lingkungan fisik dan analisis resiko

65
LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS RESIKO

Upload: ranit

Post on 23-Feb-2016

79 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS RESIKO. OVERVIEW. LINGKUNGAN FISIK. DEFINISI. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS RESIKO

Page 2: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

OVERVIEW

LINGKUNGAN FISIK

Definisi

Faktor yang mempengaruh

i lingkungan fisik

ANALISIS RESIKO

Hazard / Bahaya

Pengertian Risiko

Manajemen Risiko

Identifikasi Risiko

Analisis Risiko

Page 3: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

LINGKUNGAN FISIK

Pada dasarnya, manusia memiliki keterbatasan pada kemampuan dirinya. Keterbatasan itu yang membuat manusia bergantung pada faktor-faktor lain di luar batas kontrolnya dalam bekerja. Padahal keterbatasan manusia itulah yang sering menjadi faktor penentu terjadinya musibah pada sistem kerja seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit akibat kerja

Lingkungan kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja manusia. Lingkungan kerja yang tidak baik akan menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan bahkan berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Pemahaman yang baik dalam lingkungan kerja yang optimal diharapkan akan meningkatkan kenyamanan dan meminimalisir gangguan yang dapat diterima seorang pekerja dalam pekerjaannya

DEFINISI

Page 4: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Beberapa hal yang mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisik adalah :

Faktor Pengaruh

Lingkungan

Temperatur

Sirkulasi Udara

Kelembaban

Cahaya

GetaranKebisingan

Warna

Ketinggian

Gravitasi

Page 5: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

TEMPERATUR

Menurut studi yang dilakukan, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut (Sutalaksana, 1979):

• 49 derajat celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental.

• 30 derajat celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan dan timbul kelelahan fisik.

• 24 derajat celcius kondisi kerja optimum. • 10 derajat celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai

muncul.

Page 6: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

TEMPERATUR

Dari suatu penyelidikan pula dapat diperoleh bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada suhu 24 sampai 27 derajat celcius (Sutalaksana, 1979)

Page 7: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Cara-cara untuk mengendalikan suhu badan agar tetap konstan :

1. Pengendalian suplai darah kepada dan dari kulit. Jika kulit kedinginan, darah akan membawa panas dari dalam badan (suhu inti) kekulit, sedangkan darah yang dingin dari kulit akan menarik diri kebagian dalam badan. Disamping itu, kulit akan menyempitkan pori-pori hingga penurunan suhu akan terhambat.

2. Mengendalikan suhu dengan jalan berkeringat. Jika kulit kepanasan, darah dari badan bagian dalam akan makin banyak mengalir kebagian kulit, dan keringat akan mengalir keluar melalui kulit.

3. Meningkatkan produksi panas. Dengan menggerakkan otot (menggigil atau olah raga) proses metabolisme akan menjadi lebih giat sehingga panas akan lebih banyak dihasilkan. Sebaliknya, apabila produksi panas hendak diturunkan, maka badan harus didinginkan agar proses katabolisme otot dan organ-organ lain menjadi lebih besa

Page 8: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

SIRKULASI UDARA

Dalam industri besar seperti di pabrik-pabrik, udara yang kita hirup akan terkontaminasi dengan debu atau kontaminan-kontaminan lain. Kontaminan tersebut diakibatkan proses produksi dan panas. Sepertidalam tempat-tempat solder dan pengelasan pada industri elektronik, tempat-tempat pengerjaan kayu atau penggergajian, tempat dimana bahan beracun dikerjakan dan lain sebagainya.

Karena itu dalam bekerja diperlukan sirkulasi udara yang baik untuk suatu kontaminan sampai batas yang tidak membahayakan bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Sirkulasi udara dapat direkayasa dengan menggunakan sistem pengeluaran udara (exhaust system) dan pemasukan udara (supply system) dengan menggunakan fan

Page 9: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

KELEMBABAN

Kelembaban adalah ukuran banyaknya kadar air yang terkandung dalam udara. Kelembaban biasanya dinyatakan dengan persentase (%). Keseimbangan tersebut akan memenuhi rumus :

Page 10: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

KELEMBABAN

Jadi dapat disimpulkan bahwa “Semakin tinggi dan lembap lingkungan kerja, maka akan semakin banyak juga oksigen yang diperlukan untuk metabolisme dan akan semakin cepat juga peredaran darah dalam tubuh kita, sehingga denyut jantung akan semakin cepat. Ini berakibat pengurangan energi yang sangat besar pada tubuh manusia sehingga pekerja akan cepat lelah”

Page 11: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

CAHAYA

Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek sangat jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang suram, mengakibatkan mata pekerja cepat lelah karena mata berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan. Kemampuan mata untuk dapat melihat objek sangat jelas ditentukan oleh: ukuran objek, derajat kontras diantara objek dan sekelilingnya, luminansi, dan lamanya melihat.

Page 12: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

CAHAYA

CIE (Commission International de l’Eclairage) dan IES (Illuminating Engineers Society) telah menerbitkan tingkat pencahayaan yang direkomendasikan untuk berbagai pekerjaan.

Page 13: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

GETARAN

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan

arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan

motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Alat untuk

mengukur getaran dinamakan vibrasi meter

Gangguan yang disebabkan getaran mekanis :

• Mempengaruhi konsentrasi bekerja

• Mempercepat datangnya kelelahan

• Dapat menimbulkan beberapa penyakit ( gangguan mata, saraf peredaran, dan lain-lain )

Page 14: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

KEBISINGAN

Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang dihasilkan oleh suatu objek (dari luar maupun dari dalam sistem kerja). Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia :

•Lama bunyi• Intensitas bunyi•Frekuensi bunyi

Page 15: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Contoh ukuran KebisinganDesibel Batas dengantertinggi

Menulikan

120

110

100

Halilintar

Meriam

Mesin uap

Sangat hiruk90

80

Perusahaan sangat gaduh

Peluit polisi

Kuat70

60

Kantor gaduh

Radio

Sedang50

40

Rumah gaduh

Kantor umumnya

Tenang30

20

Rumah tenang

Percakapan

Sangat tenang10

0

Suara daun-daun

Batas dengar terendah

Page 16: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

KETINGGIANBekerja dalam ketinggian memiliki beberapa

efek yang dapat mempengaruhi kinerja dari operator, yaitu :

Efek dalam transfer Oksigen

Efek Bernafas

Efek Kardiovaskular

Efek dalam proses Blood Oxygenation

Efek Psikologi Efek Supply Oksigen ke Otot

Page 17: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

GRAVITASIDimanapun tempat kita berada selama masih berada di Bumi pasti memiliki efek dari gravitasi, dimana gaya gravitasi merupakan gaya menuju pusat Bumi. Dan Bagaimana jika kita bekerja di suatu tempat yang tidak ada efek gravitasi?

Berikut merupakan efek tidak adanya gravitasi yang berpengaruh dalam tubuh manusia :

• Penurunan kemampuan motorik• Lebih lambat dalam melakukan pekerjaan dibandingkan di

BumiNamun, biasanya, setlah beberapa saat mereka

dalam keadaan non gravitasi, kesulitan-kesulitan tersebut akan berkurang.

Page 18: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

ANALISIS RESIKO

Page 19: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Bahaya (Hazard)Adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sumber bahaya jika memiliki risiko menimbulkan hasil yang

negatif. (Cross, 1998)Potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika salah satu bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya terdapat dimana-mana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur.

(Tranter 1999)

Page 20: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Dalam terminology Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), bahaya diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

1. Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard)

Hal tersbut dapat menyebabkan luka (injury), kematian, kerusakan property perusahaan yang bersifat akut.

Sedangkan Jenis bahaya keselamatan :

a. Bahaya mekanik : disebablkan oleh mesin atau alat kerja mekanik (tersayat, terjatuh, tertindih dan

terpeleset)

b. Bahaya elektrik : disebabkan peralatan yang mangandung arus listrik

c. Bahaya kebakaran : disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat flammable (mudah terbakar)

d. Bahaya peledakan : disebabkan oleh susbtansi kimia (explosive)

Page 21: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard)

Merupakan gangguan kesehatan (penyakit) dan biasanya bersifat kronis. Jenis bahaya kesehatan :

a. Bahaya fisik : kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-pengionm suhu ekstrim dan pencahayaan

b. Bahaya kimia : material/bahan yang bersifat antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor

c. Bahaya Ergonomi : repetitive movement, static posture, manual handling dan postur janggal.

d. Bahaya Biologi : makhluk hidup di lingkungan kerja (bakteri,virus, protozoa dan fungi/jamur yang bersifat patogen)

e. Bahaya psikologi : beban kerja terlalu berat, hubungan dan kondisi kerja yang tidak nyaman

Page 22: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Risiko

Berikut merupakan beberapa Definisi Resiko dari beberapa sumber :

• Meurut IEC/TC56 (AS/NZS 3931), Analisis Risiko adalah Sistem teknologi, mengartikan risiko sebagai “kombinasi dari frekuensi, atau probabilitas munculnya, dan konsekuensi dari suatu kejadian berbahaya yang spesifik” (Cross, 1998)

• Menurut AS/NZS 4360:2004 risiko adalah peluang munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan efek terhadap suatu objek

Page 23: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

• Formula umum untuk perhitungan nilai risiko menurut AS/NZS 4360:2004

Likelihood : kemungkinan munculnya sebuah peristiwa

Consequence : dampak ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.

“Risk = Consequence X Likelihood”

Page 24: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Risiko dibagi menjadi 5 macam (menurut Risk Assesment and Management Handbook: For Enviromental, health, and safety profesional) :1. Risiko Keselamatan (Safety Risk)

Ciri-ciri resiko ini yaitu low probability, high-level exposure, high-consequence accident, bersifat akut, menimbulkan efek secara langsung.

2. Risiko Kesehatan (Health Risk)

Ciri-ciri risiko ini yaitu high probability, low level exposure, low-consequence, long-latency, delayed effect tidak langsung terlihat dan bersifat kronik.

Page 25: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

3. Risiko Lingkungan dan Ekologi (Enviromental Ecological Risk)

Ciri-ciri resiko ini yaitu melibatkan interaksi yang beragam antara populasi dan komunitas, ekosistem pada tingkat mikro maupun makro, ada ketidakpastian yang tinggi antara sebab dan akibat, risiko ini fokus pada habitatdan dampak ekosistem yang mungkin bisa bermanisfestasi jauh dari sumber risiko.

4. Risiko Kesejahteraan Masyarakat (Public Welfare/ Goodwill Risk)

Ciri-ciri risiko ini persepsi kelompok atau umum tentang performance sebuah organisasi/produk, nilai property, estetika, dan penggunaan sumber daya terbatas.

Page 26: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

5. Risiko Keuangan (Financial Risk)Ciri-ciri nya yaitu risiko panjang dan jangka pendek dari kerugian property, perhitungan asuransi, pengembalian investasi, kemudahan pengoperasian dan aspek finansial. Risiko ini menjadi pertimbangan utama bagi stakeholder berkaitan dengan finansial dan mengacu pada tingkat efektivitas dan efisiensi.

Page 27: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Manajemen RisikoManajemen risiko sebagai proses menghilangkan/meminimalkan efek merugikan terhadap risiko yang dimiliki olehsebuah sistem kerja. (Djunaedi,2005)

Beberapa keuntungan yang diperoleh perusahan jika menerapkan manajemen risiko (menurut AS/NZS 4360:2004) :

1. Fewer Surprise (Pengendalian kejadian tidak diinginkan)

identifikasi dan usaha untuk menurunkan probabilitas dan mengurangi efek buruk.

2. Exploitation of opportunitySikap pencarian kemungkinan akan meningkat jika sesorang memiliki kepercayaan diri akan pengetahuan tentang risiko dan dapat mengendalikannya.

3. Improved planning, performance,and efffectivenessAkses terhadap informasi strategis tentang organisasi, proses serta lingkungan membuka kesempatan untuk muncul ide baru dan perencanaan yang lebih efektif.

Page 28: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

4. Economy and efficiencyEfisisensi akan tercapai dengan lebih fokus pada sumber daya, perlindungan aset dan menghindari biaya kesalahan.

5. Improved Stakeholder RelationshipMendorong komunikasi antara organisasi dengan stakeholder mengenai alasan pengambilan suatu keputusan.

6. Improved Information for decision makingMenyediakan informasi dan analisis akurat sebagai penunjang pengambilan keputusan dalam hal investasi dan merger.

7. Enhanced reputationInvestor, pemberi dana, suppliers dan pelanggan akan lebih tertarik pada perusahaan yang telah dikenal melakukan manajemen resiko dengan baik.

Page 29: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

8. Director protectionPekerja akan lebih hati-hati dan waspada terhadap risiko.

9. Accountability, assurance, and governanceKeuntungan dan kelangsungan akan

diperoleh dengan melaksanakan dan mendokumentasikan pendekatan yang dilaksanakan perusahaan.10. Personal wellbeing

Manajemen risiko terhadap risiko pribadi secara umum akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pribadi

Page 30: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Komponen utama dalam manajemen risiko yang dikeluarkan AS/NZS 4360:2004, antara lain :

• Komunikasi dan Konsultasi• Penetapan Tujuan• Identifikasi Risiko• Analisis Risiko• Evaluasi Risiko• Pengendalian Risiko• Monitor dan Review

Page 31: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Gambaran Proses Managemen Risiko AS/NZS 4360:2004

Page 32: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Identifikasi RisikoTujuan identifikasi risiko untuk mengembangkan

daftar komprehensif sumber risiko dan kejadian yang mengikutinya yang dapat menghambat pencapaian tujuan.

Dalam proses identifikasi risiko terdapat beberapa hal terkait dengan risiko, yaitu : sumber risiko, insiden, konsekuensi, penyebab kejadian, pengendalian, waktu dan tempat. (HB 436:2004)

Sumber infromasi yang dapat digunakan sebagai dasar identifikasi risiko, yaitu : pengalaman, saran para ahli, wawancara, diskusi, laporan klaim asuransi, suvei, kuisioner, checklist, dan incient database. (HB 436:2004)

Page 33: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi potensi bahaya dalam kegiatan industri (Kolluru,1996), antara lain :

• What if/check listSetiap proses dipelajari melalui pendekatan brainstorming untuk memformulasikan setiap pertanyaan meliputi kejadian yang akan menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.

• HAZOPS (Hazard and Operability Study)

Mengidentifikasi permasalahan dari operasional proses yang dapat mempengaruhi efisiensi produksi dan keselamatan dengan mempelajari setiap tahapan proses untuk mengidentifikasi semua penyimpangan dari kondisi operasi yang normal, dan menentukan perbaikan penyimpangan yang ada.

Page 34: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

• FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Identifikasi risiko dengan menganalisisi berbagai pertimbangan kesalahan dari peralatan yang digunakan dan mengevaluasi dampak dari kesalahan tersebut.

• FTA (Fault Tree Analysis)

Suatu teknik yang digunakan untuk memprediksi setelah terjadinya kecelakaan.

• ETA (Event Tree Analysis)

Metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi diawali dengan mengidentifikasi pemicu kejadian dan proses tiap tahapan yang menimbulkan kecelakaan.

• JHA (Job Hazard Analysis)

tahapan pekerjaan sebagai cara mengidentifikasi bahaya sebelum suatu kejadian muncul.

Page 35: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Beberepa prioritas pekerjaan yang perlu dilakukan JHA, antara lain:1. Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/sakit yang tinggi2. Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan luka, cacat/sakit3. Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan

dapat memicu kecelakaan parah/luka4. Pekerjaan baru atau mengalami perubahan

dalam proses dan prosedur5. Pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis

instruksi pelaksanaanya.

Page 36: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Analisis Risiko

Adalah sistematika penggunaan dari informasi yang tersedia untuk mengidentifikasi hazard dan untuk memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi, banguna atau lingkungan (Kolluru, 1996)

Dalam analisis terdapat data pendukung yang digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan tentang cara pengendalian yang paling tepat (cost-effective). (AS/NZS 4360:2004)

Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis, AL : kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat dilakukan analisis semi-kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci risiko yang ada.(AS/NZS 4360:2004)

Page 37: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Tipe-tipe Analisis Risiko

1. Analisis Kualitatif

Menggunakan bentuk kata/skala deskriptif untuk menjelaskan besar potensi risiko. Dimana hasilnya dapat dikategorikan dalam risiko rendah, sedang, dan tinggi, dan digunakan untuk kegiatan screening awal pada risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci dan mendalam.

Analisis ini digunakan saat :• Penilaian kuantitatif tidak diperlukan• Pelaksanaan screening awal sebagai dasar melaksanakan

analisis yang lebih kecil• Level risiko tidak terdapat batasan waktu dan data numerical• Tidak terdapat data numerical/ data tidak mencukupi.

Page 38: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

2. Analisis Semi-kuantitatif• Metode yang mengkombinasikan angka yang bersifat

subyektif pada kecenderungan dan dampak dengan rumus (formula) matematika.

• Berguna untuk mengidentifikasi dan memberikan peringkat dari suatu kejadian yang berpotensi menimbulkan kensekuensi yang parah seperti kerusakan peralatan, gangguan bisnis, cidera manusia dan lain-lain (Kollluru,1996)

• Diperlukan kehati-hatian dalam analisis semi-kuantitatif karena nilai yang dibuat tentu mencerminkan kondisi objektif. Ketetapan perhitungan tergantung dari pengetahuan para ahli dari berbagai disiplin ilmu terhadap proses terjadinya sebuah risiko. (AS/NZS 4360:2004)

Page 39: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

3. Analisis Kuantitatif• Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik untuk

nilai konsekuensi dan likelihood dengan menggunakan data dari berbagai sumber.

• Konsekuensi dihitung menggunakan metode modeling hasil hasil dari kejadian/kumpulan kejadian/memperkirakan kemungkinan dari studi eksperimen/ data sekunder/ data terdahulu. Konsekuensi digambarkan dalam lingkup keuangan, teknikal atau efek pada manusia. (AS/NZS 4360:2004).

Page 40: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

CONTROLLING RISKSetelah bahaya telah dinilai dari segi risikonya,

maka bahaya dan risiko tersebut harus dikendalikan. Dan untuk mengendalikan risiko tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan dan pekerjanganya agar risiko tersebut dapat diminimalisir atau dengan kata lain metode atau pekerjaan yang berisiko tersebut dapat dioperasikan dalam tingkat mana.

Page 41: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Hierarki Pengendalian

Pengendalian adalah proses, peraturan, alat, pelaksanaan atau tindakan yang berfungsi meminimalisasi efek negatif atau meningkatkan peluang positif. (AS/NZS 4360:2000)

Hierarki pengendalian merupakan daftar pilihan pengendalian yang telah diurutkan sesuai dengan mekanisme pengurangan paparan, dengan urutan sbb (Tranter, 1999) :

Page 42: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

1. Eliminasi Eliminasi merupakan langkah awal dan solusi terbaik dalam mengendalikan paparan, namun juga langkah yang paling sulit untuk dilaksanakan.Kecil kemungkinan sebuah perusahaan mengeliminiasi substansi/ proses tanpa mengganggu kelangsungan produksi secara keseluruhan.Contohnya penghilangan timbal secara perlahan pada produksi bahan bakar.

Page 43: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

2. SubstitusiJika suatu sumber bahaya tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan maka akan membutuhkan banyak trial-and error.contoh : penggunaan minyak daripada merkuri

dalam barometer, penyapuan dengan sistem basah pada debu timbal dibandingkan dengan penyapuan kering.

3. Pengendalian EngineeringMemiliki kemampuan untuk merubah jalur transmisi bahaya atau mengisolasi pekerjaan dari bahaya.

Page 44: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Sedangkan dalam Pengendalian Engineering, terdapat tiga macam alternative antara lain :

• IsolasiMenghalangi pergerakan bahaya dengan memberikan pembatas atau pemisah terhadap bahaya maupun pekerja

• GuardingMengurangi jarak atau kesempatan kontak antara sumber bahaya dengan pekerja.

• VentilasiCara ini paling efektif untuk mengurangi kontaminasi udara, berfungsi untuk kenyamanan, kestabilan suhu dan mengontrol kontaminan.

Page 45: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

4. Pengendalian AdministratifPengendalian ini salah satu pilihan terakhir

karena mengandalkan sikap dan kesadaran pekerja. Baik untuk jenis risiko rendah, sedangkan tipe risiko yang signifikan harus disertai dengan pengawasan dan peringatan.

Untuk situasi lingkungan kerja dengan tingkat paparan rendah/jarang, maka beberapa pengendalian yang berfokus terhadap pekerja lebih tepat diberikan, Antara Lain :

Page 46: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

a. Rotasi dan penempatan kerja untuk mengurangi tingkat paparan yang diterima pekerja dengan membagi waktu kerja dengan pekerja lain.

b. Pendidikan dan pelatihan sebagai pendukung pekerja dalam melakukan pekerjaan secara aman. Dengan pengetahuan dan pengertian terhadap bahaya pekerjaan, maka akan membantu pekerja untuk mengambil keputusan.

c. Penataan dan kebersihan mengurangi debu dan kontaminan lain yang bisa menjadi jalur pemajan.

d. Perawatan secara berkala terhadap peralatan penting untuk meminimalkan penuruna performance dan memperbaiki kerusakan lebih dini.

e. Jadwal kerja, menggunakan prinsip waktu kerja, pekerjaan dengan risiko tinggi dapat dilakukan saat jumlah pekerja yang terpapar paling sedikit

f. Monitoring dan surveilan kesehatan untuk menilai risiko dan memonitor efektivitas pengendalian yang sudah dijalankan.

Page 47: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

5. PPE (Personal Protective Equipment)

Cara terakhir yang dipilih dalam menghadapi bahaya. Umumnya menggunakan alat seperti respirator, sarung tangan dan overall dan apron, boots, kacamata, helm, alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff), dll.

Page 48: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Assigning Residual RiskOnce control measures have been

selected and implemented, a check is done to ensure that the control measures have reduced the risk. This is done by reassessing the hazard using the risk matrix with consideration given to all the control measures that have been put in place. This risk assessment rating is called the residual risk rating: the risk rating that is acceptable after all control measures have been implemented.

Page 49: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

The original risk assessment for a fork lift allocated a risk priority rating of E (ie severe consequences and likely to occur based on the use of the fork lift, the amount of people in the area of the fork lift use, the design and set-up of the area in which the fork lift is used and experience of people operating fork lift). This risk rating should be reduced after the control measures are enacted because:

• alternative lifting practices have been implemented in high traffic areas (subs)

• the fork lift area has been isolation (isolation)• safe operational procedures are developed and staff have been trained (adm)

• high visibility clothing is worn.(ppe)

Page 50: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

When the risk matrix is now used to determine the risk it allows for the allocation of a residual risk rating at M. While the consequences of an accident are still deemed to be ‘severe’ the likelihood is rated now rated at ‘unlikely’.

Consequences

Likelihood Severe(1)

Major (2)

Medium(3)

Minor(4)

Negligible(5)

Almost certain(A)

E H H M M

Likely(B)

H H M M L

Possible(C)

H M M L L

Unlikely(D)

M M L L T

Rare(E)

M L L T T

Fork lift hazard

Page 51: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Hazard identification and the risk assessment register

Once the control measures have been initiated and the risk associated with the hazard has been reduced, the date is recorded on the register.

Following is a sample of a Hazard identification and risk assessment register to show:

• the recording of a potential hazard (use of a fork lift at an event)

• the risk assessment for this activity . E, M• the control measures identified to reduce the risk of the hazard occurring

• the residual risk after the control measures have been put in place

Page 52: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

You will note that while the risk can not be eliminated, the introduction of control measures to reduce the risk has reduced the severity and likelihood of the fork lift causing injury at the event.

Page 53: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

STUDY CASEPak Ergo dalam pekerjaannya mengangkut sampah memiliki beberapa bahaya dengan tingkat keseringan dan konsekuensi yang berbeda-beda. Diantaranya adalah Lubang yang ada dijalan, dalam 30 hari kerja saja, Pak ergo tersandung dan jatuh di lubang itu sebanyak 3 kali. Bahaya yang kedua adalah bahaya dari berat sampah yang dia bawa, dengan beban 11 kg perhari dapat menimbulkan bahaya MSD yang cukup menyakitkan. Bahaya yang ketiga adalah Toxic atau racun yang dibebkan oleh sampah yang dia bawa. Walaupun beliau tidak pernah keracunan, tp bahaya toxic dari sampah tetap ada.

Page 54: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Dan bahaya terakhir adalah awkward posture atau postur yang tidak sesuai, hampir setiap hari Pak ergo mengeluh pegal-pegal dan LBP setelah melakukan pekerjaannya. Selesaikan masalah tersebut dengan Assigning Residual Risk dan Hazard identification and the risk assessment register!

Page 55: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

PenyelesaianHazard 1 : Jalan berlubang

Likelihood = dalam sebulan, atau 30 hari kerja Pak Ergo jatuh sebanyak 3 kali. Maka dikategorikan dalam kategori Rare

Concequence = Konsekuensi jika pak ergo jatuh maka sampah yang diangkut akan berjatuhan dan mengakibatkan luka fisik, bisa dikategorikan medium.

Page 56: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Dilihat dalam tabel Consequences

Likelihood Severe(1)

Major (2)

Medium(3)

Minor(4)

Negligible(5)

Almost certain(A)

E H H M M

Likely(B)

H H M M L

Possible(C)

H M M L L

Unlikely(D)

M M L L T

Rare(E)

M L L T T

Maka, nilai dalam kategori L

Page 57: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

PenyelesaianHazard 2 : Berat beban

Likelihood = Pak ergo mengeluhkan pegal pegal hampir setiap hari. Maka dikategorikan dalam kategori Almost certain.

Concequence = Konsekuensi jika pak ergo membawa beban berat yang berkepanjangan maka dapat menimbulkan MSD atau bahkan kelainan otot, maka bisa dikategorikan medium.

Page 58: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Dilihat dalam tabel Consequences

Likelihood Severe(1)

Major (2)

Medium(3)

Minor(4)

Negligible(5)

Almost certain(A)

E H H M M

Likely(B)

H H M M L

Possible(C)

H M M L L

Unlikely(D)

M M L L T

Rare(E)

M L L T T

Maka, nilai dalam kategori H

Page 59: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

PenyelesaianHazard 3 : Toxic

Likelihood = Selama ini pak ergo belum pernah mengalami keracunan. Maka dikategorikan dalam kategori Rare

Concequence = Konsekuensi jika pak ergo keracunan sangatlah fatal, maka bisa dikategorikan severe.

Page 60: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Dilihat dalam tabel Consequences

Likelihood Severe(1)

Major (2)

Medium(3)

Minor(4)

Negligible(5)

Almost certain(A)

E H H M M

Likely(B)

H H M M L

Possible(C)

H M M L L

Unlikely(D)

M M L L T

Rare(E)

M L L T T

Maka, nilai dalam kategori M

Page 61: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

PenyelesaianHazard 4 : Postur Salah

Likelihood = Pak ergo mengeluhkan pegal pegal pada bagian punggung hampir setiap hari. Maka dikategorikan dalam kategori Almost certain.

Concequence = Konsekuensi jika pak ergo melakukan pekerjaannya dengan postur yang salah dapat menimbulkan LBP atau bahkan kelainan otot, maka bisa dikategorikan medium.

Page 62: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Dilihat dalam tabel Consequences

Likelihood Severe(1)

Major (2)

Medium(3)

Minor(4)

Negligible(5)

Almost certain(A)

E H H M M

Likely(B)

H H M M L

Possible(C)

H M M L L

Unlikely(D)

M M L L T

Rare(E)

M L L T T

Maka, nilai dalam kategori H

Page 63: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Dari penilaian dengan tabel diatas, yang memiliki resiko tinggi atau kategiri H adalah bahaya Berat beban dan Postur Tubuh yang salah, maka kedua hazard tersebut, kita identifikasi dalam tabel berikut :

Page 64: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Date Hazard Description of hazard and location

RiskCombined rating of severity and likelihood

Control measuresEliminate, substitute, isolate,Engineer.

ResponsibilityPerson responsible for carrying out the control measure

Date to be rectified

Daterectified

RR Residual risk – lowest level of risk possible

Membawa beban yang berat saat bekerja memungut sampah

H

• Eliminate = Pelarangan membuang sampah sembarangan.• Substitute = Dengan mengganti gerobak sampah dengan mobil sampah.• Engineering controls = Dengan menambal lubang, perancangan roda dengan peer.

Manajer Operasi Universitas T

Berat Beban

Page 65: LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS  RESIKO

Date Hazard Description of hazard and location

RiskCombined rating of severity and likelihood

Control measuresEliminate, substitute, isolate,Engineer.

ResponsibilityPerson responsible for carrying out the control measure

Date to be rectified

Daterectified

RR Residual risk – lowest level of risk possible

Menarik gerobak sampah dengan postur yang tidak sesuai

H

•Substitute = mengganti gerobak dengan gerobak yang sesuai dengan postur tubuh pak ergo• Engineering controls = Dengan menambahkan alat bantu ergonomi dan merancang ulang gerobak. • PPE= Penggunaan peralatan seperi sarung tangan, sepatu boots, dll.

Manajer Operasi Universitas T

Postur Salah