lkj pemerintah kabupaten tanggamus 2016tanggamus.go.id/web/wp-content/uploads/2017/09/bab-3.pdf ·...
TRANSCRIPT
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 96
Dalam semangat transparansi, akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten
Tanggamus ini disusun dan disajikan kepada pihak-pihak terkait sebagai
pertanggungjawaban administrasi, moral dan spiritual sesuai koridor
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Sejalan dengan kewenangannya sebagai daerah otonom yang memiliki
keleluasaan dalam mengatur urusan kepemerintahan dan pembangunan
beserta pembiayaannya sendiri sesuai dengan semangat Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kabupaten
Tanggamus dalam tahun 2016 telah melaksanakan berbagai program dan
kegiatan sebagai amanat yang telah dibebankan oleh rakyat/masyarakat
sebagai stakeholders. Sebagai operasionalisasi untuk mewujudkan visi dan
misi yang ditetapkan Perencanaan Strategis telah dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya dilakukan oleh
instansi perangkat Pemerintah Kabupaten Tanggamus.
Di samping itu akuntabilitas dapat diinterprestasikan mencakup keseluruhan
aspek tingkah laku seseorang atau dalam hal birokrasi, mencakup aspek
tingkah laku birokrasi termasuk akuntabilitas spiritualnya maupun perilaku
yang bersifat eksternal terhadap lingkungan dan masyarakat keseluruhan.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah Kabupaten Tanggamus ini
merupakan laporan pertanggung-jawaban Kepala Daerah atas pelaksanaan
tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, dalam rangka
mewujudkan tujuan dan sasaran sesuai visi, dan misi yang telah ditetapkan
berdasarkan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Tangamus.
A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS 2016
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 97
Dalam pelaksanaan akuntabilitas ini, prinsip-prinsip yang diperhatikan
sebagai acuan adalah sebagai berikut :
1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf jajaran
birokrasi Pemerintah Kabupaten Tanggamus untuk melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2. Harus merupakan suatu sistem yang menjali penggunaan sumber-
sumber daya secara konsisten dengan peraturan-perundang-
undangan yang berlaku.
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan
manfaat yang diperoleh.
5. Harus jujur, obyektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator
perubahan manajemen Pemerintah Kabupaten Tanggamus dalam
bentuk pemutakhiran, metode dan teknik pengukuran kinerja dan
penyusunan laporan akuntabilitas.
Kemudian, pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya
terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti
pengukurannya. Pertanggungjawaban pengukuran yang diukur adalah
kegiatan, program dan sasaran yang prosesnya adalah sejauh mana ketiga
komponentersebut dilaksanakan selaras dan sinergi dengan berbagai piranti
perencanaan yang telah dibuat. Piranti pengukurannya berupa Pengukuran
Kinerja (atau sebelum Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 disebut dengan Pengukuran
Pencapaian Sasaran untuk mengukur sasaran).
Sesuai dengan kerangka Pengukuran kinerja di Pemerintah Kabupaten
Tanggamus dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Kepala LAN Nomor
239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran kinerja
tersebut dengan rumus sebagai berikut :
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 98
1. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin
tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan
semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus :
2. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin
rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi
menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus :
Atau
Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan
jumlah indikator untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil,
cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada disetiap kelompok
sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari setiap
kategori, dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok
sasaran tersebut.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 99
Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target
setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan
penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (performance gap).
Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna
mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang
akan datang (performance improvement).
Dalam hal ini, laporan kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas
dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi
pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukandalam
penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi
sertapengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap
pengukurankinerja (Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja,Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah).
Dalam memberikan klasifikasi penilaiantingkat capaian kinerja setiap sasaran
berpedoman pada Permendagri No. 54 tahun 2010 dengan menggunakan skala
penilaian terhadap kinerja pemerintahdibagi 4 (empat) kategori dapat dilihat
pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2016
No. Interval Nilai Relaisasi
Kinerja
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja
Kode
1. 91< Sangat Tinggi
2. 76<90 Tinggi
3. 66<75 Sedang
4. 51<65 Rendah
5. <50 Sangat Rendah
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 100
Adapun tingkat Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus pada
tahun 2016 terlihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
3.2 Tabel Pengukuran Perjanjian Kinerja Bupati Tanggamus 2016
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN Target 2016 Realisasi
2016 % Capaian
Kinerja
1 2 3 4 5 6
1 1. Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi
1 Laju pertumbuhan ekonomi 5,80% 5,12%* 88,27%
2. Menurunnya tingkat
pengganguran (angka
pengganguran)
1 Tingkat penganguran terbuka
(TPT) 5,50%
5,60*
98,1%
2 Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK)
68,50%
68,6%
100,1%
3. Meningkatnya kontribusi
sektor perdagangan (barang
dan jasa terhadap PDRB)
1 Rata-rata pertumbuhan sektor
perdagangan per tahun
1,50% 2,0% 133,3%
2 Kontribusi sektor perdagangan
terhadap PDRB 9,05% 9,28% 102,5%
4. Meningkatnya peran koperasi
dan UMKM dalam
perekonomian daerah
1 Jumlah koperasi sehat 60% 52,30% 87,16%
2 Persentase penyerapan tenaga
kerja sektor UMKM dan
Koperasi
12% 7% 58,3%
5. Meningkatnya kontribusi
sektor industri terhadap
perekonomian daerah
1 Kontribusi sektor industri
terhadap PDRB
6.50% 7,31% 112,5%
6. Meningkatnya konstribusi
investasi (penanaman modal)
terhadap keuangan daerah
1 Persentase nilai relaisasi PMDN
6,00%
5,2% 86,7%
7. Meningkatnya kapasitas
perekonomian masyarakat
pedesaan
1 Jumlah pekon yang memiliki
badan usaha
400 299 74,75%
8.
Menurunnya persenatse
angka kemiskinan
1 Angka kemiskinan
14,00% 14,05% 99,6%
2 9. Meningkatnya indeks
pengetahuan masyarakat
(indeks pendidikan)
1 Angka Melek Huruf 96,50% 97,21%* 100.73%
2 Angka Rata-Rata Lama Sekolah 7,35 Tahun 6,86 Tahun 106,6%
10.. Meningkatnya minat baca
masyarakat
1 Jumlah pengunjung
perpustakaan per tahun 30.000 22.984 76,6%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 102
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN Target 2016 Realisasi
2016 % Capaian
Kinerja
1 2 3 4 5 6
2 Persentase minat baca
masyarakat 45% 28,7% 63,7%
11. Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat
1 Angka Harapan Hidup 67,58 Thn 68.8 Thn 99,88%
2 Angka kematian bayi (AKB) per
1000 Kelahiran Hidup (KH) 1,2 11,5 958%
3 Angka Kematian Ibu (AKI) per
100.000 Kelahiran Hidup (KH) 0.04 0,393 982,5%
12. Terwujudnya pengendalian
hidup
1 Angka Laju pertumbuhan
penduduk
1,13% 1,13 100%
3
13. Terwujudnya pembangunan
Kawasan Indutri Maritim
(KIM) sebagai kawasan
strategi nasional
1 Luas wilayah industri
- - -
14. Meningkatnya infrastruktur
prasarana dan sarana
transportasi
1 Proporsi Panjang Jaringan
Jalan Dalam kondisi Baik 60% 50% 83,3%
2 Persentase Terminal dalam
Kondisi Baik
75% 50% 66,67%
3 Persentase dermaga dalam
kondisi baik 73% 65,2% 89,3%
15. Meningkatnya penyediaan
sumber daya air untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat dan aktifitas
ekonom i
1 Persentase Rumah Tangga yang
menggunakan air bersih 75% 65% 86,7%
2 Persentase kawasan industri
dan perekonomian yang dialiri
PDAM 68% 54% 79,4%
16. Meningkatnya kualitas
lingkungan permukiman
yang layak, sehat dan
produktif.
1 Rasio rumah layak huni
70% 60,2%* 86%
2 Persenatse kawasan kumuh 25% 34% 64%
17. Meningkatnya cakupan
pelayanan dan kualitas
infrastruktur energi dan
ketenagalistrikan
1 Angka Ratio Elektrifikasi
70% 68,5% 97,85%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 103
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN Target 2016 Realisasi
2016 % Capaian
Kinerja
1 2 3 4 5 6
18. Meningkatnya pemanfaatan
sumber daya mineral
terhadap perekonomian
daerah
1 Konstribusi sektor
pertambangan terhdap
perekonomian daerah 6,85% 6,60% 96,35%
19. Meningkatnya daya dukung
infrastruktur komunikasi
dan informasi yang handal
dan merata
1 Persentase wilayah jangkauan
layanan akes telekomunikasi
dan internet 60% 40% 66,7%
4 20. Meningkatnya kontribusi
sektor pertanian, perikanan,
perkebunan dan kehutanan
terhadap PDRB Kabupaten
Tanggamus
1 Nilai Tukar Petani 138.50 138,50 100%
2 Kontribusi Sektor Pertanian
Tanaman Pangan terhadap
PDRB
8,91% 9,07% 101.79%
3 Kontribusi SektorPerikanan
terhadap PDRB 12,06% 8,80% 72,96%
4 Konstribusi Sektor Perkebunan
Tahunan terhadap PDRB 12.89% 12,35% 95,81%
5 Kontribusi Sektor Peternakan
terhadap PDRB 2,45% 2,66% 108,57%
6 Kontribusi sektor Kehutanan
terhadap PDRB 0,28% 0,26% 92,8%
21. Tersedianya pangan yang
cukup baik
1. Jumlah desa mandiri pangan 30 pekon 8 pekon 26,7%
2. Jumlah cadangan pangan
Kabupaten 30 ton 35 ton 116,6%
5 22. Meningkatnya kualitas
lingkungan hidup dan
keanekaragaman hayati
secara berkelanjutan
1 Persentase terjaganya Kualitas mutu Lingkungan
70% 38,46% 54,94%
2 Persentase penurunan emisi
gas rumah kaca (GRK) 34% - -
3 Penilaian Kota Sehat Adipura Tidak 0%
23. Berkurangnya wilayah rawan
bencana dan menekan angka
resiko bencana
1 Wilayah Kebanjiran 4 Kecamatan 2 Kecamatan 150%
2 Wilayah Kekeringan 4 Kecamatan 0 Kecamatan 200%
3 Ketepatan waktu tindakan
pemadaman kebakaran setelah
pengaduan
60% 100% 166,7%
4. Desa sigap bencana alam 6 pekon 5 pekon 83,3%
6 24. Meningkatnya keunggulan
kompratif inovasi daerah
terhadap produk daerah
1 Jumlah peningkatan dan
Penguatan Sistem Inovasi
Daerah (SIDA) 1 komoditas 1 komoditas 100%
25. Meningkatnya daya saing destinasi pariwisata daerah
1 Jumlah kunjungan wisata 109.300 156.940 143,5%
2. Kontribusi sektor Pariwisata terhdap PDRB
1,09% 0,1% 10%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 104
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN Target 2016 Realisasi
2016 % Capaian
Kinerja
1 2 3 4 5 6
26. Meningkatnya prestasi
olahraga
1 Peringkat pada pekon olahraga
provinsi 10 besar - 0%
7 27.. Meningkatnya Pembangunan
Berkesetaraan gender dan
perlindungan anak
1 Indeks Pembangunan Gender
(IPG) 64.60 65.50 101,55%
2 Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG) 56.00 50,02 92,62%
3 Persentase partisipasi
perempuan di parlemen 20% 20% 100%
4. Partisipasi angkatan kerja
perempuan 38,50% 34,46% 89,50%
5. Rasio KDRT
3 3 100%
28.. Meningkatnya akuntabilitas
kinerja tata kelola
pemerintah dan keuangan
daerah
1 Nilai akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah Kabupaten
Tanggamus B CC 75%
2 Nilai evaluasi kinerja instansi
Pemerintah Kabupaten
Tanggamus
Sedang Sedang 96,7%
3
Opini Laporan Keungan oleh
auditor eksternal WTP WTP 100%
29. Meningkatnya kemandirian
keuangan daerah
1 Rasio PAD terhadap total
pendapatan daerah 1,85% 1,6% 86,48%
30 Meningkatnya kualitas
pelayanan publik
1 Indeks kepuasan Masyarakat 75% 73,47% 97,96%
31 Meningkatnya pembangunan
politik lokal dan wawasan
kebangsaan
1 Tingkat partisipasi politik
masyarakat dalam Pemilu dan
Pilkada
75% - -
32
Terciptanya kehidupan
masyarakat yang rukun,
aman, dan nyaman
1 Jumlah Konflik sosial 0 0 100%
2 Angka kriminalitas 60 48,93 81,55%
Sumber data: data olah bagian organisasi 2017
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 105
Bagian ini akan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja
yang menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana sudah
diuraikan dalam subbab sebelumnya. Penyajian untuk sub bab ini
akan disajikan per sasaran strategis. Beberapa sasaran strategis
yang terkait digabungkan menjadi satu dalam analisis ini.
1. Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi
Sasaran meningkatnya pertumbuhan ekonomi terhadap PDRB
Kabupaten Tanggamus didukung dengan 1 (satu) indikator
sebagaimana tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Rencana dan Capaian Kinerja Sasaran 1 Peningkatan
Pertumbuhan Ekonomi Sebelum tahun 2019 Pada Kisaran 6,50%
No. Indikator Kinerja Capaian 2014
Capaian 2015
2016
Target 2016 Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Laju pertumbuhan ekonomi
5,48 4,64 5,80% 5,12%* 88,27%
*nilai sangat sementara
Sumber data olah bag. Organisasi Kab. Tanggamus
Dari tabel diatas pada sasaran pertama mengenai pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Tanggamus capaian sasaran mencapai pada
nilai 88,27% yang dapat digolongkan tingkat keberhasilan tinggi.
Hal ini dapat dilihat dari data, bahwa pada tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016 akhir sedikit mengalami perlambatan jika
dibandingkan tahun sebelumnya, baik dengan migas maupun tanpa
B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 106
migas. Dimana pada tahun 2015, tumbuh sebesar 5,50 % dengan
migas tanpa migas menjadi 5,14 % tanpa migas, sedangkan pada
tahun 2014 masing-masing tumbuh sebesar 5,89% dan 5,61%. Hal
tersebut sejalan dengan perlambatan pergerakkan ekonomi nasional.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi berada pada kegiatan pertambangan
dan penggagilan, yakni sebesar 12,06%, disusul kegiatan
transportasi, yakni sebesar 11,82% dan kegiatan penyediaan
akomodasi dan makan minum sebesar 11,7%. Sedangkan kegiatan
ekonomi lainnya secara rata-rata masih tumbuh di atas 2% kecuali
kegiatan konstruksi dan perdagangan. Namun, pertumbuhan dengan
migas maupun tanpa migas tidak terjadi perbedaan yang signifikan.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2011
perekonomian Kabupaten Tanggamus pertumbuhan ekonominya
sebesar 5.87%. Pertumbuhan ini mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan tahun 2010 yang mengalami pertumbuhan
sebesar 5.79%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Tanggamus tahun 2015 sebesar 4.64%, jika dilihat dari tahun 2011-
2015 pertumbuhan ekonomi tersebut mengalami fluktuasi akan
tetapi bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi
Lampung, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanggamus
masih lebih tinggi. Hal tersebut sebagai dampak perekonomian
nasional yang berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi
daerah. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten
Tanggamus masih mengalami pertumbuhan yang cukup positif dan
pembangunan yang terjadi di Kabupaten Tanggamus sedikit banyak
terserap dengan baik oleh masyarakat.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 107
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Tanggamus, Tahun 2011 – 2015
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2016
Pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah dapat dikatakan
mengalami peningkatan apabila terjadi pergerakan positif pada
kegiatan ekonomi yang diukur melalui pendekatan konsumsi
masyarakat, pengeluaran pemerintah, investasi dan pendapatan dari
produk lokal (net export). Dalam perkembangannya geliat ekonomi
akan ditandai dengan fluktuasi ekonomi yang terkait kebutuhan dan
ketersediaan barang dan jasa tersebut.
Kemudian, Aspek kesejahteraan masyarakat diindikasikan dengan
peningkatan Indeks Daya Beli (people purchasing power/PPP). Saat
ini Indeks Daya Beli masyarakat Tangammus sekitar Rp.7.800.000
pertahun atau Rp.650.000/perkapita/bulan, meningkat dari
Rp.620.000 pada tahun sebelumnya. PDRB perkapitan berdasarkan
atas harga berlaku tahun 2015 mencapai Rp17.97 juta atau
meningkat hampir 10 persen setiap tahunnya.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 108
Proses peningkatan harga secara umum terjadi secara terus menerus
sebagai akibat dari mekanisme pasar disebut sebagai inflasi. Jadi
kata kunci dari inflasi adalah kenaikan harga yang berlangsung
secara kontinyu, dimana penurunan ini terkait dengan tingkat
likuiditas uang di masyarakat, olah karenanya sering kali inflasi
dijadikan sebagai indikator dan sinyalemen terjadinya kenaikan
harga secara terus menerus. Tetapi untuk bisa berkontribusi dan
bersaing dengan sektor-sektor pembentuk PDRB pada daerah
referensi (provinsi) yang masuk dalam kategori maju dan tumbuh
lebih besar (Kuadran I) pada Gambar 2.7. adalah sektor : pertanian,
akomodasi makan minum, jasa pendidikan dan jasa kesehatan.
Sedangkan sektor-sektor yang memiliki potensi tumbuh lebih besar
adalah sektor : pertambangan, konstruksi, perdagangan, dan jasa
perusahaan.
Kontribusi PDRB terhadap PDRB Provinsi Lampung dibanding
kabupaten lain di Provinsi Lampung masih tergolong kecil,
sebagaimana tabel 2.20 berikut:
Tabel 3.4 Tingkat Kontribusi PDRB Kabupaten Tanggamus
terhadap PDRB Provinsi Tahun 2011-2015
PDRB 2011 2012 2013 2014 2015
Provinsi
Lampung
- Nilai
Absolut
(milyar rupiah)
160,437,5
00
170,769,20
6
180,636,65
7
189,809,45
8
199,525,4
19
Tanggam
us
- Nilai Absolut
(milyar
rupiah)
6,841,758 7,245,218 7,645,716 8,064,903 8,439,420
- %
terhada
p PDRB
Provinsi
4.26% 4.24% 4.23% 4.25% 4.23%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 109
PDRB 2011 2012 2013 2014 2015
Lampun
g
Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat masih sangat kecil kontribusi
Kabupaten Tanggamus terhadap PDRB Provinsi Lampung rata-rata
hanya 4.24 persen.
Namun begitu, melemahnya kinerja perekonomian Kabupaten
Tanggamus tidak serta merta ,menunjukkan pelemahan untuk
semua kegiatan perkonomian. Hal tersebut terlihat dari pergerakkan
tahun sebelumnya, seperti halnya kegiatan transportasi dan
pergudangan masih bisa menunjukkan pertumbuhan yang
signifikan, dan kegiatan ekonomi lainnya masih menunjukkan
pergerakkan yang positif. (BPS Kab. Tanggamus 2015)
2. Sasaran 2 Menurunnya Tingkat Pengangguran (Angka
Pengangguran)
Sasaran meningkatkan dalam menurunnya tingkat pengangguran
(angka pengangguran) yang didukung dengan 2 (dua) indikator
sebagaimana tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi Kinerja Sasaran 2 Penurunan
tingkat pengangguran (angka pengangguran)
No. Indikator Kinerja Capaian
2015 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
5,72 5,50%
5,72%
104%
2 Angka Partisipasi Angkatan Kerja
68,46 68,50%
68,46% 99,94%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 110
Dari tabel diatas capaian sasaran pada sasaran stategis menurunnya
tingkat pengangguran mencapai 101,97 yang dapat dikategorikan
sangat berhasil.
Tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan besaran rasio
antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Adapun
yang termasuk angkatan kerja (labor force) adalah penduduk usia
kerja yang bekerja (employed), tidak bekerja, dan mencari pekerjaan
(unemployed). Yang termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja
(not in labor force) adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah,
mengurus rumah tangga, dan melaksanakan kegiatan lainnya
(pensiun, cacat, dan sebagainya). Pendekatan angkatan kerja
memiliki aturan dasar yang harus konsisten. Azas pertama adalah
eksklusifitas yang berarti bahwa penduduk usia kerja hanya dapat
digolongkan dalam satu kategori dalam komposisi penduduk usia
kerja. Seseorang yang dikategorikan bekerja tidak boleh dimasukkan
lagi dalam kategori sekolah atau mengurus rumah tangga meskipun
dalam kenyataannya orang tersebut melakukan dua aktivitas yang
berbeda. Azas kedua adalah prioritas yang berarti bahwa urutan
prioritas kategori ditentukan secara pasti, yaitu bekerja, mencari
pekerjaan, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Jika
seseorang bekerja tetapi juga sekolah maka orang tersebut
digolongkan sebagai penduduk bekerja.
Demikian juga, bila seseorang mengurus rumah tangga tetapi juga
bekerja maka orang tersebut dikategorikan sebagai bekerja meskipun
sebagian besar waktu yang dimiliki digunakan untuk mengurus
rumah tangga atau sekolah.
Jumlah Pencari Kerja Terdaftar di Kabupaten Tanggamus pada
Bidang Penempatan dan Pelatihan Produktivitas Kabupaten
Tanggamus pada Tahun 2016 sebesar 2.789 pekerja. Proporsi
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 111
terbesar pencari kerja yang mendaftar pada Bidang Penempatan dan
Pelatihan Produktivitas Kabupaten Tanggamus berpendidikan
terakhir SMA yaitu sebesar 1.444 pekerja.
Sementara itu jumlah angkatan kerja di kabupaten Tanggamus
berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus, diperkirakan
terdapat 280.783 jiwa yang terdiri dari 264.712 jiwa yang berstatus
bekerja, 16.071 jiwa yang berstatus pengangguran terbuka,
sedangkan jumlah bukan angkatan kerjanya sebanyak 129.383 jiwa.
Tabel 3.6 Angkatan Kerja Kabupaten Tanggamus 2016
No. Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah
Total
1. Angkatan Kerja 182.795 97.988 280.783
a. Bekerja 173.477 91.235 264.712
b. Pengaguran 9.318 6.753 16.071
2. Bukan Angkatan Kerja 32.637 96.746 129.383
a. Sekolah 16.377 11.388 27.765
b. Mengurus rumah 2.734 78.095 80.829
c. Lainnya 12.526 7.263 20.789
Jumlah
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
84,85 50,32 68,46
Tingkat Pengaguran 5,10 6,89 5,72 Sumber: BPS (Tanggamus dalam Angka 2017)
3. Sasaran 3 Meningkatnya Kontribusi Sektor Perdagangan
(Barang dan Jasa terhadap PDRB)
Sasaran meningkatkan sektor perdagangan (barang dan jasa)
didukung dengan 2 (dua) indikator sebagaimana tabel 3.7 berikut:
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 112
Tabel 3.7 Rencana dan Realisasi Kinerja Sasaran 3 Sektor
perdagangan (barang dan jasa)
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Rata-rata pertumbuhan sektor perdagangan per tahun
15%
1,50% 2,0% 133,3%
2 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
92% 9,05% 9,28% 102,9%
Dapat dilihat dari tabel diatas pada sasaran sektor perdagangan
(barang dan jasa) tumbuh menjadi sektor prima nilai capaian
sasaran mencapai 118,1% nilai ini dapat digolongkan pada kategori
sangat berhasil. Artinya Pemerintah Kabupaten Tanggamus pada
sasaran sektor perdagangan (barang dan jasa) tumbuh menjadi
sektor prima Tahun 2016 sangat berhasil.
Sektor perdagangan memegang peranan penting khususnya pasar
tradisional. Pasar sebagai lokasi perdagangan merupakan salah satu
pilar perekonomian. Melalui berbagai fungsi dan peran strategis yang
dimiliki, pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana
untuk mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. Fungsi dan peran
tersebut tercermin dalam berbagai hal diantaranya pasar tradisional
menjadi indikator nasional terkait pergerakan tingkat kestabilan
harga kebutuhan sembilan bahan pokok. Untuk itu para ahli
statistik dan instansi pemerintah melakukan monitoring setiap
bulannya. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Tanggamus
mempunyai sasaran untuk mewujudkan sektor perdagangan
menjadi sektor prima dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi di
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 113
Kabupaten Tanggamus. Sasaran ini masuk pada tujuan Mewujudkan
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Tabel 3.8 Profil Pasar Tradisional Menurut Kecamatan Kabupaten Tanggamus 2016
No. Kecamatan Jumlah Pedagang Pasar
Luas Lahan (m2)
1. Wonosobo 670 11.262
2. Semaka 710 6.958
3. Bandar Negeri Semuong - -
4. Kota Agung 845 7.453
5. Pematang Sawa 80 800
6. Kota Agung Barat - -
7. Kota Agung Timur 50 2.400
8. Pulau Panggung 425 6.350
9. Ulu Belu 650 5.935
10. Air Naningan 375 9.271
11. Talang Padang 425 11.020
12. Sumber Rejo 904 5.847
13. Gisting 500 9.350
14. Gunung Alip - -
15. Pugung 280 3.100
16. Bulok 75 800
17. Cukuh Balak 286 3.799
18 Kelumbayan 75 1.000
19. Limau 226 1.498
20. Kelumbayan Barat 140 1.430
Jumlah pedagang pasar di kabupaten Tanggamus tahun 2016
sebanyak 6.696 pedagang dengan luas lahan pasar 88.273 m2.
Pedagang pasar terbanyak ada di kecamatan Kota Agung (845
pedagang) dengan luas lahan pasar 7.453 m2. Sedangkan jumlah
pedagang pasar terkecil ada di kecamatan Kota Agung Timur (50
pedagang) denga luas lahan pasar 2.400 m2. Ada tiga kecamatan
yang tidak memiliki pasar yaitu kecamatan Bandar Negeri Semuong,
Kota Agung Barat, dan Gunung Alip. Sarana perdagangan di
kabupaten Tanggamus tahun 2016 ada sebanyak 40 pasar, 798
toko, 56 ruko, 1.283 los, dan 2.415 dasaran.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 114
Tabel 3.9 Jumlah Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten Tanggamus 2016
No. Sarana Perdagangan Jumlah
1. Pasar 40
2. Toko 798
3. Ruko 56
4. LOS 1.283
5. Dasaran 2.415
Dari tabel diatas terlihat pencapaian kinerja Dinas Perdagangan dan
pasar pada tahun 2016 tinggi, hal ini mengakibatkan kemajuan yang
signifikan terhadap indikator kinerja di bidang perdagangan
pemerintah Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016 yang
berdampak pada perekonomian daerah. Sektor perdangan menjadi
sektor kedua penyumbang PDRB tertinggi pada tahun 2016 nilai
PDRB mencapai 1.14 triliun rupiah (9.28 %).
4. Sasaran 4 Meningkatnya Peran Koperasi dan UMKM dalam
Perekonomian Daerah
Sasaran meningkatnya peran koperasi dan umkm dalam
perekonomian daerah mempunyai tujuan Mewujudkan
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang
didukung dengan 2 (dua) indikator kinerja seperti yang terlihat pada
tabel 3.9 berikut :
Tabel 3.10 Indikator Kinerja Sasaran 4 Meningkatnya Peran
Koperasi dan UMKM dalam Perekonomian Daerah
No. Indikator Kinerja Capaian
2015 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Persentase koperasi sehat 90% 60% 52,30% 87,16%
2 Persentase penyerapan tenaga sektor UMKM dan Koperasi
- 12% 7% 58,3%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 115
Pada tabel Indikator Kienerja mengenai peningkatan peran koperasi
dan UMKM dalam perekonomian daerah di Kabupaten Tanggamus
pada tahun 2016 mencapai 72,73% Nilai capaian sasaran tersebut
menandakan kinerja Pemerintah kabupaten Tanggamus pada bidang
koperasi dan UMKM cukup berhasil pada tahun 2016.
Hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah usaha mikro kecil
menengah pada tahun 2016 mencapai 8831, sedangkan pada
koperasi terjadi pennurunan keaktifannya. Pada tahun 2016
koperasi aktif hanya mencapai 159 koperasi, menurun dibandingkan
pada tahun 2015 yang mencapai 302 koperasi aktif.
Penurunan keaktifan koperasi di Kabupaten Tanggamus pada tahun
2016 disebabkan karena adanya keterbatasan anggaran untuk
memberikan pembinaan ataupun pelatihan bagi para pengrajin, dan
usaha yang bergerak dibidang pengkoperasian sehingga masyarakat
kekurangan modal. Selain itu terdapat kurangnya pengembangan
bentuk dan desain kemasan produk usaha mikro kecil menengah.
Kegiatan umum koperasi hingga tahun 2016 dilihat dari beberapa
indikator menurut jenisnya yaitu : KUD ada 16 koperasi, KPR ada 19
koperasi, Kopkar ada 3 koperasi dan lainnya ada 261 koperasi.
Adapun datanya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.11 Jumlah Koperasi Menurut Jenis Koperasi dan Kecamatan,
2016
No Kecamatan KUD KPR KOPKAR Lainnya
Jumlah
Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Wonosobo 1 3 0 13 17
2 Semaka 1 0 0 12 13
3 Bandar Negeri Semuong 0 0 0 5 5
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 116
No Kecamatan KUD KPR KOPKAR Lainnya
Jumlah
Total
4 Kota Agung 2 2 1 26 31
5 Pematang Sawa 0 0 0 13 13
6 Kota Agung Barat 0 0 0 9 9
7 Kota Agung Timur 1 1 0 19 21
8 Pulau Panggung 1 2 0 11 14
9 Ulu Belu 1 0 1 11 13
10 Air Naningan 0 1 0 8 9
11 Talang Padang 1 2 1 30 34
12 Sumberejo 1 0 0 13 14
13 Gisting 1 7 0 21 29
14 Gunung Alip 1 0 0 8 9
15 Pugung 3 0 0 15 18
16 Bulok 0 0 0 9 9
17 Cukuh Balak 0 0 0 17 17
18 Kelumbayan 1 1 0 10 12
19 Limau 1 0 0 7 8
20 Kelumbayan Barat 0 0 0 4 4
Tanggamus 16 19 3 261 299
Sumber : Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kabupaten Tanggamus,
2016
Solusi
Pelaksanaan pelatihan, bimbingan teknis, sosilisasi baik
koperasi maupun Usaha Kecil Menengah, serta Koperasi
Simpan Pinjam maupun Unit Simpan Pinjam yang ada di
seluruh Kabupaten Tanggamus.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 117
Perlu adanya monitoring dan evaluasi langsung ke kecamatan
maupun pekon-pekon di Kabupaten Tanggamus terhadap
koperasi baik dibidang keuangan maupun pelaksanaan tugas
keseharian koperasi.
5. Sasaran 5 Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri
terhadap Perekonomian Daerah
Sasaran meningkatnya kontribusi sektor industri terhadap
perekonomian daerah mempunyai tujuan Mewujudkan
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang
didukung dengan 2 (dua) indikator kinerja seperti yang terlihat pada
tabel 3.11 berikut :
Tabel 3.12 Indikator Kinerja Sasaran 5 Meningkatnya
Kontribusi Sektor Industri terhadap Perekonomian Daerah
No. Indikator Kinerja Capaian
2015
2016
Target
2016
Realisasi
2016
Capaia
n 2016
1 Kontribusi sektor
industri terhadap PDRB
- 6.50% 7,31% 112,5%
Nilai capaian sasaran peningkatan keunggulan komparatif sektor
industri pengolahan mencapai nilai 112,5% dengan kategori sangat
berhasil. Hal ini dapat dilihat dari data dibawah:
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 118
Tabel 3.13 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Industri Pengolahan di Kabupaten Tanggamus (juta
rupiah) 2013−2016
No. Industri Pengolahan Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas
a. Industri Batu Bara b. Industri Pengilangan
Migas
0,00
0,00 0,00
0,00
0,00 0,00
0,00
0,00 0,00
0,00
0,00 0,00
2. Industri makanan dan minuman
153 046,94
169 488,54
206 203,03
226 454,34
3. Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
720,43 805,88 862,31 993,27
5. Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki
0,00 0,00 0,00 0,00
6. Kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya
19 235,00
20 103,48
23 059,72
26 622,04
7. Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman
0,00 0,00 0,00 0,00
8. Industri Kimia, Farmasi, dan obat tradisional
321 531.47
357 489.21
382 369.47
465 429,79
9. Industri karet, barang dari karet dan plastik
0,00 0,00 0,00 0,00
10. Industri barang galian bukan logam
81 281,25
91 781,28
98 117,98
113 764,33
11. Industri logam dasar 0,00 0,00 0,00 0,00
12. Komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik
34 036.27
36 851.97
41 457.18
47 736.72
13. Industri mesin dan perlengkapan YTDL
0,00 0,00 0,00 0,00
14. Industri alat angkutan 361,92 371,31 400,57 461,77
15. Industri Furnitur , industri pengolahan lainnya
1 592,26 1.781,39 1894,60 2 091,66
16. Jasa Reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan
13 001,61
14 743,67
15 920,99
18 249,28
Sumber: BPS Tanggamus 2017
Dapat dilihat dari sektor industri menyumbangkan 7,3% untuk
PDRB kabupaten Tanggamus pada tahun 2016 atau sekitar
Rp.901.803.200,00.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 119
6. Sasaran 6 Meningkatnya Kontribusi Investasi (Penanaman
Modal terhadap Keuangan Daerah)
Sasaran meningkatnya kontribusi investasi (penanaman modal
terhadap keuangan daerah) mempunyai tujuan Mewujudkan
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang
didukung dengan 3 (tiga) indikator kinerja seperti yang terlihat pada
tabel 3.14 berikut :
Tabel 3.14 Indikator Kinerja Sasaran 6 Meningkatnya Kontribusi
Investasi (Penanaman Modal terhadap Keuangan Daerah)
No. Indikator Kinerja 2016
Target
2016
Realisasi
2016
Capaian 2016
1 Persentase nilai realisasi
PMDN 6,00%
5,2%
86,7%
Nilai capaian Sasaran Peningkatan kontribusi investasi/penanaman
modal mencapai 91,86% dengan kategori sangat berhasil.
Penanaman modal merupakan segala bentuk kegiatan menanam
modal baik oleh Penanam Modal Dalam Negeri Maupun Penenam
Modal Asing untuk melakukan usaha di seluruh sektor bidang usaha
di wilayah negara Republik indonesia.
Penanaman modal di Kabupaten Tanggamus terdiri atas Penanaman
Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Penanaman Modal
Dalam Negeri yang menginvestasikan di Kabupaten Tanggamus
terdiri atas:
a. PT Japfa Comfeed Gisting.
b. PT Napal Umbar Picung.
c. PT Tanggamus Matratirta.
d. PT Tanggamus Indah.
e. PT Wahana Tanggamus Berkah.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 120
f. PT Namasindo Plas.
Sedangkan untuk penanaman Modal Asing di Kabupaten Tanggamus
terdiri atas:
a. PT Tanggamus Electric Power.
b. PT Tirta Investama.
c. PT Natarang Mining.
Berikut akan disajikan progres Nilai investasi perusahaan
penanaman modal di kabupaten tanggamus pada triwulan IV selama
tahun 2016:
7. Sasaran 7 Meningkatnya Kapasitas Perekonomian
Masayrakat Pedesaan
Sasaran meningkatnya kapasitas perekonomian masayrakat
pedesaan mempunyai tujuan Mewujudkan pembangunan ekonomi
dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang didukung dengan 1
(satu) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.13 berikut :
Tabel 3.15 Indikator Kinerja Sasaran 7 Meningkatnya Kapasitas
Perekonomian Masyrakat Pedesaan
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Jumlah Pekon yang
memiliki Badan Usaha
- 400 299 74,75%
Nilai capaian sasaran meningkatnya Kapasitas Perekonomian
Masayrakat Pedesaan mencapai nilai 74,75% dengan kategori cukup
berhasil.
8. Sasaran 8 Menurunnya Persentase Angka Kemiskinan
Sasaran menurunnya persentase angka kemiskinan mempunyai
tujuan mewujudkan pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan rakyat yang didukung dengan 1 (satu) indikator kinerja
seperti yang terlihat pada tabel 3.16 berikut :
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 123
Tabel 3.16 Indikator Kinerja Sasaran 8 Menurunnya Persentase
Angka Kemiskinan
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian
2016
1 Angka Kemiskinan 14,26% 14,00% 14,05% 99,6%
Nilai capaian sasaran pada Peningkatan Aksesibilitas PMKS Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Sosial Dasar mencapai 90,23% kategori
keberhasilan pembangunan sangat berhasil pada sektor ini pada
tahun 2016.
Jumlah penduduk miskin di kabupaten tanggamus pada tahun 2016
ada sebanyak 81.340 jiwa, dengan garis kemiskinan 332.302 rupiah.
Jumlah penduduk miskin dari tahun 2010 hingga 2016 mengalami
penurunan yang cukup signifikan, jika pada tahun 2010 terdapat
18.30 persen penduduk miskin sedangkan pada tahun 2016
terdapat 14.05 persen penduduk miskin.
Tabel 3.17 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten
Tanggamus 2010‒2016
No. Tahun Garis Kemiskinan
Jumlah Total Penduduk Miskin
Persentase Kemiskinan
1. 2010 222.504 98.000 18,3
2. 2011 250.134 92.746 17,06
3. 2012 267.148 89.362 16,1
4. 2013 287.560 85.639 15,24%
5. 2014 299.051 85.019 14,95%
6. 2015 309.569 81.560 14,26%
7. 2016 332.502 81.340 14,05% Sumber: Tanggamus Dalam Angka 2017
Pencapaian di bidang sosial ini dikarenakan program yang ada pada
bidang sosial tepat sasaran dan menghasilkan potensi mengatasi
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 124
PMKS dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti tabel potensi yang
digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 3.18 DATA HASIL POTENSI SUMBER KESEJAHTERAAN
SOSIAL (PSKS) KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2016
NO JENIS PSKS JENIS KELAMIN JUMLAH
L P
1 Pekerja Sosial Profesional 5 2 7
2 Pekerja Sosial Masyrakat (PSM) 60 25 85
3 Taruna Siaga Bencana (TAGANA) 49 3 52
4 Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS)
- 115 115
5 Penyuluh Sosial - 2 2
6 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
17 3 20
JUMLAH 131 150 281
Sumber: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 2016
Berikut akan disajikan data penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS) di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016 :
Tabel 3.19 DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN
SOSIAL(PMKS) KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2016
NO JENIS PMKS JENIS KELAMIN JUMLAH
L P
1 Anak Balita Terlantar (ABT) 72 56 128
2 Anak Terlantar (AT) 269 223 492
3 Anak yang Berhadapan dengan Hukum 15 5 20
4 Anak Jalanan 150 45 195
5 Anak dengan Kedisabilitasan (ADK) 197 178 375
6 Anak yang menjadi korban tindak kekerasan atau
diperlakukan salah
45 15 60
7 Anak yang memerlukan perlindungan khusus 16 13 29
8 Lanjut usia terlantar 126 256 382
9 Penyandang disabilitas 165 157 322
10 Tuna Susila - - -
11 Gelandangan 28 20 48
12 Pengemis - - -
13 Pemulung 5 - 5
14 Kelompok Minoritas 4 - 4
15 Bekas Warga Binaan Lembaga Permasyrakatan 11 - 11
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 125
(BWBLP)
16 Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) - - -
17 Korban penyalahgunaan NAPZA 4 - 4
18 Korban Traffiking - 15 15
19 Korban Tindak Kekerasan - 52 52
20 Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) 60 170 230
21 Korban Bencana Alam 278 387 665
22 Korban Bencana Sosial 2 3 5
23 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi - - 612
24 Fakir Miskin (FM) 28.530 20.000 48.530
25 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis - - -
26 Komunitas Adat Terpencil (KAT) - - -
JUMLAH 29.997 21.595 52.185
Sumber: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 2016
Dari data potensi diatas Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan
Kabupaten Tanggamus menghasilkan kelompok usaha bersama.
Kelompok usaha bersama (KUBE) pada tahun 2016 mencapai 230
kelompok. Dan dinas sosial dan ketenagakerjaan juga berhasil
merehabilitas rumah dari yang tidak layak huni menjadi layak huni
pada tahun 2016 sebesar 20 rumah.
Tabel 3.20 PSKS Di Kabupaten Tanggamus
NO JENIS PSKS JUMLAH
1 Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KUBE) Fakir Miskin Pedesaan
50 Kelompok
2 Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KUBE) Fakir Miskin Perkotaan
50 Kelompok
3 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Fakir Miskin Pedesaan Program Keluarga Harapan (PKH)
130 Kelompok
4 Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RSRTLH) Perkotaan
20 Rumah
5 Keserasian Sosial 2 Tempat
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 2016
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 126
9. Sasaran 9 Meningkatnya Indeks Pengetahuan Masyarakat
(Indeks Pendidikan)
Sasaran Peningkatan indeks pengetahuan masyarakat (indeks
pendidikan) mempunyai tujuan Mewujdkan pembangunan
pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dengan didukung dengan
3 (tiga) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.18 berikut :
Tabel 3.21 Indikator Kinerja Sasaran 9 Meningkatnya Indeks
Pengetahuan Masyarakat (Indeks Pendidikan)
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Angka Melek Huruf 95,855 96,50% 97,21%* 100.73%
2 Angka Rata-Rata Lama Sekolah
7,27 Tahun
7,35 Tahun
6,86 Tahun
106,6%
Nilai capaian sasaran pada Peningkatan indeks pengetahuan
masyarakat (indeks pendidikan) mencapai 122,94% kategori
keberhasilan pembangunan sangat berhasil pada sektor pendidikan
pada tahun 2016.
Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke
atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau
lainnya. Selama periode 2011-2015, capaian Angka Melek Huruf
cukup mengalami peningkatan. AMH pada tahun 2011 sebesar
95.47%, hanya tahun 2015 turun menjadi 95.85%.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 127
Gambar 2.2. Perkembangan Pencapaian Angka Melek Huruf (AMH) di
Kabupaten Tanggamus, 2011 – 2015
Sumber: BPS Provinsi Lampung , 2016
Berikut akan disajikan secara lengkap data mengenai prasarana
Dikdasmen Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016.
Tabel 3.22 Data Prasarana Dikdasmen Kabupaten Tanggamus Tahun
2016
No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen
1 Sekolah 467 127 67 661
2 Rombongan
Belajar 3.219 971 616 4.806
3 Ruang Kelas 3.025 988 601 4.614
4 Perpustakaan 248 84 46 378
5 Ruang UKS 82 45 33 160
6 Tempat
Olahraga 347 72 51 470
7 Laboratorium 1 69 91 161
Sumber:Dapodikdasmen Tahun 2016
95,47 95,4895,74
96,86
95,85
94,5
95
95,5
96
96,5
97
2011 2012 2013 2014 2015
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 128
Berdasarkan Tabel 3.19 di Kabupaten Tanggamus terdapat jumlah
sekolah pendidikan dasar menengah sebesar 661 buah dengan
sekolah terbesar adalah jenjang SD sebesar 467 sekolah dan terkecil
adalah jenjang SM sebesar 67 sekolah. Seperti satuan pendidikan di
Kabupaten Tanggamus lainnya, ternyata makin tinggi jenjang
pendidikan makin sedikit jumlah satuan pendidikan yang ada jika
dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lebih rendah.
Grafik 3.2 Prasarana Sekolah Dikdasmen Kabupaten Tanggamus
Tahun 2016
Pada Tabel 3.19 diketahui bahwa untuk menampung siswa jenjang
SD sebesar 68.169, tersedia 467 sekolah dan 3.025 ruang kelas serta
rombongan belajar sejumlah 3.219. Hal yang sama untuk
menampung siswa jenjang SMP sebesar 22.536 orang, tersedia 127
sekolah dan 988 ruang kelas dengan jumlah rombongan belajar
sebesar 971. Untuk menampung siswa jenjang SM sebesar 18.669
orang, tersedia sebesar 67 sekolah dan 601 ruang kelas dengan
jumlah rombongan belajar sebesar 616. Dengan demikian, untuk
dikdasmen telah menampung sebanyak 109.374 orang di 661
sekolah dan 4.614 ruang kelas dengan jumlah rombongan belajar
sebesar 4.806.
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
SD SMP SM Dikdasmen
Sekolah Rombongan Belajar Ruang KelasPerpustakaan Ruang UKS Tempat OlahragaLaboratorium
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 129
Selain itu diketahui ruang kelas jenjang SD lebih kecil jika
dibandingkan dengan rombongan belajar yang ada, sedangkan
jenjang SMP dengan kondisi sebaliknya. Bila satu rombongan belajar
harus menggunakan satu ruang kelas maka masih terdapat
kekuranganruang kelas. Kondisi di Kabupaten Tanggamus seperti
disajikan pada Tabel 3.3, untuk jenjang SD kekurangan194 ruang
kelas, jenjang SMP kelebihan 17 ruang kelas, dan jenjang SM
kekurangan 15 ruang kelas, sehingga untuk dikdasmen
kekurangan192 ruang. Terjadinya kekurangan ruang kelas di jenjang
SD dan SM tersebut hendaknya dipenuhi dalam rangka
meningkatkan akses yang merata, sehingga Misi 2 dapat tercapai
sesuai dengan Rencana Strategi Kemendikbud 2019. Sebaliknya,
jenjang pendidikan SMP yang kelebihan ruang kelas tidak dibiarkan
kosong dan hendaknya dapat dimanfaatkan oleh semua anak yang
belum bersekolah agar bersekolah, sehingga Misi 2akses yang
meluas dapat tercapai sesuai dengan Rencana Strategi Kemendikbud
2019.
Grafik 3.3 Sumber Daya Manusia Pendidikan Dasar Menengah
Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
Kemudian angka putus sekolah yang terbesar terdapat pada jenjang
SD sebesar 107 orang sedangkan putus sekolah terkecil pada jenjang
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
SD SMP SM Dikdasmen
11.765 10.277 6.570
28.612
68.169
22.53618.669
109.374
10.510 9.4815.149
25.140
5.329 2.293 1.6379.259
Siswa Baru Siswa Lulusan Guru
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 130
SM sebesar 53 orang sehingga jumlah putus sekolah dikdasmen
menjadi sebesar 229 orang. Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan maka mengulang yang besar pada jenjang SD harus
segera ditanggulangi melalui program remedial. Hal yang sama
untuk putus sekolah yang besar pada jenjang SD hendaknya
ditanggulangi melalui program retrieval sehingga anak yang putus
sekolah bisa kembali ke sekolah atau dapat masuk di program Paket
A/B/C dalam rangka peningkatan mutu di tingkat SD/SMP/SM.
Grafik 3.3 Mengulang dan Putus Sekolah Dikdasmen Kabupaten
Tanggamus Tahun 2016
Kelayakan mengajar guru menggunakan Undang-Undang Nomor 14,
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UU 14/2005). Guru layak
mengajar di tingkat SD, SMP dan SM adalah yang berijazah Sarjana
atau Diploma IV dan yang lebih tinggi. Jumlah guru menurut
kelayakan mengajar dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Grafik 3.4.
Jumlah guru di Kabupaten Tanggamus layak mengajar yang terbaik
terdapat di jenjangSMP dan SM sebesar 3.930 orang, sedangkan
guru layak terkecil terdapat di jenjang SD sebesar 3.548 orang.
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
SD SMP SM Dikdasmen
1.284
8 8
1.300
107 69 53
229
Mengulang Putus Sekolah
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 131
Kecilnya guru layak di jenjang SD karena adanya peningkatan
kualifikasi bahwa guru SD yang layak sebelumnya adalah mereka
yang memiliki ijazah Diploma II. Sebaliknya, guru yang tidak layak
mengajar terbesar di jenjang SD sebesar 1.781 orang dan yang
terendah di jenjang SMP dan SM sebesar 0 orang. Dengan demikian,
untuk dikdasmen terdapat guru layak mengajar sebesar 7.478 orang
dan tidak layak sebesar 1.781 orang. Kondisi ini cukup
memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam
rangka penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan
yang dipersyaratkan pada UU No. 14/2005.
Tabel 3.23 Guru menurut Kelayakan Mengajar Kabupaten
Tanggamus Tahun 2016
No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen
1 Layak 3.548 2.293 1.637 7.478
2 Tidak Layak 1.781 0 0 1.781
Jumlah 5.329 2.293 1.637 9.259
1 % Layak
66,58
100,00
100,00 80,76
2 % Tidak
Layak 33,42 - - 19,24
Sumber: Dapodikdasmen Tahun 2016
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 132
Grafik 3.5 Guru menurut Kelayakan Mengajar Kabupaten
Tanggamus Tahun 2016
Ruang kelas sebagai prasarana penting sekolah terbagi dalam lima
kondisi, yaitu baik, rusak ringan, rusak sedang, rusak berat, dan
rusak total. Jumlah ruang kelas menurut kondisi terdapat pada
Tabel 3.5 dan Grafik 3.5. Berdasarkan ruang kelas di Kabupaten
Tanggamus, ternyata sebagian/semua jenjang pendidikan memiliki
ruang kelas yang rusak berat.Jumlah ruang kelas baik terbesardi
jenjang SD sebesar 1.799 ruang, sedangkan ruang kelas yang baik
terkecildi jenjang SM sebesar 495ruang. Untuk jumlah ruang kelas
rusak ringan yang terbesardi jenjang SD sebesar 434 ruang,
sedangkan ruang kelas rusak ringan yang terkecildi jenjang SM
sebesar 76 ruang.Jumlah ruang kelas rusak sedang yang terbesar di
jenjang SD sebesar 409 ruang, sedangkan ruang kelas rusak sedang
yang terkecil di jenjang SM sebesar 12 ruang. Jumlah ruang kelas
rusak berat yang terbesar di jenjang SD sebesar 342 ruang,
sedangkan ruang kelas rusak berat yang terkecil di jenjang SM
sebesar 11 ruang. Sebaliknya, ruang kelas rusak total terbesar
terdapat di jenjang SD sebesar 41 ruang dan terkecil terdapat di
jenjang SM sebesar 11 ruang.
3.548
2.2931.637
7.478
1.781
0 0
1.781
5.329
2.2931.637
9.259
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
SD SMP SM DikdasmenLayak Tidak Layak Jumlah
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 133
Grafik 3.6 Ruang Kelas Menurut Kondisi Kabupaten Tanggamus
Tahun 2016
Prasarana sekolah yang juga penting adalah perpustakaan terbagi
dalam kondisi baik dan rusak terdapat pada Tabel 3.6 dan Grafik
3.6. Berdasarkan perpustakaan di Kabupaten Tanggamus, ternyata
semua jenjang pendidikan memiliki perpustakaan yang rusak.
Jumlah perpustakaan yang baik terkecil di jenjang SMP sebesar
58,33% atau 49 perpustakaan, sedangkan perpustakaan yang baik
terbesar di jenjang SD besar 85,08% atau 248 perpustakaan. Hal
yang sama untuk jumlah perpustakaan yang rusak terbesar di
jenjang SMP sebesar 41,67 % atau 35 Perpustakaan, sedangkan
perpustakaan yang rusak terkecil di jenjang SD sebesar 14,92% atau
37 perpustakaan.
0% 20% 40% 60% 80% 100%
SD
SMP
SM
Dikdasmen
1.799
528
495
2.822
434
239
76
749
409
75
12
496
342
135
11
488
41
11
7
59
Baik Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Rusak Total
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 134
Tabel 3.24 Indikator Akses yang Merata, Meluas, dan Berkeadilan
Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
Grafik 3.7 Indikator Akses yang Merata (Rasio Pendidikan)
Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
Berdasarkan peraturan menteri pendididikan nasional Nomor 23
Tahun 2013, Ratio S/K jenjang SD sebesar 32, sedangkan jenjang
SMP dan jenjang sekolah menengah sebesar 36. Pada kenyataannya,
Ratio S/K di Kabupaten Tanggamus untuk jenjang SD sebesar
21,untuk jenjang SMP sebesar 23, dan untuk jenjang sekolah
menengah sebesar 30 sehingga rata-rata pendidikan dasar
menengah sebesar 23 siswa. Jenjang SD menggunakan sistem kelas
0
5
10
15
20
25
30
35
SD SMP SM Dikdasmen
21 23
30
23
1,06 0,98 1,02 1,04
Rasio S/K Rasio K/RK
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 135
sehingga terlihat perbedaannya dengan jenjang SMP maupun jenjang
Sekolah Menengah.
Kemudian, pada tingkat SD, dari 409 sekolah dengan jumlah murid
60.096 dan jumlah guru 4.545. Di tingkat MI yang berjumlah 57
sekolah dengan jumlah murid 7679 dan jumlah guru 694. Di tingkat
SMP yang berjumlah 81 sekolah dengan jumlah murid 18.983 dan
jumlah guru 1.322. Untuk tingkat MTS terdapat 47 sekolah dengan
jumlah murid 9.819 dan jumlah guru 1.045. Untuk SMA terdapat 27
sekolah dengan jumlah murid 8.327 dan jumlah guru 595. Untuk
MA terdapat 18 sekolah dengan jumlah murid 3.179 dan jumlah
guru 428.
Grafik 3.8 Indikator Akses yang Merata (Persentase Prasarana)
Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
Akses meluas terdiri dari 4 indikator, yaitu angka partisipasi murni
(APM), angka partisipasi kasar (APK), tingkat pelayanan sekolah
(TPS), dan satuan biaya (SB).
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
SD SMP SM Dikdasmen
53,10
66,1468,66
57,19
17,56
35,43
49,25
24,21
74,30
56,69
76,12
71,10
0,21
54,33
27,16
17,33
% Perpustakaan % Ruang UKS % Tempat Olahraga % Laboratorium
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 136
Berdasarkan Tabel 3.10 dan Grafik 3.12 digunakan dua partisipasi,
yaitu APM dan APK, idealnya APM adalah 100% sedangkan APK
dapat lebih tinggi dari 100%. APM jenjang SD sebesar 90,89 %,
jenjang SMP sebesar 36,73 % dan jenjang SM sebesar 38,29%,
sehingga dikdasmen sebesar 65,09 %. Berdasarkan perhitungan
APK, ternyata APK tertinggi juga terdapat pada jenjang SD sebesar
105,57 % sedangkan yang terendah pada jenjang SM sebesar 61,87
%, sehingga dikdasmen sebesar 86,97 % belum mendekati 100%.
Lebih rendahnya APK di jenjang SM menunjukkan partisipasi yang
rendah jika dibandingkan dengan jenjang lainnya. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa jenjang SD mempunyai kondisi yang lebih
baik jika dibandingkan dengan jenjang SMP dan jenjang SM karena
anak yang bersekolah di jenjang SD paling banyak jika dibandingkan
dengan jenjang pendidikan lainnya yang lebih tinggi.
Tabel 3.25 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi
Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten
Tanggamus 2016
No. Jenjang Pendidikan APM APK
1. SD/MI 99,04 11,87
2. SMP/MTS 80,4 105,4
3. SMA/SMK/MA 55,57 75,3
4. Perguruan Tinggi 5,61 6,43
Sumber: BPS Tanggamus 2017
Akses yang meluas di Kabupaten Tanggamus yang berasal dari TPS
terbesar adalah jenjang SM sebesar 93 % yang berarti pelayanan
sekolah yang terburuk, sedangkan TPS terkecil adalah jenjang SD
sebesar 64 % yang berarti pelayanan sekolah yang terbaik karena
memberi kesempatan yang lebih besar kepada siswa untuk
bersekolah. Akses yang meluas dapat dilihat dari SB terbesar
adalah jenjang SM sebesar Rp 551.712 dan terkecil pada jenjang
SMP sebesar Rp 313.853. Dengan demikian, akses yang meluas
Dikdasmen dilihat dari biaya sebesar Rp 294.934 menunjukkan
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 137
besarnya partisipasi pemerintah daerah dalam membiayai
pendidikan.
Grafik 3.9 Indikator Akses yang Meluas (APM dan APK) Kabupaten
Tanggamus Tahun 2016
Akses berkeadilan terdiri dari 3 indikator, yaitu perbedaan gender
APK (PG APK), indeks paritas gender APK (IPG APK), dan persentase
siswa swasta (%S-Swt).
Grafik 3.10 Indikator Pembelajaran Bermutu dari Segi Guru
Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
SD SMP SM Dikdasmen
105,64
72,6863,70
87,6190,90
36,84 38,60
65,20
APK APM
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
SD SMP SM Dikdasmen
66,58
75,32
82,41
71,54
47,83
37,81
26,02
41,49
12,799,83 11,40 11,81
%GL %GS R-S/G
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 138
Mutu prasarana terdiri dari 5 indikator, yaitu persentase sekolah
dengan akreditasi A dan B (%SA-AB), persentase ruang kelas baik
(%RKb), persentase perpustakaan baik (%Perpusb), persentase ruang
UKS baik (%RUKSb), dan persentase laboratorium baik (%Labb).
Dalam rangka meningkatkan kualitasprasarana pendidikan yang
terdapat pada Grafik 3.16 maka %SA-AB, %RKb, %Perpusb,
%RUKSb, dan %Labb idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya,
%SA-AB bervariasi dari terkecil di jenjang SMP sebesar 43,31 %
sampai terbesar di jenjang SD sebesar 51,39 %, dengan demikian
dikdasmen sebesar 49,17 %. Oleh karena itu, untuk SD perlu
akreditasi sebesar 48,61 % sekolah, untuk SMP perlu akreditasi
sebesar 56,69 % sekolah dan untuk SM perlu akreditasi sebesar
55,22 %, sehingga dikdasmen perlu akreditasi sebesar 50,83 %.
%RKb bervariasi dari terkecildi jenjang SMPsebesar 53,44 % sampai
terbesardi jenjang SMsebesar 82,36 %. Untuk itu, prioritas
rehabilitasi hendaknya dilakukan pada jenjang SMP yang terkecil,
kemudian jenjang SD, sedangkanjenjang SM cukup baik karena
mencapai lebih dari 75%. %Rkb dikdasmen mencapai61,16 % masih
jauh dari 100% sehingga masih diperlukan rehabilitasi SD sebesar
40,53 %, rehabilitasi SMP sebesar 46,56 %, dan SM sebesar 17,64 %.
Oleh karena itu, diperlukan kepedulian pemerintah untuk
melakukan rehabilitasi terhadap ruang kelas dikdasmen yang rusak
berat sebesar 38,84 %.
Seperti halnya ruang kelas, prasarana lainnya adalah perpustakaan,
ruang UKS, dan laboratorium idealnya adalah 100%. Pada
kenyataannya, %Perpusb terbaik pada jenjang SD sebesar 85,08 %
dan terburuk pada jenjang SMP sebesar 58,33 %, sehingga
dikdasmen sebesar 78,57 %, berarti masih diperlukan rehabilitasi
SD sebesar 14,92 %, SMP sebesar 41,67 %, dan SM sebesar 19,57 %
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 139
dari sekolah yang ada. Bila mutu semua jenjang harus sama maka
maka perlu kebijakan khusus dengan memberi prioritas rehabilitasi
perpustakaan yang memiliki kerusakan paling besar. %RUKSb
terbaik pada jenjang SD sebesar 74,39 % dan terburuk pada jenjang
SMP sebesar 62,22 %, sehingga dikdasmen sebesar 69,38 %, berarti
masih diperlukan rehabilitasi SD sebesar 25,61 %, SMP sebesar
37,78 %, dan SM sebesar 33,33 % dari sekolah yang ada.Sebaliknya,
%Labb terbaik pada jenjang SMP sebesar 29,13 % dan terkecil pada
jenjang SD sebesar 0,21 %, berarti masih diperlukan rehabilitasi
dikdasmen sebesar 88,48 % dari sekolah yang ada. Oleh karena itu,
diperlukan kepedulian pemerintah khususnya Kabupaten
Tanggamus terhadap prasarana sekolah seperti perpustakaan, ruang
UKS, dan laboratorium untuk melakukan rehabilitasi prasarana
tersebut. Hal ini berarti peningkatan mutu prasarana di semua
jenjang pendidikan masih perlu diupayakan.
Indikatormisi yang digunakan untuk menilai kinerja program
pembangunan pendidikan. Indikatornya digunakan untuk menilai
akses yang merata, meluas, dan berkeadilan yang dapat dicapai
sedangkan indikator lainnya digunakan untuk menilai pembelajaran
yang bermutu yang dapat dicapai. Gabungan dari keduamisi dengan
26 indikator tersebut untuk menilai kinerja program pembangunan
pendidikan dasar dan menengah.
Tabel 3.26 Indikator Pendidikan Berdasarkan Misi Pendidikan
Kabupaten Tanggamus Tahun 2016
Misi No. Jenis Indikator SD SMP SM Dikdasm
en
Akses yang Merata
INDIKATO
R AKSES
YANG
MERATA,
1
Rasio Siswa per Kelas (R-
S/K) 21 23 30 28
2
Rasio Kelas per Ruang
Kelas (R-K/RK) 1,06 0,98 1,02 1,04
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 140
MELUAS,
DAN
BERKEAD
ILAN MISI
2
3
Persentase Perpustakaan
(%Perpus) 53,10 66,14 68,66 57,19
4
Persentase Ruang UKS
(%RUKS) 17,56 35,43 49,25 24,21
5
Persentase Tempat
Olahraga (%TOR) 74,30 56,69 76,12 71,10
6
Persentase Laboratorium
(%Lab) 0,21 54,33 27,16 17,33
Akses yang Meluas
7
Angka Partisipasi Murni
(APM) 90,90 36,84 38,60 65,20
8
Angka Partisipasi Kasar
(APK) 105,64 72,68 63,70 87,61
9
Tingkat Pelayanan
Sekolah (TPS) 64 65 92 68
10 Satuan Biaya (SB)
354.21
7
313.85
3
551.7
12 294.934
Akses yang Berkeadilan
11
Perbedaan Gender APK
(PG APK) 0,87 -4,62
-
11,37 -4,12
12
Indeks Paritas Gender
APK (IPG APK) 0,99 1,07 1,19 1,05
13 % Siswa Swasta (% S-Swt) 13,03 57,10 45,72 27,69
Mutu dari segi Siswa
INDIKATO
R
PEMBELA
JARAN
YANG
BERMUTU
: MISI 3
1
Persentase Siswa Baru TK
(%SB TK) 49,89 - - -
2 Angka Masukan Murni
(AMM SD)/Angka
Melanjutkan (AM SMP dan
SM) 31,38 97,78 69,30 -
3 Angka Mengulang (AU) 1,91 0,03 0,05 1,16
4 Angka Bertahan Tk 5 (AB5
SD)/Angka Bertahan (AB
SMP dan SM) 99,50 99,73 99,70 -
5 Angka Lulusan (AL) 99,36 99,78
108,3
3 101,24
6 Angka Putus Sekolah 0,16 0,24 0,33 0,20
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 141
(APS)
7 Rata2 Lama Belajar (RLB) 6,13 3,00 3,00 -
Mutu dari segi Guru
8
Persentase Guru Layak (%
GL) 66,58 75,32 82,41 71,54
9
Persentase Guru
Sertifikasi (%GS) 47,83 37,81 26,02 41,49
10
Rasio Siswa per Guru (R-
S/G) 13 10 11 12
Mutu dari segi Prasarana
11
Persentase Sekolah
Akreditasi A & B (%SA-AB) 51,39 43,31 44,78 49,17
12
Persentase Ruang Kelas
baik (%RKb) 59,47 53,44 82,36 61,16
13
Persentase Perpustakaan
baik (%Perpusb) 85,08 58,33 80,43 78,57
14
Persentase Ruang UKS
baik (%RUKSb) 74,39 62,22 66,67 69,38
15
Persentase Laboratorium
baik (%Labb) 0,21 29,13 20,60 11,52
10. Sasaran 10 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat
Sasaran meningkatnya minat baca masyarakat yang dengan
didukung dengan 2 (dua) indikator kinerja seperti yang terlihat pada
tabel 3.27 berikut :
Tabel 3.27 Indikator Kinerja Sasaran 10 Meningkatnya Minat Baca
Masyarakat
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target
2016
Realisasi
2016
Capaian
2016
1 Persentase Minat Baca
Masyarakat
- 45% 28,7% 63,77%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 142
2 Jumlah Pengunjung
Perpustakaan per tahun
15.678 30.000 22.984 76,6%
Pencapaian sasaran Peningkatan indeks pengetahuan masyarakat
(indeks pendidikan) mencapai 70,185% pencapaian ini dapat
dikategorikan cukup berhasil.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjelaskan bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh
pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM
diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan dipublikasikan
secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report
(HDR). IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, Umur Panjang dan
Hidup Sehat, Pengetahuan, dan Standar Hidup Layak.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten
Tanggamus, salah satu indikator yang dapat dilihat yaitu dari
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten
Tanggamus yang pada tahun 2010 berada di peringkat ke-4 dari 14
kabupaten/kota se-Provinsi Lampung, dan pada tahun 2013 IPM
Kabupaten Tanggamus tetap menempati urutan ke-4 di Provinsi
Lampung. Namun tingkat IPM Kabupaten Tanggamus tetap berada di
bawah rata-rata Provinsi Lampung.
Tabel 3.28 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut
Kabuapten/Kota di Provinsi Lampung, Tahun 2010 - 2015
No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015
1 Lampung Barat 61.92 62.51 63.21 63.54 64.54
2 Tanggamus 60.63 61.14 61.89 62.67 63.66
3 Lampung Selatan 61.95 62.68 63.35 63.75 65.22
4 LampungTimur 64.10 65.1 66.07 66.42 67.10
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 143
No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015
5 Lampung Tengah 64.71 65.6 66.57 67.07 67.61
6 Lampung Utara 62.67 62.93 64,00 64.89 65.20
7 Way Kanan 62.04 62.79 63.92 64.32 65.18
8 Tulang Bawang 63.67 64.11 64.91 65.83 66.08
9 Pesawaran 59.44 59.98 60.94 61.7 62.70
10 Pringsewu 64.86 65.37 66.14 66.58 67.55
11 Mesujl 57.32 57.67 58.16 58.71 59.79
12 Tulang Bawang Barat 60.13 60.77 61.46 62.46 63.01
13 Pesisir Barat ... ... 58.95 59.76 60.55
Kota/M unicipality
1 Bandar Lampung 72.04 72.88 73.93 74.34 74.81
2 Metro 72.23 72.86 74.27 74.98 75.10
Lampung 64.20 64.87 65.73 66.42 66.95
Sumber : Lampung Dalam Angka, BPS 2016
Pada tahun 2014 – 2015 BPS menerapkan metode baru dalam
menetukan nilai IPM yaitu menjadi 4 komponen, Angka Harapan
Hidup (AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah
(RLS), dan Pengeluaran Perkapita (PPk).
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu Umur Panjang dan Hidup
Sehat (a long and healthy life), Pengetahuan (knowledge), Standar
Hidup Layak (decent standar of living). Dimensi umur panjang dan
hidup sehat lebih dikenal dengan dimensi kesehatan menggunakan
indikator angka harapan hidup saat lahir, dimensi pengetahuan
menggunakan indilator harapan lama sekolah dan rata-rata lama
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 144
sekolah sedangkan dimensi standar hidup layak menggunakan
indikator PNB per kapita.
Melihat tabel dibawah ini, percepatan pertumbuhan IPM Kabupaten
Tanggamus menempati urutan ke-4 dan lebih besar dari rata-rata
Provinsi Lampung yaitu sebesar 1.58.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 145
Tabel 3.29 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota di Provinsi
Lampung, Tahun 2014 - 2015
Kabupaten/
Kota
AHH
(tahun)
HLS
(tahun)
RLS
(tahun)
Pengeluara
n
per Kapita
Disesuaika
n
(Rp 000)
IPM
Capaian Pertumbu
han
201
4
201
5
201
4
201
5
201
4
201
5
2014 201
5
201
4
201
5
2014-
2015
Lampung
Barat
66,0
2
66,4
2
11,3
6
11,7
4
7,25 7,56 8,459 8,80
1
63,
54
64,
54
1.57
Tanggamus 67,
12
67,
42
11,
49
11,
92
6,6
3
7,2
7
7,88
0
7,9
61
62,
67
63,
66
1,58
Lampung
Selatan
68,1
2
68,3
2
10,9
8
11,6
5
7,01 6,86 8,441 8,74
6
63,
75
65,
22
2,31
Lampung
Timur
69,3
3
69,7
3
12,3
8
12,4
0
7,16 7,20 8,814 9,19
4
66,
42
67,
10
1,02
Lampung
Tengah
68,9
1
69,0
1
12,1
6
12,2
0
7,06 7,14 9,935 10,2
98
67,
07
67,
61
0,81
Lampung
Utara
68,0
2
68,1
2
12,3
8
12,4
1
7,69 7,70 7,567 7,72
9
64,
89
65,
20
0,49
Way Kanan 68,2
1
68,4
1
11,9
6
11,9
8
6,76 7,32 8,278 8,31
3
64,
32
65,
18
1,34
Tulang
Bawang
68,9
4
69,1
4
11,1
1
11,1
5
7,10 7,11 9,796 9,89
3
65,
83
66,
08
0,38
Pesawaran 67,3
3
67,8
3
11,4
4
12,0
8
7,21 7,23 6,680 6,74
4
61,
70
62,
70
1,62
Pringsewu 68,0
1
68,6
1
12,4
7
12,7
5
7,53 7,83 8,992 9,02
0
66,
58
67,
55
1,45
Mesuji 67,0
5
67,1
5
10,3
4
10,7
8
5,80 6,12 6,764 6,83
6
58,
71
59,
79
1,83
Tulang
Bawang
Barat
68,9
8
69,0
8
11,2
9
11,4
9
6,81 6,82 7,137 7,33
2
62,
46
63,
01
0,89
Pesisir Barat 61,7
4
62,0
4
11,1
2
11,5
3
7,36 7,47 7,169 7,25
1
59,
76
60,
55
1,32
Kota Bandar
Lampung
70,5
5
70,6
5
13,3
1
13,3
5
10,8
5
10,8
7
10,70
2
11,0
90
74,
34
74,
81
0,64
Kota Metro 70.9
8
70,9
8
14,2
5
14,2
6
10.5
4
10.5
5
10,60
6
10,7
07
7,4
98
7,5
10
0.16
Lampung 69, 69, 12, 12. 7,4 7,5 8,47 8.7 63, 64, 0,79
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 146
66 90 24 25 8 6 6 29 54 54
Nasional 70,
59
70,
78
12,
39
12.
55
7,7
3
7,8
4
9,90
3
10.
150
62,
67
63,
66
0,94
Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2016
11. Sasaran 11 Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
Sasaran 11 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan
Mewujudkan pembangunan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas
dengan didukung dengan 45 (empat puluh lima) indikator kinerja seperti yang
terlihat pada tabel 3.30 berikut :
Tabel 3.30 Indikator Kinerja Sasaran 11 Peningkatan Derajat Kesehatan
Masyarakat
No. Indikator Kinerja 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Angka Harapan Hidup 67,58 Thn 68.8 Thn 99,88%
2 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran
Hidup (KH) 11,2 11,5 102,67%
3 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran
Hidup (KH) 0.4 0,393 98,25%
Sumber data : Dinas Kesehatan Kab. Tanggamus 2017
Dari tabel indikator mengenai derajat kesehatan masyarakat Kabupaten
tanggamus pada Tahun 2016 nilai capaian sasaran strategi mencapai 100,26%
yang dapat digolongkan sangat berhasil.
Dari tabel diatas terlihat bahwa Indikator kinerja yang memenuhi target yang
diharapkan adalah menurunkan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup, angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita
per 1.000 kelahiran hidup, ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet
selama masa kehamilan, ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan,
prevalensi gizi kurang, bayi dengan BBLR rendah, bayi usia <6 bulan
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 147
mendapat asi eksklusif, balita BGM, balita ditimbang naik berat badannya,
balita gizi buruk mendapat perawatan, pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin, dan komplikasi kebidanan ditangani. Kemudian
Indikator kinerja yang telah memenuhi target adalah penanganan penderita
DBD, kematian akibat DBD, penderita malaria klinis dikonfirmasi
laboratorium, penderita gigitan hewan tersangka rabies ditangani, penderita
tekanan darah tinggi, bayi mendpat imunisasi dasar lengkapdan
desa/kelurahan mengalami kejadian luar biasa (KLB) dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam. Kemudian indikator yang telah memenuhi target kinerja
adalah rawat jalan di sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas), pelayanan
gawat darurat Level 1 yang harus diberikan RS Kabupaten, desa siaga aktif,
pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin, dan pelayanan kesehatan
rujukan masyarakat miskin. Untuk indikator kinerja Puskesmas Terakreditasi,
belum terpenuhinya target dikarenakan belum adanya Sertifikat Akreditasi
dari lembaga independen Kemenkes RI.
a. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan di
Kabupaten Tanggamus pada semester II Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Pengumpulan data untuk mengevaluasi kegiatan masih belum optimal
terutama sumber data yang berasal dari pelayanan kesehatan swasta
maupun pelayanan kesehatan lain yang berada di Kabupaten
Tanggamus dalam ketepatan waktu laporan serta pemahaman akan
definisi operasional dari masing – masing indikator masih kurang
Sumber daya kesehatan yang secara jumlah dan kualitas dirasa masih
kurang, terutama tenaga analis kesehatan, gizi, farmasi dan apoteker.
Persebaran tenaga juga tidak merata, daerah sulit atau terpencil
umumnya memiliki tenaga yang sangat terbatas. Dengan begitu banyak
pogram bidang kesehatan biasanya seorang tenaga bertanggung jawab
pada lebih dari 1 program.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 148
b. Solusi
Solusi yang akan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan capaian
SPM Bidang Kesehatan di Tahun 2016 sebagai berikut :
Untuk mengoptimalkan pengumpulan data perlu adanya peningkatan
koordinasi antar sarana pelayanan kesehatan dalam mengumpulkan
hasil kegiatan pelayanannya melalui laporan tepat waktu serta
meningkatkan pemahaman indikator SPM bidang kesehatan di semua
sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Tanggamus.
Membangun Sistem Informasi Kesehatan dengan pendekatan teknologi
agar data diperoleh secara “ Real Time “
Penambahan Sumber Daya Manusia dengan mengangkat Pegawai Tidak
tetap ( PTT ).
Perbandingan capaian pada tahun 2015 berikut akan disajikan data capaian
derajat kemasyarakatan.
a) Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan, asuhan keperawatan secara
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien. Semakin banyak jumlah ketersediaan rumah sakit, akan semakin
mudah bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Berikut
perbandingan jumlah rumah sakit per jumlah penduduk di Kabupaten
Tanggamus Tahun 2013-2015.
Tabel 3.31 Rasio Rumah Sakit per 100.000 Penduduk di Kabupaten
Tanggamus, Tahun 2013-2015
No Tahun 2013 2014 2015
1 RSUD 1 1 1
2 RS Swasta 1 1 1
3 Jumlah Penduduk 538.418 567.172 573.904
Rasio 0,37 0,35 0,35
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2016 (data diolah)
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 149
Rasio ketersediaan rumah sakit di Kabupaten Tanggamus cenderung
mengalami penurunan, karena jumlah rumah sakit tetap, sementara jumlah
penduduk terus bertambah.
Fasilitas kesehatan yang dibangun Pemerintah Kabupaten Tanggamus seperti
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu relative tetap sementara jumlah
penduduk terus bertambah sehingga menurunkan angka rasio terhadap
jumlah penduduk.
Pada tahun-tahun selanjutnya setidaknya PemKabupaten Tanggamus perlu
menambah Puskesmas Pembantu (Pustu) di mana 1 (satu) unit Pustu idealnya
membina dan mencakup 3 (tiga) desa, kondisi sekarang 1 (satu) Pustu
membawahi sekitar 5.44 desa. Atas Pemkab menambah dan menempatkan
tenaga-tenaga kesehatan pada setiap Poskesdes yang ada.
Tabel 3.32 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten
Tanggamus, Tahun 2015
Kecamatan
Rumah
Sakit
Rumah
Barsalin
Puskesma
s
Pos
yandu
Klinik/
Balai
Kesehatan
Poskes
Des
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Wonosobo 0 0 2 33 1 18
2. Semaka 0 1 2 34 0 13
3. Bandar Negeri Semuong
0 0 1 15 1 5
4. Kota Agung 1 0 1 39 2 15
5. Pematang Sawa 0 0 1 19 0 7
6. Kota Agung
Barat
0 0 1 22 0 11
7. Kota Agung Timur
0 0 1 26 2 5
8. Pulau Panggung
0 0 1 44 1 18
9. Ulu Belu 0 0 1 50 0 16
10. Air Naningan 0 1 1 28 0 10
11. Talang Padang 0 0 1 63 4 17
12. Sumberejo 0 0 1 33 1 11
13. Gisting 1 0 1 47 4 8
14. Gunung Alip 0 0 1 24 0 8
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 150
Kecamatan
Rumah
Sakit
Rumah
Barsalin
Puskesma
s
Pos
yandu
Klinik/
Balai
Kesehatan
Poskes
Des
15. Pugung 0 0 2 88 1 26
16. Bulok 0 0 1 27 0 9
17. Cukuh Balak 0 0 1 28 0 11
18. Kelumbayan 0 0 1 20 0 6
19. Limau 0 0 1 21 0 6
20. Kelumbayan Barat
0 0 1 11 0 6
Tanggamus 2 2 23 672 17 226
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, 2016
b) Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Tanggamus yang paling banyak
adalah kebidanan dengan jumlah 163 orang, tenaga kesehatan lainnya
sebanyak 60 orang, tenaga medis sebanyak 25 orang, dan tenaga kefarmasian
sebanyak 11 orang.
Untuk tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum, dan dokter gigi) yang ada
di Kabupaten Tanggamus adalah 39 dokter umum, 8 dokter spesialis, dan 6
dokter gigi.
Tabel 3.33 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten
Tanggamus, Tahun 2015
Kecamatan
Tenaga
Medis
Tenaga
Kepera-
Watan
Tenaga
Kebi-
Danan
Tenaga
Kefar-
masian
Tenaga
Kesehatan
Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Wonosobo 2 5 20 0 4
2. Semaka 1 14 19 0 5
3. Bandar Negeri Semuong
1 4 8 0 1
4. Kota Agung 2 4 22 1 2
5. Pematang Sawa 1 10 11 0 1
6. Kota Agung
Barat
1 3 12 1 2
7. Kota Agung
Timur
1 6 14 0 2
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 151
Kecamatan
Tenaga
Medis
Tenaga
Kepera-
Watan
Tenaga
Kebi-
Danan
Tenaga
Kefar-
masian
Tenaga
Kesehatan
Lainnya
8. Pulau Panggung
1 6 25 1 3
9. Ulu Belu 2 15 22 0 4
10. Air Naningan 1 8 15 0 4
11. Talang Padang 2 13 24 1 4
12. Sumberejo 1 7 24 1 1
13. Gisting 2 11 19 1 4
14. Gunung Alip 1 4 16 1 2
15. Pugung 2 15 38 2 7
16. Bulok 1 11 12 0 2
17. Cukuh Balak 1 10 18 0 1
18. Kelumbayan 0 0 1 20 0
19. Limau 1 7 11 1 2
20. Kelumbayan Barat
0 7 0 11 2
Tanggamus 25 163 346 11 60
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, 2016
Persebaran tenaga medis untuk 8 dokter spesialis, seluruhnya ditempatkan di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Agung, sedangkan sebagian besar
dokter umum ditempatkan di puskesmas.
Tabel 3.34 Jumlah Dokter Spesialis, Dokter Umum, dan Dokter Gigi Menurut
Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Tanggamus Tahun 2015
Unit Kerja Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi
Puskesmas 0 25 4
Rumah Sakit 8 14 2
Jumlah 8 39 6
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, 2016
Dari jumlah tenaga medis yang ada khususnya jumlah dokter gigi sangat
minim karena hanya 4 (empat) orang, sehingga hanya 4 (empat) puskesmas
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 152
yang memiliki dokter gigi. Pemerintah Kabupaten Tanggamus perlu penambah
jumlah ketersediaan tenaga medis, terutama dokter umum dan dokter gigi
untuk ditempatkan di puskesmas-puskesmas, sehingga memenuhi standar
rasio (dengan memperkecil jumlah satuan penduduk).
c) Rasio Tenaga Kesehatan per Satuan Penduduk
Tenaga kesehatan antara lain perawat, bidan, kefarmasian, ahli gizi, ahli
sanitasi, dan tenaga kesehatan lainnya. Kebutuhan tenaga kesehatan
ditentukan dengan tinggi rendahnya rasio per satuan penduduk.
Rasio Tenaga Kesehatan merupakan indicator untuk mengetahui akses
penduduk terhadap tenaga medis non dokter, kegunaannya untuk mengetahui
berapa beban tenaga medis non dokter dalam memberikan pelayanan
kesehatan terhadap penduduk. Perkembangan rasio ketersediaan tenaga
kesehatan per satuan penduduk dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.35 Rasio Ketersediaan Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk di
Kabupaten Tanggamus tahun 2013-2015
No Uraian
Tahun
2013 2014 2015
I Perawat 117 88 163
Bidan 594 384 346
Farmasi 20 23 11
Ahli Gizi 20 18 18
Ahli Sanitasi 18 27 27
Tenaga Kesehatan lain 198 103 60
Jumlah Total 967 643 625
II Penduduk 560,286 567,172 573,904
III Rasio Perawat 20.88 15.52 28.40
Rasio Bidan 106.02 67.70 60.29
Rasio Ahli Gizi 3.57 4.06 1.92
Rasio Sanitasi 172.59 113.37 108.90
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 153
No Uraian
Tahun
2013 2014 2015
Rasio Tenaga Kesehatan lainnya 35.34 18.16 10.45
IV Rasio Tenaga Kesehatan lainnya 172.59 113.37 108.90
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2014-2016 (data diolah)
Bila dilihat dari data tabel di atas tingkat rasio cukup tinggi, namun setiap
tenaga kesehatan memiliki beban yang sangat besar karena cakupan
pelayanan per satuan penduduknya sangat besar (per 100.000).
12. Sasaran 12 Terwujudnya Pengendalian Penduduk
Sasaran 12 yaitu terwujudnya pengendalian penduduk mempunyai tujuan
Mewujudkan pembangunan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas
dengan didukung dengan 1 (satu) indikator kinerja seperti yang terlihat pada
tabel 3.36 berikut :
Tabel 3.36 Indikator Kinerja Sasaran 12 Pengendalian Penduduk
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target
2016
Realisasi
2016
Capaian
2016
1 Angka laju pertumbuhan
penduduk
- 1,13% 1,13% 100%
Pencapaian sasaran pada pengendalian penduduk mencapai 100%, yang
dikategorikan sangat berhasil.
Indikator kependudukan yang penting untuk dilihat adalah indikator fertilitas.
Indikator fertilitas ini dapat dilihat dari jumlah anak lahir hidup dan jumlah
anak masih hidup. Nuraini (2000) menyatakan bahwa tingkat fertilitas salah
satunya dipengaruhi oleh jumlah anak yang dilahirkan dan Iswahjuni (2008)
menyatakan bahwa tingkat fertilitas dipengaruhi oleh jumlah anak yang lahir
hidup.
Dengan adanya program Keluarga Berencana (KB) mulai awal tahun 1970-an.
terbukti pandangan masyarakat tentang pandangan banyak anak banyak
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 154
rezeki mulai luntur dan digantikan menjadi keluarga kecil bahagia sejahtera.
Diharapkan dengan jumlah anak yang tidak terlalu banyak. kebutuhan anak
dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu. orang tua dapat mengikuti
perkembangan fisik dan psikologis anaknya lebih optimal. Tujuan akhir
program KB ini diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia yang
lebih baik dan lebih handal dalam segala bidang di masa mendatang. Namun
sayangnya. di beberapa wilayah. sejak adanya otonomi daerah dan BKKBN
menjadi badan yang tidak harus ada di setiap daerah. masalah KB bukan lagi
menjadi fokus pemerintah daerah sehingga diyakini oleh para demografer
bahwa tingkat fertilitas di Indonesia justru meningkat dalam kurun waktu
beberapa tahun ini.
Data jumlah anak yang masih hidup merupakan salah satu indikator penting
dalam kependudukan. Berdasarkan data ini, dapat diketahui tingkat fertilitas,
tingkat kematian bayi, derajat kesehatan masyarakat, pemenuhan gizi, dan
penyediaan prasarana kesehatan dalam masyarakat. Berdasarkan data yang
disajikan, pada tahun 2015 tingkat kematian bayi di Kabupaten Tanggamus
relatif rendah, yaitu dari 2,33 anak per wanita usia 15-49 tahun yang lahir
hidup, terdapat sekitar 2.30 anak yang berhasil bertahan hidup.
Pada kegiatan Susenas, dikumpulkan data mengenai persentase wanita usia
subur atau WUS (usia 15-49 tahun) yang berstatus kawin atau dikenal dengan
pasangan usia subur (PUS). Kelompok PUS inilah yang memiliki peran besar
terhadap pertambahan penduduk karena resiko terjadinya kehamilan,
kemudian kelahiran paling tinggi terdapat pada kelompok ini. Selain itu,
kelompok pasangan usia subur ini juga yang menjadi sasaran utama program
Keluarga Berencana (KB). Dari sejumlah WUS yang ada, sebesar 22,39 persen
tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi, sebesar 10,66 persen tidak
menggunakan alat kontrasepsi lagi, dan sebesar 66,96 persen masih aktif
menggunakan alat kontrasepsi. Jenis alat kontrasepsi yang paling dominan
digunakan di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2015 adalah jenis Suntik KB.
Banyaknya WUS yang menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik ini ada
sekitar 73 persen. Selain itu, WUS yang menggunakan alat kontrasepsi jenis
pil ada sekitar 14 persen dan susuk KB/implant/norplan/arwalit tersapat
sekita 8 persen. Penggunaan alat kontrasepsi lainnya di Kabupaten
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 155
Tanggamus masih relatif sedikit, yaitu hanya sebanyak 5.38 persen. Alat
kontrasepsi yang termasuk dalam kelompok lainnya ini antara lain MOW
sebesar 0.72 persen, IUD/spiral sebesar 3,40 persen, dan kondom pria/wanita
1,26 persen. Kecilnya persentase WUS yang menggunakan alat kontrasepsi
yang permanen (kontap) ini dimungkinkan karena masih banyak WUS yang
ingin menambah anak sehingga lebih memilih jenis alat kontrasepsi non
permanen sehingga lebih memudahkan jika sewaktu-waktu ingin mempunyai
anak lagi. Selain itu, faktor biaya juga sangat menentukan jenis alat
kontrasepsi ini karena relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan yang lain.
Penggunaan jenis alat kontrasepsi mantap ini memiliki kelebihan dari segi
persentase kegagalannya yang relatif lebih rendah. Alat kontrasepsi jenis
kontap memiliki resiko kegagalan KB lebih kecil dibanding dengan alat
kontrasepsi non kontap sehingga peluang mendapatkan anak yang tidak
diinginkan lebih kecil. Preferensi penggunaan jenis alat kontrasepsi oleh
masyarakat disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Soeradji dan Hatmadji
(1987). keikutsertaan dalam program KB dipengaruhi oleh keadaan demografi
dan sosial ekonomi daerah serta faktor lingkungan6 . Keadaan demografi
berpengaruh terhadap ketersediaan alat kontrasepsi yang ada dan kemudahan
mendapatkan alat kontrasepsi yang digunakan. Kondisi sosial ekonomi
berpengaruh terhadap kemampuan daya beli akseptor KB terhadap jenis alat
KB yang akan digunakan. Selain itu. preferensi alat kontrasepsi yang
digunakan dipengaruhi oleh efek samping dari alat kontrasepsi tersebut.
Beberapa peneliti bahkan menunjukkan adanya hubungan antara suku dan
agama terhadap jenis alat KB yang digunakan. Masyarakat mempunyai
kebebasan dalam memilih jenis alat kontrasepsi yang paling aman. nyaman.
murah. dan mudah untuk diperoleh. Tugas pemerintah dalam hal ini adalah
memberikan pengarahan akan arti penting perencanaan keluarga dengan
menggunakan alat kontrasepsi dan menyediakan alat KB yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
Fokus keluarga berencana merupakan fokus target rencana kependudukan
untuk menentukan dan mengantisipasi ledakan penduduk yang terjadi di
suatu daerah. Dalam hal ini Kabupaten Tanggamus memiliki tiga indikator
utama dalam hal menangani masalah tersebut yaitu menganalisis rata-rata
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 156
jumlah anak per keluarga, rasio pengguna KB, dan peserta KB aktif. Secara
umum rasio akseptor KB sudah cukup baik karena sudah lebih dari 50%
penduduk usia produktif menggunakannya, adapun data jumlah klinik
Keluarga Berencana (KB) dan Pos Pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 3.37 Jumlah Klinik Keluarga Berencana (KKB) dan Pos Pelayanan Keluarga
Berencana Desa (PPKBD) Menurut Kecamatan
No Kecamatan KKB PPKBD
1 Wonosobo 4 28
2 Semaka 6 22
3 Bandar Negeri Semuong 2 11
4 Kota Agung 2 16
5 Pematang Sawa 1 14
6 Kota Agung Timur 1 12
7 Kota Agung Barat 2 16
8 Pulau Panggung 4 21
9 Ulu Belu 3 16
10 Air Naningan 4 10
11 Talang Padang 3 20
12 Sumberejo 4 13
13 Gisting 2 9
14 Gunung Alip 3 12
15 Pugung 6 27
16 Bulok 3 10
17 Cukuh Balak 2 20
18 Kelumbayan 3 8
19 Limau 4 11
20 Kelumbayan Barat 2 6
Tanggamus 61 302
Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Tanggamus, 2016
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 157
Dari hasil pendataan yang telah dilaksanakan maka persentase pemakaian
kontrasepsi dan jumlah pasangan usia subur dan peserta KB aktif di
Kabupaten Tanggamus dituangkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.38 Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif
No Kecamatan Jumlah
PUS
Peserta KB Aktif
IUD MOW MOP Kondom
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Wonosobo 6.848 201 73 121 228
2 Semaka 6.962 224 3 0 15
3 Bandar Negeri
Semuong
4.128 112 10 141 190
4 Kota Agung 10.351 1.041 124 32 203
5 Pematang
Sawa
3.871 642 1 0 515
6 Kota Agung
Timur
2.802 153 31 4 358
7 Kota Agung
Barat
4.509 426 3 1 42
8 Pulau
Panggung
6.007 462 40 12 269
9 Ulu Belu 9.240 617 20 42 318
10 Air Naningan 5.562 506 25 6 51
11 Talang
Padang
8.422 759 33 69 499
12 Sumberejo 5.707 1.358 49 138 190
13 Gisting 6.083 898 70 122 36
14 Gunung Alip 3.492 100 12 6 98
15 Pugung 12.547 390 91 112 423
16 Bulok 4.560 429 8 2 51
17 Cukuh Balak 4.539 391 24 3 176
18 Kelumbayan 2.124 85 2 2 28
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 158
No Kecamatan Jumlah
PUS
Peserta KB Aktif
IUD MOW MOP Kondom
19 Limau 3.762 147 11 1 90
20 Kelumbayan
Barat
2.917 254 1 10 98
Tanggamus 114.433 9.195 631 824 3.878
Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Tanggamus, 2016
Tabel 3.39 Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif
No Kecamatan
Peserta KB Aktif
Implant Suntikan Pil Jumlah
(7) (8) (9) (10)
1 Wonosobo 986 2.108 1.189 4.906
2 Semaka 988 2.330 1.689 5.249
3 Bandar Negeri
Semuong
678 950 640 2.721
4 Kota Agung 824 3.719 2.039 7.982
5 Pematang Sawa 629 423 1.063 3.273
6 Kota Agung
Timur
359 317 795 2.017
7 Kota Agung
Barat
513 1.458 740 3.183
8 Pulau Panggung 1.352 981 1.000 4.116
9 Ulu Belu 1.548 2.391 1.681 6.617
10 Air Naningan 1.280 1.021 1.063 3.952
11 Talang Padang 920 2.084 1.763 6.127
12 Sumberejo 1.390 868 769 4.762
13 Gisting 551 1.347 1.211 4.235
14 Gunung Alip 297 855 1.062 2.430
15 Pugung 586 3.576 2.193 7.371
16 Bulok 252 1.200 1.102 3.044
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 159
No Kecamatan
Peserta KB Aktif
Implant Suntikan Pil Jumlah
17 Cukuh Balak 202 1.314 1.332 3.442
18 Kelumbayan 105 768 454 1.444
19 Limau 755 639 860 2.503
20 Kelumbayan
Barat
334 764 594 2.055
Tanggamus 14.549 29.113 23.239 81.429
Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten
Tanggamus, 2016
Penduduk Kabupaten Tanggamus berdasarkan proyeksi penduduk tahun
2016 sebanyak 580.383. Kecamatan Pugung merupakan kecamatan dengan
jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Tanggamus, pada tahun 2016
jumlah penduduknya diproyeksikan sebanyak 53.609 jiwa. Sedangkan
kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terkecil di Kabupaten
Tanggamus adalah Kecamatan Kelumbayan dengan jumlah penduduk di
tahun 2016 diproyeksikan sebanyak 10.822 jiwa.
13. Sasaran 13 Terwujudnya Pembangunan Kawasan Industri Maritim
(KIM) sebagai Kawasan strategi nasional
Kawasan Industri Maritim merupakan suatu kawasan klaster industri
pembangunan kapal baru, bangunan lepas pantai, reparasi kapal, dan ship
recycle (penutuhan kapal). Serta dilengkapi dengan industri penunjang dan
dukungan perusahaan logistic/supply kebutuhan material dan komponen
kapal, infrastruktur industri (Listrik, air bersih, gas, jalan / komunikasi dll)
dan fasilitas umum yang lengkap (perumahan, pendidikan, kesehatan, pasar
dll).
Kawasan Industri Maritim terletak di wilayah kawasan strategis Batu Balai
dengan luas area ± 1.022 Ha, akan direncanakan dan dikembangkan untuk
beberapa aktivitas kegiatan baik skala lokal, regional, nasional dan
internasional yang terdiri atas :
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 160
1. Pengembangan Industri Maritim, yang bergerak dibidang Docking
Kapal.
2. Crude (terminal penampungan) Minyak PT. Pertamina (Persero) untuk
mensuplai minyak wilayah Sumatera
3. Pelabuhan Internasional.
4. Fasilitas yang akan dikembangkan:
Industri maritim, Pelabuhan, Crude Terminal, Agro wisata, Hutan
wisata, Eco Wisata, Ranch, Studio Alam, Golf Course, Resort,
Fasilitas Rekreasi.
Model Pengelolaan dan Kerjasama Dalam Pengembangan Kawasan Industri
Maritim Terpadu adalah investor membeli tanah/lahan, menyewa tanah, joint
venture.
Gambar 3.4 Peta Kawasan Industri Maritim (KIM) Tanggamus
Sumber : Profil KIM, 2016
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 161
14. Sasaran 14 Meningkatnya Infrastruktur Prasarana dan Sarana
Transportasi
Sasaran 14 yaitu meningkatnya infrastruktur prasarana dan sarana
transportasi yang mempunyai tujuan Mewujudkan pemerataan pembangunan
infrastruktur diseluruh wilayah dengan didukung dengan 3 (tiga) indikator
kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.40 berikut :
Tabel 3.40 Indikator Kinerja Sasaran 14 Meningkatnya Infrastruktur
Prasarana dan Sarana Transportasi
No. Indikator Kinerja Capaian
2015 2016
Target 2016 Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Proporsi Panjang Jaringan
Jalan Dalam Kondisi Baik
45%
60% 45,12% 75,2%
2 Persentase Terminal dalam
Kondisi Baik
48%
75% 50% 66,67%
3 Persentase dermaga dalam
kondisi baik
52%
60% 55% 91,6%
Pencapaian sasaran pada Penyusunan jaringan transportasi yang handal dan
terintegrasi guna mendorong kelancaran aksesbilitas wilayah serta mobilitas
barang/jasa dan manusia mencapai 77,82%, yang dikategorikan dapat
dikategorikan berhasil.
Hal ini dikarenakan, panjang jalan Kecamatan Kota Agung adalah 21 Km,
dengan kondisi jalan baik 8 Km, sedang 5 Km, dan kondisi jalan rusak 9 Km.
Untuk sarana transportasi, di kecamatan ini terdapat angkutan orang yakni
mikrolet 2 unit, bus 23 unit, ojek 1.043 unit. Sedangkan untuk angkutan
barang yang ada adalah truk sebanyak 41 unit dan pickup sebanyak 67 unit.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 162
Tabel 3.41 Panjang Jalan dan Rasio terhadap Penduduk dan Jumlah Kendaraan
di Kabupaten Tanggamus
Keadaan
Status Jalan
Jumlah Jalan
Nasional
Jalan
Provinsi
Jalan
Kabupaten
I Jenis Permukaan
1. Diaspal 95.6 378.96 785.81 1.260.37
2. Kerikil 365.11 365.11
3. Tanah 153.25 153.25
4. Lainnya 0
Jumlah 95.6 378.96 1.304.17 1.778.73
II Kondisi Jalan 0
1. Baik 95.6 378.96 328.10 802.66
2. Sedang 216.63 216.63
3. Rusak 341.46 341.46
4. Rusak Berat 417.98 417.98
Jumlah 95.6 378.96 1.304.17 1.778.73
III Rasio per 1000
Penduduk
0.167 0.660 2.272 3.099
IV Rasio terhadap jumlah
kendaraan
1 : 230 1 : 58 1 : 17 1 : 12
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2016 (data diolah)
Rasio jalan terhadap jumlah kendaraan yang diperkirakan sekitar 22.000
kendaraan di Kabupaten Tanggamus, rata-rata untuk setiap kilometer ada
terdapat kendaraan.
Panjang jalan di Kabupaten Tanggamus tahun 2015 sepanjang 1301.7 km.
Kecamatan yang mempunyai jalan terpanjang yang dikelola oleh kabupaten
adalah kecamatan Pugung dengan panjang jalan 185.2 km, sedangkan
kecamatan dengan panjang jalan terpendek adalah kecamatan Gunung Alip
dengan panjang jalan 18.8 km.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 163
Jalan menurut jenis permukaan di kabupaten Tanggamus pada tahun 2015,
aspal (536 km), tidak diaspal (371 km), lainnya (395 km). Panjang jalan
menurut kondisinya di Kabupaten Tanggamus , baik (535.9 km), sedang
(371.2 km), rusak (237.4 km) dan rusak berat (157.5 km). Dapat diambil
kesimpulan proporsi panjang jalan di Kabupaten Tanggamus baik jalan
provinsi, jalan kabupaten maupun jalan nasional yang dalam kondisi baik
mencapai 45,12%.
15. Sasaran 15 Meningkatnya Penyediaan Sumber Daya Air untuk
Memenuhi Kebutuhan Masyarakat dan Aktifitas Ekonomi
Sasaran 15 yaitu Meningkatnya Penyediaan Sumber Daya Air untuk
Memenuhi Kebutuhan Masyarakat dan Aktifitas Ekonomi mempunyai tujuan
Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah
dengan didukung dengan 2 (dua) indikator kinerja seperti yang terlihat pada
tabel 3.42 berikut :
Tabel 3.42 Indikator Kinerja Sasaran 15 Meningkatnya Penyediaan
Sumber Daya Air untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat dan Aktifitas
Ekonomi
No. Indikator Kinerja Capaian
2015 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Persentase Rumah Tangga yang menggunakan air
bersih
-
73% 65% 86,7%
2 Persentase kawasan industri dan perekonomian yang dialiri PDAM
- 68% 54% 79,4%
Pencapaian sasaran meningkatnya sumber daya air untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan aktifitas ekonomi mencapai 83,05% yang
dikategorikan dapat dikategorikan berhasil.
Jumlah Pelanggan air di Kabupaten Tanggamus ada sebanyak 4.185
pelanggan, dengan rincian yaitu, Sosial 151 pelanggan, rumah tangga 3.934
pelanggan, instansi pemerintah 60 pelanggan, niaga 38 pelanggan, industri 1
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 164
pelanggan, dan khusus 1 pelanggan. Jumlah air yang disalurkan oleh PDAM di
Kabupaten Tanggamus adalah sebanyak 1018566 m3 dengan nilai
2.202.035.850 rupiah.
Tabel 3.43 Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan Menurut Pelanggan di
Kabupaten Tanggamus 2016
No. Pelanggan Pelanggan Air
Disalurkan
Nilai
1. Sosial 154 235 347 327 754 214
2. Rumah Tangga 3 944 712 009 1 455 113 920
3. Instansi
Pemerintah
60 82 804 373 176 150
4. Niaga 37 5 758 25 415 750
5. Industri 1 2 883 17 650 516
6. Khusus 1 1 109 20 917 500
Jumlah 4 197 1 109 2 220 028 050
Ketersediaan air minum yang memiliki kualitas layak sebagai kebutuhan
pokok masyarakat telah dapat dinikmati oleh sekitar 69 persen penduduk
Kabupaten Tanggamus. Akses air minum layak yang dapat diakses
masyarakat adalah melalui jaringan perpipaan (PDAM dan BPSPAM) maupun
non perpipaan berupa sumur gali terlindungi, sumur gali dengan pompa,
sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindungi, dan
penampungan air hujan.
Selain memiliki kualitas yang layak, air minum yang dikonsumsi masyarakat
juga harus memehi syarat kesehatan. Dari 20 penyelenggara air minum di
Kabupaten Tanggamus, sebanyak 90.91 persen telah memenuhi syarat
kesehatan.
16. Sasaran 16 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Permukiman Yang
Layak, Sehat dan Produktif
Sasaran 16 yaitu Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman yang layak,
sehat dan produktif yang mempunyai tujuan mewujudkan pemerataan
pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah dengan didukung dengan 5
(lima) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.49 berikut :
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 165
Tabel 3.44 Indikator Kinerja Sasaran 17 Meningkatnya kualitas lingkungan
permukiman yang layak, sehat dan produktif
No. Indikator Kinerja Capaian
2015 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Ratio Rumah Layak Huni -
70% 60,2% 86%
2 Persentase Kawasan
Kumuh
- 25% 34% 64%
Pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman yang
layak, sehat dan produktif mencapai 75% yang dikategorikan dapat
dikategorikan cukup berhasil.
Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Lampung jumlah rumah di
Kabupaten Tanggamus tahun 2014 sebanyak 124,222 unit. Dari jumlah itu
yang masuk kategori rumah sehat sebanyak 57,900 unit atau 46.61 persen,
sedangkan yang belum memenuhi syarat rumah sehat sebanyak 66,322 unit
atau 53.29 persen. Dari jumlah rumah yang belum memenuhi syarat rumah
sehat dilakukan pembinaan oleh PemKabupaten Tanggamus sebanyak 26,371
unit, dan sebanyak 9,851 unit telah memenui syarat.
Ketersediaan air minum yang memiliki kualitas layak sebagai kebutuhan
pokok masyarakat telah dapat dinikmati oleh sekitar 69 persen penduduk
Kabupaten Tanggamus. Akses air minum layak yang dapat diakses
masyarakat adalah melalui jaringan perpipaan (PDAM dan BPSPAM) maupun
non perpipaan berupa sumur gali terlindungi, sumur gali dengan pompa,
sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindungi, dan
penampungan air hujan.
Selain memiliki kualitas yang layak, air minum yang dikonsumsi masyarakat
juga harus memehi syarat kesehatan. Dari 20 penyelenggara air minum di
Kabupaten Tanggamus, sebanyak 90.91 persen telah memenuhi syarat
kesehatan.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 166
Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) yang dapat diakses masyarakat
Kabupaten Tanggamus baru sekitar 51.40 persen yang masuk kategori layak.
Sementara Tempat-Tempat Umum (TTU) yang telah memenuhi syarat
kesehatan telah mencapai 76.22 persen.
Sementara itu lingkungan dan kawasan pemukiman penduduk dengan
saluran dan pembuangan air yang masuk kategori kumuh masih menyisakan
seluas 5.87 hektare.
17. Sasaran 17 Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas
infrastruktur energi dan ketenagalistrikan
Sasaran 17 yaitu Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur
energi dan ketenagalistrikan yang mempunyai tujuan mewujudkan
pemerataan pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah dengan didukung
dengan 1 (satu) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.45 berikut :
Tabel 3.45 Indikator Kinerja Sasaran 17 Meningkatnya Cakupan Pelayanan
Dan Kualitas Infrastruktur Energi Dan Ketenagalistrikan
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016 Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Angka Ratio Elektrifikasi 58%
70% 68,5% 97,85%
Pencapaian sasaran Peningkatan Cakupan Pelayanan Dan Kualitas
Infrastruktur Energi Dan Ketenagalistrikan mencapai 97,85% yang
dikategorikan dapat dikategorikan sangat berhasil.
Kabupaten Tanggamus memiliki potensi yang melimpah pada sektor
pertambangan dan energi. Untuk mengelola potensi tersebut secara ekonomis,
telah dan akan terus diupayakan berbagai promosi terhadap para calon
investor. Diantarnaya melalui kemudahan perizinan, penyediaan infrastruktur
bagi kelancaran kegiatan penambangan dan memberikan jaminan keamanan
serta kepastian hukum.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 167
Sedangkan di sektor energi, kebutuhan energi listrik untuk menunjang
aktivitas pengembangan industri maritim dan industri penunjangnya
diperkirakan mencapai ± 150 MW, sementara pasokan energi listrik di
Kabupaten Tanggamus sangat minim artinya diperlukan sebuah investasi di
bidang energi listrik paling tidak sebesar 250 MW untuk menunjang aktivitas
industri serta multiplier effectnya. Namun kekhawatiran ini terjawab dengan
berbagai upaya Pemerintah Daerah untuk mencari/menggali sumber energi
listrik dengan cara bekerjasama dengan berbagai pihak (investor) dan PT.PLN
(persero).
Persentase rumah tangga di Kabupaten Tanggamus yang menggunakan listrik
sebagai sumber penerangan utama dapat dikatakan sudah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini buah hasil dari kinerja perusahaan
listrik yang giat memfasilitasi pemanfaatan listrik hingga ke pelosok. Untuk
kondisi yang terjadi di Kabupaten Tanggamus terkait pemanfaatan fasilitas
listrik ini disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.46 Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan di
Kabupaten Tanggamus 2013-2015
Sumber: BPS Tanggamus 2016
Kabupaten Tanggamus kaya akan energi potensial terutama dari hydrologis
(sungai-sungai) yang dapat dikonversi menjadi energi listrik (Pembangkit
Listrik Tenaga Mini Hydro) dan pemanfaatan panas bumi sebagai Pembangkit
Listrik Tenaga Geothermal (PLTG). Saat ini terdapat beberapa investor yang
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 168
masih dalam proses penjajagan atau survey mendalam, untuk berinvestasi di
Kabupaten Tanggamus pada bidang energi listrik.
Tabel 3.47 Perusahaan yang Berminat Untuk Berinvestasi di Bidang
PLTMH, PLTM dan PLTA
No Nama Perusahaan Lokasi Perkiraan
Output Energi
1 PT. Lampung Hydro Energy Semaka –
Semuong
2 x 10 MW
2 PT. Senencoal Pratama
Indonesia
Semuong – Ngarip 10 MW
3 PT. Newport Mineral Way Ngarip 5 MW
4 PT. Tanggamus Electric Power Semaka –
Semuong
2 x 28 MW
5 PT. Somit Trakonal Semaka –
Semuong
17 MW
6 PT. Rakata Karya Sakti Semuong 16,17 MW
7 PT. Terrasys Energy Semaka –
Semuong
214 MW
8 PT. Kanz Sapta Energy Way Umbar Belum Presentasi
Sumber : Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kabupaten
Tanggamus, 2016
18. Sasaran 18 Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Daya Mineral Yang
Ramah Lingkungan
Sasaran 18 yaitu meningkatnya pemanfaatan sumber daya mineral yang
ramah lingkungan yang mempunyai tujuan Mewujudkan pemerataan
pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah dengan didukung dengan 1
(satu) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.48 berikut :
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 169
Tabel 3.48 Indikator Kinerja Sasaran 18 Meningkatnya Pemanfaatan Sumber
Daya Mineral Yang Ramah Lingkungan
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016 Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Kontribusi Sektor
Pertambangan terhadap
PDRB
6,82% 6.85% 6,60% 96,35%
Pencapaian sasaran Peningkatan pemanfaatan sumber daya mineral yang
ramah lingkungan mencapai 96,35% yang dikategorikan dapat dikategorikan
sangat berhasil. Hal ini dapat dilihat dari penerimaan pertambangan terhadap
PDRB:
Tabel 3.49 Penerimaan Pertambangan terhadap PDRB Kabupaten
Tanggamus 2016
No. Lapangan Usaha Pertambangan
2013 2014 2015 2016
1. Pertambangan minyak, gas dan Panas Bumi
259 880.22 297 341,79 343 179,91 350 603,99
2. Pertambangan Batubara dan light
0,00 0,00 0,00 0,00
3. Pertambangan bijih logam 33 206,27 37 336,32 36 828,42 38 001,92
4. Pertambangan dan Penggalian lainnya
219 853,59 229 924,02 252 673,47 271 015,11
Sumber: BPS Tanggamus 2017
Dari tabel diatas terlihat pencapaian pertambangan terhadap PDRB pada
tahun 2016 mencapai Rp. 813.537.410,00 terjadi penaikan hal ini dapat
dilihat dari penerimaan pertambangan pada tahun 2015 yaitu Rp.
759.124.460,00. Namun, jika dilihat dari bobot persentase penerimaan dari
seluruh total PDRB seluruh sub lapangan usaha maka sektor pertambangan
terjadi penurunan sebesar 0,22%, pada tahun 2015 mencapai 6,82 sedangkan
pada tahun 2016 mencapai 6,60. Hal ini dikarenakan pada tahun 2016 terjadi
pergeseran kewenangan mengenai sektor pertambangan dari pemerintah
daerah ke pemerintah pusat yang berdampak pada melemahnya sektor
pertambangan pada triwulan terakhir.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 170
Sumber daya mineral di kabupaten Tanggamus dapat dikategorikan sebagai
berikut :
Biji besi yang ada di Kabupaten Tanggamus banyak di jumpai di Pekon
Padang Ratu dan Pekon Tegineneng Kecamatan Limau. Pekon Suka
Agung Kecamatan Bulok serta Pekon Paku Kecamatan Kalumbayan. Biji
besi di Kabupaten Tanggamus umumnya berupa mineral magnetik yang
memiliki kadar Fe antara 55-65%.
Mangan di Kabupaten Tanggamus umumnya berupa mineral purolusit
dengan kadar Mn anatara 25-45% dan banyak dijumpai di Pekon
Tanjung Kemala, Pekon Tanjung Agung, Pekon Gunung Kasih yang
terdapat di Kecamatan Pugung. Terdapat beberapa perusahaan industri
yang mengelola mangan tersebut.
Batu bara di Kabupaten Tanggamus umumnya memiliki kalori berkisar
antara 5.500-6300 dan dapat dijumpai di pekon Tangkit Serdang. dan
pekon Gading Pertiwi Kecamatan Pugung, Teluk Berak Pekon Way Nipah
Kecamatan Pematang Sawa, Pekon Way Harong Kecamatan Air
Naningan, Pekon Sidoharjo Kecamatan Kalumbayan Barat, Pekon
Payandingan Kecamatan Kelumbayan.
Bahan galian Zeolit di Kabupaten Tanggamus banyak dijumpai di Pekon
Batu Balai Kecamatan Kota Agung Timur (sumber daya : 720.000 m³).
Pekon Pertiwi Kecamatan Cukuh Balak (sumber daya :
2000.000 m³) pengelola PT Peragon Perdana Mining. Pekon Way Rilau
Kecamatan Cukuh Balak (sumber daya : 600.000 m³)
Batu Andesit di Kabupaten Tanggamus tersebar merata dibeberapa
Kecamatan diantaranya : Pekon Toto Margo Kecamatan Air Naningan
(Sumber Daya tereka 2.000.000 m3). Pekon Purwodadi Kecamatan
Talang Padang (Sumber Daya Tereka 600.000 m3). Pekon Gisting Atas
Kecamatan Gisting (Sumber Daya Tereka 2.700.000 m3). Pekon
Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur (Sumber Daya Tereka
140.000 m3). Pekon Way Nipah Kecamatan Pematang Sawa (Sumber
Daya Tereka 3.000.000 m3). Pekon Suka Agung Kecamatan Bulok
(Sumber Daya Tereka 5.250.000 m3). Pekon Balak Kecamatan Wonosobo
(Sumber Daya Tereka 18.000.000 m3). Pekon Way Panas Kecamatan
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 171
Wonosobo (Sumber Daya Tereka 3.800.000 m3). Pekon Putih Doh
Kecamatan Cukuh Balak (Sumber Daya Tereka 18.750.000 m3). Pekon
Pampangan Kecamatan Cukuh Balak (Sumber Daya Tereka 6.000.000
m3).
Batu Gamping atau Batu Kapur di Kabupaten Tanggamus banyak
dijumpai pada beberapa wilayah di Kecamatan Pugung seperti di Pekon
Gunung Kasih (Sumber Daya Tereka 200.000 m3) dan Pekon Tanjung
Kemala (Sumber Daya Tereka 700.000 m3).
Selain beberapa bahan tambang tersebut, Kabupaten Tanggamus juga
menyimpan sejumlah sumber daya tambang lainnya yaitu Bentonit, Belerang,
Batu Apung, Pasir, Granit, Lempung, Silika, Sirtu, Marmer, dan Seng.
19. Sasaran 19 Meningkatnya Daya Dukung Infrastruktur Komunikasi
Dan Informasi Yang Handal Dan Merata
Sasaran 19 yaitu meningkatnya daya dukung infrastruktur komunikasi dan
informasi yang handal dan merata yang mempunyai tujuan Mewujudkan
pemerataan pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah dengan didukung
dengan 1 (satu) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.50 berikut :
Tabel 3.50 Indikator Kinerja Sasaran 19 Meningkatnya Daya Dukung
Infrastruktur Komunikasi Dan Informasi Yang Handal Dan Merata
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Persentase wilayah
jangkauan layanan akses
telekomunikasi dan
internet
35%
60% 40% 66,7%
Pencapaian sasaran Implementasi daya dukung infrastruktur komunikasi dan
informasi yang handal dan merata mencapai 66,7% yang dikategorikan dapat
dikategorikan cukup berhasil.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 172
Sarana komunikasi di Kecamatan Kota Agung antara lain Kantor Pos berada di
Pekon Kuripan dan Kantor Telkom di Pekon Terbaya masing-masing 1 unit,
sedangkan warung telekomunikasi (wartel) sebanyak 4 unit yang berada di
Pekon Pasar Madang, Kuripan, dan Kota Batu.
Pengguna alat telekomunikasi (Telepon/HP) di kecamatan ini sampai dengan
tahun 2013 sebanyak 1.367 orang dengan pengguna terbanyak berada di
Pekon Kuripan yakni 730 orang. Sedangkan jumlah pesawat televisi di
kecamatan ini adalah sebanyak 6.513 unit.
Jumlah Kantor Pos Pembantu di Kabupaten Tanggamus tahun 2015 ada
sebanyak 6 kantor pos, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang
hanya 5 kantor pos. Terdapat peningkatan 1 kantor pos karena adanya kantor
pos pembantu baru di Kecamatan Sumberejo, jadi kecamatan yang ada kantor
pos pembantunya adalah Wonosobo, Kota Agung, Pulau Panggung, Talang
Padang, Sumberejo, dan Gisting.
Tabel 3.51 Jumlah Kantor Pos Pembantu Menurut Kecamatan,
2012 - 2015
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Wonosobo 1 1 1 1
2. Semaka 0 0 0 0
3. Bandar Negeri
Cemuong
0 0 0 0
4. Kota Agung 1 1 1 1
5. Pematang Sawa 0 0 0 0
6. Kota Agung Barat
0 0 0 0
7. Kota Agung Timur
0 0 0 0
8. Pulau Panggung
1 1 1 1
9. Ulu Belu 0 0 0 0
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 173
Kecamatan 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
10. Air Naningan 0 0 0 0
11. Talang Padang 1 1 1 1
12. Sumberejo 0 0 0 1
13. Gisting 1 1 1 1
14. Gunung Alip 0 0 0 0
15. Pugung 0 0 0 0
16. Bulok 0 0 0 0
17. Cukuh Balak 0 0 0 0
18. Kelumbayan 0 0 0 0
19. Limau 0 0 0 0
20. Kelumbayan Barat
0 0 0 0
Tanggamus 5 5 5 6
Sumber : Kantor Pos Kota Agung, 2016
20. Sasaran 20 Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian, Perikanan,
Perkebunan dan Kehutanan terhadap PDRB Kabupaten Tanggamus
Sasaran 20 yaitu meningkatnya kontribusi sektor pertanian, perikanan,
perkebunan dan kehutanan terhadap PDRB Kabupaten Tanggamus dengan
didukung dengan 6 (enam) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel
3.52 berikut :
Tabel 3.52 Indikator Kinerja Sasaran 20 Meningkatnya Kontribusi Sektor
Pertanian, Perikanan, Perkebuann dan Kehutanan terhadap PDRB
Kabupaten Tanggamus
No. Indikator Kinerja 2016
Target 2016 Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Nilai Tukar Petani (NTP) 138,5 138,5 100%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 174
2. Kontribusi sektor pertanian
tanaman pangan terhadap
PDRB
8,91% 9,07 101,79%
3. Kontribusi sektor perikanan
terhadap PDRB 12,06% 8,80% 72,96%
4. Kontribusi sektor perkebunan
tahunan terhadap PDRB 12,89% 12,35% 95,81%
5. Kontribusi sektor peternakan
terhadap PDRB 2,45% 2,66% 108,57%
6. Kontribusi sektor kehutanan
terhadap PDRB 0,28% 0,26% 92,85%
Sumber: data olah bag.organisasi 2017
Pencapaian sasaran yaitu Peningkatan kontribusi sektor pertanian, perikanan,
perkebunan dan kehutanan terhadap PDRB Kabupaten Tanggamus mencapai
95,33%% yang dikategorikan dapat dikategorikan berhasil.
Hal ini dikarenakan sektor pertanian masih menjadi sektor utama dalam
distribusi PDRB Tanggamus tahun 2016 dengan harga berlaku didominasi
oleh sektor pertanian dengan distribusi diatas (43.94 %) dengan nilai PDRB
mencapai (5.42 triliun rupiah). Distribusi terbesar kedua adalah sektor
Perdagangan dengan nilai PDRB mencapai 1.14 triliun rupiah (9.28 %),
sedangkan distribusi terkecil ada pada sektor Listrik dan Gas (0,06%).
Kemudian, pembangunan bidang tanaman pangan dan hortikultura
dilaksanakan dalam rangka mendukung terwujudnya cita-cita untuk
mencapai masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur. Pembangunan
bidang tanaman pangan dan hortikultura diharapkan mampu menjadikan
sektor pertanian yang tangguh, yang mampu mendukung terciptanya struktur
ekonomi yang seimbang serta meningkatkan kesejahteraan petani yang
ditunjukkan dengan meningkatkan Nilai Tukar Petani.
Untuk melihat kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Tanggamus dapat
dilihat di dalam kondisi luas lahan, produksi, dan tingkat produktivitas nya
dalam hal pemenuhan tanaman pangan di Kabupaten Tanggamus. Lahan
sawah di Kabupaten Tanggamus yang terdiri daei lahan sawah irigasi (20.713
Ha) dan non irigasi (2.367 Ha). Kecamatan dengan luas lahan sawah irigasi
terbesar adalah Kecamatan Semaka dengan luas 2.481 hektar, dan luas lahan
irigasi terkecil adalah Kecamatan Kelumbayan Barat dengan luas 355 hektar.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 175
Kecamatan dengan luas lahan sawah non irigasi terbesar adalah di Kecamatan
Pematang Sawa dengan luas 993 hektar, dan Kecamatan yang tidak memiliki
lahan non irigasi adalah Kecamatan Wonosobo, Bandar Negeri Semuong,
Pulau Panggung, Ulu Belu, Air Naningan, Talang Padang, Cukuh Balak.
Luas Lahan Tegal atau Kebun di Kabupaten Tanggamus sebesar 31.635 ha,
Ladang atau Huma sebesar 12.832 ha, dan Lahan Sementara Tidak
Diusahakan sebesar 3.259 ha.
Luas panen padi sawah di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016 adalah
53.392 ha ha, mempunyai Luas Panen 43.178 ha. Dengan hasil produktivitas
mencapai 53,85 ku/ha sedangkan produksi padi mencapai 233.133 ton,
seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 53 ANGKA PERHITUNGAN DINAS TAHUN 2016
KOMODITI PADI SAWAH
No. Kecamatan
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Ku/Ha)
Produksi (Ton)
1. Kota Agung
1.053
1.268
54,37
6.894
2. Talang Padang
3.033
2.687
54,68
14.693
3. Wonosobo
3.394
2.979
53,36
15.896
4. Pulau Panggung
3.513
3.391
54,49
18.478
5. Cukuh Balak
2.067
1.758
52,90
9.300
6. Pugung
5.740
3.894
54,64
21.277
7. Pematang Sawa
2.432
1.748
53,66
9.380
8. Sumberejo
2.292
1.881
55,74
10.485
9. Semaka
8.459
6.795
53,48
36.340
10. Ulu Belu
1.238
1.107
52,37
5.797
11. Kelumbayan
1.257
1.025
52,80
5.412
12. Gisting
1.215
786
55,50
4.362
13. Kota Agung Timur
3.813
2.917
55,22
16.108
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 176
14. Kota Agung Barat
3.259
2.897
54,21
15.705
15. Gunung Alip
2.576
1.725
56,37
9.724
16. Limau
792
959
52,69
5.053
17. Air Naningan
704
546
52,58
2.871
18. Bulok
3.706
2.586
52,70
13.628
19. Bandar Negeri Semuong
2.112
1.872
52,65
9.856
20. Kelumbayan Barat
737
357
52,56
1.876
Jumlah
53.392
43.178
53,85
233.133
Kemudian, pada komoditi padi ladang pada tahun 2016 luas tanam mencapai
1.933 ha, luas panen mencapai 1.804 ha, prouktivitas mencapai 26,03 ku/ha
dan produksi mencapai 4.699 ton, seperti yang terlihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 3.54 KOMODITI PADI LADANG KABUPATEN TANGGAMUS 2016
No. Kecamatan
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Ku/Ha)
Produksi (Ton)
1. Kota Agung -
-
-
-
2. Talang Padang -
-
-
-
3. Wonosobo
36
36
26,91
97
4. Pulau Panggung
-
-
-
-
5. Cukuh Balak
350
350
25,50
893
6. Pugung -
-
-
-
7. Pematang Sawa
941
871
26,27
2.288
8. Sumberejo -
-
-
-
9. Semaka
89
89
25,87
230
10. Ulu Belu -
-
-
-
11. Kelumbayan
225
165
25,86
427
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 177
12. Gisting -
-
-
-
13. Kota Agung Timur
-
-
-
-
14. Kota Agung Barat -
-
-
-
15. Gunung Alip -
-
-
-
16. Limau
75
75
25,76
193
17. Air Naningan
6
5
25,51
13
18. Bulok
90
90
26,26
236
19.
Bandar Negeri
Semuong
6
8
26,11
21
20. Kelumbayan Barat
115
115
26,22
302
Jumlah
1.933
1.804
26,03
4.699
Sehingga komoditi padi di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016
mempunyai Luas Tanam 55.325 ha, dengan luas panen 44.982 ha,
produktivitas 55,38 ku/ha dan produksi padi mencapai 237.382, data lengkap
akan ditampilkan dibawah dengan masing-masing penyebaran per kecamatan:
Tabel 3.55 ANGKA PERHITUNGAN DINAS TAHUN 2016
III. KOMODITI TOTAL PADI
No. Kecamatan
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Ku/Ha)
Produksi (Ton)
1. Kota Agung
1.053
1.268
54,37
6.894
2. Talang Padang
3.033
2.687
54,68
14.693
3. Wonosobo
3.430
3.015
57,79
15.993
4. Pulau Panggung
3.513
3.391
55,81
18.478
5. Cukuh Balak
2.417
2.108
59,27
10.192
6. Pugung
5.740
3.894
58,90
21.277
7. Pematang Sawa
3.373
2.619
53,34
11.668
8. Sumberejo
2.292
1.881
55,74
10.485
9. Semaka
8.548
6.884
54,49
36.570
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 178
10. Ulu Belu
1.238
1.107
52,37
5.797
11. Kelumbayan
1.482
1.190
52,68
5.839
12. Gisting
1.215
786
57,11
4.362
13. Kota Agung Timur
3.813
2.917
58,44
16.108
14. Kota Agung Barat
3.259
2.897
54,21
15.705
15. Gunung Alip
2.576
1.725
56,37
9.724
16. Limau
867
1.034
55,91
5.246
17. Air Naningan
710
551
52,36
2.884
18. Bulok
3.796
2.676
57,48
13.865
19. Bandar Negeri Semuong
2.118
1.880
53,78
9.877
20. Kelumbayan Barat
852
472
52,55
2.178
Jumlah
55.325
44.982
55,38
237.832
Luas Panen beberapa komoditas di Kabupaten Tanggamus, seperti jagung
sebesar 2.602 ha, kedelai sebesar 1.013 ha, kacang tanah sebesar 194 ha,
kacang hijau sebesar 115 ha, ubi kayu sebesar 398 ha, dan ubi jalar sebesar
282 ha.
Tabel 3.56 Luas Panen Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, Ubi Jalar Menurut Kecamatan di Kabupaten Tanggamus, 2016
No Kecamatan Jagung Kedelai Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
1 Kota Agung
9
1
8
-
4
5
2 Talang Padang
-
-
11
3
31
20
3 Wonosobo
12
17
15
7
16
7
4 Pulau Panggung
134
-
9
4
28
25
5 Cukuh Balak
294
109
6
-
42
15
6 Pugung
591
60
6
2
4
6
7 Pematang Sawa
-
118
4
14
6
4
8 Sumberejo
406
10
15
-
6
16
9 Semaka
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 179
No Kecamatan Jagung Kedelai Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
21 - 29 36 82 52
10 Ulu Belu
13
6
12
7
11
5
11 Kelumbayan
81
240
-
-
-
-
12 Gisting
9
-
8
-
8
9
13 Kota Agung Timur
149
4
23
-
16
43
14 Kota Agung Barat
41
29
7
2
5
3
15 Gunung Alip
-
-
6
-
2
6
16 Limau
205
-
8
14
34
36
17 Air Naningan
137
19
2
3
10
3
18 Bulok
327
175
2
5
52
-
19 Bandar Negeri Semuong
-
11
23
18
39
27
20 Kelumbayan Barat
173
214
-
-
2
-
Jumlah
2.602
1.013
194
115
398
282
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Melalui Laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan, Palawija, 2016
Kemudian, pada kawasan hutan lindung di Kabupaten Tanggamus memiliki
luas kurang lebih 134.404,11 Hektar yang terdiri dari Kawasan Hutan Lindung
(KHL) Kota Agung Utara Reg. 39, KHL Bukit Rindingan Reg. 32, KHL Gunung
Tanggamus Reg. 30, KHL Pematang Neba Reg. 28, KHL Pematang Tanggamus
Reg. 25, KHL Pematang Arahan Reg. 31, KHL Serkung Peji Reg. 26 dan KHL
Pematang Sulah Reg. 27.Kemudian, Kawasan ini terdiri dari sejumlah
kawasan utama diantaranya kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
dengan luas kurang lebih 10.220 Ha terdapat di Kecamatan Pematang Sawa,
Semaka, dan Ulu Belu. Sementara kawasan cagar alam laut di Kabupaten
Tanggamus berada di Bukit Barisan Selatan dengan luas mencapai 3.125 Ha
yang berada di perairan Kecamatan Pematang Sawah. Sedangkan Kawasan
Cagar Budaya berupa wisata budaya yang terdapat di Kecamatan Talang
padang, Kota Agung, Wonosobo, Ulu Belu, Sumberejo dan Pulau Panggung.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 180
Kemudian di Kabupaten Tanggamus terdapat juga Kawasan Konservasi
Perikanan (KKP) untuk lumba-lumba yang terdapat di Perairan Teluk Kiluan
Kecamatan Kelumbayan.
Kemudian pada sektor peternakan Kabupaten Tanggamus dapat digolongkan
cukup berhasil hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil peternakan di
Kabupaten Tanggamus.
Tabel 3.57 Pencapaian Kinerja Dinas Peternakan 2016
No. Sektor Peternakan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian
1. Produksi Telur (Kg) : 716.129 835.361 116,64%
2. Produksi Susu Sapi Perah (liter) 68.339 80.569 117,89%
3. Populasi ternak: Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Ayam Buras Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Kambing Saburai Kambing Non Saburai Domba
6.176 6.162 99,8%
110 103 93,6%
2.000 1.984 99,2%
- - -
304.450 343.693 112,9%
25.000 314.18 125,67%
331.000 343.693 103,83%
29.000 30.038 103,5%
31.200 27.809 89,13%
134.450 142.676 106,1%
7.100 7258 102,2%
4. Produksi Daging (Kg): 1.249.566 1.148.865 91,94%
Sumber: Dinas Peternakan dan Perkebunan 2017
21. Sasaran 21 Tersedianya Pangan Yang Cukup Baik
Sasaran 21 yaitu tersedianya pangan yang cukup baik yang mempunyai
tujuan mewujudkan ketahanan pangan melalui revitalisasi pertanian yang
menyeluruh dan bersinergi dengan sektor terkait dengan didukung dengan 2
(dua) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.59 berikut :
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 181
Tabel 3.58 Indikator Kinerja Sasaran 21 Tersedianya Pangan Yang Cukup
Baik
No. Indikator Kinerja 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Jumlah desa mandiri pangan
30 pekon 8 pekon 26,7%
2 Jumlah cadangan pangan Kabupaten
30 ton 35 ton 116,7%
Pencapaian sasaran yaitu Peningkatan kontribusi sektor pertanian, perikanan,
perkebunan dan kehutanan terhadap PDRB Kabupaten Tanggamus mencapai
71,7% yang dikategorikan dapat dikategorikan cukup berhasil.
Berikut akan disajikan data lokasi desa mandiri pangan di Kabupaten
Tanggamus:
Tabel 3.59 Data Lokasi Desa Mandiri
No. Kecamatan Desa Jumlah Kelompok
Afinitas
1. Pugung Sumanda 2
2. Pugung Campak W.Handak 3
3. Wonosobo Banyu Urip 3
4. Pugung Way Pring 4
5. Ulu Belu Air Abang 4
6. Pulau Panggung Way Nahan 4
7. Pulau Panggung Sri Menganten 4
8. Pulau Panggung Sumber Mulya 4
Sumber: Badan Ketahanan Pangan 2017
Aspek ketersediaan pangan adalah ketersediaan pangan secara fisik di sustu
wilayah dari segala sumber, baik itu produksi pangan domestik, perdagangan
pangan dan bantuan pangan. Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi
pangan di wilayah tersebut,perdagangan pangan melalui mekanisme pasar di
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 182
wiliyaha tersebut, stok yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan pemerintah,
dan bantuan pangan dari pemerintah atau organisasi lainnya.
Kabupaten Tanggamus memiliki lahan sawah yang terdiri dari lahan sawah
irigasi (20.713 hektar) dan non irigasi (2.367 hektar). Kecmatan dengan luas
lahan sawah irigasi terbesar adalah kecamatan Semaka dengan luas 2.481
hektar, dan laus lahan irigasi terkecil adalah kecamatan Kelumbayan Barat
dengan luas 355 hektar. Kemudian, luas lahan tegal/kebun di kabupaten
Tanggamus sebesar 31.635 hektar, ladang/huma sebesar 12.832 hektar dan
lahan sementara tidak diusahakan sebesar 3.259 hektar.
Luas panen pada sawah di Kabupaten Tanggamus adalah 50.083 hektar dan
luas padi ladang mencapai 2.252 hektar. Kecamatan dengan luas padi terbesar
adalah Kecamatan Semaka dengan luas 5.023 hektar, sedangkan kecamatan
dengan luas padi ladang terbesar adalah kecamatan Pematang Sawah dengan
laus 745 hektar. Hal ini sebanding dengan cadangan pangan pada tahun 2016
mencapai 35.000 kg (35 ton) atau senilai Rp. 310.275.000,- ( Rp. 8.865,00 x
35.000 kg).
22. Sasaran 22 Meningkatnya kualitas hidup dan keanekaragaman hayati
secara berkelanjutan
Sasaran 22 yaitu Meningkatnya kualitas hidup dan keanekaragaman hayati
secara berkelanjutan dengan didukung dengan 3 (tiga) indikator kinerja seperti
yang terlihat pada tabel 3.60 berikut :
Tabel 3.60 Indikator Kinerja Sasaran 22 Meningkatnya kualitas hidup dan
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Persenatse terjaganya kualitas mutu lingkungan
35 %
56% 38,46% 68,6%
2 Persentase Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
-
- - -
3 Penilaian Kota Sehat -
Sertifiat Adipura
Tidak Ada 0%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 183
Pencapaian sasaran yaitu Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan
keanekaragman hayati secara berkelanjutan mencapai 34,3% yang
dikategorikan dapat dikategorikan tidak berhasil.
Bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Tanggamus memiliki
konsekwensi pada peningkatan volume sampah yang dihasilkan.
Luas daerah pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Tanggamus adalah
4.654,96 Km2 dengan persentase cakupan daerah pelayanan 80%. Jumlah
timbunan sampah harian di kabupaten ini terbagi menjadi tiga wilayah antara
lain wilayah kota otonom 33.598,25 ton; wilayah kabupaten 25.896,03 ton;
dan wilayah ibu kota kabupaten 2.837,45 ton.
Tabel 3.61 Komposisi dan Jumlah Timbunan Sampah Harian
Materi Sampah Persentase
(%) Sumber Sampah Jumlah (Ton)
Sisa Makanan 20,00 Rumah Tangga 470.445,00
Kayu, Ranting dan Daun 8,00 Kantor 313.630,00
Kertas 13,00 Pasar Tradisional 1.881,78
Plastik 22,00 Pusat Perniagaan 784,08
Logam 7,80 Fasilitas Publik 627,26
Kain dan Tekstil 12,00 Kawasan 313,63
Karet dan Kulit 7,20 Lainnya 182,05
Kaca 8,00
Lainnya 2,00
Jumlah 100,00 787.863,80
Sumber : Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan, 2016
Berdasarkan data diatas, materi sampah yang paling banyak dihasilkan
adalah plastik 22,00%, disusul materi sampah dari sisa makanan sebesar
20,00%. Sedangkan sumber sampah terbesar dihasilkan dari sampah rumah
tangga sebesar 470.445,00 ton perhari atau sebesar 59,71% dari total sampah
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 184
Sisa Makanan, 20
Kayu, ranting, dan daun, 8
Kertas, 13
Plastik, 22
Logam, 7.8
Kain dan tekstil, 12
Karet dan kulit, 7.2
Kaca, 8 Lainnya, 2
Materi Sampah (%)
yang ada. Salah satu pengolahan sampah di Kabupaten Tanggamus adalah
komposting, dimana sebanyak 0,05 ton sampah yang dijadikan kompos per
harinya. Penimbunan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA) sebanyak 11
ton/hari dan jumlah sampah yang tidak terkelola sebanyak 8 ton/hari.
Gambar 3.5 Persentase Jenis Sampah Menurut Materi Sampah
Sumber : Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan, 2016
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open
spaces) suatu wilayah yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna
mendukung manfaat langsung atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH
dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan
keindahan wilayah perkotaan tersebut.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kabupaten Tanggamus sebanyak 2 RTH, yakni
Taman Kota Ir. Soekarno seluas 7.500 m2 dan Taman Kota Way Lalaan seluas
5,4 ha, letak kedua taman kota tersebut satu berada di ibukota kabupaten
yakni Kota Agung sedangkan yang satunya berada di Kota Agung Timur.
Selain kedua taman kota tersebut, di kabupaten ini memiliki hutan kota yakni
Hutan Kota Way Lalaan terletak di Kecamatan Kota Agung Timur dengan luas
10.000 m2.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 185
23. Sasaran 23 Berkurangnya Wilayah Rawan Bencana dan Menekan angka
Resiko Bencana
Sasaran 23 yaitu berkurangnya wilyaha rawan bencana dan menekan angka
resiko bencana dengan didukung dengan 4 (empat) indikator kinerja seperti
yang terlihat pada tabel 3.62 berikut :
Tabel 3.62 Indikator Kinerja Sasaran 23 Berkurangnya Wilayah Rawan
Bencana dan Menekan Angka Resiko Bencana
No. Indikator Kinerja 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1. Wilayah Kebanjiran 4
Kecamatan
2
Kecamatan 150%
2. Wilayah Kekeringan 4
Kecamatan
0
Kecamatan 200%
3. Ketepatan waktu tindakan
pemadaman kebakaran
setetlah pengaduan
15 Menit 15 Menit 100%
4. Desa Sigap Bencana Alam 6 pekon 5 pekon 83,3%
Pencapaian sasaran yaitu berkurangnya wilyaha rawan bencana dan menekan
angka resiko bencana mencapai 133,3% yang dikategorikan dapat
dikategorikan sangat berhasil.
Kondisi fisik wilayah Kabupaten Tanggamus yang sangat variatif, dimana
mempunyai kemiringan yang bervariasi mulai dari 0 hingga > 40 %,
banyaknya daerah aliran sungai, terdapatnya beberapa gunung serta terletak
di dekat patahan semangka, menyebabkan wilayah Kabupaten Tanggamus
cenderung mempunyai potensi daerah rawan bencana yang cukup besar.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat beberapa daerah di Kabupaten
Tanggamus yang teridentifikasi sebagai daerah-daerah yang mempunyai
potensi terkena bencana alam. Dibawah ini adalah jenis bencana alam dan
perkiraan daerah yang terkena dampak bencana tersebut :
1) Bencana Longsor dan Pergerakan Tanah
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 186
Kecamatan-kecamatan yang memiliki daerah rawan bencana
longsor/pergerakan tanah antara lain adalah Kecamatan Pematang Sawa,
Semaka, Bandar Negeri Semuong, Kota Agung Timur, Limau, Cukuh Balak,
Ulu Belu, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Bulok, dan Air Naningan.
2) Bencana Banjir
Daerah potensial banjir di Kabupaten Tanggamus antara lain adalah
Kecamatan Pematang Sawa, Semaka, Wonosobo, Bandar Negeri Semuong,
Kota Agung Barat, Kota Agung, Pugung, Talang Padang, Gisting, Cukuh
Balak, dan Limau.
3) Gempa Bumi
Beberapa kecamatan yang terlewati oleh sesar ini adalah Kecamatan
Bandar Negeri Semuong, Semaka, Wonosobo, Pematang sawa, dan Kota
Agung barat. Daerah lain yang jadi potensial terkena gempa bumi ialah Ulu
Belu, Kota Agung Barat, Kota Agung, Limau, Cukuh Balak, Kelumbayan
Barat, dan Kelumbayan.
4) Bencana Tsunami dan Gelombang Tinggi
Beberapa daerah yang rawan terjadi bencana tsunami dan gelombang tinggi
adalah Kecamatan Pematang Sawa, Semaka, Wonosobo, Kota Agung Barat,
Kota Agung, Kota Agung Timur, Limau, Cukuh Balak, dan Kelumbayan.
5) Bencana Kebakaran
Bencana kebakaran bangunan/rumah, daerah yang paling potensial terjadi
kebakaran adalah daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dengan pola
tata letak bangunan yang rapat. Hal ini bisa terlihat di kecamatan
perkotaan seperti Kecamatan Talang Padang, Kota Agung, dan Gisting, juga
pada kecamatan-kecamatan padat seperti Kecamatan Wonosobo dan Kota
Agung Barat.
Beberapa kejadian bencana alam yang dialami Kabupaten Tanggamus pada
dua tahun terakhir ini adalah :
Tabel 3. 63 Kejadian Bencana Alam di Kabupaten Tanggamus 2013-2014
Tahu
n
Gempa
Bumi Banjir Longsor Tsunami Kebakaran Puting
BeliunJumlah
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 187
g
2013 1 6 3 0 8 1 19
2014 0 10 8 0 18 0 36
Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2016
24. Sasara 24 Meningkatnya Keunggulan Kompratif Inovasi Daerah
terhadap Produk Daerah
Sasaran 24 meningkatnya keunggulan kompratif inovasi daerah terhadap
produk daerah yang mempunyai tujuan Mewujudkan pemerataan
pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah dengan didukung dengan 1
(satu) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.64 berikut :
Tabel 3.64 Indikator Kinerja Sasaran 24 Meningkatnya Keunggulan Kompratif
Inovasi Daerah terhadap Produk Daerah
No. Indikator Kinerja 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Jumlah peningkatan dan penguatan sistem inovasi daerah (SIDA)
1
komoditas
1
komoditas 100%
Pencapaian sasaran yaitu Peningkatan keberdayaan ekonomi masyarakat
perdesaan mencapai 100% yang dikategorikan dapat dikategorikan sangat
berhasil.
25. Sasaran 25 Meningkatnya Daya Saing Destinasi Pariwisata Daerah
Sasaran 25 meningkatnya daya saing destinasi pariwisata daerah tujuan
Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah
dengan didukung dengan 2 (dua) indikator kinerja seperti yang terlihat pada
tabel 3.65 berikut :
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 188
Tabel 3.65 Indikator Kinerja 25 Peningkatan Daya Saing Destinasi Pariwisata
Daerah
No. Indikator Kinerja 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Jumlah Kunjungan Wisata
109.300 156.940 143,58%
2. Kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDRB
1,09% 0,01% 0,9%
Pencapaian sasaran yaitu Peningkatan daya saing daerah mencapai 72,24
yang dikategorikan dapat dikategorikan cukup berhasil.
Kabupaten Tanggamus memiliki banyak potensi pariwisata disbanding
kabupaten lain di Provinsi Lampung. Sesuai dengan klaster wilayah
pembangunan Provinsi Lampung, posisi Kabupaten Tanggamus sangat
potensial dijadikan destinasi wisata unggulan Provinsi Lampung.
Tabel 3.66 Potensi Kawasan Wisata Kabupaten Tanggamus
NO KECAMATAN NAMA OBYEK
WISATA
OBYEK
WISATA DAYA TARIK
1 Talang Padang Mesjid Tanjung
Heran
Budaya Tempat Ibadat dengan
Arsitektur Demak
2 Pugung Makam Ratu
Sangkhira Tiyuh
Memon
Budaya Makam Bersejarah
3 Pugung Makam Gunung
Putri
Budaya
Makam Islam Kuno
dan Keramat
4 Pugung Pekon Tradisional
Rantau Tijang
Budaya
Perkampungan Adat
Pubian Pugung
5 Kota Agung Pelabuhan
Tradisional Kota
Agung
Budaya Aktivitas Kegiatan
Berlabuh Nelayan
Tradisional
6 Kota Agung Pantai Terbaya Alam Panorama Alam Pantai
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 189
NO KECAMATAN NAMA OBYEK
WISATA
OBYEK
WISATA DAYA TARIK
7 Kota Agung Air Terjun Way
Tapusan
Alam Panorama Keindahan
Air Terjun
8 Kota Agung
Timur
Pantai Pihabung
Alam Panorama Alam Pantai
9 Kota Agung
Timur
Pantai Tulung Alam Panorama Alam Pantai
10 Kota Agung
Timur
Pantai Terbaya Alam
Panorama Alam Pantai
11 Kota Agung
Timur
Air Terjun Way
Lalaan
Alam Panorama Alam Air
Terjun
12 Kota Agung
Timur
Pekon Batu Keramat Alam Panorama Alam
Pegunungan
13 Kota Agung
Barat
Pantai Way Gelang Alam
Panorama Alam Pantai
14 Gisting Gisting dan Gunung
Tanggamus
Alam Panorama Air DAM
15 Gisting Kampung Air Margo
Tirto
Alam Panorama Alam
Pegunungan
16 Bandar Negeri
Semuong
Lembah Sanggi Budaya Perkampungan
Tradisional
17 Wonosobo Pemandian Air
Panas
Alam
Pemandian Air Hangat
18 Semaka Air Terjun Curup
Way Kerap
Alam Air Terjun
19 Semaka Air Terjun Curup
Karang Agung
Alam Air Terjun
20 Pulau Panggung Batu Bertulis Budaya Batu Prasasti
21 Pulau Panggung Batu Gajah Budaya Batu Megalitikum
22 Cukuh Balak Batu Kapal Budaya Batu Peninggalan Masa
Lampau
23 Cukuh Balak Pantai Putih Doh Alam Panorama Alam Pantai
24 Cukuh Balak Pantai Pasir Putih
Karang
Alam Panorama Alam Pantai
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 190
NO KECAMATAN NAMA OBYEK
WISATA
OBYEK
WISATA DAYA TARIK
25 Cukuh Balak Pantai Pulau
Tabuan
Alam
Panorama Alam Pantai
26 Pematang Sawa Air Terjun
Kacamarga
Alam Panorama Alam
Pegunungan
27 Pematang Sawa Tampang Alam Wisata Alam
28 Pematang Sawa
–Semaka
TNBBS
Alam Ekowisata hutan
29 Pematang Sawa Air Terjun 7 Sumur
Putri
Alam Panorama Keindahan
Air Terjun
30 Sumberejo Arung Jeram
Semangka
Alam Wisata Petualangan
31 Sumberejo Pemandian Wono
Tirto
Budaya Pemandian Umum
32 Sumberejo Air Terjun Berundak
Margoyoso
Budaya Panorama Keindahan
Air Terjun
33 Sumberejo Air Terjun Talang
Ogan
Alam Panorama Keindahan
Air Terjun
34 Air Naningan Waduk Batu Tegi
Buatan
Panorama Alam
Bendungan
35 Pulau Panggung Prasasti Batu Bedil Budaya Situs Purbakala
36 Ulu Belu Air Terjun Lembah
Pelangi
Alam Panorama Keindahan
Air Terjun
37 Kelumbayan Pantai Gigi Hiu/
Batu Layar
Alam Panorama Alam Pantai
38 Kelumbayan Pantai Paku Alam Panorama Alam Pantai
39 Kelumbayan Pantai Kiluan
Alam
Panorama Alam
Pantai/ Habitat
Lumba-Lumba
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga dan Ekonomi Kreatif Kabupaten
Tanggamus, 2016
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 191
Pada tahun 2016 Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga dan ekonomi kreatif
Kabupaten Tanggamus mencapai keberhasilan dalam beberapa kegiatan
pembangunan sebagai berikut :
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Wisata, telah berhasil
membantu renovasi 38 homestay di Pekon Kilauan negeri dan 3 (tiga)
Pokdarwis.
Kegiatan Rehabilitas Sarana dan Prasarana Pariwisata Air Terjun Way
Lalaan, berhasil merehabilitas 6 paket pembangunan/ rehabilitasi
prasarana di kawasan wisata air terjun way lalaan.
Prestasi yang dicapai anatara lain:
Juara II Pawai Budaya Nusantara Festival Krakatau Provinsi
Lampung.
26. Sasaran 26 Meningkatnya Prestasi Olahraga
Sasaran 26 Meningkatnya Prestasi Olahraga yang mempunyai tujuan
mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah
dengan didukung dengan 1 (satu) indikator kinerja seperti yang terlihat pada
tabel 3.67 berikut :
Tabel 3.67 Indikator Kinerja 28 Terciptanya Masyarakat Yang Memiliki
Budaya, Peradaban Luhur dan Kearifan Lokal
No. Indikator Kinerja 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Peringkat pada pekon olahraga provinsi
10 besar - 0 %
Pencapaian sasaran yaitu Meningkatnya Prestasi Olahraga mencapai 0% yang
dapat dikategorikan tidak berhasil. Hal ini dikarenakan belum maksimalnya
pelatihan pemuda olahraga di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016.
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 192
27. Sasaran 27 Meningkatnya Pembangunan Berkesetaraan Gender dan
Perlindungan Anak
Sasaran 27 meningkatnya pembangunan berkesetaraan gender dan
perlindungan anak yang mempunyai tujuan mewujudkan pemerataan
pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah dengan didukung dengan 4
(empat) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.68 berikut :
Tabel 3.68 Indikator Kinerja 29 Peningkatan Kapasitas Dan Partisipasi
Pemuda Dalam Berbagai Bidang Pembangunan
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Indeks Pembangunan Gender (IPG)
63% 64,60% 65,50% 101,39%
2 Indeks Pemberdayaan Gender
- 56,00% 50,02% 92,62%
3. Persentase Partisipasi Perempuan di Parlemen
20% 20% 20% 100%
4. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
- 38,50% 34,46% 89,5%
Pencapaian sasaran yaitu Peningkatan kapasitas dan partisipasi pemuda
dalam berbagai bidang pembangunan mencapai 95,87% yang dikategorikan
sangat berhasil.
Hal ini dapat kita lihat dari terwakilinya perempuan di parlemen Kabupaten
Tanggamus pada periode 2014-2018 :
Tabel 3.69 Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Menurut Partai Politik
dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tanggamus 2016
No. Partai Politik Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
10 1 11
2. Partai Amanat Nasional (PAN)
3 2 5
3. Partai Keadilan Sejahtera 2 1 3
4. Partai Golongan Karya (GOLKAR)
4 1 5
5. Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA)
3 1 4
6. Partai Kebangkitan Bangsa 2 0 2
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 193
(PKB)
7. Partai Demokrat (PD) 4 1 2
8. Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA)
2 1 3
9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
4 0 4
10. Partai Nasional Demokrat (NASDEM)
2 1 3
Dari tabel diatas terlihat partisipasi perempuan di parlementer sebanyak 20%.
Sedangkan dalam partisipasi kerja di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016
seperti terlihat dari tabel 3.70 berikut:
Tabel 3.70 Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Tanggamus
Tahun 2016
No. Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah Total
1. Angkatan Kerja 182.795 97.988 280.783
a. Bekerja 173.477 91.235 264.712
b. Pengaguran 9.318 6.753 16.071
2. Bukan Angkatan Kerja 32.637 96.746 129.383
d. Sekolah 16.377 11.388 27.765
e. Mengurus rumah 2.734 78.095 80.829
f. Lainnya 12.526 7.263 20.789
Jumlah
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 84,85 50,32 68,46
Tingkat Pengaguran 5,10 6,89 5,72
28. Sasaran 28 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Tata Kelola
Pemerintah dan Keuangan Daerah
Sasaran 28 Meningkatnya Akunbtabilitas Kinerja Tata Kelola Pemerintah dan
Keuangan Daerah dengan didukung dengan 3 (tiga) indikator kinerja seperti
yang terlihat pada tabel 3.71 berikut :
Tabel 3.71 Indikator Kinerja 30 Peningkatan Prestasi Olahraga
No. Indikator Kinerja 2016
Target 2016 Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Nilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kabupaten Tanggamus
B CC 75%
2 Nilai evaluasi kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Tanggamus
3.5009 3.1467 89,88%
3 Opini Laporan Keuangan WTP
WTP 100%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 194
Pencapaian sasaran yaitu Meningkatnya Akunbtabilitas Kinerja Tata Kelola
Pemerintah dan Keuangan Daerah mencapai 88,29% yang dikategorikan dapat
dikategorikan cukup berhasil.
29. Sasaran 29 Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah
Sasaran 29 Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah dengan didukung
dengan 1 (satu) indikator kinerja seperti yang terlihat pada tabel 3.72 berikut :
Tabel 3.72 Indikator Kinerja 29 Meningkatnya Kemandirian Keuangan
Daerah
No. Indikator Kinerja Capaian 2015
2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Rasio PAD terhadap total pendapatan daerah
-
64.50 65.50 101,55%
Pencapaian sasaran Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah mencapai
101,55% yang dikategorikan dapat dikategorikan berhasil.
30. Sasaran 30 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
Sasaran 30 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang mempunyai tujuan
mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur diseluruh wilayah
dengan didukung dengan 1 (satu) indikator kinerja seperti yang terlihat pada
tabel 3.73 berikut :
Tabel 3.73 Indikator Kinerja 30 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
No. Indikator Kinerja 2016
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
1 Indeks Kepuasan Masyarakat
7,5 6,55 87,3%
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 195
Pencapaian sasaran 30 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik mencapai
87,3% yang dikategorikan dapat dikategorikan berhasil.
Tingkat kepuasan merupakan topik yang menarik diperbincangkan, walaupun
penilaiannya dilakukan secara subjektif. Kepuasan masyarakat dapat
dijadikan tolok ukur keberhasilan pemerintah.Kinerja pemerintah dikatakan
berhasil apabila tingkat kepuasan masyarakat tinggi. Sebaliknya, kinerja
pemerintah dinilai kurang dan perlu lebih keras memperbaiki permasalahan
bila kepuasan masyarakat menunjukkan tingkat kepuasan yang
rendah.Berdasarkan hasil survei, secara umum penduduk cenderung puas
terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dengan nilai indeks
6,55.Dari 10 aspek kinerja pemerintah yang dinilai, aspek pendidikan
merupakan aspek yang memiliki indeks paling tinggi dengan nilai 7,16. Hal ini
mencerminkan bahwa pelayanan pada aspek pendidikan mulai dari
pembangunan gedung sekolah dan infrastrukturnya, peningkatan kuantitas
sumber daya pengajar, sampai penyaluran bantuan dana pendidikan untuk
masyarakat kurang mampu sudah cukup memuaskan. Kemudian aspek
kesehatan menempati posisi kedua dengan nilai 7,07. Selanjutnya aspek yang
paling rendah nilai indeksnya adalah aspek ekonomi dan ketenagakerjaan
dengan nilai 6,15. Hal ini dapat menjadi perhatian bagi pemerintah khususnya
aparat terkait untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja
pemerintah pada aspek ekonomi dan ketenagakerjaan.
Gambar 3.2 Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kinerja Pemerintah Menurut
Aspek di Kabupaten Tanggamus 2015
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 196
Akuntabilitas keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban keuangan
dari anggaran kegiatan yang telah dilaksanakan dengan realisasi penggunaan
anggaran. Dalam rangka mencapai keberhasilan setiap indikator sasaran yang
telah ditetapkan, aspek keuangan sangat berpengaruh untuk mencapai
keberhasilan indikator sasaran dimaksud. Operasional kegiatan dapat
dilaksanakan apabila didukung dengan pembiayaan yang memadai, tentunya
sumber pembiayaan kegiatan tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah .
Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, dimana dana tersebut
merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam mencapai sasaran
pembangunan. Pada tahun anggaran 2016 Pemerintah Kabupaten Tanggamus
menganggarkan belanja langsung sebesar Rp. 1.641.177.375.539,26 dengan
realisasi anggaran sebesar 1.348.152.094.117,02, secara umum pelaksanaan
serapan anggaran belanja langsung tercapai dengan katagori Sangat Berhasil
82,15.
Tabel 3.74 REALISASI ANGGARAN BELANJA LANGSUNG TAHUN 2016
PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS
NO U RA I A N ANGGARAN TAHUN
2016 REALISASI 2016 PERSENTASE
1 Belanja Operasi 1.279.461.860.702,30 1.117.953.204.674,50 87,38
2 Belanja Modal 359.715.514.836,96
227.843.154.692,52 63,34
3 Belanja Tak Terduga 2.000.000.000,00 2.355.734.750,00 117,79
JUMLAH 1.641.177.375.539,26 1.348.152.094.117,02 82,15
C. Realisasi Anggaran
LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016
Hal 197