lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10608/4/bab_iii.pdf · suatu...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
63
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh persepsi pentingnya etika dan
tanggung jawab sosial, sifat machiavellian, preferensi risiko, dan pertimbangan etis
terhadap pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak. Objek penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah konsultan pajak yang terdaftar sebagai
anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) di wilayah Jakarta, memiliki ijin
praktik, dan setidaknya telah menangani 3 Wajib Pajak, baik Wajib Pajak orang
pribadi maupun Wajib Pajak badan. Konsultan pajak adalah orang yang
memberikan jasa perpajakan kepada wajib pajak secara profesional, yaitu dengan
membantu wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Faktor-
faktor individual konsultan pajak yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis
konsultan pajak diteliti dengan menggunakan kuesioner yang memiliki empat
variabel untuk mengukurnya yaitu persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab
sosial, sifat machiavellian, preferensi risiko, dan pertimbangan etis.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Causal Study. Menurut
Sekaran dan Bougie (2016), causal study adalah studi yang menggambarkan
hubungan sebab akibat dari satu atau lebih masalah dalam penelitian. Penelitian ini
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
64
dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara variabel
independen yaitu persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial, sifat
machiavellian, preferensi risiko, dan pertimbangan etis dengan variabel dependen
yaitu pengambilan keputusan etis konsultan pajak.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi sasaran utama dalam
penelitian (Sekaran dan Bougie, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak. Pengambilan keputusan
etis merupakan proses dimana individu mengambil sebuah keputusan yang sesuai
dengan etika dan sejalan dengan asas perilaku yang disepakati secara umum.
Konsultan pajak adalah orang yang membantu wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya dengan baik. Skala pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala interval. Variabel dependen dalam penelitian ini dikur
dengan menggunakan pengukuran skala Likert 5 poin (5-point likert scale) dengan
preferensi jawaban sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
65
Pengambilan keputusan etis dapat diukur dengan menggunakan indikator yaitu
bersikap jujur, berpegang teguh pada kebenaran data, dan menghindari pelanggaran
aturan dalam bekerja. Kuesioner mengenai pengambilan keputusan etis oleh
konsultan pajak dalam penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya oleh Arestanti et al. (2016). Pengukuran variabel terdiri atas
tiga buah pernyataan positif.
3.3.2 Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen
(Sekaran dan Bougie, 2016). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial (X1), sifat machiavellian (X2),
preferensi risiko (X3), dan pertimbangan etis (X4).
3.3.2.1 Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial (X1)
Variabel persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial menggunakan data
primer yang berasal dari kuesioner. Persepsi peran etika dan tanggung jawab sosial
merupakan pandangan individu dalam menentukan tindakan yang akan diambil
apakah sesuai dengan etika dan sejalan dengan kepentingan masyarakat. Seseorang
yang memiliki persepsi yang tinggi mengenai pentingnya etika dan tanggung jawab
sosial akan mengambil tindakan yang etis dan cenderung akan menghindari
tindakan yang dapat merugikan dirinya dan orang lain. Untuk mengukur variabel
persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial menggunakan skala Likert 5
poin (5-point likert scale).
Persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial dapat diukur dengan
menggunakan indikator yaitu bertanggung jawab atas profesi, menerapkan prinsip
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
66
kehati-hatian saat bekerja, dan bekerja sesuai kode etik. Kuesioner mengenai
persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial dalam penelitian ini dibuat
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Arestanti et al.
(2016). Pengukuran variabel terdiri atas tiga buah pernyataan positif. Variabel ini
diukur dengan menggunakan skala interval dengan teknik pengukuran skala likert,
dimana pemberian skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju, skor
3 untuk netral, skor 4 untuk setuju, dan skor 5 untuk sangat setuju.
3.3.2.2 Sifat Machiavellian (X2)
Variabel sifat machiavellian menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner.
Sifat machiavellian merupakan sebuah sifat agresif yang dimiliki seseorang,
dimana orang tersebut akan bersedia untuk menggunakan cara apapun, termasuk
manipulasi untuk memperoleh suatu imbalan atau keuntungan yang besar atau
untuk mencapai tujuan pribadinya. Untuk mengukur variabel sifat machiavellian
menggunakan skala Likert 5 poin (5-point likert scale).
Sifat machiavellian dapat diukur dengan menggunakan indikator yaitu mampu
menghadapi situasi penuh tekanan dan kejujuran adalah hal terbaik. Kuesioner
mengenai sifat machiavellian dalam penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Arestanti et al. (2016). Pengukuran variabel
terdiri atas tiga buah pernyataan negatif. Variabel ini diukur dengan menggunakan
skala interval dengan teknik pengukuran skala likert, dimana pemberian skor 1
untuk sangat setuju, skor untuk 2 setuju, skor 3 untuk netral, skor 4 untuk tidak
setuju, dan skor 5 untuk sangat tidak setuju.
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
67
3.3.2.3 Preferensi Risiko (X3)
Variabel preferensi risiko menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner.
Preferensi risiko merupakan kecenderungan individu untuk mengambil risiko
dalam melakukan sebuah tindakan, tanpa memperdulikan risiko yang akan
diperolehnya dari tindakan tersebut. Untuk mengukur variabel preferensi risiko
menggunakan skala Likert 5 poin (5-point likert scale).
Preferensi risiko dapat diukur dengan menggunakan indikator yaitu berani
mengambil risiko dari tindakan tidak etis, mengikuti suara hati dalam mengambil
keputusan, bersedia mundur karena kinerja tidak etis dan membantu klien dalam
merekayasa laporan perpajakan atau penghindaran pajak. Kuesioner mengenai
preferensi risiko dalam penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya oleh Pitaloka dan Ardini (2017). Pengukuran variabel terdiri
atas empat buah pernyataan positif dan satu buah pernyataan negatif pada
pernyataan nomor tiga. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval
dengan teknik pengukuran skala likert, dimana pemberian skor pada pernyataan
positif yaitu skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju, skor 3 untuk
netral, skor 4 untuk setuju, dan skor 5 untuk sangat setuju. Sedangkan, pemberian
skor pada pernyataan negatif yaitu skor 1 untuk sangat setuju, skor untuk 2 setuju,
skor 3 untuk netral, skor 4 untuk tidak setuju, dan skor 5 untuk sangat tidak setuju.
3.3.2.4 Pertimbangan Etis (X4)
Variabel pertimbangan etis menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner.
Pertimbangan etis adalah pertimbangan-pertimbangan individu terhadap tindakan
yang akan dilakukan apakah benar atau salah. Pertimbangan etis membuat
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
68
konsultan pajak akan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan. Untuk
mengukur variabel pertimbangan etis menggunakan skala Likert 5 poin (5-point
likert scale).
Pertimbangan etis dapat diukur dengan menggunakan indikator yaitu bersikap
objektif, menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang memadai, dan berpegang
teguh pada standar dan etika yang berlaku. Kuesioner mengenai pertimbangan etis
dalam penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
oleh Arestanti et al. (2016). Pengukuran variabel terdiri atas tiga buah pernyataan
positif. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dengan teknik
pengukuran skala likert, dimana pemberian skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2
untuk tidak setuju, skor 3 untuk netral, skor 4 untuk setuju, dan skor 5 untuk sangat
setuju.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumbernya. Data primer digunakan
dalam mengukur semua variabel dalam penelitian ini yaitu persepsi pentingnya
etika dan tanggung jawab sosial (X1), sifat machiavellian (X2), preferensi risiko
(X3), pertimbangan etis (X4) dan pengambilan keputusan etis konsultan pajak (Y).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang
ditujukan kepada konsultan pajak yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Konsultan
Pajak Indonesia (IKPI) diwilayah Jakarta. Penyebaran kuesioner dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara peneliti secara langsung menemui konsultan pajak yang
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
69
sedang mengkuti seminar yang diadakan oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia
(IKPI) dan meminta bantuan konsultan pajak untuk mengisi kuesioner.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan sekelompok orang, peristiwa, atau hal-hal menarik yang
peneliti ingin selidiki atau teliti (Sekaran dan Bougie, 2016). Populasi dalam
penelitian ini adalah konsultan pajak yang terdaftar sebagai anggota Ikatan
Konsultan Pajak Indonesia (IKPI). Sampel merupakan bagian dari populasi
(Sekaran dan Bougie, 2016). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konsultan pajak yang terdaftar dalam Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) atau
memiliki ijin praktik di wilayah Jakarta dan setidaknya telah menangani tiga wajib
pajak. Pengunaan sampel digunakan karena jumlah populasi yang besar dan untuk
mengefisiensikan waktu dan biaya.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-
probability sampling. Non-probability sampling merupakan suatu teknik
pengambilan sampel dimana tidak semua elemen populasi memiliki peluang yang
sama untuk dipilih sebagai sampel. Metode yang digunakan dalam non-probability
sampling adalah convenience sampling yaitu metode pengambilan sampel dimana
informasi atau data untuk penelitian dikumpulkan dari anggota populasi yang
mudah diakses oleh peneliti (Sekaran dan Boogie, 2016). Sampel dipilih dengan
beberapa pertimbangan kemudahan dalam memperoleh data dalam penelitian,
sehingga memudahkan dalam menyebarkan kuesioner tersebut. Dalam penelitian
ini, kuesioner dibagikan kepada konsultan pajak yang menghadiri seminar yang
diadakan oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia Pusat.
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
70
3.6 Teknik Analisis Data
Jenis analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis multivariat. Analisis
multivariat merupakan metode statistik untuk set data dengan lebih dari satu
variabel bebas dan lebih dari satu variabel terikat (Ghozali, 2018). Penelitian ini
terdiri dari empat variabel independen yaitu persepsi pentingnya etika dan tanggung
jawab sosial, sifat machiavellian, preferensi risiko, dan pertimbangan etis. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan etis oleh konsultan
pajak.
Tujuan dari analisis data adalah mendapatkan informasi relevan yang
terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan
suatu masalah (Ghozali, 2018). Peneliti harus melakukan beberapa uji terkait
dengan data-data sampel yang di peroleh sebelum melakukan uji hipotesis. Semua
uji yang dilakukan dalam penelitian ini akan dilakukan menggunakan bantuan
program SPSS (Statistic Product & Service Solution) versi ke-23.
3.6.1 Uji Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2018), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi). Analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui gambaran variabel persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab
sosial, sifat machiavellian, preferensi risiko, dan pertimbangan etis terhadap
pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak.
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
71
3.6.2 Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan untuk menguji apakah kuesioner yang didapat sudah
valid atau akurat dan reliabel atau dapat diandalkan, karenanya uji kualitas data ini
dilakukan dengan uji validitas, uji reliabilitas, dan uji normalias.
3.6.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2018).
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik dengan
menggunakan Korelasi Pearson. Pengujian validitas data dalam penelitian ini
dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing indikator
dengan total skor konstruk. Dari tampilan output SPSS, dapat terlihat korelasi
antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk yang menunjukkan
validitas dari kuesioner tersebut. Dalam Korelasi Pearson, nilai signifikasi yang
digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (<0,05)
maka pertanyaan tersebut valid, sedangkan apabila nilai signifikansinya lebih besar
dari 0,05 (>0,05) maka pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali,2018).
3.6.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2018). Pengujian reliabilitas yang digunakan adalah koefisien
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
72
Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,7 (> 0,7) (Ghozali, 2018).
3.6.2.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2018).
Analisis normalitas dengan menggunakan uji K-S dilakukan dengan melihat
nilai probabilitas signifikasi atau asymp. Sig (2-tailed). Sebelumnya perlu
ditentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:
Hipotesis Nol (Ho): Data residual terdistribusi secara normal.
Hipotesis Alternatif (Ha): Data residual tidak terdistribusi secara normal.
Apabila nilai probabilitas signifikansi <0,05, maka data tidak terdistribusi
secara normal. Dan apabila nilai probabilitas signifikansi ≥0,05, maka data
terdistribusi secara normal. Jika setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa
data tidak terdistribusi secara normal, maka dilakukan pengurangan jumlah data
yaitu data-data yang dinilai ekstrim (outlier). Outlier adalah data yang memiliki
karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya
dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal atau variabel
kombinasi (Ghozali, 2018).
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji multikolonieritas
dan uji heteroskedastisitas.
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
73
3.6.3.1 Uji Multikoloniearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel
variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2018).
Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan
lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut-off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10
atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2018).
3.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2018).
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
74
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika
ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2018).
3.6.4 Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan secara multivariate dengan menggunakan
Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression). Menurut Gujarati (2003) dalam
Ghozali (2018), analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Analisis regresi berfungsi untuk mengetahui pengaruh
atau hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (individu)
maupun secara simultan (bersamaan). Analisis regresi berganda ini menggunakan
dasar rumus:
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
75
Keterangan:
Y = Pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak
X1 = Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial
X2 = Sifat Machiavellian
X3 = Preferensi Risiko
X4 = Pertimbangan Etis
α = Parameter Konstanta
b1, b2, b3, b4 = Parameter Penduga
e = Kesalahan Prediksi
3.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi.
Besarnya nilai adjusted R² yang dominan menunjukkan variabilitas variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (Ghozali, 2018). Nilai
koefisien korelasi (R) menunjukkan kekuatan hubungan linier antara variabel
dependen dengan variabel independen dan menjelaskan bagaimana arah hubungan
antara variabel independen dan dependen (Ghozali, 2018). Menurut Sugiyono
(2017), interpretasi dari koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
76
Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2017)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,
2018).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan
satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu
banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
77
naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model
(Ghozali, 2018).
3.6.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji Statistik F bertujuan untuk mengetahui kelayakan model regresi linear berganda
sebagai alat analisis yang dapat menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen/terikatnya untuk mengukur Goodness of Fit suatu
variabel. Uji F juga dapat digunakan untuk memprediksi apakah variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
Uji statistik F mempunyai tingkat signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik F adalah jika nilai signifikansi F (p –
value) <0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen (Ghozali, 2018).
3.6.4.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
secara parsial (individual) berpengaruh terhadap variabel dependen, atau dengan
kata lain menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik t
mempunyai nilai signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji statistik t (p value) < 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima,
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019
78
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2018).
Analisis pengaruh persepsi..., Jennifer, FB UMN, 2019