lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/suparti-10-pengembangan... · tidak dapat...
TRANSCRIPT
"" ~L\.JJ _.JI._IL4J'I ,'r -
ARTEME;~ PE~qlpl~N ~A~lgNAL UNIVERSIT*S NEGERI MAI,.ANG
LEMBAGA PEhiELITIAN
: Ora. Suparti, M.P.
:~ 131284272
n: Oosen FE: Universitas Negeri Malang
f : Ketua I'eneliti
'ngembangan Model Pembinaan Wirausaha Jamu (Tanaman Obat) Pada 'i I .
da tahun 2009 di Lernbaga Pen~litian Universitas Negeri Mala,ng.
a Penelitian Universitas Negeri Malang dengan ini
nyampaikan penghargaan kepada:
dalam kegiatan penelitian dengan jodu , I '
Masyorakat Pedesaan yang c;lil~ksanaka
/
I
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHJR
Menyetujui, Ketua TPM
1. Judul Penelitian
DR. Ery,;{ri DjadmikaR. W. W, M.A,M.Si NIP 19610611 198601 1001
2. Ketua TPP a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIP d. Jabatan Fungsional e. Jabatan Struktural f. Bidang Keahlian g. Program StudiJJurusan : Pendidikan Aklmtansi h. Perguruan Tinggi
3. Anggota Peneljti
4. Ketua TPM a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIP d. labatan Fungsiona! e. Jabatan Struktural f. Bidang Keahlian g. Program StudiJJurusan h. Perguruan Tinggi _
5. Jangka waktu dan pendanaan penelitian a. Jangka waktu yang diusulkan b. Jangka waktu yang sudah dijalani c. Biaya yang disetujui tah\ll1 pertama
\
.,{ .
: Pengembangan Model Pembinaan Wirausaha Jarnu (Tanaman Obat) Pada Masyarakat Pedesaan
: Dra Suparti, M.P : Perempuan : 19S50629 198303 200 1 : Lektor Kepala
: Pendidikan
: Universitas Negeri Malang : 1) Drs. Mardianto, M.Kes
2) Ely Siswanto, S.Sos, M.M
: Prof. DR Keppi Sukesi, M.S : Perempuan : 19560~26 198103 1002 : Guru Besar : Kapuslit Gender dan Kependudukan : Agribinis : Ekonomi Pertanian : Universi~ Brawijaya Malang
: 2 tahun : 1 tahun : Rp 68.000.000
Malang, 20 November 2009
Ken.""....r ...·....
D~S.!Jl?.arti, M.P
.~~~~~.198303 2001 /;:!~~';;;.~.~.:.~::., .".~.."" . j. .. "'+"~~Y:~~,,;> H. z {1,·W~Fiiibv' "Penelitian UM \~ ~~~< "~< .. ~j':-' ;
../i'
, \.\\" ,; --.- . ..,. " ,....
.\ i -, " . . ". ".)/1;, 1 •
:Pfof:9RAc' ad Fatchan, M.Pd, :MP NIP 1957715 98601 1002
RINGKASAN
Suparti, Mardianto, Ely, S., 2009. Pengembangan Model Pembinaan Wirausaha Jamu (Tanaman Obat) Pada Masyarakat Pedesaan. Penelitian Hibah Pekerti Dibiayai
DIPA DP2M Dikti.
Dengan dicanangkan gerakan "kembali ke al'am" atau yang terkenal dengan istilah "back to nature" oleh WHO mendorong banyak negara-negara maju mulai melakukan perubahan dalam pola penyelenggaraan kesehatan bagi rakyatnya. Banyak negaranegara maju sepert beberapa negara Eropa Barat, Amerka, Jepang, dan lain-lain mulai melakukan riset bagi penemuan bahan alami untuk kesehatan. Lebih-Iebih RRC, Korea, Taiwan, dan India yang sudah sejak lama hanya memanfaatkan obat-obat alami . Dalam era globalisasi nanti jelas produk-produk obat alami luar negeri juga akan membanjiri pasar Indonesia, apabila hal ini tidak segera diantisipasi.
Di Sentra Industri Kecil Jamu di Desa Karangrejo Kabupaten Malang menemukan beberapa permasaJahan antara Jain: 1) Peralatan pengolahan jamu (Tanaman Obat) menggunakan alat-alat yang masih sederhana, seperti lumpang dari batu dan alu dari kayu untuk menumbuk bahan baku jamu (Tanaman Obat) berupa jahe, kunyit, kencur dan lain-lain dan kondisinya higiene 2) Proses pengolahan jamu (Tanaman Obat ) masih kurang higiene, karena alat-alat yang digunakan aan proses pengolahan bahan baku jamu tidak melalui proses steril; 3) Pemasaran hasH produk jamu berbentuk cair maupun instan hanya dapat dilakukan secara lokal, karena produk jamu belum memiliki ijin resmi dari Depkes. Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan Model Pembinaan Wirausaha yang memanfaatkan tanaman obat. Sedangkan tujuan khusus dalam kegiatan pembinaan antara lain: 1) membina teknik pengolahan jamu (Tanaman obat) yang higiene, 2) membina cara meningkatkan pemasaran hasil produk jamu (Tanaman Obat) dengan memvasilitasi cara memperoleh P-IRT. .
Dalam kegiatan pengembangan Panduan Tehnik Pengolaha Jamu yang Higiene peneliti menggunkan model pengembangan Dick W. & Carey L,. Populasi dari penelitian ini adalah Wirausaha Jamu (Tanaman Obat) di Sentra Industri Kedl Jamu Desa Karangrejo Kabupaten Malang, sedangkan pelaksanaanuji coba produk panduan skala kecil diambil 5 orang. Data dikumpilkan dengan dokumentasi, wawancara dan observasi langsung. Tehnik analisis yang digunakan adalah Analisis Diskriptif Kulalitatif.
Hasil akhir yang diharapkan dan kegiatan pene/itian tahun pertama in; adalah : Tersusunnya Panduan Teknik Pengolahan Jamu (Tanaman Obat) yang higiene yang sudah dl ujicobakan dan divalidasi oleh Tim Ahli.
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penelti perlu menyapaian beberapa saran berikut ini: 1) Selama ini bahan baku diperoleh para Wirausaha Jamu dari pembelian di pasar, sehingga cara penanaman dan pemanenannya tidak dapat diketahui waktu yang tepat pemanfaatan kandungan aktif dari bahan baku tanaman obat yang bersangkutan. Kandungan aktif dari bahan baku tanaman obat inilah yang akan berpengaruh kualitas hasil produk. Pada kesempatan lain perlu dikembangkan Cara budidaya bahan baku jamu berupa empon-empon Uahe, kunyit, kencur dan lainnya) yang higiene, baik cara tanam maupun media tanamannya. 2) Peralatan pengolahan jamu (Tanaman Obat) yang digunakan para Wirausaha Jamu pada umumnya masih belum memenuhi persyaratan (kurang higiene), oleh karena diharapkan ada pihak yang menaruhi perhatian untuk mernfasilitasi dalam mencari bantuan ke instansi yang terkait (Dinas Perindustrian dan Perdagang).
ABSTRACT
Suparti, Mardianto, Ely,S., 2009. Development Model of herbal Entrepreneurial Coaching(Medicine Plant) for Rural Society Character Research Grant Funded by DIPA DP2M Dikti.
Since launced the tenn "back to nature" by WHO push many developed countries start to change their healthy service style for their people. Many developed countries like some West Europe countries, American, Japan and so on start to do the research to find the natural source for the healthy. Far more, RRC, Korea, Taiwan and India had long time ago just use the natural medicine. Actually, in the globalization era, the natural medicine from foreign also will flooding the Indonesian market, if it don't anticipated. From Home Industry herbal at Karangrejo Village, Malang Regency, we find some problems, those are: 1) Using traditional equipment for herbal process (Medicine Plant), like lumpang from the stone and alu from the wood to mashed the raw of herbal (medicine plant) like ginger, turmenic, galangal, and so on and their hygiene condition. 2) The herbal processing still less hygiene, cause they use non sterile equipments; 3) Marketing the product, liquid and instant herbal product just be done locally, because the herbal prodUct don't have legality from Healthy Department.
General review from this research produce the Model of Entrepreneurial Coaching that using medicine plant. Vv'hile, the special aim from the coaching activity are: 1) coaching the technique of hygiene herbal process (Medicine plant), 2) coaching the way to improve marketing of herbal product (medicine plant) by give the facility to get P-IRT. When development activity of the technique processing herbal guidance done, the research using development model Dick W. & Carey L,. The population from this research is Herbal Entrepreneurial (Medicine Plant) at The Center of Herbal Home Industri Karangrejo Village, Malang Regency, while the try out from guidance product with small scale, the researcher get from 5 people. The data get from documentation, interview and observation directly. The analyze technique use Qualitative Discriptive Analyze.
The last product, the researcher hope from this research in the first year, composed the Technique of Hygiene Herbal Processing Guidance (Medicine Plant) that had done try out and be validated by the expert team.
According to the discussion and the result from the previous chapter, the researcher need to give some suggestions from the following: 1) During this time, the raw get from the market, the entrepreneur don't know the planting and harvesting correctly to use the active element from raw material of medicine plant. The active element from raw material of medicine plant will give influence for the quality of product result. On the other chance, need to be developed the way to cultivate the herbal raw like (ginger, tunnenic, galangal, and so on) that must be hygiene, the planting technique and planting medium. 2) the equipment for herbal processing, generally, the herbal entrepreneur use less then hygiene standart. Therefore, the researcher hope there are the parties who give the attention to give the facility to get help from the institution (Industrial and Trade Department)
DAFTAR 151
Hafaman
HALAMAN PENGESAHAN , '" .
RINGKASAN DAN SUMMRY ii
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA iii
PRAKATA Iv
DAFTAR lSI v
DAFTAR TABEL v~
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR GAMBAR , :. .. vii
DAFTAR LAMPJRAN viii
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Lokasi Penelitian 3
1.3 Hasil yang Diharapkan 5
BAB 1\ TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TAHUN PERTAMA
2.1 Tujuan Penelitian ,. 6
2.2 Manfaat Penelitian Tahun Pertama 6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Konsep Dasar Usaha Kecif ... ... .... .. .. .. .. ... .. .. 7
3.2. Strategi Pemberdayaan Usaha Keeil .. 8
3.3 Cara Produksi Pangan yang baik untuk Industri Rumah
Tangga '" 10
3.4 Tehnik Pengolahan Jamu (Tana!1lan Obat) yang
Higiene 18
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian 24
4.2 Rancangan Penelitian tahun Pertama 26
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Pengolahan Jamu di sehtra Industri Kecil Jamu Oesa
Karangrejo Kabupaten Malang 27
Halaman
5.2 Pelaksanaan Workshop Penyusunan Panduan Tehnik
Pengolahan Jamu yang Higiene 28
5.3 Pelaksanaan Uji coba Produk Panduan ehnik Pengolahan
Yang Higiene 29
5.4 Validasi dan Revisi Panduan Tehnik Pengolahan Jamu
Yang Higiene 32
BAB VI KEStMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan " .. .... .. . 33
-6.2 Saran , '" 34
BAS VII RENCANA PENELITIAN TAHUN KEDUA
7.1 Tuj-uan Khusus 35
7.2 Metode Penelitian , .. .. .. .. .. 35
7.3 JadwaJ Kerja Tahun Kedua 36
DAFTAR PUSTAKA ,. 37
LAMPIRAN-LAMPIRAN 38
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Usaha manusia untuk mencari obat telah berabad abad lamanya, mungkin
sudah seusia manusia itu sendiri. Banyak bukti tertulis yang menunjukkan bahwa
sejak zaman dahulu (.:t 3000 8M) manusia telah mengena~ obat yang pada
umumnya berasal dari tumbuhan sering digunakan sebagai sumber bahan obat,
faktor murah dan mudah diperoleh merupakan faktor terpenting.
Berbagai macam percobaan yang telah dilaKukan oleh manusia, dengan segala
upayanya di dalam memperoleh obat·obatan dari bahan alam banyak memberikan
keuntungan bagi kemajuan bagi ilmu pengetahuan. Upaya ini terus berkembang
seiring dengan berlalunya waktu, namun obat tradisional masis tetap eksis sampai
sekarang.
Tumbuhan sebagai salah satu sumber bahan obat berperan penting dalam
kehidupan manusia khususnya dalam memerangi penyakit sampai akhir abad ke
19. Namun setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, khususnya ilmu kimia,
sintetik maka sejak saat itu pula peran tumbuhan sebagai bahan baku obat mulai
terdesak oleh bahan-bahan kimia. Walaupun pengadaan obat modern tidak
berkembang dengan pesat, tetapi obat modern sebagai salah satu sarana
pelayanan kesehatan masih belum mampu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini secara tidak langsung dapat dilihat dari usaha pengobatan non
medis dan pengobatan diri sendiri menunjukkan angka yang masih tinggi (non
media 4,4%, diri sendiri 25,7%). Disamping itu menurut WHO tahun 2002 diketahui
bahwa untuk negara-negara berkembang termasuk Indonesia sarana pelayanan
pengobatan modern dengan pengadaan obat baru menjangkau lebih kurang
52,1 % dari jumlah penduduk yang ada.
Adanya kenyataan bahwa sarana pengobatan yang maih belum mampu
menjangkau kebutuhan seluruh lapisan masyarakat dan adanya pengobatan dan
obat tradisional yang telah dimanfaatkan sejak lama oleh masyarakat luas, maka
potensi obat tradisional perlu dikembangkan untuk memperluas cakupan
pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat.
Berbicara tentang pemanfaatan tumbuhan atau bahan alam sebagai
sumber bahan baku obat sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sebelum manusia
diciptakan dimuka bumi ini, Tuhan telah melengkapi bumi ini dengan segala isinya
(baiknya tumbuhan, hewan, dan sebagainya) semua itu untuk kesejahteraan umat
manusia semata. Dan sejak manusia diturunkan di muka bumi ini, manusia telah
mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya obat
obatan dalam rangka mengatasi segala permasalahan kesehatan yang
dihadapinya hingga dapat melahirkan generasi-generasi yang sekarang.
Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan alami (khususnya
bahan-bahan tumbuh-tumbuhan) manusia mampu mengatasi segala
permasalahan kesehatan yang dihadapiya hingga dapat melahirkan generasi
generasi yang sekarang ini. Jelas kiranya bahwa obat yang dari sumber bahan
alam khususnya tumbuhan telah menunjukkan perannya dalam penyelenggaraan
upaya-upaya kesehatan. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila WHO
maupun Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen Kesehata telah menetapkan
kebijaksanaan untuk memanfaatkan obat-obatan tradisional yang betuI-betuI
berkhasiat untuk penyelenggaraan kesehatan masyarakat.
Di dalam pelayanan kesehatan yang sangat penting sebetulnya preventive
medicine (pencegahan penyakit) , sebab mencegah itu jeJas lebih murah serta
2
mengurangi kesakitan dan kematian. Sebetulnya status kesehatan itu merupakan
hasH komilatif dari segala peristiwa dan penyakit yang dialami seseorang
sebelumnya. Arena itu mendidik anggota niasyarakat sejak dini untuk mengusai
cara-cara hidup sehat, cara-cara meningkatkan kekebalan tubuh agar tubuh
mempunyai kemampuan untuk mengobati diri sendiri, cara memilih penggunaan
pengobatan yang alai dan tidak beracun, cara mengatur pola dan menu makan
serta minum yang sehat, mengatur pola hidup yang sehat jauh lebih baik daripada
berupaya meningkatkan sistem pelayanan kesehatan semata. Semakin sadar
masyarakat tentang cara-cra pencegahan penyakit dan penjagaan kesehatan,
maka semakin cepat masyarakat mencapai peningkatan derajat kesehatannya.
Dengan dicanangkan gerakan "kembalike alam" atau yang terkenal
dengan istilah "back to nature" oleh WHO mendorong banyak negara-negara maju
mulai melakukan perubahan dalam pola penyelenggaraan kesehatan bagi
rakyatnya. Banyak negara-negara maju sepert beberapa negara Eropa Barat,
Amerka, Jepang, dan lain-lain mulai melakukan riset bagi penemuan bahan alami
untuk kesehatan. Lebih-Iebih RRC, Korea, Taiwan, dan India yang sudah sejak
lama hanya memanfaatkan obat-obat alami . Oalam era gfobalisasi nanti jelas
produk-produk obat alami luar negeri juga akan membanjiri pasar Indonesia,
apabila hal ini tidak segera diantisipasi.
Oi Provinsi Jawa Timur, sedang digalakkan pengembangan tanaman obat
yang dikenal dengan istilah Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Pada umumnya
TOGA ditanam di pekarangan, namun dibeberapa daerah di Kabupaten Malang
TOGA tidak hanya di pekarangan namun juga di lahan olahan. Oaerah Sentra
Agribisnis Tanaman Ooot di Kabupaten Kromengan dan Oesa Junrejo Kecamatan
Junrejo, Oesa Karangrejo Kecamatan Kromengan dan Oesa Tajinan Kecamatan
Tajinan. Oi desa Tajinan Tanaman Obat berupa Empon-empon Gahe, kunyit,
3
kencur, dan temulawak) dijual dalam bentuk mentah sebagian kecil diolah menjadi
jamu sebagian wanita diolah menjadi produk jamu. Jamu olahan yang berbentuk
cair, instan dan manisan empon-empon. Output agro industri yang beragama ini
memungkinkan konsumen untuk memilih altematif untuk mengkonsumsi jamu
tersebut.
Has;1 penelitian Suparti (2006) yang be~udul "Agroindustri Tanaman Obat
Keluarga (TOGA)" dan Upaya Pemberdayaan Wanita" menemukan beberapa
informasi antara lain : 1) Peralatan pengolahan jamu (obat tradisional)
menggunakan alat-alat yang masih sederhana, seperti lumpang dari batu dan alu
dari kayu untuk menumbuk bahan baku jamu (Tanaman Obat) berupa jahe, kunyit,
kencur dan lain-lain 2) Proses pengolahan jamu (Tanaman Obat ) masih kurang
higiene, karena alat-alat yang digunakan dan proses pengolahan bahan baku jamu
tidak melalui proses steril; 3) pemasaran hasil produk jamu berbentuk cair maupun
instan hanya dapat dilakukan secara lokal, karena produk jamu belum memiliki ijin
resmi dari Depkes. Oleh karena itu hasil produk jamu tidak dapat dititipkan atau
dijual di supermarket. Kendala-kendala inilah yang dapat menghambat
perkembangan industri rumah tangga, apabila kendala tersebut tidak dibantu
mencari solusi pemecahannya.
1.2 Lokasi Penelitian
Lokas; dari kegiatan peneltian ini adalah sentra industri jamu (Tanamnan
Obat) di desa Karangrejo berada di tengah-tengah obyek wisata alam Makam
"Mbah Junggo· di kaki Gunung Kawi Kabupaten Malang. Oleh karena itu industri
rumah tangga ini memiliki potensi untuk dikunjungi wisatawan domestik maupun
mancanegara. Apabila kondisi proses pengolahan produk jamu dilakukan dengan
higienis dan cara pengemasan produk dibuat yang menarik, maka akan
4
wisatawan
Wisata Kebon Teh Wonosari
mendatangkan peluang bagi produsen untuk memasarkan kepada kedua macam
yang sempat berkunjung di sentra industri jamu. Kondisi ini akan
berdampak pada peningkatan pendapatan industri rumah tangga pada khususnya
dan pendapatan daerah pada umumnya.
Berikut ini disajikan gambaran denah lokasi Sentra Industri Jamu di Desa
Karangrejo Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang Jawa Timur.
Obyek wisata Pantai Sendam!hi ru
Ke Surabaya Kantor Pemkot
Stadion Gajayana
Ke Kota
Kampus Musium Universitas Brawijaya
Negeri Malang
Ke Blitar
1I; Obyek Wisata
Industri Jamu Kawasan Sentra
Makarn Bung Kamo
Ke Obyek Wisata Gunung Kawi
Gambar 1: Lokasi Sentra Industri Jamu (Tanaman Obat) di Desa Karangrejo Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang Jawa Timur.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perlu adanya kegiatan
pembinaan bagi wirausaha jamu (Obat Tradisional) untuk meningkatkan
kemandirian usaha mereka pada khususnya dan selanjutnya dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat pedesaan pada umumnya. Penelitian ini dirancang
untuk menghasilkan model pembinaan bagi wirausaha jamu (obat tradisional)
diwilayah pedesaan tepatnya di Sentra Industri Kedl Jamu Desa Karangrejo Kec.
Kromengan Kabupaten Malang. Oleh karena 90% dari wirausaha jamu (Obat
Tradisional» di daerah ini mayoritas wanita' yang sudah berumah tangga, maka
yang akan dijadikan sasaran pembinaan adalah ibu-ibu rumah tangga yang
berwirausaha jamu (Obat Tradisional).
Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan Model Pembinaan Wirausaha
yang memanfaatkan tanaman obat. Sedangkan tujuan khusus dalam kegiatan
pembinaan antara lain: 1) membina teknik pengo/ahan jamu (Tanaman Obat) yang
higiene, 2) membina cara meningkatkan pemasaran hasil produk jamu (Tanaman
Obat) dengan memvasilitasi cara memperoleh P-IRT.
1.3 Hasil yang Diharapkan
Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan penelitian tahun pertama ini adalah
Tersusunnya Panduan Teknik Pengolahan Jamu (Tanaman Obat) yang higiene
yang sudah di ujicobakan dan divalidasi oleh Tim Ahli.
6
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TAHUN PERTAMA
2.1 Tujuan Penelitian
Tujuan unum kegiatan penelrtian ini adalah: Tersusunnya Panduan Tehnik
Pengolaha Jamu (Tanaman Obat) yang higiene. Sedangkan tujuan khusus dalam
kegiatan penelitan ini adalah:
1. Tersusunya Panduan Tehnik Pengolahan Jamu (Tanaman Obat( yang higiene
yang telah di ujicobakan skala pilot dan tervalidasi oleh Tim Ahli.
2. Perolehan Sertifikat P-IRT dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten
Malang bagi Wirausaha Jamu (Tanaman Obat) yang telah memperoleh
pembinaan.
2.2 Manfaat Penelitian Tahun Pertama
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain:
2.2.1 Bagi Wirausaha Jamu (Tanaman Obat)
Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah, bagi Wirausaha Jamu yang
memperoleh pembinaan mendapat tambahan pengetahuan tentang tehnik
pengolahan jamu yang higieneDengan harapan Wirausaha jamu ini dapat
meningkatkan kualitas produk jamunya, sehingga harapan jangka panjang
masyarakat yang menjadi konsumen jamu akan terlindung dari penyimpang mutu
pangan dan bahaya yang mengancam kesehatan.
7