lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/19649/1/4301409071.pdf · iv pengesahan skripsi yang berjudul...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KIMIA
DENGAN STRATEGI REACT TERHADAP HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI MAN BABAKAN
LEBAKSIU TEGAL
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Akhmad Farid
4301409071
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi :
Hari :
Tanggal :
Semarang,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. Sri Nurhayati, M.Pd Dra. Sri Mantini RS, M.Si
NIP 19660106 199003 2 002 NIP 19501017197603 2 001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti
terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Semarang, Juli 2013
Akhmad Farid
4301409071
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kimia dengan Strategi REACT terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI MAN Babakan Lebaksiu Tegal
disusun oleh
Akhmad Farid
4301409071
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada
hari :
tanggal :
Panitia:
Ketua Sekertaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si
NIP 19631012 198803 1 001 NIP 19650723 199303 2 001
Ketua Penguji
Drs. Eko Budi Susatyo, M.Si
NIP 19561111 199003 1 003
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dra. Sri Nurhayati, M.Pd Dra. Sri Mantini RS, M.Si
NIP 19660106 199003 2 002 NIP 19501017197603 2 001
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jangan pernah merasa bangga jika engkau mampu beramal sholeh, karena
jika bukan karena Allah yang menggerakkan hatimu untuk beramal sholeh,
niscaya engkau tidak akan sanggup melakukannya.
Dengan ilmu hidup akan menjadi mudah, dengan seni hidup akan menjadi
indah dan dengan iman hidup akan menjadi terarah.
Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah.
Mengulang-ulang ilmu adalah dzikir. Mencari ilmu adalah jihad. (Imam Al
Ghazali)
PERSEMBAHAN
Hasil karya ini merupakan salah satu anugerah dari Allah
SWT, rasa syukur selalu kupanjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat yang tiada terkira. Karya
ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, Bapak Ahmad Mujahid dan Ibu
Latifah yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi,
dan doa dengan setulus hati di setiap langkahku.
Kakak dan adikku, Mas Syaikhul, Mas Zulfa, Almas,
Nabil, Izzah
Um Farid, Lik Khafsoh, dan Fuadi Maqofa Ahmad
Teman-teman seperjuangan D’Kimoro
Semua dosen kimia yang telah membagi ilmunya yang
Insya Allah bermakna dan bermanfaat.
Almamaterku, tempatku berjuang demi cita-cita masa
depan.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta anugerah nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran
Kimia dengan Strategi REACT Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI
MAN Babakan Lebaksiu Tegal”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,
petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang.
2. Ibu Dra. Sri Nurhayati, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
3. Ibu Dra. Sri Mantini RS, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Eko Budi Susatyo, M.Si selaku dosen penguji skripsi, yang telah
meluangkan waktunya untuk menguji skripsi penulis, dan memberi masukan,
arahan untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia yang telah memberikan bekal kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. H. Kamaluddin,MM selaku Kepala MAN Babakan Lebaksiu
Tegal yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Dra. Nur Hikmah selaku guru mata pelajaran kimia MAN Babakan
Lebaksiu Tegal yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.
8. Bapak Baghowi, M.Pd, Ibu Nurkhilfah, S.Pd, dan Ibu Muzayanah, S.Ag
selaku guru MAN Babakan Lebaksiu Tegal yang telah banyak membantu
terlaksananya penelitian ini.
9. Ayah, Ibu dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, doa dan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
vii
10. Keluarga besar Jurusan Kimia dan teman-teman seperjuangan Pendidikan
Kimia 2009.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis tahu bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan perkembangan
pendidikan pada umumnya.
Semarang, Juli 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Farid, Akhmad. 2013. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kimia dengan
Strategi REACT terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI MAN Babakan
Lebaksiu Tegal. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Sri
Nurhayati, M.Pd., Pembimbing Pendamping Dra. Sri Mantini RS, M.Si
Kata Kunci : Hasil belajar; Strategi REACT
Pada pembelajaran kimia, siswa diharapkan memperoleh aspek pemahaman
konsep, penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah. Pada kenyataannya,
masih banyak dijumpai beberapa kesulitan yang menyebabkan siswa masih sukar
dalam memahami dan mendalami materi. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif
strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas dalam
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
strategi pembelajaran REACT terhadap hasil belajar kompetensi dasar kelarutan
dan hasil kali kelarutan di MAN Babakan Lebaksiu Tegal. Data hasil penelitian
diperoleh melalui metode tes, observasi, dan angket. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal. Desain penelitian ini
adalah post-test only group design. Sampel diambil dengan teknik cluster random
sampling. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata hasil post test kelas
eskperimen I dan eksperimen II sebesar 82,03 dan 77,07. Hasil uji perbedaan rata-
rata menunjukkan bahwa rata-rata nilai post-test kelas eksperimen I lebih baik
daripada kelas eksperimen II. Analisis pengaruh terhadap hasil belajar siswa
diperoleh koefisien korelasi biserial (rb) sebesar 0,45 dengan koefisien
determinasi (KD) 20,25%. Hasil belajar afektif dan psikomotorik kelas
eksperimen I lebih baik dari kelas eksperimen II. Simpulan dari penelitian ini
adalah pembelajaran kimia dengan strategi REACT berpengaruh positif terhadap
hasil belajar kimia siswa.
ix
ABSTRACT
Farid, Akhmad. 2013. The Effect of Application Chemistry Learning with
REACT Strategy for Learning Outcomes Students for Eleventh Grade of MAN
Babakan Lebaksiu Tegal. Skripsi, Department of Chemistry, Faculty of
Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. Main supervisor
Dra. Sri Nurhayati, M.Pd., Assistant Supervisor Dra. Sri Mantini RS, M.Si.
Keywords: Strategy of REACT; Learning outcomes
In learning chemistry, students are expected to acquire aspects of conceptual
understanding, reasoning, communication, and problem solving. In fact, students
still find some difficulties that make them difficult to understand and explore the
material. So, learning alternative strategies is needed to improve motivation and
learning activities. This study aims to determine how much influence of learning
chemistry with REACT strategy given on learning outcomes basic competency
solubility and solubility product in MAN Babakan Lebaksiu Tegal. The research
data were obtained through the method of test, observation, and questionnaires.
The population in this study were students of class XI IPA MAN Babakan
Lebaksiu Tegal. Experimental design is a post-test only group design. Samples
were taken with a random cluster sampling technique. Based on the research
results, the average post test results experiment class I and II experiments at 82,03
and 77,07. Test results mean difference shows that the average value of the post-
test experimental class I was better than the experimental class II. Analysis of the
effect on student learning outcomes resulting biserial correlation coefficient (rb)
of 0.45 with a coefficient of determination (KD) 20.25%. The result of affective
and psychomotor learning outcomes of experimental class I better than
experimental class II. From the results of this study concluded that learning with
REACT strategy have a positive impact on learning outcomes.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PERNYATAAN .............................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......... ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......... ................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ......... .................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... ....... 7
1.5 Batasan Masalah .............................................................................. 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran ................................................................. 9
2.2 Strategi Pembelajaran REACT ......................................................... 11
2.3 Hasil Belajar ..................................................................................... 15
2.4 Keterampilan Proses Sains ............................................................... 16
2.5 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 21
2.6 Tinjauan tentang Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ......... 22
2.7 Kerangka Berpikir ............................................................................ . 28
2.8 Hipotesis ........................................................................................... . 30
xi
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 31
3.2 Variabel Penelitian ............................................................................ 32
3.3 Desain Penelitian .............................................................................. 32
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 33
3.5 Instrumen Penelitian ......................................................................... 34
3.6 Analisis Instrumen ............................................................................ 37
3.7 Metode Analisis Data ........................................................................ 45
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 56
4.2 Pembahasan....................................................................................... 67
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ........................................................................................... 81
5.2 Saran ................................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN .................................................................................................... 86
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains ...................... 17
3.1 Data SiswaKelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal ................... 31
3.2 Desain Penelitian .................................................................................. 33
3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ................................................................ 39
3.4 Kriteria Daya Pembeda ......................................................................... 41
3.5 Klasifikasi Reliabilitas Soal ................................................................... 42
3.6 Perubahan Nomor Soal Uji Coba pada Soal Ulangan ........................... 43
3.7 Klasifikasi Nilai Aspek Afektif dan Psikomotorik ............................... 54
3.8 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek ..................................................... 54
3.9 Klasifikasi Nilai Angket Tanggapan Siswa .......................................... 55
4.1 Data Awal Populasi .............................................................................. 56
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal Populasi ............................................ 57
4.3 Hasil Uji Homogenitas Populasi ........................................................... 57
4.4 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Keadaan Awal Populasi ...................... 58
4.5 Data Nilai Post-Test Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II .... 59
4.6 Hasil Uji Normalitas Data Post-Test .................................................... 59
4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-Test ................................ 59
4.8 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-Test (Uji Dua Pihak) ............ 60
4.9 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-Test (Uji Satu Pihak) ........... 60
4.10 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal ................................................... 62
4.11 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif ...................................................... 63
4.12 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik ............................................ 64
4.13 Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa .............................................. 65
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir .................................................................................... 29
4.1 Grafik Hasil Belajar Kognitif .................................................................. 70
4.2 Grafik Hasil Observasi Afektif ............................................................... 74
4.3 Grafik Hasil Observasi Psikomotorik ..................................................... 77
4.4 Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kimia
dengan Strategi REACT ......................................................................... 79
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nilai Ujian Akhir Semester Gasal Kelas XI IPA .......................... 86
2. Uji Normalitas Data Populasi .................................................................. 87
3. Uji Homogenitas Data Populasi ............................................................... 91
4. Uji Kesamaan Rata-Rata Keadaan Awal Populasi.................................... 92
5. Daftar Nama Siswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II ............ 94
6. Silabus ...................................................................................................... 95
7. Contoh RPP Kelas Eksperimen I ............................................................. 97
8. Contoh RPP Kelas Eksperimen II ............................................................ 102
9. Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................................ 107
10. Soal Uji Coba dan Post-Test .................................................................... 108
11. Analisis Validitas, Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba .... 116
12. Reliabilitas Soal Uji Coba ........................................................................ 119
13. Daftar Nilai Post-Test .............................................................................. 120
14. Uji Normalitas Data Post-Test ................................................................. 121
15. Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-Test .............................................. 123
16. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-Test (Uji Dua Pihak) ............... 124
17. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-Test (Uji Satu Pihak) ............... 125
18. Analisis Pengaruh Antar Variabel ............................................................ 126
19. Daftar Ketuntasan Belajar Klasikal .......................................................... 127
20. Pedoman Penilaian Afektif ...................................................................... 128
21. Hasil Uji Coba Lembar Observasi Afektif ............................................... 131
22. Uji Reliabilitas Lembar Observasi Afektif .............................................. 132
23. Rekapitulasi Nilai Afektif Kelas Eksperimen I ........................................ 133
24. Rekapitulasi Nilai Afektif Kelas Eksperimen II ...................................... 134
25. Pedoman Penilaian Psikomotorik ............................................................ 135
26. Hasil Uji Coba Lembar Observasi Psikomotorik ..................................... 139
27. Uji Reliabilitas Lembar Observasi Psikomotorik .................................... 140
xv
28. Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen I .............................. 141
29. Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen II ............................ 142
30. Angket Tangapan Siswa terhadap Pembelajaran Kimia dengan Strategi
REACT ..................................................................................................... 143
31. Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kimia dengan
Strategi REACT ....................................................................................... 145
32. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 147
33. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................................... 149
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata pelajaran kimia sebagai salah satu rumpun dari Ilmu Pengetahuan
Alam menuntut siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran
kimia menekankan pada cara siswa menguasai konsep-konsep dan bukan
menghafal fakta satu sama lain. Konsep-konsep kimia mempunyai tingkat
generalisasi dan abstraksi tinggi yang menyebabkan siswa mengalami kesukaran
dalam penguasaan. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak
terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta,
konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses
(kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar
kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
Selain itu, pembelajaran kimia juga menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah.
Keterampilan proses merupakan salah satu pendekatan yang harus dijadikan
acuan bagi pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan
proses ini harus ditumbuhkan dalam diri peserta didik sesuai dengan taraf
perkembangan pemikirannya. Keterampilan-keterampilan ini akan menjadi
2
penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan
pengembangan sikap, wawasan, dan nilai dari peserta didik. (Depdiknas, 2006)
Keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah
yang terarah dan dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip
atau teori, dan untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya
(Indrawati, 2000). Pendekatan ini sangat diperlukan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Pendekatan ini pada dasarnya memacu pengembangan
potensi siswa berupa keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber
dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri
siswa (Dimyati, 2002). Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa
diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya metode
eksperimen/praktikum yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains.
Djamarah (2010) menyatakan bahwa praktikum akan memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati
suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu, sehingga pengalaman siswa bermakna
karena keterampilan proses sains lebih beragam dan materi yang diajarkan lebih
luas.
Observasi awal yang dilakukan melalui wawancara dengan guru kimia
Kelas XI MAN Babakan Lebaksiu Tegal, Dra. Nur Hikmah, menunjukkan bahwa
ketuntasan klasikal siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan tahun
ajaran 2011/2012 kurang dari 80%. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
MAN Babakan Lebaksiu Tegal untuk mata pelajaran kimia adalah 75, sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa untuk materi kelarutan
3
dan hasil kali kelarutan tidak mencapai standar kelulusan kompetensi. Hal ini
disebabkan pengalaman belajar yang diberikan guru lebih ditekankan pada
kegiatan ceramah dan latihan soal serta praktikum di laboratorium belum optimal.
Kegiatan tersebut terkesan monoton dan belum menekankan pada kegiatan aktif
siswa (student centered) dalam membangun konsep. Salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model
pembelajaran inovatif yang tepat dalam penerapannya di kelas.
Konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan salah satu konsep
kimia yang proses pembelajarannya menuntut siswa tidak hanya paham materi
saja, melainkan siswa ditantang untuk dapat mengintegrasikan dalam kehidupan
nyata. Dalam materi ini, siswa dituntut untuk mampu mengkonstruk konsep-
konsep yang relevan dan disesuaikan dengan pengalaman yang dimilikinya.
Upaya yang dilakukan siswa dalam mengkonstruk konsep-konsep dapat berupa
(1) pembuktian; (2) penemuan; dan (3) pencarian informasi-informasi dari
berbagai sumber sehingga pengetahuan siswa akan bertambah luas. Untuk
memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, siswa dituntut untuk
memahami konsep-konsep sebelumnya, seperti konsep mol, persamaan reaksi,
kesetimbangan reaksi, dan konsentrasi larutan. Adanya keterkaitan antara konsep
kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan konsep-konsep sebelumnya,
menunjukkan bahwa konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan konsep
yang kompleks.
4
Strategi REACT dijabarkan oleh Crawford, bahwasannya ada lima strategi
yang harus tampak yaitu: Relating, Experiencing, Applying, Cooperating,
Transferring. Relating (mengaitkan) adalah pembelajaran dengan mengaitkan
materi yang sedang dipelajari dengan konteks pengalaman kehidupan nyata atau
pengetahuan yang sebelumnya. Experiencing (mengalami) merupakan
pembelajaran yang membuat siswa belajar dengan melakukan kegiatan (learning
by doing) melalui eksplorasi, penemuan, pencarian, aktivitas pemecahan masalah,
dan laboratorium. Applying (menerapkan) adalah belajar dengan menerapkan
konsep-konsep yang telah dipelajari untuk digunakan, dengan memberikan
latihan-latihan yang realistik dan relevan. Cooperating (bekerjasama) adalah
pembelajaran dengan mengkondisikan siswa agar bekerja sama, sharing,
merespon dan berkomunikasi dengan para pembelajar yang lainnya. Kemudian
Transferring (mentransfer) adalah pembelajaran yang mendorong siswa belajar
menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya ke dalam konteks atau situasi
baru yang belum dipelajari di kelas berdasarkan pemahaman.
Hasil penelitian yang dilakukan Ismawati (2010) menunjukkan adanya
pengaruh strategi pembelajaran REACT terhadap hasil belajar kimia siswa sebesar
33,64%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Meita (2012) tentang pengaruh
strategi pembelajaran REACT terhadap prestasi belajar ditinjau dari keterampilan
proses sains siswa, menunjukkan hasil keterampilan proses sains kelas yang
diberikan strategi pembelajaran REACT lebih baik dibandingkan dengan kelas
yang tidak menerapkan strategi pembelajaran REACT.
5
Model pembelajaran kimia dengan strategi REACT diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan. Siswa diharapkan mampu mengaitkan konsep kelarutan dan hasil
kelarutan yang dimilikinya dalam kehidupan nyata. Siswa dituntut aktif dalam
pembelajaran dan mampu berkomunikasi dengan baik antar siswa maupun dengan
guru, karena dalam pembelajaran ini siswa akan dikelompokkan dalam kelompok-
kelompok diskusi yang menuntut terjadinya interaksi dan kerjasama yang baik
antar anggota. Dalam pembelajaran ini juga siswa akan diajak untuk menerapkan
dan melakukan percobaan-percobaan yang berkaitan dengan konsep kelarutan.
Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sebab siswa
memperoleh pengalaman langsung dan siswa dapat mengkontruksi pengetahuan
dan ide-ide kreatif yang didapatnya dari hasil pengamatan dan diskusi, sehingga
perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek pengetahuan saja tetapi juga
melalui pengalaman langsung melakukan praktikum di sekolah mengenai materi
yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka untuk mengetahui pengaruh
penerapan strategi REACT terhadap hasil belajar kimia siswa, perlu diujicobakan
dalam penelitian yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN
KIMIA DENGAN STRATEGI REACT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA
SISWA KELAS XI”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
yang akan diteliti adalah:
1) Apakah ada perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang diberikan
pembelajaran dengan strategi REACT dan siswa tanpa diberi strategi REACT
pada kompetensi kelarutan dan hasil kelarutan siswa kelas XI IPA MAN
Babakan Lebaksiu Tegal?
2) Berapa besar pengaruh penerapan pembelajaran kimia dengan strategi REACT
pada materi kelarutan dan hasil kelarutan terhadap hasil belajar kimia siswa
kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan ini adalah:
1) Mengetahui adanya perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang
diberikan pembelajaran dengan strategi REACT dan siswa tanpa diberi strategi
REACT pada kompetensi kelarutan dan hasil kelarutan siswa kelas XI IPA
MAN Babakan Lebaksiu Tegal.
2) Mengetahui berapa besar pengaruh penerapan pembelajaran kimia dengan
strategi REACT pada kompetensi kelarutan dan hasil kelarutan terhadap hasil
belajar kimia siswa kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal.
7
1.4 Manfaat
1) Manfaat Akademis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang pembelajaran
menggunakan strategi REACT yang dapat dijadikan sebagai suatu alternatif
dalam proses pembelajaran kimia.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik
bagi sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
pada khususnya dan kualitas sekolah pada umumnya.
b) Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
penggunaan strategi REACT yang bisa dijadikan sebagai alternatif dalam
proses pembelajaran kimia.
c) Bagi Siswa
Penerapan pembelajaran kimia dengan strategi REACT diharapkan dapat
memberikan bantuan kepada siswa untuk lebih aktif dan lebih fokus
sehingga pembelajaran menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
d) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebaai acuan dalam
pengembangan penelitian berikutnya.
8
1.5 Batasan Masalah
Penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan pembelajaran
kimia dengan strategi REACT terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA
MAN Babakan Lebaksiu Tegal. Hasil belajar yang diukur meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif diukur melalui tes yang dilakukan
di akhir pembelajaran, sedangkan hasil belajar aspek afektif dan psikomotorik
siswa diukur melalui observasi. Untuk observasi aspek psikomotorik, digunakan
empat indikator dari indikator-indikator keterampilan proses sains. Keempat
indikator tersebut yaitu, mengamati, berkomunikasi, menafsirkan, dan
menggunakan alat dan bahan. Dari keempat indikator tersebut, peneliti merinci
lagi sehingga terbentuk sepuluh aspek yang dapat digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa aspek psikomotorik.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Dalam proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan aktivitas paling
utama. Ini berarti bahwa keberhasilan tujuan pendidikan banyak bergantung
terhadap sejauh mana proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.
Menurut Makmun (2002) “Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku
atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”. Pendapat
tersebut sesuai dengan pendapat Gagne (Dahar, 1998) yang menyatakan bahwa:
“Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya akibat pengalaman”. Tidak semua perilaku yang terjadi pada suatu
organisme dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perilaku yang menjadi
perhatian utama sebagai hasil dari proses belajar adalah perilaku verbal. Perilaku
berbicara, bergerak, menulis, dan perilaku lainnya yang memberikan kesempatan
kita untuk mempelajari perilaku-perilaku berpikir, merasa, mengingat,
memecahkan masalah, berbuat kreatif dan lainnya (Dahar 1998).
Dalam hal ini siswa harus membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru
hanya sebagai mediator dan fasilitator. Pengertian lain dari belajar adalah
memodifikasi atau memperteguh kekuatan melalui pengalaman. Menurut
pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar dapat juga diartikan suatu proses perubahan tingkah laku
10
individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses belajar, setiap
individu memiliki motivasi yang berbeda-beda. Arifin (2003) mengungkapkan
bahwa “Terdapat dua motivasi seseorang untuk belajar. Dorongan untuk belajar
ini bisa datang dari dirinya sendiri yang disebut motivasi intrinsik, atau bisa juga
datang dari luar dirinya yang disebut motivasi ekstrinsik”.
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar-mengajar yang terjadi di dalam
kelas dan direncanakan oleh guru untuk dialami siswa. Pembelajaran tersebut
membantu siswa untuk membangun konsep atau prinsip dengan kemampuan
sendiri.
Dalam kegiatan pembelajaran, berlangsung interaksi antara pengajar dan
pembelajar sebagai komponen dari pembelajaran dalam mengkonstruksi
pengetahuan pada diri pembelajar. Sesuai dengan teori konstruktivisme piaget
yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah (a) memusatkan perhatian pada
proses berfikir atau proses mental siswa, bukan hanya kebenarannya saja, (b)
mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam
belajar, dan (c) memaklumi akan adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan
perkembangan kognitif siswa. Dalam pembelajaran tersebut terdapat komponen
yang sangat penting yaitu materi subyek yang dikelola secara logika oleh
pedagogik materi subyek, dimana antar satu komponen dengan komponen lainnya
memiliki ketergantungan yang saling menguntungkan. Sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dan membangun pengetahuan pembelajar.
11
Strategi pembelajaran perlu mengikuti kaidah pedagogik, yaitu
pembelajaran diawali dari konkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks dan dari
mudah ke sulit. Peserta didik perlu belajar secara aktif dengan berbagai cara untuk
mengkonstruksi atau pengetahuannya. Suatu rumus, konsep atau prinsip dalam
mata pelajaran seyogyanya dibangun pembelajar dalam bimbingan guru.
Strategi pembelajaran perlu mengkondisikan peserta didik untuk
menemukan pengetahuan sehingga mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan
menemukan sesuatu. Keterampilan berbahasa, keterampilan sosial, keterampilan
matematika atau kerja ilmiah merupakan hal-hal yang perlu sering dilatihkan agar
peserta didik menguasai kompetensi dalam ilmu sosial, matematika dan sains.
2.2 Strategi Pembelajaran REACT
Startegi pembelajaran REACT terdiri dari lima komponen (Relating
Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring) yang disusun
berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan
yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
2.2.1 Relating
Menurut Crawford (2001), Relating (mengaitkan/menghubungkan)
merupakan strategi pembelajaran kontekstual yang paling kuat sekaligus
merupakan inti dari konstruktivistik. Guru dikatakan menggunakan strategi
menghubungkan ketika guru mengaitkan konsep baru dengan sesuatu yang tidak
asing bagi siswa. Guru membantu menghubungkan apa yang telah diketahui oleh
siswa dengan informasi yang baru.
12
Guru yang memulai pembelajaran dengan strategi relating harus selalu
mengawali pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dijawab oleh hampir semua siswa dari pengalamannya hidupnya diluar kelas
(Crawford, 2001). Jadi pertanyaan yang diajukan selalu dalam fenomena-
fenomena yang menarik dan sudah tidak asing lagi bagi siswa, bukan
menyampaikan sesuatu yang abstrak atau fenomena yang berada di luar jangkauan
persepsi, pemahaman dan pengetahuan para siswa.
2.2.2 Experiencing
Experiencing (mengalami) adalah menghubungkan informasi baru dengan
berbagai pengalaman atau pengetahuan sebelumnya. Pengalaman yang dimaksud
disini adalah yang dialami siswa selama proses belajar. Experiencing ini disebut
juga learning by doing, melalui exploration (penggalian), discovery (penemuan),
dan invention (penciptaan). Relating dan experiencing merupakan dua strategi
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari berbagai konsep baru.
Tetapi guru harus tahu kapan dan bagaimana caranya mengintegrasikan strategi-
strategi dalam pembelajaran tidaklah sederhana (Crawford, 2001). Di sini guru
memerlukan ketelitian, kolaborasi dan kecermatan dalam menyajikan materi-
materi pembelajaran. Guru dapat mengetahui kapan saatnya mengaktifkan
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya, sehingga dapat
membantu menyusun pengetahuan baru bagi siswa.
13
2.2.3 Applying
Pada strategi Applying (menerapkan) ini siswa belajar untuk menerapkan
konsep-konsep ketika mereka melakukan aktivitas pemecahan masalah. Guru
harus mampu memotivasi siswa untuk memahami konsep-konsep yang diberikan
dengan latihan-latihan yang lebih realistis dan relevan dengan kehidupan nyata.
Agar proses pembelajaran dapat menunjukkan motivasi siswa dalam mempelajari
konsep-konsep serta pemahaman siswa menjadi lebih mendalam, (Crawford,
2001) merekomendasikan untuk memfokuskan pada aspek-aspek aktivitas
pembelajaran yang bermakna. Setelah itu merancang tugas-tugas untuk sesuatu
yang baru, bervariasi, beraneka ragam dan menarik. Terakhir merancang tugas-
tugas yang menantang tetapi masuk akal dalam kaitannya dengan kemampuan
siswa.
2.2.4 Cooperating
Siswa yang melakukan aktivitas belajar secara individual kadang-kadang
tidak mampu menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam menyelesaikan
masalah (Crawford, 2001). Belajar dalam kelompok kecil, dapat membuat siswa
lebih mampu menghadapi latihan-latihan yang sulit. Mereka lebih mampu
menjelaskan apa yang mereka sudah pahami kepada teman-teman satu kelompok.
Untuk menghindari adanya siswa yang tidak berpartisipasi dalam aktivitas
kelompok, menolak atau menerima tanggung jawab atas pekerjaan kelompok;
atau mungkin kelompok yang terlalu tergantung pada bimbingan guru, atau
kelompok yang terlibat dalam konflik. David Johnson dan Roger Johnson (dalam
Crawford, 2001) memberikan beberapa petunjuk untuk menghindari hal tersebut
14
dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman
konsep yang lebih mendalam, antara lain: (1) menciptakan ketergantungan positif.
Ketergantungan positif berarti bahwa setiap individu akan berhasil jika setiap
individu yang lain dalam satu kelompok tersebut juga berhasil; (2) membangun
interaksi antara siswa dengan siswa melalui diskusi pemecahan masalah; (3)
memberikan tanggung jawab kelompok kepada setiap individu, sehingga tidak ada
ketergantungan kelompok terhadap satu individu saja.
2.2.5 Transferring
Dalam strategi Transferring (mentransfer) ini siswa diharapkan dapat
menggunakan pengetahuan ke dalam konteks yang baru atau situasi yang baru.
Pembelajaran diarahkan untuk menganalisis dan memecahkan suatu permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan pengetahuan yang sudah
dimilikinya. Disini guru dituntut untuk merancang tugas-tugas untuk mencapai
sesuatu yang baru dan beranekaragam sehingga tujuan-tujuan, minat, motivasi,
keterlibatan dan penguasaan siswa terhadap pelajaran kimia dapat meningkat.
Selain itu, (Rohati, 2011) guru seharusnya memiliki kemampuan alamiah
untuk memperkenalkan gagasan-gagasan baru yang dapat memberikan motivasi
terhadap siswa secara intrinsik dengan memancing rasa penasaran atau emosi.
Oleh karena itu guru secara efektif memberikan latihan-latihan untuk memancing
rasa penasaran dan emosi siswa. Guru juga berperan sebagai motivator dalam
mentransfer gagasan dari satu konteks ke konteks lain. Dengan demikian rasa
bermakna yang timbul dalam pembelajaran dengan strategi ini dapat melibatkan
emosi siswa.
15
2.3 Hasil Belajar
Anni (2009:85) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan
aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
peserta didik.
Benyamin S. Bloom (dalam Anni 2009:86) membagi hasil belajar menjadi
tiga ranah yaitu :
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran
intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai yang terdiri dari
lima aspek yaitu penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan
pembentukan pola hidup.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan
motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf yang terdiri dari tujuh
aspek yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Pada penelitian ini, aspek-aspek yang
digunakan untuk mengukur psikomotorik siswa diambil dari indikator
keterampilan proses sains, antara lain: mengamati, berkomunikasi, menafsirkan,
dan menggunakan alat dan bahan.
16
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah
sebagai berikut (Anni, 2009:96):
1) Faktor internal, mencakup (1) kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; (2)
kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual dan emosional; serta (3)
kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungannya.
2) Faktor eksternal, meliputi variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang
dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar
masyarakat akan mempengaruhi hasil belajar.
2.4 Keterampilan Proses Sains (KPS)
Keterampilan proses meliputi keterampilan intelektual, sosial, dan fisik.
Kemampuan ini pada dasarnya merupakan pengembangan diri sikap ingin tahu
pada setiap anak. Indrawati (2000), menyatakan bahwa keterampilan proses
merupakan keseluruhan keterampilan terarah (baik kognitif maupun psikomotor)
yang digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori untuk
mengembangkan konsep yang ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan
penyangkalan terhadap suatu penemuan (flasifikasi). Menurut Krischner (2002)
praktikum merupakan sarana yang tepat untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan khusus. Keterampilan khusus yang dimaksud adalah: membedakan,
mengamati, mengukur, menilai, menggunakan alat dan bahan, merencanakann
dan mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan
keterampilan proses dasar yang dimiliki dan dikembangkan oleh para ilmuwan.
17
Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
pembelajaran sains (Hodson, 1996). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arifin
dkk (2003) bahwa mempelajari sains kurang dapat berhasil bila tidak ditunjang
dengan kegiatan laboratorium. Woolnough (dalam Rowe, 1996) mengemukakan
empat alasan pentingnya praktikum, yaitu: (1) praktikum membangkitkan
motivasi belajar IPA, (2) praktikum mengembangkan keterampilan dasar
melakukan eksperimen, (3) praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah,
dan (4) praktikum menunjang materi pelajaran.
Rustaman (2005) menyatakan bahwa keterampilan proses perlu
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman
pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati
proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Jenis-jenis indikator keterampilan
proses sains beserta sub indikatornya disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
Indikator
Keterampilan Proses
Sains
Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
Mengamati Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
Mengelompokkan
atau Klasifikasi
Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
Mencari perbedaan, persamaan
Mengontraskan ciri-ciri
Membandingkan
Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
Menafsirkan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
Menyimpulkan
Meramalkan Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada
Keadaan yang belum diamati
Mengajukan
Pertanyaan
Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
Bertanya untuk meminta penjelasan
Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang
18
hipotesis.
Merumusakan
Hipotesis
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan dari suatu kejadian.
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak
atau melakukan cara pemecahan masalah
Merencanakan
Percobaan
Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
Mentukan variabel/ faktor penentu
Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat
Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
Menggunakan
alat/bahan
Memakai alat/bahan
Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
Menerapkan konsep Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi
baru
Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
Berkomunikasi Mengubah bentuk penyajian
Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
Membaca grafik atau tabel atau diagram
Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah
atau suatu peristiwa
Deskripsi mengenai indikator-indikator keterampilan proses sains sebagai
berikut:
1) Mengamati
Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa
dengan menggunakan beberapa indera. Indera yang digunakan siswa yakni
melihat, mendengar, merasakan, mencium dan mengecap. Siswa harus dapat
mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai melalui kemampuan ini.
2) Mengelompokkan atau Klasifikasi
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk
menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses
19
mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan,
mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar
penggolongan.
3) Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan adalah menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan.
Karena dari mengamati langsung, mencatat setiap pengamatan secara terpisah,
kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan membuat siswa
mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat
kesimpulan.
4) Meramalkan
Meramalkan adalah mengemukakan atau memperkirakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan pola
keteraturan atau kecenderungan-kecenderungan gejala tertentu yang telah
diketahui sebelumnya.
5) Mengajukan pertanyaan
Kemampuan mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan mengajukan
pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana, pertanyaan untuk meminta penjelasan
atau pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6) Merumusakan hipotesis
Kemampuan membuat suatu perkiraan atau jawaban sementara yang beralasan
(logis) untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Hipotesis
dapat dirumuskan dengan penalaran induktif berdasarkan data hasil pengamatan
20
atau penalaran deduktif berdasarkan teori.Kebenaran hipotesis dapat diuji melalui
percobaan yang dilakukan oleh siswa.
7) Merencanakan percobaan
Kemampuan menentukan alat dan bahan, variabel-variabel, menentukan variabel
yang harus dibuat tetap dan variable yang berubah dalam percobaan. Siswa harus
dapat menentukan apa yang akan diamati, diukur atau ditulis, menentukan cara
dan langkah-langkah kerja serta bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.
8) Menggunakan alat/bahan
Keterampilan menggunakan alat dan bahan dapat dimiliki dengan sendirinya.
Siswa harus menggunakan alat dan bahan secara langsung agar dapat memperoleh
pengalaman langsung dan mengetahui konsep mengapa dan bagaimana
menggunakan alat dan bahan.
9) Menerapkan konsep
Keterampilan menerapkan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan
masalah tertentu atau menjelaskan suatu peristiwa yang dipelajarinya dalam
situasi baru atau pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang
sedang terjadi.
10) Berkomunikasi
Keterampilan mendiskusikan dan menyampaikan hasil penemuannya kepada
orang lain. Keterampilan ini disampaikan secara lisan maupun tulisan yang dapat
berupa membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan.
Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk
berkomunikasi.
21
Assesment keterampilan proses sains bertujuan untuk menilai kemampuan
siswa dalam menguasai aspek atau indikator, assessment ini dapat berupa
observasi, tes tertulis dan penilaian laporan hasil eksperimen (Feyzioglu, 2009:
118-120). Observasi dapat dilakukan pada setiap pembelajaran di kelas melalui
diskusi, di laboratorium maupun di lapangan dengan menggunakan lembar
observasi penilaian keterampilan proses sains. Tes tertulis dapat dilakukan
menggunakan tes obyektif dan uraian. Tes ini untuk mengetahui keterampilan
proses sains siswa, yang di dalamnya berisi pokok uji tes obyektif dengan masalah
yang open ended. Siswa dituntut untuk mengemukakan alasan mengapa memilih
jawaban itu. Hal ini dilakukan untuk mengintrepetasikan apakah siswa hanya
menebak, salah konsep, tidak menguasai konsep dan keterampilan proses sains
atau menguasai konsep dan keterampilan proses sains. Penilaian laporan hasil
eksperimen dilakukan dengan kriteria yang dibuat oleh peneliti dan divalidasi para
ahli.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendukung rencana penelitian ini diantaranya:
1) Hasil penelitian Tapilouw Marthen (2010) yang berjudul “Pembelajaran
Melalui Pendekatan REACT Meningkatkan Kemampuan Matematis Siswa
SMP” menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematis, penalaran
matematis, dan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengalami
pembelajaran melalui pendekatan REACT lebih tinggi dari siswa yang
belajarnya konvensional.
22
2) Hasil penelitian Yuniawatika (2011) menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika dengan strategi REACT dapat meningkatkan kemampuan
koneksi dan representasi matematik siswa. Pembelajaran matematika dengan
strategi REACT secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan
kemampuan koneksi dan representasi matematik siswa sekolah dasar
dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi
konvensional ditinjau dari level sekolah (baik dan sedang) maupun ditinjau
dari kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah).
3) Hasil penelitian Meita (2012) membuktikan bahwa penerapan strategi
pembelajaran REACT berpengaruh positif terhadap keterampilan proses sains
siswa. Siswa yang diberikan perlakuan dengan strategi pembelajaran REACT
memiliki keterampilan proses sains yang lebih baik dibandingkan kelas yang
tidak diberikan strategi pembelajaran REACT.
2.6 Tinjauan tentang Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Banyak proses alam yang terjadi disebabkan oleh pengendapan atau
kelarutan garam yang sukar larut dalam air. Sebagai contoh terbentuknya stalaktit
dan stalakmit dalam gua kapur atau terbentuknya batu ginjal dalam tubuh.
Stalaktit dan Stalakmit terbentuk pada saat air merembes dari atas bukit gua
melalui rongga-rongga dan melarutkan kapur sedikit-sedikit. Di dalam gua ini
kapur ada yang jatuh dan menempel di atap gua sehingga dalam waktu ribuan
tahun terbentuk stalaktit dan stalakmit. Stalaktit dan stalakmit yang terbentuk
selama ribuan tahun ini merupakan CaCO3 yang mengendap dari air kapur.
23
Batu ginjal dalam tubuh akan terbentuk bila terjadi pengendapan garam
kalsium fosfat atau kalsium oksalat secara perlahan-lahan. Pengendapan akan
terjadi dalam proses pencernaan bila konsentrasi ion oksalatnya berlebihan dan
menimbulkan terbentuknya kalsium oksalat. Ion kalsium dalam plasma darah
yang berfungsi sebagai pengontrol gerak otot akan berkurang bila diikat oleh ion
oksalat. Hal ini akan menyebabkan kekejangan yang mendadak. Pengendapan-
pengendapan tersebut ada hubungannya dengan konsentrasi ion dan hasil kali
kelarutan. Sebagai contoh batu ginjal terbentuk jika konsentrasi ion kalsium dan
ion oksalat cukup besar.
2.6.1 Pengertian Kelarutan
Jika suatu senyawa ion dilarutkan ke dalam air, biasanya akan larut sebagai
ion. Bagi senyawa yang sedikit larut akan terjadi kesetimbangan antara senyawa
yang padat dan ion-ion dalam larutan jenuhnya. Larutan jenuh didefinisikan
sebagai larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam konsentrasi yang
maksimum, tidak dapat ditambah lagi. Harga konsentrasi maksimum ini berbeda-
beda untuk masing-masing senyawa. Konsentrasi maksimum yang dapat dicapai
oleh suatu zat dalam suatu larutan disebut kelarutan.
2.6.2 Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Apabila kita melarutkan kapur ke dalam air sedikit demi sedikit, awalnya
kapur larut dalam air. Tetapi, lama kelamaan kapur yang ditambahkan tidak bisa
larut lagi. Keadaan pada saat pelarut sudah tidak mampu lagi melarutkan zat yang
ditambahkan disebut keadaan jenuh. Seluruh zat elektrolit akan terionisasi
24
membentuk ion-ionnya. Pada keadaan jenuh terjadi kesetimbangan heterogen
antara padatan dan ion-ion yang terlarut.
Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh
garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya.
Suatu larutan jenuh elektrolit AxBy dalam air yang berisi AxBy padat.
Dalam larutan terjadi kesetimbangan ion.
AxBy(s) AxBy(aq) xAy+
(aq) + yBx-
(aq)
Berdasarkan reaksi kesetimbangan ini dapat dihitung harga tetapan
kesetimbangan :
Di dalam larutan jenuh AxBy konsentrasi AxBy yang terlarut tidak
berubah selama AxBy padat masih terdapat dalam larutan dan suhu percobaan
tetap. Persamaan (1) dapat juga ditulis sebagai berikut:
Karena harga K tetap dan harga konsentrasi AxBy merupakan tetapan baru.
Tetapan baru ini dinyatakan dengan notasi Ksp, maka persamaan (2) dapat ditulis:
Keterangan:
Ksp zat AxBy = hasil kali kelarutan AxBy
[Ay+
] dan [Bx–
] = konsentrasi ion-ion Ax+
dan By–
25
2.6.3 Hubungan antara Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutaan (s dan Ksp)
Nilai kelarutan dapat dihitung berdasarkan hubungan antara Ksp dan
kelarutan (s). Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
AxBy(s) AxBy(aq) xAy+
(aq) + yBx-
(aq)
s x s y s
Bila kelarutan zat AxBy adalah S (dalam satuan molar), secara stoikiometri
[Ay+
] yang terbentuk adalah xS dan [Bx-
] yang terbentuk adalah yS, maka
persamaan Ksp-nya menjadi:
Ksp = [Ay+
]x[B
x-]
y
= (xs)x(ys)
y
= (xxy
y)s
(x+y) atau S =
𝐾𝑠𝑝
𝑥𝑥 × 𝑦𝑦
𝑥+𝑦
2.6.4 Pengaruh Ion Senama atau Ion Sejenis
Kelarutan dalam air murni akan berbeda dengan kelarutan dalam suatu
larutan. Seringkali kelarutan elektrolit dalam suatu larutan tidak hanya berasal dari
satu sumber saja, melainkan terdapat sumber lain dari ion senama (sejenis) dalam
larutan.
Coba kita perhatikan contoh berikut ini. Apakah yang akan terjadi apabila
ke dalam larutan jenuh Ag2CrO4 kita tambahkan larutan AgNO3 atau larutan
K2CrO4?
Dalam larutan jenuh Ag2CrO4 terdapat kesetimbangan antara Ag2CrO4 padat
dengan ion Ag+ dan ion CrO4
2- :
Ag2CrO4 (s) Ag2CrO4 (aq) 2 Ag+
(aq) + CrO42-
(aq)
26
Penambahan larutan AgNO3 atau K2CrO4 akan memperbesar konsentrasi
ion Ag+ atau ion CrO4
2- dalam larutan.
AgNO3 (aq) Ag+
(aq) + NO3-(aq)
K2CrO4 (aq) 2K+
(aq) + CrO42-
(aq)
Sesuai dengan azas Le Chatelier tentang pergeseran kesetimbangan,
penambahan konsentrasi ion Ag+ atau ion CrO4
2- akan menggeser kesetimbangan
ke kiri. Akibat dari pergeseran itu, jumlah Ag2CrO4 yang larut menjadi berkurang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keberadaan ion senama akan memperkecil
kelarutan. Akan tetapi, sebagaimana halnya kesetimbangan pada umumnya, ion
senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, asal suhunya tidak
berubah.
2.6.5 pH dan Kelarutan
Beberapa zat padat hanya sedikit larut dalam air tetapi sangat larut dalam
larutan asam. Sebagai contoh, bijih tembaga dan nikel sulfida dapat larut dengan
asam kuat. Suatu fakta yang amat membantu dalam pemisahan dan pengambilan
logam berharga ini dari bentuk unsurnya. Pengaruh pH terhadap kelarutan
ditunjukkan secara dramatis pada kerusakan bangunan dan monumen oleh
pengendapan asam. Ada sebagian senyawa ionik dengan kelarutan rendah
mempunyai daya larut yang bergantung pada pH larutan. pH mempengaruhi daya
larut ion hidroksida dan garam yang mengandung anion basa lemah. Untuk
memahaminya, simak contoh berikut :
27
Kalsium karbonat (CaCO3) sukar larut dalam air, tetapi larut dalam HCl.
Fakta ini dapat diterangkan sebagai berikut: Dalam larutan jenuh CaCO3 terdapat
kesetimbangan sebagai berikut :
CaCO3 (s) CaCO3(aq) Ca2+
(aq) + CO32-
(aq)
Saat asam kuat ditambahkan ke kalsium karbonat, ion hidrogen (H+) bereaksi
dengan ion karbonat membentuk HCO3-
atau H2CO3. H2CO3 selanjutnya akan
terurai membentuk CO2 dan H2O. Gelembung-gelembung gas karbon dioksida
akan timbul saat kalsium karbonat larut. Hal ini akan menggeser kesetimbangan di
atas ke kanan. Dengan kata lain, menyebabkan CaCO3 melarut.
2.6.6 Reaksi Pengendapan
Suatu ion dapat dikeluarkan dari larutannya melalui reaksi pengendapan.
Sebagaimana telah dipelajari ketika membahas kesetimbangan kimia, hasil kali
konsentrasi seperti dalam rumus tetapan kesetimbangan (bukan konsentrasi
setimbang) disebut sebagai Qc. Jadi, apakah keadaan suatu larutan belum jenuh,
jenuh atau lewat jenuh, dapat ditentukan dengan memeriksa nilai Qc –nya dengan
ketentuan sebagai berikut:
AxBy(s) AxBy(aq) xAy+
(aq) + yBx-
(aq)
(1) Jika hasilkali konsentrasi ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisien
masing-masing lebih kecil dari harga Ksp (Qc < Ksp) , maka larutan tersebut
masih belum jenuh.
(2) Jika hasilkali konsentrasi ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisien
masing-masing sama dengan harga Ksp (Qc = Ksp) , maka larutan tepat
jenuh.
28
(3) Jika hasilkali konsentrasi ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisien
masing-masing lebih besar dari harga Ksp (Qc > Ksp) , maka larutan lewat
jenuh.
2.7 Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran kimia SMA, siswa diharapkan memperoleh aspek
pemahaman konsep, penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah. Pada
kenyataanya masih dijumpai beberapa kesulitan yang menyebabkan siswa masih
sukar dalam memahami dan mendalami materi kimia. Permasalahan terjadi bukan
hanya dari faktor kemampuan siswa, namun bagaimana guru menyampaikan
materi pembelajaran juga memiliki andil dalam hal ini. Kompetensi dasar
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan merupakan salah satu materi yang
membutuhkan pemahaman cukup tinggi. Kenyataan menunjukkan bahwa masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menghadapi, mendalami, dan
mengaplikasikannya. Siswa belum bisa melakukan kegiatan ilmiah yang
dilakukan oleh ilmuwan maupun mengkonstruk konsep-konsep yang berkaitan
dengan materi secara mandiri dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan
hasil belajar kimia siswa menjadi kurang maksimal. Pembelajaran yang monoton
sering kali membuat siswa merasa bosan dan kurang termotivasi. Hal ini membuat
siswa sulit memahami materi sehingga nilai yang diperoleh menjadi kurang
maksimal. Keadaan yang demikian sangat disayangkan terlebih lagi bila siswa
sebenarnya memiliki kemampuan intelegensi yang baik.
Berdasarkan permasalahan ini, maka perlu adanya alternatif strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Dalam
29
penelitian ini digunakan pembelajaran dengan strategi REACT pada kelas
eksperimen I dan pembelajaran tanpa strategi REACT pada kelas eksperimen II.
Setelah diberi perlakuan pada masing-masing kelas, hasil belajar kimia kedua
kelas kemudian dibandingkan untuk mengetahui kelompok atau kelas mana yang
memiliki hasil belajar yang lebih baik. Secara ringkas alur penelitian yang akan
dilakukan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Siswa kesulitan memahami materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Hasil belajar kurang maksimal
Pembelajaran kimia dengan
strategi REACT
Pembelajaran kimia tanpa
strategi REACT
Kelas eksperimen I Kelas eksperimen II
Siswa aktif dalam pembelajaran Siswa aktif dalam pembelajaran
Hasil Belajar Siswa
Dibandingkan
Uji Hipotesis
30
2.8 Hipotesis
Dalam penelitian ini disusun hipotesis yang akan diuji kebenarannya.
Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0: tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar kimia antara siswa yang diberikan
pembelajaran dengan strategi REACT dan siswa tanpa diberi strategi REACT
pada kompetensi kelarutan dan hasil kali kelarutan
Ha: ada perbedaan rata-rata hasil belajar kimia antara siswa yang diberikan
pembelajaran dengan strategi REACT dan siswa tanpa diberi strategi REACT
pada kompetensi kelarutan dan hasil kali kelarutan
31
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 2006: 130).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA
MAN Babakan Lebaksiu Tegal yang berjumlah empat kelas, dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal
No. Kelas Jumlah siswa
1 XI IPA 1 30
2 XI IPA 2 29
3 XI IPA 3 41
4 XI IPA 4 42
Jumlah 142
(Sumber: Administrasi kesiswaan MAN Babakan Lebaksiu Tegal tahun
pelajaran 2012/2013)
3.1.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (Sudjana, 2005: 6).
Menurut Suharsimi (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Dalam penelitian ini penentuan sampel menggunakan teknik cluster
random sampling, yaitu pengambilan sampel penelitian berupa kelompok yang
dilakukan secara acak dengan pertimbangan populasi yang ada terbagi dalam
kelas-kelas yang memiliki homogenitas yang tidak berbeda dan berdistribusi
32
normal. Data yang digunakan untuk uji normalitas dan homogenitas yaitu nilai
ulangan umum semester I pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA MAN Babakan
Lebaksiu Tegal. Dalam penelitian ini, diambil siswa dari 2 kelas yang akan
dijadikan sebagai sampel. Satu kelas sebagai kelas eksperimen I dengan
menggunakan strategi pembelajaran REACT. Dan satu kelas lainnya sebagai kelas
eksperimen II dengan pembelajaran tanpa strategi REACT.
3.2 Variabel Penelitian
3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan strategi
REACT
3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia siswa kelas
XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal kompetensi dasar kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
3.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kurikulum, guru, kompetensi
dasar, dan jumlah jam pelajaran yang sama
3.3 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah post test only group
design, yaitu desain penelitian dengan melihat perbedaan hasil post test antara
kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Desain tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
33
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Keadaan Akhir
Eksperimen I X T
Eksperimen II Y T
Keterangan:
X : Pembelajaran kimia dengan strategi REACT
Y : Pembelajaran kimia tanpa strategi REACT
T : Kelas eksperimen I dan II diberikan post test
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau
variabel-variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi, 2006). Metode
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
jumlah populasi untuk penentuan sampel. Data awal yang digunakan adalah nilai
ulangan ulangan umum semester I tahun ajaran 2012/2013
3.4.2 Metode Tes
Tes dalam penelitian ini merupakan tes prestasi, yaitu tes yang digunakan
untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Suharsimi,
2006). Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif
siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Metode tes yang digunakan
adalah post test.
34
3.4.3 Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:203). Dalam
penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar pada
aspek afektif dan psikomotorik siswa. Dalam lembar pengamatan dicantumkan
indikator-indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur aspek afektif dan
psikomotorik.
3.4.4 Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai
pembelajaran dengan strategi REACT yang diberikan pada siswa di akhir
pembelajaran.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah (Suharsimi, 2006: 160). Dalam penelitian ini, instrumen yang
digunakan berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), angket,
instrumen tes, serta lembar observasi afektif dan psikomotorik.
Sebelum mengadakan pembelajaran harus dipersiapkan rancangan
pembelajaran yang dituangkan dalam silabus dan rencana pembelajaran. Berbagai
rancangan pembelajaran yang disusun peneliti disesuaikan dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
35
3.5.1 Metode Penyusunan Instrumen Tes Hasil Belajar Kognitif
Dalam penyusunan instrumen tes, dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
3.5.1.1 Tahap persiapan
1) Menetapkan kompetensi yang diuji.
Bahan yang diujikan adalah bidang studi kimia kompetensi dasar
kelarutan dan hasil kali kelarutan
2) Menentukan alokasi waktu
Jumlah waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes adalah 90 menit.
3) Menyusun jumlah soal
Jumlah soal yang digunakan uji coba dalam penelitian adalah 50 soal.
4) Menentukan tipe soal
Dalam penelitian ini bentuk soal yang digunakan adalah obyektif dan
bertipe pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban, dengan satu jawaban
benar diantara jawaban-jawaban dalam pilihan yang disediakan.
5) Menentukan komposisi jenjang soal
Komposisi jenjang soal dari perangkat tes uji coba penelitian ini, yaitu:
a) Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 9 soal = 18%
b) Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 18 soal = 36%
c) Aspek penerapan (C3) terdiri dari 15 soal = 30%
d) Aspek analisis (C4) terdiri dari 8 soal = 16%
36
6) Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi tes disusun dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dengan tujuan sama seperti dalam standar kompetensi yang
berlaku.
7) Penyusunan butir tes
Setelah kisi-kisi dibuat, langkah selanjutnya membuat soal sejumlah 50
butir. Semua butir soal diperkirakan membutuhkan waktu 90 menit,
sedangkan untuk tes sesungguhnya disediakan waktu 60 menit karena
instrumen tesnya terdiri dari 30 butir soal.
3.5.1.2 Tahap pelaksanaan uji coba soal
Sebelum instrumen ini digunakan, terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa
di luar sampel. Uji coba soal dilakukan pada siswa kelas XII IPA. Uji coba
dimaksudkan agar soal yang digunakan dapat memenuhi kriteria-kriteria tentang
soal yang baik. Kemudian hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui apakah
instrumen itu memenuhi syarat atau tidak untuk digunakan sebagai alat pengambil
data.
3.5.2 Metode Penyusunan Lembar Observasi Afektif dan Psikomotorik
Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen lembar observasi, sebagai
berikut:
1) Menentukan jumlah aspek yang akan diamati untuk mengukur dan menilai
aspek afektif dan psikomotorik siswa.
2) Menentukan tipe atau bentuk lembar observasi.
3) Menyusun aspek yang telah ditentukan ke dalam lembar observasi.
37
4) Mengkonsultasikan lembar observasi yang telah disusun kepada ahli, yaitu
dosen pembimbing I dan doesn pembimbing II.
3.5.3 Metode Penyusunan Instrumen Angket
Langkah-langkah penyusunan instrumen lembar angket adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan jumlah indikator yang akan diamati untuk mengetahui respon
siswa.
2) Menentukan tipe atau bentuk angket respon yang berupa daftar check list
dengan jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju.
3) Menyusun aspek yang telah ditentukan ke dalam lembar angket.
4) Mengkonsultasikan isi lembar angket yang telah disusun kepada ahli, yaitu
dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.
3.6 Analisis Instrumen
3.6.1 Instrumen Tes Hasil Belajar Kognitif
3.6.1.1 Validitas Isi Soal
Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Pengujian validitas isi dilakukan
dengan expert validity yaitu validitas yang disesuaikan dengan kurikulum dan
dikonsultasikan dan disetujui oleh ahli. Dalam hal ini ahli yang dimaksud adalah
dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.
38
3.6.1.2 Uji Validitas Butir Soal
Suharsimi (2006 : 168) menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan valid
apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Valid juga diartikan
sebagai kesejajaran dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah:
rpbis=Mp−M t
St
p
q
Keterangan:
rpbis = koefisien korelasi point biseral
Mp = rerata skor siswa yang menjawab benar
Mt = rerata skor siswa total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah (1 – p)
St = standar deviasi dari skor total
(Suharsimi, 2009:79)
rpbis yang diperoleh diuji dengan taraf signifikan (t hitung) 5% dan dk = n-2
dengan rumus:
thit ung =rpbis n−2
1−rpbis2
Keterangan :
t hitung = uji signifikansi
rpbis = koefisien korelasi biserial
n = jumlah siswa yang mengerjakan soal
Berdasarkan perhitungan validitas butir soal, terdapat 36 soal valid dan 14
soal tidak valid. Soal yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 13, 14,
39
15, 16, 17, 18, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43,
46, 47, 48, dan 49. Sedangkan soal yang tidak valid adalah soal nomor 5, 6, 8, 12,
19, 20, 21, 27, 28, 30, 31, 44, 45, dan 50. Perhitungan selengkapnya dimuat pada
lampiran 11.
3.6.1.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran yang besarnya antara 0,00 – 1,00 (Suharsimi 2006:207). Tingkat
kesukaran soal dapat dihitung dari rumus :
IK =B
JS
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Interval Kriteria
P = 0.00
0,00 P 0,30
0,30 P 0.70
0,70 P 1,00
P = 1,00
Terlalu sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu mudah
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran, diperoleh hasil sebagai berikut: soal
yang termasuk kategori mudah yaitu 5, 39, dan 49. Soal yang termasuk kategori
„sedang‟ yaitu 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, dan 48.
Dan soal yang termasuk kategori „sukar‟ yaitu 6, 8, 12, 31, 44, dan 50.
40
Perhitungan analisis tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 11.
3.6.1.4 Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa
yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan
rendah. Adapun yang menunjukan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi
dan disingkat D.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung besarnya daya beda
soal adalah :
1) Seluruh siswa tes dibagi dua yaitu kelas atas dan kelas bawah
2) Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari skor teratas sampai skor terbawah
3) Menghitung indeks diskriminasi soal diambil dari buku Suharsimi (2006:218)
dengan rumus :
D =BA
JA−
BB
JB= PA − PB
Keterangan:
D = Daya beda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
41
Daya pembeda soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda
Inteval Kriteria
D 0,00
0,00 < D 0,20
0,20 < D 0,40
0,40 < D 0,70
0,70 < D 1,00
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Bila D negatif, semua jenjang tidak baik. Sehingga butir soal yang
mempunyai D negatif, sebaiknya dibuang. (Suharsimi, 2006: 218)
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal, diperoleh soal yang
mempunyai daya beda “sangat jelek” yaitu 6, 8, 12, 27, 30, 31, 44 dan 50. Soal
yang mempunyai daya beda “jelek” yaitu 5, 20, 28, 39, dan 45. Soal yang
mempunyai daya beda “cukup” yaitu 1, 2, 3, 4, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 29, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42 43, 46, 47, 48, dan 49. Soal
yang mempunyai daya beda “baik” yaitu 7, 15, 16, 32, dan 33. Perhitungan daya
pembeda soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
3.6.1.5 Uji Reliabilitas Soal
Reliabilitas soal adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada objek yang
sama (Suharsimi, 2006). Untuk mengetahui reliabilitas soal, maka digunakan
KR–21:
tVk
MkM
k
kr
.
)(1
111
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
k = banyaknya butir soal
42
M = skor rata-rata
Vt = varians total (Suharsimi, 2009:103)
Klasifikasi reliabilitas soal yang digunakan dalam penelitian disajikan pada
Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Klasifikasi reliabilitas soal
Interval Kriteria
0,80 ≤ r 11 ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 ≤ r 11 < 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r 11 < 0,60 Cukup
0,20 ≤ r 11 < 0,40 Rendah
r 11 < 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas soal, diperoleh data r11 = 0,738
sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen soal dapat dinyatakan reliabel,
dengan kriteria reliabilitas tinggi. Perhitungan reliabilitas soal uji coba dapat
dilihat pada lampiran 12.
3.6.1.6 Transformasi Nomor Soal
Berdasarkan hasil analisis validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan
reliabilitas pada soal uji coba, diperoleh 35 butir soal yang baik dan dapat
digunakan sebagai alat pengukur hasil belajar kognitif siswa. Nomor soal yang
dapat digunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 22, 23, 24, 25,
26, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 48, dan 49.
Dari 35 butir soal yang dapat digunakan sebagai alat ukur aspek kognitif
siswa akan 30 butir soal saja. Ke-30 nomor butir soal tersebut yaitu 1, 2, 3, 4, 7, 9,
10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 46,
47, dan 48. 30 nomor soal yang dipilih sebagai alat ukur aspek kognitif siswa akan
ditransformasikan kedalam urutan nomor soal yang baru dan akan dipergunakan
43
pada soal post-test siswa. Perubahan nomor soal uji coba kedalam soal post-test
siswa dimuat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6. Perubahan Nomor Soal Uji Coba pada Soal Ulangan
No. Awal
(soal uji coba)
No. Akhir
(soal post-test)
No. Awal
(soal uji coba)
No. Akhir
(soal post-test)
1 1 24 16
2 2 25 17
3 3 26 18
4 4 29 19
7 5 32 20
9 6 33 21
10 7 34 22
11 8 35 23
13 9 36 24
14 10 37 25
16 11 38 26
17 12 40 27
18 13 46 28
22 14 47 29
23 15 48 30
3.6.2 Instrumen Tes Lembar Observasi
3.6.2.1 Validitas
Lembar observasi diuji vailiditas isi dengan menggunakan expert validity
yaitu validitas yang disesuaikan dengan kompetensi dasar pelajaran, kondisi siswa
dan dikonsultasikan dan disetujui oleh ahli yaitu dosen pembimbing I dan dosen
pembimbing II.
3.6.2.2 Reliabilitas
Reliabilitas untuk instrumen lembar observasi menggunakan rumus korelasi
Spearman, yaitu:
Rho = 1 − 6 ∑ B2
N (N2 − 1)
44
Keterangan:
Rho = Reliabilitas kesepakatan
B = Beda peringkat antara pengamat I dengan pengamat II
N = Jumlah siswa yang diamati
Lembar observasi dinyatakan reliabel apabila harga Rho ≥ 0,7. Atau
melebihi harga Rho tabel pada tabel harga kritik Rho Spearman. (Widodo,
2009:61)
Lembar observasi afektif dilakukan uji coba pada proses kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan di kelas. Dilakukan observasi pada 10 siswa di dalam
pembelajaran dengan dua pengamat untuk mengetahui reliabilitas kesepakatan
antar pengamat. Berdasarkan hasil analisis reliabilitas antar pengamat untuk
lembar observasi afektif, diperoleh Rho = 0,880 atau Rho > 0,700, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua pengamat sepakat dan dapat dikatakan lembar
observasi afektif reliabel. Perhitungan reliabilitas instrumen afektif dapat dilihat
pada lampiran 22.
Lembar observasi psikomotorik dilakukan uji coba pada kegiatan
praktikum. Pada uji coba ini dilakukan pengamatan pada kegiatan praktikum
kimia dasar mahasiswa semester II, kemudian dilakukan observasi pada 10 siswa
dari dua kelompok dengan dua pengamat. Berdasarkan hasil analisis reliabilitas
antar pengamat untuk lembar observasi psikomotik, diperoleh Rho = 0,845 atau
Rho > 0,700, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua pengamat sepakat dan
dapat dikatakan lembar observasi psikomotorik tersebut reliabel. Perhitungan
reliabilitas lembar observasi psikomotorik dapat dilihat pada lampiran 27.
45
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang merupakan
tahap pemadanan sampel dan tahap akhir yang merupakan tahap analisis data
untuk menguji hipotesis penelitian.
3.7.1 Analisis Data Tahap Awal
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis berdistribusi
normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik
parametrik atau non parametrik. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-
kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.
5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus:
𝑍𝑡 =𝑋𝑡 − 𝑋
𝑠
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus:
χ2 = Oi − Ei
2
Ei
k
i=1
46
Keterangan:
2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyak kelas interval (Sudjana, 2005 : 273)
Hipotesis yang diuji:
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
Harga χ2
hitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai χ2
tabel dengan derajat
kebebasan dk = k-3 (k adalah banyaknya kelas interval) dan taraf signifikansi
α = 5%. Kriteria pengujian hipotesisnya adalah Ho diterima (data berdistribusi
normal) jika χ2
hitung < χ2
(1-α)(k-3).
3.7.1.2 Uji Homogenitas
Homogenitas populasi perlu diuji untuk menentukan teknik sampling yang
akan dipakai. Sampling dengan menggunakan teknik cluster random sampling
mensyaratkan data populasi memiliki homogenitas yang sama. Untuk menguji
homogenitas populasi digunakan uji Bartlet.
Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho : Populasi mempunyai varians yang sama
(12 = 2
2 = ... = n
2)
Ha : Populasi mempunyai varians yang berbeda
(Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku)
47
Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Menghitung S2dari masing-masing kelas.
2) Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
S2 =∑ ni − 1 Si
2
∑ ni − 1
3) Menghitung harga satuan B dengan rumus:
B = log Si2 ni − 1
4) Menghitung nilai statis chi-kuadrat χ2
dengan rumus:
χ2 = ln 10 B − ni − 1 log Si2
Keterangan:
si2 = variansi masing-masing kelompok
s2 = variansi gabungan
B = koefisien Bartlett
ni = jumlah siswa dalam kelas
(Sudjana, 2005, 263)
Kriteria pengujian yang digunakan adalah Ho diterima jika
2hitung ≤ 2
(1-a)(k-1), dengan taraf signifikansi α = 5%. Hal ini berarti populasi
memiliki homogenitas varians yang sama.
3.7.1.3 Uji Kesamaan Rata-Rata Keadaan Awal Populasi (Uji Anava)
Uji ini digunakan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari keempat kelas
anggota populasi. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji anava. Hipotesis
statistik yang diuji adalah:
48
Ho = µ1 = µ2 = ….= µk
Ho = tidak semua µ1 sama, untuk I = 1, 2, 3, …, k.
Perhitungan uji ini ada beberapa langkah yaitu:
1) Menentukan jumlah kuadrat rata-rata (RY)
RY = ∑ x 2
n
2) Menentukan jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
AY = ∑ xi
2
ni− RY
3) Menentukan jumlah kuadrat total (JK total)
JKtot = RY − AY
4) Menentukan jumlah kudrat dalam kelompok (DY)
DY = JKtot − RY − AY
Kriteria pengujian: Ho diterima jika Fhitung < F α (k-1)(n-k), ini berarti bahwa tidak
ada perbedaan rata-rata keadaan awal populasi (Sudjana, 2005: 305).
3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir
3.7.2.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas pada tahap ini digunakan untuk menunjukkan data
berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah
menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik.
Hipotesis yang diajukan:
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
49
Untuk menguji normalitas ini, rumus dan langkah-langkah serta kriteria
pengujian yang digunakan sama seperti uji normalitas pada analisis tahap awal,
hanya saja nilai yang diuji pada tahap ini adalah nilai post test siswa kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II.
3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan varians digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen
I dan kelas eksperimen II mempunyai tingkat varians data post test yang sama
atau tidak. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan rumus yang digunakan
dalam uji hipotesis.
Hipotesis yang diuji adalah:
Ho : kelas eksperimen I dan eksperimen II mempunyai varians yang sama
(s12 = s2
2)
Ha : kelas eksperimen I dan eksperimen II mempunyai varians yang berbeda
(s12 ≠ s2
2)
Rumus yang digunakan adalah:
F =terkecil
terbesar
ians
ians
var
var
Dengan taraf signifikansi α = 5% dan dk pembilang adalah banyaknya data
varian terbesar dikurangi satu, dan dk penyebut adalah banyaknya data varian
terkecil dikurangi satu, maka diperoleh F½α(nb-1)(nk-1) sebagai Ftabel.
Setelah didapat nilai Fhitung kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel. Jika
harga Fhitung < F½α(nb-1)(nk-1) dengan (s1 2 = s2
2) berarti kedua kelas mempunyai
varians tidak berbeda sehingga diuji dengan rumus t. Jika harga Fhitung ≥ F½α(nb-
50
1)(nk-1) dengan (s1 2 ≠ s2
2 ) berarti kedua kelas mempunyai varians beda sehingga
diuji dengan rumus t’.
3.7.2.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukan. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan dua rata-
rata satu pihak kanan dan uji ketuntasan belajar.
3.7.2.3.1 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif
Uji Hipotesis menggunakan uji rata-rata satu pihak kanan. Sudjana
(2002:243) menyatakan uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar
kognitif siswa kelas eksperimen I lebih baik daripada kelas eksperimen II.
Berdasarkan uji kesamaan dua varians:
1) Jika dua kelas mempunyai varians tidak berbeda(s12 = s2
2) digunakan rumus t
thitung =
21
21
11
nns
XX dengan s = 2
11
21
2
22
2
11
nn
snsn
dk = n1 + n2 -2
Keterangan :
X1 = Rata-rata postes kelas eksperimen I
X2 = Rata-rata postes kelas eksperimen II
1n = Jumlah siswa kelas eksperimen I
= Jumlah siswa kelas eksperimen II
2
1s = Varians data kelas eksperimen I
2
1s = Varians data kelas eksperimen II
2n
51
s = Simpangan baku gabungan
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a) Jika thitung < t(1-α)(n1+n2-2) hal ini berarti rata-rata hasil belajar kognitif kelas
eksperimen I tidak lebih baik dari kelas eksperimen II
b) Jika thitung t(1-)(n1+n2-2) hal ini berarti rata-rata hasil belajar kognitif kelas
eksperimen I lebih baik dari pada kelas eksperimen II.
2) Jika dua kelas mempunyai varians yang berbeda(s12 s2
2) digunakan rumus t’
t’hitung = 2
2
21
2
1
21
// nsns
XX
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a) Jika t’ <21
2211
ww
twtw
hal ini berarti rata-rata hasil belajar kognitif kelas
eksperimen I tidak lebih baik dari kelas eksperimen II.
b) Jika t’
21
2211
ww
twtw
hal ini berarti rata-rata hasil belajar kognitif kelas
eksperimen I lebih baik dari pada kelas eksperimen II.
dengan w1 = 1
2
1
n
s, w2 =
2
2
2
n
s, t1 = t(1-α)(n1-1) dan t2 = t(1-α)(n2-1)
Keterangan :
X 1 = Rata-rata post test kelas eksperimen I
X 2 = Rata-rata post test kelas eksperimen II
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen I
n2 = Jumlah siswa kelas eksperimen II
s1 = Simpangan baku kelas eksperimen I
52
s2 = Simpangan baku kelas eksperimen II
s = Simpangan baku gabungan.
3.7.2.3.2 Analisis Pengaruh Antar Variabel
Menurut Sudjana (2002 : 247), rumus yang digunakan untuk menganalisis
pengaruh antar variabel adalah:
rb = syu
pqXX
.
)( 21
Keterangan :
rb = koefisien biserial
X1 = rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen I
X2 = rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen II
P = proporsi pengamatan pada kelas eksperimen I
q = proporsi pengamatan pada kelas eksperimen II
u = tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong
bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q
sy = simpangan baku dari kedua kelas
3.7.2.3.3 Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa persen
(%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal
ini yaitu penerapan strategi REACT terhadap hasil belajar siswa. Rumus yang
digunakan adalah :
KD = rb2 x 100%
53
Keterangan
KD = koefisien determinasi
rb = indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb (koefisien
biserial)
3.7.2.3.4 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal
Menurut Mulyasa (2002: 99) keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-
kurangnya 85% dari jumlah yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan
individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal yaitu,
sebagai berikut:
100%Xn
(%)
Keterangan:
n = jumlah seluruh
x = jumlah yang mencapai ketuntasan belajar
(Yunianingrum 2008: 40)
3.7.2.4 Analisis Deskriptif Data Afektif dan Psikomotorik
Pada analisis tahap akhir ini, digunakan data hasil belajar afektif dan
psikomotorik. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang bertujuan
untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa.
Perhitungan nilai afektif dan psikomotorik siswa, dengan menjumlahkan
skor tiap aspek, kemudian hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel
klasifikasi nilai afektif dan psikomotorik.
54
Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai Aspek Afektif dan Psikomotorik
Skor Siswa Kriteria
x ≥ 𝑥 + 1.SBx Sangat Tinggi
𝑥 + 1.SBx > x ≥ 𝑥 Tinggi
𝑥 > x ≥ 𝑥 - 1.SBx Rendah
x < 𝑥 + 1.SBx Sangat Rendah
(Mardapi, 2012: 162)
Tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik kedua kelas dianalisis untuk
mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Adapun rumus
yang digunakan adalah:
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
dari tiap aspek dalam penilaian afektif maupun psikomotorik dapat dikategorikan
sebagai berikut :
Tabel 3.8 Kriteria rata-rata skor tiap aspek
Rata-rata nilai kelas Kriteria
3,40 < x ≤ 4,00
2,80 < x ≤ 3,40
2,20 < x ≤ 2,80
1,60 < x ≤ 2,20
1,00 < x ≤ 1,60
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
3.7.2.5 Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kimia
dengan Strategi REACT
Pada analisis tahap ini, digunakan data hasil pengisian angket oleh siswa.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia kompetensi dasar
pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diungkapkan dalam bentuk angket.
Tiap aspek dari pembelajaran kimia dianalisis untuk mengetahui rata-rata
nilai tiap indikator dalam kelas eksperimen. Dalam menganalisis data yang berasal
55
dari angket bergradasi atau berperingkat satu sampai dengan lima, peneliti
menyimpulkan makna setiap alternatif sebagai berikut:
1) “Sangat setuju” menunjukkan gradasi paling tinggi. Untuk kondisi tersebut
diberi nilai 4
2) “Setuju”, menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan dengan kata
“Sangat”. Oleh karena itu kondisi tersebut diberi nilai 3
3) “Kurang setuju”, karena berada dibawah “Setuju”, diberi nilai 2
4) “Tidak Setuju” yang berada di bawah “Kurang Setuju”, diberi nilai 1
Hasil angket tanggapan siswa kemudian dianalisis. Untuk mengetahui rata-rata
nilai tiap aspek dalam kelas. Rumus yang digunakan adalah :
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 100%
Adapun klasifikasi nilai angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran,
sebagai berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi nilai angket tanggapan siswa
Rentang Kriteria
≥ 85
71–84
55–70
41 – 55
≤ 40
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
56
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di MAN Babakan Lebaksiu
Tegal pada mata pelajaran kimia kompeteni dasar Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan, maka hasil penelitian disajikan dalam bentuk analisis data tahap awal,
dan analisis data tahap akhir. Analisis data tersebut digunakan untuk menarik
simpulan terhadap hipotesis yang diajukan.
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal
Data yang digunakan pada analisis tahap awal adalah data nilai ulangan
akhir semester gasal kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal. Berikut ini data
awal populasi kelas XI IPA yang berjumlah 4 kelas.
Tabel 4.1 Data Awal Populasi
Kelas n Rata-rata SD Skor tertinggi Skor terendah
XI IPA 1 30 74,47 7,67 88 58
XI IPA 2 29 74,59 6,88 90 62
XI IPA 3 41 76,12 9,30 92 58
XI IPA 4 42 75,91 6,93 93 63
(Sumber: Data Primer)
57
4.1.1.1 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas populasi dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal Populasi
No Kelas χ2
hitung χ2
tabel Kriteria
1 XI IPA 1 3,39 7,81 Berdistribusi normal
2 XI IPA 2 4,84 7,81 Berdistribusi normal
3 XI IPA 3 8,63 9,49 Berdistribusi normal
4 XI IPA 4 6,50 9,49 Berdistribusi normal
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data populasi pada semua kelas
diperoleh χ2
hitung < χ2
tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua kelas berdistribusi
normal, sehingga memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dalam penelitian.
Analisis uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
4.1.1.2 Uji Homogenitas
Hasil analisis uji homogenitas populasi dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Populasi
Data 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 Kriteria
Nilai ulangan akhir semester gasal 4,67 7,81 Homogenitas sama
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh χ2
hitung = 4,67 dan χ2
tabel = 7,81 dengan
dk = 3 dan α =5%. Karena χ2
hitung < χ2
tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima. Hal ini berarti keempat kelas mempunyai varians yang tidak berbeda
(memiliki homogenitas yang sama). Analisis uji homogenitas selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 3.
58
4.1.1.3 Uji Kesamaan Rata-Rata Keadaan Awal Populasi (Uji Anava)
Hasil analisis uji kesamaan rata-rata populasi (uji Anava) dapat dilihat pada
tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Keadaan Awal Populasi
Data F hitung F table Keterangan
Nilai ulangan akhir semester gasal 0,42 2,67 Tidak ada perbedaan
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan hasil analisis uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi
diperoleh Fhitung = 0,42 dan Ftabel = 2,67 dengan dk = 3 dan α = 5%. Karena Fhitung
kurang dari Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata
diantara kelompok populasi. Perhitungan uji kesamaan rata-rata keadaan awal
populasi dapat dilihat pada lampiran 4.
Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas dan uji anava, populasi memiliki
homogenitas yang sama dan tidak ada perbedaan rata-rata dari populasi, sehingga
syarat pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling terpenuhi.
Berdasarkan pengambilan sampel secara acak terpilih kelas XI IPA 1 dan kelas
XI IPA 2 sebagai sampel dalam penelitian ini.
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir
Analisis data tahap akhir meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians,
uji perbedaan rata-rata hasil belajar, uji hipotesis, uji ketuntasan hasil belajar, serta
analisis deskriptif hasil belajar afektif dan psikomotorik. Data yang digunakan
dalam analisis tahap akhir adalah data hasil tes akhir (post-test) kedua kelas, yang
disajikan dalam tabel 4.5. Data hasil tes akhir (post-test) dapat dilihat pada
lampiran 13.
59
Tabel 4.5 Data Nilai Post-Test Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II
Kelas N Rata-rata SD Nilai
tertinggi
Nilai
terendah
Eksperimen I (XI IPA 1) 30 82,03 7,05 93 63
Eksperimen II (XI IPA 2) 29 77,07 6,87 93 67
(Sumber: Data Primer)
4.1.2.1. Uji Normalitas Data Post-Test
Hasil perhitungan uji normalitas data post test dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Post Test
Kelas dk χ2
hitung χ2
tabel Kriteria
Eksperimen I (XI IPA 1) 3 4,8775 7,81 Berdistribusi normal
Eksperimen II (XI IPA 2) 3 4,7606 7,81 Berdistribusi normal
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan hasil analisis diperoleh χ2
hitung untuk setiap data lebih kecil dari
χ2
tabel dengan dk = 3 dan = 5%, yang berarti data tersebut berdistribusi normal.
Karena data berdistribusi normal, maka uji selanjutnya memakai statistik
parametrik. Perhitungan uji normalitas data post-test dapat dilihat pada
lampiran 14.
4.1.2.2. Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-Test
Hasil uji kesamaan dua varians data post test dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-Test
Data Fhitung Ftabel Kriteria
Post-Test 1,0556 2,11 Kedua kelompok mempunyai varians yang sama
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,0964 dan Ftabel
sebesar 2,11. Karena Fhitung < Ftabel, maka kedua kelas memiliki varians yang
sama. Hasil analisis uji kesamaan dua varians dapat dilihat pada lampiran 15.
60
4.1.2.3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan dua rata-rata
satu pihak kanan data post-test. Selanjutnya, data post-test dianalisis dengan
menggunakan analisis koefisien korelasi biserial untuk mengetahui adanya
pengaruh dan koefisien determinasi untuk mengetahui besarnya pengaruh
penerapan pembelajaran kimia dengan strategi REACT terhadap hasil belajar
kimia siswa.
4.1.2.3.1. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-Test (Uji Dua Pihak)
Hasil uji perbedaan dua rata-rata data post-test dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-Test (Uji Dua Pihak)
Data thitung ttabel Keterangan
Post Test 2,74 2,002 Ada perbedaan
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan hasil analisis tersebut, terlihat bahwa thitung > ttabel yang berarti
terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen I dengan
kelas eksperimen II. Dari perbedaan rata-rata hasil belajar ini, dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh pada penerapan strategi pembelajaran REACT pada
materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Hasil analisis uji perbedaan rata-rata
(dua pihak) dapat dilihat pada lampiran 16.
4.1.2.3.2. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-Test (Uji Satu Pihak)
Hasil uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-Test (Uji Satu Pihak)
Data thitung ttabel Keterangan
Post Test 2,738 2,002 Hasil belajar kelas eksperimen I
lebih baik dari kelas eksperimen II
(Sumber: Data Primer)
61
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai thitung lebih besar dari ttabel
dengan dk = 57 dan taraf signifikan 5%. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil
belajar siswa yang diberikan pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik
daripada siswa yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakan strategi
REACT, sehingga dapat pula disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kimia
dengan strategi REACT memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar
siswa. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata (satu pihak) dapat dilihat pada
lampiran 17.
4.1.2.3.3. Analisis Pengaruh Antar Variabel
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran
REACT, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar kimia materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal. Untuk
menentukan besarnya pengaruh strategi pembelajaran REACT terhadap hasil
belajar kimia siswa digunakan koefisien korelasi biserial.
Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya Y1 = 82,03; Y2 = 77,07; Sy =
6,96; p = 0,51; q = 0,49 dan u =0,3989. Selanjutnya diperoleh besarnya koefisien
korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) = 0,45. Sesuai pedoman untuk
memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi (Sugiyono, 2007:231), maka
penerapan strategi pembelajaran REACT mempuyai pengaruh sedang terhadap
hasil belajar kimia kompetensi dasar Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
Perhitungan analisis pengaruh antar variabel dapat dilihat pada lampiran 18.
62
4.1.2.3.4. Penentuan Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besarnya koefisien korelasi
biserial hasil belajar (rb) sebesar 0,45 dan termasuk dalam kategori sedang,
sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) adalah 20,25%. Jadi, besarnya
kontribusi penerapan strategi pembelajaran REACT terhadap hasil belajar siswa
materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan sebesar 20,25%. Perhitungan
koefisien determinasi hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 18.
4.1.2.3.5. Uji Ketuntasan Belajar Klasikal
Hasil uji ketuntasan belajar kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat
dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal
Kelas Rata-rata Jumlah
siswa tuntas
Jumlah
seluruh siswa Kriteria
Ekperimen I 82,03 26 30 Tuntas
Eksperimen II 77,07 18 29 Belum Tuntas
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan hasil analisis tersebut, kelas eksperimen I sudah mencapai
ketuntasan belajar karena persentase ketuntasan belajar klasikal. Sedangkan kelas
eksperimen II belum mencapai ketuntasan belajar.
4.1.2.4. Analisis Deskriptif Lembar Observasi Afektif
Terdapat tujuh aspek yang diamati pada penilaian afektif baik untuk kelas
eksperimen I maupun kelas eksperimen II. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif
dengan tujuan untuk mengetahui aspek mana yang perlu dibina dan
dikembangkan lagi. Kriterianya meliputi sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan
sangat rendah. Rata-rata skor tiap aspek afektif dapat dilihat pada tabel 4.11.
63
Tabel 4.11 Rata-rata Skor Tiap Aspek Afektif
No Aspek
Eksperimen I Eksperimen II
Rata-
rata
Kategori Rata-
rata
Kategori
1 Kehadiran siswa di
kelas
3,81 Sangat tinggi 3,94 Sangat tinggi
2 Aktivitas siswa dalam
pembelajaran
3,23 Tinggi 2,99 Tinggi
3 Keaktifan siswa
memberikan tanggapan
3,42 Sangat tinggi 3,25 Tinggi
4 Bertanggung Jawab 3,41 Sangat tinggi 3,43 Sangat tinggi
5 Disiplin Tugas 3,52 Sangat tinggi 3,22 Tinggi
6 Bekerjasama 3,48 Sangat tinggi 3,38 Tinggi
7 Kesopanan 3,80 Sangat tinggi 3,91 Sangat tinggi
Rata-Rata 3,53 Sangat tinggi 3,44 Sangat tinggi
Jumlah 24,68 24,11
(Sumber: Data Primer)
Rata-rata skor tiap aspek afektif siswa pada kelas eksperimen I sebesar 3,53
dan kelas eksperimen II sebesar 3,44. Rata-rata skor tiap aspek afektif siswa kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II termasuk dalam kriteria sangat tinggi.
Analisis deskriptif lembar observasi afektif dapat dilihat pada lampiran 23 dan 24.
4.1.2.5. Analisis Deskriptif Lembar Observasi Psikomotorik
Terdapat sepuluh aspek yang digunakan untuk menilai aspek psikomotorik
siswa. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
aspek mana yang perlu untuk dibina dan dikembangkan lagi. Kriterianya meliputi
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Rata-rata skor tiap aspek
psikomotorik siswa dapat dilihat pada tabel 4.12.
64
Tabel 4.12 Rata-rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik
No Aspek
Eksperimen I Eksperimen II
Rata-
rata
Kategori Rata-
rata
Kategori
1 Membaca prosedur
percobaan
3,55 Sangat tinggi 3,47 Sangat tinggi
2 Mengamati perubahan
yang terjadi
3,23 Tinggi 3,09 Tinggi
3 Bekerjasama dengan
anggota kelompok
3,65 Sangat tinggi 3,62 Sangat tinggi
4 Mendiskusikan hasil
percobaan
3,62 Sangat tinggi 3,38 Tinggi
5 Menyusun laporan
praktikum
3,28 Tinggi 3,28 Tinggi
6. Menuliskan hasil (laporan
sementara)
3,50 Sangat tinggi 3,16 Tinggi
7. Menarik kesimpulan 2,87 Tinggi 2,66 Sedang
8. Mempersiapkan alat dan
bahan
4,00 Sangat tinggi 4,00 Sangat tinggi
9. Mengecek kebersihan alat 3,67 Sangat tinggi 3,72 Sangat tinggi
10. Mengetahui fungsi alat
dan bahan
3,52 Sangat tinggi 3,38 Sangat tinggi
Rata-Rata 3,49 Sangat tinggi 3,37 Tinggi
Jumlah 34,88 33,74
(Sumber: Data Primer)
Rata-rata skor tiap aspek psikomotorik siswa pada kelas eksperimen I
sebesar 3,49 dan kelas eksperimen II sebesar 3,37. Rata-rata skor tiap aspek
psikomotorik siswa kelas eksperimen I termasuk dalam kategori sangat tinggi,
sedangkan rata-rata skor kelas eksperimen II termasuk dalam kategori tinggi.
Analisis deskriptif nilai psikomotorik siswa dapat dilihat pada lampiran 28 dan 29.
65
4.1.2.6. Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kimia
dengan Strategi REACT
Penyebaran angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran dengan strategi REACT
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hasil penyebaran angket dapat
dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa
No Pernyataan Jawaban (%)
SS S TS STS
1 Saya tertarik mengikuti pelajaran
kimia materi pokok kelarutan dan hasil
kali kelarutan dengan strategi REACT
10,00 70,00 20,00 0,00
2 Saya merasa senang mengikuti
pelajaran kimia materi pokok
kelarutan dan hasil kali kelarutan
dengan strategi REACT
6,67 93,33 0,00 0,00
3 Saya senang dengan pelajaran kimia
karena bermanfaat bagi kehidupan
46,67 53,33 0,00 0,00
4 Strategi pembelajaran REACT dapat
memudahkan saya memahami konsep
kelarutan dan hasil kali kelarutan
dengan baik
13,33 66,67 20,00 0,00
5 Strategi pembelajaran REACT dapat
meningkatkan keterampilan proses
sains saya
10,00 76,67 13,33 0,00
6 Strategi pembelajaran REACT dapat
meningkatkan cara berpikir saya
dalam memecahkan masalah
13,33 70,00 16,67 0,00
7 Guru melibatkan saya dalam proses
pembelajaran
26,67 63,33 6,67 3,33
8 Saya tidak segan bertanya kepada guru
jika ada konsep yang belum jelas
16,67 73,33 10,00 0,00
9 Guru kimia saya mau membantu saya
saat menghadapi kesulitan dalam
memahami materi
36,67 56,67 6,67 0,00
10 Guru menguasai materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan dengan baik
23,33 73,33 3,33 0,00
11 Guru mampu mengkondisikan kelas
dengan baik
3,33 63,33 33,33 0,00
12 Saya menjawab pertanyaan yang 10,00 70,00 20,00 0,00
66
diberikan guru dengan percaya diri
13 Saya mengerjakan soal ulangan atau
tes dengan kemampuan saya sendiri
6,67 90,00 3,33 0,00
14 Saya mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan sungguh-
sungguh
10,00 83,33 6,67 0,00
15 Saya mengumpulkan tugas yang
diberikan guru tepat waktu
6,67 76,67 16,67 0,00
16 Dengan strategi pembelajaran
REACT, saya mengerti beberapa
penerapan konsep kelarutan dan hasil
kali kelarutan dalam kehidupan sehari-
hari.
13,33 76,67 10,00 0,00
17 Saya bersemangat melakukan kegiatan
praktikum dalam materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan
16,67 80,00 3,33 0,00
18 Saya merasa senang bisa
membuktikan apa yang saya pelajari
melalui praktikum
20,00 80,00 0,00 0,00
19 Strategi pembelajaran REACT dapat
meningkatkan tanggung jawab saya
dalam kelompok
3,33 93,33 0,00 3,33
20 Strategi pembelajaran REACT dapat
memotivasi saya untuk aktif dalam
pembelajaran.
16,67 73,33 10,00 0,00
Rata-Rata (%) 15,50 74,17 10,00 0,33
(Sumber: Data Primer)
Dari tabel hasil perhitungan diperoleh rata-rata banyaknya siswa yang
memilih SS = 15,55%, S = 74,17%, TS = 10,00 %, dan STS = 0,33 %. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa setuju menggunakan strategi pembelajaran REACT
untuk membantu belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Siswa menyukai pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran REACT
karena lebih menarik, menyenangkan dan dapat membuat siswa lebih mudah
memahami materi, dan lebih termotivasi untuk giat belajar. Perhitungan analisis
angket tanggapan siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
67
4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dan berapa
besarnya pengaruh penerapan pembelajaran kimia dengan strategi REACT
terhadap hasil belajar kimia siswa MAN Babakan Lebaksiu Tegal, pada
kompetensi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen, dibagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN
Babakan Lebaksiu Tegal tahun ajaran 2012-2013 yang terdiri dari empat kelas
dengan jumlah siswa sebanyak 142 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik cluster random sampling dengan terlebih dahulu melakukan
uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata (uji anava) terhadap
hasil ulangan akhir semester gasal kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal.
Berdasarkan hasil analisis diketahui data dari masing-masing kelas
berdistribusi normal, semua kelas yang merupakan populasi mempunyai varians
yang sama, dan mempunyai kesamaan rata-rata. Hal ini dapat diambil kesimpulan
sampel mempunyai kondisi awal yang sama. Karena mempunyai kondisi awal
yang sama, maka dapat dilakukan pengambilan sampel dengan teknik cluster
random sampling. Berdasarkan hasil pengundian terpilih kelas XI IPA 1 sebagai
kelas eksperimen I, yaitu kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan strategi
REACT, sedangkan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen II dengan
pembelajaran tanpa strategi REACT. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan
April – Mei 2013. Jumlah jam pelajaran yang digunakan untuk menyampaikan
68
kompetensi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada kelas eksperimen I maupun
kelas eksperimen II adalah sama, yaitu 10 jam pelajaran.
4.2.1. Proses Pembelajaran
Pada kelas eksperimen I digunakan pembelajaran dengan strategi REACT.
Sebelum pembelajaran dimulai, siswa diberikan sedikit penjelasan mengenai
strategi pembelajaran REACT yang akan digunakan ini. Siswa dibentuk dalam
kelompok kecil dimana setiap kelompok maksimal terdapat 5 orang, sehingga
terbentuklah 6 kelompok belajar dalam kelas. Dalam pembelajaran yang
menggunakan strategi REACT siswa dapat saling bekerjasama dan saling
membantu demi keberhasilan seluruh anggota kelompok. Setiap anggota
kelompok memiliki tanggung jawab individu maupun tanggung jawab terhadap
kelompok. Keberhasilan individu dari siswa akan bergantung pada keberhasilan
kelompok dan keberhasilan individu-individu lain yang ada didalam kelompok
tersebut. Melalui strategi REACT ini tercipta kompetisi aktif antar kelompok yang
mendorong siswa untuk terlibat lebih dalam pembelajaran. Dengan kompetisi
antar kelompok siswa lebih termotivasi untuk lebih baik dari yang lainnya dan
meningkatkan ketertarikan siswa selama pembelajaran. Interaksi yang terjadi
didalam kelompok memberikan dampak yang positif, seperti misalnya jika ada
siswa yang belum memahami materi dan malu bertanya kepada guru, ia dapat
bertanya dan belajar kepada temannya dalam kelompok.
Dalam pembelajaran REACT, guru memulai pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh hampir semua siswa
dari pengalamannya hidupnya diluar kelas. Selanjutnya, menghubungkan
69
informasi baru yang akan dipelajari dengan berbagai pengalaman atau
pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki oleh siswa. Adanya kesempatan
siswa dalam berdiskusi, mengeksplorasi diri dan melakukan aktivitas, selain dapat
terjalin komunikasi yang baik antar siswa, tetapi juga siswa merasa menjadi lebih
tertarik dan semangat dalam dalam mengikuti pembelajaran, keadaan seperti ini
dapat menghilangkan kebosanan pada saat pembelajaran dan mengembangkan
pola pikir siswa menjadi lebih aktif dan kritis dalam memecahkan suatu masalah.
Pada kelas eksperimen II diberikan pembelajaran kimia tanpa strategi
REACT. Siswa tidak dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil, melainkan
tetap dalam satu kelompok besar dalam kelas. Diskusi yang dilakukan pun dalam
skala besar. Guru menjelaskan semua informasi tentang materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan, sedangkan siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
guru. Kemudian siswa diberikan latihan soal-soal untuk mengetahui sejauh mana
ketercapaian indikator keberhasilan pembelajaran pada kelas eksperimen.
Praktikum yang dilaksanakan pada kelas eksperimen II sama dengan praktikum
pada kelas eksperimen I.
4.2.2. Hasil Belajar Kognitif
Pada pertemuan terakhir dilaksanakan tes akhir (post-test) pada kedua kelas
objek penelitian untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Nilai dari post test
inilah yang digunakan untuk uji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji kesamaan dua varians data nilai
post-test pada kedua kelas eksperimen. Hasil perhitungan uji normalitas dapat
disimpulkan bahwa data kedua kelas eksperimen berdistribusi normal. Sehingga
70
Rat
a-ra
ta
nil
uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Sedangkan dari uji kesamaan
dua varians diperoleh data memiliki varians yang sama.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil yaitu adanya pengaruh positif
pembelajaran menggunakan strategi REACT terhadap hasil belajar siswa. Dari
data post-test diketahui bahwa rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen I
lebih besar dari kelas eksperimen II, yaitu masing-masing sebesar 82,03 dan 77,07
(lihat gambar 4.1).
Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar Kognitif
Untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran REACT pada kelas eksperimen I lebih baik daripada kelas
eksperimen II digunakan uji perbedaan dua rata-rata pihak kanan. Rumus yang
digunakan adalah uji t. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II mempunyai varians yang sama. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh harga thitung sebesar 2,583 sedangkan harga t(0,95)(57) sebesar 2,002 karena
thitung lebih besar dari ttabel sehingga H0 ditolak yang berarti kelas eksperimen I
lebih baik dari kelas eksperimen II.
71
Uji hipotesis untuk mengetahui adanya pengaruh dan besarnya pengaruh
pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT terhadap hasil belajar kimia
kompetensi dasar kelarutan dan hasil kali kelarutan digunakan koefisien korelasi
biserial (rb) dan koefisien determinasi (KD). Dari hasil perhitungan diperoleh
besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,45. Jika
disesuaikan dengan pedoman pemberian interprestasi terhadap koefisien korelasi
(Sugiyono 2005 : 216) maka dapat dikatakan bahwa penerapan strategi
pembelajaran REACT berpengaruh sedang terhadap hasil belajar kimia.
Kemudian dari harga koefisien korelasi biserial (rb) ini dihitung harga koefisien
determinasinya (KD). Harga koefisien determinasi (KD) ini diperoleh dari rb2 x
100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh harga koefisien determinasi (KD) hasil
belajar sebesar 20,25%. Artinya, penerapan strategi pembelajaran REACT hanya
memengaruhi hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
sebesar 20,25% sedangkan 79,75% hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar
kimia kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat mencapai ketuntasan
belajar atau tidak. Untuk mengetahui ketuntasan belajar individu dapat dilihat dari
data hasil belajar siswa dan dikatakan tuntas jika hasil belajarnya mendapat nilai
75 atau lebih. Menurut Mulyasa (2007:254) keberhasilan kelas dapat dilihat dari
sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah
mencapai ketuntasan individu. Berdasarkan perhitungan uji ketuntasan belajar
diperoleh hasil dimana ketuntasan belajar pada kelas eksperimen I dan eksperimen
72
II sebesar 86,67% dan 62,07%. Dari hasil tersebut dikatakan bahwa kelas
eksperimen I telah mencapai ketuntasan belajar karena hasilnya lebih dari 85%,
sedangkan kelas eksperimen II belum mencapai ketuntasan belajar karena
hasilnya kurang dari 85%.
Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I lebih baik daripada kelas
eksperimen II dikarenakan pembelajaran pada kelas eksperimen I menerapkan
strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas.
Strategi REACT mampu menghadirkan keterkaitan antara materi yang dipelajari
dengan kehidupan sehari-hari, serta melatih kepercayaan diri dan tanggung jawab
siswa terhadap teman sekelompok. Adanya penghargaan kepada siswa akan
keberhasilan yang dicapai dalam pembelajaran, akan membuat siswa lebih
termotivasi dalam belajar. Hal ini ditunjukan pada saat pembelajaran siswa terlihat
antusias, siswa cenderung lebih aktif bertanya pada teman maupun pada guru.
Menurut silberman (2005) pada saat belajar aktif, siswa dapat melakukan sebagian
besar pekerjaan yang mereka lakukan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa
yang telah dipelajari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kimia dengan
strategi REACT berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Dalam
penerapan strategi REACT, siswa secara langsung terlibat dalam proses
pembelajaran, sehingga mendorong siswa untuk lebih aktif dan antusias dalam
mengikuti kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Crawford (2001)
yang menyatakan bahwa strategi REACT dapat memperdalam pemahaman siswa
serta membuat belajar menyeluruh dan menyenangkan. Strategi REACT juga
73
sesuai dengan pandangan konstruktivisme yang menurut Hudoyo (1998)
berorientasi pada investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ismawati (2010) menunjukkan
hasil belajar kelas eksperimen yang diberikan strategi pembelajaran REACT lebih
baik secara signifikan bila dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan
strategi REACT. Strategi REACT mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar
33,64%. Menurut Mulyasa (2006), agar murid dapat belajar secara aktif guru
perlu menciptakan strategi yang tepat guna, sehingga siswa mempunyai motivasi
tinggi untuk belajar. Motivasi yang seperti ini akan dapat tercipta jika guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran selalu tampak menarik, tidak membosankan.
Adanya praktikum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam strategi
pembelajaran REACT mendorong siswa untuk lebih aktif dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Hal tersebut secara otomatis menjadi daya tarik bagi
siswa yang sesuai dengan pernyataan Bruce : ”Experimenting and gathering data
are essential to science course and are usually interesting to students” (praktikum
dan pengumpulan data merupakan sesuatu yang penting dalam sains dan biasanya
menarik bagi siswa). Daya tarik tersebut dapat dijadikan sebagai dasar
peningkatan motivasi belajar untuk memahami konsep lebih baik, karena motivasi
yang tinggi akan berpengaruh terhadap proses belajar siswa mempelajari suatu
materi.
74
4.2.3. Hasil Observasi Afektif
Penilaian aspek afektif secara umum menunjukan kelas eksperimen I lebih
baik daripada kelas eksperimen II. Hal ini berarti penerapan startegi pembelajaran
REACT tidak hanya berpengaruh pada hasil belajar kognitif saja, tetapi pada
aspek afektif juga. Rata-rata pada kelas eksperimen mencapai 24,68 dan kelas
eksperimen II 24,11. Selain itu diketahui banyaknya siswa yang memperoleh nilai
afektif dengan kriteria tinggi di kelas eksperimen I sebanyak 11 siswa dan nilai
dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 7 siswa. Sedangkan di kelas eksperimen II,
banyaknya siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria tinggi sebanyak 13 siswa
dan nilai dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 3 siswa. Artinya, jumlah siswa
yang tuntas aspek afektif pada kelas eksperimen I sebanyak 18 siswa, sedangkan
di kelas eksperimen II sebanyak 16 siswa. Hasil observasi aspek afektif kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Grafik Hasil Observasi Afektif
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
1 2 3 4 5 6 7
Rat
a-R
ata
Sko
r
Aspek yang Dinilai
Hasil Observasi Afektif
Eksperimen I
Eksperimen II
75
Keterangan:
1 : Kehadiran siswa di kelas 5 : Disiplin tugas
2 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran 6 : Bekerjasama
3 : Keaktifan siswa memberikan tanggapan 7 : Kesopanan
4 : Bertanggung jawab
Pada kelas eksperimen siswa I cenderung lebih aktif, hal ini terlihat jelas
pada aspek kedua, ketiga, kelima, dan keenam. Aspek kedua dan ketiga yaitu
aktivitas siswa dalam pembelajaran dan keaktifan siswa dalam memberikan
tanggapan, siswa kelas eksperimen I lebih bisa memberikan perhatian lebih
terhadap proses belajar, sehingga siswa lebih aktif dalam memberikan tanggapan
atau umpan balik terhadap materi yang disampaikan guru. Sedangkan kelas
eksperimen II kurang bisa memberikan perhatian lebih terhadap proses
pembelajaran, sehingga keaktifan dalam memberikan tanggapan terhadap materi
juga kurang. Pada aspek kelima dan keenam yaitu disiplin tugas dan bekerjasama,
siswa kelas eksperimen I lebih memiliki disiplin tugas yang tinggi dikarenakan
dapat menjalin kerjasama yang baik antar anggota kelompoknya. Kerja kelompok
dapat juga bermanfaat tuntuk mengatasi atau mengurangi kefakuman, karena
siswa yang mampu diharapkan dapat membimbing temannya yang kurang mampu
(Saleh, 2012).
Tingginya aspek afektif pada kelas eksperimen I dikarenakan penciptaan
lingkungan yang baru di dalam kelas melalui strategi pembelajaran REACT. Pada
penerapan strategi pembelajaran REACT, siswa terlibat secara maksimal dalam
proses kegiatan belajar, siswa belajar untuk mengembangkan sikap percaya diri
tentang apa yang ditemukan dalam proses diskusi. Pembelajaran kelompok tidak
hanya membantu siswa dalam berinteraksi satu sama lain, namun secara tidak
76
langsung dapat menumbuhkan ide-ide alternatif serta menghasilkan suatu
pemecahan masalah melalui adanya diskusi (Pandey & Kishore, 2003). Adanya
diskusi dan tanya jawab yang dilakukan selama pembelajaran pada kelas
eksperimen I mendorong siswa untuk aktif dan berfikir dalam pembelajaran. Hal
ini dapat terjadi, karena belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari
dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan melalui bimbingan. Sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar yang sesuai dengan hasil penelitian Steven
bahwa pemahaman konsep melalui metode diskusi menunjukan hasil yang lebih
baik daripada siswa yang hanya membaca dari buku ajar (Arifin, 2003). Selain itu,
dengan adanya berfikir maka seseorang akan mengalami perkembangan
intelektual yang semakin matang.
4.2.4. Hasil Observasi Psikomotorik
Pada analisis deskriptif aspek psikomotorik diperoleh rata-rata nilai
psikomotorik kelas eksperimen I sebesar 34,88 dan kelas eksperimen II sebesar
33,74. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran REACT tidak hanya
berpengaruh pada hasil belajar siswa aspek kognitif saja, tetapi juga berpengaruh
positif terhadap aspek psikomotorik siswa. Selain itu diketahui banyaknya siswa
yang memperoleh nilai dengan kriteria tinggi di kelas eksperimen I sebanyak 16
siswa dan nilai dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 4 siswa. Sedangkan di kelas
eksperimen II, banyaknya siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria tinggi
sebanyak 13 siswa dan nilai dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 3 siswa.
Artinya, jumlah siswa yang tuntas aspek afektif pada kelas eksperimen I sebanyak
77
20 siswa, sedangkan di kelas eksperimen II sebanyak 16 siswa. Hasil observasi
psikomotorik siswa dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik Hasil Observasi Psikomotorik
Keterangan:
1 : Melaksanakan prosedur percobaan 6 : Menuliskan hasil pengamatan
2 : Mengamati perubahan yang terjadi 7 : Menarik kesimpulan
3 : Bekerjasama dengan anggota kelompok 8 : Mempersiapkan alat dan bahan
4 : Mendiskusikan hasil percobaan 9 : Mengecek kebersihan alat
5 : Menyusun laporan praktikum 10 : Mengetahui fungsi alat & bahan
Hasil analisis lembar observasi psikomotorik menunjukkan hasil yang
bervariasi, secara keseluruhan tiap aspek pada kelas eksperimen I menunjukkan
hasil yang lebih baik daripada kelas eksperimen II, yaitu pada aspek
melaksanakan prosedur percobaan, mengamati perubahan yang terjadi,
mendiskusikan hasil percobaan, menuliskan laporan sementara, menarik
kesimpulan, dan mengetahui fungsi alat dan bahan. Kelas eksperimen II
menunjukkan hasil yang sedikit lebih baik dari kelas eskperimen II pada aspek
kelima dan kesembilan, yaitu aspek menyusun laporan praktikum dan mengecek
kebersihan alat.
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rat
a-R
ata
Sko
r
Aspek yang Dinilai
Hasil Observasi Psikomotorik
Eksperimen I
Eksperimen II
78
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kimia
dengan strategi REACT memberikan pengaruh positif terhadap psikomotorik
siswa. Hal ini terjadi karena siswa kelas eksperimen I sudah terbiasa belajar
bekerjasama, berkomunikasi, dan saling bertukar pendapat dengan teman
sebayanya dalam kelompok. Sedangkan kelas eksperimen II belum terbiasa
dengan kerjasama tim, dan masih cenderung individualistik. Penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Meita (2012) juga menujukkan bahwa kelas yang diberikan
pembelajaran dengan REACT memiliki keterampilan proses sains yang lebih baik
dibandingkan dengan kelas tidak diberikan strategi REACT. Penelitian lainnya
yaitu penelitian tentang pengaruh pembelajaran melalui metode pemecahan
masalah terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar oleh Aka et al.
(2010). Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah keterampilan proses
sains dan hasil belajar pada kelompok eksperimen yang belajar melalui metode
pemecahan masalah cenderung lebih unggul dibandingkan kelompok kontrol yang
belajar melalui metode tradisional. Adapun relevansinya terhadap penelitian
dengan strategi pembelajaran REACT, yaitu terletak pada prinsip di mana strategi
pembelajaran REACT menekankan pembelajaran yang terkait dengan berbagai
permasalahan-permasalahan pada situasi dunia nyata.
4.2.5. Analisis Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia
dengan Strategi REACT
Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia dengan
strategi REACT dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai pembelajaran dengan
strategi REACT. Rata-rata siswa memberikan tanggapan positif (senang) terhadap
79
masing-masing indikator yang terdapat dalam angket. Tanggapan siswa tersebut
menunjukan bahwa pembelajaran dengan strategi REACT membuat siswa lebih
aktif dan dapat memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan lebih
jelas, sehingga hasil belajarnya lebih baik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penerapan strategi REACT
memiliki beberapa kelebihan, yaitu : (1) lebih tercipta suasana pembelajaran kimia
yang menyenangkan karena penerapan strategi REACT melibatkan siswa secara
langsung untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, (2) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa karena dalam penerapan strategi REACT membuat perhatian siswa
berpusat pada pembelajaran, lebih termotivasi untuk giat belajar karena merasa
tertarik dengan model pembelajaran REACT ini, (3) mempermudah siswa dalam
memecahkan masalah sebab dalam strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk
dapat memecahkan masalah secara mandiri maupun bekerjasama dengan teman
sebayanya. Hasil analisis angket selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap
Pembelajaran Kimia Dengan Strategi REACT
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jum
lah
re
spo
nd
en
(%)
Pernyataan dalam Angket
Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa
SS
S
TS
STS
80
Selama penelitian penerapan pembelajaran dengan strategi REACT, peneliti
menemui beberapa kendala antara lain: (1) waktu yang diperlukan untuk
pembelajaran lebih lama karena dalam pembelajaran siswa tidak langsung
diberikan materi tetapi terlebih dahulu diberikan permasalahan dan siswa
diarahkan untuk lebih aktif agar dapat memecahkan masalah; (2) masih ada siswa
yang belum aktif dalam kegiatan kelompok dan mengandalkan teman yang pintar
dalam kelompoknya.
Untuk mengatasi kendala yang muncul selama penelitian, peneliti
melakukan langkah-langkah, yaitu: (1) melakukan persiapan yang matang dengan
mempertimbangkan pengalokasian waktu pada setiap langkah-langkah
pembelajaran REACT; (2) memberikan motivasi dan pertanyaan pemicu kepada
siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran agar lebih mampu melakukan
eksplorasi dan penyelidikan terhadap masalah yang ada; dan (3) memberikan
apresiasi lebih terhadap siswa jika mampu melaksanakan tugas dengan baik.
81
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang diberikan
pembelajaran kimia dengan strategi REACT dengan siswa yang tidak
diberikan pembelajaran dengan strategi REACT pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal.
2. Penerapan pembelajaran kimia dengan strategi REACT berpengaruh sebesar
20,25% terhadap hasil belajar kimia siswa pada kompetensi kelarutan dan
hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
menyarankan :
1. Dalam pembelajaran hendaknya melibatkan siswa secara aktif agar siswa
merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan
perilaku belajar yang baik.
2. Dalam penerapan strategi pembelajaran REACT, diharapkan guru
melakukan persiapan secara matang agar pembelajaran dapat berjalan lancar
dengan mempertimbangkan pengalokasian waktu pada setiap langkah-
langkah pembelajaran.
82
3. Dalam tahapan cooperting, hendaknya guru tidak hanya mengelompokkan
siswa dan membiarkan siswa bekerjasama tetapi juga harus mendorong
semua siswa di setiap kelompok untuk berpartisipasi dalam aktivitas
kelompok dan menumbuhkan tanggung jawab di setiap diri siswa.
4. Hendaknya guru mengarahkan siswa dalam mengkonstruki konsep dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti siswa.
5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai strategi pembelajaran
REACT, agar pembelajaran kimia di sekolah dapat berkembang dan dapat
diketahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar kimia siswa.
83
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES
Press
Arifin, M. 2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Aka, E. I., Ezgi, G., & Mustava, A. 2010. Effect of problem solving method on
science process skills and academic achievement. Journal of Turkish
Science Education 7(4).
Crawford, L.M. 2001. Teaching Contextually: Research, Rationale, and
Tachniques for Improving Student Motivation and Achievment in
Mathematics and Sciences. Texas: CCI Publishing, INC
Dahar, R. W. 1998. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Dimyati, M. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, S. B. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Feyzioglu, B. 2009.An Investigation of the Relationship between Science
Process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievement
in Chemistry Education.Journal of Turkish Science Education Volume
6, issue 3: 114- 132. Tersedia di http://www.tused.org
Hodson, T.R. 1996. Practical Work in School Science; Exploring some
Directions for Changes. International Journal of Science Education.
755-760.
Hudoyo. 1988. Mengajar Belajar Matemtika. Jakarta: Depdikbud.
Indrawati. 2000. Model-Model Pembelajaran IPA. Bandung: Depdikbud Pusat
Pengembangan Penataran Guru IPA
Ismawati, Riva. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berstrategi
REACT Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 4
Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Krischner, P.A. 1992. Epistimology Practical Work and Academic Skill in
Science Education. Journal of Science and Education. 273-279
Makmun, A.S. 2002. Modul Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem
Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
84
Meita, N. M. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran REACT terhadap Prestasi
Belajar Fisika Ditinjau dari Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X
SMA Negeri 7 Malang. Tesis. Universitas Negeri Malang
Mardapi, Djemari. 2012. PengukuranPenilaian&EvaluasiPendidikan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Mulyasa. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
______. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Pandey, N.N. & Kishore, K. 2003. Effect of Cooperative Learning on
Cognitive Achievement in Sciene. Journal of Science and Mathematics
Education in S.E. Asia. 26(2): 52-60
Rohati. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Materi Bangun Ruang dengan
Menggunakan Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperting,
Transferring (REACT) di Sekolah Menengah Pertama. ISSN 2088-
2157 Jurnal Edumatica Volume 01 Nomor 02: 61-73. Jambi: FMIPA
FKIP Universitas Jambi. Tersedia di http://online-journal.unja.ac.id
[diakses 15-01-2013]
Rowe, Jhon. 1996. The Enhancement of Science Process Skill in Primary
Teacher Education Students. Australian Journal of Teacher Education.
Vol. 21, No. 1. Australia: Edith Cowan University
Rustaman, N. Y. 2003. Common Text Book (Edisi Revisi) Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
_____________. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Inkuiri dalam
Pendidikan Sains. Makalah pada Seminar FMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Saleh. M. 2012. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistic (PMR). Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. 13(2):
51-59
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi
VI). Jakarta: Rineka Cipta.
85
Suparman, Atwi. 1997. Model-Model Pembelajaran Interaktif. Jakarta: STIA
LAN Press
Yunianingrum, Devi. 2008. Pengaruh Penggunaan Media Flow Chart dengan
Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada
Pokok Materi Stoikiometri. Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES
Yuniawatika. 2011. Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi
REACT untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi
Matematika Siswa Sekolah Dasar. ISSN 1412-565X, Edisi Khusus No.
2, Agustus 2011: 107-120. Tersedia di http://jurnal.upi.edu [diakses 15-
01-2013]
Widodo, A. T. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan
Kimia. Semarang: LP3 UNNES.
Lampiran 1 86
Lampiran 2 87
88
89
90
Lampiran 3 91
Lampiran 4 92
93
Lampiran 5 94
95
SILABUS
Nama Sekolah : MAN Babakan Lebaksiu Tegal
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : XI/2
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber/
Bahan/alat
4.6 Memprediksi
terbentuknya
endapan dari
suatu reaksi
berdasarkan
prinsip
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan
Kelarutan dan
Hasil Kali
Kelarutan
Menjelaskan pengertian larutan tak
jenuh, jenuh, dan lewat jenuh dengan
komunikatif Mendiskusikan kesetimbangan dalam
larutan jenuh atau larutan garam yang
sukar larut dengan komunikatif,
tanggung jawab dan toleransi Mendiskusikan aplikasi kelarutan dan
hasil kali kelarutan dalam kehidupan
sehari-hari dengan komunikatif,
tanggung jawab dan toleransi
Mendiskusikan tetapan hasil kali
kelarutan dengan tingkat kelarutan atau
pengendapannya dengan komunikatif,
tanggung jawab dan toleransi Menuliskan ungkapan Ksp berbagai zat
elektrolit yang sukar larut dalam air
dengan teliti dan percaya diri melalui
diskusi
Menghitung kelarutan suatu elektrolit
sukar larut berdasarkan data harga Ksp
atau sebaliknya dengan teliti dan
percaya diri
Menjelaskan
kesetimbangan dalam
larutan jenuh atau larutan
garam yang sukar larut
Menjelaskan hubungan
hasil kali kelarutan dengan
kelarutannya dan
menuliskan ungkapan Ksp-
nya
Menghitung kelarutan
suatu elektrolit yang sukar
larut berdasarkan data
harga Ksp atau sebaliknya.
Terlampir 10 JP Sumber:
Buku
Kimia
Bahan:
LKS
Bahan
dan alat
untuk
percobaan
Lamp
iran 6
96
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
waktu
Sumber/
Bahan/alat
Pengaruh ion
senama
Pengaruh pH
terhadap
kelarutan
Reaksi
pengendapan
Mendiskusikan pengaruh penambahan
ion senama dalam larutan dengan
komunikatif, tanggung jawab dan
toleransi Mendiskusikan aplikasi pengaruh
penambahan ion senama terhadap
kelarutan dalam kehidupan sehari-hari
dengan komunikatif, tanggung jawab
dan toleransi
Mendiskusikan pengaruh pH terhadap
kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan
komunikatif, tanggung jawab dan
toleransi
Melakukan percobaan untuk menentukan
kelarutan garam dan membandingkannya
dengan hasil kali kelarutan dengan teliti,
hati-hati, kerjasama, dan tanggung
jawab
Menjelaskan pengaruh
penambahan ion senama
terhadap kelarutan dan
penerapannya
Menjelaskan pengaruh pH
terhadap kelarutan dan
hasil kali kelarutan
Memperkirakan
terbentuknya endapan
berdasarkan harga Ksp.
Semarang, Maret 2013
Mahasiswa Praktikan,
Akhmad Farid
NIM. 4301409071
97
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen I
Satuan Pendidikan : MAN BABAKAN LEBAKSIU TEGAL
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : Kelas XI/ Semester 2
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x45 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya
B. KOMPETENSI DASAR
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan
dan hasil kali kelarutan
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian larutan tak jenuh, jenuh, dan lewat jenuh
2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar
larut
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan tak jenuh, jenuh, dan lewat jenuh
2. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam
yang sukar larut
Karakter siswa yang diharapkan:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa
dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter kejujuran, kerja keras,
rasa ingin tahu, tanggung jawab, hati-hati, dan teliti.
Keterampilan sosial yang diharapkan:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa
dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku keterampilan sosial
bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik,
toleransi, dan komunikatif.
Lampiran 7
98
96
E. ANALISIS MATERI
Banyak proses alam yang terjadi disebabkan oleh pengendapan atau kelarutan
garam yang sukar larut dalam air. Sebagai contoh terbentuknya stalaktit dan
stalakmit dalam gua kapur atau terbentuknya batu ginjal dalam tubuh. Stalaktit dan
Stalakmit terbentuk pada saat air merembes dari atas bukit gua melalui rongga-
rongga dan melarutkan kapur sedikit-sedikit. Di dalam gua ini kapur ada yang jatuh
dan menempel di atap gua sehingga dalam waktu ribuan tahun terbentuk stalaktit
dan stalakmit. Stalaktit dan stalakmit yang terbentuk selama ribuan tahun ini
merupakan CaCO3 yang mengendap dari air kapur.
1. Pengertian Kelarutan
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu
pelarut. Biasanya dinyatakan dalam satuan gram / liter atau mol / liter. Berdasarkan
definisi tersebut, maka larutan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Larutan jenuh, adalah suatu keadaan ketika suatu larutan telah mengandung
suatu zat terlarut dengan konsentrasi maksimum.
b. Larutan tak jenuh, adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarut.
c. Larutan lewat Jenuh, adalah larutan yang sudah tidak dapat lagi melarutkan zat
terlarut, sehingga menyebabkan terbentuknya endapan.
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
a. Jenis Pelarut dan Zat Terlarut
Secara umum, larutan – larutan dengan molekul – molekul yang secara struktur
sama dengan molekul – molekul pelarut mempunyai kelarutan yang tinggi.
Sebagai contoh, etanol (C2H5OH) dan air (H2O) mempunyai molekul – molekul
sama secara struktur dan keduanya dapat saling larut dengan baik satu sama lain.
Sehingga dalam hal ini jenis pelarut dan zat terlarut yang mempengaruhi
kelarutan zat adalah kepolaran suatu zat. Zat – zat yang mempunyai kepolaran
yang sejenis dapat saling melarutkan satu sama lain.
b. Suhu
Kelarutan sebagian besar zat meningkat dengan adanya peningkatan suhu. Akan
tetapi, untuk beberapa zat seperti gas dan garam – garam organik dari kalsium,
kelarutannya dalam cairan meningkat dengan penurunan suhu.
99
96
c. Tekanan
Untuk zat terlarut padat dan cairan, perubahan tekanan secara praktis tidak
mempengaruhi kelarutan. Akan tetapi, untuk zat terlarut gas, peningkatan
tekanan meningkatkan kelarutan dan penurunan tekanan memperkecil kelarutan.
Sebagai contoh, ketika tutup botol suatu minuman soda di buka, maka tekanan
dihilangkan, sehingga zat terlarut gas keluar dari larutan.
3. Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia adalah reaksi kimia yang berlangsung dua arah,
yaitu hasil reaksi dapat berubah kembali menjadi pereaksinya hingga
konsentrasi reaktan dan produk konstan. Contoh penulisan reaksi
kesetimbangan :
mA + nB pC + qD 𝐾𝑐 = [𝐶]𝑝 [𝐷]𝑞
[𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛
2HI H2 (g) + I2 (g)
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Pembelajaran dengan strategi REACT
Metode Pembelajaran : Penjelasan Informasi, Diskusi, Tanya-Jawab, Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Belajar Waktu
1 Pendahuluan
a. Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka
b. Guru mengkondisikan siswa agar fokus dan disiplin dalam
kegiatan pembelajaran
c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang.
d. Guru menjelaskan indikator dan tujuan yang akan dicapai
5 menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru menggali rasa ingin tahu siswa melalui tanya jawab
dengan penuh percaya diri
100
96
b. Guru mengingatkan kembali konsep sebelumnya yang
berhubungan dengan konsep kelarutan, seperti konsep mol,
persamaan reaksi, kesetimbangan reaksi, dan konsentrasi
larutan dengan seksama (Relating)
75 menit
Elaborasi
a. Guru menjelaskan konsep kelarutan dan kesetimbangan dalam
larutan jenuh
b. Guru meminta siswa untuk memberikan contoh penerapan
konsep kelarutan dalam kehidupan sehari-hari dengan percaya
diri (Experiencing)
c. Guru memberikan latihan soal (Applying)
d. Guru meminta siswa mengerjakan di depan kelas dengan teliti,
percaya diri dan tanggung jawab
e. Guru mendiskusikan atau memberikan penguatan terhadap
jawaban yang ada di papan tulis, serta memberikan informasi
tambahan jika diperlukan. (Cooperating)
Konfirmasi
a. Siswa dengan penuh rasa ingin tahu diberi kesempatan untuk
bertanya
b. Guru membimbing siswa untuk menyamakan persepsi tentang
kelarutan dan kesetimbangan dalam larutan jenuh dengan
percaya diri
3 Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk membuat simpulan dari materi
yang telah dibahas dengan percaya diri
b. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengetahui
ketercapaian indikator dan kompetensi dengan jujur dan
penuh tanggung jawab
c. Guru menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
(Transferring)
d. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
10 menit
101
96
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Ranah Kognitif
Instrumen : latihan soal
2. Ranah Afektif dan Psikomotorik
Prosedur : Observasi langsung
Instrumen : lembar observasi
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Budi Utami, dkk. 2009. Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Nasional
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Buku kimia lain yang relevan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
J. EVALUASI
Pertanyaan:
1. Jelaskan mengapa pada keadaan jenuh, menambahkan senyawa ion ke dalam
larutan akan menghasilkan endapan?
2. Tuliskan tetapan kesetimbangan dari reaksi berikut!
2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g)
Jawaban:
1. Karena senyawa ion yang ditambahkan ke dalam larutan jenuh tidak terionisasi.
Pada keadaan ini terjadi kesetimbangan heterogen antara zat padat dengan ion –
ionnya di dalam larutan.
2. 2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g)
𝐾 = [𝑁𝑂2]2
[𝑁𝑂]2 𝑂2
Semarang, Maret 2013
Mengetahui,
Guru Kimia MAN Babakan Mahasiswa Praktikan,
Dra. Nur Hikmah Akhmad Farid
NIP 196805251994032001 NIM 4301409071
102
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen II
Satuan Pendidikan : MAN BABAKAN LEBAKSIU TEGAL
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : Kelas XI/ Semester 2
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 x45 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya
B. KOMPETENSI DASAR
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan
dan hasil kali kelarutan
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian larutan tak jenuh, jenuh, dan lewat jenuh
2. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar
larut
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan tak jenuh, jenuh, dan lewat jenuh
2. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam
yang sukar larut
Karakter siswa yang diharapkan:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa
dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter kejujuran, kerja keras,
rasa ingin tahu, tanggung jawab, hati-hati, dan teliti.
Keterampilan sosial yang diharapkan:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa
dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku keterampilan sosial
bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik,
toleransi, dan komunikatif.
Lampiran 8
103
96
E. ANALISIS MATERI
Banyak proses alam yang terjadi disebabkan oleh pengendapan atau kelarutan
garam yang sukar larut dalam air. Sebagai contoh terbentuknya stalaktit dan
stalakmit dalam gua kapur atau terbentuknya batu ginjal dalam tubuh. Stalaktit dan
Stalakmit terbentuk pada saat air merembes dari atas bukit gua melalui rongga-
rongga dan melarutkan kapur sedikit-sedikit. Di dalam gua ini kapur ada yang jatuh
dan menempel di atap gua sehingga dalam waktu ribuan tahun terbentuk stalaktit
dan stalakmit. Stalaktit dan stalakmit yang terbentuk selama ribuan tahun ini
merupakan CaCO3 yang mengendap dari air kapur.
4. Pengertian Kelarutan
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu
pelarut. Biasanya dinyatakan dalam satuan gram / liter atau mol / liter. Berdasarkan
definisi tersebut, maka larutan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Larutan jenuh, adalah suatu keadaan ketika suatu larutan telah mengandung
suatu zat terlarut dengan konsentrasi maksimum.
b. Larutan tak jenuh, adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarut.
c. Larutan lewat Jenuh, adalah larutan yang sudah tidak dapat lagi melarutkan zat
terlarut, sehingga menyebabkan terbentuknya endapan.
5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
a. Jenis Pelarut dan Zat Terlarut
Secara umum, larutan – larutan dengan molekul – molekul yang secara struktur
sama dengan molekul – molekul pelarut mempunyai kelarutan yang tinggi.
Sebagai contoh, etanol (C2H5OH) dan air (H2O) mempunyai molekul – molekul
sama secara struktur dan keduanya dapat saling larut dengan baik satu sama lain.
Sehingga dalam hal ini jenis pelarut dan zat terlarut yang mempengaruhi
kelarutan zat adalah kepolaran suatu zat. Zat – zat yang mempunyai kepolaran
yang sejenis dapat saling melarutkan satu sama lain.
b. Suhu
Kelarutan sebagian besar zat meningkat dengan adanya peningkatan suhu. Akan
tetapi, untuk beberapa zat seperti gas dan garam – garam organik dari kalsium,
kelarutannya dalam cairan meningkat dengan penurunan suhu.
104
96
c. Tekanan
Untuk zat terlarut padat dan cairan, perubahan tekanan secara praktis tidak
mempengaruhi kelarutan. Akan tetapi, untuk zat terlarut gas, peningkatan
tekanan meningkatkan kelarutan dan penurunan tekanan memperkecil kelarutan.
Sebagai contoh, ketika tutup botol suatu minuman soda di buka, maka tekanan
dihilangkan, sehingga zat terlarut gas keluar dari larutan.
6. Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia adalah reaksi kimia yang berlangsung dua arah,
yaitu hasil reaksi dapat berubah kembali menjadi pereaksinya hingga
konsentrasi reaktan dan produk konstan. Contoh penulisan reaksi
kesetimbangan :
mA + nB pC + qD 𝐾𝑐 = [𝐶]𝑝 [𝐷]𝑞
[𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛
2HI H2 (g) + I2 (g)
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Pembelajaran tanpa strategi REACT
Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya-Jawab, Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Belajar Waktu
1 Pendahuluan
a. Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka
b. Guru mengkondisikan siswa fokus dan disiplin dalam
kegiatan pembelajaran
c. Guru menjelaskan indikator dan tujuan yang akan dicapai
5 menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru mengadakan pre test mengenai materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan
b. Guru menjelaskan konsep kelarutan dan kesetimbangan dalam
larutan jenuh
75 menit
105
96
Elaborasi
a. Guru memberikan latihan soal
b. Guru meminta siswa mengerjakan di depan kelas dengan teliti,
percaya diri dan tanggung jawab
Konfirmasi
a. Siswa dengan penuh rasa ingin tahu diberi kesempatan untuk
bertanya
b. Guru membimbing siswa untuk menyamakan persepsi tentang
kelarutan dan kesetimbangan dalam larutan jenuh dengan
percaya diri
3 Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk membuat simpulan dari materi
yang telah dibahas dengan percaya diri
b. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengetahui
ketercapaian indikator dan kompetensi dengan jujur dan
penuh tanggung jawab
c. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
10 menit
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Ranah Kognitif
Instrumen : latihan soal
2. Ranah Afektif dan Psikomotorik
Prosedur : Observasi langsung
Instrumen : lembar observasi
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Budi Utami, dkk. 2009. Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Nasional
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Buku kimia lain yang relevan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
106
96
J. EVALUASI
Pertanyaan:
1. Jelaskan mengapa pada keadaan jenuh, menambahkan senyawa ion ke dalam
larutan akan menghasilkan endapan?
2. Tuliskan tetapan kesetimbangan dari reaksi berikut!
2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g)
Jawaban:
1. Karena senyawa ion yang ditambahkan ke dalam larutan jenuh tidak terionisasi.
Pada keadaan ini terjadi kesetimbangan heterogen antara zat padat dengan ion –
ionnya di dalam larutan.
2. 2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g)
𝐾 = [𝑁𝑂2]2
[𝑁𝑂]2 𝑂2
Semarang, Maret 2013
Mengetahui,
Guru Kimia MAN Babakan Mahasiswa Praktikan,
Dra. Nur Hikmah Akhmad Farid
NIP 196805251994032001 NIM 4301409071
14
1 KISI-KISI SOAL UJI COBA
Nama Sekolah : MAN Babakan Lebaksiu Tegal Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : XI/2 Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
Kompetensi Dasar
Indikator Jenjang/No. Soal
Jumlah C1 C2 C3 C4
4.6 Memprediksi
terbentuknya
endapan dari
suatu reaksi
berdasarkan
prinsip
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan
Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut
1, 2, 5 9 4
Menjelaskan hubungan hasil kali kelarutan dengan kelarutannya dan menuliskan ungkapan Ksp-nya
3, 4, 7, 32
11, 14, 34, 49
8
Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya.
15, 18, 43
22, 26, 35, 44
31, 47 9
Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan dan penerapannya
8, 27, 40 17, 19, 25, 42
23, 36, 37
12 11
Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan dan hasil kali kelarutan
21, 28, 29, 41
24, 33 16, 20 8
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
6, 13, 39 10, 46 30, 45 38, 48, 50 10
Jumlah 9 18 15 8 50
Presentase 18% 36% 30% 16% 100%
Catatan: Nomor soal yang dicetak tebal adalah soal yang digunakan dalam post test
Lamp
iran 9
108
14
1
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI IPA
Materi Pokok : Kelaruan dan Hasil Kali Kelarutan
Waktu : 90 menit
Hari/ Tanggal :
Tahun Pelajaran : 2012/2013
PETUNJUK UMUM
1. Tulis nama, nomor absen, dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia
2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab pertanyaan
3. Jumlah soal sebanyak 50 butir soal objektif dengan 5 pilihan jawaban untuk masing-
masing soal.
4. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan ingin memperbaikinya, lakukan
langkah sebagai berikut:
Semula : A B C D E
Pembetulan : A B C D E
5. Diperbolehkan menggunakan kalkulator
6. Tanyakan pada pengawas jika ada sesuatu yang belum jelas
Pilihlah satu jawaban yang benar !
1. (1) Jumlah maksimum mol zat yang dapat larut dalam satu liter pelarut disebut...
a. Hasil kali kelarutan d. Fraksi mol
b. Molalitas e. Kelarutan
c. Larutan
2. (2) Kelarutan dari timbal (II) klorida dapat bertambah jika...
a. Suhu sistem diturunkan
b. Suhu sistem dinaikkan
c. Dilarutkan dalam larutan penyangga
d. Konsentrasi ion Pb2+
dinaikkan
e. Ditambahkan asam klorida
3. (3) Bila kelarutan CaC2O4 adalah s mol/liter, maka harga Ksp larutan tersebut
adalah...
a. s2 d. 27s
4
b. 4s3 e. 108s
5
c. 9s4
4. (4) Persamaan tetapan hasil kali kelarutan dari suatu garam yang sukar larut
adalah Ksp = [A4+
][B-]4. Rumus kimia dari garam tersebut adalah...
a. A4B d. A2B4
b. AB4 e. AB
c. A4B4
5. Jika hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan besarnya sama dengan harga Ksp, maka
larutan itu disebut...
a. Larutan pekat d. Larutan lewat jenuh
b. Larutan belum jenuh e. Larutan penyangga
c. Larutan tepat jenuh
Lampiran 10
109
14
1
6. Suatu larutan dapat dikatakan jenuh jika memiliki ciri-ciri seperti berikut, kecuali...
a. Qc ≥ Ksp
b. Zat padat tidak dapat larut lagi
c. Hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan sama dengan Ksp
d. Masih ada sedikit padatan yang dapat larut dalam larutan
e. Terjadi kesetimbangan dinamis antara zat padat (yang tidak larut) dengan ion-ionnya
7. (5) Jika harga Ksp dari Ag2SO4 adalah x, maka kelarutan Ag2SO4 tersebut adalah...
a. √𝒙 d. ∛𝒙
b. 2√𝒙 e. ∜𝟑𝒙
c. ∛𝒙
𝟒
8. Dengan adanya ion senama, maka kelarutan garam menjadi...
a. Sama besar dengan harga kelarutan awal
b. Lebih besar dari harga kelarutan awal
c. Lebih kecil dari harga kelarutan awal
d. Setengah kali harga kelarutan awal
e. Dua kali harga kelarutan awal
9. (6) Dalam 250 ml larutan jenuh AgCl terkandung AgCl sebanyak 0,005mmol.
Kelarutan garam tersebut adalah...
a. 2 x 10-5
mol/L d. 2 x 10-8
mol/L
b. 2 x 10-6
mol/L e. 2 x 10-9
mol/L
c. 2 x 10-7
mol/L
10. (7) Untuk menurunkan kesadahan air, maka ke dalam larutan yang mengandung
ion Ca2+
atau Mg2+
dapat ditambahkan...
a. Na2CO3 d. NaNO3
b. NH4Cl e. CH3COONa
c. HCl
11. (8) Jika konsentrasi Ca2+
dalam larutan jenuh CaF2 sebesar 2 x 10-3
mol/L, maka
hasil kali kelarutan CaF2 adalah...
a. 3,2 x 10-10
d. 8 x 10-8
b. 3,2 x 10-9
e. 1,6 x 10-10
c. 3,2 x 10-8
12. Diketahui Ksp BaSO4 = 10-10
M
1) Kelarutan BaSO4 dalam air = 10-5
M
2) Kelarutan BaSO4 dalam H2SO4 0,1M = 10-9
M
3) BaSO4 makin sukar larut dalam larutan Ba(NO3)2
4) BaSO4 makin mudah larut dalam NaNO3
Dari pernyataan diatas, yang benar adalah.....
a. 1, 2, dan 3 d. Hanya 4
b. 1 dan 3 e. Semuanya benar
c. 2 dan 4
110
14
1
13. (9) Berikut ini yang merupakan contoh penerapan kelarutan dan hasil kali
kelarutan dalam kehidupan sehari-hari adalah...
a. Perkaratan besi d. Pembuatan alkohol dari tape
b. Penyepuhan logam e. Pembentukan stalaktit
c. Pemisahan minyak bumi
14. (10) Kelarutan Mg(OH)2 dalam air sebesar 1 x10-2
mol/L, maka Ksp Mg(OH)2...
a. 4 x 10-4
d. 1 x 10-6
b. 2 x 10-6
e. 4 x 10-6
c. 2 x 10-4
15. Diantara garam yang sukar larut berikut ini, yang mempunyai harga kelarutan terbesar
adalah...
a. CaF2 (Ksp = 3,4 x 10-11
)
b. Ag2CrO4 (Ksp = 1,1 x 10-12
)
c. AgCl (Ksp = 1,8 x 10-10
)
d. BaSO4 (Ksp = 1,1 x 10-10
)
e. BaCrO4 (Ksp = 1,2 x 10-10
)
16. (11) Jika ke dalam larutan MnCl2 0,01M ditambahkan NaOH hingga pH larutan
menjadi 8, maka yang akan terjadi adalah.... (Ksp Mn(OH)2 = 4 x 10-14
)
a. Terbentuk endapan MnCl d. Tidak terbentuk endapan
b. Terbentuk endapan Mn(OH)2 e. Larutan tepat jenuh
c. Terbentuk endapan NaCl
17. (12) Kelarutan garam AgCl bertambah kecil dalam larutan...
a. NH4OH pekat d. AgNO3 dan NH4OH
b. NaCN dan AgNO3 e. NaCl dan AgNO3
c. NaCl dan NaCN
18. (13) Pada suhu kamar, diketahui harga Ksp sebagai berikut:
CuBr = 1,6 x 10-11
mol2/L
2
CuCl = 1,0 x 10-6
mol2/L
2
CuI = 5,0 x 10-12
mol2/L
2
Cu2S = 2,0 x 10-47
mol3/L
3
Jika kelarutan dinyatakan dalam s, maka urutan dibawah ini yang benar adalah...
a. s CuBr > s CuCl > s CuI > Cu2S
b. s CuBr < s CuCl < s CuI < Cu2S
c. s CuCl > s CuBr > s CuI > Cu2S
d. s CuCl < s CuBr < s CuI < Cu2S
e. s Cu2S < s CuBr < s CuI < s CuCl
19. Kelarutan PbSO4 akan menjadi lebih kecil jika ditambah larutan dibawah ini, kecuali...
a. Na2SO4 d. K2SO4
b. BaCl2 e. PbCl2
c. (NH4)2SO4
20. Diketahui Ksp Mg(OH)2 = 4 x 10-12
1) pH = 10
2) mudah larut dalam larutan dengan pH = 12
3) konsentrasi ion Mg2+
= 2 x 10-14
M
111
14
1
4) kelarutan dalam air = 10-4
M
dari pernyataan diatas, yang benar adalah...
a. 1, 2, dan 3 d. Hanya 4
b. 1 dan 3 e. Semuanya benar
c. 2 dan 4
21. Pada kelarutan Zn(OH)2, bila larutan tersebut berada dalam suasana lebih asam, maka...
a. Konsentrasi ion hidroksida tetap
b. Konsentrasi ion Zn2+
(aq) berkurang
c. Konsentrasi ion hidroksida bertambah
d. Seng hidroksida lebih sukar larut
e. Konsentrasi ion hidroksida berkurang
22. (14) Jika Ksp Ag2CrO4 = 1,1 x 10-11
, maka kelarutan Ag2CrO4 dalam air adalah...
a. 1,4 x 10-4
mol/L d. 1,3 x 10-5
mol/L
b. 1,8 x 10-4
mol/L e. 6,5 x 10-5
mol/L
c. 0,9 x 10-5
mol/L
23. (15) Bila kelarutan AgBr dalam air adalah 3 x 10–6
mol/L, maka kelarutan AgBr
dalam larutan CaBr2 0,05 M adalah...
a. 3 x 10-5
mol/L d. 9 x 10-11
mol/L
b. 6 x 10-9
mol/L e. 3 x 10-9
mol/L
c. 9 x 10-9
mol/L
24. (16) Larutan basa lemah tepat jenuh L(OH)2 mempunyai pH = 11 Ksp basa tersebut
adalah ... mol3/L
3
a. 2 x 10-10
d. 5 x 10-11
b. 4 x 10-10
e. 5 x 10-12
c. 5 x 10-10
25. (17) Kelarutan Mg(OH)2 terkecil dalam...
a. Air d. 0,5 NaCl
b. 0,1 NaOH e. Suhu yang lebih tinggi
c. 0,4 MgCl2
26. (18) Suatu garam LM dilarutkan dalam 500ml air, jika pada suhu tertentu Ksp
garam tersebut adalah 1,6 x 10-11
. Maka mol garam LM yang larut adalah...
a. 2 x 10-6
mol d. 8 x 10-6
mol
b. 4 x 10-5
mol e. 4 x 10-6
mol
c. 2 x 10-5
mol
27. Pernyataan berikut ini benar, kecuali...
a. Penambahan ion sejenis memperbesar kelarutan suatu zat
b. Penambahan ion sejenis memperkecil kelarutan suatu zat
c. Penambahan kation sejenis memperkecil kelarutan suatu zat
d. Penambahan ion sejenis akan menggeser kesetimbangan ke arah reaktan
e. Harga kelarutan suatu zat berubah jika dilakukan penambahan anion sejenis
28. Penyataan yang benar tentang pengaruh pH terhadap kelarutan basa yang sukar larut
yaitu...
a. Perubahan pH tidak mempengaruhi kelarutan
b. Apabila pH dinaikkan maka kelarutan garam akan bertambah
112
14
1
c. Apabila pH diturunkan maka kelarutan basa akan berkurang
d. Apabila pH diturunkan maka kelarutan basa akan bertambah
e. Kelarutan tidak berubah pada pH berapapun
29. (19) Kalsium karbonat dalam pualam dan batu kapur memiliki kelarutan yang
lebih besar bila dilarutkan dalam...
a. Alkohol d. Buffer basa
b. Asam e. Air
c. Basa
30. Diketahui 500ml larutan Na2CO3 0,05M dan 500ml Na2SO4 0,03M. Kemudian masing-
masing larutan ditambahkan larutan CaCl2 0,05 M sampai volume 1 L. Jika diketahui
Ksp CaSO4 = 2 x 10-4
dan Ksp CaCO3 = 1 x 10-6
, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah...
a. CaSO4 dan CaCO3 mengendap
b. Hanya CaSO4 yang mengendap
c. Hanya CaCO3 yang mengendap
d. CaSO4 dan CaCO3 larut
e. Tidak terbentuk reaksi
31. Diketahui kelarutan AgCl dalam air sebesar 1,0 x 10-5
mol/L, pernyataan berikut ini yang
tidak sesuai adalah....
a. Garam AgCl dalam air bersifat asam
b. Hasil kali kelarutan AgCl sebesar 10-10
c. Kelarutan AgCl makin kecil dalam larutan BaCl2
d. Hasil kali kelarutan AgCl makin kecil dalam larutan NaCl
e. Jika konsentrasi ion Cl- dalam larutan adalah 10
-6 maka konsentrasi ion Ag
+ = 10
-4
32. (20) Bila kelarutan Ba3(PO4)2 ialah x mol, maka Ksp zat itu adalah...
a. x2 d. 27x
b. 4x3 e. 108x
5
c. 27x4
33. (21) Larutan jenuh basa L(OH)3 mempunyai pH = 10. Nilai Ksp basa itu adalah...
a. 3,2 x 10-17
d. 4 x 10-16
b. 1,1 x 10-17
e. 4 x 10-12
c. 2,7 x 10-15
34. (22) Sebanyak 1,16 mg magnesium hidroksida (Mr= 58) dapat larut dalam 100cm3
air. Harga Ksp dari Mg(OH)2 adalah...
a. 1,6 x 10-10
d. 2,3 x 10-12
b. 3,2 x 10-11
e. 6,4 x 10-12
c. 1,6 x 10-11
35. (23) Diketahui kelarutan Ca(OH)2 = 1 x 10-2
mol/L, maka Ksp Ca(OH)2 adalah...
a. 1 x 10-6
d. 2 x 10-4
b. 2 x 10-6
e. 4 x 10-4
c. 4 x 10-6
113
14
1
36. (24) Bila Ksp CaF2 = 4 x 10-11
, maka kelarutan CaF2 dalam 0,01M CaCl2 adalah...
a. 2,3 x 10-5
d. 3,4 x 10-4
b. 3,2 x 10-5
e. 4,3 x 10-4
c. 1,28 x 10-4
37. (25) Kelarutan AgCl dalam air adalah 1 x 10-5
mol L-1
. Kelarutan AgCl dalam
larutan CaCl2 0,05M adalah...
a. 2 x 10-9
d. 2 x 10-4
b. 1 x 10-9
e. 1 x 10-4
c. 5 x 10-10
38. (26) Dalam suatu larutan terdapat ion-ion Ca2+
, Sr2+
, Ba2+
, dan Pb2+
dengan
konsentrasi sama. Apabila larutan itu ditetesi Na2SO4, maka zat yang mula-mula
akan mengendap adalah...
a. CaSO4(Ksp = 2,4 x 10-6
) d. PbSO4(Ksp = 1,7 x 10-8
)
b. SrSO4(Ksp = 2,5 x 10-7
) e. Mengendap bersama-sama
c. BaSO4(Ksp = 1,1 x 10-10
)
39. Syarat untuk terjadinya endapan adalah dengan membandingkan nilai Qc dengan Ksp.
Dengan perbandingannya adalah...
a. Qc < Ksp d. Qc = 0
b. Qc > Ksp e. Qc ≤ Ksp
c. Qc = Ksp
40. (27) Diberikan beberapa larutan sebagai berikut:
1) K2SO4 3) Ca(NO3)2
2) BaCl2 4) NaCl
Dibandingkan kelarutannya dalam air, kelarutan BaSO4 menjadi lebih kecil dalam
larutan yang mengandung...
a. 1, 2, 3 d. 2, 3
b. 1, 3 e. 1, 4
c. 1, 2
41. Kalsium karbonat CaCO3 sukar larut dalam air, tetapi dapat larut dalam asam seperti
HCl, hal ini dikarenakan...
a. Ion karbonat akan bereaksi dengan ion klorida
b. Penambahan HCl akan menurunkan pH larutan
c. Dengan adanya ion H+ dari asam, kesetimbangan akan bergeser ke kiri
d. Penambahan asam kuat akan mempercepat laju reaksi
e. Dalam larutan asam, ion CO32-
akan diikat oleh H+
42. Lima gelas kimia yang berisi larutan dengan volume yang sama. Jika ke dalam kelima
gelas kimia itu dilarutkan sejumlah perak klorida padat, maka perak klorida padat akan
paling mudah larut dalam gelas kimia yang berisi...
a. 0,01M HCl d. 0,20M HCl
b. 0,10M HCl e. 2,00M HCl
c. 1,00M HCl
114
14
1
43. Hasil kali kelarutan Cr(OH)2 pada 298K adalah 1,08 x 10-19
mol3L
-3. Kelarutan dari
Cr(OH)2 adalah...
a. 16,4 x 10-10
molL-1
d. 3,22 x 10-9
molL-1
b. 6,65 x 10-10
molL-1
e. 3,0 x 10-7
molL-1
c. 3,28 x 10-9
molL-1
44. Dalam 500ml larutan mangan (II) sulfida terdapat 6,321 x 1012
ion Mn2+
. Ksp dari
mangan sulfida ini adalah...
a. 3,70 x 10-32
d. 4,41 x 10-22
b. 4,41 x 10-28
e. 2,21 x 10-14
c. 1,44 x 10-22
45. Jika 10ml 0,001M AgNO3 ditambahkan ke dalam 490ml 0,002M K2CrO4 (Ksp Ag2CrO4
= 2,4 x 10-12
), maka yang terjadi adalah...
a. Larutan tepat jenuh d. Terbentuk endapan
b. Larutan belum jenuh
e. Larutan akan mengendap
c. Larutan lewat jenuh
46. (28) Ke dalam 200ml larutan AgNO3 0,02M dicampur dengan 300ml larutan
Al2(SO4)3 0,05M. Jika Ksp Ag2SO4 = 1,5 x 10-5
, maka...
a. Terjadi senyawa AgSO4 d. Ag2SO4 mengendap
b. Terjadi senyawa Ag(SO4)2 e. Ag2SO4 tidak mengendap
c. Tepat jenuh dengan Ag2SO4
47. (29) Jika ke dalam larutan MnCl2 0,01M ditambahkan NaOH hingga pH larutan
menjadi 8, maka yang terjadi adalah... Ksp Mn(OH)2 = 4 x 10-14
a. Larutan tepat jenuh d. Terbentuk endapan Mn(OH)2
b. Terbentuk endapan NaCl e. Terbentuk endapan MnCl2
c. Tidak terbentuk endapan
48. (30) Ke dalam 100ml larutan yang merupakan campuran dari larutan garam KCl,
Na2CrO4, dan K2SO4 0,001M ditambah 100ml larutan Pb(NO3)2 0,002M. Ksp PbCl2
= 1,7 x 10-5
; Ksp PbCrO4 = 1,8 x 10-14
; Ksp PbSO4 = 1,8 x 10-8
Endapan yang terjadi adalah...
a. PbCl2 saja d. PbCl2 dan PbCrO4
b. PbSO4 saja e. PbCrO4 dan PbSO4
c. PbCrO4 saja
49. Bentuk persamaan tetepan hasil kali kelarutan dari Cu(OH)2 adalah...
a. Ksp = [Cu2+
][OH-] d. Ksp = [Cu
2+][OH
-]
2
b. Ksp = [Cu2+
][2OH-] e. Ksp = [Cu
2+]2[OH
-]
c. Ksp = [Cu2+
][2OH-]2
50. suatu larutan mengandung Ca2+
, Fe2+
, La3+
masing-masing 2 x 10-3
M. Untuk menjaga
pH larutan 8, volume diperbesar 2 kali dengan penambahan buffer NH3-NH4Cl. Dengan
memperhatikan data berikut, Ksp Ca(OH)2 = 2 x 10-16
; Ksp Fe(OH)2 = 8 x 10-15
; Ksp
La(OH)3 = 1 x 10-19
, manakah hidroksida yang mengendap?
a. Hanya La(OH)3 d. La(OH)3 dan Fe(OH)2
b. Hanya Ca(OH)2 e. Semuanya mengendap
c. Ca(OH)2 dan La(OH)3
115
14
1
Keterangan:
1. Soal yang dicetak tebal adalah soal yang digunakan dalam post test
2. Pilihan jawaban yang dicetak miring adalah kunci jawaban
3. Nomor didalam kurung merupakan nomor soal yang digunakan dalam soal post test
Lampiran 11 116
13
3
Analisis Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Afiqoh Nur AyniUC_01 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1
Aisah MunawarohUC_02 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
Amalia UC_03 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
Ana Amalia SafitriUC_04 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Anisa Ayu SuciningrumUC_05 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1
Desi Indah KomsepsianaUC_06 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
Dewi ZulaevaUC_07 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1
Dini Mahfiatul LaenaUC_08 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
Eka Zahrotul LaenaUC_09 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
Ficky Karimatun Ni'mahUC_10 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1
Fikriyah ShofaUC_11 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
Fithry AuliaUC_12 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
Iana ZahwaUC_13 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0
Ika Krisna NandaniUC_14 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0
Ika Septiani PutriUC_15 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
Indi RahmawatiUC_16 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Ismatul Maula A.HUC_17 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
Ismi SeptianaUC_18 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Khoerunnisa UC_19 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
Rina ZakiyahUC_20 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Rizky FauziyahUC_21 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0
Roikhatun Nurul JannahUC_22 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1
Meliana FarlinaUC_23 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
Muhibatul KhusnaUC_24 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
Novi HandayaniUC_25 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
Nunung FaoziyahUC_26 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
Nur Fitri UC_27 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
Nur Haiziyah AhfasyUC_28 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0
Nurul HidayahUC_29 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
Siti NurkomariyahUC_30 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
Solikhatul RokhmahUC_31 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
Sabrina Nurul HidayahUC_32 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0
Sakinatul FitrohUC_33 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
Syifa Nala FauziyahUC_34 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
Tati RizqilillahUC_35 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Tri Laela Aji NingrumUC_36 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
Utfi Qurotul AiniUC_37 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Yeti KhalalahUC_38 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
Yulianingsih S.AUC_39 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
Umi ShohifaturifqiUC_40 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
Wirda AmaliaUC_41 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
Zuhriyah UC_42 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Σ 27 13 13 26 33 8 22 12 28 14 15 8 14 17 13 13
Mp 22,333 25,000 25,538 22,500 21,364 17,250 24,273 20,917 22,107 24,357 24,000 17,375 24,071 24,353 27,615 24,615
Mt 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762
p 0,643 0,310 0,310 0,619 0,786 0,190 0,524 0,286 0,667 0,333 0,357 0,190 0,333 0,405 0,310 0,310
q 0,357 0,690 0,690 0,381 0,214 0,810 0,476 0,714 0,333 0,667 0,643 0,810 0,667 0,595 0,690 0,690
pq 0,230 0,214 0,214 0,236 0,168 0,154 0,249 0,204 0,222 0,222 0,230 0,154 0,222 0,241 0,214 0,214
St 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622
rpbis 0,318 0,429 0,483 0,335 0,174 -0,257 0,556 0,015 0,287 0,384 0,364 -0,248 0,353 0,447 0,693 0,390
thitung 2,124 3,000 3,489 2,246 1,118 -1,684 4,232 0,094 1,897 2,630 2,476 -1,620 2,389 3,162 6,079 2,676
ttabel 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680
Kriteria OK OK OK OK Bad Bad OK Bad OK OK OK Bad OK OK OK OK
∑ benar 27 13 13 26 33 8 22 12 28 14 15 8 14 17 13 13
∑ siswa 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
TK 0,643 0,310 0,310 0,619 0,786 0,190 0,524 0,286 0,667 0,333 0,357 0,190 0,333 0,405 0,310 0,310
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
JBa 16 10 10 16 17 1 17 6 17 11 10 1 11 12 13 12
JBb 11 3 3 10 16 7 5 6 11 3 5 7 3 5 0 1
nA 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
nB 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
DB 0,2381 0,33333 0,33333 0,28571 0,04762 -0,2857 0,57143 0 0,28571 0,38095 0,2381 -0,2857 0,38095 0,33333 0,61905 0,52381
Kriteria Cukup Cukup Cukup Cukup JelekSangat
JelekBaik
Sangat
JelekCukup Cukup Cukup
Sangat
JelekCukup Cukup Baik Baik
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Tin
gk
at
Kes
uk
aran
Day
a B
eda
Val
idit
as
117
14
1
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0
0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1
1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1
0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0
0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0
0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0
1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1
1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0
13 28 23 19 20 13 13 14 16 15 19 21 16 11 7 18 14 21
24,000 22,250 22,130 21,053 21,800 24,308 25,000 26,357 23,875 23,333 19,789 21,095 24,625 20,636 21,714 24,389 25,214 22,714
20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762
0,310 0,667 0,548 0,452 0,476 0,310 0,310 0,333 0,381 0,357 0,452 0,500 0,381 0,262 0,167 0,429 0,333 0,500
0,690 0,333 0,452 0,548 0,524 0,690 0,690 0,667 0,619 0,643 0,548 0,500 0,619 0,738 0,833 0,571 0,667 0,500
0,214 0,222 0,248 0,248 0,249 0,214 0,214 0,222 0,236 0,230 0,248 0,250 0,236 0,193 0,139 0,245 0,222 0,250
6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622
0,327 0,318 0,227 0,040 0,149 0,359 0,429 0,598 0,369 0,289 -0,133 0,050 0,458 -0,011 0,064 0,474 0,475 0,295
2,192 2,120 1,477 0,253 0,956 2,429 3,000 4,713 2,510 1,913 -0,852 0,319 3,256 -0,071 0,408 3,408 3,418 1,952
1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680
OK OK Bad Bad Bad OK OK OK OK OK Bad Bad OK Bad Bad OK OK OK
13 28 23 19 20 13 13 14 16 15 19 21 16 11 7 18 14 21
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
0,310 0,667 0,548 0,452 0,476 0,310 0,310 0,333 0,381 0,357 0,452 0,500 0,381 0,262 0,167 0,429 0,333 0,500
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang
10 18 15 10 13 10 10 11 11 10 9 11 12 4 3 14 12 14
3 10 8 9 7 3 3 3 5 5 10 10 4 7 4 4 2 7
21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
0,33333 0,38095 0,33333 0,04762 0,28571 0,33333 0,33333 0,38095 0,28571 0,2381 -0,0476 0,04762 0,38095 -0,1429 -0,0476 0,47619 0,47619 0,33333
Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup CukupSangat
JelekJelek Cukup
Sangat
Jelek
Sangat
JelekBaik Baik Cukup
Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai
118
14
1
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Y Y^2
0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 28 784
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 29 841
0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 16 256
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 14 196
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 28 784
1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 17 289
1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 26 676
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 31 961
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 11 121
0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 23 529
0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 17 289
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 24 576
1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 29 841
1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 30 900
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 24 576
0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 13 169
1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 13 169
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 17 289
1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 25 625
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 16 256
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 23 529
0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 25 625
0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 18 324
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 23 529
1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 25 625
0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 29 841
0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 18 324
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 23 529
1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 14 196
1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 14 196
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 29 841
1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 29 841
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 16 256
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 35 1225
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 17 289
1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 13 169
0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 12 144
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 13 169
1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256
0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 13 169
1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 23 529
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13 169
28 26 13 20 38 13 13 20 22 12 13 13 17 13 31 3 872 19902
20,762
6,621508
22,214 22,269 24,923 23,000 21,579 23,385 23,923 22,800 22,727 20,917 22,385 24,000 22,824 24,692 21,903 13,000
20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762 20,762
0,667 0,619 0,310 0,476 0,905 0,310 0,310 0,476 0,524 0,286 0,310 0,310 0,405 0,310 0,738 0,071
0,333 0,381 0,690 0,524 0,095 0,690 0,690 0,524 0,476 0,714 0,690 0,690 0,595 0,690 0,262 0,929
0,222 0,236 0,214 0,249 0,086 0,214 0,214 0,249 0,249 0,204 0,214 0,214 0,241 0,214 0,193 0,066
6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622 6,622
0,310 0,290 0,421 0,322 0,380 0,265 0,320 0,293 0,311 0,015 0,164 0,327 0,257 0,397 0,289 -0,325
2,064 1,918 2,933 2,153 2,601 1,740 2,134 1,942 2,072 0,094 1,052 2,192 1,680 2,739 1,912 -2,174
1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680 1,680
OK OK OK OK OK OK OK OK OK Bad Bad OK OK OK OK Bad
28 26 13 20 38 13 13 20 22 12 13 13 17 13 31 3
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
0,667 0,619 0,310 0,476 0,905 0,310 0,310 0,476 0,524 0,286 0,310 0,310 0,405 0,310 0,738 0,071
Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar
17 16 10 13 21 9 9 13 14 6 8 9 11 10 18 0
11 10 3 7 17 4 4 7 8 6 5 4 6 3 13 3
21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
0,28571 0,28571 0,33333 0,28571 0,19048 0,2381 0,2381 0,28571 0,28571 0 0,14286 0,2381 0,2381 0,33333 0,2381 -0,1429
Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup CukupSangat
JelekJelek Cukup Cukup Cukup Cukup
Sangat
Jelek
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang
Rata-Rata
Standar Deviasi
Lampiran 12 119
13
3
Lampiran 13 120
13
3
XI IPA 1 (Eksperimen I) XI IPA 2 (Eksperimen II)
1 83 80
2 70 77
3 83 80
4 77 67
5 80 77
6 77 77
7 83 87
8 80 77
9 87 93
10 77 80
11 87 80
12 90 77
13 77 73
14 83 83
15 80 70
16 83 87
17 93 70
18 87 67
19 93 77
20 73 67
21 63 73
22 73 73
23 93 67
24 83 73
25 93 70
26 80 83
27 83 87
28 83 83
29 80 80
30 87
Xrata 82,0333 77,0690
∑ 2461 2235
n 30 29
log n 1,477121255 1,462397998
Khitung 5,874500141 5,825913393
K 6 6
max 93 93
min 63 67
rentang 30 26
panjang 5 5
S2
49,75747126 47,13793103
S 7,053897594 6,865706885
No. AbsenKelas
Daftar Nilai Post-Test
Lampiran 14 121
13
3
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Kriteria yang digunakan
Rumus yang digunakan: Ho diterima jika 2
2 tabel
2
(a)(k-3)
No. batas Peluang Luas Ei (Oi-Ei)²
Kelas kelas Untuk Z UntukZ Ei
1 63 - 68 62,5 1 82,03 7,05 -2,77 2,77 0,4972 0,0247 0,7907 0,0554
2 69 - 74 68,5 3 82,03 7,05 -1,92 1,92 0,4725 0,1152 3,6879 0,1283
3 75 - 80 74,5 9 82,03 7,05 -1,07 1,07 0,3572 0,2712 8,6781 0,0119
4 81 - 86 80,5 8 82,03 7,05 -0,22 0,22 0,0860 0,1507 4,8212 2,0959
5 87 - 92 86,5 5 82,03 7,05 0,63 0,63 0,2367 0,1944 6,2197 0,2392
6 93 - 98 92,5 4 82,03 7,05 1,48 1,48 0,4311 0,0591 1,8925 2,346898,5 82,03 7,05 2,33 2,33 0,4902
4,8775
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =7,81
7,81
Karena 2
(hitung) < 2
(tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
Jumlah
4,8775
Kelas
Oi Me(X) S Z-score [Z-score]Interval
Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Eksperimen I (XI IPA 1)
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
å
k
1i i
2ii2
E
EO
122
14
1
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Kriteria yang digunakan
Rumus yang digunakan: Ho diterima jika 2
2 tabel
2
(a)(k-3)
No. batas Peluang Luas Ei (Oi-Ei)²Kelas kelas Untuk Z UntukZ Ei
1 67 - 72 66,5 7 77,07 6,87 -1,54 1,54 0,4381 0,1910 6,1126 0,1288
2 73 - 78 72,5 10 77,07 6,87 -0,67 0,67 0,2471 0,1646 5,2663 4,2549
3 79 - 84 78,5 8 77,07 6,87 0,21 0,21 0,0826 0,2779 8,8926 0,0896
4 85 - 90 84,5 3 77,07 6,87 1,08 1,08 0,3604 0,1143 3,6586 0,1186
5 91 - 96 90,5 1 77,07 6,87 1,96 1,96 0,4748 0,0229 0,7325 0,0977
6 97 - 102 96,5 0 77,07 6,87 2,83 2,83 0,4977 0,0022 0,0710 0,0710102,5 77,07 6,87 3,70 3,70 0,4999
4,7606
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81
7,81
Karena 2
(hitung) < 2
(tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
Jumlah
4,7606
KelasOi Me(X) S Z-score [Z-score]Interval
Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Eksperimen II (XI IPA 2)
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
å
k
1i
2
i2 O
i
i
E
E
Lampiran 15 123
13
3
Hipotesis
H0 :s2
1 = s2
2
H1 :s2
1 ≠ s2
2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 29 - 1 = 28
dk penyebut = nk -1 = 30 - 1 = 29
F (0.025)(28:29) =
Karena F berada pada daerah penerimaanHo, maka dapat disimpulkan bahwa varians
nilai post test kelas eksperimen I dan eksperimen II tidak berbeda
2,11
1,0556 2,1102 0,0000
F =49,76
= 1,055647,14
Varians (s2) 49,76 47,14
Standart deviasi (s) 7,05 6,87
n 30 29
x 82,03 77,07
Uji Kesamaan Dua Varians
Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Jumlah 2461,00 2235,00
Sumber variasiKelompok
Eksperimen I
Kelompok
Eksperimen II
Daerah penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
terkecilVarians
terbesarVarians F
Lampiran 16 124
13
3
Ho : =
Ha : ≠
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-1/2a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
30 -1 + 29 -1
30 + 29 - 2
=
-
1 1
30 29
Pada a = 5% dengan dk = 30 + 29 - 2 = 57 diperoleh t(0.95)(57) =
Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Hipotesis
m1 m2
m1 m2
Uji Hipotesis
Sumber variasi Kelas eksperimen I Kelas eksperimen II
Jumlah 2461 2235
n 30 29
x 82,03 77,07
6,962
Varians (s2) 49,76 47,14
Standart deviasi (s) 7,05 6,87
s =49,76 47,14
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata
nilai post-test antara kelas eksperimen I dengan eksperimen II
t =82,03 77,07
= 2,746,962
+
2,002
-2,74 -2,002 2,002 2,74
Daerah penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
21 n
1
n
1 s
xx t 21
2nn
1n1n s
21
222
211
ss
Lampiran 17 125
13
3
Hipotesis
Ho : m1 < m2
Ha : m1 > m2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
dimana
Ho diterima apabila t < t(1-a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
1 + 1
+ 2
1 1
30 29
Pada a = 5% dengan dk = 30 + 29 - 2 = 57 diperoleh t(0.95)(57) = 2,002
2,738
49,7575 29 47,1379
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata post-test kelas eksperimen I (XI IPA 1)
lebih baik daripada eksperimen II (XI IPA 2)
6,962088736 +
2,00247 2,738
t =82,03 77,07
=
Standart deviasi (s) 6,8657 7,0539
= 6,96208873630 29
s =30
x 77,07 82,03
Varians (s2) 47,1379 49,7575
n 29 30
Jumlah 2235,00 2461,00
Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Uji t Pihak Kanan) Data Post-Test
Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Sumber variasi Kelas XI IPA 2 (EKSPERIMEN II) Kelas XI IPA 1 (EKSPERIMEN I)
Daerah
penerimaan Ho
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan Ho
21 n
1
n
1 s
xx t 21
2nn
1n1n s
21
2
22
2
11
ss
Lampiran 18 126
13
3
Rumus
Y1 - Y2 pq
uSy
Keterangan
Y1 = Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I
Y2 = Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen II
Sy = Simpangan baku dari kedua kelompok
p = Proporsi pengamatan pada kelas eksperimen I
q = Proporsi pengamatan pada kelas eksperimen II
u =
normal baku menjadi bagian p dan q
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh:
Y1 =
Y2 =
Sy =
p =
q =
z = (diperoleh dari daftar F, Sudjana, 2005: 490)
Dari daftar tinggi ordinat normal baku, dengan Z = 0.02 diperoleh nilai
u = (diperoleh dari daftar E, Sudjana, 2005: 489)
Y1 - Y2 pq
uSy
- x
Rumus
KD = rb2 x 100%
Keterangan :
rb : nilai koefisien korelasi biserial
Dari data hasil analisis pengaruh treathment terhadap hasil belajar kimia diperoleh
rb =
sehingga KD :
KD = rb2 x 100%
= (0,45)2 x 100%
= x 100%
= %
20,25 %
0,45
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai rb = 0,45 dan berdasarkan data Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap
koefisien korelasi biserial (rb) dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran REACT berpengaruh sedang
terhadap hasil belajar kimia
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai KD =
0,2025
20,25
UJI KOEFISIEN DETERMINASI
82,03 77,07 0,51
= 0,45
82,03
77,07
Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas
Analisis Pengaruh Antar Variabel
0,49=
rb =
rb =
2,7763
6,96
0,51
0,49
0,02
0,3989
Lampiran 19 127
13
3
1 E1-1 83 1 E2-1 80
2 E1-2 70 2 E2-2 77
3 E1-3 83 3 E2-3 80
4 E1-4 77 4 E2-4 67
5 E1-5 80 5 E2-5 77
6 E1-6 77 6 E2-6 77
7 E1-7 83 7 E2-7 87
8 E1-8 80 8 E2-8 77
9 E1-9 87 9 E2-9 93
10 E1-10 77 10 E2-10 80
11 E1-11 87 11 E2-11 80
12 E1-12 90 12 E2-12 77
13 E1-13 77 13 E2-13 73
14 E1-14 83 14 E2-14 83
15 E1-15 80 15 E2-15 70
16 E1-16 83 16 E2-16 87
17 E1-17 93 17 E2-17 70
18 E1-18 87 18 E2-18 67
19 E1-19 93 19 E2-19 77
20 E1-20 73 20 E2-20 67
21 E1-21 63 21 E2-21 73
22 E1-22 73 22 E2-22 73
23 E1-23 93 23 E2-23 67
24 E1-24 83 24 E2-24 73
25 E1-25 93 25 E2-25 70
26 E1-26 80 26 E2-26 83
27 E1-27 83 27 E2-27 87
28 E1-28 83 28 E2-28 83
29 E1-29 80 29 E2-29 80
30 E1-30 87
Tuntas 86,7% Tuntas 62,07%
Tidak 13,33 Tidak 37,93%
KETUNTASAN KLASIKAL Eksperimen I : siswa yang tuntas sebanyak 26 dari 30 siswa
Eksperimen II : siswa yang tuntas sebanyak 18 dari 29 siswa
Tuntas Tuntas
Tidak Tuntas
Daftar Ketuntasan Belajar Klasikal
Kelas Eksperimen I (Kelas XI IPA 1) Kelas Eksperimen II (Kelas XI IPA 2)
No KodeNilai
PostesKriteria No Kode
Nilai
PostesKriteria
Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tuntas
Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas
Persentase Persentase
Jumlah 2461 Jumlah 2235
Rata-rata 82,03 Rata-rata 77,07
128
14
1
PEDOMAN PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
Jenis Penilaian : Afektif
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Tujuan : Mengamati dan menilai sikap serta keterampilan siswa dalam
pembelajaran kimia menggunakan strategi REACT
Aspek yang dinilai:
1 : Kehadiran siswa di kelas
2 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran
3 : Keaktifan siswa memberikan tanggapan
4 : Bertanggung jawab
5 : Disiplin dalam melaksanakan tugas
6 : Bekerjasama
7 : Kesopanan
Panduan Penilaian :
1 : Kehadiran siswa di kelas
Skor Kriteria
4 Siswa selalu hadir dalam kegiatan pembelajaran tepat pada waktunya
3 Siswa selalu hadir dalam kegiatan pembelajaran akan tetapi tidak tepat
waktu
2 Siswa tidak hadir dengan ijin yang jelas
1 Siswa tidak hadir tanpa ijin yang jelas
2 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Skor Kriteria
4 Siswa memperhatikan penjelasan guru, mencatat, dan memberikan
tanggapan
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat
2 Siswa hanya memperhatikan penjelasan guru, tetapi tidak mencatat
1 Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
Lampiran 20
129
14
1
3 : Keaktifan siswa memberikan tanggapan
Skor Kriteria
4 Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap materi secara mandiri
dengan baik
3 Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap materi dengan bantuan
teman
2 Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap materi dengan bantuan
guru
1 Siswa tidak memberikan tanggapan terhadap materi yang diajarkan
4 : Bertanggung jawab
Skor Kriteria
4 Siswa mampu berdiskusi, mengikuti pembelajaran, dan mengerjakan
tugas di kelas dengan baik
3 Siswa melakukan 2 dari 3 kegiatan tersebut
2 Siswa melakukan 1 dari 3 kegiatan tersebut
1 Siswa tidak melakukan perbuatan tersebut
5: Disiplin dalam tugas
Skor Kriteria
4 Siswa mengumpulkan tugas dengan benar dan tepat pada waktunya
3 Siswa mengumpulkan tugas tepat pada waktunya tetapi masih ada
kekeliruan
2 Siswa mengumpulkan tugas tidak tepat pada waktunya dan masih ada
kesalahan
1 Siswa tidak mengumpulkan tugas
6 : Bekerjasama
Skor Kriteria
4 Mampu bekerjasama dengan semua anggota kelompok
3 Hanya mampu bekerjasama dengan beberapa anggota kelompok
2 Hanya mampu bekerja dengan salah satu anggota kelompok
1 Siswa tidak mampu bekerja sama dengan anggota kelompok
130
14
1
7 : Kesopanan
Skor Kriteria
4 Siswa bersikap sopan dan santun terhadap guru dan siswa yang lainnya
baik dalam kelas maupun luar kelas
3 Siswa bersikap sopan dan santun terhadap guru dan siswa yang lainnya
baik tetapi hanya dalam kelas
2 Siswa bersikap sopan dan santun hanya terhadap guru di dalam kelas.
1 tidak bersikap sopan dan santun terhadap guru dan siswa lainnya baik
dalam kelas maupun luar kelas
Lampiran 21 131
14
1
1 2 3 4 5 6 7
1 UC-01 4 3 4 3 3 3 4
2 UC-02 3 3 3 3 3 3 4
3 UC-03 4 3 4 2 3 2 3
4 UC-04 4 3 3 3 3 3 4
5 UC-05 4 3 3 3 3 3 4
6 UC-06 4 3 3 3 3 4 4
7 UC-07 4 3 3 3 3 3 4
8 UC-08 4 2 4 2 2 3 3
9 UC-09 4 4 3 3 4 4 4
10 UC-10 4 3 3 3 4 3 3
1 2 3 4 5 6 7
1 UC-01 4 3 4 3 3 4 3
2 UC-02 4 3 3 3 3 3 4
3 UC-03 4 3 4 2 3 3 3
4 UC-04 4 3 3 4 3 3 4
5 UC-05 4 3 3 4 3 3 4
6 UC-06 4 3 3 3 3 4 4
7 UC-07 4 3 3 3 4 3 4
8 UC-08 4 2 4 3 2 3 3
9 UC-09 4 4 4 3 4 4 4
10 UC-10 4 3 4 3 3 3 3
Hasil Uji Coba Lembar Observasi Afektif
No Kode
Aspek yang dinilai
Pengamat I
No Kode
Aspek yang dinilai
Pengamat II
Lampiran 22 132
14
1
13
3
I II IIIRata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rata
1 E1-01 4 4 3 3,67 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 4 3 3 3,33 4 4 4 4,00 4 3 4 3,67 25,00 Tinggi
2 E1-02 3 4 4 3,67 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 23,33 Rendah
3 E1-03 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 2 2 3 2,33 3 3 3 3,00 2 3 3 2,67 3 3 3 3,00 22,00 Sangat Rendah
4 E1-04 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 24,00 Rendah
5 E1-05 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 3 3 3,33 3 4 4 3,67 4 3 3 3,33 4 3 4 3,67 4 4 4 4,00 25,00 Tinggi
6 E1-06 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 24,00 Rendah
7 E1-07 4 4 3 3,67 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 3 4 3 3,33 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 23,67 Rendah
8 E1-08 4 4 4 4,00 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 2 3 3 2,67 2 2 3 2,33 3 3 4 3,33 3 3 3 3,00 21,33 Sangat Rendah
9 E1-09 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 3 3 4 3,33 3 4 4 3,67 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 26,33 Sangat Tinggi
10 E1-10 4 4 3 3,67 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 3 3 4 3,33 4 3 3 3,33 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 23,00 Sangat Rendah
11 E1-11 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 26,67 Sangat Tinggi
12 E1-12 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 3 4 4 3,67 3 4 4 3,67 4 3 4 3,67 4 4 4 4,00 26,33 Sangat Tinggi
13 E1-13 3 4 4 3,67 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 4 3 4 3,67 4 4 4 4,00 25,00 Tinggi
14 E1-14 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 4 3 3 3,33 25,00 Tinggi
15 E1-15 3 4 4 3,67 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 25,00 Tinggi
16 E1-16 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 26,33 Sangat Tinggi
17 E1-17 4 3 4 3,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 3 4 3 3,33 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 26,00 Tinggi
18 E1-18 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 25,67 Tinggi
19 E1-19 4 3 4 3,67 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 26,33 Sangat Tinggi
20 E1-20 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 25,33 Tinggi
21 E1-21 3 3 4 3,33 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 23,33 Rendah
22 E1-22 4 4 4 4,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 2 3 3 2,67 3 2 3 2,67 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 21,67 Sangat Rendah
23 E1-23 4 3 3 3,33 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 3 3 4 3,33 3 4 3 3,33 4 4 3 3,67 3 3 3 3,00 24,00 Rendah
24 E1-24 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 26,33 Sangat Tinggi
25 E1-25 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 3 4 3 3,33 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 26,33 Sangat Tinggi
26 E1-26 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 23,67 Rendah
27 E1-27 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 4 3 3,33 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 23,67 Rendah
28 E1-28 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 2 3,33 4 4 4 4,00 4 3 4 3,67 4 4 4 4,00 25,00 Tinggi
29 E1-29 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 25,00 Tinggi
30 E1-30 4 4 3 3,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 4 3,33 4 3 3 3,33 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 26,00 Tinggi
3,8 3,8 3,8 3,81 3,2 3,2 3,2 3,23 3,3 3,4 3,6 3,42 3,1 3,4 3,7 3,41 3,5 3,6 3,5 3,52 3,2 3,4 3,8 3,48 3,8 3,8 3,8 3,80 24,68 Tinggi
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
Rata-rata
Kriteria
Rekapitulasi Nilai Afektif Kelas Eksperimen I
No KodeJumlah
SkorKriteria
Skor yang diperoleh tiap aspek
KesopananBekerjasamaKehadiran Siswa Aktivitas Siswa Keaktifan Siswa Disiplin TugasBertanggung
Jawab
Lamp
iran 23
13
4
I II IIIRata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rataI II III
Rata-
rata
1 EII-01 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 3 4 3,67 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 24,00 Rendah
2 EII-02 4 4 4 4,00 2 3 3 2,67 3 4 4 3,67 2 2 3 2,33 3 4 4 3,67 2 2 3 2,33 4 4 4 4,00 22,67 Rendah
3 EII-03 4 4 4 4,00 2 3 3 2,67 3 4 4 3,67 2 2 3 2,33 3 4 4 3,67 2 2 3 2,33 3 4 4 3,67 22,33 Sangat Rendah
4 EII-04 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 22,00 Sangat Rendah
5 EII-05 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 2 3 3 2,67 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 25,00 Tinggi
6 EII-06 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 24,67 Tinggi
7 EII-07 4 4 4 4,00 4 3 3 3,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 27,00 Sangat Tinggi
8 EII-08 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 24,00 Rendah
9 EII-09 4 4 4 4,00 4 3 3 3,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 27,33 Sangat Tinggi
10 EII-10 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 21,67 Sangat Rendah
11 EII-11 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 25,00 Tinggi
12 EII-12 3 4 4 3,67 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 2 3 3 2,67 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 23,67 Rendah
13 EII-13 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 2 3 3 2,67 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 22,33 Sangat Rendah
14 EII-14 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 25,67 Tinggi
15 EII-15 3 4 4 3,67 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 25,67 Tinggi
16 EII-16 4 4 4 4,00 4 3 3 3,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 4 4 3,67 4 4 4 4,00 26,00 Sangat Tinggi
17 EII-17 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 3 4 4 3,67 22,00 Sangat Rendah
18 EII-18 4 4 4 4,00 2 3 3 2,67 3 3 3 3,00 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 3 4 4 3,67 21,67 Sangat Rendah
19 EII-19 3 4 4 3,67 2 3 3 2,67 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 24,33 Tinggi
20 EII-20 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 24,33 Tinggi
21 EII-21 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 4 4 4 4,00 24,33 Tinggi
22 EII-22 4 4 4 4,00 2 3 3 2,67 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 4 4 3,67 24,33 Tinggi
23 EII-23 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 4 3,33 2 2 2 2,00 3 3 3 3,00 2 3 3 2,67 3 4 4 3,67 21,67 Sangat Rendah
24 EII-24 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 24,00 Rendah
25 EII-25 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 3 4 3 3,33 3 4 4 3,67 23,00 Rendah
26 EII-26 4 4 4 4,00 4 3 3 3,33 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 25,33 Tinggi
27 EII-27 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 25,00 Tinggi
28 EII-28 3 4 4 3,67 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 25,67 Tinggi
29 EII-29 3 4 4 3,67 3 3 3 3,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 3 3 3 3,00 4 4 4 4,00 4 4 4 4,00 24,67 Tinggi
3,8 4 4 3,94 3 3 3 2,99 3,1 3,2 3,4 3,25 3,4 3,4 3,5 3,43 3,1 3,3 3,3 3,22 3,2 3,3 3,6 3,38 3,7 4 4 3,91 24,11 Tinggi
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
San
gat
Tin
gg
i
Rata-rata
Rekapitulasi Nilai Afektif Kelas Eksperimen II
No Kode
Skor yang diperoleh tiap aspek
Skor
TotalKriteria
Kehadiran Siswa Aktivitas Siswa Keaktifan SiswaBertanggung
JawabDisiplin Tugas Bekerjasama Kesopanan
Kriteria
Lamp
iran 24
135
13
4
PEDOMAN PENILAIAN PSIKOMOTORIK
Jenis Penilaian : Psikomotorik
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pokok : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Judul Praktikum : Mengamati zat yang sukar larut dalam air dan pengaruh ion sejenis
terhadap kelarutan
Tujuan : Mengamati sikap dan keterampilan siswa dalam kegiatan
praktikum
Aspek yang dinilai:
1 : Melaksanakan prosedur percobaan
2 : Mengamati perubahan yang terjadi
3 : Bekerjasama dengan anggota kelompok
4 : Mendiskusikan hasil percobaan
5 : Menyusun laporan praktikum
6 : Menuliskan hasil pengamatan
7 : Menarik kesimpulan
8 : Mempersiapkan alat dan bahan
9 : Mengecek kebersihan alat
10: Mengetahui fungsi alat & bahan
Panduan Penilaian:
1 : Melaksanakan prosedur percobaan
Skor Kiteria
1 Tidak dapat melakukan percobaan
2 Melakukan percobaan dengan bantuan orang lain tanpa melihat petunjuk praktikum
3 Dapat melakukan percobaan dengan melihat petunjuk prkatikum
4 Dapat melakukan percobaan secara mandiri tanpa melihat petunjuk praktikum
Lampiran 25
136
13
4
2 : Mengamati perubahan yang terjadi
Skor Kiteria
1 Tidak dapat melakukan pengamatan
2 Dapat melakukan pengamatan dan mencatat hasil percobaan dengan bantuan guru
3 Dapat melakukan pengamatan dan mencatat hasil percobaan secara mandiri, namun
kurang tepat
4 Dapat melakukan pengamatan dan mencatat hasil percobaan secara mandiri
3 : Bekerjasama dengan anggota kelompok
Skor Kiteria
1 Tidak dapat bekerjasama dalam kelompok
2 Tidak dapat bekerjasama dalam kelompok, tetapi bekerjasama diluar kelompok
3 Dapat bekerjasama dengan baik hanya dengan beberapa anggota kelompok
4 Dapat bekerjasama dengan baik dengan semua anggota kelompok
4 : Mendiskusikan hasil percobaan
Skor Kiteria
1 Tidak mendiskusikan hasil percobaan
2 Tidak mendiskusikan hasil percobaan dalam kelompok, tetatpi diluar kelompok
3 Mediskusikan hasil percobaan hanya dengan beberapa anggota kelompok
4 Mendiskusikan hasil percobaan dengan semua anggota kelompok
5 : Menyusun laporan praktikum
Skor Kiteria
1 Tidak menyusun laporan praktikum
2 Menyusun laporan praktikum, namun kurang lengkap
3 Menyusun laporan praktikum dengan lengkap, namun tidak sistematis
4 Menyusun laporan praktikum secara lengkap dan sitematis
137
13
4
6 : Menuliskan hasil pengamatan
Skor Kiteria
1 Tidak menuliskan hasil pengamatan
2 Hasil pengamatan tidak dituliskan pada lembar pengamatan
3 Menuliskan hasil pengamatan pada lembar pengamatan, tetapi kurang lengkap
4 Menuliskan hasil pengamatan pada lembar pengamatan secara lengkap
7 : Menarik kesimpulan
Skor Kiteria
1 Tidak membuat kesimpulan
2 Membuat kesimpulan dengan bantuan guru
3 Memberikan kesimpulan secara mandiri, tetapi kurang lengkap
4 Memberikan kesimpulan secara mandiri dengan lengkap
8 : Mempersiapkan alat dan bahan
Skor Kiteria
1 Tidak dapat mempersiapkan alat dan bahan
2 Mempersiapkan alat dan bahan dengan bantuan guru
3 Mempersiapkan alat dan bahan secara mandiri, tetapi kurang lengkap
4 Mempersiapkan alat dan bahan secara mandiri
9 : Mengecek kebersihan alat
Skor Kiteria
1 Tidak membersihkan alat
2 Hanya membersihkan alat ketika sudah melakukan percobaan
3 Membersihkan alat baik sebelum dan sesudah percobaan, tetapi tidak merapikan
tempat
4 Membersihkan alat dan merapikan tempat serta mengembalikan ke tempat semula
138
13
4
10: Mengetahui fungsi alat & bahan
Skor Kiteria
1 Tidak terampil menggunakan alat dan bahan yang tersedia
2 Menggunakan alat dan bahan secara berlebihan
3 Menggunakan alat dengan bantuan guru
4 Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya
Lampiran 26 139
13
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UC-01 3 4 3 3 4 4 1 4 3 4
2 UC-02 2 3 3 3 4 4 1 4 4 4
3 UC-03 3 4 3 3 4 4 1 4 3 4
4 UC-04 3 4 3 3 4 4 1 4 3 4
5 UC-05 2 3 3 3 4 4 1 4 4 3
6 UC-06 2 1 2 3 4 4 1 3 3 3
7 UC-07 2 3 3 3 4 4 1 3 3 4
8 UC-08 1 1 1 3 4 4 1 3 3 1
9 UC-09 3 4 3 3 4 4 1 3 2 4
10 UC-10 3 4 3 3 4 4 1 3 2 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UC-01 3 4 4 4 4 3 1 2 4 4
2 UC-02 3 4 4 4 3 2 1 2 4 4
3 UC-03 4 4 4 4 3 2 1 2 4 4
4 UC-04 3 4 4 4 4 3 1 2 4 4
5 UC-05 3 4 4 3 3 2 1 2 4 4
6 UC-06 2 1 4 3 2 1 1 2 3 1
7 UC-07 3 4 4 3 3 2 1 2 3 4
8 UC-08 2 3 4 3 3 4 1 2 3 4
9 UC-09 2 4 4 3 3 2 1 2 3 4
10 UC-10 3 3 4 3 3 2 1 2 3 4
Aspek yang dinilai
Pengamat IINo Kode
Hasil Uji Coba Lembar Observasi Psikomotorik
No Kode
Aspek yang dinilai
Pengamat I
Lampiran 27 140
13
4
14
1 Lam
piran
28
I IIRata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rata
1 EI-01 4 3 3,5 3 3 3 4 3 3,5 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 35 Tinggi
2 EI-02 4 4 4 2 3 2,5 3 4 3,5 3 4 3,5 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 Tinggi
3 EI-03 4 3 3,5 3 3 3 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 3 4 3,5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 35 Tinggi
4 EI-04 2 3 2,5 2 3 2,5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 2 3 2,5 31 Sangat Rendah
5 EI-05 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 Sangat Tinggi
6 EI-06 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 33 Rendah
7 EI-07 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 36 Tinggi
8 EI-08 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 2 3 2,5 29 Sangat Rendah
9 EI-09 4 4 4 3 3 3 4 3 3,5 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 3,5 3 4 3,5 34 Rendah
10 EI-10 4 4 4 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 Tinggi
11 EI-11 4 4 4 3 4 3,5 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 36,5 Tinggi
12 EI-12 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 3 4 3,5 35,5 Tinggi
13 EI-13 3 4 3,5 3 3 3 4 3 3,5 4 3 3,5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 2 3 2,5 32,5 Sangat Rendah
14 EI-14 3 4 3,5 3 4 3,5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35 Tinggi
15 EI-15 4 4 4 3 3 3 4 3 3,5 4 3 3,5 4 3 3,5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35,5 Tinggi
16 EI-16 4 3 3,5 3 4 3,5 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 36 Tinggi
17 EI-17 4 3 3,5 2 3 2,5 3 3 3 3 3 3 4 3 3,5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 33,5 Rendah
18 EI-18 3 3 3 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37,5 Sangat Tinggi
19 EI-19 4 4 4 3 4 3,5 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 4 3 3,5 36,5 Tinggi
20 EI-20 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37 Tinggi
21 EI-21 4 3 3,5 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 34 Rendah
22 EI-22 3 3 3 4 3 3,5 4 4 4 4 3 3,5 1 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 Rendah
23 EI-23 4 3 3,5 2 3 2,5 3 4 3,5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 35 Tinggi
24 EI-24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 38 Sangat Tinggi
25 EI-25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 38 Sangat Tinggi
26 EI-26 4 4 4 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 1 1 1 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 34 Rendah
27 EI-27 3 3 3 2 3 2,5 4 4 4 4 4 4 1 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 31 Sangat Rendah
28 EI-28 3 3 3 4 3 3,5 4 4 4 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3,5 35 Tinggi
29 EI-29 3 4 3,5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1,5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 35 Tinggi
30 EI-30 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35 Tinggi
3,6 3,5 3,55 3,2 3,2 3,23 3,8 3,5 3,65 4 3 3,62 3 3 3,3 3,5 4 3,5 2,9 2,9 2,87 4 4 4 3,83 3,5 3,67 3,43 3,6 3,52 34,883 Tinggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
Mengetahui fungsi
alat dan bahan
Mengecek kebersihan
alat
Rata-rata
Kriteria
Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen I
Menarik
kesimpulan
Mempersiapkan
alat dan bahanNo Kode KriteriaJumlah
skor
Melaksanakan
prosedur
percobaan
Mengamati
perubahan yang
terjadi
Bekerjasama
dengan anggota
kelompok
Mendiskusikan
hasil percobaan
Menyusun
laporan
praktikum
Menuliskan hasil
(laporan
sementara)
Skor yang diperoleh tiap aspek
Lamp
iran 24
14
2 Lam
piran
29
I IIRata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rataI II
Rata-
rata
1 EII-01 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 2 1,5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 32,5 Rendah
2 EII-02 3 4 3,5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3,5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 32 Rendah
3 EII-03 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 3 4 3,5 4 3 3,5 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 34,5 Tinggi
4 EII-04 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 2 1,5 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 32 Rendah
5 EII-05 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3,5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37,5 Sangat Tinggi
6 EII-06 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 1 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 33 Rendah
7 EII-07 4 4 4 3 4 3,5 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 36 Sangat Tinggi
8 EII-08 4 4 4 3 4 3,5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1,5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 33 Rendah
9 EII-09 2 3 2,5 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3,5 3 4 3,5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 30,5 Sangat Rendah
10 EII-10 4 4 4 2 3 2,5 3 3 3 3 4 3,5 4 3 3,5 4 3 3,5 3 4 3,5 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 35 Tinggi
11 EII-11 4 3 3,5 1 4 2,5 3 4 3,5 3 4 3,5 4 3 3,5 4 3 3,5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35 Tinggi
12 EII-12 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 3 3 3 4 3 3,5 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 34,5 Tinggi
13 EII-13 4 4 4 4 3 3,5 4 3 3,5 3 3 3 4 3 3,5 3 3 3 3 2 2,5 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 34,5 Tinggi
14 EII-14 3 4 3,5 2 3 2,5 3 3 3 3 4 3,5 4 4 4 4 3 3,5 3 4 3,5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35,5 Tinggi
15 EII-15 4 3 3,5 3 2 2,5 4 3 3,5 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 3 4 3,5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35,5 Tinggi
16 EII-16 4 4 4 2 3 2,5 3 4 3,5 3 4 3,5 3 3 3 4 3 3,5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 34 Tinggi
17 EII-17 4 3 3,5 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2,5 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 34 Tinggi
18 EII-18 3 3 3 2 2 2 3 4 3,5 3 4 3,5 3 3 3 4 3 3,5 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 2 2 2 31 Sangat Rendah
19 EII-19 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 2 1,5 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32,5 Rendah
20 EII-20 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3,5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 35,5 Tinggi
21 EII-21 3 3 3 2 3 2,5 4 3 3,5 3 4 3,5 1 2 1,5 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 29,5 Sangat Rendah
22 EII-22 3 3 3 3 3 3 4 3 3,5 3 3 3 4 3 3,5 3 3 3 1 2 1,5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32,5 Rendah
23 EII-23 3 3 3 3 3 3 3 4 3,5 3 3 3 4 3 3,5 4 3 3,5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 34,5 Tinggi
24 EII-24 3 3 3 3 3 3 4 3 3,5 4 3 3,5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 34 Tinggi
25 EII-25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 33 Rendah
26 EII-26 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 3 3 3 3 4 3,5 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 33 Rendah
27 EII-27 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 33 Rendah
28 EII-28 4 4 4 3 3 3 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3,5 4 4 4 4 3 3,5 4 3 3,5 36 Sangat Tinggi
29 EII-29 4 4 4 2 3 2,5 3 3 3 3 4 3,5 4 4 4 4 3 3,5 3 4 3,5 4 4 4 4 3 3,5 4 3 3,5 35 Tinggi
3,5 3,4 3,5 3 3,2 3,1 3,7 3,6 3,6 3,3 3,5 3,4 3,4 3,2 3,3 3,3 3 3,2 2,5 2,8 2,7 4 4 4 3,9 3,6 3,7 3,4 3,3 3,4 33,741 Tinggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
San
gat
Tin
ggi
Rata-rata
Kriteria
Kriteria
Menuliskan hasil
(laporan
sementara)
Menarik
kesimpulan
Mempersiapkan
alat dan bahan
Skor yang diperoleh tiap aspek
Mengecek
kebersihan alat
Mengetahui
fungsi alat dan
bahan
Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen II
No KodeJumlah
skor
Melaksanakan
prosedur
percobaan
Mengamati
perubahan yang
terjadi
Bekerjasama
dengan anggota
kelompok
Mendiskusikan
hasil percobaan
Menyusun
laporan
praktikum
Lampiran 30 143
14
1
ANGKET PENDAPAT SISWA TENTANG PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN
STRATEGI REACT
Nama : No. Presensi : Kelas :
I. Petunjuk pengisian
1. Bacalah semua pernyataan dengan teliti dan cermat.
2. Pilih satu kriteria yang sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda (√) pada
salah satu kriteria skor.
3. Tanyakan jika ada yang kurang jelas
4. Keterangan kriteria skor:
TS : tidak setuju
KS : kurang setuju
S : setuju
SS : sangat setuju
No. Pernyataan Pendapat Anda
TS KS S SS
1. Saya tertarik mengikuti pelajaran kimia materi pokok
kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan strategi REACT
2. Saya merasa senang mengikuti pelajaran kimia materi pokok
kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan strategi REACT
3. Saya senang dengan pelajaran kimia karena bermanfaat bagi
kehidupan
4.
Strategi pembelajaran REACT dapat memudahkan saya
memahami konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan
baik
5. Strategi pembelajaran REACT dapat meningkatkan
keterampilan proses sains saya
6. Strategi pembelajaran REACT dapat meningkatkan cara
berpikir saya dalam memecahkan masalah
7. Guru melibatkan saya dalam proses pembelajaran
8. Saya tidak segan bertanya kepada guru jika ada konsep yang
belum jelas
9. Guru kimia saya mau membantu saya saat menghadapi
kesulitan dalam memahami materi
10. Guru menguasai materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
dengan baik
11. Guru mampu mengkondisikan kelas dengan baik
12. Saya menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan
percaya diri
14
2 Lam
piran
29
13. Saya mengerjakan soal ulangan atau tes dengan kemampuan
saya sendiri
14. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
sungguh-sungguh
15. Saya mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu
16.
Dengan strategi pembelajaran REACT, saya mengerti
beberapa penerapan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan
dalam kehidupan sehari-hari.
17. Saya bersemangat melakukan kegiatan praktikum dalam
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
18. Saya merasa senang bisa membuktikan apa yang saya
pelajari melalui praktikum
19. Strategi pembelajaran REACT dapat meningkatkan tanggung
jawab saya dalam kelompok
20. Strategi pembelajaran REACT dapat memotivasi saya untuk
aktif dalam pembelajaran.
Keterangan:
presentase skor = skor yang diperoleh
skor maksimal× 100%
Kriteria presentase skor :
Sangat Baik (SB) : bila 85 % < % skor ≤ 100 %
Baik (B) : bila 70 % < % skor ≤ 85 %
Cukup (C) : bila 55 % < % skor ≤ 70 %
Kurang (K) : bila 40 % < % skor ≤ 55 %
Sangat Kurang (SK) : bila 25 % < % skor ≤ 40 %
14
5 Lam
piran
31
1 SS S TS STS 2 SS S TS STS 3 SS S TS STS 4 SS S TS STS 5 SS S TS STS 6 SS S TS STS 7 SS S TS STS 8 SS S TS STS 9 SS S TS STS 10 SS S TS STS 11 SS S TS STS
1 EI-01 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
2 EI-02 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
3 EI-03 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
4 EI-04 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0
5 EI-05 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
6 EI-06 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
7 EI-07 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
8 EI-08 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
9 EI-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
10 EI-10 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0
11 EI-11 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
12 EI-12 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
13 EI-13 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
14 EI-14 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
15 EI-15 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
16 EI-16 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
17 EI-17 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
18 EI-18 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
19 EI-19 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
20 EI-20 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
21 EI-21 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
22 EI-22 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
23 EI-23 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
24 EI-24 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
25 EI-25 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
26 EI-26 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
27 EI-27 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
28 EI-28 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0
29 EI-29 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0
30 EI-30 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0
Jumlah 3 21 6 0 2 28 0 0 14 16 0 0 4 20 6 0 3 23 4 0 4 21 5 0 8 19 2 1 3 24 3 0 11 17 2 0 7 22 1 0 1 19 10 0
Presentase 10 70 20 0 7 93 0 0 47 53 0 0 13 67 20 0 10 77 13 0 13 70 17 0 27 63 7 3 10 80 10 0 37 57 7 0 23 73 3 0 3 63 33 0
NoKode
Responden
Nomor Aspek Tanggapan
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN KIMIA KELOMPOK EKSPERIMEN I
14
6
12 SS S TS STS 13 SS S TS STS 14 SS S TS STS 15 SS S TS STS 16 SS S TS STS 17 SS S TS STS 18 SS S TS STS 19 SS S TS STS 20 SS S TS STS y
3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 55 68,75 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 57 71,25 baik
2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 65 81,25 sangat baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 55 68,75 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 64 80 sangat baik
2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 56 70 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 64 80 sangat baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 61 76,25 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 65 81,25 sangat baik
2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 65 81,25 sangat baik
4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 63 78,75 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 66 82,5 sangat baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 61 76,25 baik
2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 56 70 baik
2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 57 71,25 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 62 77,5 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 56 70 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 58 72,5 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 62 77,5 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 61 76,25 baik
2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1 0 0 0 53 66,25 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 60 75 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 58 72,5 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 68 85 sangat baik
4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 62 77,5 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 61 76,25 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 59 73,75 baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 65 81,25 sangat baik
4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 64 80 sangat baik
3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 68 85 sangat baik
3 21 6 0 2 27 1 0 3 25 2 0 2 23 5 0 4 23 3 0 5 24 1 0 6 24 0 0 1 28 0 1 5 22 3 0 0 76,125 baik
10 70 20 0 7 90 3 0 10 83 7 0 7 77 17 0 13 77 10 0 17 80 3 0 20 80 0 0 3 93 0 3 17 73 10 0 0 26,2231
KETNomor Aspek Tanggapan
Y
147
14
6
DOKUMENTASI PENELITIAN
Kegiatan Belajar Mengajar Kelas Eksperimen I
Kegiatan Belajar Mengajar Kelas Eksperimen II
Guru membimbing siswa berdiskusi
Lampiran 32
148
14
6
Siswa mengerjakan soal di depan kelas
Siswa melakukan percobaan
Observer menilai keterampilan praktikum siswa
Lampiran 33 149
14
6