linda mayasari s. f0207083 - eprints.uns.ac.id · dengan ucapan syukur. (filipi 4:6) 5. tuhan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA,
NILAI TUKAR RUPIAH, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN PRODUKSI
INDUSTRI TERHADAP HARGA SAHAM BLUE CHIP
STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
DISUSUN OLEH :
LINDA MAYASARI S.
F0207083
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
1. Tuhan yang memulai pekerjaan baik di antara kita akan meneruskannya sampai akhir (Filipi 1:6)
2. Tuhan tidak mendengarkan doa-doa dari pemalas (St. Sixtus I)
3. Cukuplah Kasih Karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahan Kuasa-Ku menjadi sempurna (2Korintus 12:9)
4. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)
5. Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pkh 3:11)
6. Tidak ada kegagalan kecuali kalau tidak terus mencoba. (Alice Adam)
7. “Menjauhlah dari orang-orang yang mencoba untuk meremehkan ambisi anda! Orang-orang kerdil selalu melakukan hal itu, tetapi orang yang memang hebat membuat anda merasa bahwa anda pun bisa menjadi hebat” (Mark Twain)
8. “Masa depan adalah milik mereka yang percaya akan keindahan impian-impian mereka” (Eleanor Roosevelt)
9. “Semangat manusia lebih kuat daripada segala sesuatu yang terjadi padanya” (C.C. Scott)
10. Berhasil atau tidak, itu adalah takdir Tuhan, yang bisa kita lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kita miliki. (penulis)
11. Kita memang pantas bangga mempunyai orang tua yang luar biasa, tapi sebaiknya kita menjadi anak yang luar biasa yang dapat dibanggakan oleh orang tua kita. (penulis)
12. Berfikirlah seperti anak kecil yang menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Tapi berusahalah dan bekerja keraslah seperti orang dewasa yang tak kenal menyerah. (penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini Penulis Persembahkan untuk :
1. Bapakku, ayah nomer 1 di dunia dan Ibuku, ibu terbaik sepanjang masa.
Terimakasih atas pengorbanan, perjuangan kalian dalam mendidikku.
Terimakasih atas dukungan kalian selalu dan kepercayaan yang telah kalian
berikan kepadaku. Terimakasih atas kasih sayang dan cinta kalian padaku.
Kalianlah yang terhebat dalam hidupku.
2. My Twin sister (mbak Ning dan mbak Nik) dan my brother (mas Bayu)
terimakasih untuk motivasi dan cinta kalian padaku.
3. Sahabat-sahabatku Datin dan Hanida bersama kita menjadi Trio Little-little.
Terimakasih selalu menjadi sahabat yg baik semoga persahabatan kita awet
sampai nenek-nenek. Best Friend Forever!!!
4. Keponakan-keponakanku, Ricky, Ela, Anggie, Gaby, Elin yang bisa dijadikan
penghilang kejenuhan. Loph u full..
5. RKC On the Move untuk Nova, Agus, Yoga, Rendi, Lestyo, Rizal, semoga on the
move kita tetap berlanjut walau kita udah lulus dan untuk Agus dan Retna
makasih tebengannya selama aku belum punya motor.
6. Teman-teman Manajemen semuanya khususnya Manajemen Keuangan
angkatan 2007
7. Komunitas dan Paguyuban yang membuat aku terus tumbuh dewasa. Terima
kasih teman-teman Lektor atas doanya. Terima kasih juga untuk OMK (Orang
Muda Katolik) Paroki San Inigo Dirjodipuran, terima kasih telah mempercayakan
jabatan KETUA ini padaku. Buat Paula, Sisilia, Permata, Rian, Rendy, Dita, Galih,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
makasih dukungannya selama ini. Makasih buat Romo-Romo yang mendoakan
Linda, untuk Romo Bondan, Romo Heru, Romo Hadi, Romo Budi serta Frater
Dedi.
8. Makasih untuk Radio Kesayanganku SAS FM, makasih buat Pak Roni dan Mbak
Indri atas bantuannya dan dukungannya. Untuk Kru Sangkristi SAS FM (Yohanes,
Ignatius, Bu eli, Mbak Ursula, dll) Makasih doa-doanya. Untuk DJ SAS FM untuk
mas Dewa dan Alinda makasih udah mau aku ganggu dan aku repotin.
9. Kakak-kakak tingkatku yang senantiasa meluangkan waktu untuk sharing
denganku, mbak Anggra dan mas Mikha. Makasih juga untuk mbak Yessi, Mas
Nando, Mbak Ratih, Mas Fani, Mbak Nurmah, dll yang udah membantu dan
mendukung selama aku kuliah.
10. Makasih untuk semuanya saja yang Linda kenal dan udah Linda repotin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera Bagi kita semua,
Teriring salam dan do’a semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan
berkat-Nya kepada kita semua. Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
bimbingan dan penyertaan Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai
Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar, Dan Produksi Industri Terhadap
Harga Saham Blue Chip Studi Pada Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2005-
2009” penulis sangat berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan penelitian selanjutnya.
Berhasilnya penulisan skripsi ini adalah berkat bantuan, dukungan dan perhatia
banyak pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
membantu penelitian ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada:
1. Prof. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Endang Suhari, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Reza Rahardian, S.E, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Univesitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Drs. Harmadi, MM selaku pembimbing Skripsi yang telah banyak
meluangkan waktunya guna memberikan pengarahan, petunjuk,
bimbingan yang sangat berguna dalam pnyusunan skripsi ini
5. Lilik Wahyudi, selaku Pembimbing Akademik
6. Bapak-ibu dosen yang telah membimbing selama ini. Khususnya Pak
Juan yang telah banyak membantu.
7. Mbak Emy di IPOT yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.
8. Keluarga yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan
kepada penulis
9. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penulisan skripsi ini, baik dalam proses penulisan maupun hasil. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Akhir kata penulis mohon maaf atas semua kesalahan dan
semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tuhan
memberkati.
Surakarta, Maret 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................................iii
HALAMAN MOTTO . .......................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................................vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................xiii
ABSTRAK ......................................................................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................1
B. Perumusan Masalah ......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi..................... ....................................................................................8
B. Pasar Modal............ .......................................................................................9
C. Saham............................................................................................................14
D. Penilaian Harga Saham .................................................................................24
E. Indeks Harga Saham......................................................................................25
F. Analisis Investasi Saham................................................................................29
G. Inflasi.............................................................................................................32
H. Tingkat Suku Bunga.......................................................................................35
I. Nilai Tukar Rupiah.........................................................................................36
J. Jumlah Uang Beredar....................................................................................39
K. Produksi Industri...........................................................................................40
L. Penelitian Terdahulu.....................................................................................41
M. Kerangka Pemikiran......................................................................................45
N. Hipotesis.......................................................................................................46
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan sampel..................................................................................47
B. Metode pengumpulan data . .....................................................................49
C. Definisi Operasional Variabel......................................................................50
D. Bentuk Analisis Data..................................................................................51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data . .............................................................................................56
B. Pengolahan data . ........................................................................................60
1. Uji normalitas data . ........................................................................60
2. Uji asumsi klasik ..............................................................................62
C. Pengujian hipotesis . ....................................................................................67
D. Interpretasi hasil ..........................................................................................71
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................73
B. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 74
C. Saran .............................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel III.1 Daftar Perusahaan Sampel...............................................................48
Tabel IV.1 Daftar Perusahaan LQ-45............................................................... 58
Tabel IV.2 Deskripsi Data................................................................................ 59
Tabel IV.3 Uji Normalitas ............................................................................... 60
Tabel IV.4 Uji Normalitas .................................................................................62
Tabel IV.5 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 63
Tabel IV.6 Uji Autokorelasi ..............................................................................64
Tabel IV.7 Uji Autokorelasi ..............................................................................64
Tabel IV.8 Uji Normalitas Residual...................................................................66
Tabel IV.9 Uji F .................................................................................................68
Tabel IV.10 Uji t .................................................................................................69
Tabel IV.11 Uji Koefisien Determinasi ...............................................................70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran .....................................................................45
Gambar IV.1 Histogram...................................................................................61
Gambar IV.2 Scatterplot..................................................................................66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI TUKAR RUPIAH, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN PRODUKSI INDUSTRI
TERHADAP HARGA SAHAM BLUE CHIP STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2005-2009
LINDA MAYASARI S.
F0207083 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel
makroekonomi yaitu tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar dan produksi industri terhadap harga saham blue chip. Tingkat inflasi diproksikan dengan perubahan tingkat inflasi bulanan dalam persen sedangkan tingkat suku bunga menggunakan suku bunga SBI bulanan. Dalam penelitian ini nilai tukar rupiah menggunakan kurs tukar tengah yang dikeluarkan bank Indonesia setiap akhir bulan dan jumlah uang beredar menggunakan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) dan produksi industri menggunakan pertumbuhan indeks produksi industri. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah (1) tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham (2) tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham, (3) nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap harga saham (4) jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap harga saham dan (5) produksi industri berpengaruh positif terhadap harga saham. Sampel perusahaan diambil dari perusahaan yang dikelompokkan dalam kategori Indeks LQ-45 dan berturut-turut termasuk dalam kategori tersebut selama Januari 2005 sampai dengan bulan Desember 2009. Alasan dipilihnya Indeks LQ-45 dalam penelitian ini adalah karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencakup semua saham perusahaan yang diperdagangkan, sebagian besar ternyata sahamnya kurang aktif diperdagangkan,. Sehingga indeks tersebut dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal. Dari pengambilan sampel tersebut diketahui 14 perusahaan berturut-turut masuk ke dalam LQ-45 kemudian diambil harga saham closing price masing-masing perusahaan dan dirata-rata untuk dijadikan harga saham blue chip per bulan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan prosedur OLS (Ordinary Least Square) dimana harga saham sebagai variabel dependen, dan variabel tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar dan produksi industri sebagai variabel independen. Hasil pengujian menunjukan bahwa harga saham blue chip secara bersama-sama dipengaruhi tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar dan produksi industri. Dari uji t-test dapat diketahui hanya variabel nilai tukar rupiah yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham blue chip.
Kata Kunci : harga saham, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar, produksi industri dan regresi berganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INFLATION, INTEREST RATE,
EXCHANGE RATE, MONEY SUPPLY AND INDUSTRIAL PRODUCTION OF BLUE CHIP’S STOCK PRICE
STUDY ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE AT THE YEARS 2005-2009
LINDA MAYASARI S.
F0207083
This study aims to analyze the influence of macroeconomic variables of inflation, interest rates, exchange rate, money supply and industrial production of blue-chip’s stock prices. The inflation rate proxies the change in percent monthly inflation rate while the interest rate using the SBI interest rate monthly. In this research, the exchange rate prevailing rates of exchange issued by Bank Indonesia middle of each end of the month and the money supply using the money supply in the broad sense (M2) and industrial production using a growth index of industrial production.
The hypothesis formulated in this study were (1) inflation rates negatively affect stock prices (2) interest rates negatively affect stock prices, (3) the exchange rate negatively affect stock prices (4) the money supply has positive influence on price shares and (5) Industrial production positive effect on stock prices. Samples used in this study was 14 companies that consecutively listed on LQ-45 index during 2005 – 2009 period, because they were actively traded and thus make them as better indicator for capital market activity. We made samples using monthly average of each companies closing stock price.
Analysis tool used in this study was multiple regression with OLS procedures (Ordinary Least Square) where the stock price as the dependent variable, and variable inflation rates, interest rates, exchange rate, money supply and industrial production as independent variables. The test results showed that the rate of inflation, interest rates, exchange rate, money supply and industrial production simultaneously have significant effect on blue chip’s stock prices. While t-test results showed that only exchange rates who have significant effect on the stock price.
Keywords: stock prices, inflation, interest rates, exchange rate, money supply, industrial production and multiple regression.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan perekonomian bangsa Indonesia beberapa tahun ini cukup
signifikan. Dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah
perusahaan ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta dituntut
untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal. Oleh karena itu
sekarang ini semakin banyak bermunculan perusahaan yang go public di Bursa
Efek Indonesia yang berupaya mengembangkan bisnisnya.
Dalam pengembangan bisnis, salah satu faktor yang dibutuhkan adalah
dana. Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber dana eksternal dimana
dapat memberikan kesempatan berinvestasi (penanaman modal) bagi investor
perorangan maupun institusional. Investor yang memiliki kesempatan investasi
dalam riil assets tetapi tidak mempunyai dana dapat memperoleh dana dengan
emisi saham melalui pasar modal. Pasar modal menjadi salah satu alternatif
sumber permodalan yang cukup potensial. Oleh karena itu banyak pihak berupaya
untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pasar modal.
Pasar modal memiliki peran bagi perekonomian suatu negara karena dengan
adanya pasar modal, suatu perusahaan dapat mendapatkan dana untuk
kepentingan investasi, sedangkan bagi investor yang menanamkan modal
memperoleh imbalan (return). Salah satu hal yang diperhatikan oleh investor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yaitu harga saham, karena harga saham inilah yang menentukan besarnya
pendapatan yang mereka terima. Pendapatan investor dapat diterima dari dividen
dan capital gain. Dividen adalah bagian dari laba bersih sesuai dengan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) yang ditetapkan untuk dibagikan kepada para
pemegang saham sebagai keuntungan atas kepemilikan saham, sedangkan capital
gain merupakan peningkatan harga aset modal (investasi) yang membuat aset
tersebut menjadi lebih bernilai dari harga pembeliannya. Keuntungan tersebut
tidak bisa didapat sampai aset tersebut dijual.
Dalam berinvestasi, para investor memerlukan informasi yang tersedia
seperti resiko yang dihadapi investor dan faktor yang mempengaruhi harga saham
yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan untuk
membeli saham yang menguntungkan bagi dirinya. Dalam pasar yang efisien,
pasar dapat bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga
keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia
(Jogiyanto, 2008:491).
Ada dua macam resiko yang dihadapi investor yaitu resiko sistematis
(resiko pasar) adalah resiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi yang meliputi faktor kondisi
perekonomian, kebijaksanaan pemerintah (misalnya pajak) dan resiko tidak
sistematis yang meliputi economic risk (resiko fluktuasi aktivitas bisnis, resiko
pasar modal, dan resiko daya beli), resiko bisnis (faktor persaingan, kombinasi
produk, dan faktor kemampuan manajemen), resiko keuangan serta resiko
akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Informasi yang ada dapat digunakan oleh investor sebagai bahan analisa
saham baik secara fundamental maupun teknikal. Analisa fundamental adalah
pendekatan dasar untuk melakukan analisis dan memilih saham dengan
menetapkan share price forecasting. Dalam analisis fundamental meliputi analisis
kondisi makroekonomi (kondisi pasar), analisis industri, dan analisis kondisi
spesifik perusahaan.
Analisis kondisi makro ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
kondisi perekonomian makro tersebut terhadap kondisi pasar karena kondisi pasar
akan mempengaruhi pemodal. Analisis industri adalah analisis untuk menentukan
industri yang diharapkan akan memberikan return yang paling baik.
Analisis kondisi spesifik perusahaan adalah analisis untuk memahami variabel
yang memperngaruhi nilai intrinsik saham dan memperkirakan nilai intrinsik
saham tersebut antara lain dengan dividend discounted model dan PER (Price
Earning Ratio)
Analisis teknikal adalah identifikasi perubahan kondisi pasar dari saham
tertentu atau mungkin saham secara keseluruhan yaitu dengan menganalisis
perubahan harga lewat indikator teknis melalui grafik atau chart.
Karena kondisi perekonomian mempengaruhi setiap orang, maka isu-isu
makroekonomi memainkan peranan yang penting Ada dua alasan mengapa harga
saham dikaitkan dengan aktivitas perekonomian. Pertama karena saham adalah
bagian dari kekayaan rumah tangga, maka penurunan harga saham membuat
orang lebih miskin dan menurunkan pengeluaran konsumen. Kedua, penurunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
harga saham bisa mencerminkan berita buruk tentang kemajuan teknologi dan
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Pada umumnya investor cenderung menyukai saham-saham yang memiliki
likuiditas tinggi. Saham yang sangat diminati oleh para investor adalah saham
blue chip. Umumnya saham blue chip memiliki ciri sebagai berikut: Kinerja
keuangannya sehat, artinya dalam kondisi ekonomi normal dan stabil selalu
mencatat pertumbuhan laba bersih dari tahun ke tahun, membagikan dividen
kepada pemegang saham, jumlah saham yang beredar di masyarakat (floating
share) tinggi sehingga likuiditas saham di pasar juga tinggi, ditransaksikan pada
harga yang wajar, pergerakan atau fluktuasi harga saham di pasar berlangsung
secara wajar, tidak melompat-lompat dan manajemen dikelola secara profesional
(bukan manajemen keluarga). Ciri seperti ini yang membuat pelaku pasar
senantiasa memburu saham-saham blue chip. Namun begitu, harus dipahami
bahwa yang namanya pasar tetap saja pasar. Harga selalu berubah sesuai
penawaran dan permintaan. Kendati saham blue chip, tapi harganya bisa naik dan
bisa juga turun, tergantung situasi pasar saat itu.
Dengan beragamnya informasi yang beredar yang berhasil didapatkan oleh
investor tentang harga saham dan pergerakannya, maka dapat diketahui bahwa
tiap-tiap faktor mempunyai dampak yang berbeda terhadap saham perusahaan
tertentu.
Sejumlah penelitian terdahulu sudah banyak dilakukan untuk meneliti
hubungan variabel makroekonomi dengan harga saham. Penelitian yang dilakukan
oleh Ming Hua Liu dan Keshab M. Shrestha pada tahun 2008 menemukan bukti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
bahwa ada relasi antara variabel makroekonomi yaitu produksi industri, jumlah
uang beredar, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar dengan pasar
modal China dengan menggunakan kointegrasi heteroskedastisitas. Penelitian lain
juga dilakukan oleh Mansor H. Ibrahim dan Hassanuddeen Aziz (2003) di
Malaysia. Penelitian ini menemukan bahwa adanya pengaruh antara harga saham
dan empat variabel makroekonomi yaitu output riil yang diukur dengan indeks
produksi Industri, level harga yang diukur dengan Consumer Price Index (CPI),
jumlah uang beredar dan nilai tukar (kurs) pada kasus di Malaysia dengan
menggunakan metode kointegrasi dan vektor autoregresi (VAR).
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Anthony Kyereboah-Coleman dan
Kwame F. Agyire-Tettey pada tahun 2008 Hasil penelitian tersebut adalah adanya
signifikansi antara indikator makroekonomi (inflasi dan nilai tukar) dan pasar
saham. Dimitrios Tsoukalas (2003) dalam penelitiannya menemukan adanya
Granger Causality antara faktor makroekonomi yaitu produksi industri, Nilai tukar
(kurs), Jumlah uang beredar, dan Inflasi (Costumer Price Indeks) dengan harga
saham di Cyprus dengan memperkirakan dari Vektor autoregressi (VAR).
Bertolak dari penelitian-penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa
variabel makroekonomi mempunyai peranan yang cukup besar dalam
mempengaruhi harga saham. Dengan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham, akan memberikan gambaran mengenai pengaruh
variabel – variabel tersebut dalam mempengaruhi harga saham sehingga investor
dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap faktor-faktor tersebut, yang
nantinya mempengaruhi tindakan yang diambil oleh investor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT
SUKU BUNGA, NILAI TUKAR RUPIAH, JUMLAH UANG BEREDAR,
DAN PRODUKSI INDUSTRI TERHADAP HARGA SAHAM BLUE CHIP
STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2005-2009”
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dicoba
untuk dijawab adalah sebagai berikut:
1. Apakah tingkat inflasi berpengaruh terhadap harga saham?
2. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap harga saham?
3. Apakah nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga saham?
4. Apakah jumlah uang beredar berpengaruh terhadap harga saham?
5. Apakah produksi industri berpengaruh terhadap harga saham?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
yang akan dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap harga saham.
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap harga saham.
3. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap harga saham.
4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap harga saham.
5. Untuk mengetahui pengaruh produksi industri terhadap harga saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang
pengaruh variabel-variabel makroekonomi tersebut dalam mempengaruhi
harga saham.
2. Bagi Investor
Memberikan informasi yang diharapkan dapat dijadikan Leading Indicator
bagi investor dalam membuat keputusan berinvestasi pada saham di Pasar
Modal dengan mengamati perubahan tingkat inflasi, tingkat suku bunga,
nilai tukar Rupiah, jumlah uang beredar, dan produksi industri.
3. Bagi Regulator
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu
menstabilkan suatu pasar, terutama pasar saham dengan mengontrol variabel
di pasar lain. Sebagai contoh, regulator dapat mencegah terjadinya gejolak
pada pasar modal dengan mengontrol Kurs Dollar terhadap Rupiah dan
jumlah uang beredar.
4. Bagi Penulis
Sebagai sarana dan media untuk latihan penerapan ilmu dan materi yang
telah diperoleh selama belajar di bangku kuliah ke dalam dunia bisnis yang
nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. INVESTASI
Pengertian Investasi menurut Jogiyanto (2008:5) adalah Penundaan
konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama
periode waktu yang tertentu.
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung
dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan
membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money
market), pasar modal (capital market) atau pasar turunan (derivative
market). Pasar uang bersifat jangka pendek sedangkan pasar modal bersifat
untuk investasi jangka panjang. Yang diperjualbelikan di pasar modal adalah
aktiva keuangan berupa surat-surat berharga pendapatan tetap dan saham-
saham.
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat
berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan
yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik
dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam
portofolio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dalam berinvestasi ada 2 macam risiko yang akan dihadapi oleh
investor yaitu:
1. Resiko sistematis (resiko pasar) adalah resiko yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi.
Faktor- faktor tersebut dapat berupa faktor fundamental ekonomi dan
faktor non fundamental ekonomi. yang meliputi faktor kondisi
perekonomian seperti pendapatan pemerintah, kebijaksanaan
pemerintah (misalnya pajak), nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing, tingkat suku bunga, dan inflasi. Sedangkan faktor non
fundamental ekonomi meliputi keadaan politik, tingkat keamanan dan
lingkungan sosial.
2. Resiko tidak sistematis yang meliputi economic risk (resiko fluktuasi
aktivitas bisnis, resiko pasar modal, dan resiko daya beli), resiko bisnis
(faktor persaingan, kombinasi produk, dan faktor kemampuan
manajemen), resiko keuangan serta resiko akuntansi.
B. PASAR MODAL
Tujuan sistem keuangan adalah untuk menjembatani aliran dana dari
pihak surplus dana kepada pihak yang memerlukan dana. Oleh sebab itu
diperlukan suatu lembaga untuk menyalurkan dana tersebut, pasar keuangan
atau financial market adalah lembaga yang memungkinkan terciptanya
aliran dana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Tujuan utama dibentuknya pasar keuangan adalah:
a. Menjembatani pemindahan dana
b. Mendorong pembentukan modal
c. Menciptakan harga pasar yang wajar.
Pasar keuangan dapat dikategorikan dalam 2 jenis berdasarkan jatuh
tempo asset keuangan yang diperjualbelikan yaitu pasar uang (money
market) dan pasar modal atau capital market.
Manfaat adanya pasar keuangan (financial market) yaitu sebagai
alternatif investasi dan alternatif pendanaan.
Sebagai alternatif investasi, pelaku dapat menggunakan pasar keuangan
untuk mendapatkan hasil dari aktifitas yang dilakukan. Dengan melakukan
transaksi atau pembelian asset yang ditawarkan di pasar keuangan, investor
dapat memperoleh nilai tambah dari asetnya di kemudian hari. Hasil dari
investasi di asset keuangan umumnya berupa gain (sisa lebih dari hasil
penjualan instrumen investasi yang dimiliki, dibandingkan dengan harga
perolehannya) atau dapat juga berupa loss (sisa negatif dari hasil penjualan
instrumen investasi yang dimiliki, dibandingkan dengan harga
perolehannya). Harga perolehan adalah harga atau semua dana yang harus
dikeluarkan oleh investor untuk mendapatkan instrumen investasi tersebut.
Sebagai alternatif pendanaan,, keberadaan financial market dapat digunakan
oleh para pelaku untuk menjadi salah satu sumber memperoleh dana guna
membiayai dan memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan dalam
menjalankan aktifitas perusahaan atau usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tertanggal 10 November
1995 Tentang Pasar Modal, yang dimaksud Pasar Modal adalah segala
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal sebagai salah satu sarana yang efektif untuk
mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui
mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana
tersebut ke sektor-sektor yang produktif.
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka
panjang, yaitu lebih dari 1 tahun. Bentuk umum surat berharga yang
diperjualbelikan adalah obligasi, saham preferen dan saham biasa.
1. Fungsi Pasar modal atau pasar modal:
Fungsi pasar modal menurut Drs. R. Agus Sartono adalah sebagai
berikut:
1) Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah
ditawarkan kepada masyarakat.
2) Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui
mekanisme pasar.
3) Membantu pembelanjaan (pemenuhan dana) dunia usaha, melalui
penghimpunan dana masyarakat.
4) Memperluas proses perluasan partisipasti masyarakat dalam pemilikan
saham-saham perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Tipe Pasar Modal
1) Pasar Primer/Perdana/ Primary
Pasar primer adalah pasar finansial di mana surat-surat berharga baru
dijual untuk pertama kalinya..Surat berharga yang baru dijual dapat
berupa penawaran perdana ke publik (Initial Public Offering atau IPO)
atau tambahan surat berharga baru jika perusahan sudah go public.
2) Pasar Sekunder
Pasar Sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah
beredar.
3) Pasar ketiga
Pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar
ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan
penjual pada saat pasar kedua tutup.
4) Pasar keempat
Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara
institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.
Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk
memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.
3. Manfaat Pasar modal
1) Bagi Emiten
a. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar, dan dapat
sekaligus diterima oleh emiten pada saat pasar perdana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra
perusahaan dan ketergantungan terhadap bank kecil. Jangka waktu
penggunaan dana tak terbatas.
c. Cash flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih besar daripada
harga nominal perusahaan. Emisi saham sangat cocok untuk
membiaya perusahaan yang berisiko tinggi.
d. Tidak ada beban finansial yang tetap, profesionalisme manajemen
meningkat.
2) Bagi Pemodal
a. Nilai Investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga
saham yang menjadi capital gain.
b. Sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen, dan sebagai
pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap setiap tahun.
c. Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) dan hak suara dalam RUPO (Rapat Umum
Pemegang Obligas) bagi pemegang obligasi.
d. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi misalnya dari
saham A ke saham B sehingga dapat mengurangi resiko dan
meningkatkan keuntungan.
e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen
untuk memperkecil risiko secara keseluruhan dan memaksimumkan
keuntungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3) Bagi Lembaga Penunjang
Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong perkembangan
lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan bidang masing-masing, manfaat lain dari
berkembangnya pasar modal adalah munculnya lembaga penunjang
baru sehingga semakin bervariasi, likuiditas efek semakin tinggi.
4) Bagi Pemerintah
a. Sebagai sumber pembiayaan badan usaha milik Negara sehingga
tidak lagi tergantung pada subsidi dari pemerintah.
b. Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, manajemen dituntut
untuk lebih profesional.
c. Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa
bagi pembiayaan pembangunan serta perluasan kesempatan kerja.
C. SAHAM
Pengertian saham menurut kamus rasio adalah surat bukti kepemilikan
atau bagian modal suatu perseroan terbatas yang dapat diperjualbelikan,baik
di dalam maupun di luar pasar modal yang merupakan klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan; memberikan hak atas deviden sesuai
dengan bagian modal disetor seperti yang ditentukan dalam anggaran dasar
perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Saham (stock) menurut Indonesia Stock Exchange merupakan salah
satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham
merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen
investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan
sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan,
klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang
diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode
dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual atau
merupakan peningkatan harga aset modal (investasi) yang membuat aset
tersebut menjadi lebih bernilai dari harga pembeliaannya. Keuntungan
tersebut tidak bisa didapat sampai aset tersebut dijual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
1) Capital Loss
Suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari
harga beli.
2) Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak
klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional
kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh
hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat
dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut
untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham
sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan
maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga
saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan
demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya
spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana
perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti
tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti
kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut
Brigham antara lain:
1. Jumlah Pembayaran Deviden
Pemberian dividen dalam jumlah yang besar akan meningkatkan
kepercayaan investor terhadap perusahaan dan akan mengakibatkan
meningkatnya harga saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Laba Perusahaan
Perusahaan dengan laba tinggi akan membagikan dividen dalam jumlah
yang tinggi pula. Semakin tinggi investor menanamkan modalnya kedalam
suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula harga saham
perusahaan.
3. Earning Per Share
Seorang investor yang menginvestasikan dananya di sebuah perusahaan
akan mendapatkan pendapatan dari saham-sahamnya. Semakin tinggi
pendapatan per saham yang dia peroleh, semakin tinggi kepercayaannya
bahwa perusahaan akan memberikan return yang besar. Hal ini akan
menyebabkan investor melakukan investasi dalam jumlah yang besar dan
akhirnya berpengaruh kepada harga saham.
4. Tingkat Bunga
Tingkat bunga bisa mempengaruhi harga saham dengan
1. mempunyai dampak pada keuntungan perusahaan
2. Berpengaruh pada persaingan antara saham dan obligasi.
5. Risk and Return Level
Umumya resiko yang tinggi akan mendapatkan hasil yang tinggi pula, hal
inilah yang diharapkan dari para investor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Macam-macam saham menurut Jogiyanto sebagai berikut :
1. Saham Preferen
Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan
saham biasa. Saham preferen mempunyai beberapa hak yaitu hak atas
dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.
Macam saham preferen
1) Convertible Preferred Stock
Saham ini untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa,
beberapa saham preferen menambah bentuk di dalamnya yang
memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham
biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.
2) Callable Preferred Stock
Saham ini memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan
untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal
tertentu di masa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini
biasanya lebih tinggi dari nilai nominal saham.
3) Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP)
Saham ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen
yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas T-bill
(Treasury bill)
2. Saham Biasa
Saham biasa adalah saham tanpa hak istimewa, misalnya atas dividen,
penentuan pengurus, dan sisa harta perusahaan dalam hal terjadi likuidasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada
manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Beberapa hak yang
dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah:
1) Hak Kontrol
Hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan
2) Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan
perusahaan.
3) Hak Preemptive
Hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk melindungi
hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham
lama dari kemorosotan nilai.
3. Saham Treasuri
Saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang
kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri
yang nantinya dapat dijual kembali. Perusahaan emiten membeli kembali
saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan sebagai berikut:
1) Akan digunakan dan diberikan kepada manajer atau karyawan di dalam
perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham
2) Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan
meningkatkan nilai pasarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3) Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba
per lembarnya.
Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas
(Tjiptono, 2001:6) :
1) Saham atas Unjuk (Bearer Stocks)
Artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar
mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lain. Secara
hukum, siapa yang memegang saham tersebut maka dialah sebagai
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2) Saham atas nama (Registered Stocks)
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama
pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu,
yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat
dalam buku perusahaan yang khusus memuat nama pemegang saham.
Apabila sertifikat hilang, maka pemilik dapat minta penggantian.
Menurut Tjiptono dan Hendi (2001:7) .saham dapat dikategorikan menurut kinerja
perdagangan yaitu :
1. Saham Blue Chip yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang
stabil dan konsisten dalam membayar deviden.
Istilah saham blue chip sudah menjadi hal jamak di pasar modal.
Meski begitu, dalam aktivitas sehari-hari masih sering ditemukan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
salah pengertian bahwa saham blue chip identik dengan saham yang
harganya mahal. Bahkan sebagian kecil investor masih ada yang
menganggap bahwa saham blue chip jaminan mutu: tidak bakal rugi apabila
dibeli. Saham blue chip memang senantiasa menjadi barang dagangan yang
favorit di bursa efek. Saham blue chip ibarat barang dagangan dengan
kualitas prima, sehingga banyak orang yang menyukai. Oleh karena itu
saham blue chip selalu mudah dilempar ke pasar karena peminatnya besar.
Umumnya saham blue chip memiliki ciri sebagai berikut: Kinerja
keuangannya sehat, artinya dalam kondisi ekonomi normal dan stabil selalu
mencatat pertumbuhan laba bersih dari tahun ke tahun, membagikan dividen
kepada pemegang saham, jumlah saham yang beredar di masyarakat
(floating share) tinggi sehingga likuiditas saham di pasar juga tinggi,
ditransaksikan pada harga yang wajar, pergerakan atau fluktuasi harga
saham di pasar berlangsung secara wajar, tidak melompat-lompat dan
manajemen dikelola secara profesional (bukan manajemen keluarga). Ciri
seperti ini yang membuat pelaku pasar senantiasa memburu saham-saham
blue chip.
2. Growth stock
1) (Well – Known)
Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) (Lesser – Known)
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun
memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah
dan kurang populer di kalangan emiten.
3. Income Stock
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen
lebih tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih
tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka
menekan laba dan tidak mementingkan potensi
4. Counter Cyclical stock
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi
bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi,
di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat
dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada
masa resesi.
5. Speculative stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
D. PENILAIAN HARGA SAHAM
Seorang investor harus dapat memahami nilai yang berhubungan dengan
saham untuk mendapatkan keuntungan.
1. Nilai Buku (book value)
Merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten.
Nilai buku memunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh
pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Untuk
menghitung nilai buku suatu saham, ada beberapa nilai yang
berhubungan dengannya yang perlu diketahui yaitu
· nilai nominal (par value) yaitu nilai kewajiban yang ditetapkan
utnuk tiap-tiap lembar saham
· agio saham (selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan dengan nilai nominal sahamnya)
· nilai modal yang disetor (paid- in capital) merupakan total yang
dibayar oleh pemegang saham kepada perusahan emiten untuk
ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa.
· Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada
pemegang saham
2. Nilai pasar (market value)
Merupakan harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan
dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Nilai intrinsik (intrinsic value)
Merupakan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai pasar yang
lebih kecil dari nlai intrinsiknya menunjukan bahwa saham tersebut
dijual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor
membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar.
Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya
menunjukan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal
(overvalued)
E. INDEKS HARGA SAHAM
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga
saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk
melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham.
Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham,
yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun
elektronik.
Indeks-indeks tersebut adalah:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen
perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar
yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak
memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan
IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil
sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga
saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran
pergerakan IHSG.
2. Indeks Sektoral
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam
masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu
sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang
Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan
Manufatur.
3. Indeks LQ45
Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan
kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham
dilakukan setiap 6 bulan.
Kriteria yang mendasari pemilihan saham yang masuk di ILQ-45
adalah sebagai berikut:
1) Selama 12 bulan bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya masuk
dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler
2) Selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya masuk
dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan. ILQ-45 diperbarui
tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus
(Jogiyanto,2008:101)
selain itu juga harus memenuhi kriteria kondisi keuangan perusahaan,
prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar
reguler.
4. Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-
saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang
diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi
pasar dan likuiditas.
5. Indeks Kompas100
Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang
dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar,
fundamental yang kuat, serta kinerja perusahaan yang baik, serta dengan
kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham
dilakukan setiap 6 bulan.
6. Indeks BISNIS-27
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis
Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks
BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang
dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi
dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
7. Indeks PEFINDO25
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating
PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks
PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan
informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan
menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25
saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan
kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return
on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas,
diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
8. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia
dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI
adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini
diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin
berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam
mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap
lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini
terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning
Ratio (PER) dan Free Float.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
9. Indeks Papan Utama
Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk
dalam Papan Utama.
10. Indeks Papan Pengembangan
Mengguanakn saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk
dalam Papan Pengembangan.
11. Indeks Individual
Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat. yaitu
harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya. Indeks ini
merupakan indikator perubahan harga suatu saham dibandingkan dengan
harga perdananya
F. ANALISIS INVESTASI SAHAM
Dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai
sebenarnya dari saham adalah analisis sekuritas fundamental atau analisis
perusahaan and analisis teknis
Analisis fundamental menggunakan data fundamental yaitu data yang
berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar,
penjualan dan lain-lain, sedang analisis teknis menggunakan data pasar dari
saham (misalnya harga dan volume transaksi saham) untuk menentukan nilai
dari saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1. Analisis Fundamental
Menurut Jogiyanto (2008:126) Untuk analisis fundamental ada
dua pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu dengan
pendekatan nilai sekarang dan pendekatan PER (P/E ratio Approach)
Sedangkan menurut Munawir (2002:274) analisis fundamental
adalah pendekatan dasar untuk melakukan analisis dan memilih saham
dengan menerapkan share price forecasting model.
Langkah pertama dalam penerapan model tersebut yaitu dengan
mengidentifikasi dan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang (antara
lain faktor penjualan, pertumbuhan penjualan dan biaya serta
kebijakan deviden)
Langkah kedua adalah menerapkan hubungan variabel atau
faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Dalam analisis fundamental akan meliputi analisis terhadap:
1) Analisis Kondisi Makro ekonomi atau kondisi pasar
Dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kondisi
perekonomian makro tersebut terhadap kondisi pasar karena
kondisi pasar akan mempengaruhi pemodal. Karena sulitnya
memperkirakan kondisi pasar secara tepat maka para pemodal
hanya dapat memperkirakan gejala-gejala perekonomian untuk
memperkirakan arah pasar dan berapa lama perubahan tersebut
akan terjadi. Pada umumnya ada hubungan antara jumlah uang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yang beredar dengan harga saham, peningkatan supply uang akan
cenderung meningkatkan kegiatan ekonomi, akibatnya kebutuhan
akan dana semakin meningkat dan mengakibatkan permintaan dana
lebih besar dari penawaran dan bunga pinjaman naik. Peningkatan
suku bunga akan menurunkan harga saham (terdapat korelasi
negatif antara gerakan suku bunga dengan kondisi pasar modal)
2) Analisis Industri
Adalah analisis untuk menentukan industri-industri apa yang
diharapkan akan memberikan return yang paling baik. Berdasarkan
klasifikasi atas mata dagangan atau sesuai dengan kondisi pasar
modal di bursa efek industri adalah sebagai berikut: industri
pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, industri
barang konsumsi, properti, infra struktur, keuangan, serta
perdagangan dan jasa.
3) Analisis kondisi spesifik perusahaan
Analisis untuk memahami variabel-variabel yang
mempengaruhi nilai intrinsik saham.
2. Analisis teknikal
Dengan analisis teknikal, para investor mencoba untuk
mengidentifikasi perubahan kondisi pasar dari saham tertentu atau
mungkin saham secara keseluruhan, yaitu dengan menganalisis
perubahan harga lewat indikator teknis melalui grafik atau chart.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Analisis ini diartikan sebagai tindakan untuk mempelajari sekuritas
tertentu dan pasar secara keseluruhan berdasarkan hukum permintaan
dan penawaran, yang pada umumnya digambarkan dalam bentuk bar
chart, line chart, atau grafik (point and figue chart)
G. INFLASI
Inflasi menurut Sukirno (1995:15) dapat didefinisikan sebagai suatu
proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian.
Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu
periode ke periode lainnya dan berbeda pula dari satu negara ke negara
lainnya.
Laju inflasi (inflation rate) menurut Mankiw (2000:30) adalah
persentase perubahan tingkat harga dari periode sebelumnya.
Di Negara-negara industri pada umumnya inflasi bersumber dari
salah satu atau gabungan dari dua masalah ini yaitu:
· Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-
perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa.
· Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan
upah.
Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari kenaikan
harga-harga yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan
tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang
bertanggungjawab.
Faktor-faktor yang menimbulkan inflasi:
· Inflasi tarikan permintaan
Terjadi apabila sector perusahaan tidak mampu dengan cepat
melayani permintaan masyarakat yang wujud dalam pasaran. Inflasi ini
biasanya berlaku pada ketika perekonomian mencapai tingkat
penggunaan tenega kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan
dengan pesat.
· Inflasi desakan biaya
Adalah masalah kenaikan harga-harga dalam perekonomian yang
diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi.
Salah satu akibat dari inflasi adalah cenderung menurunkan taraf
kemakmuran segolongan besar masyarakat dan memperlambat pertumbuhan
ekonomi. Inflasi juga menggalakan penanaman modal spekulatif. Pada masa
inflasi terdapat kecenderungan di antara pemilik modal untuk menggunakan
uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Inflasi yang bertambah
cepat akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi
tidak lagi dapat diramalkan dengan baik, keadaan ini akan mengurangi
kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
Macam inflasi menurut Boediono(2001:156)
· Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)
· Inflasi sedang (antara 10-30% setahun)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
· Inflasi berat(antara 30-100% setahun)
· Hiperinflasi (diatas 100% setahun)
Inflasi di Indonesia diukur berdasarkan penggunaan berbagai indikator,
diantaranya adalah Indek Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Pedagang
Besar (IHPB), dan Indeks Implisit Produk Domestik Bruto.
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Yaitu Indeks yang digunakan untuk mengetahui perubahan harga
dari waktu ke waktu dari tingkat harga umum barang-barang dan jasa yang
dibutuhkan kelompok penduduk kota. Tidak seperti indikator inflasi
lainnya, yang hanya mencakup barang- barang produksi lokal, IHK juga
mencakup barang-barang impor. Indeks Harga Konsumen atau Costumer
Price Index (CPI) dapat didefinisikan juga sebagai ukuran keseluruhan
biaya yang harus dibayar oleh seorang konsumen guna memperoleh
berbagai barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Sedangkan menurut Mankiw, pengertian dari IHK adalah harga
sekelompok barang dan jasa diperbandingkan dengan harga sekelompok
barang dan jasa yang sama pada tahun dasar (2003 : 30). IHK mengukur
harga sekumpulan barang tertentu (seperti bahan makanan pokok,
sandang, perumahan dan aneka barang dan jasa yang dibeli konsumen).
IHK mengubah harga berbagai barang dan jasa yang menjadi sebuah
indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga, dan hanya mengukur
harga barang dan jasa yang dibeli konsumen. Perubahan IHK dari tahun ke
tahun menunjukkan besarnya laju inflasi, karena umumnya IHK dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
tersedia lebih cepat dibandingkan dengan indikator lainnya. Selain itu
IHK memiliki cakupan yang lebih luas, karena selain jumlah barangnya
lebih banyak, survey pencatatan yang lebih luas, yaitu tersebar di berbagai
ibukota propinsi.
Besarnya inflasi ditunjukkan dengan naiknya IHK, sedangkan bila IHK
mengalami penurunan berarti terjadi deflasi. Naiknya IHK
mengindikasikan naiknya tingkat inflasi yang akan menyebabkan turunnya
harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.
2. Indeks Harga Pedagang Besar(IHPB)
Yaitu indeks yang digunakan untuk mengetahui perubahan harga
dari waktu ke waktu dari barang dan jasa di tingkat harga perdagangan
besar produsen atau grosir.
3. Indeks Implisit Produk domestik Bruto (GDP Deflaktor)
Yaitu indeks yang mempunyai cakupan lebih luas karena meliputi
semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada satu waktu
tertentu, sehingga perubahan indeks ini mencerminkan kenaikan tingkat
harga-harga umum.
H. TINGKAT SUKU BUNGA
Dalam perekonomian terdapat dua tingkat suku bunga yaitu tingkat
suku bunga riil dan tingkat suku bunga nominal. Suku bunga nominal adalah
suku bunga yang biasa dilaporkan tanpa koreksi terhadap dampak inflasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Sedangkan suku bunga riil adalah suku bunga yang telah dikoreksi terhadap
dampak inflasi. (Mankiw,2000:44)
Sedangkan tingkat bunga riil sendiri sendiri dibagi dua, tingkat bunga
riil ex ante yaitu tingkat bunga riil yang diharapkan pemberi pinjaman dan
peminjam, dan tingkat bunga riil yang diharapkan pemberi pinjaman dan
peminjam ketika kesepakatan dibuat, dan tingkat bunga riil ex post yaitu
tingkat bunga yang terealisasi secara nyata (Mankiw,2000:160)
Tingkat bunga merupakan salah satu dari beberapa indikator ekonomi-
moneter Indonesia. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia
mengatur likuiditas peredaran uang antara lain dengan menggunakan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI merupakan surat pengakuan hutang
berjangka waktu pendek dalam rupiah dengan menggunakan sistem
diskonto. SBI diterbitkan melalui sistem lelang dan/atau melelang. SBI
hanya dapat dibeli di pasar perdana oleh Bank Indonesia. Selanjutnya, SBI
yang telah dibeli di pasar perdana dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
I. NILAI TUKAR RUPIAH
Menurut Brigham, nilai tukar adalah jumlah unit dari suatu mata uang
tertentu yang dapat dibeli dengan satu unit mata uang lain Ada dua jenis
nilai tukar yaitu:
Nilai tukar nominal adalah suatu nilai di mana seseorang dapat
memperdagangkan mata uang suatu Negara dengan mata uang Negara
lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Nilai tukar riil adalah suatu nilai dimana seseorang dapat
memperdagangkan barang dan jasa dari suatu Negara dengan barang dan
jasa dari Negara lain.(Mankiw 2000:222).
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar (kurs) menurut Mamduh
(2003:110) antara lain:
· Tingkat Inflasi
Pada umumnya negara yang mempunyai tingkat inflasi yang tinggi
mempunyai kecenderungan nilai mata uang yang semakin melemah
(depresiasi).
· Perbedaan tingkat bunga antar negara
Kenaikan tingkat bunga di Amerika Serikat relatif terhadap tingkat
bunga di Indonesia akan menyebabkan banyak investor mengalihkan
investasinya dari instrumen keuangan dengan denominasi rupiah ke
instrumen keuangan dengan denominasi dolar. Investor berusaha
memanfaatkan tingkat bunga yang lebih tinggi. Sehingga akibatnya dolar
akan menguat (apresiasi) terhadap rupiah, atau rupiah mengalami
depresiasi terhadap dolar.
· Stabilitas politik dan risiko ekonomi
Negara yang mempunyai stabilitas politik yang tinggi dan risiko
ekonomi yang rendah akan cenderung mempunyai nilai mata uang yang
semakin menguat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Mekanisme Penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa
kelompok:
· Mengambang bebas (Free Float)
Berdasarkan sistem ini, kurs mata uang dibiarkan mengambang bebas
tergantung kekuatan pasar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs,
misalnya inflasi, pertumbuhan ekonomi, inflasi akan digunakan oleh
pasar dalam mengevaluasi kurs mata uang negara yang bersangkutan.
Jika variabel tersebut berubah, maka kurs mata uang akan berubah.
Sistem mengambang bebas juga disebut sebagai clean float.
· Float yang dikelola (Managed Float)
Sistem mengambang bebas mempunyai kerugian karena ketidakpastian
yang cukup tinggi. Ketidakpastian itu bisa menghambat perdagangan
dan investasi asing. Sistem float yang dikelola dilakukan melalui campur
tangan Bank sentral. Bank sentral akan melakukan intervensi jika kurs
yang terjadi di luar batasan yang telah ditetapkan. Intervensi yang
dilakukan antara lain dengan cara menstabilkan fluktuasi harian,
menunda kurs, dan kurs tetap secara tidak resmi.
· Perjanjian Zona Target Tertentu
Melalui perjanjian ini beberapa Negara sepakat untuk menentukan kurs
mata uangnya secara bersama dalam wilayah kurs tertentu.
· Dikaitkan dengan mata uang lain
· Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain
· Dikaitkan dengan indikator tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Misalnya mengkaitkan mata uangnya dengan indikator tertentu seperti
kurs riil efektif, kurs yang telah memasukkan inflasi, dan terhadap
partner dagang mereka yang penting.
· Sistem Kurs Tetap
Pemerintah atau Bank sentral menetapkan kurs tertentu secara resmi.
Kemudian Bank sentral akan selalu melakukan intervensi secara aktif
untuk menjaga kurs yang telah ditetapkan tersebut.
J. JUMLAH UANG BEREDAR
Uang yang beredar adalah seluruh “uang kartal” dan “uang giral” yang
tersedia untuk digunakan oleh masyarakat (Boediono, 2001:86)
Jumlah uang beredar adalah kuantitas uang yang ada dalam
perekonomian (Mankiw 2000:155)
Terdapat beberapa ukuran jumlah uang beredar yang menjadi indikator
ekonomi moneter yaitu:
1. Uang primer, (M0 atau uang inti), terdiri atas ruang dan logam yang
diedarkan, saldo giro bank dan giro perusahaan pada Bank Indonesia.
2. Uang kartal, terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku.
3. Uang giral, terdiri atas rekening giro, simpanan berjangka dan tabungan
dalam rupiah.
4. Uang kuasi, terdiri atas deposito, simpanan berjangka dan simpanan valas.
5. MI (uang beredar dalm arti sempit), terdiri atas uang kartal dan uang giral.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
6. M2 terdiri atas MI dan uang kuasai (tabungan dan deposito berjangka
dalam rupiah dan valuta asing, ditambah giro valas milik masyarakat). M2
disebut uang beredar dalam arti luas yang sekaligus mencerminkan
likuiditas perekonomian. Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2)
merupakan indikator yang bermanfaat karena kadang-kadang M2
memperlihatkan stabilitas yang lebih tinggi daripada M1 dan juga telah
terbukti menjadi barometer yang lebih baik bagi kegiatan perekonomian.
Jumlah uang beredar tidak seluruhnya ditentukan oleh pemerintah.
Perilaku bank-bank dan masyarakat umum ikut menentukan pula proses
timbulnya uang beredar. Para pakar moneter meyakini bahwa jumlah uang
beredar ini adalah indikator yang bagus untuk memprediksi tingkat inflasi.
K. PRODUKSI INDUSTRI
Produksi Industri adalah data bulanan yang mengukur total produksi
dari seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik,
air, gas, transportasi, dan lain-lain). Manufacturing Production, komponen
terbesar dari data Produksi Industri, dapat diprediksi secara akurat dari total
jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah satu kelemahan terbesar dari
data ini adalah dimasukkannya komponen tingkat produksi pelayanan publik
yang bisa sangat dipengaruhi oleh perubahan (contohnya perubahan cuaca).
Peningkatan yang melebihi perkiraan dari indikator ini diartikan sebagai
naiknya tingkat inflasi, yang pada gilirannya nanti akan menyebabkan
turunnya harga-harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tingkat pertumbuhan Produksi Industri adalah determinan harga
saham di masa mendatang. Pertumbuhan pada aktivitas riil sebagai tanda
adanya peningkatan cash flow perusahaan di masa mendatang yang
menandakan adanya peningkatan output. (Chen 1991 dan Schwert 1990
dalam Ming Hua Liu)
L. PENELITIAN TERDAHULU
Pada tahun 2008, Ming Hua Liu dan Keshab M. Shrestha melakukan
penelitian mengenai hubungan antara variabel makroekonomi dan pasar modal
China dengan menggunakan kointegrasi heteroskedastik. Dari penelitian tersebut
diketahui bahwa ada relasi antara variabel makroekonomi dan harga saham. Di
mana produksi industri dan jumlah uang beredar berelasi positif terhadap harga
saham, sedangkan tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar berelasi
negatif terhadap harga saham.
Anthony Kyereboah-Coleman dan Kwame F. Agyire-Tettey pada tahun
2008 juga meneliti dengan judul “ Impact of macroeconomic indicators on stock
market performance : The case of the Ghana Stock Exchange” Tujuan penelitian
tersebut adalah untuk menyelidiki bagaimana indicator makroekonomi (inflasi,
nilai tukar, dan tingkat suku bunga) berpengaruh pada pasar saham. Hasil
penelitian tersebut adalah adanya signifikansi antara indikator makroekonomi dan
pasar saham. Selain itu tingkat inflasi juga ditemukan memiliki pengaruh negatif
terhadap kinerja pasar saham. Sedangkan nilai tukar dan kinerja pasar saham
berhubungan positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dari penelitian Stuart Hyde dengan judul The respons of Industry stock
returns to market, exchange rate, and interest rate risks, menghasilkan
kesimpulan bahwa industri di Prancis, Jerman, Itali, dan UK (United Kingdom)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap pasar dan resiko nilai tukar. Industri di
Prancis dan Jerman mempunyai hubungan signifikan terhadap resiko tingkat suku
bunga.
Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Mansor H. Ibrahim dan
Hassanuddeen Aziz (2003) dalam jurnal dengan judul “ Macroeconomic
Variables and the Malaysian equity market”. Penelitian ini menemukan bahwa
adanya pengaruh antara harga saham dan empat variabel makroekonomi yaitu
output riil yang diukur dengan indeks produksi Industri, level harga yang diukur
dengan consumer price index (CPI), jumlah uang beredar dan nilai tukar (kurs)
pada kasus di Malaysia dengan menggunakan metode kointegrasi dan vektor
autoregresi. Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan jangka panjang antara
variabel makroekonomi dengan harga saham. Ada hubungan jangka panjang
antara harga saham dan produksi industri yaitu adanya pengaruh positif. Begitu
pula dengan inflasi yang berpengaruh positif terhadap harga saham. Nilai tukar
(kurs) berpengaruh negatif dengan harga saham, money supply (jumlah uang
beredar) juga berpengaruh negatif pada harga saham.
Dimitrios Tsoukalas (2003) dalam jurnal “ Macroeconomic factors and
stock prices in the emerging Cypriot Equity Market” dengan memperkirakan dari
Vektor autoregressi (VAR) menetapkan adanya Granger Causality antara faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
makroekonomi yaitu produksi industri, nilai tukar (kurs), jumlah uang beredar,
dan inflasi dengan harga saham di Cyprus.
Penelitian dari Kim Hiang Liow, Muhammad Faishal Ibrahim dan Qiong
Huang pada tahun 2005 dengan judul “ Macroeconomy risk influence on the
property stock market” menyatakan bahwa ada hubungan antara risiko premia
pada saham property dengan factor makroekonomi pada bisnis umum dan kondisi
keuangan dalam konteks internasional. Faktor makroekonomi tersebut ada 6
variabel yaitu pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product), Pertumbuhan
pertumbuhan output produksi industri, Inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga,
dan nilai tukar (kurs).
Pada tahun 2007 Purna Chandra Padhan melakukan penelitian yang
berjudul “The Nexus between stock market and economy activity: an empirical
analysis for India” penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan kausal
antara pasar saham dengan kegiatan ekonomi di India yang diukur dengan Indeks
Produksi Industri (IPI), dari penelitian tersebut dikemukakan bahwa aktivitas
ekonomi di India dan harga saham di pasar modal di India saling terintegrasi satu
sama lain. Model TYDL (Toda-Yamamota, Dolado and Lutkephol) menyarankan
bahwa ada hubungan sebab akibat dua arah antara harga saham dan kegiatan
ekonomi sehingga jika suatu pasar modal dibangun dengan baik bisa
meningkatkan kegiatan ekonomi ( pertumbuhan) dan sebaliknya.
Pada tahun 2004 Osamah M. Al Khazali melakukan penelitian dengan
judul “The Generalized Fisher Hypothesis in the Asian Market.” Studi ini
meneliti berdasarkan analisis VAR dari hubungan kausal dan interaksi dinamik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
antara pengembalian saham, inflasi, dan inflasi yang diharapkan. Hasil regresi
mengindikasikan bahwa pengembalian saham berkorelasi negatif dengan inflasi
yang diharapkan dan inflasi yang tidak diharapkan. Akan tetapi, hasil dari model
VAR mengindikasikan ketiadaan kausalitas searah antara pengembalian saham
dan inflasi. Model VAR juga gagal untuk menemukan respon negatif konsisten
baik inflasi terhadap goncangan dalam pengembalian saham maupun
pengembalian saham terhadap goncangan dalam inflasi.
Chris Brooks dan Sotiris Tsolacos (2000) melakukan penelitian dengan
judul “The Cyclical relations betweem traded property stock prices and aggregate
time series” Dalam penelitian ini ditemukan bahwa siklus pembelanjaan
konsumen, total konsumsi per kapita, hasil dividen dan hasil obligasi jangka
panjang adalah berhubungan, dan sebagian besar bersamaan waktu dengan siklus
harga properti. Surat hutang jangka pendek nominal dan riil dan tingkat suku
bunga dapat dipertimbangkan sebagai leading indicator dari harga saham properti.
Dari penelitian ini ditemukan juga bahwa inflasi berhubungan negatif dengan
harga saham properti.
Studi ini merekomendasikan bahwa variabel makroekonomi dan keuangan itu
dapat menyediakan informasi bermanfaat untuk menjelaskan dan berpotensi untuk
meramalkan pergerakan pengembalian saham properti di UK.
Pin Huang Chou dan en Shen Li, S.Ghon hee, Jane-Sue Wang
melakukan penelitian dengan judul “ Do macroeconomic factors subsume market
anomalies in long investment horizon?” dan menemukan bahwa pengembalian
saham dipengaruhi oleh faktor rasional seperti variabel makroekonomi dan faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
tingkah laku seperti Book Market. Hasil empiris menunjukan bahwa variabel
makroekonomi yang paling menjelaskan pengembalian jangka pendek yaitu 6
bulan adalah produksi industri sebagai satu-satunya variabel yang terus menerus
menjelaskan pengembalian (return) kisaran antara satu bulan hingga satu tahun.
Variabel seperti inflasi yang tidak diantisipasi. Perubahan dalam inflasi yang
diharapkan dan resiko premium yang tidak diharapkan sebagian besar meliputi
variasi cross-sectional dalam pengembalian (return) saham.
M. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Tingkat Inflasi
Tingkat Suku bunga
Nilai Tukar Rupiah
Jumlah Uang beredar
Produksi Industri
Harga saham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan model penelitian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian
ini akan menguji pengaruh antara tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar
rupiah, jumlah uang beredar, dan produksi industri terhadap harga saham.
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Sebagai
variabel dependen adalah harga saham blue chip. Variabel independen adalah
variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif
maupun negatif. Sebagai variabel independen adalah tingkat inflasi, tingkat suku
bunga jangka panjang, nilai tukar mata uang, jumlah uang beredar, dan produksi
industri
N. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis yang dibentuk
dalam penelitian ini sebagian besar bersumber pada beberapa penelitian terdahulu,
sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup valid untuk diuji.
H1 : Tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham.
H2 : Tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham.
H3 : Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap harga saham.
H4 : Jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap harga saham.
H5 : Produksi industri berpengaruh positif terhadap harga saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan menguji tentang pengaruh tingkat inflasi secara
bulanan, tingkat suku bunga yang diproksikan dengan tingkat SBI bulanan, kurs
nilai tukar rupiah terhadap US Dollar yang diproksikan dengan kurs tukar tengah
setiap akhir bulan, jumlah uang beredar secara luas, serta produksi industri yang
diproksikan dengan pertumbuhan indeks produksi industri, terhadap closing price
harga saham perusahaan yang tergabung dalam kategori LQ-45. Penelitian ini
mengambil data kurun waktu selama 60 bulan (time series) mulai dari Januari
2005 sampai dengan Desember 2009.
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek ( satuan-satuan/
individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto,
2000 : 107). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang termasuk dalam kriteria LQ 45 selama Januari tahun 2005 hingga
Desember tahun 2009. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 45
perusahaan.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi
(jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya). Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pengambilan sampel perusahaan dilakukan secara purposive sampling
yaitu dengan ketentuan :
a. Perusahaan sudah listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) sebelum
tanggal 31 Desember 2004.
b. Perusahan tersebut masuk dalam kriteria LQ 45 berturut-turut
selama periode pertama tahun 2005 sampai tahun 2009.
Berdasarkan kriteria penentuan sample diatas maka sample yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan. Perusahaan yang
dijadikan sample adalah sebagai berikut:
TABEL III.1
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
3 ASII Astra Internasional Tbk
4 BBCA Bank Central Asia Tbk
5 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
6 INCO International Nickel Indonesia Tbk
7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
8 INKP Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk
9 ISAT Indosat Tbk
10 KLBF Kalbe Farma Tbk
11 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
12 SMCB Holcim Indonesia Tbk
13 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
14 UNTR United Tractors Tbk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
B. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
dengan periode pengumpulan tahun 2005 sampai 2009. Penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data sekunder . data dan sumber
data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data perusahaan yang termasuk blue chip adalah yang terdaftar
dalam LQ 45 yang diperoleh dari website www.idx.co.id
2. Data harga saham masing-masing perusahaan LQ 45 diperoleh dari
database Indonesian Capital Market Directoy (ICMD) tahun 2005
sampai dengan tahun 2009 dan JSX Monthly Statistic.
3. Data tingkat inflasi dan pertumbuhan produksi industri diperoleh
dari data Badan Pusat Statistika yang dipublikasikan secara on line.
4. Data tingkat suku bunga, jumlah uang yang beredar dan nilai tukar
rupiah diambil dari data Statistik Keuangan Bank Indonesia yang
dipublikasikan secara on line.
Untuk mencapai tujuan penelitian dan membuktikan kebenaran
hipotesis, maka dalam penulisan ini menggunakan dua metode
pengumpulan data, yaitu:
1. Studi Pustaka, yang diarahkan untuk memperoleh landasan teori
sebagai landasan dalam pengujian kasus. Landasan teori atau
dasar-dasar teoritis ini diperoleh dari literatur buku ilmiah maupun
tulisan jenis lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Pengujian Kasus, yang dilakukan dengan berdasarkan teori yang
telah dipelajari dalam studi pustaka. Pengujian ini digunakan untuk
mengolah data sekunder untuk perhitungan dalam proses analisis
data.
C. Definisi operasional variabel
i. Harga Saham
Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata dari
closing price harga saham perusahaan sampel.
ii. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi yang digunakan adalah tingkat inflasi yang diukur dari
Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Januari 2005 sampai dengan
Desember 2009.
iii. Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga dalam penelitian ini menggunakan suku bunga
SBI bulanan.
iv. Nilai Tukar rupiah
Nilai tukar rupiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs
tukar rupiah terhadap Dollar Amerika yang diproksikan dengan kurs
tukar tengah setiap akhir bulan, yang dikeluarkan Bank Indonesia
setiap akhir bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
v. Jumlah uang beredar
Jumlah uang beredar yang digunakan adalah M2 (jumlah uang beredar
dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi yang
dinyatakan dalam miliar rupiah
vi. Produksi industri
Produksi industri yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pertumbuhan indeks produksi industri. dari Badan Pusat Statistik
(BPS)
D. Bentuk Analisis Data
Model analisis regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a + b INFt + b SBIt + b KURSt + b JUBt + b GROWTHPIt + e
Dimana :
Y : Harga saham LQ 45
INFt : Inflasi pada periode t
SBIt : Suku bunga SBI periode t
KURSt : Nilai tukar Rupiah dengan US Dollar pada periode t
JUBt : Jumlah uang yang beredar pada periode t
GROWTHPIt : Pertumbuhan Produksi Industri pada periode t
a : konstanta
b : koefisien regresi dari variable independen
e : error term
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Teknik analisis dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan model
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan adalah dengan
membandingkan p-value yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah
ditetapkan, yaitu sebesar 5% (0,05). Apabila p-value > nilai signifikansi maka
data berdistribusi normal.
Jika data tidak berdistribusi normal maka perlu digunakan metode
Tranformasi data. Untuk melakukan transformasi data dengan mengetahui
dahulu bentuk grafik histogram yang ada. Beberapa bentuk transformasi data
adalah bentuk SQRT atau akar kuadrat, LG 10 atau LN, dan 1/x atau inverse.
2. Uji Asumsi Klasik
1) Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih
variabel bebas terdapat korelasi dengan variabel lainnya atau dengan kata lain
suatu variabel bebas merupakan suatu fungsi linier dari variabel bebas lainnya.
Akibat adanya multikolinearitas adalah estimasi akan terafiliasi sehingga
menimbulkan bias. Multikolinearitas dapat diukur dengan menggunakan
Variance Inflation Factor (VIF). VIF merupakan suatu jumlah yang
menunjukkan bahwa suatu variabel bebas dapat dijelaskan oleh variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
lainnya dalam persamaan regresi, atau dapat dikatakan VIF menunjukkan
adanya multikolinearitas dalam persamaan regresi. Batas VIF adalah 10,
apabila nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolinearitas.
2) Autokorelasi
Autokorelasi adalah kondisi yang berurutan diantara gangguan atau
distribusi yang masuk dalam fungsi regresi. Uji yang dilakukan untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (DW-test)..
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar
unsure gangguan pada observasi dengan unsure gangguan pada observasi
lain.
Jika nilai DW-test terletak diantara dU dan (4 – dU) maka tidak terjadi
autokorelasi
Jika kurang dari dl maka ada autokorelasi
Jika 4-dl <DW<4 maka ada autokorelasi
3) Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas adalah situasi dimana terjadi penyebaran titik data
populasi yang berbeda pada regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006) Heteroskedastisitas
dapat dilihat dari pola pada scatterplot. Penyebaran titik yang acak
mengindikasikan tidak adanya heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4) Uji Normalitas Residual
Uji Normalitas Residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid. Untuk menguji normalitas residual adalah menggunakan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov.
Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
3. Uji Hipotesis
1) Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Criteria
pengujian sebagai berikut:
a. Ho diterima atau Ha ditolak apabila F hitung < F tabel. Ini menunjukkan bahwa
variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Ho ditolak atau Ha diterima apabila F hitung > F tabel. Ini menunjukkan bahwa
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2) Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen dengan asumsi varibel
independen yang lain konstan. Kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Ho diterima atau Ha ditolak apabila t hitung < t tabel . Ini menunjukkan bahwa
variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
b. Ho ditolak atau Ha diterima apabila t hitung > t tabel . Ini menunjukkan bahwa
variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
3) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini digunakan untuk melihat seberapa baik garis regresi sampel
mencocokkan data. Apabila estimasi determinasi semakin besar (mendekati
angka 1) menunjukkan bahwa hasil estimasi akan mendekati keadaan
sebenarnya atau variabel yang dipilih dapat menerangkan dengan baik variabel
terkaitnya dan sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan analisis terhadap data penelitian dan pengujian
hipotesis dengan menggunakan teknik-teknik analisis yang telah ditentukan.
Hipotesis yang akan diuji adalah tentang pengaruh tingkat inflasi secara bulanan,
tingkat suku bunga yang diproksikan dengan tingkat SBI bulanan, nilai tukar
rupiah terhadap US Dollar yang diproksikan dengan kurs tukar tengah setiap akhir
bulan, jumlah uang beredar secara luas, serta produksi industri yang diproksikan
dengan pertumbuhan indeks produksi industri, terhadap rata-rata dari closing
price harga saham perusahaan sampel. pengujian hipotesis ini menggunakan uji
regresi linier berganda dan diproses dengan menggunakan bantuan program SPSS
(Statistical Package for Social Sience) versi 16 for windows.
A. DESKRIPSI DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari tahun 2005-2009 dan
dari JSX Monthly Statistic yang tersedia di IPOT. Untuk data tingkat
inflasi dan produksi industri diperoleh dari BPS Statistik, yang terdapat
pada situs www.bps.go.id untuk data tingkat suku bunga SBI, nilai tukar
rupiah, dan jumlah uang beredar diperoleh dari Statistik Keuangan
Ekonomi Bank Indonesia yang terdapat pada situs www.bi.go.id.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Peneliti menggunakan metode purposive sampling yang
mengambil kriteria yang akan digunakan dalam penelitian yaitu sebanyak
14 sampel. Pemilihan sampel ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. yang memenuhi kriteria
tersebut adalah:
a. Perusahaan sudah listing di BEI sebelum tanggal 31 Desember
2004.
b. Perusahan tersebut masuk dalam kriteria LQ 45 berturut-turut
selama periode pertama tahun 2005 sampai tahun 2009.
Berdasarkan kriteria penentuan sample diatas maka sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan. Perusahaan yang
dijadikan sampel adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
TABEL 1V.1
DAFTAR PERUSAHAAN LQ-45
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
3 ASII Astra Internasional Tbk
4 BBCA Bank Central Asia Tbk
5 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
6 INCO International Nickel Indonesia Tbk
7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
8 INKP Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk
9 ISAT Indosat Tbk
10 KLBF Kalbe Farma Tbk
11 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
12 SMCB Holcim Indonesia Tbk
13 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
14 UNTR United Tractors Tbk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
TABEL IV.2
Deskripsi Data
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
inflasi 60 2.41 18.38 9.0683 4.34717
sbi 60 6.50 12.75 9.0740 1.87415
kurs 60 8775.00 12151.00 9635.6833 758.01776
jub 60 1014376.00 2141384.00 1500728.0167 325386.66047
growthpi 60 -14.90 6.94 .2352 3.76595
harga 60 3248.00 15675.00 6998.2500 2916.44285
Valid N (listwise) 60
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah N sebanyak 60
didapat dari data bulanan selama 5 tahun yaitu 60 bulan. Rata-rata harga
saham terendah LQ-45 selama periode waktu penelitian sebesar Rp 3248
yaitu pada bulan Oktober 2008 dan rata-rata harga saham tertinggi sebesar
Rp 15675 terjadi pada bulan Desember 2007.
Tingkat inflasi terendah terjadi pada bulan November 2009 sebesar
2,41% dan tertinggi sebesar 18,38% dan besar rata-rata tingkat inflasi
sebesar 9,0683%
Untuk tingkat suku bunga SBI terendah sebesar 6,50% dan
tertinggi dicapai pada 12,75% dan besar rata-rata tingkat suku bunga SBI
sebesar 9,0740%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tingkat kurs tukar rupiah terendah terjadi pada bulan April 2006
sebesar Rp 8775 dan tertinggi sebesar Rp 12151 dan besar rata-rata tingkat
kurs tukar rupiah sebesar Rp 9635,6833
Jumlah uang beredar terkecil sebanyak 1014376 miliar rupiah pada
Februari 2005 dan jumlah uang beredar terbanyak sebesar 2141384 miliar
rupiah pada Desember 2009 dengan rata-rata 1500728 miliar rupiah.
Pertumbuhan Indeks Produksi Industri terendah adalah -14,90 pada
November 2005 dan tertinggi 6,94 pada Maret 2007.
B. PENGOLAHAN DATA
1. Uji Normalitas Data
Uji yang digunakan untuk melihat normalitas data yaitu uji
Kolmogorov-Smirnov. Jika signifikansi hitung lebih besar dari
0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal.
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov
dapat ditunjukan pada tabel dibawah ini
TABELl IV.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Tests of Normality
,152 60 ,002 ,813 60 ,000Unstandardized ResidualStatistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
Kriteria pengujian
Apabila angka signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Apabila angka signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal
Dari tabel diatas diketahui bahwa data tidak berdistribusi
normal karena memiliki nilai signifikansi hanya 0,002.
Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan transformasi data dengan
mengetahui bentuk grafik histogramnya terlebih dahulu.
GAMBAR IV.1
Histogram
Berdasarkan bentuk grafik histogramnya menunjukan
bentuk subtansial positif skewness sehingga data ditransformasikan
ke dalam bentuk LN setelah diubah dalam bentuk LN kemudian
diuji kembali dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Hasil pengujian sebagai berikut :
TABEL IV.4
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kini data telah
berdistribusi normal. Dengan nilai sebesar 0.200.
2. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dengan
menggunakan nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai dari VIF
kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka dapat
dikatakan bahwa model yang digunakan dalam model
terbebas dari multikolinearitas.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized Residual .091 60 .200* .933 60 .003
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
TABEL IV.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 29.507 4.163 7.087 .000
Ln_Inflasi -.175 .110 -.230 -1.589 .118 .268 3.738
Ln_Sbi .057 .286 .028 .200 .843 .275 3.642
Ln_kurs -3.863 .468 -.722 -8.253 .000 .731 1.368
Ln_jub 1.050 .178 .576 5.904 .000 .586 1.705
Ln_growthpi .005 .070 .006 .078 .938 .961 1.040
a. Dependent Variable: Ln_harga
Dari perhitungan diketahui bahwa nilai tolerance untuk
semua variabel independent bernilai lebih besar dari 0,1 dan
nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10 maka
dapat disimpulkan bahwa semua model regresi ini tidak
terdapat gejala multikolinearitas
2) Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antar unsure gangguan pada observasi dengan
unsure gangguan pada observasi lain. Pengujian ini dengan
menggunakan Durbin-Watson.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Jika nilai DW-test terletak diantara dU dan (4 – dU) maka
tidak terjadi autokorelasi
Jika kurang dari dl maka ada autokorelasi
Jika 4-dl <DW<4 maka ada autokorelasi
Hasil pengujian sebagai berikut:
TABEL IV.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .836a .698 .670 .22801 .398
a. Predictors: (Constant), Ln_growthpi, Ln_kurs, Ln_Inflasi, Ln_jub, Ln_Sbi
b. Dependent Variable: Ln_harga
Dari hasil diatas diketahui nilai sebesar 0,398 yang
terletak diantara 0 dan dl. Sehingga dapat disimpulkan terjadi
ada autokorelasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengobatan
terhadap autokorelasi.
TABEL IV.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .636a .405 .349 .11644 1.781
a. Predictors: (Constant), LnGrowthpi, LnJub, LnKurs, LnInflasi, LnSbi
b. Dependent Variable: LnHarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Kurang dari 1,408 (<dl) Ada autokorelasi
1,408-1,767 (dl-du) Tanpa kesimpulan
1,767-2,233(du sampai 4-du) tidak ada autokorelasi
2,233-2,592 (4-du sampai 4-dl) tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,592 (>4-dl) ada autokorelasi
Karena DW sebesar 1,781 maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi setelah dilakukan
pengobatan.
3) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah situasi dimana terjadi
penyebaran titik data populasi yang berbeda pada regresi. Uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006)
Heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola pada scatterplot.
Penyebaran titik yang acak mengindikasikan tidak adanya
heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
GAMBAR IV.2
Scatterplot
4) Uji Normalitas Residual
Uji Normalitas Residual bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas
residual adalah menggunakan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov.
TABEL IV.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 59
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .11130696
Most Extreme Differences
Absolute .152
Positive .113 Negative -.152
Kolmogorov-Smirnov Z 1.164
Asymp. Sig. (2-tailed) .133
a. Test distribution is Normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,164 dan tidak
signifikan pada 0,05 (karena p=0,133 > dari 0,05)
Jadi Ho diterima bahwa residual berdistibusi secara
normal. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
model regresi yang memenuhi syarat uji asumsi klasik adalah
dalam bentuk LN.
C. PENGUJIAN HIPOTESIS
1) Analisis Regresi
Persamaan Regresi:
LN HARGA SAHAM = 5,367 -0,085 LN INF – 0,583 LN SBI –
2,071 LN KURS + 0,292 LN JUB + 0,013 LN GROWTHPI
Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa:
· Koefisien inflasi = -0,085 berarti bahwa apabila nilai inflasi
mengalami kenaikan sebesar 1%, sementara variable independen
lainnya bersifat tetap. Maka tingkat variable harga saham akan
menurun sebesar 0,085%.
· Koefisien SBI = -0.583 berarti bahwa apabila nilai SBI mengalami
kenaikan sebesar 1%, sementara variabel independen lainnya bersifat
tetap. Maka tingkat variable harga saham akan mengalami penurunan
sebesar 0,583% persen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
· Koefisien Kurs = -2,071 berarti bahwa apabila nilai Kurs mengalami
kenaikan sebesar 1%, sementara variabel independen lainnya bersifat
tetap. Maka tingkat variable harga saham akan menurun sebesar
2,071%.
· Koefisien JUB = 0,292 berarti bahwa apabila nilai jumlah uang
beredar mengalami kenaikan sebesar 1%, sementara variabel
independen lainnya bersifat tetap. Maka tingkat variable harga saham
akan meningkat sebesar 0,292%.
· Koefisien PI = 0,013 berarti bahwa apabila nilai produksi industri
mengalami kenaikan sebesar 1%, sementara variabel independen
lainnya bersifat tetap. Maka tingkat variable harga saham akan
meningkat sebesar 0,013%.
2) Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
TABEL IV.9
Hasil pengujian F Test dari output Anova menunjukan bagaimana
pengaruh variable independent secara bersama-sama terhadap variable dependen.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .489 5 .098 7.218 .000a
Residual .719 53 .014
Total 1.208 58
a. Predictors: (Constant), LnGrowthpi, LnJub, LnKurs, LnInflasi, LnSbi
b. Dependent Variable: LnHarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Nilai F test sebesar 7,218 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 menunjukan
pengaruh yang signifikan yang berarti ada pengaruh positif (standar 0,05)
F hitung sebesar 7,218 > F tabel sebesar 2,37 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini berarti variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah,
jumlah uang beredar dan produksi industri (independen) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap harga saham (dependen).
3) Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
TABEL IV.10
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5.367 1.417 3.787 .000
LnInflasi -.085 .099 -.120 -.853 .397 .570 1.755
LnSbi -.583 .413 -.226 -1.414 .163 .438 2.284
LnKurs -2.071 .434 -.520 -4.766 .000 .943 1.060
LnJub .292 .403 .098 .725 .472 .614 1.628
LnGrowthpi .013 .026 .055 .506 .615 .958 1.044
a. Dependent Variable: LnHarga
Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
· Variabel tingkat inflasi
Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -0,853 dengan
signifikansi 0,397 yang artinya tidak signifikan pada 0,05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
· Variabel tingkat suku bunga
Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -1,414 dengan
signifikansi 0,163 yang artinya tidak signifikan pada 0,05
· Variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar
Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -4,766 dengan
signifikansi 0,000 yang artinya signifikan pada 0,05
· Variabel jumlah uang beredar
Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,725 dengan
signifikansi 0,472 yang artinya tidak signifikan pada 0,05
· Variabel pertumbuhan produksi industri
Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,506 dengan
signifikansi 0,615 yang artinya tidak signifikan pada 0,05
Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham dipengaruhi oleh nilai
tukar rupiah.
4) Uji Koefisien Determinasi (R2)
TABEL IV.11
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .636a .405 .349 .11644
a. Predictors: (Constant), LnGrowthpi, LnJub, LnKurs, LnInflasi, LnSbi
b. Dependent Variable: LnHarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Output model summary menunjukan nilai koefisien determinasi
regresi. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati 1
menunjukan bahwa hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Hasil analisis menunjukan
adjusted R square sebesar 0,349 yang berarti sekitar 34,9% variabel
dependen yang bisa dijelaskan oleh variabel independen.
D. INTERPRETASI HASIL
Hasil penelitian dari analisis yang dilakukan adalah:
Inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini bertentangan
dengan penelitian Ming-Hua Liu (2008) dan penelitian Anthony
Kyereboah (2008) yang menemukan bahwa tingkat inflasi berpengaruh
negatif terhadap kinerja pasar saham.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat suku bunga SBI tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
Tingkat kurs atau nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan secara
negatif terhadap harga saham. Penurunan kurs akan menyebabkan
kenaikan harga saham, sebaliknya kenaikan kurs akan menyebabkan
penurunan harga saham. Hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian Ming-Hua Liu (2008) dan
Mansor H. Ibrahim (2003) yang menemukan adanya pengaruh negatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
antara nilai tukar rupiah terhadap harga saham. Di Indonesia kurs
mengalami perubahan setiap waktu, ada kalanya rupiah menguat terhadap
mata uang asing pada saat kondisi Indonesia stabil atau cenderung
membaik dari kondisi sebelumnya. Sebaiknya rupiah akan melemah
terhadap mata uang asing pada saat kondisi Indonesia memburuk. Naik
turunnya nilai tukar rupiah akan mempengaruhi permintaan saham. Naik
turunnya permintaan saham di pasar modal oleh investor akan
menyebabkan naik turunnya harga saham. Jika nilai tukar rupiah terhadap
dollar melemah, maka akan banyak investor asing yang menanamkan
modalnya (membeli saham) di Indonesia, dengan banyaknya permintaan
saham, maka harga saham akan naik.
Jumlah uang beredar tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Hipotesis dalam penelitian ini ditolak
Tingkat produksi industri tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Hal ini bertentangan
dengan penelitian Mansor H.Ibrahim (2003) dan Pin Huang-Chou (2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dipaparkan dalam
bab IV maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel tingkat inflasi, tingkat
suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar dan produksi
industri (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
harga saham (dependen). Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung yang
lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 7,218 > F tabel sebesar 2,37.
2. Melalui uji t dapat diketahui bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga,
jumlah uang beredar dan produksi industri tidak berpengaruh terhadap
harga saham. Sehingga kurang dapat digunakan untuk mengukur
pengaruh harga saham perusahaan.
3. Variabel nilai tukar rupiah memiliki pengaruh negatif dan signifikan
terhadap harga saham. Sehingga penurunan kurs akan menyebabkan
kenaikan harga saham, sebaliknya kenaikan kurs akan menyebabkan
penurunan harga saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
B. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Penelitian ini mengambil sampel 14 perusahaan yang berturut-turut
terdaftar dalam LQ45 pada tahun 2005-2009 sehingga penelitian ini
hanya relevan untuk kelompok saham blue chip (LQ-45) saja. Jadi
masih dianggap kurang representatif dan kurang mewakili perusahaan
yang listing di Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian ini hanya selama 5 tahun dan data yang digunakan adalah
data bulanan sehingga kurang mencerminkan kondisi pasar
sebenarnya, akan lebih baik jika data yang digunakan adalah data
mingguan atau harian agar dapat mencerminkan keadaan pasar modal
yang sebenarnya.
3. Fokus pembahasan masih berkisar pada variabel makroekonomi
sehingga hasil yang didapat belum bisa memberikan konklusi secara
umum karena masih banyak faktor lain misalnya faktor fundamental
baik eksternal maupun internal seperti GDP, harga saham masa lalu,
volume perdagangan, dll.
4. Penelitian ini hanya menganalisis pengaruh indikator perekonomian
seperti inflasi, SBI, nilai tukar rupiah, jumlah uang beredar, dan
produksi industri. Maka dengan penelitian yang sama sebaiknya dapat
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
pergerakan harga saham misalnya neraca pembayaran, neraca
perdagangan, cadangan devisa, dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
C. SARAN
Setelah melakukan penelitian, mendapatkan hasil dan
mempertimbangkan keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran
terkait penelitian selanjutnya, antara lain :
1. Bagi perusahaan
Perusahaan dengan memperhatikan faktor makroekonomi dapat
membuat kebijakan berinvestasi sehingga perusahaan dapat merespon
dengan cepat apabila terdapat perubahan pada variabel tersebut.
2. Bagi investor
Disarankan untuk memperhatikan perubahan tersebut agar dapat
mengambil keputusan secara tepat dan cepat.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Disarankan untuk menggunakan rentang periode pengamatan yang
lebih lama dan jumlah sampel yang lebih banyak agar hasilnya
representatif. Penelitian selanjutnya agar menambah variabel yang
belum tercakup dalam penelitian ini. Dan disarankan menggunakan
pendekatan yang lebih baik dalam penaksiran harga saham.