(litsea cubeba l persoon)susunan minyak litsea cubeba asal indonesia mcmiliki konsentrasi sineol...
TRANSCRIPT
(Litsea cubeba L Persoon) d'etl/JW.IUl Rina Kurniaty Dida Syamsuwida Kurniawati Purwaka Putri AamAminah
.,Seri 7ekoolo91 PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN
ISBN : 978-979-3539-32-4
SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
1Jubliknsi ~husus
ISBN : 978-979-3539-32-4
.,Seri 7eknolo9i
PERBENIHAN TANAMAN RUTAN
HILE MO (Litsea cubeba L Persoon)
fJenuusun
Rina Kurniaty Dida Syamsuwida Kurniawati Purwaka Putri AamAminah
£1titor Yulianti Bramasto Danu
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan 2014
..
Kl LENO (Litsea cubeba L Persoon)
penAn99un9 .;:;iAwAb Kepala Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Rutan
~oor1tinAtor
Kepala Seksi Data lnformasi dan Sarana Penelitian
.Z,esAin Cover llAn 7AtA ~etAk Ida Saidah
ISBN : 978-979-3539-32-4
@1014 .Z,iterbitkAn oleh Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Rutan Jl.Pakuan Ciheuleut PO.Box 105 Bogor 16001 Telp/Fax.(0251 )8327768 www.bptplitbang.dephut.go.id
Bak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang untuk mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.
KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)
Peyusunan Seri Perbenihan Tanaman Hutan jenis Kilemo (Lits ea cubeba) merupakan
salah satu bentuk kontribusi Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hu tan
(BPTPTH) dalam mendukung peningkatan produktivitas Has ii Hutan Bukan Kayu
(HHBK). Kilemo adalah salah satujenis tanaman hutan yang menghasilkan minyak
atsiri berkualitas tinggi. Materi tulisan yang digunakan dalam Seri Perbenihan ini
adalah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti BPTPTH berkaitan dengan
teknologi perbenihan dan pembibitan jenis Kilemo.
Buku ini menginformasikan secara sistematis teknik-teknik perbenihan dan
pembibitan (generatif dan vegetatif) yang penting dalam mendukung tercapainya
keberhasilan budidaya tanaman dalam rangka menyediakan bibitjenis Kilemo yang
bermutu. Kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini
diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga buku ini
dapat bermanfaat bagi para pengguna.
KILEtlO (Litsea ~ubebu L Persoon)
Kata Pengantar 11
Daftar Isi 111
.. Daftar Gambar ----- JV
I. Pendahuluan
II. Penyebaran dan Tempat Tumbuh 3 ~
III. Deskripsi Botanis 5
IV. Manfaat Tanaman 6
v. Perbenihan _ 9
VI. Pembihitan 23
~ Daftar Pustaka 35
~
KILEMO (Utsea cubeba L Persoon)
~Aftnr Qnmbnr
Gambar I. Siklus perkembangan pembungaan-pembuahan kilemo di arboretum Aeknauli-Pematang Siantar 2010 14
Gambar 2. Buah kilemo yang masak 15
Gambar 3. Biji kilemo 16
Gambar 4. Semai yang telah disapih (kiri) dan bi bit asal semai umur 3 bulan setelah disapih (kanan) 25
Gambar 5. Cabutan (kiri) dan cara pengemasan (kanan) 26
Gambar 6. Bibit umur 7 bulan asal cabutan 27
Gambar 7. Stek pucuk kilemo asal anakan umur 2,5 bulan setelah tanam (B 1 =kontrol, B2= rootone-F, B3= IBA 100 ppm, B4= IBA 200 ppm, BS= IBA 500 ppm, B6= IBA 1000 ppm) 29
Gambar 8. Pembuatan bibit dari stek batang (kiri) dan stek yang telah berhasil (kanan) 30
HILE"O (Litsea cubeba L Persoon)
, HILENO (Litsea cubeba L Persoon)
HILE"O (Litsea cubeba L Persoo n)
I. fJerufnhuluno
Lits ea cubeba L. Persoon dari famili Lauraceae adalah salah satu jenis po hon
hutan penghasil non-kayu (HHBK) yang memiliki beberapa nama daerah
antara lain seperti kilemo (Sunda), krangean (Jawa), antarasa (Batak Toba),
apokayan (Malinau, Kalimantan Timur) (Heyne, 1987; Prosea, 1999).
Tanaman kilemo adalah penghasil minyak atsiri ( essensial) yang bemilai
ekonomis tinggi. Minyak esensial kilemo dimanfaatkan sebagai bahan baku
berbagai industri biofarmaka seperti kosmetik, sabun, minyak wangi,
aromatheraphy dan obat-obatan. Minyak esensial ini juga dapat digunakan
untuk industri kimia seperti cat, tinta, resin, vanish, plastik dan biodisel
(Chenet al., 2008).
Minyak esensial kilemo diekstraksi dari berbagai bagian tanaman, yaitu
daun, bunga, buah, akar dan batang, dengan komposisi dan kandungannya
(hasil) yang bervariasi (Choudhury et al., 1998; Zhao et al,. 2010). Namun
kandungan minyak esensial yang terbanyak terdapat pada bagian daun dan
kulit pohon (Rostiwati et al., 2012). Minyak esensial dari buah kilemo
mengandung 75% citral, tetapi minyak esensial dari daun berisi citral 1,8
kali lebih banyak dari pada yang terkandung dalam buah (Agrawal et al.,
2011). Perbedaan kandungan minyak esensial kilemo juga dipengaruhi oleh
tempat tumbuh seperti iklim dan jenis tanah(Sieta/., 2012).
KILEMO (Litsea cubeba L Persoon)
Mengingat prospek minyak esensial kilemo yang cukup
potensial, maka tanaman ini cukup prospektif untuk
dikembangkan di Indonesia. Namun sangat disayangkan
keberadaannya saat ini sudah semakin berkurang
(Herbagung, 2009), selain karena banyaknya penebangan,
tanaman inijuga memiliki daya ketahanan hidup yang rendah
(Baker, 1997). Buah kilemo bersifat dorman pada saat
tersebar dan akan berkecambah setelah beberapa waktu
terpendam di dalam tanah (Sri-Ngemyuang et al., 2003).
Dalam upaya pengembangan jenis kilemo, maka perlu
budidaya penanaman yang intensif untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat,
sementara budidaya kilemo masih sangat terbatas di
kalangan masyarakat karena tingkat pengetahuan dan
pemahaman tentang penanaman masih belum memadai.
Penanaman kilemo diawali dengan penyediaan bahan
tanaman berupa benih atau bibit. Dengan demikian, teknik
perbenihan dan pembibitan kilemo perlu dikuasai dalam
rangka memperoleh produktivitas tanaman yang optimal.
KILEtlO (Litsea cubeba L. Persoon)
II. fJeo!lebnrno t.lno 7empnt 7umbuh
Kilemo merupakan tanaman pegunungan yang dikenal dengan
sebutan "Mountain pepper" atau "Lada Gunung". Jenis ini tersebar
secara alami mulai dari Himalaya timur sampai Asia bagian tenggara,
Cina bagian selatan dan Taiwan (Prosea, 1999). Di Indonesia,
tanaman kilemo tumbuh liar di lereng-lereng gunung yang ada di
Pulau Jawa dan Sumatera pada ketinggian 700 hingga 2300 m di atas
permukaan laut (Heyne, 1987), selain itu terdapat juga di Kalimantan
Timur pada ketinggian 400-600 m dpl (Prosea, 1999). Di wilayah
Sumatera antara lain terdapat di beberapa tempat di dataran tinggi
yang berada di Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Toba Samosir.
Sedangkan di Jawa Barnt, tegakan alam kilemo ditemukan di kawasan
Kawah Putih Ciwidey, Gunung Papandayan, Gunung Gede
Pangrango dan Gunung Tangkuban Perahu.
HILEltO (Litsea cubeba L Persoon)
..
Pohon kilemo umumnya hidup di tempat-tempat terbuka
(Gardner et al., 2000). Basil survey di Provinsi Sumatera
Utara menunjukkan bahwa jenis ini dijumpai di hutan
sekunder di tempat terbuka atau di ladang-ladang
masyarakat di pinggir hutan (Ali, 2008). Selain itu
ditemukan juga walaupun sangat jarang pada hutan primer
di bagian pinggir atau bagian atas hutan yang agak terbuka
pada ketinggian 1.000-1.300 m di atas permukaan laut
(Ali, 2008). Tegakan kilemo bahkan ditemukan pada
hutan rawa gambut seperti yang terdapat di Kawasan
Ekosistem Lauser Aceh (Rahayu et al., 2010).
KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)
III . .Z,eskripsi ~otnois
Pohon kilemo dewasa memiliki tinggi total antara 15 -
20 m (Ngemyuang et al., 2007). Pohon kilemo yang
berada di dataran tinggi Kabupaten Toba Samosir dan
Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara
memiliki kisaran tinggi total dan diameter batang antara
5 -25 m dan 3,82-29,5 cm (Ali, 2008).
Daun tunggal berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan
tepi rata dan ujung runcing, pangkal meruncing,
pertulangan menyirip, panjang 10-14 cm lebar 7-9 cm.
Tanaman ini memiliki bunga majemuk berbentuk malai,
berkelamin dua. Buah bulat berukuran kecil menyerupai
biji merica dengan ciri masak fisiologis buah berwama
hitam (Budiman, 2008).
HILE"O (Litsea cubeba L Persoon)
..
. -.. ..
~ IV. t)!)nnfAAt 7nnnmnn #
Tanaman kilemo merupakan sumber sitral yang berkualitas dan
merupakan pesaing utama minyak lemongrass. Untuk
mendapatkan minyak atsiri dapat melalui penyulingan dengan cara
rebus, kukus dan cara uap langsung (steam). Hasil kualitas min yak
atsiri sangat dipengaruhi oleh iklirn, tipe tanah, penanganan bahan,
cara penyulingan dan penyimpanan, juga dipengaruhi oleh jenis
dan varietas tumbuhan. Mutu minyak atsiri biasanya ditetapkan
dalam bentuk dan sifat fisikakimia serta organoleptiknya dengan
parameter: bobotjenis, indeks bias, putaran optik, kelarutan dalam
alkohol, bilangan asam dan bilangan ester (Rostiwati dan Putri,
2012).
HILEtlO (Litseu c11beha L Persoon)
Di Indonesia, terutama di JawaTengah minyak atsiri kilemo yang
berasal dari basil sulingan kulit batang dan daun telah
diperdagangkan di toko obat diproduksi dalam skala kecil untuk
pembuat parem dikenal dengan minyak krangean atau minyak
trawas. Sedangkan di Jawa Barat parem di buat dari buah dan kulit
kayunya. Kulit segar kering udara mengandung 1,25% minyak
atsiri yang terdiri dari sitronelal dan sitral, serta mengandung
0,4% alkaloid berupa laurotetanin (Heyne, 1987). Di China
penyulingan dalam skala besar telah dilakukan dari buah untuk
bahan baku aromaterapi dalam industri sabun, minyak pijat,
minyak spa, pewangi ruangan dan lain-lain (Rostiwati dan Putri,
2012).
Buah Litsea mengandung minyak esensial yang biasa disebut
may chang oil. Kulit batang dan daun mengandung saponin,
plafonoid dan tanin. Di Indonesia minyak esensial yang
dihasilkan dari daun biasa disebut minyak tawas (Prosea, 1999).
Susunan minyak Litsea cubeba asal Indonesia mcmiliki
konsentrasi Sineol 30%, Sitronellal 0,94%, Linallol 8,95% dan
Sitra/ 16,02%. Penyulingan kulit kayu segar kering angin 2 kg
menghasilkan 25 cc minyak atsiri, dengan kandungan citronella!
dan citral 75%. Sedangkan penyulingan I 00 gram buah lemo
menghasilkan 3,9 cc minyak atsiri dengan kandungan citral 64 %
(Lina, 2003).
HILE"O (Lit~·ea cuheba L Persoon)
.. Berdasarkan basil penelitian Rostiwati et al. (2009), rendemen minyak
basil penyulingan kilemo yang berasal dari kawasan Tangkuban Perabu
Cikole, Jawa Barnt menunjukkan babwa rendemen yang berasal dari
buab dengan metode penyulingan rebus mengbasilkan rendemen
minyak tertinggi (10,28%) dibandingkan baban tanaman yang lainnya,
seperti bagian daun ( 8, I %) dan kulit batang (I, 62%). Rendemen
tinggi diperoleb dengan menggunakan metode penyulingan kukus dan .-S semua bagian mengandung komponen kimia sineol, namun kandungan
tertinggi terdapat pada bagian daun yaitu 40,73% dibandingkan pada
bagian kulit batang (14,22%) dan buab (3,86%). Kandungan citronella!
tertinggi terdapat pada bagian kulit batang, yaitu 14,42%, sedangkan
komponen kimia sitral hanya terdapat pada bagian buab sebanyak
75,43% (Rostiwati et al., 2009). Kayu kilemo dapat digunakan sebagai
baban fumitur dan kerajinan tangan (Budiman, 2008).
KILE"O (Litsea cubebu L Pcrsoon)
V. 1Jerben1hnn
1. Sumber Benih
Tegakan alam maupun tanaman kilemo yang ditunjuk sebagai sumber
benih di wilayah Indonesia belum tercantum dalam daftar sumber
benih (BPTH Bali Nusra, 2009). Walaupun demikian, hasil survey di
berbagai lokasi di Jawa Barat melaporkan bahwa tegakan yang
memiliki potensi untuk sumber benih terdapat di Desa Alam Endah,
Kecamatan Ranca Bali, Kabupaten Bandung Selatan yang merupakan
kawasan wana wisata Kawah Putih, RPH Patuha (Rostiwati dan Yani,
2010). Tegakan tersebut merupakan hutan alam dengan tinggi pohon
rata-rata 9 m, diameter 17 ,5 cm dan bebas cabang 4 m. Aksesibilitas
ke lokasi sumber benih sangat baik dengan topografi relatif datar,
tegakan relatifrapat (120 pohon/ha), produksi buah cukup tinggi dan
diduga keragaman genetik tinggi karena berada pada hutan alam.
KILEMO (Litsea cubeba L Persoon)
2. Produksi Benih
Buah kilemo berbentuk buni (berry), berwama coklat-hitam
pada saat masak, dengan diameter dan panjang buah masing
masing sebesar 6,7 ± 0,22 mm dan 7,7 ± 0,32 mm
(Ngernyuang et al. , 2007). Berat 1 butir buah kilemo asal
Thailand adalah 0,194 gram (Ngemyuang et al., 2007),
sedangkan yang berasal dari Aek Na Uli Indonesia relatif
lebih kecil dengan berat buah sebesar 0, 106 gram atau 9.445
butir/kg (Putri et al., 2011). Buah kilemo berukuran 5,1 ±
0,12 mm untuk lebar dan 5.5 ± 0,27 mm untuk panjang
dengan berat benih adalah 0,080 gram (Ngemyuang et al.,
2007). Benih kilemo dari Indonesia berukuran relatiflebih
kecil dengan berat I butir benih adalah 0,037 gram sehingga
dalam 1 kg terdapat 26.434 butir benih (Putri et al, 2010)
KILE NO (Litsea cubeba L Persoon) '
Rata-rata produksi buah kilemo cenderung meningkat dengan
bertambahnya ukuran diameter batang. Produksi buah kilemo dari
pohon berdiameter 8 cm sekitar 2,1 kg/pohon (Ali, 2008);
Produksi buah kilemo asal Aek Na Uli dari pohon berdiameter 4-
14,7 cm berkisar 0,12- 2,4 kg sedangkan dari pohon berdiameter
14,8-25,3 cm berkisar0,25-9,8 kg (Putri eta!. , 2011). Produksi
buah kilemo dapat diestimasi/diduga berdasarkan ukuran diameter
batang pohon dengan menggunakan model persamaan regresi.
Persamaan regresi untuk lokasi Balige dengan kisaran diameter
antara 3,18 - 23,57 cm dan tinggi pohon antara 10 20 m adalah
log P = -2, 177 + 2,330 log Dbh (R2adj = 42,02%; standar deviasi =
0,347)(Putri et al., 2014). Persamaan regresi untuk lokasi Aek
Nauli dengan diameter po hon antara 4, 1 - 46,5 cm dan tinggi total
pohon antara 7 - 24 m adalah Log P = -2.101 + 1.770 log Dbh
(R2adj =44.76%; standardeviasi =0.442) (Putri eta!., 2014).
KILEltO (Litsea cubeba L Persoon)
..
3.Fenologi
Kilemo berbunga sepanjang tahun (Prosea, 1999), namun
mempunyai masa berbuah terbanyak pada bulan Juli hingga
akhir Agustus. Musim berbuah biasanya berbeda untuk di
beberapa lokasi sepe1ti di wilayah Ciwidey - Jawa Barat yang
diketahui bahwa musim berbuah terjadi pada bulan Januari -
Februari. Pembungaan kilemo diAek Nauli-Pematang Siantar
(Sumatera Utara) terjadi pada bulan Februari-Maret dan
berbuah pada bulan April-Juni, sedangkan di Taiwan berbunga
pada bulan Pebruari-Mei dan berbuah pada bulan September-
Oktober (Prosea, 1999). Di India kilemo berbunga pada bulan
November-Februari dan buah masak pada bulan Juni-Agustus
untuk yang tumbuh pada dataran tinggi (2000-2500 meter di
atas permukaan laut) dan pada bulan Juli-Septemberuntuk yang
tumbuh pada dataran lebih rendah (sekitar 850-900 m dpl)
(Ka yang et al., 2009).
KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)
Dalam satu siklus perkembangan pembungaan dan
pembuahan jenis kilemo mulai dari tunas generatif,
bunga mekar hingga buah muda dan buah masak
membutuhkan waktu kurang lebih 90-120 hari atau
sekitar 3-4 bulan. Fase perkembangan bunga dari tunas
bakal bunga menjadi bunga mekar (anthesis)
memerlukan waktu sekitar 37 hari (1 bulan) dan fase
pembuahan mulai dari terlihatnya pembengkakan
ovarium hingga buah masak siap panen berlangsung
selama kurang lebih 62-89 hari (Aminah et al., 2010).
Siklus reproduksi kilemo diilustrasikan pada Gambar 1.
KILEMO (Litsea cubeba L Persoon)
.. 17 hari 20 hari
Kuncup bunga
Tunasgeneratif
Buahmasak
~+ ~i' ~ri
.. _L Bunga mekar / "'-"Pm 16 hari
Buahmuda
Buah dew asa
Gambar 1. Siklus perkembangan pembungaan-pembuahan kilemo di arboretum Aek Nauli-Pematang Siantartahun 2010 (Sumber: Aminah et al., 20 JO).
Kl LERO (Litsea cubeba L Persoon)
4. Pengumpulan, Ekstraksi, Sortasi dan Seleksi Benih
a. Cara pengumpulan buah
Buah yang dikumpulkan adalah buah masak yaitu yang
memiliki kulit buah berwama hitam. Pengumpulan
dilakukan dengan cara memanjat pohon dengan bantuan
galah berkait. . . . ., . . ...... . . ... '.' "' .. ,..! . .. . .. . •* . .. I.: ~ ' . . \, \ · ~ ' • I I f • • • •
a • ' I t Ji • ;t. • It \ ' I • "'I ,~ • . 'Jj ,'f/I c >• • 0 ' ...... - .. ., . . ..· . ' . . . . ... ~ - ' . . , .. . .. t . : . . ... .. . ..... ~ .. . · 1'' \. ,'. ;~ . f ih <Ji'\ - .Ji. ..;_" • • • . ' ' ' '
. • • . •· • 'IL"' :'\ Fl"~ • • ., " ' ~ • . . . .,., ~II!; -· .... . .. \I ' ' · 't . .. .. • . -~· "' . . , l , • .• • ' ... , •. ' ·~ ,<J Ilii: ,4 I • , . • • - • ,.. • . :wrr • • ' ':' t,· i" ~ .. .... 1' . ··~ ' . • ' ~ ... ' : t . ·~~ ··~. ' ·; ~ .. • • . • • ' " ' " ~.,. .. ~ . . . . ' . . ...... •» • ~.-t • • , • , .
: ; · • • . ~· tt' ·i· ~"" •.• ' ~· ... ~ · · · . ~!..-- 1, e :i • ~ .. ... , ,. ... ~'"" • • ~ . ' ·i·· . " 'Ill ... ~·'\ ' • • • • • •. '' ""' ~ , .,,.•1•'.i· ... .. ;,, -c , , ... /":! • •• ~ . . ..
0. . 1'1(1. - ··~ .. , ... ; . . .• ... .. , "" .. , .. . ... . ·'" • . ·• '"'· 1· .. . , .• • 1 ' . .. ' . " l I -~ I• • ~. • • f.Y• "• 'il..°1 • " I ' .., • 'It .... • • •
Gambar 2. Buah kilemo yang masak
· HILEftO (Litsea cubeba L Persoon)
b. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses memisahkan daging buah dengan bijinya.
Buah kilemo diekstraksi dengan cara menggosok buah secara manual
sampai daging buah terlepas, dicuci bersih kemudian dikering
anginkan, selanjutnya benih siap untuk ditabur/dikecambahkan.
Gambar 3. Biji J(jJemo
llm!i1Gii3J KILE"O (Li/sea cubeba L Persoon)
c. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memilah benih berdasarkan
ukurannya, sehingga mendapatkan benih yang seragam sesuai
dengan pengelompokan ukuran. Sortasi dapat dilakukan
dengan menggunakan saringan (mesh) dengan ukuran lubang
lebih kecil dari ukuran benih.
d. Seleksi
Seleksi dilakukan terhadap benih untuk memilih benih yang
sehat, segar dan tidak terlihat bekas serangan hama atau
penyakit. Seleksi dapat dilakukan dengan cara menampi
atau merendam benih. Pada saat penampian, benih yang
kopong atau terserang hama akan terpisah. Perendaman
benih ke dalam air menyebabkan benih dengan berat jenis
lebih rendah (kosong atau terserang hama) akan terapung ke
permukaan air, sehingga dapat dipisahkan dari benih yang
bemas dan sehat.
KILlltO (1.itsea cubeba L Persoon)
5. Pengujian Benih
HILE"O (Litsea cubeba L Persoon)
Pengujian mutu benih terdiri dari beberapa kegiatan :
- Penarikan contoh uji
Pengambilan sampel untuk penguj ian perlu
dilakukan karena suatu kelompok (lot) benih akan
berbeda dengan kelompok lainnya. Perbedaan asal
benih, periode pengunduhan, klasifikasi mutu serta
dasar pengelompokan lainnya perlu diminimalisir
dengan mencampur semua lot benih (komposit),
kemudian dilakukan pengambilan contoh uji secara
acak paruhan. Ilustrasi penarikan contoh uji acak
paruhan seperti gambar berikut (BTP, 2000):
1 2
3 4
1 + 2 + 3 + 4
.i.
~ ~ 5+6 +7+8
.i. D ~1 9+10+11+12 .i.
Contoh kerja +--- B Selain dengan acak paruhan, penarikan contoh uji dapat
dilakukan dengan menggunakan alat pembagi benih (seed
devider).
KILEllO (Litsea cubeba L Persoon)
- Penentuankadarair
Penentuan kadar air dilakukan pada saat benih
baru diterima dan sebelum benih disimpan.
Kandungan air benih dinyatakan dalam persen
berdasarkan berat basah(BTP,2000):
(M2-M3) x (berat basah - berat kering)
Beratbasah
Dimana : Ml : berat wadah dan penutup (g) ~
M2 : berat wadah, penutup dan benih sebelum pengeringan ~ M3 : berat wadah, penutup dan benih sesudah pengeringan
Kadar air benih segar kilemo berkisar antara 13-15%, sebelum disimpan
kadar air benih sebaiknya diturunkan hingga mencapai 9-10 % untuk dapat ~ mempertahankan daya berkecambahnya hingga 71,3 % (Aminah et al., ~
2010).
KILEMO (Litsea cubeba L Persoon)
- Penentuan kemurnian
Kemurnian dinyatakan dalam persen dengan
memisahkan benih-benih murni dari kotoran
dan benih-benih tanaman lain yang
kemungkinan tercampur. Tingkat kemurnian
benih kilemo dapatmencapai 99%.
- Perkecambahan
Perkecambahan benih ditujukan untuk menghasilkan kecambah
siap sapih. Untuk mempercepat dan meningkatkan keberhasilan
perkecambahan, benih kilemo harus diberikan perlakuan
pendahuluan yaitu dengan merendam benih dalam air kelapa tua
selama 6 jam. Perendaman tersebut menghasilkan kecepatan dan
daya berkecambah benih kilemo sebesar 1,32 etmol dan 57,5 %
(Suita et al., 2013). Media perkecambahan yang digunakan
adalah tanah+pasir, 1:1 (v:v).
KILEl'IO (Litsea cubeba L Persoon)
..
HIU"O
- Penyimpanan
Benih kilemo tergolong benih semi rekalsitran yaitu
benih yang lebih toleran terhadap pengeringan daripada
benih rekalsitran tapi tidak tahan disimpan pada suhu
rendah (Elli~ dan Hong, 1990). Kadar air benih semi
rekalsitran berkisar antara 16-20 % (Schmidt, 2000).
Namun demikian masih dapat disimpan selama 6
minggu dengan daya berkecambah yang dihasilkan
sebesar 28 %. Teknik penyimpanan yang terbaik adalah
dalam ruang simpan kulkas dengan wadah kantong
plastik atau plastik press (Suita et al. , 2013).
(Litsea cubeba L Persoon)
VI. fJemb1b1tnn 4'
Dalam pembibitan ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1. Memilih Lokasi Persemaian :
Lokasi persemaian harus memenuhi persyaratan yaitu dekat dengan
lokasi penanaman, lokasi relatif datar (kemiringan 1-5 %) dan
mudah dicapai, dekat dengan sumber air dan tersedia sepanjang
tahun, cukup mendapat cahaya matahari dan terlindung dari angin,
dekat dengan sumber tenaga kerja, tersedia bahan dan alat serta ada
jalan angkutan.
2. Pembuatan Bib it
Pembuatan bibit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
generatif dan vegetatif. Pembibitan secara generatif yaitu
pembibitan dengan menggunakan benih atau anakan alam ( cabutan)
sebagai bahan pembuat bibit. Sedangkan pembibitan vegetatifyaitu
pembibitan dengan menggunakan bahan tanaman seperti akar,
batang dan pucuk sebagai bahan pembuat bi bit.
Kl LENO (Litsea cubeba L Persoon)
a. Secara Generatif
a.1. Asal Benih/Semai
Benih yang telah siap untuk dikecambahkan ditabur dalam
.. bak kecambah dengan media campuran tanah dan pasir 1: 1
(v:v). Benih akan berkecambah 30 hari setelah ditabur.
Siapkan media dalam polybag ukuran 15 x 20 cm. Media
terdiri dari campuran tanah dan kokopit (v/v, 1:1). Semai
yang telah memiliki dua pasang daun muda disapih ke
dalam polybag. Penyapihan dilakukan dengan cara
mencongkel media disekitar dan di bawah semai beserta
akamya. Polybag yang telah berisi semai ditempatkan di
bedeng semai dengan naungan 75 %. Bahan naungan
dapat dibuat dari plastik (sarlon), ijuk, daun kelapa atau
jerami. Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitujam 6-8
pagi ataujam 16-17.
KILE MO (litsea cubeba L Persoon)
Gambar 4. Semai yang telah disapih (atas) dan bibit asal semai umur 3 bulan
setelah disapih (bawah).
KILE"O (Litsea c:ubeba L Periioon)
..
a.2. Asal Cabutan
Cabutan yang dikumpulkan adalah anakan alam yang memiliki
tinggi 10-20 cm. Untuk mengurangi penguapan dalam perjalanan,
bagian akar diberi bahan pelembab seperti lumut, serbuk sabut
kelapa atau arang sekam padi basah kemudian dibungkus dengan
pelepah pisang a tau karung.
Gambar 5. Cabutan (kiri) dan Cara pengemasan (kanan)
HILEMO (Litsea cubeba L Persoon)
Siapkan polybag ukuran 1Ox15 yang diisi media campuran tanah dengan
serbuk sabut kelapa 1: 1 (v:v). Sebelum ditanam dalam polybag, cabutan
dipotong daunnya 2/3 bagian. Polybag diletakkan pada tempat yang
teduh. Setelah satu minggu, pindahkan ke bedeng semai. Umur 3-4 bulan
di persemaian, bibit siap ditanam.
Gambar 6. Bibit umur 7 bulan asal cabutan
Kl LENO (Litsea cubeba L Persoon)
b. Secara Vegetatif
b.1. Stek Pucuk dan Stek Ba tang (Danu dan Kumiaty, 2012 ;
Kumiaty dan Danu,2012)
Bahan stek berasal dari anakan alam dengan tinggi minimal
50 cm dan dikemas menggunakan pelepah pisang seperti pada
kemasan cabutan. Dari bahan anakan alam tersebut dapat
dijadikan 2-3 bahan stek dengan ukuran 10 - 12 cm (2 - 3
ruas ). Pada stek pucuk, ambil bagian pucuk kemudian tiap
helai daun dipotong dan disisakan 1/3 nya. Pangkal stek
pucuk dipotong miring dengan pisau tajam, kemudian
dicelupkan dalam larutan IBA(Indole Buteric Acid) selama 5-
10 menit atau dioles pasta Rootone-F. Tanam pada media
campuran sabut kelapa dan sekam padi dengan ~
perbandingan 2: 1 (v:v), kemudian ditempatkan pada ruang
dengan suhu <30 °C dan kelembaban udara (RH) >90%.
Setelah 2 bulan stek mulai berakar , dan dipindahkan pada
polybag dengan media campuran tanah dan kompos 2: 1
(v:v). Polybag ditempatkan pada bedeng semai dengan
naungan 50 % . Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam stek
batang sama dengan stek pucuk, hanya bahan yang digunakan
sebagai bahan stek adalah batang tengah dari anakan alam.
KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)
(Foto: Danu, 2010)
Gambar 7. Stek pucuk kilemo asal anakan umur 2,5 bulan setelah tanam (BI =kontrol, B2= rootone-F, B3= IBA 100 ppm, B4=IBA200 ppm,
BS= IBA 500 ppm, B6= IBA 1000 ppm) .
KILEltO (Litsea c"beba L Persoon)
..
HIU"O
Gambar 8. Pembuatan bibit dari stek batang (atas) dan stek yang telah berhasil (bawah)
(Litsea cubeba L Persoon)
b.2. Teknik Perbanyakan dengan Kultur Jaringan
Teknik perbanyakan bibit kilemo secara vegetatif juga
dapat melalui teknik mikropropagasi kultur jaringan.
Tahapan kegiatan kultur jaringan yang dilakukan adalah
1) tahap penggandaan tunas dan perakaran dari eksplan
dengan pemberian hormon tumbuh sitokinin dan auksin.
Bahan eksplan diambil dari bagian tunas paling atas
(apek) dan tunas samping (aksiler); 2) tahap aklimatisasi
yaitu proses mengadaptasikan tanaman dari kondisi in
vitro ke ex vitro yaitu pemindahan planlet yang sudah
berakar ke media dengan kombinasi tanah; pasir dan
kompos yang steril di rumah kaca.
Rostiwati dan Yani (2010) melaporkan bahwa: 1) basil sterilisasi
penggunaan tunas apeks lebih baik dibandingkan tunas aksiler,
terlihat dari persentase hidupnya yang tinggi (70%); 2)
perlakuan sitokinin (BAP, Banzylaminopurin) pada ..,mumnya
bereaksi membentuk tunas pada minggu pertama; 3) Hasil
interaksi antara BAP dengan NAA (Napthalene Acetic Acid)
HILEMO (Litsea cubeba L Persoon)
jumlah rata-rata tunas 3 - 5 pada konsetrasi BAP 1 mg/l dengan
kombinasi NAA 0,01 mgl; 0,05 mg/l dan 0,1 mg/l menunjukan
jumlah tunas lebih baik dari perlakuan yang lain; 4) tingkat
keberhasilan aklimatisasi 77 ,5 % setelah dipindah ke poly bag untuk
pembesaran bibit setelah dipindah ke polybag persentase
pertumbuhannya 96, 77 %.
3. Pemeliharaan Bibit
Pemeliharaan bibit di persemaian terdiri dari beberapa kegiatan : tiL a. Penyiraman e
Cara penyiraman yang biasa dikerjakan ialah penyiraman dengan tangan,
yaitu menggunakan gembor, dilakukan 2 kali setiap hari, pada pagi har·
(sekitar pukul 06-08) dan sore hari (sekitar pukul 15.00-17.00) .
Penyiraman harus dilakukan hati-hati, terutama di bedengan/bak untuk'
menghindari agar kecambah yang masih lemah tidak rusak.
b. Penyiangan
Penyiangan ialah menghilangkan rumput atau tumbuh-tumbuhan lai~ (liar) yang tidak diinginkan tumbuh bersama semai maupun di sela sela
polybag. Tujuannya ialah membebaskan semai dari persaingan dengan
tumbuhan liar dalam hal memperoleh cahaya, udara, air dan unsur-unsu
hara.
KILE MO (Litsea cubeba L Persoon)
c. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada umur 1 bulan setelah penyapihan
dengan menggunakan pupuk NPK, dan diulang pada umur 2
bulan, dengan dosis 2 gr per bibit (Kumiaty et al., 2012).
d. Pewiwilan
Pewiwilan dilakukan setelah tinggi bibit minimal 20 cm dengan
membuang daun-daun tua, kering, busuk, atau berpenyakit, dan
sisakan 3 pasang daun teratas (Kumiaty et al., 2012).
e. Pemotongan akar
Pemotongan akar rutin dilakukan agar akar tidak keluar dari
polybag dan menembus ke dalam tanah. Pemotongan terakhir
minimal 1-2 minggu sebelum bib it didistribusikan.
f. Penjarangan
Jarak antar bibit perlu dijarangkan apabila antar bibit sudah
saling bersinggungan a tau daunnya saling menutupi.
g. Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada bibit yang mati atau hampir
seluruh bagian tanaman terserang hama, penyakit.
h. Pemberantasan hama dan penyakit
Belum ada laporan serangan hama dan penyakit pada bibit
kilemo.
KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)
'
4. Aklimatisasi Dan Pengangkutan Bibit
a. Aklimatisasi
Sebelum dipindah ke lapangan bibit perlu diadaptasi selama 3-4
minggu untuk menyesuaikan dengan kondisi di lapangan dengan cara
membuka naungan secara bertahap dari 50 %, 30 % sampai terbuka
dan mengurangi penyiraman (Kurniaty et al., 2012).
b. Ciri Bibit Yang Baik
Kegiatan terahir dari pembuatan bibit adalah seleksi bibit sebelum
diangkut ke lapangan. Seleksi ini bertujuan untuk memilih bib it yang ~
baik dan memenuhi syarat untuk ditanam di lapangan. Ciri bibit yang
baik adalah (Kurniaty dan Danu, 2012): batang kokoh, berkayu ~ dengan wama kecoklatan, batang tunggal, tumbuh tegak, antara
diameter dan tinggi tampak seimbang, pucuk sehat, daun segar dan
tidak terserang hama atau penyakit, media porns dan akamya kuat
mengikat media. Jika bibit dicabut dari polybag maka media dan akar
akan membentuk gumpalan yang utuh (kompak).
c. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit merupakan pekerjaan pemindahan bibit dari
persemaian ke lokasi penanaman. Hal-ha! yang perlu diperhatikan
dalam pengangkutan bibit adalah : bibit yang akan diangkut terlebih
dahulu harus disiram,jumlah yang diangkut harus sesuai dengan tata
waktu penanaman supaya bibit tidak berlebih dan tidak terpelihara di
lapangan, pengangkutan hendaknya dilakukan pagi hari atau sore
hari, bila perjalanan terlalu lama kelembaban tetap dijaga dengan
menyemprotkan air pada bib it dan untuk pengangkutan dalam jumlah
banyak dianjurkan menggunakan rak.
KILEMO "' , (Litsea cubeba L Persoon)
..Z,nftnr f.'ustnkn ~
Aminah, A., D.Syamsuwida, A. Muharam. 2010. Fenologi Tanaman Hutan Jenis Ganitri dan Kilemo. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan. Bogor. Badan Litbang Kehutanan
Agrawal, N.; Choudhaty, A.S.; Sharma, M.C.; Dobhal, M.P. 2011. Chemical Constituents of Plants from The Genus Litsca. Chem. Biodivers. (8): 223- 243.
Ali, C. 2008. Teknik silvikultur jenis kilemo dan peningkatan produktivitasjenis kemenyan. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian KehutananAekNauli. (TidakDiterbitkan).
Baker, PJ. 1997. Seedling establishment and growth across forest type in an evergreeendeciduous forest mosaic in western Thailand. Nat. Hist. Bull. SiamSoc.,45: 17-41
Balai Teknologi Perbenihan. 2000. Pedoman Standarisasi Pengujian Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Tanaman Hu tan BUku L Sadan Litbang Kehutanan dan Perkebunan. Bogor. P: 40
BPTH Bali Nusra. 2009. Daftar Sumber Benih Tanaman Hulan di Propinsi Bali. Balai Perbenihan Tanaman Hu tan Bali Nusra. bpthbalinusra.net
Budiman. B. Mengenal Kilemo (Litsea cubeba Pers). Pohon Andalan Jawa Baral, Kaya Manfaat namun Miskin Pengembangan.2008. TidakDiterbitkan.
Chen, Y., Y. Wang, G. Zhou, P. Li, and S. Zhang. 2008. Key mediators modulating TAG synthesis and accumulation in woody oil plants. Afr. J. Biotechnol.7 (25): 4743-4749.
Choudhury, S.; Ahmed, R.; Barthel, A.; Leclercq, P.A. 1998. Composition of the stem, flowers and fruit oils ofLitsea cubeba Pers. from two locations of Assam, India. J. Essent. Oil Res., I 0: 381- 386.
Danu dan R. Kurniaty. 2012. Perbanyakan Tanaman Kilemo (Litsea cubeba Persoon L) dengan Teknik Stek Pucuk. Tekno Hu tan Tanaman Vol 5 No I. Bogor.
Ellis, R.H dan T.D. Hong. 1990. An Intennediate Catego1y Of Seeds Storage Behaviour? I. Coffee. Journal ofExperimental Botany 41 : 1167-1174
Gardner, S., P. Sidisunthorn. and V. Anusarnsunthom. 2000. A field guide to Forest Trees ofNorthern Thailand. Kobfai Publishing Project. Bangkok. Thailand. www.biotik.org/laos/ species/l/litcu/litcu _en.html. Diakses tanggal 27 Oktober2008.
Harbagung., R. Kurniaty. dan C. Ali. 2009. Teknologi peningkatan produktifitas minyak atsiri kilemo (Litsea Cubeba L. Pearsoon.). Laporan Hasil Penelitian Program InsentifDiknas. (unpublish).
HILE"O (Litsea c11beba L Per-soon)
.Z,nftnr 1JustAkA Jiii Harbagung., R. Kurniaty. dan C. Ali. 2009. Teknologi peningkatan produktifitas minyak
atsiri kilemo (Litsea Cubeba L. Pearsoon.). Laporan Hasil Penelitian Program InsentifDiknas. (unpublish).
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Pe-nelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.
Kayang, H., B. Kharbuli, and D. Syeim. 2009. Litsca cubeba Pers.-An untapped economic plant species of Meghalaya. Natural Product Radiance, A Bimontly Journal on Natural Product, 8(1): 1-2.
Kumiaty, R dan Danu. 2012. Teknik Persemaian. Publikasi Khusus Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Badan Litbang Kehutanan . Kementrian Kehutanan. Bogor.
Kurniaty, R. dan A. Aminah. 2010. Teknik Perbenihan dan Pernbibitan Kilemo (Litsea cubeba). Leaflet Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor.
Lina. Litsea cubeba,. Litsea cubeba Oil Chapter 7. 2003 . .
Putri , K.P., N. Siregar, Abay. dan Sutrisno. 2010. Kuantifikasi produksi buah tanaman hutan jenis Elaeocarpus ganitrus ROXB (ganitri) dan Litsea cubeba (kilemo). Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan. Tidak diterbitkan.
Putri , K.P., N. Siregar, Abay dan Sutrisno. 20 I 0. Kuantifikasi Produksi Buah Tanaman Hutan Jenis Elaecarpus ganitrusi (Ganitri) dan Litsea cubeba (Kilemo ). Laporan Hasil Penelitian Sumber Dana DIPA BPTPTH. Tidak diterbitkan.
Putri , K.P., N. Siregar, M. Sanusi dan Abay. 20 l l. Kuantifikasi Produksi Buah Tanaman Hutan Jenis Ganitri (Elaecarpus ganitrusi) dan Kilemo (Litsea cubeba). Laporan Has ii Penelitian Sumber Dana DIPABPTPTH. Tidakditerbitkan.
Putri, K.P. Darwo, D. Syamsuwida dan S. Bustomi. 2014. Estimation ofKilemo (Litsea cubeba L. Persoon) Fruit Production. ProsidingTOl. Dalam proses cetak.
PROSEA.Plant Resources Of South-East Asia 19. Essential-Oil Plants. 1999. Prosea Foundation. Bogor.
Rahayu, S., R. Oktaviani, HL. Tata, and M. Van Noordwijk. 20 I l. Carbon Stock and Tree f!i: Diversity in Tripa peat swamp forest. Proceedings, The 2ndinternational Symposium of Indonesian Wood Research Society. Indonesian Wood Research Society. p.545-551.
HILEHO (litsea c11beba L Pcrsoon)
.Z,AftAr fJustAkA Jiii Rostiwati, T dan K.P, Putri. 2012. Review Status Litbang Tanaman Kilemo (litsea
cubeba I. person) Di Indonesia . Makalah Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII: "Penggalian, Pelestarian, Pemanfaatan dan Pengembangan Tumbuhan Obat Indonesia untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat" tanggal 15 16 Mei 2012 di Cimahi, Bandung
Rostiwati, T., R. Kurniaty. dan I. Winarni. 2009. Prospek pembangunan hutan tanaman kilemo (Litsea cubeba L. Persoon) sebagai sumber bahan baku minyak atsiri potensial. Dalam. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia - Biomass Utilization for Alternative Energy and Chemicals 23 April 2009. Universitas Katolik Parahyangan, Bandung: 306- 313.
Rostiwati, T. dan S. A. Yani. 2010. Teknologi peningkatan produktivitas tegakan penghasil minyak atsirijenis kilemo (litseacubeba I. Pearsoon.). DrafJurnal Riset dan Teknologi. ( dalam proses).
Schmidt, L. 2000. Guide to Handling of Tropical and Subtropical Forest Seed. Danida Forest Seed Centre. Humlebaek. Denmark
Si, L. , Y. Chen, X. Han, Z. Zhang, S. Tian, Q. Cui and Y. Wang. 2012. Chemical Compotition of Essential Oils ofLitsea cubeba Harvested From Its Distribution Areas in China. Molecules, 17: 7057-7066
Sri-Ngernyuang K., M. Kanzaki danA. Itoh. 2007. Seed production and dispersal of four Lauraceae species in a tropical lowermontane forest, Northern Thailand. Mj. Int. J. Sci. TechNomorOl: 73-87.
Suita, E., T. Suharti, A.R. Hidayat dan Suherman. 2013. Pengujian Mutu Fisik Fisiologis dan Penyimpanan Benih Jenis Lamtoro (Leucaena leucocephala) dan Kilemo (Litsea cubeba). Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Rutan. Tidak diterbitkan.
Zhao, O.; Zhou, J.W.; Ban, D.M. 2010. Analysis of volatile oil from different parts of Litsea cubeba (in Chinese). J. Chin. Med. Mater.
KILE"O (Litsea cubeba L Persoon)
..
KILE"O (Lilseu cubeba L Persoon)