lkti_andi ahmad_ilmu kesehatan masyarakat_universitas negeri malang

25
Lomba Karya Tulis Ilmiah Inovasi Penanganan 5 Masalah Gizi Utama untuk Indonesia Sehat VIC (VEGETABLES INTENSIVE CONSUMPTION) PROGRAME SEBAGAI LANGKAH JITU PENANGGULANGAN PERMASALAHAN ANEMIA GIZI BESI PADA BALITA 1-5 TAHUN TINGKAT NASIONAL DISUSUN OLEH : Andi Ahmad 2013 Ilmu Kesehatan Masyarakat Derada K. Imanadani 2013 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fauzia Rafidah 2013 Ilmu Kesehatan Masyarakat UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG 2014

Upload: andi-ahmad

Post on 10-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

yuhu

TRANSCRIPT

Page 1: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

Lomba Karya Tulis Ilmiah

Inovasi Penanganan 5 Masalah Gizi Utama untuk Indonesia Sehat

VIC (VEGETABLES INTENSIVE CONSUMPTION) PROGRAME SEBAGAI

LANGKAH JITU PENANGGULANGAN PERMASALAHAN ANEMIA GIZI

BESI PADA BALITA 1-5 TAHUN

TINGKAT NASIONAL

DISUSUN OLEH :

Andi Ahmad 2013 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Derada K. Imanadani 2013 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fauzia Rafidah 2013 Ilmu Kesehatan Masyarakat

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MALANG

2014

Page 2: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

ii

Page 3: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam yang Maha memberi

kekuatan dan pertolongan sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini yang berjudul:“VIC (VEGETABLES INTENSIVE) PROGRAME sebagai

Langkah Jitu Penanggulangan Permasalahan Anemia Gizi Besi Pada Balita 1-5

Tahun”. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya hingga akhir

zaman.

Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk diikutsertakan dalam perlombaan karya

tulis ilmiah nasional. Penulis menyadari bahwa penyelesaian karya tulis ilmiah ini

tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan saran dari berbagai. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan Syukron Jazakumullah khairran

katsirra kepada:

1. Allah SWT, karena atas Kehendak-Nya penulis bisa menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini.

2. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik secara

moril maupun materil.

3. Bapak Dr. Roesdiyanto, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Malang.

4. Bapak Drs. Mu’arifin, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Malang.

5. Ibu drg. Rara Warih Gayatri M.P.H. selaku pembimbing yang selalu

memberikan arahan-arahan, saran serta masukan bagi penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

serta semangat yang tinggi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam karya tulis

ilmiahi ini. Walaupun demikian, penulis tetap mengharapkan dengan segala

kekurangan yang ada dapat bermanfaat dan merupakan suatu kebanggaan bagi

penulis apabila terdapat kritik dan saran untuk perbaikan lebih lanjut.

Malang, November 2014

Penulis

Page 4: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Keunggulan Karya Tulis Ilmiah Dalam Pemecahan Masalah .............. 2

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.4 Tujuan Penulisan .................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penulisan .................................................................................. 3

BAB II TELAAH PUSTAKA

1.1 Pengertian Anemia Gizi Besi ................................................................ 4

1.2 Penyebab Anemia Gizi Besi .................................................................. 4

1.3 Patofisiologi Anemia Gizi Besi ............................................................. 5

1.4 Akibat Anemia Gizi Besi ...................................................................... 6

1.5 Cara Mencegah Anemia Gizi besi ......................................................... 6

1.6 Penanganan Anemia Gizi Besi yang Pernah Dilakukan ....................... 7

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 8

3.2 Prosedure Penulisan .............................................................................. 8

3.3 Sistematika Penulisan ............................................................................ 8

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 VIC (VEGETABLES INTENSIVE CONSUMPTION) PROGRAME

sebagai Langkah Jitu Penanggulangan Permasalahan Anemia Gizi

Besi ...................................................................................................... 10

4.2 KomponenVIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe ........ 10

4.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan VIC (Vegetables Intensive

Consumption) Programe ..................................................................... 12

Page 5: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

v

4.4 Keunggulan VIC(Vegetables Intensive Consumption) Programe ....... 12

4.5 Kendala Pelaksanaan VIC(Vegetables Intensive Consumption)

Programe ............................................................................................. 13

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan.............................................................................................. 14

5.2 Saran .................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 6: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

vi

ABSTRAK

Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang

belum terselesaikan dan hampir 40% balita di Indonesia mengalami anemia gizi

besi. penyakit tidak menular ini sangat berbahaya bagi kesehatan balita karena

akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan serta penurunan

daya tahan tubuh balita. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan

solusi baru kepada pemerintah dalam menangani anemia gizi besi balita melalui

VIC(Vegetables Intensive Consumption) Programe. Metode yang digunakan

dalam penulisan ini adalah metode deskriptif dengan pengumpulan data yang

dilakukan melalui pendekatan deskriptif kepustakaan dari beberapa jurnal

penelitian, modul dari departemen kesehatan atau ikatan-ikatan kesehatan serta

artikel-artikel kesehatan yang terpercaya. Dari beberapa sumber, didapatkan

bahwa jumlah balita penderita anemia gizi besi di Indonesia pada tahun 1995,

2001, dan 2007 mencapai 40% dan jumlah ini naik beberapa persen tiap

periodenya. Pemerintah telah membuat program Taburia untuk mengatasi masalah

ini, namun masih ada banyak kekurangan. Untuk mengatasi masalah anemia gizi

besi, kami memberikan solusi terbaru yaitu VIC (Vegetables Intensive

Consumption) Programe yang memberikan makanan tambahan berupa bubur

sayur secara gratis kepada balita penderita anemia gizi besi dua hari sekali hingga

balita kembali normal dengan pengawasan.

Kata Kunci : anemia gizi besi, balita, sayuran, VIC.

Page 7: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masalah kesehatan

yang begitu kompleks, terutama dalam masalah kekurangan zat gizi. Anemia

defisiensi besi (ADB) adalah anemia akibat kekurangan zat besi untuk

sintesis hemoglobin, dan merupakan defisiensi nutrisi yang paling banyak

pada anak dan menyebabkan masalah kesehatan yang paling besar di seluruh

dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Dari hasil

SKRT 1992 diperoleh prevalens ADB pada anak balita di Indonesia adalah

55,5%. Komplikasi ADB akibat jumlah total besi tubuh yang rendah dan

gangguan pembentukan hemoglobin (Hb) dihubungkan dengan fungsi

kognitif, perubahan tingkah laku, tumbuh kembang yang terlambat, dan

gangguan fungsi imun pada anak (Pudjiadi dkk. 2009).

Menurut Prof.dr.Djajadiman Gatot, Sp.A (K), dari Divisi Hematologi

Onkologi Departemen Ilmu Anak FKUI/RSCM menjelaskan anemia

defisiensi zat besi (ADB) merupakan kasus anemia yang paling sering

dijumpai. Beliau mengatakan bahwa setiap kelompok usia anak rentan

terhadap hal ini, namun kelompok yang paling tinggi mengalami ADB adalah

balita 0-5 tahun (Anna, 2011). Balita hanya membutuhkan 3 mg pada usia 0-6

bulan, 5 mg usia 7-12 bulan dan 8 mg usia 1-3 tahun. Besar zat besi tersebut

diperlukan oleh balita untuk pertumbuhan, karena anemia defisiensi zat besi

pada anak balita, secara perlahan-lahan akan menghambat pertumbuhan dan

perkembangan kecerdasan, anak-anak akan lebih mudah terserang penyakit

karena penurunan daya tahan tubuh, dan hal ini tentu akan melemahkan

keadaan anak sebagai generasi penerus (Wijayanti dalam Wahyuni, 2004).

Menurut data WHO worldwide prevalence of anemia 1993-2005

menyebutkan seluruh anak dan balita di seluruh dunia tak luput dari prevalensi

anemia. Jumlah tersebut termasuk lebih dari 40% anak dan balita di Indonesia

(Anggara, 2011). Berdasarkan data SKRT tahun 2007 menunjukkan Angka

Page 8: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

2

kejadian anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia

sekitar40-45%. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001

menunjukkan prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi 6-12 bulan, dan anak

balita berturut-turut sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1% (Widiastuti, 2013).

Menurut SKRT 1995, prevalensi rata–rata nasional pada ibu hamil 63,5%,

anak balita 40,1% (kodyat dalam Wahyuni, 2004). Maka dapat disimpulkan

bahwa kasus anemia pada balita belum teratasi dengan baik karena angka

presentase penderita pada tahun 1995 , 2001 dan 2007 masih sama berkisar

40%.

Masalah anemia zat besi ini merupakan salah satu masalah utama negara

ini, karena jumlah penderita pada balita memiliki presentase yang cukup

tinggi dibawah presentase ibu hamil. Kekurangan zat besi sangat mengancam

nyawa dari bayi serta mempengaruhi perkembangan otak dan organ

lainnya.Maka dari itu, untuk menyelesaikan permasalahan ini dibutuhkan

analisis penyebab masalah atau faktor anemia zat besi, kemudian mencari

solusi untuk mengurangi jumlah balita penderita anemia zat besi dan

mengaplikasikannya ke daerah-daerah yang memiliki kasus tersebut.

Dari latar belakang tersebut kami menawarkan VIC ( Vegetables Intensive

Consumption) Programeyang bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan

zat gizi besi. Sayuran banyak memiliki vitamin dan mineral terutama zat besi

yang dibutuhkan oleh balita. Vitamin dan mineral alami sayuran tidak

memiliki efek samping dan dapat dikonsumsi secara berkepanjangan serta

secara tidak langsung membiasakan konsumsi sayur-sayuran kepada balita.

1.2 Keunggulan Karya Tulis Ilmiah Dalam Pemecahan Masalah

1.2.1 Keunggulan Karya Tulis Ilmiah Secara Umum

Penyelesaian masalah dengan karya tulis ilmiah sangatlah efektif

dilakukan karena memiliki sifat sistematis, tata urutan yang jelas, dapat

diterima akal sehat, menggunakan fakta yang dapat dipercaya, serta

objektif dan aktual (Darmayanti:2008).

1.2.2 Keunggulan Karya Tulis Ilmiah Secara Khusus

Secara khusus karya tulis ini memiliki keunggulan yaitu mampu

memberikan gagasan untuk menanggulangi masalah anemia gizi besi.

Page 9: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

3

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam tulisan ini adalah

“Bagaimana VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe dapat

mengatasi masalah anemia gizi besi?

1.4 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui VIC (VEGETABLES INTENSIVE CONSUMPTION)

PROGRAME sebagai Langkah Jitu Penanggulangan Permasalahan

Anemia Gizi Besi.

2. Untuk mengetahui komponen-komponen pendukung program VIC.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan program VIC.

4. Untuk mengetahui keunggulan dari program VIC.

5. Untuk mengetahui kendala dalam melaksanakan program VIC.

1.5 Manfaat Penulisan

1.5.1 Bagi Penulis

Penulisan karya tulis ini diharapkan meningkatkan pengalaman bagi

penulis untuk mengembangkan diri dalam kepenulisan dan menjadi

referensi untuk penanganan masalah anemia gizi besi.

1.5.2 Bagi Pengembangan Penelitian

Hasil dari penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan

penelitian lebih lanjut.

Page 10: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

4

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian Anemia Gizi Besi

Anemia gizi besi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan

cadangan besi dalam hati, sehingga jumlah hemoglobin darah menurun

dibawah normal. Sebelum terjadi anemia gizi besi, diawali lebih dulu dengan

keadaan kurang gizi besi (KGB). Apabila cadangan besi dalam hati menurun

tetapi belum parah, dan jumlah hemoglobin masih normal, maka seseorang

dikatakan mengalami kurang gizi besi saja (tidak disertai anemia gizi besi).

Keadaan kurang gizi besi yang berlanjut dan semakin parah akan

mengakibatkan anemia gizi besi, dimana tubuh tidak lagi mempunyai cukup

zat besi untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan dalam sel-sel darah

yang baru (Soekirman, 2000).

2.2 Penyebab Anemia Gizi Besi

Menurut Husaini (dalam Wahyuni, 2004) penyebab anemia gizi besi

dijelaskan sebagai berikut:

Penyebab tak langsung Penyebab langsung Status besi

Ketersediaan zat besi

dalam bahan makanan

rendah,

Praktek pemberian

makanan kurang baik,

Sosial ekonomi rendah

Pertumbuhan fizik,

Kehamilan dan menyusui

Perdarahan kronis parasit,

infeksi,

Pelayanan kesehata

rendah

Komposisi makanan

kurang beragam,

Terdapat zat-zat

penghambat absorpsi

Jumlah zat besi

dalam makanan

tidak cukup

Absorpsi zat

besi rendah

Kebutuhan

Naik

Kehilangan

Darah

Keadaan

kurang

Besi

Anemia

Gizi Besi

Gambar 2.1 Penyebab anemia gizi besi ( Husaini dalamWahyuni:2004)

Page 11: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

5

2.3 Patofisiologi Anemia Gizi Besi

Anemia defisiensi besi merupakan hasil akhir keseimbangan negatif besi

yang berlangsung lama. Bila kemudian keseimbangan besi yang negatif ini

menetap akan menyebabkan cadangan besi terus berkurang. tahap defisiensi

besi, yaitu:(Raspati, 2006)

Tabel 2.3.1 Tahapan kekurangan besi

Hemoglobin Tahap I

(Normal)

Tahap II

(sedikit menurun)

Tahap III

(menurun jelas)

Mikrositik

hipokrom

Cadangan besi

(mg) <100 0 0

Fe serum (ug/dl) Normal <60 <40

TIBC (ug/dl) 360-390 >390 >410

Saturasitransferin

(%) 20-30 <15 <10

Feritin serum

(ug/dl) <20 <12 <12

Sideroblas (%) 40-60 <10 <10

FEP (ug/dl

eritrosit) >30 >100 >200

MCV Normal Normal Menurun

Sumber: (Raspati, 2006)

Tahap pertama disebut iron depletion atau storage iron deficiency, yaitu

berkurang atau tidak ada cadangan besi. Hemoglobin dan fungsi protein besi

lainnya masih normal. Saat ini terjadi peningkatan absorpsi besi non heme

dan feritin serum menurun. Tahap selanjutnya, dikenal dengan istilah iron

deficient erythropoietin atau iron limited erythropoiesis didapatkan suplai

besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoisis. Keadaan ini diperolah

nilai besi serum menurun dan saturasi transferin menurun sedangkan total

iron binding capacity(TIBC) meningkat dan free erythrocyte porphyrin (FEP)

meningkat. Kemudian, pada tahap iron deficiency anemia besi yang menuju

eritroid sumsum tulang tidak cukup sehingga menurunkan kadar Hb. Tahap ini

telah terjadi perubahan epitel terutama pada anemia defisiensi besi lanjut.

Page 12: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

6

2.4 Akibat Anemia Gizi Besi

Menurut Wahyuni (2004), beberapa akibat dari anemia gizi besi adalah:

1. Terhadap kekebalan tubuh (imunitas seluler dan humoral)

Seseorang yang menderita defisiensi besi ( terutama balita) lebih

mudah terserang mikroorganisme, karena kekurangan zat besi

berhubungan erat dengan kerusakan kemampuan fungsional dari

mekanisme kekebalan tubuh yang penting untuk menahan masuknya

penyakit infeksi.

2. Terhadap Kemampuan Intelektual

Banyak penelitian membuktikan bahwa defisiensi besi

mempengaruhi pemusnahan perhatian (atensi), kecerdasan dan prestasi di

sekolah. Dengan memberikan intervensi besi maka nilai kognitif tersebut

naik secara nyata.

2.5 Cara Mencegah Anemia Gizi besi

Menurut Metta (2014) cara mencegah anemia gizi besi pada balita adalah

sebagi berikut:

1. Memberikan ASI Ekslusif

Meskipun kandungan zat besi dalam asi rendah akan tetapi tingkat

penyerapan relatif tinggi. Untuk bayi yang baru lahir, ASI yang cukup

dapat membantu mereka menghindari anemia.

2. Pilihan Waktu Tepat dalam Pemberian MPASI

Selain itu, makanan pendamping asi harus tepat waktu, yaituusia 6

bulan. Banyak dari makanan tambahan mengandung zat besi yang

melimpah, seperti kuning telur dan daging tanpa lemak. Makanan yang

mengandung banyak vitamin C juga harus diberikan untuk anak-anak,

yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

3. Bahan Makanan yang Mengandung Penyerapan Zat Besi

Meskipun zat besi sudah dapat diperoleh dengan baik akan tetapi hal

yang harus dipertimbangkan selanjutnya adalah bahan makanan yang

dapat membantu anda dalam penyerapan zat besi, contohnya adalah

brokoli, jus tomat, jeruk, stroberi.

Page 13: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

7

2.6 Penanganan Anemia Gizi Besi yang Pernah Dilakukan

a. Pengertian NICE dan Taburia

NICE (Nutrition Improvement through Community Empowerment =

Perbaikan Gizi Melalui Pemberdayaan Masyarakat) merupakan proyek

PHLN (Pinjaman Hibah Luar Negeri) di Direktorat Bina Gizi Masyarakat

yang memberikan pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi. Salah satu

program yang baru diluncurkan adalah pemberian makanan berfortifikasi

dalam bentuk bubuk yang disebut TABURIA.Taburia merupakan

tambahan multivitamin dan multimineral untuk memenuhi kebutuhan

gizi dan tumbuh kembang balita.

b. Tujuan

Tujuan pemberian taburia antara lain untuk membantu balita tumbuh

kembang secara optimal, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan

nafsu makan, mencegah anemia dan mencegah kekurangan zat gizi.

c. Penggunaan Taburia

1. Taburia dapat diberikan pada anak baik dalam keadaan sehat

maupun sakit setiap sehari sekali, satu bungkus pada waktu makan

pagi.

2. Bubuk ini bisa dicampurkan pada makanan utama nasi atau bubur.

Namun tidak boleh dicampur dengan makanan berair seperti susu,

teh, sup karena akan menggumpal. Demikian juga jangan dicampur

dengan makanan panas karena lemak yang melapisi zat besi akan

rusak dan berinteraksi dengan makanan sehingga menimbulkan rasa

kurang enak (Direktorat Bina Gizi Masyarakat: 2011).

d. Efek Samping Penggunaan Taburia

Adaefek samping selama mengonsumsi taburia terjadi susah buang

air besar dan tinja berwarna hitam karena kandungan zat besi, hal ini

dikarenakan taburia tidak mengandung serat yang dimiliki oleh sayuran

alami. Selain itu akibat beredarnya taburia di pasaran membuat

konsumen mudah untuk memperolehnya. Pada akhirnya timbul persepsi

baru dimasyarakat bahwa lebih baik memberikan taburia pada anak

daripada memberikan sayuran asli karena lebih murah dan lebih praktis.

Page 14: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

8

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan metode

deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. (Hadari,

2005). Adapun metode pengumpulan data dilakukan pendekatan penelitian

deskriftif kepustakaan (library research). Library research dilakukan melalui

penelurusan, pengumpulan, dan telaah pustaka yang relevan, aktual, dan

faktual dengan masalah yang dikaji. Bahan kajian tersebut adalah data

sekunder berupa analisis informasi yang relevan dengan permasalahan. Data

dan informasi diperoleh dari berbagai media cetak (literatur, artikel) dan

berbagai media elektronik (internet).

3.2 Prosedur Penulisan

Prosedur penulisan karya tulis ilmiah ini adalah ;

1. Identifikasi masalah

2. Kerangka penulisan untuk mengetahui data-data dan informasi yang

dibutuhkan sebagai bahan analisa kajian

3. Merumuskan masalah dan penelusuran pustaka dan pengumpulan data

4. Analisis deskriptif terhadap fenomena dan data penelitian yang ada

5. Penulisan karya tulis

3.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagian awal

Terdiri atas halamana judul yang memperlihatkan judul karya tulis

serta penyusunanya. Pada bagian awal ini juga terdapat kata pengantar

yang merupakan cerita penulis pada saat penyusunan karya tulis dan

ringkasan yang mencerminkan keseluruhan isi karya tulis.

Page 15: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

9

2. Bagian Inti

Pada bagian inti, karya tulis ini dibagai ke dalam lima bagian:

I. PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan berisi latar belakang, keunggulan karya

ilmiah dalam menyelesaikan masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat yang ingin dicapai melalui penulisan.

II. TELAAH PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi uraian yang menunjukkan landasan teori

dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang dikaji, uraian

mengenai pendapat yang berkaitan dengan masalah yang dikaji,

uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan.

III. METODE PENULISAN

Penulisan dilakukan mengikuti metode yang benar dengan

menguraikan secara cermat cara/prosedur pengumpulan data,

dan/atau informasi, pengolahan data dan/atau informasi, analisis-

sintesis, mengambil kesimpulan, serta merumuskan saran atau

rekomendasi.

IV. PEMBAHASAN

Bagian ini berisi pembahasan permasalahan didasarkan pada

data dan/atau informasi serta telaah pustaka untuk menghasilkan

alternatif model pemecahan masalah atau gagasan yang kreatif.

V. PENUTUP

Penutup berisi tentang simpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

Bagian yang berisi daftar pustaka

Page 16: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

10

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 VIC (VEGETABLES INTENSIVE CONSUMPTION) PROGRAME

sebagai Langkah Jitu Penanggulangan Permasalahan Anemia Gizi Besi

Anemia gizi besi merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan

oleh kekurangan zat gizi besi. Indonesia adalah salah satu negara yang

memiliki penderita anemia gizi besi cukup tinggi, penyakit ini banyak terjadi

pada ibu hamil dan balita. Ibu hamil yang kekurangan gizi besi berpengaruh

terhadap calon bayi, sehingga bayi yang dilahirkan menjadi BBLR (berat

badan lahir rendah). Dan dampak anemia gizi besi pada balita, berpengaruh

terhadap tumbuh kembang balita terutama perkembangan otak. Sehingga

kekurangan gizi besi balita sangat berbahaya dan perlu penanganan khusus

agar balita dapat berkembang dengan baik.

Kekurangan gizi besi pada balita disebabkan oleh dua faktor yaitu

sedikitnya asupan gizi besi dan kurangnya absorpsi gizi besi yang di

pengaruhi oleh vitamin C. Untuk pemenuhan dua zat gizi ini bisa didapatkan

dari sayuran yang dikonsumsi secara teratur, maka dari itu kami memberikan

solusi baru yaitu VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe.

VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe merupakan suatu

program yang mengajak masyarakat untuk memberikan konsumsi sayuran

intensif kepada balita penderita anemia gizi besi melalui pemberian makanan

sayuran gratis dengan cara pengolahan yang tepat oleh posyandu yang

didanai oleh pemerintah melalui anggaran kesehatan.

4.2 Komponen VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe

Komponen-komponen pendukung VIC (Vegetables Intensive

Consumption) Programe adalah perangkat atau bahan yang mendukung

jalannya pelaksanaan VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe.

Ada dua komponen penting program ini, yaitu:

Page 17: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

11

1. Pihak- Pihak Terkait

Pihak-pihak terkait adalah pemerintah sebagai pemilik wewenang

untuk menjalankan VIC (Vegetables Intensive Consumption

Programeyang diserahkan pelaksanaannya kepada Posyandu sebagai

pelayanan kesehatan dasar yang dekat dengan masyarakat serta

masyarakat sebagai pelaksana dan mendukung kerja dari program ini.

2. Menu

Sayur- sayuran berupa bayam dan wortel dikombinasikan dengan

makanan pokok yaitu nasi yang dijadikan bubur, kemudian bubur sayur

diberikan secara intensif setiap hari kepada balita penderita anemia gizi

besi, sebagai penikmat ditambahkan santan, gula dan garam secukupnya.

Kadar zat besi pada bahan makanan yang akan dibuat menjadi bubur

sayur per 100 gram menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut :

No Jenis Bahan Makanan KadarZat Besi

1 Beras 3,65 mg/ 100 gram

2 Bayam 3,5 mg/ 100 gram

3 Wortel 1.3 mg/ 100 gram

4 Tomat 0,5 mg/ 100 gram

5 Santan 2 mg/ 100 gram

Setiap harinya kader posyandu membuat 100 gram beras yang di

khususkan untuk satu balita, dan diberikan pada pagi dan sore hari.

Pengolahan bubur dapat dilakukan dengan beberapa langkah.

Pertama untuk membuat bubur, rebus beras, air santan kelapa sampai

setengah kental. Kemudian memasukkan potongan sayur bayam, wortel,

dan tomat yang telah direbus sebelumnya dan diaduk sampai merata.

Bubur siap disajikan dan dikonsumsikan pada balita.

Page 18: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

12

Berikut adalah informasi nilai gizi dari bubur sayur:

Sumber: NutriSurvey 2007.

4.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan VIC (Vegetables Intensive Consumption)

Programe

Program ini dirancang dengan berbagai tahapan dimana hal ini

mengandalkan keahlian dan peran serta dari masyarakat yang terlibat di

posyandu, tahapan tersebut adalah:

1. Pada tahap awal kader posyandu diberikan bimbingan mengenai

pengolahan paket makanan yang berupa bubur sayur.

2. Tahap kedua pembuatan makanan dilakukan oleh kader posyandu

untuk diberikan pada sasaran.

3. Tahap ketiga adalah memberikan paket makanan gratis kepada

sasaran sampai dirasa sasaran sudah kembali pada keadaan normal.

4. Tahap akhir, ketika sasaran sudah terbebas dari masalah anemia gizi

besi selanjutnya para orang tua diberikan pengetahuan atau bimbingan

mengenai pengolahan bubur sayur yang merupakan paket makanan

dari program VIC sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi

masalah anemia gizi besi kembali pada balita.

4.4 Keunggulan VIC(Vegetables Intensive Consumption)Programe

Keunggulan program VIC adalah lebih mengutamakan bahan- bahan

alami yang tidak menimbulkan efek samping dan tidak membahayakan

pengkonsumsi serta dapat dikonsumsi setiap hari dan dalam jangka panjang.

Page 19: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

13

Program ini juga tepat sasaran karena ditujukan langsung kepada sasaran

sehingga meminimalisir salah sasaran yang kerap terjadi pada program

sebelumnya. Sasaran yang dimaksud adalah balita yang mengalami

kekurangan gizi besi.

Pada akhirnya harapan dari program VIC adalah terciptanya suatu

gerakkan peduli gizi balita dengan cara mengkonsumsi makanan alami guna

menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh suplemen makanan.Penggunaan

sayuran di dalam program ini ditujukan untuk mengatasi kekurangan dari

program Taburia, yaitu agar balita tidak mengalami kesulitan buang air besar

(BAB) dan memenuhi vitamin C pada balita untuk memaksimalkan absorbsi

gizi besi.

4.5 Kendala PelaksanaanVIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe

VIC(Vegetables Intensive Consumption) Programe membutuhkan

anggaran yang cukup besar karena proses dan bahan produksi yang relatif

cukup mahal. Namun hal ini dapat diatasi dengan peningkatan anggaran

dengan menjalin kerjasama dengan mitra kerja dan mengajak keterlibatan

dengan pihak yang terkait dalam hal ini adalah pemerintah.

Page 20: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

13

BAB V

PENUTUP

4.1 Simpulan

Anemia gizi besi merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan

oleh kurangnya asupan gizi besi dan absorpsi gizi besi yang tidak maksimal.

Maka dari itu, VIC (Vegetables Intensive Consumption)Programe

menggerakkan masyarakat melalui kader-kader posyandu untuk menerapkan

pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayur secara intensif yang

ditambahkan pada bubur balita dan memaksimalkan kandungan zat besi

dalam rangka mengatasi anemia gizi besi. Program ini juga mengatasi

keluhan-keluhan ibu balita tentang sulitnya buang air besar sang anak akibat

konsumsi zat besi melalui Taburia. Anggaran yang besar dalam pelaksanaan

VIC programe menjadi kendala program ini, namun kendala tersebut dapat

diatasi dengan melakukan kerjasama dengan kemitraan yang mendukung

program ini.

4.2 Saran

Dalam pelaksanaan VIC (Vegetables Intensive Consumption) Programe

dibutuhkan kerjasama dan dukungan pihak-pihak terkait, yaitu pemerintah

dan POSYANDU, serta masyarakat yang harus bekerjasama dan saling

bersimbiosis mendukung terbentuknya masyarakat yang bebas dari anemia

gizi besi.Penulis berharap tulisan ini dapat menjadi bahan penelitian dan

kajian strategis dalam penanggulangan masalah anemia gizi besi.

Page 21: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Mohammad, dkk. 2014 RAPBN 2015: Ada 7 Kementrian dan Lembaga Da

pat Anggaran Besar Dalam situs http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/

529340-rapbn-2015--ada-7-kementerian-dan-lembaga-dapat-anggaran-be

sar diakses pada tanggal 10 November 2014.

Anggara Norma, 2011. Lebih dari 40% Anak Indonesia Berpotensi Anemia. Dala

m situs http://news.detik.com/surabaya/read/2011/05/22/140039/1644168

/466/lebih-dari-40-anak-indonesia-berpotensi-anemia diakses pada tangg

al 31 Oktober 2014.

Anna,Kus Lusia. 2011. Anemia Ancam Kecerdasan Anak. Dalam situs http://healt

h.kompas.com/read/2011/04/26/14151230/Anemia.Ancam.Kecerdasan.A

nak diakses pada tanggal 31 Oktober 2014.

Darmayanti, Nani. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan Ti

ngkat Unggul (Kelas XII). Bandung: Grafindo Media Pratama.

Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2011. TABURIA yang Menyehatkan dan

Mencerdaskan. Dalam situs http://gizi.depkes.go.id/taburia-yang-

menyehatkan -dan-mencerdaskan diakses pada tanggal 31 Oktober 2014.

Hadari, Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Metta. 2014. 5 Tips Mencegah Anemia pada Anak. Dalam situs http://bidanku.co

m/5-tips-mencegah-anemia-pada-anak diakses pada tanggal 31 Oktober

2014.

Mustinda, Lusiana. 2014. Mana yang Lebih Kaya Kandungan Zat Besi, Bayam

Hijau atau Bayam Merah?. Dalam situs http://food.detik.com/read/2014

/03 /20/061635/2531041/900/mana-yang-lebih-kaya-kandungan-zat-besi-

bay am-hijau-atau-bayam-merah diakses tanggal 10 November 2014.

Pudjiadi, H, Antonius dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak

Indonesia. Dalam situs idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf diakses

tanggal 6 November 2014

Raspati H, Reniarti L, dkk. 2006. Anemia Defisiensi Besi. Buku Ajar Hematologi

Onkologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Page 22: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidik

an Tinggi Departemen pendidikan Nasional.

Wahyuni, Sri Arlinda. 2004. Anemia Defisiensi Besi Pada Balita. Dalam situs http

://library.usu.ac.id/download/fk/fk-arlinda%20sari2.pdfdiakses pada tang

gal 31 Oktober 2014.

Wardayati, K. Tatik. Profil Buah & Sayur: Kangkung. Dalam situs http://intisario

nline .com/read/profil-buah-sayur-kangkung diakses pada tanggal 10 Nov

ember 2014.

Widiastuti, Endang, 2013, Anemia Defisiensi Besi pada Bayi dan Anak. Dalam sit

us http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisien

si-besi-pada-bayi-dan-anak.html diakses pada tanggal 31 Oktober 2014.

Page 23: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Andi Ahmad

Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 25 November 1995

No. Telp : 085712104201

Alamat : Randublatung, Blora, Jawa Tengah

Karya-Karya Ilmiah yang pernah dibuat :

1. LED OUTDOOR DISPLAY BERTENAGA SURYA PADA TRAFFIC

LIGHT SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER DAN PENAMBAH

WAWASAN PENGENDARA

2. TELEVISI KESEHATAN NASIONAL (TEKENAS) SEBAGAI

SARANA SOSIALISASI DAN INFORMASI KESEHATAN

NASIONAL

Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :

Nama Kegiatan Prestasi

Lingkup

Tahun

Program

Kreativitas

Mahasiswa

bidang Gagasan

Tertulis

Juara 1 Se-Fakultas FIK UM 2013

Program

Kreativitas

Mahasiswa

bidang Gagasan

Tertulis

Juara 1 Se-UM 2013

Debat Diklatsar

Koperasi

Mahasiswa

Juara 1 Se-UM 2013

Page 24: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Derada Karunia Imanadani

Tempat, Tanggal Lahir : Lumajang, 10 April 1995

No. Telp : 089682244112

Alamat : Jalan Lawu gang Asabri II blok A.20 Lumajang

Karya-Karya Ilmiah yang pernah dibuat :

1. MENSERBU Geranium (Pelargonium citrosa) sebagai Usaha Gebrak Malaria

di Wilayah Endemik Guna Mensukseskan Eliminasi Malaria 2030.

2. “Breast Health Education”: Program Peningkatan Pengetahuan Payudara

Sekaligus Ketrampilan Pemanfaatan Daun Sirsak menjadi Teh Herbal di

Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Page 25: LKTI_Andi Ahmad_Ilmu Kesehatan Masyarakat_Universitas Negeri Malang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fauzia Rafidah

Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 09 November 1995

No. Telp : 089694363671

Alamat : Jl. Panglima Sudirman No. 110 RT/RW 01/05

Porong-Sidoarjo

Karya-Karya Ilmiah yang pernah dibuat :

1. “Muk2m” Mobil Unit KesehatanKelilingMasyarakatUntuk Daerah

Tertinggal, Perbatasan Dan Kepulauan (Dtpk) Di Indonesia.

2. Upaya Peningkatan KonsumsiSayuranBagi Anak Melalui Veggie SushiDan

Rainbow Roladedi KelurahanBakalanKrajanKecamatanSukun Kota Malang.