa industry di Eropa.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 9

Page 10: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

4. Compotitive drivers

Competitive drivers terganung pada tindakan para pesaing. Beberapa perubahan

yang mempengaruhi competitive drivrs meliputi:

a. Peningkatan level perdagangan dunia.

b. Semakin banyak Negara yang menjadi key competitive battlegrounds, misalnya

munculnya Jepang sebagai lead country.

c. Semakin bertambahnya jumlah perusahaan yng dimiliki oleh pihak asing.

d. Munculnya pesaing baru yang menjadi pesaing global, terutama perusahaan Jepang

dalam industry otomotif dan elektronik.

e. Tumbuhnya jaringan global yang menyebabkan setiap Negara dapat saling

tergantung dalam industry-industri tertentu, misalnya dalam industry elektronik.

f. Semakin banyaknya perusahaan yang bersifat globally-centered, misalnya fasilitas

produksinya tersebar di beberapa Negara.

g. Semakin bertambahnya pembentukan global strategic alliances.

5. Faktor-faktor lain

Factor-faktor lain yang juga menjadi pemicu globalisasi industry antara lain:

a. Revolusi dalam informasi dan komunikasi

b. Globalisasi pasar-pasar financial

c. Penyempurnaan dalam bisnis travel.

II.4. PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMASARAN INTERNASIONAL

Perdagangan internasional dan pemasarn internasional merupakan bagian dari bisnis

internasional. Dalam ilmu ekonomi perdagangan internasional sering kali dikaitkan dengan

kegitan ekspor impor, valuta asing, serta neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Dalam kaitannya dengan pemasaran internasional, maka dasar ekonomi teoritis

perdagangan internasional memberikan pemahaman dasar mengapa suatu Negara

berdagang dengan Negara lain, dan karenanya memberikan pemahaman bagi pemasar

internasional mengenai kebijakan perdagangan luar negeri suatu Negara. Perdagangan

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 10

Page 11: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

internasional juga umumnya merupakan langkah pertama bagi suatu perusahaan untuk

memasuki arena internasional.

Sementara itu yang dimaksud dengan pemasaran internasional adalah penerapan

konsep, prinsip,aktivitas dan proses manajemen pemasaran dalam rangka menyalurkan

barang atau jasa perusahaan ke konsumen di berbagai Negara demi tercapainya

keuntungan-keuntungan tertentu. Yang membedakannya dengan pemasaran domestic

hanyalah pemasar menghadi lingkungan yang asing dengan politik, regulasi, budaya

persaingan dan konsumen setempat yang berbeda dengan lingkungan tempat tinggal

pemasar yang bersangkutan. Pemasaran internasional sering kali dikaburkan dengan

pemasaran asing yang berarti kegiatan pemasaran di lingkungan yang berbeda dengan

lingkungan asalnya. Yang dimaksud dengan asing disini adalah anggapan tingkat kebiasaan

dari asalnya. Dari definisi ini sebenarnya pemasaran asing hanya berbeda dengan

pemasaran internasional dalam hal lokasi perusahaan pemasar yang berbeda di luar negeri.

II.5. TAHAP-TAHAP PERUSAHAAN YANG BEROPERASI DI PASAR DUNIA

Paling tidak ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh suatu perusahaan yang beroperasi

di pasar dunia yaitu :

1. Perusahaan domestic, yaitu perusahaan yang memfokuskan operasi dan strateginya

pada pasar, pemasok dan pesaing domestic. Pada tahap ini manajemen perusahaan

masih memandang pasar domestic padat dengan peluang serta jauh lebih aman. Hal ini

dapat dimungkinkan karena pasar domestic belum dimasuki oleh perusahaan asing.

2. Perusahaan internasional, yaitu perusahaan yang melayani pasar domestic di negaranya

sendiri dan pasar nasional di Negara lain. Atau dengan kata lain kegiatan pemasaran

perusahaan yang melewati batas-batas Negara. Istilah sehari-sehari untuk perusahaan

internasional adalah perusahaan eksportir. Perusahaan domestic berkembang menjadi

perusahaan internasional karena merasa pasarnya di dalam negeri sedikit demi sedikit

digerogoti oleh perusahaan asing dan mulai memandang adanya peluang yang menarik

dipasar internasional. Namun orientasi bisnisnya bersifat etnosentris yakni memandang

operasi domestic sebagai aktivitas primer sedangkan operasi internasional sebagai

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 11

Page 12: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

aktivitas sekunder. Motivasinya terjun kepasar internasional pun masih semata-mata

melempar kelebihan produksi atau memperpanjang daur hidup produk perusahaan.

Keputusan-keputusan yang diambil manajemen dalam pemasaran internasional

dilandasi oleh nilai-nilai budaya, pengalaman dan pengetahuannya sendiri. Untuk

menangani aktivitas internasionalnya itu maka perusahaan internasional biasanya

membentuk divisi internasional dalam struktur organisasinya yang sifat pengambilan

keputusannya adalah sentralisasi.

3. Perusahaan multinasional, yaitu perusahaan yang menjual produknya ke banyak

Negara yang setiap Negara diperlakukan sebagai pasar tersendiri. Perusahaan

internasional memasuki tahap ini karena mulai menyadari bahwa setiap Negara

membutuhkan penanganan yang berbeda agar operasi perusahaan disana dapat sukses.

4. Perusahaan global atau transnasional, yaitu perusahaan yang memperlakukan dunia

sebagai satu pasar.

Berikut ini merupakan langkah memasuki pasar internasional :

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 12

Page 13: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

II.6. ALASAN-ALASAN UNTUK GO INTERNATIONAL

1. Proaktif

a. Untuk memperoleh manfaat-manfaat tertentu. Dengan memindahkan pabrik ke luar

negeri maka perusahaan dapat memperoleh tenaga kerja murah, lebih dekat denagan

sumber bahan baku, memperoleh tanah yang lebih murah, dapat menikmati

kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah suatu Negara yang berupaya

menarik investor dari luar negeri serta dapat memperoleh keuntungan dari fluktuasi

valuta asing.

b. Perusahaan memiliki produk yang unik, yang sumber-sumbernya tidak ada dinegara

lain.

c. Perusahaan ingin memnfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi

sehingga dapat menjangkau konsumen internasional secara lebih mudah.

d. Untuk meningkatkan pengaruh politik perusahaan

e. Untuk memperoleh peluang riset misalnya menguji produk di pasar asing.

2. Reaktif

a. Perusahaan menghadapi ancaman akan kehilangan pasar di kandang sendiri karena

diserbu berbagai perusahaan asing dengan produk-produknya yang bermutu tinggi

dan dan bernilai lebih

b. Perusahaan mengalami overproduksi sehingga kelebihannya dipasarkan keluar negeri

c. Untuk mengatasi penurunan penjualan akibat pengaruh perusahaan variable

demografi di dalam negeri, misalnya pertumbuhan penduduk yang melambat

d. Untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas

e. Untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar saja

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 13

Page 14: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

II.7. ASPEK-ASPEK ANALISIS PASAR INTERNASIOANAL

Setiap perusahaan yang melakukan pemasaran internasional akan menghadapi

lingkungan ekonomi yang berbeda-beda di setiap negar yang dimasuki. Dewasa ini semakin

banyak bermunculan pasar dan pesaing global yang bisa menjadi peluang sekaligus

tantangan bagi pemasar internasional. Menurut koegan (1995) ada 5 perubahan mendasar

yang telah terjadi dalam beberapa decade yang lalu yaitu :

a. Perpindahan modal telah mengambil alih peranan perdagangan sebagai driving force

perekonomian dunia.

b. Aspek produksi mulai dapat terlepas dari aspek ketenagakerjaan. Hal ini dapat dilihat

pada kenyataan bahwa meskipun jumlah tenaga kerja dalam sector industry dan

pertanian cenderung konstan atau bahkan mengalami penurunan, tetapi jumlah

produksi tetap meningkat.

c. Produksi primer tidak lagi mendominasi ekonomi industry. Adanya penurunan secara

drastis dalam harga bahan mentah tertentu(misalnya minyak bumi) tidak akan

menyebabkan depresi ekonomi dunia.

d. Makro ekonomi sebagai pengendali ekonomi tidak lagi pada tingkat Negara tetapi

berkembang pada tingkat ekonomi dunia

e. Kontes selama 75 tahun antara kapitalisme dan sosialisme telah berakhir. Keberhasilan

yang nyata dari system kapitalis dibandingkan model komunis yang terkendali dan

terpusat telah menyebabkan runtuhnya komunisme sebagai sebuah model

mengorganisasi kegiatan ekonomi dan sebagi sebuah ideology.

Ada beberapa informasi mengenai lingkungan makro ekonomi yang dibutuhkan

dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran untuk memasuki suatu Negara tertentu

diantaranya karakteristik pasar (pertumbuhan serta distribusi populasi dan pendapatan),

neraca pembayaran, pola perdagangan barang dan jasa, pola konsumsi dan perkembangan

pasar.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 14

Page 15: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

Tahap-tahap perkembangan pasar dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu :

1. Kasus keranjang yaitu sebuah Negara dengan masalah ekonomi, social dan politik yang

sangat serius sehingga Negara tersebut tidak menarik untuk investasi dan operasi

2. Negara berpenghasilan rendah atau Negara pra-industri yaitu Negara-negara yang

memiliki GNP per kapita kurang dari $400 pada tahun 1992. Diantaranya Bangladesh

dan India.

3. Negara berpenghasilan menengah bawah atau Negara berkembang yaitu Negara-negara

yang memiliki GNP perkapita antara $400 dan kurang dari $2,000 ditahun 1992.

Diantaranya Polandia, Cile, Fiji, Irak dll

4. Negara berpenghasilan menengah atas atau Negara industry baru yaitu Negara-negara

yang mempunyai GNP antara $2,001 dan $12,000 perkapita pada tahun 1992

diantaranya Hongaria, Iran, Arab Saudi dll

5. Negara berpenghasilan tinggi atau yang kerapkali dikenal dengan Negara maju,

industry, pasca industry atau dunia pertama yaitu Negara-negara yang mamiliki GNP

diatas $12,000 perkapita, diantaranya adalah Amerika serikat, Kanada, Jepang,

Singapura,Hongkong, Belgia, Jerman, Perancis, Italia, Inggris, Australia,Kuwait, Uni

emirat arab,dll

Sementara itu lingkungan mikroekonomi merupakan lingkungan yang

mempengaruhi kepentingan produk dan atau pasar sebuah perusahaan. Pada dasarnya

lingkungan mikroekonomi menyangkut aspek persaingan yang bisa berasl dari 3 sumber

utama yaitu bisnis lokal, perusahaan lainnya dalam Negara yang sama dan perusahaan luar

negeri. Setiap pesaing yang berbeda dapat berupaya memenuhi jenis permintaan yang

berlainan yaitu ;

a. Existing demand, yaitu produk yang dibeli untuk memuaskan kebutuhan tertentu

b. Latent demand, yaitu situasi dimana kebutuhan tertentu telah diketahui atau

diidentifikasi tetapi belum ada produk yang ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan

tersebut.

c. Incipient demand, yaitu suatu kebutuhan yang diperkirakan akan muncul apabila

konsumen menyadarinya pada suatu saat di masa mendatang.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 15

Page 16: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

Disamping itu, persaingan dapat pula dianalisis berdasarkan karakteristik produk.

Dalam hal ini produk dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu :

1. Breakthrough product, yaitu suatu inovasi unik yang sifatnya sangat teknis. Contohnya

arloji digital, TV warna, komputer palmtop atau pesawat jet.

2. Competitive product, yaitu salah satu dari sekian banyak merek yang tersedia di pasar

dan tidak memiliki keunggulan khusus atas produk-produk yang bersaing.

II.8. STRATEGI MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL

Sangat sulit bagi sebuah perusahaan untuk mencoba melayani semua Negara yang

ada di dunia yang jumlahnya lebih dari 100 negara. Biasanya sebuah perusahaan (termasuk

yang bear sekalipun) akan memulai bisnisnya dari satu atau beberapa Negara. Perlahan tapi

pasti baru mengembangkan diri dan mencakup banyak Negara. Dengan demikian, setiap

perusahaan memilih Negara yang akan dipilih sebagai pasar sasaran. Pemilihan ini harus

didasarkan pada keteria tertentu yang tidak dapat dilakukan secara random. Semua ini

dikarenakan adanya keanekaragaman lingkungan politik, hukum, ekonomi dan budaya

antar Negara. Pasar sasaran akan dipilh atas dasar kesesuaiannya dengan produk dan

kemampuan perusahaan.

Proses pemilihan pasar sasaran dimulai dengan segmentasi pasar, yaitu teknik

membagi dan mengelompokkan setiap Negara ke dalam kelompok-kelompok yang

homogen. Setiap segmen memiliki karekteristik yang relative sama dalam hal daya

tanggapnya terhadap berbagai aspek strategi pemasaran. Proses segmentasi terdiri atas lima

langkah berikut:

1. Menggambarkan taksonomi pasar untuk mengklasifikasikan pasar dunia.

2. Mengelompkkan semua Negara ke dalam kelompok-kelompok homogeny yang

memiliki karekteristik yang sama, sesuai dengan criteria atau dimensi yang digunakan

dalam taksonomi pasar.

3. Menentukan metode yang secara teoritis paling efisien untuk melayani masing-masimg

kelompok/segmen.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 16

Page 17: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

4. Memilih kelompok yang memiliki kesesuaian paling tinggi antara kemampuan

perusahaan (produk, jasa, kekuatan) dan persyaratan kelompok yang bersangkutan.

5. Menyesuaikan klasifikasi ideal diatas dengan hambatan yang dijumpai dalam dunia

nyata (hambatan hukum dan politik, budaya dan lain-lain).

Apabila telah terbentuk segmen-segmen pasar berdasarkan keriteria yang dipilih,

maka langkah selanjutnya dalah memilih segmen yang paling sesuai untuk dilayani.

Pemilihan segmen pasar perlu memenuhi kondisi-kondisi berikut:

1. Dapat dijangkau (accessable)

Segmen pasar yang sudah dibentuk atau direncanakan belum tentu semua dapat

dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Factor penyebabnya antara lain hambatan

perdagangan, perilaku masyarakat tertentu, perbedaan kebudayaan, hukum dan

sebagainya.

2. Dapat diukur (meassureble)

Meskipun perilaku bagian-bagian pasar adalah homogen, tetapi dalam kenyataannya

sulit untuk melakukan pengukuran perbedaan-perbedaan tersebut. keriteria dasar

pembagian pasar perlu dinyatakan secara jelas dan nyata, sehingga perbedaannya dapat

menjadi lebih jelas.

3. Memberikan keuntungan (profitable)

Kondisi ini perlu dipenuhi, karena bila tidak, maka akan sia-sia lah segemntasi yang

dilakukan.

4. Dapat memberikan perbedaan maksimum dalam strategi bersaing.

Dalam penentuan cara atau strategi memasuki pasar internasional, perusahaan perlu

mempertimbangkan beberapa factor khusus (khas) yang berlaku bagi setiap perusahaan dan

industry. Fakor-faktor tersebut meliput:

1. Tujuan perusahaan berkaitan dengan 3 aspek berikut:

a. Volume bisnis internasional yang diharapkan

b. Lingkup geografis

c. Jangka waktu keterlibatan perusahaan dalam pemasaran internasional

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 17

Page 18: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

2. Ukuran atau volume penjualan dan asset perusahaan.

3. Lini produk dan sifat produk (produk konsumen atau industry, harga renddah atau

tinggi, teknologi) yang dihasilkan perusahaan.

4. Persaingan dalam pasar di luar negeri.

Disamping factor-faktor khusus, ada pula beberapa keriteria umum lainnya, diantara

lainnya:

1. Jumlah pasar

Sasaran jumlah pasar yang ingin dimasuki dalam setiap perusahaan sangat bervariasi.

Oleh karena itu, metode memasuki pasar internasional yang dapat dipilih juga berbeda-

beda. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap metode dapat menghasilkan

cakupan pasar internasional yang berbeda dan seringkali tidak semua metode dapat

diterapkan di setiap Negara.

2. Penetrasi dalam pasar

Hal ini berkaitan dengan kualitas cakupan pasar, yaitu seberapa besar akses yang

diperoleh, apakah mencakup pasar nasional suatu Negara secara keseluruhan atau

hanya meliputi ibukota atau beberapa kota di Negara yang dituju.

3. Umpan balik (feedback) dari pasar

Semakin tinggi tingkat keterlibatan langsung perusahaan di suatu Negara maka

semakin baik informasi pasar yang peroleh. Jadi, metode masuk secara langsung akan

memberikan peluang lebih besar dari pada metode=metode tidak langsung dalam

upaya mencari umpan balik dari pasar.

4. Pengalaman

Pengalaman akan semakin banyak diperoleh bila suatu perusahaan terlibat secara

langsung dalam pemasaran internasional.

5. Kendali (control)

Kendali yang dipegang perusahaan atas pemasaran internasionalnya bervariasi dari

tidak ada kendali sama sekali hingga kendali sepenuhnya.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 18

Page 19: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

6. Biaya pemasaran incremental

Biaya pemasaran incremental adalah biaya tambahan yang diperlukan sehubungan

dengan pemilihan dan penggunaan saluran distribusi tertentu. Biaya ini semakin

meningkat seiring dengan meningkatnya keterlibatan perusahaan dalam pemasaran

internasional.

7. Kemungkinan memperoleh laba

Dalam melakukan evaluasi laba potensial masing-masing metode memasuki pasar

internasional, factor yang perlu diestimasi adalah penjualan dan biaya total jangka

panjang yang berrkaitan dengan setiap metode.

8. Persyaratan investasi

Persyaratan investasi yang paling besar adalah pada metode wholly owned foreign

subsidiary, karena membutuhkan investasi pabrik, pendanaan persediaan, dan lain-lain.

9. Pesyaratan administrative

Persyaratan yang berkaitan dengan dokumentasi, perizinan, maupun waktu yang

dibutuhkan untuk melaksanakan setiap metode berbeda-beda.

10. Persyaratan sumber daya manusia yang dibutuhkan

Umumnya semaki langsung keterlibatan suatu perusahaan dalam pemasaran

internasional, maka tuntutan akan sumber daya manusia yang terlatih dan berwawasan

intiernasional semakin besar pula.

11. Permasalahan di Negara yang dituju

Semakin langsung keterlibatan suatu perusahaan dalam pasar asing yang dimasuki,

maka pihak managemennya akan semakin teerlibat dalam permasalahan yang berkaitan

dengan pasar yang dituju, sperti perundang-undangan, regulasi, pajak, permasalahan

tenaga kerja, dan sebaianya.

12. Fleksibilitas

Bila perusahaan ingin berada di pasar asing untuk jangka panjang, maka fleksibilitas

dalam metode memasuki pasar internasional merupakan factor yang penting. Adanya

perubahan lingkunga dan pasar, serta situasi dan sasaran perusahaan, menuntut

kemampuan perusahaan untu berubah dalam langkah menyesuaikan diri dengan

kondisi-kondisi yang baru dihadapi.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 19

Page 20: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

13. Risiko

Risiko dalam pemasaran internasional meliputi risiko ekonomi dan politik.

Secara umum ada empat macam cara memasuki pasar internasional, antara lain :

II.8.1. Ekspor

Akivitas ekspor merupakan kegiatan produksi barang di satu Negara dan menjual

hasilnya di Negara lain. Ada dua bentuk aktivitas ekspor, accasional exporting dan active

exporting. Occasional exporting merupakan bentuk keterlibatan yang pasif, di mana

perusahaan hanya mengekspor karena adanya permintaan dari luar negeri. Sedangkan

active exporting adalah komitmen perusahaan untuk mengembangkan ekspor ke pasar

tertentu. Salah satu keunggulan dari ekspor adalah memungkinkan kegiatan

pemanufakturan dikonsentrasikan disatu Negara saja (di dalam negeri), yang mana hal ini

memberikan keuntungan biaya dan kualitas daripada kegiatan pemanufakturan yang

terdesentralisasi. Meskipun ekspor merupakan alternative strategi memasuki pasar dengan

investasi yang murah dan beresiko rendah, namun strategi ini memerlukan investasi yang

cukup besar dan berarti dalam aspek pemasaran :

1. Ekspor tidak langsung

Perusahaan biasanya memulai dengan ekspor tidak langsung, yaitu memanfaatkan

jasa perantara independen untuk menangani aktivitas ekspornya. Di satu sisi, hal ini

dapat menghhemat waktu dan tenaga perusahaan pegekspor. Namun, di sisi lain,

perusahaan tersebut tidak tidak memiliki kendali atas perantaranya. Yang lebih buruk

lagi umumnya perantara-perantara seperti ini bukanlah pemasar yang agresif dan

biasanya tidak menghabiskan volume penjualan yang besar.

Berbagai perantara yang dapat digunakan meliputi :

a. Domesic-Based Export Merchant

Perantara ini membeli produk-produk perusahaan dan menjualnya di luar negeri

atas biaya dan bentuk keuntungan sendiri.

b. Domestic-Based Export Agent

Perantara ini hanya mencarikan dan menegosiasikan transaksi dengan pembeli

asing atas imbalan komisi.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 20

Page 21: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

c. Cooperative-Organization

Organisasi ini melakukan kegiatan ekspor dengan mengatas namakan beberapa

produsen, yang sebahagian memegang kendali administrative.

d. Export-Management Company

Perantara ini hanya bersedia mengelola aktivitas ekspor perusahaan lain dengan

imbalan bayaran (fee) tertentu.

2. Ekspor langsung

Untuk menghindari kelemahan dari ekspor tidak langsung maka perusahaan dapat

melakukan ekspor secara langsung dengan cara membentuk :

a. Domestic-Based Export Departement or Division

Devisi atau cabang ini dapat berdiri sendiri dalam menangani ekspor dan berfungsi

sebagai pusat laba.

b. Overseas Sales Branch or Subsidiary

Dengan membuka cabang di luar negeri perusahaan dapat mengendalikan kegiatan

pemasaran di luar negeri.

c. Traveling Export Sales Representatives

Perusahaan dapat mengirim waraniaga dalam negeri ke luar negeri untuk

menemukan peluang bisnis.

d. Foreign-Based Distributors or Agents

Perusahaan dapat menggunakan jasa distribusi atau agen di luar negeri untuk

menjual produk dengan mengatas anamakan perusahaan.

II.8.2. Lisensi

Memberi lisensi berarti pemberi lisensi (lisensor) membuat persetujuan dengan

penerima lisensi (licensee) bahwa licensee memperolah hak untuk menggunakan

proses/teknologi produksi, merek dagang, paten, dan sebagainya dengan membayar

fee atau royalty tertentu kepada licensee. Lisencor dalam hal ini memperolah

manfaat, yaitu dapat memasuki pasar asing dengan resiko rendah.

Ada beberapa bentuk lisensi yang sering dijumpai diantaranya:

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 21

Page 22: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

1. Franchising

Franchising adalah kontrak kerja sama tertulis antara pihak franchisor dan

franchisee, dimana pihak franchisee diberi hak untuk mendistribusikan produk

atau jasa tertentu dalam periode dan wilayah tertentu serta dengan cara-cara yang

ditentukan franchisor.

2. Management contract

Perusahaan hanya menawarkan keahlian manajemen untuk menjalankan

beberapa atau seluruh fungsi operasi pihak mitra kerjanya, sedangkan pihak mitra

tersebut menyediakan fasilitas.

3. Contract manufacturing

Yaitu mengajak produsen local untuk membuat produk perusahaan.

II.8.3. Joint Venture

Joint venture adalah perjanjian kemitraan antara investor asing dan investor

local setempat untuk mendirikan usaha local, yang keduanya barbagi kepemilikan dan

pengendalian. Keuntungan dari sterateri ini adalah adanya pembagian dalam

menanggung resiko dan kemampuannya mengkombinasikan dua kekuatan untuk

menciptakan sinergi.

II.8.4. Direct Investment

Apabila perusahaan memandang pasar asing memiliki prosfek yang bagus,

maka perusahaan itu dapat melangkah lebih jauh dengan investasi langsung.

Innvestasi langsung ini dapat membuka cabang perusahaan dan dapat pula dalam

bentuk investasi fasilitas perakitan atau produksi diluar negeri.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 22

Page 23: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

II.9. HAMBATAN DALAM BISNIS INTERNASIONAL

Dalam bisnis internasional dikenal dua macam hambatan, yaitu tariff barrier (TB) dalam bentuk

pungutan bea masuk dan nontariff barrier (NTB), yaitu hambatan selain dalam bentuk bea masuk.

1. Tariff Barriers/TB (Hambatan Tarif Bea Masuk)

Instrument kebijakan tariff barrier (TB) dalam bentuk pungutan bea masuk dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Menutut system pumungutan bea masuk

Bea harga (value tariff)

Bea spesifik (specific tariff)

Bea campuran (compound tariff)

b. Menurut tingkat tarif

Bea masuk rendah/pembebasan tarif bea masuk (0% s.d 5%)

Bea masuk sedang (>5% s.d 20%)

Bea masuk tinggi (>20 s.d 300%)

c. Menurut tujuannya

Tarif proteksi (regulator

Tarif revenue (budgeter)

2. Nontariff Barrier (NTB)

Kebijakan nontariff barriers (NTB) adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea

masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat bisnis

internasional. Secara garis besar, NTB dapat dikelompokkan sebagai berikut (A.M. Rugman dan

R.M. Hodgetts, 7995:765).

a. Pembatasan spesifik (specific limitation), berupa halhal sebagai berikut.

1) Larangan impor secara mutlak.

2) Pembatasan impor (quota system).

3) Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.

4) Peraturan kesehatan/karantina.

5) Peraturan pertahanan dan keamanan negara.

6) Peraturankebudayaan.

7) Perizinan impor (import licenses).

8) Embargo.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 23

Page 24: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

9) Hambatan pemasaran /marketing, seperti:

VER (voluntary export restraint )yaitu pembatasan ekspor secara sukarela oleh

negara eksportir, OMA (orderly marketing agreement)yaitu,pembatasan ekspor

produk tertentu atas permintaan negara importir.

10) The bioterrorism act (TBA ), biosubversive , biosecurity,vyaitu bentuk hambatan

nontariff yang digunakan oleh negara USA/Eropa/Australia untuk mengantisipasi

serangan teroris melalui produk agribisnis dan produk kimia dengan mernberlakukan

prosedur tertentu yang ketat terhadap impor dari negara-negara yang dicurigai sebagai

sarang/membantu gerakan teroris internasional,

11) Label halal, yaitu hambatan nontariff yang dilakukan oleh negara yang mayoritas

penduduknya muslim, seperti negara Timur Tengah dan Indonesia.

b. Peraturan bea cukai (customs administration rules)

1) Tatalaksana impor tertentu (procedure)

2) Penetapan harga pabean (customs value)

3) Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forex control)

4) Consulat formalities

5) Packaging/labeling regulation

6) Documentation needed

7) Quality and testing standard

8) Pungutan administrasi

9) Tariff classification

c. Government participation

1) Kebijakan pengadaan pemerintah

2) Subsidi dan intensif ekspor

3) Countervailing duties

4) Domestic assistence programms

5) Trade-diverting

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 24

Page 25: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

d. Import charges

1) Import deposits

2) Supplementary duties

3) Variable levies

Bentuk- bentuk nontarrif barrier (NTB) akhir-akhir ini diperlukan oleh negara-negara tertentu yang

menghadapi aktivitas terorisme dan telah menimbulkan hambatan bisnis internasional, terutama

bagi negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia, antara lain TBA diperlukan oleh USA,

biosubversioeo leh negara-negara Eropa dan biosecurity oleh Australia.

II.10. EFEK TARIF BEA MASUK DAN KUOTA TERHADAP PENETRASI PASAR

1. Tujuan dan fungsi tarif bea masuk

a. Menurut tujuannya, kebijaksanaan tarif bea masuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Tarif proteksi, yaitu pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk mencegah/membatasi

impor barang tertentu.

2) Tarif revenue, yaltu pengenaan tarif bea masuk yang bertujuan untuk meningkatkan

negara.

b. Berdasarkan tujuan tersebut, maka fungsi tarif bea masuk adalah sebagai berikut.

1) Fungsi mengatur (regulerend), yaitu untuk mengatur perlindungan kepentingan

ekonomi/ industri dalam negeri.

2) Fungsi budgeter,yaitu sebagai salah satu sumber penerimaan negara.

3) Fungsi demokrasi, yaitu penetapan besarnya tarif bea masuk melalui persetujuan DPR.

4) Fungsi pemerataan, yaltu untuk pemerataan distribusi pendapatan nasional, misalnya

dengan pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk barang mewah.

2. Analisis mengenai efek-efek tarif bea masuk dan kuota dapat dilihat pada grafik L0.1 di bawah

ini. Grafik 1. Analisis Efek-Efek Tarif Bea Masuk dan Kuota

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 25

Page 26: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

Keterangan grafik analisis mengenai efek-efek tarif bea masuk dan kuota.

1. Eo adalah keadaan autarki, di mana negara belum mengadakan hubungan ekonomi

internasional (tanpa ekspor dan impor) dan quantity demand = quantity supply = OQo

2. E1 adalah keadaan free trade, di mana negara telah mengimpor barang sejumlah Q 1,Q2.

Dengan adanya impor tersebut, harga barang dalam negeri turun dari Po ke P1, dan supply

total dalam negeri naik dari OQo menjadi OQ2, tetapi produksi dalam negeri turun dari OQo

menjadi OQ1. Karena produksi turun, maka perusahan merugi dan karyawan mulai di PHK.

Untuk melindungi produksi dalam negeri dan mencegah PHK, perusahaan meminta

proteksi tarif bea masuk atau pembatasan impor (kuota) kepada pemerintah, masingmasing

sebesar P1,P2, atau Q3Q4.

3. E2 adalah keadaan proteksi dengan tarif bea masuk sebesar P1,P2, atau system kuota impor

sebesar Q3,Q4. Dengan pengenaan tarif bea masuk sebesar P1, P2, atau kuota impor sebesar

Q3,Q4, maka terdapat efek-efek tarif atau kuota sebagai berikut.

1) Efek terhadap harga barang yang naik dari P1, ke P2.

2) Efek terhadap impor yang menurun dari Q1,Q2, menjadi Q3, Q4.

3) Efek terhadap konsumsi dalam negeri yang menurun dari OQ2, menjadi OQ4.

4) Efek terhadap produksi dalam negeri yang meningkat dari OQ1, menjadi OQ3.

5) Efek penerimaan bea masuk bagi pemerintah atau keuntungan bagi pemilik kuota

sebesar segi empat aE2bc.

6) Efek subsidi dari konsumen kepada produsen sebesar trapesium P1P2ad.

7) Efek biaya proteksi sebesar segitiga acd + segitiga E1E2b.

II.11. KEBIJAKAN HARGA INTERNASIONAL

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 26

Page 27: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

Dalam konteks pemasaran internasional, peranan yang dimainkan oleh perusahaan

induk dalam penetapan kebijakan harga perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini

menyangkut tiga kemungkinan :

1. Extension/Ethnocentric Pricing Policy (Standard Worldwide Pricing)

Dalam kebijakan ini, perusahaan induk menetapkan harga yang sama bagi suatu

produk di seluruh dunia dan pelanggan (importer) menagguang semua biaya

pengangkutan dan bea impor.

2. Adaptation/Polycentric Pricing Policy

Kebijakan ini memberi wewenang kepada kantor cabang atau anak perusahaan di luar

negeri untuk meneapkan sendiri harga yang tepa untuk pasar yang dilayaninya.

3. Invention/Geocentric Pricing Policy

Dalam pendekatan ini, perusahaan tidak menetapkan harga tunggal ataupun

menyerahkan keputusan harga kepada setiap cabang secara terpisah tetapi mengambil

posisi di tengah.

Masalah-masalah Seputar kebijakan Harga Produk Internasional

Ada beberapa masalah seputar kebijakan harga produk internasional yang sering muncul :

1. Price Escalation

Yaitu, mahalnya harga di luar negeri bila dibandingkan dengan harga di dalam negeri.

Hal ini terjadi karena biaya-biaya seperti transfortasi, tarif, marjin para perantara, pajak

khusus, fluktuasi valuta asing dan biaya-biaya lain yang timbul dalam perjalanan

produk untuk mencapai konsumen asing dibebankan ke harga jual itu di luar negeri.

Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan negative akibat membumbungnya

harga di luar negeri, ada beberapa sterategi yang sering dilakukan, antara lain:

a. Beban tarif dan biaya transfortasi dapat diimbangi dengan menetapkan marjin yang

rendah pada prooduk yang dijual di luar negeri.

b. Memindahkan atau mendirikan pabrik di luar negeri.

c. Merombak struktur distribusi di pasar sasaran.

d. Menghilangkan cirri-ciri fungsional yang memakan biaya yang mahal pada produk

atau menurunkan kualitas produk.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 27

Page 28: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

d. Memodifikasi produk agar dapat memperoleh beban tarif yang lebih rendah,

misalnya membongkar produk dan merakitnyalagi di pasar nasional yang dituju.

e. Mendirikan zone perdagangan bebas untuk menghilangkan beban pajak, beban

pengangkutan, biaya-biaya ekstra serta biaya-biaya lainnya.

2. Transfer Price

yaitu harga yang ditetapkan untuk barang atau jasa yang ditransfer antar unit bisnis

perusahaan yang sama, dalam konteks ini unit bisnis tersebut berlokasi diberbagai

Negara yang berbeda.

3. Dumping

Yaitu salah satu bentuk strategi dual pricing yang menjual barang di luar negeri dengan

harga yang lebih rendah daripada harga di dalam negeri atau menjual barang di luar

negeri dengan harga dibawah produksinya.

4. Grey Market

Yaitu menjual suatu merek atau produk yang diimpor secara legal tapi tidak melalui

saluran distribusi regular atau resmi.

II.12. KEBIJAKAN PRODUK INTERNASIONAL

Tidak ada jaminan bahwa suatu produk yang sukses dan laku di satu negara akan

sukses pula di negara-negara lain. Ada produk-produk tertentu yang memiliki daya tarik

universal, sehinggga tidak perlu atua hanya membutuhkan sedikit modifikasi untuk

dipasarkan ke berbagai negara. Akan tetapi banyak pula produk yang membutuhkan

modifikasi untuk disesuaikan dengan preferensi konsumen di negara-negara tertentu. Oleh

sebab itu, pemasar internasional yang ingin produknya diterima di suatu pasar local wajib

berupaya memahamikebutuhan dan keinginan konsumen. Hal lain yang perlu

diperhatikannya adalah kerakteristik produk yang memiliki potensi untuk ekspansi ke pasar

luar negeri. Kedua hal tersebut tergantung pada tujuan dan sasaran perusahaan, serta

persepsinya terhadap peluang. Ada empat kelompok produk yang dapat dipilih perusahaan,

yaitu :

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 28

Page 29: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

1. Local product, yaitu produk yang dipersepsikan hanya berpotensi di dalam satu

pasar nasianal.

2. International produk, yaitu produk yang dipersepsikan memiliki potensi jika

distribusinya diperluas ke sejumlah pasar nasional yang lain.

3. Multionational product, yaitu produk yang diadaptasi agar dipersepsikan memiliki

karakteristik yang khas (unik) oleh pasa-pasar nasional yang dilayani.

4. Global product, yaitu produk yang didesain untuk memenuhi kebutuhan segmen

pasar global.

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, maka para pemasar internasional

minimal memiliki tiga pilihan ketika memasuki pasar asing :

1. Menjual produk yang sama seperti dijual di dalam negeri sendiri (home country).

2. Menyesuaikan produk yang ada dengan selera dan kebutuhan tertentu dari pasar

baru.

3. Menciptakan produk yang benar-benar baru.

Keegan (1995) mengidentifikasi lima strategi adaptasi produk dan pesan

komunikasi di pasar luar negeri, yaitu :

1. Product-Communication extension

Perusahaan menjual produk yang sama seperti yang dijual di dalam negeri sendiri dan

menggunakan tema dan daya tarik promosi serta iklan yang sama pula. Strategi ini

cocok diterapkan jika produk dan pesan komunikasi promosi dapat digunakan secara

efektif disemua negara beserta kebudayaannya.

2. Product-Extention, Communication Adaption

Apabila produk dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda dari yang diperkirakan atau

produk tersebut dapat digunakan untuk fungsi yang lain, maka penyesuain yang

diperlukan hanyalah pada pesan komunikasi. Strategi ini juga merupakan alternatif

yang murah karena biaya riset dan pengembangan, peralatan, set-up, dan persediaan

yang besar dapat dihindari.

3. Product- Adaptation, Communication Extention

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 29

Page 30: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

Strategi ini dilaksanakan dengan mengubah atau mendesain kembali produk agar dapat

memenuhi kebutuhan selera setempat tanpa mengubah strategi komunikasi. Penerapan

strategi ini terutama didasarkan pada asumsi bahwa produk yang dipasarkan akan

melayani fungsi yang sama di pasar asing pada kondisi pemakaian yang berbeda.

4. Dual Adaptation

Strategi ini mengubah produk dan pesan iklan bagi pasar setempat. Strategi ini harus

dilakukan bila ternya di pasar asing fungsi yang dilayani produk dan kondisi

pemakainya berbeda.

5. Produk Invention

Dalam strategi ini perusahaan membuat produk baru untuk pasar setempat. Ada dua

pendekatan product invention , yaitu :

a. Backward Invention, yaitu memperkenalkan bentuk produk semula yang pernah

berhasil diupasarkan di sebuah negara tertentu. Strategi ini sering diterapkan untuk

pasar-pasar yang daya belinya lemah, misalnya negara terbelakang yang tarap

kesiapannya untuk menerima produk tertentu masih ketinggalan.

b. Forward Invention, yaitu membuat produk yang benar-benar baru untuk memenuhi

permintaan atau kebutuhan negara-negara tertentu. Strategi ini memang mahal,

namun hasil yang diperoleh sangat memuaskan.

II.12.1. Faktor-faktor yang Mendorong Standarisasi Produk

Pada dasarnya standarisasi adalah proses memperlakukan berbagai pasar

(multimarket) sebagai satu pasar homogen, dengan jalan mencari kesamaan antara pasar

yang satu dengan yang lain. Daya tarik standarisasi produk adalah memberikan alternatif

biaya rendah dan skala ekonomis dalam pemanufakturan, pengembangan produk dan

pemasaran. Faktor-faktor yang mendorong standarisasi produk adalah :

1. Biaya untuk adaptasi mahal,

2. Perusahaan hanya memiliki satu sumber produksi,

3. Terdapat kesamaan selera di berbagai pasar nasional yang berbeda,

4. Pemakaian produk terutama di lingkungan urban (dalam kasus negara berkembang),

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 30

Page 31: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

5. Pemasaran diarahkan ke negara-negara utama yang sama (misalnya perekonomian triad-

Amerika, Jepang, dan Eropa),

6. Strategi utama dalam memasuki pasar internasional adalah ekspor, Manajemen operasi

internasional akan terpusat apabila perusahaan menerapkan strategi ekspor,

7. Pengaruh atau citra negara produsen produk sangat menentukan keputusan pembelian

konsumen,

8. Pesaing juga memasarkan produk standar.

II.12.2. Faktor-faktor yang Mendorong Adaptasi Produk

Umumnya adaptasi produk dilandasi pemikiran ”think globally, act locally”.

Perusahaan yang mengadaptasi produknya dengan karakteristik pasar local berargumentasi

bahwa pendapatan yang diperoleh dari modifikasi produk seringkali dapat lebih besar

daripada biayanya. Selain alasan ini, pertimbangan berikut merupakan faktor-faktor yang

ikut mendorong adaptasi produk :

1. Persyaratan stndart teknis bervariasi di setiap negara atau wilayah integrasi

ekonomi,

2. Produk perusahaan yang utama adalah produk konsumen dan personal-use product,

3. Selera dan kebutuhan pelanggan sangat beranekaragam,

4. Adanya variasi kondisi pemakaian, seperti iklim, tingkat keterampilam pemakai

atau kebiasaan setempat dalam mengkonsumsi produk,

5. Adanya perbedaan daya beli kerena pendapatan per kapita di setiap negara berbeda-

beda,

6. Cabang di luar negeri memiliki kebebasan untuk menggarap pasar setempat,

7. Adanya perbedaan bahasa dan kebudayaan yang berpengaruh terhadap pembelian

dan pemakaian produk,

8. Adanya pengaruh pemerintah negara tujuan, misalnya persyaratan kandungan lokal,

peraturan perpajakan, peraturan mengenai produk (termasuk kemasan dan label),

9. Strategi adaptasi terbukti sukses diterapkan oleh pesaing,

10. Produk dijual terutama di wilayah semi urban atau pasar nasional 9kasus negara

berkembang).

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 31

Page 32: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

II.13. KEBIJAKAN DISTRIBUSI INTERNSIONAL

Kebijakan distribusi dalam pemasaran internasonal erat kaintannya dengan tingkat

keterlibatan suatu perusahaan dalam pasar luar negeri, yang ditunjukkan dengan strategi

atau metode memasuki pasar luar negeri. Kotler, et al. (1996) mengklasifikasi kebijakan

distribusi dalam tiga kelompok yaitu :

1. perusahaan menggunakan salesforce (company salesforce dan/atau contractual

salesforce) yang dikelola oleh divisi internasionalnya, baik yang beroperasi sampai

aktifitas ekspor saja maupun yang sampai dikirim ke luar negeri untuk menjual produk

perusahaan atau mendirikan cabang di luar negeri,

2. perusahaan menggunakan perantara antar negara yang hanya bertugas

mengantarkan barang masuk ke suatu negara saja,

3. perusahaan menggunakan perantara asing di negara lain untuk menyalurkan produk

ke konsumen di negara yang bersangkutan. Perbedaan yang nyata tampak pada jumlah

perantara dan jenis perantara.

II.13.1. Jenis-jenis Perantara dalam Perdagangan Internasional

Secara garis besar perantara dalam pemasaran internasional dapat dikategorikan

menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Perantara yang tidak bertanggung jawab atas penyerahan barang kliennya

a. Purchasing agent (Export Commission House, Export Comfirming house), yaitu

perantara yang mencari perusahaan domestic yang harga dan kualitas produknya

sesuai dengan permintaan prinsipalnya di luar negeri.

b. Export Broker, yaitu perantara yang menerima imbalan atas jasanya

mempertemukan perusahaan internasional dengan pembeli di luar negeri. Dalam hal

ini export broker tidak memiliki sendiri barang yang dinegosiasikannya dan

biasanya ia berspesialisasi pada komoditi tertentu saja.

c. Export Merchant (Jobber), yaitu perantara yang mencari kebutuhan-kebutuhan di

pasar luar negeri dan membeli barang dari perusahaan domestik tempat ia tinggal,

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 32

Page 33: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

lalu menjualnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di luar negeri

tersebut.

d. Norazy Agent, yaitu perantara yang berspesialisasi daloam transaksi-transaksi yang

tidak fair dan transaksi yang sulit. Biasanya mereka menangani barang-barang

selundupan dan perdagangan haram lainnya.

II.14. KEBIJAKAN PROMOSI INTERNASIONAL

Kebijakan promosi erat kaitannya dengan kebijakan produk, dimana perusahaan

dapat menerapkan strategi promosi yang sama seperti di dalam negeri (standarisasi) atau

mengubahnya sehingga sesuai dengan kondisi setiap pasar asing (adaptasi). Beberapa

kendala yang dihadapi dalam komunikasi pemasaran internasional meliputi :

1. Perbedaan bahasa

Perbedaan bahasa dalam pasar internasional bisa menimbulkan permasalahan, terutama

bila makna atau artinya jauh berbeda dengan yang dimaksud dalam bahasa aslinya.

Permasalahan ini akan tambah runyam jika ternyata suatu merek maupun pesan

komunikasinya berkonotasi negatif di negara tujuan pemasaran internasional. Pemasar

internasional memang tidak harus menguasai semua bahasa, tetapi ia harus

berkomunikasi dalam bahasa-bahasa negara tujuan pemasarannya.

2. Peranan periklanan dalam masyarakat

Peranan periklanan di setiap negara berbeda-beda. Beberapa faktor yang

mempengaruhinya meliputi tingkat perkembangan ekonomi, regulasi di bidang

periklanan dan medianya, dan faktor-faktor budaya.

3. Ketersediaan media

Media yang tersedia di suatu negara sangat tergantung pada regulasi dan infrastruktur

komunikasi.

4. Kendali pemerintah

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 33

Page 34: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

Regulasi pemerintah mngenai periklanan sangat berpengaruh terhadap komunikasi

pemasaran yang dapat dilakukan pemasar internasional. Regulasi pemerintah bisa

mencakup penggunaan media, pesan yang disampaikan, anggaran periklanan dan

kepemilikan agen periklanan.

Yang patut diperhatikan adalah bahwa ketentuan atau aturan yang berlaku di

setiap negara berbeda-beda (Mills dalam Keegan, 1995) .Misalnya di Inggris semua

jenis periklanan diperbolehkan kecuali bila secara spesifik dinyatakan dilarang. Di

Jerman, segala jenis periklanan dilarang, kecuali bila dinyatakan (diijinkan) secara

spesifik.

Selain periklanan, promosi penjualan juga tidak dapat dilaksanakan di semua

negara. Bebrapa faktor utam yang membatasinya adalah peraturan budaya, dan situasi

persaingan lokal. Hukum di beberapa negara membatasi ukuran, bentuk, dan sifat

produk sampel, premium, dan hadiah. Nilai suatu item yang diberikan secara gratis

umumnya dibatasi sebesar persentase tertentu dari nilai produk.

5. Persaingan

Intensitas persaingan yang dihadapi setiap pemasar internasional berbeda-beda. Strategi

periklanan yang sukses diterapkan di suatu pasar belum tentu dapat sukses pula jika

dilaksanakan di pasar yang berbeda situasinya. Lagipula, strategi periklanan di setiap

pasar nasional dapat memancing reaksi pesaing lokal yang berbeda.

6. Ketersediaan agen

Jumlah dan kualitas biro periklanan yang ada di suatu negara berkaitan erat dengan

pembanngunan dan tingkat kemajuan ekonomi negara yang bersanmgkutan.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 34

Page 35: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

II.15. STUDI KASUS

Permasalahan SPS (Sanitary and Phytosanitary) menurut negara tujuan

Amerika Serikat memberikan penalti dalam bentuk diskon/reduksi harga secara

otomatis kepada produk asal Indonesia untuk komoditaskomoditas kakao, lada, udang dan

jamur dengan alasan antara lain terkontaminasi serangga, salmonella, logam berat dan

antibiotik. Dalam hal ini Indonesia tidak bisa mengadu ke Komisi SPS WTO karena AS

bisa membuktikan secara ilmiah dan Indonesia memang belum bisa mengatasinya.

Jepang menolak masuknya beberapa buah-buahan Indonesia seperti pisang dan

beberapa jenis buah-buahan lainnya dengan alsan lalat buah. Dalam hal ini Indonesia tidak

mengajukan protes ke Komisi SPS WTO karena kenyataannya memang terjadi di Indonesia

dan Indonesia sejauh ini belum mampu mengatasinya. Selain itu, Jepang juga menolak

masuknya pucuk tebu asal Indonesia dengan alasan penyakit mulut dan kuk (PMK). Untuk

kasus ini Inonesia mengadukannya ke Komisi SPS WTO karena Indonesia dalam daftar

OIE merupakan salah satu negara yang dinyatakan bebas PMK. Saat ini pembahasannya

sudah sampai pada sidang Komite dan harus terus diperjuangkan sampai Jepang mengakui

keputusan OIE tersebut dan menotifikasi ke Sekretariat WTO bahwa Jepang mencabut

larangan tersebut.

Permasalahan TBT

Kasus-kasus penolakan ekspor produk pertanian asal Indonesia dengan alasan Technical

Barier and Trade (TBT) sebagian besar karena factor labelling yang dinilai

membingungkan konsumen atau tidak mengikuti standar internasional. Selain itu, ada

beberapa kasus dengan alasan mutu, seperti tercemarnya produk CPO Indonesia dengan

solar.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 35

Page 36: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

BAB III

KESIMPULAN

1. Dalam strategi satu harga ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi, diantaranya :

a. Perlu adanya analisis secara terperinci mengenai posisi perusahan dan struktur biaya

bila dibandingkan dengan industry secara keseluruhan.

b. Dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan variabilitas harga pada penawaran

harga yang sama pada setiap orang.

c. Perlu pemahaman atas skala ekonomis yang tersedia bagi perusahaan.

d. Dibutuhkan informasi tentang harga kompotitif, yaitu harga yang sanggup dibayar

oleh pelanggan.

2. Secara umum ada empat macam cara memasuki pasar internasional, antara lain :

Ekspor, Lisensi, Joint Venture, dan Direct Investment.

3. Masalah-masalah Seputar kebijakan Harga Produk Internasional antara lain : Price

Escalation, yaitu, mahalnya harga di luar negeri bila dibandingkan dengan harga di

dalam negeri. Dan Transfer Price yaitu harga yang ditetapkan untuk barang atau jasa

yang ditransfer antar unit bisnis perusahaan yang sama, yang berbeda negara.

4. Ada empat kelompok produk yang dapat dipilih perusahaan, yaitu :

Local product, International produk, Multionational product, dan Global product.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 36

Page 37: Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian

DAFTAR PUSTAKA

Hady,Hamdy.2004.Manajemen Bisnis Internasional Teori dan Praktek. Jakarta: Gralia

Indonesia.

Handaru, sri (dkk).1997.Manajemen Keuangan Internasional.Yogyakarta:Andi Yogyakarta.

Husodo Siswono Yudo,dkk. 2004.pertanian mandiri. Bogor : penebar swadaya

Sugeng,Bambang.2003.How AFTA Are You ?.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Tjiptono,Pandi.2008.Strategi Pemasaran.Yogyakarta:Andi Yogyakarta.

Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 37