limfosit

4
imfosit Sel berukuran kecil dengan nukleus besar bulat yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu limfosit B (berperan dalam antibodi-mediated immunity: imunitas yang diperantarai antibodi) dan limfosit T (berperan dalam cell-mediated immunity: imunitas yang diperantarai sel) Respon imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon terhadap masuknya patogen atau antigen tertentu dalam tubuh berupa produksi sel-sel atau zat kimia. Respon imun dibedakan menjadi: Respon imun non-spesifik Respon imun spesifik Respon Imun Non-Spesifik Respon timbul terhadap jaringan tubuh yang rusak atau terluka, bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri, contohnya: tergores, terpotong, terbakar, atau patogen yang berhasil menembus pertahanan tubuh. Respon imun ini berupa inflamasi dan fagositosis. Inflamasi (pembengkakan jaringan) Reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan dengan mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses penyembuhan, contohnya: luka, gigitan serangga, atau cedera. Reaksi ini juga memberikan informasi kepada komponen sistem imun lain tentang adanya infeksi. Tanda-tandanya: Ø Timbul warna kemerahan. Disebabkan oleh pembuluh darah yang membesar, meningkatkan aliran darah ke area jaringan yang rusak. Ø Timbul panas. Disebabkan aliran darah yang lebih cepat. Ø Terjadi pembengkakan. Aliran darah yang meningkat menyebabkan makin banyak cairan jaringan yang masuk ke dalam jaringan yang rusak, menyebabkan jaringan membengkak.

Upload: wahyu-van-houtten

Post on 03-Feb-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

imun

TRANSCRIPT

Page 1: limfosit

imfosit

    Sel berukuran kecil dengan nukleus besar bulat yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu limfosit B (berperan dalam antibodi-mediated immunity: imunitas yang diperantarai antibodi) dan limfosit T (berperan dalam cell-mediated immunity: imunitas yang diperantarai sel)

     Respon imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon terhadap masuknya patogen atau antigen tertentu dalam tubuh berupa produksi sel-sel atau zat kimia. Respon imun dibedakan menjadi:

Respon imun non-spesifik

Respon imun spesifik

Respon Imun Non-Spesifik

Respon timbul terhadap jaringan tubuh yang rusak atau terluka, bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri, contohnya: tergores, terpotong, terbakar, atau patogen yang berhasil menembus pertahanan tubuh. Respon imun ini berupa inflamasi dan fagositosis.

Inflamasi (pembengkakan jaringan)

    Reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan dengan mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses penyembuhan, contohnya: luka, gigitan serangga, atau cedera. Reaksi ini juga memberikan informasi kepada komponen sistem imun lain tentang adanya infeksi. Tanda-tandanya:

Ø      Timbul warna kemerahan. Disebabkan oleh pembuluh darah yang membesar, meningkatkan aliran darah ke area jaringan yang rusak.

Ø      Timbul panas. Disebabkan aliran darah yang lebih cepat.

Ø      Terjadi pembengkakan. Aliran darah yang meningkat menyebabkan makin banyak cairan jaringan yang masuk ke dalam jaringan yang rusak, menyebabkan jaringan membengkak.

Ø      Timbul rasa sakit. Jaringan yang membengkak menekan reseptor dan saraf. Selain itu, zat kimia yang dihasilkan oleh sel-sel di area jaringan rusak juga menstimulasi saraf.

Fagositosis

    Dilakukan oleh neutrofil dan monosit. Fagositis berupa penelanan patogen lalu mencernanya dengan enzim litik di vakuola sitoplasma sel tersebut.

Page 2: limfosit

Respon Imun Spesifik

Respon imun spesifik melindungi tubuh dari serangan pathogen dan juga memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh sendiri. Respon ini timbul dari dua sistem berbeda yang saling bekerja sama, yaitu antibody-mediated immunity dan cell-mediated immunity

Antibody-mediated immunity

     Antibodi menyerang pathogen sebelum masuk ke dalam sel tubuh. Senyawa tersebut juga bereaksi terhadap zat-zat toksin dan protein “asing”. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B dan teraktivasi bila mengenali antigen yang terdapat pada permukaan sel pathogen, dengan bantuan sel limfosit T.  Terdapat 3 jenis limfosit B, yaitu:

Ø      Sel B plasma mensekresikan antibodi ke sistem sirkulasi tubuh Setiap antibodi sifatnya spesifik terhadap satu antigen patogenik. Sel plasma memproduksi antibodi dengan sangat cepat, yaitu sekitar 2000 per detik untuk tiap sel. Sel plasma yang aktif dapat hidup selama 4-5 hari.

Ø      Sel B memori  mengingat suatu antigen yang spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat bila terjadi infeksi kedua. Sel ini hidup untuk waktu yang lama dalam darah.

Ø      Sel B pembelah menghasilkan lebih banyak lagi sel-sel limfosit B

Setelah infeksi berkahir, sel B akan mati. Serangkaian respon tersebut dinamakan respon imun primer.

     Meskipun demikian, sel-sel B yang telah mengingat patogen yang menginfeksi masih tetap hidup untuk beberapa tahun. Jika patogen yang sama menginfeksi, sel B tersebut akan membelah menghasilkan sel B aktif dalam jumlah besar. Respon tersebut dinamakan respon imun sekunder. (respon sekunder lebih cepat dan efektif dibandingkan respon primer)

Cell-mediated immunity

Page 3: limfosit

    Sel limfosit T mematikan beberapa mikroorganisme. Namun, kebanyakan menyerang sel-sel tubuh yang terinfeksi. Tubuh menggunakan respon imun ini untuk berhadapan dengan parasit multiseluler, fungi, sel-sel kanker, dan menyerang jaringan/organ transplan yang dianggap sel ”asing”. Sel ini juga bereaksi terhadap antigen yang spesifik. Saat patogen menginfeksi, setiap antigen yang ada di permukaan sel patogen akan menstimulasi limfosit T untuk membelah membentuk klon. Beberapa klon akan menjadi sel-sel memori yang tetap bertahan untuk mempersiapkan respon imun sekunder jika patogen yang sama menyerang. Klon lainnya akan berkembang jadi salah satu dari 3 jenis sel T, yaitu:

Ø      Sel T pembantu mengontrol komponen respon imun spesifik lainnya, menstimulasi sel B untuk membelah dan memproduksi antibodi, mengaktivasi sel T lainnya, dan mengaktivasi makrofag.

Ø      Sel T pembunuh menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan sel patogen yang relatif besar secara langsung. Sel T pembunuh akan melubangi sel lawannya sampai kehilangan sitoplasma dan mati

Ø      Sel T supresor menurunkan dan menghentikan respon imun ketika respon imun sudah lebih dari yang diperlukan atau infeksi telah diatasi. Mekanisme tersebut penting, sebab jika tubuh terus menerus memproduksi antibodi dan menstimulasi sel B dan sel T untuk terus membelah, bahkan ketika tidak dibutuhkan, komponen sitem imun tersebut dapat merusak jaringan tubuh sendiri.